Top Banner
laboratorium ilmu ukur tanah dalam teknik sipil BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ilmu Ukur Tanah adalah ilmu yang mempelajari metode atau cara pengukuran di atas permukaan bumi, baik sebahagian kecil maupun besar. Ilmu ukur tanah adalah sebagian dari ilmu geologi yang praktisnya menghasilkan gambaran dari sebagian maupun seluruh unsur permukaan bumi yang disebut peta. A. Ilmu Geodesi. Ilmu Geodesi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk permukaan bumi (penentuan bentuk, ukuran serta medan gravitasinya). Pengukuran yang dilakukan pada permukaan bumi memiliki bentuk yang tidak beraturan, sehingga diperlukan suatu bidang tertentu yang dapat digunakan sebagai patokan (referensi) baik hasil ukuran maupun bentuk hitungan, bidang tersebut dinyatakan sebagai bidang geoid. Ilmu Geodesi dapat dibagi dalam dua cara, yaitu: - Cara ilmiah adalah untuk mempelajari bentuk dan besarnya bulatan bumi. - Cara praktis adalah ilmu yang mempelajari penggambaran dari sebagian besar maupun kecil dari permukaan yang dinamakan peta. Untuk Teknik Sipil dipakai cara praktis yang mana kebutuhannya adalah perencanaan pengairan, jalan raya, jaringan transmisi dan sebagainya. B. Peta Peta adalah gambaran dari permukaan bumi, dilihat secara vertikal dari atas bidang datar. Hal yang menunjang pembuatan peta terdiri atas dua bagian: 1. Posisi Vertikal
31

bahan iut 1

Dec 29, 2015

Download

Documents

Dede Ardiansyah

destdsewetetet
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: bahan iut 1

laboratorium ilmu ukur tanah dalam teknik sipil

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Ilmu Ukur Tanah adalah ilmu yang mempelajari metode atau cara pengukuran di atas permukaan bumi, baik sebahagian kecil maupun besar. Ilmu ukur tanah adalah sebagian dari ilmu geologi yang praktisnya menghasilkan gambaran dari sebagian maupun seluruh unsur permukaan bumi yang disebut peta.

A. Ilmu Geodesi.

Ilmu Geodesi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk permukaan bumi (penentuan bentuk, ukuran serta medan gravitasinya). Pengukuran yang dilakukan pada permukaan bumi memiliki bentuk yang tidak beraturan, sehingga diperlukan suatu bidang tertentu yang dapat digunakan sebagai patokan (referensi) baik hasil ukuran maupun bentuk hitungan, bidang tersebut dinyatakan sebagai bidang geoid.

Ilmu Geodesi dapat dibagi dalam dua cara, yaitu:

- Cara ilmiah adalah untuk mempelajari bentuk dan besarnya bulatan bumi.

- Cara praktis adalah ilmu yang mempelajari penggambaran dari sebagian besar maupun kecil dari permukaan yang dinamakan peta.

Untuk Teknik Sipil dipakai cara praktis yang mana kebutuhannya adalah perencanaan pengairan, jalan raya, jaringan transmisi dan sebagainya.

B. Peta

Peta adalah gambaran dari permukaan bumi, dilihat secara vertikal dari atas bidang datar.

Hal yang menunjang pembuatan peta terdiri atas dua bagian:

1. Posisi Vertikal

Kedudukan dari suatu titik yang dinyatakan dengan relatif terhadap titik lain dalam suatu bidang vertikal.

2. Posisi Horizontal

Kedudukan suatu titik yang dinyatakan dengan relatif terhadap titik lain dalam suatu bidang horizontal.

Adapun proses untuk penggambaran suatu peta adalah:

1. Pengukuran di lapangan (Pengambilan data)

2. Pengolahan hasil ukuran (proses hitungan)

Page 2: bahan iut 1

3. Proses penggambaran.

Pada saat sekarang ini telah ditemukan beragai macam alat ukur mulai dari alat ukur untuk mengukur jarak, tinggi, kecepatan, dan sudut . biasanya ,kita menggunakan alat ukur yang berupa mistar atau meteran untuk mengukur panjang pendeknya , tinggi rendahnya suatu benda. Mempunyai permukaan yang tidak ata dan alat apakah harus kita gunakan dalam pengukuran.

Tidak seperti pengukuran lainnya, pengukuran tanah ini betujuan agar kita dapat mengetahui keadaan permukaan tanah yang berada disekitar daerah yang diukur. Karena biasanya dalam pembuatan perencanaan jalan raya baik itu poligon terbuka maupuan tertutup terlebih dahulu harus melakukan pengukuran tanah . bertujuan untuk mengetahui berapa banyak timbunan atau galian yang dibutuhlan agar permukaan tanah itu menjadi ideal untuk pembuatan jalan. Ataupun pembuatan perencanaan bangunan dan juga khususnya jalan raya berapakan kemiringan yang dibutuhkan antara jalan dengan bahu jalan.

I.2. Maksud dan Tujuan Penulisan

Maksud

Tujuan instruksional umum:

Setelah mempelajari bagian ini diharapkan para pembaca akan mempunyai wawasan yang luas dan pengertian yang mendalam mengenai pemakaian teknik pemetaan dan pengukuran tanah dalam pekerjaan konstruksi.

Tujuan Instruksional khusus:

1. Pembaca mampu mengidentifikasi pekerjaan dan perhitungan luas dan isi dalam kaitannya dengan pekerjaan sipat datar/lengkap dengan perhitungannya.

2. Agar memiliki kemampuan membedakan jenis lingkungan dan pelaksanaan perencanaan lingkungan dalam kaitannya dengan belokan dan tanjakan serta turunan

3. Agar mampu mengidentifikasikan pekerjaan pemasokan yang berkaitan dengan pekerjaan yang bersifat linear ataupun lingkungan.

Tujuan

Sedangkan tujuan dari pengukuran tanah adalah untuk memperoleh gambaran bagian permukaan bumi melalui pengukuran yang relavan sehinggga dari hasil pengukuran ini dapat kita transformasikan dalam bentuk peta. Selain itu kita dapat mengetahui bentuk permukaan bumi dan apa yang kita buat dari bentuk permukaan bumi seperti yang kita dapat atau telah diketahui.

I.3. Metodologi Penulisan

Metode yang dipakai dalam menyusun laporan adalah :

Page 3: bahan iut 1

1. Kajian pustaka ( library research ) adalah metode yang dipakai untuk mengumpulkan data data yang diperlukan dengan melalui bahan bacaan, seperti buku buku dan bahan kuliah sebagai bahan masukan atau ilmu yang sangat bermanfaat dalam penyusunan laporan ini.

2. Pengambialan data ( field research ) adalah metode dimana data diperoleh dengan terjun langsung dilapangan untuk mengamati objek penelitian dengan mengumpulkan data actual melalui pengamatan langsung.

3. Pengolahan data ( deskriletif ) adalah merupakan metode untuk menganalisis data data yang didapatkan dilapangan dengan menjadikan kajian pustaka sebagai reffrensi dalam menganalisa.

I.4. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan ini, Penulis memformat penulisan dalam sebuah kerangka yang sistematis atau terdiri beberapa bab dan dibagi beberapa sub bab, sebagai berikut :

BAB I : Menjelaskan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan serta sistematika penulisan.

BAB II : Membahas tentang teori dasar termasuk didalamnya polygon, serta kantor segala yang berkenaan dengan alat penyipat datar (waterpass) dan alat ukur theodolit serta rumus-rumus dasar yang dipakai.

BAB III : Pelaksanaan praktikum menyangkut praktikum alat penyipat dasar (waterpass) dan Theodolit.

BAB IV : Menganalisa data serta pemecahan yang berkaitan dengan pengolahan data hasil pengukuran.

BAB V : Memberikan kesimpulan berdasarkan pembahasan pembahasan serta saran-saran permasalahan.

Page 4: bahan iut 1

BAB II

TINJAUAN TEORI

Gambaran Umum

Sejarah dan Cabang Keilmuan

Perkembangan ilmu pengukuran tanah berasal dari bangsa romawi, ditandai dengan pekerjaan konstruksi diseluruh wilayah kekaisaran dan ilmu ini dilestarikan oleh bangsa arab yang disebut ilmu geometri praktis.Abad ke 13, van piso dalam karyanya “ Practica Geometria “ menguraikan bahwa pengukuran tanah dan dilanjutkan oleh liber quadratorium dengan konsep.

Dari segi peralatan, astrolabe adalah istrumen yang dipakai pada alat ini berbentuk lingkaran logam dan petunjuk berputar dipusatnya di pegang oleh cicin diatasnya dan batang silung ( cross staff ) panjang batang menyebabkan jaraknya bisa diukur dengan perbandingan sudut.

Sinergis dengan perkembangan zaman dan komplesitas perkembangan bidang konstruksi, maka ilmu ini mengalami perkembangan pula sebagai konsekwensi atas tuntutan kebutuhan akan profesionalismenya dalam perencanaan pekerjaan konstruksi.

Pada perkembangannya ilmu geodasi ini mengalami proses spesifikasi keilmuan diantaranya, ilmu ukur tanah, survey – survey pemetaan, engejinering, agrokuntur, dan lain – lain. Dari spesifikasi kita memperlihatkan adanya kecenderungan dimana ilmu geodasi menjadi dasar urugen pada bidang keilmuan lainnya, selain itu dari bidang konstruksi, seperti pertanahan, perhutanan, ilmu kelautan, pertanian, perikanan, pertambangan dan lain – lain. Walaupun ada spesifikasi tersebut, itu tidak mempengaruhi tingkat substansinya dan hal ini juga memiliki kesamaan pendekatan, baik proses pengambilan data sampai pada proses pengolahan yang membedakan adalah tingkat aplikasinya.

Tujuan dan aplikasi ilmu ukur tanah

Perencanaan yang dilandaskan oleh perhitungan yang teliti bagi pembangunan tersebut, akan mengantarkan manuasia mendapatkan hasil yang optimal sebagai imbalan dari jerih payah tersebut.

Adapun maksud dari pngukuran tanah merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam bidang rekayasa terutama dalam bidang teknik sipil. Pengukuran ini diperlukan untuk merencanakan antara lain: jalan raya, jembatan, terowongan, saluran irigasi, bendungan, bangunan gedung, serta pengaplingan tanah. Para perencana pada bidang teknik sipil yang merencanakan pengukuran harus mengerti metode dan instrument yang dipakai termasu kemampuan alat dan keterbatasnya

Page 5: bahan iut 1

Aplikasi pemetaan yang dimaksud dalam bagian ini adalah pemetaan yang pekerjaan ukurnya dilakukan setelah peta yang pertama dipakai oleh para perancang dan perencana dalam merencanakan pembangunan atau pekerjaan konstruksi yang mereka maksud. Selanjutnya hasil desain dan perencanaan yang mereka maksud, dituangkan di atas peta tersebut Pada pemetaan jenis kedua ini, pekerjaan yang dilakukan misalnya, stakeOut (Pematokan). Hal ini dilakukan dari atas peta yang menyiratkan pola dua dimensi dan ditransformasikan kepermukaan bumi yang berarti tiga dimensi.

Pengukuran Jarak

Yang dimaksud dengan pengukuran jarak adalah pengukuran panjang antara dua buah titik baik secara langsung maupun tidak langsung, dan bisa dilaksanakan bertahap atau menjadi beberapa bagian ataupun tidak.

Pengukuran jarak langsung biasanya menggunakan instrument atau alat ukur seperti pita ukur, langkah alat ukur jarak elektronik, distance meter (EDM) yang disebutkan dengan EDM (Elektronic Distance Meter), adalah alat ukur jarak yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik sebagai unsur jarang yang diukur. Penguburan jarak tidak langsung, pada umumnya menggunakan instrument ukur jarak yang mendasarkan pada metode techimetri, metode optik, dsb. Dan pengukuran jarak optis dapat dilakukan pengukuran jarak menurut dua cara yaitu penggunaan bagi optis Richard (sudut patalaktis tetap) atau dengan menggunakan garis bidik horizontal dengan ukuran tertentu pada sasaran.

Pengukuran Elevasi dan Penyipat Datar

Yang dimaksud dengan sifat datar adalah suatu cara pengukuran tinggi, di mana selisih-selisih tinggi antara titik yang berdekatan ditentukan dengan garis-garis vizir horizontal yang ditujukan ke rambu-rambu yang vertikal, dan adapun peralatan ukur sifat datar dan paling tidak memerlukan dua alat utama yaitu alat ukur sifat datar (waterpas atau level) dan rambu ukurnya kedua alat ini umumnya di lengkapi dengan nivo yang berfungsi untuk mendapatkan sipatan mendatar dari kedudukan alat-alat tersebut serta unting-unting untuk menempatkan kedudukan alat di atas titik yang bersangkutan dan adapun jenis-jenis pengukuran sifat datar.

A. Sifat datar memanjang

Tujuan Pengukuran ini umumnya untuk mengetahui ketinggian dari titik-titik yang dilewatinya dan biasanya diperlukan sebagai kerangka vertikal bagi suatu daerah pemetaan.

B. Sifat datar resiprokal

Ke lainan pada sifat ini adalah pemanfaatan konstruksi serta tugas nivo yang dilengkapi dengan skala pembaca bagi pengungkitan yang dilakukan terhadap nivo tersebut.

C. Sifat datar profil

Page 6: bahan iut 1

Tujuan pengukuran ini umumnya adalah untuk mengetahui profil dari suatu trace baik jalan ataupun saluran, sehingga selanjutnya dapat diperhitungkan banyaknya galian dan timbunan yang perlu dilakukan pada pekerjaan konstruksi.

D. Sifat datar luas

Pada jenis pengukuran sifat datar ini yang paling diperlukan adalah penggambaran profil dari suatu daerah pemetaan yang dilakukan dengan mengambil ketinggian titik-titik detail di daerah tersebut dan dinyatakan sebagai wakil dari ketinggiannya.

Pengukuran Sudut

Sudut adalah selisih dua buah arah dari dan buah target di titik pengamatan pada pekerjaan ini diukur arah dan dua titik atau lebih yang dibidik dari satu titik control

(a) Satuan sudut

Dasar untuk menyatakan besarnya sudut ialah lingkaran yang dalam empat bagian yang dinamakan kuadran.

(b) Sudut arah: Azmiuth dan kuadran

Pengukuran sudut arah merupakan suatu sistem penentuan arah garis dengan memakai sebuah sudut dan huruf-huruf kuadran.

(c) Pengertian sudut horizontal dan vertikal

Sudut horizontal adalah pengukuran dasar yang diperlukan untuk penentuan sudut arah dan azimuth sudut vertikal adalah selisih arah antara dua garis perpotongan di bidang vertikal.

Penentuan Titik Koordinat

Pengertian Koordinat adalah transformasi argument yang dilakukan diantara kedua sistem kuordinat yang berlaku di atas yaitu diantara sistem koordinat siku-siku dan sistem koordinat polar atau sebaliknya dan pemilihan titik fundamental bagi suatu pekerjaan pemetaan dapat dilakukan sesuai dengan pendefinisian yang dipilih sebelumnya misalnya:

a. Sistem koordinat lokal artinya titik fundamental bagi daerah pemetaan yang bersangkutan dipilih sembarang disekitarnya.

b. Sistem koordinat regional, misalnya suatu pengukuran dengan koordinat awalnya dinyatakan dalam sistem koordinat yang ada (misalnya sistem koordinat DKI).

c. Sistem koordinat nasional artinya: titik fundamental bagi daerah pemetaan yang bersangkutan di ikatkan kepada sistem koordinat nasional.

d. Sistem koordinat dunia.

Page 7: bahan iut 1

Luasan dan Volume

Luas adalah jumlah areal yang menproyeksi pada :

- Metode pengukuran luas ada 2 cara:

a. Diukur pada gambar situasi (pengukuran tidak langsung)

b. Dihitung dengan menggunakan data jarak dan sudut yang langsung diperoleh dari pengukuran di lapangan pengukuran langsung, metode ini menghasilkan perhitungan yang lebih akurat.

Volume adalah isi dari suatu benda pengukuran volume secara langsung jarang dikerjakan dalam pengukuran tanah, karena sulit untuk menerapkan dengan sebenarnya sebuah satuan terhadap material yang terlihat sebagai gantinya.

- Metoda diagonal dan tegak lurus

Apabila suatu segitiga dasarnya: (tingginya: h dan luasnya = S maka

S =

Apabila sudut α antara B sisi B dan C diketahui

Maka

S = b c d sin α

Cara perhitungan volume

Pekerjaan konstruksi di lapangan memerlukan pekerjaan galian dan timbunan, baik konstruksi jalan ataupun pembangunan besar lainnya: pekerjaan konstruksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu (sinaga, indra; 1994).

a. Bentuk sempit dan memanjang yaitu yang menyangkut galian dan timbunan seperti jalan raya dan saluran pengairan.

b. Bentuk lebar misalnya bendungan, lapangan parker, lapangan olah raga, dll.

Rumus-Rumus Perhitungan

Water Pass

1. Perhitungan Jarak Optis

Rumus : D = ( BA – BB ) x 100 =

Dimana : D = Jarak Optis

BA = Bidang Atas

Page 8: bahan iut 1

BB = Bidang Bawah

2. Perhitungan Jarak Optis Rata-rata

Rumus :

3. Perhitungan Beda Tinggi Patok Utama

Rumus : ΔH = BTBLK – BTMK

Perhitungan Beda Tinggi Rata – Rata

Rumus :

5. Perhitungan Beda Tinggi Patok Detail

Rumus : ΔHd = BT. Patok Utama – BT. Patok Detail

Dimana : ΔHd = Beda Tinggi Detail

BT = Benang Tengah

6. Perhitungan Koreksi

Rumus :

7. Perhitungan Beda Tinggi Setelah Koreksi

Rumus ΔH = H rata-rata ± H koreksi

8. Perhitungan Tinggi Titik Patok Utama

Rumus : HP = Tinggi Titik Diketahui ± ΔH – Koreksi

Dimana : ΔH = Beda Tinggi Rata-rata

9. Perhitungan Tinggi Titik Patok Detail

Rumus : HD = TT Patok Utama – Beda Tinggi Detail

Dimana : HD = Tinggi Titik Detail

TT = Tinggi Titik

10. Perhitungan Kemiringan Profil Memanjang

Rumus :

Page 9: bahan iut 1

11. Perhitungan Kemiringan Profil Melintang

Rumus :

12. Perhitungan Masa Galian

13. Perhitungan Masa Timbunan

Theodolit

1. Perhitungan Sudut Jurusan

Rumus : β = Sudut muka – Sudut belakang ± 360˚

Dimana : β = Sudut Jurusan (Sudut Patok Utama)

muka = Sudut Muka

blk = Sudut Belakang

2. Perhitungan Koreksi Sudut Horisontal ( ƒβ )

Rumus : ƒβ = (n + 2) . 180˚ - ∑β

3. Perhitungan Koreksi Untuk Tiap Patok

Rumus :

4. Perhitungan Sudut Horisontal Setelah Koreksi

Rumus : β’ = βρ ± κβ

5. Perhitungan Sudut Horisontal Patok Detail

Rumus : βd = L detail – LBlk Patok Utama ± 360˚

Dimana : βd = Sudut Patok Detail

6. Perhitungan Azimut Benar Patok Utama

Rumus : αβ = αdiketahui + β - 180˚ ± 360˚

Dimana : β = Sudut Patok Utama

α = Azimut diketahui

Page 10: bahan iut 1

αβ = Azimut Benar Patok Utama

7. Perhitungan Azimut Benar Patok Detail

Rumus : α detail = αβ – θd - 180˚ ± 360˚

Dimana : α detail = Azimut Benar Patok Detail

αβ = Azimut Benar Patok Utama

θd = Sudut detail

8. Perhitungan Besar Sudut Lereng Patok Utama

Rumus : = 90˚ - V Patok Utama

Dimana : = Sudut lereng

V = Sudut Vertikal Patok Utama

9. Perhitungan Besar Sudut Lereng Patok Detail

Rumus : detail = 90˚ - V detail

Dimana : detail = Sudut lereng

Vdetail = Sudut Vertikal detail

10. Perhitungan Jarak Proyeksi Patok Utama

Rumus : DP = (BA – BB) x 100 Cos²

Dimana : DP = Jarak Proyeksi Patok Utama

D = (BA – BB) x 100 / Jarak Optik

= Sudut Lereng Patok Utama

11. Perhitungan Jarak Proyeksi Patok Detail

Rumus : Dd = Dd Cos² d

Dimana : Dd = Jarak Proyeksi Patok Detail

D = Jarak Ptik (BA – BB) x 100

d = Sudut Lereng Detail

Page 11: bahan iut 1

12. Perhitungan Titik Absis dan Ordinat Patok Utama

Rumus : Fx = Dp Sin . αβ

Fy = Dp Cos . αβ

Dimana : Fx = Absis

Fy = Ordinat

Dp = Jarak Proyeksi

αβ = Sudut Azimut Benar Patok Utama

13. Perhitungan Koreksi Titik Absis dan Ordinat Patok Utama

Koreksi Absis

Rumus :

Dimana : Kx = Koreksi Absis

Dp = Jarak Proyeksi Patok Utama

= Jumlah Jarak Proyeksi Patok Utama

= Jumlah Absis

Koreksi Ordinat

Rumus :

Dimana : Ky = Koreksi Ordinat

Dp = Jarak Proyeksi Patok Utama

= Jumlah Jarak Proyeksi Patok Utama

= Jumlah Ordinat

14. Perhitungan Koordinat Patok Utama

Rumus : x = xdik ± Fx ± Kx

15. Perhitungan Selisih Absis Detail

Rumus : X = Dd Sin αd

Dimana : X = Selisih Absis Detail

Page 12: bahan iut 1

Dd = Jarak Proyeksi Detail

αd = Azimut Benar Detail

16. Perhitungan Selisih Ordinat Detail

Rumus : Y = Dd Cos αd

Dimana : Y = Selisih Ordinat Detail

Dd = Jarak Proyeksi Detail

αd = Azimut Benar Detail

17. Perhitungan Koordinat Detail

Rumus : Xdetail = Xpatok utama ± Xdetail

Ydetail = Ypatok utama ± Ydetail

Dimana : Xdetail = Absis Detail

Ydetail = Ordinat Detail

18. Perhitungan Beda Tinggi Patok Utama

Rumus : ∆H = D ½ . Sin . 2θ + (TP – BT).

Dimana : ∆H = Beda Tinggi

D = Jarak Optis

θ = Sudut Lereng Patok Utama

19. Perhitungan Koreksi Tiap Patok / Koreksi Beda Tinggi

Rumus :

Dimana : K = Koreksi Tiap Patok / Koreksi Beda Tinggi

∑BT = Jumlah Beda Tinggi Patok

n = Jumlah Patok

20. Perhitungan Jarak Optis

Rumus : D = ( BA – BB ) x 100

Dimana : D = Jarak Optis

Page 13: bahan iut 1

BA = Benang Atas

BB = Benang Bawah

21. Perhitungan Jarak Optis Detail

Rumus : D detail = (BA – BB) detail x 100

Dimana : D detail = Jarak Optis Detail

BA = Benang Atas

BB = Benang Bawah

22. Perhitungan Jarak Optis Detail

Rumus : D detail = (BA – BB) detail x 100

Dimana : D detail = Jarak Optis Detail

BA = Benang Atas

BB = Benang Bawah

23. Perhitungan Tinggi Titik Patok Utama

Rumus : Hpu = Hdiketahui ± Bt – k

Dimana Hpu = Tinggi Titik Patok Utama

Hdik = Tinggi Titik Diketahui

Bt = Beda Tinggi

k = Koreksi

24. Perhitungan Tinggi Titik Detail

Rumus : Hdetail = Hpu ± ∆Hdetail

Dimana : Hdetail = Tinggi Titik Detail

Hpu = Tinggi Titik Patok Utama

∆Hdetail = Beda Tinggi Detail

Dasar-dasar Perencanaan

Page 14: bahan iut 1

Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititik beratkan pada perencanaan bentuk fisik sehingga dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas dan sebagai akses ke rumah-rumah.

Jalan raya

Penampang melintang jalan merupakan potongan melintang tegak lurus sumbu jalan. Pada potongan melintang jalan dapat terlihat bagian-bagian jalan. Bagian-bagian jalan yang utama dapat dikelompokkan sebagai berikut :

A. Bagian yang langsung berguna untuk lalu lintas

1. Jarul lalu lintar

2. Lajur lalu lintas

3. Bahu jalan

4. Trotoar

5. Median

B. Bagian yang berguna untuk drainase jalan

1. Saluran samping

2. Kemiringan melintang jalur lalu lintas

3. Kemiringan melintang bahu

4. Kemiringan lereng.

C. Bagian pelengkap jalan

1. Kereb

2. Pengaman tepi

D. Bagian konstruksi jalan

1. Lapisan perkerasan jalan

2. Lapisan pondasi atas

3. Lapisan pondasi bawah

4. Lapisan tanah dasar

E. Daerah manfaat jalan (damaja)

Page 15: bahan iut 1

F. Daerah milik jalan (damija)

G. Daerah pengawasan jalan (dawasja)

Jalur lalu lintas (traveled way = carriage way) adalah keseluruhan bagian perkerasan jalan yang diperuntukkan untuk lalu lintas kendaraan. Lebar kendaraan penumpang pada umumnya vervariasi antara 1,50 m – 1,75m. Bina Marga mengambil lebar kendaraan rencana untuk mobil penumpang adalah 1,70 m, dan 2,50 m untuk kendaraan rencana truk/bis/semitrailer.

Pada jalan lokal (kecepatan rendah) lebar jalan minimum 5,50 m (2 x 2,75 m) cukup memadai untuk jalan 2 lajur dengan 2 arah. Dengan pertimbangan biaya yang tersedia, lebar 5 m pun masih diperkenankan. Jalan arteri yang direncanakan untuk kecepatan tinggi, mempunyai lebar laju lalu lintas lebih besar dari 3,25 m, sebaiknya 3,50 m.

Kemiringan melintang jalur lalu lintas di jalan lurus diperuntukkan terutama untuk kebutuhan drainase jalan. Air yang jatuh di atas permukaan jalan supaya cepat dialirkan ke saluran-saluran pembuangan. Kemiringan melintang bervariasi antara 2% - 4%, untuk jenis lapisan permukaan dengan mempergunakan bahan pengikat seperti aspal atau semen.

Sedangkan untuk jalan dengan lapisan permukaan belum mempergunakan bahan pengikat seperti jalan berkerikil, kemiringan melintang dibuat sebesar 5%.

Bahu jalan adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalu lintas yang berfungsi sebagai:

1. Ruangan untuk tempat berhenti sementara kendaraan yang mogok atau yang sekedar berhenti karena pengemudi ingin berorientasi mengenai jurusan yang akan ditempuh, atau untuk beristirahat.

2. Ruangan untuk menghindarkan diri dari saat-saat darurat, sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan.

3. Memberikan kelegaan pada pengemudi, dengan demikian dapat meningkatkan kapasitas jalan yang bersangkutan.

4. Memberikan sokongan pada konstruksi perkerasan jalan dari arah samping.

5. Ruangan pembantu pada waktu mengadakan pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan jalan (untuk tempat penempatan alat-alat, dan penimbunan bahan material).

6. ruangan untuk lintasan kendaraan-kendaraan patroli, ambulans, yang sangat dibutuhkan pada keadaan darurat seperti terjadinya kecelakaan.

Jenis Bahu

Berdasarkan tipe perkerasannya, bahu jalan dapat dibedakan

· Bahu yang tidak diperkeras, yaitu bahu yang hanya dibuat dari material perkerasan jalan tanpa bahan pengikat. Biasanya digunakan material agregat bercampur sedikit lempung. Bahu yang tidak diperkeras

Page 16: bahan iut 1

ini dipergunakan untuk daerah-daerah yang tidak begitu penting, di mana kendaraan yang berhenti dan mempergunakan bahu tidak begitu banyak jumlahnya.

· Bahu yang diperkeras, yaitu bahu yang dibuat dengan mempergunakan bahan pengikat sehingga lapisan tersebut lebih kedap air dibandingkan dengan bahu yang tidak diperkeras. Bahu jenis ini dipergunakan: untuk jalan-jalan di mana kendaraan yang akan berhenti dan memakai bagian tersebut besar jumlahnya, seperti di sepanjang jalan tol, di sepanjang jalan arteri yang melintasi kota, dan di tikungan-tikungan yang tajam.

Besarnya lebar bahu jalan sangat dipengaruhi oleh:

· fungsi Jalan-Jalan arteri direncanakan untuk kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan jalan lokal. Dengan demikian jalan arteri membutuhkan kebebasan samping, keamanan, dan kenyamanan yang lebih besar, atau menuntut lebar bahu yang lebih lebar dari jalan lokal.

· Volume lalu lintas

Volume lalu lintas yang tinggi membutuhkan lebar bahu yang lebih lebar dibandingkan dengan volume lalu lintas yang lebih rendah.

· Kegiatan disekitar jalan

Jalan yang melintasi daerah perkotaan, pasar, sekolah, membutuhkan lebar bahu jalan yang lebih lebar daripada jalan yang melintasi daerah rural, karena bahu jalan tersebut akan dipergunakan pula sebagai tempat parker dan pejalan kaki.

· Ada atau tidaknya trotoar.

· Biaya yang tersedia sehubungan dengan biaya pembebasan tanah, dan biaya untuk konstruksi.

Trotoar (Jalur Pejalan Kaki/Side Walk)

Trotoar adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalu lintas yang khusus dipergunakan untuk pejalan kaki (pedestrian).

Lebar trotoar

Lebar trotoar yang dibutuhkan ditentukan oleh volume pejalan kaki, tingkat pelayanan pejalan kaki yang diinginkan, dan fungsi jalan. Untuk itu lebar 1,5 – 3,0 m merupakan nilai yang umum dipergunakan.

Saluran Samping

Saluran samping terutama berguna untuk:

Page 17: bahan iut 1

· Mengalirkan air dari permukaan perkerasan jalan ataupun dari bagian luar jalan.

· Menjaga supaya konstruksi jalan selalu berada dalam keadaan kering tidak terendam air.

Drainase

Drainase adalah tempat saluran air yang terdapat pada pinggir jalan atau rumah dan sekitarnya (parit)

Ø Saluran drainase sisi jalan

Untuk tujuan pedoman ini, saluran drainase sisi jalan termasukterjunandan saluran terbuka, saluran alami yang berhubungan dengan gorong – gorong dan jembatan tidak dimasukkan walaupun beberapa komentar berikut.

Kadang – kadang dapat diterapkan untuk saluran tersebut, dan adapun banyak prinsip hidrolik dan morfologi yang dibahas dalam seksi 6dan pedoman ini diterapkan kerancangan saluran drainase sisi jalan yaitu adalah :

1. Keamanan dan estetika

saluran yang aman untuk kendaran yang secara kebetulan keluar dari jalan kendaraan, umumnya memenuhi efisiensi hidrolik saluran.

2. Bentuk.

Bentuk saluran umumnya ditentukan untuk lokasi tertentu oleh pertimbanga lahan, rezimaliran dan banyaknya aliran yang disaluran.

3. Batas arus

Pembatasan arus mungkin diharapkan atau diperlukan untuk :

a. memperkecil pemeliharaan

b. melawan gaya erosi air yang mengalir.

c. Menaikkan kecepatan atau pemindahan untuk memperbaiki efisiensi hidrolik, atau

d. Membatasi ukuran saluran untuk pertimbangan tanah jalan atau keamanan.

4. Superelevasi.

Gaya momentum yang terkandung dalam air mengalir mengakitbatkan superelevasi aliran dan konsentrasi pada bengkokan yang dapat mengakibatkan erosi dalam saluran berbatas tidak keras.

5. Aliran superkritis.

Aliran superkritis sekitar bengkokan sangat sulit dianalisis karena karakteristik pola gangguan gelombang melintang.

Page 18: bahan iut 1

6. Aliran subkritis

Saluran yang menyalurkan aliran subkritis biasanya tidak menjupai masalah yang berkaitan dengan superelevasi.

Ø Terjunan dan selokan terbuka

Kata – kata terjunan ( chute ) dan selokan terbuka ( flume ) sering digunakan secara sinonim dalam mengartikan saluran terjali terbuka yang digunakan untuk menyalurkan air menuruni kemiringan (lereng)

Ø Konstruksi kendali gradasi

Dimana kondisi diperlukan untuk menyalurkan air dari elevasi tinggi ke elevasi rendah dan penggunaan terjunan atau selokan tidak praktis, gradasi saluran dapat dibangun dengan kemiringan yang lebih datar dan “ cek selokan atau bangunan terjun “ digunakan untuk menyelesaikan perubahan elevasi total.

Ø Bengkokan dan lengkungan.

Bengkokan ( bend ) dan lengkungan ( curvel ) dalam pembatas saluran sisi jalan kadang – kadang diperlukan untuk memantapkan lahan alami dan geometri jalan. Dan kalau dirancang dan dibangun dengan tapat, ganguan negatif yang disebabkan oleh luas transisi akan dihilangkan oleh lengkungan utama ( 7, 10 , 17 ).

Ø Pertimbangan konstruksi

Penampilan yang memuaskan setiap salurang terbuka sangat tergantung pada rancangan konstrusi maupun rancangan hidrolik. Dalam merencanakan semua jenis saluran, persyaratan pondasi dan kemampuan bahan menahan tekanan yang diberikan padanya harus dipertimbangkan.

1. Penyelidikan subpermukaan.

Saluran terbuka buatan manusia yang dirancang untuk arus utama atau selokan sisi jalan harus menyertakan perlengkapan sebelah bawah, dan erosi dasar dan tebing.

2. Penulangan untuk batas keras.

Saluran dengan penulangan konstruksi namun, saluran beton yang lebih kecil, selokan dan saluran terbuka mungkin memerlukan suatu jenis penulangan untuk berfungsi tepat dan stabilitas konstruksi.

Page 19: bahan iut 1

BAB III

PELAKSANAAN PRKATIKUM

3.1 Pendahuluan

Sebelum melakukan Praktikum di lapangan yaitu pengukuran di atas permukaan bumi, sebaiknya kita harus memahami teori-teori serta alat dan bagian-bagiannya dimana alat tersebut ada dua macam yaitu theodolit dan waterpass karena apabila kita langsung turun di lapangan tanpa memahami betul cara kerja, maka biasanya kita akan sulit serta bisa mendapat data yang salah karena disebabkan kurangnya pemahaman kita dalam pengukuran di lapangan.

Adapun dua cara pengukuran di lapangan yaitu :

1. Pulang Pergi

2. Double Stand

3.2 Prosedur Pengukuran

3.2.1. Penyipat datar (Waterpass)

Pelaksanaan Praktikum Ilmu Ukur Tanah Pada Laboratorium Jurusan Teknik Sipil UMI, dapat dibagi menjadi tiga aspek yaitu :

A. Materi praktikum

Dalam ilmu ukur tanah, materi praktikum yang disampaikan pada mahasiswa terdiri :

1. Menentukan lokasi

2. Pemasangan patok kayu dalam jalur tertutup atau terbuka sebanyak 10 buah setiap jarak 30 M, patok kayu sebagai patok utama yang menunjukkan sumbu jalur, sedangkan patok lain yang lebih kecil sebagai titik detail.

3. penempatan lokasi patok harus aman berada pada daerah stabi serta mudah ditemukan kembali, khususnya pada patok terakhir ( bila polygon terbuka ).

4. Letak statik diusahakan diantara dua patok yang sama jauh.

5. Menyetel nivo agar berada di tengah – tengah lingkaran kecil.

6. Mengarahkan teropon ke patok belakang.

7. Pembacaan benang tengah ( BT ), benang atas ( BA ), dan benang bawah ( BB ).

8. Kemudian alat mengarah ke patok depan.

Page 20: bahan iut 1

9. Menentukan situasi/detail ( lihat cara pada sket detail waterpas ).

10. Melakukan berulang – ulang sampai selesai.

11. Melakukan cara diatas untuk mengambil data pulang.

12. Cara pengambilan data ada dua cara yaitu :

- Pulang pergi

- Double stand

13. Pengukuran sifat datar untuk mendapatkan beda tinggi titik dengan membaca ketiga benang diafragma alat waterpas baik pato utama maupun pato detail.

B. Pelaksanaan Asistensi

Pelaksanaan asistensi dilakukan diruang laboratorium ilmu ukur tanah atau sesuai dengan persetujuan dari asisten.

C. Pembuatan laporan praktikum

Pembuatan laporan dibuat perorangan oleh peserta praktikum, dan disetujui sertya diberi nilai oleh asisten. Isi laporan mulai dari pendahuluan teori dasar waterpas, pelaksanaan praktikum serta pengungkapan kesimpulan dan saran – saran. Disamping itu terlampir gambar situasi profil memanjang dan melintang .

3.2.1 Theodolit

Pelaksanaan praktikum ilmu ukur tanah pada laboratorium jurusan teknik sipil dapat diberi tiga aspek :

A. Materi praktikum.

1. Menentukan lokasi pengukuran.

2. Sistem pemasangan patok sama dengan waterpas.

3. Pemasangan static diletakkan ditengah pada patok.

4. Pengaturan nivo tabung dengan menggunakan sekrum penyetel pada alat.

5. Kemudian mengarahkan teropong pada patok belakang dengan membidik rambu ukur yang berada diatas patok.

6. Kunci horizontal dikencangkan dengan menyetel teropong sedapat mungkin, kemudian mengerakkan pengunci halus hal umtuk mencari angka yang bulat pada benang tangah lalu kunci vertical dikencangkan.

7. Menyetel lensa okuler teropong dan medium menjadi jelas.

Page 21: bahan iut 1

8. Memutar tombol pemilihan sudut vertical dan dibaca.

9. Membaca benang tengah, benang atas dan benang bawah.

10. Memutsr tombol pemelihan sudut vertical yang dibaca.

11. Kemudian membuka kunci horizontal.

12. Mengukur tinggi alat untuk semua stadium.

13. Kemudian melanjutkan dengan pembidikan kesituasi/detail di sekitar patok dianggap perlu.

14. Semua hasil pengukuran ditulis di table data yang telah disiapkan.

15. Semua data ditulis dengan data hitam.

16. Pengukuran polygon untuk mendapatkan koordinat patok dalam seistem koordinat kartecius melalui pengukuran harisontal dan jarak horizontal.

17. Pengukuran Techimetri untuk mendapat koordinat detail dalam sietem koordinat polar ( D, ) atau ( D, ).

18. Dalam pelaksanaan praktikum ilmu ukur tanah ini pengukuran polygon dilakukan serentak bersama pengukuran techimetri.

B. Alat – alat yang digunakan.

1. Alat ukur utama.

a. Theodolit/waterpas dan perlengkapannya.

b. Rambu ukur

c. Rol meter.

2. Alat penunjang.

a. Payung.

Digunakan untuk melindungi pesawat dari panas matahari dan air hujan.

b. Patok.

Digunakan untuk memberikan tanda as pada titik yang akan diukur, supaya titik yang dan yang lain saling terikat dengan baik.

c. Spidol.

Digunakan untuk memberi nomor pada patok diatasnya agar mudah dikontrol apabila ada kesalahan.

Page 22: bahan iut 1

d. Papan tulis.

Sebagai alat Bantu yang dapat digunakan sebagai landasan menulis data pengukuran pada saat pengukuran berlangsung.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengukuran dan pengelolaan data maka kami memperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Luas polygon = 1,46015171 Ha

1. Pekerjaan galian = 3855,9665 m3

2. Pekerjaan Timbunan = 550,2845 m3

5.2 Saran-Saran

Sebaiknya sebelum melakukan praktek, perlengkapan alat serta keadaan dari pesawat itu harus diteliti, agar data yang kita dapatkan memenuhi kriterian

Praktikan yang menggunakan alat secara langsung dilapangan sebaiknya dilakukan lebih dari 1 kali agar praktikan betul-betul mengetahui secara intensif (mandalam) pengoperasian pesawat.

Asisten sebaiknya pada saat asistensi harusnya lebih betul meneliti pengolahan data yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sinegar.I,1997, Dasar dasar pengukuran(Surveying),Jakarta:Erlangga.

2. LAB IUT FT.UMI,( Pedoman ),Makassar:Lab Iut.FT.UMI.

Page 23: bahan iut 1
Page 24: bahan iut 1
Page 25: bahan iut 1

Diposkan oleh ayhu andirakalibrasi di 19.44

Kirimkan Ini lewat Email

BlogThis!

Berbagi ke Twitter

Berbagi ke Facebook

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut

Arsip Blog

▼ 2011 (1)

▼ April (1)

laboratorium ilmu ukur tanah dalam teknik sipil

Mengenai Saya

Foto Saya

ayhu andirakalibrasi

Lihat profil lengkapku

Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.