Top Banner

of 56

Bahan kul BLK

Feb 25, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    1/56

    1

    BAHAN LAPIS KERAS

    Yang dimaksud dengan bahan lapis keras adalah semua bahan

    susun yang diperlukan untuk membuat perkerasan jalan meliputi agregat,

    aspal, bahan tambah (additive) serta bahan stabilisasi tanah dasar jika

    diperlukan khususnya untuk jalan yang dibuat pada daerah dengan tanah

    dasar yang jelek.

    I. LAPIS KERAS JALAN

    Lapis keras jalan adalah bagian dari struktur jalan yang terletak di atas

    tanah dasar atau subgradeyang dibuat keras agar dapat dilalui lalu lintas

    yang lewat di atasnya.

    Tujuan pembuatan lapis keras jalan adalah agar dapat dicapai suatu

    kekuatan tertentu sehingga mampu meneruskan beban beban lalu lintas

    yang diterima oleh lapis keras ke dalam bidang yang lebih luas pada tanah

    dasar, sehingga beban beban tersebut dapat didukung oleh tanah dasar.

    Pada umumnya, lapis keras jalan dapat digolongkan menjadi tiga

    golongan besar yaitu :

    -flexible pavement

    - rigid pavement

    - composite pavement

    - interblock pavement

    Dalam hal ini, yang akan dibahas hanya bahan dari lapis keras yang masuk

    ke dalam golongan flexible pavement, karena untuk bahan yang

    digunakan pada rigit pavement sudah dibahas panjang lebar pada

    matakuliah teknologi beton.

    PERANCANGAN PERKERASAN

    Pada umumnya Perancangan Perkerasan dapat dibedakan atas dua

    pengertian yaitu :

    1. Structural Pavement Design

    (Perancangan Struktur Perkerasan)

    Yaitu menentukan tebal dari pavement beserta komponen-

    komponennya antara lain :

    Menentukan tebal :

    surface course

    base course untuk flexible pavement

    sub base course

    Subgrade

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    2/56

    2

    plat beton

    lapis fondasi untuk rigid pavement

    lapis pasir

    subgrade

    2. Paving Mixture Design

    (Perancangan Campuran Perkerasan)

    Yaitu tahapan yang harus dilakukan sebelum pelaksanaan

    dilapangan dimulai yang bertujuan untuk menentukan kualitas bahan

    susun yang akan digunakan serta proporsi campuran bahan yang akan

    digunakan untuk bahan perkerasan.

    Misal : Menentukan jenis aspal yang akan dipakai serta perbandingan

    jumlah aspal dengan batuan

    Menentukan gradasi serta jenis batuan

    Menentukan mutu beton serta perbandingan campuran antara

    semen, pasir

    kerikil (untuk rigid pav)

    Dll

    II. BAHAN LAPIS KERAS

    Bahan utama perkerasan jenis flexible pavement pada umumnya

    terdiri dari bahan yang disusun sebagai berikut :

    bahan pengikat : aspal

    bahan pengisi : agregat kasar, agregat halus, filler.

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    3/56

    3

    ASPAL

    Aspal merupakan salah satu bahan pengikat perkerasan yang paling

    banyak dipakai di Indonesia.

    Disamping harganya relatif murah, aspal juga banyak tersedia di negara

    kita yang kaya akan minyak mentah yang banyak mengandung aspal.

    Aspal merupakan bahan yang termoplastis, yaitu suatu sifat viskositas

    /kekentalan yang sangat dipengaruhi oleh temperatur. Pada saat

    temperatur rendah (dingin) aspal akan bersifat keras, dan sebaliknya pada

    saat temperatur tinggi (panas) aspal akan bersifat lunak, dan lebih bersifat

    plastis.

    Kepekaan terhadap temperatur dari tiap hasil produksi aspal berbeda-beda

    tergantung dari asalnya, walaupun aspal tersebut diambilkan dari jenis

    yang sama.

    A

    Viscositas B

    (kekentalan)

    Temperatur (oc)

    Gambar Hubungan Viscositas dan Temperatur (suhu)

    Oleh karena hal seperti diatas, maka sebelum memakai jenis aspal lebih

    dahulu perlu diketahui aspal tersebut berasal dari mana, sehingga pada

    proses pencampuran antara agregat dengan aspal dapat ditetapkan

    temperatur yang paling baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

    caspal dari dari jenis yang sama produksi Pertamina akan mempunyai

    kepekaan temperatur yang berbeda dengan aspal produksi Esso.

    Ada beberapa jenis perkerasan yang menuntut perhatian kusus yang ada

    kaitannya dengan masalah temperatur, yaitu konstruksi perkerasan pada

    landas pacu (runway). Bahan maupun jenis konstruksi yang dipakai pada

    landas pacu secara garis besar menyerupai dengan perkerasan pada

    perkerasan jalan raya. Bedanya pada runway harus mempunyai daya

    dukung yang lebih besar, dan biasanya temperatur disekitar landas pacu

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    4/56

    4

    lebih panas. Sehingga dibutuhkan jenis aspal yang lebih tahan terhadap

    pengaruh temperatur.

    Kekuatan

    aspal

    Lama Pembebanan

    Gambar Hubungan Kekuatan aspal dan Lama Pembebanan

    Di samping itu aspal juga bersifat reologic yaitu suatu sifat yang sangat

    dipengaruhi oleh lamanya pembebanan. Semakin lama bebn beada di atas

    perkerasan, maka kekuatan aspal akan semakin turun, Sebagai contoh bila

    aspal dibebani selama satu menit akan sangat berbeda pada aspal yang

    dibebani pada beban yang sama tapi dalam tempo yang lebih lama misal

    satu jam. Aspal yang dibebani pada waktu yang lebih lama akan

    mengalami perubahan geometrik yang lebih besar.

    Disamping kedua sifat terebut aspal juga memiliki sifat yang lain yang

    disebut sifat Tyxotropyyaitu sifat yang dipengaruhi oleh cuaca. Aspal yang

    disimpan di udara terbuka dalam dalam jangka waktu yang cukup lama

    akan mengalami penurunan kelenturan atau fleksibilitasnya menurun

    sehingga aspal akan menjadi kaku. Hal ini akan labih cepat terjadi apabila

    aspal dalam drum sudah dibuka.

    kelenturan

    lama penyimpanan/pengaruh cuaca

    Gambar hubungan kelenturan aspal dan lama penyimpanan

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    5/56

    5

    Aspal juga merupakan bahan yang memiliki kohesi (kemampuan

    saling tarik-menarik) yang cukup besar. Sehingga aspal merupakan bahan

    pengikat aggregat yang baik serta memiliki kemampuan untuk

    mempertahankan agregat supaya tetap ditempatnya sebagai bahan

    pengisi pada suatu lapis keras.

    Aspal juga merupakan bahan yang mudah teroksidasi. Pada udara

    terbuka, aspal akan mudah beroksidasi dengan udara yang banyak

    mengandung oksigen, sehingga lama kelamaan permukaan aspal secara

    perlahan akan menjadi keras dan getas, dan akan kehilangan sifat

    kohesifnya. Tapi peristiwa oksidasi ini lebih banyak terjadi pada daerah

    permukaan aspal saja, sehingga biasanya yang mengeras dan yang menjadi

    getas hanya pada permukaan lapis luarnya sedang lapis aspal bagian

    dalam tidak banyak mengalami perubahan kecuali hanya perubahan

    viskositasnya. Pada campuran antara aspal dan agregat, semakin tipis

    lapisan aspal yang menyelimuti agregat, akan semakin besar tingkat

    kerapuhan yang terjadi. Lapis aspal yang sudah kehilangan sifat kohesifnya

    biasanya dikatakan sebagai aspal usang.

    MACAM-MACAM ASPAL

    Menurut proses terjadinya, aspal dapat dibedakan menjadi dua

    golongan besar.

    yaitu :

    aspal alam

    aspal minyak/buatan

    Aspal alam

    Di Indonesia, jenis aspal ini banyak terdapat di Pulau Buton, sehingga

    aspal alam ini sering disebut Butas ( Buton Aspal).

    Proses terjadinya:

    Sebelum di proses lebih lanjut, aspal alam ini terdapat di alam terbuka

    sebagai batuan sehingga biasa disebut batuan aspal / aspal batu (rock

    asphalt) atau batuan yang bersifat aspal (asphaltic rock).

    Dalam bentuk aslinya, Butas di P. Buton (Sulawesi Tenggara) berbentuk

    sebagai lapisan batu berwarna hitam yang kadang-kadang muncul di atas

    tanah sebagai gunung kecil.

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    6/56

    6

    Butas ini dapat terjadi karena pada daerah tersebut banyak mengandung

    minyak mentah dengan kadar aspal yang cukup tinggi (asphaltic base

    crude oils).

    Minyak yang mengandung aspal (bitumen) ini dapat keluar dari bumi

    akibat adanya tekanan yang disebabkan oleh proses geologi, kemudian

    meresap diantara celah-celah lapisan serta batuan yang poros (poreous).

    Oleh karena terjadinya Butas disebabkan dari proses alam seperti yang

    sudah dijelaskan di atas, maka akibatnya kandungan aspal pada batuan

    jumlahnya tidak me nentu, artinya kandungan aspal pada batuan sangat

    bervariasi ada yang kandungannya sedikit dan ada kandungan aspalnya

    yang banyak.

    Di dalam prakteknya, batuan aspal yang ditambang harus diseleksi dulu

    serta dipilih dari batuan yang memiliki kandungan aspal minimum 25 %.

    Karena aspal memiliki sifat termoplastis, maka akibatnya batu aspal ini

    memiki beberapa sifat diantaranya pada temperatur dingin yaitu pada

    malam dan pagi hari dengan temperatur 28oke bawah bersifat getas dan

    mudah pecah. Sebaliknya pada siang hari dengan temperatur 30oke atas,

    batu aspal bersifat liat/ulet dan agak sukar untuk dipecah.

    Oleh karena itu pemecahan batu aspal sebaiknya dilakukan pada malam

    hari atau pagi hari. Kalau dilakukan pada siang hari sebaiknya harus

    dilakukan pada tempat yang teduh atau beratap.

    Karena umur dari batu aspal (yang ditambang) sudah terlalu tua, maka

    biasanya aspal yang dikandung sudah kehilangan sifat plastisnya. Tapi justru

    batu aspal seperti inilah yang mudah dikerjakan dari pada jenis batu aspal

    yang sifatnya plastis yang masih banyak mengandung minyak.

    Sebaliknya untuk keperluan pengaspalan jalan dibutuhkan aspal yang

    agak cair supaya mudah pengerjaannya dan bersifat lentur, sehingga tahan

    terhadap getaran dan pukulan roda kendaraan. Oleh karena itu pada batu

    aspal/butas perlu ditambahkan flux oil (minyak pengencer) yang

    mengandung minyak mentah sehingga aspalnya menjadi lebih encer

    (diremajakan).

    Batu butas yang banyak dipergunakan sekarang kira-kira

    mengandung bagian-bagian sebagai berikut :

    Aspal murni (bitumen) berat rata-rata sekitar 30 %

    Debu kapur (debu mineral) ,, ,, ,, 55 %

    Pasir ,, ,, ,, 15 %

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    7/56

    7

    Dari hasil penelitian pada butas dapat diambil kesimpulan :

    Kadar bitumen sangat bervariasi

    Kualitas bitumen ber beda-beda

    Komposisi batuan ber beda-beda

    Berdasarkan kadar bitumen yang dikandungnya, Butas dapat dibedakan

    atas B25, B30, B35, B40.

    Sebagai contoh untuk Butas B30, berarti butas tersebut memiliki kadar

    bitumen rata-rata sebesar 30 %.

    Aspal minyak/aspal buatan

    Yang dimaksud dengan aspal minyak atau aspal buatan adalah aspal

    yang diperoleh dari hasil penyaringan minyak mentah (crude oils).Minyak mentah atau minyak kasar adalah minyak yang didapat secara

    langsung dari hasil tambang (belum diolah).

    Pada saat diproses akan didapatkan jenis-jenis minyak yang masing-masing

    dibedakan atas berat jenisnya.

    Bahan yang dikandungnya setelah melalui proses penyaringan yang dimulai

    dari BJ yang paling kecil adalah sbb:

    Avtur

    gasoline(bensin)

    kerosine(minyak tanah)

    diesel oils(solar)

    minyak pelumas/olie

    BJ yang paling besar ada tiga kemungkinan :

    a) aspal, dikatakan minyak mentah memiliki dasar aspal (asphaltic

    base crude oils)

    b) parafin, dikatakan minyak mentah memiliki dasar parafin

    (parafin base crude oils)

    c) campuran antara aspal dan parafin, dikatakan minyak mentah

    memiliki dasar campuran (mixed base crude oils)

    Jadi minyak mentah belum tentu dapat menghasilkan aspal.

    Bila dilihat dari proses pembuatannya serta bahan dasarnya, jenis aspal

    dibedakan atas bentuknya ada tiga macam :

    aspal keras (cement asphalt) aspal cair (liquit asphalt) (aspal keras + bhn pencair)

    aspal emulsi (emulsified asphalt) (aspal keras + emulsifier)

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    8/56

    8

    Aspal keras (aspal semen / aspal penetrasi)

    Semen jenis ini disebut aspal keras karena pada suhu biasa (temperatur

    ruang) aspal jenis ini bersifat keras dan padat. Untuk

    memanfaatkan/menggunakan semen jenis ini harus dipanaskan dulu

    sehingga menjadi panas dan mencair. Untuk menentukan

    kekerasannya/kekentalannya digunakan standar penetrasi.

    Proses pemeriksaan penetrasi mengikuti standar AASTHO T 49-80.

    Pemeriksaan dilakukan dengan cara memasukkan jerum penetrasi

    berdiameter 1 mm dengan beban seberat 100 gram (sudah termasuk berat

    jarumnya). Waktu yang dibutuhkan untuk memasukkan jarum penetrasi

    selama 5 detik dengan temperatur aspal sebesar 77

    o

    F atau 25

    o

    C. Besarnyapenetrasi diukur dan dinyatakan dengan angka yang merupakan kelipatan

    0,1 mm. Misal masuknya jarum penetrasi sedalam 5 mm, maka 5 mm

    dibagi dengan 0,1 mm adalah 50, dikatakan angka penetrasi aspal sebesar

    50. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa tambah kecil angka

    penetrasi aspal maka aspal tersebut akan semakin keras.

    Beberapa contoh jenis aspal ini a.l. :

    AC 40-50

    AC 50-60

    AC 60-70 ------------paling sering digunakan lho !!!!!!!

    AC 80-100

    AC 120-150

    dst.

    Oleh karena itu pemakaian perkerasan yang berkualitas tinggi perlu

    dipilih jenis aspal semen yang akan dipakai dengan melihat angkapenetrasinya. Untuk daerah bercuaca panas atau untuk jalan dengan

    volume lalu-lintas yang tinggi digunakan jenis aspal semen dengan penetrasi

    rendah, sedang aspal semen dengan penetrasi tinggi digunakan untuk

    daerah yang bercuaca dingin atau untuk jalan dengan volume lalu-lintas

    rendah.

    Di Indonesia aspal semen yang banyak dipakai yaitu aspal semen dengan

    penetrasi 60-70 dan 80-100.

    Seperti yang sudah dijelaskan di depan bahwa aspal merupakan bahan

    yang bersifat termoplastis, sifat termoplastis pada setiap jenis aspal tidak

    sama tergantung dari aspal tersebut berasal dari mana. Sebagai contoh ada

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    9/56

    9

    aspal dari grup A dan B dengan angka penetrasi yang sama. Ini

    mengandung arti bahwa kedua grup aspal tersebut pada temperatur 25o

    C

    mempunyai kekentalan yang sama. Tetapi aspal grup A memiliki kepekaan

    temperatur yang lebih besar bila dibandingkan dengan aspal dari grup B.

    Maka tampak sekali pada gambar bahwa untuk jenis aspal grup A

    mempunyai perbedaan viskositas yang sangat menyolok pada temperatur

    rendah minimum dengan temperatur tinggi maksimum.

    Aspal A

    Aspal B

    viskositas

    0oF 77

    oF 100

    oF

    Grafik viskositas vs temperatur pada dua aspal yang

    memiliki angka penetrasi yang sama.

    Untuk jenis perkerasan tingkat tinggi dengan persyaratan yang ketat misal

    untuk landas pacu, untuk jalan klas tinggi yang lewat daerah dengan

    temperatur panas maka yang paling cocok adalah jenis semen dari grup B,

    sebab aspal grup B merupakan jenis aspal yang memiliki kepekaan

    terhadap temperatur lebih kecil bila dibandingkan dengan aspal dari grup

    A atau dapat dilihat pada gambar di atas nilai b lebih kecil bila dibanding

    dengan a.

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    10/56

    10

    Aspal Cair (liquit asphalt)

    Yang dimaksud dengan aspal cair yaitu jenis aspal yang dibuat dengan

    mencampur Aspal semen dengan bahan pencair, yaitu minyak yang

    dihasilkan dari penyaringan minyak mentah. Dari hasil pencampuran di

    atas menghasilkan aspal yang berbentuk cair dalam temperatur ruang,

    sehingga untuk menggunakannya tidak diperlukan pemanasan kecuali

    untuk hal-hal yang kusus.

    Berdasarkan bahan pencairnya dan kemudahan menguap bahan

    pelarutnya, aspal cair dapat dibedakan atas :

    a. RC ( Rapid Curing Asphalt)

    Yaitu jenis aspal cair yang dibuat dari pencampuran antara semen

    aspal dengan bensin (Asphalt Cement (AC) + gasoline). Jenis aspal ini

    merupakan jenis aspal cair yang paling cepat menguap. Akibatnya kalau

    kita memakai aspal cair dari jenis ini tidak boleh terlalu lama menunda

    pekerjaan karena aspal akan lebih cepat mengeras.

    b. MC (Medium Curing Ashalt)

    Yaitu jenis aspal cair yang dibuat dari pencampuran antara semen

    aspal dengan bahan pencair yang lebih kental yaitu minyak tanah (Asphalt

    Cement (AC) + kerosine). Jenis aspal ini merupakan jenis aspal cair yangpenguapannya lebih lambat bila dibandingkan dengan jenis RC.

    c. SC ( Slow Curing Asphalt)

    Yaitu jenis aspal cair yang dibuat dari pencampuran antara semen

    aspal dengan bahan pencair yang lebih kental lagi yairu solar ( Asphalt

    Cement (AC) + diesel oils). Jenis aspal ini merupakan jenis aspal cair yang

    penguapannya paling lambat bila dibandingkan dengan dua jenis di atas.

    Boleh dikatakan bahwa aspal cair jenis SC ini merupakan jenis yang paling

    rendah mutunya bila dibandingkan dengan dua type di atas, sebab daya

    ikatnya kalau sudah mengeras tidak sebaik yang di atas.

    Pada prakteknya, aspal cair ini banyak digunakan sebagai bahan perekat

    lapis perkerasan atau biasa disebut pelaburan, untuk perbaikan lapis

    permukaan jalan yang berlubang, dan untuk lapis perkerasan dengan

    mutu sedang dan rendah yang tidak membutuhkan persyaratan yang

    ketat, dll.

    Jenis pelaburan/pengeleman lapis keras ada bermacam-macam antara lain :

    prime coat, tack coat, seal coat.

    Prime coat :

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    11/56

    11

    Adalah jenis pelaburan yang pertama kali dilakukan untuk

    merekatkan antara base course (lapis fondasi) dengan lapis permukaan

    (lapis non aspal dengan lapis aspal).

    foto

    PRIME COAT

    Tack coat :

    Adalah jenis pelaburan yang dilakukan untuk merekatkan antara lapis

    yang lama

    dengan lapis yang baru untuk jalan yang di upgradepada saat dilakukan

    overlay (memberikan lapisan tambahan perkerasan )( lapis aspal dengan

    lapis aspal di atasnya).

    T CK CO T

    Seal coat

    Pelaburan yang dilakukan untuk merekatkan antara permukaan jalan

    yang berlubang dengan lapisan penutupnya. Jadi Seal coat hanya

    dilakukan pada pekerjaan penambalan jalan yang dilakukan secara

    sepotong-sepotong (hanya dilaburkan pada permukaan jalan yang

    berlubang saja).

    Karena aspal cair merupakan bahan yang berasal dari pencampuran

    antara benda padat dan benda cair, yang kualitasnya sangat tergantung

    dengan bahan pencairnya dan juga perbandingan jumlah campurannya,

    maka hasil campuran merupakan hasil aspal baru dengan kekentalan dan

    kualitas yang berbeda-beda. Berdasarkan nilai viskositas pada temperatur

    60oC, aspal cair dapat dibedakan atas :

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    12/56

    12

    RC 30 - 60 MC 30 - 60 SC 30 - 60

    RC 70 - 140 MC 70 - 140 SC 70 - 140

    RC 250 - 500 MC 250 - 500 SC 250 - 500

    RC 800 - 1600 MC 800 - 1600 SC 800 - 1600

    RC 3000- 6000 MC 3000- 6000 SC 3000 - 6000

    Aspal Emulsi

    Pada dasarnya, suatu emulsi terdiri dari dua jenis cairan yang sulit

    untuk dapat bercampur. Aspal Emulsi adalah jenis aspal yang diperoleh

    dari campuran aspal dengan air. Dalam proses pembuatannya, salah satu

    bahan tersebut didispersikan / dibaurkan dalam bentuk butir-butir yang

    sangat halus, yang dicampurkan dengan proses kimiawi.Di dalam pelaksanaannya, aspal merupakan fase yang didispersikan,

    sedang air merupakan fase pencairnya.

    Didalam temperatur ruang aspal emulsi ini dalam kondisi cair (tidak keras).

    Berdasarkan muatan listrik yang dikandungnya aspal emulsi dapat

    dibedakan atas tiga macam :

    Aspal emulsi Kation ( + )

    Aspal emulsi Anion ( - )

    Aspal emulsi Nonion ( ).

    Dari ketiga jenis aspal tersebut yang biasa dipergunakan sebagai bahan

    perkerasan jalan adalah aspal emulsi Kation dan Anion.

    Aspal emulsi Kation :

    Aspal jenis ini biasa juga disebut sebagai Aspal Emulsi Asam, merupakan

    jenis aspal emulsi yang bermuatan arus listrik positip.

    Sifat istimewa Aspal Emulsi Kation adalah bahwa aspal akan cepat

    mengering dan bekerja untuk mengikat batuan / agregat walaupun

    batuan tersebut mengandung air. Sifat ini sangat menguntungkan untuk

    daerah-daerah yang banyak mengandung air (sering hujan), daerah

    bersalju, daerah yang berikilim dingin, dapat juga untuk klas jalan yang

    tidak begitu tinggi.

    Aspal Emulsi Anion :

    Aspal jenis ini biasa juga disebut sebagai Aspal Emulsi Alkali,

    merupakan jenis aspal emulsi yang bermuatan arus listrik negatip.Pada jenis Aspal Emulsi Anion proses pelekatan batuan hanya dapat terjadi

    pada batuan yang kering saja. Kecepatan reaksi/proses pelekatan lebih

    lambat bila dibandingkan dengan jenis Aspal Emulsi Kation.

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    13/56

    13

    Pada prakteknya jenis aspal ini hanya dipakai sebagai bahan untuk

    menambal jalan yang berlubang, perbaikan jalan sementara dan

    pembuatan jalan dengan mutu rendah.

    Aspal Emulsi Nonion

    Merupakan jenis aspal emulsi yang tidak mengalami ionisasi, berarti

    tidak mengantar listrik. Aspal jenis ini tidak biasa dipakai sebagai bahan

    perkerasan jalan, tetapi baik untuk bahan pengisi pada dilatasi jembatan,

    penambalan atap dll.

    Kelebihan aspal emulsi bila dibandingkan dengan aspal keras hanya pada

    segi pelaksanaan konstruksi lebih sederhana dan praktis karena dapat

    dilakukan tanpa harus dilakukan pemanasan lebih dulu. Untuk Indonesia

    aspal jenis ini harus dibeli dari luar negri, sehingga harganya relatip mahal

    bila dibandingkan dengan aspal keras.

    Berdasarkan kecepatan pengerasannya, aspal emulsi dapat dibedakan

    menjadi beberapa jenis yaitu :

    RS ( Rapid Setting) aspal emulsi paling cepat bereaksi

    MS (Medium Setting) aspal emulsi lebih lambat bereaksi

    SS (Slow Setting) aspal emulsi paling lambat bereaksi

    PENGUJIAN KUALITAS ASPAL

    Cara menentukan kualitas aspal dapat dilihat dari besar kecilnya nilai

    Penetrasi, Berat jenis, Kelekatan aspal terhadap agregat, Titik nyala (clev

    and open cup) , Titik bakar, Titik lembek, Kelarutan dalam cairan Carbon

    Tetra Chlorida (CCL4) dan Daktilitas.

    Penetrasi.

    Yaitu angka yang menunjukkan kekerasan aspal yang diukur dari

    kedalaman masuknya jarum penetrasi yang diberi beban 100 gram selama5 detik pada suhu ruang 25

    o C. semakin besar nilai penetrasinya, maka

    semakin lunak aspal tersebut dan sebaliknya.

    Berat Jenis

    Yaitu angka yang menunjukkan perbandingan berat aspal dengan

    berat air pada volume yang sama pada suhu ruang. Semakin besar nilai

    berat jenis aspal, maka semakin kecil kandungan mineral minyak dan

    partikel lain di dalam aspal. Semakin tinggi nilai berat jenis aspal, maka

    semakin baik kualitas aspalnya. Berat jenis aspal minimal sebesar 1,000.

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    14/56

    14

    Kelekatan aspal terhadap agregat

    Yaitu angka yang menunjukkan prosentase luasan permukaan

    agregat batu silikat yang masih terselimuti oleh aspal setelah agregat

    tersebut direndam selama 24 jam. Kelekatan aspal yang tinggi dapat

    diartikan bahwa aspal tersebut memiliki kemampuan yang tinggi untuk

    melekatkan agregat sehingga semakin baik digunakan sebagai bahan ikat

    perkerasan. Nilai kelekatan aspal yang baik minimal sebesar 85 %.

    Titik nyala aspal

    Yaitu angka yang menunjukkan temperature (suhu) aspal yang

    dipanaskan ketika dilewatkan nyala penguji di atasnya terjadi kilatan api

    selama sekitar 5 detik. Syarat aspal AC 60/70 titik nyala sebesar minimal

    200o

    C

    Titik bakar aspal

    Yaitu angka yang menyatakan besarnya suhu aspal yang

    dipanaskan ketika dileawatkan nyala penguji diatas aspal terjadi kilatan

    api lebih dari 5 detik. Semakin tinggi titik nyala dan titik bakar aspal, maka

    aspal tersebut semakin baik. Besarnya nilai titik nyala dan titik bakar tidak

    berpengaruh terhadap kualitas perkerasan, karena pengujian ini hanya

    berhubungan dengan keselamatan pelaksanaan khususnya pada saat

    pencampuran (mixing) terhadap bahaya kebakaran.

    Titik lembek aspal (Ring and Ball test)

    Yaitu angka yang menunjukkan suhu (temparatur) ketika aspal menyentuh

    plat baja. Titik lembek juga mengindikasikan tingkat kepekaan aspal

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    15/56

    15

    terhadap perubahan temperature, disamping itu titik lembek juga

    dipengaruhi oleh kandungan parafin (lilin) yang terdapat dalam aspal.

    Semakin tinggi kandungan paraffin pada aspal, maka semakin rendah titik

    lembeknya dan aspal semakin peka terhadap perubahan suhu.

    Kelarutan aspal dalam cairan Carbon Tetra Chlorida (CCl4)

    Yaitu angka yang menunjukkan jumlah aspal yang larut dalam cairan CCl4

    dalam prosen setelah aspal digoncang atau dikocok selama minimal 20

    menit. Angka kelarutan aspal juga menunjukkan tingkat kemurnian aspal

    terhadap kandungan mineral lain. Semakin tinggi nilai kelarutan aspal,

    maka aspal semakin baik.

    Daktilitas aspal

    Yaitu angka yang menunjukkan panjang aspal yang ditarik pada suhu 25o

    C dengan kecepatan 5 cm/menit hingga aspal tersebut putus. Daktilitas

    yang tinggi mengindikasikan bahwa aspal semakin lentur, sehingga semakin

    baik digunakan sebagai bahan ikat perkerasan.

    Syarat aspal yang baik adalah sebagai berikut:

    No. Jenis Pemeriksaan

    Syarat

    SatuanPen 60/70 Pen 80/100

    Min Maks Min Maks

    1. Penetrasi 25oC, 5 det 60 79 80 99 0,1 mm

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    16/56

    16

    2. Titik lembek 48 58 46 54oC

    3. Titik nyala dan titik

    bakar

    200 - 225 -oC

    4. Kehilangan berat

    163oC, 5 jam

    - 0,4 - 0,6 % berat

    5. Kelarutan dalam CCl4 99 - 99 - % berat

    6. Daktilitas 25oC, 5cm/menit

    100 - 100 - cm

    7. Penetrasi setelah

    kehilangan berat

    75 - 75 - % terhadap

    asli

    8. Penetrasi aspal hasil

    ekstraksi benda uji

    55 - 55 - % terhadap

    asli

    9. Daktilitas aspal hasil

    ekstraksi benda uji

    40 - 40 - cm

    10 Kelekatan aspal thd

    agregat

    85 - 85 - %

    11. Berat jenis (25OC) 1 - 1 - -

    Sumber : Depkimpraswil, 2000.

    II. PEMILIHAN ASPAL

    Aspal atau bitumen merupakan material untuk membuat perkerasan

    yang berfungsi sebagai pengikat apabila dicampur dengan agregat dan

    berfungsi sebagai perekat apabila digunakan sebagai Prime coatatau Tack

    coat.

    Adapun klasifikasi aspal dapat dibedakan berdasarkan penetrasi,

    kekentalan, aspal cair dan aspal emulsi.

    a.Klasifikasi aspal berdasarkan nilai penetrasinilai penetrasi adalah kedalaman

    jarum penetrasi dengan beban 100 gr selama 5 detik pada suhu 25oC

    masuk ke dalam aspal dalam satuan 0,1 mm.

    Jenis jenis aspal berdasarkan nilai penetrasi adalah :

    AC 40-50

    AC 60-70 (100 gr / 5 dtk / 0,1 mm)

    AC 85-100

    AC 120-150

    AC 200-300

    Sedangkan klasifikasi aspal berdasarkan nilai penetrasi menurut British

    Standart (BS.3690) adalah sebagai berikut:

    Pen. 15 5 Pen 70 10

    Pen. 25 5 Pen 100 20

    Pen. 35 7 Pen 200 30

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    17/56

    17

    Pen. 40 10 Pen 300 45

    Pen. 50 10 Pen 450 65

    b.Klasifikasi berdasarkan nilai kekentalan yang didapat dari uji kekentalan

    adalah sbb:

    1) Saybolt Furol (SF)

    Aspal suhu 60 o

    C mengalir melalui pipa 1/8 untuk mengisi labu

    dengan volume 60 ml. Waktu pengisian menunjukkan kekentalan SF

    (detik).

    2) Kinematis dengan satuan Centi Stokes (cst)

    3) Satuan cgs 1 gr/cm sec, atau 1 dyne sec/cm3, disebut poise (P)

    S 1unit 1 pa s (1N s/m2

    ) disebut 10 P

    4) Thin Film Oven Test yaitu kehilangan berat aspal dalam % berat

    Rolling Thin Film Oven yaitu karakteristik aspal setelah RTFO test

    untuk menentukan grading aspal semula

    dinyatakan dalam AR (age residu )

    viscosity graded series.

    Jenis jenis aspal menurut kekentalannya adalah:

    AC 2,5 Asphalt Cement angka menunjukkan

    AC 5 kekentalan pada 60o

    C (140o

    F) dalam satuan

    AC 10 100anpoises (toleransi 20%)

    AC 20

    AC 40

    AR 1000 Age Residu angka menunjukkan kekentalan

    AR 2000 setelah uji RTFO pada suhu 60o

    C ( 140o

    F)

    AR 4000 dalam satuan poises (toleransi 25 %)

    AR 8000

    AR 16000

    c.Aspal cair

    Aspal yang merupakan hasil olahan dari aspal keras yang dicairkan dengan

    menggunakan bahan pencair sepeti kerosen, bensin atau solar.

    Aspal cair diklasifikasikan berdasarkan kecepatan penguapan (Rapid

    Curing, Medium Curing, Slow Curing). Jenis aspal cair terdiri dari:

    Rapid Curing (RC) 0 30 angka menunjukkan kekentalan dalam

    satuan

    Medium Curing (MC) 1 70 cst pada suhu 60oC

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    18/56

    18

    Slow Curing (SC) 2 250

    3 800

    4 3000

    d.Aspal Emulsi

    yang dibuat dari aspal keras + Emulsifier + air

    bila dilihat dari muatan listrik pada partikel aspalnya, aspal emulsi

    dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

    - Kationik, yaitu apabila partikel aspalnya bermuatan listrik positif

    - Anionik, jika partikel aspalnya bermuatan listrik negatif

    - Nonionik, jika partikel aspalnya tidak bermuatan listrik (netral)

    Adapun bila ditinjau dari kecepatan pengikatan terdiri dari 3 macam yaitu:

    - Rapid setting (RS) yaitu aspal emulsi yang memiliki kecepatan

    pengikatan paling cepat,

    - Medium Setting (MS) yaitu aspal emulsi yang memiliki kecepatan

    pengikatan menengah (medium)

    - Slow setting(SS) yaitu aspal emulsi yang memiliki kecepatan pengikatan

    paling lama.

    Pemilihan jenis aspal disesuaikan dengan jenisnya pekerjaan yang akan

    dilakukan (CRS,CMS.CSS) tergantung kecepatan pengikatan

    kelebihan :

    - mudah pengerjaannya

    - penggunaan alat bervariasi (dari alat berat sampai ringan)

    - ramah lingkungan

    - cocok untuk campuran dingin (Cold mix), Tack Coatdan Prime Coat

    -

    paling cocok untuk slurry sealTabel 2.1 macam macam aspal emulsi

    Anionik Kationik BM

    RS 1RS 2MS 1MS 2MS 2hCRS 1

    CRS 2-

    CMS 2CMS 2hCMS 2S

    MC 1MC 2MS 1MS 2MSK 2h

    MCK 1MCK 2MSK 1MSK 2MSK 2h

    C = cationik/cepat

    R = rapid

    M= medium/mengendap

    S= slow/sedang

    S=setting

    h=harder base asphalt

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    19/56

    19

    HF MS 1HF MS 2HF MS 2hHF MS 2sSS 1SS 1h

    -

    -

    -

    -

    CSS 1CSS 1h

    ML 1ML 1K

    MLK 1MLK 1h

    HF= hot float (diukur

    dengan flaot test,

    dimungkinkan

    penggunaan film

    aspal tebal

    S = solvent (more solvent

    than the orthers)K = kationik/ kental

    e. Performance Grade Asphalt

    PG 46 (-34, -40, -46) - angka depan menunjukkan suhu

    PG 52 (-10, -16, -22, -28, -34, -40, -46) maksimum perkerasan

    PG 58 (-16, -22, -28, -34, -40) - angka blkang menunjukkan suhu

    PG 64 (-10, -16, -22, -28, -34, -40) minimum perkerasan

    PG 70 (-10, -16, -22, -28, -34, -40) - pengujian aspal:

    PG 76 (-10, -16, -22, -28, -34, ) 1. Ttk. Nyala (oC)

    PG 82 (-10, -16, -22, -28, -34, ) 2. Kekentalan (cP)

    3. DSR (oC)

    4. Pav (oC)

    5. DTT (oC)

    6. RTFO residu (%)

    7. TFO residu (%)

    8. creep stiffness (oC)

    T 20mm= (Tair0,00618 Lat2+ 0,2289 Lat + 42,2) ( 0,9545) 17,78

    Tmin = 0,859 Tair+ 1,7oC

    T20mm = suhu rencana perkerasan tertinggi, suhu 20 mm di bawah

    permukaan perkerasan

    Tmin = suhu rencana perkerasan terendah, suhu di permukaan perkerasan.

    Tair= suhu udara tertinggi rata-rata, 7 hari (oC) untuk T

    Suhu terendah rata rata tahunan (oC) untuk T

    Lat = lokasi perkerasan di garis lintang (derajat)

    Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan

    pilihan jenis aspal yang akan digunakan dalam membuat

    perkerasan adalah:

    1. faktor lalu lintas ( beban dan kecepatan kendr )

    2. faktor iklim (cuaca ) sekitar lokasi pekerjaan

    3. peralatan yang tersedia (mixing, spreading, compacting)

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    20/56

    20

    4. gradasi agregat (well graded, open graded, poor graded)

    5. jarak angkut (waktu tempuh dari AMP ke lokasi)

    6. volume pekerjaan

    7. tuntutan lingkungan

    8. tenaga kerja

    9. lain lain

    1. Faktor lalu lintas

    Faktor lalu lintas akan mempengaruhi jenis aspal yang akan

    digunakan adalah jumlah lintasan lalu lintas yang diukur dengan ESAL

    (ekivalent standart axle load) dan kecepatan lalu lintas.

    a. jumlah lintasan (beban kendaraan)

    Semakin banyak jumlah lintasan pada suatu jalan yang akan dibuat,

    maka jenis aspal yang akan digunakan harus mempunyai viskositas yang

    tinggi yang ditunjukkan dengan nilai penetrasi, karena nilai penetrasi yang

    rendah akan mempunyai nilai stabilitas yang lebih tinggi dibandingkan nilai

    penetrasi yang tinggi.

    Sebagai contoh untuk jalan negara atau jalan tol harusnya menggunakan

    aspal dengan nilai penetrasi 40 70 ( misal AC 40-50 atau AC 60-70).

    Apabila perkerasan yang melayani beban lalu lintas yang cukup besar (>1

    juta SAL) menggunakan aspal AC 80-100 atau penetrasi yang lebih tinggi,

    maka akibat yang ditimbulkan adalah akan terjadi kerusakan yang lebih

    cepat sebelum tercapai umur rencana. Adapun kerusakan yang mungkin

    terjadi diantaranya adalah fracturedan rutting.

    b. kecepatan kendaraan (speed)

    Kecepatan kendaraan akan mempengaruhi lama pembebanan

    terhadap perkerasan. Untuk perkerasan yang melayani kendaraan dengan

    kecepatan rendah seharusnya menggunakan aspal dengan nilai penetrasi

    yang lebih rendah jika dibandingkan dengan perkerasan yang melayani

    kendaraan cepat. Sebagai contoh untuk perkerasan terminal dimana

    banyak kendaraan yang parkir, sehingga lama pembebanan terhadap

    perkerasan cukup tinggi, maka jenis aspal yang digunakan harus

    menggunakan aspal dengan penetrasi rendah misal AC 40-50 atau AC 60-

    70. Adapun pengaruh kecepatan terhadap perkerasan adalah sebagai

    berikut:

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    21/56

    21

    kecepatan akan mempengaruhi lama pembebanan dan berakibat

    pada perubahan temperatur perkerasan yang akan berpengaruh pada

    nilai E perkerasan. nilai modulus kekakuan perkerasan sangat tergantung

    oleh modulus kekakuan aspalnya yang dipengaruhi oleh temperatur aspal

    dan lama pembebanan.

    Akibat yang akan terjadi apabila salah dalam memilih aspal ditinjau dari

    kecepatan kendaraan adalah terjadinya kerusakan perkerasan jenis

    deformasi seperti bleedingdan rutting.

    Untuk memilih aspal berdasarkan kecepatan lalu lintas apabila

    menggunakan aspal jenis Performance Grade diperlukan koreksi sbb:

    a. untuk lalu lintas lambat dan beban berhenti seperti tempat

    parkir, terminal masing masing dinaikkan 1 grade.

    b. Untuk jumlah lalu lintas (ESAL) 1 juta 30 juta atau >30 juta

    masing masing dinaikkan 1 grade.

    2.Iklim

    Faktor iklim mempunyai peran yang cukup besar dalam menentukan

    jenis aspal yang akan digunakan. Faktor iklim tersebut meliputi:

    a. panas/dingin yang berhubungan dengan suhu udara yang akan

    mempengaruhi suhu perkerasan

    b. basah/kering yang akan mempengaruhi kadar air perkerasan.

    c. Temperatur perkerasan yang dipengaruhi oleh temperatur udara dan

    letak geografis.

    d. Ketinggian lokasi dari muka air laut yang akan mempengaruhi suhu

    udara dan tekanan udara yang akhirnya akan berpengaruh

    terhadap temperatur perkerasan.

    Memilih aspal berdasarkan suhu udara berhubungan dengan nilai penetrasi,

    pada daerah dingin lebih cocok apabila digunakan aspal dengan penetrasi

    tinggi sedangkan pada daerah tropis lebih cocok menggunakan aspal

    penetrasi rendah (viskositas tinggi). Kerusakan perkerasan yang diakibatkan

    karena kesalahan pemilihan aspal pada kasus ini adalah bleeding,

    deformasi, rutting. Untuk mengatasi apabila aspal yang tersedia tidak sesuai

    yang diinginkan, maka dapat digunakan bahan aditive.

    3. Peralatan yang tersedia (equipment) :

    Peralatan untuk melaksanakan pekerjaan jalan yang harus

    dipertimbangkan dalam memilih aspal meliputi :

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    22/56

    22

    alat pencampur (AMP & molen) (mixing)

    alat penggelar atau penghampar (spreading)

    alat pemadat (compacting)

    alat yang akan digunakan akan berpengaruh terhadap produktifitas kerja

    dan pemilihan jenis aspal. Semakin baik jenis alat yang digunakan maka

    semakin leluasa dalam memilih jenis aspal, tetapi apabila alat yang tersedia

    kurang memadai, maka jenis aspal yang digunakan harus memberikan

    kesempatan pangerjaan yang lebih lama. Sebagai contoh apabila

    dilapangan alat yang tersedia hanya alat sederhana (alat pencampur,

    penggelar, pemadat), maka aspal yang digunakan adalah aspal penetrasi

    200,300 dst atau aspal cair jenis SC dsb.

    Akibat yang ditimbulkan apabila terjadi kesalahan pemilihan aspal melihat

    alat yang tersedia, maka akan sulit untuk mendapatkan hasil yang optimal

    karena saat pencampuran, penggelaran, pemadatan tidak memenuhi

    syarat khususnya syarat temperatur pencampuran, penggelaran,

    pemadatan.

    4. Gradasi agregat

    Gradasi agregat dibedakan menjadi 3 yaitu : gradasi menerus (rapat),

    gradasi terbuka dan gradasi timpang. Gradasi terbuka maupun gradasi

    timpang memiliki rongga yang lebih besar jika dibandingkan dengan

    gradasi rapat, hal ini akan berpengaruh terhadap kemudahan aspal untuk

    memasuki rongga antar butiran agregat. Jenis aspal yang cocok untuk

    gradasi timpang maupun gradasi terbuka adalah aspal yang memiliki

    viskositas (kekentalan ) yang tinggi sedangkan untuk gradasi rapat jenis

    aspal yang cocok adalah aspal dengan kekentalan sedang sampai rendah.

    Disisi lain kebutuhan aspal pada gradasi timpang maupun gradasi terbuka

    akan membutuhkan aspal yang lebih besar jika dibandingkan dengan

    gradasi menerus, perbedaan tersebut disebabkan karena prosentase rongga

    antar agregat.

    5. Jarak angkut antara AMP dengan lokasi pekerjaan.

    Jarak angkut akan mempengaruhi dalam pemilihan jenis aspal, hal ini

    disebabkan karena jarak angkut yang cukup jauh memungkinkan

    terjadinya penurunan temperatur yang cukup besar sehingga untuk

    mendapatkan suhu pemadatan yang memenuhi syarat akan kesulitan.

    Tetapi apabila suhu pencampuran dinaikkan untuk mendapatkan suhu

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    23/56

    23

    pemadatan yang sesuai dengan spesifikasi, maka aspalnya yang mengalami

    kerusakan akibat pemanasan yang berlebihan. Untuk mengatasi hal

    tersebut, maka dalam menentukan jenis aspal untuk jarak yang jauh

    seharusnya digunakan aspal yang tidak begitu peka terhadap perubahan

    temperatur, misal dengan menggunakan bahan aditive atau menggunakan

    aspal cair maupun aspal emulsi.

    6. Volume pekerjaan

    Volume pekerjaan dibedakan antara volume kecil dan volume besar, hal ini

    akan berpengaruh terhadap pemilihan jenis aspal yang akan digunakan.

    Untuk pekerjaan dengan volume kecil tentunya alat yang digunakan untuk

    mencampur, menggelar maupun untuk memadatkan adalah alat yang

    sederhana, sehingga aspal yang digunakan cukup aspal yang

    memungkinkan digunakan alat yang sederhana tersebut. Jenis aspal yang

    cocok untuk kasus ini adalah aspal cair, aspal emulsi maupun aspal Buton.

    7. Tuntutan lingkungan

    Tuntutan lingkungan menyangkut hal apakah dalam melaksanakan

    pekerjaan jalan tersebut menimbulkan polusi yang dapat mengganggu

    lingkungan dimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. Sebagai contoh

    pekerjaan jalan pada sebuah rumah sakit, apabila aspal yang digunakan

    merupakan aspal yang dapat menimbulkan polusi saat pelaksanaan, maka

    akan mengganggu pasien. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dapat

    digunakan aspal cair atau aspal emulsi yang dicampur secara dingin (Cold

    mix) sehingga tidak menimbulkan polusi yang cukup besar.

    8. Buruh (labour)

    Tenaga kasar (buruh) sebaiknya dijadikan bahan pertimbangan dalam

    menentukan jenis aspal yang akan digunakan. Hal ini disebabkan karena

    tenaga kasar yang tidak terlatih akan membutuhkan waktu yang lebih

    lama dalam melakukan penggelaran sehingga dimungkinkan akan terjadi

    penurunan suhu yang cukup besar yang berakibat suhu pemadatan

    menjadi rendah. Hal ini berarti bahwa sebelum pemadatan dilakukan telah

    terjadi ikatan awal dan akhirnya akan menyebabkan hasil pemadatan

    yang kurang baik. Untuk mengatasi hal ini, maka aspal yang digunakan

    sebaiknya aspal yang kurang peka terhadap perubahan suhu ( dapat

    digunakan bahan aditive yang sesuai) atau menggunakan aspal emulsi

    maupun aspal cair.

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    24/56

    24

    AGREGAT

    Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan

    pengisi dan sekaligus sebagai bahan pendukung dalam campuran lapis

    perkerasan jalan. Kandungan agregat di dalam lapis perkerasan jalan

    berkisar antara 90% - 95% (bila dihitung berdasarkan persentase berat) dan

    berkisar antara 75% - 85% (bila dihitung berdasarkan persentase volume).

    Maka akibatnya kestabilan serta mutu perkerasan jalan lebih ditentukan

    oleh sifat agregat dan kualitas campuran antara agregat dengan material

    lainnya.

    1. Ukuran Agregat

    Cara membedakan jenis agregat yang paling banyak dilakukan ialah

    dengan dida sarkan kepada ukuran diameter butir. Untuk mengetahui

    ukuran butiran dikenal beberapa ukuran saringan sbb:

    # 1,5 # No 4 = 4,75 mm # No 80 = 0,177 mm

    # 1,0 # No 8 = 2,36 mm # No 100 = 0,15 mm

    # # No 10 = 2,0 mm # No 120 = 0,12 mm

    # # No 30 = 0,6 mm # No 140 = 0,105 mm

    # No 40 = 0,42 mm # No 200 = 0,075 mm

    # No 60 = 0,25 mm

    Berdasarkan ukuran butirannya, agregat dapat dibedakan atas tiga

    bagian besar :

    Menurut ASTM

    Agregat kasar, yaitu butiran yang tinggal di atas saringan no 4 atau

    agregat dengan diameter > 4,75 mm

    Agregat halus, butiran yang terletak antara saringan No. 4 - No. 200

    atau terletak antara diameter 4,75 mm - 0,075 mm

    Agregat pengisi / abu batu / filler, adalah butiran yang lewat

    saringan 200

    Menurut AASHTO :

    Agregat kasar, yaitu butiran yang tinggal di atas saringan No. 10,

    atau agregat yang berdiameter > 2mm

    Agregat halus, butiran yang terletak antara saringan No.10 - No.

    200 atau terletak antara diameter 2,0 mm - 0,075 mm

    Agregat pengisi / abu batu / filler, adalah butiran yang lewat

    saringan 200 minimal 75 %.

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    25/56

    25

    Bila dilihat dari proses terbentuknya, agregat dapat dibagi menjadi dua

    golongan besar yaitu Agregat Alami dan Agregat Buatan.

    Agregat Alami

    Yaitu agregat yang sudah terbentuk secara alamiah, jadi agregat ini

    telah mengalami pengecilan butiran karena proses alam. Sebagai contoh

    kerikil yang terdapat di sungai yang mengalir. Kerikil ini mengalami

    pengikisan pada dinding luarnya akibat gesekan-gesekan dengan material

    lainnya di sungai, sehingga biasanya bentuk dari kerikil sungai agak bulat-

    bulat / agak tumpul. Ciri ciri agregat alami adalah semakin jauh agregat

    dari sumber material, maka:

    a. bentuknya akan semakin bulat,b. tekstur permukaannya semakin halus

    c. ukurannya semakin kecil (halus)

    d. gradasi agregat relatif seragam

    Agregat Buatan

    Disebut Agregat Buatan karena keberadaannya akibat rekayasa

    manusia. Misal Split, batu pecah dll. Material ini diperoleh dari hasil

    pemecahan alat pemecah batu (stone crusher)

    Agregat buatan yang kedua yaitu agregat yang dahulunya tidak ada

    kemudian dibuat menjadi ada ( artificial aggregate)

    Agregat ini biasanya memiliki kualitas yang baik dan bentuk yang baik,

    karena kuaitas dan bentuk dapat ditentukan pada saat proses pembuatan.

    Jenis agregat ini antara lain:

    Slag ( agregat yang terbuat dari limbah nikel)

    Klelet (agregat yang terbuat dari limbah pengecoran logam)

    ALWA (Artificial Light Weight Aggregate) yaitu agregat yang terbuat

    dari tanah lempung yang dibakar pada suhu tertentu.

    Agregat dari pecahan genting beton

    Dll

    Ciri ciri agregat buatan:

    a. bentuknya bersudut banyak

    b. tekstur permukaannya kasar

    c. ukurannya bervariasi

    d. bidang pecahnya banyak

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    26/56

    26

    2. Bentuk Agregat

    Bentuk dari agregat sangat penting untuk di bahas mengingat bentuk

    dari agregat akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kestabilan

    lapis perkerasan yang dibentuk oleh agregat itu sendiri.

    Bentuk dari agregat akan berpengaruh terhadap kemampuan geser,

    saling mengunci diantara agregat, yang pada akhirnya akan berpengaruh

    langsung kepada kestabilan perkerasan.

    - Bulat (rounded)

    D

    Yaitu agregat yang mempunyai diameter ke segala arah relative sama.

    Agregat yang berbentuk bulat bila dilihat dari proses terbentuknya

    termasuk Agregat Alami. Bentuk agregat semacam ini banyak dijumpai di

    sungai-sungai. Bentuk yang bulat ini diakibatkan oleh adanya pengikisan

    oleh air dan material kecil lainnya, atau oleh gesekan sesama batuan,

    sehingga menyebabkan keausan pada dinding luar batuan yang pada

    akhirnya dapat menyebabkan bentuk menjadi tumpul dan bulat. Ada

    beberapa kelemahan pada agregat bulat bila dipakai untuk konstruksi

    perkerasan antara lain:a. luas bidang kontak sesama agregat kecil

    b. kemampuan mengunci sesama agregat kecil

    c. akibat a dan b sesama agregat mudah tergelincir

    Oleh karena itu perkerasan yang memakai agregat yang berbentuk bulat

    tidak akan memiliki stabilitas tinggi. Disarankan untuk agregat bulat hanya

    dipakai pada konstruksi perkerasan klas menengah dan bawah.

    - Lonjong (elongated)

    D2

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    27/56

    27

    D1

    D1/D2 > 1,8

    Agregat berbentuk lonjong banyak dijumpai di sungai atau di bekas

    endapan sungai. Agregat dapat dikatakan lonjong bila ukuran

    terpanjangnya > 1,8 kali diameter rata-rata. Pada umumnya sifat mekanis

    yang ada pada agregat lonjong hampir sama dengan agregat yang

    berbentuk bulat. Sehingga agregat yang berbentuk lonjong juga tidak

    menguntungkan bila dijadikan bahan untuk perkerasan yang bermutu

    tinggi.

    - (cubical)

    Ada juga yang mengatakan agregat berbentuk kubus itu dengan

    agregat bersudut.

    Agregat berbentuk kubus akan banyak dijumpai pada material yang

    dihasilkan dari mesin pemecah batu (stone crusher).

    Kelebihan agregat berbentuk sudut ini terhadap konstruksi perkerasan jalan

    :

    a. luas bidang kontak sesama agregat relatif tinggi

    b. kemampuan mengunci (interlocking) antar agregat tinggi

    c. akibat a dan b antar sesama agregat sulit tergelincir

    Akibat hal diatas maka perkerasan yang memakai agregat yang

    berbentuk kubus/bersudut akan memiliki stabilitas yang tinggi, dan bahan

    ini sangat cocok untuk perkerasan yang bermutu tinggi.

    D1

    D2

    D3

    D1 = D2 = D3

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    28/56

    28

    - Pipih

    D1

    D2

    D1 = 0,6 x D2

    Agregat dikatakan pipih bila agregat tersebut memiliki diameter terpendek

    maksimal 0,6 kali sisi terpanjang. Agregat berbentuk pipih akan mudah

    pecah pada saat pencampuran, pemadatan, ataupun akibat beban lalu-

    lintas. Di samping itu kepipihan agregat berpengaruh jelek terhadap daya

    tahan lapis keras, karena agregat ini pada kedudukan rata air (horisontal)

    mudah menjebak gelembung udara sehingga akan memperbesar rongga

    udara pada campuran.

    Oleh karena itu banyaknya agregat pipih biasanya dibatasi, disarankan

    jumlah agregat pipih tidak lebih dari 15%.

    3. Tekstur Agregat

    Tekstur agregat diartikan sebagai kondisi alamiah permukaan agregat

    yang berhubungan dengan kekasaran dan kehalusan.

    Pada umumnya tekstur agregat dapat dibedakan atas beberapa

    tingkatan :

    sangat halus / licin (glassy)

    halus (smooth)

    granular

    kasar (rough)

    berkristal (crystalline)

    berpori

    berlubang-lubang.

    Tekstur permukaan akan sangat tergantung kepada kekerasan bahan

    dasar, ukuran molekul, dan besar gaya yang bekerja pada permukaan

    butiran yang telah mempengaruhi tekstur permukaan tersebut.

    Bahan agregat yang keras, padat, berbutir kecil-kecil umumnya

    menjadikan permukaan butiran agregat bertekstur halus.

    Biasanya untuk kebutuhan lapis perkerasan, agregat yang paling disukai

    adalah jenis perkerasan yang bertekstur kasar.

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    29/56

    29

    Kelebihan agregat bertekstur kasar :

    mempunyai kekuatan geser yang besar

    ikatan antar partikel lebih kuat sebab bahan ikat (aspal) lebih kuat di

    dalam mencengkeram agregat.

    Akibat dari dua hal di atas maka campuran akan bersifat :

    mempunyai stabilitas tinggi

    lebih mampu menahan deformasi yang akan timbul akibat gaya-gaya

    yang berasal dari luar.

    Daya Lekat Terhadap Aspal

    Faktor yang mempengaruhi lekatan aspal dan agregat dapat

    dibedakan atas dua bagian yaitu :

    a. Sifat mekanis yang tergantung pada

    kadar pori dan absorbsi

    bentuk dan tekstur permukaan

    ukuran butiran

    b. Sifat kimiawi agregat

    Agregat berpori akan menyerap aspal lebih baik, sehingga ikatan antara

    aspal dengan agregat biasanya baik. Agregat yang berpori terlalu banyak

    akan menyerap aspal lebih banyak, sehingga aspal yang menyelimuti

    agregat akan lebih tipis hal ini akan mengakibatkan cepat lepasnya ikatan

    antara agregat dengan aspal. Oleh karena itu bila didalam campuran

    terlalu banyak mengandung agregat berpori dapat menurunkan durabilitas

    campuran.

    Di samping itu agregat berpori umumnya lebih mudah pecah/hancur.

    Untuk mengetahui pori - pori dapat didekati dengan menghitung

    banyaknya air yang dapat terserap / terabsorbsi oleh agregat.

    Untuk itu dapat didekati dengan rumus seperti yang tersebut di bawah ini :

    Penyerapan = (Bj - Bk)/Bk x 100%

    Bk = Berat benda uji kering oven

    Bj = Berat benda uji kering permukaan jenuh

    Biasanya agregat untuk lapis perkerasan besarnya penyerapan dibatasi

    maksimal 3% dan nilai kelekatan agregat terhadap aspal yang

    disyaratkan minimal sebesar 95%.

    Daya Tahan Agregat

    Yang dimaksud dengan daya tahan agregat adalah kemampuan

    agregat untuk mempertahankan diri terhadap kehancuran baik oleh gaya-

    gaya mekanis ataupun oleh pengaruh kimia.

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    30/56

    30

    Akibat hal di atas maka dikenal dua pengertian :

    degradasi, didefinisikan sebagai kehancuran agregat menjadi pertikel

    yang lebih kecil akibat oleh gaya mekanik yang dapat terjadi pada

    saat penimbunan, pemadatan, ataupun oleh beban lalu-lintas.

    disintegrasi, didefinisikan sebagai pelapukan pada agregat menjadi

    butir-butir halus akibat pengaruh kimiawi/alam seperti kelembaban,

    dan pengaruh perbedaan temperatur yang ber ulang-ulang (siang

    dan malam).

    Segregasi, yaitu pisahnya agregat antara agregat yang berukuran

    besar dengan agrgat yang berukuran kecil karena adanya perbedaan

    berat butiran. Hal ini bisa terjadi karena penimbunan yang terlalu

    tinggi (lebih dari 3 m) atau karena penuangan dari dumptruk yang

    terlalu tinggi.

    Agregat yang akan digunakan sebagai bahan lapis keras haruslah

    mempunyai ketahanan terhadap degradasi dan disintegrasi dan pada saat

    pelaksanaan harus dihindarkan dari kemungkinan terjadinya segregasi.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat degradasi antara lain :

    jenis agregat, agregat yang lunak akan mengalami degradasi yang

    lebih besar bila dibandingkan dengan agregat yang keras. gradasi, gradasi terbuka mempunyai tingkat degradasi yang lebih

    besar bila dibandingkan dengan gradasi rapat.

    bentuk agregat, agregat pipih akan mengalami degradasi yang lebih

    besar bila dibandingkan dengan agregat berbentuk kubus/bersudut.

    ukuran partikel, partikel yang lebih kecil mempunyai tingkat

    degradasi yang lebih kecil dari pada partikel yang besar.

    energi pemadatan, degradasi akan terjadi lebih besar pada

    pemadatan dengan energi pemadatan yang lebih besar.

    4. Penentuan Tingkat Ketahanan

    Ketahanan agregat terhadap penghancuran (degradasi) dapat

    diperiksa dengan menggunakan alat untuk melihat keausan yaitu alat

    abrasi Los Angeles (Los Angeles Abration Test).

    Agregat yang akan diperiksa ditetapkan dulu gradasinya dan

    dibersihkan dari kotoran (tanah, lumpur dll). Sebelum dimasukkan kedalam mesin abrasi, agregat terlebih dulu ditimbang dan ditetapkan

    beratnya. Setelah dicatat beratnya, agregat kemudian dimasukkan ke

    dalam mesin abrasi bersama dengan bola-bola baja yang jumlahnya sudah

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    31/56

    31

    ditentukan. Kemudian mesin abrasi Los Angelesdiputar dengan kecepatan

    sekitar 30 - 33 rpm selama 500 putaran. Setelah selesai agregat dikeluarkan

    dari mesin abrasi kemudian disaring dengan saringan No. 12. Nilai akhir

    dinyatakan dengan persen merupakan hasil perbandingan antara berat

    benda uji yang telah lolos dari saringan No. 12 dengan berat benda uji

    semula sebelum dimasukkan ke dalam mesin abrasi.

    Semakin tinggi nilai persentase benda uji, berarti bertambah besar pula

    degradasi pada agregat.

    Sebagai pedoman dasar di dalam pelaksanaan pemakaian di lapangan,

    telah diambil patokan sebagai berikut :

    Nilai abrasi < 30 % berarti agregat baik dipakai pada lapis keras

    sebagai bahan lapis penutup

    Nilai abrasi < 40 % berarti agregat baik dipakai pada lapis keras

    sebagai bahan lapis fondasi atas

    Nilai abrasi < 50 % berarti agregat baik dipakai pada lapis keras

    sebagai bahan lapis fondasi bawah.

    Ketahanan agregat terhadap kehancuran akibat pelapukan

    (disintegrasi) pada umumnya diperiksa dengan menggunakan Saundness.

    Agregat yang akan diperiksa nilai pelapukannya dicuci dulu untuk

    menghilangkan kotoran, kemudian dikeringkan sampai kering dan

    ditimbang. Setelah dicatat beratnya, agregat direndam ke dalam larutan

    kimia Natrium Sulfat atau Sodium Sulfat sampai jenuh. Agregat

    kemudian dicuci dan direndam lagi ke dalam larutan kimia berulang-ulang

    sampai lima kali.

    Dengan direndamnya agregat ke dalam Natrium Sulfat, maka secara

    alamiah larutan kimia tersebut akan masuk ke dalam pori-pori agregat,

    karena proses kimia, agregat yang tidak kuat akan mengalami

    kehancuran/pelapukan. Kehilangan berat akibat perendaman dinyatakan

    ke dalam persen.

    Untuk agregat dengan nilai soundness 12% menunjukkan bahwa agregat

    cukup tahan terhadap pengaruh cuaca dan dapat dipergunakan sebagai

    lapis permukaan.

    Besar kecilnya nilai soundness sangat dipengaruhi oleh jenis kandungan

    mineral sebagai bahan pendukung pokok agregatnya.

    SPESIFIKASI AGREGAT (SYARAT AGREGAT YANG BAIK)

    1. abrasi maks 40 %

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    32/56

    32

    2. berat jenis semu (apparent) min 2,5

    3. penyerapan (absorbsi) maks 3 %

    5. kandungan lumpur pasir (agregat halus) maks 5 % untuk agregat

    kasar maks 1 %.

    6. kandungan agregat lunak maks 3 %

    7. indeks kepipihan maks 15 %

    8. agregat minimal mempunyai 1 bidang pecah

    9 kelekatan agregat terhadap aspal min 85 %

    5. Gradasi Agregat.

    Yang dimaksud dengan gradasi agregat adalah kombinasi ukuran

    diameter agregat dalam dalam suatu campuran.Gradasi agregat dapat dibedakan menjadi 3 jenis :

    a. Gradasi seragam (uniform graded)

    Adalah agregat di dalam campuran yang memiliki diameter butiran

    yang hampir sama. Kalaupun mengandung agregat halus, jumlahnya tidak

    dapat untuk mengisi rongga antar agregat.

    Agregat dengan gradasi seragam akan menghasilkan suatu perkerasan

    yang mempunyai sifat sebagai berikut :

    stabilitas rendah

    fleksibilitas tinggi

    berat volume kecil

    Pengalaman di lapangan, gradasi seragam biasanya dihindari untuk segala

    macam jenis perkerasan karena gradasi seragam membutuhkan banyak

    aspal, sehingga biaya konstruksi dapat menjadi mahal.

    b. Gradasi rapat (dense graded)

    Adalah agregat di dalam campuran yang memiliki gradasi kasarsampai dengan gradasi halus dalam porsi yang seimbang atau agregat

    yang memiliki diameter butiran dari mulai butiran yang kasar sampai

    dengan yang halus semuanya terdapat dalam keadaan yang seimbang.

    Oleh karena itu gradasi rapat sering juga disebut sebagai gradasi baik (well

    graded) atau dapat juga disebut sebagai gradasi menerus (continuous

    graded). Perkerasan dengan agregat yang bergradasi rapat akan

    menghasilkan suatu perkerasan dengan sifat sebagai berikut :

    stabilitas tinggi

    fleksibilitas rendah

    berat volume tinggi

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    33/56

    33

    Oleh karena itu perkerasan yang menggunakan agregat bergradasi

    menerus biasanya meliputi jenis perkerasan bermutu tinggi dengan

    kemampuan yang tinggi pula sehingga sangat cocok untuk jalan-jalan yang

    dilewati kendaraan-kendaraan berat dengan frekuensi yang tinggi pula.

    Pada jenis perkerasan ini, bahan agregat yang dipakai juga harus bermutu

    tinggi, sebab sebelum mendapat tekanan dari beban lalu-lintas di atasnya,

    masing-masing agregat sudah mendapatkan tekanan yang besar dari hasil

    pemadatan sebelumnya serta oleh adanya kemampuan saling mengunci

    antar agregat yang baik. Sehingga pada saat diberi beban akibat berat

    lalu-lintas, tegangan antar agregat menjadi lebih besar. Kalau mutu agregat

    kurang bagus maka kemungkinan agregat akan mengalami kehancuran,

    sehingga akan dapat berakibat terjadinya kerusakan pada konstruksi

    perkerasan. Pada agregat bergradasi baik biasanya memiliki rongga antar

    butiran sangat kecil. Sehingga aspal yang terkandung di dalamnya biasanya

    dalam jumlah yang terbatas.

    c. Gradasi buruk (poorly graded)

    Biasa juga disebut sebagai gradasi terbuka atau gradasi senjang.

    Bahan ini merupakan campuran agregat dengan satu fraksi yang hilang

    atau terdapat satu fraksi dengan jumlah yang sedikit. Agregat yang

    bergradasi senjang akan menghasilkan suatu perkerasan yang bersifat :

    fleksibilitas tinggi

    stabilitas lebih rendah (bila dibanding dengan gradasi rapat)

    berat volume lebih rendah (bila dibanding dengan gradasi rapat)

    Karena ada salah satu fraksi yang hilang, maka perkerasan yang

    menggunakan gradasi terbuka biasanya kemampuan penguncian antar

    butiran kurang sehingga mudah terjadi deformasi antar butiran.

    Pengalaman di lapangan, untuk meningkatkan stabilitas dapat digunakan

    filler dengan komposisi tertentu (terlalu banyak justru akan menurunkan

    stabilitas).

    FILLER (bahan pengisi)

    Filler adalah salah satu dari bahan lapis keras yang berupa butiran

    yang lolos saringan No. 200. minimal 75%. Fungsi filler adalah sebagai bahan

    pengisi rongga-rongga antar agregat. Filler yang bercampur dengan aspal

    akan mengisi rongga-rongga antar agregat, hal ini akan berakibat naiknya

    stabilitas lapis keras, yang sekaligus akan dapat menurunkan fleksibilitasnya.

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    34/56

    34

    Ada beberapa bahan yang dapat digunakan sebagai bahan filler antara

    lain :

    Abu batu

    Semen

    Kapur

    Fly ash (abu terbang)

    Pasir halus dll

    SYARAT FILLER YANG BAIK

    1. BJ Apparent min 2,5

    2. Penyerapan maksimum 3 %

    3. Lolos saringan no 200 min 75 %

    III. MEMILIH AGREGAT

    Klasifikasi agregat dapat dibedakan berdasarkan:

    a. Gradasi

    Gradasi rapat (dense grading)

    Gradasi terbuka (open grading)

    Gradasi timpang (gap grading)

    b. Ukuran butiran

    Agregat kasar, dengan butiran tinggal diatas saringan no.4

    Agregat halus, dengan butiran tinggal lolos saringan no.4 tertahan no

    200

    Pengisi/filler, dengan butiran lewat saringa no 200

    c. Bentuk butiran, kubikal(cubical), bulat (rounded), tak beraturan

    (irregular), dll.

    d. Proses terjadinya, dari aslinya sampai terbentuknya butir agregat dapat

    terjadi karena: diangkut air, angin, korosi, pemecahan batu.

    e. Berdasarkan teksture permukaannya/surface texture, kasar, sedang, dan

    halus.

    Memilih agregat untuk bahan perkerasan jalan ada beberapa hal yang

    harus dipenuhi yang menyangkut :

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    35/56

    35

    1.1. Kesepakatan Susunan Agregat (Consensus Aggregate

    Properties)

    Para ahli lapis keras sepakat bahwa karakteristik agregat sangat

    menentukan dalam perbaikan daya tahan dari Hot Mix Asphal (HMA),

    kesepakatan ini selanjutnya yang disebut consensus properties.

    Karakteristik-karakteristik yang disepakati antara lain angularity untuk

    agregat kasar maupun halus, flat,elongated particlesdan kandungan clay.

    Keriteria untuk consensus propertis ini juga dipengaruhi oleh tingkat

    kepadatan lalu lintas dan posisi dari struktur lapis keras tersebut. Material

    yang dekat dengan permukaan lapis keras memerlukan susunan yang lebih

    keras.

    Angularityuntuk agregat kasar

    Kesepakatan ini menyangkut prosentase berat dari agregat kasar yang

    tertahan diatas saringan 4,75 mm yang memiliki 1 bidang pecah atau

    lebih. Hal ini akan berpengaruh pada gesekan internal agregat dan

    rutting.

    Tabel 1.1 Standar Angularity Agregat Kasar (%).

    Lalu lintas ESAL (juta)Tebal Lapis Permukaan

    < 100 mm > 100 mm< 0,3

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    36/56

    36

    < 0,3

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    37/56

    37

    Untuk tambahan terhadap kesepakatan propertiesagregat, ada beberapa

    karakteristik yang ditentukan oleh sumber/asal agregatnya. Sehingga

    beberapa propertis agregat yang menyangkut asal dari agregat disepakati

    ditetapkan oleh badan lokal, sepanjang propertis ini sesuai untuk

    perencanaan campuran dan propertis ini digunakan juga sebagai kendali

    dalam penerimaan material. Propertis agregat tersebut adalah keuletanan

    (toughness), kekuatan (soundnees) dan material-material yang hilang

    (deleterious).

    Keuletan (toughness)

    Keuletan(toughness) merupakan prosentase hilangnya material agregat

    sepanjang pengujian abrasi los angeles. Pengujian ini memeperkirakandaya tahan dari agregat kasar terhadap abrasi dan degradasi mekanis

    sepanjang pemindahan, pengangkutan dan pelayanan. Hasil pengujian

    adalah prosentase berat yang hilang selama pengujian karena degradasi

    mekanis. Nilai maksimum yang hilang maksimum 40 %. Apabila nilai

    tersebut dilampaui, maka akibat yang ditimbulkan adalah terjadinya

    kerusakan berupa rutting.

    Keawetan (Soundness)

    Keawetan (soundness) merupakan prosentase hilangnya material dari

    agregat selama pengujian dengan sodium atau magnesium sulfat.

    Pengujian ini untuk memperkirakan daya tahan agregat terhadap

    pengaruh cuaca selama pelayanan. Pengujian ini dapat dilakukan pada

    agregat kasar maupun agregat halus, dengan memasukkan agregat

    tersebut ke dalam larutan sodium ataupun magnesium sulfat kemudian

    dikeringkan dalam oven. Nilai maksimum yang lolos antara 10% sampai

    20% untuk lima putaran.

    Material-material yang hilang (deleterious).

    Maretial yang hilang didefinisikan sebagai prosentase dari berat

    pencemar yang ada dalam agregat seperti gumpalan tanah, serpihan

    kayu, mika dan batu bara. Analisa ini dapat dilakukan untuk agregat

    kasar maupun agregat halus. Pengujian ini dilakukan dengan

    pengayakan basah menggunakan ayakan khusus. Prosentase dari berat

    material yang hilang pada poses pengayakan basah merupakanprosentase dari material yang hilang (yang berupa gumpalan tanah,

    serpihan kayu, mika atau batu bara). Nilai tersebut berada pada skala

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    38/56

    38

    kurang dari 0,2% sampai tertinggi 10% tergantung dari komposisi

    pencemarnya.

    1.3. Gradasi (Gradation)

    Berdasarkan ukuran butiran untuk pekerjaan jalan dapat dikelompokkan

    menjadi:

    agregat kasar yaitu butiran yang tinggal diatas saringan no 4

    agregat halus, yaitu agregat yang tgl diantara saringan no4-no 200

    pengisi/filler yaitu butiran yang lewat saringan no 200

    Berdasarkan bentuk butiran yaitu terdapat beberapa bentuk butiran:

    kubikal/cubical, bulat/rounded, tak beraturan/irreguler, dan lainnya.

    Berdasarkan proses terjadinya agregat, yaitu dari aslinya sampai terbentuk

    butir agregat karena diangkut air/water, angin/wind, korosi/corosion,

    pemecah batu/crusher. Berdasar tekstur permukaan/surface texture, yaitu

    dapat berbentuk kasar, sedang dan halus.

    Gradasi agregat adalah bahan agregat campuran dari berbagai diameter

    butiran agregat yang membentuk susunan campuran tertentu, terdiri dari :

    a). Gradation Master Bands

    Gradasi ini dibedakan menjadi tiga macam yaitu :

    gradasi rapat (well graded)

    gradasi terbuka (open graded one size)

    gradasi timpang (gap graded)

    Gradasi ini mempunyai batas yang sempit sehingga variasi target gradasi

    sedikit,sebagai contoh spesifikasi gradasi campuran beton aspal (AC)

    danSplit Mastic Asphalt(SMA).

    Tabel 1.5 Gradation Master Bands

    Ukuran

    saringan

    AC Grading Split Mastic Asphalt(SMA)

    III IV 0/11 0/8 0/5

    38,1 mm

    25,4 mm

    19,1 mm

    12,7 mm

    9,52 mm

    4,76 mm

    2,38 mm

    0,59 mm0,279 mm

    0,149 mm

    0,074 mm

    100

    80-100

    55-75

    35-50

    18-2913-23

    8-16

    4-10

    100

    80-100

    70-90

    50-70

    35-50

    18-2913-23

    8-16

    4-10

    -

    -

    10

    25

    30-50

    20-30

    --

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    45-70

    70-80

    --

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    60-70

    --

    -

    -

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    39/56

    39

    b). Gradation Control Using Control Points and Restricted Zone

    Gradasi ini mempunyai batasan yang lebih lebar, sehingga variasi target

    gradasi dapat dibuat lebih banyak. Untuk memperbaiki tingkat

    pelayanan lapis perkerasan jalan maka dipergunakan garadasi jenis ini.

    Sebagai contoh spesifikasi gradasi campuran superpave, seperti tabel

    berikut ini :

    Tabel 1.6 Gradation Control Points and Rewstricted Zone

    Gradasi Superpave Untuk Ukuram Nominal Maks 37,50 mm

    Sieve Control Points Rewstricted Zone Boundary

    (mm) Min Max Min Max50,00

    37,50

    25,00

    4,75

    2,36

    1,18

    0,60

    0,30

    0,075

    90,00

    15,00

    0,00

    100,00

    100,00

    90,00

    41,00

    6,00

    34,70

    23,30

    15,50

    11,70

    10,00

    34,70

    27,30

    21,50

    15,70

    10,00

    Tabel 1.7 Gradation Control Points and Restricted Zone

    Gradasi Superpave Untuk Ukuram Nominal Maks 25,00 mm

    Sieve Control Points Rewstricted Zone Boundary

    (mm) Min Max Min Max

    50,00

    37,50

    25,00

    4,75

    2,36

    1,18

    0,600,30

    0,075

    90,00

    19,00

    1,00

    100,00

    100,00

    90,00

    45,00

    7,00

    39,50

    26,80

    18,10

    13,6011,40

    39,50

    30,80

    24,10

    17,6011,40

    seterusnya untuk ukuran nominal maks 19,0 mm, 12,50 mm dan 9,50 mm.

    Secara umum agregat sebagai bahan jalan harus memenuhi syarat sebagai

    berikut:

    1) Tahan lama ( durable ), resistance to abrasive wear

    2) Kuat ( Strong), resistance to slow/rapid loading.

    3) Keuletan (toughness), agregat harus memiliki keuletan yang cukup,

    akan memberikan tahanan terhadap slow crushing load dan rapid

    impact load.

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    40/56

    40

    4) Kekerasan (hardness), akan memberikan tahanan terhadap

    abrasion/attrition.

    5) Polishing, agregat harus memiliki tahanan terhadap polishing agar

    dapat menyediakan koefesien gesekan yang cukup dan dapat

    bertahan lama.

    6) Stripping, agar agregat tahan terhadap stripping harus mempunyai

    adhesi yang baik dengan bahan ikatnya.

    III. LAPIS KERAS LENTUR

    Pada prinsipnya lapis keras lentur terdiri dari beberapa bagian , dan bila

    diambil urutan dari atas susunannya adalah sebagai berikut :

    Lapis permukaan (surface course)

    Lapis fondasi atas (base course)

    Lapis Fondasi bawah (subbase course)

    Tanah dasar (subgrade)

    Wearing course (lapis aus )

    binder course (lapis antara)

    base course ( LPA )

    subbase course ( LPB )

    compacted subgrade

    natural subgrade

    Gambar 3.1. Lapisan pada lapis keras lentur

    1. Lapis Permukaan (surface course)

    Merupakan lapis yang paling atas dan berfungsi sebagai :

    Penahan beban roda, lapisan yang pertama kali menerima beban

    langsung dari roda kendaraan. Lapisan ini harus memiliki stabilitas

    yang cukup serta fleksibilitas tinggi.

    Lapis kedap air, harus mampu menahan air supaya tidak meresap

    kedalam badan jalan.

    Lapis aus, yaitu lapisan yang mudah menjadi aus sehingga akan

    dapat melindungi ban karet kendaraan dari pengaruh gesekan

    dengan jalan.

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    41/56

    41

    Lapis yang mampu menyebarkan beban kendaraan ke lapis yang

    ada di bawahnya.

    Adapun jenis lapis permukaan yang umum digunakan di Indonesia

    antara lain :

    a. Lapis bersifat non struktural, (lapis fungsional) yaitu berfungsi

    sebagai lapis aus dan kedap air antara lain :

    Burtu (Laburan Aspal Satu Lapis) merupakan lapis penutup yang

    terdiri dari lapisan aspal yang ditaburi dengan satu lapis agregat

    bergradasi seragam dengan tebal maksimum 2 cm

    Buras (Laburan aspal pasir) merupakan lapis penutup berupa pasir

    yang dihamparkan di atas laburan aspal.

    Burda (Laburan Aspal Dua Lapis) merupakan lapis penutup yang

    terdiri dari lapisan aspal yang ditaburi dengan satu lapis agregat yang

    diulang dua kali ber turut-turut maksimum tebal padat 3,5 cm

    Latasir (Lapis Tipis Aspal Pasir)/ sand sheet merupakan lapis penutup

    yang terdiri dari lapisan aspal dan pasir yang dicampur, dihampar dan

    dipadatkan dalam keadaan panas. Lapisan ini ditujukan untuk lapis

    permukaan pada jalan-jalan dengan lalu-lintas ringan, khususnya

    untuk daerah yang sulit menyediakan bahan agregat kasar.

    Campuran latasir biasanya memerlukan tambahan filler agar

    memenuhi kebutuhan akan sifat-sifat yang disyaratkan. Ketebalan

    tidak boleh terlalu banyak, khususnya pada jalan-jalan dengan lalu-

    lintas berat serta pada daerah tanjakan, sebab untuk latasir yang

    terlalu tebal akan mudah terjadi deformasi.

    Sifat-sifat yang dimiliki antara lain

    fleksibilitas cukup tinggi stabilitas rendah

    keawetan cukup tinggi untuk lalu-lintas ringan.

    Latasbum (Lapis Tipis Aspal buton Murni), merupakan lapis penutup

    yang terdiri dari campuran aspal Buton dengan bahan pelunak

    dengan perbandingan tertentu yang dicampur secara dingin, tebal

    padat maksimum 1 cm.

    Lataston (Lapis Tipis Aspal Beton)/ Hot Rolled Sheet (HRS)/ HotRolled Asphalt (HRA), merupakan lapis penutup yang terdiri dari

    campuran agregat bergradasi timpang, mineral pengisi (filler) dan

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    42/56

    42

    aspal keras yang dicampur, dihampar, dan dipadatkan dalam

    keadaan panas, tebal padat antara 2,5 - 3 cm. Lataston digunakan

    pada lapis permukaan pada jalan-jalan yang memikul lalu-lintas

    ringan sampai sedang . Lataston memiliki sifat-sifat antara lain :

    fleksibilitas cukup tinggi

    stabilitas kurang menonjol

    ketahanan terhadap kelelahan cukup tinggi, sehingga memiliki

    durabilitas/keawetan yang tinggi

    b. Lapisan bersifat struktural, berfungsi sebagai lapisan yang menahan

    dan menyebarkan beban roda :

    Penetrasi Makadam /Lapen, merupakan lapis perkerasan yang

    terdiri dari agregat pokok dan agregat pengunci bergradasi terbuka

    yang diikat dengan aspal dengan cara disemprotkan di atasnya dan

    dipadatkan lapis demi lapis. Aspal yang digunakan adalah dari jenis

    aspal cair.

    Lasbutag merupakan lapis penutup yang terdiri dari campuran

    agregat, aspal Buton dengan bahan pelunak dengan perbandingan

    tertentu yang dicampur secara dingin, tebal padat maksimum 3- 5 cm.

    Agregat yang dipakai sebaiknya bergradasi menerus.

    Laston (Lapis Aspal Beton) merupakan lapis perkerasan yang terdiri

    dari cmapuran agregat bergradasi menerus/tertutup dengan aspal

    keras, yang dicampur, dihampar dan dipadatkan dengan suhu panas.

    Lapis perkerasan ini banyak digunakan pada lapis permukaan jalan

    yang melayani lalu lintas berat, pada daerah tanjakan, pertemuan

    jalan, dll.

    Laston memiliki sifat-sifat antara lain :

    fleksibilitas kurang menonjol

    stabilitas tinggi

    Dari sekian banyak jenis lapis keras di atas, yang termasuk keluarga

    aspa panas (hot mix) adalah : latasir, lataston, dan laston.

    Split Mastic Asphalt (SMA+) adalah campuran yang terdiri dari agregat

    bergradasi hampir seragam yang dicampur dengan aspal yang ditambah

    dengan serat selulosa.

    Super Pave

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    43/56

    43

    2. Lapis Fondasi

    Lapis fondasi adalah lapis perkersan yang terletak di bawah lapis

    permukaan yang berfungsi sebagai lapis yang mampu menyebarkan gaya-

    gaya yang berasal dari roda kendaraan. Tambah tebal fondasi, gaya-gaya

    yang disebarkan fondasi ke tanah dasar lebih luas.

    Lapis fondasi dibagi menjadi dua lapis, yaitu Lapis Pondasi Atas (LPA)

    dan Lapis Pondasi Bawah (LPB). Bahan lapis fondasi yang banyak dipakai

    adalah Sirtu (pasir batu) klas A untuk LPA dan Sirtu klas B untuk LPB. Sirtu

    klas A memiliki kekerasan serta gradasi yang lebih baik bila dibandingkan

    dengan sirtu klas B. Oleh karena itu harganya lebih mahal sirtu klas A.

    Tujuan dari pembedaan mutu semata-mata karena alasan efisiensi.

    PLPALPB

    Gambar 3.2. Penyebaran gaya oleh lapis fondasi

    Dengan adanya penyebaran gaya oleh lapis fondasi, maka tegangan pada

    LPA akan lebih besar bila dibandingkan dengan tegangan pada LPB,

    sehingga mutu bahan pada LPA harus lebih baik bila dibandingkan

    dengan mutu bahan pada LPB.

    Tabel 3.1. Gradasi agregat pada lapis fondasi

    Macam ayakan Persen berat lolos Persen berat lolos(mm) Klas A Klas B

    63 100 10037,5 100 67 - 10019 65 - 81 40 - 1009,5 42 - 60 25 - 804,75 27 - 45 16 - 662,36 18 - 33 10 - 551,18 11 - 25 6 - 450,425 6 - 16 3 - 33

    0,075 0 - 8 0 - 20Sumber DPU, 1988

    Disamping bahan agregat diatas, jenis lapis fondasi yang sering dipakai di

    Indonesia antara lain adalah :

    Fondasi Makadam, yaitu fondasi yang kekuatannya berdasarkan

    tumpuan pada material

    Fondasi Telford, yaitu fondasi yang kekuatannya berdasarkan pada

    kekuatan gesekan antar material

    Penetrasi Makadam (Lapen) ATB (Asphalt Treated Base)/ laston atas

    dll

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    44/56

    44

    Dalam perjalanannya, komposisi lapis keras mangalami perkembangan.

    Salah satu susunan lapis keras lentur dapat dilihat seperti yang tampak di

    bawah ini :

    wearing course

    binder coursebase course

    subbase course

    compacted subgrade

    natural subgrade

    Gambar 3.3. Perkembangan lapis keras lentur

    Wearing courceberfungsi sebagai lapis aus dengan ciri fleksibilitasnya tanggi,

    dan stabilitasnya dibatasi. Bahannya dapat dipakai Lataston/HRS. Untuk

    binder course memiliki ciri fleksibilitas rendah tapi stabilitasnya tinggi.Bahannya dapat dipakai Lataston ataupun Laston.

    3. Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)

    Di bawah lapis fondasi bawah terdapat lapis tanah dasar (subgrade) yang

    merupakan lapis tanah asli yang dipadatkan agar memenuhi persyaratan

    tertentu Untuk tanah dasar yang kurang memenuhi persyaratan dapat

    dilakukan dua cara yaitu

    Stabilisasi tanah agar daya dukungnya meningkat

    Penggantian bahan tanah dasar dengan tanah yang bekualitas lebih

    baik

    Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat ditentukan

    oleh sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar.

    Masalah-masalah yang sering muncul pada tanah dasar antara lain :

    Tanah kurang mampu untuk mendukung beban lalu-lintas, sehingga

    terjadi lendutan pada lapis perkerasan

    Terjadinya kembang susut yang besar akibat adanya pengaruh air

    Tidak meratanya daya dukung tanah dasar yang diakibatkan oleh

    tidak homogennya bahan tanah dasar atau mungkin akibat adanya

    faktor geologi.

    IV. ALAT PEMERIKSAAN MARSHALL

    Kinerja campuran beton aspal dapat diperiksa dengan menggunakan

    alat pemeriksaan Marshall. Alat uji Marshall pertama kali diperkenalkan

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    45/56

    45

    oleh Bruce Marshall, yang untuk selanjutnya dikembangkan oleh US. Corp

    of Engineer.

    Ada beberapa hal yang dapat diperiksa olah alat ini antara lain :

    a. Stabilitas.

    Stabilitas diartikan sebagai kemampuan lapis perkerasan dalam menerima

    beban lalu-lintas tanpa terjadi deformasi permanen seperti gelombang, alur

    atau retak. Stabilitas sangat tergantung antara lain oleh :

    jumlah serta beban pemadatan

    gradasi dan penguncian antar agregat

    kekerasan agregat

    kadar serta viskositas aspal gesekan antar agregat

    jumlah rongga antar agregat

    kohesi / daya ikat antar campuran

    Satuan untuk stabilitas memakai satuan berat yaitu kg.

    Stabilitas yang terlalu tinggi juga kurang baik mengingat perkerasan akan

    menjadi kaku dan bersifat getas.

    b. Kepadatan (density) ( gr/cc)

    Densitymenunjukkan besarnya kepadatan suatu campuran yang telah

    dipadatkan. Semakin besar nilai density menunjukkan bahwa

    kerapatannya semakin baik. Nilai density dipengaruhi oleh :

    gradasi bahan penyusunnya

    jumlah lintasan pemadatan dan berat alat pemadat

    temperatur pemadatan

    kadar aspal dalam campuranDengan semakin meningkatnya kadar aspal, jumlah aspal yang dapat

    mengisi rongga antar butir semakin besar, sehingga campuran menjadi

    semakin rapat dan padat sebab aspal akan akan berfungsi sebagai pelicin,

    sehingga memudahkan butiran untuk mengisi rongga-rongga pada saat

    dipadatkan. Tapi rongga antar butiran jumlahnya terbatas tergantung dari

    type gradasinya, sehingga penambahan aspal yang berlebihan pada

    campuran justru akan menyebabkan seolah-olah butiran akan

    mengambang di dalam aspal yang akan menyebabkan volume campuran

    akan meningkat. Nilai densityadalah merupakan perbandingan dari massa

    dibagi dengan volume, sehingga penambahan volume yang tidak

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    46/56

    46

    sebanding dengan penambahan masa dapat menyebabkan penurunan nilai

    density campuran. Satuan untuk densityadalah gr/mm2

    c. Kelelehan plastis (flow)

    Kelelehan menunjukkan besarnya deformasi yang terjadi pada lapis

    keras akibat beban yang diterimanya. Nilai flow yang tinggi menandakan

    campuran bersifat plastis, dan lebih mampu mengikuti deformasi akibat

    adanya beban. Sebaliknya nilai flow yang rendah maka campuran akan

    bersifat kaku dan getas tidak akan mempu mengikuti deformasi akibat

    oleh beban yang diderita, dan biasanya durabilitasnya (keawetannya) akan

    rendah juga. Nilai flow banyak dipengaruhi oleh:

    kadar dan viskositas aspal

    gradasi agregat

    pemadatan

    Biasanya nilai flow ini selalu berseberangan dengan stabilitas. Tambah tinggi

    nilai flow maka stabilitas nilainya akan turun. Flowmemakai satuan mm.

    d. Marshall Quotient

    Marshall Quotient(MQ) merupakan hasil bagi antara stabilitas dengan

    kelelehan (flow). Semakin besar nilai MQ, maka campuran akan bersifat

    kaku. Dan sebaliknya semakin kecil nilai MQ, maka lapisan akan bersifat

    lentur/plastis.

    Untuk jalan yang dilewati oleh kendaraan berat serta folume yang padat

    biasanya disyaratkan untuk memiliki nilai MQ yang tinggi.

    Secara otomatis, nilai MQ akan dipengaruhi oleh nilai stabilitas dan nilai

    flow. MQ memakai satuan kg/mm.

    e. VFWA (Void Filled With Asphalt)

    VFWA akan menunjukkan persen aspal yang terdapat di dalam

    rongga antar butiran. Semakin besar nilai VFWA maka semakin banyak

    aspal yang terisi di dalam rongga, sehingga kekedapan campuran terhadap

    air dan udara semakin besar pula. Tapi bila jumlah aspal didalam

    campuran melebihi jumlah rongga, maka akan terjadi bleding (peristiwa

    keluarnya aspal dari campuran). Sebaliknya semakin kecil nilai VFWA,

    maka kekedapan perkerasan terhadap air dan udara akan semakin kecil

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    47/56

    47

    pula, sehingga aspal akan mudah teroksidasi, sehingga keawetan akan

    berkurang.

    Nilai VFWA sangat dipengaruhi oleh :

    jumlah aspal

    gradasi agregat

    pemadatan

    f. VITM (Void In The Mix)

    VITM menunjukkan banyaknya pori dalam campuran. Semakin besar

    nilai VITM menunjukkan semakin porous campuran, sehingga aspal akan

    cepat teroksidasi, sehingga keawetan menurun. Nilai VITM yang terlalu

    rendah juga kurang menguntungkan, karena tidak menyediakan rongga

    yang cukup bila terjadi pemadatan tambahan akibat beban lalu-lintas.

    Biasanya nilai VITM akan selalu berseberangan dengan nilai VFWA, artinya

    tambah besar nilai VFWA maka nilai VITM akan semakin turun, demikian

    pula sebaliknya.

    V. BAHAN TAMBAH (Additive)/Suplemen

    Yang dimaksud dengan bahan tambah adalah bahan atau material

    yang ditambahkan ke dalam campuran selain bahan dasar (agregat dan

    aspal) dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas campuran.

    Bahan tambah seharusnya hanya berguna kalau sudah ada evaluasi yang

    teliti tentang pengaruhnya terhadap mutu perkerasan.

    Dalam hal-hal yang meragukan terutama untuk pekerjaan-pekerjaan

    khusus perlu dilakukan pemeriksaan dengan dilakukan pembuatan

    benda-benda uji yang nantinya akan dilakukan percobaan dilaboratorium.

    Bahan tambah biasanya hanya diberikan dalam jumlah yang sedikit sertaharus dilakukan pengawasan yang ketat agar jumlahnya tidak berlebihan

    yang justru dapat mengakibatkan menurunkan kualitasnya.

    Sehubungan dengan adanya bahan tambah, pemeriksaan benda uji yang

    dilakukan paling tidak dengan dilakukan pengujian marshall.

    Biasanya bahan tambah yang baik digunakan pada campuran lapis keras

    adalah bahan yang banyak mengandung silika (SiO2) dan alumina (Al2O3)

    sebagai bahan utama yang memiliki sifat pozolan, yaitu suatru sifat bahan

    yang bila diberi air memiliki sifat plastis dan mudah dibentuk, tapi pada

    saat mengering bersifat keras sulit untuk deformasi.

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    48/56

    48

    Dengan diberikannya bahan tambah, biasanya akan terjadi peningkatan

    stabilitas, density, serta memperkecil VITM.

    Jenis bahan tambah yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja

    lapis keras al:

    Abu terbang (fly ash)

    Semen

    Abu vulkanik

    Kapur

    Abu sekam padi

    Sulfur (belerang)

    Syarat syarat bahan tambah:

    Dapat bercampur dengan baik

    Harganya relatif murah

    Mudah didapat

    Tidak beracun (ramah lingkungan)

    Dapat meningkatkan kulitas campuran (stabilitas dan fleksibilitas)

    1. Fly ash

    Fly ash(abu terbang) asalah abu yang dihasilkan dari sisa pembakaran

    batu bara. Fly ash ini memiliki ukuran butiran yang sangat halus dan

    berwarna terang ke abu-abuan. Struktur dan ukuran butiran fly ash

    bervariasi, hal ini sangat tergantung dari komposisi kimia, temperatur

    pembakaran, dan waktu tinggal. Secara umum ukuran butiran fly ash

    berkisar antara 0,1 - 200 m (mikron).

    Fly ash banyak terdapat pada pabrik-pabrik atau pembangkit tenaga

    listrik yang menggunakan bahan batubara. Bahan ini belum dimanfaatkan

    secara maksimal sebagai bahan bangunan, untuk sementara masih

    merupakan limbah/ bahan buangan yang belum memiliki nilai ekonomis. Di

    P. Jawa banyak dijumpai di Pembangkit Tenaga Listrik Paiton Jawa Timur.

    Secara mineralogi, komposisi fly ashterbagi dalam empat kolompok, yaitu :

    1. Fasa gelas yang merupakan allumuniumsilicagelas yang membuat fly

    ashmemiliki sifat sebagai Pozolan

    2. Fasa kristal yang terdiri dari mulit, a-kuarsa, hematit, magnetit, deposit

    atau walastonit.

    3. Komponen sekunder, yang biasanya terdiri dari sisa karbon, kapur

    bebas (CaO) dan MgO

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    49/56

    49

    4. Unsur-unsur jejak/sampingan (trace element) misal Pb, Cd, As dll, untuk

    setiap fly ashmemiliki kandungan yang berlainan.

    Secara kimiawi, komposisi fly ashterdiri dari berbagai masam unsur yaitu:

    NO Komposisi Jumlah (%)

    1 SiO2 62,68

    2 Al2O3 20,60

    3 TiO2 2,38

    4 Fe2O3 4,55

    5 CaO 2,96

    6 Na2O 3,20

    7 K2O 0,36

    8 MgO 0,85

    9 P2O3 0,40

    10 H2O 0,25

    11 HD (inclu de)

    H2O

    1,77

    BJ fly ash= 2,14 gr/cc

    Penambahan fly ash dengan persentase tertentu pada campuran

    perkerasan dapat meningkatkan stabilitas campuran.

    2. Semen

    Semen atau PC (portland cement) merupakan bahan yang dihasilkan

    dari pabrik. Secara garis besar, bahan dasar/atau bahan utama semen

    meliputi : kapur, silika, dan alumina ditambah dengan bahan tambah

    lainnya.

    Bila dilihat susunan kimianya, maka unsur-unsur pokok pada semen biasa

    adalah sebagai berikut :

    NO Komposisi Jumlah (%)

    1 CaO 60 - 65

    2 SiO2 17 - 25

    3 Al2O3 3 - 8

    4 Fe2O3 0,5 - 6

    5 MgO 0,5 - 4

    6 SO3 1 - 2

    7 Na2O + K2O 0,5 - 1

    Semen juga merupakan bahan tambah yang baik untuk meningkatkan

    kinerja campuran perkerasan. Hanya saja karena semen merupakan bahan

    hasil produksi pabrik, maka biaya konstruksi menjadi lebih mahal.

  • 7/25/2019 Bahan kul BLK

    50/56

    50

    Bila semen dicampurkan pada campuran perkerasan jalan, maka

    pada kadar semen tertentu akan dapat meningkatkan stabilitas campuran.

    Sehingga untuk jalan-jalan yang melayani lalu-lintas berat biasanya dapat

    ditambahkan semen dalam jumlah tertentu (harus dilakukan trial mix).

    3. Abu vulkanik

    Abu vulkanik merupakan salah satu bahan alternatif yang dapat

    dipergunakan sebagai bahan tambah untuk perkerasan jalan. Abu

    vulkanik merupakan bahan yang dihasilkan akibat adanya letusan gunung

    berapi yang didapat dalam jumlah cukup banyak. Abu ini te