Top Banner
1 1 PENINGKATAN LAYANAN MELALUI PENDIDIKAN INKLUSIF 1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DASAR MARET MARET 2012 2012 KEBIJAKAN
28

Bahan Pendidikan Inklusif Kemendikbud

Jul 08, 2016

Download

Documents

ridhoafnim07

inklusif
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bahan Pendidikan Inklusif Kemendikbud

11

PENINGKATAN LAYANAN MELALUI PENDIDIKAN INKLUSIF

1

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASARDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

MARET MARET 20122012

KEBIJAKAN

Page 2: Bahan Pendidikan Inklusif Kemendikbud

2

Sistematika Paparan

3. PENDIDIKAN INKLUSIF

2. TUJUAN

1. PENDAHULUAN

4. IMPLEMENTASI

Page 3: Bahan Pendidikan Inklusif Kemendikbud

3

1PENDAHULUAN

Page 4: Bahan Pendidikan Inklusif Kemendikbud

“..setiap warga negara, tidak memandang ras, agama, suku, jender, keterbatasan fisik dan mental berhak memperoleh layanan pendidikan dan perlindungan dari diskriminasi.. ”

umum

khususkhusus

Kebutuhan KhususKebutuhan KhususCerdas Istimewa Bakat Istimewa (CIBI)Cerdas Istimewa Bakat Istimewa (CIBI)●Gifted (Cerdas Istimewa)Gifted (Cerdas Istimewa)●Talented (Bakat Istimewa)Talented (Bakat Istimewa)

selalu saja ada warga yang khusus…yang memerlukan perhatian sangat khusus…dengan layanan yang sangat khusus pula…

Kesetaraan Dalam PendidikanKesetaraan Dalam Pendidikan

Kebutuhan Khusus (Cacat) - ---- Kebutuhan Khusus (Cacat) - ---- Tunagrahita Tunagrahita - Tuna Rungu- Tuna Rungu- Tuna Netra dll- Tuna Netra dll

Page 5: Bahan Pendidikan Inklusif Kemendikbud

A. LATAR BELAKANGUUD 1945 yang sudah di amandemen pasal 31 ayat 1 dan 2. Dan pasal 32 UU Sisdiknas nomor 20 Tahun 2003 mengatur tentang Pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus.

Permendiknas no. 70 tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif” Anak berkebutuhan khusus: 1) berbagai ketunaan, 2) lamban belajar, 3) kesulitan belajar, 4) kesulitan komunikasi, 5) gangguan emosi/perilaku, dan 6) termarginalkan (Kemendiknas 2010)

5

Page 6: Bahan Pendidikan Inklusif Kemendikbud

1. Data Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Tahun 2010 adalah kurang lebih sebanyak 1.544.184 anak, diprediksikan ada sekitar 330.764 Anak (21,42%) merupakan ABK dalam rentang usia 5-18 Tahun.

2. Dari 330.764 anak tsb, telah mendapatkan layanan pendidikan di Sekolah Khusus (SLB) ataupun Sekolah Inklusif, dari jenjang Taman Kanak-Kanak sampai dengan Sekolah Menengah Pertama berjumlah 85.737 anak (25,92%),

3. Sehingga masih terdapat sekitar 245.027 anak (74,08%) yang belum mendapatkan akses pendidikan

Page 7: Bahan Pendidikan Inklusif Kemendikbud

Permasalahan Lain; (1) disamping kurangnya tenaga pendidik yang mau dan

mampu mendidik ABK, (2) masalah aksesibilitas; (1) kondisi ekonomi orang tua, (2) jarak sekolah, (3) motivasi orang tua rendah, dan (4) sekolah umum (SD, SMP, SMU/SMK) enggan menerima ABK

Juga rendahnya kinerja guru yang diindikasikan dengan ketidakmampuan sekolah dan guru reguler melakukan penyesuaian, kurangnya kerjasama guru dengan lingkungan sekolah, lambannya menyelesaikan pekerjaan, dan kurangnya hasilnya pekerjaan guru (Dit. PPK-LK Dikdas, 2010).

7

Page 8: Bahan Pendidikan Inklusif Kemendikbud

ALASAN MENGIMPLEMENTASIKAN PENDIDIKAN ALASAN MENGIMPLEMENTASIKAN PENDIDIKAN INKLUSIF:INKLUSIF:1. Hambatan utama anak berkelainan untuk maju termasuk dalam

mengakses pendidikan setinggi mungkin bukan pada kecacatannya, tetapi pada penerimaan sosial masyarakat

2. Pendidikan inklusif dalam beberapa tahun terakhir ini telah menjadi isu yang sangat menarik dalam sistem pendidikan nasional

3. Melalui pendidikan inklusif, anak berkelainan dididik bersama-sama anak lainnya (normal) untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.

4. jumlah ABK yang telah bersekolah untuk jenjang SD hanya 0,00018% dan SMP hanya 0,00012% dari total seluruh anak usia sekolah. Sedangkan prosentase sekolah penyelenggara pendidikan inklusif untuk jenjang SD adalah 0,39% dan jenjang SMP adalah 0,25%.

Page 9: Bahan Pendidikan Inklusif Kemendikbud

ISU-ISU YANG BERKEMBANG:ISU-ISU YANG BERKEMBANG:1.1. IIdentifikasi dan asesmen dentifikasi dan asesmen ABK untuk pABK untuk pemetaan emetaan

kompetensi dan potensi peserta didikkompetensi dan potensi peserta didik2.2. Pengembangan kurikulum akomodatif bagi ABKPengembangan kurikulum akomodatif bagi ABK3.3. Pengembangan perangkat pembelajaran bagi ABK Pengembangan perangkat pembelajaran bagi ABK

dalam seting inklusif (RPP/PPI, bahan aja & media)dalam seting inklusif (RPP/PPI, bahan aja & media)4.4. Peningkatan kompetensi guru dalam melaksanakan Peningkatan kompetensi guru dalam melaksanakan

pembelajaran akademik dan layanan kompensatoris pembelajaran akademik dan layanan kompensatoris bagi ABKbagi ABK

5.5. Pengadaan/pengangkatan guru pembimbing khususPengadaan/pengangkatan guru pembimbing khusus6.6. Optimalisasi peran resource center/ sekolah khususOptimalisasi peran resource center/ sekolah khusus7.7. RRekayasa kondisi bangunan sekolah yang asesibel ekayasa kondisi bangunan sekolah yang asesibel

bagi ABKbagi ABK dan p dan pengadaan ruang sumber engadaan ruang sumber

Page 10: Bahan Pendidikan Inklusif Kemendikbud

10

2TUJUAN

Page 11: Bahan Pendidikan Inklusif Kemendikbud

Memahami konsep, ciri, karakteristik dan ruang lingkup kebijakan Pendidikan Inklusif

Tujuan Umum

Page 12: Bahan Pendidikan Inklusif Kemendikbud

Tujuan KhususTujuan Khusus1.1. Mendeskripsikan konsep Mendeskripsikan konsep

pendidikan Inklusifpendidikan Inklusif2.2. Mengidentifikasi ciri dan Mengidentifikasi ciri dan

karakteristik pendidikan inklusifkarakteristik pendidikan inklusif3.3. Mengidentifikasi ruang lingkup Mengidentifikasi ruang lingkup

dan bidang garapan pendidikan dan bidang garapan pendidikan inklusifinklusif

4.4. Mengidentifikasi strategi Mengidentifikasi strategi mewujudkan pendidikan inklusifmewujudkan pendidikan inklusif

Page 13: Bahan Pendidikan Inklusif Kemendikbud

13

3PENDIDIKAN INKLUSIF

Page 14: Bahan Pendidikan Inklusif Kemendikbud

system layanan pendidikan yang mensyaratkan anak berkebutuhan khusus belajar di sekolah-sekolah terdekat di kelas biasa bersama teman-teman seusianya ( Sapon – Shevin dalam O Neil 1994)

Sekolah penyelenggara pendidikan inklusif adalah sekolah yang menampung semua murid di kelas yang sama. Sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan setiap murid maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh para guru, agar anak-anak berhasil ( Stainback, 1980)

Pendidikan Inklusif adalah:

Page 15: Bahan Pendidikan Inklusif Kemendikbud

KARAKTERISTIK UTAMA PENDIDIKAN KARAKTERISTIK UTAMA PENDIDIKAN INKLUSIFINKLUSIF Anak berkebutuhajn khusus (ABK) belajar dalam

satu lingkungan pendidikan secara bersama dengan anak-anak lainnya.

Setiap anak memperoleh layanan pendidikan yang layak, menantang, dan bermutu.

Murid memperoleh layanan pendidikan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya.

Sistem pendidikan menyesuaikan dengan kondisi anak.

Page 16: Bahan Pendidikan Inklusif Kemendikbud

NILAI POSITIF NILAI POSITIF PENDIDIKAN INKLUSIFPENDIDIKAN INKLUSIF

Peluang Pemenuhan hak pendidikan bagi semua orang (education for all).

Peluang pemenuhan wajib belajar bagi ABK.

Pembelajaran emosi-sosial bagi ABK.Pembelajaran (emosi-sosial-spiritual) bagi

orang “normal”Pend. ABK yang lebih efisien.

Page 17: Bahan Pendidikan Inklusif Kemendikbud

17

4IMPLEMENTASI

Page 18: Bahan Pendidikan Inklusif Kemendikbud

UU No. 4 tahun 1997 tentang Penyandang Cacat

Pasal (5 ) “ Setiap penyandang cacat mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan”.

Surat Edaran Dirjen Dikdasmen Depdiknas No.380/C.C6/MN/2003

20 Januari 2003: Setiap kabupaten/kota diwajibkan

menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan inklusif di sekurang-kurangnya 4 (empat) sekolah yang terdiri dari : SD, SMP, SMA, SMK

Page 19: Bahan Pendidikan Inklusif Kemendikbud

Permendiknas 70/2009Permendiknas 70/2009Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik yang

Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa

Page 20: Bahan Pendidikan Inklusif Kemendikbud

Pasal 4 dan 5Pasal 4 dan 5Sekolah inlusif paling sedikit: 1 SD,

1 SMP per kecamatan, dan 1 SMA per kab/kota

Sekolah lain yang tidak ditunjuk boleh menjadi sek

Paling sedikit: 1 kursi per rombel

Page 21: Bahan Pendidikan Inklusif Kemendikbud

Pendidikan Inklusif di Pendidikan Inklusif di IndonesiaIndonesiaPendidikan inklusif dimaksudkan sebagai sistem layanan pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak sebayanya di sekolah reguler yang terdekat dengan tempat tinggalnya.

Page 22: Bahan Pendidikan Inklusif Kemendikbud

Setiap sekolah reguler diharapkan dapat menampung anak-anak yang berkebutuhan khusus.

Sekolah yang demikian adalah Sekolah Yang menyelenggarakan Pendidikan Inklusif atau disebut Sekolah Inklusif

Page 23: Bahan Pendidikan Inklusif Kemendikbud

Sekolah Biasa/sekolah umum yang mengakomodasi semua anak berkebutuhan khusus, Sekolah Luar Biasa/Sekolah Khusus yang mengakomodasi anak normal. Adapun alternatif Layanan Pendidikan Inklusi bisa dilakukan antara lain dengan: Kelas Biasa Penuh Kelas Biasa dengan Tambahan Bimbingan di Dalam Kelas Biasa dengan tambahan Bimbingan di Luar Kelas. Kelas Khusus dengan Kesempatan Bergabung di Kelas Biasa, Kelas Khusus Penuh Sekolah Khusus, dan Sekolah Khusus berasrama

Penyelenggaraan pendidikan inklusif terbagi dalam dua jenis :

Page 24: Bahan Pendidikan Inklusif Kemendikbud

Semua anak mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu dan tidak didiskriminasikan.Semua anak mempunyai kemampuan untuk mengikuti pelajaran tanpa melihat kelainan dan kecacatannya.Perbedaan merupakan penguat dalam meningkatkan mutu pembelajaran bagi semua anak.Sekolah dan guru mempunyai kemampuan untuk belajar merespon dari kebutuhan pembelajaran yang berbeda.

Mengapa Perlu dipromosikan?

Page 25: Bahan Pendidikan Inklusif Kemendikbud

Sekolah harus menyediakan kondisi kelas yang hangat, ramah, menerima keanekaragaman dan menghargai perbedaan.

Sekolah harus siap mengelola kelas yang heterogen dengan menerapkan kurikulum dan pembelajaran yang bersifat individual.

Guru harus menerapkan pembelajaran yang interaktif

Guru dituntut melakukan kolaborasi dengan profesi atau sumberdaya lain dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Guru dituntut melibatkan orangtua secara bermakna dalam proses pendidikan.

Hal-hal yang harus diperhatikan

Page 26: Bahan Pendidikan Inklusif Kemendikbud

Kepala sekolah dan guru (yang nantinya akan menjadi GPK = Guru Pembimbing Khusus) harus mendapatkan pelatihan bagaimana menjalankan sekolah inklusi.

GPK mendapatkan pelatihan teknis memfasilitasi anak ABK

Asesmen di sekolah dilakukan untuk mengetahui anak ABK dan tindakan yang diperlukan.

 Mengadakan bimbingan khusus atas kesepahaman dan kesepakatan dengan orangtua ABK

Page 27: Bahan Pendidikan Inklusif Kemendikbud

Sekolah melakukan motivasi dan penjaringan di masyarakat agar anak ABK yang belum masuk sekolah mendapatkan pendidikan secara seimbang dengan memasukkannya ke sekolah inklusi

Pengadaan aksesibiltas (sarana dan prasaranan bagi ABK) sesuai kemampuan sekolah

Sebelum menerapkan inklusi, sebaiknya sekolah sudah menerapkan terlebih dahulu prinsip-prinsip MBS dengan tiga pilar utama: managemen sekolah yang transparan, akuntable dan demokratif; dan optimalisasi peran serta masyarakat

Kepala sekolah, guru, komite dan orantua mendapatkan pemahaman apa, bagaimana, mengapa konsep inklusi perlu diterapkan

Menyelenggarakan pembelajaran inklusi

Tahapan Penerapan

Page 28: Bahan Pendidikan Inklusif Kemendikbud