BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Barcode Berdasarkan Kamus Komputer dan Teknologi Informasi, Barcode memiliki arti kode batang. Sejenis kode yang mewakili data atau informasi tertentu (biasanya jenis dan harga barang seperti makanan dan buku). Kode berbentuk batangan balok dan berwarna hitam putih ini, mengandungi satu kumpulan kombinasi batang yang berlainan ukuran yang disusun sedemikian rupa. Kode ini dicetak di atas stiker atau di kotak bungkusan barang. Kode tersebut akan dibaca oleh alat pengimbas (Barcode reader) yang akan menterjemahkan kode ini kepada data/informasi yang mempunyai arti. Di supermarket, barcode reader ini biasanya digunakan oleh kasir dalam pencatatan transaksi oleh customer. Tidak ada satu standard dari kode batang ini, malahan terdapat bermacam- macam standard yang digunakan untuk berbagai keperluan, industri, maupun berdasarkan tempat digunakannya. Semenjak 1973, Uniform Product Code (UPC) diatur oleh Uniform Code Council, sebuah organisasi industri, yang menyediakan suatu standard bar code yang digunakan oleh toko-toko retail. Joe Woodland, merupakan penemu sistem barcode ini. (http://www.total.or.id/) Barcode pada dasarnya adalah susunan garis vertikal hitam dan putih dengan ketebalan yang berbeda,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Barcode
Berdasarkan Kamus Komputer dan Teknologi Informasi, Barcode
memiliki arti kode batang. Sejenis kode yang mewakili data atau informasi
tertentu (biasanya jenis dan harga barang seperti makanan dan buku). Kode
berbentuk batangan balok dan berwarna hitam putih ini, mengandungi satu
kumpulan kombinasi batang yang berlainan ukuran yang disusun sedemikian
rupa. Kode ini dicetak di atas stiker atau di kotak bungkusan barang. Kode
tersebut akan dibaca oleh alat pengimbas (Barcode reader) yang akan
menterjemahkan kode ini kepada data/informasi yang mempunyai arti. Di
supermarket, barcode reader ini biasanya digunakan oleh kasir dalam pencatatan
transaksi oleh customer.
Tidak ada satu standard dari kode batang ini, malahan terdapat bermacam-
macam standard yang digunakan untuk berbagai keperluan, industri, maupun
berdasarkan tempat digunakannya. Semenjak 1973, Uniform Product Code (UPC)
diatur oleh Uniform Code Council, sebuah organisasi industri, yang menyediakan
suatu standard bar code yang digunakan oleh toko-toko retail. Joe Woodland,
merupakan penemu sistem barcode ini. (http://www.total.or.id/)
Barcode pada dasarnya adalah susunan garis vertikal hitam dan putih
dengan ketebalan yang berbeda, sangat sederhana tetapi sangat berguna, dengan
kegunaan untuk menyimpan data-data spesifik misalnya kode produksi, tanggal
kadaluwarsa, nomor identitas dengan mudah dan murah, walaupun teknologi
semacam itu terus berkembang dengan ditemukannya media magnetic, rfid,
electronics tags, serial eeprom (seperti pada smart card), barcode terus bertahan
dan masih memiliki kelebihan-kelebihan tertentu yaitu ,yang paling utama, murah
dan mudah, sebab media yang digunakan adalah kertas dan tinta, sedangkan untuk
membaca barcode ada begitu banyak pilihan di pasaran dengan harga yang relatif
murah mulai dari yang berbentuk pena(wand), slot, scanner, sampai ke CCDdan
bahkan kita dapat membuatnya sendiri. (http://www.innovativeelectronics.com/)
5
6
Pada konsep digital, hanya ada 2 sinyal data yang dikenal dan bersifat
boolean, yaitu 0 atau 1. Ada arus listrik atau tidak ada (dengan besaran tegangan
tertentu, misalnya 5 volt dan 0 volt). Barcode menerapkannya pada batang-batang
baris yang terdiri dari warna hitam dan putih. Warna hitam mewakili bilangan 0
dan warna putih mewakili bilangan 1. Karena warna hitam akan menyerap cahaya
yang dipancarkan oleh alat pembaca barcode, sedangkan warna putih akan
memantulkan balik cahaya tersebut.
Gambar 2.1 Anatomi Barcode
Selanjutnya, masing-masing batang pada barcode memiliki ketebalan yang
berbeda. Ketebalan inilah yang akan diterjemahkan pada suatu nilai. Demikian,
karena ketebalan batang barcode menentukan waktu lintasan bagi titik sinar
pembaca yang dipancarkan oleh alat pembaca.
Dan sebab itu, batang-batang barcode harus dibuat demikian sehingga
memiliki kontras yang tinggi terhadap bagian celah antara (yang menentukan
cahaya). Sisi-sisi batang barcode harus tegas dan lurus, serta tidak ada lubang atau
noda titik ditengah permukaannya. Sementara itu, ukuran titik sinar pembaca juga
tidak boleh melebihi celah antara batang barcode. (http://sabri.telkom.us/)
2.1.1 Jenis-Jenis Barcode
• Code 39/3 of 9
Code 39 dapat mengkodekan karakter alphanumeric yaitu angka
desimal dan huruf besar serta tambahan karakter spesial-.*$/%+. Satu
7
karakter dalam Code 39 terdiri dari 9 elemen yaitu 5 bar (garis vertikal
hitam) dan 4 spasi (garis vertikal putih) yang disusun bergantian antara bar
dan spasi. 3 dari 9 elemen tersebut memiliki ketebalan lebih tebal dari
yang lainnya oleh karenanya kode ini biasa disebut juga , 3 elemen yang
lebih tebal tersebut terdiri dari 2 bar dan 1 spasi. Elemen yang lebar
mewakili digit biner 1 dan elemen yang sempit mewakili digit biner 0.
Gambar 2.2 Contoh Barcode Code 39
(http://www.innovativeelectronics.com/)
• Interleaved 2 of 5 (ITF)
ITF barcode hanya dapat mengkodekan angka saja dan sering
digunakan pada produk-produk yang memiliki kemasan dengan
permukaan yang tidak rata (misalnya corugated box), hal ini disebabkan
struktur dan cara pengkodean ITF yang unik. Setiap karakter pada ITF
barcode dikodekan dengan 5 elemen yaitu 2 elemen tebal dan 3 elemen
sempit, dimana elemen tebal mewakili digit biner 1 sedangkan elemen
tipis mewakili digit biner 0 dengan perbandingan ketebalan antara elemen
tebal dengan elemen tipis 2:1 s/d 3:1. Keunikan dari ITF adalah
pengkodean karakternya apakah menggunakan bar ataukah menggunakan
spasi tergantung pada posisi sesuai dengan namanya interleaved, atau lebih
jelasnya sebagai berikut : Karakter pertama dikodekan menggunakan bar
setelah start character, sedangkan karakter kedua dikodekan menggunakan
spasi secara interleaved pada karakter pertama, karena sifat berpasang-
pasangan itulah panjang message termasuk check character haruslah genap
jika jumlahnya ganjil maka harus ditambahkan karakter 0 pada awal
message.
8
Tabel 2.1 Karater Set ITF
Gambar 2.3 Contoh jenis barcode ITF
(http://www.innovativeelectronics.com/)
• Code 128
Code 128 adalah barcode dengan kerapatan tinggi, dapat
mengkodekan keseluruhan simbol ASCII (128 karakter) dalam luasan
yang paling minim dibandingkan dengan barcode jenis lain, hal ini
disebabkan karena code 128 menggunakan 4 ketebalan elemen (bar atau
spasi) yang berbeda (jenis yang lain kebanyakan menggunakan 2
ketebalan elemen yang berbeda). Setiap karakter pada code 128 dikodekan
oleh 3 bar dan 3 spasi (atau 6 elemen) dengan ketebalan masing-masing
9
elemen 1 sampai 4 kali ketebalan minimum (module), jika dihitung dngan
satuan module maka tiap karakter code 128 terdiri dari 11 module kecuali
untuk stop character yang terdiri dari 4 bar 3 spasi (13 module). Jumlah
total module untuk bar selalu genap sedangkan untuk spasi selalu ganjil,
selain itu code 128 memiliki 3 start character yang berbeda sehingga code
128 memiliki 3 sub set karakter yang bersesuaian dengan start
characternya.
Gambar 2.4. Struktur Code 128 Barcode
(http://www.innovativeelectronics.com/)
2.2 Mikrokontroller AT89S52
AT89S52 merupakan mikrokontroller yang dikembagkan dari 8051
standar (semua pin dan instruksi assembler sesuai dengan standar 8051) oleh
Atmel Corporation. Mikrokontroler ini dirancang dengan teknologi AMOS dan
memori non-volatile dari Atmel dengan memori program internal (memori flash)
sebesar 8 KB yang bisa diprogram dalam sistem (In-system programmable flash
memory-ISP).
Penambahan fitur dari mikrokontroler standar di antaranya :
1. Memori flash 8 KB yang bisa diprogram ulang sampai 1000 siklus
baca/tulis.
2. Fungsi penguncian memori program (program memori lock) untuk
memproteksi isi memori program internal.
3. bekerja pada frekuensi sampai 33 MHz.
4. RAM internal sebesar 256 byte.
5. penambahan Timer 2.
6. Timer Watchdog yang bisa diprogram.
7. Dua data pointer (DPTR)
1
8. 8 sumber interupsi.
9. Fungsi-fungsi penghematan daya (power down mode).
Dengan penambahan fungsi-fungsi di atas, AT89S52 merupakan
mikrokontroler yang cukup andal untuk aplikasi-aplikasi sistem kendali atau yang
lainnya. Memori flash internal sebesar 8 KB yang bisa diprogram ulang dalam
sistem (ISP) memudahkan untuk meracang software sehingga mungkin tidak
diperlakukan emulator. (Usman, 2008: 59)
Berikut ini adalah gambar blok diagram dari mikrokontroller AT89S52
Gambar 2.5 Diagram Blok Mikrokontroller AT89S52 (Agfianto, 2003:33)
1
Keterangan Gambar 2.2 Diagram Blok Mikrokontroller AT89S52
a. Accumulator
ACC merupakan register akumulator atau tempat penyimpanan data
untuk sementara waktu. Dimana accumulator ini biasa dipakai untuk
menyimpan proses perhitungan aritmatika. Register ini biasa disebut Register
A.
b. Register B
Register B digunakan pada operasi perkalian dan pembagian. Instruksi
– instruksi yang lain berfungsi sebagai register umumnya. Register ini
berpasangan dengan register A, pada proses perkalian atau pembagian.
c. Program Status Word (PSW)
PSW berisi informasi status yang penting seperti adanya carry pada
proses perhitungan, adanya proses overflow pada proses perhitungan,
pemeriksaan bit pada transfer data, adanya polaritas (+/-) dan status untuk
pemilihan bank dari register (R0-R7).
d. Stack Pointer (SP)
Stack Pointer terdiri dari 8 bit. Alamat SP ditambah / dinaikkan
sebelum data disimpan pada eksekusi instruksi PUSH dan CALL. SP dapat
diletakkan pada alamat manapun di on-chip RAM, SP diinisialisasikan pada
alamat 07H setelah reset. Hal ini mengakibatkan stack dimulai pada lokasi
08H.
e. Data Pointer (DPTR)
DPTR terdiri dari high byte (DPH) dan low byte (DPL). Fungsi
utamanya adalah sebagai tempat alamat 16 bit. Register ini bisa juga
dimanipulasi sebagai sebuah register 16 bit atau 2 buah register 8 bit yang
berdiri sendiri.
Ini juga untuk akses data atau source code di memori Flash PEROM
atau Memori Eksternal.
1
f. Oscilator
Xtal dengan frekuensi 12 MHz dan 2 kapasitor 30 pF dipakai untuk
melengkapi rangkaian oscilator pembentuk clock yang menentukan kecepatan
kerja mikrokontroller.
g. Register Control
Special Function Register IP, IE, TMOD, T2CON, SCON dan PCON
berisi bit kontrol atau status untuk sistem interrupt, timer / counter dan port
serial. Yang dimaksud dengan special function register adalah kumpulan –
kumpulan register yang memiliki fungsi khusus dimana isi dari register
tersebut ada yang menunjukkan sebuah informasi penting mengenai suatu
fungsi tertentu, ada juga yang menyimpan data sebagai buffer dari port
tertentu (memori sementara).
h. Struktur dan Cara Kerja Port
Pada mikrokontroller AT89S52 memiliki 4 port bi-directional (Port 0
– Port 3), yang masing – masing terdiri dari 8 bit. Setiap port terdiri dari
sebuah latch.
i. Serial Data Buffer
Serial data buffer sebenarnya merupakan 2 register yang terpisah,
transmit buffer (untuk mengirim data serial) dan receive buffer (untuk
menerima data serial). Ketika data dipindahkan ke SBUF, maka data akan
menuju ke transmit buffer dimana data ditampung untuk pengiriman serial.
Memindahkan data ke SBUF berarti menginisialisasi / memulai transmisi data
secara serial. Sebaliknya bila data dipindahkan dari SBUF, data tersebut