Top Banner
BAGIAN DOSEN FERRY PRASETYIA, SE FAKU VI: INFORMASI ASIMETRIS E., MAppEc JURUSAN ILMU EKONOMI ULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA S
27

BAGIAN VI: INFORMASI ASIMETRIS S

Jan 13, 2017

Download

Documents

hatu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAGIAN VI: INFORMASI ASIMETRIS S

BAGIAN

DOSEN FERRY PRASETYIA, SE

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

VI: INFORMASI ASIMETRIS

E., MAppEc

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

i

S

Page 2: BAGIAN VI: INFORMASI ASIMETRIS S

Daftar Isi

Daftar Isi ............................................................................................................... i

6.1 Pendahuluan............................................................................................. 1

6.2 Hidden Knowledge and Hidden Actions .................................................... 2

6.2.1 Hidden Knowledge ............................................................................. 2

6.2.1 Hidden Action .................................................................................... 3

6.3 Actions or Knowledge? ............................................................................. 3

6.4 Market Unravelling .................................................................................... 4

6.4.1 Intervensi Pemerintah ........................................................................ 5

6.5 Screening ................................................................................................. 6

6.5.1 Keseimbangan Informasi yang Sempurna ......................................... 7

6.5.2 Keseimbangan Informasi yang Tidak Sempurna ................................ 8

6.5.3 Intervensi Pemerintah ........................................................................ 9

6.6 Signalling .................................................................................................. 9

6.6.1 Pengsinyalan Pendidikan ................................................................. 11

6.6.2 Implikasi-implikasi ............................................................................ 12

6.7 Moral Hazard (Hidden Action) ................................................................. 13

6.7.1 Moral Hazard pada Asuransi ............................................................ 13

6.7.2 Upaya yang dapat diamati ............................................................... 14

6.7.3 Upaya yang tidak dapat diamati ....................................................... 15

6.7.4 Kontrak Terbaik Kedua .................................................................... 16

6.7.5 Intervensi Pemerintah ...................................................................... 17

6.8 Penyediaan Publik untuk Perawatan Kesehatan ..................................... 18

6.9 Evidence ................................................................................................. 19

6.10 Kesimpulan ............................................................................................. 20

6.11 Studi Kasus ............................................................................................ 20

6.12 Pertanyaan ............................................................................................. 23

6.12.1 Pilihan Ganda .................................................................................. 23

6.12.2 Jawaban Singkat ............................................................................. 24

6.13 Kata Kunci .............................................................................................. 24

Daftar Pustaka ................................................................................................... 25

Page 3: BAGIAN VI: INFORMASI ASIMETRIS S

1

Bab 6

Informasi Asimetris

6.1 Pendahuluan

Fitur utama dari dunia nyata adalah informasi asimetris. Dalam bidang

ekonomi, asimetri informasi terjadi jika salah satu pihak dari suatu transaksi

memiliki informasi lebih banyak atau lebih baik dibandingkan pihak lainnya.

Umumnya pihak penjual yang memiliki informasi lebih banyak tentang produk

dibandingkan pembeli, meski kondisi sebaliknya mungkin juga terjadi.

Adverse selection merupakan bentuk kegagalan pasar yang terjadi akibat

informasi yang asimetris. Adverse selection penting di bidang ekonomi karena

sering menghilangkan kemungkinan pertukaran yang akan menguntungkan baik

konsumen maupun penjual. Adverse Selection muncul apabila produk dengan

kualitas yang berbeda-beda dijual dengan satu harga karena pembeli atau

penjual tidak mempunyai pengetahuan yang cukup untuk menentukan kualitas

yang sebenarnya pada saat membeli. Akibatnya, terlalu banyak produk yang

berkualitas rendah dan terlalu sedikit produk yang berkualitas tinggi dijual dipasar

atau dengan kata lain barang-barang berkualitas rendah menggeser barang-

barang yang berkualitas tinggi. Ada bebarapa kemungkinan cara yang mudah

untuk menyelesaikan masalah informasi asimetri: membiarkan semua orang

mengatakan apa yang dia tahu. Proses di mana individu mengungkapkan

informasi tentang diri mereka sendiri melalui pilihan yang mereka buat disebut

self selection (seleksi diri).

Satu pelajaran mendasar dari ketidaksempurnaan informasi adalah

tindakan dalam menyampaikan informasi. Setelah mengakui bahwa tindakan

menyampaikan informasi, terdapat dua hasil penting yang mengikuti. Pertama,

ketika membuat keputusan, individu tidak hanya akan berpikir tentang apa yang

mereka lebih suka, tetapi mereka juga akan berpikir tentang bagaimana pilihan

mereka akan mempengaruhi keyakinan orang lain tentang mereka. Contohnya,

saya bisa memilih lagi sekolah bukan karena saya menghargai apa yang yang

diajarkan, tetapi karena mengubah keyakinan orang lain tentang kemampuan

saya. Kedua, dimungkinkan untuk merancang pilihan-pilihan yang akan

mendorong mereka dengan karakteristik yang berbeda untuk secara efektif

mengungkapkan karakteristik mereka melalui pilihan mereka.

Page 4: BAGIAN VI: INFORMASI ASIMETRIS S

2

Dalam kasus di mana perusahaan asuransi mengambil inisiatif, self

selection adalah perangkat screening utama. Dalam hal dimana tertanggung

(yang menggunakan jasa asuransi), atau karyawan, mengambil inisiatif untuk

mengidentifikasi dirinya sebagai jenis yang lebih baik, maka biasanya dianggap

sebagai perangkat signalling. Jadi perbedaan antara screening dan signalling

terletak pada apakah sisi berinformasi atau sisi kurang informasi di pasar yang

bergerak pertama.

Fakta mengatakan bahwa tindakan menyampaikan informasi

mempengaruhi kesetimbangan hasil dengan cara yang mendalam. Dua bentuk

kesetimbangan yang mungkin yaitu : penyatuan kesetimbangan (pooling

equilibria) di mana pasar tidak dapat membedakan antar jenis, dan pemisahan

kesetimbangan (separating equilibria) di mana jenis yang berbeda dipisahkan

dengan mengambil tindakan yang berbeda. Di sisi lain, dalam kondisi yang

masuk akal, kesetimbangan mungkin tidak ada (khususnya jika biaya pemisahan

terlalu besar).

Bab ini akan membahas konsekuensi dari informasi asimetris dalam

sejumlah situasi pasar yang berbeda. Ini akan menggambarkan inefisiensi yang

muncul dan membahas kemungkinan intervensi pemerintah untuk mengatasinya.

Ditafsirkan dengan cara ini, informasi asimetris adalah salah satu alasan klasik

untuk kegagalan pasar dan akan mencegah mitra dagang dari menyadari semua

keuntungan perdagangan. Selain informasi asimetris antara pihak perdagangan,

juga dapat timbul antara pemerintah dan konsumen dan perusahaan dalam

perekonomian.

6.2 Hidden Knowledge and Hidden Actions

Ada dua bentuk dasar informasi asimetris yang dapat dibedakan. Hidden

Knowledge mengacu pada situasi di mana satu pihak memiliki informasi lebih

lanjut dari pihak lain pada kualitas (atau "tipe") dari barang yang diperdagangkan

atau kontrak variabel. Hidden Action adalah ketika salah satu pihak dapat

mempengaruhi "kualitas" dari barang yang diperdagangkan atau kontrak variabel

dengan beberapa tindakan dan tindakan ini tidak dapat diamati oleh pihak lain.

6.2.1 Hidden Knowledge

Hidden knowledge adalah keadaan dimana salah satu pihak lebih

mengetahui tentang kualitas atau kontrak terhadap barang atau jasa yang

diperdagangkan dibandingkan dengan pihak lain sebagai mitranya. Sebagai

contoh hidden knowledge adalah seorang pekerja atau karyawan lebih

Page 5: BAGIAN VI: INFORMASI ASIMETRIS S

3

mengetahui tingkat kemampuan mereka dibandingkan perusahaan, seorang

produsen lebih mengetahui kualitas barang yang diproduksinya dibandingkan

dengan konsumen, dan lain-lain. Hidden knowledge ini akan menimbulkan

masalah seleksi yang merugikan (adverse selection). Misalnya sebuah

perusahaan mengetahui bahwa terdapat produktivitas pekerja yang tinggi dan

produktivitas pekerja yang rendah dan perusahaan menawarkan upah yang

tinggi dengan maksud agar para pekerja menjadi pekerja yang berproduktivitas

tinggi. Secara alamiah, ini akan menarik minat pekerja yang produktivitasnya

rendah untuk meningkatkan produktivitasnya, sehingga perusahaan akan

mengkombinasikan kedua jenis produktivitas pekerja. Jika upah berada di atas

rata-rata produktivitas, perusahaan akan mengalami kerugian dan dipaksa untuk

menurunkan upah. Hal ini akan mengakibatkan pekerja yang produktivitasnya

tinggi keluar dari perusahaan dan rata-rata produktivitas pekerja turun.

Akibatnya, upah harus diturunkan lagi. Kemungkinan, perusahaan hanya akan

dioperasikan oleh pekerja yang produktivitasnya rendah saja. Masalah adverse

selection adalah bahwa upah yang tinggi menarik pekerja yang diinginkan oleh

perusahaan (pekerja dengan produktivitas tinggi) dan yang sebagian lain tidak

(pekerja dengan produktivitas rendah).

6.2.1 Hidden Action

Hidden Action adalah tindakan dimana salah satu pihak mampu

mempengaruhi kualitas serta kontrak terhadap barang atau jasa yang

diperdagangkan dimana pihak lain tidak mengetahui tindakan tersebut.

Contohnya adalah seorang pasien akan berusaha melakukan beberapa tes

kesehatan dan prosedur pengobatan untuk memastikan bahwa dokter tidak

melakukan malpraktek, pengusaha ingin tahu seberapa keras pekerjanya

bekerja, dan sebagainya. Dari hidden action muncul masalah moral hazard. Hal

ini mengacu pada inefisiensi yang timbul karena kesulitan dalam merancang

skema insentif yang memastikan tindakan tepat yang harus diambil. Misalnya,

premi asuransi yang dibebankan kepada suatu perusahaan asuransi harus

memperhitungkan bahwa pihak yang dipertanggungkan akan melakukan hal

yang ceroboh.

6.3 Actions or Knowledge?

Meskipun definisi yang diberikan di atas membuat moral hazard dan

adverse selection tampaknya cukup berbeda, dalam prakteknya mungkin cukup

Page 6: BAGIAN VI: INFORMASI ASIMETRIS S

4

sulit untuk menentukan mana yang sedang terjadi. Contoh berikut, Milgrom dan

Roberts akan menggambarkan titik ini.

Sebuah cerita radio di musim panas tahun 1990 melaporkan sebuah studi

pada merek dan model mobil yang diamati melalui persimpangan di Washington,

DC area tanpa berhenti di tanda berhenti. Menurut cerita, Volvo yang sangat

terwakili: fraksi Volvo yang tanpa berhenti di tanda berhenti jauh lebih besar dari

fraksi Volvo dalam total populasi mobil di daerah DC. Ini awalnya mengejutkan

karena Volvo telah membangun reputasi sebagai mobil yang aman. Selain itu,

Volvo sebagian besar dibeli oleh pasangan kelas menengah yang sudah anak.

Bagaimana kemudian pengamatan ini dijelaskan?

Salah satu kemungkinan adalah bahwa orang mengendarai Volvo merasa

sangat aman. Dengan demikian mereka bersedia mengambil risiko yang mereka

tidak akan ambil di tempat lain. Ini berarti bahwa mengendarai Volvo mengarah

pada kecenderungan untuk tetap melaju meskipun ada tanda berhenti. Ini pada

dasarnya adalah penjelasan moral hazard: mobil adalah bentuk asuransi, dan

memiliki asuransi mengubah perilaku dalam cara yang rasional secara pribadi

tetapi secara sosial tidak diinginkan.

Kemungkinan kedua adalah bahwa orang yang membeli Volvo tahu bahwa

mereka pengendara yang buruk, misalnya, akan lebih memperhatikan anak-anak

mereka di kursi belakang daripada tanda berhenti. Keamanan yang dijanjikan

Volvo ini kemudian sangat menarik bagi orang yang memiliki informasi pribadi

tentang mengemudi mereka, dan sehingga mereka membeli mobil aman ini

dalam jumlah yang tidak proporsional besar. Oleh karena itu, kecenderungan

untuk tanda berhenti berjalan mengarah ke pembelian Volvo. Ini pada dasarnya

adalah cerita self selection: pembeli Volvo diinformasikan secara pribadi tentang

kebiasaan mereka mengemudi dan kemampuan dan memilih mobil yang sesuai.

Hal ini juga biasanya sulit untuk mengurai masalah moral hazard dari

masalah adverse selection dalam program anti kemiskinan karena sulit untuk

memutuskan apakah kemiskinan karena kurangnya keterampilan produktivitas

(adverse selection) atau lebih tepatnya kurangnya upaya dari orang miskin

sendiri yang tahu bahwa mereka akan tetap mendapatkan kesejahteraan

bantuan (moral hazard).

6.4 Market Unravelling

Informasi asimetris dapat menyebabkan kerugian di perdagangan sebagai

akibat menjadi pihak yang kurang informasi untuk menyadari bahwa mereka

Page 7: BAGIAN VI: INFORMASI ASIMETRIS S

5

kurang diinginkan oleh mitra potensialnya. Kemungkinan ini sekarang

dieksplorasi lebih formal dalam suatu model dari pasar asuransi di mana tiap-tiap

individu berbeda dalam kemungkinan kecelakaan mereka. Kesimpulan dasar

muncul bahwa dalam kesetimbangan, beberapa konsumen tidak membeli

asuransi meskipun mereka bisa menjual keuntungan kepada perusahaan

asuransi jika kemungkinan kecelakaan pada mereka diamati.

Premi asuransi didasarkan pada tingkat harapan risiko antara mereka yang

menerima tawaran asuransi. Kompetisi memastikan bahwa keuntungan adalah

nol dalam kesetimbangan. Selain itu, jika ada kontrak asuransi baru yang dapat

ditawarkan dimana akan membuat laba positif yang diberikan kontrak sudah

tersedia, maka salah satu perusahaan akan memilih untuk menawarkannya.

Ketika premi tunggal ditawarkan kepada semua konsumen, konsumen

berisiko tinggi memaksa premi naik dan mendorong keluar risiko rendah dari

pasar. Ini adalah contoh sederhana mekanisme adverse selection dimana jenis

buruk selalu mendapatkan keuntungan dengan memasuki pasar dengan

mengorbankan kebaikan. Tanpa intervensi di pasar, adverse selection akan

selalu mengarah pada tidak efisien keseimbangan.

6.4.1 Intervensi Pemerintah

Terdapat cara yang sederhana untuk pemerintah agar dapat menghindari

proses adverse selection yaitu dengan memaksa para konsumen untuk membeli

asuransi. Dengan kebijakan ini konsumen dengan risiko tinggi akan

mendapatkan keuntungan dari premi yang lebih rendah. Pengenaan asuransi

wajib mungkin terlihat sebagai kebijakan yang sangat kuat karena konsumen

dipaksa untuk melakukan asuransi. Kebanyakan pasar asuransi menggunakan

kebijakan tersebut, seperti asuransi mobil atupun asuransi keselamatan pekerja

atau karyawan. Ada lagi peran intervensi pemerintah, yaitu membatasi

kemungkinan terjadinya kerusakan yang merata terhadap semua konsumen.

Jika perusahaan asuransi pesimis dan berharap bahwa hanya konsumen

yang berisiko tinggi yang akan mengambil asuransi, mereka akan menetapkan

premi yang tinggi. Mengingat premi yang tinggi, hanya konsumen berisiko tinggi

yang akan memilih untuk menerima kebijakan tersebut. Ini jelas merupakan hasil

yang buruk bagi ekonomi karena ada juga kesetimbangan dengan premi yang

lebih rendah dan perlindungan asuransi yang lebih luas.

Bila ada keseimbangan ganda, salah satu dengan premi terendah adalah

pareto yang diinginkan, hal ini akan memberikan asuransi kepada konsumen

Page 8: BAGIAN VI: INFORMASI ASIMETRIS S

6

yang lebih banyak dan dengan harga yang lebih rendah. Akibatnya, jika salah

satu kesetimbangan yang lain tercapai, ada manfaat potensial dari intervensi

pemerintah. Kebijakan yang harus diadopsi pemerintah adalah: ia dapat

menyebabkan keseimbangan terbaik (yang dengan premi terendah) dengan

menerapkan batas pada premi yang dapat dibebankan. Tidak ada perusahaan

asuransi yang dapat membuat keuntungan pada tingkat harga ini dan semua

tawaran asuransi akan ditarik. Kebijakan ini kemudian akan memperburuk hasil.

Jika diatur terlalu tinggi, salah satu kesetimbangan yang lain mungkin akan

terbentuk.

Analisis pasar asuransi ini telah menunjukkan bagaimana informasi

asimetris dapat mengakibatkan penguraian pasar dimana kualitas buruk

menggeser kualitas baik di pasar. Selain itu, informasi asimetris dapat

menyebabkan kesetimbangan ganda. Kebijakan asuransi wajib sangat mudah

untuk diterapkan dan memerlukan sedikit informasi dari pihak pemerintah. Satu-

satunya kelemahan adalah bahwa ia tidak menguntungkan semua konsumen

karena konsumen dengan risiko yang sangat rendah dipaksa untuk membeli

asuransi. Sebaliknya kebijakan premi maksimum membutuhkan informasi yang

cukup besar dan memiliki potensi kegagalan yang signifikan.

6.5 Screening

Jika perusahaan asuransi dihadapkan pada konsumen yang memiliki

probabilitas kecelakaan berbeda, maka akan menguntungkan mereka jika

mereka dapat menemukan beberapa mekanisme untuk membedakan antara

risiko tinggi dan risiko rendah. Dengan adanya mekanisme tersebut,

memungkinkan perusahaan asuransi untuk memberikan kebijakan asuransi

untuk setiap jenis resiko dan untuk menghindari penyatuan risiko yang dapat

menyebabkan penguraian pasar.

Mekanisme yang dapat digunakan oleh perusahaan asuransi adalah untuk

menawarkan kontrak yang dirancang berbeda sehingga setiap jenis risiko

memilih sendiri kontrak yang telah dirancang untuk itu. Dengan memilih sendiri

dimaksudkan bahwa konsumen menemukannya dalam kepentingan mereka

sendiri untuk memilih kontrak yang ditujukan pada mereka. Keseimbangan di

mana berbagai jenis risiko membeli kontrak yang berbeda ini disebut

kesetimbangan terpisah (separating equilibrium). Hal ini harus sejalan dengan

penyatuan keseimbangan (pooling equilibrium) di mana semua konsumen

membeli kontrak asuransi yang sama.

Page 9: BAGIAN VI: INFORMASI ASIMETRIS S

7

Dalam pasar tenaga kerja, screening digunakan ketika baik karyawan

maupun perusahaan tidak mengetahui kemampuan yang sebenarnya dari

karyawan itu sendiri. Screening sebaiknya dilakukan sebelum kontrak dengan

karyawan (baik itu melalui beberapa tes atau proses sertifikasi lainnya) atau

setelah kontrak dengan mengamati kinerja karyawan secara berkala. Hal ini

bertujuan untuk menentukan keahlian karyawan yang potensial dan untuk

menempatkan karyawan pada pekerjaan yang tepat sesuai keahliannya.

Screening dapat menguntungkan bagi perusahaan dan juga dapat

bermanfaat bagi karyawan. Karyawan juga dapat membayar untuk screening,

salah satu carnya yaitu perusahaan yang mengharuskan karyawan memiliki

beerapa bentuk sertifikasi. Cara lain adalah ketika perusahaan melakukan

screening pada karyawan selama masa percobaan, maka setiap karyawan yang

melewati screening membayar dari gaji yang dikurangi selama masa percobaan.

(Stiglitz and Weiss:1983)

6.5.1 Keseimbangan Informasi yang Sempurna

Keseimbangan informasi yang sempurna mengasumsikan bahwa

perusahaan asuransi dapat mengamati jenis-jenis dari para konsumennya, yaitu

mereka tahu persis kemungkinan kecelakaan dari setiap pelanggan.

Grafik : Kesetimbangan Informasi yang Sempurna

Gambar tersebut menunjukkan bahwa grafik dengan kemiringan yang

curam adalah grafik dari jenis konsumen dengan resiko tinggi. Sedangkan grafik

dengan kemiringan yang landai merupakan grafik dari jenis konsumen dengan

resiko rendah. Dari kedua grafik tersebut masing-masing menunjukkan kurva

indiferen yang saling berpotongan pada π=o. Dalam hal ini berarti bahwa sudah

Page 10: BAGIAN VI: INFORMASI ASIMETRIS S

8

tidak terjadinya informasi asimetris di dalam pasar asuransi, karena perusahaan

asuransi dapat secara pasti membedakan jenis konsumen yang berisiko tinggi

maupun rendah.

6.5.2 Keseimbangan Informasi yang Tidak Sempurna

Informasi yang tidak sempurna diperkenalkan dengan mengasumsikan

bahwa perusahaan asuransi tidak dapat membedakan konsumen berisiko rendah

dari risiko tinggi. Serta tidak dapat menggunakan metode lain untuk memperoleh

informasi lebih lanjut.

Mengingat asumsi ini, perusahaan asuransi tidak dapat menawarkan

kontrak yang muncul dalam keseimbangan informasi kompetitif penuh. Kontrak

efisien untuk resiko rendah memberikan suatu tingkat cakupan tertentu dengan

premi lebih rendah dari kontrak untuk resiko tinggi.

Grafik : Pemisahan dan Penyatuan Kontrak

Grafik di atas menjelaskan mengenai keseimbangan informasi yang tidak

sempurna dalam pasar asuransi dimana grafik dengan kemiringan curam adalah

grafik untuk jenis konsumen berisiko tinggi, sedangkan grafik dengan kemiringan

landai adalah grafik untuk jenis konsumen berisiko rendah. Dari kedua grafik

tersebut masing-masing menunjukkan kurva indiferen yang berbeda. Yang

membedakan kurva indiferen untuk keseimbangan konsumen yang sempurna

dengan yang tidak sempurna terletak pada titik perpotongannya, dimana bagi

keseimbangan informasi yang sempurna kurva indiferennya berpotongan pada

π=0. Sedangkan bagi keseimbangan informasi yang tidak sempurna kurva

indiferennya tidak berpotongan pada π=0.

Page 11: BAGIAN VI: INFORMASI ASIMETRIS S

9

Tidak ada penyatuan keseimbangan dalam model pasar asuransi. Mungkin

ada pemisahan keseimbangan, tapi ini tergantung pada populasi proporsi. Ketika

tidak ada yang memisahkan keseimbangan, tidak ada kesetimbangan sama

sekali. Informasi asimetris menyebabkan inefisiensi baik dengan menyebabkan

pemisahan keseimbangan di mana risiko rendah memiliki asuransi terlalu sedikit

atau itu menghasilkan tidak adanya keseimbangan sama sekali.

6.5.3 Intervensi Pemerintah

Intervensi pemerintah di pasar asuransi ini dibatasi oleh pembatasan

informasi sama yang mempengaruhi perusahaan: mereka tidak bisa

membedakan yang risiko rendah atau risiko tinggi secara langsung tetapi hanya

dapat membuat kesimpulan dari pilihan-pilihan mereka.

Ini memiliki konsekuensi yang membatasi kebijakan intervensi harus

didasarkan pada informasi yang sama seperti yang tersedia bagi perusahaan

asuransi. Bahkan dalam pembatasan ini,pemerintah dapat mencapai perbaikan

Pareto dengan menerapkan subsidi silang dari risiko rendah untuk risiko tinggi.

Hal ini dilakukan dengan subsidi premi risiko tinggi dan pajak premi risiko rendah.

6.6 Signalling

Dasar dari informasi asimetris adalah ketidakmampuan untuk membedakan

yang baik dari yang buruk. Hal ini dapat merugikan baik bagi penjual yang gagal

dalam mendapatkan nilai yang sebenarnya, dan untuk pembeli yang lebih suka

membayar harga yang lebih tinggi untuk sesuatu yang dikenal baik. Situasi ini

akan membaik jika penjual bisa menyampaikan beberapa informasi yang

meyakinkan kualitas Produk kepada pembeli. Jaminan juga dapat berfungsi

sebagai sinyal dari kualitas barang yang tahan lama. Informasi tersebut, bisa

saling menguntungkan.

Perlu dicatat antara perbedaan antara screening dan signaling. Pengguna

informasi yang terbatas menggunakan screening untuk mencari tau informasi

yang lebih baik. Sedangkan pengguna informasi yang luas menggunakan

signaling untuk membantu mengurangi informasi dan mencari tahu

kebenarannya.

Pemodelan sinyal terjadi pada waktu tindakan. Asumsi dasarnya adalah

bahwa agen informasi bergerak pertama dan berinvestasi dalam memperoleh

sinyal. Pihak yang kurang informasi kemudian mengamati sinyal dari agen yang

berbeda dan menyimpulkan tentang bentuk kualitas berdasarkan sinyal-sinyal.

Page 12: BAGIAN VI: INFORMASI ASIMETRIS S

10

Kesetimbangan tercapai ketika investasi yang dipilih dalam sinyal optimal untuk

setiap agen informasi.

Salah satu asumsi yang mendorong operasi dan efisiensi pasar kompetitif

adalah bahwa pembeli dan penjual memiliki informasi yang sempurna tentang

kualitas barang dan jasa yang diperdagangkan. Dalam pasar tenaga kerja,

perusahaan dalam merekrut tenaga kerja sering tidak tahu tentang kualitas dari

para pelamar, bahkan perekrutan tenaga kerja ini bisa berisiko jika salah

menempatkan karyawan. Bila perusahaan benar-benar tidak mengetahui tentang

keahlian dan kualitas pelamar, maka pelamar memiliki insentif untuk membesar-

besarkan kualifikasinya untuk mendapatkan pekerjaan. Pelamar sering memiliki

informasi pribadi atau dengan kata lain mereka betul-betul tahu tentang keahlian

dan kualitas mereka. Dengan begitu pelamar dapat mengirimkan sinyal-sinyal

kepada perusahaan yang menunjukkan bahwa dirinya adalah karyawan

berpotensi yang berkeahlian dan berkualitas baik.

Grafik : Intervensi Pasar

Dalam pasar tenaga kerja, perusahaan akan mendapatkan laba lebih

ketika mereka dapat mengamati sinyal dari para pekerjanya. Ketika perusahaan

memiliki pekerja dengn produktivitas rendah, maka perusahaan akan berusaha

untuk meningkatkan tingkat produktivita para pekerjanya dengan memberikan

upah yang tinggi sehingga para pekerja juga berusaha untuk meningkatkan

produktivitasnya. Namun ketika tingkat upah melebihi biaya yang dikeluarkan,

perusahaan akan menurunkan tingkat upah yang kemudian justru menurunkan

laba perusahaan.

Page 13: BAGIAN VI: INFORMASI ASIMETRIS S

11

{e}

6.6.1 Pengsinyalan Pendidikan

Untuk menggambarkan konsekuensi dari sinyal, akan dijelaskan model

sinyal produktivitas dalam pasar tenaga kerja. Model ini memiliki dua perusahaan

yang identik yang bersaing untuk pekerja melalui upah yang mereka tawarkan.

Himpunan pekerja dapat dibagi menjadi dua jenis menurut tingkat produktivitas

mereka yaitu pekerja dengan produktivitas kerja yang tinggi dan pekerja dengan

produkitivitas kerja yang rendah. Tanpa sinyal apapun, perusahaan diasumsikan

tidak dapat menilai produktivitas seorang pekerja.

Perusahaan-perusahaan tidak dapat secara langsung mengamati tipe

pekerja sebelum memperkerjakannya, tetapi pekerja dengan produktivitas tinggi

dapat mengsinyalkan produktivitas mereka dengan mendapatkan pendidikan.

Pendidikan itu sendiri tidak mengubah produktivitas, tetapi untuk

mendapatkannya sangat mahal. Oleh karena itu, pendidikan adalah sinyal.

Investasi dalam pendidikan akan bernilai jika ia memperoleh upah yang lebih

tinggi. Untuk membuatnya menjadi sinyal yang efektif, harus diasumsikan bahwa

pekerja dengan produktivitas yang rendah harus mendapatkan pendidikan

daripada bagi produktivitas tinggi jika tidak keduanya akan memiliki insentif yang

sama untuk memperolehnya. Tingkat keseimbangan pendidikan untuk pekerja

dengan produktivitas rendah ditemukan dengan mencatat bahwa jika mereka

memilih untuk tidak bertindak seperti pekerja dengan produktivitas tinggi, maka

tidak ada kesempatan memperoleh pendidikan apapun.

Rata-rata produktivitas pekerja dirumuskan sebagai berikut :

E(θ) = λhθh + λlθl

Dimana :

θh merupakan produktivitas pekerja yang tinggi

θl merupakan produktivitas pekerja yang rendah

λh dan λl merupakan proporsi kehadiran para pekerja dimana λh + λl = 1

Perusahaan menawarkan gaji yang (berpotensi) bersyarat pada tingkat pendidikan

para pekerja; berpotensi ditambahkan karena mungkin terdapat kesetimbangan

dimana perusahaan mengabaikan sinyal. Jadwal upah dinotasikan dengan w(e).

diberikan jadwal upah yang ditawarkan, para pekerja bertujuan untuk

memaksimalkan utilitas yang didefinisikan sebagai upah yang kurang biaya

pendidikan. Oleh karena itu masalah keputusan mereka adalah

max ( )e

ewq

-

Page 14: BAGIAN VI: INFORMASI ASIMETRIS S

12

Education

Grafik : The Single-Cross Property

(Sumber : Hindrick, 2004)

Dari grafik diatas, preferensi rumus diatas dapat memenuhi the single-cross

property ketika didefinisikan melalui upah dan pendidikan. Vl menunjukkan kurva

indiferens dari pekerja yang produktivitasnya rendah, sedangkan Vh

menunjukkan kurva indiferens dari pekerja yang produktivitasnya tinggi. Dalam

hal apapun, biaya marjinal dari pendidikan untuk pekerja yang produktivitasnya

rendah lebih besar karena memiliki kurva indiferen yang curan. Signalling

menyiratkan bahwa pekerja dari produktivitas yang berbeda dibayar dengan

upah yang berbeda. Signalling juga memungkinkan pekerja yang

produktivitasnya tinggi untuk membedakan dirinya dengan pekerja yang

produktivitasnya rendah. Jika membayar upah diatas marjinal produk, maka akan

membuat kerugian pada setiap pekerja yang dipekerjakan yang berarti juga tidak

dapat memaksimalkan keuntungan. Alternatifnya, jika satu dibayar dengan upah

dibawah marjinal produk, yang lain akan memiliki insentif untuk menetapkan

upah yang lebih tinggi secara bertahap. Ini akan mencakup semua pekerja dari

berbagai tingkat produktivitas dan akan menjadi stratedi yang lebih

menguntungkan.

6.6.2 Implikasi-implikasi

Model sinyal pendidikan menunjukkan bagaimana sinyal tidak produktif

tetapi digunakan untuk membedakan antara tingkat kualitas. Ada beberapa

implikasi kebijakan dari hasil ini. Dalam tafsiran sempit, mereka menunjukkan

bagaimana pemerintah dapat meningkatkan efisiensi dan membuat off semua

Page 15: BAGIAN VI: INFORMASI ASIMETRIS S

13

orang lebih baik dengan membatasi ukuran sinyal yang dapat ditransmisikan.

Atau pemerintah dapat meningkatkan kesejahteraan semua orang dengan

mengadakan subsidi silang. Lebih umum, model ini menunjukkan bagaimana

solusi pasar endogen mungkin timbul untuk memerangi masalah informasi

asimetris. Masalah mendasar bagi pemerintah dalam menanggapi jenis-jenis

masalah adalah bahwa ia tidak memiliki kelebihan informasi alam. Dalam model

pendidikan tidak ada alasan untuk menganggap pemerintah bisa memberitahu

pekerja rendah produktivitas dari produktivitas tinggi. Dihadapkan dengan jenis-

jenis masalah, pemerintah mungkin memiliki sedikit solusi untuk ditawarkan di

luar subsidi silang.

6.7 Moral Hazard (Hidden Action)

Masalah moral hazard muncul ketika pihak dapat mempengaruhi "kualitas"

dari variabel yang baik atau kontrak yang diperdagangkan oleh beberapa

tindakan yang tidak diamati oleh pihak lainnya. Menurut Donijo Robbin dalam

bukunya Public Sector Economic masalah moral hazard yang berkembang saat

kinerja dari agen sulit untuk diamati, masalah adverse selection muncul di mana

biaya pengukuran kinerja tinggi, dan dampak dari ketidakpastian pada

pengambilan keputusan (Eggerston, 1990; Williamson, 1975, 1985).

6.7.1 Moral Hazard pada Asuransi

Dua masalah yang ada di asuransi pada umumnya adalah moral hazard

dan adverse selection. Masalah moral hazard yang dapat timbul dalam pasar

asuransi adalah bahwa upaya pencegahan kecelakaan berkurang ketika

konsumen menjadi diasuransikan. Moral hazard terjadi ketika seorang individu

tertanggung memiliki beberapa kontrol atas peristiwa yang memicu pembayaran

dari perusahaan asuransi. Dengan asuransi mobil, misalnya, dapat

menyebabkan moral hazard individu untuk berkendara kurang hati-hati, sehingga

kecelakaan lebih banyak dan pembayaran asuransi lebih, atau, secara ekstrim,

bahkan dapat menyebabkan seseorang untuk merusak mobilnya sendiri sengaja

untuk mengumpulkan asuransi.

Adverse selection terjadi ketika mereka yang paling mungkin untuk

melakukan klaim asuransi membeli asuransi sementara mereka yang paling tidak

mungkin untuk membuat klaim tetap tidak diasuransikan. Jika perusahaan

asuransi dapat memberitahu di depan waktu yang pelamar untuk asuransi lebih

mungkin dikenakan biaya lebih, mereka dapat mengenakan tarif yang berbeda

untuk individu yang berbeda untuk mengimbangi adverse selection. Ada dua

Page 16: BAGIAN VI: INFORMASI ASIMETRIS S

14

faktor yang membuat seleksi yang merugikan sehubungan dengan asuransi

kesehatan. Pertama, tertanggung individu cenderung memiliki informasi yang

lebih baik membuat klaim akan tentang kesehatan mereka sendiri daripada

perusahaan asuransi, sehingga perusahaan asuransi akan paling mungkin untuk

dapat dengan tepat menentukan harga risiko buruk. Kedua, ada sentimen publik

yang kuat terhadap pengisian tingkat yang berbeda untuk orang dengan risiko

kesehatan yang berbeda. Tidak seperti adverse selection dimana pemerintah

dapat menyatukan risiko ketika perusahaan tidak bisa, pemerintah tidak memiliki

keuntungan lebih dari perusahaan dalam hal moral hazard. (Public Finance)

Adverse selection terjadi pada asuransi ketika perusahaan asuransi tidak

dapat membedakan antara risiko tinggi dan individu berisiko rendah berdasarkan

informasi yang tersedia untuk dia. Perusahaan asuransi berakhir dengan pilihan

yang buruk dari orang, dan mungkin perlu untuk merancang premi yang berbeda

dalam upaya untuk mengatasi faktor risiko yang berbeda.

Konsep moral hazard berlaku bukan hanya pada masalah asuransi, tetapi

juga untuk masalah-masalah pekerja yang mempunyai kinterja dibawah

kemampuannya ketika majikan tidak dapat memantau perilaku mereka. Umunya

moral hazard terjadi apabila satu pihak yang tindakan-tindakannya tidak diamati

memengaruhi probabilitas atau besarnya pembayaran. (Robert J. Pindyck dan

Daniel L. Rubinfeld:1996)

6.7.2 Upaya yang dapat diamati

Untuk memberikan patokan dari mana untuk mengukur dampak dari moral

hazard, kita pertama menganalisis pilihan kontrak asuransi ketika upaya dapat

diamati oleh perusahaan asuransi. Dalam hal ini tidak akan ada kegagalan

efisiensi karena sudah tidak ada informasi asimetris.

Jika perusahaan asuransi dapat mengamati e, maka akan ditawarkan

kontrak asuransi yang bersyarat. Kontrak tersebut akan menjadi { δ (e), π (e)},

(dengan e = 0, 1). Persaingan antara perusahaan asuransi memastikan bahwa

kontrak yang ditawarkan memaksimalkan utilitas konsumen perwakilan dengan

kendala bahwa perusahaan asuransi setidaknya impas. Untuk memenuhi

persyaratan terakhir ini, premi harus tidak lebih rendah dari pembayaran ganti

rugi yang diharapkan. Diberikan kebijakan untuk memecahkan e yaitu

Max U (e, δ, π) → π ≥ p (e) δ

Solusinya :

{δ* (e) = d, π* (e) = p (e) d}

{ δ, π }

Page 17: BAGIAN VI: INFORMASI ASIMETRIS S

15

sehingga kerusakan sepenuhnya tertutup dan premi adalah wajar mengingat

tingkat usaha yang dipilih. Ini diilustrasikan pada grafik dibawah ini. Garis lurus

adalah himpunan kontrak (jadi π = p (e) δ), I adalah kurvva indiferens tertinggi

yang dapat dicapai ketika kontrak ini diberikan. Kontrak terbaik pertama

kemudian merupakan asuransi penuh dengan δ * (e) = d dan π * (e) = p (e) d.

Pada kontrak terbaik pertama, tingkat kepuasan menghasilkan

U* (e) = u (r – p (e) d) – ce

Upaya akan dilakukan (e = 1) Jika

U* (1) ≥ U* (0)

c ≤ c1 ≡ u (r – p(1) d) – u (r – p (0) d)

Artinya, biaya usaha lebih kecil dari keuntungan utilitas yang dihasilkan dari

premi yang lebih rendah. Pertanyaan menarik adalah apakah kontrak terbaik

pertama mendorong penyediaan tenaga, yaitu apakah tingkat biaya usaha

dimana usaha diberikan dengan tidak adanya kontrak, c0, kurang dari itu dengan

kontrak, c1. Perhitungan menunjukkan bahwa hasilnya dapat pergi baik dalam

arah tergantung pada probabilitas kecelakaan yang terkait dengan upaya dan

tidak ada upaya.

Grafik : Kontrak Terbaik Pertama

6.7.3 Upaya yang tidak dapat diamati

Ketika suatu usaha tidak dapat diamati, perusahaan asuransi tidak bisa

mengkondisikan kontrak atasnya. Sebaliknya, mereka harus mengevaluasi

pengaruh kebijakan pada pilihan konsumen dan memilih kebijakan yang tepat.

Preferensi konsumen atas kontrak ditentukan oleh tingkat tertinggi dari kepuasan

Page 18: BAGIAN VI: INFORMASI ASIMETRIS S

16

mereka yang dapat dicapai dengan kontrak yang diberikan bahwa mereka telah

membuat pilihan yang tepat. Secara formal, utilitas V (δ, π) yang timbul dari

kontrak (δ, π) ditentukan oleh

V (δ, π) ≡ max U (e, δ, π)

Grafik : Garis Pengalih

Dari grafik di atas dijelaskan bahwa area e=0 adalah area untuk konsumen

yang tidak memiliki usaha, sedangkan area e=1 adalah area untuk konsumen

dengan usaha penuh. Dari dua area tersebut dipisahkan oleh garis D(π), yaitu

garis yang menunjukkan bahwa konsumen acuh tak acuh terhadap e=0 dan e=1.

Pada setiap titik, (δ,π) dimana U (0,δ,π) = U (1,δ,π), kurva indiferens dari U

(0,δ,π) lebih curam dari U (1,δ,π) karena kesediaan untuk membayar untuk

cakupan ekstra lebih tinggi bila tidak ada upaya.

Lemma 1 Untuk setiap premi π, terdapat tingkat ganti rugi D (π) seperti :

(i) Jika δ < D (π), e=1

(ii) Jika δ ≥ D (π), e=0

Dimana D (π) meningkat

Dengan kata lain, jika tingkat cakupan untuk premi diberikan terlalu tinggi,

agen tidak akan lagi menemukan keuntungan untuk melakukan usaha.

6.7.4 Kontrak Terbaik Kedua

Kontrak terbaik kedua memaksimalkan subjek utilitas konsumen dengan

kendala bahwa ia harus setidaknya impas.

Grafik : Kontrak Terbaik Kedua

^ ^

^ ^

^ ^

^ ^

^ ^

e={0,1

Page 19: BAGIAN VI: INFORMASI ASIMETRIS S

17

π

d d

(Sumber : Hindrick, 2004)

Kontrak E0 : tidak ada usaha dan cakupan penuh pada harga tinggi;

Kontrak E1 : ada usaha dan cakupan parsial pada harga rendah.

Dimana dari kontrak tersebut akan optimal, tergantung pada biaya (c) dari

usaha. Ketika biaya rendah, kontrak E1 akan optimal dan cakupan parsial akan

ditawarkan kepada konsumen. Sebaliknya, saat biaya tinggi makan akan optimal

untuk tidak memiliki usaha dan kontrak E0 akan optimal. Dari alasan ini maka

harus ada beberapa nilai dari biaya usaha dimana perpindahan dibuat antara E0

dan E1. Ini dinyatakan sebagai proposisi 1.

Proposisi 1 terdapat nilai usaha, c2, with c2 < c1, sehingga :

- c ≤ c2 menyiratkan kontrak terbaik kedua adalah E1

- c > c2 menyiratkan kontrak terbaik kedua adalah E0

Dapat ditunjukkan bahwa kontrak terbaik kedua tidak efisien. Karena

tingkat kritis biaya, c, menentukan kapan usaha yang diberikan memuaskan c <

c1, hasilnya harus relatif tidak efisien untuk yang terbaik pertama. Lebih jauh

lagi, ada upaya yang terlalu sedikit jika c2 < c < c1 dan cakupan yang terlalu

sedikit jika c < c2.

6.7.5 Intervensi Pemerintah

Kegagalan pasar sangat terkait dengan moral hazard. Masalah moral

hazard muncul dari non-observability dari tingkat perawatan. Ketika individu

sepenuhnya diasuransikan mereka cenderung mengerahkan tindakan

pencegahan terlalu sedikit tetapi juga untuk menggunakan asuransi secara

berlebihan. Setiap individu mengabaikan efek dari perilaku cerobohnya dan

E1

E0

No Effort

Switching Line

Effort

Page 20: BAGIAN VI: INFORMASI ASIMETRIS S

18

menginginkan premi yang lebih, tetapi ketika mereka semua bertindak seperti itu,

premi akan naik.

Kurangnya perawatan oleh masing-masing individu akan mengembangkan

premi yang menghasilkan eksternalitas negatif pada orang lain. Implikasi

terpenting adalah pasar tidak dapat efisien. Dapatkah pemerintah meningkatkan

efisiensi dengan intervensi ketika moral hazard hadir? Dalam menjawab

pertanyaan ini penting untuk menentukan informasi apa yang tersedia bagi

pemerintah. Untuk evaluasi terhadap intervensi pemerintah, wajar untuk

menganggap bahwa pemerintah memiliki informasi yang sama seperti sektor

swasta.

Dalam hal ini bisa dikatakan bahwa intervensi pemerintah yang efisien

masih mungkin. Efek menguntungkan dari intervensi pemerintah dari kapasitas

pemerintah adalah untuk menarik pajak dan subsidi. Sebagai contoh, pemerintah

tidak bisa memantau para perokok yang memiliki efek buruk pada kesehatan,

tidak lebih baik dari perusahaan asuransi. Tapi pemerintah bisa memaksakan

pajak, tidak hanya pada rokok, tetapi juga pada komoditas yang melengkapi dan

subsidi pengganti. Pengenaan pajak pada perusahaan asuransi mendorong

perusahaan untuk menawarkan asuransi kurang dari harga yang wajar.

Akibatnya, individu membeli asuransi lebih sedikit dan mengeluarkan usaha

lebih.

6.8 Penyediaan Publik untuk Perawatan Kesehatan

Seperti yang diketahui, bahwa terdapat dua penyedia barang dan jasa di

pasar, yaitu pihak swasta dan pihak pemerintah yang menyediakan barang atau

jasa yang tidak bisa disediakan pihak swasta. Begitu juga dengan perawatan

kesehatan, meskipun pihak swasta sudah menyediakannya, pemerintah juga

menyediakannya.

Kebanyakan orang tidak mengetahui kapan ia akan sehat, kapan ia akan

sakit, kapan ia akan celaka, kapan ia akan meninggal dan berapa biayanya.

Karena ketidakpastian tersebut, kebanyakan orang membeli asuransi kesehatan

untuk dirinya dan keluarganya. Ini berarti bahwa orang tersebut tidak membayar

penuh biaya marjinal dari biaya kesehatan mereka.

Tetapi banyak sekali masalah yang dihadapi ketika seseorang membeli

asuransi kesehatan. Yang pertama yaitu adanya informasi asimetris. Disini

penjual asuransi kesehatan lebih mengetahui tentang kebutuhan kesehatan

daripada si pembeli. Dengan adanya informasi asimetris ini menyebabkan

Page 21: BAGIAN VI: INFORMASI ASIMETRIS S

19

konsumsi yang berlebihan. Yang kedua yaitu adanya adverse selection.

Konsumen yang menghadapi risiko yang lebih besar untuk biaya kesehatan

tinggi akan membeli asuransi kesehatan meskipun preminya sangat tinggi. Pada

saat premi tinggi, orang yang sehat lebih memilih untuk tidak membeli asuransi

kesehatan karena hal tersebut akan mengarah pada situasi dimana perusahaan

asuransi harus menaikkan suku bunga. Masalah ini dapat mendorong

perusahaan asuransi keluar dari bisnis dan meniggalkan masyarakat tanpa

asuransi kesehatan.

Tetapi penyediaan perawatan kesehatan oleh pihak swasta akan lebih

mahal. Untuk itu diperlukan intervensi pemerintah dalam penyediaan asuransi

kesehatan. Jika pemerintah dapat menyediakan asuransi kesehatan, setidaknya

akan lebih murah daripada yang ditetapkan oleh pihak swasta sehingga

masyarakat dapat mengasuransikan dirinya pada asuransi kesehatan. Seperti

dua sisi mata uang, penyediaan asuransi kesehatan oleh pemerintah ini juga

menyebabkan moral hazard bagi masyarakat yang sudah mengasuransikan

dirinya di asuransi kesehatan. Mereka menjadi malas berolahraga dan tidak

menjaga makannya dengan benar yang dapat menyebabkan mereka sakit

karena mereka sudah memiliki asuransi kesehatan.

6.9 Evidence

Informasi asimetris memiliki implikasi yang besar dalam menjalankan

mekanisme pasar persaingan dan lingkup intervensi pemerintah. Rekomendasi

berbagai kebijakan untuk masalah ini juga berbeda tergantung masalah adverse

selection atau moral hazard yang sedang dihadapi. Contoh sederhananya ada

pada pasar asuransi karena adverse selection dan moral hazard memprediksi

hubungan positif antara frekuensi kecelakaan dan asuransi. Masalah utamanya

adalah bahwa hubungan tersebut dapat memberikan dua interpretasi yang

berbeda. Dalam masalah adverse selection, pihak yang memiliki resiko tinggi

lebih memilih cakupan yang lebih luas karena mereka tau kemungkinan

kecelakaan yang akan mereka dapatkan. Sedangkan dalam masalah moral

hazard, pihak yang telah memilih cakupan yang luas tersebut justru lebih

ceroboh dalam melakukan suatu tindakan karena mengandalkan asuransi.

Cara lain untuk menghindari kesulitan dalam membedakan antara adverse

selection dan moral hazard adalah dengan mempertimbangkan pasar anuitas.

Pasar anuitas memberikan asuransi kesehatan. Di pasar ini kita bisa dengan

aman berharap bahwa individu tidak akan secara substansial memodifikasi

Page 22: BAGIAN VI: INFORMASI ASIMETRIS S

20

perilaku mereka dalam menanggapi pendapatan anuitas (seperti mengerahkan

usaha lebih untuk memperpanjang hidup). Oleh karena itu, tingkat kematian

diferensial yang membeli berbagai jenis anuitas merupakan bukti yang

meyakinkan bahwa self selection telah terjadi.

6.10 Kesimpulan

Dalam ekonomi informasi asimetris muncul ketika dua sisi pasar memiliki

informasi yang berbeda tentang barang dan jasa yang diperdagangkan. informasi

asimetris merupakan faktor pengerak pasar. Jika terjadi kekurangan informasi,

para pihak penjual dan pembeli akan meninggalkan pasar, dan menyebabkan

pasar runtuh fungsinya. Teori asimetri informasi dapat diterapkan dalam

spektrum amat luas, mulai dari pasar pertanian tradisional sampai ke pasar

moneter modern. Di balik gagasan informasi asimetri, terdapat pemahaman

bahwa di pasar, para pelakunya memiliki informasi yang tidak seragam. Dalam

arti salah satu pemain pasar memiliki informasi lebih baik dari pemain lainnya.

Pemahaman itu, merupakan kesimpulan yang ditarik dari berbagai pertanyaan

umum yang selalu muncul di pasar.

Efisiensi dari keseimbangan yang kompetitif didasarkan pada asumsi dari

informasi simetris (atau kebutuhan yang sangat kuat dari informasi yang

sempurna). Bab ini telah menggali beberapa konsekuensi dari asumsi ini. Hal

mendasar adalah bahwa informasi asimetris menyebabkan inefisiensi dan bahwa

inefisiensi bisa mengambil sejumlah bentuk yang berbeda. Dalam keadaan

tertentu intervensi pemerintah yang tepat dapat membuat semua orang lebih baik

meskipun pemerintah tidak memiliki informasi lebih baik dari sektor swasta.

Selain itu, peran pemerintah juga mungkin dibatasi oleh pembatasan informasi.

Kesejahteraan dan implikasi kebijakan publik dari dua bentuk utama dari asimetri

informasi yang tidak sama dan telah menjadi tantangan empiris untuk

membedakan antara adverse selection dan moral hazard. Asuransi kesehatan

adalah ilustrasi yang baik dari masalah dengan intervensi publik yang luas.

6.11 Studi Kasus

Informasi Asimetris dan Skandal Keuangan

Friday, 06-01-2012

By : Pribadi Agung Sejagad

Sumber : http://www.indonesiafinancetoday.com/read/20425/Informasi-Asimetris-

dan-Skandal-Keuangan

Page 23: BAGIAN VI: INFORMASI ASIMETRIS S

21

Tahun 2011 baru saja berlalu dan kita menyongsong tahun 2012 dengan

harapan baru. Selama 2011, selain krisis Eropa, pasar keuangan dunia juga

diwarnai dengan perbuatan tidak terpuji atau skandal (fraud) oleh para pelaku

pasar. Bursa New York diguncang oleh skandal keuangan yang dilakukan oleh

MF Global, sebuah perusahaan perantara perdagangan efek atau security

brokerage. MF Global dilaporkan mempergunakan US$ 700 juta uang nasabah

tanpa izin untuk menutup kewajibannya sendiri.

Sementara itu, di Bursa Tokyo terjadi skandal manipulasi laporan

keuangan yang melibatkan Olympus, produsen kamera elektronik terkemuka di

dunia. Eksekutif Olympus dituduh selama bertahun-tahun telah menyembunyikan

kerugian transaksi derivatif senilai US$ 1,5 miliar melalui rekayasa laporan

keuangan.

Kedua skandal tersebut menambah daftar panjang skandal keuangan

sebelumnya, seperti Enron, skema ponzi Madoff, insider trading oleh Rajaratnam

dan beberapa klaim perilaku tidak pantas oleh para bank investasi saat

menawarkan sub-prime mortgage. Melihat begitu banyaknya skandal, pantaslah

jika investor publik bertanya-tanya: mengapa hal ini bisa terjadi? Bagaimana kita

bisa mencegahnya?

Solusi :

Pertama-tama, kita harus menerima fakta bahwa secara alamiah pasar

keuangan adalah lingkungan yang tidak simetris ketika menyangkut aliran

informasi. Informasi-informasi dalam perusahaan dapat dipilah menjadi dua jenis.

Jenis pertama merupakan informasi yang bersifat umum dan biasanya tidak atau

memiliki nilai ekonomis terbatas, yaitu disebut informasi generik. Informasi ini

relatif mudah disampaikan dan diakses oleh pihak luar. Sebaliknya, beberapa

informasi tertentu memiliki nilai ekonomis tinggi, terutama jika terhubung dengan

pihak yang tepat di luar perusahaan. Informasi jenis kedua disebut sebagai

informasi spesifik.

Pemicu skandal dan penyalahgunaan pada dasarnya bertumpu pada dua

kejadian yang saling bertolak belakang menyangkut pengelolaan informasi

spesifik. Kejadian pertama adalah ketika informasi spesifik positif mengalir

kepada pihak di luar perusahaan melalui cara-cara tidak sah atau melanggar

hukum. Tindakan ini umum disebut insider trading. Salah satu contoh

pelanggaran praktek insider trading adalah tuduhan kepada Rajaratnam, pendiri

Galleon Group dan salah satu hedge fund terkemuka di bursa New York.

Page 24: BAGIAN VI: INFORMASI ASIMETRIS S

22

Kondisi bertolak belakang yang menyebabkan informasi asimetris adalah

ketika informasi spesifik negatif dicegah mengalir keluar perusahaan. Skandal

Olympus adalah contoh terkini dari tindakan ini.

Jika kita melihat contoh dari beberapa skandal keuangan di atas, terlihat

bahwa sebagian besar skandal justru menyangkut pencegahan informasi spesifik

negatif keluar dari perusahaan. Mekanisme apa yang bisa dipergunakan untuk

mencegah dan mengikis perilaku ini?

Pertama, otoritas bursa harus memiliki keberanian untuk memberikan

sangsi bagi pihak-pihak yang menahan informasi seperti ini. Tercatat Bapepam

pernah menunjukkan keseriusannya dengan memberikan sanksi kepada

Perusahaan Gas Negara dan eksekutifnya yang terbukti menahan informasi

negatif menyangkut keterlambatan penyelesaian proyek pembangunan pipa

transmisi South Sumatera West Java pada 2007. Kita patut memberikan

apresiasi atas hal tersebut.

Kedua, kita harus mendorong perkuatan peran Komite Audit dan Direktur

Independen dalam perusahaaan publik. Komite Audit harus didorong untuk

secara independen memastikan penerapan standar akuntansi secara disiplin.

Direktur Independen bersama-sama dengan Komite Good Corporate

Governance (GCG) bertugas menjamin transparansi atas pengelolaan informasi

dalam perusahaan, terutama pengelolaan informasi spesifik.

Pada level yang lebih bawah, perusahaan bisa memperkenalkan hotline

yang karyawan dapat memberikan informasi kepada Komite Audit atau Direktur

Independen jika dia mengetahui adanya manipulasi atau penyalahgunaan

informasi didalam perusahaan. Jika karyawan memerlukan kenyamanan, mereka

diperkenankan mempergunakan identitas anonim. Bahkan jika diperlukan untuk

menambah derajat kenyamanan karyawan serta kepastian adanya tindakan,

hotline tersebut bisa tersambung kepada pihak independen diluar perusahaan.

Ketidakefektifan fungsi hotline inilah yang ditengarai menjadi penyebab skandal

MF Global dan Olympus bisa berlangsung tanpa tercium oleh pihak luar.

Praktek hotline semacam ini mungkin baru di Indonesia. Namun

sesungguhnya, telah dirintis dan diterapkan di berbagai bursa dunia termasuk

Bursa Tokyo dan New York. Tidak ada salahnya jika Otoritas Bursa di Indonesia

mulai merintis langkah ke arah tersebut sebagai tindakan proaktif pencegahan

fraud di pasar keuangan.

Page 25: BAGIAN VI: INFORMASI ASIMETRIS S

23

6.12 Pertanyaan

6.12.1 Pilihan Ganda

1. Keadaan dimana salah satu pihak lebih mengetahui tentang kualitas atau

kontrak terhadap barang atau jasa yang diperdagangkan dibandingkan

dengan pihak lain sebagai mitranya…

a. Hidden Action

b. Adverse Selection

c. Self Selection

d. Hidden Knowledge

2. Proses di mana individu mengungkapkan informasi tentang diri mereka

sendiri melalui pilihan yang mereka buat disebut…

a. Hidden Knowledge

b. Self Selection

c. Hidden Action

d. Adverse Selection

3. Moral hazard merupakan masalah yang ditimbulkan oleh…

a. Screening

b. Signalling

c. Hidden Action

d. Hidden Knowledge

4. Perusahaan asuransi tidak dapat membedakan konsumen berisiko

rendah dari risiko tinggi, serta tidak dapat menggunakan metode lain

untuk memperoleh informasi lebih lanjut merupakan asumsi dari …..

a. Signalling

b. Perfect Information Equilibrium

c. Self Selection

d. Imperfect Information Equilibrium

5. Seorang pasien akan berusaha melakukan beberapa tes kesehatan dan

prosedur pengobatan untuk memastikan bahwa dokter tidak melakukan

malpraktek, pengusaha ingin tahu seberapa keras pekerjanya bekerja,

merupakan beberapa contoh dari …..

a. Hidden Action

b. Hidden Knowledge

c. Effort Observable

d. Effort Unobservable

Page 26: BAGIAN VI: INFORMASI ASIMETRIS S

24

6.12.2 Jawaban Singkat

1. Tindakan dimana salah satu pihak mampu mempengaruhi kualitas serta

kontrak terhadap barang atau jasa yang diperdagangkan dimana pihak

lain tidak mengetahui tindakan tersebut merupakan definisi dari Hidden

Action

2. Seorang pekerja atau karyawan lebih mengetahui tingkat kemampuan

mereka dibandingkan perusahaan, seorang produsen lebih mengetahui

kualitas barang yang diproduksinya dibandingkan dengan konsumen,

merupakan contoh-contoh dari Hidden Knowledge

3. Perusahaan asuransi tidak bisa mengkondisikan kontraknya. Sebaliknya,

mereka harus mengevaluasi pengaruh kebijakan pada pilihan konsumen

dan memilih kebijakan meletakkannya ke rekening Effort Unobservable

6.13 Kata Kunci

Moral hazard : muncul ketika pihak dapat mempengaruhi "kualitas" dari variabel

yang baik atau kontrak yang diperdagangkan oleh beberapa tindakan yang tidak

diamati oleh pihak lainnya

Adverse selection (pilihan yang merugikan) : kegagalan pasar yang terjadi akibat

informasi yang asimetris

Hidden knowledge : keadaan dimana salah satu pihak lebih mengetahui tentang

kualitas atau kontrak terhadap barang atau jasa yang diperdagangkan

dibandingkan dengan pihak lain sebagai mitranya.

Hidden action : tindakan dimana salah satu pihak mampu mempengaruhi kualitas

serta kontrak terhadap barang atau jasa yang diperdagangkan dimana pihak lain

tidak mengetahui tindakan tersebut.

Self selection : Proses di mana individu mengungkapkan informasi tentang diri

mereka sendiri melalui pilihan yang mereka buat

Page 27: BAGIAN VI: INFORMASI ASIMETRIS S

25

Daftar Pustaka

Akerlof, G. (1970). "The Market for Lemons: Quality Uncertainty and the Market

Mechanism", Quarterly Journal of Economics

Stiglitz, J.E., and A. Weiss (1983). "Incentive Effects of Terminations: Applications

to Credit and Labor markets", American Economic Review

J. Hindriks and Gareth D. Myles (2004). “Intermediate Public Economics”

Donijo Robbins (2004). “Handbook of Public Sector of Economics”

Anonym. “Public Finance”

Robert J. Pindyck and Daniel L. Rubinfeld (1996). “Economics Microeconimics”,

Prentice Hall