Top Banner

of 18

Bandung Overview

Jul 12, 2015

Download

Documents

dokteranak
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Bandung Overview.. Kota Bandung adalah ibu kota provinsi Jawa Barat. Kota ini pada zaman dahulu dikenal sebagai Parijs van Java (bahasa Belanda) atau Paris dari Jawa. Karena terletak di dataran tinggi, Bandung dikenal sebagai tempat yang berhawa sejuk. Hal ini menjadikan Bandung sebagai salah satu kota tujuan wisata. Bandung terletak pada koordinat 107 BT and 6 55 LS. Luas Kota Bandung adalah 16.767 hektare. Kota ini secara geografis terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, dengan demikian, sebagai ibu kota provinsi, Bandung mempunyai nilai strategis terhadap daerah-daerah di sekitarnya. Kota Bandung terletak pada ketinggian 768 m di atas permukaan laut rata-rata (mean sea level), dengan di daerah utara pada umumnya lebih tinggi daripada di bagian selatan. Ketinggian di sebelah utara adalah 1050 msl, sedangkan di bagian selatan adalah 675 msl. Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga Bandung merupakan suatu cekungan (Bandung Basin).

Model 3 dimensi citra satelit cekungan Bandung.

Letak Bandung yang geografis menjadikannya kota besar di daerah pegunungan yang nyaman, berhawa sejuk, lengkap dengan panorama alam yang indah berkat dataran tinggi dan gununggunung di sekelilingnya. Di daerah pegunungan di sekitar Bandung terhampar permadani hijau perkebunan teh yang menutupi hampir setiap kaki gunung. Keindahan kota, iklimnya, kecantikan dan keramahtamahan mojang-mojang priangan, juga kreatifitas penduduknya yang tinggi, menjadikan Bandung mempunyai citra dan tradisi tersendiri. Karena itu, tak salah jika Berhiber alias Bersih, Hijau, Berbunga menjadi slogan penataan kota yang di jaman kolonial Belanda pernah dijuluki Mooi Bandung (Bandung Indah) ini. Julukan lain yang muncul pada 1920-an dan tak kalah tenar adalah Parisj van Java yang berarti Parisnya Jawa, lantaran memang Bandung disebut-sebut sebagai Eropanya daerah tropis. Sedang dibanding daerah di Amerika, Bandung adalah kembarannya Miami, karena layaknya di Miami, di Bandung juga berdiri banyak bangunan tahun 1920-an yang berarsitektur deco, salah satunya adalah Hotel Savoy Homann.

Perkembangan kota Bandung makin lama makin pesat dan meluas. Sebelumnya Bandung telah memborong 5 fungsi kota, yakni sebagai kota pemerintahan, perdagangan, industri, kebudayaan, pariwisata. Seiring perkembangannya, Bandung kini tengah mengembangkan diri menjadi kota jasa. Saat ini terdapat 140 hotel berbintang lima, 137 hotel melati dan 17 penginapan remaja yang ikut menunjang industri pariwisata Kota Kembang ini. Untuk urusan pariwisata, Bandung memang belum bisa menandingi Yogyakarta, apalagi Bali. Namun banyak jenis wisata unik dan menarik yang ditawarkan, mulai dari wisata jajanan dan wisata belanja yang paling menarik wisatawan domestik maupun mancanegara, sampai wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, bahkan wisata loak. Pokoknya, ada seabrek yang bisa diubek-ubek di kota ini. Yang dibutuhkan hanya cukup uang, dan yang penting: cukup jeli. Sebelah Timur. Bandung sebelah timur berbatasan langsung dengan kabupaten Sumedang, tepatnya Jatinangor. Di daerah ini terdapat pusat pendidikan, dimana terdapat beberapa kampus besar seperti universitas Padjajaran (UNPAD), sekolah tinggi pemerintahan dalam negri (STPDN), UNWIM, IKOPIN, Dan lain-lain.

Hotel di Bandung, bandingkan fasilitas & harga juga opini pengunjung lain.. klik di sini..

Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya menurut jumlah penduduk. Sedangkan wilayah Bandung Raya (Wilayah Metropolitan Bandung) merupakan metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setelah Jabodetabek dan Gerbangkertosusila (Grebangkertosusilo). Di kota yang bersejarah ini, berdiri sebuah perguruan tinggi teknik pertama di Indonesia (Technische Hoogeschool, sekarang ITB)[2], menjadi ajang pertempuran di masa kemerdekaan[3], serta pernah menjadi tempat berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika 1955,[4] suatu pertemuan yang menyuarakan semangat anti kolonialisme, bahkan Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru dalam pidatonya mengatakan bahwa Bandung adalah ibu kotanya Asia-Afrika.[5] Pada tahun 1990 kota Bandung menjadi salah satu kota teraman di dunia berdasarkan survei majalah Time.[6] Kota kembang merupakan sebutan lain untuk kota ini, karena pada jaman dulu kota ini dinilai sangat cantik dengan banyaknya pohon-pohon dan bunga-bunga yang tumbuh di sana. Selain itu Bandung dahulunya disebut juga dengan Parijs van Java karena keindahannya. Selain itu kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall dan factory outlet yang banyak tersebar di kota ini, dan saat ini berangsur-angsur kota Bandung juga menjadi kota wisata kuliner. Dan pada tahun 2007, British Council menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif

se-Asia Timur.[7] Saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan.

SejarahKata "Bandung" berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang lalu membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung mengatakan bahwa nama "Bandung" diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung, R.A. Wiranatakusumah II, untuk melayari Ci Tarum dalam mencari tempat kedudukan kabupaten yang baru untuk menggantikan ibukota yang lama di Dayeuhkolot. Kota Bandung secara geografis memang terlihat dikelilingi oleh pegunungan, dan ini menunjukkan bahwa pada masa lalu kota Bandung memang merupakan sebuah telaga atau danau. Legenda Sangkuriang merupakan legenda yang menceritakan bagaimana terbentuknya danau Bandung, dan bagaimana terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu, lalu bagaimana pula keringnya danau Bandung sehingga meninggalkan cekungan seperti sekarang ini. Air dari danau Bandung menurut legenda tersebut kering karena mengalir melalui sebuah gua yang bernama Sangkyang Tikoro. Daerah terakhir sisa-sisa danau Bandung yang menjadi kering adalah Situ Aksan, yang pada tahun 1970-an masih merupakan danau tempat berpariwisata, tetapi saat ini sudah menjadi daerah perumahan untuk pemukiman. Kota Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan pemukiman sejak pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya waktu itu Herman Willem Daendels, mengeluarkan surat keputusan tanggal 25 September 1810 tentang pembangunan sarana dan prasarana untuk kawasan ini. Dikemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai hari jadi kota Bandung. Kota Bandung secara resmi mendapat status gemeente (kota) dari Gubernur Jenderal J.B. van Heutsz pada tanggal 1 April 1906[11] dengan luas wilayah waktu itu sekitar 900 ha, dan bertambah menjadi 8.000 ha di tahun 1949, sampai terakhir bertambah menjadi luas wilayah saat ini.[12] Pada masa perang kemerdekaan, pada 24 Maret 1946, sebagian kota ini di bakar oleh para pejuang kemerdekaan sebagai bagian dalam strategi perang waktu itu. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api dan diabadikan dalam lagu Halo-Halo Bandung. Selain itu kota ini kemudian ditinggalkan oleh sebagian penduduknya yang mengungsi ke daerah lain. Pada tanggal 18 April 1955 di Gedung Merdeka yang dahulu bernama "Concordia" (Jl. Asia Afrika, sekarang), berseberangan dengan Hotel Savoy Homann, diadakan untuk pertama kalinya Konferensi Asia-Afrika yang kemudian kembali KTT Asia-Afrika 2005 diadakan di kota ini pada 19 April-24 April 2005.

[sunting] KependudukanKota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa Barat, di mana penduduknya didominasi oleh etnis Sunda, sedangkan etnis Jawa merupakan penduduk minoritas terbesar di kota ini dibandingkan etnis lainnya. Tahun Jumlah penduduk 1941 226.877 1950 644.475 2005 2.315.895 2006 2.340.624 2007 2.364.312 2008 2.390.120

Pertambahan penduduk kota Bandung awalnya berkaitan erat dengan ada sarana transportasi Kereta api yang dibangun sekitar tahun 1880 yang menghubungkan kota ini dengan Jakarta Sejarah kependudukan kota Bandung (sebelumnya bernama Batavia).[11] Pada tahun 1941 tercatat Sumber:[13] [14] sebanyak 226.877 jiwa jumlah penduduk kota ini kemudian setelah peristiwa yang dikenal dengan Long March Siliwangi, penduduk kota ini kembali bertambah dimana pada tahun 1950 tercatat jumlah penduduknya sebanyak 644.475 jiwa.[

Pariwisata dan BudayaSejak dibukanya Jalan Tol Cipularang, kota Bandung telah menjadi tujuan utama dalam menikmati liburan akhir pekan terutama dari masyarakat yang berasal dari Jakarta sekitarnya. Selain menjadi kota wisata belanja, kota Bandung juga dikenal dengan sejumlah besar bangunan lama berarsitektur peninggalan Belanda, diantaranya Gedung Sate sekarang berfungsi sebagai kantor pemerintah provinsi Jawa Barat, Gedung Pakuan yang sekarang menjadi tempat tinggal resmi gubernur provinsi Jawa Barat, Gedung Dwi Warna atau Indische Pensioenfonds sekarang digunakan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia untuk Kantor Wilayah XII Ditjen Pembendaharaan Bandung[36], Villa Isola sekarang digunakan Universitas Pendidikan Indonesia, Stasiun Hall atau Stasiun Bandung dan Gedung Kantor Pos Besar Kota Bandung. Kota Bandung juga memiliki beberapa ruang publik seni seperti museum, gedung pertunjukan dan galeri diantaranya Gedung Merdeka, tempat berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika pada tahun 1955,[37] Museum Sri Baduga, yang didirikan pada tahun 1974 dengan menggunakan bangunan lama bekas Kawedanan Tegallega,[38] Museum Geologi Bandung, Museum Wangsit Mandala Siliwangi, Museum Barli, Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan, Gedung Indonesia Menggugat dahulunya menjadi tempat Ir. Soekarno menyampaikan pledoinya yang fenomenal (Indonesia Menggugat) pada masa penjajahan Belanda, Taman Budaya Jawa Barat (TBJB) dan Rumentang Siang. Kota ini memiliki beberapa kawasan yang menjadi taman kota, selain berfungsi sebagai paruparu kota juga menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat di kota ini. Kebun Binatang Bandung merupakan salah satu kawasan wisata yang sangat diminati oleh masyarakat terutama pada saat hari minggu maupun libur sekolah, kebun binatang ini diresmikan pada tahun 1933 oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda dan sekarang dikelola oleh Yayasan Margasatwa Tamansari.[39] Selain itu beberapa kawasan wisata lain termasuk pusat perbelanjaan maupun factory outlet juga tersebar di kota ini diantaranya, di kawasan Jalan Braga, kawasan Cihampelas, Cibaduyut dengan pengrajin sepatunya dan Cigondewah dengan pedagang tekstilnya. Puluhan pusat perbelanjaan sudah tersebar di kota Bandung, beberapa di antaranya

Istana Plaza Bandung, Bandung Indah Plaza, Paris Van Java Mall, Cihampelas Walk, Bandung Supermal, Bandung Trade Center, Plaza Parahyangan, Balubur Town Square, Dago Plaza dan Metro Trade Centre. Terdapat juga pusat rekreasi modern dengan berbagai wahana seperti Trans Studio Resort Bandung yang terletak pada lokasi yang sama dengan Bandung Super Mall. Sementara beberapa kawasan pasar tradisional yang cukup terkenal di kota ini diantaranya Pasar Baru, Pasar Gedebage dan Pasar Andir. Potensi kuliner khususnya tutug oncom, serabi, pepes, dan colenak juga terus berkembang di kota ini.[40] Selain itu Cireng juga telah menjadi sajian makanan khas Bandung, sementara Peuyeum sejenis tapai yang dibuat dari singkong yang difermentasi, secara luas juga dikenal oleh masyarakat di pulau Jawa. Kota Bandung dikenal juga dengan kota yang penuh dengan kenangan sejarah perjuangan rakyat Indonesia pada umumnya, beberapa monumen telah didirikan dalam memperingati beberapa peristiwa sejarah tersebut, diantaranya Monumen Perjuangan Jawa Barat, Monumen Bandung Lautan Api, Monumen Penjara Banceuy, Monumen Kereta Api dan Taman Makam Pahlawan Cikutra.

[sunting] OlahragaMasyarakat kota Bandung dan sekitarnya merupakan pengemar fanatik untuk Persib Bandung, yaitu sebuah klub sepak bola yang bermain di kompetisi Liga Super Indonesia, klub ini menggunakan Stadion Siliwangi sebagai markas dan tempat untuk laga kandang, namun pada pada musim kompetisi LSI 2009-2010 Stadion Si Jalak Harupat juga digunakan klub ini untuk pertandingan kandang. Selain itu di kota ini terdapat juga beberapa klub sepak bola lain yang bermain di kompetisi Divisi 3 Liga Indonesia seperti Bandung Raya dan Saint Prima Bandung. Garuda Flexi merupakan sebuah klub basket yang bermarkas di kota ini dan bermain pada kompetisi IBL.

[sunting] Pers dan MediaArtikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar stasiun radio di Jawa Barat Pada masa awal kemerdekaan, sekitar bulan September 1945, para pemuda di kota Bandung mengambil alih dengan paksa sebuah surat kabar milik tentara pendudukan Jepang yang sebelumnya bernama Tjahaya dan kemudian menjadi Soeara Merdeka, surat kabar ini sempat terbit setiap hari 4 halaman sampai pada bulan Oktober 1945, sebelum pindah ke kota Tasikmalaya karena tekanan tentara Sekutu waktu itu[41]. Sekarang ini beberapa surat kabar yang masih menjadikan kota Bandung sebagai pusat penerbitannya diantaranya Pikiran Rakyat,[42] Galamedia,[43] Tribun Jabar,[44] Radar Bandung[45] dan Bandung Ekspres.[46] Kota Bandung juga memiliki beberapa stasiun televisi diantaranya, TVRI Jawa Barat, Bandung TV, Parijz Van Java TV, CT Channel, IMTV, Paris Van Java TV, MQTV, Spacetoon dan STV

Bandung.[47] Selain itu terdapat juga beberapa stasiun pemancar radio diantaranya RRI Bandung, dan sekitar 39 buah stasiun pemancar radio swasta yang tergabung dalam PRSSNI.[48]

[sunting] Musik dan HiburanAngklung merupakan salah satu alat musik tradisional masyarakat Sunda di kota ini dan Jawa Barat pada umumnya, alat musik ini terbuat dari bahan bambu. Bandung banyak melahirkan penyanyi dan grup musik besar di tanah air. Sejumlah grup musik besar yang dibentuk di Bandung antara lain Peterpan, The Titans, ST 12, Sm*sh, Cokelat, Pas Band, Mocca dan The Changcuters. Penyanyi dari Bandung antara lain: Nazril Irham alias Ariel, Nicky Astria dan Nike Ardilla

GeografiKota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa,[8] secara geografis kota ini terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, serta berada pada ketinggian 768 m di atas permukaan laut, dengan titik tertinggi di berada di sebelah utara dengan ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan kawasan rendah dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut. Kota Bandung dialiri dua sungai utama, yaitu Sungai Cikapundung dan Sungai Citarum beserta anak-anak sungainya yang pada umumnya mengalir ke arah selatan dan bertemu di Sungai Citarum. Dengan kondisi yang demikian, Bandung selatan sangat rentan terhadap masalah banjir terutama pada musim hujan. Keadaan geologis dan tanah yang ada di kota Bandung dan sekitarnya terbentuk pada zaman kwartier dan mempunyai lapisan tanah alluvial hasil letusan Gunung Tangkuban Parahu. Jenis material di bagian utara umumnya merupakan jenis andosol begitu juga pada kawasan dibagian tengah dan barat, sedangkan kawasan dibagian selatan serta timur terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan tanah liat. Semetara iklim kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembab dan sejuk, dengan suhu rata-rata 23.5 C, curah hujan rata-rata 200.4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21.3 hari per bulan.[9][sembunyikan]Cuaca untuk kota Bandung Bulan Rata-rata tinggi F (C) Rata-rata Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun85 (29,2)

85 82 83 85 85 86 86 86 85 85 85 82 (29.3) (27.7) (28.6) (29.5) (29.7) (29.8) (30.0) (29.9) (29.7) (29.4) (29.2) (28.0)

75

74

74

75

76

74

73

74

74

75

75

75

74

rendah F (C)

(23.9) (23.3) (23.4) (24.1) (24.2) (23.5) (22.9) (23.4) (23.6) (23.7) (23.7) (23.7)

(23,6)

Hujan inci 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.8 0.8 6,2 (19.7) (20.3) (19.5) (19.6) (19.4) (17.3) (16.7) (17.7) (17.9) (18.8) (19.7) (19.4) (156,4) (mm)Sumber: Pemerintah kota Bandung[10] 15 Juli 2010

[sunting] Sejarah

Pemandangan jalanan di Bandung (1908)

Kata "Bandung" berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang lalu membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung mengatakan bahwa nama "Bandung" diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung, R.A. Wiranatakusumah II, untuk melayari Ci Tarum dalam mencari tempat kedudukan kabupaten yang baru untuk menggantikan ibukota yang lama di Dayeuhkolot. Kota Bandung secara geografis memang terlihat dikelilingi oleh pegunungan, dan ini menunjukkan bahwa pada masa lalu kota Bandung memang merupakan sebuah telaga atau danau. Legenda Sangkuriang merupakan legenda yang menceritakan bagaimana terbentuknya danau Bandung, dan bagaimana terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu, lalu bagaimana pula keringnya danau Bandung sehingga meninggalkan cekungan seperti sekarang ini. Air dari danau Bandung menurut legenda tersebut kering karena mengalir melalui sebuah gua yang bernama Sangkyang Tikoro.

Daerah terakhir sisa-sisa danau Bandung yang menjadi kering adalah Situ Aksan, yang pada tahun 1970-an masih merupakan danau tempat berpariwisata, tetapi saat ini sudah menjadi daerah perumahan untuk pemukiman. Kota Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan pemukiman sejak pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya waktu itu Herman Willem Daendels, mengeluarkan surat keputusan tanggal 25 September 1810 tentang pembangunan sarana dan prasarana untuk kawasan ini. Dikemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai hari jadi kota Bandung. Kota Bandung secara resmi mendapat status gemeente (kota) dari Gubernur Jenderal J.B. van Heutsz pada tanggal 1 April 1906[11] dengan luas wilayah waktu itu sekitar 900 ha, dan bertambah menjadi 8.000 ha di tahun 1949, sampai terakhir bertambah menjadi luas wilayah saat ini.[12] Pada masa perang kemerdekaan, pada 24 Maret 1946, sebagian kota ini di bakar oleh para pejuang kemerdekaan sebagai bagian dalam strategi perang waktu itu. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api dan diabadikan dalam lagu Halo-Halo Bandung. Selain itu kota ini kemudian ditinggalkan oleh sebagian penduduknya yang mengungsi ke daerah lain. Pada tanggal 18 April 1955 di Gedung Merdeka yang dahulu bernama "Concordia" (Jl. Asia Afrika, sekarang), berseberangan dengan Hotel Savoy Homann, diadakan untuk pertama kalinya Konferensi Asia-Afrika yang kemudian kembali KTT Asia-Afrika 2005 diadakan di kota ini pada 19 April-24 April 2005.

[sunting] KependudukanKota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa Barat, di mana penduduknya didominasi oleh etnis Sunda, sedangkan etnis Jawa merupakan penduduk minoritas terbesar di kota ini dibandingkan etnis lainnya. Pertambahan penduduk kota Bandung awalnya berkaitan erat dengan ada sarana transportasi Kereta api yang dibangun sekitar tahun 1880 yang menghubungkan kota ini dengan Jakarta (sebelumnya bernama Batavia).[11] Pada tahun 1941 tercatat sebanyak 226.877 jiwa jumlah penduduk kota ini[14] kemudian setelah peristiwa yang dikenal dengan Long March Siliwangi, penduduk kota ini kembali bertambah dimana pada tahun 1950 tercatat jumlah penduduknya sebanyak 644.475 jiwa.[15]Tahun Jumlah penduduk 1941 1950 2005 2006 2007 2008 226.877 644.475 2.315.895 2.340.624 2.364.312 2.390.120

[sunting] PemerintahanArtikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar Walikota Bandung

Sejarah kependudukan kota Bandung Sumber:[13]

Dalam administrasi pemerintah daerah, kota Bandung dipimpin oleh walikota. Sejak 2008, penduduk kota ini langsung memilih walikota beserta wakilnya dalam pilkada, sedangkan sebelumnya dipilih oleh anggota DPRD kotanya.[sunting] Perwakilan DPRD kota Bandung 20092014 Partai Partai Demokrat PKS PDI-P Partai Golkar PPP Partai Gerindra Kursi 20 9 7 6 3 3

PAN PDS TotalSumber:[16]

1 1 50

Sesuai konstitusi yang berlaku DPRD kota Bandung merupakan representasi dari perwakilan rakyat, pada Pemilu Legislatif 2004 sebelumnya anggota DPRD kota Bandung berjumlah 45 orang.[17] Sesuai dengan perkembangan dan pertambahan penduduk maka pada Pemilu Legislatif 2009 anggota DPRD kota Bandung bertambah menjadi 50 orang, yang kemudian tersusun atas perwakilan delapan partai,[16] dan terdiri atas 41 lelaki dan 9 perempuan.[18]

[sunting] PendidikanKota Bandung merupakan salah satu kota pendidikan, dan Soekarno, presiden pertama Indonesia, pernah menempuh pendidikan tinggi di Institut Teknologi Bandung (ITB) yang didirikan oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda pada masa pergantian abad ke-20.

SD atau SMP SMA MA SMK MI atau MTs Pendidikan negeri negeri negeri Perguruan negeri negeri formal dan dan dan tinggi dan dan swasta swasta swasta swasta swasta Jumlah satuan 1023 250 184 25 96 130

Data sekolah di kota Bandung Sumber:[19]

[sunting] KesehatanSebagai ibukota provinsi Jawa Barat, kota Bandung memiliki sarana pelayanan kesehatan yang paling lengkap di provinsi ini. Sampai tahun 2007, kota Bandung telah memiliki 30 unit rumah sakit dan 70 unit puskesmas yang tersebar di kota ini,[20] di mana dari 17 unit rumah sakit tersebut diantaranya telah memiliki 4 pelayanan kesehatan dasar sedangkan selebihnya merupakan rumah sakit khusus. Pelayanan kesehatan dasar tersebut meliputi pelayanan spesialis bedah, pelayanan spesialis penyakit dalam, pelayanan spesialis anak serta pelayanan spesialis kebidanan dan kandungan. Dari jumlah tenaga medis yang tercatat di kota Bandung dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2007 adalah 86 orang tenaga medis untuk melayani 100.000 penduduk.

[sunting] PerhubunganSampai pada tahun 2004, kondisi transportasi jalan di kota Bandung masih buruk dengan tingginya tingkat kemacetan serta ruas jalan yang tidak memadai, termasuk masalah parkir dan tingginya polusi udara.[21] Permasalahan ini muncul karena beberapa faktor diantaranya pengelolaan transportasi oleh pemerintah setempat yang tidak maksimal seperti rendahnya koordinasi antara instansi yang terkait, ketidakjelasan wewenang setiap instansi, dan kurangnya sumber daya manusia, serta ditambah tidak lengkapnya peraturan pendukung.[sunting] Infrastruktur

Sampai tahun 2000 panjang jalan di kota Bandung secara keseluruhan baru mencapai 4.9 % dari total luas wilayahnya dengan posisi idealnya mesti berada pada kisaran 15-20 %.[22] Pembangunan jalan baru, peningkatan kapasitas jalan dan penataan kawasan mesti menjadi perhatian bagi pemerintah kota untuk menjadikan kota ini menjadi kota terkemuka. Pada 25 Juni 2005, jembatan Pasupati resmi dibuka,[23] untuk mengurangi kemacetan di pusat kota,[24] dan menjadi landmark baru bagi kota ini. Jembatan dengan panjangnya 2.8 km ini dibangun pada kawasan lembah serta melintasi Ci Kapundung dan dapat menghubungkan poros barat ke timur di wilayah utara kota Bandung.

Kota Bandung berjarak sekitar 180 km dari Jakarta,[22] saat ini dapat dicapai melalui jalan Tol Cipularang (Cikampek-Purwakarta-Padalarang) dengan waktu tempuh antara 1.5 jam sampai dengan 2 jam. Jalan tol ini merupakan pengembangan dari jalan Tol Padaleunyi (PadalarangCileunyi), yang sudah dibangun sebelumnya.[sunting] Angkutan Kota dan Bus Kota

Untuk transportasi di dalam kota, masyarakat Bandung biasanya menggunakan angkutan kota atau yang lebih akrab disebut angkot[25]. Selain itu, bus kota dan taksi juga menjadi alat transportasi di kota ini. Sedangkan sebagai terminal bus antarkota dan provinsi di kota ini adalah terminal Leuwipanjang untuk rute barat dan terminal Cicaheum untuk rute timur. Pada 24 September 2009, TMB (Trans Metro Bandung) resmi beroperasi, walaupun sempat diprotes oleh sopir angkot setempat.[26] TMB ini merupakan proyek patungan antara pemerintah kota Bandung dengan Perum II DAMRI Bandung dalam memberikan layanan transportasi massal dengan harga murah, fasilitas dan kenyamanan yang terjamin serta tepat waktu ke tujuan.[27][sunting] Pesawat

Kota Bandung memiliki sebuah pelabuhan udara yang bernama Bandar Udara Husein Sastranegara untuk menghubungkan kota ini dengan beberapa kota-kota lainnya di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Denpasar, Menado, Yogyakarta, Batam, Mataram, Makassar, Palembang, Pangkalpinang, Semarang, dan Medan. Sedangkan untuk rute luar negeri diantaranya Malaysia, Singapura, Thailand dan Brunei Darussalam.[sunting] Kereta Api

Kota Bandung juga mempunyai stasiun kereta api yang setiap harinya melayani rute dari dan ke Jakarta, ataupun Semarang, Surabaya dan Yogyakarta, yaitu Stasiun Bandung untuk kelas bisnis dan eksekutif. Sedangkan Stasiun Kiaracondong melayani rute yang sama (kecuali Jakarta) untuk kelas ekonomi. Selain 2 buah stasiun tersebut, terdapat 5 stasiun KA lain yang merupakan stasiun khusus peti kemas, yakni Gedebage, Cimindi, Andir, Ciroyom dan Cikudapateuh.

[sunting] Pelayanan publikPada tahun 2008, pemerintah merencanakan pembangunan Pusat Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Gedebage[28], namun sempat diprotes warga setempat. Dan baru pada tahun 2010 wacana pembangunan PLTSa ini kembali digulirkan, dimana tendernya akan dilakukan pada November 2010 dan proyek ini akan dimulai pada awal 2011 dan diperkirakan selesai pada akhir 2012.[29] Sementara untuk melayani kebutuhan akan air bersih, pemerintah kota melalui PDAM kota Bandung saat ini baru mampu memasok air untuk 66 % dari total jumlah penduduknya.[30] Hal

ini terjadi karena semakin berkurangnya debit air baku, baik sumber air dalam tanah maupun mata air. Sementara itu penggunaan sumber air dalam tanah di kota ini sudah memainkan penting dalam pemenuhan kebutuhan air minum sejak dimulai pembangunan kota ini di akhir abad ke-19, namun seiring dengan perkembangan kota terutama berkembangnya industri serta ditambah kurangnya regulasi dalam konservasi sumber air sehingga menjadikan masalah air minum semakin rumit dan perlu penangganan khusus.[31] Saat ini sebagian besar sumur artesis milik PDAM, tidak lagi berfungsi termasuk andalan utama pasokan air baku dari Sungai Cisangkuy yang berasal dari Sungai Cilaki melalui Situ Cipanunjang dan Situ Cileunca.[32] Selain itu pendistribusian air pada masyarakat kadangkala dilakukan secara bergilir dan juga air yang didistribusikan kotor dan keruh pada jam-jam tertentu.[33]

[sunting] PerekonomianPada awalnya kota Bandung sekitarnya secara tradisional merupakan kawasan pertanian, namun seiring dengan laju urbanisasi menjadikan lahan pertanian menjadi kawasan perumahan serta kemudian berkembang menjadi kawasan industri dan bisnis, sesuai dengan transformasi ekonomi kota umumnya. Sektor perdagangan dan jasa saat ini memainkan peranan penting akan pertumbuhan ekonomi kota ini disamping terus berkembangnya sektor industri. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Daerah (Suseda) 2006, 35.92 % dari total angkatan kerja penduduk kota ini terserap pada sektor perdagangan, 28.16 % pada sektor jasa dan 15.92 % pada sektor industri. Sedangkan sektor pertanian hanya menyerap 0.82 %, sementara sisa 19.18 % pada sektor angkutan, bangunan, keuangan dan lainnnya.[34] Pada triwulan I 2010, kota Bandung dan sebagian besar kota lain di Jawa Barat mengalami kenaikan laju inflasi tahunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.[35] Sebagai faktor pendorong inflasi dapat dipengaruhi oleh kebijakan moneter, yang berupa interaksi permintaanpenawaran serta ekspektasi inflasi masyarakat. Walaupun secara keseluruhan laju inflasi pada kota Bandung masih relatif terkendali. Hal ini terutama disebabkan oleh deflasi pada kelompok sandang, yaitu penurunan harga emas perhiasan. Sebaliknya, inflasi Kota Bandung mengalami tekanan yang berasal dari kelompok transportasi, yang dipicu oleh kenaikan harga BBM non subsidi yang dipengaruhi oleh harga minyak bumi di pasar internasional. Sementara itu yang menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Bandung masih didominasi dari penerimaan hasil pajak daerah dan retribusi daerah, sedangkan dari hasil perusahaan milik daerah atau hasil pengelolaan kekayaan daerah masih belum sesuai dengan realisasi.Kelompok Bahan makanan Triwulan II 2009 5.30 Triwulan III 2009 4.35 Triwulan IV 2009 4.02 Triwulan I 2010 3.96

Makanan jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transporstasi Total

5.93 2.62 3.80 5.52 6.88 -9.11 2.17

6.21 0.11 3.77 5.40 7.55 -8.64 1.53Inflasi tahunan kota Bandung Sumber:[35]

5.85 1.74 5.09 5.32 3.31 -5.98 2.11

5.39 1.97 -1.74 2.20 3.71 1.09 2.86

SUMBER KOTA BANDUNG

Era Pajajaran Daerah yang sekarang dikenal dengan nama Bandung semula adalah ibukota Kerajaan Padjajaran (tahun 1488). Namun dari penemuan arkeologi kuno, kota tersebut adalah rumah bagi Australopithecus, Manusia Jawa. Mereka tinggal di pinggiran sungai Cikapundung sebelah Utara Bandung, dan di pesisir Danau Bandung. Gambar dan fragmen dari sisa tengkorak dan artifak Batu Api, dapat dilihat di Museum Geologi Jl. Diponegoro 57. Bandung. Era Kolonial Belanda Pada tahun 1786 mulailah dibangun jalan yang menghubungkan Jakarta, Bogor, Cianjur dan Bandung. Arus pendatang dari Eropa meningkat pada tahun 1809 saat Louis Napoleon, penguasa Belanda, memerintahkan Gubernur Jendral H.W. Daendels, untuk meningkatkan pertahanan di Jawa melawan Inggris. Untuk mengirimkan logistik mereka memerlukan jalan. Karena daerah pantai banyak terdapat rawa-rawa, akhirnya mereka membangun jalan ke arah selatan, melewati dataran tinggi Priangan. The Groote Postweg (Jalur Pos Terhebat) dibangun 11 mil ke arah utara sampai ke jantung kota Bandung. Seperti biasa dengan kecekatannya, Daendels memerintahkan bahwa ibukota direlokasikan ke jalan tersebut. Bupati Wiranatakusumah II memilih sebuah tempat di bagian selatan jalan dari sisi sungai sebelah barat Cikapundung, dekat sepasang sumur keramat, Sumur Bandung, yang menurut rumor di lindungi oleh dewi Nyi Kentring Manik. Di daerah ini dia membangun dalemnya (istananya) dan alun-alun (pusat kota). Mengikuti orientasi tradisional, Mesjid Agung di tempatkan di sisi selatan, dan pasar tradisional di sisi timur. Rumahnya dan

Pendopo (tempat pertemuan) terletak di bagian selatan menghadap gunung keramat Tangkuban Perahu. Saat itulah Kota Kembang lahir. Sekitar pertengahan abad ke 19, Amerika Selatan cinchona (quinine), teh Assam, dan kopi diperkenalkan pada para dataran tinggi. Pada akhir abad itu Priangan terdaftar sebagai daerah pertanian paling menguntungkan se-propinsi. Pada tahun 1880 rel kereta api menghubungkan Jakarta dan Bandung telah selesai, dan menjanjikan perjalanan selama 2 1/2 jam dari keramaian ibukota Jakarta ke Bandung. Dengan perubahan gaya hidup di Bandung, hotel, cafe, pertokoan muncul untuk melayani para petani yang entah datang dari dataran tinggi atau dari ibukota sampai daerah pesiar di Bandung. Kalangan masyarakat Concordia terbentuk dan dengan ruang tarinya yang besar merupakan magnet yang menarik orang untuk menghabiskan akhir pekan di kota. Hotel Preanger dan Savoy Homann adalah hotel-hotel pilihan. Braga di sepanjang trotoarnya terdapat toko-toko eksklusive Eropa. Dengan adanya rel kereta api, cahaya perindustrian berkembang. Begitu panen tanaman mentah telah dapat langsung dikirimkan ke Jakarta untuk pengiriman lewat laut ke Eropa, sekarang proses utama dapat dilakukan secara efisien di Bandung. Orang Cina yang tidak pernah tinggal di Bandung berangsur-angsur datang untuk membantu menjalankan beberapa fasilitas dan mesin dan pelayanan bagi industri-industri baru. Pecinan muncul pada masa ini. Pada masa awal abad ini, Pax Neerlandica di proklamasikan, menghasilkan perubahan dari pemerintahan militer menjadi sipil. Dengan ini muncul polis tentang desentralisasi untuk meringankan beban administrasi dari pemerintahan pusat. Dan demikianlah Bandung menjadi kotamadya pada tahun 1906. Perubahan ini memberikan dampak besar pada kota. Balai kota dibangun di ujung utara Braga untuk mengakomodasi pemerintahan yang baru, terpisah dari sistem masyarakat yang asli. Ini kemudian di ikuti oleh pengembangan yang jauh lebih besar saat markas besar militer dipindahkan dari Batavia ke Bandung sekitar tahun 1920. Tempat yang dipilih adalah di bagian timur Balai Kota, dan yang didalamnya terdapat tempat tinggal bagi Panglima perang, kantor, barak, dan gudang persenjataan. Pada awal abad ke-20 kebutuhan untuk mempunyai seorang profesional yang memiliki kemampuan khusus menggerakan pendirian sekolah tinggi teknik yang disponsori oleh warga kota Bandung. Pada saat yang sama rencana untuk memindahkan ibukota Hindia Belanda dari Batavia ke Bandung sudah matang, kota ini di perluas ke utara. Distrik ibukota ditempatkan di bagian timur laut, daerah yang tadinya adalah persawahan, dan sebuah jalan raya direncanakan untuk dibuat sepanjang 2.5 kilometer menghadap Gunung Tangkuban Perahu dengan Gedung Sate di ujung selatan, dan sebuah monumen kolosal disisi lainnya. Pada kedua sisi dari gedung yang megah ini akan terdapat permukiman bagi kantor-kantor milik permerintahan kolonial. Sepanjang bantaran sungai Cikapundung diantara pemandangan alam terdapat Kampus Technische Hoogeschool, asrama dan bagian pengurus. Bangunan tua kampus ini dan pemandangannya mencerminkan arsiteknya yang genius Henri Maclain Pont. Di bagian barat

daya disediakan untuk rumah sakit dan institute Pasteur, di lingkungan pabrik kina yang tua. Pembangunan ini direncanakan dengan sangat teliti mulai dari arsitekturnya dan perawatan secara detail. Tahun sebelumnya tidak lama sebelum pecahnya perang dunia ke 2 merupakan tahun keemasan bagi Bandung dan dikenang sebagai Bandung Tempoe Doeloe. Tonggak-Era Kemerdekaan Setelah Indonesia merdeka, Bandung menjadi ibukota provinsi Jawa Barat. Bandung merupakan tempat terjadinya konferensi Bandung pada tanggal 18 April 24 April 1955 dengan tujuan untuk promosi ekonomi dan kerjasama budaya antara negara Afrika dan Asia, dan untuk melawan ancaman kolonialisme dan neokolonialisme oleh Amerika Serikat, Uni Soviet atau negara-negara imperialis lainnya. Sumber : Wikipedia.org

Pepes Ikan Mas Duri LunakJl. Pasirkaliki 211, Bandung - 022 2038046 Menyediakan pepes ikan mas duri lunak tanpa proses pressurized cooking sehingga tekstur daging ikan masnya masih bagus. Dapat dimakan dengan duri dan tulangnya. Sayangnya, tempat ini tidak menyediakan meja dan kursi, sehingga hanya dapat dibeli untuk dibawa pulang atau sebagai oleh-oleh.

Classic RockJl. Lembong 1, Bandung - 022 4207982 Sebuah gerai lokal yang memiripi tampilan Hard Rock Cafe. Semua elemen dekorasi dan namanama makanan/minuman di menu menampilkan nama-nama pemusik atau grup musik rock populer masa lalu. Mencicipi Hot Stuff Soup yang mirip sekali dengan tom yam kung, dan Cocaine Omelette yang tentu saja tanpa cocaine.

Suis ButcherJl. Setiabudi 174, Bandung - 022 2033172 Di masa lalu, tempat ini merupakan gerai yang menjual daging sapi lokal berkualitas. Bertransformasi menjadi hamburger joint, dan kemudian menjadi steak house. Sekarang malah sepenuhnya menjadi restoran yang populer dan laris, serta menutup bagian toko dagingnya. Mencicipi tenderloin (beef) parmigiana yang cukup bagus.

Warung LaosJl. Prof. Eijckman 2, Cihampelas, Bandung - 022 2030516 Konon, "warung" ini dimiliki secara iseng-iseng berpatungan oleh 60 orang artis dan pengusaha. Mencicipi thai beef salad yang cukup otentik, dan salami pizza dengan crust tipis yang boleh dipuji.

Pasar CihapitPasar Cihapit, Bandung Sebetulnya Bondan mencari seorang ibu penjual buntil di pasar ini. Sayangnya, pada hari itu si ibu tidak berjualan. Bondan kemudian berjalan-jalan di pasar dan melihat sangat banyak makanan. Ia mengagumi nasi kuning Ibu Heru yang gurih dan harum, dengan berbagai lauk-pauk yang menggoda. Di sana juga dijumpai Nasi Tim Ayam "Sizi Atjep" yang punya banyak cabang, dan juga penjual gorengan Pak Idi yang sangat laris sampai diantre orang. Combro-nya istimewa. Bondan mencicipi lontong kari sapi khas Bandung jualan Pak Sahudi. Lezat dan merupakan menu sarapan yang cocok. Kebetulan di sampingnya ada penjual keripik jamur (jamur crispy) Pak Baden yang cocok untuk disantap dengan lontong kari sapi.

Raja RasaJl. Setraria 1, Bandung - 022 2005070/71 Sebuah rumah makan besar dengan tatanan minimalis native. Menyajikan masakan Indonesia dengan sentuhan Sunda.

Mencicipi kepiting saus kraton, gado-gado pengantin, dan tahu goreng bumbu. Ketiga menu yang dipesan hadir dengan kualitas yang mengesankan.

JAJANAN KHAS Siomay, batagor, mie Kocok, bisa disebut dengan Bandung banget. Bila Anda di Jakarta dan sekitarnya maka Anda akan menemui si abang siomay yang kebanyakan dari daerah Majalengka dengan gerobak yang bertuliskan HOKKIE, itu adalah merek siomay yang terkenal di Bandung.Yang ditiru mereka, yang kalau kita tanya kok pakai nama hokkie mereka sendiri tidak tahu asal-asulnya. Cuman sekedar ikutikutan seniornya saja. Untuk siomay di dekat SPBU pahlawan adalah sangat lezat sekali, harganya juga masih Bandung banget alias masih murah. Batagor Anda bisa temui batagor Riri di jl. Veteran, Batagor Haji Isan. Untuk Mie Kocok ada mie Kocok Mang Deden, ada juga mie kocok faforit saya di deket stasiun. Ada juga martabak Sanfransiska, Martabak Holland Martabak Intisari, atau banyak tukang maratabak di setiap jalan di malam hari dengan harga sekitar 5-10 ribu per porsi!! Mie bakso adalah makanan kedua bagi warga Bandung setelah nasi. Bubur Ayam juga jangan Anda lupakan. Bubur ayam Amid A di jalan Pajajaran. Yang paling saya kangenin ketika tinggal di luar Bandung adalah habis solat subuh sarapan bubur ayam atau surabiAda yang terlewat. Ada juga colenak (dicocol enak) jajanan tradisional berupa tape yang dibakar llalu di beri kelapa parut dan gula merah. Anda bisa temuakn di Colenak Murdi Putra di Jl. Ahmad Yani. BAWA OLEH-OLEH BANDUNG? Bila Anda selesai berkeliling Bandung dan akan pulang, jangan lupa Bandung punya oleh-oleh yang akan membuat Anda diingat oleh orang yang Anda bawakan. Pisang Molen Kartikasari, Brownies Prima Rasa, Brownies Kukus Amanda adalah makanan kreasi Bandung yang sangat ditunggu oleh teman, saudara atau kolega Anda sekembalinya dari Bandung. Dodol garut, kripik oncom, kripik tempe adalah oleh-oleh tradisional yang identik dengan Bandung. Pasar Baru, Pasar Kosambi, deket terminal Leuwi Panjang adalah tempat tempat yang menjual oleh-oleh tardisional ini. RINDU MAKANAN KHAS DAERAH ANDA KETIKA DI BANDUNG? Sebagai kota pendidikan, pusat-pusat pelatihan maka di Bandung banyak dihuni pendatang dari daerah lain, sehingga makanan-makan khasnya pun ikut bermuculan di Bandung. Pempek adalah makanan yang bisa dikatakan setelah Palembang maka masyarakat Bandung adalah yang berikutnya penyuka makanan ini. Bebek Darmo, Ayam Goreng Suhart, Ayam Goreng Wong Solo, Empal Gentong Cotto Makasar, Bakso Malang juga akan jumpai di Bandung. Untuk bakso, Bakso Malang Karapitan adalah bakso yang sudah identik dengan Bandung. WARUNG TENDA Warung tenda bukan sesuatu yang aneh dibandung. Baik yang konsepnya seperti caf maupun seperti warung tenda biasa. Masakan khas sunda, seperti nasi timbel bisa Anda jumpai di dekat masjid Istiqomah, ada juga nasi timbel jl. Mangga, jl. Bawean dan tempat-tempat lainnya. Untuk malam hariJl. Dago, Jl. Cilaki, Jl. Burangrang, Jl. Dipati Ukur merupakan daerah santapan malam di Bandung. Bila anda menuju ke arah Lembang maka disepanjang jalan Setia Budi Anda akan temui Surabi dengan kreasi baru, juga jagung bakar dan susu murni yang enak disruput dalam keadaan

Peuyeum atau tape singkong adalah makanan khas Kota Bandung yang memiliki rasa manis, sedikit asam dan beraroma alkohol. Peuyeum ini dibuat dari singkong yang difermentasikan. Orang sering mengatakan peuyeum sama dengan tape singkong, tetapi sebenarnya terdapat perbedaan yaitu peuyeum lebih kering daripada tape. Hal ini dikarenakan perbedaan dalam proses pembuatan dan penyimpanannya. Peuyeum dengan kualitas bagus yaitu peuyeum yang baunya dan rasanya enak, manis dan asam. Peuyeum dapat ditemukan di toko oleh-oleh khas Bandung seperti di sekitar Terminal Leuwi Panjang, di Pasar Baru, dan di pasar-pasar tradisional. (sumber: www.indonesia.travel)