Top Banner

of 26

Bank Garansi

Jul 20, 2015

Download

Documents

Sarah Overall
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Bank Garansi, apa dan bagaimana kegunaannya?

Apabila anda bergerak di bidang usaha konstruksi, istilah Bank Garansi tidak asing lagi. Pada saat anda ingin ikut tender, Pimpinan Proyek mensyaratkan anda memberikan Bank Garansi Tender (Tender Bond). Dan apabila anda memenangkan proyek tersebut, maka anda harus menyerahkan Performance Bond (Bank Garansi Pelaksanaan), untuk menjamin bahwa memang anda mampu melaksanakan proyek tersebut. Untuk memahami, apa dan bagaimana Bank Garansi, serta apa kegunaannya, di bawah ini saya akan mencoba menjelaskan berdasar pengalaman selama ini. Apa definisi Bank Garansi? Bank Garansi (atau disingkat BG) adalah perjanjian penanggungan atau borgtocht dimana Bank yang menjadi pihak ketiga (penanggung, guarantor, borg) bersedia bertindak sebagai penanggung bagi nasabahnya yang menjadi debitur dalam mengadakan suatu perjanjian (pokok) dengan pihak lain sebagai kreditur. Dalam bentuk warkat, dapat berupa Garansi Bank atau Standby L/C (letter of Credit).

Nasabah (A) atau tertanggung mengadakan Perjanjian Kerjasama dengan Pemimpin Proyek (X), untuk mengerjakan suatu proyek tertentu Nasabah akan mendatangi Bank, untuk memohon agar Bank bersedia memberikan penjaminan atas nama nasabah berupa Garansi Bank, untuk menjamin proyek antara nasabah (A) dan Pemimpin Proyek (X). Apabila dinilai memenuhi persyaratan, maka Bank akan mengeluarkan Bank Garansi atas nama nasabah A, untuk menjamin proyek yang dikerjakan.

Dasar hukum Bank Garansi, adalah perjanjian penanggungan (borgtocht) yang diatur dalam KUH Perdata pasal 1820 s/d 1850.Untuk menjamin kelangsungan Bank Garansi, maka penanggung mempunyai Hak istimewa yang diberikan undang-undang, yaitu untuk memilih salah satu, menggunakan pasal 1831 KUH Perdata atau pasal 1832 KUH Perdata. Pasal 1831 KUH Perdata: Si penanggung tidaklah diwajibkan membayar kepada si berpiutang, selain jika si berutang lalai, sedangkan benda-benda si berutang ini harus lebih dulu disita dan dijual untuk melunasi utangnya. Sedangkan pasal 1832 KUH Perdata berbunyi: Si penanggung tidak dapat menuntut supaya benda-benda si berutang lebih dulu disita dan dijual untuk melunasi utangnya Perbedaan kedua pasal tersebut menjelaskan, bahwa jika Bank menggunakan pasal 1831 KUH Perdata, apabila timbul cidra janji, si penjamin dapat meminta benda-benda si berhutang disita dan dijual terlebih dahulu. Sedangkan jika menggunakan pasal 1832 KUH Perdata, Bank wajib membayar Garansi Bank yang bersangkutan segera setelah timbul cidra janji dan menerima tuntutan pemenuhan kewajiban (klaim).

Dalam Bank Garansi, Bank wajib mencantumkan ketentuan yang dipilihnya dalam Bank Garansi yang bersangkutan, agar pihak yang dijamin maupun pihak yang menerima garansi mengetahui dengan jelas ketentuan mana yang dipergunakan. Apa yang harus ada dalam Bank Garansi? Isi Bank Garansi terdiri dari:

Judul Garansi Bank atau Bank Garansi Nama dan alamat Bank pemberi Bank Garansi Tanggal penerbitan Bank Garansi Transaksi antara pihak yang dijamin dengan penerima garansi Jumlah uang yang dijamin dengan Bank Garansi Tanggal mulai berlaku dan berakhirnya Bank Garansi Penegasan batas waktu penagihan klaim Pilihan berlakunya pasal 1831 atau 1832

Jenis dan macam Bank Garansi

Diberikan kepada pemborong atau kontraktor untuk mengerjakan proyek Diberikan untuk menjamin kredit (dapat berupa Standby L/C) Lainnya , seperti : a) BG untuk penangguhan bea cukai (misal: cukai tembakau, cukai alkohol, cukai pita kaset/DVD/VCD). b) BG untuk penebusan barang impor.c) Shipping Guarantee, untuk mengeluarkan barang dari pelabuhan.d) BG untuk pengadaan barang.e) BG untuk pembebasan bea masuk dan penangguhan PPN.

Sedangkan Bank Garansi yang umum digunakan dalam rangka proyek, untuk mendukung usaha konstruksi, adalah: 1. 2. 3. 4. Bid Bond/Tender Bond Performance Bond atau Bank Garansi Pelaksanaan Advance Payment Bond atau Bank Garansi Uang Muka Maintenance Bond atau Bank Garansi Pemeliharaan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Bank Garansi: 1. 2. 3. 4. Waktu berlaku dan berakhirnya perjanjian pokok Waktu berlaku dan berakhirnya Garansi Bank Waktu terjadinya cidra janji yang secara sah masih dapat ditanggung oleh Garansi Bank Waktu selambat-lambatnya untuk pengajuan klaim oleh tertanggung.

Keempat hal di atas perlu mendapatkan perhatian, terutama bagi tertanggung, agar bilamana terjadi sesuatu yang tak diharapkan, maka klaim masih bisa dilakukan. Bagi tertanggung juga harus memperhatikan, apakah Bank Garansi tadi menggunakan pasal 1831 atau 1832, karena jika menggunakan pasal 1831, Bank tidak serta merta membayar klaim tersebut.

Kegunaan Bank Garansi Kapan anda memerlukan Bank Garansi? Apabila anda seorang kontraktor, pada awal ikut tender, anda harus menyerahkan Bank Garansi tender sebagai persyaratan untuk ikut tender. Karena jumlahnya relatif kecil, biasanya kontra garansi dapat menggunakan uang tunai atau tabungan terbeku. Bilamana anda menang proyek yang diikuti, anda harus menyerahkan Jaminan pelaksanaan, untuk meyakinkan pada pemilik proyek bahwa anda mampu menyelesaikan proyek tersebut. Biasanya dalam SPP/SPK (Surat Perjanjian Pemborongan/Surat Perjanjian Kontrak) telah ditentukan, bahwa anda berhak mendapat uang muka sebesar 20% (misalnya), dengan syarat anda menyerahkan jaminan uang muka atau Advance Payment Bond. Dengan uang muka tersebut, anda sudah mulai bisa mengerjakan proyek. Apabila usaha anda dinilai layak oleh Bank, maka Bank dapat memberikan kredit konstruksi, yang diperhitungkan dengan Bank Garansi uang muka, untuk menyelesaikan proyek. Bila anda bergerak dibidang usaha perdagangan, anda sering harus membeli secara tunai atau kredit, stok barang yang akan dijual. Namun jika perusahaan yang memproduksi produk tadi mau menerima Bank Garansi, maka anda hanya perlu menyerahkan Bank Garansi pengadaan untuk dapat memperoleh stok barang dagangan tadi. Dengan Bank Garansi pengadaan, anda bisa mengatur cash flow, dan baru membayar sesuai yang ditentukan dalam Bank Garansi tersebut. Catatan: Bahan diperoleh dari berbagai sumber (catatan, pelatihan, PBI dan pengalaman selama ini). Mohon maaf jika tak dapat menjawab pertanyaan satu persatu, karena pelatihan tentang masalah Bank Garansi ini minimal memerlukan waktu 3 sesi, sehingga tak mungkin bisa dijawab melalui blog

MENGENAL BANK GARANSIDalam mengimplementasikan rencan bisnis, Anda mungkin memiliki banyak proyek yang pelaksanaannya akan diserahkan kepada pihak lain. Anda memerlukan keyakinan bahwa pihak lain tersebut akan memenuhi komitmennya sesuai dengan kontrak. Namun tetap ada kemungkinan bahwa proyek tidak dilaksanakan sesuai dengan rencana sehingga Anda mengalami kerugian. Dalam hal ini bank dapat memebrikan jasa Bank Garansi untuk meningkatkan keyakinan Anda dan sekaligus meminimalkan risiko kerugian. Definisi Bank Garansi adalah jaminan pembayaran yang diberikan kepada pihak penerima jaminan, apabila pihak yang dijamin tidak memenuhi kewajibannya. Ilustrasi Misalkan Anda merencanakan untuk membangun sebuah hotel sehingga Anda mengundang beberapa kontraktor atau supplier untuk ikut berpartisipasi. Untuk itu, Anda mengadakan tender sebagai cara memilih calon kontraktor atau supplier yang memenuhi syarat. Dalam proses tender, Anda meminta kepada peserta untuk menyerahkan Bid Bond supaya mereka tidak membatalkan diri secara tiba-tiba setelah ditunjuk sebagai pemenang tender. Biasanya sebagai pemilik proyek (bouwheer), Anda memberikan uang muka kepada pemenang tender untuk mulai melaksanakan proyek tersebut. Untuk mencegah hilangnya uang muka karena pemenang proyek cidera janji, Anda membutuhkan Advance Payment Bond. Setelah itu, Anda membutuhkan Performance Bond supaya Anda yakin bahwa proyek dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan baik dalam hal kualitas, waktu dan spesifikasinya. Setelah proyek selesai, Anda memerlukan Retention/Maintenance Bond sebelum serah terima dilakukan supaya Anda yakin bahwa pelaksana proyek akan melakukan kewajiban layanan purna jual berupa perbaikan-perbaikan dan pemeliharaan dalam jangka waktu tertentu. Jenis Bank Garansi Lainnya

Dalam praktek, mungkin Anda menemukan bank garansi khusus seperti garansi kepada maskapai pelayaran, jaminan warranty, customs bond dan lain lain. Pada dasarnya Bank Garansi tersebut digunakan untuk menjamin supaya tidak terjadi cidera janji oleh pihak yang berkewajiban. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Bagi Penerima Bank Garansi Pastikan keaslian dan keabsahan Bank Garansi dengan cara menghubungi bank penerbit. Periksa masa berlaku Bank Garansi sesuai dengan jangka waktu proyek Anda. Periksa dan pahami syarat-syarat klaim untuk memudahkan Anda melakukan klaim apabila diperlukan. Bagi Pihak yang dijamin Bank Garansi Perhatikan biaya-biaya yang harus dibayar dalam rangka penerbitan Bank Garansi. Laksanakan kewajiban sesuai dengan yang diperjanjikan dengan pihak penerima jaminan sehingga tidak terjadi klaim atas Bank Garansi yang diterbitkan. Proses penerbitan Bank Garansi sama halnya dengan proses pemberian kredit, sehingga Anda perlu menjelaskan usaha Anda secara terbuka kepada Bank. Catatan: Bid Bond disebut juga Tender Bond adalah jaminan penawaran. Advance Payment Bond adalah jaminan uang muka. Performance Bond adalah jaminan pelaksanaan. Retention/Maintenance Bond adalah jaminan pemeliharaan.

GUNANYA BANK GARANSI Mungkin kita sering mendengar kata Bank Garansi / Jaminan Bank / Bank Guarantee (BG). Banyak pihak pelaku dunia usaha berkata, Minta saja Bank Garansi untuk Jaminannya. Jadi apa sesungguhnya Bank Garansi itu ? Bank Garansi adalah suatu jaminan yang diterbitkan oleh Bank untuk menjamin pihak lain, bila pihak pertama (pihak pemohon bank garansi) wan prestasi kepada pihak lain atas perjanjian yang telah disepakati. Untuk memudahkan memahami bank garansi ini, mari kita lihat ilustrasi dibawah ini: I. Ada 3 pihak dalam suatu Bank Garansi yaitu : 1. Pihak Pemohon yaitu : Pihak yang mengajukan permohonan ke Bank agar diterbitkan suatu Bank Garansi sesuai dengan kebutuhannya 2. Pihak Penjamin (Bank) adalah Bank atau lembaga keuangan yang diijinkan untuk menerbitkan Bank Garansi 3. Pihak Beneficiary/Penerima Bank Garansi : Pihak yang diuntungkan/pihak yang menerima klaim atas bank garansi Kondisi Bank Garansi : Bank Garansi dicairkan/diklaim bila pihak pemohon bank garansi inkar janji/wan prestasi kepada pihak beneficiary. Karena pihak pemohon gagal janji, maka pihak beneficiary terpaksa menagih kepada pihak penjamin yaitu pihak bank penerbit bank garansi Ada beberapa jenis Bank Garansi yang sering ditemui dalam dunia usaha : 1. Customs Bonds/Surety Bond : Bank Garansi yang diterbtkan untk kepentingan pihak Bea Cukai atau lembaga pemerintahan lainnya, dengan tujuan untuk menangguhkan pembayaran pajak kepada Bea cukai atau lembaga pemerintah. Alasan penangguhan pajak ini bisa dikarenakan barang yang diimpor itu akan diekspor kembali 2. Bid Bond : Bank Garansi yang diterbitkan untuk kepentingan mengikuti suatu tender. Ini untuk mengantisipasi, bila suatu perusahaan telah dinyatakan menang dalam tender, tetapi perusahaan tersebut tidak dapat melaksanakan kewajiban dalam tender, maka Bank Garansi ini akan dicairkan 3. Performance Bond : Bank Garansi diterbitkan untuk kepentingan suatu proyek Contoh : Kontraktor untuk membangun statu gedung, perlu memberikan performance bond kepada pemilk tanah bahwa kontraktor membangun gedung tersebut sesuai dengan perjanjiannya. Bila kontraktor wan prestasi, maka pemilik tanah akan mencairkan bank garansi itu ke Bank penerbit Bank Garansi.

4. Advance Payment Bond : Bank Garansi yang diterbitkan karena kontraktor telah menerima uang muka dari pemilik tanah. Untuk memulai satu perjanjian/proyek, biasanya pemilik uang muka/down payment kepada kontraktor. Namun pemilik tanah juga khawatir bila kontraktor setelah menerima uang muka/down payment kemudian ingkar janji. Karena kekhawatiran itu, pemilik tanah minta Advance Payment Bond dari Kontraktor sebelum uang muka dibayarkan ke kontraktor. Selain contoh-contoh Bank Garansi diatas, masih banyak jenis-jenis bank garansi dalam dunia usaha. Biasanya nama/jenis Bank Garansi disesuaikan dengan perjanjian/proyek yang dikerjakan. (Irwan Santoso)

ASPEK HUKUM GARANSI BANK Oleh ESTHER DWI MAGFIRAH PENDAHULUAN Dalam suatu aktivitas bisnis, masalah pembiayaan menempati posisi yang signifikan. Tanpa kelancaran transaksi finansial, kinerja pelaku usaha akan mengalami hambatan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, para pihak yang terlibat dalam satu transaksi bisnis kerap kali mengikutsertakan pihak ketiga untuk menjamin likuiditas dana. Guna mengakomodasi kepentingan itulah, pelaku bisnis memanfaatkan jasa lembaga keuangan seperti perbankan. Salah satu jasa lembaga perbankan dalam menunjang aktivitas bisnis tersebut adalah bank garansi. Penerbitan bank garansi merupakan salah satu jasa layanan yang ditawarkan perbankan untuk membantu kelancaran dunia usaha. Jasa layanan perbankan tersebut selaras dengan amanat pasal 1 butir 2 Undang Undang Perbankan, yang menyebutkan bahwa

Bank umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.Artikel ini akan mendeskripsikan secara singkat tentang eksistensi lembaga garansi bank dalam menunjang kelancaran aktivitas bisnis. GARANSI BANK Istilah garansi berasal dari bahasa Inggris guarantee atau guaranty yang berarti menjamin atau jaminan. Pasal 1 butir 1 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia (SKBI) No. 11 / 110 / Kep / Dir / UPPB tanggal 28 maret 1979 tentang pemberian Jaminan oleh Bank dan Pemberian jaminan oleh lembaga keuangan bukan Bank, menyebutkan :

Jaminan adalah warkat yang diterbitkan oleh bank atau lembaga keuangan bukan bank yang mengakibatkan kewajiban membayar terhadap pihak yang menerima jaminan apabila jaminan pihak yang dijamin cidera janji (wanprestasi).Dalam garansi bank, ada tiga pihak yang terlibat yaitu : 1. 2. 3. Pihak penjamin Pihak terjamin Pihak penerima jaminan : pihak yang memberikan jaminan (pihak bank) : pihak yang dijamin (nasabah) : pihak yang menerima jaminan

Jadi, garansi bank merupakan suatu perjanjian tertulis yang isinya bank menyetujui untuk mengikatkan diri kepada penerima jaminan guna memenuhi kewajiban terjamin dalam suatu jangka waktu tertentu dan dengan syarat syarat tertentu berupa pembayaran sejumlah uang tertentu apabila terjamin di kemudian hari ternyata tidak memenuhi kewajibannya kepada penerima jaminan. Atas pemberian garansi bank trsebut, maka bank akan menerima fee dari terjamin berupa sejumlah uang tertentu yang disebut provisi. Jumlah provisi ini dihitung atas dasar prosentase tertentu dari jumlah garansi bank untuk jangka waktu tertentu pula (Anwari, 1981 : 9) PERJANJIAN GARANSI Kesepakatan pemberian garansi bank oleh perbankan kepada terjamin dituangkan dalam suatu perjanjian yang disebut perjanjian bank garansi vide pasal 1824 KUH Perdata, pasal tersebut menentukan bahwa penaggungan (jaminan) harus ditentukan secara tegas meski tidak harus secara tertulis. Namun sebagaimana lazimnya, suatu perjanjian perbankan selalu dituangkan dalam bentuk akta tertulis untuk menjamin kepentingan hukum para pihak. Berdasarkan surat perjanjian garansi bank tersebut bank akan memberikan surat garansi bank kepada terjamin untuk diserahkan kepada penerima jaminan. Menurut Anwari (1981 : 26) Surat Perjanjian Garansi Bank memuat syarat minimal sebagai berkut : 1. Tujuan penggunaan garansi bank 2. Jumlah tertinggi garansi bank 3. Tanggal mulai berlaku serta jangka waktu garansi bank 4. Tempat kedudukan (domisili) terjamin dan bank 5. Macam jaminan lawan yang diserahkan oleh jaminan kepada bank serta nilainya

6. Terjamin tunduk kepada ketentuan ketentuan dan peraturan peraturan tentang pemberian garansi bank yang ditetapkan oleh bank 7. Terjamin tunduk kepada intruksi intruksi dan peraturan peraturan yang dikeluarkan pemerintah dan bank indonesia serta kelaziman perbankan 8. Biaya garansi bank yang harus dibayar oleh terjamin oleh

9. Terjamin memberi kuasa yang tak dapat dicabut kembali kepada bank untuk sewaktu waktu mencairkan jaminan lawan guna melunasi hutang terjamin sebagai akibat dilaksanakannya pembayaran garansi bank maupun hutang lainnya yang timbul sehubungan dengan pemberian garansi bank tersebut. SKBI No. 11 / 110 tahun 1979 tidak memberikan definisi tentang perjanjian garansi bank. SKBI tersebut hanya menentukan hal hal minimal yang harus dipenuhi dalam satu garansi bank. Pasal 2 butir 2 SKBI mengatur syarat minimal dalam garansi bank sebagai berikut : 1. Judul garansi bank atau bank garansi 2. Nama dan alamat bank pemberi garansi 3. Tanggal penerbitan garansi bank 4. Transaksi antar pihak yang dijamin dengan penerimaan jaminan 5. Jumlah uang yang dijamin oleh bank 6. Tanggal mulai berlaku dan berakhirnya garansi bank 7. Penegasan batasn waktu klaim 8. Pernyataan bahwa penjamin (bank) akan memenuhi pembayaran denganterlebih dahulu menyita dn menjual benda benda terjamin (nasabah) untuk melunasi hitungannya sesuai dengan pasal 1831KUHPerdata, atau pernyataan bahwa penjamin (bank) melepaskan bank istimewanya untuk menuntut supaya benda benda terjamin (nasabah) lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutangnya vide pasal 1832 KUHPerdata. Pasal 2 butir 3 SKBI menentukan hal yang tidak dimuat dalam garansi bank sebagai berikut : 1. 2. Syarat syarat yang terlebih dahulu harus dipenuhi untuk berlakunya garansi bank Ketentuan bahwa garansi bank dapat diubah atau dibatalkan secara sepihak

Sebagaimana diketahui, lembaga perbankan diwajibkan untuk bersikap selektif dalam melakukan aktivitas untuk meminimalisasi risiko. Berdasarkan prudential banking (prinsip kehati hatian bank), dalam pemberian garansi bank, garansi harus melakukan penilaian secara seksama terhadap calon nasabah. SEBI No. 11 / 11 UPPB tanggal 28 Maret 1979, mengharuskan bank untuk : 1. 2. 3. 4. Meneliti bonafiditas pihak yang dijamin Meneliti sifat dan menilai transaksi yang akan dijamin sehingga dapat diberikan jaminan yang sesuai Menilai jumlah jaminan yang akan diberikan bank Menilai kemampuan pihak yang akan dijamin untuk memberikan kontra jaminan yang cukup sesuai dengan kemungkinan terjadinya resiko.

Menurut Munir Fuady (1997 : 202) untuk membatasi risiko dalam penerbitan garansi bank, pihak bank mensyaratkan adanya jaminan lawan (counter garanty) yang nilainya ditentukan oleh kebijakan bank namun biasanya setara dengan nilai jaminan yang tercantum dalam garansi bank. Jaminan lawan

tersebut tidak harus dalam bentuk uang tunai, melainakn bias berupa giro, deposito, surat surat berharga, atau lainnya yang dianggap aman oleh bank Tabel 1 Jumlah nilai Masing _ masing Jenis Counter Garanty Jumlah Jaminan Lawan 1. Uang tunai yang disetor ke bank 2. Dana giro yang dibekukan 3. Deposito 4. Surat surat berharga 5. Barang bergerak 6. Barang tidak bergerak 7. Harta tak berwujud seperti tagihan dan hal lain yang sifatnya serupa dengan itu 8. Harta kekayaan lain yang dapat diterima oelh bank 9. Performance bond, payment bond bid bond dan advance Nilai Garansi 100 % 100 % 100 % 100 % 150% 150% 150%

150%