Top Banner

of 34

Bap 4 Mpd Edit Kelompok 6

Mar 09, 2016

Download

Documents

AltarJem-hit

vc
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

IVRENCANA PENAMBANGAN

4.1 Sistem Atau Metode Dan Tata Cara PenambanganDalam pemilihan sistem dan tata cara penambangan pada area penambangan Batubara Dengan perkembangan teknologi, sistem penambangan dibagi dalam tiga sistem penambangan yaitu: Tambang terbuka yaitu sistem penambangan yang seluruh kegiatan penambangannya berhubungan langsung dengan udara luar. Tambang dalam yaitu sistem penambangan yang aktivitas penambangannya dibawah permukaan atau di dalam tanah. Tambang bawah air (Under water Mining)Dalam penentuan sistem penambangan yang akan digunakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya adalah: Letak kedalaman endapan apakah dekat dengan permukaan bumi atau jauh dari permukaan. Pertimbangan ekonomis yang tujuannya untuk memperoleh keuntungan yang maksimal dengan Mining Recovery yang maksimal dan relatif aman. Pertimbangan teknis Pertimbangan Teknologi. Ketiga sistem penambangan yang telah disebutkan sebelumnya, mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing serta sesuai dengan karakteristik dari endapan yang akan ditambang. Khusus dalam penelitian ini akan dibahas sistem penambangan secara tambang terbuka. Metode penambangan yang biasanya digunakan untuk tambang bijih adalah metode open pit, open mine, open cut, dan open cast. Perbedaan dari keempat metode ini dapat dilihat pada gambar berikut: Pada kegiatan penambangan menggunakan empat metode diatas, bijih berasal dari penggalian excavator baik dilakukan sendiri atau dengan kombinasi alat lain cara penggalian bijih nikel yang digunakan pada metode penambangan open pit,open cut, open cast dan open mine adalah:a. Sistem jenjang tunggal (Single Bench) Sistem jenjang tunggal biasanya dipakai untuk menambang bahan galian yang relatif dangkal dan memungkinkan unutk beroperasi dengan jenjang tunggal. Tinggi jenjang maksimum yang stabil, kemiringannya tergantung pada jenis batuan yang ditambang. Ketinggian jenjang yang aman ditetapkan dengan mempertimbangkan keselamatan pekerja dan peralatan. Ketinggian jenjang berhubungan erat dengan kesetabilan permukaan yang aman adalah apabila alat-alat yang berioperasi dan pekerja dalam kondisi tidak aman, dimana tempat yang enjadi landasan terdapat kemungkinan akan runtuh/longsor. Besarnya hasil produksi yang dihasilkan dengan jenjang tunggal sangat terbatas dan ditentukan oleh kapasitas alat. Selain itu juga ditentukan oleh luas permukaan kerja (front). b. Sistem jenjang bertingkat (Multiple bench) Penambangan dengan jenjang bertingkat umumnya digunakan untuk menambang bahan galian yang kompak (massive) dan endapan bijih tebal yang sanggup ditambang jika menggunakan cara penambangan dengan jenjang tunggal. Jenis batuannya harus kuat dan keras agar dapat mendukung beban yang ada diatasnya. Kemiringan lereng dapat dibuat lebih vertikal jika daya dukung batuan besar. Pit slope bervariasi antara 20 - 70. Dari horizontal. Hal ini diaksud agar mendapatkan perolehan bijih yang lebih banyak lagi. Kestabilan jenjang perlu dijaga terutama untuk mempertinggi faktor keamanan. Untuk menghindari kecelakaan, beberapa cara dapat dilakukan yaitu dengan pembersihan bongkahbongkah batu yang menempel pada dinding jenjang, mengetahui daerah kritis,pengeringan, dan memonitor pergerakan dan pergeseran. Pada pemilihan sistem penambangan secara tambang terbuka ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan sistem penambangan, yaitu : a. Jumlah Tanah Penutup Tanah penutup atau overburden yaitu tanah yang berada di atas lapisan bijih. Sebelum pengambilan bijih, terlebih dahulu tanah penutupnya harus dikupas. Jumlah dari tanah penutup harus diketahui dengan jelas untuk menentukan nilai Stripping Ratio. b. Jumlah Cadangan Bijih Dari data hasil pemboran dan eksplorasi, dapat diketahui jumlah cadangan bijih yang dapat ditambang (mineable). Dari jumlah bijih nikel hasil perhitungan cadangan tersebut terdapat standar pengurangan yang digunakan oleh perusahaan sehinggga diperoleh mining recovery. Standar pengurangan tersebut dapat berupa: - Geologi faktor - Mining loss - Dilution c. Batas Penambangan (Pit Limit) dan Stripping ratio Batas penambangan ditentukan dengan cara menentukan daerah yang layak untuk diproduksi. Cara penentuannya adalah dengan memisahkan daerah yang layak dalam masalah kadar,dimana kelayakan kadar adalah cut off grade (COG). COG adalah kadar rata-rata terendah yang asih menguntungkan. Kemudian langkah selanjutnya adalah menghitung stripping ratio (SR). SR adalah perbandingan antara volume tanah penutup yang dipindahkan per satuan berat bijih (satuan m3/ton). Sehingga dengan mengetahui nilai SR, maka dari daerah yang sudah memenuhi syarat COG dilihat lagi SRnya. Jika SRnya lebih besar dari SR yang ditentukan perusahaan, maka daerah tersebut tidak layak untuk diproduksi.PT. JONES COAL RESOURCE berdasarkan pertimbangan karakteristik dan bentuk endapan batubara dan kondisi geologi endapan Batubara yang dekat dengan permukaan tanah serta ketersediaan sumberdaya yang besar maka direkomendasikan untuk memakai tambang terbuka open pit mine dengan metode penambangan back fill digging method atau cara penambangan dengan metode penggalian dan penimbunan kembali areal bekas tambang. PT. JONES COAL RESOURCE dan kebanyakan perusahan pertambangan batubara di Indonesia, melakukan penambangan batubara dengan metode tambang terbuka (open pit/surface mining). Selain ada metode lain, metode tambang bawah tanah (under ground mining). Kriteria utama yang digunakan sebagai acuan dalam pemilihan metode pertambangan, besarnya nilai perbandingan tanah penutup (waste) yang harus digali dengan volume atau tonage batubara yang dapat ditambang. Perbandingan ini dikenal dengan istilah stripping ratio atau waste/coal ratio. Selama perbandingan ini masih memberikan margin keuntungan yang dapat diterima, tambang terbuka masih dianggap ekonomis. Selain alasan teknik lainnya, seperti sebagian besar cadangan batubara di Indonesia terdapat pada dataran rendah atau pegunungan dengan topografi yang landai, lapisan penutup yang tidak terlalu tebal serta kemiringan yang relatif kecil (< 30 derajat). Sebelum kegiatan penambang dimulai, pemahaman terhadap desain dan perancangan tambang harus cermat, terutama menyangkut tata letak dan perencanaan bukan tambang operational (pit slope design), penentuan target produksi awal dan pekerjaan development, jadwal produksi batubara serta stripping overburden, rencana penggalian dan penempatan waste. pada dasarnya, kegiatan penambangan dimulai dengan pembukaan lahan (land clearing), pengupasan dan penyelamatan tanah (soil removal) dan pemindahan penutup batubara (overburden removal) dan penambangan batubara.

Hal ini selain karena memberikan proporsi endapan batubara yang lebih banyak dari pada tambang bawah tanah ketika ditambang juga karena biaya yang dikeluarkan untuk melakukan penambangan dengan metode ini lebih murah serta reklamasi areal bekas tambang dapat segera dilakukan.

Gambar 4.1 Model penambangan batubara tipe open pitPenambangan tipe open pit biasanya dilakukan pada endapan batubara yang mempunyai lapisan tebal dengan arah batubara miring kebawah dan dilakukan dengan mengunakan beberapa bench (jenjang).

4.2 Tahapan Kegiatan PenambanganFaktor yang mempengaruhi penentuan tahapan penambangan antara lain :1. Bentuk dan kemiringan perlapisan batubaraRencana penambangan batubara yang berbentuk perlapisan akan berbeda dengan perancangan penambangan untuk mineral bijih termasuk dalam penentuan geometri lerengnya.2. Stripping Ratio (Nisbah Pengupasan)Nisbah pengupasan merupakan perbandingan antara tonase overburden yangharus dipindahkan 1 ton batubara yang ditambang. Hasil suatu perancangan pit akan menentukan jumlah tonase overburden dan batubara yang mengisi pit. Perbandingan antara overburden dan batubara tersebut akan memberikan nisbah pengupasan rata-rata suatu pit.3. Ultimate pit slopeMerupakan salah satu faktor teknis yang berarti kemiringan atau batas luar tambang yang masih tetap stabil dan menguntungkan. Ultimate pit slope akan berhubungan dengan geometri lereng yang direncanakan. Hal ini berarti menentukan besarnya cadangan batubara yang akan ditambang (tonase dan nilai kalorinya) yang akan memaksimalkan nilai bersih total dari cebakan batubara tersebut. Ultimate pit slope juga akan berpengaruh terhadap eksplorasi lanjut, tahap evaluasi dan tahap persiapan yang didasarkan pada:a) BESR (Break Evet Stripping Ratio) yang ditentukanb) Sifat fisik dan mekanika batuanc) Struktur geologi (sesar, kekar, bidang perlapisan, dan bidang geser)d) Air tanah, unsure kimia batuan dan waktu yang dibutuhkan.

Dalam proses penambangan batubara ada banyak proses yang perlu dilakukan. dalam penambangan batubara juga tidak boleh ditinggalkan aspek lingkungan, agar setelah penambangan selesai dilakukan, lingkungan dapat dikembalikan kepada keadaan yang baik.Kegiatan penambangan yang direncanakan dan tahapan pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan.

Gambar 4.2 Contoh Tahap PersiapanKegiatan ini merupakan kegiatan tambahan dalam tahap penambangan. Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung kelancaran kegiatan penambangan. Kegiatan tersebut meliputi :1) Pembersihan Lahan (land clearing)

Gambar 4.3 Contoh Pembersihan Lahan Pekerjaan ini dilakukan sebelum tahap pengupasan lapisan tanah penutup dimulai. Pekerjaan ini meliputi pembabatan dan pengumpulan pohon yang tumbuh pada permukaan daerah yang akan ditambang dengan tujuan untuk membersihkan daerah tambang tersebut sehingga kegiatan penambangan dapat dilakukan dengan mudah tanpa harus terganggu dengan adanya gangguan tumbuhan-tumbuhan yang ada di daerah penambangan. Kegiatan pembersihan ini dilakukan dengan menggunakan Bulldozer. Pembersihan dilakukan pada daerah yang akan ditambang yang mempunyai ketebalan overburden beberapa meter dengan menggunakan Bulldozer dan dilakukan secara bertahap sesuai dengan pengupasan lapisan tanah penutup. Dalam pembabatan, pohon didorong kearah bawah lereng untuk dikumpulkan, dimana penanganan selanjutnya diserahkan pada penduduk setempat.2) Pembangunan sarana dan prasarana tambang Lokasi IUP PT. JONES COAL RESOURCE (16.903.597 m2) Kecamatan Biboki Anleu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Pembangunan sarana dan prasarana diperlukan untuk mendukung kegiatan utama penambangan agar sesuai dengan rencana penambangan. Sarana dan prasarana yang akan dibangun meliputi jalan tambang, bengkel, gudang, sarana perkantoran, mes karyawan, pos keamanan, kantin, dan lain sebagainya. Ukuran bengkel disesuaikan dengan jumlah dan ukuran kendaraan yang dipergunakan. Pembangunan mes dan kantor disesuaikan dengan jumlah karyawan yang ada. Disamping itu, perusahaan juga membangun unit sarana pengelolaan limbah, penimbunan tanah, penimbunan batubara, unit pengolahan batubara, fasilitas pemuatan, tempat penyimpanan bahan penunjang dan lain-lain.Salah satu tahapan dalam pembangunan sarana dan prasana adalah pembuatan jalan tambang. Pembangunan jalan mengikuti kemajuan kegiatan pertambangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan jalan tambang adalah sebagai berikut :

a) Letak Jalan KeluarSuatu kegiatan penambangan, patut diperhitungkan dimana letak jalan-jalan keluar dari tambang untuk akses yang baik ke lokasi pembuangan tanah penutup (wastedump). Topografi merupakan faktor penting akan sangat sulit sekali bagi truk untuk keluar dari pit ke medan yang curam.

b) Rancangan Spiral dan SwitchbackPada umumnya switch back ingin dihindari sebisa mungkin karena cenderung melambatkan lalulintas dan juga ban akan cepat aus yang kemudian mengakibatkan perawatan ban akan lebih besar. Pertimbangan lain ialah faktor keamanan. c) Jarak PandangJarak pandang adalah jarak yang diperlukan oleh operator untuk melihat ke depan secara bebas. Pada tambang batubara jarak pandang ini perlu karena dalam operasi penggalian batubara akan menghasilkan banyak debu yang akan menganggu jarak pandang dari operator dumptruck.d) Lebar JalanTergantung pada lebar alat angkut. Biasanya 4kali lebar truk. Lebar jalan seperti diatas memungkinkan lalu lintas dua arah, ruangan untuk truk yang akan menyusul serta cukup untuk selokan penyaliran dan tanggul pengaman.a. Lebar Jalan LurusL = n.Wt + (n+l).(0,5.Wt)( 4.1)Dimana :L = lebar jalan angkut minimum, (meter) n = jumlah lajurWt = lebar alat angkut, (meter)

Gambar 4.4 Lebar Jalan Angkut LurusNilai 0,5 pada rumus diatas menunjukan bahwa ukuran aman kedua kendaraan berpapasan adalah sebesar 0,5wt , yaitu setengah lebar terbesar dari alat angkut yang bersimpangan. Ukuran 0,5wt juga digunakan untuk jarak dari tepi kanan atau kiri jalan ke alat angkut yang melintasi secara berlawanan. Apabila tidak sesuai dengan ketentuan menurut perhitungan, maka harus dilakukan perubahan karena selain dapat menghambat dalam kegiatan pengangkutan juga berbahaya bagi keselamatan operator dan kendaraan yang beroperasi.b. Lebar Jalan pada TikunganLt = n (U+Fa+Fb +Z)+CZ = C= (U+Fa+Fb)

dimana:Lt = Lebar jalan angkut pada tikungan,(meter). U= Jarak jejaK roda,(meter).Fa= Lebar juntai depan,(meter).

Fb= Lebar juntai belakang,(meter).C=Jarak antara alat angkut saat Gambar 4.5. Lebar Jalan Angkut pada Tikungan c. Radius Putar TrukJari-jari tikungan (belokan) berhubungan langsung dengan bentuk dan kontruksi alat angkut yang digunakan. Disini digunakan ukuran alat angkut maksimum. Dalam penerapan jari-jari lingkaran yang dijalankan oleh roda belakang dan roda depan berpotongan dipusat C dengan sudut yang sama terhadap penyimpangan roda. Penentuan besarnya jari-jari tikungan, rumus yang digunakan adalah:

Gambar 4.6. Radius Tikungan Jalan

e) Kemiringan JalanSuperelevasi merupakan kemiringan jalan pada tikungan yang terbentuk oleh batas antara tepi jalan terluar dengan tepi jalan terdalam karena perbedaan kemiringan.Tujuan dibuat superelevasi pada daerah tikungan jalan angkut yaitu untuk menghindari atau mencegah kendaraan tergelincir keluar jalan atau terguling. Atau berguna untuk mengimbangi gaya sentrifugal (gaya mendorong keluar) sewaktu kendaraan melintasi tikungan dan menambah kecepatan.

Gambar 4.7. Superelevasi Tikungan Jalan AngkutPada kondisi jalan kering, nilai superelevasi merupakan harga maksimum yaitu 60mm/m sedangkan pada kondisi jalan penuh lumpur atau licin, nilai superelevasi terbesar adalah 90mm/m. Kemiringan tikungan tersebut tergantung tajamnya tikungan dan kecepatan maksimal kendaraan yang diijinkan pada waktu melintasi tikungan.Secara matematis kemiringan tikungan jalan angkut merupakan perbandingan antara tinggi jalan dengan lebar jalan. Untuk menentukan besarnya kemiringan tikungan jalan dihitung berdasarkan kecepatan rata-rata kendaraan dengan koefisien friksi. Persamaan yang digunakan untuk menghitung superelevasi yaitu:

tan = V2/R.Gdimana:V = Kecepatan kendaraan saa tmelewati tikunganR = Radius tikungan G = Gravitasi bumi = 9,8m/s2Kemiringan jalan angkut (grade) merupakan suatu faktor penting yang harus diamati secara detail dalam kegiatan kajian terhadap kondisi jalan tambang. Hal ini dikarenakan kemiringan jalan angkut berhubungan langsung dengan kemampuan alat angkut, baik dalam pengereman maupun dalam mengatasi tanjakan.Kemiringan jalan angkut biasanya dinyatakan dalam persen (%) yang dapat dihitung dengan mempergunakan rumus sebagai berikut:Grade () = h/xdimana:h:Beda tinggi antara dua titik yang diukurx:Jarak antara dua titik yang diukurSecara umum kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan baik dan aman oleh alat angkut saat menaiki atau turun dari ketinggian maksimum 8-10%.

f) Cross slope dari Jalan Masuk Permukaan KerjaMaksud dari pembuatan cross slope adalah agar jika terdapat air pada jalan, maka air tersebut akan mengalir pada tepi jalan. Cross slope didapat dari perbandingan y:x untuk jalan yang materialnya masih bisa meresap air maka cross slope dibuat 1:25. Jika jalan belum memenuhi cross slope diatas, maka perlu menimbun bagian tengah jalan sehingga memenuhi persyaratan cross slope.

Gambar 4.8. Penampang Cross Slopeg) Pengupasan Tanah Penutup (Top Soil dan Overburden)Pengupasan tanah penutup dapat dilakukan dengan beberapa metode sebagai berikut antara lain:1) Back filling digging methodePada cara ini, tanah penutup dibuang ke tempat pembuangan bekas penambangan atau daerah yang tidak memiliki lapisan batubara di dalamnya. Cara ini cocok untuk tanah penutup yang bersifat: Tidak diselingi oleh berlapis-lapis endapan bahan galian Tanah atau batuan lunak Letaknya mendatar2) Sistem jenjangCara pengupasan lapisan tanah penutup dengan sistem jenjang (benching). Cara ini dilakukan pada waktu pengupasan lapisan tanah penutup sekaligus membuat jenjang. Sistem ini cocok untuk: Tanah penutup yang tebal Bahan galian yang cukup tebal3) Multi bucket excavator system (BWE)Pada pengupasan cara ini, tanah penutup dibuang ke tempat yang sudah digali atau ke tempat pembuangan khusus. Caranya yaitu dengan mempergunakan Bucket Wheel Excavator (BWE). Sistem ini cocok untuk material yang memiliki sifat lunak dan tidak lengket.4) Drag scrapper systemPengupasan cara ini yaitu dengan mengambil tanah penutup diikuti serta pengambilan galian setelah tanah penutup telah dibuang,tetapi bisa juga tanah penutup diambil terlebih dahulu berikutnya pengambilan bahan galian tambang. Sistem ini sangat cocok untuk tanah penutup yang memiliki sifat lunak dan lepas.5) KonvensionalCara ini menggunakan kombinasi dari alat-alat pemindahan tanah mekanis (alat gali, muat dan angkut) seperti kombinasi antara Bulldozer, backhoe dan truk jungkit bila tanah penutup bisa langsung menggunakan alat gali muat. Sedangkan bila material keras, bisa digunakan alat garuk (ripper) atau pemboran dan peledakan untuk membongkar tanah penutup kemudian dimuat dengan alat muat ke alat angkut, yang selanjutnya dibuang ketempat penimbunan dengan alat angkut.h) Pembukaan dan pembersihan lahanKegiatan ini dilakukan pada lokasi rencana pertambangan. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan chainsaw dan bulldozer untuk membersihkan lahan dari tanaman dan material lainnya. Dalam pembersihan lahan tidak dilakukan pembakaran terhadap batang, ranting, dan daun tanaman, akan tetapi bagian-bagian tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.2. Operasi PenambanganJenis kegiatan pada tahap operasi penambangan sistem open pit meliputi:1) Pengupasan Tanah Pucuk ( top soiling )Top soiling merupakan tahapan selanjutnya yang akan dilakukan setelah tahap land clearing telah selesai dilakukan. Pada tahap ini, lapisan tanah pucuk(top soil) yang mengandung humus dan unsur hara yang penting untuk kesuburan tanah dikupas, diangkut lalu ditimbun pada suatu lokasi khusus.

Hal ini dilakukan dengan harapan kondisi dan komposisi tanah pucuk tersebut tidak berubah dan dapat digunakan kembali ketika proses reklamasi dan revegetasi dilakukan setelah operasi penambangan selesai.2) Pengupasan Tanah Penutup (Stripping/Overburden Removal)

Gambar 4.9. contoh kegiatan pengupasan tanah penutupProses stripping ini dilakukan untuk memindahkan material overburden ke waste dump pada awal penambangan , yang untuk proses selanjutnya material waste akan dipindahkan dengan cara backfilling. Untuk batuan yang ada di wilayah kuasa penambangan PT. JONES RESOURCE pengupasannya menggunakan excavator yang dikombinasikan dengan dump truck. Hal ini dikarenakan batuan yang ada relatif tidak terlalu keras sehingga tidak perlu dilakukan peledakan (blasting) untuk memberaikannya Untuk pengangkutan overburden digunakan Dump truck berkapasitas 30 ton.

3) Penimbunan Tanah Penutup (overburden removal)Penimbunan batuan penutup di disposal ini harus dilakukan secara bertahap, yaitu dimulai dengan membuat lapisan OB dasar seluas areal disposal (luas maksimal) yang telah ditentukan. Untuk selanjutnya dilakukan kegiatan penimbunan OB naik ke atas secara bertahap atau berjenjang dengan luasan semakin mengecil, hingnga membentuk sebuah bukit atau gunung yang berterasering.

Jika disposal ini nantinya telah dinyatakan selesai, maka permukaan terasering disposal akan diberi lapisan top soil (diambil dari top soil bank) setebal sekitar 50 ~ 100 centimeter dan permukaan akhir dibentuk kontur landai membentuk bukit/ gunung yang rata (tidak terasering). Sedangkan derajat kemiringan kontur bukit ini sekitar 14 derajat. Hal ini untuk menghindari terfokusnya air limpasan disposal sehingga dapat menimbulkan erosi yang besar (tidak ramah lingkungan).

Gamabr 4.10. Penimbunan OB4) Penambangan Batubara (coal getting)Untuk melakukan penambangan batubara (coal getting) itu sendiri, terlebih dahulu dilakukan kegiatan coal cleaning. Maksud dari kegiatan coal cleaning ini adalah untuk membersihkan pengotor yang berasal dari permukaan batubara (face batubara) yang berupa material sisa tanah penutup yang masih tertinggal sedikit, serta pengotor lain yang berupa agen pengendapan (air permukaan, air hujan, longsoran). Proses coal cleaning ini dilakukan oleh alat excavator yang telah dilengkapi dengan cutting blade pada sisi luar kuku bucket. Hal ini menjadikan ujung bucket bukan berupa kuku tajam, melainkan berupa ujung bucket yang datar rata. Unsur pengotor yang berada di atas lapisan batubara dapat dihilangkan hingga sebersih mungkin.

Gambar 4.11. Coal CleaningSelanjutnya dilakukan kegiatan coal getting hingga pemuatan ke alat angkutnya. Untuk lapisan batubara yang keras, maka terlebih dahulu dilakukan penggaruan.

Gambar 4.12. Coal Getting

5) Pengangkutan Batubara ke Stockyard (coal hauling)Setelah dilakukan kegiatan coal getting, kegiatan lanjutan adalah pengangkutan batubara (coal hauling) dari lokasi tambang (pit) menuju Stockyard atau langsung ke unit pengolahan.

Gambar 4.13. Pengangkutan batu bara ke stock pile.

6) Pengupasan parting (parting removal)Parting batubara yang memisahkan dua lapisan atau lebih batubara perlu dipindahkan agar tidak mengganggu dalam penambangan batubara.7) Perataan dan Rehabilitasi Tanah (spreading)Terdiri dari pekerjaan penimbunan, perataan, pembentukan, dan penebaran tanah pucuk diatas disposal overburden yang telah di backfilling, agar daerah bekas tambang dapat ditanami kembali untuk pemulihan lingkungan hidup (reclamation).

4.3Rencana Produksi (Kuantitas Dan Kualitas, Sr)Pada kegiatan penambangan yang akan dilaksanakan oleh PT. JONES COAL RESOURCE, dalam rencana produksi Batubara untuk tahun pertama adalah sebesar 124,672 dan penambangan tersebut direncanakan dengan stripping ratio 10,75: 1. Sedangkan untuk tahun-tahun selanjutnya hingga selesainya umur tambang adalah dapat dilihat pada table di bawah ini.

Tabel 4.1 Sasaran Produksi Penambangan Batubara Dan Penggalian Overburden

4.4Peralatan Kebutuhan akan peralatan merupakan kebutuhan yang pokok dalam melaksanakan kegiatan produksi. Oleh karena itu pemilihan jenis, kapasitas dan jumlah peralatan sangatlah penting untuk mendukung produksi. Pemilihan jenis, kapasitas, dan jumlah peralatan ini tentunya sangat tergantung dari target produksi yang direncanakan oleh perusahaan karena alat dipersiapkan untuk memenuhi target produksi yang telah direncanakan. Mengingat biaya investasi untuk pengadaan alat ini sangat besar, maka dalam pemilihan jenis, kapasitas, dan jumlahnya harus selektif dengan tujuan efisiensi biaya penambangan. Dalam menentukan jenis, kapasitas, dan jumlah dari peralatan yang akan disediakan, tentu harus dilakukan studi atau analisa terhadap kondisi tempat kerja alat-alat tersebut. PT. JONES COAL RESOURCE telah melakukan pengamatan, pengukuran, dan simulasi. Beberapa hal yang telah dilakukan PT. JONES COAL RESOURCE antara lain: Pengukuran jarak dari loading point (overburden) ke disposal area Pengukuran jarak dari loading point (coal) ke stock pile Kemiringan dan daya dukung jalan Kondisi jalan padasaat hujan dan panas

Untuk tahap awal didapatkan data komponen cycle time untuk alat-alat dari berbagai sumber dan disimulasikan pada kondisi tempat kerja di PT. JONES COAL RESOURCE. Untuk tahun-tahun berikutnya akan dilakukan pengukuran aktual di lapangan dan dilakukan evaluasi.Simulasi dan penghitungan nilai cycle time beberapa alat produksi telah dilakukan sampai dengan penentuan jumlah alat yang akan disediakan. PT. JONES COAL RESOURCE mengelompokkan alat-alat tambang menjadi 2 bagian: a) Alat utamaAlat utama merupakan alat yang digunakan secara langsung dalam kegiatan produksi, baik itu produksi batubara maupun overburden. Yang termasuk dalam kelompok alat utama ini diantaranya adalah: backhoe (excavator), dump truck, dan bulldozer. Berikut ini adalah daftar alat-alat utama yang akan disediakan oleh PT. JONES COAL RESOURCE dalam usaha pencapaian target produksi yang telah direncanakan :PT. JONES COAL RESOURCE memaparkan beberapa alat tambang terbuka, khususnya yang dipakai pada pertambangan batu bara.

Excavator

Excavator merupakan salah satu alat berat multifungsi yang banyak digunakan pada pekerjaan konstruksi dan kehutanan. Sedangkan dalam pertambangan batu bara alat ini berfungsi sebagai pengangkat material seperti tanah dan bebatuan. Pada tambang terbuka, excavator tergolong dalam alat berat gali dan muat.

Bulldozer

Bulldozer digunakan untuk mendorong, menghancurkan, dan meremukkan material-material yang keras seperti batu-batuan besar. Dalam pekerjaan pengaspalan alat ini biasanya digunakan untuk meratakan aspal. Sedangkan dalam pertambangan batu bara, buldozer termasuk ke dalam alat muat.

Dump Truck

Biasanya dump truck digunakan untuk mengangkut material bahan bangunan pada proyek konstruksi, seperti pasir, kerikil, batu bara, dan lain-lain. Dump Truck khas dilengkapi dengan hidrolik dengan tidur terbuka-kotak yang dioperasikan berengsel di bagian belakang. Sedangkan pada pertambangan batu bara dump truck tergolong ke dalam alat angkut material.

Dragline Pada umumnya dragline adalah alat untuk menggali tanah dan memuatkannya pada alat-alat angkut, seperti truk atau ke tempat penimbunan yang dekat dengan tempat galian. Dragline biasanya tidak perlu masuk ke dalam tempat galian untuk melaksanakan pekerjaannya, alat ini dapat bekerja dengan ditempatkan pada kondisi yang baik. Alat ini sangat baik untuk penggalian pada parit-parit, sungai yang tebingnya curam, dengan kendaraan angkut tidak perlu masuk ke lokasi penggalian.

Wheel Loader

Wheel loader adalah alat yang dilengkapi dengan bucket untuk memuat material ke dalam truk atau aplikasi lain seperti waste handling, yang memuat batu ke dalam crusher. Alat ini menggunakan ban sebagai penggeraknya, yang memudahkan mobilitas dan fungsi artikulasi yang memberikan ruang gerak fleksibel. Dalam pertambangan wheel loader termasuk dalam alat angkut material tambang.Tabel 4.2 Daftar Alat-Alat UtamaTYPE ALATTAHUN

012345

0

Bulldozer Cat. D 9 R011111

Bulldozer Cat. D 8 R022222

Excavator Cat. 5130 B ME011111

Excavator Cat 320 D011111

Dump Truck Hino 260 JD011111

Dump Truck HINO 260 JD034444

STOCK PILE

Bulldozer Cat. D 8 R011111

Wheel Loader Cat. 950 H011111

b) Alat pendukungAlat pendukung merupakan alat yang digunakan untuk melancarkan kegiatan produksi. Artinya alat ini bekerja agar alat-alat produksi utama dapat bekerja dengan maksimal. Yang termasuk dalam kelompok alat pendukung ini diantaranya adalah: motor grader,compactor, water truck genset dan water pump.Berikut ini adalah daftar alat-alat yang akan disediakan oleh PT. JONES COAL RESOURCE dalam usaha pencapaian target produksi yang telah direncanakan :

Table 4.3 Daftar Alat-Alat PendukungALAT PENDUKUNG

Motor Grader Cat 127 K022222

Compactor Cat CS-533D022222

Service truck022222

Fuel Truck Nissan Diesel022222

Water Truck Nissan033333

Driltech D50KS011111

Forklift Cat DP 25011111

LV Ford Ranger01010101010

Genset 500Kva022222

Genset 270Kva044444

Lighthing Tower IR01010101010

Anfo Truck011111

SYKES Centrifugal Pumps H 250022222

Ambulance022222

Bus MB 700033333

4.5Jadwal Produksi Software tambang yang digunakan untuk penjadwalan produksi penambangan misalnya Miner (mine planning software), sedangkan Gtcomp (grade tonnage computation) dipakai untuk penaksiran tonase, kadar, dan pendapatan (revenue) berdasarkan nilai ekonomi tiap blok yang telah didesain. Prosedur penjadwalan produksi adalah:(a) Tentukan jumlah material yang akan ditambang selama satu periode waktu (misal kuartal) pada push back sumber bijih utama (push back produksi) dan pada push back untuk pengupasan waste (stripping push back). (b) Tentukan jumlah bijih yang akan diproses sesuai dengan kapasitas mill pada periode waktu tersebut. (c) Hitung jumlah bijih dan kadar yang terdapat di stockpile (untuk tambang yang sudah beroperasi). Informasi ini sangat penting karena bijih yang akan diproses tidak selalu berasal dari hasil penambangan melainkan dapat juga berasal dari stockpile dengan pertimbangan tonase dan kadar bijih untuk memperoleh produksi logam yang optimal. (d) Membuat cut (daerah yang akan ditambang) baik pada push back produksi ataupun stripping dengan cara melakukan proses digitasi pada topografi penambangan. Pada proses ini dibutuhkan model blok sebagai pedoman penambangan yang menunjukkan variasi kadar bijih yang akan ditambang (selective mining). Lebar cut sudah mempertimbangkan ruang kerja alat sesuai dengan desain push back. (e) Hasil digitasi memperlihatkan cut penambangan pada push back produksi dan push back stripping pada beberapa jenjang yang direncanakan akan ditambang.(f) Lakukan perhitungan tonase, kadar, dan nilai ekonomi cut yang akan ditambang dan cek tonase dan kadar bijih yang akan diproses. Apabila belum sesuai, lakukan kembali proses digitasi (trial and error) dengan melakukan perubahan pada cut sampai diperoleh tonase yang sesuai dengan kadar bijih terbaik. Contoh hasil perhitungan Gtcomp dapat dilihat pada tabel di bawah ini.(g) Tabulasikan jumlah material yang akan ditambang pada tiap push back.(h) Buatlah penampang potong (cross section) pada semua jenjang yang akan ditambang untuk melihat bentuk topografi akhir setelah rencana penambangan dilaksanakan. (i) Lakukan perhitungan dan tabulasikan tonase bijih yang akan diproses, tonase bijih yang ditimbun di stockpile (kadar rendah maupun kadar sedang) dan jumlah waste yang harus ditimbun. (j) Lakukan perhitungan produksi logam yang akan diperoleh pada kuartal tersebut.

Setelah proses penjadwalan dilakukan, gambaran konseptual tentang bentuk akhir tambang setiap tahun dapat dilihat pada peta kemajuan tambang per tahun Berdasarkan peta tersebut setiap tahun dapat diketahui banyaknya jenjang yang akan ditambang dan dapat dibuat rancangan tambang selanjutnya.

Proses penjadwalan produksi batubara dapat dilakukan setelah dilakukan penaksiran seluruh cadangan batubara yang memenuhi stripping ratio (SR) 10.75 : 1 dilakukan. Produksi direncanakan selama 5 tahun. Dalam 1 hari produksi dibagi menjadi 2 shift, 1 shift terdiri dari 8 jam (Siang dan Malam). Produksi yang dilakukan ditargetkan sesuai tahapan penambangan yang diterapkan sebelumnya. Perhitungan produksi ini disesuaikan dengan kapasitas alat dan pasangan alat (fleet). Lokasi penggalian yang baik juga akan mempengaruhi efisiensi dan efektivitas produksi, ditambah dengan tidak adanya peledakan maka produksi penambangan baik overburden dan batubara sangat dipengaruhi oleh lingkungan kerja alat berat tersebut.

Tabel 4.4. Target Produksi Tambang

Tahun I

Target Produksi Batubara 124,672ton/tahun

Jam Kerja16jam/hari

432jam/bulan

5184jam/tahun

Bulan Kerja12bulan/tahun

Hari Kerja27hari/bulan

324hari/tahun

24.0493ton/jam

24ton/jam

384.78ton/hari

10389.29ton/bulan

124671.5ton/tahun

Density1.3g/cm3

Volume Batubara/Jam18.4995m3

Target Batubara/Jam18.5m3

Volume Batubara/hari295.992m3

Target Batubara/hari296m3

Volume Batubara/bulan7991.79m3

Target Batubara/bulan7992m3

Volume Batubara/Tahun95901m3

Target VolumeBatubara/Tahun95901m3

Tabel 4.5. Target Produksi Tambang

Tahun II

Target Produksi Batubara 242,431ton/tahun

Jam Kerja16jam/hari

432jam/bulan

5184jam/tahun

Bulan Kerja12bulan/tahun

Hari Kerja27hari/bulan

324hari/tahun

46.7652ton/jam

61ton/jam

748.24ton/hari

20202.58ton/bulan

242430.99ton/tahun

Density1.3g/cm3

Volume Batubara/Jam35.9732m3

Target Volume Batubara/Jam36m3

Volume Batubara/hari575.57m3

Target Volume Batubara/hari575.6m3

Volume Batubara/bulan15540.4487m3

Target Volume Batubara/bulan15540.4m3

Volume Batubara/Tahun186485m3

Target Volume Batubara/Tahun186485m3

Tabel 4.6. Target Produksi Tambang

Tahun III

Target Produksi Batubara298,888ton/tahun

Jam Kerja16jam/hari

432jam/bulan

5184jam/tahun

Bulan Kerja12bulan/tahun

Hari Kerja27hari/bulan

324hari/tahun

57.65558ton/jam

57.65558ton/jam

922.49ton/hari

24907.33ton/bulan

298887.99ton/tahun

Density1.3g/cm3

Volume Batubara/jam44.3506m3

Target Volume Batubara/jam44.4m3

Volume Batubara/hari709.6106m3

Target Volume Batubara/hari709.6m3

Volume Batubara/bulan19159.4871m3

Target Volume Batubara/bulan19159.5m3

Volume Batubara/tahun229913m3

Target Volume Batubara/tahun229913m3

Tabel 4.7. Target Produksi Tambang

Tahun IV

Target Produksi Batubara 343,903ton/tahun

Jam Kerja16jam/hari

432jam/bulan

5184jam/tahun

Bulan Kerja12bulan/tahun

Hari Kerja27hari/bulan

324hari/tahun

66.3393ton/jam

66.3393ton/jam

1061.42ton/hari

28658.58ton/bulan

343902.99ton/tahun

Density1.3g/cm3

Volume Batubara/jam51.0302m3

Target Volume Batubara/jam51m3

Volume Batubara/hari816.4838m3

Target Volume Batubara/hari816.5m3

Volume Batubara/bulan22045.0641m3

Target Volume Batubara/bulan22045.1m3

Volume Batubara/tahun264540m3

Target Volume Batubara/tahun264540m3

Tabel 4.8. Target Produksi Tambang

Tahun V

Target Produksi Batubara 260,909ton/tahun

Jam Kerja16jam/hari

432jam/bulan

5184jam/tahun

Bulan Kerja12bulan/tahun

Hari Kerja27hari/bulan

324hari/tahun

50.3296ton/jam

50.3296ton/jam

805.27ton/hari

21742.41ton/bulan

260908.99ton/tahun

Density1.3g/cm3

Volume Batubara/jam38.7151m3

Target Volume Batubara/jam38.7m3

Volume Batubara/hari619.4420m3

Target Volume Batubara/hari619.4m3

Volume Batubara/bulan16724.9358m3

Target Volume Batubara/bulan16725m3

Volume Batubara/tahun200699m3

Target Volume Batubara/tahun200699m3

Jadwal kegiatan mulai dari persiapan sampai dengan ujicoba pemuatan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9 Jadwal kegiatan persiapan, konstruksi dan produksiNoDeskripsi PekerjaanTahun

123

1Persiapan (survey, sosialisasi, inventarisir, pembebasan dan desain, jalan dan Stockyard

2Konstruksi dan up-grade jalan

3Perkerasan jalan

4Konstruksi Stockyard

5Pemasangan Crushing plant dan load out conveyor

6konstruksi sarana dan prasarana

7pengangkutan dan pengapalan

Tabel 4.10 Jadwal kegiatan persiapan penambanganNoDeskripsi PekerjaanTahun

1234

1Persiapan / Mobilisasi alat

2Konstruksi Mess dan Kantor

3Pembangunan jalan angkut

4Cut and fill Stockyard

5Pemasangan Crushing plant dan load out conveyor