Top Banner

of 17

Bahan Film..

Jul 20, 2015

Download

Documents

Puput Ramdani
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Tanggal Rilis : 21 December 2007 (Canada) Jenis Film : Drama Diperankan Oleh : Darsheel Safary, Aamir Khan and Tanay Chheda Ringkasan Cerita FILM TAARE ZAMEEN PAR (2007) : Ini dia salah satu film karya negeri India. Taare Zameen Par [2007] merupakan film yang cocok untuk ditonton untuk anak-anak dan keluarga karena film ini mengajarkan moral yang baik. Untuk versi luarnya judul film ini adalah Like Stars on Earth. Seperti halnya film yang fenomenal kemarin, 3 Idiots, film ini juga menceritakan mengenai pendidikan. Bercerita mengenai nilai nilai pendidikan yang ada. Yang pasti film ini rekomendasi untuk ditonton. Film Taare Zameen Par bercerita tentang seorang anak kelas 3 setingkat SD yang idiots, yang bernama Ishaan Nandkishore Awasthi. Dia susah menangkap perintah dan kata-kata orang lain dan setiap kata-kata dan tulisan yang dilihatnya seolah-olah tulisannya itu seperti menari-nari. Sekolah yang dirasakan terasa sangat sulit. susah untuk mengerjakan pelajaran. Orang tuanya selalu menekan dia untuk selalu belajar sesuai dengan orang normal yang lainnya. Ketika dia salah orang tua selalu memarahinya. Orang tuanya tidak tahu kondisi yang terjadi kepadanya. Selama sekolah Ishaan juga menjadi bahan ejekan temen-temenya. Bahkan gurunya pun juga sering memarahinya karena dia mempunyai kekurangan tersebut. Mengetahui kondisi tersebut orang tuanya malah mendaftarkan anaknya untuk mengikuti program asrama. Di Asrama, datang seorang guru kesenian pengganti sementara yang bernaman Ram Shankar Nikumbh (Aamir Khan). Guru baru ini mempunyai cara mendidik yang baru. tidak seperti guru lain yang mengikuti norma yang ada dalam mendidik anak-anak, Ram membuat mereka berpikir keluar dari buku-buku, di luar empat dinding kelas dan imajinasi mereka. Setiap anak di kelas merespon dengan antusiasme yang besar kecuali Ishaan. Ram menyadari bahwa Ishaan menderita penyakit penderitaan anak diseleksia. Ram kemudian berusaha untuk memahami Ishaan dan masalah-masalahnya. Dia membuat orang tua dan guru Ishaan lainnya menyadari bahwa Ishaan bukan anak yang abnormal, tetapi anak yang sangat khusus dengan bakat sendiri. Dengan waktu, kesabaran dan perawatan Ram berhasil dalam

mendorong tingkat kepercayaan Ishaan. Dia membantu Ishaan dalam mengatasi masalah pelajarannya dan kembali menemukan kepercayaan yang hilang.

Film ini disutradarai langsung oleh Aamir Khan. Pesan moral yang disampaikan dari film ini adalah selama proses pendidikan dan kehidupan, biarkan menjadi diri sendiri. Jangan menjadikan kesuksesan dan posisi dalam masyarakat menjadi patokan. Biarkan berkarya sesuai dengan dirinya sendiri karena bakat dan kemampuan seseorang itu berbeda-beda. Selain itu, orang tua harus tahu kondisi perkembangan anaknya. Jangan terlalu memaksakan kepada anaknya.

RESUME FILM TAARE ZAMEEN PAR Film ini menceritakan tentang seorang anak yang bernama Ishaan Nandkishore Awasthi. Ishaan adalah seorang anak berumur delapan tahun yang sedang duduk dibangku sekolah dasar, namun Ishaan tidak menyukai sekolah. Dia banyak merasa kesulitan dengan berbagai mata pelajaran dan dia sering mengalami kegagalan dalam ujian sekolahnya. Dengan segala kelemahan yang ada pada diri Ishaan itu dia jadi korban bullying oleh teman-temannya, bahkan gurunya pun ada yang menghinanya. Ayah Ishaan, Nandikshore Awasthi, adalah seorang eksekutif yang sibuk dan sukses. Ayahnya selalu mengharapkan Ishaan dapat melakukan yang terbaik seperti kakaknya. Sedangkan ibunya, Maya Awasthi, adalah seorang ibu rumah tangga biasa yang akhirnya merasa sedih dan bingung karena merasa gagal mendidik dan membantu Ishaan menghadapi masalahnya (disleksia). Ishaan memiliki seorang kakak, Yohaan, yang merupakan seorang pelajar yang sukses. Orangtua Ishaan telah mengetahui ada yang tidak beres pada diri Ishaan sehingga mereka memutuskan untuk mengirim Ishaan ke sekolah asrama. Di sekolah asramanya Ishaan diajar oleh Ram Shankar Nikumbh. Dia adalah guru seni sementara di sekolah itu. Ram mempunyai pola pikir dan pengajaran yang berbeda dengan guru-guru lain yang ada di sekolah. Ram membuat anak didiknya untuk berpikir keluar dari buku-buku pelajaran. Sebagian besar anak di kelas itu merespon positif apa yang Ram lakukan, namun tidak dengan Ishaan. Dari situ lah Ram mencoba untuk lebih memahami Ishaan dan masalah-masalahnya. Ram berusaha untuk menyadarkan orangtua dan guru-guru Ishan yang lainnya bahwa Ishaan bukan anak

abnormal, tetapi dia merupakan anak yang khusus dan mempunyai bakatnya sendiri. Ram pun akhirnya mampu mendorong rasa percaya diri Ishaan. Dia membantu Ishaan mengatasi masalahmasalah pelajarannya dan kembali menemukan kepercayaan dirinya yang hilang. Pesan yang terdapat dalam film ini yaitu setiap anak adalah pahlawan. Tidak ada manusia yang sempurna, tak peduli apa posisi kita dalam masyarakat. Setiap anak memiliki bakat dan kemampuan dengan cara mereka sendiri. Film ini bukan hanya menceritakan nasib seorang anak penderita disleksia, tetapi juga tentang bagaimana sikap orangtua dalam mendidik anak di jaman yang semakin maju ini dan mengenai orangtua yang gagal memahami mimpi anak dan mengembangkan bakat alami (bawaan) mereka.

FILM INSPIRATIF : TAARE ZAMEEN PAR (LIKE STARS ON EARTH)Rabu, 20 Juli 2011 Diposkan oleh Lumiere

Inspiratif Tanggal Jenis Diperankan Rilis Oleh : : Film Darsheel 21 Safary, December : Aamir Khan 2007 and Tanay

: (Canada) Drama Chheda

Sinopsis FILM TAARE ZAMEEN PAR : Film Taare Zameen Par bercerita tentang seorang anak kelas 3 setingkat SD yang idiots, yang bernama Ishaan Nandkishore Awasthi susah menangkap perintah dan kata-kata orang lain dan setiap kata-kata dan tulisan yang dilihatnya seolah-olah tulisannya itu seperti menari-nari. Sekolah yang dirasakan terasa sangat sulit. susah untuk mengerjakan pelajaran. Orang tuanya selalu menekan dia untuk selalu belajar sesuai dengan orang normal yang lainnya. Ketika dia salah orang tua selalu memarahinya. Orang tuanya tidak tahu kondisi yang terjadi kepadanya. Selama sekolah Ishaan juga menjadi bahan ejekan temen-temenya. Bahkan gurunya pun juga sering memarahinya karena dia mempunyai kekurangan tersebut. Mengetahui kondisi tersebut orang tuanya malah mendaftarkan anaknya untuk mengikuti program asrama. Di Asrama, datang seorang guru kesenian pengganti sementara yang bernaman Ram Shankar Nikumbh (Aamir Khan). Guru baru ini mempunyai cara mendidik yang baru. tidak seperti guru lain yang mengikuti norma yang ada dalam mendidik anak-anak, Ram membuat mereka berpikir keluar dari buku-buku, di luar

empat dinding kelas dan imajinasi mereka. Setiap anak di kelas merespon dengan antusiasme yang besar kecuali Ishaan. Ram menyadari bahwa Ishaan menderita penyakit penderitaan anak diseleksia. Ram kemudian berusaha untuk memahami Ishaan dan masalah-masalahnya. Dia membuat orang tua dan guru Ishaan lainnya menyadari bahwa Ishaan bukan anak yang abnormal, tetapi anak yang sangat khusus dengan bakat sendiri. Dengan waktu, kesabaran dan perawatan Ram berhasil dalam mendorong tingkat kepercayaan Ishaan. Dia membantu Ishaan dalam mengatasi masalah pelajarannya dan kembali menemukan kepercayaan yang hilang.

Disleksia (Inggris: dyslexia) adalah sebuah kondisi ketidakmampuan belajar pada seseorang yang disebabkan oleh kesulitan pada orang tersebut dalam melakukan aktivitas membaca dan menulis. Kata disleksia berasal dari bahasa Yunani - dys- ("kesulitan untuk") dan lexis ("huruf" atau "leksikal"). Pada umumnya keterbatasan ini hanya ditujukan pada kesulitan seseorang dalam membaca dan menulis, akan tetapi tidak terbatas dalam perkembangan kemampuan standar yang lain seperti kecerdasan, kemampuan menganalisa dan juga daya sensorik pada indera perasa. Terminologi disleksia juga digunakan untuk merujuk kepada kehilangan kemampuan membaca pada seseorang dikarenakan akibat kerusakan pada otak. Disleksia pada tipe ini sering disebut sebagai Aleksia. Selain memengaruhi kemampuan membaca dan menulis, disleksia juga ditengarai juga memengaruhi kemampuan berbicara pada beberapa pengidapnya. Penderita disleksia secara fisik tidak akan terlihat sebagai penderita. Disleksia tidak hanya terbatas pada ketidakmampuan seseorang untuk menyusun atau membaca kalimat dalam urutan terbalik tetapi juga dalam berbagai macam urutan, termasuk dari atas ke bawah, kiri dan kanan, dan sulit menerima perintah yang seharusnya dilanjutkan ke memori pada otak. Hal ini yang sering menyebabkan penderita disleksia dianggap tidak konsentrasi dalam beberapa hal. Dalam kasus lain, ditemukan pula bahwa penderita tidak dapat menjawab pertanyaan yang seperti uraian, panjang lebar. Para peneliti menemukan disfungsi ini disebabkan oleh kondisi dari biokimia otak yang tidak stabil dan juga dalam beberapa hal akibat bawaan keturunan dari orang tua. Ada dua tipe disleksia, yaitu developmental dyslexsia (bawaan sejak lahir) dan aquired dyslexsia (didapat karena gangguan atau perubahan cara otak kiri membaca). Developmental dyslexsia diderita sepanjang hidup pasien dan biasanya bersifat genetik. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa penyakit ini berkaitan dengan disfungsi daerah abu-abu pada otak. Disfungsi tersebut berhubungan dengan perubahan konektivitas di area fonologis (membaca). Beberapa tanda-tanda awal disleksia bawaan adalah telat berbicara, artikulasi tidak jelas dan terbalik-balik, kesulitan mempelajari bentuk dan bunyi huruf-huruf, bingung antara konsep ruang dan waktu, serta kesulitan mencerna instruksi verbal, cepat, dan berurutan. Pada usia sekolah, umumnya penderita disleksia dapat mengalami keuslitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan membaca, kesulitan memegang alat tulis dengan baik, dan kesulitan dalam menerima.[1]

Tokoh-tokoh terkenal yang diketahui mempunyai disfungsi disleksia adalah Albert Einstein, Tom Cruise, Bella Thorne, Orlando Bloom, Whoopi Goldberg, Lee Kuan Yew dan Vanessa Amorosi Disleksia (gangguan membaca) DEFINISI Disleksia adalah gangguan membaca tertentu meliputi kesulitan memisahkan kata-kata tunggal dari kelompok kata dan bagian dari kata (phonemes) dalam setiap kata. Disleksia adalah jenis tertentu dari gangguan belajar yang mempengaruhi diperkirakan 3 sampai 5 % anak-anak. Teridentifikasi lebih pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan : bagaimanapun, bisa dengan mudah tidak dikenali lebih sering pada anak perempuan. Disleksia cenderung menurun dalam keluarga. PENYEBAB Disleksia terjadi ketika otak kesulitan membuat hubungan antara suara dan symbol (hurup). Kesulitan ini disebabkan oleh masalah kurang mengerti dengan hubungan otak tertentu. Masalah itu ada sejak lahir dan bisa menyebabkan mengeja dan menulis salah dan mengurangi kecepatan dan ketepatan ketika membaca dengan suara keras. Orang dengan diseleksia tidak memiliki masalah memahami bahasa yang dibicarakan. GEJALA Anak belum sekolah dengan disleksia bisa jadi terlambat bicara, memiliki masalah artikulasi berbicara, dan mempunyai kesulitan mengingat nama-nama huruf, angka, dan warna. Anak disleksia sering kesulitan memadukan suara, irama kata, mengenali letak suara pada kata, segmenting kata-kata ke dalam bunyi, dan mengenali bunyi huruf pada kata. Keterlambatan atau keragu-raguan dalam memilih kata-kata. Membuat kata pengganti, menamai angka dan gambar adalah indikasi awal disleksia. Masalah dengan daya ingat jangka pendek untuk suara dan untuk meletakkan suara pada perintah yang tepat sering terjadi. Banyak anak dengan disleksia bingung dengan hurup dan kata yang serupa. membalikkan huruf ketika menulis-sebagai contoh, on diganti menjadi no, dan saw diganti menjadi wasatau huruf yang membingungkan-sebagai contoh, b diganti menjadi d, w diganti menjadi m, n diganti menjadi h-sering terjadi. Meskipun begitu, banyak anak tanpa disleksia akan membalikkan hurup pada waktu taman kanak-kanak atau tingkat pertama.< Anak yang tidak mengalami kemajuan dalam keahlian mempelajari kata-kata pada kelas pertengahan atau akhir sekolah dasar harus di uji untuk disleksia. DIAGNOSA Diagnosa Dyslexia melibatkan evaluasi medis, kognitif, proses sensorik, faktor pendidikan dan psikologis. Dokter Anda mungkin bertanya tentang sejarah perkembangan dan medis anak Anda serta sejarah medis keluarga Anda. Dokter Anda mungkin juga menyarakan anak Anda menjalani:

1. Evaluasi visi, pendengaran dan neurologis. Evaluasi ini dapat membantu menentukan apakah gangguan lain mungkin menyebabkan atau memberikan kontribusi untuk kekurangmampuan membaca anak Anda. 2. Tes psikologi. Hal ini dapat membantu menentukan apakah masalah sosial, kecemasan atau depresi dapat membatasi kemampuan anak Anda. 3. Evaluasi pendidikan keterampilan. Anak Anda mungkin mengambil satu set tes pendidikan dan memproses kualitas keterampilan membaca nya dianalisa oleh ahli. PENGOBATAN Pengobatan terbaik untuk mengenali kata adalah pengajaran langsung yang memasukkan pendekatan multisensori. Pengobatan jenis ini terdiri dari mengajar dengan bunyi-bunyian dengan isyarat yang bervariasi, biasanya secara terpisah dan, bila memungkinkan, sebagai bagian dari program membaca. Pengajaran tidak langsung untuk mengenali kata juga sangat membantu. Pengajaran ini biasanya terdiri dari latihan untuk meningkatkan pelafalan kata atau pengertian membaca. Anak-anak diajarkan bagaimana memproses suara-suara dengan menggabungkan suara-suara ke dalam bentuk kata-kata, dengan memisahkan kata-kata ke dalam bagian-bagian, dan dengan mengenali letak suara pada kata. Pengajaran component-skill untuk mengenali kata juga sangat membantu. Hal ini terdiri dari latihan menggabung suara-suara ke dalam bentuk kata-kata, membagi kata ke dalam bagian kata , dan untuk mengenali letak suara pada kata. Pengobatan tidak langsung, selain untuk mengenali kata, kemungkinan digunakan tetapi tidak dianjurkan. Pengobatan tidak langsung bisa termasuk penggunaan lensa diwarnai yang membuat kata-kata dan huruf-huruf bisa dibaca dengan lebih mudah, latihan gerakan mata, atau latihan penglihatan perseptual. Obat-obatan seperti piracetam juga harus dicoba. Manfaat pengobatan tidak langsung tidak terbukti dan bisa menghasilkan harapan tidak realistis dan menhambat pengajaran yang dibutuhkan.

Disleksia Definition : Disleksia adalah suatu keadaan/ gangguan yang didapat secara keturunan yang menyebabkan kesulitan dalam membaca, menulis, dan mengeja bahasa asal seseorang. Walaupun kemampuan intelegensi anak tersebut lebih dari rata-rata. Kalau penyebabnya retardasi mental, tidak diajar membaca, tidak mendapat kesempatan belajar, atau ada penyakit fisik tidak termasuk dalam disleksia. Sign & Symptoms : Pra sekolah, kesulitan lain

Cepat dapat berjalan tetapi tidak merangkak, ngesot Mengenakan sepatu sering terbalik

Lebih senang mendengar cerita dibanding melihat tulisan Sering seperti tidak memperhatikan Sering tersandung, jatuh, menabrak sesuatu saat berjalan Sulit melempar, dan menangkap bola, melompat, bertepuk tangan menurut irama

Usia sekolah, kemampuan berbahasa dan menulis

Mengalami kesulitan membaca dan mengeja Salah menulis dan meletakkan gambar Sulit menghapal alfabet Huruf terbalik-balik, terutama ??dan ?,??adi?dan ?api?/li> Menggunakan jari untuk menghitung Konsentrasi buruk Tidak mengerti apa yang dibaca Menulis lama sekali

Usia sekolah, kesulitan lain

Sulit mengenakan tali sepatu Sulit membedakan kanan-kiri, urutan nama hari atau nama bulan Sulit membedakan kanan-kiri Hilang rasa percaya diri

Diagnose : Diagnosis dyslexia ditegakkan berdasarkan adanya perbedaan kemampuan intelegensi (yang menggambarkan kemampuan anak untuk belajar) dengan hasil yang diperoleh (yang menggambarkan prestasi anak sebenarnya). Walaupun demikian, tidak ada kesepakatan mengenai derajat perbedaan tersebut. Menurut kriteria, perbedaan tersebut adalah sekitar 1530 point. Tentunya kemampuan intelegensi anak harus diuji untuk menyingkirkan kemungkinan retardasi mental. Selain itu, dilakukan juga pemeriksaan terhadap hal-hal yang mungkin merupakan penyebab kesulitan belajar, misalnya ada tidaknya ADHD, ada tidaknya gangguan mata dan telinga, atau penyakit lain.

Gangguan ini terjadi karena kondisi otak yang tidak bisa mengenali dan memproseskan simbol-simbol tertentu. Orang-orang yang menderita disleksia mempunyai kesulitan dalam membaca suatu kata dan menganggap katakata tersebut berbentuk lain dari bentuk normal. Gejala dari penyakit disleksia adalah mengalami kesulitan dalam mengartikan suatu kalimat sederhana, kesulitan dalam membaca kata-kata tertulis, dan kesulitan dalam menyajakkannya. Aspek abnormal dari penderita disleksia ini adalah otaknya, bukan gangguan pengelihatan ataupun rendahnya intelijensi. Bahkan, banyak orang dengan penderitadisleksia mempunyai kecerdasan di atas rata-rata intelijensi normal. Berikut ini merupakan cerita dan penjelasan dari beberapa figur tentang bagaimana mereka menikmati hidup mereka dengan penyakitdisleksia .

Belajar Membaca - Walaupn memiliki IQ antara 90 dan 110 dan kecerdasan di atas rata-rata anak-anak normal, anak-anak disleksia memiliki kesulitan belajar seperti membaca, mengeja, menulis, dan menghitung. Namun, ada cara belajar yg asyik yg bisa diterapkan oleh guruguru pengajar anak-anak disleksia.Meskipun memiliki IQ antara 90 dan 110 dan kecerdasan di atas rata-rata anak-anak normal, anak-anak disleksia memiliki kesulitan belajar seperti membaca, mengeja, menulis, dan menghitung. Namun, ada cara belajar yg asyik yg bisa diterapkan oleh guru-guru pengajar anak-anak disleksia. Belajar membaca merupakan pelajaran yg sulit dilakukan anak-anak disleksia. Hal itu karena membaca merupakan kegiatan yg melibatkan kemampuan visual-auditori mereka secara bersamaan, seperti kemampuan memberikan makna simbol-simbol yg ada, yaitu huruf dan kata. Memang, secara karakteristik, anak disleksia kerap bingung membedakan antara arah kanan dan kiri sehingga hal itu akan memengaruhi mereka membedakan huruf yg terlihat mirip seperti p, q, b, d. Mereka juga kerap merasakan terbolik-balik melihat huruf yg bentuknya mirip seperti 12 menjadi 21 atau kata "kaki" menjadi "kika". Idealnya satu kelas cukup hanya diisi oleh 10 murid dan ditangani dua guru. Metode penanganan Ada tiga model strategi pembelajaran yg bisa diterapkan terhadap anak-anak disleksia. Ketiga model tersebut antara lain Metode Multisensori, Metode Fonik (Bunyi), dan Metode Linguistik. Metode Multisensori mendayagunakan kemampuan visual (kemampuan penglihatan), auditori (kemampuan pendengaran), kinestetik (kesadaran pada gerak), serta taktil (perabaan) pada anak. Sementara itu, Metode Fonik atau Bunyi memanfaatkan kemampuan auditori dan visual anak dgn cara menamai huruf sesuai dgn bunyinya. Misalnya, huruf B dibunyikan eb, huruf C dibunyikan dgn ec. Karena anak disleksia akan berpikir, jika kata becak, maka terdiri dari b-c-a-k, kurang huruf e.

Adapun Metode Linguistik, lanjut Vitri, adalah mengajarkan anak mengenal kata secara utuh. Cara ini menekankan pada kata-kata yg bermiripan. Penekanan ini diharapkan dapat membuat anak mampu menyimpulkan sendiri pola hubungan antara huruf dan bunyinya.

Gejala paling umum pada penyandang disleksia adalah kesulitan membaca dan mengeja. Namun gejala ini bisa dikenali sebelum anak belajar membaca, agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat. Berbeda dengan gangguan belajar biasa, kesulitan mengeja pada penyandang disleksia bukan disebabkan oleh kurangnya kecerdasan. Gangguan ini merupakan kelainan genetik yang dialami individu denganIntelegency Quotient (IQ) normal atau bahkan di atas rata-rata. Karena sering terlambat diketahui, disleksia banyak memberi dampak pada masalah belajar di sekolah. Selain nilainya merosot, tak jarang penyandang disleksia mengalami tekanan psikologis karena tidak percaya diri atau bahkan menjadi korban bullying(kekerasan) dari teman-teman sekolahnya. "Disleksia biasanya diketahui pada usia 7 tahun, ditandai dengan merosotnya prestasi belajar. Padahal dampaknya bisa dikurangi jika terdeteksi pada usia prasekolah, saat anak belum mulai belajar membaca," ungkap dr Purboyo Solek, SpA (K) dalam pembukaan Simposium Nasional Dyslexia Awareness, di Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta, Sabtu (31/7/2010). Menurur dr Purboyo, beberapa tanda bisa dikenali sebagai gejala awal disleksia pada anak diantaranya adalah: 1. Kesulitan membedakan sisi kanan dan kiri yang dialami saat anak berusia 3 tahun 2. Bisa juga dari cara si anak bertutur atau menceritakan pengalaman. "Coba ditanya, 'bagaimana tadi di sekolah?' Kalau jawabnya 'ya, pokoknya gitu deh' maka orang tua perlu waspada," tambah dr Purboyo. Dalam kesempatan yang sama, dr Kristiantini Dewi, SpA menambahkan beberapa gejala disleksia yang bisa dikenali pada anak sesuai tahapan usia perkembangannya. Beberapa gejala yang dimaksud adalah sebagai berikut. Prasekolah: 1. 2. 3. 4. 5. Kidal atau tidak terampil jika hanya menggunakan 1 tangan saja Bingung membedakan sisi kanan dan kiri Grusa-grusu atau tidak melakukan sesuatu tanpa terorganisir Miskin kosa kata, banyak menggunakan kata ganti 'ini-itu' Kesulitan memilih kosa kata yang tepat, misalnya 'kolam yang tebal' padahal maksudnya 'kolam yang dalam'.

Antara 5-8 tahun 1. 2. 3. 4. Kesulitan mempelajari huruf (bentuk dan bunyinya) Kesulitan menggabungkan huruf menjadi sebuah kata Kesulitan membaca Kesulitan memegang alat tulis

Meski tidak bisa diobati, gangguan ini bisa datasi dengan penanganan yang tepat. dr Purboyo mengatakan ada 2 jenis penanganan untuk disleksia yakni remedial dan akomodasi.

1.

Remedial

berarti

mengulang-ulang

materi

belajar

sampai

benar-benar

paham.

Kadang-kadang pengulangan dilakukan untuk mempelajari kebutuhan penyandang disleksia, terkait cara yang bersangkutan dalam memahami suatu hal.

"Kalau anak normal mudah memahami huruf A dari bentuknya yang demikian, penyandang disleksia belum tentu seperti itu. Cara otak memahami sesuatu bisa berbeda, misalnya A dipahami sebagai sebuah bangun dengan sudut-sudut tertentu," ungkap dr Purboyo.

2.

Penanganan

akomodasi,

yakni

memenuhi

kebutuhan

khusus

penyandang

disleksia.

dr Purboyo mencontohkan, ujian untuk penyandang disleksia bisa diberikan dengan waktu yang lebih longgar dan soalnya dicetak dengan huruf yang tidak

Penanganan Anak Disleksia di SekolahPosted on November 17, 2010 by admin

Penanganan Anak Disleksia di Sekolah Deisi A. Gautama, Psi Kepala SD Pantara Jl. Senopati no 72 Kebayoran Baru Jakarta Selatan Sebagai praktisi yang bergerak dalam bidang pendidikan khusus, narasumber akan berbagi mengenai penanganan anak disleksia di sekolah. Dalam hal ini, mereka ditangani di sekolah khusus untuk anak-anak yang memiliki kesulitan belajar spesifik. A. Pengertian Disleksia Disleksia merupakan istilah yang banyak digunakan. Kata ini dapat diartikan secara sempit maupun dalam arti yang lebih luas. Kata disleksia berasal dari bahasa Yunani: - dys = kesulitan - lexis = kata-kata Dalam arti sempit, disleksia seringkali dipahami sebagai kesulitan membaca secara teknis. Sedangkan dalam arti luas, disleksia berarti segala bentuk kesulitan yang berhubungan dengan kata-kata, seperti kesulitan membaca, mengeja, menulis, maupun kesulitan untuk memahami kata-kata (Pollock & Waller, 1994). Gejala-gejala yang sering ditemui di sekolah antara lain: -Sulit mengeja -Sulit membedakan huruf b dan d -Kekurangan atau kelebihan huruf dalam menulis -Sulit mengingat arah kiri dan kanan -Sulit membedakan waktu (hari ini, kemarin, besok)

-Sulit mengingat urutan -Sulit mengikuti instruksi verbal -Sulit berkonsentrasi, perhatiannya mudah beralih -Sulit berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan (bahasanya kaku dan tidak berurutan) -Untuk berhitung seringkali juga mengalami kesulitan, terutama dalam soal cerita -Tulisan sulit dibaca -Kurang percaya diri B. Penanganan Secara Umum Anak disleksia dapat belajar di sekolah reguler ataupun disekolah khusus. Jika dengan kesulitan belajarnya tersebut, anak masih dapat mengikuti pelajaran dengan nilai yang cukup dan perkembangan sosial dan emosinya tidak terganggu, maka kondisi ini masih memungkinkan anak itu untuk belajar disekolah reguler. Namun jika kesulitannya itu sangat berpengaruh pada prestasi belajarnya, bahkan sampai tidak naik kelas, maka anak seperti ini sebaiknya ditangani di sekolah khusus agar memperoleh penanganan yang lebih terfokus. Di sekolah khusus yang menangani anak-anak yang memiliki kesulitan belar spesifik (diantaranya anak disleksia), dilakukan pendekatan sebagai berikut: 1) Manajemen kelas kecilDengan kelas yang terdiri dari 10 anak, yang dibimbing oleh 2 orang guru, perhatian guru untuk masing-masing anak lebih terfokus. Dalam kelas yang relatif kecil ini, siswa juga lebih mudah mengarahkan perhatiannya. 2) Pendekatan multisensoryAgar siswa lebih mudah memahami pelajaran, guru menyampaikan materi melalui berbagai indera, baik penglihatan, pendengaran, sentuhan, ataupun dengan pengalaman langsung. 3) Adanya aturan kelasAturan kelas berfungsi untuk mengkondisikan situasi belajar di kelas agar menjadi kondusif dan proses belajar-mengajar dapat berjalan dengan lancar. Aturan di masing-masing kelas bisa berbeda, tergantung dari kondisi siswa dari kelas yang bersangkutan. 4) Adanya reward systemUntuk siswa berkesulitan belajar, reward system ini amat bermanfaat untuk membangun motivasi mereka. Pada mulanya reward bersifat eksternal dan secara bertahap diubah menjadi internal

5) Pelatihan ketrampilan sosialPelatihan ini berguna untuk meningkatkan pemahaman terhadap diri sendiri maupun lingkungan sosial anak. Dalam pelatihan ini, anak juga diarahkan untuk memahami kesulitan belajarnya dan bagaimana strategi untuk mengatasinya. 6) Belajar dengan iringan musikDi kelas anak belajar dengan iringan musik klasik, untuk mengarahkan konsentrasi dan emosi mereka. 7) Kegiatan ekstra-kurikuler difokuskan untuk meminimalkan kesulitan belajar anakKegiatan ini bukan diarahkan pada prestasi, tetapi lebih pada melatih proses-proses yang dapat meminimalkan kesulitan belajar siswa. Misalnya kegiatan sepak bola difokuskan untuk melatih koordinasi visualmotorik dan kerjasama. C. Beberapa Contoh Strategi yang Dilakukan di Kelas Secara faktual, kesulitan anak disieksia bukan hanya pada membaca, tetapi juga pada bidang lain. Menurut Pollock & Waller (1994), anak disieksia dapat mengalami gangguan di satu atau beberapa bidang dalam proses belajarnya, yaitu: 1) Membaca 2) Menulis 3) Memahami urutan (sequencing) 4) Memahami orientasi 5) Memahami angka Di kelas, guru-guru mempunyai strategi yang dikembangkan dengan kreativitasnya masing-masing untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. C. 1. Membaca Membaca dapat dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Membaca teknis 2. Membaca pemahaman C. 1.1. Membaca teknis Anak yang memiliki kesulitan membaca secara teknis biasanya persepsi visualnya terganggu. Strategi yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan membaca anak, antara lain dengan 1) Mulai dari hal yang sudah dikuasai anak. Misalnya mulai dari pengenalan huruf,

suku kata, kata yang terdiri dari dua suku kata, dst. 2) Dikte Guru mendiktekan kata atau kalimat, lalu anak menuliskannya.Anak mendiktekan kata atau kalimat, lalu guru menuliskan, dan anak membacanyakembali (Harwell, 1995) 3) Membaca wacana dan menjawab pertanyaan bacaanMembaca bacaan menggambar, misalnya dari buku cerita Membaca wacana tanpa gambarGuru dan siswa membaca bersama, kemudian secara bertahap guru memperkecil volume suaranya (Harwell, 1995) 4) Membedakan b dan d dengan bantuan ibu jari tangan kiri dan kanan. 5) Membuat huruf dengan lilin 6) Saat freetime digunakan untuk membuat tugas-tugas yang melatih persepsi visual 7) Pada pelajaran membaca di kelas, siswa yang mengalami kesulitan membaca diberi giliran membaca paling akhir agar ia dapat mendengarkan teman-temannya terlebih dahulu. Pada saat tes, tulisan diperbesar. 9) Anak diberikan bantuan dalam membaca, misalnya dibacakan soal pada saat tes, namun bantuan tersebut akan dikurangi secara bertahap sejalan dengan meningkatnya kemampuan anak 10) Pengurangan jumlah soal C. 1. 2. Membaca Pemahaman Anak yang memiliki kesulitan untuk memahami bacaan, biasanya mengalami gangguan dalam berpikir secara konseptual. Kemungkinan ia juga kurang memahami kata kata demi kata dalam bacaan tersebut. Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman antara lain: 1) Memberikan bantuan gambar pada saat menjelaskan suatu konsep 2) Mind MappingStrategi ini diberikan agar anak memperoleh gambaran umum dari materi yang akan diajarkan 3) Sebelum membaca suatu wacana, dengan hanya melihat judulnya saja, anak dibiasakan untuk bertanya: apa, siapa, dimana, kapan, mengapa, bagaimana 4) Penjelasan langsung pada saat mengalami suatu kejadian, misalnya berkelahi dengan teman, anak langsung dijelaskan sebab akibatnya.

C. 2. Menulis Beberapa anak disleksia memiliki tulisan yang buruk. Biasanya hal ini disebabkan karena kontrol motorik yang kurang baik dan tekanan yang kurang sesuai pada saat menulis. Strategi yang biasa dilakukan guru untuk memperbaiki bentuk tulisan, antara lain dengan: 1) Latihan menulis halus, berupa pola ataupun kalimat. Latihan ini biasanya diberikan pada saat freetime ataupun sebagai hukuman apabila anak melakukan suatu kesalahan 2) Menggunakan pencil grip 3) Menggunakan pensil 2B untuk anak yang tekanannya terlalu lemah dan pensil H untuk yang tekanannya sangat kuat 4) Pada saat freetime, diberikan tugas-tugas untuk melatih kemampuan motorik halus, seperti aktivitas dot to dot C. 3. Memahami urutan (sequencing) Sebagian anak disleksia mengalami gangguan dalam pemahaman urutan (sequential problem). Mereka seringkali sulit mengingat urutan hari dalam satu minggu atupun bulan dalam satu tahun. Mereka juga sulit mengingat deret angka seperti 3, 6, 9, dst Strategi yang dilakukan guru untuk melatih kemampuan sequencing siswa, antara lain dengan: 1) Siswa diminta untuk menceritakan kembali secara runtut dari apa yang telah diceritakan guru 2) Siswa diminta untuk memceritakan kembali secara runtut dari film pendek yang baru saja ditonton 3) Siswa diminta untuk bercerita, baik secara lisan maupun tertulis, tentang kejadian yang baru dialaminya 4) Melakukan permainan yang melatih kemampuan squencing. C.4. Orientasi Banyak anak disleksia yang ragu mengenai orientasi, seperti kiri-kanan, depanbelakang, dan atas-bawah. Bahkan ada di antara mereka yang benar-benar mengalami disorientasi tentang waktu dan tempat dimana mereka berada. Strategi yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan orientasi siswa, antara lain: 1) Latihan baris-berbaris 2) Untuk anak yang benar-benar disorientasi mengenai kiri dan kanan, salah satu tangannya diberi tanda,

misalnya dengan gelang 3) Setiap hari di kelas ditekankan mengenai hari dan tanggal 4) Melakukan permainan yang melatih kemampuan orientasi anak. Misalnya guru memberikan instruksi: Pegang telinga kiri dengan tangan kanan C.5. Pemahaman Angka Sebagian anak disleksia juga mengalami kesulitan dalam pelajaran matematika. Hal ini biasanya berhubungan dengan kemampuan pemahaman bahasa, masalah sequential, dan pemahaman simbol. Seringkali mereka mengalami kesulitan dalam menghitung mundur dan salah menempatkan angka dalam proses penjumlahan atau pengurangan (spatialproblem). Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, strategi yang digunakan guru antara lain: 1) Menggunakan kertas berpetak untuk proses penjumlahan dan pengurangan2) Simbol < dan > digambarkan seperti mulut buaya. Disampaikan kepada siswa bahwa mulut buaya selalu menghadap ke angka yang lebih besar.

Penyebab DisleksiaMasalah Fonologi Fonologi merujuk kepada hubungan sistematik antara huruf dan bunyi. Anak-anak disleksia umunya mengalami kesukaran membedakan antara paku dengan pasu. Mereka juga tidak dapat mendengar bunyi huruf terakhir yang sama antara perkataan. Contoh : Jack and Jill wenta up the hill. Mereka akan menjawab Jack and Jill.

Kesulitan ini bukanlah disebabkan oleh maslah pendengaran tetapi berkaitan dengan pemrosesan maklumat dalam otak (Farrer,1996). Masalah dalam mengingat perkataan Kebanyakan dari mereka memiliki IQ yang normal dan sebagian dari mereka mempunyai kecerdasaan yang luar biasa, meskipun mempunyai masalah dalam semula perkataan. Mereka juga mendapatkan kesulitan dalam mengingat nama-nama orang disekelilingnya dan nama teman-teman. Seorang anak disleksia akan menguraikan proses penyebaran subjek sains yang panjang lebar tetapi menemui kesulitan dalam mengingat nama tumbuh-tumbuhan yang disebar melalui angin. Anak penderita disleksia cenderung kaku dan dia apabila ditanyakan sesuatu. Masalah ingatan jangka pendek (Short Term Memory) Anak-anak disleksia terdapat masalah memproses informasi yang baru saja masuk dan pada masa yang sama mengambil informasi dari tempat yang sama ingatan jangka waktu. Anak-anak disleksia tidak bisa mengingat pengajaran yang diberikan guru.

Faktor-faktor penyebab a. Faktor keturunan Disleksia cenderung terdapat pada keluarga yang mempunyai anggota kidal. Orang tua yang disleksia tidak secara otomatis menurunkan gangguan ini kepada anak-anaknya, atau anak kidal pasti disleksia. Penelitian John Bradford (1999) di Amerika menemukan indikasi, bahwa 80 persen dari seluruh subjek yang diteliti oleh lembaganya mempunyai sejarah atau latar belakang anggota keluarga yang mengalami learning disabilities, dan 60% di antaranya punya anggota keluarga yang kidal. b. Problem pendengaran sejak usia dini Apabila dalam 5 tahun pertama, seorang anak sering mengalami flu dan infeksi tenggorokan, maka kondisi ini dapat mempengaruhi pendengaran dan perkembangannya dari waktu ke waktu hingga dapat menyebabkan cacat. Kondisi ini hanya dapat dipastikan melalui pemeriksaan intensif dan detail dari dokter ahli. Jika kesulitan pendengaran terjadi sejak dini dan tidak terdeteksi, maka otak yang sedang berkembang akan sulit menghubungkan bunyi atau suara yang didengarnya dengan huruf atau kata yang dilihatnya. Padahal, perkembangan kemampuan ini sangat penting bagi perkembangan kemampuan bahasa yang akhirnya dapat menyebabkan kesulitan jangka panjang, terutama jika disleksia ini tidak segera ditindaklanjuti. Konsultasi dan penanganan dari dokter ahli amatlah diperlukan. c. Faktor kombinasi Ada pula kasus disleksia yang disebabkan kombinasi dari 2 faktor di atas, yaitu problem pendengaran sejak kecil dan faktor keturunan. Faktor kombinasi ini menyebabkan kondisi anak dengan gangguan disleksia menjadi kian serius atau parah, hingga perlu penanganan menyeluruh dan kontinyu. Bisa jadi, prosesnya berlangsung sampai anak tersebut dewasa. Dengan perkembangan teknologi CT Scan, bisa dilihat bahwa perkembangan sel-sel otak penderita disleksia berbeda dari mereka yang nondisleksia. Perbedaan ini mempengaruhi perkembangan fungsi-fungsi tertentu pada otak mereka, terutama otak bagian kiri depan yang berhubungan dengan kemampuan membaca dan menulis. Selain itu, terjadi perkembangan yang tidak proporsional pada sistem

magno-cellular di otak penderita disleksia. Sistem ini berhubungan dengan kemampuan melihat benda bergerak. Akibatnya, objek yang mereka lihat tampak berukuran lebih kecil. Kondisi ini menyebabkan proses membaca jadi lebih sulit karena saat itu otak harus mengenali secara cepat huruf-huruf dan sejumlah kata berbeda yang terlihat secara bersamaan oleh mata.

1. Neurologis Gangguan ini bukanlah suatu ketidakmampuan fisik, semisal kesulitan visual. Namun murni karena kelainan neurologis, yakni bagaimana otak mengolah dan memproses informasi yang sedang dibaca oleh anak secara tidak tepat, terutama otak bagian kiri depan yang berhubungan dengan kemampuan membaca dan menulis. Selain itu, ada perkembangan yang tidak proporsional pada sistem magno-cellular, yang berhubungan dengan kemampuan melihat benda bergerak (moving images) yang menyebabkan ukurannya menjadi lebih kecil. Kondisi ini menyebabkan proses membaca jadi lebih sulit karena otak harus membaca dan memahami secara cepat huruf-huruf dan sejumlah kata yang berbeda yang terlihat secara bersamaan oleh mata ketika mata menscanning kata dan kalimat.