Top Banner
Sistem Kontrol Elektromagnetik Instalasi Motor Listrik 1 1 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi BAB 5: PERANCANGANDAN PERAKITAN PANEL KONTROL DAN DAYA Keberhasilan pembuatan panel kontrolinstalasi motor listrik pada dasarnya tergantung bagaimana memahami secara seksama (teliti) sesuai spesifikasinya. Perancangan peralatan, rangkaian diagram, pemilihan komponen dan instalasi motor kontrol dapat berbeda menurut kompeksitas sistemnya dan pemilihan komponen dari penyedia layanan. Disamping ini, untuk sistem yang sederhana dapat dilakukan sendiri oleh teknisi mekanik dan listrik atau sistem otomasi, sedangkan untuk sistem yang komplek harus dikerjakan secara team dengan berbagai disiplin ilmu. 5.1 Kegiatan Belajar 1 : Merencanakan Diagram Kontrol dan Daya a. Tujuan Pembelajaran Peserta diklat mampu: Mengidentifikasi spesifikasi komponen panel kontrol instalasi motor listrik dengan benar. Merencanakan diagram kontrol instalasi motor listrik dengan benar. . Indikator Pencapaian Kompetensi: Panel motor kontrol dirancang dan dirakit dengan benar sesuai standar yang berlaku.
85

Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Jul 12, 2016

Download

Documents

Faisal Kholili

tugas
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 1 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

BAB 5: PERANCANGANDAN PERAKITAN PANEL KONTROL DAN DAYA

Keberhasilan pembuatan panel kontrolinstalasi motor listrik pada dasarnya

tergantung bagaimana memahami secara seksama (teliti) sesuai spesifikasinya.

Perancangan peralatan, rangkaian diagram, pemilihan komponen dan instalasi

motor kontrol dapat berbeda menurut kompeksitas sistemnya dan pemilihan

komponen dari penyedia layanan. Disamping ini, untuk sistem yang sederhana

dapat dilakukan sendiri oleh teknisi mekanik dan listrik atau sistem otomasi,

sedangkan untuk sistem yang komplek harus dikerjakan secara team dengan

berbagai disiplin ilmu.

5.1 Kegiatan Belajar 1: Merencanakan Diagram Kontrol dan Daya

a. Tujuan Pembelajaran

Peserta diklat mampu:

• Mengidentifikasi spesifikasi komponen panel kontrol instalasi motor

listrik dengan benar.

• Merencanakan diagram kontrol instalasi motor listrik dengan benar.

.

Indikator Pencapaian Kompetensi:

• Panel motor kontrol dirancang dan dirakit dengan benar sesuai standar yang berlaku.

Page 2: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 2 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

b. Uraian Materi

1.1 Spesifikasi.

Spesifikasi untuk pengontrolan harus mencakup semua persyaratan untuk suatu

proyek. Dengan ketelitian tertentu spesifikasi untuk suatu operasi (mekanik dan

aktuator) dapat dicermati dengan baik. Isi dari informasi dapat digunakan untuk :

Pemilihan solusi terhadap implementasi.

Pemasangan peralatan.

Pengujian dan pengoperasian.

Penentuan biaya dan jadwal.

Rujukan.

Klasifikasi yang dibutuhkan oleh konsumen, struktur spesifikasi yang baik sebagai

berikut :

Aspek yang umum, rekapitulasi aplikasi, standar dan rekomendasi, kendala

material.

Karakteristik sumber daya.

Layout peralatan kontrol, metoda operasi, frekuensi yang digunakan dan

sebagainya.

Fitur kegunaan, operasi kegunaan, dapat dikembangkan, dialog manusia

mesin, peralatan periperal dan sebagainya.

Lingkungan, temperatur, higrometri, getaran, goncangan, korosi, atmosfir,

debu dan sebagainya).

Perangkat lunak khusus, program diagnosa, protokol komunikasi dan

sebagainya).

Penyesuaian : tipe, prosedur, identifikasi.

Dilengkapi dokumen.

Informasi yang lainnya yang dapat digunakan untuk proses pemasangan

peralatan kontrol.

Page 3: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 3 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

1.2 Merencanakan diagram dan program.

Diagram kontrol dan daya.

Diagram kontrol dan daya biasanya digambar dengan menggunakan perangkat

lunak grafik yang berkaitan dengan database dimana simbol grafik dan standar

diagram sudah terdapat didalamnya.

Diagram merupakan:

Perwujudan dari isi database.

Atau mengubah dari diagram yang sudah ada.

Metoda stop/start.

Metoda stop/start pada sistem otomasi dianalisa dan dikalsifikasikan dengan

panduan grafik yang digunakan, untuk teknologi kontrol, untuk menentukan

metoda operasi atau status suatu sistem berdasarkan vokabulari yang spesifik,

bisa menghubungkan antara metoda atau status dan memperbaiki kondisi.

Prosedur operasi : fungsi analisis.

Metoda operasi dibutuhkan untuk suatu produksi :

Metoda produksi normal.

Metoda persiapan atau tertutup.

Metoda inspeksi.

Prosedur pemberhentian.

Data file input/output.

Operasi identifikasi yang lain terhadap struktur program PLC.

Kesalahan prosedur.

Perlindungan suatu operasi pada mesin apabila terjadi masalah :

Emergensi stop.

Memperburuk operasi.

Keamanan operasi.

• Persyaratan standar.

Keamanan operasi suatu sistem otomasi merupakan kapasitas operasi :

Page 4: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 4 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Tanpa membahayakan manusia dan keamanan.

Tanpa menghambat produksi bila terjadi kesalahan.

Keamanan harus memandang beberapa aspek seperti resiko analisis, legislasi

dan standar yang relevan. Dari sini melalui pengecekan prosedur evaluasi resiko

digunakan secara berurutan terhadap suatu produk, proses (operasi dan kontrol)

dan utilitas.

• Perangkat Analisis.

Perangkat analisis seperti FMECA (Failure Modes, Effects and Criticality Analysis)

dapat dipakai sebagai pendekatan terhadap semua aspek kesalahan dan dipakai

sebagai solusi yang layak.

FMECA dirancang untuk mengevaluasi dampak atau kesalahan yang kritis dalam

sistem suatu komponen yang handal, kemampuan bertahan, ketersedian dan

aman pada sistem.

Metoda FMECA merinci kasalahan pada komponen dan sub-unit dan

mengevaluasi pengaruh pada semua fungsi dalam sistem.

Secara luas direkomendasi diseluruh dunia dan secara konsisten digunakan

disemua industri yang berbahaya (tenaga nuklir, ruang angkasa, kimia, dsb) untuk

mengaktualisasikan analisis preventif pada pengoperasian yang aman.

Sebelum analisis FMECA dapat dijalankan, sistem dan lingkungan harus secara

akurat dipahami. Informasi yang didapatkan adalah analisis fungsi, analisis dan

umpan balik.

Selanjutnya, pengaruh dari kesalahan harus dievaluasi. Untuk menemukan

pengaruh yang spesifik, komponen secara langsung diintervensi yang pertama

dilakukan pemeriksaan (pengaruh lokal), selanjutnya pada sistemnya dan

lingkungan (pengaruh global).

Metodologi FMECA memastikan :

Perbedaan pandangan pada sistem.

Page 5: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 5 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Perkiraan, penentuan dan perbaikan.

Informasi yang digunakan untuk menganalisis keamanan operasi dan

tindakan perbaikan.

Teknik pemilihan.

Teknologi yang ada untuk membangun (merakit) peralatan sistem otomasi yang

utama adalah elektromekanikal, pneumatik dan elektronik (PLC, mikrokomputer,

standar atau kontrol elektronik yang spesifik). Jaringan dan pasaran mempunyai

kekuatan pada kontruksi peralatan dan mempunyai pengaruh yang baik terhadap

pemilihan material.

Terdapat tiga kriteria pemilihan :

Kriteria fisibilitas untuk meng-eliminasikan teknologi yang tidak terdapat

pada spesifikasi.

Kriteria optimasi dirancang untuk meminimalisasi seluruh pembiayaan

selama pemakaian peralatan (perolehan, implementasi, fleksibilitas, aset

tetap, managemen produksi, pemeliharaan dsb).

Kriteria financial untuk merakit peralatan dengan biaya optimal.

Pada akhirnya, FMECA dapat digunakan untuk membantu memilih teknologi yang

bagus dan sesuai.

Memilih komponen.

Dalam memilih komponen kendali perlu mempertimbangkan hal-hal berikut :

Temperatur disekitarnya (yang dapat merusak bahan), debu, getaran dsb.

Koordinasi peralatan yang dapat menaikan daya output.

Diskriminasi antara peralatan proteksi terhadap circuit breaker utama.

Siklus waktu yang dibutuhkan oleh mesin.

Jumlah siklus operasi.

Katagori yang digunakan (AC-1, AC-3, dsb).

Standar (petrokimia, elektrikal, marine, dsb).

Page 6: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 6 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

c. Aktivitas Belajar (Model Pembelajaran Project Based Learning)

Pertanyaan Essensial

Dalam pekerjaan merencanakan dan merakit panel kontrol dan daya instalasi

motor listrik terdapat langkah-langkah pekerjaan secara procedural yang harus

dikerjakan tahap demi tahap secara teliti, yaitu

1. Bagaimana membuat gambar rencana sirkit diagram kontrol dan daya

untuk keperluan pengoperasian motor.

2. Bagaimana memilih komponen yang diperlukan untuk Panel kontrol

motor.

3. Bagaimana menentukan Layout panel dan ukuran panel

4. Bagaimana menentukan diagram terminasi untuk keperluan perakitan

(Wiring).

5. Merakit dan menginstalasi Panel

6. Menguji panel instalasi motor

Untuk menjawab permasalahan tersebut di atas, maka diperlukan investigasi

secara menyeluruh meliputi aspek konseptual dan procedural.

Melalui diskusi kelompok tentukan prosedur perencanaan instalasi motor

berdasarkan tahapan pekerjaan merencanakan panel kontrol dan daya

tersebut.

Tabel 5. 1Format tahapan dan prosedur pekerjaan merencana dan merakit panel

No. Tahapan Prosedur

1 Membuat gambar rencana sirkit

diagram instalasi motor

2 Memilih komponen untuk panel

kontrol motor

3 Menentukan Layout dan ukuran

panel

4 Menentukan diagram terminasi

untuk keperluan perakitan

5 Merakit dan menginstalasi panel

6 Menguji Panel Instalasi Motor

Page 7: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 7 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Perencanaan Proyek

Berdasarkan hasil diskusi tersebut,lakukan dengan teman sekelompok untuk

menyusun rancangan proyek perencanaan panel instalasi motor listrik.

Rancangan proyek tersebut harus melibatkan seluruh pekerjaan perencanaan

dari mulai membuat gambar rencana hingga menentukan diagram terminasi

(Tahapan perencanaan dan perakitan dipertegas pula pada kegiatan belajar

selanjutnya). Untuk penentuan diagram terminasi diberikan contoh dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

Pada kegiatan pembelajaran ini kita akan mencoba merancang sistem

Terminasi Rangkaian kontrol dan daya pada perancangan panel instalasi motor

listrik.

• Rangkaian Direct On Line (DOL).

Perhatikan diagram daya berikut:

Gambar 5. 1 Terminasi Diagram daya

Page 8: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 8 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Perhatikan sistem sambungan terminal untuk rangkaian daya di atas. Dengan

memisahkan komponen/peralatan yang terpasang dalam Panel Kontrol dan daya

dan yang terpasang di luar panel.

Tabel 5. 2 Komponen instalasi motor

Komponen/peralatan dalam box panel Komponen/peralatan di luar box panel

1. MCB

2. Kontaktor (K1)

3. Thermal Overload

4. <<<<<<.

1. Motor Listrik

2. Sumber tegangan 3 fasa dari luar

3. <<<<<<<<<.

Tabel 5. 3 Simbol dan terminal diagram daya

Simbol Terminal

Daya

Jumlah Titik terminal

X1 9 X1-1 s.d. X1-9

• Sistem sambungan pada terminal daya X1, sebagai berikut :

Tabel 5. 4Sistem sambungan pada terminal daya X1

Terminal Komponen/Peralatan dari luar Panel (Sumber

tegangan dan motor)

X1 Terminal Komponen/Peralatan dalam Panel

R 1

F1-1

S 2

F1-3

T 3

F1-5

N 4

K1-A2/X2-9

PE 5

Body Panel

M-U 6

F2-2

M-V 7

F2-4

M-W 8

F2-6

M-PE 9

X1-5

Perhatikan diagram kontrol motor berikut:

Page 9: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 9 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Gambar 5. 2 Diagram kontrol motor

Tabel 5. 5 Simbol dan Terminal Diagram Kontrol

Simbol Terminal

kontrol

Jumlah Titik terminal

X2 9 X2-1 s.d. X2-9

• Sistem sambungan pada terminal kontrol X2, sebagai berikut :

Tabel 5. 6Sistem sambungan pada terminal kontrol X2

Terminal Komponen/Peralatan (Switch dan Lampu Indikator)

X2 Terminal ke kontak

SE-21 1

F4-2/K1-23/K1-21/F3-97

SE-22 2

F3-95

SO-21 3

F3-96

SO-22/S1-31 4

K1-13

Page 10: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 10 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

S1-14 5

K1-14/K1-A1

H1-1 6

K1-24

H2-1 7

K1-22

H3-1 8

F3-98

H1-2/H2-2/H3-2 9

K1-A2/N

• Sistem sambungan pada terminal operator X3, sebagai berikut :

a. Sistem sambungan switch

Gambar 5. 3Sistem sambungan pada terminal operator X3

Page 11: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 11 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

b. Sistem sambungan Lampu Indikator

Gambar 5. 4Sistem sambungan Lampu Indikator

• Sistem sambungan pada terminal Motor X4, sebagai berikut :

Gambar 5. 5Sistem sambungan pada terminal Motor X4

• Diagram pemasangan terminal pada sisi Panel, operator, dan motor.

Page 12: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 12 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Gambar 5. 6Diagram pemasangan terminal pada sisi Panel, operator, dan motor

Tugas Individu:

Buatlah Sistem terminasi panel instalasi motor listrik untuk starting bintang segitiga (Y-∆)

dengan daya motor 2 s.d. 5,5 kW.

Diskusikan dan buatlah dokumentasi diagram terminasi tersebut dan buatlah Laporannya.

Menyusun Jadwal (time schedule) Berdasarkan rancangan proyek panel instalasi motor yang sudah tersusun,

kegiatan selanjutnya adalah menyusun jadwal praktikum untuk melaksanakan

semua rancangan yang telah dibuat.

Tabel 5. 7Format Jadwal Pelaksanaan Proyek

Jenis Proyek Alokasi Waktu (Jam)

Pekerjaan Perencanaan

1. Pembuatan gambar rencana

2. Penentuan komponen instalasi motor

3. Menentukan layout dan ukuran panel

4. Menentukan diagram terminasi

Jumlah

Pekerjaan Perakitan dan Instalasi

Page 13: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 13 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

1. Perakitan komponen

2. Instalasi/pengawatan komponen

3. Penomoran komponen dan terminal

4. Pengujian Panel instalasi motor

Jumlah

Memonitor Kemajuan proyek

Aktifitas yang tidak kalah penting terkait dengan pelaksanaan proyek

adalah monitoring pelaksanaan proyek untuk memantau efektifitas

pelaksanaan proyek dan sekaligus kemajuan proyek.

Tabel 5. 8Format Monitoring kemajuan proyek

Jenis Proyek Ketuntuasan

Pekerjaan

Waktu yang Digunakan

Keterangan

Pekerjaan tahap Perencanaan

1. Pembuatan gambar rencana

2. Penentuan komponen instalasi motor

3. Menentukan layout dan ukuran panel

4. Menentukan diagram terminasi

Pekerjaan tahap Perakitan dan Instalasi

1. Perakitan komponen

2. Instalasi/pengawatan komponen

3. Penomoran komponen dan terminal

4. Pengujian Panel Instalasi Motor

Jumlah Jam

Menguji dan Menilai Hasil

Kegiatan yang tidak kalah penting dalam pelaksanaan proyek adalah

melakukan pengujian dan penilaian proyek. Aspek penilaian meliputi

penilaian proses dan hasil pekerjaan. Penilaian proses meliputi aspek

Page 14: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 14 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

ketepatan dan kesesuaian gambar kerja, penentuan dan pemilihan

komponen, pembuatan layout dan penentuan ukuran panel, pembuatan

diagram terminasi, proses perakitan dan instalasi motor. Untuk penilaian

hasil mencakup estetika dan ketepatan ukuran serta performansi operasi

panel instalasi motor listrik setelah dilakukan pengujian dan troubleshooting.

Tabel 5. 9Format Pengujian dan Penilaian Pelaksanaan Proyek

Aspek Deskripsi Aspek Nilai

Min Med Mak

Kualitas gambar rencana

Pemilihan komponen

Penentuan layout dan ukuran panel

Penentuan diagram terminasi

Kerapihan

Ketepatan ukuran

Performansi operasi panel instalasi motor

Pengujian dan troubleshooting

Jumlah

Mengevaluasi Pengalaman Belajar

Aktivitas belajar pada sesi ini diakhiri dengan mengevaluasi hasil

pengalaman belajar yang dilakukan melalui pelaksanaan proyek. Aktifitas

belajar ini penting dilakukan untuk memberikan pencerahan bagi

pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek pada masa mendatang, meliputi

penilaian untuk mengukur ketercapaian kompetensi, mengevaluasi kemajuan

masing-masing peserta diklat, dan memberi umpan balik untuk menyusun

strategi pembelajaran berikutnya.

Mengkomunikasikan Hasil Evaluasi Pengalaman Belajar

Aktivitas belajar terakhir dalam materi ini adalah mempersiapkan bahan

presentasi untuk mengkomunikasikan hasil belajar ke pihak lain, dalam hal

ini ke teman dan widyiswara. Untuk itu, buat bahan presentasi untuk

Page 15: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 15 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik; dan

presentasikan di depan kelas meliputi proses, hasil, dan kesimpulan.

Bahan presentasi dapat disusun dengan formulasi sebagai berikut:

a. Mendeskripsikan tahap perencanaan panel instalasi motor;

b. Mendeskripsikan tahap perakitan dan instalasi panel;

c. Mendeskripsikan tahap pengujian dan troubleshooting.

d. Menyajikan laporan pelaksanaan proyek secara keseluruhan.

5.1 Kegiatan Belajar 2: Perakitan Peralatan Panel Kontrol dan Daya

a. Tujuan Pembelajaran

Peserta diklat mampu:

• Mengidentifikasi spesifikasi komponen panel kontrol instalasi motor

listrik hasil rancangan dengan benar.

• Merakit panel kontrol dan daya sistem instalasi motor listrik sesuai

prosedur dan petunjuk pemasangan.

.

b. Uraian Materi

2.1 Computer-Aided Design.

Merupakan perangkat lunak yang dapat membantu dengan baik dibidang

perancangan sistem dan instalasi motor listrik. Terpisah dari diagram bangunan,

perancang dapat menggunakan perangkat lunak tersebut melalui suatu proyek,

dari catatan permintaan pelanggan untuk membantu komisioning dan

pemeliharaan.

Cara yang dilakukan ini tidak hanya mendorong prodiktifitas pada sistem

perancangan, juga meningkatkan kualitas diagram dan program serta peningkatan

fasilitas.

Page 16: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 16 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Keunggulan utama perangkat lunak CAD adalah :

• Intelegen simbol database.

Masing-masing simbol memiliki ragam sifat/karakteristik (utama,

bantu) sebagai fungsi kelistrikan (isolasi, switching dsb) dan

hubungan terminal. Yang berhubungan dengan perangkat keras

(diskonektor, kontaktor dsb) dan metoda identifikasi. Ini sebagai

dukungan referensi variabel yang ditawarkan oleh perangkat lunak

atau yang dapat digunakan oleh pengguna.Database juga dapat

menjamin ketepatan informasi dan panduan untuk pengguna.

• Informasi managemen instalasi listrik.

Memiliki kemampuan koneksi.

Jumlah kejadian dapat dideteksi.

Kontrol hubung-singkat.

Kontrol terminal blok.

Identifikasi perangkat keras.

Formasi otomasi dan identitas pengontolan memliki

kekhususan.

Referensi silang.

Kapasitas pengontrolan kontaktor bantu dan jumlah terminal.

Penghitungan seluruh ukuran dapat dilakukan.

A. Perhitungan seluruh ukuran.

Tiga metoda yang dapat digunakan untuk menentukan semua ukuran peralatan.

• Metoda layout langsung.

Metoda ini diaplikasikan untuk peralatan yang kecil pada panel

standar yang dibuat oleh pabrikan.

Misalnya, peralatan dapat dipasang secara langsung pada rangka

panel yang telah disediakan. Ini dapat membantu menghitung

seluruh ukuran peralatan dengan cepat dan mudah.

• Menghitung luas permukaan.

Ini cara cepat dan akurat untuk menghitung seluruh ukuran.

Page 17: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 17 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Prosedurnya adalah menghitung luas permukaan total peralatan

(yang terdapat pada katalog), dikalikan faktor jarak total, sebagai

berikut :

2,2 untuk total maksimum 34.2 dm2

2,5 untuk total lebih dari 34.2 dm2

Beberapa pelanggan mempunyai spesifikasi sebagai persyaratan

suatu faktor jarak yang baik untuk suatu modifikasi.

Hasilnya menjadi suatu permukaan totol untuk penempetan

peralatan.

• Computer-aided.

Ini adalah suatu tujuan untuk memperdalam pembelajaran pada

peralatan sistem otomasi.

Penginstalan perangkat lunak CAD menyajikan perubahan ukuran

yang mendasar menjadi diagram dan database perangkat keras.

• Manufaktur file.

File yang lengkap harus dipenuhi sebelum mulai melakukan

perakitan yaitu :

Daftar semua dokumen.

Kotak panel : pemasangan, pengeboran dsb.

Diagram rangkaian listrik.

Program.

Daftar perangkat keras.

Ukuran menyeluruh.

2.2 Perakitan peralatan.

Kebanyakan peralatan listrik dibuat dengan komponen tambahan sebagai

impelementasi terhadap produknya. Pada kasus ini sistem Telequik yang

ditawarkan oleh Telemecanique (Gambar 5.7).

Page 18: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 18 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Sistem ini memenuhi syarat untuk perakitan komponen dan dapat menjamin

bahwa komponen pada sistem otomasi untuk dapat dirakit dengan cepat dan

mudah.

Dengan beberapa keunggulan yang diberikan, produk ini diklasifikasikan kedalam

empat fungsi yang berbeda : tertutup, struktur, distribusi dan terhubung.

Gambar 5. 7Telequick dari Telemekanik

• Fungsi “Enclose”.

Untuk memproteksi perangkat dari goncangan, perubahan cuacu

yang drastis, dan dapat menjamin ketahanan terhadap suatu kondisi

yang digunakan di industri, peralatan harus diletakan didalam kotak

atau kabinet. Keunggulan ini untuk mempercepat waktu perakitan

dan pemeliharaan.

Tergantung kepada derajat proteksi yang dibutuhkan, berdasakan

lampiran standar yang ditentukan dan kode IP (International

Protection). Kode IP diuraikan dalam dokumen publikasi 60529

International Electrotechnical Commission (IEC).

Dengan menggunakan metoda alpanumerik untuk menentukan

tingkatan proteksi terhadap bagian yang berbahaya, penetrasi pada

benda padat dan akibat air yang membahayakan.

Page 19: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 19 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Pemasang bertanggung jawab terhadap produk akhir yang mengikuti

standar, tetapi dokumentasi yang dilampirkan oleh manufaktur harus

merinci dimana perangkat terpasang untuk menjamin tingkatan

proteksi yang harus dipertahankan.

Bagaimana pemasang menghubungkan (wiring) dan meletakan

kabinet dan beberapa kasus untuk menyesuaikan komponen bantu

(push bottom, alat-alat ukur dan sebagainya) juga harus menjamin

tingkatan proteksi yang harus dipertahankan secara rinci.

• Fungsi “struktur”.

Untuk merangkai komponen secara mekanik, harus mencakup

secara sempurna disesuaikan dengan produk yang dirakit dan

menggunakan komponen sistem otomasi secara benar.

Pemasangan komponen secara bersamaan, pemasangan ini untuk

membuat struktur dari komponen dan sistem perakitan supaya lebih

fleksibel penggunaannya., pemilihan opsi perakitan leluasa dan

penghematan biaya yang signifikan.

Page 20: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 20 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Gambar 5. 8Kabinet Telemekanik

• Fungsi “distribute”.

Distribusi daya listrik.

Jika memasang komponen, pada implementasinya harus mencakup

keamanan, sederhana, perakitan dan pengawatan cepat. Pemeliharaan

dan madifikasi terhadap peralatan harus mudah dilaksanakan, dengan

sedikit kemungkinan dampak pada kelangsungan operasi.

Untuk menyatukan kriteria tersebut, secara mendasar dirancang sistem

distribusi untuk mengalihkan arus ke sejumlah rangkaian sekunder

(lihat Katalog Schneider Electric untuk informasi lebih lanjut).

Beberapa model dirancang sebagai produk penunjang yang

memungkinkan untuk perakitan komponen yang beroperasi

(menghubungkan atau memtuskan unit motor starter).

Page 21: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 21 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Gambar 5. 9Motor starter unit dari Telemekanik

Distribusi sinyal.

Pada katalog manufaktur menyajikan sistem interface dan hubungan

untuk sinyal kontrol yang berbeda :

interface signal descrete.

Interface signal analog.

Interface temperatur probe.

Interfacewiring

Komponen sistem peripheral otomasi.

Interface field bus.

• Fungsi Koneksi.

Fungsi ini mencakup produksi yang dibutuhkan untuk pengawatan

dan penyambungan peralatan :

Blok terminal.

Memenuhi standar TEU dan bersetifikasi sebagai

persyaratan. Terbuat dari nilon berwarna yang memungkinkan

untuk digunakan pada batas temperatur dari -30 + 1000C.

Page 22: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 22 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Tahan terhadap api yang memenuhi standar NF C 20-455.

Teridentifikasi dengan karakter berjalur dan dirancang untuk

menyambungkan penghantar dengan luas penampang

maksimum 240 mm2.

Gambar 5. 10Interface signal descrete

Menyakup semua kebutuhan :

Batas arus yang besar, dari ampere terendah (kontrol,

sinyal, rangkaian elektronik dsb) sampai ratusan ampere

(penghubung rangkaian daya).

Tetap atau dapat dilepas, single atau multiple pole blok.

Hubungan disekerup, dibaud, dijepit, atau menggunakan

pegas.

Blok untuk fungsi khusus seperti sikring atau komponen

elektronik dan sebagainya.

Terpasang pada rel, pelat slot bebas atau printed circuit.

Page 23: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 23 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Gambar 5. 11Terminal blok

Kabel end.

Kabel end memiliki beberapa keuntungan :

Mudah pengawatannya, terjepit secara otomatis jika

sambungan dipasang pada terminal.

Sempurna, tahan terhadap getaran.

Kawat menjadi tegang, tidak kendor.

Menghemat waktu penyambungan.

Kabel klip dan duct.

Kabel klip dan duct dirancang sebagai saluran kawat yang

lapisannya horizontal dan vertikal pada peralatan yang sama.

Semua pengawatan pada permukaan depan, sehingga

memudahkan pada waktu perbaikan dan perubahan.

Terbuat dari PVC dan tidak memiliki bagian logam sehingga

tidak terjadi kontak dengan penghantar yang terpasang.

Page 24: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 24 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Kabel Duct.

Ini memiliki alur terbuka pada sisinya dan lubang-lubang

dibelakangnya. Dapat dipasang secara vertikal dan horizontal

untuk memasang komponen.

Dapat dijepit seperti rel omega 35 mm. Kabel duct tersedia

beberapa ukuran dan dapat menampung lebih dari 700 kawat

ukuran 1,5 mm2. Dapat ditutup dengan penutupnya kedalam

alurnya. Label dapat digunakan untuk kabel klip dan duct.

Gambar 5. 12Kabel duct

2.3 Pemasangan.

Komponen sistem otomasi dan distribusi dirangcang untuk dipasang pada chasis

atau struktur rangka. Pada bagian ini menguraikan sedikit tentang definisi, cara

yang bermanfaat atau aturan dan gambar yang harus diperhatikan dalam

pekerjaan pemasangan.

• Chasis.

Page 25: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 25 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Ini terdiri dari sebelum dilakukan pengeboran vertikat tegak lurus,

dengan atau tanpa cerukan. Peralatan, tergantung pada sistem

pemasangan, antara lain dijepit atau disekerup pada :

Rel horizontal.

Pelat yang beralur.

Pelat solid.

Kombinasi dari pelat atau rel.

Tergantung pada ukuran rel atau pelat dan berat peralatan, berikut ini

anjuran yang digunakan :

Rel omega 35 mm.

Rel omega 75 mm.

Penyaga peralatan sebagai pengganti rel horizontal.

Pelat tanpa slot yang dikencangkan dari belakang dengan rel

horizontal.

Chasis biasanya dipasang pada kabinet manoblok atau kotak.

• Kerangka.

Unit tediri dari satu atau lebih chasis diantaranya bagian samping,

belakang, atas dan bawah. Ini dapat juga dipasang bergandengan

terhadap kabinet pada bagian atasnya dilengkapi dengan busbar

horizontal pada chasis.

• Peralatan yang terpasang pada pintu atau pelat depan.

Suatu pengontrolan atau Peralatan pengontrol dipasang pada pintu

panel atau bagian depan lebih dari satu. Untuk mempertahankan

ergonomis, harus disusun mengikuti suatu aturan tergantung kepada

jenis pengontrolannya.

Tata letaknya harus menghitung jumlah komponen yang akan

dipasang :

Beberapa komponen : terdistribusi pada sumbu horizontal

area.

Page 26: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 26 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Banyak komponen : terdistribusi pada semua area.

Pintu panel dan bagian depan harus mempunyai kekuatan atau

komponen didalamnya yang terbatas oleh suatu instalasi.

Kedalaman komponen pada pintu harus diperiksa kembali terhadap

komponen yang terpasang pada chasis. Termasuk juga berat dari

komponen tersebut.

• Pemasangan Komponen.

Peraturan secara umum harus diaplikasikan pada waktu

pemasangan dan melakatkan komponen pada panel atau kerangka

panel : pemasangan harus bisa dilakukan dari depan. Semua

komponen selalu terpasang dalam kotak atau kabinet, supaya

mudah mengaksesnya jika diinginkan suatu alternatif atau

penambahan komponen.

Gambar 5-13 dan 5-14 menunjukan beberapa contoh pemasangan

komponen.

Gambar 5. 13Pemasangan pada rel omega

.

Page 27: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 27 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Gambar 5. 14Pemasangan dengan sekerup pada pelat beralur

• Pengawatan.

Prosedur pekerjaan pengawatan harus dilakukan secara sistematik

“dengan menafsirkan diagram rangkaian” menggunakan terminal

yang diberi tanda ditunjukan pada diagram rangkaian. Yang

mengaplikasikan pengewatan rangkaian daya dan kontrol semua

komponen seperti kontaktor, bagaimanapun juga menjadi komplek.

Prosedur pengawatan ini akan memudahkan dalam perakitan

komponen, dengan catatan bahwa diagram rangkaian :

Mengeksekusi kecepatan : mempersingkat waktu

perancangan.

Kejelasan : mudah meng-ilustrasikan rangkaian kelistrikan.

Mudah dimengerti : pengawatan tanggap.

Pengoperasian efisien : mudah dipahami, dipilh, dimodifikasi

dan dirawat.

• Pengawatan dengan diagram rangkaian.

Bagaimanapun juga rangkaian daya dan kontrol, teknik pengawatan

ditetapkan oleh tanda terminal komponen pada diagram rangkaian

dan dihubungkan dengan bagian yang relevan sesuai tanda pada

komponen/peralatan.

Contoh 5-1 :

Page 28: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 28 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Gambar 5. 15Rangkaian daya untuk motor

Contoh 5 -2 :

Gambar 5. 16Rangkaian kontrol motor 3 fasa dengan DOL starter

Contoh 5-3 :

Page 29: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 29 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Gambar 5. 17Rangkaian daya untuk motor 3fasa dengan start-delta starter

Gambar 5. 18Rangkaian kontrol untuk motor 3 fasa dengan start-delta starter

• Penomoran kawat dan terminal.

Page 30: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 30 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Pada panel kontrol, kawat (wire) digunakan untuk menghubungkan

berbagai peralatan listrik. Suatu hal yang sangat penting bahwa

peralatan listrik terhubung dengan benar terhadap sumber tegangan

dan polaritasnya. Untuk menyakinkan sambungan kawat dengan

benar, setiap terminal peralatan listrik diberi nomor.

Ini sangat praktis untuk perancangan, pemasangan dan

pemeliharaan serta mengidentifikasi peralatan listrik, kawat dan

terminal jika terjadi kesalahan (trouble shooting).

Pada panel listrik terminal yang digunakan dihubungkan oleh kawat.

Pada umumnya, dikelompokan bersama dan disebut “terminal blok”.

Dikelompokan berdasarkan masing-masing fungsi yang digunakan

atau masing-masing hubungan peralatan listrik.Terminal blok terdiri

dari kelompok terminal yang diberi nomor terminal blok.Penomoran

kawat dan penomoran terminal ditunjukkan seperti pada gambar

berikut :

Pada panel kontrol, biasanya satu sisi terminal digunakan untuk

menghubungkan peralatan yang ada didalam panel, sedangkan sisi

yang lainnya digunakan untuk menghubungkan komponen yang ada

diluar panel.

Penomoran harus meliputi :

Nomor kabel.

Nomor Kawat atau nomor inti untuk kabel multi inti.

Nomor terminal blok.

Nomor Terminal yang akan dihubungkan dengan kawat.

Page 31: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 31 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Gambar 5. 19Refrensi Silang

Gambar 5. 20Penomoran kawat pada panel PLC

Page 32: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 32 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

c. Aktivitas Belajar

Dalam kegiatan perencanaan dan pemasangan penel kontrol dan daya instalasi

motor listrik, terdapat beberapa tahapan yang harus diperhatikan dan

dilaksanakan sesuai prosedur. Diantaranya:

1. Menggambar sirkit diagram untuk keperluan starting motor. Pada bahasan ini

diambil contoh start-delta starter. Untuk mempermudah proses menggambar

dapat menggunakan aplikasi CAD dan sejenisnya.

2. Memilih komponen yang diperlukan untuk Panel kontrol motor (start-delta

starter).

3. Menentukan Layout panel dan ukuran panel (Start-delta starter)

4. Menentukan diagram terminasi untuk keperluan perakitan (Wiring).

5. Merakit dan menginstalasi Panel

6. Menguji Panel.

A. Mengidentifikasi Kapasitas Motor

Berapa KW motor yang akan dioperasikan..?. Berapa tegangan nominalnya.?.

Untuk apakah motor tersebut digunakan.?

Contoh: Motor 5,5 kW/380 Volt

B. Gambar Rencana

• Representasi rangkaian diagram daya.

Rangkaian daya untuk star-delta starter terdiri dari dua tipe, yaitu:

a. Asosiasi dua kompinen

b. Asosiasi tiga komponen

Page 33: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 33 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Gambar 5. 21Diagram rangkaian daya, start-delta starter Asosiasi tiga komponen

• Representasi Rangkaian Kontrol

Rangkaian kontrol untuk star-delta starter dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu:

a. Untuk daya motor di bawah 100 kW

b. Untuk daya motor di atas 100 kW

Page 34: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 34 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Gambar 5. 22Diagram rangkaian Kontrol, Start-delta starter untuk motor dibawah 100 kW

Page 35: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 35 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

C. Pemilihan komponen

Komponen kontrol yang dibutuhkan ditentukan berdasarkan rangkaian

diagram yang dipilih dan besar daya motor yang digunakan. Daya motor

digunakan sebagai acuan untuk menentukan kapasitas komponen sedang

rangkaian diagram digunakan untuk menentukan jumlah kontak yang dibutuhkan

untuk setiap komponen. Untuk mengetahui data motor dapat dilihat dalam

Lampiran 1 yaitu : Tabel Data Motor. Berdasarkan ketentuan tersebut maka

dipilih komponen sebagai berikut:

• Q1 : Magnetic Circuit Breaker, untuk proteksi hubung singkat. Kapasitasnya

ditentukan berdasarkan arus beban penuh motor.

Spesiflkasi : MCB, 3 pole, 5,5 kW, 380V, 25-50 KA

- K1 : Kontaktor untuk hubungan bintang.

Karena dalam hubungan bintang, arus motor 1/3 arus beban penuh, maka

kapasitas kontaktor ditentukan berdasarkan arus tersebut.

Spesiflkasi : Kontaktor 3 pole + 1 N/O , 5,5 kW, 380 V. Sesuai dengan sirkit

diagram maka pada kontaktor ini ditambahkan komponen bantu berupa

kontak blok standar 1 N/O dan 1 N/C.

(Dalam hal ini diambil 5,5 kW karena kapasitas terkecil kontaktor adalah

5,5 kW).

- K2 : Kontaktor utama untuk hubungan delta.

Dalam hubungan delta maka arus phasa motor adalah arus line dibagi V3,

maka kapasitas kontaktor ini ditentukan berdasarkan arus tersebut.

Spesiflkasi : Kontaktor 3 pole+ 1 N/O, 5,5 kW, 380 V. Sesuai dengan sirkit

diagram maka pada kontaktor ini ditambahkan komponen bantu berupa

kontak blok timer, On-delay dengan setting waktu : 5 - 30 detik.

- K3 : Kontaktor untuk berpindah ke hubungan delta.

Maka kapasitas kontaktor ini ditentukan berdasarkan arus tersebut.

Spesifikasi: Kontaktor 3 pole + 1 N/C, 5,5 kW; 380V.

- F1, Thermal Over Load Relay, untuk proteksi beban lebih.

Karena komponen ini mendeteksi arus phasa motor yaitu 0,58 A, arus

nominal motor atau 1/V3 arus nominal motor maka kapasitasnya

ditentukan berdasarkan arus tersebut. Spesifikasi : TOR, 5,5 A - 8 A

- Q2 : Magnetic Circuit Breaker untuk proteksi sirkit kontrol.

Page 36: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 36 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Spesifikasi : MCB, 1 pole, 2 A, 5 KA

- S1 dan S2 : pilot device, tombol tekan tipe flush.

D. Pemilihan Asesori Panel

Untuk keperluan perakitan panel , diperlukan komponen tambahan atau

asesoris sebagai berikut:

a. Mounting plate, yaitu plat dasar panel untuk meletakkan komponen kontrol.

Ukuran mounting plate didasarkan kepada hasil lay out panel. Untuk

keperluan panel Star-delta Starter ini adalah : 500 x 400 mm.

b. Mounting Rel, yang berbentuk omega rel digunakann untuk memasang

komponen sedang yang berbentuk asinietrik digunakan untuk memasang

terminal blok.

c. Cable Duct, untuk menyimpan jalur kabel, berukuran 25x25 mm.

d. Cable end atau sepatu kabel, ukuran 1,5 mm untuk kabel penghubung

pada sirkit kontrol dan ukuran 2,5 mm untuk sirkit daya. jumlahnya sesuai

jumlah kabel yang digunakan dikalikan dua.

e. Terminal Blok, ukuran 2,5 mm dan 4 mm, jumlahnya sesuai dengan

terminasi pada sirkit kontrol dan terminasi pada sirkit daya.

• Penentuan Lay Out dan Ukuran Panel

Untuk aplikasi industri, maka Boks panel harus mempunyai angka proteksi

yang memadai, yaitu harus dapat memberi perlindungan :

- dari lingkungan ( debu dan kotoran lainnya )

- dari iklim ( kelembaban, hujan dan panas matahari )

- dari unsur lainnya ( benturan, semprotan air dll. )

Dilihat dari cara pemasangannya, boks panel dapat dibedakan menjadi 2,

yaitu

a. Boks panel untuk pasangan di dinding (wall mounted ) Boks ini berukuran

(400 • 1200) x (300 - 800) x (200 - 300) mm.

Konstruksi dari pelat baja 1 , 2 - 2 mm.

Biasanya untuk sistem otomasi yang masih sederhana

b. Boks panel untuk pasangan di lantai (Floor Standing)

Boks ini berukuran (1800 - 2000) x (600 - 1200) x

Page 37: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 37 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

(400 - 600) mm

Konstruksi pelat baja sistem knock down Biasanya digunakan untuk

panel yang lebih rumit

Untuk menentukan ukuran panel yang akan digunakan dapat digunakan

beberapa cara. Cara yang paling mudah dan cepat untuk merencanakan panel

yang sederhana adalah dengan metode Direct Mounting. Dengan metode ini

maka terlebih dahulu menentukan lay Out komponen secara langsung pada

suatu lay out sheet. Lay out sheet ini dapat berupa kertas miiimeter blok untuk

memudahkan menentukan ukurannya. Kemudian komponen yang akan

digunakan di atur-atur posisinya di atas lay out sheet tersebut dengan

mempertimbangkan jalur kabel penghubung yang akan dilalui dan posisi

terminal blok yang akan digunakan. Bila peletakan semua komponen yang

digunakan termasuk jalur kabel danterminal blok sudah dirasa memadai

maka ukuran plat dasar untuk meletakkan komponen (mounting plate) dapat

ditentukan dengan memperhatikan ukuran panel standard yang ada di pasaran.

Dalam menentukan lay out ini maka posisi terminal blok dapat diletakkan

di area bagian bawah atau di area bagian samping. Ukuran terminal blok untuk

sirkit kontrol adalah 1,5 - 2,5 mm dan untuk sirkit daya 2,5 - 4 mm. Semua kabel

penghubung harus dimasukkan di dalam kabel duct dengan jalur tertentu

sesuai kebutuhan. Eesar kecilnya ukuran kabel duct ’ ditentukan berdasarkan

jumlah kabel pada setiap jalur yang dilaluinya. Sebagai patokan untuk kabel

duct berukuran 30x30 mm maka hanya dapat memuat kabel 35 buah ukuran

1,5 mm.

Jadi bila menggunakan metode direct mounting ini maka semua

komponen yang akan digunakan harus sudah tersedia dengan spesifikasi

sesuai dengan perencanaan.

Untuk panel Star-delta Starter dengan daya 5,5 kW, 380V, dapat digunakan

boks panel ukuran :600mmx400 mmx20mm dengan susunan seperti berikut:

Page 38: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 38 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Gambar 5. 23Tata letak komponen pada box panel

Gambar 5. 24Lay Out Panel

Page 39: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 39 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Rencanakan dan lengkapi tabel alat dan bahan tersebut sampai estimasi harganya.

1. Peralatan pembuatan panel kontrol motor start-delta starter

No Nama Alat Spesifikasi Jumlah Harga

1. Meja kerja+ragum 1 bh

2. Gergaji besi 1bh

3. Bor tangan listrik 1bh

4. Mata bor 1 set

5. Chasis Punching tools

16-30 mm 1 set

6. Obeng No. 1-3 1 set

7. Tang kombinasi 1 bh

8. Tang pengupas kabel

1 bh

9. Crimping tool 1 bh

10. Multimeter 1 bh

11. Insulation tester 1 bh

12.

13.

14.

Dst.

2. Bahan pembuatan panel kontrol motor start-delta starter

No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Harga

1. Kotak Panel 600x400x20 mm

1 bh

2. MCB 1 phasa, 2A 1bh

3. MCB 3 phasa, 20 A 1bh

4. Kontaktor 3 pole, 1 NC, 5,5 kW/380V

2bh

5. Kontaktor 3 pole, 1 NO, 5,5 kW/380V

1 bh

6. Thermal Overload Relay

10 A 1 bh

7. Adder blok standar 1 NO+ 1 NC 1 bh

8. Adder blok Timer delay on, 5-30 sekon

1 buah

9. Push Button NO/NC 2 buah

10. Terminal 2,5 mm 14 buah

11. Kabel NYAF: 2,5 mm 15 meter

12. Mounting rel omega 1 lt

13. Mounting rel asimetrik

1 lt

14.

15.

Page 40: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 40 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

16.

Dst.

E. Diagram Terminasi

Untuk keperluan pengkabelan (wiring) panel maka harus direncanakan

titik-titik sambungan antar komponen dengan terminal blok pada kedua sirkit

diagram tersebut seperti keadaan yang sesungguhnya. Atau dengan kata lain

mengubah sirkit diagram menjadi wiring diagram. Untuk ini gunakan bentuk segi

empat dan bujur sangkar untuk menampilkan semua komponen yang

diperlukan dan lengkapi semua gambar tersebut dengan terminasinya. Posisi

setiap komponen disesuaikan dengan lay out komponen. Ada ketentuan

standard yang harus dipenuhi yaitu : dalam setiap titik sambungan hanya

diijinkan berisi satu atau dua kabel maksimal.

Representasi Kontaktor

Representasi Circuit Breaker

Representasi Thermal Over Load

Page 41: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 41 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Berdasarkan ketentuan tersebut maka terminasi diagram dibuat seperti

berikut:

Page 42: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 42 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Gambar 5. 25Diagram terminasi

Page 43: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 43 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Wiring Diagram

Gambar 5. 26Wiring diagram panel instalasi motor

Page 44: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 44 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

F. Diagram Lay Out pada Mounting plate

Gambar 5. 27Diagram Lay Out pada Mounting plate

Page 45: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 45 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

G. Diagram Lay out Komponen pada Pintu Panel

Gambar 5. 28Diagram Lay out Komponen pada Pintu Panel

Langkah-langkah Pemasangan komponen pada panel: 1. Tentukan tata letak komponen pada panel

2. Pasanglah cable duct pada panel

3. Pasanglah rel omega pada panel

4. Pasanglah terminal block

5. Lakukan pemasangan komponen instalasi motor

Page 46: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 46 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

6. Lakukan pengawatan komponen instalasi motor

7. Penomoran Kawat dan Terminal.

Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil Belajar meliputi penilaian ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan.

• Penilaian Observasi Sikap Sosial

No. Aspek Penilaian Skor

1 2 3 4

1. Terlibat aktif dalam kegiatanperencanaan dan perakitan panel kontrol dan daya

2. Memiliki tanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan perencanaan dan perakitan panel kontrol dan daya

2. Bekerjasama dalam kegiatan diskusi kelompok

3. Disiplin dalam mengerjakan setiap tugas yang diberikan

• Penilaian Pengetahuan

Tes Tertulis (Post Test)

5.1 Spesifikasi untuk pengontrolan harus mencakup semua persyaratan untuk

suatu proyek. Dengan ketelitian tertentu spesifikasi untuk suatu operasi

(mekanik dan aktuator) dapat dicermati dengan baik. Digunakan untuk apa

isi dari informasi spesifikasi.

5.2 Jaringan dan pasaran mempunyai kekuatan pada kontruksi peralatan dan

mempunyai pengaruh yang baik terhadap pemilihan material. Jelaskan tiga

kriteria dalam pemilihan material.

5.3 Jelaskan batasan suatu kendala yang dapat mempertimbangkan dalam

pemilihan komponen.

5.4 Jelaskan keunggulan utama perangkat lunak CAD yang dapat membantu

dengan baik dibidang perancangan sistem otomasi. Terpisah dari diagram

bangunan, perancang dapat menggunakan perangkat lunak tersebut

Page 47: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 47 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

melalui suatu proyek, dari catatan permintaan pelanggan untuk membantu

komisioning dan pemeliharaan.

5.5 Jelaskan tiga metoda yang dapat digunakan untuk menentukan semua

ukuran peralatan dalam perancangan panel pengendali motor listrik.

5.6 Dengan beberapa keunggulan yang diberikan, produk ini diklasifikasikan

kedalam empat fungsi yang berbeda : tertutup, struktur, distribusi dan

terhubung, uraikan keempat fungsi tersebut.

5.7 Prosedur pekerjaan pengawatan harus dilakukan secara sistematik

“dengan menafsirkan diagram rangkaian” menggunakan terminal yang

diberi tanda ditunjukan pada diagram rangkaian. Yang mengaplikasikan

pengawatan rangkaian daya dan kontrol semua komponen seperti

kontaktor, jelaskan prosedur pengawatan untuk memudahkan dalam

perakitan komponen.

5.8 Pada panel kontrol, biasanya satu sisi terminal digunakan untuk

menghubungkan peralatan yang ada didalam panel, sedangkan sisi yang

lainnya digunakan untuk menghubungkan komponen yang ada diluar panel

melalui terminal dengan penomoran, meliputi apa saja pada penomoran

tersebut.

Tes Performance

No. Aspek Penilaian Skor

1 2 3 4

1. Terampil dalam merancang panel kontrol dan daya

2. Terampil dalam merakit panel kontrol dan daya

3. Melaporkan hasil perancangan dan perakitan panel kontrol dan daya.

Page 48: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 48 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

BAB 6: PENGUJIAN PANEL KONTROL DAN TROUBLESHOOTING

Pada industri-industri yang mempunyai beban produksi tinggi bila tejadi “down

time” ini merupakan awal suatu gangguan yang menimbulkan kerugian yang

besar persatuan waktu. Oleh karena itu harus ada personil yang mempunyai

ketrampilan troubleshooting.

Troubleshooting adalah suatu proses mendeteksi dan mendiagnosa segala

kemungkinan yang dapat menyebabkan suatu peralatan produksi tidak dapat

berfungsi sebagaimana mestinya. Dari pengalaman dilapangan terbukti, bahwa

banyak teknisi yang mampu mengerjakan pengawatan panel secara baik tetapi

tidak dapat berbuat banyak ketika rangkaian kontrol yang dibuatnya tidak

berfungsi karena adanya gangguan.

6.1 Kegiatan Belajar 1: Prosedur Pengujian dan Troubleshooting Instalasi Motor Listrik

a. Tujuan Pembelajaran

Peserta diklat mampu:

• Menjelaskan prosedur pengujian dan troubleshooting Instalasi motor

listrik dengan benar

• Menerapkan prosedur pengujian dan troubleshooting Instalasi motor

listrik dengan benar

.

Indikator Pencapaian Kompetensi:

• Gangguan yang terjadi pada panel kontrol instalasi motor listrik dilacak dan diuji dengan benar.

Page 49: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 49 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

b. Uraian Materi

1.1Keterampilan troubleshooting.

Masalah troubleshooting tidak hanya menyangkut masalah teknis semata tetapi

juga mengandung unsur seni.

Untuk menjadi teknisi troubleshooting yang trampil maka seseorang troubleshooter

harus memiliki persyaratan tertentu antara lain :

• Mempunyai pengertian yang mendalam tentang operasi normal dari

peralatan yang sedang dihadapinya dan disamping itu harus pula memiliki

pengetahuan lain yang relevan dengan bidang keahliannya, misalnya

pengetahuan mekanikal, elektrikal dan penggunaan alat ukur listrik.

• Dan tidak kalah pentingnya adalah pengalaman.

1.2 Prosedur Umum.

Pekerjaan troubleshooting memang rumit,penuh variasi dan sangat komplek.

Tetapi pekerjaan ini dapat menjadi mudah dan sederhana bila dilaksanakan

secara sistematik dengan mengikutiprosedur yang berlaku. Prosedur ini akan

membantu teknisi troubleshooter menemukan lokasi gangguan secara tepat dan

cepat.

Ada 6 tahap pekerjaan yang harus dilakukan oleh seorang troubleshooter pada

saat melakukan troubleshooting yaitu :

1. Mengenali keluhan atau gangguan yang timbul.

2. Melakukan serangkaian pemeriksaan.

3. Menganalisa hasil pemeriksaan.

4. Menentukan penyebab gangguan dan cara mengatasinya.

5. Memperbaiki kerusakan yang terjadi.

6. Melakukan pengujian (testing).

Secara umum, rangkaian listrik disini dapat dibedakan menjadi dua bagian :

Page 50: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 50 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

• Rangkaian Daya

• Rangkaian Kontrol

Sebaiknya pengecekan pertama dilakukan pada rangkaian daya. Selanjutnya jika

pada rangkaian daya bekerja, lakukan pengecekan pada rangkaian kontrol.

Pengecekan pada rangkaian daya :

• Daya yang masuk ke rangkaian dan kesempurnaannya.

• Periksa kebenaran fungsi dari peralatan proteksi.

• Periksa kontinuitas kabel secara penglihatan.

• Periksa adanya tanda terbakar pada peralatan.

Pengecekan pada rangkaian kontrol :

Pertama daya untuk rangkaian kontrol.

Periksa kebenaran fungsi dari relay, timer dan saklar.

Periksa kontinuitas kabel secara penglihatan.

Periksa sambungan kawat dan terminal rangkaian.

Periksa operasi logika sekuense pensaklaran kontaktor.

Periksa penyetelan durasi waktu.

1.3 Pengecekan Kontinyuitas tanpa Sumber Tegangan.

Pengecekan kontinyuitas seperti tes isolasi sebaiknya dilakukan pada rangkaian

tanpa tegangan.

• Pengetesan/Pengujian kontinyuitas.

Pada rangkaian ini tidak disambungkan dengan sumber tegangan dilakukan untuk

pengecekan kontinyuitas. Dapat dilakukan dengan menggunakan Audio

Continuity Tester, seperti yang ditunjukan pada gambar 6-1.

Begitu juga, ohmmeter atau mutimeter dapat digunakan untuk pengecekan

kontinyuitas, seperti yang ditunjukan pada gambar 6-2.

Page 51: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 51 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Pengecekan kontinyuitas dilakukan dengan maksud :

• Keutuhan kabel

Keutuhan dari bagian-bagian rangkaian listrik.

Keutuhan dari sistem pembumian (earthing system).

Keakuratan pengawatan dari rangkaian daya dan kontrol terhadap

terminal dengan benar.

Perbedaan penghantar aktif dan netral sebelum dihubungkan dengan

penghantar.

Periksa kesalahan pengawatan antara perbedaan rangkaian daya

dengan rangkaian kontrol secara langsung, periksa bagian yang

hubung singkat.

Keutuhan saklar, sikring dan peralatan yang lainnya.

Gambar 6. 1Pengecekan kontinyuitas dengan audio tester

Page 52: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 52 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Gambar 6. 2Pengecekan kontnyuitas dengan Ohmmeter

• Pengetesan/Pengujian Isolasi.

Pengetesan ini dilakuka tanpa sumber tegangan juga. Tujuannya untuk

mengecek isolasi kabel atau rangkaian daya. Peralatan yang digunakan untuk

mengecek isolasi secara utuh adalah Insulation Resistance Tester. Gambar 6-3

memperlihatkan rangkaian motor kontrol hubungan circuit braeker, fuse dan

overload relay pada rangkaian motor kontrol.

Page 53: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 53 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Gambar 6. 3Tes isolasi dengan Insulation Resistance Tester

1.4 Pengecekan Kontinyuitas dengan Sumber Tegangan.

Secara umum, jika memungkinkan menentukan letak gangguan dilakukan dengan

tidak menghubungkan sumber tegangan, tetapi pada kondisi tertentu, untuk

menentukan kesalahan hanya memungkinkan jika rangkaian bertegangan.

Pengecekan seperti ini harus dilakukan dengan hati-hati mengikuti tindakan

keselematan. Seperti yang ditunjukan pada gambar 6-4, kontinyuitas peralatan

listrik dapat dicek dengan lampu sebagai pengecek (test lamp). Lampu tes

dihubungkan antara kedua phasa. Jadi dengan rangkaian penguji ini, pengujian

kontinyuitas dapat dilakukan. Dengan tambahan jenis lampu pengujian visual,

dapat digunakan untuk pengujian kontinyuitas sederhana. Alternatif lain, voltmeter

atau multimeter dapat digunakan untuk memeriksa tegangan dan kotinyuitas

penghantar atau peralatan listrik.

Jika menguji tegangan tiga phasa, gunakan dua buah lampu yang dihubungkan

Page 54: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 54 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

seri dan jangan menggunakan sebuah lampu. Saat ini, kebanyakan pabrikan

pengecekan tegangan dilakukan dengan detail untuk membantu pengujian

terintegritas pada bagian tertentu. Jika pengujian tegangan pada titik tertentu,

instrumen pengukur harus akurat. Oleh karena itu, perbandingan tegangan pada

titik tertentu cukup untuk menggambarkan suatu kesimpulan.

Gambar 6. 4Pengecekan kontinyuitas dengan test lamp

1.5 Pengujian Opsional

• Pengujian resistansi kabel dengan Megger dan peralatan bantu sistem

satu phasa.

Putuskan hubungan P dan N dari sumber tegangan, sedapat-dapatnya dari ujung

yang lainnya. Sekarang rangkaian telah terisolasi, hubung sikatkan P dan N

sesaat. Hubungkan saklar dan peralatan proteksi. Seperti yang ditunjukan pada

gambar 9-5 terminal motor terbuka, sehingga motor terisolasi dari rangkaian

pengujian. Periksa resistansi dengan insulation tester antara netral dan arde. Jika

nilai yang ditunjukan kurang dari 1 MΩ berarti ada kesalahan isolasi pada kabel

penghantar atau terminal.

Page 55: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 55 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

• Pengujian resistansi kabel dengan Megger dan peralatan bantu sistem

tiga phasa.

Putuskan hubungan L1, L2 dan L3 dari sumber tegangan, sedapat-dapatnya dari

ujung yang lainnya. Hubung singkatkan terminal L1, L2 dan L3 sesaat. Hubungkan

circuit breaker dan peralatan proteksi. Seperti yang ditunjukan pada gambar 6-4.

Terminal motor T1, T2 dan T3 terbuka, sehingga motor terisolasi dari rangkaian

pengujian.

Periksa resistansi dengan insulation tester antara masing-masing penghantar dan

arde. Jika nilai yang ditunjukan kurang dari 1 MΩ berarti ada kesalahan isolasi

pada kabel penghantar atau terminal.

Gambar 6. 5Megger pada sistem satu phasa

Page 56: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 56 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Gambar 6. 6Megger pada sistem tiga phasa

• Pengujian resistansi motor.

Kondisi awal untuk pengujian tahanan isolasi motor, pertama-tama motor harus

terisolasi total dari sumber tegangan. Hubungkan megger pada masing-masing

penghantar motor dan arde, seperti yang ditunjukan pada gambar 6-7, untuk

memeriksa kumparan stator terhadap arde.

Ini akan membantu untuk menentukan kondisi kumparan stator. Secara

sederhana, untuk pengujian hubung singkat antara dua kumparan dengan megger

pada terminal kumparan stator, seperti yang ditunjukan pada gambar 6-8. Jika

hasil pembacan rendah dapat diidentifikasi adanya kegagalan isolasi pada

kumparan motor.

Page 57: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 57 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Gambar 6. 7Pengujian dengan megger untuk kumparan motor

Gambar 6. 8Pengujian dengan megger untuk kumparan motor

Page 58: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 58 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

c. Aktivitas Belajar

Ada 6 tahap pekerjaan yang harus dilakukan oleh seorang troubleshooter pada

saat melakukan troubleshooting yaitu :

1. Mengenali keluhan atau gangguan yang timbul.

2. Melakukan serangkaian pemeriksaan.

3. Menganalisa hasil pemeriksaan.

4. Menentukan penyebab gangguan dan cara mengatasinya.

5. Memperbaiki kerusakan yang terjadi.

6. Melakukan pengujian (testing).

Secara umum, rangkaian listrik disini dapat dibedakan menjadi dua bagian :

• Rangkaian Daya

• Rangkaian Kontrol

Berdasarkan tahapan pekerjaan yang semestinya dilakukan oleh troubleshooter.

Berikan penjelasan prosedur dan langkah-langkah yang harus dilakukan apabila

kondisi system instalasi motor listrik dalam keadaan berikut:

Tabel 6. 1Troubleshooting Kontrol Motor Induksi

Gangguan Kasus Aksi troubleshooter.?

1. Motor tidak

dapat di start

a. Kontrol Overload trip 1<<<<<<..

2<<<<<<..

Dst.

b. Power Tidak tersambung <<<<<<<<.

c. Fuse putus, overload trip <<<<<<<<

d. Rangkaian kontrol salah <<<<<<<<.

2. Motor tiba-tiba

berhenti saat

beroperasi

a. Fuse putus, overload trip <<<<<<<<..

b. Termistor atau thermostat trip <<<<<<<<<.

3. Suara bising pada

saat motor

beroperasi

• Kerusakan bearing

• Baut kendor atau

lepas

<<<<<<<<<<.

Page 59: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 59 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

• Belt/kopling kendor

• Kipas pendingin

berisik

• Poros tidak lurus

4. Motor penggerak

kecepatan tidak

dapat naik pada

kecepatan penuh

a. Apabila dipakai starter

secondary resistance,

ada kesalahan pada

rangkaian kontrol starter

<<<<<<<<<<

b. Bila dipakai starter

variable frekuensi,

frekuensi tidak terpenuhi

<<<<<<<<<..

5. Motor penggerak

berputar terlalu

cepat

a. Beban tidak sesuai

<<<<<<<<<<.

b. Bila dipakai starter

variable frekuensi,

frekuensi tidak sesuai

dengan kecepatan yang

diinginkan

<<<<<<<<<<

Setelah selesai dikerjakan melalui diskusi kelompok buatlah laporannya.

d. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil Belajar meliputi penilaian ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan.

• Penilaian Observasi Sikap Sosial

No. Aspek Penilaian Skor

1 2 3 4

1. Terlibat aktif dalam kegiatandiskusi kelompok prosedur pengujian dan troubleshooting

2. Bekerjasama dalam kegiatan diskusi kelompok

Page 60: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 60 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

3. Disiplin dalam mengerjakan setiap tugas yang diberikan

• Penilaian Pengetahuan

Tes Tertulis (Post Test)

6.1.1 Jelaskan prosedur pengujian gangguan hubung singkat pada motor

induksi

6.1.2 Jelaskan kemungkinan penyebab motor induksi gagal di start pada

pengoperasian panel kontrol.

6.1.3 Jelaskan kemungkinan penyebab motor induksi mendengung.

6.1.4 Jelaskan prosedur pemeriksaan tahanan isolasi motor induksi.

6.1.5 Jelaskan prosedur pengukuran tahanan belitan motor induksi.

Tes Performance

No. Aspek Penilaian Skor

1 2 3 4

1. Terampil dalam menentukan prosedur pengujian motor induksi

2. Terampil dalam menjelaskan penyebab gangguan motor induksi

3. Melaporkan analisis hasil diskusi mengenai prosedur pengujian instalasi kontrol motor induksi.

6.2 Kegiatan Belajar 2: AplikasiTroubleshooting Instalasi Motor Listrik

Page 61: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 61 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

a. Tujuan Pembelajaran

Peserta diklat mampu:

• Melacak gangguan pada panel sistem Instalasi motor listrik sesuai

prosedur.

• Menerapkan prosedur troubleshooting Instalasi motor listrik dengan

benar

• Melokalisir gangguan pada panel sistem instalasi motor listrik sesuai

prosedur.

.

b. Uraian Materi

2.1 Contoh troubleshooting

Pada uraian diatas, bermacam-macam rangkaian kontrol dasar dan komplek

untuk motor tiga phasa telah dibahas secara detail.

Berikut adalah contoh troubleshooting rangkaian kontrol. Yaitu rangkaian kontrol

untuk motor tiga phasa DOL starter dengan kontak kontrol yang terpelihara seperti

yang diperlihatkan pada gambar 6-9.

Permasalah mula jalan dan jalan motor diuraikan dibawah ini :

1) Motor akan jalan dengan menekan tombol tekan start, tetapi segera

berhenti setelah melepas tombol tekan start.

2) Motor jalan dan berhenti setelah 2 menit tombol tekan start dilepas.

Dengan asumsi sikring pada rangkaian utama tidak putus.

Berikut adalah solusi terhadap permasalahan yang diuraikan diatas :

1) Sejak motor jalan dengan menekan tombol tekan start, ini mengindikasikan

bahwa kontaktor (K1) akan mengendalikan sumber tegangan jika rangkaian

sempurna dengan menekan tombol tekan start. Bagaimanapun juga, motor

akan segera berhenti saat tombol tekan start dilepas.

Page 62: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 62 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

2) Pada rangkaian kontrol, secepatnya kontaktor utama terhubung on, kontak

NO diparalel dengan kontak tombol tekan start yang harus tertutup dan

rangkaian kontrol bekerja saat tombol tekan start ditekan atau relay beban

lebih bekerja dan kontak NC terbuka.

Permasalah troubleshoot, dilakukan berdasarkan langkah-langkah sebagai

berikut :

1) Periksa sumber tegangan (L1), periksa tegangan antara L1 dan netral (N).

2) Periksa sikring rangkaian kontrol (F3) dengan multimeter. Jika sikring

rangkaian pengendali (F3) putus, ganti sikring dan jalankan motor, motor

harus jalan jika permasahannya hanya sikring rangkaian kontrol (F3) putus.

3) Jika sikring rangkaian kontrol (F3) OK, periksa apakah relay beban lebih

telah bekerja. Periksa dengan bantuan multimeter. Periksa tegangan antara

terminal netral dengan kontak terminal keluaran relay beban lebih,

hubungkan tombol tekan stop. Jika relay beban lebih tidak bekerja dan

multimeter menunjukan bahwa tegangan antara kedua terminal OK,

lanjutkan ke langkah 4).

4) Periksa tegangan pada terminal keluaran tombol tekan stop sampai tombol

tekan start. Jika tegangan OK, lanjutkan ke langkah 5).

5) Jika kedua kontak NO dihubungkan paralel dengan yang lainnya, dan motor

akan jalan bila hanya menekan tombol tekan start, ini mengindikasikan

bahwa kontak NO kontaktor utama harus tertutup dengan segera kontaktor

utama menjadi on. Ini juga mengindikasikan bahwa pengunci kontaktor

rangkaian kontrol tidak tertutup. Kawat penghantar dihubungkan paralel dari

kontak NO ke kontak NO tombol tekan start memungkinkan tertutup, atau

kontak NO kontaktor utama tidak tertutup, penyebabnya adalah kesalahan

kontak. Untuk memastikan hal ini, ambil kawat penghantar berisolasi, dan

hubung-singkatkan kontak K1, jika motor jalan dapat dipastikan bahwa

kesalahan pada kontak NO. Ganti kontak NO kontaktor utama.

Jika motor jalan dan berhenti setelah 2 menit, untuk troubleshoot, dilakukan

berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut :

Page 63: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 63 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

1) Periksa sumber tegangan (L1), periksa tegangan antara L1 dan netral (N).

2) Periksa sikring rangkaian kontrol (F3) dengan multimeter. Jika sikring

rangkaian pengendali (F3) putus, ganti sikring dan jalankan motor, motor

harus jalan jika permasahannya hanya sikring rangkaian pengendali (F3)

putus.

3) Jika sikring rangkaian kontrol (F3) OK, periksa apakah relay beban lebih

telah bekerja. Periksa dengan bantuan multimeter. Periksa tegangan antara

terminal netral dengan kontak terminal keluaran relay beban lebih,

hubungkan tombol tekan stop. Jika relay beban lebih telah bekerja, tidak

akan mendapatkan tegangan antara kedua terminal. Reset relay beban

lebih dan pastikan bahwa motor tidak berputar karena beban lebih.

Jika tidak ada tegangan antara kedua terminal, cari kehilangan kontak atau kawat

penghantar putus pada kontak berikutnya di rangkaian pengendali.

2.1.1 Strategi troubleshooting

Strategi troubleshooting rangkaian pengendali dan rangkaian logik ladder :

1. Disini yang penting gambar rangkaian pengendali, rincian peralatan,

keberadaan interkoneksi dan interlok sewaktu troubleshooting rangkaian

pengendali. Troubleshooting mesin atau masalah peralatan, sangat baik jika

mempunyai “Manufacturer,s Operation dan Maintenance Manual”, juga

“Troubleshooting Instructions”.

2. Blok diagram interlok dan urutan kontrol operasi peralatan/mesin harus tersedia

selama troubleshooting.

3. Gambar dan uraian rangkaian daya peralatan atau mesin, peralatan kontrol,

kontaktor, timer, counter, safety, dan peralatan proteksi dan sebagainya

dibutuhkan untuk alasan troubleshooting.

4. Kelayakan pengujian dan instrumen pengukuran dipersyaratkan untuk

pengujian rangkaian daya dan pengendali peralatan, atau mesin harus tersedia.

5. Saklar utama daya OFF pada peralatan/mesin dan saklar pengendali OFF,

untuk menghindari sesuatu yang merugikan atau kecelakan sewaktu

troubleshooting pada rangkaian pengendali yang disebabkan peralatan bekerja

secara mendadak.

Page 64: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 64 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

6. Sebagai rangkaian pengendali ada perbedaan dari peralatan terhadap

peralatan dan mesin terhadap mesin, ini tidak memungkinkan untuk

diformasikan atau strategi dasar untuk troubleshooting pada rangkaian

pengendali. Bagaimanapun juga, standar engineering dan praktisi profesi harus

diikuti sewaktu troubleshooting rangkaian pengendali.

2.1.2 Dokumen umum daftar isian untuk troubleshooting

Gambar rangkaian pengendali

Manufacturers operations dan maintenance manuals dan troubleshooting

instruction

Blok diagram interlok dan urutan kontrol operasi peralatan/mesin

Gambar dan uraian rangkaian daya peralatan atau mesin

Detail peralatan kontrol, kontaktor, timer, counter, safety, dan peralatan

proteksi

Rangkaian daya peralatan atau mesin.

2.2 Dasar rangkaian kontrol

Dasar rangkaian kontrol digunakan untuk starting, stopping, sequencing dan

pengaman pengunci otomatis peralatan kontrol dan mesin.

Rangkaian kontrol terdiri dari relay, kontak relay, kontaktor, timer, counter, dan

sebagainya. Rangkaian kontrol dapat dikonfigurasikan dengan program pada

PLC. Dengan menggunakan perangkat lunak diagram logik ladder, statement list,

atau kontrol flowchart, dengan mempresentasikan kondisi logik, berurutan, dan

interlock yang diperlukan untuk pengoperasian peralatan atau mesin yang bekerja

secara otomatis berurutan. Instalasi motor listrik dengan PLC akan dijelaskan

pada materi lebih lanjut.

Untuk memahami letak gangguan pada rangkaian kontrol, untuk itu sangat penting

memahami prinsip kerja dari rangkaian kontrol, seperti yang ditunjukan pada

gambar 6-9.

1. Dasar rangkaian kontrol untuk DOL (direct-on-line) starter

Page 65: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 65 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Gambar 6-9(a) menunjukan suatu rangkaian untuk DOL starter motot tiga fasa.

Tegangan jala-jala dihubungkan langsung dengan kumparan. Yang mana

kapasitas motor dapat dijalankan langsung dari jala-jala (direct-on-line) tergantung

pada kapasitas sistem distribusi dan tegangan jatuh selama mula jalan (starting).

Pada industri yang besar untuk motor 200 kW tidak biasa menggunakan DOL

starter secara khusus jika disuplai oleh transformator 1600 kVA atau lebih tinggi.

Bagaimanapun, jika motor disuplai oleh generator tegangan rendah, DOL starter

dirancang dengan memperhatikan tegangan jatuh pada saat starting.

a) Rangkaian Utama

Gambar 6-9(a) menunjukan suatu rangkaian dengan sumber tegangan tiga-phasa

(L1, L2 dan L3), sikring pada rangkaian utama (F1), kontaktor utama (K1), dan

relay proteksi beban lebih (F2) untuk motor tiga-phasa.

Motor dapat dijalankan dengan dua metoda sebagai berikut :

• Kontrol kontak sesaat dengan tombol tekan jenis tekan dan lepas.

• Kontrol kontak terus dengan tombol tekan jenis tekan dan pengunci.

b) Pengontrol kontak sesaat

Gambar 6-9(b) menunjukan rangkaian kontrol sesaat untuk menjalankan dan

menghentikan motor tiga-phasa menggunakan DOL starter dengan masing-

masing tombol tekan start dan stop S1 dan S0.

Rangkaian kontrol terdiri dari relay beban lebih (F2) kontak NC, kontak NC tombol

tekan stop (S0), kontak NO tombol tekan (S1) dihubungkan seri dengan kumparan

kontaktor utama (K1). Sumber tegangan untuk rangkaian melalui sikring

pengaman (F3).

Page 66: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 66 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Gambar 6. 9 (a) Rangkaian utama, (b) rangkaian kontrol (kontak sesaat),(c) rangkaian

kontrol (kontak terus).

Kumparan kontaktor utama akan mendapatkan phasa pertama (L1) melalui

rangkaian kontrol jika semua kontak tertutup. Dalam kasus ini, jika tombol tekan

start ditekan, rangkaian kontrol tertutup dan kontaktor utama bekerja. Seperti yang

ditunjukan pada gambar 6-10, kontak NO kontaktor utama dihubungkan paralel

dengan tombol tekan start.

Sebagai kontaktor utama terhubung, melalui pengunci kontak NO (K1) yang

dihubungkan paralel dengan tombol tekan start setelah terlepas. Kontaktor utama

tetap on dan motor bekerja sampai tombol tekan stop ditekan atau relay beban

lebih bekerja.

Page 67: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 67 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

c) Pengontrol kontak terus

Gambar 6-9(c) memperlihatkan rangkaian kontrol untuk menjalankan dan

menghentikan motor tiga-phasa menggunakan DOL starter dengan tombol tekan

(S1). Rangkaian kontrol terdiri dari kontak NC relay beban lebih (F2) dan kontak

NO saklar togle (S), dihubungkan seri dengan kumparan kontaktor utama. Sumber

tegangan untuk rangkaian menggunakan sikring (F3).

Gambar 6. 10(a) Rangkaian utama star-delta, (b) rangkaian kontrol star-delta.

Kumparan kontaktor utama (K1) akan mendapatkan daya jika semua kontak

tertutup. Pada kasus ini, jika saklar (S) ditutup, sehingga rangkaian kontrol tertutup

dan kontaktor utama (K1) bekerja.

Selama saklar (S) tetap on, kontaktor utama tetap on dan motor bekerja sampai

saklar (S) terbuka atau relay beban lebih bekerja.

2. Pengontrol Bintang-segitiga (Star-delta starter)

Rangkaian yang ditunjukan pada gambar 6-10(a) adalah rangkaian utama bintang

segitiga dan gambar 6-10(b) adalah rangkaian kontrol.

Page 68: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 68 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Biasanya, motor pada saat dijalankan arusnya lebih tinggi 500% dari arus beban

penuh normal pada saat mulai dijalankan. Ini akan menaikan torsi mula jalan lebih

tinggi dari keadaan normal, akan menyebabkan kerusakan mekanik. Untuk

mencegaha ini, dilakukan penurunan tegangan mula jalan. Pengendali bintang-

segitiga juga dipakai jika sistem tidak dapat mendukung DOL Starter pada motor

kapasitas besar.Jika menggunakan metoda ini arus start akan berkurang 3 kali

(200% dari 600%). Bagaimanapun juga torsi mula jalan akan berkurang juga 3

kali. Oleh sebab itu metoda ini tidak cocok untuk beban dengan momen inersia

tinggi.

Sewaktu mula jalan pada pengendali bintang-segitiga, kumparan terhubung

dengan konfigurasi bintang oleh K1 dan K2, tegangan berkurang (kira-kira 58%).

Selanjutnya, kumparan terhubung dengan konfigurasi segitiga oleh K1 dan K3.

• Prinsip kerja pengontrol bintang-segitiga

Kontaktor utama K1 akan bekerja jika sikring rangkaian kontrol (F3), sikring

(F1), dan relay beban lebih (F2) normal dan tombol tekan start (S1) ditekan.

• Konfigurasi pengurangan tegangan (konfigurasi bintang)

Timer bintang-segitiga (K4) mendapatkan daya melalui sikring F3, F1,

kontak NC tombol tekan stop (S0), dan kontak NO tombol tekan start. Andai

kata tombol tekan (S1) ditekan, timer K4 dan kontaktor K2 bekerja.

Kontaktor (K1) mendapatkan daya melalui kontak NC S0, kontak NO S1,

kontak NO K2 akan terkunci selama tombol tekan (S0) tidak ditekan.

Sekarang kontaktor K1 dan kontaktor K2 bekerja, yang akan mengontrol

motor pada konfigurasi bintang.

• Tegangan penuh (konfigurasi segitiga)

Andai kata durasi waktu timer K4 diset (timer bintang ke segitiga) dengan

batas waktu tertentu, kontaktor (K3) bekerja dan pada waktu yang sama,

kontaktor (K2) tidak bekerja.

Page 69: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 69 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Sekarang, kontaktor (K1) dan kontaktor (K3) dalam kondisi bekerja, yang

akan mengendalikan motor pada konfigurasi segitiga. Jika motor berhenti

pada kondisi beban lebih pada konfigurasi bintang atau segitiga, rangkaian

kontrol akan selalu menjalankan kembali motor pada konfigurasi bintang,

selanjutnya konfigurasi segitiga.

3. Pengontrol Autotransformator 3 Fasa

Gambar 6-11 menunjukan rangkaian kontrol autotransformator 3 fasa. Rangkaian

pengendali jenis ini menggunakan autotransformator yang diaplikasikan untuk

mengurangi tegangan pada kumparan motor selama mula jalan.

Autotransformator 3 fasa dihubungkan dengan konfigurasi bintang yang

memberikan arus mula jalan untuk motor.

Setelah waktu yang ditentukan terpenuhi, tegangan penuh terhubung pada motor

dengan melewati autotransformator.

• Prinsip kerja autotransformator

Sikring (F1) dan relay beban lebih (F2) sebagai proteksi rangkaian utama. Begitu

juga, rangkaian kontrol ada sikring (F3) dan relay beban lebih (F2) kontak NC.

• Konfigurasi pengurangan tegangan

Pada rangkaian ini, kontaktor (K5) akan bekerja jika tombol tekan start ditekan dan

akan tetap mengunci selama tombol tekan stop tidak ditekan atau sikring

rangkaian kontrol normal atau motor berbeban lebih.

Apabila K5 bekerja, timer (K4) juga mulai bekerja. Setelah itu kontaktor K1

bekerja. Kontak kontaktor K1 menutup, kontaktor K2 akan bekerja. Dengan

demikian, kontaktor K5, K4, K1, dan K2 kondisinya bekerja pada tahap ini.

Sehingga mula jalan motor melalui autotransformator dengan mengurangi

tegangan dan konfigurasinya bintang yang disebabkan oleh kontaktor K1 dan K2.

Page 70: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 70 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Gambar 6. 11Rangkaian utama dan kontrol autotransformator untuk motor 3 fasa

Setelah melewati batas waktu timer (K4), kontaktor K1 tidak bekerja. Pada waktu

yang bersamaan kontaktor K3 bekerja, ini akan mengakibatkan kontaktor K2 tidak

bekerja.

Motor akan bekerja dengan tegangan penuh akibat kontaktor K3 dalam kondisi

bekerja. Jika motor berbeban lebih, rangkaian kontrol harus diperiksa dengan

demikian motor bila akan dijalankan kembali konfigurasinya bintang dan tegangan

diturunkan setelah relay beban lebih diset kembali.

4. Rangkaian logik ladder

Perancangan, pemrograman, pengujian, komisioning, troubleshooting dan

pemeliharaan kontol logik lebih mudah menggunakan program logik ladder pada

PLC dari pada rangkaian dengan pengawatan (hard-wired).

Mari kita tinjau program logik ladder untuk jenis rangkaian kontrol DOL starter

untuk motor tiga-phasa seperti yang ditunjukan pada gambar 6-12.

Untuk motor tiga fasa dengan DOL starter, berdasarkan sinyal input dan output

dikonfigurasikan pada PLC.

Page 71: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 71 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

• Input digital

• Pengontrol tegangan ON dan sikring OK (normaly open)

• Beban lebih motor F2 (normaly close)

• Tombol tekan stop S0 (normaly close)

• Tombol tekan start S1 (normaly open)

• Kontak utama umpan-balik (normaly open)

• Output digital

Kontak utama on

Instruksi progam logik ladder untuk rangkaian kontrol DOL starter dengan

mempertahankan kontak kontrol ditunjukan pada gambar 6-12.

Catatan :

Kontak tombol tekan start tertutup sebagai tombol tekan yang ditekan

sesaat.

Input akan on ‘kontrol on’, jika tegangan jala-jala ada dan sikring tidak

putus.

Kontak NC relay beban lebih akan memberikan input ‘beban lebih on

selama relay tidak beroperasi.

Input ‘stop’ dari tombol tekan stop kontak NC akan on selamanya

selama tombol tekan stop tidak ditekan.

Kontak utama ‘on’ akan menjaga kumparan output utama on selama

tombol tekan stop tidak ditekan atau relay beban lebih bekerja.

Bermacam-macam input untuk rangkaian kontrol pada PLC dengan

bantuan ‘lampu indikator’ dapat dipasang pada panel motor starter sebagai

tambahan tombol tekan start dan stop. Alarm tersebut dapat menbantu jika

terjadi kesalahan. Berdasarkan alarm dapat dikonfogurasikan

menggunakan input yang telah tersedia pada PLC. Output PLC dapat

digunakan untuk mengendalikan lampu indikator alarm.

Page 72: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 72 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Gambar 6. 12Program logik ladder DOL starter dan alarm

Dalam kasus DOL starter untuk motor tiga-phasa, berdasarkan alarm dapat

dikonfigurasikan indikasi kesalahan :

• Indikasi alarm – lampu 1 : Pengontrol tegangan OFF

• Indikasi alarm – lampu 2 : Motor berbeban lebih

• Indikasi alarm – lampu 3 : Kontaktor utama terjadi kesalahan.

5. Rangkaian pembalik (Reversing circuit)

Dengan merubah arah kedua phasa dari motor induksi tiga phasa. Ini akan

merubah arah putaran motor. Untuk melakukan pembalikan, dua jenis rangkaian

kontrol diuraikan sebagai berikut :

• Rangkaian jenis jogfor/rev/off menggunakan saklar selektor

Merubah dua penghantar pada motor induksi tiga phasa akan

menyebabkan arah putaran terbalik. Rangkaian pembalik tiga phasa

ditunjukan pada rangkaian utama (gambar 6-13) yang memperlihatkan dua

kontaktor K1 dan K2 (forward dan reverse, masing-masing). Saklar selektor

adalah jenis pengembali dengan per posisi off ditengah.

Page 73: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 73 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Kontaktor K1 bekerja jika saklar selektor diputar pada posisi forward.

Kontaktor K1 akan menghubungkan sumber tegangan (L1, L2 dan L3) pada

penghantar motor (U, V dan W) dengan urutan phasa yang sama. Ini akan

menyebabkan motor berputar dengan arah forward. Saklar selektor

diposisikan pada posisi reverse kontaktor K2 bekerja. Kontaktor K2

menghubungkan sumber tegangan L1 ke W, L2 ke V dan L3 ke U merubah

urutan phasa L1 dan L2. Ini akan menyebabkan motor berputar dengan

arah reverse. Saklar selektor diposisikan pada posisi off motor akan

berhenti.

• Rangkaian jenis latchfor/rev/off menggunakan saklar selektor

Rangkaian ini telah dibahas sebelumnya pada rangkaian forward/reverse

jenis jog.Rangkaiannya seperti yang ditunjukan pada gambar 6-13 adalah

jenis latch, pengendali forward/reverse.

Jika tombol tekan forward ditekan kontaktor K1 akan bekerja. Ini akan

menghubungkan sumber tegangan tiga phasa ke motor dengan urutan

phasa yang sama menyebabkan putaran motor arahnya forward.

Kontaktor K1 akan tetap bekerja karena dikunci oleh kontak NO K1. Motor

akan tetap berputar dengan arah forward selama tombol tekan stop/reverse

ditekan atau proteksi beban lebih bekerja atau sikring putus.

Jika tombol tekan reverse ditekan kontaktor K2 akan bekerja secara

bersamaan kontaktor K1 tidak bekerja. Ini akan menghubungkan sumber

tegangan tiga phasa ke motor dengan urutan phasa yang berbeda

menyebabkan putaran motor arahnya reverse.

Kontaktor K2 akan tetap bekerja karena dikunci oleh kontak NO K2. Motor

akan tetap berputar dengan arah forward selama tombol tekan

stop/reverseditekan atau proteksi beban lebih bekerja atau sikring putus.

Tombol tekan stop tidak perlu ditekan sebelum arah putaran berubah.

Page 74: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 74 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Gambar 6. 13Rangkaian fwd/rev/stop jenis jog menggunaka saklar selektor

Gambar 6. 14Rangkaian fwd/rev/stop jenis latch menggunakan tombol tekan

Page 75: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 75 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

• Plug stop dan rangkaian anti-plug

Untuk menghentikan putaran motor, caranya adalah dengan memutuskan

sumber tegangan dan membiarkan motor sampai berhenti.

Walaupun demikian, beberapa aplikasi motor harus diberhentikan secara

cepat atau pada posisi yang diingikan dengan pengereman. Ini

direalisasikan dengan menggunakan pengereman rangkaian listrik.

Memanfaatkan kumparan motor untuk menghasilkan torsi perlambatan.

Energi kinetik rotor dan beban akan menghilangkan torsi pada rotor motor.

Berdasarkan uraian diatas pengereman listrik terdapat dua jenis

pengereman yang berbedaan sebagai berikut :

Plugging

Dynamic breaking

• Plugging

Untuk merealisasikan perintah ini, saklar atau kontak yang digunakan untuk

meyakinkan status motor. Tergantung pada putaran dan kecepatan motor,

prubahan status saklar dari NO ke NC.

Saklar ini disebut saklar kecersipatan-nol (zero-speed switch atau plugging

switch). Saklar kecepatan-nol untuk mencegah putaran balik motor sebelum

berhenti. Saklar kecepatan-nol secara fisik dipasang pada poros mesin,

sebagai penghambat motor.

Saklar kecepatan berputar, gaya sentrifugal yang menyebakan kontak

saklar membuka atau menutup, tergantung pada rancangan

penggunaannya.

Masing-masing saklar kecepatan-nol mempunyai batas operasi kecepatan,

yang akan menyebabkan saklar kontak. Contoh, 10 – 100 rpm. Skema

Page 76: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 76 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

pengendali seperti yang ditunjukan pada gambar 6-15 metoda penghambat

motor yang akan berhenti dari hanya satu arak putaran.

Jika tombol tekan start (forward) ditekan, kontaktor K1 bekerja. Oleh sebab

itu, motor berputar dengan arah forward. Kontaktor K1 dikunci melalui

kontak pengunci,

Selama motor berputar dengan arah forward, kontak NC F (zero switch)

rangkaian terbuka pada kontaktor K2. Jika tombol tekan stop ditekan

kontaktor K1 tidak bekerja. Ini akan mengembalikan kontaktor K2 bekerja

sebab kontak forward on saklar kecepatan juga kondisinya tertutup.

Kontaktor reverse bekerja, motor dihambat. Motor mulai mengurangi

kecepatan dengan cepat sesuai dengan keadaan saklar kecepatan, dimana

titik kontaknya terbuka dan kontaktor K2 tidak bekerja.

Kontaktor digunakan, hanya untuk menghentikan motor, menggunakan

operasi penghambatan (plugging). Ini tidak digunakan untuk membalik arah

putaran motor. Kebanyakan mesin membutuhkan motor yang putarannya

dapat dibalik. Kebanyakan mesin ukuran kecil tidak kena dampak oleh

putaran balik motor, sebelum berhenti

Page 77: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 77 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Gambar 6. 15Rangkaian penghambat untuk motor tiga-phasa

Ini tidak dibenarkan pada peralatan dengan ukuran besar. Hentakan torsi

balik diaplikasikan jika motor ukuran besar dibalik putarannya (tanpa

mnegurangi kecepatan) bisa merusak motor.

Pengendali mesin dan secara ekstrim dengan arus yang tinggi bisa

mempengaruhi sistem distribusi. Menghambat motor lebih dari lima kali

waktu yang butuhkan pada saat motor di-start tidak terbatas.

• Anti-plugging

Proteksi anti-plugging diperlukan, jika motor yang mempunyai momen

inersia besar dengan tiba-tiba dihubungkan, pada arah reverse, dimana

motor masih berputar dengan arah forward.

Proteksi anti-plugging diaplikasikan untuk mencegah torsi balik, selama

kecepatan motor berkurang sesuaai dengan nilainya. Rangkaian anti-

plugging seperti yang ditunjukan pada gambar 6-16, motor dapat berbalik

Page 78: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 78 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

putaran tetapi tidak terjadi penghambatan (plugging). Jika tombol tekan

forward ditekan kontaktor K1 bekerja yang akan mengakibatkan motor

berputar dengan arah forward. Motor akan berputar terus karena dikunci

oleh kontaktor K1. Dengan kontak NC F (kontak zero-switch speed)

reverse, kontaktor K2 terbuka, yang mengakibatkan motor berputar forward.

Gambar 6. 16Rangkaian anti-plugging untuk motor tiga phasa

Jika tombol tekan stop ditekan kontaktor K1 tidak bekerja, demikian juga dengan

kontak pengunci K1 terbuka, yang menyebabkan motor berputar lambat. Jika

tombol tekan reverse ditekan kontaktor K2 tidak akan bekerja, selama selama

kontak F (kontak zero-switch speed) menutup kembali (jika kecepatan dibawah

penyetelan saklar).

Dengan demikian, jika motor mendekati kecepatan nol, rangkaian reverse dapat

bekerja. Selanjutnya motor berputar dengan arah reverse.

Page 79: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 79 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

6. Pengendali motor dua-kecepatan

Kadang-kadang untuk menjalankan peralatan dibutuhkan dua kecepatan yang

berbeda. Ini biasanya diperlukan pada aplikasi tertentu di industri, seperti

kecepatan motor pengaduk, ventilasi pompa, proses kontrol terpadu. Khususnya

pada pengontrolan terpadu, dimana komponen yang digunakan pada

pengontrolan terpadu digabungkan, komponen yang digunakan tersebut digabung

dengan komponen yang digunakan secara cepat dan lambat. Komponen-

komponen yang digunakan ini akurat. Untuk merealisasikan ini, dipergunakan

pada motor dua-kecepatan.

Jenis rangkaian pengendali motor dua-kecepatan ditunjukkan pada gambar 6-17,

secara kelistrikan kumparan motor dibagi dua. Rangkaian kontrol menghubungkan

kumparan motor pada konvigurasi yang berbeda yang menyebabkan perubahan

kecepatan dari suatu kecepatan tertentu ke yang lainnya. Masing-masing

kumparan dapat menyalurkan daya motor pada kecepatan tertentu.

Gambar 6. 17Jenis rangkaian pengendali untuk motor dua-kecepatan

Seperti yang ditunjukan pada gambar 6-17, dua kontaktor disertakan untuk

kecepatan rendah dan tinggi. Kedua kontaktor tersebut secara kelistrikan tidak

boleh bekerja bersamaan. Untuk memproteksinya dipisahkan oleh masing-masing

proteksi beban lebih.

Page 80: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 80 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

c. Aktivitas Belajar

Dalam kegiatan belajar aplikasi pengujian dan troubleshooting terdapat 2 sub

pengujian, yaitu:

a. Pengujian kondisi operasi dan performansi Motor Induksi

b. Pengujian kondisi operasi panel kontrol dan daya instalasi motor

• Lakukan pengujian sistem instalasi motor listrik, sebagai berikut:

1. Pengujian Kinerja Kelistrikan Motor

a. Mengukur Tahanan Kumparan Jangkar

Gambar 6. 18mengukur tahanan kumparan jangkar dengan multimeter

Tabel 6. 2Tabel hasil pengukuran kumparan jangkar motor induksi 3 Fasa

No. Fasa Tahanan (Ὠ) Keterangan

1 I U1 – U2 ------------------ Sistem

koneksi 2 II V1 – V2 ------------------

Page 81: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 81 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

3 III W1 – W2 ------------------ terminal motor

dilepas 4 Fasa Tanah (bodi)

b. Mengukur Tahanan Isolasi Kumparan Jangkar

Pengujian tahanan isolasi menggunakan Megger, sebagai berikut:

Gambar 6. 19 Pengukuran tahanan isolasi

Bagian yang diukur pada gambar di atas adalah tahanan isolasi antara kumparan

fasa dengan kumparan fasa, dan antara kumparan fasa dengan tanah (bodi).

Hasil pengukuran alat ukur Megaohm-meter di catat pada tabel berikut.

Berdasarkan PUIL, apabila tahanan isolasi motor 3 fasa sama dengan atau di atas

1000 Ὠ/V x tegangan kerja motor, berarti tahanannya baik. Tetapi apabila nilainya

di bawah ketentuan tersebut, berarti tahanan isolasi motor jelek tidak memenuhi

syarat. Apabila megger menunjuk angka 0 MὨ. dari pengukurandi atas, berarti

ada bagian kumparan yang hubung singkat.

Tabel 6. 3Tabel Pengukuran tahanan isolasi

No. Urutan Tahanan Isolasi (MὨ) Keterangan

1 Fasa 1 – Fasa 2

(U – V)

<<<<<<<<<.

Sistem koneksi terminal motor dilepas

2 Fasa 1 – Fasa 3

(U – W)

<<<<<<<<<.

Page 82: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 82 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

3 Fasa 2 – Fasa 3

(V – W)

<<<<<<<<<.

4 Fasa 1 - Tanah <<<<<<<<<.

5 Fasa 2 - Tanah <<<<<<<<<..

6 Fasa 3 - Tanah <<<<<<<<<.

c. Pengujian Kuat Arus Motor Induksi

Dalam pengujian ini motor dihubungkan ke sumber tegangan. Untuk

menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, yaitu kesalahan operasi motor,

maka motor terlebih dahulu diperiksa tegangan kerjanya, sistem hubungan

terminal motor dan kesediaan tegangan sumber.

Selanjutnya, sambungkan rangkaian motor ke sumber tegangan dan

operasikan motor serta ukur kuat arusnya dengan tang ampere meter.

Setelah motor berputar, amati putaran motor melalui indra pendengaran.

Ukurlah kuat arus masing-masing fasa dan catat hasil pada tabel berikut.

Tabel 6. 4Tabel Pengukuran Kuat Arus Motor

No. Jaringan Kuat Arus

1

2

3

Line 1

Line 2

Line 3

<<<<<.

<<<<<

<<<<<..

Tanda motor beroperasi dengan baik, kuat arus jaringan (line) dari tabel di

atas masing-masing menunjukkan nilai sama besar. Apabila ada

perbedaan, berarti beban masing-masing fasa motor tidak sama. Artinya

motor beroperasi tidak normal. Perbedaan kuat arus jaring maksimum yang

diperbolehkan adalah 5%.

2. Pengujian Kinerja Panel Kontrol dan daya

Selanjutnya lakukan pengujian pada panel kontrol dan daya, komponen yang

diuji adalah:

1. Pengujian tegangan sumber pada panel

Page 83: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 83 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

2. Kondisi operasi Kontaktor magnet (Main dan Auxiliary Contact and Coil)

3. Kondisi Operasi Time Delay relay

4. Kondisi operasi Thermal Overload Relay

5. Pengujianoperasi kontak Switch (NO/NC)

6. Pengujian operasi Lampu indicator.

Setelah dilakukan pengujian terhadap semua komponen instalasi rangkaian

panel kontrol motor. Dan sistem instalasi motor listrik tersebut bekerja dengan

baik sehingga motor dapat beroperasi sempurna, buatlah Laporan dari kegiatan

pengujian panel kontrol dan daya tersebut.

d. Penilaian hasil belajar

Penilaian hasil Belajar meliputi penilaian ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan.

• Penilaian Observasi Sikap Sosial

No. Aspek Penilaian Skor

1 2 3 4

1. Terlibat aktif dalam kegiatanpengujian dan troubleshooting panel kontrol dan daya instalasi motor

2. Bekerjasama dalam kegiatan diskusi kelompok

3. Disiplin dalam mengerjakan setiap tugas yang diberikan

• Penilaian Pengetahuan

Tes Tertulis (Post Test)

6.2.1 Berdasarkan hasil pengujian tahanan isolasi motor. Jelaskan bahwa

kondisi motor tersebut dalam keadaan baik.

6.2.2 Sebutkan kondisi penyebab belitan motor induksi terbakar.

Page 84: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 84 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

6.2.3 Apa yang akan terjadi apabila salah satu line motor kehilangan arus

saat beroperasi.? Dan bagaimana apabila kondisi tersebut dibiarkan

dalam waktu cukup lama. Untuk mengatasi kejadian ini apa yang dapat

dilakukan pada system instalasi motor listrik tersebut.?

Tes Praktek Perhatikan contoh mesin bor dan meja konveyor seperti gambar 6-20,

Gambar 6. 20Pengendali Start stop berurutan

Urutannya dirinci sebagai berikut :

1. Meja konveyor akan berjalan jika material mengenai saklar

batas konveyor.

2. Penyetop dan bor akan naik dan turun sampai mengenai saklar

batas turun. Membuat lubang pada material yang diam untuk 1

detik. Selanjutnya bor akan naik sampai mengenai saklar batas

naik.

3. Kemudian meja konveyor akan berjalan kembali sampai

material berikutnya mengenai saklar batas konveyor.

4. Sistem dari rangkaian kontrol dapat mengendalikan konveyor

start/stop, mesin bor start/stop, bor naik/turun dan penyetop

naik/turun.

5. Input ke rangkaian kontrol adalah saklar batas konveyor dan

saklar batas naik/turun mesin bor, meja konveyor on/off.

Page 85: Bahan Bacaan Tugas KB-4 Project Work

Sistem Kontrol Elektromagnetik

Instalasi Motor Listrik 1 85 By : Charles A. Selan dan Didi Kurniadi

Persiapkan “Rangkaian kontrol logik ladder dan diagram kontrol ” dari contoh

diatas. Lakukan Komisioning dan pengujian pada rangkaian kontrol tersebut.