EVELINA CHRISTINA Beranda Sistem Informasi Akutansi Akutansi
Pengantar II Akutansi Keuangan Menengah II Pengauditan IIRabu, 19
Juni 2013Siklus Transaksi Pengeluaran Siklus pengeluaran terdiri
dari transaksi pemerolehan barang atau jasa. Barang yang diperoleh
perusahaan dapat berupa aktiva tetap dan surat berharga yang akan
digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam jangka waktu lebih
dari satu tahun atau sediaan dan surat berharga yang akan
dikonsumsi atau digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam
jangka waktu satu tahun atau kurang. Jasa yang diperoleh perusahaan
juga dapat dibagi menjadi dua, yaitu jasa yang hanya menghasilkan
manfaat satu tahun atau kurang (jasa personel, bunga, asuransi,
iklan) dan jasa yang menghasilkan manfaat lebih dari satu tahun
(aktiva tidak berwujud). Audit sistem informasi adalah suatu proses
mengumpulkan dan menilai bukti untuk menentukan apakah sistem
komputer yang bersangkutan mampu mengamankan aset, memelihara
kebenaran data, ataupun mencapai tujuan organisasi perusahaan
secara efektif dan efisien dan mampu menggunakan aktiva Perusahaan
secara hemat (Weber ; 1999). Pengendalian aplikasi adalah
pengendalian yang dirancang untuk menjamin bahwa semua transaksi
yang terjadi sudah mendapat otorisasi dan sudah dicatat,
diklasifikasi, diproses dan dilaporkan dengan benar. Pengendalian
aplikasi juga didisain untuk mencegah, mendeteksi, dan memperbaiki
error dan irregulasi dalam transaksi sebagaimana mereka diproses
(Hall; 2006) James A. Hall (2006) siklus pengeluaran terdiri dari
beberapa subsitem meliputi: pembelian/utang, pengeluaran kas,
penggajian dan aktiva tetap. Prosedur pembelian melibatkan
pemerolehan bahan baku mentah dan barang jadi (James A. Hall:2006).
Sedangkan untuk penggajian fokusnya adalah pada tugas-tugas dasar;
departemen fungsional, serta dokumen jurnal dan akun yang membentuk
sistem penggajian dan aktiva tetap melibatkan tiga kelompok
prosedur: akuisisi aktiva, pemeliharaan aktiva, dan penghapusan
aktiva (James A. Hall: 2006).A. Jenis-jenis Akun yang Mempengaruhi
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Dalam siklus ini terdapat dua
transaksi pembelian dan transaksi pengeluaran kas. Transaksi
pembelian dan pengeluaran kas mempengaruhi sejumlah rekening
sebagai berikut :1. Persediaan6. Kembalian pembelian2. Persediaan
bahan baku 7. Potongan pembelian3. Biaya dibayar dimuka8. Berbagai
jenis biaya4. Palnt asset 9. Utang dagang5. Asset lain-lain 10.
Kas1. Tujuan Audit Dalam Siklus Pengeluaran- Kelompok asersi:
Eksistensi dan OkurensiTujuan audit terhadap golongan transaksi,
meliputi: Transaksi pembelian mencerminkan barang dan jasa yang
baik yang diterima dari pemasok selam periode yang diaudit.
Transaksi pengeluaran kas mencerminkan pembayaran yang dilakukan
kepada pemasok selam periode yang diaudit.Tujuan audit terhadap
saldo akun, meliputi: Hutang usaha yang tercatat mencerminkan
jumlah kewajiban entitas yang ada pada tanggal neraca. Aktiva tetap
mencerminkan aktiva produktif yang masih dimanfaatkan pada tanggal
neraca. Aktiva tidak berwujud mencerminkan aktiva produktif yang
masih dimanfaatkan pada tanggal neraca.- Kelompok asersi:
Kelengkapan/KesempurnaanTujuan audit terhadap golongan transaksi,
meliputi: Semua transaksi mencakup pembelian dan pengeluaran kas
yang terjadi selama periode yang diaudit telah dicatat.Tujuan audit
terhadap saldo akun, meliputi: Hutang usaha mencakup semua jumlah
yang terhutang kepada pemasok barang dan jasa pada tanggal neraca.
Saldo aktiva tetap mencakup semua transaksi perubahan yang terjadi
selama periode yang diaudit. Saldo aktiva tidak berwujud mencakup
semua transaksi perubahan yang terjadi selama periode yang diaudit.
Saldo aktiva tidak berwujud mencerminkan aktiva produktif yang
masih dimanfaatkan pada tanggal neraca.- Kelompok asersi : Hak dan
KewajibanTujuan audit terhadap golongan transaksi, meliputi:
Entitas memiliki kewajiban sebagai akibat transaksi pembelian yang
tercatat dalam periode yang diaudit. Entitas memiliki hak atas
aktiva tetap sebagai transaksi pembelian yang tercatat dalam
periode yang diaudit. Entitas memiliki hak atas aktiva tidak
berwujud sebagai akibat transaksi pembelian yang tercatat dalam
periode yang diaudit.Tujuan audit terhadap saldo akun, meliputi:
Hutang usaha pada tanggal neraca mencerminkan kewajiban entitas
kepada pemasok. Entitas memiliki hak atas aktiva tetap yang
tercatat pada tanggal neraca. Entitas memiliki hak atas aktiva
tidak berwujud yang tercatat pada tanggal neraca.- Kelompok asersi:
Penilaian atau AlokasiTujuan audit terhadap golongan transaksi,
meliputi: Semua transaksi pembelian dan pengeluaran kas yang telah
dicatat dalam jurnal, diringkas, dan diposting ke dalam akun dengan
benar.Tujuan audit terhadap saldo akun, meliputi: Hutang usaha
dinyatakan dalam jumlah yang benar kewajiban entitas pada tanggal
neraca. Aktiva tetap dinyatakan pada kas dikurangi akumulasi
depresiasi. Aktiva tidak berwujud dinyatakan pada kas atau kas
dikurangi dengan amortisasi. Biaya yang berkaitan dengan aktiva
tetap dan aktiva tidak berwujud dicatat sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum.- Kelompok asersi: Penyajian dan
PengungkapanTujuan audit terhadap golongan transaksi, meliputi:
Rincian transaksi dan pengeluaran kas mendukung penyajian akun yang
berkaitan dalam laporan keuangan, baik klasifikasinya maupun
pengungkapannya.Tujuan audit terhadap saldo akun, meliputi: Hutang
usaha, aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud di identifikasi dan
diklasifikasikan dengan semestinya dalam neraca. Pengungkapan
memadai telah berkaitan dengan hutang usaha, aktiva tetap dan
aktiva tidak berwujud.2. Materialitas, Risiko dan Strategi Audit
Terhadap Siklus Pengeluaran Transaksi dalam siklus pengeluaran
kadangkala tidak hanya berpengaruh secara individual pada hanya
satu rekening saja, tetapi dapat berpengaruh pada lebih satu
transaksi. Konsep materialitas mengakui bahwa beberapa hal, baik
secara individual atau keseluruhan adalah penting bagi kewajaran
penyajian laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan
di Indonesia, sedangkan beberapa hal lainnya adalah tidak penting
(IAPI:2011). Frasa menyajikan secara wajar dalam semua hal yang
material sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia
menunjukkan keyakinan auditor bahwa laporan keuangan secara
keseluruhan tidak mengandung salah saji material (IAPI:2011).
Faktor-faktor risiko melekat yang berhubungan dengan
transaksi-transaksi siklus pengeluaran meliputi :a. Seberapa banyak
volume transaksi.b. Kemungkinan adanya pembelian dan pengeluaran
kas yang tidak diotorisasi.c. Kemungkinan adanya pembelian aktiva
yang tidak memadai.d. Dalam kasus kapitalisasi kas atau penentuan
biaya periodik harus mempertimbangkan terhadap aspek kesinambungan
dalam akuntansinya. Keempat faktor tersebut sangat menentukan
seberapakah tingkat risiko melekat dalam transaksi siklus ini.
Menghadapi kemungkinan tersebut, auditor harus merumuskan strategi
dengan menggabungkan tingkat risiko pengendalian yang rendah dan
pengujian substansi dalam siklus pengeluaran.B. Pemahaman Terhadap
Struktur Pengendalian Intern Auditor harus memahami ketiga aspek
struktur pengendalian intern yang ada dalam transaksi siklus
pengeluaran, yaitu lingkungan pengendalian, sistem akuntansi, dan
prosedur pengendalian. Pemahaman tersebut sangat berguna dalam
menentukan strategi audit dalam rangka pengujian substansi.1. Aspek
lingkungan pengendalian Auditor harus memahami struktur organisasi
klien yang berkaitan dengan aktivitas siklus pengeluaran ini,
sebagai contoh : semua proses pembelian barang-barang dibawah
kendali direktur operasi, pencatatan dibawah kendali kontroler,
sedangkan proses pengeluaran kas dibawah kendali direktur keuangan,
pengaturan pembelian aktiva tetap (capital expendictures) dan
kebijaksanaan investasi strategis lainnya akan dipertimbangkan
bagaimana pelaksanaanya. Untuk memperoleh pemahaman terhadap bagan
organisasi, auditor harus melakukan wawancara (inquiry) kepada
manajemen.2.Sistem akuntansi Pemahaman terhadap sistem akuntansi
menyebabkan auditor harus mempelajari metode pengolahan data,
dokumen-dokumen kunci, serta catatan yang digunakan dalam
penanganan transaksi siklus pengeluaran. Untuk itu auditor harus
mempelajari manual akuntansi, bagan alir sistem akuntansi, dan
melakukan wawancara dengan petugas bagian akuntansi untuk
mengetahui proses pengolahan transaksi dalam siklus
pengeluaran.3.Prosedur Pengendalian Auditor harus memahami
bagaimana kecenderungan kelima kategori prosedur pengendalian dalam
operasi transaksi siklus pengeluaran ini. Kelima kategori tersebut
antara lain :a. Adanya otorisasi yang memadai.b. Adanya pemisahan
tugas.c. Adanya dokumen dan catatan akuntansi.d. Adanya akses kea
rah pengendalian.e. Pengecekan yang di lakukan oleh personel yang
independent Auditor harus melakukan evaluasi apakah prosedur
pengendalian dalam perusahaan benar-benar telah berjalan dengan
baik. Prosedur pengendalian yang tidak memenuhi kelima criteria
tersebut mempunyai kecenderungan risiko audit yang tinggi.C.
Pengendalian Intern Terhadap Siklus Pengeluaran1. Dokumen-Dokumen
Kunci Dan Catatan Akuntansib. Check, yaitu dokumen perintah
pembayaran sejumlah uang kepada bankc. Check Summary, yaitu laporan
tentang ringkasan check yang telah dikeluarakan dalam suatu
perioded. Cash Disbusement Transaction File, yaitu file yang berisi
informasi pembayaran cek untuk penjual atau pihak lain yang
digunakan untuk memasukan ke dalam rekening utang dagang dan buku
besare. Cash Disbusement Juornal or Check Register, merupakan
catatan formal terhadap pengeluaran cek untuk pihak lain2.
Fungsi-Fungsi Terkait Dalam Transaksi Siklus PengeluaranNama
FungsiUnit Organisasi Pemegang Fungsi
1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas2. Fungsi pencatatan
utang3. Fungsi keuangan4. Fungsi akuntansi biaya5. Fungsi akuntansi
umum6. Fungsi audit intern7. Fungsi penerimaan kasBagian pemasaran
atau bagian-bagian lainBagian utangBagian kasaBagian akuntansi
biayaBagian akuntansi umumBagian audit internBagian kas
Keterangan :1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas (misalnya
untuk pembelian jasa dan untuk biaya perjalanan dinas), fungsi yang
bersangkutan mengajukan permintaan cek kepada fungsi pencatatan
utang. Permintaan cek ini harus mendapat persetujuan dari kepala
fungsi yang bersangkutan2. Fungsi pencatatan utangFungsi ini
bertanggung jawab atas pembuatan bukti kas keluar yang memberikan
otorisasi kepada fungsi keuangan dalam mengeluarkan cek yang
tercantum dalam dokumen tersebut. Fungsi ini juga bertanggung jawab
untuk melakukan verifikasi kelengkapan dan validitas dokumen
pendukung yang dipakai sebagai dasar pembuatan bukti kas
keluar.3.Fungsi keuangan.Dalam transaksi pengeluaran kas, fungsi
ini bertanggungjawab untuk mengisi cek, meminta otorisasi atas cek,
dan mengirimkan cek kepada kreditur via pos atau membayarkan
langsung kepada kreditur.4. Fungsi akuntansi biayaDalam transaksi
pengeluaran kas, fungsi ini bertanggungjawab atas pencatatan
pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan persediaan.5. Fungsi
akuntansi umumDalam transaksi pengeluaran kas, fungsi ini
bertanggungjawab atas pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam
jurnal pengeluaran kas atau register cek.6.Fungsi audit
internFungsi ini bertanggungjawab untuk melakukan perhitungan kas
(cash count ) secara periodik dan mencocokkan hasil perhitungannya
dengan saldo kas menurut catatan akuntansi (akun kas dalam buku
besar). Fungsi ini bertanggungjawab untuk melakukan pemeriksaan
secara mendadak (surprised audit) terhadap saldo kas yang ada
ditangan dan membuat rekonsiliasi bank scara periodik.3. Risiko
yang Terdapat Struktur Pengendalian Intern Siklus Pengeluaran.
Dalam memahami risiko pengendalian yang timbul dalam transaksi
pengeluaran kas harus memperhatikan kemungkinan-kemungkinan salah
saji, pengendalian yang dibutuhkan, serta kemungkinan pengujian
yang harus dilakukan berikut ini:a. Terhadap transaksi pembayaran
hutang.1. Kemungkinan adanya pengeluaran cek untuk pembelian yang
tidak disetujui, harus dikendalikan dengan cara penandatanganan cek
melakukan penelaahan terhadap kelengkapan pendukung voucher dan
persetujuannya. Auditor dapat melakukan pengujian dengan cara
observasi apakah penandatanganan cek melakukan pengecekan dengan
bebas terhadap dokumen pendukung.2. Kemungkinan voucher dibayar dua
kali, dikendalikan dengan pemberian cap terhadap voucher dan
dokumen pendukungnya bila telah dibayar. Auditor dapat melakukan
pengujian apakah semua pembayaran diberi cap.3. Check mungkin
dibayarkan untuk jumlah yang salah, dikendalikan dengan pengecekkan
oleh pihak yang bebas mengenai kesesuaian jumlah dalam check dengan
voucher-nya.4. Check mungkin dirubah setelah ditandatangani,
dikendalikan dengan pengecekan pemberian tanda cek yang dikirim.
Auditor dapa melakukan pengujian dengan melakukan wawancara tentang
prosedur pengiriman check, dan observasi proses pengiriman check.
b. Terhadap transaksi pengeluaran kas.1. Check mungkin tidak
dicatat, dikendalikan dengan check yang bemomor urut tercetak.
Auditor melakukan pengujian terhadap penggunaan dokumen bemomor
urut tercetak.2.Kesalahan-kesalahan dalam pencatatan check,
dikendalikan dengan pembuatan rekonsiliasi bank secara periodik
oleh pihak yang bebas. Auditor dapat melakukan pengujian terhadap
bank rekonsiliasi.3.Check tidak dicatat dengan segera, dikendalikan
oleh pihak yang bebas untuk mencocokkan tanggal check dan tanggal
pencatatannya. Pengujian yang dilakukan dengan memperlihatkan
kembali adanya kebebasan dalam pengecekan.D. Pengujian Substansif
Terhadap Siklus Pengeluaran.1. Prosedur Pemeriksaan Terhadap Aktiva
Tetap Aktiva tetap ( fixed assets ) disebut juga Property, Plant
and Equiement sifat atau ciri aktiva tetap antara lain: tujuan dari
pembeliannya bukan untuk dijual kembali atau diperjualbelikan
sebagai barang dagangan, tetapi untuk dipergunakan dalam, kegiatan
operasi perusahaan, mempunyai masa manfaat lebih dari 10 tahun,
jumlahnya cukup material. Adapun audit prosedur atas aktiva tetap
mempunyai 7 tujuan antara lain: pemeriksa apakah terdapat internal
control yang cukup baik, apakah aktiva tetap yang tercantum dalam
neraca benar-benar ada, penambahan aktiva tetap dalam tahun
berjalan betul-betul merupakan suatu capital expenditure yang
diotorisasi, memeriksa apakah disposal ( penarikan ) aktiva tetap
sudah dicatat dengan benar dibuku perusahaan, memeriksa apakah
pembebanan penyusutan dalam tahun (periode) yang diperiksa
dilakukan sesuai dengan SAK dan konsisten, ada tidaknya aktiva
tetap yang dijadikan sebagai jaminan. Program pengujian substantive
terhadap saldo aktiva tetap berisi prosedur audit yang dirancang
untuk mencapai tujuan audit seperti yang diuraikan diatas. Auditor
mampu menyimpulkan bahwa pengendalian cukup kuat untuk memungkinkan
bergantung pada saldo yang dicatat dari tahun sebelumnya, Alvin A.
Arens, dkk (2008:284). Pengendalian yang penting meliputi
penggunaan file induk untuk setiap aktiva tetap, pengendalian fisik
yang memadai terhadap aktiva yang mudah dipindahkan, penulisan
nomor identifikasi ke setiap aktiva tetap, serta perhitungan fisik
periode atas aktiva tetap dan rekonsiliasinya oleh personil
akuntansi, Alvin A. Arens, dkk (2008:284). Prosedur, audit
diklasifikasikan menjadi empat golongan: prosedur audit awal,
prosedur analitik, pengujian terhadap transaksi rinci pengujian
terhadap akun rinci dan verifikasi penyajian dan pengungkapan.
Prosedur Audit Awal
1. Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun aktiva tetap yang
akan diuji lebih lanjutb. Usut saldo aktiva tetap yang tercantum
dineraca ke saldo akun aktiva tetap yang bersangkutan dibuku
besarc. Hitung kembali saldo akun aktiva dibuku besard. Lakukan
review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting
dalam akun aktiva tetap dan akumulasi depresiasinyae. Usut saldo
awal akun aktiva tetap ke kertas kerja tahun laluf. Usut posting
pendebitan dan pengkreditan akun aktiva tetap dalam ke dalam jurnal
yang bersangkutang. Lakukan rekonsiliasi akun control aktiva tetap
dalam buku besar ke buku pembantu aktiva tetap
Prosedur Analitik
2. Lakukan prosedur analitika. Hitung ratio berikut ini :1)
Tingkat perputaran aktiva tetap2) Ratio laba bersih dengan aktiva
tetap3) Ratio tetap dengan modal saham4) Ratio biaya reparasi dan
pemeliharaan dengan aktiva tetapb. Lakukan analisis hasil prosedur
analitik dengan harapan yang didasarkan pada data masa lalu, data
industri, jumlah yang dianggarkan, atau data lain
Pengujian terhadap transaksi rinci
3. Periksa tambahan aktiva tetap ke dokumen yang mendukung
timbulnya transaksi berikut4. Periksa berkurangnya aktiva tetap ke
dokumen yang mendukung timbulnya transaksi tersebut5. Lakukan
pemeriksaan pisah batas transaksi aktiva tetap6. Lakukan review
terhadap akun biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap
Pengujian terhadap saldo akun rinci
7. Lakukan inspeksi terhadap aktivat tetapa. Lakukan inspeksi
terhadap tambahan aktiva tetapb. Lakukan penyelidikan dan sesuaikan
jika terjadi perbedaanc. Periksa dokumen yang mendukung pembayaran
utang usaha seetelah tanggal neraca8. Periksa bukti hak kepemilikan
aktiva tetap dan kontrak9. Lakukan review terhadap perhitungan
depresiasi aktiva tetap
Verifikasi penyajian dan pengungkapan
10. Bandingkan penyajian aktiva tetap dengan Prinsip akuntansi
berterima umuma. Periksa klasifikasi aktiva tetap di neracab.
Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan aktiva tetap
Prosedur Audit Awal
1. Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun utang usaha yang
akan diuji lebih lanjuta. Usut saldo utang usaha yang tercantum di
dalam neraca ke saldo akun utang usaha yang bersangkutan didalam
buku besarb. Hitung kembali saldo akun utang usaha di dalam buku
besarc. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan
sumber posting dalam akun utang usahad. Usut saldo awal akun hutang
usaha ke kertas kerja tahun yang lalue. Usut posting pendebitan
akun hutang usaha ke dalam jurnal yang bersangkutanf. Lakukan
rekonsiliasi akun control utang usaha dalam buku besar ke buku
pembantu utang usaha
Prosedur Analitik
2. Lakukan prosedur analitika. Hitung ratio berikut ini :1)
Tingkat perputaran utang usaha2) Ratio utang usaha dengan utang
lancarb. Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan
yang didasarkan pada data masa lalu, data industri, jumlah yang
dianggarkan, atau data lain
Pengujian terhadap saldo akun rinci
7. Lakukan konfirmasi saldo akun rincia. Lakukan identifikasi
penjualan besar dengan mereview register bukti kas keluar atau buku
pembantu utang, arsip induk utang dan kirimkan konfirmasi kepada
kreditur yang akun utang klien kepadanya memiliki karakteristik
berikut ini : (1) bersaldo besar, (2) terdapat kegiatan pembelian
yang luar biasa, (3) bersaldo kecil atau nol, dan (4) bersaldo
debitb. Lakukan penyelidikan dan sesuaikan jika terjadi perbedaanc.
Periksa dokumen yang mendukung pembayaran utang usaha setelah
tanggal neraca8. Lakukan rekonsiliasi utang usaha yang tidak di
konfirmasi ke pernyataan piutang bulanan yang diterima oleh klien
dari kreditur
Verifikasi penyajian dan pengungkapan
9. Bandingkan penyajian utang usaha dengan prinsip akuntansi
berterima umuma. Periksa klasifikasi utang usaha di neracab.
Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan utang usahac. Periksa
pengungkapan yang bersangkutan dengan utang usaha non usahad.
Mintalah informasi dari klien untuk menemukan komitmen yang belum
diungkapkan dan utang bersyarat dan periksa penjelasan yang
bersangkutan dengan utang tersebute. Bandingkan akun biaya dengan
akun biaya yang sama tahun lalu atau biaya yang dianggarkan untuk
mendapatkan indikasi kemungkinan adanya under statement utang
lancer
Pengujian terhadap transaksi rinci
3. Periksa sampel transaksi utang usaha yang tercatat ke dokumen
yang mendukung timbulnya utang usahaa. Periksa pengendalian akun
utang usaha ke dokumen pendukung : bukti kas keluar, laporan
penerimaan barang, surat order pembelian, atau dokumen pendukung
lainb. Periksa pendebitan akun usaha ke dokumen pendukung : bukti
kas masuk , memo debit untuk retur penjualan4. Lakukan verifikasi
pisah batas (out off) transaksi pembelia. Periksa dokumen yang
mendukung transaksi pembelian dalam minggu terakhir tahun yang
diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca5. Lakukan
verifikasi pisah batas (out off) transaksi pengeluaran kasa.
Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran utang usaha
dalam minggu terakhir tahun yang di audit dan minggu pertama
setelah tanggal neraca6. Lakukan pencarian utang yang belum
dicatata. Periksa bukti yang mendukung transaksi pengeluaran kas
yang dicatat setelah tanggal neraca
2.Prosedur Pemeriksaan Terhadap Biaya Dibayar Dimuka
Pengendalian internal untuk asuransi dibayar di muka dan beban
asuransi dapat dengan mudah dibagi ke dalam tiga kategori:
pengendalian terhadap akuisisi dan pencatatan asuransi,
pengendalian terhadap register asuransi, dan pengendalian terhadap
penghapusan beban asuransi, Alvin A. Arens, dkk (2008:287).
Pengendalian terhadap akuisisi dan pencatatan asuransi merupakan
bagian dari siklus akuisisi dan pembayaran, Alvin A. Arens, dkk
(2008:287).Prosedur Pemeriksaan untuk Compliance test.1. Pelajari
dan evaluasi internal control atas biaya dan pajak dibayar
dimuka.a.Dalam hal ini internal control questionnoises yang
digunakan tercakup dalam internal control questionnaires atas
pengeluaran kas dan bank Apakah setiap pembayaran yang menyangkut
biaya dan pajak dibayar dimuka didukung oleh bukti-bukti yang sah
dan lengkap. Apakah pembayaran tersebut diotorisasi oleh pejabat
perusahaan yang berwenang. Apakah bukti setoran pajak, faktor pajak
termasuk bukti pemotongan pajak oleh pihak ketiga di file dengan
baik dan rapih. Apakah lease agreement, insurance policy di file
dengan baik dan rapih.b.Lakukan test transaksi ( compliance test )
atas biaya dan pajak dibayar dimuka.2. Tarik kesimpulan mengenai
internal control atas biaya dan pajak dibayar dimuka.Prosedur
Pemeriksaan Substantif Sewa Dibayar di muka (Prepaid Rent ) 1.
Minta rician ( schedule ) prepaid rent per tanggal neraca.2. Check
ketelitian perhitungan mathematis ( mathematical accuracy ).3.
Cocokan saldo prepaid rent per tanggal neraca dengan saldo buku
bestir (general ledger) prepaid rent.4. Cocokan saldo awal prepaid
rent dengan kertas kerja pemeriksaan tahun lalu. 5. Lakukan
vouching untuk pembayaran prepaid rent di tahun berjalan dan
periksa lease agreement ( jika sudah dilakukan di compliance test,
refen ke kertas kerja compliance test ).6. Tie_Up / tie_in (
Cocokan ) total yang dibebankan sebagai biaya sewa ke buku besar
biaya sewa. Dalam hal ini ada biaya sewa langsung dibebankan ke,
perkiraan biaya sewa ( tanpa melalui prepaid rent ), jumlah biaya
sewa di buku besar akan terlihat lebih besar.7. Buat usulan audit
adjustment jika diperlukan.Diposkan oleh EveLyn di 19.14 Kirimkan
Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke
FacebookBagikan ke PinterestTidak ada komentar:Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar
(Atom) Template Simple. Gambar template oleh mariusFM77.
Diberdayakan oleh Blogger.
SIKLUS PENGELUARAN BAGIAN II PROSEDUR PEMROSESAN PENGGAJIAN DAN
AKTIVA TETAPA. GAMBARAN UMUM AKTIVITAS PENGGAJIANPemrosesan gaji
pada kenyataannya merupakan sistem pembelian kasus khusus. Secara
teori, cek gaji dapat diproses melalui sistem utang usaha dan
pengeluaran kas reguler. Namun, karena alasab kepraktisan,
pendekatan ini memliki sejumlah kekurangan, antara lain :a.
Perusahaan dapat mendesain prosedur pengeluaran umum yang
diterapkan untuk semua pemasok. Akan tetapi, prosedur penggajian
sangat berbeda antar karyawan.b. Penulisan cek kepada karyawan
memerlukan pengendalian khusus. Penipuan pembayaran gaji lebih
mudah ditutupi ketika cek gaji dikombinasikan dengan cek untuk
untuk kegiatan dagang.c. Prosedur pengeluaran umum didesain untuk
mengakomodasi arus transaksi yang relatif lancar. Perusahaan bisnis
secara konstan membeli persediaan dan pengeluaran kas untuk para
pemasok.SISTEM PENGGAJIAN MANUALPersonalia, departemen personalia
menyiapkan dan menyerahkan ke departemen penggajian berbagai
formulir kegiatan personalia (personnel action form). Dokumen
tersebut mengidentifikasi para karyawan yang diotoritas untuk
menerima cek pembayaran dan digunakan untuk menunjukkan perubahan
dalam tingkat gaji per jam, pemotongan, dan klasifikasi
pekerjaan.Produksi, karyawan produksi menyiapkan dua jenis kartu
catatan waktu kerja (time record): kartu pekerjaan dan kartu waktu.
Kartu pekerjaan (job ticket) berisi total jumlah waktu yang
dihabiskan oleh setiap pekerja disetiap pekerjaan produksi. Dokumen
ini dikirim ke bagian akuntansi biaya (siklus konversi), dimana
dokumen tersebut digunakan untuk mengalokasikan beban tenaga kerja
langsung ke akun WIP. Kartu waktu (time record) berisi total waktu
kerja karyawan di tempat kerja. Kartu ini dikirim ke bagian
penggajian untuk menghitung jumlah cek pembayaran karyawan
tersebut.Akuntansi biaya, departemen akuntansi biaya menggunkan
kartu pekerjaan untuk mengalokasikan biaya tenga kerja ke akun WIP
sebagai tenaga kerja langsung atau overhead. Pembebanan ini
dirangkum dalam rangkuman distribusi tenaga kerja (labor
distibution summary) dan diteruskan ke departemen buku besar
umum.Penggajian, departemen penggajian menerima tarif pembayaran
dan data pemotongan gaji dari departemen personalia dan data jam
kerja dari departemen produksi. Staf administrasi di departemen ini
melakukan pekerjaan berikut :1. Menyiapakan daftar gaji (payroll
register) yang menunjukkan pembayaran bruto, pemotongan, pembayaran
lembur, dan pembayaran bersih.2. Memasukkan informasi di atas ke
catatan penggajian karyawan (employee payroll records)3.
Menyiapakan cek gaji (paychek) untuk karyawan4. Mengirim cek gaji
ke pengeluaran kas dan salinan daftar gaji ke utang.5. Menyimpan
kartu waktu, formulir kegiatan personalia, dan salinan daftar
gaji.Departemen utang staf administrasi utang usaha (accounts
payable) memeriksa kebenaran daftar gaji dan menyiapkan dua salinan
tanda terima pengeluaran kas sejumlah gaji tersebut. Satu salinan,
bersama dengan daftar gaji, dikirim ke pengeluaran kas. Salinan
lainnya dikirim ke departemen buku besar umum.Pengeluaran kas,
manajer di bagian pengeluaran kas menerima cek-cek
penggajian,memeriksanya, dan kemudian menandatanganinya, lalu
mengirimnya ke pusat pembayaran untuk didistribusikan ke para
karyawan. Staf admnistrasi menerima tanda terima pengeluaran kas
dan daftar gaji. Stu cek untuk seluruh jumlah gaji ditulis dan
disetor ke akun dana gaji (payroll imprest account). Cek gaji
karyawan tersebut ditarik dari akun, yang digunkan hanya untuk
penggajian. Dana harus ditransfer dari akun kas umum ke akun dana
gaji ini sebelum cek pembayaran dicairkan. Akhirnya, staf tersebut
mengirimkan satu salinan cek dengan tanda terima pengeluaran kas
dan daftar gaji ke departemen utang, di mana semuanya itu akan
disimpan.Pengeluaran besar umum, departemen buku besar umum
menerima rangkuman distribusi tenaga kerja dari bagian akuntansi
biaya dan tanda terima pengeluaran kas dari utang usaha. Yanda
terima pengeluaran kas menunjukkan total jumlah gaji terutang dan
perinciannya ke dalam kas, utang pajak, dan pengurangan
lainnya.
B. PENGENDALI PENGGAJIANOtorisasi transaksi, formulir kegiatan
personalia memberikan pengendalian otorisasi yang penting dalam
sistem penggajian. Yang berguna untuk mencegah penipuan penggajian
dengan mengidentifikasi karyawan yang diotorisasi.Pemisahan tugas,
fungsi penjagaan waktu harus dipisahkan dari fungsi personalia.
Departemen personalia memberikan informasi tarif pembayran ke
bagian penggajian untuk karyawan yang dibayar per jam. Kisaran
tarif pembayaran dapat didasarkan pada pengalaman, klasifikasi
pekerjaan, senioritas, dan kelebihan lainnya. Jika informasi ini
disediakan langsung oleh departemen produksi, karyawan dapat
mengubah informasi dan melakukan penipuan. Untuk mengendalikan hal
ini, informasi tarif pembayaran harus datang dari sumber
independen-departemen personalia.Supervisi, wilayah lain yang
beresiko adalah penjagaan waktu. Kadang-kadang karyawan memasukkan
kartu untuk karyawan lain yang terlambat atau absen.supervisor
harus mengamati proses ini dan merekonsiliasikan kartu waktu dengan
kehadiran aktual.Catatan akuntansi, jejak audit untuk penggajian
meliputi dokumen-dokumen berikut:1. Kartu waktu, kartu pekerjaan,
dan bukti kas keluar.2. Informasi jurnal, yang berasal dari
rangkuman distribusi tenaga kerja dan daftar gaji.3. Akun buku
besar pembantu, yang berisi catatan karyawan dan berbagai akun
pengeluaran.4. Akun buku besar umum: pengendali penggajian, kas,
dan akun dana gaji.Pengendalian akses, aktiva yang berkaitan dengan
sistem penggajian adalah tenaga kerja dan kas. Keduanya dapat
disalahgunakan melalui akses yang tidak benar ke catatan akuntansi.
Individu yang tidak jujur dapat memalsukan jumlah tenaga kerja
melalui kartu waktu sehinggadapat menggelapkan uang kas.
Pengendalian atas akses ke dokumen sumber dan catatan dalam sistem
pembayaran hal penting, seperti halnya dalam semua siklus
pengeluaran.Verifikasi independen berikut ini contoh-contoh
pengendalian verifikasi independen dalam sistem penggajian : a)
verifikasi jam kerja, b) pengurus pembayaran (paymaster), c) utang
usaha, d) buku besar umum.
C. SISTEM PENGGAJIAN BERBASIS KOMPUTER
a. Otomatisasi sistem penggajian menggunakan pemrosesan
batchKarena sistem penggajian tidak sering dilakukan (mingguan atau
bulanan), sistem tersebut sering kali cocok dengan pemrosesan batch
atau file berurutan. Departemen pemrosesan data menerima formulir
kegiatan personalia, kartu pekerjaan, kartu waktu, yang dikonversi
ke file digital. Program komputer batch melakukan pencatatan dengan
terperinci, penulisan cek, dan fungsi buku besar.Implikasi
pengendali, kekuatan dan kelemahan dari sistem ini sama dengan
kekuatan dan kelemahan dalam sistem pengeluaran umum yang dibahas
sebelumnya. Sistem ini mengedepankan keakuratan akuntansi dan
mengurangi kesalahan dalam menulis cek. Selain itu, untuk
banyakjenis organisasi, tingkat teknologi ini cukup memadai.b.
Merekayasa ulang sistem penggajianUntuk perusahaan berukuran sedang
dan besar, pemrosesan gaji seringkali distukan dalam sistem
manajemen sumber daya manusia-MSDM (human resource management-HRM).
Sistem MSDM menangkap dan memproses sejumlah besar data yang
berkaitan dengan personalia, termasuk tunjangan karyawan,
perencanaan tenaga kerja, relasi tenaga kerja, keterampilan tenaga
kerja, kegiatan personalia(tarif pembayaran, pemotongan, dan
lain-lain), juga gaji. Sistem MSDM harus menyediakan akses
real-time ke file personalia untuk tujuan mencari keterangan secara
langsung dan untuk perubahan catatan dalam status karyawan pada
saat terjadinya. Sistem ini berbeda dari sistem otomatisasi
sederhana dalam hal-hal berikut : 1) departemen operasi mengirim
transaksi ke pemrosean data melalui terminal, 2) file akses
langsung digunakan untuk penyimpanan data, dan 3) banyak proses
sekarang dilakukan secara real time.Personalia, departemen
personalia melakukan perubahan dalam file karyawan secara real-time
melalui terminal. Perubahan ini termasuk penambahan karyawan baru,
penghapusan karyawan yang sudah tidak bekerja, perubahan jumlah
keluarga karyawan, perubahan pemotongan gaji, dan perubahan status
pekerjaan (tarif pembayaran).Akuntansi biaya, departemen akuntansi
biaya memasukkan data biaya pekerjaan (real-time atau setiap hari)
untuk menciptakan file pemanfaatan tenaga kerja (labor usage
file).Penjagaan waktu, ketika menerima kartu waktu yang sudah
disetujui dari supervisor pada tiap akhri minggu, departemen
penjagaan waktu membuat file kehadiran (attendance file) saat
ini.Pemrosesan data, pada akhir periode kerja, tugas-tugas berikut
ini dilakukan dalam batch:1. Biaya tenaga kerja didistribusikan ke
berbagai WIP, overheaddan akun biaya.2. File rangkuman distibusi
tenaga kerja on-line diciptakan. Salinan dari file ini dikirim ke
departemen akuntansi biaya dan buku besar umum.3. Daftar gaji
on-line diciptakan dari file kehadiran ke file karyawan (employee
file). Salinan dari file ini dikirim ke departemen utang dan
pengeluaran kas.4. File catatan karyawan diperbarui.5. cek
penggajian disiapkan dan ditandatangani. Sek tersebut dikirim ke
bendahara untuk diperiksa dan direkonsiliasikan dengan daftar gaji.
Cek pembayaran ini kemudian didistribusikan ke para karyawan.6.
File bukti pengeluaran diperbarui dari satu cek disiapkan utnuk
dana yang akan ditransfer ke akun dana gaji. Cek dan salinan bukti
pengeluaran dikirim kedepartemen pengeluaran kas. Satu salinan
bukti pengeluaran dikirim ke departemen pengeluaran kas, satu
salinan yang terakhir dikirim ke departemen utang.7. Pada akhir
pemrosesan, sistem tersebut menerima file rangkuman distribusi
tenaga kerja dan file bukti pengeluaran dan memperbarui file buku
besar.Implikasi pengendalian, fitur sistem penggajian dengan
elemn-elemen real-time memberikan banyak keuntungan operasional,
seperti yang didiskusikan sebelumnya, termasuk pengurangan jeda
waktu anatara terjadinya peristiwa dan pencatatan, kertas kerja,
dan tenaga kerja admnistrasi. Bentuk ini juga membawa impilkasi
pengendalian. Banyak pekerjaan yang dulunya dilakukan oleh tenaga
manusia sekarang dilakukan oleh komputer. Sistem ini berbasis
komputer pasti menghasilkan catatan yang memadai untuk verifikasi
independen dan tujuan audit. Akhirnya, pengendalian harus didesain
untuk melindungi akses yang tidak diotorisasi ke file data dan
program komputer.D. SISTEM AKTIVA TETAPActiva tetap adalah
property, pabrik, dan peralatan yang digunakan dalam operasi
bisnis. Item-item ini relative permanen dan sering kali secara
kolektif mencerminkan investasi keuangan terbesar perusahaan.
Sistem aktiva tetap perusahaan memproses transaksi yang berkaitan
dengan akuisisi, pemeliharaan, dan penghapusan aktiva tetap. Sistem
yang efektif akan mendukung keputusan manajemen, pelaporan
keuangan, dan pelaporan ke pihak yang berwenang, dan juga akan
memiliki pengendalian internal yang memadai. Tujuan spesifik dari
sistem aktiva tetap adalah :1. Memproses akuisisi aktiva tetap
ketika diperlukan dan sesuai dengan persetujuan dan prosedur
manajemen formal. 2. Mempertahankan catatan akuntansi yang memadai
dari akuisisi, biaya, deskripsi dan lokasi fisik aktiva di dalam
organisasi.3. Mempertahankan catatan depresiasi yang akurat untuk
aktiva-aktiva yang dapat disusutkan sesuai dengan metode-metode
yang wajar.4. Menyediakan informasi bagi pihak manajemn yang dapat
membantu merencanakan investasi aktiva di masa yang akan datang.5.
Mencatat penghapusan akitiva tetap dengan benar.Sistem aktiva tetap
memiliki beberapa karakteristik yang sama dengan siklus
pengeluaran. Tetapi, ada dua perbedaan penting yang membedakan
sistem ini. Pertama, siklus pengeluaran memproses akuisisi rutin
untuk persediaan bahan baku untuk fungsi produksi dan persediaan
barang jadi untuk fungsin penjualan. Sistem aktiva tetap memproses
transaksi non rutin untuk sekelompok besar pengguna dalam
perusahaan.Perbedaan kedua diantara sistem ini adalah perusahaan
biasanya memperlakukan akuisisi persediaan sebagai biaya periode
lancer, namun mengapitalisasikan aktiva tetap yang menghasilkan
manfaat untuk periode jangka panjang. Karena umumnya produktivitas
aktiv a tetap lebih dari satu tahun, biaya akuisisnya dibebankan
selama umurnya dan disusutkan sesuai dengan konvensi dan peraturan
akuntan dan prosedur mencocokkan yang bukan merupakan bagian dari
sistem pengeluaran rutin.Akuisisi Aktiva TetapAkuisis aktiva
biasanya dimulai dari manajer departemen (pengguna) yang melihat
kebutuhan untuk mendapatkan aktiva tetap yang baru. Prosedur
otorisasi dan persetujuan yang terlibat dalam transaksi ini akan
bergantung pada biaya aktiva tersebut. dalam keputusan ini, manajer
departemen sering kali memiliki otoritas dan menyetujui pembelian
aktiva tetap yang tidak mahal. Namun demikian, untuk pengeluaran
modal diatas batas materialitas yang ditetapkan manajer tersebut
harus meminta persetujuan eksplisit. Biasanya hal ini melibatkan
analisis manajemn modal formal untuk mengevaluasi biaya dan manfaat
dari permintaan tersebut. sebagai bagian dari analisis ini,
manajemen sering meminta penawaran dari beberapa pemasok.Setelah
permintaan disetujui dan pemasok dipilih, pekerjaan akuisisi aktiva
tetap mirip dengan proses siklus pengeluaran . terdapat dua
perbedaan penting. Pertama, deparemen penerimaan mengirim aktiva
tersebut ke pengguna atau manajer yang bersangkutan, bukan ke took
pusat atau gudang. Kedua, deparemen aktiva tetap bukan pengendali
persediaan melakukan fungsi pembukuannya.Pemeliharaan
AktivaPemeliharaan aktiva melibatkan penyesuaian saldo akun buku
besar pembantu aktiva ketika aktiva tersebut (tidak termasuk tanah)
menyusut sepanjang waktu pemakainnya. Beberapa metode depresiasi
umum yang digunakan adalah garis lurus, jumlah digit tahun, saldo
menurun ganda, dan unit produksi. Metode depresiasi dan periode
yang digunakan harus merefleksikan sedekat mungkin penurunan actual
kegunaan aktiva tersebut bagi perusahaan. Perhitungn depresiasi
merupakan transaksi internal yang harus diproses oleh sistem aktiva
tetap tanpa manfaat eksplisit dan peristiwa ekonomi atau dokumen
sumber yang menggerakkan transaksi ini. Suatu catatan penting yang
digunakan untuk memulai pekerjaan ini adalah jadwal depresiasi.
Jadwal depresiasi yang terpisah akan disiapkan oleh sistem tersebut
untuk setiap aktiva tetap yang dicatat dalam buku besar pembantu
aktiva tetap.Jadwal depresiasi menunjukkan kapan dan bagaimana
depresiasi dicatat. Jadwal ini juga menunjukkan kapan depresiasi
berakhir untuk aktiva tersebut atau memperpanjang umur ekonomisnya.
Peningkatan semacam ini, yang sebenarnya merupakan investasi modal,
diproses dengan cara yang sama seperti akuisisi aktiva
baru.Akhirnya, sistem aktiva harus tetap mempromosikan
akuntabilitas dengan menjaga jejak lokasi fisik setiap aktiva.
Tidak setiapm persediaan yang biasanya terkonsolidasi dalam wilayah
yang aman, aktiva tetap didistribusikan keseluruh perusahaan dan
rentan dengan resiko pencurian dan penyalahgunaan. Setiap catatan
buku esar pembantu harus menunjukkan lokasi saat ini dari aktiva
tersebut. kemampuan untuk menemukan lokasi dan memferifikasi
keberadaan fisik dari aktiva tetap merupakan komponen penting dari
jejak audit.Penghapusan AktivaKetika aktiva mencapai titik akhir
dari umur ekonomisnya atau manajemen memutuskan untuk menghapusnya,
aktiva tersebut harus dihapus dari buku besar pembantu aktia tetap.
Proses ini dimulai ketika manajer yang bertanggung jawab atas
aktiva tersebut mengeluarkan perintah untuk menghapus aktiva
tersebut. seperti transaksi lainnya, penghapusan aktiva tetap
memerlukan prosedur dan persetujuan memurut prosedur yang berlaku.
Pilihan penghapusan aktivanya adalah menjual, membongkar,
menyambungkan, atau mengentikan penggunaan aktiva tersebut. laporan
penghapusan aktiva yang menjelaskan disposisi akhir dari aktiva,
dikirim ke departemen akuntansi aktiva tetap untuk mengotorisasi
penghapusannya dari buku besar.Sistem Aktiva Tetap Berbasis
KomputerSistem aktiva tetap berbasis komputer menggunakan sistem
real-time. Akan tetapi, perusahaan yang memproses transaksi aktiva
tetap dalam jumlah besar menggunakan pemrosesan batch. Untuk
menyederhanakan bagan alir dan berfokus pada fitur utama dari
sistem tersebut. langkah-langkah pemrosesan utang usaha dan
pengeluaran kas telah dihilangkan. Posedur AkuisisiProses dimulai
ketika staf administrasi akuntansi aktia tetap menerima laporan
penerimaan dan bukti kas keluar. Dokumen-dokumen ini menyediakan
bukti bahwa perusahaan secara fisik menerima aktiva tersebut dan
menunjukkan biayanya. Staf itu menggunakan terminal komputer untuk
membuat catatan aktiva tersebut dalam buku besar pembantub aktiva
tetap.Perhatikan bahwa selain informasi biaya historis, staf jugfa
memasukkan data spesifik tentang umur ekonomis aktiva, nilai
sisanya, metode depresiasi yang dugunakan, dan lokasi aktiva dalam
perusahaan. Sistem aktiva tetap secara otomatis memperbarui akun
pengendali aktiva tetap di buku besar umum dan menyediakan voucher
jurnal untuk buku besar umum sebagai bukti dimasukkannya data
tersebut. sistem ini juga menghasilkan laporan untuk manajemen
akuntansi.Berdasarkan parameter depresiasi yang terdapat dalam
catatan aktiva tetap, sistem tersebut menyiapkan jadwal depresiasi
untuk setiap aktiva sejak akuisisi aktiva itu dicatat pertama kali.
Jadwal itu disimpan dalam file computer untuk memfasilitasi
perhitungan depresiasi yang akan datang.Pemeliharaan AktivaSistem
aktiva tetap menggunakan jadwal depresiasi pada akhir periode
sacara otomatis. Tugas khusus ini mencakup :1. Penghitungan
depresiasi periode saat ini2. Pembaruan akumulasi depresiasi dan
field nilai buku dalam catatan buku besar pembantu3. Pembukuan
total depresiasi kea kun buku besar umum yang dipengaruhi (biaya
depresiasi dan akumulasi depresiasi) 4. Pencatatan transaksi
depresiasi denagn menambahkan catatan ke file voucher
jurnal.Akhirnya laporan depresiasi aktiva tetap dikirim ke
departemen aktiva tetap untuk diperiksa. Manajer departemen harus
melaporkan ke departemen aktiva tetap mengenai setiap perubahan
atas status aktiva tetap yang dibawah tanggung jawabnya. Staf
adminstrasi menggunakan terminal computer untuk mencatat
perubahan-perubahan tersebut dala buku besar pembantu
aktiva.Prosedur PenghapusanLaporan penghapusan secara resmi
mengotorisasi departemen aktiva tetap untuk menghilangkan aktiva
ynag dihapus tersebut dari buku besarnya. Ketika staf administrasi
menghapus catatan dari buku besar pembantu aktiva tetap, sistem
secara otomatis :1. Mebukukan dan membuat jurnal penyesuaian kea
kun pengendali aktiva tetap tersebut dalam buku besar umum.2.
Mencatat setiap laba atau rugi dari yang berkaitan dengan transaksi
penghapusan.3. Menyiapkan catatan voucher jurnal.Laporan status
aktiva tetap yang berisi rincian penghapusan tersebut dikirim ke
departemen aktiva tetap untuk diperiksa.Mengendalikan Sistem Aktiva
TetapKarena adanya kesamaan antara sistem aktiva tetap dengan
siklus pengeluaran, pengendalian aktiva tetap akan difokuskan pada
tiga area yang berbeda dari sistem-sistem tersebut. Yaitu
otorisasi, supervisi, dan verifikasi independen.Penegendalian
OtorisasiSetiap transaksi harus dimulai dengan permintaan tertulis
dari pengguna atau departemen. Dalam hal barang-barang yang
bernilai tinggi, harus ada proses persetujuan independen yang
mengevaluasi keuntungan permintaan tersebut berdasarkan biaya dan
manfaatnya.Pengendalian SupervisiKarena aktiva modal secara luas
didistribusikan ke seluruh perusahaan, aktiva ini rentan dengan
pencurian dan penyalahgunaan, disbanding dengan persediaan yang
aman disimpan di dalam gudang. Oleh karena itu, supervise manajemen
merupakan elemen yang penting dalam keamanan fisik aktiva tetap.
Para supervisior harus memastikan bahwa aktiva tetap yang digunakan
sesuai dengan kebijakan dan praktik bisnis.
Pengendalian Verifikasi IndependenSecara berkala, auditor
internal harus memeriksa akuisis aktiva dan prosedur persetujuan
untuk menentuka kelayakan faktor yang digunakan dalam analisis.
Auditor internal harus memferifikasi lokasi, kondisi, dan nilai
pasar dari aktiva tetap perusahaan dibandingkan dengan catatan
aktiva tetap dalam buku besar pembantu. Selain itu, pembebanan
biaya depresiasi otomatis yang dihitung oleh sistem aktiva tetap
harus diperiksa dan diverifikasi keakuratan dan kelengkapannya.
Kesalahn dalam menghitung depresiasi dapat menyebabkan kesalahan
dalam biaya operasi, pelaporan pendapatan, dan nilai aktiva.
Posted by Wiwin Juli at 12:12:00 AM Labels: SIA 0 comments:
Poskan KomentarPosting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan:
Poskan Komentar (Atom)
siskanovianti935A topnotch WordPress.com siteMain menuSkip to
content Home AboutNov 6 2013 Audio Materi Auditing BAB IXSTRUKTUR
PENGENDALIAN INTERNPENGERTIAN STRUKTUR PENGENDALIANINTERNMenurut
standar professional akuntansi public,struktur pengendalian intern
adalah kebijakan dan prosedur yang di tepatkan untuk memperoleh
keyakinan yang memadai bahwa tujuan satuan usah yang spesifik akan
dapat di capai.Untuk kepentingan audit atas laporan
keuangan,struktur pengendalian intern satuan usaha terdiri dari
tiga unsure berikut ini.1. Lingkungan pengendalian2. System
akuntansi3. Prosedur pengendalianDalam semua audit, auditor harus
memperoleh pemahaman memadai atas masing-masing dari ketiga unsur
tersebut untuk merencanakan audit dengan cara melaksanakan prosedur
untuk memahami rancangan kebijakan dan prosedur yang relevan dengan
perencanaan audit dan untuk menentukan apakah rancangan tersebut di
laksanakan.Hal tersebut sesuai dengan standar pekerjaan lapangan
yang kedua,yakni pemamhaman yang memahami memadai atas struktur
pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan
menentukan sifat, saat, dan lingkungan yang akan
dilakukan.Lingkungan PengendalianLingkungan pengendalian merupakan
pengaruh gabungan dari berbagai factor dalam membentuk, memperkuat,
atau memperlemah, efektivitas kebijakan dan prsedur
tertentu.Faktor-faktror tersebut, antara lain sebagai berikut1.
Falsafah manajemen dan gaya operasinya2. Struktur organisasi satuan
usaha3. Berfungsinya dewan komisaris,dan komite-komite yang di
bentuk (misalnya komite audit).4. Metode pemeberian wewenang dan
tanggung jawab5. Metode pengendalian manajemen dalam memantau dan
menindaklanjuti kinerja, ter-masuk audit intern.6. Kebijakan dan
prakterk personalia7. Berbagai factor ekstern yang mempengaruhi
operasi dan praktek satuan usaha, seperti pemeriksaan yang di
lakukan oleh badan legislative dan lembaga pemerintah.Lingkungan
pengendalian mencerminkan keseluruhan sikap, kesadaran dan tindakan
dari dewan komisaris, manajemen, pemilik dan pihak lain mengenai
pentingnya pengendalian dan tekanannya pada satuan usaha yang
bersangkutan.Sistem AkuntansiSistem akuntansi terdiri dari metode
dan catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasikan, menghimpun,
menganalisis, mengelompokkan, mencatat dan melaporkan transaksi
satuan usaha dan untuk menyelenggrakan pertanggungjawaban aktiva
dan kewajiban yang bersangkutan dengan transaksi tersebut.Sistem
akuntansi yang efektif mempertimbangkan pembutan metode dan catatan
yang akan:1. Mengidentifikasikan dan mencatat semua transaksi yang
sah2. Menggambarkan transaksi secara tepat waktu dan cukup rinci
sehingga memungkinkan pengelompokkan transaksi secara semestinya
untuk pelaporan keuangan.3. Mengikuti nilai transaksi dengan cara
yang memungkinkan pencatatan nilai keuangan yang layak dalam
laporan keuangan4. Menentukan periode terjadinya transaksi untuk
memungkinkan pencatatan transaksi pada periode akuntansi yang
semestinya.5. Menyajikan dengan semestinya transaksi dan
pengungkapannya dalam laporan keuangaan.Prosedur Pengendalian
Prosedur pengendalian adalah kebijakan dan prosedur sebagai
tambahan terhadap lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi yang
telah di ciptakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan memadai
bahwa tujuan tertentu satuan usaha akan tercapai.Prosedur
pengendalian mempunyai beberapa tujuan dan diterapkan pada berbagai
tingkatan organisasi dan pemrosesan data. Prosedur pengendalian
dapat juga diintegrasikan dalam komponen tertentu lingkungan
penegndalian dan sistem akuntansi. Secara umum, prosedur
pengendalian dapat dikelompokkan ke dalam prosedur yang
bersangkutan dengan cara sebagai berikut:1. Otorisasi yang
semestinya atas transaksi dan kegiatan2. Pemisahan tugas yang dapat
melakukan dan sekaligus menutupi kekeliuran atau ketidakberesan
dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari. Oleh sebab itu, tanggung
jawab untuk memeberikan otoritas transaksi, mencatat transaksi, dan
menyimpan aktiva perlu dipisahkan di tangan karyawan yang
berbeda.3. Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang
memadai untuk membantu pencatatan secara semestinya transaksi dan
peristiwa, misalnya dengan memantau penggunaan dokumen pengiriman
barang yang bernomor untuk tercetak.4. Pengamanan yang cukup atas
akses dan penggunaan aktiva perusahaan dan catatan, misalnya
penetapan fasilitas yang dilindungi dan diotorisasi untuk akses ke
program dan arsip data computer.5. Pengecekan secara independen
atas pelaksanaan dan penilayan yang semestinya atas jumlah yang
dicatat, misalnya pengecekan atas pekerjaan klerikal, rekonsiliasi,
pembandingan aktiva yang ada dengan pertanggungjawaban yang
tercatat, pengawasan dengan menggunakan program computer,
penelaahan oleh manajemen atas laporan yang mengikhtisarkan rincian
perkiraan (misalnya, saldo piutang yang dirinci menurut umur
piutang) dan penelaahan oleh pemakai atas laporan yang dihasilkan
oleh computer.Dapat diterapkan atau tidaknya dan pentinya
faktor-faktor khusus lingkungan penegndalian, metode dan catatan
sistem akuntansi, serta prosedur pengendalian yang diciptakan oleh
satuan usaha harus dipertimbangkan dalam hubungannya dengan:1.
Besarnya satuan usaha2. Karakteristik organisasi dan pemilikan3.
Sifat kegiatan usahanya4. Keanekaragaman dan kompleksitas
operasinya,5. Metode untuk memproses data,6. Persyaratan peraturan
perudang-undangan yang harus dipatuhi.HUBUNGAN STRUKTUR
PENGENDALIAN INTERN DENGAN RUANG LINGKUP (SCOPE) PEMERIKSAANJika
struktur pengendalian intern suatu satuan usaha lemah, maka
kemungkinan terjadinya keslahan, ketidak akuratan ataupun
kecurangan dalam perusahaan sangat besar. Bagi akuntan public, hal
tersebut menimbulkan risiko yang besar, dalam arti risiko untuk
memberikan opini yang tidak sesuai dengan kenyataan, jika auditor
kurang hati-hati dalam melkaukan pemeriksaan dan tidak cukup banyak
mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung pendapat yang
diberikannya.Untuk mencegah kemungkinan tersebut, jika dari hasil
pemahaman dan evaluasi ats penendalaian intern perusahaan, auditor
menyimpulkan bahwa penendalian intern tidak berjalan efektif, maka
auditor harus memperluas scope pemeriksaannya pada waktu melakukan
sub-stantive test.Misalnya:v Pada waktu mengirim konfirmasi
piutang, jumlah konfirmasi yang dikirmkan harus lebih banyak.v Pada
waktu melakukan observasi atas stock opname, test atas perhitungan
phisik persediaan harus lebih banyak.BAGAIMAN MELAKUKAN PEMAHAMAN
DAN EVALUASI ATAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNPemahaman dan
evaluasi ats struktur pengendlian intern merupakan bagian yang
sangat penting dalam proses pemeriksaan oleh akuntan public.Karena
baik buruknya struktur pengendalian intern akan memberikan pengeruh
yang besar terhadap:v Keamanan harta perusahaan,v Dapat dipercayai
atau tidaknya laporan keuangan perusahaan,v Lama atau cepatnya
proses pemeriksaan akuntan,v Tinggi atau rendahnya audit fee,v
Jenis opini yang akan diberikan akuntan public.Ada tiga cara yang
bias digunakan akuntan public,yakni Internal Control
Questionnaires, Flow Chart, dan Narrative.1. Internal Control
Questionnaires (ICQ)Cara ini banyak digunakan oleh kantor Akuntan
Publik (KAP), karena dianggap lebih sederhana dan
praktis.Pengendalian dapat dikelompokan kedlam prosedur yang
bersangkutan dengan cara sebgai berikut:1. Otorisasi yang
semestinya ats transaksi dan kegiatan.2. Pemisahan tugas yang dapat
melakukan dan sekaligus menutupi kekkeliruan atau ketidak beresan
dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari.3. Perencanaan dan
penggunaan dokumen dan catatan yang memadai untuk membantu
pencatatan secara semestinya transaksi dan peristiwa, misalnya
dengan memantau pengunaan dokumen pengiriman barang yang bernomor
urut tercetak.4. Pengamanan yang cukup atas akses dan penggunaan
aktiva perusahaan dan catatan, misalnya penetapan fasilitas yang
dilindungi dan diotorisasi untuk akses keprogram dan arsip data
computer.5. Pengecekan secara independen atas pelaksanaan dan
penilaian yang semestinya atas jumlah yang dicatat,misalnya
pengecekan atas pengerjaan klerikal, rekonsiliasi, pembandingan
aktiva yang ada dengan pertanggungjawaban yang tercatat,pengawasan
dengan menggunakan program computer, penelaahan oleh manajemen atas
laporan yang mengikhtisarkan rincian perkiraan,(misalnya,saldo
piutang yang dirinci menurut umur piutang) dan penelaahan oleh
pemakaian atas laporan yang dihasilkan oleh kom-puter.Dapat
diterapkan atau tidaknya dan pentingnya factor-faktor khusus
lingkungsn pengendaliaan, metode dan catatan sistem akuntansi,
serta prosedur pengendalian yang diciptakan oleh satuan usaha harus
dipertimbangkan dalam hubungannya dengan:1. Besarnya satuan usaha2.
Karakteristik organisasi dan pemilikan3. Sifat kegiatan usahanya4.
Keanekaragaman dan kolpleksitas operasional5. Metode untuk
memproses data6. Persyaratan peraturan perundang-undangan yang
harus dipatuhi.Hubungan Struktur Pengendalian Inten Dengan Ruang
Lingkup (SCOP) PemeriksaanJika struktur pengendalian intern suatu
satuan usaha lemah, maka kemungkinan terjadinya kesalahan,
ketidakakuratan ataupun kecuranagan dalam perusahaan sangat besar.
Bagi akuntan publik, hal tersebut menimbulkan resiko yang besar,
dalam arti resiko untuk memeberikan opini yang tidak sesuai dengan
kenyataan, jika auditor krang hati-hati dalam melakukan pemeriksaan
dan tidak cukup banyak mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung
pendapat yang di berikannya.Untuk mencegah kemungkinan tersebut,
jika dari hasil pemahaman dan evaluasi atas penegndalian intern
perusahaan, auditor menyimpulkan bahwa pengendalian intern tickal
berjalan efektif, maka auditor harus memperluas scope
pemeriksaannya pada waktu melakukan sub stantive test.Misalnya:v
Pada waktu mengirim konfirmasi piutang, jumlah konfirmasi piutang,
jumlah konfirmasi yang di kirimkan harus lebih banyak.v Pada waktu
melakukan observasi atas stock opname, test atas perhitungan fisik
persediaan harus lebih banayk .Sebaiknya jika auditor menyimpulkan
bahwa struktur pengendalian intern berjalan efektif, mkaa scope
pemeriksaan pada waktu melakukan substantive test bias di
persempit.BAGAIMANA MELAKUKAN PEMAHAMAN DAN EVALUASI ATAS STRUKTUR
PENGENDALIAN INTERNPmahaman dan evaluasi atas struktur pengendalian
intern merupakan bagian yang sangat penting dalam proses
pemeriksaan oleh akuntan public.Karenabaik buruknya struktur
pengendalian intern akan memberikan pengaruh yang besar terhadap:v
Keamanan harta perusahaanv Dapat dipercayai atau tidaknya laporan
keuangan perusahaanv Lama atau cepatnya proses pemeriksaan akuntanv
Tinggi atau rendahnya audit feev Jenis opini yang akan diberikan
akuntan publicAda 3 cara yang bias digunakan akuntan public, yakni
internal control questionnaires, flow chart, dan narrative.1.
Internal control QuestionnairesCara ini banyak digunakan oleh
kantor akuntan public (KAP), karena dianggap lebih sederhana dan
praktis. Biasanya KAP sudah memiliki satu set ICQ yang standar,
yang bias digunakan untuk memahami dan mengevaluasi struktur
pengendalian intern diberbagai jenis perusahaan.pertanya-pertanyaan
dalam ICQ diminta untuk dijawab ya (Y), Taidak, (T), atau tidak
relevan (TR). Jika pertanyaan-pertanyaan tersebut sudahdisusun
dengan baik, maka jawaban YA akan menunjukan cirri internal control
yang baik, TIDAK akan menunjukan cirri internal control yang tidak
lemah, TIDAK RELEVAN berarti pertanyaan tersebut tidak relevan
untuk perusahaan tersebut.ICQ biasanya dikelompokan sebagai
berikut:v UmumBiasanya pertanyaan menyangkut struktur organisasi,
pembagian tugas dan tangung jawab, akte pendirian dan pertanyaan
umum lainnya mengenai keadaan perusahaanv AkuntansiPertanyan
menyangkutkeadaan pembukuan perusahaan, misalnya apakah proses
pembukuan dilaksakan secara manual atau compurized, jumlah, dan
kualifikasi tenaga dibagian akuntansi.v Siklus
penjualan-piutang-penerimaan kasPertanyaan-pertanyaan
menyangkutsistem dan prosedur yang terdapat diperusahaan siklus
penjualan, piutang, dan penerimaan kas.v Siklu
pembelian-utang-pengeluaran kasPertanyaan menyangkut system dan
prosedur yang terdapat di perusahaan dalam siklus pembelian,utang,
pengeluaran kasv PersediaanPertanyaan pertanyaan menyangkut system
dan prosedur penyimpanaan dan pengawasan phisik persediaaan, system
pencatatan dan metode penilaian persediaan dan stock opname.v Surat
berhargaPertanyaan-pertanyaan menyangkut surat berharga, otorisasi
untuk pembelian dan penjualan bsurat berharga dan penilaiaanyav
Aktiva tetapPertanyaan-pertanyaan menyagkut system dan prosedur
penambahan dan pengurangan aktiva tetap, pencatatan dan pennilaian
aktiva tetap dan lain-lainv Gaji dan upahPertanyaan-pertanyaan
menyangkut kebijakan personalian serta system dan prosedur
pembayaran gaji dan upahHal-hal berikut perlu diperhatikan:1.
Auditor harus menanyakan langsung pertanyaan-pertanyaan di ICQ
kepada staff client dan kemudian mengisis sendiri jawabaanya,
jangan sedkedar menyerahkan ICQ kepada client untuk diiisi.2. Untuk
repeat engagement ICQ tersebut harus dimutahirkan berdasarkan hasil
Tanya jawab dengan client3. Ada kecenderungan bahwa client akan
memberikan jawaban seakan-akan struktur pengendalian intern sangat
baik1. Flow chart(Bagan Arus)Flow chart menggambarkan arus dokumen
dalam system dan prosedur disuatu unit usaha, misalnya dalam flow
chart untuk system dan prosedur pembelian, utan dan pengeluaran
kas, digambarkan arus dokumen mulai dari permintaab pembelian,
order pembelian sampai dengan pelunasan utang yang berasal dari
pembelian tersebut.Setelah flow chart dibuat auditor harus
melakukan walk throuht, yaitu mengambikl dua atau tiga dokumen
untuk mentest apakah prosedur yang dijalakan sesuai dengan apa yang
digambarkan dalam flowchart. Mislanya ambil satu set dokumen untuk
pelunasan utang yang berasal dari pembelian persediaan secara
kredit. Periksa apapkah semua dokumen sudah diproses sesuai dengan
prosedur yng dugambarkan dalam flowchart pembelian, utang, dan
pengeluaran kas.1. NarrativeDalam hal ini auditor mennceritakan
dalam proseduakuntansi yang berlaku di perusahaan, misalnya
prosedur pengeluaran kas, cara ini biasa digunakan untuk client
kewcil yang pembukuannya sederhana.Auditor harus mendokumentasi
pemahan atas pengendalian intern tentang komponen pengendalian
intern perusahaan yang diperoleh ubntuk merencanakan audit. Bentuk
dan isi dokumentasi dipengaruhi oleh ukuran dan kompleksitas
perusahaan yang bersangkutan. Sebagai contoh, dokumentasi pemahaman
tentang pengendalian intern perusahaan besar dan kompleks dapat
menckup bagan alir,nkuisioner, atau table keputusan. Namun,
untuperusahaan kecil, dokumentasi dalam bentuk memorandum sudah
memadai. CARA MELAKUKAN PENANAMAN DAN EVALUASI ATAS STRUKTUR
PENGENDALIAN INTERNDAPATKAN GAMBA MENEGNAI RAN ICO YANG ADA DI
PERUSAHAAN (SECARA TEORITIS)LAKUKAN KOMPLIANCE TEST (TEST OF
RECORDED TRANSACTIONS)BUAT KESIMPULAN AKHIR (FINAL EVALUATION)
TERHADAP INTERNAL CONTROL CLIENTLAKUKAN SUBSTANTIVE TEST
(PEMERIKSAAN ATAS KEWAJARAN SALDO) POS-POS NERACA DAN RUSIIABA
1. Pelajari accounting & operation manual2. Pelajari bagan
operasional3. Job decription4. Lakukan Tanya jawab dengan petugas
clientDOKUMENTASIKAN DALAM BENTUK:1. INTERNAL CONTROL
QUESTIONNAIRES2. FLOWCHART3. NARRATIVE (MEMO)LAKUKAN WAU
(THROUGH)Ambil 2 atau 3 dokumen, periksa apakah pemrosesannya
sesuai dengan yang di jelaskan dalam A, B atau C. jika diperlukan
sesuaikan A,B atau C.Buat kesimpulan sementara(preliminary
evaluation) terhadap internal control client: Baik (Excellent,
Good) Edang (fair) Lemah (weak, Bad)Jika kesimpulan sementara
menyatakan internal control lemah, langsung lakukan substantive
test yang diperluas.Jik 1/C baik atau sedang, buktikan dengan
melakukan compliance testUntuk membuktikan:1. Apakah internal
control yang ada betul seperti yang digambarkan dalam A,B dan C2.
Sistem 8 prosedur yang digambarkan dalam A,B atau CBetul-betul
diterapkan perusahaanTEST DILAKUKAN TERHADAP:1. Transaksi
penjualan, piutang dan penawaran kas2. Transaksi pembelian, utang
dan pengeluaran kas3. Pembayaran gaji (payroll test)4. Journal
VoucherSebelumnya perlu ditentukan cara pemilihan sample:1.
Judgement / Random sampling2. Block sampling3. Statistical
samplingjika internal control Baik, scope pemeriksaan (substantive
test) bisa dipersempit.Jika internal control lemah, scope
pemeriksaan (substantive test) harus diperluas.Mengenai kewajaran
pos-pos neracaBuat:1. Daftar Adjustment2. (Draft) audit Report3.
Management LetterMinta:Client Represention Letter
Kuesioner pengendalian intern harus dipersiapkan agar dapat
diperoleh bahan dalam penilaian mengenai baik atau tidaknya
pengendalian intern klient. Setiap tahun kuesioner pengendalian
intern harus ditinjau kembali untuk disesuaikan perusahaan dan
perubahan-perubahan system akuntansi.Sumber informasiSumber-sumber
informasi yang digunakan dalam pelaksanaan kuesioner pengendalian
intern dapat diperoleh dari:v Struktur organisasiv Wawancara dengan
anggota manajemen dan pegawai klienv Prosedur operasi standarv
Uraikan tugasv Dokumen perencanaan dan pengendaliannyaKuesioner
pengendalian intern menanyakan seperangkat pertanyaaan tentang
pengendalian intern dalam setiap area audit sebagai suatu cara
menunjukkan kepada auditor aspek-aspek pengendalian intern yang
mungkin tidak memadai. Dalam banyak contoh, kuesioner pengenddalian
iintern dirancang untuk meminta jawaban Ya atau Tidak, dengan
jawaban Tidak menunjukan kemungkinan-kemungkinan adanya
kelemahan-kelemahan pengendalian intern.Berdasarkan hasil kuesioner
pengendalian intern, mungkin telah didapatkan informasi deskriptif
dan bahan bukti dalam mendukung rancangan dan operasi struktur
pengendalian intern, kemudian dibuatlah penetapan risikio
pengendalian berdasarkan tujuan audit. Langakh-langkah dalam
penetapan risiko audit adalah sebagai berikut: Mengidentifikasi
tujuan pengendalian intern ke dalam mana penetapan diterapkan. Hal
ini dilakukan dengan penerapan tujuan rinci pengendalian intern
(eksistensi kelengkapan, akurasi, klasifikasi, tepat waktu, posting
dan pengikhtisaran), yang dinyatakan dalam benuk umum, bagi
masing-masing jenis transaksi utama suatu entitas. Mengidentifikasi
kebijakan dan prosedur yang berperan dalam pencapaian masing-masing
tujuan. Auditor mengientifikasi pengendalian yang disebut dengan
pemahaman melalui informasi deskriptif tentang struktur
pengendalian intern klien. Seringkali membantu, dalam
mengidentifikasi kebijakan dan prosedur pengendalian, untuk melihat
kembali jenis prosedur pengendalian yang mungkin ada, dan
menanyakan apakah benar ada. Misalnya, apakah ada pemisahan tugas
yang memadai dan bagaimanahal tersebut dicapai? Apakah dokumen yang
digunakan telah dirancang dengan baik? Apakah dokumen yang
prenumbered dipertanggungjawabkan dengan pantas?Dalam melakukan
analisis, tidak perlu untuk mempertimbangkan setiap pengendalian.
Auditor harus mengidentifikasikan dan memasukan pengendalian yang
diperkirakan memiliki akibat paling besar dalam memenuhi tujuan
pengendalian (pengendalian kunci). Alasan untuk hanya memasukan
pengendalian kunci adalah bahwa pengendalian kunci akan cukup untuk
memenuhi tujuan pengendalian dan untuk efesiensi pelaksanaan
audit.Kelemahan pengendalian dapat diartikan sebagai tidak adanya
pengendalian yang cukup, yang meningkat risiko adanya salah saji
dalam laporan keuangan. Seandainya dalam dalam pertimbangan auditor
terdapat pengendalian yang tidak cukup untuk memenuhi satu dari
tujuan, ekspektasi terjadinya salah saji akan meningkat. Misalnya,
kalau tidak ada verifikasi intern atas penilaian transaksi gaji,
auditor dapat berkesimpulan bahwa terdapat kelemahan dalam
pengendalian intern.Ada empat langkah yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kelemahan-kelemahan pengendalian intern yang
signifikan, yakni sebagai berikut:1. Identifikasikan pengendalian
yang ada. Karena kelemahan disebabkan ketiadaan pengendalian yang
cukup, auditor mula-mula harus mengetahui apakah ada
pengendalian.2. Identifikasikan ketiadaan pengendalian kunci.
Kuesioner pengendalian intern, naratif, dan bagian alir bermanfaat
untuk mengidentifikasikan bidang-bidang di mana terjadi kelangkaan
pengendalian kunci dan dengan demikian terdapat kemungkinan salah
saji. Kalau risiko pengendalian yang ditetapkan adalah sedang atau
tinggi, biasanya di sana terdapat ketiadaan pengendalian.3.
Tentukan kemungkinan salah saji material yang dihasilkan. Langkah
ini dimaksudkan untuk mengidentifikasikan kesalahan atau
ketidakberesan spesifik yang mungkin terjadi karena ketiadaan
pengendalian.4. Pertimbangkan kemungkinan pengendalian pengganti.
Pengendalian pengganti daalah apa saja yang ada dalam sistem yang
menuutupi kelemahan. Contoh umum dalam perusahaan yang lebih kecil
adalah keterlibatan aktif pemilik. Kalau pengendalian pengganti
ada, kelemahan tidak lagi menjadi perhatian karena kemungkinan
salah saji telah diturunkan dengan cukup.Kalau pengendalian dan
kelemhan telah diidentifikasi dan dikaitakan dengan tujuan
pengendalian, dilakukan penetapan risiko pengendalian, yaitu dengan
menelaah masing-masing pengendalian dan kelemahannya, dan
memeprtanyakan: Apakah ada kemungkinan bahwa jenis kekeliruan atau
ketidakberesan yang material dari jenis yang dapat dikendalikan
tidak dicegah atau dideteksi dan diperbaiki oleh pengendalian
tersebut, dan apa dampak dari kelemahan tersebut? Kalau
kemungkinannya tinggi, maka risiko pengendaliannya tinggi, dan
seterusnya.About these ads Share this: Twitter Facebook Google By
siskanovianti935 Post navigationMateri BudgetingLeave a Reply Top
of Form
Bottom of FormTop of FormSearch Bottom of FormArchives November
2013Meta RegisterLog in Create a free website or blog at
WordPress.com. | The iTheme2 Theme. Follow Follow
siskanovianti935Top of FormGet every new post delivered to your
Inbox.Bottom of FormPowered by WordPress.com
Ni Made SuartiniDex SuarMenuSkip to content Home About findAUDIT
SIKLUSPENGELUARAN8 October 2013 by dex suar 4.1SIFAT SIKLUS
PENGELUARANSiklus pengeluaran (expenditure cycle) terdiri dari
aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan akuisisi dan pembayaran
barang dan jasa. Aktivitas utama dari siklus pengeluaran adalah 1).
Membeli barang dan jasa transaksi pembelian. 2) melakukan
pembayaran transaksi pengeluaran kas.JURNALDebet Kredit Debet
KreditPersediaan barang dagangan Hutang Usaha KasPersediaan bahan
baku Diskon pembelianPembelian Retur pembelianBiaya dibayar
dimukaAktiva TetapAktiva Lainnya
Pembelian Pembayaran Kas4.2TUJUAN AUDIT SIKLUS
PENGELUARANManajemen akan menetapkan asersi implisit atau eksplisit
tentang transaksi dan saldo siklus pengeluaran dalam laporan
keuangan perusahaan. Asersi-asersi ini mendefinisikan tujuan audit
spesifik dari program audit siklus pengeluaran. Kebanyakan audit
atas siklus pengeluaran mencakup tujuan-tujuan utama tersebut,
tetapi tidak dimaksudkan untuk membahas semua situasi yang dihadapi
klien. Untuk mencapai tujuan audit spesifik tersebut, auditor
menggunakan bagian dari metode perencanaan dan pengujian audit.
Gambar 4.1 Tujuan Audit Spesifik Untuk Siklus PengeluaranKategori
AsersiKelompok Transaksi Atau SaldoTujuan Audit Spesifik
Eksistensi atau KejadianTransaksiSaldoMencatat pembelian barang,
jasa, dan aktiva produktif yang diterima selama periode berjalan
(EO1).Mencatat transaksi pengeluaran kas yang dilakukan selama
periode berjalan kepada pemasok dan kreditor (E02).Mencatat hutang
usaha yang mencerminkan jumlah hutang perusahaan per tanggal neraca
(E03).
KelengkapanTransaksiSaldoSemua pembelian (Cl) dan pengeluaran
kas (C2) yang dilakukan selama periode beijalan telah
dicatat.Hutang usaha meliputi semua jumlah yang temtang kepada
pemasok barang dan jasa per tanggal neraca (C3).
Hak dan KewajibanTransaksiSaldoPerusahaan bertanggung jawab atas
hutang yang berasal dan pencatatan transaksi pembelian (Ri).Hutang
usaha merupakan kewajiban perusahaan pertanggal neraca (R2).
Penilaian atau AlokasiTransaksiSaldoSemua transaksi pembelian
(VAI) dan pengeluaran kas (VA2) telah dinilai dengan menggunakan
GAAP dandijurnal, diikhtisarkan, serta diposting dengan
benar.Hutang usaha dinyatakan dalam jumlah yang benar (VA3). Saldo
beban yang berkaitan telah sesuai dengan GAAP (VA4).
Penyajian dan PengungkapanTransaksiSaldo Rincian pembelian (PD1)
dan pengeluaran kas (PD2) mendukung penyajiannya dalam laporan
keuangan termasuk kiasifikasi dan pengungkapannya yang
berkaitan.Hutang usaha (PD3) dan beban terkait (PD4) telah
diidentifikasi dan dikiasifikasikan dengan benar dalam laporan
keuangan.Pengungkapan yang memadai yang telah dibuat berkaitan
dengan komitmen, kewajiban kontinjen, dan penjaminan serta hutang
pihak yang mempunyai hubungan istimewa (PD5).
4.3 PEMAHAMAN BISNIS KLIEN UNTUK MENGEMBANGKAN STRATEGI
AUDITPemahaman Tentang Bisnis Dan Industri Akan Membantu Auditor
Dalam Memahami Risiko Bisnis Klien Pemahaman tentang bisnis dan
industri akan membantu auditor dalam memahami risiko bisnis klien.
Selain itu, pemahaman ini juga akan membantu auditor dalam membuat
pertimbangan tentang :1. MaterialitasMaterialitassiklus pengeluaran
bagi pemakai laporan keuangan. Siklus pengeluaran merupakan proses
inti bagi banyak industri dan mencerminkan jumlah serta volume
transaksi dalam siklus ini di mana risiko terjadinya salah saji
yang material adalah tinggi. Beberapa dari akun itu, seperti
persediaan, properti, pabrik dan peralatan, serta jenis beban utama
yang secara individual dapat bersifat material terhadap laporan
keuangan. Dalam situasi ini, auditor berusaha mencapai tingkat
risiko yang rendah bahwa transaksi siklus pengeluaran merupakan
sumber terjadinya salah saji yang material dalam laporan
keuangan.2. Risiko inherenRisiko inheren dalam siklus pengeluaran.
Dalam menilai risiko inheren untuk asersi-asersi siklus
pengeluaran, auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor penting
yang bisa mempengaruhi asersi-asersi diseluruh laporan keuangan,
serta faktor-faktor yang hanya berkaitasn dengan asersi spesifik
dalam siklus pengeluaran.3. Resiko Prosedur AnalitisPengujian
analitis merupakan hal yang efektif dalam mengidentifikasi
akun-akun siklus pengeluaran yang mengandung salah saji. Resiko
prosedur analitis merupakan resiko deteksi bahwa prosedur tersebut
akan gagal dalam mendeteksi kekeliruan dan kesalahan
pengujian.Gambar 4-2 Prosedur Analisis yang Umum Digunakan dalam
Audit atas Siklus PengeluaranRasioRumusSignifikansi Audit
Jumlah Hari Perputaran Hutang UsahaRata-rata Hutang Usaha
Pembelian x 365Pengalaman sebelumnya atas jumlah hari perputaran
hutang usaha dipadukan dengan pengetahuan tentang pembelian
sekarang dapat bermanfaat dalam mengestimasi hutang periode
berjalan. Semakin pendek periode dapat menunjukkan masalah
kelengkapan.
Harga pokok Penjualan terhadap Hutang UsahaHarga Pokok Penjualan
Hutang Usahajumlah ini akan berubah sekitar persentase yang sama
dari tahun ke tahun, kecuali perusahaan mengubah kebijakan
pembayarannya
Hutang sebagai porsentase dari Total AkttivaHutang Usaha Total
AktivaSaldo hutang usaha di luar neraca bermanfaat dalam
membandingkannya dengan data industri. Penurunan rasio ini yang
signifikan dapat menunjukkan masalah kelengkapan.
Rasio Lancar (Curient Ratio)Aktiva Lancar Kewajiban
LancarKenaikan yang signifikan atas rasio lancar dibandingkan
dengan pengalaman tahun sebelumnya dapat menunjukkan masalah
kelengkapan. Namun rasio ini juga dapat dipengaruhi oleh perubahan
akun aktiva.
Rasio Cepat (QuickRatio)Aktiva Moneter Lancar Kewajiban Moneter
LancarKenaikan yang signifikan atas rasio lancar dibandingkan
dengan pengalaman tahun sebelumnya dapat menunjukkan masalah
ke1engkapan. Namun rasio ini juga dapat dipengaruhi oleh perubahan
akun aktiva.
Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internala. Lingkungan
PengendalianPemahaman tentang bagaimana manajemen bertanggungjawab
atas penggunaan sumber daya perusahaan merupakan hal yang berguna
untuk menentukan :1. Laporan yang digunakan manajemen untuk
mengevaluasi review kinerja peruahaan.2. Seberapa sering dan
seberapa cepat laporan manajemen direview.3. Keputusan yang
didasarkan atas laporan itu.4. Kebijakan perusahaan untuk
menindaklanjuti masalah yang berasal dari laporan utama.b.
Penilaian Risiko ManajemenPenilaian risiko manajemen yang berkaitan
dengan aktivitas siklus pengeluaran meliputi pertimbangan atas
hal-hal berikut : Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan
arus kas untuk transaksi pembelian. Kontinjensi kerugian yang
berkaitan dengan komitmen pembelian. Terus tersedianya perlengkapan
yang penting dan stabilitas pemasok yang penting. Pengaruh kenaikan
biaya terhadap perusahaan. Atensi perusahaan terhadap risiko
terjadinya pembayaran berganda. Atensi perusahaan terhadap risiko
kecurangan yang dilakukan oleh pegawai.c. Informasi dan
komunikasiPemahaman atas sistem akuntansi memerlukan pengetahuan
tentang metode pemrosesan data dan dokumen serta catatan penting
yang digunakan dalam pemrosesan transaksi siklus pengeluaran.
Informasi penting yang harus dipahami auditor meliputi : Bagaimana
pembelian, pembayaran, dan retur diawali. Bagaimana transaksi
pembelian diperhitungkan ketika barang dan jasa diterima atau
barang dikembalikan. Catatan akuntansi, dokumen, akun, dan file
komputer apa yang digunakan dalam akuntansi untuk berbagai tahapan
dari setiap transaksi siklus pembelian. Proses yang mengawali
terjadinya pembayaran atas barang dan jasa.d. PemantauanAktivitas
pemantauan yang mengharuskan auditor mendapatkan pengetahuan,
apabila berlaku, mencakup :o Umpan balik yang terus menerus dari
pemasok perusahaan menyangkut setiap masalah masalah pembayaran
atau masalah pengiriman di masa depan.o Komunikasi dari auditor
eksternal tentang kondisi yang dapat dilaporkan atau kelemahan yang
material atas pengendalian internal yang relevan, yang ditemukan
selama audit sebelumnya.o Penilaian periodik oleh auditor internal
tentang kebijakan serta prosedur pengendalian yang berhubungan
dengan siklus pengeluaran.e. Penilaian awal atas risiko
pengendalianAuditor dapat melaksanakan beberapa pengujian
pengendalian secara berbarengan dengan prosedur untuk mendapatkan
pemahaman yang diperlukan. Dalam kasus ini, auditor dapat
memperoleh kepastian yang terbatas mengenai keefektifan
pengendalian bersangkutan. Bukti yang diperoleh dari pengujian
pengendalian secara berbarengan tersebut dapat mendukung penurunan
penilaian awal atas risiko pengendalian untuk asersi-asersi terkait
tertentu sedikit dibawah maksimum atau tinggi.4.4 AKTIVITAS
PENGENDALIAN-TRANSAKSI PEMBELIANAda dua jenis pengendalian
komputer, yaitu :o Pengendalian umum, yang berkaitan dengan
lingkungan komputer dan yang mempunyai pengaruh pervasif terhadap
aplikasi komputer.o Pengendalian aplikasi, yang berkaitan dengan
setiap aplikasi akuntansi yang terkomputerisasi, seperti siklus
pengeluaran.Dokumen Dan Catatan Yang UmumSejumlah dokumen dan
catatan umum yang tercakup dalam siklus pengeluaran Bagi perusahaan
yang menggunakan sistem data-base, catatan transaksi akan disimpan
dalam suatu database dan auditor perlu memahami tabel-tabel utama
yang menggerakkan akses ke informasi dalam sistem ini, serta
bagaimana tabel-tabel tersebut berkaitan satu sama lain. Meskipun
demikian, dokumen dan catatan berikut akan sering ditemukan dalam
sebagian besar sistem akuntansi: Permintaan pembelian. Permintaan
tertulis akan barang dan jasa yang diajukan oleh orang atau
departemen yang berwenang kepada departemen pembelian. Pesanan
pembelian. Penawaran tertulis dari departemen pembelian kepada
penjual atau pemasok untuk membeli barang atau jasa sebagaimana
tertulis dalam pesanan tersebut. Laporan penerimaan. Laporan yang
dibuat atas penerimaan barang yang menunjukkan jenis dan kuantitas
barang yang diterima dari pemasok. Faktur penjual. Tagihan dari
pemasok yang menyebutkan jenis barang yang dikirim atau jasa yang
diberikan, jumlah yang harus dibayar, termin pembayaran, serta
tanggal tagihan tersebut. Voucher. Suatu formulir internal yang
menyebutkan nama pemasok, jumlah yang harus dibayar, dan tanggal
pembayaran untuk pembelian yang telah diterima. Formulir ini
digunakan untuk mengotorisasi pencatatan dan pembayaran kewajiban.
Banyak sistem pembelian memerlukan paket voucher yang lengkap
sebelum menyetujui pembayaran. Paket voucher ini biasanya berisi
salian permintaan pembelian, pesanan pembelian, laporan penerimaan,
faktur penjual, dan voucher yang sesuaisemua dokumentasi yang
mendukung transaksi pembelian. Laporan pengecualian. Laporan yang
berisi informasi tentang transaksi-transaksi yang diidentifikasi
untuk diinvestigasi lebih lanjut dengan pengendalian aplikasi
komputer. Ikhtisar voucher. Laporan yang berisi seluruh voucher
yang diproses dalam suatu batch atau selama hari itu. Register
voucher. Catatan akuntansi formal yang mencatat kewajiban yang
telah mendapat persetujuan untuk dibayar. File induk pernasok yang
telah disetujui. File komputer yang berisi informasi tentang
penjual dan pemasok yang telah disetujui untuk membeli jasa dan
serta melakukan pembayaran kepadanya. File pesanan penibelian
terbuka. File komputer tentang pesanan pembelian yang telah dikirim
ke para pemasok tetapi barang atau jasa belum diterima. File
penerimaan. File komputer yang berisi informasi tentang kuantitas
persediaan yang diterima dari pemasok. File transaksi pembelian.
File komputer yang berisi data mengenai voucher yang telah
disetujui atas pembelian yang telah diterima. File ini digunakan
untuk mencetak register voucher dan memutakhirkan file hutang
usaha, persediaan, serta buku besar File induk hutang usaha. File
komputer yang berisi data tentang voucher yang belum dibayar yang
telah disetujui. File ini dapat disusun oleh pemasok. File ini
harus ditambahkan ke saldo dalam akun pengendali hutang usaha. File
suspensi atau penolakan. File komputer yang menahan
transaksi-transaksi yang belum diproses karena ditolak oleh program
aplikasi komputer.Fungsi-FungsiPemprosesan transaksi pembelian
mencakup fungsi-fungsi pembelian berikut:1. Pengajuan pembelian.
Permintaan yang diajukan oleh perusahaan untuk melakukan transaksi
dengan perusahaan lain, yang meliputi: Pencantuman nama pemasok
pada daftar pemasok yang telah disetujui. Pengajuan kembali
permintaan barang dan jasa. Pembuatan pesanan pembelian.2.
Penerimaan barang dan jasa. Penerimaan atau pengiriman fisik barang
atau jasa, yang mencakup: Penerimaan barang Penyimpanan barang yang
diterima untuk persediaan. Pengembalian barang ke pemasok.3.
Pencatatan kewajiban. Pengakuan formal oleh perusahaan atas
kewajiban hukum, yang meliputi: Pembuatan voucher pembayaran dan
pencatatan kewajiban. Pertanggungjawaban atas transaksi yang telah
dicatat.4.5 AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI PENGELUARAN KASDokumen
dan Catatan Yang UmumDokumen dan catatan penting yang digunakan
dalam pemprosesan transaksi pengeluaran kas meliputi hal-hal
berikut:- Cek. Perintah resmi kepada bank untuk membayar sejumlah
uang yang ditunjukkan pada perintah tersebut kepada payee.-
Ikhtisar cek. Laporan total cek yang diterbitkan dalam batch atau
selama hari bersangkutan.- File transaksi pengeluaran kas.
Informasi tentang pengeluaran dengan cek kepada pemasok dan pihak
lainnya. File ini digunakan untuk pempostingan ke file induk hutang
usaha dan buku besar.- Jurnal pengeluaran kas atau register cek.
Catatan akuntansi formal mengenai cek yang diterbitkan kepada
pemasok dan pihak lainnyaFungsi-fungsi.Fungsi pengeluaran kas
adalah proses yang dilakukan perusahaan sehubungan dengan
penerimaan barang dan jasa dari pihak lain. Fungsi pengeluaran kas
biasanya meliputi pembayaran utang dan pada saat yang bersamaan
juga melakukan pencatatan pengeluaran kas.Pembayaran Utang dan
Pencatatan PengeluaranBiasanya bendahara atau fungsi manajemen kas
bertanggung jawab untuk memutuskan voucher yang belum dibayar agar
diproses pembayarannya pada tanggal jatuhnya. Semua pembayaran
harus dilakukan dengan cek. Komputer bisa diprogram untuk memilih
voucher-voucher yang jatuh tempo pada setiap hari dari file induk
utang dagang dan laporan ini direview untuk menentukan utang nama
yang harus dibayar, dengan mempertimbangkan posisi pada
kas.Perolehan Pemahaman dan Penilaian Resiko PengendalianAuditor
harus memperoleh pemahaman tentang siklus pembelian yang mencukupi
untuk merencanakan audit, yaitu auditor harus memiliki pemahaman
yang cukupa agar mampu mengidentifikasikan jenis-jenis salah saji
yang potensial, mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi
risiko salah saji yang material, dan merancang pengujian subtantif
jika auditor merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada
tingkat yang rendah untuk suatu asersi.Jika auditor merencanakan
menilai resiko pengendalian pada tingkat yang sedang atau tinggi,
maka ia dapat menggunakan pengetahuan tentang keefektifan
pengendalian yang diperolehnya ketika memahami pengendalian
internalJika auditor merencanakan untuk menilai risiko pengendalian
pada tingkat rendah, maka ia biasanya harus (1) menguji keefektifan
pengendalian umum, (2) menggunakan teknik audit berbantuan komputer
(3) menguji keefektifan prosedur untuk menindaklanjuti pengecualian
yang diidentifikasi oleh pengendalian terprogram.Pengujian
subtantif atas saldo hutang usahaHutang usaha biasanya merupakan
kewajiban lancar terbesar dalam neraca dan merupakan faktor yang
signifikan dalam mengevaluasi solvensi jangka pendek
perusahaan.SIKLUS PENGELUARAN LANJUTAN5.1PENENTUAN RISIKO DETEKSI
UNTUK PENGUJIAN DETAILUtang dagang dipengaruhi oleh transaksi
pembelian yang menyebabkan bertambahnya saldo dan transaksi
pengeluaran kas yang menyebabkan berkurangnya saldo tersebut.
Sehingga risiko pengujian detil untuk asersi utang dagang
dipengaruhi oleh risiko bawaan, risiko prosedur analitis, dan
faktor-faktor risiko pengendalian yang ada pada kelompok transaksi
tersebut. Tingkat risiko deteksi diperlukannya bukti yang lebih
meyakinkan untuk asersi-asersi kelengkapan, penyajian dan
pengungkapan dibandingkan dengan asersi-asersi lainnya sesuai
dengan metologi yang digunakan auditor dalam menetapkan
risiko.5.2PERANCANGAN PENGUJIAN SUBSTANTIFtingkat risiko deteksi
yang dapat diterima untuk setiap asersi laporan keuangan yang
signifikan dicapai dengan mengumpulkan bukti dari pengujian
substantif yang dirancang secara tepat, termasuk prosedur analitis
dan pengujian rincian. Kerangka kerja umum untuk mengembangkan
program audit atas pengujian substantifPerancangan pengujian
subtantif meliputi :5.3PROSEDUR AWALPengujian audit selalu diawali
dengan usaha mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan usaha klien.
Pemahaman tentang seberapa signifikan siklus pembelian dalam
perusahaan klien. Pemahaman tentang pemicu kemajuan ekonomi,
luasnya bisnis pemasok. Prosedur awal lainnya untuk pengujian
substantif atas utang dagang adalah melakukan penelusuran saldo
awal ke kertas kerja tahun lalu, dan menggunakan perangkat lunak
audit digeneralisasi untuk memeriksa selintas rekening utang dagang
guna melihat kemungkinan adanya pendebetan atau pengkreditan yang
tidak biasa, dan untuk mendapatkan daftar utang dagang per tanggal
neraca beserta masing-masing saldonya. 5.4PROSEDUR ANALITISTujuan
auditor menerapkan prosedur ini adalah untuk menaksir saldo utang
dagang dan menetapkan hubungan antara utang dagang dengan
rekening-rekening kunci lainnya seperti pembelian atau persediaan.
Prosedur analitis yang dilakukan pada tahap akhir bertujuan
menjamin bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian detil adalah
konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan dalam laporan
keuangan. 5.5PENGUJIAN DETIL TRANSAKSIDalam melaksanakan pengujian,
auditor menitikberatkan pada usaha medeteksi kurang saji dalam
pencatatan utang dan utang yang tidak dicatat. Seberapa luas
pengujian tergantung pada tingkat risiko deteksi pada masing-masing
asersi-asersi bersangkutan. a. Pencocokan Utang dalam Pembukuan ke
Dokumen PendukungDalam pengujian ini, pengkreditan dalam rekening
utang dagang dicocokkan ke dokumen pendukung yang ada pada arsip
klien, seperti faktur penjual, laporan penerimaan barang dan order
pembelian. Pendebetannya dicocokkan ke dalam dokumen pengeluaran
kas, seperti bukti pengeluaran cek, memo dari penjual dan potongan
lainnya. Pengujian ini akan menghasilkan bukti untuk tujuan audit
yang berkaitan dengan empat dari lima asersi,terkecuali asersi
kelengkapan. b. Pengujian Pisah Batas PembelianBertujuan untuk
memastikan bahwa pembelian yang terjadi di seputar tanggal tutup
buku telah dicatat pada periode yang tepat. Pengujian ini biasanya
dilakukan untuk masa lima sampai 10 hari sebelum atau sesudah
tanggal tutup buku. Bukti dari pengujian ini berkaitan dengan
asersi keberadaan atau ketersediaan dan asersi kelengkapan utang
dagang. Dalam melaksanakan pengujian ini auditor harus menentukan
bahwa pisah batas yang tepat telah dilakukan pada saat klien
melakukan perhitungan fisik persediaan maupun dalam pencatatan
transaksi pembelianc. Pengujian Pisah Batas Pengeluaran
KasPengujian pisah batas pengeluaran kas dapat diperoleh melalui
observasi langsung atau review atas dokumen-dokumen intern.
Penelusuran juga dapat dilakukan dengan menelusuri cek-cek dibayar
dalam periode waktu beberapa hari sebelum dan sesudah tanggal
neraca ke tanggal pencatatan cek tersebut dalam pembukuan. Bukti
yang diperoleh dari pengujian ini juga berkaitan dengan
asersi-asersi keberadaan atau keterjadian dan asersi kelengkapan
utang dagang.d. Pencarian utang tidak dicatatTerdiri dari
prosedur-prosedur yang dirancang secara khusus untuk mendeteksi
kewajiban per tanggal neraca yang dicatat. e. Pembayaran kemudian.
Pemeriksaan atas pembayaran-pembayaran kemudian terdiri dari
pemeriksaan atas cek-cek yang diterbitkan atau voucher yang dibayar
setelah tanggal neraca. Pengujian ini dilakukan sampai dengan akhir
tanggal pekerjaan lapangan untuk memperbesar kemungkinan memperoleh
bukti tentang utang secara sengaja atau kurang teliti sehingga
tidak dimasukkan kedalam utang pada tanggal laporan keuangan. f.
Prosedur-prosedur lain. Dokumen-dokumen pendukung utang yang telah
dicatat, tetapi masih belum dibayar sampai tanggal terakhir
pekerjaan lapangan juga harus diperiksa dengan pengujian.
Prosedur-prosedur yang bisa membawa pada pembuktian adanya hutang
tidak dicatat, meliputi: menyelidiki order pembelian yang tidak
lengkap dokomen pendukung lainnya, mengajukan pertanyaan pada
personil akuntansi dan pembelian tentang utang yang tidak dicatat,
mereview anggaran aktiva tetap,perintah kerja dan kontrak
pembangunan untuk mencari bukti adanya utang yang tidak dicatat.
5.6PENGUJIAN DETIL SALDOPengujian ini meliputi dua kategori, yaitu:
a. Konfirmasi Utang DagangPengiriman konfirmasi dalam audit
terhadap utang dagang tidak merupakan prosedur yang harus dilakukan
auditor. Prosedur ini bersifat opsional karena 1) konfirmasi tidak
dapat menjamin bahwa utang yang tidak dicatat dapat terdeteksi 2)
bukti eksternal berupa faktur dan laporan bulanan dari penjual
biasanya telah tersedia untuk sebagian besar utang. Auditor harus
mengawasi pembuatan dan pengiriman permintaan konfirmasi dan harus
menerima jawaban secara langsung dari respoden. Dalam
mengkonfirmasi utang dagang, auditor harus menghendaki agar
kreditur menyebutkan jumlah terutang karena jumlah itu akan
direkonsiliasi dengan jumlah menurut klien. Pengujian ini
menghasilkan bukti untuk semua asersi utang dagang, namun demikian
pembuktian yang dihasilkan dari asersi kelengkapan hanya terbatas
karena adanya kemungkinan kesalahan dalam mengidentifikasi pemasok
yang dikirimi konfirmasi disebabkan klien tidak mencatat utang
tertentub. Merekonsiliasi Utang yang Tidak Dikonfirmasi ke laporan
dari pemasokPemasok biasanya mengirimkan laporan bulanan yang bisa
dijumpai dalam arsip klien. Jika demikian, maka jumlah yang
terutang kepada pemasok menurut catatan klien dapat direkonsiliasi
dengan laporan tersebut. Bukti yang diperoleh dari prosedur ini
sama dengan yang yang diperoleh melalui prosedur konfirmasi, hanya
saja kurang dapat diandalkan karena laporan yang dikirim pemasok
kepada klien, tidak langsung kepada auditor. c. Pembandingan
Penyajian Utang di Neraca dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum
Utang dagang harus diidentifikasi dengan benar dan dikelompokkan
sebagai kewajiban lancar. Apabila saldo utang dagang mencankup
pembayaran di muka kepada pemasok untuk pesanan barang dan jasa
yang baru dikirimkan di kemudian hari dalam jumlah material maka
jumlah pembayaran dimuka direklasifikasi. Penyajian dan
pengungkapan yang dilakukan manajemen dalam laporan keuangan harus
dibandingkan dengan ketentuan yang ditetapkan oleh prinsip
akuntansi berlaku umum.About these ads