Top Banner
KINERJA SAHAM DAN KINERJA OPERASI SEBELUM DAN SESUDAH RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Oleh Bambang Sutrisno NIM 080810201054 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER 2012
167

Bambang sutrisno 080810201054

Jul 12, 2015

Download

Documents

bamzfeunej
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bambang sutrisno 080810201054

KINERJA SAHAM DAN KINERJA OPERASI SEBELUM DAN

SESUDAH RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Oleh

Bambang Sutrisno

NIM 080810201054

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS JEMBER

2012

Page 2: Bambang sutrisno 080810201054

i

KINERJA SAHAM DAN KINERJA OPERASI SEBELUM DAN

SESUDAH RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat

untuk menyelesaikan Program Studi Manajemen (S1)

dan mencapai gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Bambang Sutrisno

NIM 080810201054

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS JEMBER

2012

Page 3: Bambang sutrisno 080810201054

ii

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JEMBER - FAKULTAS EKONOMI

SURAT PERNYATAAN

Nama Mahasiswa : Bambang Sutrisno

NIM : 080810201054

Jurusan : Manajemen

Konsentrasi : Manajemen Keuangan

Judul Skripsi : Kinerja Saham dan Kinerja Operasi Sebelum dan Sesudah

Right Issue di Bursa Efek Indonesia

menyatakan bahwa skripsi yang telah saya buat merupakan hasil karya sendiri.

Apabila ternyata di kemudian hari skripsi ini merupakan hasil plagiat atau

penjiplakan, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan dan sekaligus

menerima sanksi berdasarkan aturan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jember, Februari 2012

Yang menyatakan,

Bambang Sutrisno

NIM 080810201054

Page 4: Bambang sutrisno 080810201054

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Kinerja Saham dan Kinerja Operasi Sebelum dan Sesudah

Right Issue di Bursa Efek Indonesia

Nama Mahasiswa : Bambang Sutrisno

NIM : 080810201054

Jurusan : Manajemen

Konsentrasi : Manajemen Keuangan

Disetujui Tanggal : 7 Februari 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Tatang A.G., M.Buss.Acc., Ph.D. Dr. Elok Sri Utami, M.Si.

NIP 19661125 199103 1 002 NIP 19641228 19900 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Jember

Prof. Dr. Isti Fadah, M.Si.

NIP 19661020 199002 2 001

Page 5: Bambang sutrisno 080810201054

iv

JUDUL SKRIPSI

KINERJA SAHAM DAN KINERJA OPERASI SEBELUM DAN

SESUDAH RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

Nama : Bambang Sutrisno

NIM : 080810201054

Jurusan : Manajemen

Telah dipertahankan di depan panitia penguji pada tanggal:

14 Februari 2012

dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai kelengkapan guna

mampu memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas

Jember.

Susunan Panitia Penguji:

1. Ketua : Hadi Paramu, S.E., MBA., Ph.D. :.......................

NIP 19690120 199303 1 002

2. Sekretaris : Dr. Elok Sri Utami, M.Si. :........................

NIP 19641228 199002 2 001

3. Anggota : Prof. Tatang A.G., M.Buss.Acc., Ph.D. :.......................

NIP 19661125 199103 1 002

Mengetahui,

Universitas Jember

Fakultas Ekonomi

Dekan

Prof. Dr. H. Moh. Saleh, M.Sc.

NIP 19560831 198403 1 002

Page 6: Bambang sutrisno 080810201054

v

PERSEMBAHAN

Skipsi ini saya persembahkan untuk:

1. Ibunda Jamilah dan Ayahanda Suratman yang telah mendoakan dan

memberi kasih sayang serta pengorbanan selama ini;

2. Kedua kakakku Susilowati dan Ita Kurniawati dan adikku semata wayang

Novi Saptika Sari yang aku sayangi;

3. Guru-guruku sejak sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi;

4. Almamater Fakultas Ekonomi Universitas Jember.

Page 7: Bambang sutrisno 080810201054

vi

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

(terjemahan Surat Al-Insyirah ayat 6)

Orang yang bermimpi jadi orang sukses, suatu saat dia bisa jadi orang yang benar-

benar sukses dan sebaliknya orang yang takut bermimpi jadi orang sukses dia

tidak akan pernah jadi orang sukses.

(Mario Teguh)

Never Fail If You Don’t Give Up.

(Penulis)

Page 8: Bambang sutrisno 080810201054

vii

Kinerja Saham dan Kinerja Operasi Sebelum dan Sesudah Right Issue di Bursa

Efek Indonesia (Stock Performance and Operating Performance Before and After

Right Issue in Indonesia Stock Exchange)

Bambang Sutrisno

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Jember

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh right issue terhadap

abnormal return dan kinerja operasi perusahaan. Penelitian ini menggunakan data

sekunder dari Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009. Sampel perusahaan yang

diambil ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Hasil studi

menunjukkan bahwa tidak terdapat abnormal return pada hari-hari di sekitar

pengumuman right issue dan abnormal return saham pada hari-hari sesudah

pengumuman right issue tidak lebih rendah atau sama dengan hari-hari sebelum

pengumuman right issue. Kinerja operasi perusahaan sesudah right issue tidak

lebih baik atau sama dengan sebelum right issue. Krisis keuangan global pada

pertengahan tahun 2007 sampai akhir tahun 2008 mungkin menjadi penyebab

terjadinya tren negatif pasar. Krisis keuangan global juga mungkin berpengaruh

nyata pada kinerja perusahaan yang melakukan right issue sehingga banyak

perusahaan yang telah melakukan right issue belum mampu meningkatkan

kinerjanya secara nyata.

Kata kunci : Right issue, abnormal return, kinerja operasi, dan Bursa Efek

Indonesia.

Page 9: Bambang sutrisno 080810201054

viii

Kinerja Saham dan Kinerja Operasi Sebelum dan Sesudah Right Issue di Bursa

Efek Indonesia (Stock Performance and Operating Performance Before and After

Right Issue in Indonesia Stock Exchange)

Bambang Sutrisno

Jurusan Manajemen , Fakultas Ekonomi, Universitas Jember

ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of right issue on the abnormal return and

operating performance of the firm. This study uses secondary data from the

Indonesian Stock Exchange over the periods of 2007-2009. The sample of the

firms taken is determined by using purposive sampling method. The study shows

that there is no abnormal return in the days surrounding right issue

announcement and abnormal stock return in the days after right issue

announcement is not lower or equal to the days before right issue announcement.

The operating performance of the company after right issue is not better or equal

to before right issue. The global financial crisis in mid-2007 until the end of 2008

may be the cause of the negative market trend. It may also significantly affect the

performance of the firms that do right issue so many firms that have done right

issue has not been able to improve their performance significantly.

Keywords : Right issue, the abnormal return, operating performance, and

Indonesia Stock Exchange.

Page 10: Bambang sutrisno 080810201054

ix

RINGKASAN

Kinerja Saham dan Kinerja Operasi Sebelum dan Sesudah Right Issue di

Bursa Efek Indonesia; Bambang Sutrisno, 080810201054; 2012: 67 halaman;

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jember.

Right issue adalah penawaran saham susulan yang memberikan prioritas

kepada pemegang saham yang sudah ada untuk membeli saham baru pada harga

tertentu dan saat tertentu pula. Ada beberapa alasan yang mendasari mengapa

perusahaan melakukan right issue misalnya untuk menambah modal perusahaan,

perluasan investasi atau untuk pembayaran hutang. Penelitian ini dilakukan untuk

menganalisis kinerja saham dan kinerja operasi sebelum dan sesudah right issue

di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009.

Penelitian ini merupakan penelitian dengan model event study. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari Bursa Efek Indonesia

periode 2007-2009. Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive

sampling. Kinerja saham dalam penelitian ini diukur dengan abnormal return,

sedangkan kinerja operasi diukur dengan rasio-rasio operating performance.

Perhitungan beta menggunakan Single Index Model dengan periode estimasi

selama 90 hari. Rasio-rasio operating performance yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tingkat pengembalian operasi atas aset, aliran kas operasi atas

aset total, pertumbuhan penjualan, dan perputaran aset total. Alat uji statistik yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas data Shapiro-Wilk, uji-t one

sample dan t paired samples, serta uji Wilcoxon one sample dan Wilcoxon paired

samples.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak terdapat abnormal return pada

hari-hari di sekitar pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia. Abnormal

return saham pada hari-hari sesudah pengumuman right issue tidak lebih rendah

atau sama dengan hari-hari sebelum pengumuman right issue. Selain itu, kinerja

operasi sesudah right issue tidak lebih baik atau sama dengan sebelum right issue.

Page 11: Bambang sutrisno 080810201054

x

SUMMARY

Stock Performance and Operating Performance Before and After Right Issue

in Indonesia Stock Exchange: Bambang Sutrisno, 080810201054; 2012: 67

pages; Department of Management, Faculty of Economics, University of Jember.

Right issue is the subsequent stock offerings that give priority to the

existing shareholder to buy new shares at certain price and moment. There are

several reasons why the firm does right issue, for example to raise firm’s capital,

expand investment or to pay debt. This study was conducted to analyze stock

performance and operating performance before and after right issue in Indonesia

Stock Exchange in 2007-2009.

This study is a study with event study model. The data used in this study is

secondary data from the Indonesian Stock Exchange over the periods of 2007-

2009. Sample was taken by using purposive sampling method. Stock performance

in this study is measured by the abnormal return, while the operating performance

measured by operating performance ratios. Beta calculation uses Single Index

Model with estimation period for 90 days. Operating performance ratios used in

this study is operating return on assets, operating cash flow to total assets, sales

growth, and total assets turnover. Statistical tests used in this study are Shapiro-

Wilk test, one sample t-test and paired samples-t test, as well as one sample

Wilcoxon test and Wilcoxon paired samples.

Test result show that there is no abnormal return in the days surrounding

right issue announcement in Indonesia Stock Exchange. Abnormal stock return in

the days after right issue announcement is not lower or equal to the days before

right issue announcement. In addition, the operating performance after right issue

is not better or equal to before right issue.

Page 12: Bambang sutrisno 080810201054

xi

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah Swt. karena atas segala rahmat dan karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kinerja Saham

dan Kinerja Operasi Sebelum dan Sesudah Right Issue di Bursa Efek Indonesia”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan

strata satu (S1) pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jember.

Penyusunan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Tatang Ary Gumanti, M. Buss. Acc., Ph.D., selaku Dosen

Pembimbing I dan Dr. Elok Sri Utami, M. Si., selaku Dosen Pembimbing II

yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan perhatian dalam penulisan

skripsi ini;

2. Wiji Utami, S. E., M. Si., dan Dr. Imam Suroso, M. Si., selaku Dosen

Pembimbing Akademik yang telah membimbing selama penulis menjadi

mahasiswa;

3. bapak dan ibuku, Suratman dan Jamilah, terima kasih atas perhatian dan

kasih sayang yang selama ini telah diberikan;

4. kedua kakakku, Susilowati dan Ita Kurniawati, serta adikku semata wayang,

Novi Saptika Sari, terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini;

5. sahabat-sahabatku di Mbambonk Community: Riano, Tiar, Doni, Uyunk,

Bayu, Putri, Dita Andriani, Dita Makharumi, Forasti, dan Vinda, terima

kasih atas persahabatan kita selama kuliah ini;

6. sahabat-sahabatku di Jurusan Manajemen Angkatan 2008: Rizqa, Peni,

Manggar, Asep, Nurma, Fara, dan semua mahasiswa konsentrasi

manajemen keuangan 2008, terima kasih atas segala kebaikan kalian selama

ini;

7. saudara-saudara seatapku di Galaxy House: Mas Esa, Mas Fajar, Mas Oon,

Mas Agam, Mas Ardi, Mas Nasir, Mas Erik, Mas Andi, Mas Usin, Mas

Yudi, Mas Ari, Mas Maksum, Agung, Mahfud, Toni, Gibran, Wicho, Riski,

Page 13: Bambang sutrisno 080810201054

xii

Obi, Andre, Fadil, Oki, dan Ardi, terima kasih atas persaudaraan kita selama

ini;

8. teman-teman pengurus HMJ Manajemen periode 2010-2011: Mas Fiqi,

Mbak Dwi, Mas Ardi, Mas Hayyi, Mbak Lutfi, Mbak Depin, Mas Zein,

Mbak Diana, Mbak Denis, Mbak Fitrah, Mbak Nisa, Mas Lutfi Amin, Budi,

Tiar, Fara, Udin, Dita, Fenani, dan Dani, terima kasih telah memberikan

pelajaran dan pengalaman yang mengesankan selama di HMJ Manajemen.

9. teman-teman KKT di desa Karang Kedawung: Henni, Maya, Yeyen, Imun,

Yulida, Rizal, dan Indra, terima kasih telah memberikan banyak pelajaran

hidup selama di desa;

10. semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi

kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat

bermanfaat.

Jember, Februari 2012 Penulis

Page 14: Bambang sutrisno 080810201054

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. v

HALAMAN MOTTO ................................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................... vii

ABSTRACT.................................................................................................. viii

RINGKASAN .............................................................................................. ix

SUMMARY ................................................................................................. x

PRAKATA .................................................................................................. xi

DAFTAR ISI ............................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xviii

BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah .................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 6

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 7

2.1 Kajian Teoritis ............................................................................. 7

2.1.1 Right Issue .......................................................................... 7

2.1.2 Abnormal Return ................................................................. 8

2.1.3 Kinerja Operasi....................................................................... 11

2.1.4 Hubungan Right Issue dengan Kinerja Operasi..................... . 13

2.2 Kajian Empiris ............................................................................. 14

2.3 Kerangka Konseptual .................................................................. 17

Page 15: Bambang sutrisno 080810201054

xiv

DAFTAR ISI

(Lanjutan)

Halaman

2.4 Pengembangan Hipotesis Penelitian ............................................ 19

2.4.1 Right Issue dan Kinerja Saham............................................... 19

2.4.2 Right Issue dan Kinerja Operasi.............................................. 20

BAB 3. METODE PENELITIAN .............................................................. 22

3.1 Rancangan Penelitian .................................................................. 22

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 23

3.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................ 24

3.4 Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukurannya ......... 25

3.4.1 Kinerja Saham......................................................................... 25

3.4.2 Kinerja Operasi....................................................................... 26

3.5 Metode Analisis Data dan Uji Hipotesis ...................................... 27

3.5.1 Perhitungan Abnormal Return Saham..................................... 27

3.5.2 Perhitungan Rasio-Rasio Operating Performance.................. 28

3.5.3 Uji Normalitas Data............................................................... . 29

3.5.4 Uji Hipotesis........................................................................... 30

3.6 Kerangka Pemecahan Masalah..................................................... 38

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 41

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................ 41

4.1.1 Gambaran Populasi Perusahaan ........................................... 41

4.1.2 Deskripsi Sampel Penelitian ................................................ 43

4.2 Hasil Analis Data ......................................................................... 44

4.2.1 Deskripsi Abnormal Return Saham ....................................... 44

4.2.2 Deskripsi Rasio-Rasio Operating Performance...................... 47

4.2.3 Uji Normalitas Data ............................................................. 50

4.2.4 Pengujian Abnormal Return ................................................. 53

4.2.5 Pengujian Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Pengumuman

Right Issue.............................................................................. 55

Page 16: Bambang sutrisno 080810201054

xv

DAFTAR ISI

(Lanjutan)

Halaman

4.2.6 Pengujian Kinerja Operasi........... ......................................... 56

4.3 Pembahasan ................................................................................. 61

4.3.1 Abnormal Return Pada Hari-Hari Di Sekitar Pengumuman Right

Issue......................................................................................... 61

4.3.2 Perbedaan Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Pengumuman

Right Issue.............................................................................. 62

4.3.3 Perbedaan Kinerja Operasi Sebelum dan Sesudah Right

Issue........................................................................................ 63

BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 71

5.1 Simpulan....................................................................................... 71

5.2 Saran ............................................................................................ 71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: Bambang sutrisno 080810201054

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

1.1 Jumlah Perusahaan yang Melakukan Right Issue di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2006-2010................................................................... 4

4.1 Daftar Perusahaan dan Tanggal Pengumuman Right Issue.................... 41

4.2 Proses Penentuan Sampel Penelitian...................................................... 43

4.3 Deskripsi Statistik Abnormal Return Saham.......................................... 45

4.4 Deskripsi Statistik Rasio-Rasio Operating Performance........................48

4.5 Hasil Uji Normalitas Data Abnormal Return Saham............................. 50

4.6 Hasil Uji Normalitas Data Rasio-Rasio Operating Performance.......... 51

4.7 Hasil Uji-t One Sample dan Wilcoxon One Sample terhadap Abnormal

Return (AR)............................................................................................ 54

4.8 Hasil Uji Wilcoxon Paired Samples Sebelum dan Sesudah Pengumuman

Right Issue............................................................................................. 55

4.9 Pola Distribusi Data Pada Masing-Masing Bentangan Waktu

Pengujian.............................................................................................. 56

4.10 Uji Beda Kinerja Operasi Perusahaan yang Melakukan Right Issue... 57

Page 18: Bambang sutrisno 080810201054

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ........................................................................... 17

3.1 Periodisasi Penelitian Kinerja Saham ................................................... 22

3.2 Deskripsi Rentang Tahun Pengujian Kinerja Operasi............................. 23

3.3 Kerangka Pemecahan Masalah ............................................................. 39

Page 19: Bambang sutrisno 080810201054

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Populasi Perusahaan yang Melakukan Right Issue Tahun 2007-

2009

Lampiran 2 Daftar Kode dan Nama Perusahaan Sampel Penelitian

Lampiran 3 Daftar Nilai Alfa dan Beta Sampel Penelitian

Lampiran 4 Perhitungan Abnormal Return Perusahaan yang Melakukan Right

Issue Tahun 2007-2009 di Bursa Efek Indonesia

Lampiran 5 Perhitungan Average Abnormal Return Sebelum dan Sesudah

Pengumuman Right Issue

Lampiran 6 Uji Normalitas Data Abnormal Return

Lampiran 7 Hasil Uji-t One Sample Terhadap Abnormal Return

Lampiran 8 Hasil Uji Wilcoxon One Sample Terhadap Abnormal Return

Lampiran 9 Hasil Uji Wilcoxon Paired Samples Terhadap Average Abnormal

Return

Lampiran 10 Perhitungan Rasio-Rasio Operating Performance

Lampiran 11 Uji Normalitas Data Rasio-Rasio Operating Performance

Lampiran 12 Hasil Uji-t Paired Samples Terhadap Rasio-Rasio Operating

Performance

Lampiran 13 Hasil Uji Wilcoxon Paired Samples Terhadap Rasio-Rasio

Operating Performance

Page 20: Bambang sutrisno 080810201054

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar modal adalah suatu jaringan yang kompleks dari individu, lembaga,

dan pasar yang timbul sebagai upaya dalam mempertemukan mereka yang

memiliki uang (dana) untuk melakukan pertukaran efek dan surat berharga

(Gumanti, 2011:68). Sebagaimana pasar tradisional, pasar modal merupakan

sarana untuk menjembatani antara pihak yang mempunyai kelebihan dana

(investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (emiten).

Keberadaan pasar modal mempunyai manfaat ditinjau dari dua pihak.

Pertama, ditinjau dari pihak perusahaaan yang memerlukan dana, pasar modal

dapat digunakan sebagai sumber untuk perolehan dana. Kedua, ditinjau dari sisi

pemodal, kehadiran pasar modal dapat digunakan sebagai sarana untuk

menyalurkan dana (investasi), sehingga akan diperoleh penghasilan yang disebut

perolehan investasi dalam bentuk peningkatan nilai modal (capital gain) dan laba

hasil usaha yang dibagikan (dividen) untuk investasi pada pasar saham.

Seiring dengan persaingan dunia usaha yang semakin kompetitif,

manajemen perusahaan dituntut untuk melakukan terobosan-terobosan guna tetap

menjaga eksistensi perusahaan. Terobosan-terobosan ini termasuk ekspansi,

membuka cabang baru, dan lain sebagainya. Upaya ini tentu saja tidak terlepas

dari kebutuhan dana dan modal yang sangat besar. Selain dana yang diperoleh

dari dalam perusahaan sendiri, perusahaan dapat mengandalkan dana yang

diperoleh dari luar perusahaan. Dana yang diperoleh dari luar ini bisa diperoleh

dari bank atau dana langsung dari usaha penjualan surat berharga di bursa efek (go

public). Banyak perusahaan melakukan penawaran saham kepada publik di luar

initial public offering (IPO) atau penawaran saham perdana. Hal ini dilakukan

oleh perusahaan yang membutuhkan tambahan dana untuk membiayai kegiatan

usaha atau untuk membayar hutang yang telah jatuh tempo. Kegiatan yang

dilakukan oleh perusahaan tersebut biasa dikenal dengan right issue atau

penawaran saham terbatas.

Page 21: Bambang sutrisno 080810201054

2

Right issue merupakan penawaran saham susulan yang memberikan

prioritas kepada pemegang saham perusahaan yang sudah ada untuk membeli

saham baru pada harga tertentu dan saat tertentu pula. Dengan kata lain,

perusahaan mendistribusikan hak opsi kepada pemegang saham agar dapat

memperoleh saham baru dengan harga khusus. Eckbo dan Masulis (1992)

menyatakan bahwa perusahaan dengan kepemilikan saham yang terkonsentrasi

akan cenderung menggunakan right issue untuk memperoleh tambahan modal.

Ada beberapa alasan yang mendasari mengapa perusahaan melakukan

right issue misalnya untuk menambah modal perusahaan, perluasan investasi atau

untuk pembayaran hutang. Saham baru yang diterbitkan terlebih dahulu

ditawarkan kepada pemegang saham yang sudah ada sekarang (existing

shareholder) dengan harga yang biasanya lebih rendah daripada harga yang

ditawarkan di pasar dikarenakan para pemegang saham memiliki hak memesan

efek terlebih dahulu atas saham-saham baru tersebut (preemptive right).

Penilaian kinerja perusahaan merupakan hal yang sangat penting, karena

dengan adanya pengetahuan yang benar tentang kinerja suatu perusahaan,

perusahaan publik, investor, dan pihak-pihak yang berkepentingan akan dapat

menekan kemungkinan kesalahan dalam pengambilan keputusan. Penilaian

kinerja perusahaan penting dilakukan oleh manajemen perusahaan, pemegang

saham, pemerintah maupun stakeholder yang lain, karena menyangkut distribusi

kesejahteraan diantara mereka.

Ketika perusahaan melakukan kebijakan right issue, pemodal umumnya

hanya mempunyai informasi tentang perusahaan emiten secara terbatas, yakni

hanya sebatas pada apa yang dipaparkan di dalam prospektus menjelang right

issue. Jadi, calon investor harus menggunakan segala daya dan upaya untuk

menilai kewajaran harga yang ditawarkan. Harga saham di pasar sekunder

ditentukan oleh kekuatan pasar berdasarkan kinerja perusahaan yang bersangkutan

dan keadaan perekonomian (Machfoedz, 1999). Investor tentu sangat berharap

kinerja yang dimiliki oleh perusahaan menjadi lebih baik setelah melakukan right

issue karena dengan adanya right issue berarti dana dari pihak luar masuk ke

perusahaan. Harapan dari pihak-pihak yang berkepentingan tersebut belum tentu

Page 22: Bambang sutrisno 080810201054

3

menjadi kenyataan. Apabila kinerja perusahaan tidak membaik setelah melakukan

right issue, tentu saja akan mengurangi kepercayaan terhadap perusahaan tersebut,

bahkan secara luas bisa menghilangkan kepercayaan terhadap pasar modal

sehingga investor lebih tertarik untuk melakukan investasi pada sektor perbankan,

yakni deposito. Hal ini akan sangat merugikan keberlangsungan pasar modal

karena pasar modal akan ditinggalkan oleh para investor.

Kinerja perusahaan dapat dilihat dari kinerja saham dan kinerja operasi

perusahaan. Kinerja saham akan mengindikasikan kinerja pasar perusahaan yang

dapat diukur dengan menggunakan nilai pasar saham perusahaan yang beredar di

pasar modal. Sedangkan kinerja operasi mencerminkan kemampuan perusahaan

menghasilkan laba dalam jangka pendek yang dapat diukur dengan menggunakan

data fundamental perusahaan, yaitu data yang berasal dari laporan keuangan

perusahaan.

Beberapa penelitian tentang kinerja saham dan kinerja operasi perusahaan

yang melakukan right issue sudah dilakukan di pasar modal. Scholes (1972)

menemukan bukti bahwa tidak ditemukan lagi adanya abnormal return pada satu

bulan sesudah pengumuman right issue. Sedangkan McLaughlin et al (1996)

meneliti kinerja operasi perusahaan yang melakukan penawaran saham susulan

(seasoned equity offerings (SEO)) dan hasil penelitian menunjukkan bahwa

kinerja operasi perusahaan mengalami penurunan secara signifikan pada periode

tiga tahun pasca SEO. Dua penelitian tersebut secara umum menyatakan bahwa

kinerja saham dan kinerja operasi perusahaan sesudah right issue atau SEO

mengalami penurunan.

Tabel 1.1 menyajikan jumlah perusahaan di Indonesia yang melakukan

right issue dari tahun 2006 sampai 2010.

Page 23: Bambang sutrisno 080810201054

4

Tabel 1.1 Jumlah Perusahaan yang Melakukan Right Issue di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2006-2010

Tahun Jumlah perusahaan yang melakukan

right issue

2006 18

2007 25

2008 25

2009 12

2010 30

Sumber : IDX Fact Book 2006-2011

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat jumlah perusahaan yang melakukan right

issue dari tahun 2006 sampai 2010. Secara umum jumlah perusahaan yang

melakukan right issue dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, kecuali pada

tahun 2009 mengalami penurunan dari tahun 2008. Hal ini menandakan bahwa

banyak perusahaan publik yang membutuhkan tambahan modal dari tahun ke

tahun, baik untuk ekspansi perusahaan maupun untuk membayar hutang yang

jatuh tempo. Pada tahun 2010 jumlah perusahaan yang melakukan right issue

mengalami peningkatan yang cukup pesat (hampir tiga kali lipat) dari tahun 2009

yaitu dari 12 perusahaan yang melakukan right issue pada tahun 2009 menjadi 30

perusahaan yang melakukan right issue pada tahun 2010.

Penelitian ini akan menganalisis kinerja saham dan kinerja operasi

perusahaan sebelum dan sesudah right issue di Bursa Efek Indonesia. Penelitian

ini merupakan penelitian berbasis event study. Apakah perusahaan yang

melakukan right issue akan mengalami penurunan kinerja saham dan peningkatan

kinerja operasi sesudah right issue adalah hal yang mendorong dilakukannya

penelitian ini. Penurunan kinerja saham yang dapat dilihat dari penurunan harga

saham ini dapat disebabkan oleh dua hal. Pertama, secara teoritis, harga

penawaran right issue lebih rendah dari harga pasar saham yang berlaku, sehingga

harga pasar saham pasca right issue akan mengalami penurunan karena adanya

penyesuaian harga. Kedua, penurunan harga saham tersebut karena informasi

Page 24: Bambang sutrisno 080810201054

5

right issue memberikan sinyal negatif kepada pasar. Sedangkan peningkatan

kinerja operasi sesudah right issue disebabkan karena perusahaan yang melakukan

right issue telah mendapatkan tambahan dana dari kegiatan right issue yang

dilakukan. Jika perusahaan dapat menggunakan dana dari hasil right issue tersebut

dengan benar, maka kinerja operasi perusahaan akan meningkat.

1.2 Perumusan Masalah

Perusahaan yang telah melakukan right issue berarti perusahaan tersebut

telah menghimpun dana dari masyarakat untuk menunjang kegiatan investasi dan

operasinya. Investor tentunya mengharapkan adanya pengembalian atas

investasinya tersebut baik dalam bentuk pembayaran dividen maupun

pengembalian lainnya yang dapat meningkatkan kesejahteraannya. Karena

manajemen dari perusahaan publik memperoleh kepercayaan untuk mengelola

dana yang ditanamkan oleh masyarakat, maka manajemen harus

mempertanggungjawabkan kinerja perusahaannya agar adanya jaminan bagi

stockholder dan debtholder bahwa dana yang tertanam tersebut dikelola secara

ekonomis. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis terhadap kinerja saham dan

kinerja operasi perusahaan sebelum dan sesudah right issue agar dapat diketahui

apakah right issue merupakan isu yang menarik di mata investor dan apakah right

issue dapat meningkatkan kinerja operasi perusahaan. Hasil perbandingan dari

penelitian kinerja saham dan kinerja operasi perusahaan sebelum dan sesudah

right issue dapat digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan perusahaan sesudah

melakukan right issue.

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

a. Apakah terdapat abnormal return pada hari-hari di sekitar pengumuman right

issue di Bursa Efek Indonesia?

b. Apakah abnormal return saham pada hari-hari sesudah pengumuman right

issue lebih rendah daripada hari-hari sebelum pengumuman right issue?

c. Apakah rasio-rasio operating performance yang meliputi tingkat pengembalian

operasi atas aset, aliran kas operasi atas total aset, pertumbuhan penjualan, dan

Page 25: Bambang sutrisno 080810201054

6

perputaran total aset perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada

sebelum right issue?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

a. Untuk menganalisis apakah terdapat abnormal return pada hari-hari di sekitar

pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia.

b. Untuk menganalisis apakah abnormal return saham pada hari-hari sesudah

pengumuman right issue lebih rendah daripada hari-hari sebelum pengumuman

right issue.

c. Untuk menganalisis apakah rasio-rasio operating performance yang meliputi

tingkat pengembalian operasi atas aset, aliran kas operasi atas total aset,

pertumbuhan penjualan, dan perputaran total aset perusahaan sesudah right

issue lebih baik daripada sebelum right issue.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai kinerja saham dan kinerja operasi perusahaan

sebelum dan sesudah right issue di Bursa Efek Indonesia ini diharapkan dapat

memberikan manfaat untuk beberapa pihak, yaitu peneliti yang akan datang dan

investor.

a. Bagi peneliti yang akan datang

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu referensi untuk

mengembangkan penelitian yang akan datang yang berkaitan dengan kinerja

saham dan kinerja operasi sebelum dan sesudah right issue di Bursa Efek

Indonesia.

b. Bagi investor

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu masukan dan informasi bagi

investor dalam rangka membangun strategi dan keputusan investasi dengan

adanya pengumuman right issue guna memperoleh keuntungan sesuai yang

diharapkan.

Page 26: Bambang sutrisno 080810201054

7

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Right Issue

Istilah right issue di Indonesia dikenal dengan istilah HMETD atau Hak

Memesan Efek Terlebih Dahulu. Right issue merupakan penerbitan saham baru

dalam rangka penambahan modal perusahaan, namun terlebih dahulu ditawarkan

kepada pemegang saham yang sudah ada saat ini (existing shareholder). Dengan

kata lain, pemegang saham memiliki hak preemptive right atas saham-saham baru

tersebut. Untuk mendapatkan saham tersebut, pemegang saham harus

melaksanakan right tersebut pada tingkat harga yang telah ditentukan (pemodal

harus mengeluarkan modal untuk melaksanakan right). Karena sifatnya hak dan

bukan kewajiban, maka jika pemegang saham tidak ingin melaksanakan haknya

maka ia dapat menjual haknya tersebut. Dengan demikian terjadilah perdagangan

atas right. Right diperdagangkan seperti halnya saham, namun perdagangan right

ada masa berlakunya (Darmadji dan Fakhruddin, 2001:133).

Brealey et al (2008:421) menyatakan bahwa perusahaan publik dapat

menerbitkan saham melalui dua cara. Cara pertama yaitu perusahaan publik dapat

melakukan penawaran saham pada setiap investor yang ingin membeli saham

yang ditawarkan, cara ini disebut dengan penawaran kas umum (general cash

offer). Sedangkan cara yang kedua yaitu perusahaan publik menawarkan saham

terlebih dahulu kepada pemegang saham lama yang telah memiliki saham

perusahaan publik tersebut, cara kedua ini disebut dengan penawaran umum

terbatas (right issue).

Pada beberapa perusahaan, hak (right) sudah merupakan bagian integral

dari anggaran perusahaan, dan di beberapa perusahaan lain hak ini dicantumkan

sebagai klausal tambahan dalam anggaran dasar perusahaan. Jika hak untuk

membeli lebih dahulu (preemptive right) tercantum dalam anggaran dasar

perusahaan, maka perusahaan harus menawarkan setiap penerbitan saham barunya

kepada pemegang saham lama. Jika hak ini tidak tercakup dalam anggaran dasar,

perusahaan mempunyai pilihan untuk menjual saham barunya kepada para

Page 27: Bambang sutrisno 080810201054

8

investor baru. Jika perusahaan menjual saham barunya kepada pemegang saham

lama, penerbitan saham disebut penawaran hak (right offering). Setiap pemegang

saham mempunyai satu hak (right) untuk setiap sertifikat saham yang dimilikinya.

Jadi dapat dikatakan bahwa preemptive right adalah haknya, right adalah sertifikat

bukti hak tersebut, dan right issue adalah proses penjualan sertifikat bukti right.

Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam suatu penerbitan right

antara lain waktu, harga, dan rasio. Bagi investor, informasi waktu penerbitan

sangat penting untuk mengambil keputusan apakah dia akan melaksanakan

haknya membeli right atau tidak, sebab right mempunyai masa berlaku yang

relatif singkat. Informasi penting lainnya adalah rasio pelaksanaan right,

penentuan rasio right ini sangat ditentukan dari seberapa besar dana yang

dibutuhkan dan kemampuan investor lama memenuhinya. Jadi rasio ini

merupakan berapa besar hak pemegang saham lama mendapatkan kesempatan

memesan efek terlebih dahulu.

Tujuan dari right issue adalah untuk menambah modal perusahaan yang

sudah ada. Upaya right issue secara langsung adalah menambah kepemilikan

saham dari founder shares. Hal itu disebabkan jika pemegang saham tidak

menggunakan haknya, founder shares yang akan membelinya. Right issue

merupakan produk rekayasa keuangan (financial engineering) antara emiten dan

penjamin emisi, sehingga sering tidak masuk akal dan merugikan publik. Right

issue dianggap sebagai upaya emiten untuk mengurangi kepemilikan saham

masyarakat atau merupakan proses privatisasi.

Kebijakan right issue merupakan upaya emiten untuk menambah jumlah

saham yang beredar guna menambah modal perusahaan. Sebab dengan

mengeluarkan saham baru melalui right issue berarti pemegang saham lama harus

mengeluarkan uang untuk membeli saham yang berasal dari right issue tersebut.

2.1.2 Abnormal Return

Abnormal return adalah return yang diperoleh investor yang tidak sesuai

dengan harapan. Gumanti (2011:57) menjelaskan bahwa abnormal return adalah

selisih dari return yang sesungguhnya atas return yang diharapkan (expected

Page 28: Bambang sutrisno 080810201054

9

return). Abnormal return akan bernilai positif jika return yang diperoleh investor

lebih besar daripada return yang diharapkan. Sebaliknya, jika return yang

diperoleh investor lebih kecil daripada return yang diharapkan, maka abnormal

return akan bernilai negatif.

Abnormal return dapat terjadi karena adanya event atau kejadian tertentu.

Kejadian-kejadian yang biasanya dapat menimbulkan abnormal return misalnya

hari libur nasional, pergantian tahun, hari besar keagamaan, suasana politik yang

tidak menentu, corporate action (seperti right issue, stock split, saham bonus,

pembagian dividen baik berupa dividen saham maupun dividen tunai), dan lain-

lain. Pengaruh pengumuman right issue dapat dilihat dari adanya abnormal return

yang signifikan di sekitar tanggal pengumuman right issue. Abnormal return

terjadi karena event yang terjadi memiliki kandungan informasi yang relevan

terhadap pasar modal. Abnormal return digunakan dalam pengujian kandungan

informasi untuk melihat reaksi pasar modal terhadap suatu event yang terjadi.

Apabila suatu event mempunyai kandungan informasi, maka pasar modal akan

bereaksi dan ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham.

a. Return Saham

Return saham adalah jumlah pendapatan ditambah dengan kelebihan

keuntungan (capital gain) atau kerugian (capital loss) yang diperoleh investor

atas suatu investasi pada suatu aset atau sekuritas (Gumanti, 2011:54).

Jogiyanto (2010:205) menjelaskan bahwa return merupakan hasil yang

diperoleh dari investasi.

Return terdiri atas dua komponen yaitu yield dan capital gain (loss). Yield

merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan

yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Dalam berinvestasi pada

pasar saham, yield ditunjukkan oleh besarnya dividen yang diperoleh.

Sedangkan capital gain (loss) sebagai komponen kedua dari return merupakan

kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (saham atau obligasi) yang

bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Selisih harga jual

dengan harga beli suatu sekuritas dapat berupa selisih positif disebut dengan

capital gain dan selisih negatif disebut dengan capital loss.

Page 29: Bambang sutrisno 080810201054

10

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa return merupakan

jumlah pengembalian yang diterima investor atas suatu investasi.

Pengembalian tersebut dapat bernilai positif (capital gain) dan dapat bernilai

negatif (capital loss). Selain itu investor juga akan mendapatkan yield

(pendapatan yang diperoleh secara periodik) dari sekuritas yang dimilikinya

yang berupa pembayaran dividen.

b. Return Harapan (Expected Return)

Return harapan (expected return) adalah return yang diharapkan akan

diperoleh investor di masa mendatang (Jogiyanto, 2010:205). Return harapan

merupakan suatu gambaran atas semua kemungkinan hasil investasi yang

dikaitkan dengan probabilitas setiap hasil (keluaran atau output) yang diterima.

Ada beberapa model yang dapat digunakan untuk menghitung expected

return. Model yang populer dan banyak digunakan adalah model indeks

tunggal (Single Index Model) dan CAPM (Capital Asset Pricing Model).

1) Model Indeks Tunggal

Expected return dalam model indeks tunggal dinyatakan dengan

persamaan berikut (Jogiyanto, 2010:342):

E(Rit) = αi + βi E(Rmt)

Keterangan:

E(Rit) = expected return saham i pada periode t

αi = bagian return saham i yang tidak dipengaruhi kinerja pasar

βi = sensitivitas return saham i atas pergerakan pasar (disebut juga

sebagai beta saham i)

Rmt = tingkat keuntungan pasar pada periode t

Berdasarkan rumus di atas, expected return yang dapat diperoleh

investor dari sebuah saham dapat dipengaruhi oleh nilai αi (bagian return

saham yang tidak dipengaruhi oleh kinerja pasar) dan beta saham

bersangkutan. Selain itu, return pasar juga dapat mempengaruhi nilai

expected return.

Page 30: Bambang sutrisno 080810201054

11

2) CAPM

Expected return dalam CAPM dinyatakan dengan persamaan

berikut (Jogiyanto, 2010:499):

E(Rit) = Rf + βi (E(Rmt – Rf)

Keterangan:

E(Rit) = expected return saham i pada periode t

Rf = tingkat suku bunga bebas risiko

Rmt = tingkat keuntungan pasar pada periode t

βi = sensitivitas return saham i atas pergerakan pasar (disebut juga

sebagai beta saham i)

Berdasarkan rumus di atas, expected return yang dapat diperoleh

investor dari suatu saham dapat dipengaruhi oleh nilai beta yang dalam hal

ini adalah risiko dari saham yang bersangkutan. Selain itu, tingkat suku

bunga bebas risiko dan return pasar juga dapat mempengaruhi nilai

expected return.

2.1.3 Kinerja Operasi

Kinerja operasi (operating performance) menyangkut beberapa ukuran,

misalnya tingkat pengembalian operasi atas aset (operating return on assets),

aliran kas operasi atas total aset (operating cash flow to total assets), pertumbuhan

penjualan (sales growth), dan perputaran total aset (total assets turnover). Kinerja

merupakan prestasi dari suatu kegiatan yang nyata. Sedangkan operasi adalah

kegiatan usaha dari perusahaan yang berkaitan dengan penjualan, perputaran aset,

perputaran kas maupun perubahan modal. Proses operasi perusahaan juga

mencerminkan aktivitas yang dilakukan perusahaan. Dari aktivitas-aktivitas yang

dilakukan tersebut akan menghasilkan laba usaha yang bisa digunakan untuk

pengembangan usaha. Adapun ukuran-ukuran kinerja operasi (operating

performance) dijelaskan sebagai berikut.

a. Tingkat Pengembalian Operasi Atas Aset

Tingkat pengembalian operasi atas aset (operating return on assets

(ORA)) merupakan rasio dari laba operasi terhadap total aset. Tingkat

Page 31: Bambang sutrisno 080810201054

12

pengembalian operasi atas aset diartikan sebagai hasil pendapatan operasional

dari investasi yang mencerminkan tingkat hasil (rate of return) dari total

investasi perusahaan.

Laba operasi merupakan selisih dari penjualan bersih dan harga pokok

penjualan ditambah biaya-biaya sebelum depresiasi atau amortisasi. Laba

operasi ini diperoleh dari laporan laba rugi (income statement). Total aset

merupakan jumlah suatu item atau milik yang dimiliki oleh perusahaan yang

mempunyai nilai uang yang tercermin di dalam neraca perusahaaan. Semakin

besar tingkat pengembalian operasi atas aset yang diperoleh mengindikasikan

bahwa perusahaan mampu menunjukkan peningkatan efisiensi aset perusahaan

yang digunakan untuk menghasilkan laba operasi, sebaliknya semakin kecil

tingkat pengembalian operasi atas aset yang diperoleh maka semakin menurun

kemampuan perusahaan dalam mengelola aset yang digunakan untuk

menghasilkan laba operasi.

b. Aliran Kas Operasi Atas Total Aset

Aliran kas operasi atas total aset (operating cash flow to total assets

(OCFTA)) merupakan rasio dari aliran kas operasi terhadap total aset.

Pemahaman terhadap aliran kas operasi atas aset total penting karena dengan

menganalisis sumber dan penggunaan kas dapat diketahui keberhasilan atas

kebijakan manajemen dalam mengelola sumber dana yang ada, di samping itu

dari analisis ini dapat dinyatakan perbandingan aliran kas dan aset total

sehingga bisa dilihat kemampuan aset terhadap peningkatan atau penurunan

perputaran kas. Semakin besar rasio aliran kas operasi atas aset total maka

semakin baik kinerja operasi perusahaan yang berarti perusahaan tersebut

memiliki kemampuan yang baik dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya.

Sebaliknya semakin kecil rasio aliran kas operasi atas aset total maka semakin

buruk kinerja operasi perusahaan yang berarti perusahaan tersebut tidak

memiliki cukup kemampuan untuk mempertahankan aktivitas sehari-harinya.

c. Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan penjualan (sales growth) merupakan rasio dari penjualan

pada tahun kini dikurangi penjualan tahun sebelumnya dibagi penjualan tahun

Page 32: Bambang sutrisno 080810201054

13

sebelumnya. Rasio pertumbuhan penjualan menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam meningkatkan kinerja operasinya. Semakin besar rasio

pertumbuhan penjualan berarti perusahaan mampu meningkatkan kinerja

operasinya yang artinya perusahaan secara ekonomis mampu meningkatkan

pendapatan operasinya. Sebaliknya jika rasio pertumbuhan penjualan semakin

kecil berarti perusahaan tidak mampu mempertahankan kinerja operasinya

yang artinya perusahaan secara ekonomis tidak mampu mempertahankan

kinerja operasinya.

d. Perputaran Total Aset

Perputaran total aset (total assets turnover (TATO)) merupakan rasio dari

penjualan bersih terhadap total aset. Rasio perputaran total aset digunakan

untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva

berputar dalam satu periode tertentu atau kemampuan modal yang

diinvestasikan untuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi rasio perputaran

total aset berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam

mengoptimalkan aset-aset yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan.

Sedangkan jika rasio perputaran total aset semakin rendah berarti kemampuan

perusahaan semakin menurun dalam mengoptimalkan aset-aset yang dimiliki

untuk menghasilkan penjualan. Perusahaan dikatakan mengalami peningkatan

efisiensi penggunaan asetnya jika rasio perputaran total aset dari waktu ke

waktu mengalami peningkatan.

2.1.4 Hubungan Right Issue dengan Kinerja Operasi

Baik atau tidaknya kinerja operasi perusahaan setelah right issue dapat

dilihat dari rasio-rasio kinerja operasi (operating performance). Adanya rasio-

rasio operating performance dapat mengetahui kinerja operasi perusahaan pasca

adanya suatu kejadian, dalam hal ini adalah analisis kinerja operasi setelah right

issue. Penerbitan right issue biasanya ditujukan untuk memperoleh tambahan dana

dari masyarakat baik untuk keperluan ekspansi, restrukturisasi, dan lainnya. Bagi

perusahaan yang tidak melakukan right issue mengindikasikan bahwa tidak

terdapat masalah yang berarti dalam kinerja operasinya, atau sumber dana

Page 33: Bambang sutrisno 080810201054

14

eksternal didapat tidak melalui right issue. Rasio-rasio kinerja operasi akan

membaik pasca right issue apabila dana hasil dari right issue dikelola dengan baik

(Jurin, 1988). Rasio-rasio kinerja operasi perusahaan sesudah right issue

diharapkan menjadi lebih meningkat (Husnan, 1994:74).

2.2 Kajian Empiris

Scholes (1972) meneliti 696 perusahaan yang melakukan right issue di

New York Stock Exchange (NYSE) untuk periode 1926-1966. Dengan

menggunakan metode event study, Scholes menemukan bahwa abnormal return

pada satu bulan sebelum tanggal pengumuman right issue mencapai rata-rata

0,3%, dan pada satu bulan sesudah tanggal pengumuman tidak ditemukan lagi

adanya abnormal return. Scholes juga menemukan bukti bahwa perilaku harga

saham di sekitar hari pengumuman tidak tergantung pada besarnya size dari right

issue.

Smith (1977) menguji 853 perusahaan yang melakukan right issue di New

York Stock Exchange (NYSE) untuk periode 1926-1975 dengan menggunakan

metode event study. Smith menemukan bahwa abnormal return yang didapat

investor rata-rata mencapai 8%-9% pada periode satu tahun sebelum

pengumuman right issue, dan pada satu tahun sesudahnya tidak ditemukan lagi

adanya abnormal return. Selain itu juga ditemukan bahwa rata-rata penurunan

harga saham hanya mencapai 1,4% dalam waktu dua bulan sebelum tanggal

pengumuman right issue, dan diikuti oleh perbaikan kembali harga saham pada

posisi semula.

Jain dan Kini (1994) meneliti 682 perusahaan yang melakukan IPO dalam

kurun waktu mulai 1976 sampai dengan 1988 di New York Stock Exchange untuk

mengetahui apakah perusahaan yang melakukan IPO mengalami penurunan

kinerja operasi pada beberapa tahun pasca IPO. Mereka menggunakan lima

variabel sebagai ukuran dari kinerja operasi, yaitu operating return on assets,

operating cash flow/assets, sales growth, assets turnover, and capital expenditure.

Hasil analisis menemukan adanya penurunan kinerja operasi perusahaan

(operating performance) sesudah melakukan IPO. Secara implisit mereka

Page 34: Bambang sutrisno 080810201054

15

menyatakan bahwa penurunan kinerja operasi merupakan akibat dari upaya

manajemen untuk menampilkan kinerja keuangannya yang baik pada periode

sebelum IPO. Implikasi dari pernyataan tersebut adalah praktik atau upaya untuk

meningkatkan kinerja keuangan dapat diidentikkan dengan praktik manajemen

laba. Artinya, manajemen perusahaan menggunakan kebijakan-kebijakan

akuntansi untuk menaikkan laba yang dilaporkan sebagai upaya untuk

menunjukkan kepada calon investor bahwa perusahaan memiliki kinerja keuangan

yang baik.

Tsangarakis (1996) melakukan penelitian tentang reaksi harga saham

terhadap pengumuman right issue untuk periode 1981-1990 di Yunani. Sampel

perusahaan yang digunakan sebanyak 111 perusahaan yang terdaftar di Athens

Stock Exchange (ASE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengumuman right

issue mempunyai kandungan informasi yang ditunjukkan dengan adanya rata-rata

abnormal return yang signifikan pada tingkat signifikansi 1% pada hari sebelum

pengumuman (6 hari sebelum sebesar 8,23% dan 11 hari sebelum sebesar

11,52%) dan saat pengumuman right issue (2,45%), yang diduga karena adanya

kebocoran informasi yang terjadi di jajaran direksi. Sedangkan tidak ditemukan

adanya abnormal return yang signifikan pada hari sesudah pengumuman.

McLaughlin et al (1996) melakukan penelitian tentang kinerja operasi

1.296 perusahaan yang melakukan penawaran saham susulan (seasoned equity

offerings (SEO)) untuk periode 1980-1991 di New York Stock Exchange (NYSE),

American Stock Exchange (AMEX), dan Nasdaq Stock Exchange. Variabel

penelitian yang diteliti dan digunakan sebagai proksi dari operating performance

yaitu cash flow to book value of assets ratio dan cash flow to sales ratio. Hasil

analisis menunjukkan bahwa kinerja operasi (operating performance) menurun

secara signifikan pada periode tiga tahun pasca terjadinya SEO dengan tingkat

penurunan sebesar 20%. Artinya, manajemen tidak mampu mempertahankan

kinerja operasinya pasca SEO. Implikasi dari ditemukannya penurunan kinerja

operasi adalah manajemen berusaha untuk menaikkan kinerja perusahaan pada

periode-periode sebelum SEO, dalam rangka untuk membuat pemilik saham lama

tertarik untuk membeli saham baru yang diterbitkan perusahaan.

Page 35: Bambang sutrisno 080810201054

16

Loughran dan Ritter (1997) meneliti 1.338 perusahaan yang melakukan

penawaran saham susulan (seasoned equity offerings (SEO)) di New York Stock

Exchange (NYSE), American Stock Exchange (AMEX), dan Nasdaq Stock

Exchange pada periode tahun 1979 sampai dengan 1989. Mereka menguji kinerja

operasi perusahan lima tahun sebelum dan lima tahun sesudah right issue.

Hasilnya menunjukkan bahwa dalam jangka panjang kinerja perusahaan

mengalami penurunan sesudah melakukan right issue. Rasio profit margin dan

Return On Investment (ROI) mengalami penurunan selama empat tahun sesudah

penawaran saham tersebut. Hal ini menunjukkan adanya upaya manajemen

perusahaan untuk memanipulasi kinerja sebelum melakukan SEO agar kinerja

perusahaan pada saat SEO kelihatan bagus.

Friday et al (2000) meneliti kinerja operasi pasca penawaran saham

susulan (seasoned equity offerings (SEO)) pada 177 perusahaan kelompok real

estate investment trusts (REITs) di New York Stock Exchange (NYSE), American

Stock Exchange (AMEX), dan Nasdaq Stock Exchange pada periode tahun 1990

sampai tahun 1996. Rasio aliran kas terhadap nilai buku (cash flow to book value

ratio), baik yang belum disesuaikan dengan industri maupun yang telah

disesuaikan oleh masing-masing perusahaan diuji perubahannya selama tujuh

tahun, yaitu tiga tahun sebelum SEO, saat SEO, dan tiga tahun sesudah SEO.

Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa kinerja operasi perusahaan

mengalami penurunan pasca SEO.

Berdasarkan hasil penelitian-penelitian sebelumnya yaitu Scholes (1972),

Smith (1977), Jain dan kini (1994), Tsangarakis (1996), McLaughlin et al (1996),

Loughran dan Ritter (1997), dan Friday et al (2000) dapat disimpulkan secara

umum bahwa ada kecenderungan penurunan kinerja saham dan kinerja operasi

pada periode sesudah perusahaan melakukan IPO, SEO atau right issue.

Penurunan kinerja saham sesudah right issue disebabkan karena pasar

memberikan respon negatif terhadap penawaran saham baru yang diterbitkan oleh

perusahaan sehingga harga saham perusahaan turun. Sedangkan ketidakmampuan

perusahaan mempertahankan kinerja operasi yang dicapai pada periode sebelum

IPO atau SEO sangat mungkin disebabkan oleh tindakan yang menyebabkan

Page 36: Bambang sutrisno 080810201054

17

kemampulabaan meningkat. Jain dan Kini (1994) menduga bahwa praktik

manajemen laba pada periode sebelum IPO atau SEO merupakan salah satu

penyebab dari ketidakmampuan perusahaan dalam mempertahankan kinerja

operasinya pasca IPO atau SEO.

2.3 Kerangka Konseptual

Berdasarkan kajian teoritis dan kajian empiris yang telah diuraikan

sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka konseptual dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

Right Issue

777

dibandingkan dibandingkan

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Perusahaan Pasar Modal

Harga Saham dan

Indeks Pasar

Abnormal

Return

Laporan Keuangan

Rasio Operating Performance:

1. Tingkat Pengembalian

Operasi Atas Aset

2. Aliran Kas Operasi Atas Total

Aset

3. Pertumbuhan Penjualan

4. Perputaran Total Aset

Sebelum

Right

Issue

Sesudah

Right

Issue

Sebelum

Right

Issue

Sesudah

Right

Issue

Page 37: Bambang sutrisno 080810201054

18

Dalam menjalankan usahanya perusahaan memerlukan dana. Dana

memegang peranan yang cukup penting, sebab tanpa adanya dana yang cukup,

sulit bagi perusahaan untuk dapat berkembang dan beroperasi dengan baik. Salah

satu alternatif yang bisa dipilih oleh perusahaan dalam memenuhi kebutuhan

dananya adalah dengan melakukan right issue melalui pasar modal. Analisis

kinerja saham dan kinerja operasi perusahaan sebelum dan sesudah right issue

perlu dilakukan guna mendapatkan kesimpulan mengenai kondisi perusahaan

sebelum dan sesudah right issue.

Kinerja saham akan mencerminkan kinerja pasar perusahaan yang dapat

diukur dengan menggunakan nilai pasar saham perusahaan yang beredar di pasar

modal. Kinerja saham dapat diukur dengan meninjau harga saham perusahaan di

pasar modal. Melalui harga saham dan indeks pasar maka dapat dihitung

abnormal return sebelum dan sesudah right issue.

Perbedaan kinerja operasi perusahaan dapat diketahui dari kondisi kinerja

operasi perusahaan sebelum dan sesudah right issue, dengan memperhatikan

laporan keuangan perusahaan sebelum dan sesudah right issue. Kinerja operasi

perusahaan sesudah right issue diharapkan lebih baik daripada sebelum right

issue. Hal ini dikarenakan perusahaan memperoleh tambahan modal dalam bentuk

uang tunai melalui kegiatan right issue.

Untuk menganalisis kinerja operasi tersebut digunakan rasio operating

performance yang meliputi tingkat pengembalian operasi atas aset, aliran kas

operasi atas total aset, pertumbuhan penjualan, dan perputaran total aset. Dari

rasio-rasio tersebut dapat dibandingkan kinerja operasi perusahaan untuk

mengetahui apakah ada perbedaan antara kinerja operasi perusahaan sebelum dan

sesudah right issue. Kemudian dapat disimpulkan apakah kinerja operasi tersebut

lebih baik, tidak ada perbedaan atau lebih buruk.

Kinerja operasi dikatakan lebih baik jika nilai rata-rata rasio kinerja

operasi sesudah right issue mengalami kenaikan dari sebelum right issue. Kinerja

operasi dikatakan tidak ada perbedaan jika nilai rata-rata rasio kinerja operasi

sebelum dan sesudah right issue relatif sama. Kinerja operasi akan dikatakan lebih

Page 38: Bambang sutrisno 080810201054

19

buruk jika nilai rata-rata rasio kinerja operasi sesudah right issue mengalami

penurunan dari sebelum right issue.

Hasil perbandingan kinerja saham dan kinerja operasi perusahaan sebelum

dan sesudah right issue akan menjadi informasi yang sangat penting bagi para

pelaku pasar modal. Hasil perbandingan tersebut dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dalam menentukan strategi investor dalam berinvestasi pada saham

untuk mencapai kesejahteraan di dalam pasar modal.

2.4 Pengembangan Hipotesis Penelitian

2.4.1 Right Issue dan Kinerja Saham

Pengumuman right issue dapat mempengaruhi reaksi investor dalam

mengambil keputusan investasi di pasar modal. Reaksi investor dapat tercermin

pada harga saham perusahaan. Investor tentunya telah memiliki informasi yang

banyak tentang perusahaan yang melakukan right issue karena mereka dapat

mengetahui lebih banyak tentang historis perusahaan secara terbuka. Investor

tentunya dapat melihat kinerja perusahaan sebelum melakukan right issue. Para

investor yang beranggapan bahwa right issue yang dilakukan oleh perusahaan

hanya untuk menutup hutang yang jatuh tempo bukan untuk ekspansi perusahaan

yang dapat menyejahterakan investor tentunya akan mengakibatkan harga saham

perusahaan turun karena investor memberikan respon negatif terhadap penawaran

saham baru yang diterbitkan oleh perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Scholes (1972) dan Smith (1977) mencoba

menganalisis kinerja saham sebelum dan sesudah right issue yang diukur dengan

abnormal return. Mereka menemukan bahwa abnormal return saham sesudah

right issue lebih rendah daripada sebelum right issue. Hal ini terjadi karena

investor menyerap informasi buruk dari right issue yang dilakukan perusahaan.

Perusahaan yang melakukan right issue mengindikasikan bahwa perusahaan

tersebut tidak memiliki sumber alternatif pendanaan yang lain sehingga investor

menilai kinerja perusahaan tersebut buruk.

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah:

Page 39: Bambang sutrisno 080810201054

20

Ha1 : Terdapat abnormal return pada hari-hari di sekitar pengumuman right issue

di Bursa Efek Indonesia.

Ha2 : Abnormal return saham pada hari-hari sesudah pengumuman right issue

lebih rendah daripada hari-hari sebelum pengumuman right issue.

2.4.2 Right Issue dan Kinerja Operasi

Perusahaan yang melakukan right issue akan memperoleh tambahan dana

melalui penawaran saham yang dilakukan. Tambahan dana yang diperoleh dapat

digunakan untuk menambah modal kerja perusahaan, investasi, atau untuk

membayar hutang yang jatuh tempo. Rencana penggunaan dana yang diperoleh

dari right issue dapat dilihat di dalam prospektus perusahaan yang melakukan

right issue. Sebagai contoh yaitu PT. Indonesia Air Transport Tbk yang

melakukan right issue pada 5 Desember 2008. Di dalam prospektus PT. Indonesia

Air Transport Tbk dijelaskan bahwa: (1) 31,96% dana hasil right issue akan

digunakan untuk penyewaan pesawat Boeing; (2) 40,64% untuk modal kerja

perseroan; (3) 22,83% untuk jaminan pemeliharaan pesawat, dan (4) 4,57% untuk

peningkatan infrastruktur. Contoh lain yaitu PT. Berlian Laju Tanker Tbk yang

melakukan right issue pada 30 Juni 2009. Di dalam prospektus PT. Berlian Laju

Tanker Tbk dijelaskan bahwa seluruh dana hasil right issue, setelah dikurangi

biaya-biaya emisi, akan digunakan untuk modal kerja Perseroan dan Anak

Perusahaan. Perusahaan yang melakukan right issue seharusnya memiliki kinerja

yang lebih baik sesudah right issue dibandingkan dengan sebelum right issue

karena perusahaan telah memperoleh tambahan dana dari kegiatan right issue

tersebut.

Right issue dapat dianalogikan dengan penawaran saham perdana (IPO)

karena perusahaan sama-sama memperoleh dana dari kegiatan tersebut. Jain dan

Kini (1994) menggunakan rasio operating performance untuk mengukur kinerja

operasi pasca IPO. Mereka menemukan bahwa pada periode sesudah IPO terjadi

penurunan kinerja operasi pada aspek tingkat pengembalian operasi atas aset

(operating return on assets) dan aliran kas operasi atas total aset (operating cash

flow to total assets) daripada sebelum IPO. Tetapi terjadi peningkatan yang relatif

Page 40: Bambang sutrisno 080810201054

21

tinggi pada pertumbuhan penjualan (sales growth) dan biaya modal (capital

expenditure) setelah perusahaan melakukan IPO.

Rasio operating performance yang digunakan Jain dan Kini (1994) juga

dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasi perusahaan yang melakukan

right issue. Dalam penelitian ini, rasio-rasio operating performance yang

digunakan meliputi tingkat pengembalian operasi atas aset, aliran kas operasi atas

total aset, pertumbuhan penjualan, dan perputaran total aset.

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah:

Ha3 : Tingkat pengembalian operasi atas aset perusahaan sesudah right issue lebih

baik daripada sebelum right issue.

Ha4 : Aliran kas operasi atas total aset perusahaan sesudah right issue lebih baik

daripada sebelum right issue.

Ha5 : Pertumbuhan penjualan perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada

sebelum right issue.

Ha6 : Perputaran total aset perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada

sebelum right issue.

Page 41: Bambang sutrisno 080810201054

22

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menjelaskan tentang kinerja saham dan kinerja operasi

perusahaan sebelum dan sesudah right issue di Bursa Efek Indonesia untuk

periode 2007-2009 dan merupakan penelitian berbasis pengujian hipotesis

(hypothesis testing). Pengujian yang digunakan berbasis penelitian pengujian

hipotesis deskriptif yaitu sebuah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan

siapa yang terlibat di dalam suatu kegiatan, apa yang dilakukan, dimana, dan

bagaimana melakukannya (Jogiyanto, 2004:12). Penelitian ini menggunakan data

sekunder dari Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009.

Dalam menganalisis kinerja saham yang diproksikan dengan abnormal

return, periode waktu yang digunakan adalah selama 101 hari bursa yang dibagi

menjadi dua periode, yaitu periode estimasi (estimation period) yang digunakan

untuk mengestimasi beta, dan periode peristiwa (event period) yang digunakan

dalam pengujian hipotesis. Periode estimasi selama 90 hari, yaitu dari t-95 hingga

t-6 sebelum event day. Periode peristiwa selama 11 hari, yakni terdiri dari 5 hari

sebelum peristiwa (pre event), saat peristiwa (event day), dan 5 hari sesudah

peristiwa (post event). Periode peristiwa dipilih 11 hari dengan alasan untuk

menghindari adanya efek dari peristiwa lain selain right issue. Secara skematis,

periodisasi penelitian kinerja saham ditunjukkan oleh Gambar 3.1 berikut.

Periode Estimasi Periode Peristiwa

t-95 t-6 t-5 t0 t+5

Gambar 3.1 Periodisasi Penelitian Kinerja Saham

Page 42: Bambang sutrisno 080810201054

23

Sedangkan analisis kinerja operasi dalam penelitian ini mengacu pada

penelitian Jain dan Kini (1994), dimana model pengujian yang dilakukan

menggunakan model tahun dasar (benchmark). Tahun dasar yang dimaksud adalah

tahun -1 atau 1 tahun sebelum right issue dimana laporan keuangan terlengkap.

Tahun ke-0 adalah tahun dimana perusahaan melakukan right issue. Secara

skematis, bentangan periode pengujian kinerja operasi ditunjukkan oleh Gambar

3.2 berikut.

Tahun -2 -1 0 +1 +2 +3

Tahun dasar

Dari -1 ke -2

Dari -1 ke 0

Dari -1 ke +1

Dari -1 ke +2

Dari -1 ke +3

Gambar 3.2 Deskripsi Rentang Tahun Pengujian Kinerja Operasi

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia yang melakukan right issue untuk periode tahun 2007-2009.

Alasan pemilihan periode tahun 2007 sampai tahun 2009 karena periodenya lebih

terkini sekaligus agar hasil penelitian nantinya dapat menggambarkan kondisi

kinerja perusahaan sebelum dan sesudah krisis finansial global. Adapun teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan metode purposive

sampling (dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu). Kriteria-kriteria yang

digunakan adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan melakukan satu kali kebijakan right issue selama periode

penelitian. Hal ini ditetapkan karena penggunaan sampel perusahaan yang

melakukan right issue lebih dari satu kali dalam periode waktu yang

berdekatan akan menyulitkan dalam penentuan peristiwa mana yang

Page 43: Bambang sutrisno 080810201054

24

menyebabkan reaksi pasar. Oleh karena itu dalam penelitian ini, perusahaan

yang melakukan double right issue selama periode penelitian tidak diambil

sebagai sampel.

b. Perusahaan tidak melakukan right issue pada periode bulan Januari sampai Mei

karena laporan keuangan tahunan perusahaan belum diaudit sehingga jika

dimasukkan dalam perhitungan belum mencerminkan kondisi riil perusahaan.

c. Perusahaan tidak termasuk dalam sektor keuangan, dimana sektor keuangan

terbagi dalam sub sektor perbankan, lembaga pembiayaan, perusahaan

sekuritas, asuransi, dan reksadana. Hal ini disyaratkan karena penekanan

analisis rasio-rasio di sektor keuangan berbeda dengan penekanan analisis

rasio-rasio di sektor lain.

d. Untuk analisis kinerja saham, saham perusahaan tidak melakukan corporate

actions yang lain (seperti stock split, pembagian dividen, dan lain-lain) pada

periode satu bulan sebelum dan sesudah right issue. Sedangkan untuk analisis

kinerja operasi, saham perusahaan tidak melakukan corporate actions yang lain

(seperti merger atau akuisisi) pada periode satu tahun sebelum dan sesudah

right issue. Hal ini penting ditetapkan karena bila perusahaan melakukan

corporate actions pada periode penelitian, efeknya akan mempengaruhi reaksi

investor sehingga hasilnya akan bias.

e. Saham perusahaan dengan beta nol atau negatif tidak dianalisis. Hal ini

disyaratkan karena harga saham perusahaan dengan beta nol atau negatif

cenderung tidak mengalami perubahan (saham tidur).

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data perusahaan

yang melakukan right issue tahun 2007-2009, pergerakan harga saham perusahaan

sampel penelitian, pergerakan IHSG, prospektus right issue, dan laporan

keuangan. Data perusahaan yang melakukan right issue tahun 2007-2009 dan

tanggal pengumuman right issue, prospektus right issue, dan laporan keuangan

untuk periode sebelum dan sesudah right issue diperoleh dari situs Bursa Efek

Indonesia yaitu www.idx.co.id. Sedangkan data pergerakan harga saham

Page 44: Bambang sutrisno 080810201054

25

perusahaan sampel penelitian dan IHSG diperoleh melalui situs

www.finance.yahoo.com.

3.4 Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukurannya

Untuk mempermudah dalam proses analisis data dan membatasi

permasalahan dalam penelitian ini, akan diuraikan definisi operasional variabel

serta skala pengukurannya sebagai berikut.

3.4.1 Kinerja Saham

Kinerja saham akan mengindikasikan kinerja pasar perusahaan dan akan

diukur dengan menggunakan nilai pasar saham perusahaan yang beredar di pasar

modal. Kinerja saham dalam penelitian ini diproksikan dengan abnormal return.

Abnormal return adalah return yang didapat investor yang tidak sesuai dengan

harapannya. Gumanti (2011:57) mendefinisikan abnormal return sebagai

kelebihan dari return yang sesungguhnya atas return yang diharapkan investor.

Untuk menghitung abnormal return dibutuhkan variabel-variabel sebagai berikut:

a. Return Saham

Return saham adalah tingkat keuntungan yang didapat oleh setiap saham pada

suatu periode yang dinyatakan dalam persentase dan dihitung harian. Return

saham dinyatakan dengan skala rasio.

b. Return Pasar

Return pasar adalah tingkat keuntungan yang terjadi di pasar yang merupakan

cermin dari keuntungan pasar dalam bentuk perubahan terhadap indeks pasar.

Indeks pasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks harga saham

gabungan (IHSG) yang dinyatakan dalam persentase dan dihitung per hari.

Return pasar dinyatakan dengan skala rasio.

c. Expected Return

Expected return adalah tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor.

Expected return dinyatakan dalam persentase dan dihitung per hari atau

berbasis harian. Expected return dinyatakan dengan skala rasio.

Page 45: Bambang sutrisno 080810201054

26

3.4.2 Kinerja Operasi

Kinerja operasi perusahaan mencerminkan kemampuan perusahaan

menghasilkan laba dalam jangka pendek dan akan diukur dengan rasio-rasio

operating performance (Jain dan Kini, 1994). Kinerja operasi diukur dengan

menggunakan empat variabel yaitu: tingkat pengembalian operasi atas aset, aliran

kas operasi atas total aset, pertumbuhan penjualan, dan perputaran total aset.

a. Tingkat Pengembalian Operasi Atas Aset

Tingkat pengembalian operasi atas aset (operating return on assets (ORA))

merupakan rasio dari laba operasi terhadap total aset pada tahun yang

bersangkutan. Semakin besar tingkat pengembalian operasi yang diperoleh

mengindikasikan bahwa perusahaan mampu menunjukkan peningkatan

efisiensi aset perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan laba operasi,

sebaliknya semakin rendah tingkat pengembalian operasi yang diperoleh maka

semakin menurun kemampuan perusahaan dalam mengelola aset yang

digunakan untuk menghasilkan laba operasi. Tingkat pengembalian operasi

atas aset (operating return on assets) dinyatakan dengan skala rasio.

b. Aliran Kas Operasi Atas Total Aset

Aliran kas operasi atas total aset (operating cash flow to total assets (OCFTA))

merupakan rasio peredaran uang dari kegiatan operasi dengan total aset pada

tahun yang bersangkutan. Semakin besar rasio aliran kas operasi atas total aset

maka semakin baik kinerja operasi perusahaan yang berarti perusahaan

tersebut memiliki kemampuan yang baik dalam menjalankan aktivitas sehari-

harinya. Sebaliknya semakin kecil rasio aliran kas operasi atas total aset maka

semakin buruk kinerja operasi perusahaan yang berarti perusahaan tersebut

tidak memiliki cukup kemampuan untuk mempertahankan aktivitas sehari-

harinya. Aliran kas operasi atas total aset (operating cash flow to total assets)

dinyatakan dengan skala rasio.

c. Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan penjualan (sales growth) merupakan rasio dari penjualan pada

tahun kini dikurangi dikurangi penjualan tahun sebelumnya dan dibagi dengan

penjualan tahun sebelumnya. Semakin besar rasio pertumbuhan penjualan

Page 46: Bambang sutrisno 080810201054

27

berarti perusahaan mampu meningkatkan kinerja operasinya, sebaliknya jika

rasio pertumbuhan penjualan semakin kecil berarti perusahaan tidak mampu

mempertahankan kinerja operasinya yang artinya perusahaan secara ekonomis

tidak mampu mempertahankan kinerja operasinya. Pertumbuhan penjualan

(sales growth) dinyatakan dengan skala rasio.

d. Perputaran Total Aset

Perputaran total aset (total assets turnover (TATO)) merupakan rasio dari

penjualan bersih terhadap total aset. Semakin tinggi rasio perputaran total aset

berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan aset-

aset yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan. Sedangkan jika rasio

perputaran total aset semakin rendah berarti kemampuan perusahaan semakin

menurun dalam mengoptimalkan aset-aset yang dimiliki untuk menghasilkan

penjualan. Perputaran total aset (total assets turnover) dinyatakan dengan skala

rasio.

3.5 Metode Analisis Data dan Uji Hipotesis

3.5.1 Perhitungan Abnormal Return Saham

Tahap-tahap yang digunakan dalam menghitung abnormal return saham

meliputi:

a. Menghitung return saham (Rit)

Rit = ln

Keterangan:

Rit = tingkat keuntungan saham i pada periode t

Pit = harga saham i pada periode t

Pit-1 = harga saham i pada periode t-1

b. Menghitung return pasar (Rmt)

Rmt = ln

Keterangan:

Rmt = tingkat keuntungan pasar pada periode t

IHSGt = indeks harga saham gabungan pada periode t

Page 47: Bambang sutrisno 080810201054

28

IHSGt-1 = indeks harga saham gabungan pada periode t-1

c. Meregresi return saham harian dengan return pasar harian untuk memperoleh

α (alfa) dan β (beta) masing-masing saham dengan menggunakan persamaan

Single Index Model.

Rit = αi + βiRmt + ei

Keterangan:

αi = bagian return saham i yang tidak dipengaruhi kinerja pasar

βi = sensitivitas return saham i atas pergerakan pasar (disebut juga sebagai

beta saham i)

ei = kesalahan residual

d. Menghitung expected return (E(Rit)

Expected return dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan Single

Index Model.

E(Rit) = αi + βi E(Rmt)

Keterangan:

E(Rit) = expected return saham i pada periode t

αi = bagian return saham i yang tidak dipengaruhi kinerja pasar

βi = sensitivitas return saham i atas pergerakan pasar (disebut juga sebagai

beta saham i)

Rmt = tingkat keuntungan pasar pada periode t

e. Menghitung abnormal return (ARit)

ARit = Rit – E(Rit)

Keterangan:

ARit = abnormal return saham i pada periode t

Rit = tingkat keuntungan saham i pada periode t

E(Rit) = expected return saham i pada periode t

3.5.2 Perhitungan Rasio-Rasio Operating Performance

Tahap-tahap yang digunakan dalam menghitung rasio-rasio operating

performance meliputi:

Page 48: Bambang sutrisno 080810201054

29

a. Menghitung tingkat pengembalian operasi atas aset

Tingkat Pengembalian Operasi Atas Aset =

Keterangan:

Laba Operasiit = laba operasi saham i pada periode t

Total Asetit = total aset saham i pada periode t

b. Menghitung aliran kas operasi atas total aset

Aliran Kas Operasi Atas Total Aset =

Keterangan:

Aliran Kas Operasiit = aliran kas operasi saham i pada periode t

Total Asetit = total aset saham i pada periode t

c. Menghitung pertumbuhan penjualan

Pertumbuhan Penjualan =

Keterangan:

Sit = penjualan saham i pada periode t

Sit-1 = penjualan saham i pada periode t-1

d. Menghitung perputaran total aset

Perputaran Total Aset =

Penjualan Bersihit = penjualan bersih saham i pada periode t

Total Asetit = total aset saham i pada periode t

3.5.3 Uji Normalitas Data

Pengujian terhadap normalitas data menggunakan uji Shapiro-Wilk karena

jumlah sampel yang diamati (n) kurang dari 50. Uji normalitas data bertujuan

untuk menguji apakah data yang akan diteliti berdistribusi normal atau tidak.

Dengan mengetahui data tersebut berdistribusi normal atau tidak maka

selanjutnya dapat ditentukan alat uji untuk menguji hipotesis.

Jika data tersebut berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis

penelitian menggunakan uji-t one sample dan t paired samples. Tetapi jika data

Page 49: Bambang sutrisno 080810201054

30

yang diteliti tidak berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis dilakukan

dengan uji Wilcoxon one sample dan Wilcoxon paired samples. Langkah-langkah

yang digunakan dalam uji Shapiro-Wilk adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan hipotesis

H0 : data berdistribusi normal

Ha : data tidak berdistribusi normal

b. Menentukan level of significance (α)

Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1%, 5%, dan

10%. Pemilihan tingkat signifikansi yang digunakan didasarkan pada hasil p-

value pada perhitungan statistik.

c. Menentukan kriteria pengujian

H0 diterima jika p-value > α

H0 ditolak jika p-value < α

d. Menarik kesimpulan dari hipotesis yang diajukan

1) Jika p-value > α, maka data berdistribusi normal.

2) Jika p-value < α, maka data tidak berdistribusi normal.

3.5.4 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk menguji kebenaran dari hipotesis sehingga

akan dihasilkan suatu kesimpulan yang dapat digunakan sebagai kerangka untuk

menjawab permasalahan dalam penelitian. Uji hipotesis dilakukan berdasarkan

distribusi data yang tersedia.

a. Pengujian Abnormal Return

Dalam melakukan pengujian terhadap abnormal return pada hari-hari di

sekitar pengumuman right issue, jika data berdistribusi normal maka dilakukan

uji-t one sample. Namun jika data tidak berdistribusi normal, maka dilakukan

uji Wilcoxon one sample.

1) Uji-t One Sample

Langkah-langkah yang digunakan dalam uji-t one sample adalah sebagai

berikut:

Page 50: Bambang sutrisno 080810201054

31

a) Merumuskan hipotesis

H01 : ARit = 0, artinya tidak terdapat abnormal return pada hari-hari di

sekitar pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia.

Ha1 : ARit ≠ 0, artinya terdapat abnormal return pada hari-hari di sekitar

pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia.

b) Menentukan level of significance (α)

Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1%,

5%, dan 10%. Pemilihan tingkat signifikansi yang digunakan

didasarkan pada hasil p-value pada perhitungan statistik.

c) Kriteria pengujian

Uji hipotesis yang digunakan adalah uji dua sisi (two tailed).

Dengan kriteria:

H0 diterima jika p-value > α

H0 ditolak apabila p-value < α

d) Menarik kesimpulan dari hipotesis yang diajukan

1) Jika p-value > α, maka tidak terdapat abnormal return pada hari-

hari di sekitar pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia.

2) Jika p-value < α, maka terdapat abnormal return pada hari-hari di

sekitar pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia.

2) Uji Wilcoxon One Sample

Langkah-langkah yang digunakan dalam uji Wilcoxon one sample adalah

sebagai berikut:

a) Merumuskan hipotesis

H01 : ARit = 0, artinya tidak terdapat abnormal return pada hari-hari di

sekitar pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia.

Ha1 : ARit ≠ 0, artinya terdapat abnormal return pada hari-hari di

sekitar pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia.

b) Menentukan level of significance (α)

Page 51: Bambang sutrisno 080810201054

32

Tingkat signifikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1%, 5%,

dan 10%. Pemilihan tingkat signifikansi yang digunakan didasarkan

pada hasil p-value pada perhitungan statistik.

c) Kriteria pengujian

Uji hipotesis yang digunakan adalah uji dua sisi (two tailed).

Dengan kriteria:

H0 diterima jika p-value > α

H0 ditolak jika p-value < α

d) Menarik kesimpulan dari hipotesis yang diajukan

1) Jika p-value > α, maka tidak terdapat abnormal return pada hari-

hari di sekitar pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia.

2) Jika p-value < α, maka terdapat abnormal return pada hari-hari di

sekitar pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia.

b. Pengujian Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Pengumuman Right Issue

Pengujian terhadap abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman

right issue menggunakan uji-t paired samples jika data berdistribusi normal.

Namun jika data tidak berdistribusi normal, maka pengujian menggunakan uji

Wilcoxon paired samples.

1) Uji-t Paired Samples

Langkah-langkah yang digunakan dalam uji-t paired samples adalah

sebagai berikut:

a) Merumuskan hipotesis

H02 : ARsebelum ≤ ARsesudah, artinya abnormal return saham pada hari-

hari sesudah pengumuman right issue tidak lebih rendah atau sama

dengan hari-hari sebelum pengumuman right issue.

Ha2 : ARsebelum > ARsesudah, artinya abnormal return saham pada hari-

hari sesudah pengumuman right issue lebih rendah daripada hari-

hari sebelum pengumuman right issue.

b) Menentukan level of significance (α)

Page 52: Bambang sutrisno 080810201054

33

Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1%,

5%, dan 10%. Pemilihan tingkat signifikansi yang digunakan

didasarkan pada hasil p-value pada perhitungan statistik.

c) Kriteria pengujian

Uji hipotesis yang digunakan adalah uji satu sisi (one tailed).

Dengan kriteria:

H0 diterima apabila p-value > α

H0 ditolak apabila p-value < α

d) Menarik kesimpulan dari hipotesis yang diajukan

1) Jika p-value > α, maka abnormal return saham pada hari-hari

sesudah pengumuman right issue tidak lebih rendah atau sama

dengan hari-hari sebelum pengumuman right issue.

2) Jika p-value < α, maka abnormal return saham pada hari-hari

sesudah pengumuman right issue lebih rendah daripada hari-hari

sebelum pengumuman right issue.

2) Uji Wilcoxon Paired Samples

Langkah-langkah yang digunakan dalam uji Wilcoxon paired samples

adalah sebagai berikut:

a) Merumuskan hipotesis

H02 : ARsebelum ≤ ARsesudah, artinya abnormal return saham pada hari-

hari sesudah pengumuman right issue tidak lebih rendah atau sama

dengan hari-hari sebelum pengumuman right issue.

Ha2 : ARsebelum > ARsesudah, artinya abnormal return saham pada hari-

hari sesudah pengumuman right issue lebih rendah daripada hari-

hari sebelum pengumuman right issue.

b) Menentukan level of significance (α)

Tingkat signifikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1%, 5%,

dan 10%. Pemilihan tingkat signifikansi yang digunakan didasarkan

pada hasil p-value pada perhitungan statistik.

c) Kriteria pengujian

Uji hipotesis yang digunakan adalah uji satu sisi (one tailed).

Page 53: Bambang sutrisno 080810201054

34

Dengan kriteria :

H0 diterima apabila p-value > α

H0 ditolak apabila p-value < α

d) Menarik kesimpulan dari hipotesis yang diajukan

1) Jika p-value > α, maka abnormal return saham pada hari-hari

sesudah pengumuman right issue tidak lebih rendah atau sama

dengan hari-hari sebelum pengumuman right issue.

2) Jika p-value > α, maka abnormal return saham pada hari-hari

sesudah pengumuman right issue lebih rendah daripada hari-hari

sebelum pengumuman right issue.

c. Pengujian Kinerja Operasi

Pengujian kinerja operasi menggunakan uji-t paired samples jika data

berdistribusi normal. Namun jika data tidak berdistribusi normal, maka

digunakan uji Wilcoxon paired samples.

1) Uji-t Paired Samples

Langkah-langkah yang digunakan dalam uji-t paired samples adalah

sebagai berikut:

a) Merumuskan hipotesis

H03 : ORAsebelum ≥ ORAsesudah, artinya tingkat pengembalian operasi

atas aset perusahaan sesudah right issue tidak lebih baik atau

sama dengan sebelum right issue.

Ha3 : ORAsebelum < ORAsesudah, artinya tingkat pengembalian operasi

atas aset perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada

sebelum right issue.

H04 : OCFTAsebelum ≥ OCFTAsesudah, artinya aliran kas operasi atas

total aset perusahaan sesudah right issue tidak lebih baik atau

sama dengan sebelum right issue.

Ha4 : OCFTAsebelum < OCFTAsesudah, artinya aliran kas operasi atas

total aset perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada

sebelum right issue.

Page 54: Bambang sutrisno 080810201054

35

H05 : Sales Growthsebelum ≥ Sales Growthsesudah, artinya pertumbuhan

penjualan perusahaan sesudah right issue tidak lebih baik atau

sama dengan sebelum right issue.

Ha5 : Sales Growthsebelum < Sales Growthsesudah, artinya pertumbuhan

penjualan perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada

sebelum right issue.

H06 : TATOsebelum ≥ TATOsesudah, artinya perputaran total aset

perusahaan sesudah right issue tidak lebih baik atau sama dengan

sebelum right issue.

Ha6 : TATOsebelum < TATOsesudah, artinya perputaran total aset

perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada sebelum right

issue.

b) Menentukan level of significance (α)

Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1%,

5%, dan 10%. Pemilihan tingkat signifikansi yang digunakan

didasarkan pada hasil p-value pada perhitungan statistik.

c) Kriteria Pengujian

Uji hipotesis yang digunakan adalah uji satu sisi (one tailed).

Dengan kriteria:

H0 diterima jika p-value > α

H0 ditolak jika p-value < α

d) Menarik kesimpulan dari hipotesis yang diajukan

(1) H03 diterima jika p-value > α, artinya tingkat pengembalian operasi

atas aset perusahaan sesudah right issue tidak lebih baik atau sama

dengan sebelum right issue.

(2) H03 ditolak jika p-value < α, artinya tingkat pengembalian operasi

atas aset perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada

sebelum right issue.

(3) H04 diterima jika p-value > α, artinya aliran kas operasi atas total

aset perusahaan sesudah right issue tidak lebih baik atau sama

dengan sebelum right issue.

Page 55: Bambang sutrisno 080810201054

36

(4) H04 ditolak jika p-value < α, artinya aliran kas operasi atas total aset

perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada sebelum right

issue.

(5) H05 diterima jika p-value > α, artinya pertumbuhan penjualan

perusahaan sesudah right issue tidak lebih baik atau sama dengan

sebelum right issue.

(6) H05 ditolak jika p-value < α, artinya pertumbuhan penjualan

perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada sebelum right

issue.

(7) H06 diterima jika p-value > α, artinya perputaran total aset

perusahaan sesudah right issue tidak lebih baik atau sama dengan

sebelum right issue.

(8) H06 ditolak jika p-value < α, artinya perputaran total aset perusahaan

sesudah right issue lebih baik daripada sebelum right issue.

2) Uji Wilcoxon paired samples

Uji Wilcoxon paired samples digunakan untuk menguji apakah terdapat

perbedaan kinerja operasi perusahaan sebelum dan sesudah right issue. Uji

Wilcoxon paired samples digunakan jika data penelitian tidak berdistribusi

normal. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam uji Wilcoxon

paired samples adalah sebagai berikut:

a) Merumuskan hipotesis

H03 : Tingkat pengembalian operasi atas aset perusahaan sesudah right

issue sama atau tidak lebih baik daripada sebelum right issue.

Ha3 : Tingkat pengembalian operasi atas aset perusahaan sesudah right

issue lebih baik daripada sebelum right issue.

H04 : Aliran kas operasi atas total aset perusahaan sesudah right issue

sama atau tidak lebih baik daripada sebelum right issue.

Ha4 : Aliran kas operasi atas total aset perusahaan sesudah right issue

lebih baik daripada sebelum right issue.

H05 : Pertumbuhan penjualan perusahaan sesudah right issue sama atau

tidak lebih baik daripada sebelum right issue.

Page 56: Bambang sutrisno 080810201054

37

Ha5 : Pertumbuhan penjualan perusahaan sesudah right issue tidak lebih

baik daripada sebelum right issue.

H06 : Perputaran total aset perusahaan sesudah right issue sama atau

tidak lebih baik daripada sebelum right issue.

Ha6 : Perputaran total aset perusahaan sesudah right issue tidak lebih

baik daripada sebelum right issue.

b) Menentukan level of significance (α)

Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1%,

5%, dan 10%. Pemilihan tingkat signifikansi yang digunakan

didasarkan pada hasil p-value pada perhitungan statistik.

c) Kriteria pengujian

Uji hipotesis yang digunakan adalah uji satu sisi (one tailed).

Dengan kriteria:

H0 diterima jika p-value > α

H0 ditolak jika p-value < α

d) Menarik kesimpulan dari hipotesis yang diajukan

(1) H03 diterima jika p-value > α , artinya tingkat pengembalian operasi

atas aset perusahaan sesudah right issue tidak lebih baik atau sama

dengan sebelum right issue.

(2) H03 ditolak jika p-value < α, artinya tingkat pengembalian operasi

atas aset perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada

sebelum right issue.

(3) H04 diterima jika p-value > α, artinya aliran kas operasi atas total

aset perusahaan sesudah right issue tidak lebih baik atau sama

dengan sebelum right issue.

(4) H04 ditolak jika p-value < α, artinya aliran kas operasi atas total aset

perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada sebelum right

issue.

(5) H05 diterima jika p-value > α, artinya pertumbuhan penjualan

perusahaan sesudah right issue tidak lebih baik atau sama dengan

sebelum right issue.

Page 57: Bambang sutrisno 080810201054

38

(6) H05 ditolak jika p-value < α, artinya pertumbuhan penjualan

perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada sebelum right

issue.

(7) H06 diterima jika p-value > α, artinya perputaran total aset

perusahaan sesudah right issue tidak lebih baik atau sama dengan

sebelum right issue.

(8) H06 ditolak jika p-value < α, berarti perputaran total aset

perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada sebelum right

issue.

3.6 Kerangka Pemecahan Masalah

Berdasarkan metode analisis data yang digunakan maka dapat disusun

urutan proses penyelesaian penelitian ini secara skematis sebagaimana

ditunjukkan dalam Gambar 3.3 berikut.

Page 58: Bambang sutrisno 080810201054

39

Gambar 3.3 Kerangka Pemecahan Masalah

Start

Data nama perusahaan yang

melakukan right issue tahun 2007-2009

di BEI dan tanggal pengumumannya

Harga saham dan IHSG

sebelum dan sesudah right issue

Laporan keuangan sebelum

dan sesudah right issue

Return tiap saham (Ri)

dan return pasar (Rm)

Expected return tiap

saham (ERi)

Abnormal return tiap

saham (ARi)

Abnormal return saham sebelum

dan sesudah right issue

Rasio operating performance:

1. Tingkat pengembalian

operasi atas aset

2. Aliran kas operasi atas total

aset

3. Pertumbuhan penjualan

4. Perputaran total aset

Rasio-rasio operating performance

sebelum dan sesudah right issue

Uji Normalitas Data

- Data berdistribusi normal : Uji-t one sample dan

t paired samples

- Data tidak berdistribusi normal : Uji Wilcoxon

one sample dan Wilcoxon paired samples

- Data berdistribusi normal : Uji-t

paired samples

- Data tidak berdistribusi normal :

Uji Wilcoxon paired samples

Kesimpulan

Stop

Tingkat risiko tiap

saham

Page 59: Bambang sutrisno 080810201054

40

Keterangan kerangka pemecahan masalah:

1. Start.

2. Penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan data nama perusahaan yang

melakukan right issue pada tahun 2007-2009 di Bursa Efek Indonesia dan

tanggal pengumuman right issue.

3. Data yang diperlukan selanjutnya adalah data harga saham harian yaitu harga

saham pada hari terakhir perdagangan saham (closing price) dan IHSG

sebelum dan sesudah pengumuman right issue (event date) serta laporan

keuangan perusahaan sebelum dan sesudah right issue tahun 2007-2009.

4. Data harga saham yang diperoleh diolah untuk mendapatkan return saham (Rit)

dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diolah untuk mendapatkan return

pasar (Rmt). Kedua data tersebut diolah bersama-sama sehingga mendapatkan

beta saham (βi), expected return (E(Rit), dan abnormal return (ARit).

Sedangkan data laporan keuangan yang diperoeh, dipisahkan terlebih dahulu

sesuai kurun waktu yaitu laporan keuangan sebelum right issue dan laporan

keuangan sesudah right issue, kemudian dihitung rasio-rasio operating

performance sesuai dengan rumus yang telah dijelaskan sebelumnya.

5. Diketahui abnormal return saham dan rasio-rasio operating performance

sebelum dan sesudah right issue.

6. Melakukan uji normalitas data, baik data abnormal return maupun rasio-rasio

operating performance sebelum dan sesudah right issue dengan menggunakan

uji Shapiro-Wilk. Jika data abnormal return berdistribusi normal maka

dilakukan uji-t one sample dan uji-t paired samples, sedangkan jika data

abnormal return tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji Wilcoxon one

sample dan uji Wilcoxon paired samples. Sedangkan untuk data rasio- rasio

operating performance, apabila data berdistribusi normal maka dilanjutkan

dengan uji-t paired samples, sedangkan apabila data tidak berdistribusi normal

maka dilanjutkan dengan uji Wilcoxon paired samples.

7. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yang

dapat menjawab hipotesis yang telah diajukan.

8. Stop.

Page 60: Bambang sutrisno 080810201054

41

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Populasi Perusahaan

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang melakukan

right issue di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009. Selama periode tersebut,

peristiwa right issue yang terjadi adalah sejumlah 62 peristiwa yang dilakukan

oleh 59 perusahaan. Pada tahun 2007 terdapat 25 peristiwa right issue, tahun 2008

juga terdapat 25 peristiwa, dan terdapat 12 peristiwa right issue pada tahun 2009.

Tabel 4.1 berikut menyajikan data semua perusahaan di Indonesia yang

melakukan right issue tahun 2007-2009 serta tanggal pengumuman right issue.

Tabel 4.1 Daftar Perusahaan dan Tanggal Pengumuman Right Issue

No. Kode Emiten Nama Perusahaan Tanggal Pengumuman

1 ELTY Bakrieland Development Tbk 17 April 2007

2 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 18 April 2007

3 NISP Bank NISP Tbk 24 April 2007

4 CITA Cipta Panelutama Tbk 2 Mei 2007

5 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk 23 Mei 2007

6 MAYA Bank Mayapada Tbk 30 Mei 2007

7 BCIC Bank Century Tbk 5 Juni 2007

8 SMRA Summarecon Agung Tbk 7 Juni 2007

9 DSFI Dharma Samudera Fishing Industries 12 Juni 2007

10 BUDI Budi Acid Jaya Tbk 27 Juni 2007

11 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 27 Juni 2007

12 BHIT Bhakti Investama Tbk 28 Juni 2007

13 CFIN Clipan Finance Indonesia Tbk 29 Juni 2007

14 ATPK ATPK Resources Tbk 29 Juni 2007

15 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 30 Juli 2007

16 UNSP Bakrie Sumatra Plantations Tbk 29 Agustus 2007

17 MIRA Mitra Rajasa Tbk 31 Oktober 2007

18 BRPT Barito Pacific Timber Tbk 19 November 2007

19 GJTL Gajah Tunggal Tbk 22 November 2007

20 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 23 November 2007

21 KPIG Kridaperdana Indahgraha Tbk 3 Desember 2007

Dilanjutkan

Page 61: Bambang sutrisno 080810201054

42

Lanjutan Tabel 4.1

No. Kode Emiten Nama Perusahaan Tanggal Pengumuman

22 FPNI Fatrapolindo Nusa Industri Tbk 12 Desember 2007

23 HADE Hortus Danavest Tbk 26 Desember 2007

24 CKRA Citra Kebun Raya Agri Tbk 28 Desember 2007

25 RODA Roda Panggon Harapan Tbk 28 Desember 2007

26 BTEL Bakrie Telecom Tbk 15 Februari 2008

27 TMPI AGIS Tbk 27 Februari 2008

28 BNBR Bakrie & Brothers Tbk 17 Maret 2008

29 LAPD Leyand International Tbk 28 Maret 2008

30 KARK Dayaindo Resources International Tbk 31 Maret 2008

31 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 31 April 2008

32 DUTI Duta Pertiwi Tbk 5 Juni 2008

33 TCID Mandom Indonesia Tbk 10 Juni 2008

34 SMMA Sinar Mas Multiartha Tbk 17 Juni 2008

35 BSWD Bank Swadesi Tbk 25 Juni 2008

36 BVIC Bank Victoria International Tbk 26 Juni 2008

37 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk 27 Juni 2008

38 LCGP Laguna Cipta Griya Tbk 30 Juni 2008

39 CKRA Citra Kebun Raya Agri Tbk 30 Juni 2008

40 ABBA Abdi Bangsa Tbk 30 Juni 2008

41 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk 30 Juni 2008

42 UNTR United Tractors Tbk 19 Agustus 2008

43 BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk 17 September 2008

44 OKAS Ancora Indonesia Resources Tbk 18 September 2008

45 MIRA Mitra Rajasa Tbk 13 November 2008

46 AHAP Asuransi Harta Aman Pratama Tbk 18 November 2008

47 LPLI Star Pasific Tbk 26 November 2008

48 CPRO Central Proteinaprima Tbk 1 Desember 2008

49 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 1 Desember 2008

50 IATA Indonesia Air Transport Tbk 5 Desember 2008

51 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 23 Maret 2009

52 INDX Indoexchange Tbk 18 Mei 2009

53 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 24 Juni 2009

54 BKSW Bank Kesawan Tbk 26 Juni 2009

55 POOL Pool Advista Indonesia Tbk 29 Juni 2009

56 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk 30 Juni 2009

57 OKAS Ancora Indonesia Resources Tbk 11 September 2009

Dilanjutkan

Page 62: Bambang sutrisno 080810201054

43

Lanjutan Tabel 4.1

No. Kode Emiten Nama Perusahaan Tanggal Pengumuman

58 LPPF Pacific Utama Tbk 1 November 2009

59 AGRO Bank Agroniaga Tbk 10 November 2009

60 EXCL XL Axiata Tbk 16 November 2009

61 BBKP Bank Bukopin Tbk 26 November 2009

62 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 9 Desember 2009

Sumber : Indonesia Stock Exchange (2007-2009)

4.1.2 Deskripsi Sampel Penelitian

Penentuan sampel dalam penelitian ini berdasarkan metode purposive

sampling. Proses penentuan sampel selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Proses Penentuan Sampel Penelitian

No. Keterangan Jumlah

Perusahaan

1. Jumlah perusahaan yang melakukan right issue tahun

2007-2009 59

2. Perusahaan yang melakukan double right issue tahun

2007-2009 3

3. Perusahaan yang melakukan right issue satu kali 56

4. Perusahaan yang melakukan right issue pada periode

bulan Januari sampai Mei 14

5. Perusahaan yang melakukan right issue pada periode

bulan Juni sampai Desember 42

6. Perusahaan yang termasuk dalam sektor keuangan 16

7. Perusahaan yang tidak termasuk dalam sektor keuangan 26

8. Perusahaan yang melakukan corporate action lain 1

9. Perusahaan yang tidak melakukan corporate action lain 25

10. Saham perusahaan dengan beta nol atau negatif 7

11. Saham perusahaan dengan beta positif 18

12. Sampel akhir penelitian 18

Sumber : Lampiran 1, 2, dan 3

Dari 59 perusahaan yang melakukan right issue pada tahun 2007-2009,

terdapat 3 perusahaan yang melakukan double right issue yaitu Mitra Rajasa Tbk

(MIRA), Citra Kebun Raya Agri Tbk (CKRA), dan Ancora Indonesia Resources

Page 63: Bambang sutrisno 080810201054

44

Tbk (OKAS). Dari 56 saham yang melakukan right issue satu kali, terdapat 14

perusahaan yang melakukan right issue pada periode bulan Januari sampai Mei.

Dari 42 saham yang melakukan right issue pada periode bulan Juni sampai

Desember, ada 16 perusahaan yang termasuk dalam sektor keuangan. Kemudian

dari 26 perusahaan yang tidak termasuk dalam sektor keuangan, ada satu

perusahaan yang melakukan corporate action lain yaitu Charoen Pokphand

Indonesia Tbk (CPIN) yang melakukan pembagian dividen tunai setelah 5 hari

mengumumkan right issue. Setelah masing-masing perusahaan dihitung betanya,

terdapat 7 perusahaan yang memiliki beta negatif atau nol yaitu Dharma

Samudera Fishing Industries (DSFI), Gajah Tunggal Tbk (GJTL), Kridaperdana

Indahgraha Tbk (KPIG), Roda Panggon Harapan Tbk (RODA), Duta Pertiwi Tbk

(DUTI), Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI), dan Pool Advista Indonesia Tbk

(POOL), sehingga total sampel akhir penelitian sebanyak 18 perusahaan. Daftar

nama perusahaan yang menjadi sampel penelitian disajikan dalam Lampiran 2.

Perhitungan beta dalam penelitian menggunakan model indeks tunggal

(Single Index Model). Periode estimasi yang digunakan selama 90 hari untuk

menghitung beta masing-masing perusahaan. Jika perusahaan memiliki beta nol

atau negatif maka akan dikeluarkan dari sampel penelitian. Lampiran 3

menyajikan data tentang ringkasan beta masing-masing sampel.

4.2 Hasil Analisis Data

4.2.1 Deskripsi Abnormal Return Saham

Abnormal return adalah tingkat keuntungan tidak normal yang merupakan

selisih antara tingkat pengembalian yang sesungguhnya (actual return) dengan

tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return). Pada penelitian ini

dihitung abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Tabel

4.3 menyajikan data tentang deskripsi statistik abnormal return sebelum dan

sesudah pengumuman right issue.

Page 64: Bambang sutrisno 080810201054

45

Tabel 4.3 Deskripsi Statistik Abnormal Return Saham

Hari Abnormal

Mean Median Standard

Minimum Maximum Return Deviation

5 Sebelum -0,01089 -0,00377 0,04039 -0,13548 0,05777

Sesudah -0,04123 -0,01091 0,10804 -0,40588 0,09619

4 Sebelum -0,00191 -0,00227 0,01824 -0,03717 0,03304

Sesudah 0,01669 0,01295 0,04277 -0,06203 0,10027

3 Sebelum -0,00612 -0,00417 0,02638 -0,05305 0,07848

Sesudah 0,00553 0,00115 0,07376 -0,09327 0,25022

2 Sebelum -0,00251 -0,00243 0,03633 -0,08109 0,10223

Sesudah -0,00315 -0,00373 0,06028 -0,15859 0,15404

1 Sebelum -0,00987 -0,00608 0,04047 -0,12382 0,04807

Sesudah 0,00002 -0,00047 0,02694 -0,04709 0,06432

Keselu- Sebelum -0,00626 -0,00303 0,01588 -0,03560 0,02404

ruhan Sesudah -0,00443 0,00292 0,03484 -0,09633 0,03742

Sumber : Lampiran 6, diolah

Pada Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa rata-rata abnormal return sebelum

dan sesudah pengumuman right issue secara keseluruhan adalah -0,00626 atau -

0,626% dan -0,00443 atau –0,443%. Artinya, abnormal return setelah

pengumuman right issue secara rata-rata adalah lebih tinggi daripada sebelum

pengumuman. Median abnormal return pada hari-hari sebelum pengumuman

right issue semua bernilai negatif, sedangkan median abnormal return pada hari-

hari sesudah pengumuman right issue ada yang bernilai positif dan negatif. Nilai

rata-rata abnormal return dan median abnormal return yang negatif menyiratkan

bahwa pengumuman right issue dimaknai negatif oleh para pelaku pasar.

Rata-rata abnormal return sebelum pengumuman right issue semua adalah

negatif. Rata-rata abnormal return sesudah pengumuman right issue tertinggi

terdapat pada hari ke-3, yaitu sebesar 0,00553 atau 0,553%. Rata-rata abnormal

return sebelum pengumuman right issue terendah terdapat pada hari ke-5, yaitu

sebesar -0,01089 atau -1,089%, sedangkan rata-rata abnormal return sesudah

Page 65: Bambang sutrisno 080810201054

46

pengumuman right issue terendah terdapat pada hari ke-5, yaitu sebesar -0,04123

atau -4,123%.

Median sebelum pengumuman right issue semua adalah negatif. Median

sesudah pengumuman right issue tertinggi terdapat pada hari ke-4, yaitu sebesar

0,01295 atau 1,295%. Median sebelum pengumuman right issue terendah terdapat

pada hari ke-1, yaitu sebesar -0,00608 atau –0,608%, sedangkan median sesudah

pengumuman right issue terendah terdapat pada hari ke-5, yaitu sebesar -0,01091

atau 1,091%.

Nilai pada kolom deviasi standar menunjukkan besarnya deviasi standar

abnormal return pada masing-masing hari selama periode sebelum dan sesudah

pengumuman right issue. Nilai deviasi standar pada hari ke-5 sesudah

pengumuman right issue lebih tinggi daripada nilai deviasi standar pada hari lain

selama periode penelitian. Hal ini menggambarkan bahwa nilai deviasi standar

pada hari ke-5 sesudah pengumuman right issue menunjukkan sebaran data yang

paling bervariasi (heterogen).

Nilai pada kolom minimum menunjukkan besarnya abnormal return

terendah dari keseluruhan saham yang diterima investor selama periode

penelitian. Nilai minimum tertinggi abnormal return sebelum pengumuman right

issue terdapat pada hari ke-4 sebesar -0,03717 atau -3,717% yaitu abnormal

return saham ATPK Resources Tbk (lihat lampiran 4), sedangkan nilai minimum

tertinggi sesudah pengumuman right issue terdapat pada hari ke-1 sebesar -

0,04709 atau -4,709% yaitu abnormal return saham Bakrie Sumatra Plantations

Tbk (lihat lampiran 4). Nilai minimum terendah abnormal return sebelum

pengumuman right issue terdapat pada hari ke-5 sebesar -0,13548 atau -13,548%

yaitu abnormal return saham Bintang Mitra Semestaraya Tbk (lihat lampiran 4),

sedangkan nilai minimum terendah sesudah pengumuman right issue terdapat

pada hari ke-5 sebesar -0,40588 atau -40,588% yaitu abnormal return saham

Barito Pasific Timber Tbk (lihat lampiran 4). Kondisi di atas menunjukkan bahwa

kerugian yang diderita investor pada hari -4 adalah yang terkecil diantara hari-hari

lain sebelum pengumuman right issue, sedangkan kerugian pada hari -5 adalah

kerugian terbesar diantara hari-hari lain sebelum pengumuman right issue. Hal ini

Page 66: Bambang sutrisno 080810201054

47

berlaku juga pada hari sesudah pengumuman right issue, dimana kerugian pada

hari +1 adalah yang paling kecil dan kerugian pada hari +5 adalah yang terbesar

diantara hari-hari lain sesudah pengumuman right issue.

Nilai pada kolom maksimum menunjukkan besarnya abnormal return

tertinggi dari keseluruhan saham yang diterima investor selama periode penelitian.

Nilai maksimum tertinggi abnormal return sebelum pengumuman right issue

terjadi pada hari ke-2 sebesar 0,10223 atau 10,223% yaitu abnormal return saham

Budi Acid Jaya Tbk (lihat lampiran 4), sedangkan nilai maksimum tertinggi

sesudah pengumuman right issue terdapat pada hari ke-3 sebesar 0,25022 atau

25,022% yaitu abnormal return saham Ades Waters Indonesia Tbk (lihat

lampiran 4). Nilai maksimum terendah sebelum pengumuman right issue terdapat

pada hari ke-4 sebesar 0,03304 atau 3,304% yaitu abnormal return saham Star

Pasific Tbk (lihat lampiran 4), sedangkan nilai maksimum terendah sesudah

pengumuman right issue terdapat pada hari ke-1 sebesar 0,06432 atau 6,432%

yaitu abnormal return saham Bintang Mitra Semestaraya Tbk (lihat lampiran 4).

Kondisi di atas menunjukkan bahwa keuntungan yang diterima pada hari -4

adalah yang terkecil dan keuntungan pada hari -2 adalah yang terbesar diantara

hari-hari lain sebelum pengumuman right issue. Hal yang sama berlaku juga pada

hari sesudah pengumuman right issue, dimana keuntungan yang terjadi pada hari -

1 adalah yang terkecil dan keuntungan pada hari -3 adalah yang terbesar diantara

hari-hari lain sesudah pengumuman right issue.

Semua abnormal return secara rata-rata pada hari-hari sebelum

pengumuman right issue bernilai negatif, sedangkan abnormal return pada hari-

hari sesudah pengumuman right issue ada yang bernilai positif dan negatif. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa investor di Indonesia ada yang memberikan respon

positif dan negatif terhadap pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia.

4.2.2 Deskripsi Rasio-Rasio Operating Performance

Rasio-rasio operating performance yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi tingkat pengembalian operasi atas aset (operating return on assets

(ORA)), aliran kas operasi atas aset total (operating cash flow to total assets

Page 67: Bambang sutrisno 080810201054

48

(OCFTA)), pertumbuhan penjualan (sales growth), dan perputaran aset total (total

assets turnover (TATO)). Ukuran tendensi sentral masing-masing rasio operating

performance dihitung untuk sebelum dan sesudah right issue. Ada perbedaan

jumlah sampel (n) pada masing-masing tahun pengujian kinerja operasi untuk

setiap rasio operating performance. Tabel 4.4 menyajikan data tentang deskripsi

statistik rasio-rasio operating performance sebelum dan sesudah right issue.

Tabel 4.4 Deskripsi Statistik Rasio-Rasio Operating Performance

Variabel Periode Mean Median Standard

Minimum Maximum Deviation

ORA t-2 (n=18) 2,4311 5,5000 17,0657 -55,12 20,65

(%) t-1 (n=18) 0,3589 4,6300 17,4201 -54,67 20,90

t0 (n=18) -0,3478 4,6800 19,3901 -68,83 19,25

t+1 (n=18) 1,7544 1,4650 11,9844 -20,94 21,18

t+2 (n=16) 3,6150 4,6750 8,6185 -14,43 17,38

t+3 (n=7) 2,5943 4,5900 6,0366 -6,78 8,73

OCFTA t-2 (n=18) 1,1000 3,6850 18,3655 -63,15 21,03

(%) t-1 (n=18) 0,3928 -1,0400 19,4935 -55,38 30,43

t0 (n=18) -1,2839 0,1200 18,9174 -53,99 28,19

t+1 (n=18) 3,3022 0,7900 13,5051 -26,22 32,27

t+2 (n=16) 10,8494 7,2400 20,2926 -7,34 81,61

t+3 (n=7) 2,5929 4,3800 6,5970 -9,17 10,66

Sales Growth t-2 (n=16) 9,6519 8,0300 41,5843 -82,82 103,30

(%) t-1 (n=18) 10,7139 14,9050 39,7039 -87,53 92,37

t0 (n=18) 12,6906 17,9650 41,3160 -83,07 84,37

t+1 (n=18)* 85,4344 7,2950 306,8239 -53,48 1.303,04

t+1 (n=17)** 13,8106 6,2300 43,7484 -53,48 158,67

t+2 (n=16) -4,8894 -0,8500 27,2451 -91,96 27,64

t+3 (n=7) 28,8500 21,5100 17,9593 9,89 62,71

TATO t-2 (n=18) 0,5592 0,4729 0,4189 0,0012 1,4157

(kali) t-1 (n=18) 0,5435 0,5097 0,4016 0,0149 1,4042

t0 (n=18) 0,5441 0,4960 0,4353 0,0135 1,3612

t+1 (n=18) 0,6898 0,6556 0,4504 0,0182 1,5549

t+2 (n=16) 0,7133 0,7249 0,5186 0,0016 1,7350

t+3 (n=7) 0,8559 0,6741 0,7405 0,1624 2,3239

Sumber : Lampiran 11, diolah

Keterangan : a = saat data ekstrim dimasukkan dalam analisis.

b = saat data ekstrim tidak dimasukkan dalam analisis.

Page 68: Bambang sutrisno 080810201054

49

Pada Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai operating return on

assets (ORA) berfluktuasi. Hal ini berarti pergerakan nilai rata-rata ORA tidak

dapat diprediksi dengan baik. Hal yang sama juga terdapat pada nilai median

ORA yang cenderung berfluktuasi dari tahun ke tahun. Nilai median ORA

mengalami penurunan pada periode satu tahun sesudah right issue, namun

kemudian terjadi peningkatan pada periode dua tahun setelah right issue dan

terjadi penurunan kembali pada periode satu tahun kemudian. Deviasi standar

ORA tertinggi terdapat pada tahun ke-nol (tahun dimana perusahaan melakukan

right issue). ORA minimum semuanya bernilai negatif. Nilai maksimum tertinggi

ORA terjadi pada periode satu tahun pasca right issue, namun nilai maksimum

ORA justru menunjukkan tren yang menurun pada periode dua tahun dan tiga

tahun setelah right issue.

Nilai rata-rata operating cash flow to total assets (OCFTA) mengalami

peningkatan pada periode satu tahun dan dua tahun setelah right issue, namun

terjadi penurunan yang tajam pada periode tiga tahun setelah right issue. Hal yang

sama juga terjadi pada nilai median OCFTA yang mengalami peningkatan pada

pada periode satu tahun dan dua tahun sesudah right issue kemudian mengalami

penurunan pada periode tiga tahun sesudah right issue. Deviasi standar OCFTA

tertinggi terdapat pada periode dua tahun sesudah right issue, hal tersebut dapat

mempengaruhi pergerakan data yang semakin menyebar dan bervariasi. Sama

halnya dengan rasio ORA, nilai minimum OCFTA semuanya bernilai negatif.

Karena terdapat data yang ekstrim pada perhitungan rasio sales growth,

pada Tabel 4.2 ditampilkan dua nilai untuk deskripsi statistik rasio sales growth,

yaitu saat data ekstrim dimasukkan dalam analisis (ditandai dengan a) dan saat

data ekstrim tidak dimasukkan dalam analisis (ditandai dengan b). Rata-rata sales

growth cenderung mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Saat data ekstrim

dimasukkan dalam analisis terlihat rata-rata sales growth begitu ekstrim daripada

periode-periode yang lainnya. Sedangkan saat data ekstrim tidak dimasukkan

terlihat rata-rata sales growth tidak ekstrim jika dibandingkan dengan nilai rata-

rata pada periode-periode yang lainnya. Idealnya data ekstrim dibuang agar tidak

menimbulkan bias dalam analisis. Median sales growth mengalami penurunan

Page 69: Bambang sutrisno 080810201054

50

pada tahun pertama dan kedua pasca right issue, namun kemudian meningkat

tajam di tahun ketiga. Deviasi standar tertinggi terdapat pada periode satu tahun

setelah right issue, baik pada saat data ekstrim dimasukkan dalam analisis maupun

tidak.

Rata-rata total assets turnover (TATO) mengalami peningkatan sesudah

right issue. Hal tersebut mengindikasikan bahwa secara rata-rata TATO

perusahaan yang diamati mengalami peningkatan sesudah right issue. Median

TATO mendekati nilai rata-rata TATO yang berarti distribusi data mendekati

normal. Deviasi standar TATO tertinggi terdapat pada periode tiga tahun sesudah

right issue yang berarti bahwa pergerakan data pada periode tiga tahun sesudah

right issue semakin menyebar dan bervariasi.

4.2.3 Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui data yang akan

digunakan dalam penelitian apakah berdistribusi normal atau tidak. Pengujian

normalitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Shapiro-Wilk. Uji

Shapiro-Wilk digunakan karena jumlah sampel yang diamati (n) kurang dari 50.

Pengujian normalitas data yang pertama dilakukan terhadap data abnormal

return saham. Nilai alfa yang digunakan adalah 1%, 5%, dan 10%. Pemilihan nilai

alfa disesuaikan dengan nilai p-value pada perhitungan statistik. Hasil pengujian

normalitas data abnormal return saham disajikan dalam Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Abnormal Return Saham

Hari Probabilitas Distribusi Normal?

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

5 0,018 0,000 Tidak Tidak

4 0,804 0,644 Ya Ya

3 0,002 0,001 Tidak Tidak

2 0,011 0,014 Tidak Tidak

1 0,074 0,026 Tidak Tidak

Keseluruhan 0,300 0,005 Ya Tidak

Sumber : Lampiran 6, diolah

Page 70: Bambang sutrisno 080810201054

51

Pada Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa data berdistribusi normal pada hari -

4, +4, dan abnormal return keseluruhan sebelum pengumuman right issue karena

masing-masing nilai probabilitasnya lebih besar daripada nilai alfa sehingga

hipotesis nol (H0) yang menyatakan data berdistribusi normal diterima. Sedangkan

data tidak berdistribusi normal pada hari -5, -3, -2, -1, +1, +2, +3, +5, dan

abnormal return keseluruhan sesudah pengumuman right issue dimana masing-

masing nilai probabilitasnya adalah 0,018 yang signifikan pada tingkat 5%; 0,002

yang signifikan pada tingkat 1%, 0,011 yang signifikan pada tingkat 5%; 0,074

yang signifikan pada tingkat 10%, 0,026 yang signifikan pada tingkat 5%; 0,014

yang signifikan pada tingkat 5%, 0,001 yang signifikan pada tingkat 1%; 0,000

yang signifikan pada tingkat 1%, dan 0,005 yang signifikan pada tingkat 1%

sehingga hipotesis nol (H0) yang menyatakan data berdistribusi normal ditolak.

Oleh karena itu, pengujian hipotesis pertama dan kedua dilakukan dengan uji

Wilcoxon one sample dan Wilcoxon paired samples.

Pengujian normalitas data yang kedua dilakukan terhadap data rasio-rasio

operating performance yang meliputi tingkat pengembalian operasi atas aset

(operating return on assets (ORA)), aliran kas operasi atas total aset (operating

cash flow to total assets (OCFTA)), pertumbuhan penjualan (sales growth), dan

perputaran total aset (total assets turnover (TATO)). Nilai alfa yang digunakan

adalah 1%, 5%, dan 10%. Pemilihan nilai alfa disesuaikan dengan nilai p-value

pada perhitungan statistik. Hasil pengujian normalitas data rasio-rasio operating

performance disajikan dalam Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Rasio-Rasio Operating Performance

Variabel Periode Probabilitas Distribusi Normal?

ORA t-2 (n=18) 0,001 Tidak

(%) t-1 (n=18) 0,003 Tidak

t0 (n=18) 0,000 Tidak

t+1 (n=18) 0,616 Ya

t+2 (n=16) 0,873 Ya

t+3 (n=7) 0,116 Ya

OCFTA t-2 (n=18) 0,000 Tidak

(%) t-1 (n=18) 0,063 Tidak

Dilanjutkan

Page 71: Bambang sutrisno 080810201054

52

Lanjutan Tabel 4.6

Variabel Periode Probabilitas Distribusi Normal?

t0 (n=18) 0,000 Tidak

t+1 (n=18) 0,325 Ya

t+2 (n=16) 0,000 Tidak

t+3 (n=7) 0,756 Ya

Sales Growth t-2 (n=16) 0,215 Ya

(%) t-1 (n=18) 0,119 Ya

t0 (n=18) 0,829 Ya

t+1 (n=18)a 0,000 Tidak

t+1 (n=17)b 0,001 Tidak

t+2 (n=16) 0,002 Tidak

t+3 (n=7) 0,275 Ya

TATO t-2 (n=18) 0,162 Ya

(kali) t-1 (n=18) 0,097 Tidak

t0 (n=18) 0,203 Ya

t+1 (n=18) 0,675 Ya

t+2 (n=16) 0,630 Ya

t+3 (n=7) 0,148 Ya

Sumber : Lampiran 11, diolah

Keterangan : a

= saat data ekstrim dimasukkan dalam analisis

b = saat data ekstrim tidak dimasukkan dalam analisis

Dari Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa untuk data operating return on

assets (ORA), data berdistribusi normal pada periode t+1, t+2, dan t+3 karena

masing-masing nilai probabilitasnya lebih besar daripada nilai alfa sehingga

hipotesis nol (H0) yang menyatakan data berdistribusi normal diterima. Sedangkan

pada periode t0, t-1, dan t-2 data tidak berdistribusi normal dimana masing-masing

nilai probabilitasnya adalah 0,001; 0,003; dan 0,000 yang masing-masing

signifikan pada tingkat 1% sehingga hipotesis nol (H0) yang menyatakan data

berdistribusi normal ditolak. Untuk data operating cash flow to total assets

(OCFTA), data berdistribusi normal pada periode t+1 dan t+3 karena masing-

masing nilai probabilitasnya lebih besar daripada nilai alfa sehingga hipotesis nol

(H0) yang menyatakan data berdistribusi normal diterima. Sedangkan data tidak

berdistribusi normal pada periode t-2, t-1, t0, dan t+2 dimana masing-masing nilai

Page 72: Bambang sutrisno 080810201054

53

probabilitasnya adalah 0,000 yang signifikan pada tingkat 1%; 0,063 yang

signifikan pada tingkat 10%; 0,000 yang signifikan pada tingkat 1%; dan 0,000

yang signifikan pada tingkat 1% sehingga hipotesis nol (H0) yang menyatakan

data berdistribusi normal ditolak. Data sales growth berdistribusi normal pada

periode t-2, t-1, t0, dan t+3 karena masing-masing nilai probabilitasnya lebih besar

daripada nilai alfa sehingga hipotesis nol (H0) yang menyatakan data berdistribusi

normal diterima. Sedangkan data tidak berdistribusi normal pada periode t+1 (baik

pada saat data ekstrim dimasukkan dalam analisis maupun tidak) dan t+2 dimana

masing-masing nilai probabilitasnya adalah 0,000 (saat data ekstrim dimasukkan

dalam analisis); 0,001 (saat data ekstrim tidak dimasukkan dalam analisis); dan

0,002 yang masing-masing signifikan pada tingkat 1% sehingga hipotesis nol (H0)

yang menyatakan data berdistribusi normal ditolak. Data total assets turnover

(TATO) berdistribusi normal pada semua periode, kecuali pada periode t-1. Nilai

probabilitas pada periode selain t-1 lebih besar daripada nilai alfa sehingga

hipotesis nol (H0) yang menyatakan data berdistribusi normal diterima. Sedangkan

nilai probabilitas pada periode t-1 adalah 0,097 yang signifikan pada tingkat 10%

sehingga hipotesis nol (H0) yang menyatakan data berdistribusi normal ditolak.

Karena distribusi data pada masing-masing rasio operating performance

tidak semuanya berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis penelitian

menggunakan uji-t paired samples atau Wilcoxon paired samples. Uji-t paired

samples digunakan jika data yang dipasangkan sama-sama berdistribusi normal.

Sedangkan uji Wilcoxon paired samples digunakan jika data yang dipasangkan

sama-sama tidak berdistribusi normal atau data yang dipasangkan ada yang

berdistribusi normal dan tidak normal

(http://en.wikipedia.org/wiki/Wilcoxon_signed-rank_test).

4.2.4 Pengujian Abnormal Return

Tujuan pertama dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah

terdapat abnormal return pada hari-hari di sekitar pengumuman right issue di

Bursa Efek Indonesia. Pengujian terhadap abnormal return menggunakan uji-t

one sample dan Wilcoxon one sample karena ada data yang berdistribusi normal

Page 73: Bambang sutrisno 080810201054

54

dan tidak normal. Hasil uji-t one sample dan Wilcoxon one sample terhadap

abnormal return pada hari-hari di sekitar pengumuman right issue disajikan

dalam Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil Uji-t One Sample dan Wilcoxon One Sample terhadap

Abnormal Return (AR)

Hari Mean AR

P-Value Kesimpulan (Median AR)

-5 -0,01089

0,338z H0 diterima

(-0,00377)

-4 -0,00191

0,662y H0 diterima

(-0,00227)

-3 -0,00612

0,067z H0 ditolak*

(-0,00417)

-2 -0,00251

0,384z H0 diterima

(-0,00243)

-1 -0,00987

0,514z H0 diterima

(-0,00608)

1 0,00002

0,695z H0 diterima

(-0,00047)

2 -0,00315

0,571z H0 diterima

(-0,00373)

3 0,00553

0,760z H0 diterima

(-0,00115)

4 0,01669

0,116y H0 diterima

(-0,01295)

5 -0,04123

0,089z H0 ditolak*

(-0,01091)

Sumber : Lampiran 7 dan 8, diolah

Keterangan : y = hasil uji-t one sample

z = hasil uji Wilcoxon one sample

* = signifikan pada tingkat 10%

Pada Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa ada dua hari dimana abnormal

return yang diperoleh adalah berbeda dengan nol. Artinya ada abnormal return

pada dua hari tersebut, yaitu hari -3 dan +5, dimana abnormal return yang

diperoleh signifikan pada tingkat 10% walaupun nilai abnormal returnnya adalah

Page 74: Bambang sutrisno 080810201054

55

negatif. Sedangkan pada hari-hari lain tidak ditemukan abnormal return. Artinya

abnormal return yang terjadi tidak berbeda dengan nol. Dengan demikian

hipotesis alternatif pertama (Ha1) yang menyatakan bahwa terdapat abnormal

return pada hari-hari di sekitar pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia

ditolak.

4.2.5 Pengujian Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Pengumuman Right

Issue

Tujuan kedua dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah

abnormal return saham pada hari-hari sesudah pengumuman right issue lebih

rendah daripada hari-hari sebelum pengumuman right issue. Uji hipotesis yang

digunakan adalah uji Wilcoxon paired samples yang didasarkan pada uji satu sisi

(one tailed). Hasil uji Wilcoxon paired samples secara detail disajikan dalam

Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Hasil Uji Wilcoxon Paired Samples Sebelum dan Sesudah

Pengumuman Right Issue

Keterangan Median Selisih Zhitung P-value Kesimpulan

ARsebelum -0,00303 0,00595 -0,893 0,186 H0 diterima

ARsesudah 0,00292

Sumber : Lampiran 9

Pada Tabel 4.8 diketahui nilai Zhitung sebesar -0,893 (p-value = 0,186),

karena p-value lebih tinggi daripada α, maka H02 diterima. Dengan kata lain

abnormal return saham pada hari-hari sesudah pengumuman right issue tidak

lebih rendah atau sama dengan hari-hari sebelum pengumuman right issue.

Artinya, penelitian ini menemukan bukti bahwa pengumuman right issue tidak

berpengaruh terhadap abnormal return. Oleh karena itu, hipotesis alternatif kedua

(Ha2) yang menyatakan bahwa abnormal return saham pada hari-hari sesudah

pengumuman right issue lebih rendah daripada hari-hari sebelum pengumuman

right issue ditolak.

Page 75: Bambang sutrisno 080810201054

56

4.2.6 Pengujian Kinerja Operasi

Tujuan ketiga dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah

rasio-rasio operating performance yang meliputi tingkat pengembalian operasi

atas aset (operating return on assets (ORA)), aliran kas operasi atas total aset

(operating cash flow to total assets (OCFTA)), pertumbuhan penjualan (sales

growth), dan perputaran total aset (total assets turnover (TATO)) perusahaan

sesudah right issue lebih baik daripada sebelum right issue. Uji-t paired samples

dan Wilcoxon paired samples digunakan karena data penelitian ada yang

berdistribusi normal dan yang berdistribusi tidak normal. Tabel 4.9 menyajikan

pola distribusi data pada masing-masing bentangan waktu pengujian.

Tabel 4.9 Pola Distribusi Data Pada Masing-Masing Bentangan Waktu

Pengujian

Variabel Tahun Relatif Terhadap Pelaksanaan Right Issue

Dari -2 ke -1 Dari -1 ke 0 Dari -1 ke +1 Dari -1 ke +2 Dari -1 ke +3

ORA tidak normal tidak normal tidak normal tidak normal normal

OCFTA tidak normal tidak normal tidak normal tidak normal normal

Sales Growth tidak normal normal tidak normala tidak normal normal

tidak normalb

TATO tidak normal tidak normal tidak normal normal normal

Sumber : Lampiran 11, diolah

Keterangan : a = saat data ekstrim dimasukkan dalam analisis

b = saat data ekstrim tidak dimasukkan dalam analisis

Pada Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa rasio ORA, OCFTA, sales growth,

dan TATO memiliki pola distribusi data yang normal dan tidak normal. Jika pola

distribusi data normal pada suatu bentangan waktu pengujian, maka hipotesis diuji

dengan menggunakan uji-t paired samples, namun jika pola distribusi data tidak

normal maka hipotesis diuji dengan menggunakan uji Wilcoxon paired samples.

Hasil pengujian hipotesis untuk kinerja operasi perusahaan dengan rasio

ORA, OCFTA, sales growth, dan TATO disajikan dalam Tabel 4. 10 berikut.

Page 76: Bambang sutrisno 080810201054

57

Tabel 4.10 Uji Beda Kinerja Operasi Perusahaan yang Melakukan Right Issue

Tahun Relatif Terhadap Pelaksanaan Right Issue

Keterangan Dari -2 ke -1

-2 -1

Dari -1 ke 0

-1 0

Dari -1 ke +1

-1 +1

Dari -1 ke +2

-1 +2

Dari -1 ke +3

-1 +3

Panel A : Operating Return on Assets (ORA)

Median (%) 5,5,5000 4,6300 4,6300 4,6800 4,6300 1,4650 2,9850 4,6750 -9,9700 4,5900

Selisih Median (%) -0,8700 0,0500 -3,1650 1,6900 14,5600

Rata-rata (%) 2,4311 0,3589 0,3589 -0,3478 0,3589 1,7544 -0,4481 3,6150 -9,1671 2,5943

Selisih Rata-rata (%) -2,0722* -0,7067 1,3955 4,0631 11,7614

P-Value (median) 0,1635 0,2360 0,4740 0,3780 0,1185

P-Value (mean) 0,0915 0,3175 0,2765 0,1755 0,1300

Kesimpulan H0 diterima H0 diterima H0 diterima H0 diterima H0 diterima

n 18 18 18 16 7

Panel B : Operating Cash Flow to Total Assets (OCFTA)

Median (%) 3,6850 1,0400 -1,0400 0,1200 -1,0400 0,7900 -1,6200 7,2400 -7,9400 4,3800

Selisih Median (%) -4,7250 1,1600 1,8300 8,8600** 12,3200*

Rata-rata (%) 1,1000 0,3928 0,3928 -1,2839 0,3928 3,3022 -1,3131 10,8494 -8,9114 2,5929

Selisih Rata-rata (%) -0,7072 -1,6767 2,9094 12,1625** 11,5040*

P-Value (median) 0,3395 0,4225 0,2360 0,0195 0,0880

P-Value (mean) 0,4065 0,3350 0,1520 0,0255 0,0755

Kesimpulan H0 diterima H0 diterima H0 diterima H0 ditolak H0 diterima

n 18 18 18 16 7

Panel C : Sales Growth

Median (%) 8,0300 14,9050 14,9050 17,9650 14,9050a

7,2950a 11,1700 -0,8500 4,7100 21,5100

Selisih Median (%) 6,8750 3,0600 -7,6100a

-12,0200 16,8000**

18,4600b

6,2300b

-12,2300b

Rata-rata (%) 9,6519 9,0138 10,7139 12,6906 10,7139

a 85,4344

a 3,4475 -4,8894 -9,6800 28,8500

Selisih Rata-rata (%) -0,6381 1,9767 74,7205a 8,3369 38,5300**

10,6765b

13,8106b

3,1341b

P-Value (median) 0,3980 0,3885 0,4565

a 0,1170 0,0315

0,2930b

P-Value (mean) 0,4705 0,4440 0,1590

a 0,1235 0,0265

0,4050b

Kesimpulan H0 diterima H0 diterima H0 diterima

a H0 diterima H0 ditolak

H0 diterimab

n 16 18 18

a 16 7

17b

Page 77: Bambang sutrisno 080810201054

58

Lanjutan Tabel 4.10

Tahun Relatif Terhadap Pelaksanaan Right Issue

Keterangan Dari -2 ke -1

-2 -1

Dari -1 ke 0

-1 0

Dari -1 ke +1

-1 +1

Dari -1 ke +2

-1 +2

Dari -1 ke +3

-1 +3

Panel D : Total Assets Turnover (TATO)

Median (%) 0,4729 0,5097 0,5097 0,4960 0,5097 0,6556 0,5970 0,7249 0,4404 0,6741

Selisih Median (%) 0,0368 -0,0137 0,1459 0,1279 0,2337**

Rata-rata (%) 0,5592 0,5435 0,5435 0,5441 0,5435 0,6898 0,5676 0,7133 0,3906 0,8559

Selisih Rata-rata (%) -0,0157 0,0006 0,1463** 0,1457* 0,4653*

P-Value (median) 0,3080 0,4740 0,1335 0,3025 0,0455

P-Value (mean) 0,3865 0,4955 0,0330 0,0735 0,0535

Kesimpulan H0 diterima H0 diterima H0 ditolak H0 diterima H0 diterima

n 18 18 18 16 7

Sumber : Lampiran 12 dan 13, diolah

Keterangan : 1) *** = signifikan pada tingkat 1%.

** = signifikan pada tingkat 5%.

* = signifikan pada tingkat 10%.

2) a = saat data ekstrim dimasukkan dalam analisis.

b = saat data ekstrim tidak dimasukkan dalam analisis.

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pengujian hipotesis nol

(H0) dengan menggunakan uji-t paired samples dan Wilcoxon paired samples

diperoleh hasil penelitian sebagai berikut.

a. Pengujian Hipotesis untuk ORA

Uji-t paired samples dan Wilcoxon paired samples terhadap rasio ORA

menunjukkan bahwa pada semua bentangan waktu hasil pengujian adalah tidak

signifikan. Artinya, uji perbandingan kinerja tahun dasar dengan tahun-tahun

yang lain menunjukkan tidak ada perbedaan. P-value yang diperoleh lebih

besar daripada tingkat signifikansi (α).

Panel A menggambarkan selisih median ORA dari tahun kedua sebelum

right issue ke tahun dasar sebesar -0,8700%, meningkat menjadi 0,0500% pada

tahun ke-nol. Namun demikian, median ORA mengalami penurunan di tahun

pertama pasca right issue menjadi -3,1650%, kemudian mengalami

peningkatan di tahun kedua menjadi 1,6900%. Selisih rata-rata ORA di tahun

ketiga mengalami peningkatan dari tahun kedua yaitu dari 4,0631% menjadi

11,7614%. Hal tersebut menunjukkan bahwa ORA dari waktu ke waktu

Page 78: Bambang sutrisno 080810201054

59

cenderung mengalami peningkatan walaupun secara statistik peningkatan

tersebut tidak signifikan.

Dari lima bentangan waktu yang diteliti tidak satupun menunjukkan ada

perbedaan. Oleh karena itu, hipotesis alternatif ketiga (Ha3) yang menyatakan

bahwa tingkat pengembalian operasi atas aset perusahaan sesudah right issue

lebih baik daripada sebelum right issue ditolak.

b. Pengujian Hipotesis untuk OCFTA

Uji-t paired samples dan Wilcoxon paired samples terhadap rasio OCFTA

menunjukkan bahwa ada dua dari lima bentangan waktu pengujian adalah

signifikan, yaitu pada periode tahun dasar ke tahun kedua setelah right issue

dan pada periode tahun dasar ke tahun ketiga setelah right issue.

Panel B menunjukkan selisih median OCFTA dari tahun kedua sebelum

right issue ke tahun dasar adalah sebesar -4,725% yang kemudian mengalami

peningkatan di tahun ke-nol menjadi 1,1600%, meningkat lagi di tahun

pertama pasca right issue menjadi 1,8300% dan di tahun kedua meningkat

menjadi 8,8600% Peningkatan nilai median dari tahun dasar ke tahun kedua

pasca right issue secara statistik signifikan pada tingkat 5%. Kemudian pada

tahun ketiga pasca right issue, selisih rata-rata OCFTA mengalami penurunan

dari tahun kedua yaitu dari 12,1625% menjadi 11,5040% dan penurunan selisih

rata-rata tersebut signifikan pada tingkat 10%.

Dari lima bentangan waktu yang diteliti terdapat dua bentangan waktu

pengujian yang menunjukkan ada perbedaan. Namun demikian, secara umum,

hipotesis alternatif keempat (Ha4) yang menyatakan bahwa aliran kas operasi

atas total aset perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada sebelum right

issue ditolak.

c. Pengujian Hipotesis untuk Sales Growth

Uji-t paired samples dan Wilcoxon paired samples terhadap rasio sales

growth menunjukkan bahwa satu dari lima bentangan waktu pengujian adalah

signifikan, yaitu pada periode tahun dasar ke tahun ketiga pasca right issue.

P-value yang diperoleh lebih kecil daripada tingkat 5%.

Page 79: Bambang sutrisno 080810201054

60

Panel C menunjukkan bahwa selisih median sales growth dari tahun kedua

sebelum right issue ke tahun benchmark adalah 6,8750%. Selisih rata-rata sales

growth di tahun ke-nol mengalami peningkatan yaitu dari -0,6381% pada

periode tahun kedua sebelum right issue ke tahun dasar menjadi 1,9767%.

Selisih median di tahun pertama pasca right issue mengalami penurunan dari

tahun ke-nol yaitu dari 3,0600% menjadi -7,6100% (saat data ekstrim

dimasukkan dalam analisis) atau -12,2300% (saat data ekstrim tidak

dimasukkan dalam analisis). Selisih median di tahun kedua setelah right issue

mengalami penurunan dari tahun pertama pasca right issue yaitu dari -7,6100%

(saat data ekstrim dimasukkan dalam analisis) menjadi -12,0200% atau selisih

median mengalami peningkatan dari tahun pertama pasca right issue yaitu dari

-12,2300% menjadi -12,0200%. Selisih rata-rata sales growth meningkat tajam

di tahun ketiga setelah right issue yaitu dari 8,3369% di tahun kedua menjadi

38,5300%. Peningkatan selisih rata-rata dari tahun dasar ke tahun ketiga

setelah right issue secara statistik signifikan pada tingkat 5%.

Dari lima bentangan waktu yang diteliti hanya terdapat satu bentangan

waktu yang menunjukkan ada perbedaan. Oleh karena itu, hipotesis alternatif

kelima (Ha5) yang menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan perusahaan

sesudah right issue lebih baik daripada sebelum right issue ditolak.

d. Pengujian Hipotesis untuk TATO

Uji-t paired samples dan Wilcoxon paired samples terhadap rasio TATO

menunjukkan bahwa dua dari lima bentangan waktu pengujian adalah

signifikan pada tingkat 10%, yaitu pada periode tahun dasar ke tahun kedua

setelah right issue dan pada periode tahun dasar ke tahun ketiga setelah right

issue. P-value yang diperoleh lebih kecil daripada tingkat signifikansi 10%.

Panel D menunjukkan bahwa selisih median TATO dari tahun kedua

sebelum right issue ke tahun dasar adalah 0,0368% yang menurun menjadi -

0,0137% di tahun ke-nol, kemudian meningkat di tahun pertama pasca right

issue menjadi 0,1459%. Selisih rata-rata TATO dari tahun dasar ke tahun

kedua adalah sebesar 0,1279% yang menurun dari tahun pertama pasca right

issue yaitu sebesar 0,1459%. Penurunan selisih rata-rata tersebut signifikan

Page 80: Bambang sutrisno 080810201054

61

pada tingkat 10%. Selisih rata-rata TATO kemudian mengalami peningkatan

di tahun ketiga setelah right issue yaitu menjadi 0,2337 dan peningkatan

tersebut signifikan pada tingkat 10%.

Dari lima bentangan waktu yang diteliti terdapat dua bentangan waktu

pengujian yang menunjukkan ada perbedaan. Dengan demikian, secara umum,

hipotesis alternatif keenam (Ha6) yang menyatakan bahwa perputaran total aset

perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada sebelum right issue ditolak.

4.3 Pembahasan

Right issue merupakan salah satu aksi perusahaan (corporate action) yang

dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi para pelaku pasar sebelum membuat

keputusan investasi di pasar modal. Tujuan penelitian ini adalah untuk

menganalisis ada tidaknya abnormal return pada hari-hari di sekitar pengumuman

right issue di Bursa Efek Indonesia dan apakah abnormal return saham pada hari-

hari sesudah pengumuman right issue lebih rendah daripada hari-hari sebelum

pengumuman right issue. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk

menganalisis apakah rasio-rasio operating performance yang meliputi tingkat

pengembalian operasi atas aset, aliran kas operasi atas total aset, pertumbuhan

penjualan, dan perputaran total aset perusahaan sesudah right issue lebih baik

daripada sebelum right issue.

4.3.1 Abnormal Return Pada Hari-Hari Di Sekitar Pengumuman Right Issue

Pengujian hipotesis pertama dilakukan untuk melihat ada tidaknya

abnormal return pada hari-hari di sekitar pengumuman right issue. Hasil

pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa ada dua hari dimana terdapat

abnormal return yang signifikan, yaitu pada hari -3 dan +5 walaupun nilai

abnormal returnnya adalah negatif. Abnormal return yang diperoleh pada dua

hari tersebut signifikan pada tingkat 10%. Sedangkan pada hari-hari lain tidak

ditemukan abnormal return yang signifikan. Hipotesis alternatif yang yang

menyatakan bahwa terdapat abnormal return pada hari-hari di sekitar

pengumuman right issue ditolak, sedangkan hipotesis nol diterima.

Page 81: Bambang sutrisno 080810201054

62

Penelitian event study tentang right issue telah dilakukan oleh beberapa

peneliti, antara lain dilakukan oleh Scholes (1972) dan Tsangarakis (1996). Kedua

peneliti tersebut menemukan bukti bahwa terdapat abnormal return yang

signifikan pada hari-hari sebelum pengumuman right issue dan tidak ditemukan

adanya abnormal return yang signifikan pada hari-hari sesudah pengumuman

right issue. Hasil yang berbeda diperoleh dari pengujian hipotesis pertama yang

menemukan abnormal return yang signifikan sesudah pengumuman right issue

yaitu pada hari kelima setelah pengumuman right issue dimana nilai abnormal

returnnya signifikan pada tingkat 10%. Hasil pengujian hipotesis pertama ini

tidak mendukung penelitian sebelumnya.

Dengan ditolaknya hipotesis alternatif pertama dalam penelitian ini

membuktikan bahwa investor memberikan reaksi yang beragam terhadap

pengumuman right issue. Hal ini dapat dilihat dari abnormal return yang bernilai

positif dan negatif pada hari-hari di sekitar pengumuman right issue.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama ini, investor tidak perlu

mempertimbangkan right issue sebagai acuan dalam berinvestasi di pasar modal.

Hal ini karena hanya ditemukan dua hari dimana abnormal return signifikan

dengan nilai negatif.

4.3.2 Perbedaan Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

Right Issue

Pengujian hipotesis kedua dilakukan untuk melihat apakah terdapat

perbedaan abnormal return pada hari-hari sebelum dan sesudah pengumuman

right issue. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa abnormal return

pada hari-hari sesudah pengumuman right issue tidak lebih rendah atau sama

dengan hari-hari sebelum pengumuman right issue. Hasil pengujian ini

menunjukkan bahwa pengumuman right issue tidak berpengaruh terhadap

abnormal return. Hasil ini tidak sesuai dengan kajian teori abnormal return yang

menyatakan bahwa apabila suatu event mempunyai kandungan informasi maka

pasar modal akan mereaksi dalam bentuk perubahan harga saham yang tercermin

pada abnormal return yang terjadi.

Page 82: Bambang sutrisno 080810201054

63

Hasil pengujian hipotesis kedua ini berbeda dengan penelitian sebelumnya

yaitu Scholes (19720 dan Smith (1977). Mereka menemukan bahwa abnormal

return saham sesudah right issue lebih rendah daripada sebelum right issue.

Sedangkan penelitian ini menemukan bukti bahwa abnormal return pada hari-hari

sesudah pengumuman right issue tidak lebih rendah atau sama dengan hari-hari

sebelum pengumuman right issue. Hasil pengujian hipotesis kedua ini tidak

mendukung hasil penelitian sebelumnya.

Menyikapi hasil pengujian hipotesis kedua ini, investor tidak perlu

mempertimbangkan right issue sebagai patokan berinvestasi di pasar modal. Hal

ini disebabkan tidak terdapat perbedaan abnormal return pada hari-hari sebelum

dan sesudah pengumuman right issue. Abnormal return pada hari-hari sesudah

pengumuman right issue tidak lebih rendah atau sama dengan hari-hari sebelum

pengumuman right issue.

4.3.3 Perbedaan Kinerja Operasi Sebelum dan Sesudah Right Issue

a. Perbedaan Rasio ORA Sebelum dan Sesudah Right Issue

Panel A menunjukkan selisih rata-rata ORA yang mengalami peningkatan

dari tahun ke tahun. Selisih rata-rata ORA dari tahun kedua sebelum right issue ke

tahun dasar signifikan pada tingkat 10%, sedangkan selisih rata-rata ORA pada

bentangan waktu pengujian yang lain secara statistik tidak signifikan. Dengan

demikian tingkat pengembalian operasi atas aset perusahaan sesudah right issue

tidak lebih baik atau sama dengan sebelum right issue. Artinya, penelitian ini

tidak dapat membuktikan hipotesis alternatif ketiga (Ha3) yang menyatakan

bahwa tingkat pengembalian operasi atas aset perusahaan sesudah right issue

lebih baik daripada sebelum right issue. Kenyataan ini menunjukkan bahwa

perusahaan secara rata-rata tidak mampu meningkatkan pengelolaan aset yang

digunakan untuk menghasilkan laba operasi di atas periode sebelum right issue.

Rasio ORA sesudah right issue yang tidak lebih baik atau sama dengan

sebelum right issue sangat mungkin disebabkan sebagian besar perusahaan yang

diteliti menggunakan sebagian besar dana dari masyarakat untuk mendirikan

pabrik baru dan membayar hutang perusahaan. Dari pengamatan terhadap tujuan

Page 83: Bambang sutrisno 080810201054

64

penggunaan dana, dapat diketahui PT. Central Proteinaprima Tbk menggunakan

60% dari dana hasil right issue untuk membangun pabrik baru dan 40% untuk

menambah modal kerja perusahaan. Hasil dari pembangunan pabrik tersebut

belum bisa dinikmati dalam bentuk laba perusahaan dalam waktu yang singkat,

karena pembangunan pabrik tersebut cukup membutuhkan waktu yang lama dan

baru bisa dirasakan hasilnya beberapa tahun setelah perusahaan melakukan right

issue.

Berdasarkan hasil temuan ini, perusahaan hendaknya mampu

meningkatkan pengelolaan aset untuk menghasilkan laba operasi yang lebih baik

pada periode sesudah right issue. Hal ini perlu dilakukan karena perusahan juga

mempunyai tanggung jawab kepada pemegang saham untuk terus meningkatkan

laba perusahaan. Bagi investor hendaknya lebih cermat terhadap fluktuasi

besarnya nilai rasio ORA dan rencana alokasi penggunaan dana perusahaan yang

melakukan right issue karena berdampak pada kinerja operasi perusahaan.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Jain dan Kini

(1994) yang menyimpulkan adanya perbedaan operating return on assets sebelum

dan sesudah IPO. Operating return on assets mengalami penurunan yang

signifikan sesudah IPO.

b. Perbedaan Rasio OCFTA Sebelum dan Sesudah Right Issue

Panel B menggambarkan selisih rata-rata OCFTA yang cenderung

mengalami peningkatan setelah right issue. Selisih rata-rata OCFTA dari tahun

kedua sebelum right issue ke tahun dasar mengalami penurunan di tahun ke-nol,

kemudian meningkat di tahun pertama setelah right issue, meningkat tajam di

tahun kedua pasca right issue dan peningkatan tersebut signifikan pada tingkat

5%, tetapi kemudian selisih rata-rata OCFTA menurun di tahun ketiga dan

penurunan tersebut signifikan pada tingkat 10%. Dengan demikian, secara umum,

hipotesis alternatif keempat (Ha4) yang menyatakan bahwa aliran kas operasi atas

total aset perusahaan sesudah right issue lebih baik daripada sebelum right issue

ditolak. Temuan ini mengindikasikan bahwa perusahaan secara rata-rata tidak

mampu meningkatkan penggunaan aset dalam bentuk peningkatan aliran kas

operasi.

Page 84: Bambang sutrisno 080810201054

65

Rasio OCFTA sesudah right issue yang tidak lebih baik atau sama dengan

sebelum right issue disebabkan oleh tingginya pengeluaran pembayaran karyawan

dan pemasok yang tidak diimbangi dengan pemasukan kas operasi dari pelanggan,

mengingat bahwa sumber utama pemasukan kas operasi adalah kas yang diterima

dari pelanggan. Hal tersebut bisa terjadi dimungkinkan karena perusahaan banyak

melakukan penundaan dalam transaksi kredit atau membiarkan barang tertahan di

gudang. Alasan lain yang menyebabkan tingginya pengeluaran karyawan dan

pemasok adalah perusahaan tidak bisa menjaga efisiensi dari sumber daya yang

digunakan untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan.

Salah satu contoh perusahaan yang mengalami tingginya pembayaran

karyawan dan pemasok yang tidak diimbangi dengan pemasukan kas operasi dari

pelanggan adalah PT. Summarecon Agung Tbk. Perusahaan tersebut mengalami

peningkatan penerimaan kas operasi dari pelanggan setelah right issue, tetapi di

sisi lain pengeluaran yang ditanggung perusahaan untuk membayar karyawan dan

pemasok jauh lebih besar daripada peningkatan kas yang diterima perusahaan dari

pelanggan. Hal tersebut mengakibatkan kas bersih dari aktivitas operasi

mengalami penurunan, sehingga dapat mengakibatkan penurunan nilai OCFTA.

Selain itu meningkatnya total aset perusahaan juga merupakan faktor yang

membuat nilai OCFTA semakin menurun, karena peningkatan total aset

perusahaan sesudah right issue lebih tinggi daripada kas yang dihasilkan dari

aktivitas operasi.

Hasil analisis ini menyiratkan bahwa perusahaan hendaknya lebih

meningkatkan efisiensi penggunaan aset perusahaan dalam menghasilkan aliran

kas operasi, terutama pasca right issue, karena perusahaan dituntut untuk dapat

meningkatkan kinerjanya setelah memperoleh tambahan dana dari masyarakat.

Pihak investor seharusnya lebih mencermati besarnya penerimaan kas dari

pelanggan dan pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan karena dapat

mempengaruhi arus kas dari aktivitas operasi perusahaan yang melakukan right

issue.

Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Jain dan Kini (1994)

yang menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan operating cash flow to total assets

Page 85: Bambang sutrisno 080810201054

66

sebelum dan sesudah IPO. Operating cash flow to total assets mengalami

penurunan yang signifikan setelah perusahaan melakukan IPO.

c. Perbedaan Rasio Sales Growth Sebelum dan Sesudah Right Issue

Panel C menunjukkan selisih rata-rata sales growth dari tahun kedua

sebelum right issue ke tahun dasar meningkat di tahun ke-nol, kemudian

meningkat lagi di tahun pertama setelah right issue (baik pada saat data ekstrim

dimasukkan dalam analisis maupun tidak). Selisih rata-rata sales growth (saat data

ekstrim dimasukkan dalam analisis) menurun tajam di tahun kedua pasca right

issue, sedangkan selisih rata-rata sales growth (saat data ekstrim tidak

dimasukkan dalam analisis) meningkat di tahun kedua pasca right issue. Selisih

rata-rata sales growth meningkat lagi secara tajam di tahun ketiga setelah right

issue dan peningkatan tersebut secara statistik signifikan pada tingkat 5%. Pada

periode tahun ketiga setelah right issue ini berarti perusahaan telah mampu

meningkatkan kemampuan dalam menjual barangnya. Namun, secara umum,

penelitian ini tidak dapat membuktikan hipotesis alternatif kelima (Ha5) yang

menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan perusahaan sesudah right issue lebih

baik daripada sebelum right issue. Kondisi ini menunjukkan bahwa secara rata-

rata perusahaan tidak mampu meningkatkan kemampuannya dalam menjual

barang.

Rasio sales growth sesudah right issue yang tidak lebih baik atau sama

dengan sebelum right issue disebabkan perusahaan yang diteliti secara rata-rata

mengalami peningkatan penjualan setelah right issue tetapi peningkatannya justru

lebih rendah daripada periode sebelum right issue. Salah satu contoh perusahaan

yang mengalami peningkatan penjualan setelah right issue adalah PT. Mandom

Indonesia Tbk yang melakukan right issue pada tahun 2008. Perusahaan tersebut

mengalami peningkatan penjualan setelah right issue namun peningkatan

penjualannya cenderung menurun setelah right issue. Adapun penjualan PT.

Mandom Indonesia Tbk pada tahun 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, dan 2010

masing-masing adalah Rp 904.763.521.606; Rp 951.630.228.944; Rp

1.018.333.575.287; Rp 1.239.775.396.779; Rp 1.388.724.644.234; dan Rp

1.466.938.711.851. Dari data penjualan PT. Mandom Indonesia Tbk pada tahun

Page 86: Bambang sutrisno 080810201054

67

2005-2010 tersebut dapat diketahui bahwa peningkatan penjualan setelah right

issue lebih kecil daripada sebelum right issue. Misalnya selisih penjualan pada

tahun 2009 dan 2008 adalah Rp 148.949.247.455, sedangkan selisih penjualan

pada tahun 2008 dan 2007 adalah Rp 221.441.821.492.

Pihak perusahaan harus dapat mengoptimalkan pengelolaan aset dalam

menghasilkan penjualan, karena kenaikan penjualan dapat mempengaruhi

peningkatan nilai sales growth perusahaan. Pihak investor harus lebih mencermati

peningkatan penjualan perusahaan setiap waktu karena peningkatan sales growth

perusahaan juga tergantung pada besarnya intensitas modal perusahaan. Idealnya,

jika ada dana masuk ke perusahaan dalam jumlah besar dan dana tersebut

digunakan untuk meningkatkan kinerja perusahaan, maka kapasitas produksi juga

semakin besar dan konsekuensinya penjualan akan semakin meningkat.

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Jain dan Kini

(1994) yang menyimpulkan adanya perbedaan sales growth sebelum dan sesudah

IPO. Sales growth mengalami peningkatan yang signifikan, baik dari tahun dasar

dasar ke tahun ke-nol maupun sampai tahun ketiga setelah IPO.

d. Perbedaan Rasio TATO Sebelum dan Sesudah Right Issue

Panel D menggambarkan selisih rata-rata TATO yang cenderung

meningkat dari tahun ke tahun. Selisih rata-rata TATO dari tahun kedua sebelum

right issue ke tahun dasar mengalami peningkatan di tahun ke-nol, meningkat lagi

di tahun pertama setelah right issue dan peningkatan tersebut signifikan pada

tingkat 5%, namun kemudian selisih rata-rata TATO menurun di tahun kedua

pasca right issue dan penurunan tersebut secara statistik signifikan pada tingkat

10%, dan meningkat kembali di tahun ketiga dan peningkatan tersebut signifikan

pada tingkat 10%. Secara umum, hipotesis alternatif keenam (Ha6) yang

menyatakan bahwa perputaran total aset perusahaan sesudah right issue lebih baik

daripada sebelum right issue ditolak. Temuan ini mengindikasikan bahwa

perusahaan secara rata-rata tidak mampu meningkatkan penggunaan aset dalam

bentuk peningkatan penjualan.

Rasio TATO sesudah right issue yang tidak lebih baik atau sama dengan

sebelum right issue disebabkan oleh peningkatan total aset perusahaan yang tidak

Page 87: Bambang sutrisno 080810201054

68

diimbangi oleh peningkatan penjualan bersih perusahaan. Salah satu contoh

perusahaan yang mengalami penurunan nilai TATO setelah right issue adalah PT.

ATPK Resources Tbk. Penjualan bersih PT. ATPK Resources Tbk mengalami

peningkatan setelah right issue, namun peningkatan penjualan bersih tersebut

masih jauh di bawah peningkatan total aset perusahaan setelah right issue. Hal

tersebut menyebabkan penurunan nilai TATO, karena total aset perusahaan jauh

lebih besar daripada penjualan bersih perusahaan.

Pihak perusahaan seharusnya lebih meningkatkan penggunaan aset untuk

menghasilkan penjualan bersih. Investor perlu mengkaji besarnya peningkatan

total aset dan penjualan bersih perusahaan karena dapat mempengaruhi kinerja

operasi perusahaan khususnya pada variabel TATO.

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Jain dan Kini

(1994) yang menyimpulkan adanya perbedaan total assets turnover sebelum dan

sesudah IPO. Total assets turnover mengalami penurunan yang signifikan setelah

IPO dilakukan.

Dari hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja operasi

perusahaan sesudah right issue tidak lebih baik atau sama dengan sebelum right

issue karena rasio tingkat pengembalian operasi atas aset, aliran kas operasi atas

total aset, pertumbuhan penjualan, dan perputaran total aset perusahaan sesudah

right issue tidak lebih baik atau sama dengan sebelum right issue. Ditemukannya

kecenderungan penurunan kinerja operasi pasca right issue dapat dikaitkan

dengan adanya upaya manajemen untuk membuat kinerja keuangan sebelum right

issue meningkat. Apakah manajemen perusahaan melakukan manajemen laba

(earnings management) pada periode sebelum right issue bisa jadi merupakan

salah satu penyebab yang membuat kinerja pasca right issue cenderung menurun.

Artinya, jika perusahaan mencoba untuk meningkatkan kinerja operasi sebelum

right issue dengan melakukan manajemen laba, maka dampak dari manajemen

laba akan dirasakan pada periode pasca right issue. Penelitian di Indonesia yang

dilakukan oleh Gumanti (2003) tidak menemukan praktik manajemen laba pada

kasus IPO tetapi penelitian lain, yaitu Gumanti (2001) justru menemukan bukti

yang kuat bahwa pada periode dua tahun sebelum go public, manajemen

Page 88: Bambang sutrisno 080810201054

69

perusahaan melakukan manajemen laba. Sulistyanto dan Wibisono (2003)

menemukan bukti bahwa manajemen perusahaan melakukan manajemen laba

pada periode tiga tahun sebelum pengumuman SEO. Penelitian di pasar modal

lain yang telah dilakukan oleh Jain dan Kini (1994), McLaughlin et al (1996),

serta Loughran dan Ritter (1997), secara empiris menemukan praktik manajemen

laba pada periode sebelum IPO atau SEO.

Ada beberapa hal yang perlu dicermati dari hasil penelitian ini, yang

sekaligus sebagai kelemahan dalam penelitian ini, terkait dengan temuan yang

dilaporkan dalam penelitian. Hal-hal yang dimaksud antara lain adalah sebagai

berikut.

a. Periode penelitian yang rentang waktunya hanya 3 tahun yaitu dari tahun 2007

sampai dengan tahun 2009, dimana sampel penelitian hanya 18 perusahaan,

sedangkan penelitian sebelumnya rata-rata menggunakan sampel di atas 100

perusahaan, sehingga belum mampu mencerminkan bentangan waktu yang

lebih lama dan konsekuensinya hasil yang diperoleh belum mencerminkan

kondisi yang bervariasi.

b. Perhitungan beta dalam penelitian ini menggunakan Single Index Model (SIM)

dengan periode estimasi selama 90 hari. Penggunaan model estimasi risiko

sistematik yang lain seperti model estimasi risiko sistematik berbasis beta

koreksi atau CAPM dengan periode estimasi yang lebih panjang mungkin akan

menghasilkan nilai abnormal return yang lebih akurat. Misalnya pada model

CAPM menggunakan tingkat suku bunga bebas risiko dalam menghitung

expected return, sedangkan dalam Single Index Model tidak menggunakan

tingkat suku bunga bebas risiko dalam menghitung expected return.

c. Bursa Efek Indonesia yang berada dalam kondisi emerging market, dimana

investor cenderung kurang memperhatikan informasi-informasi yang masuk ke

pasar sehingga harga saham yang terbentuk di pasar modal sangat mungkin

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, misalnya karena krisis keuangan global

dalam bentuk krisis sub prime mortgage. Selain itu, krisis keuangan global

tahun 2007 dan 2008 mungkin berpengaruh nyata pada kinerja perusahaan

Page 89: Bambang sutrisno 080810201054

70

yang melakukan right issue, sehingga banyak perusahaan yang telah

melakukan right issue belum mampu meningkatkan kinerjanya secara nyata.

d. Rasio-rasio yang digunakan sebagai ukuran kinerja operasi dalam penelitian ini

adalah operating return on assets, operating cash flow to total assets, sales

growth, dan total assets turnover. Penggunaan rasio-rasio lain yang berpotensi

menjadi ukuran kinerja operasi akan menggambarkan kinerja operasi

perusahaan yang lebih lengkap untuk sebelum dan sesudah right issue,

misalnya gross profit margin, net profit margin, operating profit margin, dan

lain-lain.

Page 90: Bambang sutrisno 080810201054

71

BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh right issue terhadap

abnormal return dan kinerja operasi perusahaan di Bursa Efek Indonesia pada

tahun 2007-2009. Dengan menggunakan metode purposive sampling, diperoleh

18 perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Berdasarkan hasil pengujian dan

pembahasan, kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

a. Ada dua hari dimana abnormal return yang diperoleh adalah signifikan pada

tingkat 10%, yaitu hari -3 dan +5, tetapi nilai abnormal returnnya adalah

negatif. Hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa terdapat abnormal return

pada hari-hari di sekitar pengumuman right issue ditolak, sedangkan hipotesis

nol diterima. Artinya, penelitian ini menyatakan bahwa investor memberikan

reaksi yang beragam terhadap pengumuman right issue.

b. Abnormal return saham pada hari-hari sesudah pengumuman right issue tidak

lebih rendah atau sama dengan hari-hari sebelum pengumuman right issue.

Artinya, pengumuman right issue tidak berpengaruh terhadap abnormal return

saham.

c. Kinerja operasi perusahaan sesudah right issue tidak lebih baik atau sama

dengan sebelum right issue, baik selisih rata-rata maupun selisih median.

Rasio-rasio operating performance yang meliputi tingkat pengembalian operasi

atas aset, aliran kas operasi atas total aset, pertumbuhan penjualan, dan

perputaran total aset perusahaan sesudah right issue tidak lebih baik atau sama

dengan sebelum right issue. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan tidak

mampu meningkatkan kinerja operasinya pasca right issue.

5.2 Saran

Berdasarkan pada hasil analisis data, kesimpulan, dan keterbatasan yang

ada, maka dapat diajukan saran sebagai berikut:

Page 91: Bambang sutrisno 080810201054

72

a. Bagi peneliti yang akan datang

Bagi peneliti yang akan datang, disarankan untuk melakukan beberapa

perbaikan dengan melakukan hal-hal berikut. Pertama, penelitian yang akan

datang sebaiknya dilakukan dengan periode pengamatan yang lebih panjang

sehingga sampel akan dapat lebih banyak. Kedua, penelitian selanjutnya dapat

mencoba menggunakan model estimasi risiko sistematik berbasis beta koreksi

atau CAPM dengan periode estimasi yang lebih panjang. Ketiga, kajian yang

akan datang dapat dilakukan dengan memfokuskan pada kondisi perekonomian

yang relatif stabil, misalnya dengan menghindari efek krisis keuangan global.

Keempat, penelitian selanjutnya dapat menggunakan rasio-rasio lain yang

berpotensi untuk menjadi ukuran kinerja operasi.

b. Bagi investor

Hasil penelitian yang menemukan bukti bahwa terdapat dua hari dengan

abnormal return yang signifikan, yaitu hari -3 dan +5 dengan nilai abnormal

return negatif, serta abnormal return saham pada hari-hari sesudah

pengumuman right issue yang tidak lebih rendah atau sama dengan hari-hari

sebelum pengumuman right issue, maka investor disarankan untuk tidak perlu

mempertimbangkan right issue sebagai patokan berinvestasi di pasar modal.

Page 92: Bambang sutrisno 080810201054

DAFTAR PUSTAKA

Agfira, Ike Risma Wahyu. 2011. Analisis Kinerja Operasi Perusahaan Sektor

Perdagangan dan Jasa Sebelum dan Sesudah Penawaran Saham Perdana

di Bursa Efek Indonesia. Tidak Dipublikasikan. Skripsi. Jember: Universitas

Jember.

Brealy, Richard A., Stewart C. Myers, dan Alan J. Marcus. 2007. Dasar-Dasar

Manajemen Keuangan Perusahaan Jilid 1. Edisi Kelima. Alih bahasa oleh

Yelvi Andri Zaimur. 2008. Jakarta: Erlangga.

Darmadji, Tjiptono dan Hendi M. Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia

(Pendekatan Tanya Jawab). Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

Eckbo, B. E., dan Masulis. 1992. Adverse Selection and The Rights Offer

Paradox. Journal of Financial Economics. Vol. 6 No. 1 Hal. 66-77.

Friday, H. Swint, Shelly W. Howton, dan Shawn D. Howton. Long Run

Underperformance in REITs Following Seasoned Equity Offerings. Journal

of Real Estate Portfolio Management. Vol. 6 No. 4 Hal. 355-363.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gumanti, T. A. 2001. Earnings Management dalam Penawaran Saham Perdana di

Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 4 No. 2 Hal.

165-183.

Gumanti, T. A. 2003. An Investigation of Earnings Management in Indonesian

Manufacturing Initial Public Offerings. Gadjah Mada International

Business Journal. Vol. 5 No. 3 Hal. 345-362.

Gumanti, T. A., dan Dwi Lusi, T. S. 2005. Kinerja Operasi Pasca Initial Public

Offerings di Bursa Efek Jakarta (Tahun 1995-1996). Jurnal Akuntansi

Bisnis Manajemen. Vol. 12 No. 1 Hal. 1-13.

Gumanti, T. A. 2011. Manajemen Investasi Konsep, Teori, dan Aplikasi. Jakarta:

Mitra Wacana Media.

Herawati, Ratna. Penilaian Kinerja Perusahaan Kelompok Aneka Industri di

Bursa Efek Jakarta Pasca Krisis Ekonomi. Tidak Dipublikasikan. Skripsi.

Jember: Universitas Jember.

Husnan, Suad. 1994. Pembelanjaan Perusahaan. Liberty: Yogyakarta.

Page 93: Bambang sutrisno 080810201054

Jain, B. A., dan O. Kini. 1994. The Post-Issue Operating Performance of IPO

Firms. The Journal of Finance. Vol. 49 No. 5 Hal. 1699-1726.

Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-

Pengalaman. Yogyakarta: BPFE UGM.

Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh.

Yogyakarta: BPFE UGM.

Jurin, B. 1988. Raising Equity in an Efficient Market. Midland Corporate

Finance Journal. Vol. 5 No. 10 Hal. 53-60.

Loughran, Tim., dan Jay R. Ritter. 1997. The Operating Performance of Firms

Conducting Seasoned Equity Offerings. The Journal of Finance. Vol. 52

No. 5 Hal. 1823-1850.

Machfoedz, Mas’ud. 1999. Pengaruh Krisis Moneter Pada Efisiensi Perusahaan

Publik di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 14 No. 1

Hal. 37-49.

Mayasari, Eriska. 2005. Penilaian Kinerja Operasi Perusahaan Kelompok

Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta Pasca Krisis Ekonomi.

Tidak Dipublikasikan. Skripsi. Jember: Universitas Jember.

Niagara, Marentin Nita. 2006. Analisis Anomali Liburan di Bursa Efek Jakarta

(Studi Kasus Pada Perusahaan Kelompok LQ-45). Tidak Dipublikasikan.

Skripsi. Jember: Universitas Jember.

McLaughlin, Assem S., dan Gopala K. V. 1996. The Operating Performance of

Seasoned Equity Issuers: Free Cash Flow and Post-Issue Performance.

Journal of Financial Management. Vol.25 No. 4 Hal. 41-53.

Payamta dan M. Machfoedz. 1999. Evaluasi Kinerja Perbankan Sebelum dan

Sesudah Menjadi Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta. Kelola. Vol.

20 No. 8 Hal. 1-7.

Santoso, Singgih. 2010. Statistik Parametrik: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS.

Jakarta: PT Excel Media Komputindo.

Scholes, M. 1972. The Market for Securities: Substitution Versus Price Pressure

and the Effects of Information on Share Prices. The Journal of Business.

Vol. 45 No. 2 Hal. 179-211.

Smith, Clifford W. 1977. Alternative Methods for Raising Capital: Rights Versus

Underwritten Offerings. Journal of Financial Economics. Vol. 5 No. 3

Hal. 273-307.

Page 94: Bambang sutrisno 080810201054

Sulistyanto, H.S., dan Wibisono H. 2003. Seasoned Equity Offerings: Antara

Agency Theory, Windows of Opportunity, dan Penurunan Kinerja.

Simposium Nasional Akuntansi IV.

Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio.

Yogyakarta: BPFE UGM.

Tsangarakis, Nickolaos V. 1996. Shareholder Wealth Effects of Equity Issues in

Emerging Markets: Evidence from Right Offerings in Greece. Journal of

Financial Management. Vol. 25 No. 3 Hal. 21-32.

Universitas Jember. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Edisi Ketiga.

Jember: Jember University Press.

http://www.idx.co.id/Home/Publication/FactBook/tabid/146/language/en-

US/Default.aspx [31 Oktober 2011].

http://202.155.2.90/corporate_actions/new_info_jsx/jenis_informasi/

[25 November 2011].

http://finance.yahoo.com/q/hp?s=Historical+Prices [1-5 Desember 2011].

http://en.wikipedia.org/wiki/Wilcoxon_signed-rank_test [20 Desember 2011].

Page 95: Bambang sutrisno 080810201054

LAMPIRAN

Page 96: Bambang sutrisno 080810201054

Lampiran 1

Kode

Emiten

1 ELTY Bakrieland Development Tbk 17 April 2007

2 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 18 April 2007

3 NISP Bank NISP Tbk 24 April 2007

4 CITA Cipta Panelutama Tbk 02 Mei 2007

5 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk 23 Mei 2007

6 MAYA Bank Mayapada Tbk 30 Mei 2007

7 BCIC Bank Century Tbk 05 Juni 2007

8 SMRA Summarecon Agung Tbk 07 Juni 2007

9 DSFI Dharma Samudera Fishing Industries 12 Juni 2007

10 BUDI Budi Acid Jaya Tbk 27 Juni 2007

11 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 27 Juni 2007

12 BHIT Bhakti Investama Tbk 28 Juni 2007

13 CFIN Clipan Finance Indonesia Tbk 29 Juni 2007

14 ATPK ATPK Resources Tbk 29 Juni 2007

15 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 30 Juli 2007

16 UNSP Bakrie Sumatra Plantations Tbk 29 Agustus 2007

17 MIRA Mitra Rajasa Tbk 31 Oktober 2007

18 BRPT Barito Pacific Timber Tbk 19 November 2007

19 GJTL Gajah Tunggal Tbk 22 November 2007

20 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 23 November 2007

No.

POPULASI PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN RIGHT ISSUE TAHUN 2007-2009

Nama Perusahaan Tanggal Pengumuman

Page 97: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 1

21 KPIG Kridaperdana Indahgraha Tbk 03 Desember 2007

22 FPNI Fatrapolindo Nusa Industri Tbk 12 Desember 2007

23 HADE Hortus Danavest Tbk 26 Desember 2007

24 CKRA Citra Kebun Raya Agri Tbk 28 Desember 2007

25 RODA Roda Panggon Harapan Tbk 28 Desember 2007

26 BTEL Bakrie Telecom Tbk 15 Februari 2008

27 TMPI AGIS Tbk 27 Februari 2008

28 BNBR Bakrie & Brothers Tbk 17 Maret 2008

29 LAPD Leyand International Tbk 28 Maret 2008

30 KARK Dayaindo Resources International Tbk 31 Maret 2008

31 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 31 April 2008

32 DUTI Duta Pertiwi Tbk 05 Juni 2008

33 TCID Mandom Indonesia Tbk 10 Juni 2008

34 SMMA Sinar Mas Multiartha Tbk 17 Juni 2008

35 BSWD Bank Swadesi Tbk 25 Juni 2008

36 BVIC Bank Victoria International Tbk 26 Juni 2008

37 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk 27 Juni 2008

38 LCGP Laguna Cipta Griya Tbk 30 Juni 2008

39 CKRA Citra Kebun Raya Agri Tbk 30 Juni 2008

40 ABBA Abdi Bangsa Tbk 30 Juni 2008

41 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk 30 Juni 2008

42 UNTR United Tractors Tbk 19 Agustus 2008

43 BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk 17 September 2008

44 OKAS Ancora Indonesia Resources Tbk 18 September 2008

Page 98: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 1

45 MIRA Mitra Rajasa Tbk 13 November 2008

46 AHAP Asuransi Harta Aman Pratama Tbk 18 November 2008

47 LPLI Star Pasific Tbk 26 November 2008

48 CPRO Central Proteinaprima Tbk 01 Desember 2008

49 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 01 Desember 2008

50 IATA Indonesia Air Transport Tbk 05 Desember 2008

51 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 23 Maret 2009

52 INDX Indoexchange Tbk 18 Mei 2009

53 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 24 Juni 2009

54 BKSW Bank Kesawan Tbk 26 Juni 2009

55 POOL Pool Advista Indonesia Tbk 29 Juni 2009

56 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk 30 Juni 2009

57 OKAS Ancora Indonesia Resources Tbk 11 September 2009

58 LPPF Pacific Utama Tbk 1 November 2009

59 AGRO Bank Agroniaga Tbk 10 November 2009

60 EXCL XL Axiata Tbk 16 November 2009

61 BBKP Bank Bukopin Tbk 26 November 2009

62 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 09 Desember 2009

Page 99: Bambang sutrisno 080810201054

Lampiran 2

DAFTAR KODE DAN NAMA PERUSAHAAN SAMPEL PENELITIAN

No. Kode

1 SMRA Summarecon Agung Tbk

2 BUDI Budi Acid Jaya Tbk

3 ATPK ATPK Resources Tbk

4 UNSP Bakrie Sumatra Plantations Tbk

5 BRPT Barito Pacific Timber Tbk

6 ADES Ades Waters Indonesia Tbk

7 FPNI Fatrapolindo Nusa Industri Tbk

8 TCID Mandom Indonesia Tbk

9 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk

10 LCGP Laguna Cipta Griya Tbk

11 ABBA Abdi Bangsa Tbk

12 UNTR United Tractors Tbk

13 BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk

14 LPLI Star Pasific Tbk

15 CPRO Central Proteinaprima Tbk

16 IATA Indonesia Air Transport Tbk

17 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk

18 EXCL XL Axiata Tbk

Nama Perusahaan

Page 100: Bambang sutrisno 080810201054

Lampiran 3

DAFTAR NILAI ALFA DAN BETA SAMPEL PENELITIAN

No. Kode Emiten α (alfa) β (beta)

1 SMRA 0,00261 0,46592

2 BUDI 0,00315 0,41551

3 ATPK 0,03719 0,43034

4 UNSP 0,00122 1,21456

5 BRPT 0,00613 1,43156

6 ADES -0,00362 0,59257

7 FPNI 0,00032 0,60582

8 TCID -0,00129 0,05766

9 SSIA -0,00055 0,84438

10 LCGP -0,00026 0,46508

11 ABBA 0,00041 1,04213

12 UNTR -0,00072 1,18249

13 BMSR 0,01447 0,33934

14 LPLI -0,00427 0,60997

15 CPRO -0,00504 0,95567

16 IATA -0,00067 0,02573

17 BLTA 0,00040 1,46501

18 EXCL 0,00339 0,04247

Page 101: Bambang sutrisno 080810201054

Lampiran 4

No. Kode Emiten Tanggal P (Rp) IHSG (Rp) Ri Rm α (alfa) ß (beta) E(Ri ) ARi

1 SMRA 14/06/2007 795 2.108,41 -0,00627 0,00944 0,00261 0,46592 0,00701 -0,01328

13/06/2007 800 2.088,60 0,05789 -0,00952 0,00261 0,46592 -0,00183 0,05972

12/06/2007 755 2.108,58 0,01333 0,011711 0,00261 0,46592 0,00807 0,00527

11/06/2007 745 2.084,03 0,00000 0,014295 0,00261 0,46592 0,00927 -0,00927

08/06/2007 745 2.054,45 0,00000 -0,01898 0,00261 0,46592 -0,00623 0,00623

07/06/2007 745 2.093,81 -0,00669 -0,00411 0,00261 0,46592 0,00069 -0,00738

06/06/2007 750 2.102,44 -0,00664 0,004448 0,00261 0,46592 0,00468 -0,01133

05/06/2007 755 2.093,11 -0,02615 -0,00887 0,00261 0,46592 -0,00152 -0,02462

04/06/2007 775 2.111,75 -0,00643 0,013074 0,00261 0,46592 0,00870 -0,01513

31/05/2007 780 2.084,32 0,00000 0,013972 0,00261 0,46592 0,00912 -0,00912

30/05/2007 780 2.055,40 0,00643 -0,00162 0,00261 0,46592 0,00185 0,00458

29/05/2007 775 2.058,74

2 BUDI 04/07/2007 355 2.196,10 0,01418 0,00318 0,00315 0,41551 0,00447 0,00971

03/07/2007 350 2.189,12 0,07411 0,00978 0,00315 0,41551 0,00721 0,06690

02/07/2007 325 2.167,82 0,06351 0,01325 0,00315 0,41551 0,00866 0,05486

29/06/2007 305 2.139,28 0,01653 0,01243 0,00315 0,41551 0,00832 0,00821

28/06/2007 300 2.112,85 0,00000 -0,00589 0,00315 0,41551 0,00070 -0,00070

27/06/2007 300 2.125,34 -0,03279 -0,01318 0,00315 0,41551 -0,00233 -0,03046

26/06/2007 310 2.153,54 0,03279 0,00062 0,00315 0,41551 0,00341 0,02938

25/06/2007 300 2.152,20 0,10536 -0,00006 0,00315 0,41551 0,00313 0,10223

PERHITUNGAN ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN RIGHT ISSUE

TAHUN 2007-2009 DI BURSA EFEK INDONESIA

Page 102: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 4

22/06/2007 270 2.152,32 -0,01835 -0,00001 0,00315 0,41551 0,00315 -0,02150

21/06/2007 275 2.152,34 -0,01802 -0,00405 0,00315 0,41551 0,00147 -0,01949

20/06/2007 280 2.161,07 0,03637 0,00877 0,00315 0,41551 0,00680 0,02957

19/06/2007 270 2.142,19

3 ATPK 06/07/2007 2.225 2.227,05 -0,10648 0,00275 0,03719 0,43034 0,03837 -0,14486

05/07/2007 2.475 2.220,93 -0,02000 0,01124 0,03719 0,43034 0,04203 -0,06203

04/07/2007 2.525 2.196,10 -0,00985 0,00318 0,03719 0,43034 0,03856 -0,04841

03/07/2007 2.550 2.189,12 -0,02899 0,00978 0,03719 0,43034 0,04140 -0,07039

02/07/2007 2.625 2.167,82 0,00000 0,01325 0,03719 0,43034 0,04289 -0,04289

29/06/2007 2.625 2.139,28 0,00000 0,01243 0,03719 0,43034 0,04254 -0,04254

28/06/2007 2.625 2.112,85 0,00000 -0,00589 0,03719 0,43034 0,03465 -0,03465

27/06/2007 2.625 2.125,34 0,00000 -0,01318 0,03719 0,43034 0,03152 -0,03152

26/06/2007 2.625 2.153,54 0,00000 0,00062 0,03719 0,43034 0,03746 -0,03746

25/06/2007 2.625 2.152,20 0,00000 -0,00006 0,03719 0,43034 0,03717 -0,03717

22/06/2007 2.625 2.152,32 0,00000 -0,00001 0,03719 0,43034 0,03719 -0,03719

21/06/2007 2.625 2.152,34

4 UNSP 05/09/2007 1.588 2.214,62 0,09714 -0,00023 0,00122 1,21456 0,00095 0,09619

04/09/2007 1.441 2.215,12 0,01398 0,00070 0,00122 1,21456 0,00207 0,01191

03/09/2007 1.421 2.213,57 0,01346 0,00873 0,00122 1,21456 0,01182 0,00164

31/08/2007 1.402 2.194,34 0,07246 0,02008 0,00122 1,21456 0,02561 0,04686

30/08/2007 1.304 2.150,72 -0,03689 0,00739 0,00122 1,21456 0,01020 -0,04709

29/08/2007 1.353 2.134,88 0,00000 -0,01152 0,00122 1,21456 -0,01277 0,01277

28/08/2007 1.353 2.159,61 -0,02121 -0,00726 0,00122 1,21456 -0,00760 -0,01361

27/08/2007 1.382 2.175,35 -0,06173 0,01493 0,00122 1,21456 0,01936 -0,08109

Page 103: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 4

24/08/2007 1.470 2.143,11 -0,01351 0,01195 0,00122 1,21456 0,01573 -0,02924

23/08/2007 1.490 2.117,66 0,02652 0,02616 0,00122 1,21456 0,03299 -0,00646

22/08/2007 1.451 2.062,99 0,05598 0,03451 0,00122 1,21456 0,04313 0,01285

21/08/2007 1.372 1.993,01

5 BRPT 26/11/2007 2.725 2.648,04 -0,36490 0,02435 0,00613 1,43156 0,04098 -0,40588

23/11/2007 3.925 2.584,35 0,02581 0,00576 0,00613 1,43156 0,01437 0,01143

22/11/2007 3.825 2.569,51 -0,05097 0,00229 0,00613 1,43156 0,00942 -0,06038

21/11/2007 4.025 2.563,62 -0,05439 -0,02361 0,00613 1,43156 -0,02767 -0,02673

20/11/2007 4.250 2.624,86 -0,00587 -0,00833 0,00613 1,43156 -0,00579 -0,00007

19/11/2007 4.275 2.646,81 -0,00583 -0,00824 0,00613 1,43156 -0,00566 -0,00017

16/11/2007 4.300 2.668,70 -0,07286 -0,01381 0,00613 1,43156 -0,01364 -0,05922

15/11/2007 4.625 2.705,82 -0,03192 0,00517 0,00613 1,43156 0,01353 -0,04545

14/11/2007 4.775 2.691,87 0,10478 0,01409 0,00613 1,43156 0,02630 0,07848

13/11/2007 4.300 2.654,21 -0,02866 -0,00664 0,00613 1,43156 -0,00338 -0,02528

12/11/2007 4.425 2.671,90 -0,01681 -0,01330 0,00613 1,43156 -0,01291 -0,00390

09/11/2007 4.500 2.707,67

6 ADES 30/11/2007 800 2.688,33 -0,07232 -0,00426 -0,00362 0,59257 -0,00615 -0,06617

29/11/2007 860 2.699,82 0,02353 0,01040 -0,00362 0,59257 0,00254 0,02099

28/11/2007 840 2.671,90 0,25643 0,01659 -0,00362 0,59257 0,00621 0,25022

27/11/2007 650 2.627,95 -0,01527 -0,00762 -0,00362 0,59257 -0,00813 -0,00713

26/11/2007 660 2.648,04 0,00000 0,02435 -0,00362 0,59257 0,01081 -0,01081

23/11/2007 660 2.584,35 -0,01504 0,00576 -0,00362 0,59257 -0,00021 -0,01483

22/11/2007 670 2.569,51 0,04581 0,00229 -0,00362 0,59257 -0,00226 0,04807

21/11/2007 640 2.563,62 -0,01550 -0,02361 -0,00362 0,59257 -0,01761 0,00210

Page 104: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 4

20/11/2007 650 2.624,86 -0,01527 -0,00833 -0,00362 0,59257 -0,00855 -0,00671

19/11/2007 660 2.646,81 -0,02985 -0,00824 -0,00362 0,59257 -0,00850 -0,02135

16/11/2007 680 2.668,70 -0,05716 -0,01381 -0,00362 0,59257 -0,01181 -0,04535

15/11/2007 720 2.705,82

7 FPNI 19/12/2007 485 2.657,98 -0,01026 0,00443 0,00032 0,60582 0,00300 -0,01326

18/12/2007 490 2.646,23 0,09633 -0,00704 0,00032 0,60582 -0,00394 0,10027

17/12/2007 445 2.664,92 0,00000 -0,02781 0,00032 0,60582 -0,01653 0,01653

14/12/2007 445 2.740,06 0,00000 -0,00570 0,00032 0,60582 -0,00313 0,00313

13/12/2007 445 2.755,73 0,00000 -0,01445 0,00032 0,60582 -0,00843 0,00843

12/12/2007 445 2.795,84 0,00000 -0,00539 0,00032 0,60582 -0,00295 0,00295

11/12/2007 445 2.810,96 0,00000 0,00739 0,00032 0,60582 0,00480 -0,00480

10/12/2007 445 2.790,26 0,00000 0,00406 0,00032 0,60582 0,00278 -0,00278

07/12/2007 445 2.778,95 0,00000 -0,00590 0,00032 0,60582 -0,00326 0,00326

06/12/2007 445 2.795,40 0,00000 0,00983 0,00032 0,60582 0,00627 -0,00627

05/12/2007 445 2.768,06 0,00000 0,00548 0,00032 0,60582 0,00364 -0,00364

04/12/2007 445 2.752,94

8 TCID 17/06/2008 7.150 2.377,98 0,06904 -0,00840 -0,00129 0,05766 -0,00177 0,07082

16/06/2008 6.673 2.398,04 0,00000 -0,00016 -0,00129 0,05766 -0,00130 0,00130

13/06/2008 6.673 2.398,42 0,01434 -0,00441 -0,00129 0,05766 -0,00154 0,01588

12/06/2008 6.578 2.409,01 0,00000 0,01431 -0,00129 0,05766 -0,00046 0,00046

11/06/2008 6.578 2.374,78 0,00000 0,00040 -0,00129 0,05766 -0,00127 0,00127

10/06/2008 6.578 2.373,82 0,00000 -0,01516 -0,00129 0,05766 -0,00216 0,00216

09/06/2008 6.578 2.410,08 -0,01434 0,00326 -0,00129 0,05766 -0,00110 -0,01324

06/06/2008 6.673 2.402,24 0,00000 0,00107 -0,00129 0,05766 -0,00123 0,00123

Page 105: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 4

05/06/2008 6.673 2.399,68 0,00000 0,01558 -0,00129 0,05766 -0,00039 0,00039

04/06/2008 6.673 2.362,59 0,00000 -0,01730 -0,00129 0,05766 -0,00229 0,00229

03/06/2008 6.673 2.403,81 0,00000 -0,00992 -0,00129 0,05766 -0,00186 0,00186

02/06/2008 6.673 2.427,77

9 SSIA 04/07/2008 168 2.314,75 -0,01183 0,01223 -0,00055 0,84438 0,00978 -0,02161

03/07/2008 170 2.286,61 -0,01749 -0,03939 -0,00055 0,84438 -0,03381 0,01631

02/07/2008 173 2.378,47 -0,02849 -0,00014 -0,00055 0,84438 -0,00067 -0,02782

01/07/2008 178 2.378,81 0,04599 0,01257 -0,00055 0,84438 0,01006 0,03592

30/06/2008 170 2.349,10 0,00000 0,00726 -0,00055 0,84438 0,00558 -0,00558

27/06/2008 170 2.332,11 -0,01749 -0,00802 -0,00055 0,84438 -0,00732 -0,01017

26/06/2008 173 2.350,89 0,01749 0,00406 -0,00055 0,84438 0,00288 0,01461

25/06/2008 170 2.341,36 -0,01749 -0,01021 -0,00055 0,84438 -0,00917 -0,00832

24/06/2008 173 2.365,38 -0,01149 0,00112 -0,00055 0,84438 0,00039 -0,01189

23/06/2008 175 2.362,74 0,02899 -0,00382 -0,00055 0,84438 -0,00377 0,03276

20/06/2008 170 2.371,78 -0,01749 -0,00054 -0,00055 0,84438 -0,00101 -0,01649

19/06/2008 173 2.373,06

10 LCGP 07/07/2008 95 2.303,82 -0,09051 -0,00473 -0,00026 0,46508 -0,00246 -0,08805

04/07/2008 104 2.314,75 0,01942 0,01223 -0,00026 0,46508 0,00543 0,01399

03/07/2008 102 2.286,61 -0,02899 -0,03939 -0,00026 0,46508 -0,01858 -0,01041

02/07/2008 105 2.378,47 -0,02817 -0,00014 -0,00026 0,46508 -0,00033 -0,02784

01/07/2008 108 2.378,81 0,00000 0,01257 -0,00026 0,46508 0,00559 -0,00559

30/06/2008 108 2.349,10 -0,01835 0,00726 -0,00026 0,46508 0,00312 -0,02147

27/06/2008 110 2.332,11 0,01835 -0,00802 -0,00026 0,46508 -0,00399 0,02234

26/06/2008 108 2.350,89 0,03774 0,00406 -0,00026 0,46508 0,00163 0,03611

Page 106: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 4

25/06/2008 104 2.341,36 -0,00957 -0,01021 -0,00026 0,46508 -0,00501 -0,00456

24/06/2008 105 2.365,38 0,00957 0,00112 -0,00026 0,46508 0,00026 0,00931

23/06/2008 104 2.362,74 -0,00957 -0,00382 -0,00026 0,46508 -0,00204 -0,00753

20/06/2008 105 2.371,78

11 ABBA 07/07/2008 204 2.303,82 0,00000 -0,00473 0,00041 1,04213 -0,00452 0,00452

04/07/2008 204 2.314,75 0,08701 0,01223 0,00041 1,04213 0,01316 0,07385

03/07/2008 187 2.286,61 -0,06220 -0,03939 0,00041 1,04213 -0,04064 -0,02156

02/07/2008 199 2.378,47 0,00000 -0,00014 0,00041 1,04213 0,00026 -0,00026

01/07/2008 199 2.378,81 -0,01000 0,01257 0,00041 1,04213 0,01351 -0,02351

30/06/2008 201 2.349,10 0,07220 0,00726 0,00041 1,04213 0,00797 0,06422

27/06/2008 187 2.332,11 0,02710 -0,00802 0,00041 1,04213 -0,00795 0,03505

26/06/2008 182 2.350,89 0,00000 0,00406 0,00041 1,04213 0,00464 -0,00464

25/06/2008 182 2.341,36 -0,02710 -0,01021 0,00041 1,04213 -0,01023 -0,01688

24/06/2008 187 2.365,38 0,00000 0,00112 0,00041 1,04213 0,00157 -0,00157

23/06/2008 187 2.362,74 -0,03158 -0,00382 0,00041 1,04213 -0,00357 -0,02801

20/06/2008 193 2.371,78

12 UNTR 26/08/2008 9.889 2.107,55 0,00935 -0,00929 -0,00072 1,18249 -0,01171 0,02105

25/08/2008 9.797 2.127,22 0,00471 0,00317 -0,00072 1,18249 0,00303 0,00168

22/08/2008 9.751 2.120,49 0,01905 0,01532 -0,00072 1,18249 0,01740 0,00165

21/08/2008 9.567 2.088,25 0,05434 0,00892 -0,00072 1,18249 0,00983 0,04451

20/08/2008 9.061 2.069,70 0,01535 0,01323 -0,00072 1,18249 0,01492 0,00042

19/08/2008 8.923 2.042,50 -0,01026 -0,02067 -0,00072 1,18249 -0,02516 0,01490

15/08/2008 9.015 2.085,15 -0,02020 -0,01025 -0,00072 1,18249 -0,01284 -0,00736

14/08/2008 9.199 2.106,64 0,04083 0,02068 -0,00072 1,18249 0,02374 0,01709

Page 107: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 4

13/08/2008 8.831 2.063,52 0,01047 0,00288 -0,00072 1,18249 0,00269 0,00778

12/08/2008 8.739 2.057,58 -0,03618 -0,03643 -0,00072 1,18249 -0,04380 0,00761

11/08/2008 9.061 2.133,92 -0,04952 -0,02864 -0,00072 1,18249 -0,03459 -0,01493

08/08/2008 9.521 2.195,93

13 BMSR 24/09/2008 445 1.883,55 0,01586 0,00556 0,01447 0,33934 0,01636 -0,00050

23/09/2008 438 1.873,10 -0,01586 -0,01286 0,01447 0,33934 0,01011 -0,02596

22/09/2008 445 1.897,34 -0,07779 0,00296 0,01447 0,33934 0,01547 -0,09327

19/09/2008 481 1.891,73 -0,12492 0,05658 0,01447 0,33934 0,03367 -0,15859

18/09/2008 545 1.787,67 0,08219 0,01000 0,01447 0,33934 0,01786 0,06432

17/09/2008 502 1.769,89 0,00000 0,01954 0,01447 0,33934 0,02110 -0,02110

16/09/2008 502 1.735,64 0,00000 0,00949 0,01447 0,33934 0,01769 -0,01769

15/09/2008 502 1.719,25 0,00000 -0,04815 0,01447 0,33934 -0,00187 0,00187

12/09/2008 502 1.804,06 0,00000 -0,03597 0,01447 0,33934 0,00226 -0,00226

11/09/2008 502 1.870,13 0,00000 -0,00794 0,01447 0,33934 0,01178 -0,01178

10/09/2008 502 1.885,04 -0,13403 -0,03836 0,01447 0,33934 0,00145 -0,13548

09/09/2008 574 1.958,75

14 LPLI 03/12/2008 109 1.192,53 -0,00913 0,00098 -0,00427 0,60997 -0,00367 -0,00546

02/12/2008 110 1.191,36 0,00000 -0,02632 -0,00427 0,60997 -0,02032 0,02032

01/12/2008 110 1.223,13 0,00000 -0,01494 -0,00427 0,60997 -0,01338 0,01338

28/11/2008 110 1.241,54 -0,00905 0,03231 -0,00427 0,60997 0,01544 -0,02449

27/11/2008 111 1.202,07 0,00000 0,00745 -0,00427 0,60997 0,00027 -0,00027

26/11/2008 111 1.193,15 -0,09449 0,03324 -0,00427 0,60997 0,01601 -0,11050

25/11/2008 122 1.154,14 -0,05579 0,01110 -0,00427 0,60997 0,00250 -0,05829

24/11/2008 129 1.141,40 0,00000 -0,00427 -0,00427 0,60997 -0,00687 0,00687

Page 108: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 4

21/11/2008 129 1.146,28 -0,00772 -0,00755 -0,00427 0,60997 -0,00888 0,00115

20/11/2008 130 1.154,97 0,01550 -0,02175 -0,00427 0,60997 -0,01753 0,03304

19/11/2008 128 1.180,36 0,00000 -0,00802 -0,00427 0,60997 -0,00916 0,00916

18/11/2008 128 1.189,86

15 CPRO 09/12/2008 68 1.266,12 -0,04317 0,05169 -0,00504 0,95567 0,04436 -0,08753

05/12/2008 71 1.202,34 -0,05481 -0,00248 -0,00504 0,95567 -0,00741 -0,04740

04/12/2008 75 1.205,32 -0,05196 0,01067 -0,00504 0,95567 0,00516 -0,05711

03/12/2008 79 1.192,53 0,14994 0,00098 -0,00504 0,95567 -0,00410 0,15404

02/12/2008 68 1.191,36 -0,01460 -0,02632 -0,00504 0,95567 -0,03019 0,01559

01/12/2008 69 1.223,13 0,01460 -0,01494 -0,00504 0,95567 -0,01932 0,03392

28/11/2008 68 1.241,54 -0,09798 0,03231 -0,00504 0,95567 0,02584 -0,12382

27/11/2008 75 1.202,07 0,00000 0,00745 -0,00504 0,95567 0,00208 -0,00208

26/11/2008 75 1.193,15 -0,02632 0,03324 -0,00504 0,95567 0,02673 -0,05305

25/11/2008 77 1.154,14 0,01307 0,01110 -0,00504 0,95567 0,00557 0,00750

24/11/2008 76 1.141,40 0,01325 -0,00427 -0,00504 0,95567 -0,00912 0,02236

21/11/2008 75 1.146,28

16 IATA 15/12/2008 101 1.359,28 0,00000 0,07349 -0,00067 0,02573 0,00122 -0,00122

12/12/2008 101 1.262,97 0,00000 -0,04165 -0,00067 0,02573 -0,00174 0,00174

11/12/2008 101 1.316,69 0,00000 0,00060 -0,00067 0,02573 -0,00065 0,00065

10/12/2008 101 1.315,90 0,00000 0,03856 -0,00067 0,02573 0,00032 -0,00032

09/12/2008 101 1.266,12 0,00000 0,05169 -0,00067 0,02573 0,00066 -0,00066

05/12/2008 101 1.202,34 0,00000 -0,00248 -0,00067 0,02573 -0,00073 0,00073

04/12/2008 101 1.205,32 0,00000 0,01067 -0,00067 0,02573 -0,00040 0,00040

03/12/2008 101 1.192,53 0,00000 0,00098 -0,00067 0,02573 -0,00064 0,00064

Page 109: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 4

02/12/2008 101 1.191,36 0,00000 -0,02632 -0,00067 0,02573 -0,00135 0,00135

01/12/2008 101 1.223,13 0,00000 -0,01494 -0,00067 0,02573 -0,00105 0,00105

28/11/2008 101 1.241,54 0,00000 0,03231 -0,00067 0,02573 0,00016 -0,00016

27/11/2008 101 1.202,07

17 BLTA 07/07/2009 639 2.083,25 -0,05333 0,02343 0,00040 1,46501 0,03473 -0,08805

06/07/2009 674 2.035,01 0,03165 -0,01960 0,00040 1,46501 -0,02832 0,05997

03/07/2009 653 2.075,30 0,08966 0,00461 0,00040 1,46501 0,00716 0,08250

02/07/2009 597 2.065,75 -0,01166 0,00285 0,00040 1,46501 0,00457 -0,01623

01/07/2009 604 2.059,88 0,01166 0,01620 0,00040 1,46501 0,02414 -0,01248

30/06/2009 597 2.026,78 0,00000 -0,00342 0,00040 1,46501 -0,00460 0,00460

29/06/2009 597 2.033,72 0,00000 -0,00318 0,00040 1,46501 -0,00425 0,00425

26/06/2009 597 2.040,19 -0,01166 -0,00195 0,00040 1,46501 -0,00245 -0,00921

25/06/2009 604 2.044,17 0,03539 0,02401 0,00040 1,46501 0,03558 -0,00019

24/06/2009 583 1.995,67 0,07477 0,04158 0,00040 1,46501 0,06132 0,01345

23/06/2009 541 1.914,39 -0,08670 -0,03118 0,00040 1,46501 -0,04528 -0,04142

22/06/2009 590 1.975,03

18 EXCL 23/11/2009 1.892 2.481,42 -0,00527 -0,00239 0,00339 0,04247 0,00329 -0,00856

20/11/2009 1.902 2.487,37 -0,02081 0,00750 0,00339 0,04247 0,00371 -0,02452

19/11/2009 1.942 2.468,79 -0,02089 -0,00623 0,00339 0,04247 0,00313 -0,02402

18/11/2009 1.983 2.484,23 -0,00503 0,00421 0,00339 0,04247 0,00357 -0,00860

17/11/2009 1.993 2.473,79 0,05731 0,00207 0,00339 0,04247 0,00348 0,05383

16/11/2009 1.882 2.468,68 -0,01581 0,01711 0,00339 0,04247 0,00412 -0,01993

13/11/2009 1.912 2.426,80 0,01581 0,00269 0,00339 0,04247 0,00350 0,01231

12/11/2009 1.882 2.420,28 0,00000 0,00680 0,00339 0,04247 0,00368 -0,00368

Page 110: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 4

11/11/2009 1.882 2.403,88 0,00000 0,00916 0,00339 0,04247 0,00378 -0,00378

10/11/2009 1.882 2.381,96 0,00000 -0,01022 0,00339 0,04247 0,00296 -0,00296

09/11/2009 1.882 2.406,43 0,06136 0,00472 0,00339 0,04247 0,00359 0,05777

06/11/2009 1.770 2.395,11

Page 111: Bambang sutrisno 080810201054

Lampiran 5

Kode

Emiten -5 -4 -3 -2 -1

1 SMRA 0,00458 -0,00912 -0,01513 -0,02462 -0,01133

2 BUDI 0,02957 -0,01949 -0,02150 0,10223 0,02938

3 ATPK -0,03719 -0,03717 -0,03746 -0,03152 -0,03465

4 UNSP 0,01285 -0,00646 -0,02924 -0,08109 -0,01361

5 BRPT -0,00390 -0,02528 0,07848 -0,04545 -0,05922

6 ADES -0,04535 -0,02135 -0,00671 0,00210 0,04807

7 FPNI -0,00364 -0,00627 0,00326 -0,00278 -0,00480

8 TCID 0,00186 0,00229 0,00039 0,00123 -0,01324

9 SSIA -0,01649 0,03276 -0,01189 -0,00832 0,01461

10 LCGP -0,00753 0,00931 -0,00456 0,03611 0,02234

11 ABBA -0,02801 -0,00157 -0,01688 -0,00464 0,03505

12 UNTR -0,01493 0,00761 0,00778 0,01709 -0,00736

13 BMSR -0,13548 -0,01178 -0,00226 0,00187 -0,01769

14 LPLI 0,00916 0,03304 0,00115 0,00687 -0,05829

15 CPRO 0,02236 0,00750 -0,05305 -0,00208 -0,12382

16 IATA -0,00016 0,00105 0,00135 0,00064 0,00040

17 BLTA -0,04142 0,01345 -0,00019 -0,00921 0,00425

18 EXCL 0,05777 -0,00296 -0,00378 -0,00368 0,01231

No.

PERHITUNGAN AVERAGE ABNORMAL RETURN SEBELUM DAN SESUDAH

PENGUMUMAN RIGHT ISSUE

Sebelum

Page 112: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 5

Kode

Emiten 1 2 3 4 5

1 SMRA 0,00623 -0,00927 0,00527 0,05972 -0,01328 -0,01113 0,00973

2 BUDI -0,00070 0,00821 0,05486 0,06690 0,00971 0,02404 0,02780

3 ATPK -0,04289 -0,07039 -0,04841 -0,06203 -0,14486 -0,03560 -0,07372

4 UNSP -0,04709 0,04686 0,00164 0,01191 0,09619 -0,02351 0,02190

5 BRPT -0,00007 -0,02673 -0,06038 0,01143 -0,40588 -0,01107 -0,09633

6 ADES -0,01081 -0,00713 0,25022 0,02099 -0,06617 -0,00465 0,03742

7 FPNI 0,00843 0,00313 0,01653 0,10027 -0,01326 -0,00285 0,02302

8 TCID 0,00127 0,00046 0,01588 0,00130 0,07082 -0,00149 0,01795

9 SSIA -0,00558 0,03592 -0,02782 0,01631 -0,02161 0,00214 -0,00056

10 LCGP -0,00559 -0,02784 -0,01041 0,01399 -0,08805 0,01113 -0,02358

11 ABBA -0,02351 -0,00026 -0,02156 0,07385 0,00452 -0,00321 0,00661

12 UNTR 0,00042 0,04451 0,00165 0,00168 0,02105 0,00204 0,01386

13 BMSR 0,06432 -0,15859 -0,09327 -0,02596 -0,00050 -0,03307 -0,04280

14 LPLI -0,00027 -0,02449 0,01338 0,02032 -0,00546 -0,00161 0,00070

15 CPRO 0,01559 0,15404 -0,05711 -0,04740 -0,08753 -0,02981 -0,00448

16 IATA -0,00066 -0,00032 0,00065 0,00174 -0,00122 0,00066 0,00004

17 BLTA -0,01248 -0,01623 0,08250 0,05997 -0,08805 -0,00662 0,00514

18 EXCL 0,05383 -0,00860 -0,02402 -0,02452 -0,00856 0,01193 -0,00237

AARsesudahAARsebelumSesudah

No.

Page 113: Bambang sutrisno 080810201054

Lampiran 6

Uji Normalitas Data Abnormal Return

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

MIN5 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%

MIN4 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%

MIN3 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%

MIN2 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%

MIN1 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%

HARIH 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%

PLUS1 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%

PLUS2 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%

PLUS3 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%

PLUS4 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%

PLUS5 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

MIN5 Mean -,01089 ,00952

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -,03097

Upper Bound ,00920

5% Trimmed Mean -,00778

Median -,00377

Variance ,002

Std. Deviation ,04039

Minimum -,13548

Maximum ,05777

Range ,19325

Interquartile Range ,04039

Skewness -1,579 ,536

Kurtosis 4,912 1,038

Page 114: Bambang sutrisno 080810201054

MIN4 Mean -,00191 ,00430

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -,01099

Upper Bound ,00716

5% Trimmed Mean -,00190

Median -,00227

Variance ,000

Std. Deviation ,01824

Minimum -,03717

Maximum ,03304

Range ,07021

Interquartile Range ,02174

Skewness ,222 ,536

Kurtosis ,263 1,038

MIN3 Mean -,00612 ,00622

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -,01924

Upper Bound ,00700

5% Trimmed Mean -,00822

Median -,00417

Variance ,001

Std. Deviation ,02638

Minimum -,05305

Maximum ,07848

Range ,13153

Interquartile Range ,01923

Skewness 1,651 ,536

Kurtosis 6,329 1,038

MIN2 Mean -,00251 ,00856

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -,02058

Upper Bound ,01555

5% Trimmed Mean -,00397

Median -,00243

Variance ,001

Std. Deviation ,03633

Minimum -,08109

Page 115: Bambang sutrisno 080810201054

Maximum ,10223

Range ,18332

Interquartile Range ,01635

Skewness ,850 ,536

Kurtosis 4,341 1,038

MIN1 Mean -,00987 ,00954

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -,02999

Upper Bound ,01026

5% Trimmed Mean -,00675

Median -,00608

Variance ,002

Std. Deviation ,04047

Minimum -,12382

Maximum ,04807

Range ,17189

Interquartile Range ,03847

Skewness -1,318 ,536

Kurtosis 2,631 1,038

HARIH Mean -,00791 ,00832

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -,02547

Upper Bound ,00966

5% Trimmed Mean -,00621

Median -,00378

Variance ,001

Std. Deviation ,03531

Minimum -,11050

Maximum ,06422

Range ,17472

Interquartile Range ,02784

Skewness -1,000 ,536

Kurtosis 4,107 1,038

PLUS1 Mean ,00002 ,00635

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -,01337

Upper Bound ,01342

Page 116: Bambang sutrisno 080810201054

5% Trimmed Mean -,00093

Median -,00047

Variance ,001

Std. Deviation ,02694

Minimum -,04709

Maximum ,06432

Range ,11141

Interquartile Range ,01801

Skewness ,765 ,536

Kurtosis 1,833 1,038

PLUS2 Mean -,00315 ,01421

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -,03313

Upper Bound ,02682

5% Trimmed Mean -,00325

Median -,00373

Variance ,004

Std. Deviation ,06028

Minimum -,15859

Maximum ,15404

Range ,31263

Interquartile Range ,04019

Skewness ,024 ,536

Kurtosis 4,195 1,038

PLUS3 Mean ,00553 ,01739

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -,03115

Upper Bound ,04221

5% Trimmed Mean -,00257

Median ,00115

Variance ,005

Std. Deviation ,07376

Minimum -,09327

Maximum ,25022

Range ,34349

Interquartile Range ,04901

Page 117: Bambang sutrisno 080810201054

Skewness 2,224 ,536

Kurtosis 7,054 1,038

PLUS4 Mean ,01669 ,01008

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -,00458

Upper Bound ,03796

5% Trimmed Mean ,01642

Median ,01295

Variance ,002

Std. Deviation ,04277

Minimum -,06203

Maximum ,10027

Range ,16230

Interquartile Range ,06494

Skewness ,126 ,536

Kurtosis -,246 1,038

PLUS5 Mean -,04123 ,02546

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -,09496

Upper Bound ,01250

5% Trimmed Mean -,02861

Median -,01091

Variance ,012

Std. Deviation ,10804

Minimum -,40588

Maximum ,09619

Range ,50207

Interquartile Range ,09348

Skewness -2,371 ,536

Kurtosis 7,685 1,038

Page 118: Bambang sutrisno 080810201054

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

MIN5 ,167 18 ,200 ,871 18 ,018

MIN4 ,103 18 ,200* ,970 18 ,804

MIN3 ,250 18 ,004 ,809 18 ,002

MIN2 ,231 18 ,012 ,857 18 ,011

MIN1 ,201 18 ,052 ,906 18 ,074

HARIH ,184 18 ,110 ,894 18 ,045

PLUS1 ,211 18 ,033 ,880 18 ,026

PLUS2 ,230 18 ,013 ,863 18 ,014

PLUS3 ,274 18 ,001 ,790 18 ,001

PLUS4 ,182 18 ,117 ,962 18 ,644

PLUS5 ,239 18 ,008 ,758 18 ,000

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

SBLM 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%

SSDH 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

SBLM Mean -,00626 ,00374

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -,01416

Upper Bound ,00164

5% Trimmed Mean -,00631

Median -,00303

Variance ,000

Std. Deviation ,01588

Minimum -,03560

Maximum ,02404

Page 119: Bambang sutrisno 080810201054

Range ,05964

Interquartile Range ,01629

Skewness -,365 ,536

Kurtosis -,035 1,038

SSDH Mean -,00443 ,00821

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -,02175

Upper Bound ,01290

5% Trimmed Mean -,00165

Median ,00292

Variance ,001

Std. Deviation ,03484

Minimum -,09633

Maximum ,03742

Range ,13375

Interquartile Range ,02819

Skewness -1,571 ,536

Kurtosis 2,207 1,038

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

SBLM ,158 18 ,200* ,941 18 ,300

SSDH ,277 18 ,001 ,833 18 ,005

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 120: Bambang sutrisno 080810201054

Lampiran 7

Hasil Uji-t One Sample Terhadap Abnormal Return

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

MIN4 18 -,00191 ,01824 ,00430

PLUS4 18 ,01669 ,04277 ,01008

SBLM 18 -,00626 ,01588 ,00374

One-Sample Test

Test Value = 0

t df

Sig. (2-

tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

MIN4 -,445 17 ,662 -,00191 -,01099 ,00716

PLUS4 1,656 17 ,116 ,01669 -,00458 ,03796

SBLM -1,673 17 ,113 -,00626 -,01416 ,00164

Page 121: Bambang sutrisno 080810201054

Lampiran 8

Hasil Uji Wilcoxon One Sample Terhadap Abnormal Return

Wilcoxon Signed Rank Test: MIN5, MIN3, MIN2, MIN1, PLUS1, PLUS2, PLUS3, PLUS5, SSDH Test of median = 0.000000 versus median not = 0.000000

N for Wilcoxon Estimated

N Test Statistic P Median

MIN5 18 18 63.0 0.338 -0.006535

MIN3 18 18 43.0 0.067 -0.006990

MIN2 18 18 65.0 0.384 -0.002880

MIN1 18 18 70.0 0.514 -0.005575

PLUS1 18 18 76.0 0.695 -0.0006600

PLUS2 18 18 72.0 0.571 -0.004070

PLUS3 18 18 78.0 0.760 -0.004090

PLUS5 18 18 46.0 0.089 -0.02161

SSDH 18 18 96.0 0.663 0.002590

Wilcoxon Signed Rank Test: MIN5, MIN3, MIN2, MIN1, PLUS1, PLUS2, PLUS3, PLUS5, SSDH Test of median = 0.000000 versus median < 0.000000

N for Wilcoxon Estimated

N Test Statistic P Median

MIN5 18 18 63.0 0.169 -0.006535

MIN3 18 18 43.0 0.034 -0.006990

MIN2 18 18 65.0 0.192 -0.002880

MIN1 18 18 70.0 0.257 -0.005575

PLUS1 18 18 76.0 0.348 -0.0006600

PLUS2 18 18 72.0 0.286 -0.004070

PLUS3 18 18 78.0 0.380 -0.004090

PLUS5 18 18 46.0 0.045 -0.02161

SSDH 18 18 96.0 0.684 0.002590

Wilcoxon Signed Rank Test: MIN5, MIN3, MIN2, MIN1, PLUS1, PLUS2, PLUS3, PLUS5, SSDH Test of median = 0.000000 versus median > 0.000000

N for Wilcoxon Estimated

N Test Statistic P Median

MIN5 18 18 63.0 0.842 -0.006535

MIN3 18 18 43.0 0.969 -0.006990

MIN2 18 18 65.0 0.820 -0.002880

MIN1 18 18 70.0 0.757 -0.005575

PLUS1 18 18 76.0 0.668 -0.0006600

PLUS2 18 18 72.0 0.729 -0.004070

PLUS3 18 18 78.0 0.636 -0.004090

PLUS5 18 18 46.0 0.959 -0.02161

SSDH 18 18 96.0 0.332 0.002590

Page 122: Bambang sutrisno 080810201054

Lampiran 9

Hasil Uji Wilcoxon Paired Samples Terhadap Average Abnormal Return

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

SSDH - SBLM Negative Ranks 7a 9,29 65,00

Positive Ranks 11b 9,64 106,00

Ties 0c

Total 18

a. SSDH < SBLM

b. SSDH > SBLM

c. SSDH = SBLM

Test Statisticsb

SSDH - SBLM

Z -,893a

Asymp. Sig. (2-tailed) ,372

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Page 123: Bambang sutrisno 080810201054

Lampiran 10

Perhitungan Rasio-Rasio Operating Performance

1. Perhitungan Rasio ORA

No.

Kode ORA (%)

Emiten -2 -1 0 +1 +2 +3

1 SMRA 12,50 11,04 8,94 6,08 7,14 6,15

2 BUDI 8,19 7,54 9,88 7,98 9,06 6,85

3 ATPK -1,85 -18,70 -12,07 -13,35 -14,43 -6,78

4 UNSP 18,30 16,39 11,34 16,16 9,27 4,59

5 BRPT -8,72 -15,80 -0,25 -10,68 6,85 3,60

6 ADES -55,12 -54,67 -68,83 -20,94 2,60 8,73

7 FPNI -11,57 -9,97 -16,90 -3,29 10,37 -4,98

8 TCID 20,65 20,90 19,25 18,59 16,60 -

9 SSIA 1,80 3,20 5,36 3,86 6,75 -

10 LCGP 1,69 1,37 0,49 -0,83 -0,54 -

11 ABBA 6,65 7,70 5,50 3,48 1,60 -

12 UNTR 11,89 18,44 18,20 21,18 17,38 -

13 BMSR -1,48 2,28 -0,18 0,80 2,16 -

14 LPLI -2,90 -5,79 -2,61 -14,05 -7,95 -

15 CPRO 9,46 6,13 6,33 -2,18 -4,16 -

16 IATA 20,57 2,77 -3,71 -2,31 -4,86 -

17 BLTA 4,35 7,57 4,00 2,13 - -

18 EXCL 9,35 6,06 9,00 18,95 - -

Page 124: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 10

2. Perhitungan Rasio OCFTA

No.

Kode OCFTA (%)

Emiten -2 -1 0 +1 +2 +3

1 SMRA 15,23 -7,94 3,72 9,50 12,84 10,66

2 BUDI 6,55 17,88 0,39 0,34 14,97 7,99

3 ATPK -0,59 -8,28 -53,99 -10,30 -5,54 -0,90

4 UNSP 14,07 6,57 4,27 5,96 9,95 5,16

5 BRPT -13,48 -14,03 -0,32 -4,93 6,32 4,38

6 ADES -63,15 -55,38 -42,64 -26,22 9,47 -9,17

7 FPNI -3,50 -1,20 -1,58 2,55 18,91 0,03

8 TCID 13,41 24,62 11,13 18,92 15,01 -

9 SSIA 8,88 -0,53 -1,95 -3,03 3,93 -

10 LCGP -7,08 -8,28 -0,16 -0,11 4,94 -

11 ABBA 9,81 -2,04 0,52 1,15 -2,25 -

12 UNTR 14,44 20,44 18,62 20,90 81,61 -

13 BMSR -1,32 30,43 -0,15 20,90 8,16 -

14 LPLI -3,58 -7,71 -0,50 -5,64 -7,34 -

15 CPRO 1,71 -14,68 -0,42 1,97 1,41 -

16 IATA 4,04 -0,88 7,69 -5,22 1,20 -

17 BLTA 3,33 11,79 4,07 0,43 - -

18 EXCL 21,03 16,29 28,19 32,27 - -

Page 125: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 10

3. Perhitungan Rasio Sales Growth

No. Kode Sales Growth (%)

Emiten -2 -1 0 +1 +2 +3

1 SMRA 26,18 20,97 6,42 23,35 -5,48 41,56

2 BUDI 1,56 4,71 25,85 14,94 14,83 19,20

3 ATPK -36,48 -87,53 84,37 25,03 -91,96 21,51

4 UNSP 26,83 33,66 65,08 50,40 -20,68 29,21

5 BRPT -35,99 -44,86 -25,32 -53,48 -21,45 17,87

6 ADES 14,49 -6,06 -2,59 -1,53 3,78 62,71

7 FPNI 6,13 11,35 9,31 1.303,04 9,68 9,89

8 TCID 5,18 7,01 21,75 12,01 5,63 -

9 SSIA 2,23 10,99 43,97 -15,35 13,88 -

10 LCGP - 42,26 -14,11 8,36 -9,83 -

11 ABBA 9,93 18,46 28,40 2,86 20,11 -

12 UNTR 103,30 32,41 53,60 4,80 27,64 -

13 BMSR -82,82 -45,83 -83,07 6,07 5,33 -

14 LPLI 65,45 30,27 -56,69 158,67 -10,76 -

15 CPRO 0,60 20,98 34,12 -16,37 -8,62 -

16 IATA - 6,37 34,90 -18,28 -10,33 -

17 BLTA 18,48 92,37 -11,74 6,23 - -

18 EXCL 29,36 45,32 14,18 27,07 - -

Page 126: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 10

4. Perhitungan Rasio TATO

No.

Kode TATO (kali)

Emiten -2 -1 0 +1 +2 +3

1 SMRA 0,4279 0,0440 0,3391 0,3491 0,2685 0,2761

2 BUDI 0,4279 0,4404 0,9089 0,9136 1,1147 1,0797

3 ATPK 0,1458 0,0149 0,0135 0,0182 0,0016 0,4157

4 UNSP 0,7095 0,6622 0,4521 0,6237 0,4585 0,1624

5 BRPT 0,3572 0,2593 0,0199 1,0626 0,8789 1,0593

6 ADES 0,6844 0,5790 0,7359 0,7002 0,7541 0,6741

7 FPNI 0,6531 0,7346 1,0899 1,0534 1,1703 2,3239

8 TCID 1,4157 1,4042 1,3612 1,3962 1,4008 -

9 SSIA 0,8132 0,7902 0,7788 0,6639 0,7093 -

10 LCGP 0,1301 0,1494 0,0610 0,0671 0,0645 -

11 ABBA 0,6298 0,7040 0,6359 0,6435 0,4445 -

12 UNTR 1,2198 1,3971 1,2213 1,1982 1,2567 -

13 BMSR 0,0012 0,6149 0,0361 1,5549 1,7350 -

14 LPLI 0,0440 0,1069 0,0289 0,0848 0,0531 -

15 CPRO 1,2846 0,7815 0,8719 0,7852 0,7404 -

16 IATA 0,5015 0,3988 0,4850 0,4258 0,3617 -

17 BLTA 0,1762 0,2805 0,2475 0,2288 - -

18 EXCL 0,4443 0,4205 0,5069 0,6472 - -

Page 127: Bambang sutrisno 080810201054

Lampiran 11

Uji Normalitas Data Rasio-Rasio Operating Performance

1. Uji Normalitas Rasio ORA

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TMIN2 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

TMIN2 Mean 2,4311 4,02242

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -6,0555

Upper Bound 10,9177

5% Trimmed Mean 4,6162

Median 5,5000

Variance 291,238

Std. Deviation 17,0657

Minimum -55,12

Maximum 20,65

Range 75,77

Interquartile Range 14,16

Skewness -2,346 ,536

Kurtosis 7,586 1,038

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TMIN2 ,211 18 ,034 ,776 18 ,001

a. Lilliefors Significance Correction

Page 128: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TMIN1 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

TMIN1 Mean ,3589 4,10596

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -8,3039

Upper Bound 9,0217

5% Trimmed Mean 2,2749

Median 4,6300

Variance 303,461

Std. Deviation 17,4201

Minimum -54,67

Maximum 20,90

Range 75,57

Interquartile Range 15,37

Skewness -1,973 ,536

Kurtosis 5,269 1,038

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TMIN1 ,245 18 ,005 ,819 18 ,003

a. Lilliefors Significance Correction

Page 129: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TMIN1 16 100,0% 0 ,0% 16 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

TMIN1 Mean -,4481 4,59344

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -10,2388

Upper Bound 9,3425

5% Trimmed Mean 1,3782

Median 2,9850

Variance 337,594

Std. Deviation 18,37374

Minimum -54,67

Maximum 20,90

Range 75,57

Interquartile Range 19,13

Skewness -1,792 ,564

Kurtosis 4,389 1,091

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TMIN1 ,227 16 ,027 ,845 16 ,012

a. Lilliefors Significance Correction

Page 130: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TMIN1 7 100,0% 0 ,0% 7 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

TMIN1 Mean -9,1671 9,18934

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -31,6527

Upper Bound 13,3184

5% Trimmed Mean -8,0590

Median -9,9700

Variance 591,108

Std. Deviation 24,31272

Minimum -54,67

Maximum 16,39

Range 71,06

Interquartile Range 29,74

Skewness -1,068 ,794

Kurtosis 1,236 1,587

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TMIN1 ,205 7 ,200* ,903 7 ,348

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 131: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TNOL 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

TNOL Mean -,3478 4,57029

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -9,9902

Upper Bound 9,2947

5% Trimmed Mean 2,3680

Median 4,6800

Variance 375,975

Std. Deviation 19,3901

Minimum -68,83

Maximum 19,25

Range 88,08

Interquartile Range 12,11

Skewness -2,800 ,536

Kurtosis 9,673 1,038

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TNOL ,265 18 ,002 ,701 18 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Page 132: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TPLUS1 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

TPLUS1 Mean 1,7544 2,82474

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -4,2052

Upper Bound 7,7141

5% Trimmed Mean 1,9360

Median 1,4650

Variance 143,625

Std. Deviation 11,9844

Minimum -20,94

Maximum 21,18

Range 42,12

Interquartile Range 15,16

Skewness -,029 ,536

Kurtosis -,525 1,038

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TPLUS1 ,115 18 ,200* ,961 18 ,616

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 133: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TPLUS2 16 88,9% 2 11,1% 18 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

TPLUS2 Mean 3,6150 2,15463

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -,9775

Upper Bound 8,2075

5% Trimmed Mean 3,8528

Median 4,6750

Variance 74,279

Std. Deviation 8,6185

Minimum -14,43

Maximum 17,38

Range 31,81

Interquartile Range 12,47

Skewness -,360 ,564

Kurtosis -,066 1,091

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TPLUS2 ,142 16 ,200* ,972 16 ,873

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 134: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TPLUS3 7 38,9% 11 61,1% 18 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

TPLUS3 Mean 2,5943 2,28162

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -2,9886

Upper Bound 8,1772

5% Trimmed Mean 2,7742

Median 4,5900

Variance 36,440

Std. Deviation 6,0366

Minimum -6,78

Maximum 8,73

Range 15,51

Interquartile Range 11,83

Skewness -,951 ,794

Kurtosis -,854 1,587

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TPLUS3 ,280 7 ,102 ,847 7 ,116

a. Lilliefors Significance Correction

Page 135: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

2. Uji Normalitas Rasio OCFTA

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TMIN2 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

TMIN2 Mean 1,1000 4,32880

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -8,0330

Upper Bound 10,2330

5% Trimmed Mean 3,5622

Median 3,6850

Variance 337,293

Std. Deviation 18,3655

Minimum -63,15

Maximum 21,03

Range 84,18

Interquartile Range 17,10

Skewness -2,677 ,536

Kurtosis 9,195 1,038

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TMIN2 ,233 18 ,011 ,728 18 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Page 136: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TMIN1 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

TMIN1 Mean ,3928 4,59466

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -9,3011

Upper Bound 10,0867

5% Trimmed Mean 1,8225

Median -1,0400

Variance 379,995

Std. Deviation 19,4935

Minimum -55,38

Maximum 30,43

Range 85,81

Interquartile Range 24,97

Skewness -1,089 ,536

Kurtosis 2,940 1,038

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TMIN1 ,164 18 ,200* ,902 18 ,063

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 137: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TMIN1 16 100,0% 0 ,0% 16 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

TMIN1 Mean -1,3131 5,01279

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -11,9976

Upper Bound 9,3714

5% Trimmed Mean -,0729

Median -1,6200

Variance 402,050

Std. Deviation 20,05117

Minimum -55,38

Maximum 30,43

Range 85,81

Interquartile Range 23,33

Skewness -,911 ,564

Kurtosis 2,728 1,091

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TMIN1 ,190 16 ,126 ,893 16 ,062

a. Lilliefors Significance Correction

Page 138: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TMIN1 7 100,0% 0 ,0% 7 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

TMIN1 Mean -8,9114 8,73389

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -30,2825

Upper Bound 12,4596

5% Trimmed Mean -7,8183

Median -7,9400

Variance 533,965

Std. Deviation 23,10769

Minimum -55,38

Maximum 17,88

Range 73,26

Interquartile Range 20,60

Skewness -1,458 ,794

Kurtosis 3,176 1,587

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TMIN1 ,269 7 ,134 ,873 7 ,198

a. Lilliefors Significance Correction

Page 139: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TNOL 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

TNOL Mean -1,2839 4,45887

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -10,6913

Upper Bound 8,1235

5% Trimmed Mean ,0068

Median ,1200

Variance 357,867

Std. Deviation 18,9174

Minimum -53,99

Maximum 28,19

Range 82,18

Interquartile Range 5,90

Skewness -1,765 ,536

Kurtosis 3,971 1,038

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TNOL ,375 18 ,000 ,738 18 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Page 140: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TPLUS1 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

TPLUS1 Mean 3,3022 3,18317

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -3,4137

Upper Bound 10,0181

5% Trimmed Mean 3,3330

Median ,7900

Variance 182,386

Std. Deviation 13,5051

Minimum -26,22

Maximum 32,27

Range 58,49

Interquartile Range 16,86

Skewness ,236 ,536

Kurtosis ,845 1,038

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TPLUS1 ,189 18 ,089 ,943 18 ,325

a. Lilliefors Significance Correction

Page 141: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TPLUS2 16 88,9% 2 11,1% 18 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

TPLUS2 Mean 10,8494 5,07314

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound ,0362

Upper Bound 21,6625

5% Trimmed Mean 7,9288

Median 7,2400

Variance 411,788

Std. Deviation 20,2926

Minimum -7,34

Maximum 81,61

Range 88,95

Interquartile Range 13,19

Skewness 3,099 ,564

Kurtosis 11,161 1,091

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TPLUS2 ,294 16 ,001 ,634 16 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Page 142: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TPLUS3 7 38,9% 11 61,1% 18 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

TPLUS3 Mean 2,5929 2,49344

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -3,5084

Upper Bound 8,6941

5% Trimmed Mean 2,7982

Median 4,3800

Variance 43,521

Std. Deviation 6,5970

Minimum -9,17

Maximum 10,66

Range 19,83

Interquartile Range 8,89

Skewness -,798 ,794

Kurtosis ,630 1,587

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TPLUS3 ,178 7 ,200* ,953 7 ,756

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 143: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

3. Uji Normalitas Rasio Sales Growth

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TMIN2 16 88,9% 2 11,1% 18 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

TMIN2 Mean 9,6519 10,39607

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -12,5068

Upper Bound 31,8106

5% Trimmed Mean 9,5865

Median 8,0300

Variance 1729,252

Std. Deviation 41,5843

Minimum -82,82

Maximum 103,30

Range 186,12

Interquartile Range 25,83

Skewness ,029 ,564

Kurtosis 1,920 1,091

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TMIN2 ,226 16 ,028 ,927 16 ,215

a. Lilliefors Significance Correction

Page 144: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TMIN1 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%

4.

Descriptives

Statistic Std. Error

TMIN1 Mean 10,7139 9,35829

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -9,0304

Upper Bound 30,4582

5% Trimmed Mean 11,6354

Median 14,9050

Variance 1576,396

Std. Deviation 39,7039

Minimum -87,53

Maximum 92,37

Range 179,90

Interquartile Range 30,71

Skewness -,694 ,536

Kurtosis 1,803 1,038

5.

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TMIN1 ,218 18 ,024 ,918 18 ,119

a. Lilliefors Significance Correction

Page 145: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TMIN1 17 100,0% 0 ,0% 17 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

TMIN1 Mean 8,6782 9,68829

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -11,8600

Upper Bound 29,2165

5% Trimmed Mean 9,3736

Median 11,3500

Variance 1595,669

Std. Deviation 39,94583

Minimum -87,53

Maximum 92,37

Range 179,90

Interquartile Range 32,01

Skewness -,602 ,550

Kurtosis 1,854 1,063

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TMIN1 ,225 17 ,022 ,912 17 ,107

a. Lilliefors Significance Correction

Page 146: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TMIN1 16 100,0% 0 ,0% 16 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

TMIN1 Mean 3,4475 8,68155

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -15,0568

Upper Bound 21,9518

5% Trimmed Mean 6,3456

Median 11,1700

Variance 1205,909

Std. Deviation 34,72620

Minimum -87,53

Maximum 42,26

Range 129,79

Interquartile Range 31,32

Skewness -1,531 ,564

Kurtosis 2,076 1,091

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TMIN1 ,265 16 ,004 ,834 16 ,008

a. Lilliefors Significance Correction

Page 147: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TMIN1 7 100,0% 0 ,0% 7 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

TMIN1 Mean -9,6800 16,01968

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -48,8788

Upper Bound 29,5188

5% Trimmed Mean -7,7628

Median 4,7100

Variance 1796,412

Std. Deviation 42,38410

Minimum -87,53

Maximum 33,66

Range 121,19

Interquartile Range 65,83

Skewness -1,204 ,794

Kurtosis ,805 1,587

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TMIN1 ,248 7 ,200* ,890 7 ,272

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 148: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TNOL 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

TNOL Mean 12,6906 9,73828

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -7,8554

Upper Bound 33,2365

5% Trimmed Mean 14,0284

Median 17,9650

Variance 1707,013

Std. Deviation 41,3160

Minimum -83,07

Maximum 84,37

Range 167,44

Interquartile Range 49,50

Skewness -,625 ,536

Kurtosis ,660 1,038

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TNOL ,106 18 ,200* ,972 18 ,829

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 149: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TPLUS1 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

TPLUS1 Mean 85,4344 72,31909

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -67,1455

Upper Bound 238,0144

5% Trimmed Mean 25,5072

Median 7,2950

Variance 94140,924

Std. Deviation 306,8239

Minimum -53,48

Maximum 1303,04

Range 1356,52

Interquartile Range 30,53

Skewness 4,113 ,536

Kurtosis 17,187 1,038

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TPLUS1 ,434 18 ,000 ,355 18 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Page 150: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TPLUS1 17 94,4% 1 5,6% 18 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

TPLUS1 Mean 13,8106 10,61055

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -8,6828

Upper Bound 36,3040

5% Trimmed Mean 9,5012

Median 6,2300

Variance 1913,925

Std. Deviation 43,7484

Minimum -53,48

Maximum 158,67

Range 212,15

Interquartile Range 32,63

Skewness 2,281 ,550

Kurtosis 7,913 1,063

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TPLUS1 ,263 17 ,003 ,761 17 ,001

a. Lilliefors Significance Correction

Page 151: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TPLUS2 16 88,9% 2 11,1% 18 100,0%

6.

Descriptives

Statistic Std. Error

TPLUS2 Mean -4,8894 6,81127

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -19,4073

Upper Bound 9,6285

5% Trimmed Mean -1,8593

Median -,8500

Variance 742,295

Std. Deviation 27,2451

Minimum -91,96

Maximum 27,64

Range 119,60

Interquartile Range 23,48

Skewness -2,256 ,564

Kurtosis 7,046 1,091

7.

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TPLUS2 ,227 16 ,027 ,782 16 ,002

a. Lilliefors Significance Correction

Page 152: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TPLUS3 7 38,9% 11 61,1% 18 100,0%

8.

Descriptives

Statistic Std. Error

TPLUS3 Mean 28,8500 6,78797

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 12,2404

Upper Bound 45,4596

5% Trimmed Mean 28,0222

Median 21,5100

Variance 322,536

Std. Deviation 17,9593

Minimum 9,89

Maximum 62,71

Range 52,82

Interquartile Range 23,69

Skewness 1,266 ,794

Kurtosis 1,310 1,587

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TPLUS3 ,230 7 ,200* ,890 7 ,275

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 153: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

4. Uji Normalitas Rasio TATO

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TMIN2 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%

9.

Descriptives

Statistic Std. Error

TMIN2 Mean ,5592 ,0987

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound ,3509

Upper Bound ,7675

5% Trimmed Mean ,5427

Median ,4729

Variance ,175

Std. Deviation ,4189

Minimum ,0012

Maximum 1,4157

Range 1,4145

Interquartile Range ,5668

Skewness ,711 ,536

Kurtosis -,169 1,038

10.

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TMIN2 ,138 18 ,200* ,925 18 ,162

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 154: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TMIN1 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%

11.

Descriptives

Statistic Std. Error

TMIN1 Mean ,5435 ,0946

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound ,3438

Upper Bound ,7432

5% Trimmed Mean ,5250

Median ,5097

Variance ,161

Std. Deviation ,4016

Minimum ,0149

Maximum 1,4042

Range 1,3893

Interquartile Range ,5145

Skewness ,856 ,536

Kurtosis ,585 1,038

12.

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TMIN1 ,158 18 ,200* ,913 18 ,097

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 155: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TMIN1 16 100,0% 0 ,0% 16 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

TMIN1 Mean ,5676 ,10503

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound ,3437

Upper Bound ,7915

5% Trimmed Mean ,5518

Median ,5970

Variance ,177

Std. Deviation ,42013

Minimum ,01

Maximum 1,40

Range 1,39

Interquartile Range ,59

Skewness ,684 ,564

Kurtosis ,203 1,091

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TMIN1 ,173 16 ,200* ,914 16 ,137

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 156: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TMIN1 7 100,0% 0 ,0% 7 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

TMIN1 Mean ,3906 ,11004

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound ,1214

Upper Bound ,6599

5% Trimmed Mean ,3924

Median ,4404

Variance ,085

Std. Deviation ,29115

Minimum ,01

Maximum ,73

Range ,72

Interquartile Range ,62

Skewness -,278 ,794

Kurtosis -1,804 1,587

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TMIN1 ,170 7 ,200* ,912 7 ,407

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 157: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TNOL 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%

13.

Descriptives

Statistic Std. Error

TNOL Mean ,5441 ,1026

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound ,3276

Upper Bound ,7606

5% Trimmed Mean ,5282

Median ,4960

Variance ,190

Std. Deviation ,4353

Minimum ,0135

Maximum 1,3612

Range 1,3477

Interquartile Range ,8264

Skewness ,332 ,536

Kurtosis -,965 1,038

14.

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TNOL ,144 18 ,200* ,931 18 ,203

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 158: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TPLUS1 18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

TPLUS1 Mean ,6898 ,1062

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound ,4658

Upper Bound ,9138

5% Trimmed Mean ,6791

Median ,6556

Variance ,203

Std. Deviation ,4504

Minimum ,0182

Maximum 1,5549

Range 1,5367

Interquartile Range ,7367

Skewness ,233 ,536

Kurtosis -,625 1,038

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TPLUS1 ,108 18 ,200* ,964 18 ,675

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 159: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TPLUS2 16 88,9% 2 11,1% 18 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

TPLUS2 Mean ,7133 ,1296

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound ,4370

Upper Bound ,9896

5% Trimmed Mean ,6961

Median ,7249

Variance ,269

Std. Deviation ,5186

Minimum ,0016

Maximum 1,7350

Range 1,7334

Interquartile Range ,8646

Skewness ,343 ,564

Kurtosis -,735 1,091

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TPLUS2 ,126 16 ,200* ,958 16 ,630

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 160: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 11

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TPLUS3 7 38,9% 11 61,1% 18 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

TPLUS3 Mean ,8559 ,2799

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound ,1710

Upper Bound 1,5408

5% Trimmed Mean ,8129

Median ,6741

Variance ,548

Std. Deviation ,7405

Minimum ,1624

Maximum 2,3239

Range 2,1615

Interquartile Range ,8036

Skewness 1,473 ,794

Kurtosis 2,407 1,587

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TPLUS3 ,238 7 ,200* ,859 7 ,148

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 161: Bambang sutrisno 080810201054

Lampiran 12

Hasil Uji-t Paired Samples Terhadap Rasio-Rasio Operating Performance

T-Test (ORA dari -2 ke -1)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Pair 1 TMIN2 - TMIN1 2,07222 6,34063 1,49450 -1,08090 5,22534 1,387 17 ,183

T-Test (ORA dari -1 ke 0)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Pair 1 TMIN1 - TNOL ,70667 6,19930 1,46119 -2,37617 3,78951 ,484 17 ,635

T-Test (ORA dari -1 ke +1)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 TMIN1 - TPLUS1 -1,39556 9,77367 2,30368 -6,25589 3,46478 -,606 17 ,553

Page 162: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 12

T-Test (ORA dari -1 ke +2)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 TMIN1 - TPLUS2 -4,06313 16,87355 4,21839 -13,05440 4,92815 -,963 15 ,351

T-Test (ORA dari -1 ke +3)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 TMIN1 - TPLUS3 -11,76143 25,02737 9,45946 -34,90789 11,38503 -1,243 6 ,260

T-Test (OCFTA dari -2 ke -1)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Pair 1 TMIN2 - TMIN1 ,70722 12,46557 2,93816 -5,49176 6,90621 ,241 17 ,813

Page 163: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 12

T-Test (OCFTA dari -1 ke 0)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 TMIN1 - TNOL 1,67667 16,38019 3,86085 -6,46901 9,82235 ,434 17 ,670

T-Test (OCFTA dari -1 ke +1)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 TMIN1 - TPLUS1 -2,90944 11,63797 2,74310 -8,69687 2,87798 -1,061 17 ,304

T-Test (OCFTA dari -1 ke +2)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 TMIN1 - TPLUS2 -12,16250 22,95586 5,73896 -24,39481 ,06981 -2,119 15 ,051

Page 164: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 12

T-Test (OCFTA dari -1 ke +3)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 TMIN1 - TPLUS3 -11,50429 18,48238 6,98568 -28,59763 5,58906 -1,647 6 ,151

T-Test (Sales Growth dari -2 ke -1)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Pair 1 TMIN2 - TMIN1 ,63813 33,78901 8,44725 -17,36677 18,64302 ,076 15 ,941

T-Test (Sales Growth dari -1 ke 0)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Pair 1 TMIN1 - TNOL -1,97667 58,55994 13,80271 -31,09784 27,14451 -,143 17 ,888

Page 165: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 12

T-Test (Sales Growth dari -1 ke +1)a

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 TMIN1 - TPLUS1 -74,72056 308,02320 72,60176 -227,89689 78,45578 -1,029 17 ,318

T-Test (Sales Growth dari -1 ke +1)b

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 TMIN1 - TPLUS1 -3,13412 52,91372 12,83346 -30,33984 24,07161 -,244 16 ,810

T-Test (Sales Growth dari -1 ke +2)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Pair 1 TMIN1 - TPLUS2 8,33687 27,70682 6,92671 -6,42705 23,10080 1,204 15 ,247

Keterangan:

a = saat data ekstrim dimasukkan dalam analisis.

b = saat data ekstrim tidak dimasukkan dalam analisis.

Page 166: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 12

T-Test (Sales Growth dari -1 ke +3)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Pair 1 TMIN1 - TPLUS3 -38,53000 42,46175 16,04903 -77,80057 ,74057 -2,401 6 ,053

T-Test (TATO dari -2 ke -1)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Pair 1 TMIN2 - TMIN1 ,0157667 ,2279615 ,0537310 -,0975959 ,1291292 ,293 17 ,773

T-Test (TATO dari -1 ke 0)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 TMIN1 - TNOL -,0006333 ,2388044 ,0562867 -,1193879 ,1181213 -,011 17 ,991

Page 167: Bambang sutrisno 080810201054

Lanjutan Lampiran 12

T-Test (TATO dari -1 ke +1)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 TMIN1 - TPLUS1 -,1463333 ,3161884 ,0745263 -,3035701 ,0109034 -1,964 17 ,066

T-Test (TATO dari -1 ke +2)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 TMIN1 - TPLUS2 -,1457000 ,3806043 ,0951511 -,3485097 ,0571097 -1,531 15 ,147

T-Test (TATO dari -1 ke +3)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 TMIN1 - TPLUS3 -,4652571 ,6497031 ,2455647 -1,0661323 ,1356180 -1,895 6 ,107