BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaturan kinerja sektor publik merupakan elemen penting dalam proses akuntabilitas sektor publik. Pengukuran kinerja sangat penting dalam pembuatan keputusan dan medukung pelaporan eksternal. Penggunaan ukuran kinerja itu sangat penting bagi manajemen publik, organisasi, dan masyarakat dalam menilai kinerja organisasi sektor publik. Bagi manajemen, pengukuran kinerja merupakan aspek paling penting dari sistem pengendalian manajemen, sedangkan bagi pihak luar seperti parlemen dan masyarakat pengukuran kinerja bermanfaat untuk memonitor dan menilai pencapaian kinerja suatu organisasi sektor publik yang muaranya adalah pelaksanaan akuntabilitas sektor publik. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang paling penting bagi sebuah perusahaan. 1
Skripsi Balanced Scorecard Rumash Sakit Persahabatan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengaturan kinerja sektor publik merupakan elemen penting dalam proses
akuntabilitas sektor publik. Pengukuran kinerja sangat penting dalam
pembuatan keputusan dan medukung pelaporan eksternal. Penggunaan ukuran
kinerja itu sangat penting bagi manajemen publik, organisasi, dan masyarakat
dalam menilai kinerja organisasi sektor publik. Bagi manajemen, pengukuran
kinerja merupakan aspek paling penting dari sistem pengendalian manajemen,
sedangkan bagi pihak luar seperti parlemen dan masyarakat pengukuran
kinerja bermanfaat untuk memonitor dan menilai pencapaian kinerja suatu
organisasi sektor publik yang muaranya adalah pelaksanaan akuntabilitas
sektor publik.
Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang paling penting bagi
sebuah perusahaan. Pengukuran tersebut, dapat digunakan untuk menilai
keberhasilan perusahaan serta sebagai dasar penyusunan imbalan dalam
perusahaan. Selama ini pengukuran kinerja secara tradisional hanya
menitikberatkan pada sisi keuangan. Manajer yang berhasil mencapai tingkat
keuntungan yang tinggi akan dinilai berhasil dan memperoleh imbalan yang
baik dari perusahaan.
Secara metodologis agar kinerja sektor publik bagus, maka diperlukan
manajemen berbasis kinerja pada organisasi sektor publik. Manajemen kinerja
1
2
yang baik harus memiliki sistem pengukuran kinerja yang handal dan
berkualitas, maka diperlukan pengembangan ukuran kinerja yang tidak hanya
mengandalkan pada pengukuran keuangan saja, tetapi juga memperhatikan
ukuran-ukuran non keuangan. Konsep Balanced Scorecard yang
dikembangkan oleh Kaplan dan Norton dan merupakan salah satu metode
pengukuran ke dalam empat perspektif yaitu: financial perspektif, costumer
perspektif, internal bisnis perspektif dan learning and growth perspektif.
Dengan menerapkan metode Balanced Scorecard para manajer perusahaan
akan mampu mengukur bagaimana unit bisnis mereka melakukan penciptaan
nilai saat ini dengan tetap mempertimbangkan kepentingan-kepentingan masa
yang akan datang. Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen,
pengukuran, dan pengendalian yang secara cepat, tepat, dan komprehensif
dapat memberikan pemahaman kepada manajer agar segala keputusan dan
kegiatanya di dalam masing-masing fungsi tersebut dapat dimobilisasikan
untuk mencapai tujuan perusahaan.
Kaplan dan Norton mengumakakan beberapa manfaat dari Balanced
Scorecard.
1. Mengklarifikasi dan menghasilkan konsesus mengenai strategi.
2. Mengkomunikasikan strategi ke seluruh perusahaan.
3. Menyelaraskan berbagai tujuan departemen dan pribadi dengan strategi
perusahaan.
4. Mengaitkan berbagai tujuan strategi dengan sasaran jangka panjang dan
anggaran tahunan.
3
5. Mengidentifikasikan dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategi.
6. Mendapat umpan balik yang dibutuhkan untuk mempelajari dan
memperbaiki strategi.
Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelola jasa pelayanan kesehatan
individual secarah menyeluruh. Di dalam organisasinya terdapat banyak
aktivitas, yang diselenggarakan oleh petugas, berbagai jenis profesi medik,
paramedik maupun non-medik. Untuk dapat menjalankan fungsinya,
diperlukan suatu sistem manajemen yang dimulai dari proses perencanaan
strategik, baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek. Suatu sistem
strategik dapat disebut baik apabila perencanaan tersebut dapat ditindaklanjuti
secara praktis ke dalam progam-program operasional yang berorientasi kepada
economic – equity – quality. Artinya rumah sakit dikelola secara efektif dan
efesien, melayani segala lapisan masyarakat dan berkualitas dalam pelayanan.
Di pandang dari segmentasi kelompok masyarakat, secara umum rumah
sakit pemerintah merupakan layanan jasa untuk kalangan menengah ke bawah,
sedangkan rumah sakit swasta melayani masyarakat kelas menengah ke atas.
Biaya kesehatan cenderung terus meningkat menuntut rumah sakit secara
mandiri mengatasi masalah tersebut. Peningkatan biaya kesehatan ini
menjadikan dilema bagi rumah sakit pemerintah karena misi melayani
masyarakat kelas menengah ke bawah dan adanya keterbatasan sumber dana,
serta berbagai aturan dan birokrasi yang di hadapi.
.
4
RSU Pusat Persahabatan dituntut untuk terus melakukan pembenahan dan
peningkatan kinerja. Saat ini RSU Pusat Persahabatan hanya mempunyai
neraca laporan tahunan yang membuat gambaran umum tentang kegiatan
penerimaan dan belanja rumah sakit yang telah dicapai dari tahun ke tahun
berdasarkan cash basic, yang digunakan untuk penyusunan rencana kerja
tahun berikutnya. Mengenai laporan kinerja yang komprehensif dari semua
aspek disetiap unit rumah sakit belum ada yang mengevaluasi secara lengkap.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan analisa kinerja tidak hanya
dari aspek keuangan saja tetapi juga dari aspek non keuangan, melalui
pendekatan Balanced Scorecard.
Kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit haruslah berada
dalam kondisi yang baik, dimana dapat memuaskan para pengguna jasa
pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut. Oleh karena itu kualitas
pelayanan kesehatan semestinya menjadi fokus utama dari pihak manajemen
rumah sakit. Kualitas pelayanan yang baik dapat dihasilkan melalui perbaikan
kinerja yang terus menerus. Untuk memonitor dan mengevaluasikinerja yang
dihasilkan secara berkesinambungan, manajemen memerlukan alat bantu
dalam pengambilan keputusan strategis bagi organisasinya, yang bertujuan
meningkatkan kinerja organisasi.
Melihat fenomena tersebut diatas, maka perlu digunakan alternatif
pengukuran kinerja RSU Pusat Persahabatan dengan menggunakan Balanced
Scorecard yang lebih komprehensif, akurat, terukur karena dalam menilai
5
kinerja suatu organisasi tidak hanya dinilai dari aspek keuangan saja, tetapi
juga dinilai dari aspek nonkeuangan.
Dari latar belakang dari uraian diatas, maka dalam penelitian ini mengambil
judul“PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLOK UKUR
KINERJA PADA RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN”
B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang paling
penting bagi sebuah perusahaan. Pengukuran tersebut, dapat digunakan
untuk menilai keberhasilan perusahaan. Selama ini pengukuran kinerja
secara tradisional hanya menitikberatkan pada sisi keuangan saja.
Pengukuran kinerja ini mudah dilakukan sehingga kinerja personal
hanyalah yang berkaitan dengan keuangan. Namun ukuran keuangan tidak
dapat menggambarkan kinerja keseluruhan pada perusahaan, dan hanya
bertujuanpada jangka pendek perusahaan. Untuk itu di gunakanlah
Balanced Scorecardyang memperhatikan empat perspektif yaitu perspektif
keuangan, prespektif pelanggan, prespektif proses bisnis internal serta
prespektif pembelajaran dan pertumbuhan.
6
2. Pembatasan Masalah
Dalam skripsi ini penulis membatasi masalah yang akan diteliti hanya
pada kinerja manajemen RSUP Persahabatan berdasarkan prinsip
Balanced Scorecard yang menggunakan prespektif keuangan hanya
pada ROI, Rasio Kas, Rasio Lancar, Perputaran Piutang, Perputaran
persediaan, Perputaran Total Asset, dan Rasio Modal Aktiva Bersih
terhadap Total Aktiva. Pada Perspektif Konsumen hanya pada tingkat
Indeks Kepuasan Konsumen. Pada perspektif proses bisnis internal
hanya pada inovasi, indikator rawat inap, dan layanan purna jual.
Sedangkan pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran hanya pada
tingkat pertumbuhan karyawan dan absensi karyawan.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
perumusan masalahdalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kinerja manajemen Rumah Sakit Umum Pusat
Persahabatan dengan menggunakan Balanced Scorecardberdasarkan
prespektif keuangan ?
2. Bagaimana kinerja manajemen Rumah Sakit Umum Pusat
Persahabatan dengan menggunkan Balanced Scorecard berdasarkan
prespektif pelanggan ?
7
3. Bagaimana kinerja manajemen Rumah Sakit Umum Pusat
Persahabatan dengan menggunkan Balanced Scorecard berdasarkan
prespektif proses bisnis internal ?
4. Bagaimana kinerja manajemen Rumah Sakit Umum Pusat
Persahabatan dengan menggunkan Balanced Scorecard berdasarkan
prespektif pertumbuhan dan pembelajaran ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kinerja manajemen Rumah Sakit Umum Pusat
Persahabatan dengan menggunakan Balanced Scorecard berdasarkan
prespektif keuangan
2 Untuk mengetahui kinerja manajemen Rumah Sakit Umum Pusat
Persahabatan dengan menggunkan Balanced Scorecard berdasarkan
prespektif pelanggan
3. Untuk mengetahui kinerja manajemen Rumah Sakit Umum Pusat
Persahabatan dengan menggunkan Balanced Scorecard berdasarkan
prespektif proses bisnis internal
4. Untuk mengetahui kinerja manajemen Rumah Sakit Umum Pusat
Persahabatan dengan menggunkan Balanced Scorecard berdasarkan
prespektif pertumbuhan dan pembelajaran
8
E. Manfaat / Kegunaan Penelitian
Manfaat yang dari penelitian ini adalah:
1. Bagi organisasi
Diharapkan dengan penelitian ini dapat menolong efektivitass organisasi
dan mendorong penerapan untuk tujuan strategis serta dapat memberikan
masukan berupa pemikiran tentang sisitem manajemen strategik yang
komprehensif dan seimbang dengan menggunakan Balanced Scorecard,
yang memberikan instrument baru yang cukup menjajikanuntuk
diterpakan sebagai pengukuran kinerja organisasi.
2. Bagi pembaca
Manfaat bagi pembaca dapat dijadikan bacaan untuk menambah wawasan
ilmu pengetahuan dan menjadi bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang
mengadakan penelitian yang menyangkut kinerja manajemen suatu badan
usaha berbentuk rumah sakit.
3. Bagi penulis
Penulis dapat memperoleh gambaran untuk dapat memahami lebih lanjut
mengenai penerapan Balanced Scorecard sebagai sistem pengukuran
kinerja perusahaan.
9
F. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan, penulis akan menggambarkan secara garis
besar mengenai masing-masing bab yang ada di dalam skripsi ini, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan dan menguraikan gambaran umum atas topik yang
dibahas, yang terdiri dari latar belakang penelitian, identifkasi
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat dan
kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan ini sebagai
gambaran keseluruhan dari bab-bab yang ada.
BAB II LANDASAN TEORI
Menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan pokok
pembahasan. Yaitu akan menguraikan hal-hal apa saja yang
digunakan dalam penilaian kinerja antara lain sistem penilaian
kinerja, penilaian kinerja dengan sistem tradisional,pengertian
Balanced Scorecard, dan pengertian rumah sakit.
BAB III METODE PENELITIAN
Didalam bab ini berisi tentang tempat dan waktu penelitian, jenis
dan sumber data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data,
metode pengolahan / analisis data, dan definisi operasional
variabel.
10
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENILITAN
Menjelaskan tinjauan atas Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan,
yang meliputi sejarah singkat, visi dan misi, tujuan dan falsafah
rumah sakit, tugas pokok dan fungsi, gambaran umum, sumber
pembiayaan dan pelaksanaan kegiatan.
BAB V HASIL PENILITAN DAN PEMBAHASAN
Berisi uraian data hasil penilitian baik berupa data kualitatif
maupun kuantitatif, yang kemudian digunakan untuk menganalisis
masalah berkaitan denagan analisis atas misi, visi dan strategi
perusahaan dalam kaitannya denagan Balanced Scorecard, serta
Berisi mengenai kesimpulan akhir dari keseluruhan antara teori
dan penelitian terhadap Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan,
sebagai objek penelitian dan memberikan saran-saran untuk
membuat suatu penyesuaian dan perbaikan berkaitan denagn
analisis yang telah dilakukan.
11
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Kinerja
1. Pengertian Kinerja
Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata dasar
“kerja” yang menterjemahkan kata dalam bahasa asing “prestasi”. Bisa
pula berarti hasil kerja. Menurut Yaslis ilyas pengertian penilaian kinerja
adalah :
“Penilaian kinerja adalah sebagai proses yang dilakukan untuk menilai pelaksanaan pekerjaan atau unjuk kerja sesorang personel dan untuk memberikan umpan balik bagi kesesuian dan peningkatan kinerja tim1.”
Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter yang diterjemahkan oleh Harry Slamet dan Ernawati Lestari. Mendefinisikan penilaian kinerja sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, visi organisasi yang tertuang dalam perumusan strategic planning suatu organisasi melalui alat ukur finansial dan non financial2.
Dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
pengertian penilaian kinerja adalah sebagai berikut :
a. Penilaian kinerja adalah proses menilai kemajuan pencapaian
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh organisasi guna
mendukung pencapaian misi organisasi, termasuk menilai
efektifitas dari aktivitas-aktivitas organisasi.
1 Yaslis Ilyas, Kiat sukses Manajemen Tim Kerja, Jakarta : Gramedia, 2006, p.1052 Stephen,P.R. and Mary C. Manajemen, Jakarta : Penerbit Indeks, 2007, p.243
12
b. Penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku
manusia dalam melaksanakan peran mereka dalam organisasi.
c. Penilaian kinerja merupakan proses mengukur dan mencatat
pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah mencapai sasaran
misi.
Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia, maka
penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku
manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan didalam
organisasi. Setiap organisasi mengharapkan kinerja yang memberikan
kontribusi untuk menjadikan organisasi sebagai suatu institusi yang unggul
dikelasnya. Jika keberhasilan organisasi untuk mengadakan institusi yang
unggul ditentukan oleh berbagai faktor maka yang menentukan
keberhasilan perusahaan (success factor) untuk menjadikan organisasi
suatu institusi yang unggul tersebut digunakan sebagai pengukur
keberhasilan personal.
Penilaian kinerja juga dapat dibedakan menjadi penilaian kinerja
intern dan eksteren. Penilaian kinerja intern merupakan penilaian atas
kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian dari pencapaian tujuan
perusahaan baik dibidang keuangan maupun dibidang keseluruhan.
Penilaian ini diberikan dengan maksud memberi petunjuk pembuatan
keputusan dan mengevaluasi kinerja manajemen. Sedangkan penilaian
kinerja ekstern merupakan penilaian atas prestasi yang dicapai oleh satu
satuan perusahaan dalam suatu periode tertentu dalam yang mencerminkan
13
tingkat hasil pelaksanaan kegiatannya. Penilaian ini dimaksudkan dengan
dasar sebagai dasar penentuan kebijakan penanaman modalnya, sehingga
dapat meningkatkan efesiensi, efektivitas, dan produktivitas.
2. Tujuan Pengukuran Kinerja
Menurut Robert dan Anthony, tujuan dari sistem pengukuran
kinerja adalah untuk membantu dalam menetapkan strategi. Dalam
penerapan sistem pengukuran kinerja terdapat empat konsep dasar3 :
a. Menentukan strategi
Dalam hal ini paling penting adalah tujuan dan target organisasi
dinyatakan secara ekspilit dan jelas. Strategi harus dibuat pertama
kali untuk keseluruhan organisasi dan kemudian dikembangkan ke
level fungsional dibawahnya.
b. Menentukan pengukuran strategi
Pengukuran strategi diperlukan untuk mengartikulasi strategi ke
seluruh anggota organisasi. Organisasi tersebut harus fokus pada
beberapa pengukuran kritikal saja. Sehingga manajemen tidak
terlalu banyak melakukan pengukuran indikator kinerja yang tidak
perlu.
c. Mengintegrasikan pengukuran ke dalam sistem manajemen
Pengukuran harus merupakan bagian organisasi baik secara formal
maupun informal, juga merupakan bagian dari budaya perusahaan
Jika dilihat dari sisi pelayanan yang diselenggarakan rumah sakit
dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1) Rumah sakit umum (general hospital).
Disebut rumah sakit umum bila semua jenis pelayanan kesehatan
diselenggarakan.
2) Rumah sakit khusus (specialty hospital)
Jika hanya satu jenis pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
d. Menurut lokasi rumah sakit
Jika ditinjau dari lokasinya rumah sakit dibedakan menjadi
beberapa macam tergantung dari sistem pemerintahan yang dianut.
Contohnya rumah sakit pusat, jika lokasinya di ibu kota Negara,
rumah sakit propinsi jika lokasinya di ibu kota propinsi.
C. Balanced Scorecard
1. Pengertian Balanced Scorecard
Suatu pendekatan alternatif yang menghubungkan operasi dan
pengendalian strategis, yang dikembangkan oleh Profesor Roberts Kaplan
dan David Norton dari Havard Business School, adalah suatu sistem yang
mereka namakan kartu skor berimbang (Balanced Scorecard). Pendekatan
Balanced Scorecard ditujukan untuk menyediakan suatu rumusan jelas
mengenai apa yang harus diukur perusahaan untuk menyeimbangkan
perspektif dalam pelaksanaan dan pengendalian rencana-rencana strategis.
25
Menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton pengertian
Balanced Scorecard adalah :
“Balanced Scorecard merupakan suatu penilaian metode yang mencangkup empat perspektif perusahaan, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan12”.
Balance Scorecard menekankan pengukuran keuangan dan non
keuangan harus merupakan bagian dari informasi bagi seluruh pegawai
dari semua tingkatan bagi organisasi. Tujuan dan pengukuran dalam
Balanced Scorecard bukan hanya penggabungan dari ukuran-ukuran
keuangan dan non keuangan yang ada, melainkan merupakan hasil dari
suatu proses atas bawah (top-down) berdasarkan misi dan strategi dari
suatu unit usaha, misi dan strategi tersebut harus diterjemahkan dalam
tujuan dan pengukuran yang lebih nyata.
Menurut Kaplan dan Norton langkah-langkah Balanced Scorecard
meliputi empat proses manajemen baru. Pendekatan ini
mengkombinasikan antara tujuan strategi jangka panjang dan peristiwa
jangka pendek. Keempat proses tersebut adalah :
a. Menerjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan.
Untuk menentukan ukuran kinerja, visi organisasi dijabarkan
dalam tujuan dan sasaran. Visi adalah gambaran kondisi yang akan
diwujudkan oleh perusahaan di masa datang. Tujuan juga menjadi
salah satu landasan bagi perumusan strategi untuk
12 Robert S. Kaplan and David P. Norton, op.cit.,p.7
26
mewujudkannya. Dalam proses perencanaan strategic dengan
ukuran pencapaiannya.
b. Mengkomunikaasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran
strategis
Balanced Scorecard memperlihatkan kepada tiap karywan apa
yang dilakukan perusahaan untuk mencapai apa yang menjadi
keinginan para pemegang saham dan konsumen, karena oleh tujuan
tersebut dibutuhkan kinerja karyawan yang baik.
c. Merencanakan, menetapkan sasaran, menyelaraskan berbagai
inisiatif strategis
rencanabisnis memungkinkan organisasi mengintegarasikan antara
rencana bisnis dan rencana keuangan mereka. Balanced Scorecard
sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber daya dan mengatur
mana yang lebih penting untik diprioritaskan, akan menggerakkan
kearah tujuan jangka panjang perusahaan secara menyeluruh.
d. Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis
Proses keempat ini akan memberikan strategic learning kepada
perusahaan. Dengan Balanced Scorecard sebagai pusat sistem
perusahaan, maka perusahaan melakukan monitoring terhadap apa
yang telah dihasilkan perusahaan dalam jangka pendek.
27
Gambar 2.1Balanced Sorecard sebagai suatu kerangka kerja
Sumber : Kaplan dan Norton , Balanced Scorecard :Menerapkan Strategi Menjadi Aksi, 2000
Balanced Scorecard merupakan sekelompok tolok ukur kinerja
yang terintegrasi yang berasal dari strategi perusahaan dan mendukung
strategi perusahaan di seluruh organisasi. Suatu strategi pada dasarnya
merupakan suatu teori tentang bagaimana mencapai tujuan organisasi.
Balanced Scorecard
Merencanakan dan Menetapkan Sasaran
a. Menetapkan sasaran
b. Memadukan inisiatif strategis
c. Mengalokasikan sumber day
d. Menteapkan tonggak tonggak penting
Memperjelas dan Menerjemahkan Visi dan Strategi
a. Memperjelas visib. Menghasilkan
konsesus
Mengkomunikasikan dan Menghubungkan
a. Mengkomunikasikan dan mendidik
b. Menetapkan tujuanc. Mengaitkan
imbalan dengan ukuran kinerja
Umpan Balik dan Pembelajaran Strategis
a. Mengartikulasikan visi bersama
b. Memberikan umpan balik strategis
c. Memfasilitasi tinjauan ulang dan pembelajaran strategi
28
Dalam pendekatan Balanced Scorecard, manajemen puncak menjabarkan
strateginya kedalam tolak ukur.
2. Membangun Balanced Scorecard
Sebelum Balanced Scorecard diimplemantasikan, organisasi
terlebih dahulu harus membangun atau menyusun Balanced Scorecard.
Terdapat enam tahapan dalam membangun suatu Balanced Scorecard
yaitu :
a. Menilai Fondasi Organisasi
Langkah pertama organisasi untuk melakukan penilaian atas
fondasi organisasi adalah membentuk tim yang akan merumuskan
dan membangun Balanced Scorecard. Tim ini akan merumuskan
visi dan misi organisasi, termasuk didalamnya mengidentifikasikan
kebutuhan dan faktor-faktor yang mendukung organisasi untik
mencapai misinya. Tim ini mengembangkan rencana-rencana yang
akan dilakukan, waktu yang dibutuhkan serta anggaran untuk
menjalankannya. Penilaian fondasi organisasi meliputi analisa
kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman terdapat
organisasi yang dapat dilakukan dengan menggunakan SWOT
analisis. Dari penilaian fondasi ini organisasi mengetahui apa yang
menjadi visi dan misi organisasi, kekuatan dan kelemahan bahkan
tindakan apa saja yang harus memenuhi kebutuhan masyarakat.
29
b. Menetapkan Visi Perusahaan
Visi diperlukan dalam sebuah organisasi untuk menumbuhkan
pemotivasian personil. Visi organisasi di jabarkan kedalam ukuran-
ukuran kinerja. Pengukuran kinerja dimulai dari penentuan ukuran
kinerja untuk menentukan ukuran kinerja, visi organisasi perlu
dijabarkan kedalam tujuan (goal) dan sasaran strategi (objectivies).
Visi adalah gambaran kondisi yang akan diwujudkan di masa yang
akan datang. Visi biasanya dinyatakan dalam suatu pernyataan
yang terdiri dari satu atau beberapa kalimat singkat. Untuk
mewujudkan kondisi yang digambarkan dalam visi, perusahaan
perlu merumuskan strategi. Dalam proses perumusan strategi
(straregi formulation), visi organisasi dijabarkan dalam goal
(tujuan).
c. Membuat Tujuan Organisasi
Tujuan organisasi menunjukkan bagaimana tindakan-tindakan
yang harus dilakukan untuk melaksanakan strategi. Tujuan
organisasi merupakan gambaran aktivitas-aktivitas yang harus
dilakukan untuk mencapai strategi serta waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai hasil yang diinginkan. Tujuan harus dinyatakan
dalam bentuk yang spesifik, dapat diukur, dicapai, berorientasi
pada hasil serta memiliki batas waktu pencapaian. Tujuan
organisasi dinyatakan dalam empat persepktif yaitu perspektif
kostumer dan stakeholders, perspektif employee. Untuk masing-
30
masing perspektif dirumuskan tujuan yang akan dilkukan untuk
mencapai misi organisasi.
d. Membangun strategi Bisnis
Strategi merupakan pernyataan apa yang harus dilkukan organisasi
untuk mencapai keberhasilan. Strategi ini didapatkan dari misi dan
hasil penilaian fondasi organisasi. Strategi ini menyatakan tindakan
apa saja yang harus sesuai dengan kekuatan dan kelemahan
organisasi. Dalam membentuk strategi, organisasi harus
mempertimbangkan pendekatan apa saja yang bisa digunakan
untuk menjalankan strategi tersebut, termasuk didalamnya apakah
strategi tersebut bisa dija;ankan, berapa banyak sumber daya yang
dibutuhkan dan apakah strategi tersebut mendukung organisasi
mencapai misinya.
e. Mengukur Performance
Mengukur performance berarti memantau dan mengkur kemajuan
yang sudah dicapai atas tujuan-tujuan strategis yang telah
diciptakan. Pengukuran kinerja yang bertujuan untuk
meningkatkan kemajuan organisasi kearah yang lebih baik. Untuk
dapat mengukur kinerja, maka harus ditetapkan ukuran-ukuran
yang sesuai untuk setiap tujuan strategis. Dalam setiap perspektif
dinyatakan tujuan-tujuan strategis yang ingin dicapai, yang
kemudian untuk setiap tujuan strategis dapat menghasilkan
pengukuran kinerja yang bermanfaat maka organisasi harus dapat
31
mengidentifikasikan hasil (outcome) yang diinginkan dan proses
yang dilakukan untuk mencapai otcome tersebut.
f. Menyusun Inisiatif
Inisiatif merupakan program-program yang harus dilakukan untuk
memenuhi salah satu atau berbagai tujuan strategis. Sebelum
menetapkan inisiatif, yang harus dilakukan adalah menentukan
target. Target merupakan suatu tingkatan kinerja yang diinginkan.
Untuk setiap ukuran harus ditetapkan target yang ingin dicapai.
Penetapan target ini bisa didasarkan pengalaman masa lalu atau
hasul benchmarking terhadap organisasi organisasi yang unggul
didalam bidangnya. Target-target biasanya ditetapkan unutk jangka
waktu tiga sampai lima tahun. Setelah target-target ditentukan
maka selanjutnya ditetapkan program-program yang akan
dilakukan untuk mencapai target tersebut.
D. Perspektif dalam Balanced Scorecard
1. Perspektif Keuangan
Dalam Balanced Scorecard kinerja keuangan tetap menjadi
perhatian, karena ukuran keuangan merupakan suatu ikhtisar dan
konsekuensi ekonomi yang terjadi disebabkan oleh keputusan dan
ekonomi yang diambil13. Ukuran kinerja keuangan menunjukkan apakah
strategi, sasaran stategik, inisiatif strategik dan implementasinya mampu
Cara penghitungan bobot masing-masing indikator kinerja
keuangan adalah sebagai berikut :
1)Return On Investment (ROI)
Tabel 3.3
Daftar skor penilaian ROI
ROI% BOBOT
18 < ROI 3.0
15 < ROI ≤ 18 2.7
13 < ROI ≤ 15 2.4
12 < ROI ≤ 13 2.1
10.5 < ROI ≤ 12 1.8
9 < ROI ≤ 10.5 1.5
7 < ROI ≤ 9 1.2
5 < ROI ≤ 7 1.0
3 < ROI ≤ 5 0.8
1 < ROI ≤ 3 0.6
0 < ROI ≤ 1 0.4
ROI ≤ 0 0.2
Sumber : Departemen Kesehatan RI, Buku Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran dan Penilaian tingkat Kesehatan Rumah Sakit
52
2) Cash Ratio
Tabel 3.4
Daftar skor penilaian Cash Ratio
Cash Ratio BOBOT
X ≥ 18 3.0
25 ≤ X ≤ 18 2.4
15 ≤X ≤ 25 1. 8
10 ≤X ≤ 15 1.2
5 ≤X ≤ 10 0.6
0 ≤X ≤ 15 0.0
Sumber : Departemen Kesehatan RI, Buku Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran dan Penilaian tingkat Kesehatan Rumah Sakit
3) Current Ratio
Tabel 3.5
Daftar skor penilaian Current Ratio
Current Ratio = X % BOBOT
125 ≥ X 3.0
110 ≤ X ≤ 125 2.4
100 ≤ X ≤ 110 .1.8
95 ≤ X ≤ 100 1.2
90 ≤ X ≤ 95 0.6
X ≤ 90 0.0
Sumber : Departemen Kesehatan RI, Buku Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran dan Penilaian tingkat Kesehatan Rumah Sakit
53
4) Collection Period
Tabel 3.6
Daftar skor penilaian Collection Period
CP = X (hari) Perbaikan = X (hari) BOBOT
X ≤ 60 X > 35 3.00
60 < X ≤ 90 30 < X ≤ 35 2.70
90 < X ≤ 120 25 < X ≤ 39 2.40
120 < X ≤ 150 20 < X ≤ 25 2.10
150 < X ≤ 180 15 < X ≤ 20 1.80
180 < X ≤ 210 10 < X ≤ 15 1.44
210 < X ≤ 240 6 < X ≤ 10 1.08
240 < X ≤ 270 3 < X ≤ 6 0.72
270 < X ≤ 300 1 < X ≤ 3 0.36
300 < X 0 < X ≤ 1 0.00
Sumber : Departemen Kesehatan RI, Buku Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran dan Penilaian tingkat Kesehatan Rumah Sakit
Keterangan :
Skor perbaikan adalah nilai CP tahun berjalan di kurangi CP tahun lalu, CP di katakan mengalami perbaikan jika nilai CP tahun ini lebih kecil dari tahun lalu
5) Perputaran Persediaan
Tabel 3.7
Daftar skor perputaran persediaan
PP = X ( hari) Perbaikan = X (hari) BOBOT
X ≤ 60 X > 35 2.0
60 < X ≤ 90 30 < X ≤ 35 1.8
54
90 < X ≤ 120 25 < X ≤ 39 1.6
120 < X ≤ 150 20 < X ≤ 25 1.4
150 < X ≤ 180 15 < X ≤ 20 1.2
180 < X ≤ 210 10 < X ≤ 15 0.96
210 < X ≤ 240 6 < X ≤ 10 0.72
240 < X ≤ 270 3 < X ≤ 6 0.48
270 < X ≤ 300 1 < X ≤ 3 0.24
300 < X 0 < X ≤ 1 0.0
Sumber : Departemen Kesehatan RI, Buku Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran dan Penilaian tingkat Kesehatan Rumah Sakit
Keterangan :
Skor perbaikan adalah nilai CP tahun berjalan di kurangi CP tahun lalu, CP di katakan mengalami perbaikan jika nilai CP tahun ini lebih kecil dari tahun lalu
6) Perputaran Total Aset
Tabel 3.8
Daftar skor penilaian Perputaran Total Aset
TATO = X (hari) Perbaikan = X (hari) BOBOT
120 < X 20 < X 2.0
105 < X ≤ 120 15 < X ≤ 40 1.8
90 < X ≤ 105 10 < X ≤ 40 1.6
75 < X ≤ 90 5 < X ≤ 40 1.4
60 < X ≤ 75 0 < X ≤ 40 1.2
40 < X ≤ 60 < X ≤ 40 1.0
20 < X ≤ 40 < X ≤ 40 0.8
55
X ≤ 20 < X ≤ 40 0.6
Sumber : Departemen Kesehatan RI, Buku Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran dan Penilaian tingkat Kesehatan Rumah Sakit
Keterangan :
Skor perbaikan adalah nilai CP tahun berjalan di kurangi CP tahun lalu, CP di katakan mengalami perbaikan jika nilai CP tahun ini lebih kecil dari tahun lalu
7) Total Aktiva
Tabel 3.9
Daftar skor Total Aktiva Bersih terhadap Total Asset
RAB terhadap TA BOBOT
X < 0 0.0
0 ≤ X < 10 1.6
10 ≤ X < 20 2.4
20 ≤ X < 30 2.9
30 ≤ X < 40 4.0
40≤ X < 50 3.6
50 ≤ X < 60 3.4
60 ≤ X < 70 3.2
70 ≤ X < 80 3.0
80 ≤ X < 90 2.8
90 ≤ X < 100 2.7
Sumber : Departemen Kesehatan RI, Buku Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran dan Penilaian tingkat Kesehatan Rumah Sakit
2. Mengukur Indikator Kinerja Pelanggan
56
Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan adalah sebuah Badan
layanan Umum yang bergerak di bidang kesehatan sebagai unit
pelayanan teknis di lapangan. Sebagai unit pelaksana teknis di
bidang pelayanan kesehatan kepada masyarakat, maka kualitas
pelayanan tentunya sangat penting. Kualitas pelayanan yang
baik tentunya yang dapat memberikan kepuasan kepada
masyarakat, hal ini dapat ditandai dengan kurangnya keluhan
dari masyrakat sebagai pelanggan.
Salah satu upaya peningkatan pelayanan masyarakat
sebagaimana ditetapkan oleh undang-undang no. 25 tahun
2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS)
perlu disusun Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) sebagai
tolok ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan kepada
masyarakat.
a. Unsur Pengukuran
Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah
ditetapkan dalam Keputusan Men.PAN Nomor
63/KEP/M.PAN/7/2003 yang kemudian di kembangkan
menjadi 14 unsur yang relevan, valid dan realiabel
sebagiamana unsur minimal yang harus ada untuk dasar
pengukuran indeks kepuasan masyarakat adalah sebagai
berikut :
57
1) Prosedur Pelayanan, yaitu kemudahan tahapan yang
diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan
alur pelayanan.
2) Persyaratan Pelayanan, yaitu persayaratan teknis dan
administratif yang diperlukan untuk mendapatkan
pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya.
3) Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan
kepastian petugas yang memberikan pelayanan (nama,
jabatan, serta kewenangan dan tanggung jawabnya).
4) Kedisplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas
dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi
waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku.
5) Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan
wewenang dan tanggung jawab petugas dalam
penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.
6) Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan
ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan atau
menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat.
7) Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat
diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit
penyelenggara pelayanan.
58
8) Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan
pelayanan dengan tidak membedakan golongan atau status
masyarakta yang dilayani.
9) Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku
petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan
menghormati.
10) Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan
masyarakat terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh
unit pelayanan.
11) Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuian antara biaya
yaang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan.
12) Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu
pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
13) Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan
prasarana pelayanan yang bersih, rapi dan teratur sehingga
memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan.
14) Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan
lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana
yang digunakan sehingga masyaraakat merasa tenang untuk
mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang di
akibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
59
b. Metode Pengolahan data
Nilai IKM dihitung dengan menggunakan nilai rata-rata
tertimbang masing-masing unsur pelayanan. Dalam
penghitungan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap 14
unsur pelayanan yang dikaji, setiap unsur pelayanan memiliki
penimbang yang sama dengan rumus sebagai berikut :
Tabel 3.10
Metode Pengolahan Data
Bobot Nilai tertimbang= Jumlah BobotJumlahUnsur
= 114
= 0.071
Sumber : Laporan hasil survey Indeks Kepuasan Masyarakat RSUP Persahabatan
Untuk memperoleh nilai IKM unit pelayanan digunakan
pendekatan nilai rata- rata tertimbang dengan rumus sebagai
berikut :
Tabel 3.11
Rumus menentukan nilai IKM
IKM = Total dari persepsi per unit = X Nilai penimbang
Total nilai yang terisi
Sumber : Laporan hasil survey Indeks Kepuasan Masyarakat RSUP Persahabatan
60
Untuk memudahkan interprestasi terhadap penilain IKM yaitu
antara 25 – 100 maka hasil penilaian tersebut dikonversikan
dengan nilai dasar 25 dengan rumus sebagai berikut :
Tabel 3.12
Nilai Konversi Interprestasi IKM
IKM Unit Pelayanan X 25
Sumber : Laporan hasil survey Indeks Kepuasan Masyarakat RSUP Persahabatan
c. Kategorisasi
Tabel 3.13
Kategorisasi IKM
Nilai Interval IKM
Nilai Interval Konveksi IKM
Mutu Pelayanan Kinerja Unit Kerja
1,00 – 1,75 25 – 43,75 D Tidak Baik
1.76 – 2.50 43,76 – 62.5 C Kurang Baik
2.51 – 3.25 62.51 – 81,25 B Baik
3.26 – 4,00 81.26 - 100 A Baik Sekali
Sumber : Laporan hasil survey Indeks Kepuasan Masyarakat RSUP Persahabatan
61
E. Definisi Operasional
Penilitian ini menggunakan ukuran yang terkandung dalam
keempat persepktif Balanced Scorecard, yaitu :
1. Perspektif Keuangan (Financial Perspective)
Persepektif keuangan merupakan ukuran yang sangat penting
dalam merangkum kinerja dari tindakan ekonomis yang telah
diambil. Ukuran kinerja keuangan memberikan penilaian
terhadap target keuangan yang dicapai oleh organisasi dalam
mewujudkan visi dan misinya. Perspektif keuangan dalam
penelitian ini meliputi pertumbuhan pendapatan, penurunan
biaya.
2. Perspektif Pelanggan
Perspektif Pelanggan merupakan ukuran yang dilihat dari
jumlah pelanggan yang dimiliki dan tingikat kepuasan
pelanggan. Pengukuran kinerja yang dinilai dari jumlah
pelanggan dan tingkat kepuasan pelanggan terdiri dari :
a. Pangsa Pasar
Pangsa pasar ini menggambarkan proporsi bisnis yang
dijual oleh sebuah unit bisnis di pasar tertentu. Hal itu
diungkapkan dalam bentuk-bentuk jumlah pelanggan, uang
yang dibelanjakan atau volume satuan yang terjual.
62
b. Retensi Pelanggan
Mengukur tingkat dimana perusahaan dapat
mempertahankan hubungan dengan konsumen. Pengukuran
dapat dilakukan dengan mengetahui besarnya persentase
pertumbuhan bisnis dengan pelanggan yang ada saat ini
dengan cara membandingkan jumlah pelanggan tahun
berjalan dengan tahun sebelumnya.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Perseppektif proses bisnis internal memberikan penilaian atas
gambaran proses yang telah dibangun dalam melayani
masyarakat. Persepektif proses bisnis internal menggunakan
pengembangan program layanan, perbaikan sistem operasional
dan peningkatan kualitas proses layanan. Pengukuran kinerja
yang bertujuan untuk mendorong perusahaan agar menjadi
leraning organization dan juga mendorong pertumbuhan
organisasi.
4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Persepktif pertumbuhan dan pembelajaran memberikan
penilaian yang merupakan pemacu untuk membangun kualitas
pelayanan dan kualitas personel yang diperlukan untuk
63
mewujudkan target keuangan, pelanggan dan proses bisnis
internal. Tolok ukur yang digunakan adalah peningkatan
kapabilitas karywan dan peningkatan komitmen karyawan.
Untuk peningkatan kapabilitas dilihat dari adanya peningkatan
pelatihan seminar yang diadakan baik dari dalam kegiatan
rumah sakit maupun dari luar pihak rumah sakit, sedangkan
untuk peningkatan komitmen karywan dapat dilihatdari
persentase berkurangnya jumlah karywan yang keluar karena
diakibatkan beberapa alasan.
64
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan
Berdasarkan riwayatnya RSUP Persahabatan merupakan
sumbangan dari Pemerintah Rakyat Rusia kepada Pemerintah Republik
Indonesia. Pembangunan gedung yang di mulai pada tahun 1961 dan
selesai tahun 1963, serta di serahkan kepemilikannya pada tanggal 7
November 1963 yang kemudian dikenal sebagai hari jadi RSUP
Persahabatan. Pengelolaan rumah sakit pada saat berdiri merupakan rumah
sakit satelit dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang tenaga
medisnya dan perawat berasal dari RSCM atau Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia dan Pemerintah Rusia. Rumah sakit ini awalnya
dipersiapkan untuk layanan penyakit infeksi.
Sejak tahun 1975 sesuai dengan pencapaian kinerja pelayanannya,
maka RSUP Persahabatan berkembang menjadi rumah sakit mandiri yang
pengelolaannya langsung di bawah Departemen Kesehatan dan Pusat
Pertanggung Jawaban Jendral Pelayanan Medik, melalui Surat Keputusan
Mentri Kesehatan Nomor 264/P.Kes/I.O/1975 tentang Status Rumah Sakit
Persahabatan. Pada saat itu, mulai diterapkan struktur organisasi sesuai
Keputuaan Mentri Kesehatan RI No.134/Menkes/SK/IV/1978 tentang
susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit.
65
Selanjutnya RSUP Persahabatan dikukuhkan menjadi Rumah Sakit umum
kelas B-3, yang merupakan rumah sakit rujukan di Wilayah Jakarta Timur.
Perkembangan RSUP Persahabatan selanjutnya dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
1. Pada tahun 1992 RSUP Persahabatan ditetapkan sebagai Unit
Rumah Swadana sesuai Keputusan Mentri Kesehatan RI
Nomor.747/Menkes/SK/IX/1992. Dalam rangka persiapan
Rumah Sakit swadana tersebut telah dilakukan berbagai
perbaikan baik organisasi, sistem kerja maupun pembinaan
karyawan serta sarana fisik agar siap untuk dipasarkan.
Perbaikan sistem operasional berupa : perumusan visi, misi,
tujuan, tugas, dan fungsi rumah sakit. Demikian juga disusun
Rencana Stratejik untuk lima tahunan, dan dijabarakan dalam
rencana kerja satu tahunan, serta penyelenggaraan Corporate
Plan yang disusun melalui lokal karya tahunan rumah sakit
yang sudah berjalan sejak 1991. Penyusunan desain Sistem
Informaasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), perbaikan
sistem farmasi melalui Hospital Farmacy dan uji coba depot
farmasi di unit rawat inap (unit dose system), perbaikan sistem
rekam medis, perbaikan administrasi keuangan melalui sistem
pelayanan rawat inap satu atap, perbaikan struktur dokumen
ibilling system dengan penunjukkan petugas pemerinci dan
pengunaan Tanda Layanan Khusus (TLK) bagi setiap
66
transaksi, peyusunan buku tarif, penghitungan unit cost dan
lain-lain. Selain itu juga dilakukan penyusunan buku pedoman
kerja dan buku uraian tugas, penyusunan Standard Operating
Procedures (SOP) bagi setiap layanan, penyusunan standard
layanan medis pada setiap SMF. Meningkatkan peran Komite
Medik dalam pengambilan keputusan. Untuk meningkatkan
efesiensi penggunaan sumber daya diberlakukan sentralisasi
administrasi dan manajemen termasuk pendapatan,
penambahan struktur baru berupa Seksi Akuntansi, Seksi
Sanitasi RS, Satuan Pengawas Intern (SPI), dan penujukkan
Panitia Pengadaan dan Penerimaan Barang dll. Perubahan
satatus rumah sakit unit swadana ini menuntut RSUP
Persahabatan melakukan perubahan struktur organisasi sesuai
dengan Keputusan Menkes No 552/Menkes/SK/VI/1994
tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Pusat
Persahabatan. Pada tahun 1998 telah diciptakan lagu “mars
budaya persahabatan’. Penyusunan Rencana Strategis
(RENSTRA) dan Sistem Informasi Manjajemen Rumah Sakit
terus disempurnakan, sehingga dapat diharapkan mendukung
keakuratan data serta dasar pembenahan di bidang keuangan,
personalia, investasisasi, rekam medis, dan akuntansi.
2. Tahun 1998 Rumah sakit Umum Pusat Persahabatan
ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendapatan Negara Bukan
67
Pajak (PNBP), yang mana pemasukan pendapatan fungsional
rumah sakit harus disetor ke negara. Pada tahun 2000 RSUP
Persahabatan berubah statusnya menjadai Perusahaan Jawatan,
perkembangan RSUP Persahabatan pada saat ini adalah
komitmen rumah sakit untuk berubah menuju ke era
kemandirian seiring dengan meningkatnya tuntutan konsumen
untuk berkembang, baik dengan melibatkan disiplin lain yang
terkait dalam menunjang kegiatan pelayanan rujukan yang
bertaraf internasional.
3. Pada bulan Juni 2005, RSUP Persahabatan berubah lagi
menjadi Institusi Pemerintah yang menerapkan Badan Layanan
Umum. Struktur organisasi dan tatalaksana kerja berdasarkan
SK Menkes No 861/Menkes?VI/2005 tanggal 16 Juni 2005.
Dalam mendukung peningkatan kinerja RS, pada tahun 2003
telah disusun Budaya Organisasi RSUP Persahabatan, berupa
budaya kerja : “Kebersamaan dan Kemitraan, serta sikap kerja
yang terdiri dari nilai-nilai Adi layanan, Disiplin, Jujur dan
Inovatif (ADJI)” yang telah disosialisasikan dan menjadi acuan
perilaku seluruh karyawan.
B. Tugas dan Fungsi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor1679/Menkes/XII/2005 tanggal 27 Desember tentang tata kerja
68
RSUP Persahabatan menjelaskan bahwa RSUP Persahabatan mempunyai
tugas menyelengarakan upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan
yang dilaksanakan secara serasi, terpadu, dan berkesinambungan dengan
upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan, melaksanakan upaya
rujukan seta menyelenggarakan pendidikan dan penelitian.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, RSUP Persahabatan
menyelenggarakan fungsi :
1. Pelayanan medis,
2. Pelayanan penunjang medis, non medis dan umum,
3. Pelayanan rujukan,
4. Pengelolaan sumber daya rumah sakit,
5. Pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan,
6. Penelitian dan pengembangan,
7. Pelayanan administrasi dan keuangan.
C. Visi, Misi, dan Nilai-nilai
Mengacu pada visi Departemen Kesehatan RI dan Direktorat
Jenderal Bina Pelayanan Medik, serta berdasarkan analisis lingkungan
makro dan analisa SWOT, maka rumah sakit menetapkan visi, misi, dan
nilai-nilai rumah sakit sebagai berikut :
1. Visi
Menjadikan rumah sakit terdepan, dengan unggulan kesehatan
respirasi kelas dunia. Visi tersebut mengandung makna bahwa
69
RSUP Persahabatan harus mampu menjadi pelopor dalam
pelayanan kesehatan, dan sebagai pusat rujukan pelayana
respirasi harus mampu memberikan pelayanan kelas dunia.
Artinya mampu menjadi pusat rujukan, pendidikan dan
penelitian pelayanan respirasi dengan standard internasional.
2. Misi
Untuk dapat mewujudkan visi tersebut maka RSUP
Persahabatan menetapkan misi, yaitu :
a. Mengembangkan kepempinan yang visioner.
b. Menyelenggarakan pelayanan prima yang profesional.
c. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan, penelitian, dan
pengembangan.
d. Mengembangkan pelayanan unggulan dibidang respirasi.
e. Menyelenggarakan pemberdayaan seluruh potensi sumber
daya rumah sakit, kemitraan serta peningkatan
kesejahteraan.
Motto :
Untuk mendukung visi dan misi tersebut RSUP Persahabatan
mempunyai motto :Serving with Frendship”.
3. Nilai-Nilai
a. Jujur
Setiap karyawan RSUP Persahabatan senantiasa
menjunjung tinggi perilaku yang berdasar pada nilai-nilai
70
pribadi : kejujuran, kecerdasan, keterbukaan, dan
kepercayaan. Nilai kejujuran merupakan sifat yang utama
dan tidak bisa di tawar lagi untuk meviptakan kepercayaan
pelanggan.
b. Kompeten
Secara konsisten dan disiplin tinggi setiap karyawan RSUP
Persahabatan memberikan layanan prima sesuai standard
profesionalisme dan memegang teguh etika dan profesi dan
intregitas moral yang tinggi. Senantiasa melakukan
pengembangan diri dalam rangka mencapai kompetensi.
D. Struktur Organisasi dan Susunan Pengurus
1. Strukutur Organisasi BLU RSUP Persahabatan
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1679/Menkes?XII/2005 tanggal 27 Desember 2005, susunan organisasi
RSUP Persahabatan terdiri dari :
a. Direktorat Medik dan Keperawatan,
b. Direktorat Umum, Sumber Daya Manusia, dan Pendidikan,
c. Direktorat Keuangan,
d. Unit-unit non strukutral.
2. Susunan Dewan Pengawas dab Direksi
Anggota Dewan Pengurus BLU RSUP Persahabatan tahun 2007
ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.
71
010/Menkes/SK/I/2007 tentang Pengangkatan Dewan Pengawas Rumah
Sakit Umum Pusat Persahabatan Unit Pelaksanaan Teknis Departemen
Kesehatan dengan Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum tertanggal 8 Januari 2007 dengan susunan sebagai berikut
Tabel 4.1
Susunan Dewan Pengawas RSUP Persahabatan
1 Dr. I Nyoman Kandun, MPH Ketua
2 Drg. Anwarul Amin, MARS Sekretaris
3 Prof. Dr. Hadiarto Mangunnegoro,Sp.P (K)
FCCP
Anggota
4 Prapto hadi, SH, MM Anggota
5 Dr. Menaldi Rasmi, Sp.P Anggota
6 Suharjono, SE, MM Anggota
Sumber : Buku Laporan Tahunan RSUP Persahabatan
Tabel 4.2
/Susunan Direksi RSUP Persahabatan
1 Dr.Priyanti Z. Soepandi, SpP(K) Direktur utama
2 Dr.Cleimens Manyakori, Spp
Kepmenkes RI
No.1720/Menskes/SK/XII/2005
Direktur Medik
dan
Keperawatan
3 Dr.Mohammad Ali Toha, MARS
Kepmenkes RI
Direktur
Keuangan
72
No.1721/Menkes/SK/XII/2005
Tanggal 28 Desember 2005
4 Dr.Lia Gardenia Partakusuma, SP.PK
Kepmenkes RI
No.1722/Menkes/SK/XII/2005
Direktur umum,
SDM, dan
Pendidikan
Sumber : Buku Laporan tahunan RSUP Persahabatan
E. Sistem Pelayanan
Fasilitas pelayanan medis RSUP Persahabatan baik di Instalasi
Rawat Jalan, Rawat Inap, Rawat Darurat atau Emergensi dan Rawat
Intensif, meliputi :
1. Pelayanan Rawat Jalan
a. Poliklinik Bedah : Umum, Digestif, Tulang, Plastik, Onkologi,
Torak, Syaraf, Anak, Urologi.
b. Poliklinik Penyakit Dalam : Tropik, Endokrin, Gastro, Enterologi,
Kerangka konsep disusun berdasarkan konsep Balanced Scorecard
yang digunakan untuk mengukur kinerja rumah sakit melalui 4 perspektif.
Analisa terhadap pengukuran kinerja Rumah Sakit Umum Pusat
Persahabatan dilakukan dengan 4 perspektif konsep Balanced Scorecard
yaitu : Kinerja keuangan, kinerja pelanggan, kinerja proses bisnis internal
dan kinerja pembelajaran dan pertumbuhan.
Pada perspektif keuangan harus menggambarkan upaya perusahaan
untuk menciptakan kepuasan konsumen dengan memberikan pelayanan
yang terbaik. Tujuan dan ukuran yang digunakan pada perspektif ini
disesuaikan dengan daur hidup produk atau industeri. Pada perspektif
pelanggan harus menggambarkan tampilan perusahaan di mata pelanggan,
ukuran yang digunakan adalah dengan menggunakan Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM). Perspektif bisnis internal harus menggambarkan
seluruh proses yang dilakukan perusahaan, dan identifikasi sampai
pemenuhan kebutuhan pelanggan. Perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan harus menggambarkan upaya perusahaan untuk terus
melakukan inovas-inovasi.
77
. Gambar 5.1
Kerangka Konsep Balanced Scorecard RSUP Persahabatan
Visi dan Misi
RSUP Persahabatan
1. Perspektif Keuangan
a. ROI
b. Cash Ratio
c. Curren t Ratio
d. Collection Period
e Inventory Turn Over
f.. TATO
g RAB terhadap TA
2. Perspektif Konsumen
Dengan Menggunakan metode IKM (Indeks kepuasan masyarakat)
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
a. Inovasi
b. Proses Indikator Penampilan Klinika. Bed Turnover Ratio (BTO)b. Gross Death Rate (GDR)c. 4et Death Rate (NDR)d. Bed Occupacion Rate (BOR)e. Average Length of Stay (AvLOS)f. Turn Over Interval (TOI)c. Layanan Purna Jual
4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
a. Pertumbuhan Karyawan
b. Absensi Karyawan
78
Balanced Scorecard mempunyai empat perspektif, yaitu
perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran
dan pertumbuhan. Penulis akan membahas perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan terlebih dahulu karena aspek ini akan mempengaruhi aspek
yang lainnya.
1. Perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan
Dalam mengukur perspektif pertumbuhan dan pembelajaran di
RSUP Persahabatan digunakan beberapa indikator yaitu kapabilitas
pegawai di RSUP Persahabatan antara lain :
a. Tingkat pertumbuhan karyawan
Untuk mengukur tingkat pertumbuhan karyawan diambil data
mengenai turnover yang terjadi selama dua tahun 2008 – 2009
di RSUP Persahabatan. Kemudian dihitung Labour Turn
Overnya. Dibawah ini adalah rincian pegawai atau karyawan
yang ada di RSUP Persahabatan selama tahun 2008-2009
disajikan pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.2
Pertumbuhan Karyawan
RSUP Persahabatan tahun 2008 dan 2009
NO Jenis Tenaga PNS Non PNS Lain-lain Jumlah
08 09 08 09 08 09 08 09
1 Dokter Umum 19 31 9 2 - - 28 33
79
2 Dokter Ahli 112 118 9 7 - - 121 125
3 Dokter Gigi 8 8 - - - - 8 8
4 Dokter PPDS
paru
- - - - 65 70 65 70
5 Dokter BBS
(PPT)
- - - - - 2 - 2
6 Perawat 537 502 137 161 - - 674 663
7 Penunjang
Medis
146 150 55 61 - - 201 211
8 Non Medis 342 331 261 - - 673 690
Jumlah 1164 1238 541 492 65 72 1770 1802
Rasio 65.7
6%
68.7
0%
30.5
7%
27.30
%
3.6
7%
3.9
9%
100
%
100
%
Sumber : Buku Laporan tahunan RSUP Persahabatan
Dari tabel diatas menunjukkan adanya tingkat pertambahan
karyawan dari tahun ke tahun. Pertumbuhan karyawan ini bertujuan
untuk meningkatkan kinerja rumah sakit dalam menangani pasien yang
tiap tahun terus bertumbuh. Biasanya keluarnya karyawan disebabkan
oleh beberapa alasan yaitu: ada yang dimutasi, dipromosikan ke rumah
sakit lain, mengundurkan diri karena sakit parah, atau mengikuti
keluarga yang pindah daerah tempat tinggal.Dengan adanya karyawan
yang keluar, maka pihak RSUP Persahabatan menambah karyawannya
yang lebih berintegiritas dan berkompeten di bidangnya, hal ini
80
menunjukkan bahwa semakin baik kinerja rumah sakit di dalam
meningkatkan pertumbuhan karyawannya.
b. Absensi Karyawan
Untuk mengetahui tingkat absensi karyawan di RSUP
Persahabatan dilakukan wawancara dengan Kepala Urusan
Pegawai. Berikut adalah pernyataan Kepala Bagian SDM :
“Absensi di RSUP Persahabatan menggunakan tanda tangan atau paraf kehadiran pegawai. Untuk keterlambatan pegawai diberikan teguran langsung dan tidak langsung, teguran tidak langsung berupa pemberian surat tegurankepada pegawai. Pada umumnya disiplin pegawai sudah cukup tinggi”
Setiap hari pegawai RSUP Persahabatan diwajibkan
absendengan melakukan tanda tangan atau paraf kehadiran,
selain itu para pegawai juga diwajibkan untuk melakukan apel
pagi. Jam kerja pegawai rumah sakit pemerintah adalah jam
08.00 – 14.00. Untuk membantu memonitor dan kontrol di
setiap unit, setiap bulannya dipantau oleh kepala urusan
pegawai melalui lembaran absensi. Absensi akan
diperhitungkan oleh kepegawaian sebagai salah satu dasar
perhitungan imbalan jasa medik yang diterima pegawai di
RSUP Persahabatan setiap bulannya.
81
2. Perspektif Proses Bisnis Internal
Pada pengukuran kinerja dari perspektif proses bisnis internal di
RSUP Persahabatan, ada beberapa indikator yang digunakan, yaitu :
kemampuan rumah sakit untuk melakukan inovasi , pencapaian kinerja
yang dapat dilihat dari beberapa indikator pelayanan, serta kemampuan
untuk melakukan pelayanan kepada pelanggannya dengan melihat pada
jumlah komplain yang masuk.
a. Inovasi
Inovasi yang akan dan sedang dilakukan oleh RSUP
Persahabatan yaitu dengan upaya peningktan jasa pelayanan
rawat jalan maupun pelayanan penunjang. Adapun rencana
yang akan dan sedang dilakukan dalam peningkatan secara
terperinci antara lain :
1) Pelayanan medis meliputi pemeriksaan, pengobatan, dan
tindakan medis akan diupayakan pemeriksaan pasien di
poliklinik dilakukan oleh dokter spesialis, demikian pula
pengobatan dan tindakan medis, dan peningkatan pelayanan
dalam jam visit dokter.
2) Pelayanan penunjang terutama laboratorium, peningkatan
jenis pemeriksaan yang telah tersedia.
3) Pelayanan perawat pasien akan ditingkatkan sesuai dengan
asuhan keperawatan.
82
b. Indikator Pelayanan Rawat Inap
Untuk mengukur kinerja pelayanan pada RSUP Persahabatan
berdasarkan data aktivitas tahunan selama tahun 2008 dan
2009 diukur dengan menggunakan 6 indikator pelayanan rawat
inap, yaitu :
1) Indikator Bed Turnover Ratio (BTO)
Indikator Bed Turnover Ratio (BTO) bertujuan untuk
mengukur peningkatan Bed Turnover Ratio (BTO), yang
diukur dengan perbandingan antara jumlah pasien
yang keluar dengan tempat tidur yang siap pakai.
Penghitungannya adalah :
BTO tahun 2008 BTO tahun 2009
BTO = 20.990 BTO = 22.296
570 504
BTO = 36.82 kali BTO = 44.24 kali
Berdasarkan hasil perhitungan di atas , dapat dilihat bahwa nilai
Bed Turnover ratio dari tahun 2008 -2009 mengalami peningkatan sebesar
7.42 kali ( 44.24 kali –36.82 kali = 7.42 kali). Hasil perhitungan tersebut
menunjukkan bahwa tingkatperputaran tempat tidur yang terisi di RSUP
Persahabatan terusmeningkat, yang berarti jumlah pasien yang dapat
tertangani oleh rumah RSUP Persahabatan semakin banyak, karena pada
tahun 2009 terjadi peningkatanpasien sebesar 7.42 kali jika dibandingkan
dengan tahun 2008. Menurut Depkes RI, standard ideal BTO berkisar 40 –
83
50 kali, Pada RSUP Persahabatan BTO tahun 2009 sebesar 44.24 kali, hal
ini berarti BTO RSUP Persahabatan telah memenuhi standard dari Depkes
RI yang berkisar 40 – 50 kali.
2) Indikator Gross Death Rate (GDR)
Indikator Gross Death Rate (GDR) bertujuan untuk
mengukur penurunan atau kenaikan jumlah pasien yang
meninggal dunia di RSUP Persahabatan, Gross Death Rate
(GDR) di ukur dengan membandingkan antara pasien
meninggal dunia dengan jumlah untuk tiap pasien keluar.
GDR tahun 2008 GDR tahun 2009
GDR = 1.268 X 100% GDR = 1.344 X 100%
20.990 22.296
GDR = 6.04 % GDR = 6.04%
Berdasarkan hasil perhitungan di atas , dapat dilihat bahwa nilai
Gross Date Ratedari tahun 2008 -2009 tidak mengalami perubahan. Hal
ini menunjukkan bahwa kinerja RSUP Persahabatan dalam hal perawatan,
pencegahan kecepatan penanganan serta keamanan terhadap pasien sama
baik dengan tahun sebelumnya.
3. Indikator Net Death Rate (NDR)
Indikator Net Death Rate (NDR) bertujuan untuk mengukur
penurunan ataukenaikan jumlah pasien yang meninggal
setelah dirawat di RSUP Persahabatan. Indikator Net Death
Rate (NDR) diukur dengan membandingkan antara jumlah
84
pasien yang meninggal setelah dirawat di rumah sakit
selama lebih 48 jam dengan jumlah untuk tiap pasien keluar
dari rumah sakit. Perhitungannya adalah :
NDR tahun 2008 NDR tahun 2009
NDR = 797 NDR = 769
20.990 22.296
NDR = 3.80 % NDR = 3.45%
Berdasarkan hasil perhitungan di atas , dapat dilihat bahwa nilai
Net Death Rate RSUP Persahabatandari tahun 2008 -2009 mengalami
penurunan sebesar (3.80% - 3.45% = 0.35% ). Hal ini menunjukan bahwa
kinerja yang ditunjukkan oleh RSUP Persahabatan dalam hal perawatan
intensif sudah memuaskan, hal ini terlihat dari penurunan tingkat NDR
pada tahun 2009 sebesar 0.35%.
4. Indikator Bed Occupacion Rate (BOR)
Indikator Bed Occupacion Rate (BOR) bertujuan untuk
mengukur pemakaian tempat tidur yang dipegunakan untuk
melihat berapa banyak tempat tidur di RSUP Persahabatan
yang digunakan pasien. Perhitungannya adalah :
BOR tahun 2008 BOR tahun2009
BOR = 123.677 X 100% BOR = 127.220 X 100%
208.620 183.960
BOR = 59.28% BOR = 69.16%
85
Dari hasil perhitungan yang disajikan di atas, dapat dilihat bahwa
nilai Bed Occupacion Rate (BOR) dari tahun 2008-2009 mengalami
kenaikan sebesar 9.88%(69.16% - 59.28% = 9.88%). Hal ini berarti
menunjukkan bahwa tempat tidur yangterpakai kinerja di RSUP
Persahabatan lebih baik , karenabertambahnya pemakaian tempat tidur di
rawat inap. Menurut Depkes RI, standard ideal BOR berkisar 60 – 85 %,
Pada RSUP Persahabatan BTO tahun 2009 sebesar 69.16 %, hal ini berarti
BOR RSUP Persahabatan telah memenuhi standard dari Depkes RI yang
berkisar 60 – 85 %.
5. Indikator Average Length of Stay (AvLOS)
Indikator Average Length of Stay (AvLOS) digunakan
untuk mengukur rata-rata lama perawatan seorang pasien di
RSUP Persahabatan Indikator ini disamping memberikan
gambaran tingkat estimasi juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan di RSUP
Persahabatan.Perhitungannya adalah :
AvLOS tahun 2008 AvLOS tahun 2009
AvLOS = 134.589 AvLOS = 144.883
20.990 22.296
AvLOS = 6.44 hari AvLOS = 6.50 hari
Dari perhitungan diatas, terlihat bahwa nilai Average Length of
Stay (AvLOS) dari tahun 2008 - 2009mengalami kenaikan sebesar 0,06
hari ( 6.44 hari – 6.5 hari = 0.66 hari ). Hasil perhitungan berarti
86
menunjukan bahwa rata-rata lama pasien dirawat pada RSUP Persahabatan
meningkat, yang berarti bahwa lamanya pasien dirawat belum dapat di
minimalisir. Menurut Depkes RI, standard ideal AvLOS berkisar 6 – 9
hari, Pada RSUP Persahabatan BTO tahun 2009 sebesar 6.5 hari, hal ini
berarti AvLOS RSUP Persahabatan telah memenuhi standard dari Depkes
RI yang berkisar 6 – 9 hari.
6. Indikator Turn Over Interval (TOI)
Indikator Turn Over Interval (TOI) adalah waktu rata-rata
suatu tempat tidur kosong atau waktu antara satu tempat
tidur ditinggalkan oleh pasien sampai ditempati lagi oleh
pasien lain di RSUP Persahabatan. Perhitungannya adalah :
TOI tahun 2008 TOI tahun 2009
TOI = 84.943 TOI = 56.740
20.990 22.296
TOI = 4.05 hari TOI = 2.54 hari
Dari hasil perhitungan diatas terlihat bahwa Turn Over Interval
(TOI) dari tahun2008 – 2009 mengalami penurunan sebesar 1.51 hari
( 4.05 hari – 2.54 hari = 1.51 hari ) . Hasil perhitungan menunjukkan
bahwa rata-rata tempat tidur kosong pada RSUP Persahabatanmengalami
penurunan , yang berarti bahwa kinerja pada RSUP Persahabatan dalam
hal perawatan, pencegahan, terhadap pasien sudah baik dan memuaskan
karena jumlah pasien yang melakukan rawat inap sudah dapat
87
diminimalisir.Menurut Depkes RI, standard ideal TOI berkisar 1 – 3 hari,
Pada RSUP Persahabatan TOI tahun 2009 sebesar 2.54, hal ini berarti
BTO RSUP Persahabatan telah memenuhi standard dari Depkes RI yang
berkisar 1 – 3 hari.
Hasil perhitungan dari indikator-indikator pelayanan rawat inap di