Top Banner
LAPORAN KASUS TUMOR KULIT SUSPEK MALIGNA SUSPEK KARSINOMA SEL BASAL FACIALIS DEKSTRA Disusun Oleh : dr. Vina Listy Pramita PROGRAM INTERNSHIP RSUD TANAH BUMBU PERIODE NOVEMBER 2012 – OKTOBER 2013
37

Basalioma Case

Oct 21, 2015

Download

Documents

septian88_cahyo
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Basalioma Case

LAPORAN KASUS

TUMOR KULIT SUSPEK MALIGNA SUSPEK KARSINOMA SEL

BASAL FACIALIS DEKSTRA

Disusun Oleh :

dr. Vina Listy Pramita

PROGRAM INTERNSHIP RSUD TANAH BUMBU

PERIODE NOVEMBER 2012 – OKTOBER 2013

Page 2: Basalioma Case

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit kanker kulit dewasa ini cenderung mengalami peningkatan jumlahnya

terutama di kawasan Amerika, Australia dan Inggris. Berdasarkan beberapa penelitian,

mereka orang-orang kulit putih yang lebih banyak menderita jenis kanker kulit ini. Hal

tersebut diprediksikan sebagai akibat seringnya mereka terkena (banyak terpajan) cahaya

matahari. Di Indonesia penderita kanker kulit terbilang sangat sedikit dibandingkan ke-3

negara tersebut, namun demikian kanker kulit perlu dipahami karena selain menyebabkan

kecacatan (merusak penampilan) juga pada stadium lanjut dapat berakibat fatal bagi

penderita.

Kanker ini dapat dilihat secara visual langsung dan dengan mengadakan pemeriksaan

biopsi, diagnosis dapat ditegakkan dengan cepat. Oleh karena itu sebelumnya kanker kulit

dapat dideteksi secara dini. Tetapi kenyataannya masih banyak pasien datang berobat untuk

kanker kulit berada dalam stadium lanjut, disertai kerusakan-kerusakan setempat yang sulit

diobati. Hal ini sangat disayangkan oleh karena kalau dideteksi sedini mungkin dapat segera

dilakukan tindakan pengobatan, maka hasilnya akan sangat memuaskan. Oleh karena itu

pengetahuan mengenai tanda-tanda dini dari kanker kulit sangat penting, baik untuk pasien,

maupun untuk para praktisi dokter dan petugas kesehatan.

Jenis tumor ganas kulit yang banyak ditemukan diseluruh dunia ialah karsinoma sel

basal (basalioma), karsinoma sel skuamosa, yang tergolong non melanoma dan melanoma

maligna. Karsinoma sel basal adalah paling umum.

Kanker merupakan penyebab kematian yang ke enam di Indonesia, sedangkan pada

negara-negara maju merupakan penyebab kematian yang kedua setelah penyakit-penyakit

kardiovaskuler. Kanker diderita oleh semua golongan masyarakat. Golongan social yang

ekonominya kurang umumnya berobat pada stadium lanjut, sehingga sangat sukar untuk

menyembuhkannya walaupun dengan cara-cara pengobatan yang mutakhir seperti sekarang

ini.

Page 3: Basalioma Case

BAB II

IKHTISAR KASUS

IDENTITAS PENDERITA

• Nama : Ny. S

• Umur : 76 tahun

• Jenis Kelamin : Perempuan

• Alamat : Jl. Sebamban 1 desa Tri Mulyo

• Agama : Islam

• Status : Menikah

• Pekerjaan : Penjual sayur

• No MR : 07.94.68

Anamnesa

• Keluhan Utama

Terdapat luka borok di wajah bagian kanan sejak satu tahun SMRS

• Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan adanya luka borok di bagian wajah kanan ± 1

tahun yang lalu. Awal nya terdapat benjolan seperti tahi lalat. Benjolan awalnya kecil, datar,

berwarna hitam, bulat, tidak nyeri, tidak berambut dan tidak gatal. Namun Benjolan tersebut

semakin lama dirasakan semakin bertambah besar, terasa nyeri dan gatal sehingga pasien

sering menggaruknya dan mengelupas kulitnya sehingga benjolan tersebut akhirnya berubah

menjadi bentukan yang tidak beraturan, berbatas tegas dan kadang gampang berdarah jika

tersenggol atau tertekan. Permukaan benjolan tidak rata dan terdapat luka di tengah benjolan

tersebut. Pasien menyangkal ada nya riwayat trauma sebelum nya.

Page 4: Basalioma Case

Sejak 6 bulan terakhir luka tersebut dirasakan semakin melebar dan berubah

menjadi borok dan meluas hingga ke arah hidung. Pasien pernah memeriksakan penyakit nya

ke puskesmas, di anjurkan untuk kontrol ke rumah sakit namun pasien senantiasa menunda

sehingga baru sekarang pasien memeriksakan ke rumah sakit. Menurut penuturan pasien,

pasien senantiasa rutin membersihkan luka borok nya dengan memanggil mantri ke rumah.

Selama 2 minggu terakhir pasien merasakan badan terasa lemas,letih, tidak

bertenaga, dan napsu makan menurun. Pasien menyangkal ada nya demam, rasa menggigil,

mual muntah serta nyeri pada ulu hati.

• Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengaku tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya. Riwayat

penyakit hipertensi, Penyakit jantung, DM disangkal oleh pasien.

• Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengaku tidak ada keluarga yang menderita penyakit seperti ini.

• Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien bekerja sebagai penjual tukang sayur keliling gerobak dorong selama lebih dari

10 tahun, dimana pasien mulai bekerja mulai dari jam 7 pagi hingga jam 1 siang.

Pemeriksaan Klinis

• Keadaan umum : Baik

• Kesadaran : Compos Mentis

Vital Sign : T = 130/70 mmHg RR = 20 x/ menit

N = 76 x/menit T = 36,5 0C

• Status Generalis :

Mata

Conjunctiva pucat (+/+), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya langsung dan tak

langsung (+/+), pupil isokor (3 mm/ 3mm)

Page 5: Basalioma Case

Hidung

deformitas (+), ulkus( +), darah (-/-), sekret (-/-)

Thoraks

Jantung : Bunyi jantung I-II reg, murmur (-), gallop(-)

Paru : Suara nafas vesikuler, ronkhi -/-. Whezing -/-

Abdomen

: supel, nyeri tekan (-), bising usus (-)

Ekstremitas

Oedem Akral dingin

• Status Lokalis

Regio Facialis Dextra :

Inspeksi : tampak ulkus, berbentuk kawah, tepi tidak rata, tepi meninggi,

berbatas tegas, deformitas pada hidung,

- -

- -

- -

- -

Page 6: Basalioma Case

Gambar 1. Pasien .

Gambar 2. Pemeriksaan Rontgen

Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal 14 Agustus 2013

Darah Lengkap

• Hb : 7 gr%

• Leukosit: 4360 /mm3

• Trombosit: 440ribu/mm3

• Hematokrit : 30 %

Page 7: Basalioma Case

• Ureum : 34 mg/dl

• Creatinin : 0,9 mg/dl

• Malaria/DDR: negatif

• Widal Antigen : (Type O, S.Ty H, S Pr,Ty AO, S.Pr Ty BO) : negatif

PEMERIKSAAN ANJURAN

Pemeriksaan histopatologi

DIAGNOSIS

Tumor Kulit suspek Maligna suspek Karsinoma Sel Basal Facialis dekstra

Anemia et causa penyakit kronik ( Cancer Related Anemia)

TERAPI

IUFD RL 32 tpm

Ceftriaxone 1gr/12 jam

Rawat luka dengan kompres kasa, ganti setiap hari.

Gentamicin salep 1x/hari

Transfusi PRC 500 cc

Rujuk ke spesialis onkologi di RSUD Ulin

PROGNOSIS :

Ad Vitam : ad Bonam

Ad functionam : Dubia ad Malam

Ad Sanationam : Dubia ad Malam

Page 8: Basalioma Case

FOLLOW UP

15-8-2013

S: keluhan –

O: KU/Kesadaran : Sakit sedang/CM

T: 120/70

N: 96x/m

S:36,6C

P:20x/m

St.Generalis: Conjungtiva anemis +/+

Hasil Lab : Hb :9,2 g/dl

Ht: 31%

L : 9200/UL

T : 234.000/UL

A : Tumor kulit suspek maligna suspek karsinoma sel basal facialis dekstra

Anemia et causa penyakit kronik

P: IUFD RL 32 TPM

Inj Ceftriaxone 1gr/12 jam

Rawat luka dengan kompres kasa, ganti setiap hari.

Gentamicin salep 1x/hari

Rujuk ke spesialis onkologi di RSUD Ulin -> acc keluarga

Page 9: Basalioma Case

BAB III

ANALISA KASUS

Penegakan diagnosis Tumor kulit suspek maligna suspek karsinoma sel basal facialis

dekstra pada pasien ini berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

yang ada.

Pada anamnesa didapatkan pasien datang dengan keluhan adanya luka borok di

bagian wajah kanan ± 1 tahun yang lalu. Awal nya terdapat benjolan seperti tahi lalat.

Benjolan awalnya kecil, datar, berwarna hitam, bulat, tidak nyeri dan tidak gatal. Namun

Benjolan tersebut semakin lama semakin bertambah besar, terasa nyeri dan gatal sehingga

pasien sering menggaruknya dan mengelupas kulitnya sehingga benjolan tersebut akhirnya

berubah menjadi bentukan yang tidak beraturan, berbatas tegas dan kadang gampang

berdarah jika tersenggol atau tertekan. Permukaan benjolan tidak rata dan terdapat luka di

tengah benjolan tersebut. Sejak 6 bulan terakhir luka tersebut dirasakan semakin melebar dan

berubah menjadi borok dan meluas hingga ke arah hidung. Pasien pernah memeriksakan

penyakit nya ke puskesmas, di anjurkan untuk kontrol ke rumah sakit namun pasien

senantiasa menunda sehingga baru sekarang pasien memeriksakan ke rumah sakit. Dari

anamnesa yang didapatkan, hal tersebut sesuai dengan definisi dan manifestasi klinis dari

basalioma yakni  basalioma adalah merupakan tumor ganas yang berasal dari sel lapisan

basal epidermis bersifat invasive, destruktif  lokal, dan sangat jarang bermetastasis dan

merupakan tumor ganas kulit yang terbanyak tumbuh sebagai benjolan kecil yang selanjutnya

mengalami ulserasi sentral (ulkus rodens) dengan pinggir yang menonjol. Lesi membesar

secara perlahan dan suatu saat bagian tengah lesi menjadi cekung, meninggalkan tepi yang

meninggi, keras. Jika terabaikan, lesi-lesi ini akan mengalami ulserasi dengan destruksi

jaringan disekitarnya. Pada pasien ini benjolan yang ada sudah terbentuk ulkus dimana

adanya ulkus menandakan suatu proses kronis yang berlangsung berbulan-bulan sampai

bertahun-tahun dan ulkus ini secara perlahan-lahan dapat bertambah besar hingga

mendestruksi jaringan sekitar nya.

Predileksi utama KSB adalah area yang terpapar sinar matahari, sekitar 80%

mengenai kepala dan leher dan sebesar 20% terjadi di daerah lain. Hal ini sesuai dengan teori

yang menyatakan radiasi ultra violet (UV) sebagi faktor resiko utama KSB. Hubungan antara

Page 10: Basalioma Case

radiasi UV dengan KSB merupakan sesuatu yang kompleks dan dipengaruhi oleh beberapa

faktor antara lain tipe kulit serta pola dan jumlah dosis paparan tersebut, pada pasien ini

pasien bekerja sebagai tukang sayur gerobak keliling selama 10 tahun, pasien biasa berjualan

dari pukul 7- 1 siang tanpa memakai alat perlindungan seperti payung atau cream tabir surya

dimana pekerjaan tersebut di rasa mempunyai peran dalam faktor resiko terjadi nya penyakit

pada pasien ini.

Dari pemeriksaan fisik pada status lokalis regio facialis dekstra didapatkan tampak

ulkus, tepi tidak rata, tepi meninggi, berbatas tegas, dan tampak ada nya deformitas pada

hidung, hal tersebut sesuai dengan gambaran klinis Karsinoma sel basal tipe nodulo-ulserasi

dimana basalioma jenis tersebut merupakan jenis yang paling sering dijumpai. Pada jenis

tersebut tampak permukaan nodus mula-mula rata tetapi kalau lesi membesar, terjadi

cekungan ditengahnya, lalu melebar hingga menjadi ulkus. Nodus mudah berdarah pada

trauma ringan dan mengadakan erosi spontan yang kemudia menjadi ulkus yang terlihat di

bagian sentral lesi. Kalau telah terjadi ulkus, bentuk ulkus seperti kawah, berbatas tergas,

dasar irreguler dan ditutupi oleh krusta, biasanya berbatas tegas, dapat atau pun tidak sakit

maupun gatal. Dengan trauma ringan atau bila krusta diatasnya diangkat, mudah berdarah.

Karsinoma sel basal merupakan tumor ganas yang bersifat destruktif lokal, tumbuh

lambat ,kadang-kadang dapat berkembang cepat.Jaringan yang paling banyak rusak ialah

pada bagian permukaann .Ulserasi dapat dapat terjadi yang menjalar kearah samping

maupun kearah dasar meliputi otot. Pada pasien ini tumor tersebut sudah mendestruksi

jaringan tulang rawan hidung pasien sehingga tampak ada nya deformitas pada bagian

hidung pasien.

Diagnosis seringkali bisa ditegakkan melalui gejala-gejalanya. Pada Pasien ini di

diagnosis suspek Basalioma cell carsinoma karena dari literatur disebutkan sebagai prosedur

standar untuk memperkuat diagnosis perlu dilakukan pemeriksaan histopatologi yakni biopsi

kulit. Karena keterbatasan saran dan prasarana diagnostik maka pasien ini direncanakan

untuk di rujuk ke rumah sakit yang memiliki sarana prasarana diagnostik dan

penatalaksanaan yang lebih komprehensif. Dari biopsi kulit, pada umum nya sifat-sifat

histopatologis dari karsinoma sel basal bervariasi, namun pada umumnya mempunyai inti

yang besar, oval atau memanjang dengan sedikit sitoplasma.

Penatalaksaan pada pasien ini dilakukan perawatan dan perbaikan kondisi umum

pasien dengan di berikan salep antibiotik gentamicin dan dilakukan perawatan luka dengan

Page 11: Basalioma Case

ganti perban setiap hari, serta diberikan inj ceftriaxone 2 x 1 gr iv mengingat resiko infeksi

pada pasien tersebut menurut saya sudah tepat dan dilakukan transfusi darah sebanyak 2 kolf

PRC karena dari hasil pemeriksaan laboratorium darah didapatkan Hb 7 mg/dl yang

menunjukan ada nya anemia, sesuai dengan literatur dimana anemia ditunjukan dengan nilai

Hb < 12gr/dl. Anemia pada pasien ini dapat diakibatkan oleh komplikasi dari penyakit

keganasan pada pasien. Dari literatur disebutkan bahwa anemia merupakan komplikasi yang

sering terjadi pada penderita keganasan ( kanker). Anemia yang disebabkan oleh kanker, bisa

terjadi sebagai efek langsung dari keganasan atau dapat sebagai akibat produksi zat-zat

tertentu yang dihasilkan oleh kanker. Pada waktu-waktu yang lalu, anemia yang terjadi pada

pasien kanker selalu dihubungkan dengan anemia karena penyakit kronik. Jenis anemia ini

sekarang disebut sebagai anemia yang berhubungan dengan kanker atau cancer related

anemia (CRA). Efek ini dikenal sebagai sindroma paraneoplastik.

Dalam memilih metode pengobatan yang tepat untuk karsinoma sel basal, perlu

diperhatikan beberapa faktor berikut faktor penderita mencakup keadaan umum, usia serta

sosio ekonomi, faktor tumor mencakup lokasi, ukuran, jenis histologi , faktor fasilitas

mencakup peralatan yang ada dan yang terakhir faktor metode yang digunakan yakni

mempertimbangkan kemungkinan komplikasi terutama daerah wajah serta memilih metode

yang telah dikuasi dengan angka kesembuhan yang tinggi, mempertimbangkan faktor-faktor

tersebut karena keterbatasan sarana dan prasarana diagnostik yang ada maka pasien di

rencanakan untuk di rujuk ke RSUD Ulin Banjarmasin untuk mendapatkan perawatan dan

pengobatan yang lebih komprehensif.

Prognosis pada pasien ini dilihat dari ad vitam adalah bonam karena dari aspek

mortalitas dan morbiditas, walaupun KSB merupakan suatu neoplasma maligna, namun

jarang bermetastasis. Insiden terjadinya metastasis KSB diperkirakan <0,1%. Sedangkan

untuk ad sanationam dan ad fungsional adalah dubia ad malam karena karsinoma sel basal

mempunyai rekurensi tinggi serta bersifat destruktif,terutama bila pengobatan tidak adekuat.

Kanker ini dapat dilihat secara visual langsung dan dengan mengadakan pemeriksaan biopsi,

diagnosis dapat ditegakkan dengan cepat. Oleh karena itu sebelumnya kanker kulit dapat

dideteksi secara dini. Tetapi pada pasien ini datang berobat dengan kanker kulit berada dalam

stadium lanjut, disertai dengan destruktif lokal. Hal ini sangat disayangkan oleh karena jika

dideteksi sedini mungkin dapat segera dilakukan tindakan pengobatan, maka hasilnya akan

jauh lebih baik.

Page 12: Basalioma Case

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Basalioma adalah suatu tumor ganas kulit (kanker) yang berasal dari pertumbuhan

neoplastik sel basal epidermis dan apendiks kulit (Graham, R, 2005). Pertumbuhan tumor ini

lambat, dengan beberapa macam pola pertumbuhan sehingga memberikan gambaran klinis

yang bervariasi, bersifat invasif, serta jarang mengadakan metastasis (Nila,2005). Basalioma

adalah merupakan kanker kulit yang timbul dari lapisan sel basal epidermis atau folikel

rambut ; yang paling umum dan jarang bermetastasis ; kekambuhan umum terjadi (Brunner

and Suddarth, 2000).

Kanker kulit adalah proses keganasan yang timbul dipermukaan kulit dan berasal dari

sel epitel, sel pluripotensial atau dari sel melanin di dalam kulit. Tumor ganas kulit

merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak

terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang

lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-macam

sesuai dengan jenis sel yang terkena.

EPIDEMIOLOGI

Angka kejadian KSB jauh lebih besar pada laki-laki dari pada perempuan. Hal ini

mungkin mencerminkan suatu tingkat yang lebih tinggi paparan sinar matahari dari laki-laki

karena pola kerja. Sebuah studi di Minnesota memberikan angka kejadian tahunan untuk pria

dan wanita adalah masing-masing 175 dan 124 per 100.000. Namun, kejadian pada wanita

meningkat karena perubahan mode pakaian di luar rumah dan waktu yang dihabiskan akibat

pola rekreasi atau pekerjaan tertentu. Survei di Australia menunjukkan bahwa kejadian baru

penderita KSB primer baru meningkat 1,5% dalam 10 tahun dan lebih dari 700 orang per

100.000 orang menderita KSB multipel. Kejadian KSB meningkat menurut usia dan lebih

sering terjadi pada orang tua,. Lebih dari 90% dari KSB yang terdeteksi terdapat pada pasien

yang berusia 60 tahun atau lebih.

Page 13: Basalioma Case

Sepertiga dari KSB bermanifestasi pada kepala, leher dengan bentuk nodul yang

berulserasi. Insidensi KSB berhubungan langsung dengan usia penderita dan berhubungan

terbalik dengan jumlah pigmen melanin pada epidermis. Dari aspek mortalitas dan

morbiditas, walaupun KSB merupakan suatu neoplasma maligna, namun jarang

bermetastasis. Insiden terjadinya metastasis KSB diperkirakan <0,1%.

Cigna, E, mengemukakan dalam studinya yang diambil dari kelompok 1123 pasien

antara tahun 1999 – 2009, yang terkena karsinoma basal-sel rata-rata usia berusia 64,5 tahun,

perbedaan relevan antara dua jenis kelamin yaitu 764 laki-laki (68%) dibandingkan dengan

359 perempuan (32%). Mengenai daerah yang terkena, pertama daerah cervicofacial dengan

prevalensi 652 kasus (58%), badan 256 kasus (23,5%), tungkai bawah 97 kasus (8,9%),

tungkai atas 71 (6%) , dan daerah lainnya 47 kasus (3,6%).

KSB sangat jarang terjadi pada anak di bawah 15 tahun. Karsinoma sel basal yang

terlihat pada kelompok usia anak dikaitkan dengan sindrom genetic seperti basal sindrom

nevus sel, pigmentosum xeroderma, sindrom Bazex, vitiligo, albinisme, dan lesi kongenital

seperti sebaceous nevus. Radioterapi dosis tinggi telah dilaporkan sebagai faktor risiko juga..

Sinar ultraviolet menyebabkan kerusakan DNA yang mengarah ke overekspresi dari onkoge

bersama-sama dengan depresi gen supresor tumor (Sonic Hedgehog dan p53).

Di Amerika Serikat, terdapat sekitar 800 000 kasus baru dari KSB, umumnya terjadi

pada orang tua usia 50 tahun atau lebih, dan pada kelompok usia ini, insiden meningkat

tajam. Namun, hanya sedikit informasi yang diketahui tentang kejadian dengan usia kurang

dari 40 tahun. Survei, registri kanker, dan studi berbasis populasi telah diselidiki secara

sporadic menganai KSB dan KSS pada yang muda, tetapi jumlah kasus dalam penelitian ini

terlalu kecil untuk menentukan suatu kesimpulan. Sebuah laporan tentang kejadian dari KSB

dan KSS pada usia kurang dari 25 tahun di bagian utara Inggris tidak menunjukkan

perubahan signifikan di tingkat insiden dari periode 1968-1981 ke periode 1982-1995, namun

jumlah peserta dalam penelitian ini terlalu kecil untuk menilai kecenderungan akurat dari

waktu ke waktu.

Page 14: Basalioma Case

ETIOLOGI

Lebih dari 90 % penyebab basalioma yaitu terpapar sinar matahari atau penyinaran

ultraviolet lainnya. Sering muncul usia > 40 tahun. Faktor resiko lainnya :

a. Faktor genetik (sering terjadi pada kulit terang, mata biru atau hijau dan rambut

pirang atau merah).

b. Pemaparan sinar X yang berlebihan.

c. Senyawa kimia arsen

d. Trauma

e. Ulkus kronis (Marwali, 2000)

PATOFISIOLOGI

Basalioma merupakan kanker kulit yang paling sering ditemukan. Basalioma berasal

dari sel epidermis sepanjang lamina basalis. Kanker sel basal terjadi pada daerah terbuka

yang biasanya terpapar sinar matahari, seperti wajah, kepala, dan leher. Untungnya tumor ini

jarang sekali bermetastasis. Pasien dengan kanker sel basal tunggal lebih mudah mendapat

kanker kulit.

Spektrum sinar matahari yang bersifat karsinogen adalah sinar yang panjang

gelombangnya, bekisar antara 280 samapi 320 mm. Spektrum inilah yang membakar dan

membuat kulit menjadi cacat. Selain itu, pasien yang memiliki riwayat kanker sel basal harus

menggunakan tabir surya atau pakaian pelindung untuk menghindari sinar karsinogen yang

terdapat di dalam sinar matahari.

Penyebab lain basalioma adalah riwayat pengobatan, radiologi, sebelumnya untuk

menyembuhkan penyakit kulit lain. Sinar ultraviolet panjang (UVA) yang dipancarkan oleh

alat untuk membuat kulit kecoklatan seperti terbakar sinar matahari juga merusak epidermis

dan di anggap sebagai karsinogen. Tumor ini ditandai oleh nodul eritromatosa, halus dan

seperti mutiara, bagian tengah mengalami ulserasi dan perdarahan, meninggi dan memiliki

pembuluh telangiektatik pada permukannya.

Page 15: Basalioma Case

MANIFESTASI KLINIK

Tanda dan gejala yang menyertai penyakit basalioma adalah predileksinya terutama

pada wajah (pipi, dahi, hidung, lipat nasolabial, daerah periorbital), leher. Meskipun jarang

dapat pula dijumpai pada lengan, tangan, badan, tungkai, kaki dan kulit kepala. Gambaran

klinik basalioma bervariasi terbagi menjadi 5 bentuk :

1. Tipe Nodulo-ulseratif, termasuk ulkus rodens, merupakan jenis yang paling sering

dijumpai. Lesi biasanya tampak sebagai lesi tunggal. Paling sering mengenai wajah,

terutama pipi, lipat nasolabial, dahi dan tepi kelopak mata. Pada awalnya tampak

papul atau nodul kecil, transparan seperti mutiara, berdiameter kurang dari 2 cm,

denggan tepi meninggi. Permukaannya tampak mengkilat, sering dijumpai adanya

teleangiektasis dan kadang-kadang dengan skuama yang halus atau krusta tipis.

Berwarna seperti mutiara, kadang-kadang seperti kulit normal sampai eritem yang

pucat. Lesi membesar secara perlahan dan suatu saat bagian tengah lesi menjadi

cekung, meninggalkan tepi yang meninggi, keras. Jika terabaikan, lesi-lesi ini akan

mengalami ulserasi (disebut ulkus rodens), dengan destruksi jaringan di sekitarnya.

2. Tipe Berpigmen, gambaran klinisnya sama dengan yang tipe nodulo-ulseratif.

Bedanya, pada jenis ini berwarna coklat atau hitam berbintik-bintik atau homogen,

yang secara klinis dapat menyerupai melanoma.

3. Tipe Morfea atau fibrosing atau sklerosing, biasanya terjadi pada kepala dan leher.

Lesi tampak sebagai plak sklerotik yang cekung, berwarna putih kekuningan dengan

batas tidak jelas. Lesi tampak sebagai bercak sklerodermatosa dan tidak member

kesan karsinoma sel basal bila dilihat oleh mata yang tidak berpengalaman.

Pertumbuhan perifer diikuti oleh perluasan sklerosis di tengahnya.

4. Tipe Superfisial, lesi biasanya multipel, mengenai badan. Secara klinis tampak

sebagai plak transparan, eritematosa sampai berpigmen terang, berbentuk oval sampai

ireguler dengan tepi berbatas tegas, sedikit meninggi, seperti benang atau kawat.

Biasanya dihubungkan dengan ingesti arsenik kronis.

5. Tipe Fibroepitelioma, paling sering terjadi pada punggung bawah. Secara klinis, lesi

berupa papul kecil yang tidak bertangkai atau bertangkai pendek, dengan permukaan

halus atau noduler, dengan warna yang bervariasi.

Disamping itu terdapat pula 3 sindroma klinis, dimana epitelioma sel basal berperan

penting, yaitu:

Page 16: Basalioma Case

A. Sindroma Epitelioma Sel Basalnevoid, dikenal pula sebagai sindroma Gorlin-

Goltz. Merupakan kelainan autosomal dominan dengan penetrasi yang bervariasi,

ditandai oleh 5 gejala mayor yaitu :

1. Karsinoma sel basal multipel yang terjadi pada usia muda.

2. Cekungan-cekungan pada telapak tangan dan telapak kaki.

3. Kelainan pada tulang, terutama tulang rusuk.

4. Kista pada tulang rahang.

5. Kalsifikasi ektopik dari falks serebri dan struktur lainnya.

Disamping gejala mayor ini, dijumpai banyak kelainan sistem organ multipel yang

berhubungan dengan sindroma ini.

B. Nevus sel basal unilateral linier, merupakan jenis yang sangat jarang dijumpai.

Lesi berupa nodul dan komedo, dengan daerah atrofi bentuk striae, distribusi

zosteriformis atau linier, unilateral. Lesi biasa dijumpai sejak lahir dan lesi ini

tidak meluas dengan meningkatnya usia.

C. Sindroma bazex, sindroma ini digambarkan pertama kalinya oleh Bazex,

diturunkan secara dominan, dengan cirri khas sebagai berikut :

1. Atrofoderma folikuler, yang ditandai oleh folikuler yang terbuka lebar,

seperti ice-pick marks, terutama pada ekstremitas.

2. Epitelioma sel basal kecil, multipel pada wajah, biasanya timbul pertama

kali pada saat remaja atau awal dewasa. Namun kadang-kadang dapat juga

timbul pada akhir masa anak-anak.

Disamping itu dapat pula dijumpai anhidrosis lokal atau hipohidrosis

generalisata, hipotrikosis kongenital pada kulit kepala dan daerah lainnya.

Page 17: Basalioma Case

Gambar 2. penderita basalioma :

HISTOPATOLOGI

Banyak gambaran patologi yang berbeda yang ditemukan pada karsinoma sel basal,

namun semuanya menunjukkan proliferasi sel-sel dengan inti basofilik yang relatif besar dan

sitoplasma yang tidak penuh.

Tipe Nodulo-ulseratif, menunjukkan massa ireguler dari sel-sel basaloid yang terletak

dalam dermis, dengan sel-sel paling atas membentuk lapisan palisade di tepinya. Ciri

khas stroma disekelilingnya memperlihatkan reaksi fibrosa. Lesi-lesi ini dapat

berdiferensiasi ke struktur adneksa yang mirip struktur imatur dari folikel, kelenjar

atau sebaseus.

Tipe Berpigmen, tipe ini melanin tampak dalam stroma dan sel-sel tumor.

Tipe Sklerosing, gambaran yang menonjol adalah stroma fibrotik padat yang hanya

mengandung sedikit sel tumor dalam bentuk untaian-untaian sempit.

Tipe Superfisial, massa sel-sel basaloid meluas ke dalam dermis superficial, tetapi

tetap berhubungan dengan epidermis di atasnya.

Tipe Fibroepitelial, menunjukkan fibrosis stroma yang menonjol, dan tampak

untaian-untaian anastomosis tipis yang panjang dari sel-sel basaloid yang meluas dari

permukaan epidermis.

Page 18: Basalioma Case

Gambar 3. lapisan kulit dibawah mikroskop :

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Menurut Baughman, CD & Hackley J.C, 2000, pemeriksaan diagnostik yang biasa

dilakukan pada penderita. Basalioma adalah :

a) Evaluasi histologis

b) Biopsi

TERAPI

Oleh karena sinar matahari prediposisi utama untuk terjadi kanker kulit maka perlu

diketahui perlindungan kuliT terhadap sinar matahari, terutama bagi orang-orang yang sering

melakukan aktifitas diluar rumah dengan cara memakai sunscreens (tabir surya) selama

terpajan sinar matahari. Penggunaan tabir surya untuk kegiatan diluar rumah diperlukan tabir

surya dengan SPM yang lebih tinggi (>15-30). 2,5

Adanya hubungan antara terbentuknya berbagai radikal bebas antara lain akibat sinar UV

pada beberapa jenis kanker kulit, telah banyak dilaporkan. Pemakaian antioksidan dapat

berfungsi untuk menetralkan kerusakan atau mempertahankan fungsi dari serangan radikal

bebas. Telah banyak bukti bahwa terpaparnya jaringan dengan radikal bebas dapat

mengakibatkan berbagai gejala klinik atau penyakit yang cukup serius.

Terdapat banyak alternatif pengobatan pada karsinoma sel basal yaitu :

1. Kuretase dan elektrodesikasi

Dilakukan pada tingkat yang dini,cara yang terbaik dengan cara memotong dan

kagulasi dibantu dengan curettage. Jika hendak mengambil spesimen jaringan untuk

Page 19: Basalioma Case

pemeriksaan histopatologi,dilakukan dengan elektro section (pure cutting). Terlebih

dahulu diberi marker 3-5 mm diluar tumor

Keuntungan :

i. Tehniknya sederhana.

ii. Meninggalkan luka yang teratur dan kering.

Kerugian :

i. Tidak efektif untuk tumor primer yang luas atau residif.

ii. Tidak didapat konfirmasi batas tepi pembuangan jaringan yang

adekuat.

2. Bedah eksisi

Bedah eksisi atau bedah scalpel pada KSB dini memberikan tingkat sembuhan yang

tinggi.

Keuntungan :

i. Penyembuhannya cepat dengan luka yang teratur dan kering.

ii. Dari segi kosmetik baik, memungkinkan pengambilan jaringan tumor

secara menyeluruh dan dapat ditentukan batas eksisi dengan

pemeriksaan histopatologi.

Kerugian :

i. Membutuhkan waktu.

ii. Biaya mahal.

iii. Memerlukan pengalaman yang luas.

iv. Pengambilan jaringan normal dapat berlebihan

3. Radioterapi

Penyinaran local diberikan lapangan radiasi meliputi tumor dengan 1-2 cm jaringan

sehat disekelilingnya. Penyinaran dilakukan dengan dosis 200 cGy per fraksi,5 fraksi

dalam 1 minggu dengan total dosis 4000 cGy.

Keuntungan :

i. Bermanfaat pada daerah anatomis yang sulit diterapi dengan metode

pembedahan.

ii. Bermanfaat bagi penderita dengan lesi yang luas yang tidak

memungkinkan untuk dilakukan anestesi umum.

iii. Pada umumnya karsinoma sel basal sangat radio-sensitif.

Page 20: Basalioma Case

Kerugian :

i. Memerlukan peralatan yang mahal.

ii. Memerlukan kunjungan yang berulang kali.

iii. Memberikan efek samping yang signifikan.

4. Bedah beku

Bedah beku adalah suatu metode pengobatan dengan menggunakan bahan yang dapat

menurunkan suhu tubuh jaringan tubuh dari puluhan sampai ratusan derajat celcius di

bawah nol (subzero).

Keuntungan :

i. Tehniknya cepat.

ii. Peralatan yang dibutuhkan sederhana.

iii. Tidak mempengaruhi syaraf, pembuluh darah besar, tulang rawan, dan

sistem saluran air mata.

iv. Bermanfaat pada daerah tumor yang sulit diterapkan dengan metode

pengobatan lainnya, seperti kelopak mata.

v. Dapat dikombinasi dengan metode lainnya, seperti kuretase.

vi. Dapat digunakan untuk pengobatan tumor yang luas bagi penderita

rawat jalan.

Kerugian :

i. Rasa nyeri dan edema.

ii. Timbul bula, edema, dan lesi yang basah.

iii. Dapat terjadi hipopigmentasi.

iv. Batas tepi tumor perlu ditentukan terlebih dahulu.

v. Resisten untuk jenis morfea atau jenis adenoid.

5. Bedah mikrografik Mohs

Evaluasi histopatologi pada tepi irisan mendekati 100% dibandingkan dengan tehnik

seksi vertikal tradisional. Dengan analisa tepi irisan yang lengkap dapat diketahui dan

ditelusuri semua fokus-fokus tumor yang masih tertinggal. Reseksi hanya pada daerah

tumor, sehingga dapat menghemat jaringan atau meminimalkan jaringan yang hilang.

Keuntungan :

i. Evaluasi histopatologi pada tepi irisan mendekati 100% dibandingkan

dengan tehnik seksi vertikal tradisional.

Page 21: Basalioma Case

ii. Dengan analisa tepi irisan yang lengkap dapat diketahui dan ditelusuri

semua fokus-fokus tumor yang masih tertinggal.

iii. Reseksi hanya pada daerah tumor, sehingga dapat menghemat jaringan

atau meminimalkan jaringan yang hilang.

Kerugian :

i. Memerlukan dokter dan petugas laboratorium histopatologi yang

terlatih.

ii. Biayanya mahal.

6. Beberapa cara pengobatan baru meliputi : 5-fluorourasil yang dikombinasi dengan

kuretase ringan; retinoat; interferon; terapi fotodinamik.

Tiap metode tersebut pada umumnya memberikan hasil penyembuhan yang hampir

sama baiknya. Tiap klinik mempunyai cara pengobatan tertentu, sesuai fasilitas dan

pengalamannya masing-masing. Dalam memilih metode pengobatan yang tepat untuk

karsinoma sel basal, perlu diperhatikan beberapa faktor berikut :

A. Faktor penderita

Keadaan umum dan usia penderita.

Sosio-ekonomi penderita.

B. Faktor tumor

Lokasi dan hubungannya dengan jaringan sekitarnya (perlekatan dengan

tulang rawan, tulang, daerah mata, bibir).

Ukuran tumor.

Jenis histologi.

Riwayat tumor (rekurensi, pengobatan sebelumnya).

Terjadinya metastasis.

C. Faktor fasilitas

Peralatan yang ada.

Pengalaman dan keahlian dokter yang mengobati.

D. Faktor metode yang akan digunakan

Mempertimbangkan kemungkinan komplikasi yang terjadi, terutama

daerah wajah.

Memilih metode yang telah dikuasai dengan angka kesembuhan yang

tinggi

Page 22: Basalioma Case

PROGNOSIS

Pengobatan pada karsinoma sel basal primer biasanya memberikan angka

kesembuhan sekitar 95%; sedangkan pada karsinoma sel basal rekuren sekitar 92%.

Prognosis umumnya baik dengan five year survival rate mencapai 99%. Karsinoma

sel basal mempunyai rekurensi tinggi,terutama bila pengobatan tidak adekuat. Biasanya

rekurensi tejadi 4 bulan pertama sampai 12 bulan setelah pengobatan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis KSB5 :

1. Ukuran tumor (peningkatan ukuran memiliki risiko kekambuhan yang lebih

tinggi)

2. Lokasi tumor (lesi di tengah wajah, terutama di sekitar mata, hidung, bibir dan

telinga, adalah pada risiko yang lebih tinggi terulangnya)

3. Definition of clinical margins (poorly defined lesions are at higher risk of

recurrence)

4. Histologis subtipe (subtipe tertentu memiliki resiko yang lebih tinggi terulangnya)

5. Fitur histologis agresi (keterlibatan perineural dan ⁄ atau perivascular

menganugerahkan risiko yang lebih tinggi terulangnya)

6. Kegagalan penanganan sebelumnya (lesi yang rekuren)

Dijumpai angka kekambuhan 5 tahun pada metode kuretase dan elektrodesikasi;

bedah eksisi; radioterapi; bedah beku; bedah mikrografik Mohs masing-masing sebesar 7,7%;

10,1%, 8,7%, 7,5%, 1%.

Pengobatan pada karsinoma sel basal rekuren adalah lebih sulit daripada karsinoma

sel basal primer, dan angka kekambuhan setelah dilakukan prosedur yang kedua adalah

tinggi. Pengobatan pilihan pada kasus ini adalah bedah mikrografik Mohs yang memberi

angka kekambuhan 5 tahun sebesar 5,6%; sedang bila dilakukan dengan cara lain sebesar

19,9%.

         Untuk mencegah kekambuhan, hindari hal-hal yang dapat menimbulkan penyakit

basalioma, antara lain:

-  Lindungi kulit dari cahaya matahari dengan menggunakan topi, kemeja lengan   panjang,

Page 23: Basalioma Case

celana panjang atau rok panjang. 

-  Sinar matahari yang paling kuat adalah pada tengah hari, karena itu sebaiknya hindari sinar

matahari pada tengah hari. 

-  Gunakan tabir surya berkualitas tinggi, minimal dengan SPF ( Solar Protection Factor)15,

yang menghambat sinar UV( Ultra Violet) A dan UV ( Ultra Violet) B. 

-  Oleskan tabir surya minimal setengah jam sebelum bepergian dan oleskan sesering

mungkin. 

-  Periksalah kulit secara teratur untuk mengetahui adanya berbagai perubahan yang

mengarah kepada keganasan (pertumbuhan baru di kulit yang membentuk tukak, mudah

berdarah, sukar sembuh, berubah warna, ukuran, struktur, terasa nyeri, meradang atau

gatal).

Page 24: Basalioma Case

BAB V

KESIMPULAN

Karsinoma sel basal merupakan tumor kulit maligna yang berasal dari sel-sel basal

epidermis, berkembang lambat dan tidak/jarang bermetastase, serta tidak mengakibatkan

kematian. Faktor predisposisi dan pajanan sinar matahari sangat berperan dalam

perkembangan karsinoma sel basal. Diagnosa karsinoma sel basal ditegakkan berdasarkan

gambaran klinis dan pemeriksaan histopatologis. Karsinoma sel basal biasanya terdapat pada

wajah dan leher dengan gejala klinis berupa nodul ulseratif, berpigmen, morfea, superfisial

dan fibroepitelioma. Biasanya ditandai dengan tepi ulkus yang meninggi tanpa adanya

metastasis jauh

Pengobatan karsinoma sel basal bertujuan untuk kesembuhan dengan hasil kosmetik

yang baik. Prognosis karsinoma sel basal pada umumnya baik apabila dapat di tegakkan

diagnosis dini dan pengobatan segera. Tingkat rekurensi KSB cukup tinggi.  Untuk mencegah

kekambuhan, hindari hal-hal yang dapat menimbulkan penyakit basalioma antara lain

lindungi kulit dari cahaya matahari serta menggunakan krim tabir surya. Oleh karena sinar

matahari prediposisi utama untuk terjadi kanker kulit maka perlu diketahui perlindungan kulit

terhadap sinar matahari, terutama bagi orang-orang yang sering melakukan aktifitas diluar

rumah dengan cara memakai sunscreens (tabir surya) selama terpajan sinar matahari.

Page 25: Basalioma Case

DAFTAR PUSTAKA

1.”Basal Cell Carcinoma” Available From : www.Wikipedia .com.

2. R.sjamsuhidajat ,Wim de jong”Karsinoma Sel Basal” dalam :’Buku Ajar Ilmu Bedah’

Indonesia: Balai Penerbit EGC Jakarta; 2004.p.331-332.

3.Sylvia A .Price,Lorraine M.Wilson.”Karsinoma Sel Basal” Dalam :

‘Patofisiologi’.Indonesia,Edisi 6 Balai penerbit EGC Jakarta

4. Schwartc shires.Spenncer.”Karsinoma Sel Basal “ dalam : ‘ Buku Intisari Prinsip-Prinsip

Ilmu Bedah’.Indonesia : Balai Penerbit EGC Jakarta;p.221-222.

5. 1.Aishah S.”Karsinoma Sel Basal”. ln:Djuanda A, Hamzah Mochtar, Aisah S, eds. Ilmu

Penyakit Kulit dan Kelamin Tempat. Indonesia: Balai Penerbit FKUI Jakarta; 2007.p.233-

236

6. Dr. Herman Cipto, Sp.KK(K) dari Departemen Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI-

RSUPN Cipto Mangunkusumo”Basalioma ,Karsinoma sejuta umat”Available From:

www.Farmacia.com

7. Robert S Bader, MD”Basal Cell Carcinoma,Available From :www.emedicine .com

Page 26: Basalioma Case