Top Banner

of 21

Baby Blues

Jul 16, 2015

Download

Documents

WawanKurn
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

MOM and DEPPRESSIONOleh Novita M2A 005 055 Mahasiswa Fakultas Psikologi UndipSetelah mengalami pubertas, wanita memiliki resiko lebih tinggi mengalami depresi daripada pria. Episode depresi dapat mempengaruhi fungsi individu dan keluarga. Selama masa postpartum, seorang ibu rawan menderita postpartum blues (maternal blues), postpartum depression, atau postpartum psychosis. Postpartum Depression (PPD) adalah sebuah gangguan yang serius, setiap tahunnya diderita oleh 10-15 % wanita yang melahirkan anak. Diperkirakan 50%-80% ibu baru mengalami symptom mood depresi dengan perubahan mood, iritabilitas, sering menangis, dan keluar dari realitas pada 10 hari pertama setelah melahirkan. Meski prevalensinya tinggi, terdapat kemungkinan PPD tidak terdeteksi dan tidak ditangani. Hampir 50% dari kasus PPD adalah lanjutan dari episode depressive yang terjadi selama atau sebelum kehamilan. Untuk itu di Amerika telah disusun House Bill 341 (Andrea Yates Bill) bagi para wanita hamil agar lebih mudah untuk mencari informasi, konseling untuk PPD dan trauma emosional lainnya yang berhubungan dengan kehamilan dan mengasuh anak. PPD adalah peristiwa traumatic yang dapat berefek lama pada kepercayaan diri wanita sebagai ibu maupun pada perkembangan social, emosional, dan kognitif bayi. Bayi berusia tiga bulan dapat mengenali kualitas emosi yang ditunjukkan oleh ibunya dan menyesuaikan emosi yang mereka tunjukkan untuk meresponnya. Kemampuan kognitif, perkembangan bahasa ekspresif, dan perhatian dipengaruhi secara negatif oleh depresi maternal. Penemuan ini menekankan pentingnya deteksi dini dan penanganan pada PPD.

1

WHY DIDNT ANYONE TELL ME?True Stories of New Motherhood By Melanie Bowden Seperti kehilangan satu bulan dari hidupmu, begitulah Eleanor menjelaskan rasanya melahirkan empat minggu lebih awal. Meski ia tidak menyukai hamil, dia jauh lebih memilih untuk melahirkan saat sudah mencapai usia kehamilan penuh. Eleanor mengatakan bahwa dia tidak merasa tidak melakukan persiapan dengan baik. Eleanor bangun pukul 03.00 pada Memorial Day 2003 karena ia merasa ketubannya pecah. Setelah diperiksa di rumah sakit, staff rumah sakit mengatakan bahwa Eleanor dapat pulang ke rumah dan kembali lagi setelah air ketubannya benar-benar pecah atau dilakukan induksi. Eleanor lebih memilih untuk pulang ke rumah dan menghabiskan harinya dengan belanja barang kebutuhan bayi dengan suaminya. Mereka bahkan sempat mengambil foto di halaman belakang rumah. Sangat sedih membayangkan bahwa hari-hari seperti ini adalah hari-hari terakhir kami hanya tinggal berdua. Kami telah menikah selama sembilan tahun dan telah bersama selama 12 tahun, jadi kelahiran adalah sebuah perubahan yang besar. Pukul 03.30 pada pagi berikutnya, Eleanor bangun dengan kontraksi yang lebih hebat dan pergi ke rumah sakit pada pukul 09.00 pagi. Ternyata dia telah mengalami pembukaan 2-3 cm, tapi hal ini belum cukup baik untuk proses kelahiran. Setelah lewat beberapa jam tidak ada perubahan yang berarti, tim medis memutuskan melakukan induksi dengan Pitocin. Aku sangat khawatir saat mengalami epidural, aku berharap telah melewatinya. Aku telah meminta obat bius, tapi tidak membantu banyak. Selama proses kelahiran Eleanor merasa tangannya, muka, dan dadanya menjadi kaku tidak merasakan apa pun, serta dia harus memakai oxygen mask. Saat mengejan Eleanor merasa ngeri, sakit yang sangat, sedangkan dia harus mengejan selama 45 menit hingga satu jam. Katie, putri Eleanor, akhirnya lahir pukul 10.51 malam. Katie dalam keadaan sehat dengan berat 5 pon 15 ons. Begitu lahir dia langsung menangis dan tidak menunjukkan adanya tanda distress. Keduanya harus tinggal di rumah sakit selama lima hari karena Katie mengalami sakit kuning. Dua hari setelah melahirkan, Eleanor merasa bahagia karena ibunya datang dari luar kota akan tetapi dia juga merasa sedih, emosional, dan tegang. Michael berusaha merekam kami

2

lewat video , tapi aku terus menangis. Aku merasa sangat labil dan hancur sepenuhnya. Aku berpikir keadaan akan membaik, tapi untuk beberapa saat segalanya terasa kacau. Michael sangat bingung dengan keadaan ini karena sebelumnya aku tidak pernah seperti ini. Eleanor khawatir karena Katie sulit untuk disusui. Dia khawatir jika Katie tetap tidak mau makan sakit kuningnya akan makin parah. Kekhawatirannya pun menjadi tidak rasional dan tidak dapat diprediksikan. Menyusui Katie bagi Eleanor membutuhkan perjuangan dan waktu yang lama. Bisa saja dia mulai menyusui pukul 11.00 malam hingga pukul 12.30. Katie agak rewel hingga Eleanor takut kalau dia tidak akan cukup makan dan bahwa ASI nya akan kering. Eleanor ketakutan bahwa ia mungkin saja membiarkan bayinya kelaparan.. Eleanor memutuskan untuk mengontrak seorang konsultan breastfeeding dan meneleponnya lusinan kali. Seiring dengan masalah menyusui, Eleanor terobsesi dengan kekhawatiran, khususnya saat sore hari. Bukan berarti bahwa segalanya menjadi salah, hanya saja aku tidak dapat berpikir secara rasional. Kecemasan ini membuat Eleanor mengalami masalah intestinal dan megganggu nafsu makannya sehingga dokter menyarankannya memakai anti-depresan. Gangguan nafsu makannya diakibatkan karena Eleanor merasa perutnya tidak enak. Selain itu, Eleanor mengalami masalah tidur. Saat menjelang waktu tidur, Eleanor merasa sangat cemas, dia pun meminum Tylenol PM untuk membantunya tidur. Seorang wanita pernah berkata pada Eleanor Kau harus menikmati waktu selama kau hamil dan sangat mencintai bayimu. Eleanor pun sering menangis karena hal ini, dia tidak merasakan hal itu sama sekali selama kehamilan maupun kelahiran. Dia merasa bahwa begitu banyak keharusan selama kehamilan, kelahiran, dan merawat anak. Selama hamil, wanita harus memilih-milih makanan dan bertanya setiap saat Apakah ini makanan yang paling baik untuk bayimu?. Masalah lain muncul, Michael merasa ditelantarkan. Suatu hari dia berkata Aku kehilanganmu karena bayi kita, aku tidak pernah mendapat bagian. Michael sangat marah karenanya. Eleanor lah yang dulu memaksa untuk mempunyai anak, Michael tahu bahwa mempunyai anak adalah hal yang berat. Jadi, saat berusaha mengatasi masalahnya Michael merasa bahwa Eleanor lah yang menyeretnya dalam semua masalah ini. Michael ingin keadaan bisa kembali seperti dulu. Misalnya mengundang teman-temannya untuk minum kopi.

3

Meskipun Michael selalu mengatakan bahwa Eleanor melakukan pekerjaan dengan baik, tapi dia tidak pernah mengatakan betapa beratnya pekerjaan yang harus dilakukan. Elenor juga sering marah karena merasa Michael kurang memperhatikan Katie. Michael sering membiarkan Katie menangis terlalu lama karena dia sedang mengerjakan hal yang lain. Mereka sering bertengkar karena hal ini. Yang sangat mengherankan tidak ada yang mengatakan bahwa keadaannya akan seperti ini. Aku punya banyak hal yang positif; Michael ada di rumah untuk membantu, Katie tidur dengan sangat baik, dan aku tidak perlu kembali bekerja dalam enam bulan. Tapi segala tetap begitu berat. Aku tahu bahwa akan berat, tapi tidak tahu bagaimana beratnya. Aku merasa tidak berdaya, stress, dan terisolasi. Juga, tidak pernah ada yang mengatakan bahwa baby blues dapat bertahan lebih dari tiga hingga lima hari. Aku membutuhkan enam minggu agar segala menjadi terasa lebih mudah.

4

Tinjauan TeoriA. Etiology Meskipun para ahli telah menerima bahwa PPD adalah kondisi medis yang umum dan serius, mereka masih memperdebatkan etiologi dari penyakit ini. Teori Biologi menyatakan bahwa fluktuasi hormon pada saat postpartum dan atau perubahan fisiologis adalah yang menyebabkan PPD. Teori terkini menyoroti berkurangnya progesterone, estradiol, dan estriol yang cepat. Penelitian lain menggali peran dari hubungan hipotalamus-pituitary-tiroid dan disfungsi tiroid pada PPD. Teori Biologi lain yang terkait dengan perubahan hormon, adalah kindling model. Teori ini tercetus karena banyaknya wanita yang menderita PPD juga mengalami gangguan mood yang berhubungan dengan reproduksi (misalnya premenstrual dysphoric disorder, perimenouposal mood disorder). Hipotesis kindling model menyatakan bahwa tiap episode psikiatris yang berhubungan dengan reproduksi meningkatkan kemungkinan seorang wanita mengembangkan episode lain. Dari sisi Psikologi, faktor kognitif seperti rendahnya self-esteem dan hubungan yang disfungsional merupakan predisposisi dari depresi ibu yang kemudian mencetuskan PPD. Menurut Aron Beck distorsi kognitif membentuk tahapan-tahapan untuk depresi di saat menghadapi kehilangan personal atau peristiwa masa hidup yang negatif. David Burns menyusun sejumlah distorsi kognitif yang diasosiasikan dengan depresi : 1. Cara berpikir All-or-Nothing. Memandang kejadian sebagai hitam-putih. Perfeksionisme adalah contoh cara berpikir ini. Orang yang perfeksionisme menilai setiap hasil yang berada di luar kesuksesan yang sempurna sebagai kegagalan penuh. 2. Generealisasi yang berlebihan. Mempercayai bila suatu peristiwa negatif terjadi, maka hal itu cenderung akan terjadi lagi pada situasi serupa di masa depan. 3. Filter mental. Berfokus hanya pada detail-detail negatif dari suatu peristiwa, dan dengan sendirinya menolak unsur-unsur positif dari semua yang pernah diterima.

5

4. Mendiskualifikasikan hal-hal positif. Mengacu pada kecenderungan untuk memilih kalah dari kemenangan yang hampir terjadi dengan menetralisir atau tidak mengakui pencapaian-pencapaian. 5. Tergesa-gesa membuat kesimpulan. Membentuk interpretasi negatif mengenai suatu peristiwa, meskipun kekurangan bukti. Melibatkan prediksi bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi pada diri sendiri. 6. Membesar-besarkan pentingnya peristiwa negatif, kekurangan, ketakutan atau kesalahan dan mengecilkan kebaikan-kebaikannya. 7. Penalaran emosional. Mengintrepretasikan perasaan dan peristiwa berdasarkan emosi dan bukan pada pertimbangan yang adil. 8. Pernyataan-pernyataan keharusan. Dengan menciptakan harapan yang tidak realistis, musterbation dapat menyebabkan depresi bila gagal mencapainya. 9. Memberi label negatif pada diri sendiri dan salah melabel secara emosional dan tidak akurat. 10. Melakukan personalisasi. Kecenderungan untuk mengasumsikan bahwa diri yang bertanggungjawab atas masalah dan perilaku orang lain. Faktor psikososial pun mempunyai peranan seperti budaya, jaringan dukungan sosial, dan tekanan ekonomi. Dari hasil penelitian, terdapat mulfaktorial etiologi sebagai penyebab penyakit. B. Factor-faktor Yang Mempengaruhi Harapan yang tinggi berperan besar saat kehamilan, apakah konsepsi terjadi dengan sulit atau mudah, atau diinginkan atau tidak. Wanita hamil dibombardir dengan berbagai fantasi media yang manis, betapa indahnya melahirkan anak atau orang yang menjenguk dan bunga-bunga yang mengelilingi sesaat setelah melahirkan, serta seorang anak yang menyenangkan. Mungkin beberapa ibu baru hidup dalam dunia impian tersebut, tapi tidak semua ibu. Tidak banyak yang menginformasikan bahwa menjadi ibu baru berarti kekurangan tidur dan harus selalu siap merawat anak, hal ini lah yang dapat mendatangkan depresi Faktor resiko PPD merupakan predictor kuat apakah seorang pasien berada dalam resiko mengalami PPD. Berikut faktor-faktor tersebut :

6

1. Sejarah depresi sebelum kehamilan 2. Sejarah PPD pada kehamilan sebelumnya 3. Sejarah depresi keluarga 4. Usia pernikahan 5. Jumlah anak 6. Tingkat pendidikan yang rendah 7. Dukungan yang kurang dari keluarga atau teman 8. Kesulitan keuangan atau rumah tangga 9. Sindrome premenstruasi yang parah 10. Hubungan dengan pasangan yang disfungsional (termasuk single parent) 11. Kehamilan yang tidak diinginkan 12. Peristiwa lain yang mengakibatkan stres selama kehamilan maupun setelah melahirkan C. Gambaran gangguan:symptomp, keluhan 1. Definisi Postpartum Depression Deteksi pada PPD sering sulit dilakukan karena beberapa factor. Pertama, kebanyakan wanita mengharapkan sebuah rentang waktu untuk penyesuaian setelah memiliki bayi. Oleh karena itu ibu baru mungkin tidak mengenali bahwa yang mereka alami adalah tidak biasa. Kedua, tekanan social untuk menjadi ibu yang baik sehingga ketika wanita mengetahui bahwa ada yang salah, maka mereka menolak untuk mengakuinya karena hal itu mengkaitkan rasa malu dan ketakutan. Wanita dengan PPD sering berpikir bahwa mereka menjadi gila dan takut untuk membaginya meskipun dengan para profesional, mereka takut akan dipenjara atau bayinya akan diambil. DSM-IV mendefinisikan PPD (kode diagnostic : 296.2 atau 296.3) sebagai salah satu Episode Major Depresive, yang memiliki onset dalam 4 minggu setelah kelahiran. PPD dapat muncul kapan saja dari 24 jam hingga beberapa bulan setelah kelahiran. Untuk menegakkan diagnosisnya paling tidak ada lima symptom yang harus muncul, salah satunya adalah depressed mood atau menurunnya keinginan atau ketertarikan untuk beraktivitas. Symptom harus muncul seharian dalam hampir dua minggu. Juga harus berhubungan dengan menurunnya fungsi sosial dan okupasi.

7

PPD biasanya dimulai dalam 2-3 bulan awal setelah kelahiran. Lima atau lebih symptom berikut hadir selama paling tidak 2 minggu : a. Secara konsisten mengalami mood depresi b. Insomnia atau hypersomnia (gangguan tidur) Sleep c. Kehilangan kesenangan/ketertarikan Interest d. Merasa tidak berharga atau merasa bersalah yang tidak tepat Guilty e. Kelelahan atau kehilangan energi Energy f. Kurang konsentrasi atau tidak dapat mengambil keputusan Concentration g. Peningkatan atau penurunan nafsu makan yang signifikan (berkurang atau bertambahnya berat badan) Appetite h. Agitasi atau regresi psikomotor Psychomotor i. Terus-menerus berpikir untuk mati Suicidality * Jembatan keledai SIGECAPS Efek PPD yang mungkin terjadi pada anak: a. Masalah Perilaku Anak 1). 2). 3). 4). 5). 1). 2). Kesulitan tidur Sulit makan atau minum ASI Tantrum Mudah menangis Penarikan diri Kelambatan mengembangkan konsep objek permanen Skor MsCarthy of Children Abilities yang lebih rendah

b. Perkembangan Kognitif Yang Terhambat

c. Hambatan Perkembangan Sosial 1). Kurang dapat bersosialisasi dengan orang asing 2). Tidak takut dengan orang asing d. Pola Kelekatan Insecure 1). Kesulitan mengatur emosi 2). Ketidaknyamanan 3). Kurangnya ketertarikan pada objek yang sesuai dengan umurnya 4). Takut jauh dari ibu 5). Takut dekat dengan ibu 6). Bertingkah berlebihan untuk mendapat perhatian 8

Efek PPD yang mungkin muncul pada sikap dan perilaku pengasuhan: a. Sikap Pengasuhan 1). 2). 3). 4). 5). 6). 7). 1). Ibu Kesulitan menikmati saat-saat bersama bayi Ketidaktertarikan pada bayi Kurangnya aktifitas untuk berinteraksi Ketidakmampuan atau usaha yang kurang untuk menenangkan bayi Menolak untuk melihat atau menggendong bayi Ekspresi menyeramkan pada bayi 2). Bayi Kurangnya kontak mata dengan ibu Kurang merespon dalam berinteraksi Lebih rewel dan suka menangis Reaktivitas yang lebih tinggi Perbedaan PPD Ringan dan PPD Parah PPD Ringan Symptom-symptom yang muncul agak sulit memenuhi criteria diagnostic DSM-IV untuk PPD ; menyebabkan kerusakan fungsi social dan okupasi yang tidak terlalu berat Terapi interpersonal individual atau konseling kelompok, dan terapi PPD Moderat/Parah Symptom yang nyata memenuhi criteria diagnostic untuk PPD ; menyebabkan kerusakan fungsi social dan okupasi yang berat Lakukan SSRI atau pemberian tricyclic antidepressant dengan atau tanpa Kecemasan dan rasa bersalah Kehilangan cinta pada bayi Atribusi negatif pada bayi Pikiran menyakiti bayi Kepercayaan yang aneh mengenai bayi Kekecewaan yang ekstrim terhadap jenis kelamin Harapan yang tinggi mengenai perkembangan kemampuan bayi

b. Interaksi Ibu-Anak

9

pernikahan jika konflik pernikahan adalah factor. Edukasi untuk pasien dan pasangan dapat diberikan. Jika tidak ada respon pada terapi dapat ditambahkan antidepressant. SSRI atau tricyclic

psikoterapi lainnya.

2. Diagnosis Pembanding dari PPD (Differential Diagnosis) a. Postpartum Blues (baby blues) campuran kecemasan dan mood depresi. Jika symptom muncul kurang dari 2 minggu, diagnosis baby blues lebih tepat digunakan. Baby blues dialami oleh 80% ibu baru, biasanya bertahan dalam hitungan jam atau hari dan dalam kebanyakan kasus resolve secara spontan pada hari ke sepuluh setelah kelahiran. 1). Kebanyakan adalah mood positif disertai dengan episode air mata yang Kode diagnostic : 309.0, gangguan

penyesuaian diri dengan mood depresi. 309.28, gangguan penyesuaian dengan

labil dan intens, iritabilitas (mudah tersinggung), kesedihan, reaktif terhadap hal-hal kecil, dan exaggerated empathy (Miller and Rukstalis, 1999). 2). 3). 4). 5). Dimulai selama minggu-minggu awal setelah melahirkan (biasanya di Bertahan dalam hitungan jam maupun beberapa hari Symptom menghilang dengan sendirinya Mungkin berhubungan dengan hormone yang menyertai kelahiran minggu pertama, memuncak pada 3-5 hari)

(progesterone, estrogen, beta-endorphins, cortisol, prolactin, oxytocin, thyroid, dan vasopressin adalah hormone-hormon yang telah dipelajari), meskipun buktinya tidak konsisten dan terbatas untuk proses pasti dan hormone spesifik yang terkait. b. Postpartum Psychosis Kode diagnostic : 296.4, gangguan mood dengan psikotik ; 298.9, gangguan psikotik yang tidak terspesifikasikan

10

Adalah kondisi medis darurat yang mempengaruhi 0.2% ibu baru. Symptom biasanya muncul pada bulan pertama post-partum dan resemble tose seen selama episode manic (seperti insomnia, agitasi, mudah tersinggung, halusinasi, dan delusi). Jika halusinasi dan atau delusi sering muncul melibatkan bayi, dan dapat mengarah pada usaha menyakiti diri maupun bayi secara langsung. Biasanya mulai muncul dalam 2-4 minggu setelah melahirkan, tapi dapat juga mulai muncul mendekati 2-3 haru setelah kelahiran. Onset dapat daramatis dan tiba-tiba. 1). 2). 3). 4). 5). 6). 7). Tanda-tanda awal termasuk kurang istirahat (tenaga), iritabilitas, dan Secara khas disertai oleh berkembangannya mood depresi secara cepat Disorganisasi perilaku, bingung, dan mengalami disorientasi Munculnuya halusinasi atau delusi (kebanyakan focus pada bayi) Tekanan keluarga Kekerasan domestic Penganiayaan

atau perubahan yang cepat dari mood depresi ke mood bahagia

Kondisi Medis Umum yang Seperti Depresi Secara khusus, ganggua thyroid dan anemia dapat memperburuk keadaan setelah melahirkan, oleh karena itu diperlukan tes sejarah, fisik, dan tes laboratorium lain yang sesuai dengan hati-hati. Pengukuran Resiko Bunuh Diri Sebagai salah satu bentuk dari depresi, resiko bunuh diri meningkat untuk wanita dengan PPD. Untuk alasan ini, sangat penting untuk menentukan apakah pasien dengan PPD mempertimbangkan bunuh diri. Langkah pertama adalah inquiry (menggali, menganalisis) adanya passive ideation. Hal ini dapat dilakukan dengan bertanya Apakah Anda pernah merasa sedih sehingga merasa bahwa hidup ini tidak layak untuk dijalani?. Jika jawaban afirmatif yang diberikan maka harus dilakukan langkah aktif selanjutnya. Dapat dilakukan dengan bertanya Apakah anda pernah berpikir bagaimana caranya mengakhiri hidup?. Jika pasien memiliki intensi aktif maka sebaiknya dikonfirmasikan apakah mereka bermaksud untuk menjalankan pikiran tersebut. 11

Jika kita mencurigai pasien dalam resiko bunuh diri, kita harus dapat membujuk mereka pergi ke rumah sakit untuk mendapat evaluasi psikiatris. Jika mereka menolak dan menyangka kita sebagai ancaman bagi diri mereka, kita harus memakai otoritas kita. D. Prognosa Pada PPD sangat mungkin dilakukan treatment. Treatment yang umum dilakukan adalah obat anti-depressant, psikoterapi, dan kombinasi keduanya. Seperti pada penyakit lain, treatment dini lebih efektif dan dapat membantu. PPD yang tidak ditangani dapat menghasilkan akibat yang buruk pada kesehatan dan kesejahteraan ibuanak. Terdapat beberapa bukti yang menyatakan bahwa depresi maternal dapat memberi pengaruh buruk pada perkembangan kognitif, social, dan perilaku anak, termasuk juga bayi. Dapat juga terjadi ibu mengembangkan penggunaan alkhohol atau tidak ingin hamil lagi. Akibat dari depresi ini juga dapat sangat buruk dan bertahan lama. Anak dari ibu yang depresi dapat mengalami peningkatan resiko penganiayaan anak dan semacamnya. Kemungkinan untuk mengadakan tindakan preventif pada PPD sangat besar karena onset yang terjadi jelas dengan periode resiko onset yang jelas pula. 1. Penggunaan Obat Selective serotonin-reuptake inhibitors (SSRIs), venlafaxine, tricyclic

antidepressants (TCAs) menunjukkan bahwa penggunaannya lebih efektif dari placebo. Sejumlah kecil obat akan mempengaruhi bayi lewat proses menyusui. Maka harus ditekankan penggunaan obat dilakukan untuk wanita yang mengalami kemajuan dalam psikoterapi, wanita yng berniat bunuh diri atau membunuh bayinya, atau mengalami psikotik. Dan juga harus sangat diperhatikan untuk memberikan dan menyesuiakan dosis yang tepat. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Wisner dkk terhadap 22 ibu hamil yang pernah mengalami PPD pada kehamilan sebelumnya terdapat bukti bahwa konsumsi sertraline dapat menghindarkan terjadinya PPD lagi dari pada placebo. Konsumsi sertraline pada 14 subjek dan placebo pada 8 subjek yang dilakukan selama 17 minggu menunjukkan pada konsumsi sertraline hanya 7% subjek yang mengalami PPD kembali dan pada konsumsi placebo 50% subjek mengalami PPD kembali. 12

2.

Psikoterapi Karena adanya kekhawatiran akan keamanan penggunaan antidepresan selama

masa menyusui, banyak yang memilih penanganan nonfarmakologi. Terapi interpersonal adlah bentuk psikoterapi yang tepat karena terapi ini memfokuskan pada hubungan interpersonal pasien dan perubahan peran. Konseling pernikahan dianjurkan ketika adanya konflik pernikahan yang menimbulkan distress dan mungkin berperan dalam depresi yang dialami. Pada akhirnya pasangan dan significant others harus diberi informasi mengenai PMD serta pa yang mereka dapat lakukan untuk melalui masa sulit tersebut. E. Saran 1. 2. 3. harming. 4. 5. 6. 7. a. Mencatat symptom depresi, termasuk jarak, keparahan, dan durasi. Mengembangkan rencana treatment dan mendiskusikan dengan pasien Melakukan konsultasi pad psikiater, psikolog, dan profesi kesehatan Coping Membaca sejak dini tanda-tanda PPD pada awal kehamilan, tetapi jangan membut asumsi adanya sejarah depresi pada keluarga maka dapat terjadi juga pada individu yang bersangkutan. b. Mencoba untuk tidak menjadwalkan apapun pada 3 bulan pertama kelahiran anak. Waktu tersebut bukan waktu yang tepat untuk merencanakan pekerjaan, perpindahan, dll. Biarkan rencana kecil berjaln terlebih dahulu. c. Menulis diary selama kehamilan atau setelah kelahiran, salah satu bentuknya adalah menulis surat untuk anak. Untuk wanita yang mempunyai resiko PPD, sebaiknya mendiskusikan Secara rutin memonitor depresi pada wanita pada check-up enam Pada wanita yang menunjukkan tanda-tanda depresi, harus dilakukan

resiko, disediakan pendidikan, dan berbagi informasi mengenai PPD. minggu setelah kelahiran. evaluasi, termasuk pemerikasaan keadaan mental, dan pengukurn resiko self-

dan anggota keluarga lainnya. mental lainnya bila perlu.

13

d. e.

Mengatakan pada suami, keluarga, dan teman mengenai perasaan Memberi reward pada diri sendiri. Mungkin dengan menghabiskan

negative yang dirasakan, menangis, atau berteriak jika perlu. satu hari untuk rileks seperti menonton film, menelpon teman, makan malam berdua dengan pasangan dan menitipkan anak pada orang tua. f. g. Minum yang banyak, makan sedikit tapi sering, dan mengkonsumsi Mengikuti kelompok pendukung. Ibu baru lain dapat saling 150 mg Vitamin B-6 setip hari. merasakan perasaan depresi seorang ibu baru. Suami juga dapat mengikuti kelompok pendukung agi ayah baru. h. Jika mendapat fantasi untuk menyakiti diri dan atau bayi secara terus menerus segera meminta bantuan pada professional.

14

III. Pembahasan Pada kasus Eleanor terdapat kondisi-kondisi yang sesuai dengan kriteria diagnosis PPD pada DSM-IV, yaitu sebagai berikut : Kriteria diagnosis a. Mood depresi yang konsisten b. Sleep Kondisi Eleanor Sering menangis, merasa labil Kesulitan tidur akibat kecemasan sore harinya, memakai obat tidur c. Energy Merasa tidak berdaya, segalanya masih terasa berat baginya

d. Guilty

Merasa hancur, cemas akan hal-hal tidak rasional, takut anaknya tidak mendapat cukup makan dan ASI, takut bayinya kelaparan, takut ASI nya kering

e. Appetite f. Penurunan fungsi sosial

Penurunan nafsu makan Merasa terisolasi meski Katie tidur dengan baik, tidak bekerja selama enam bulan, dan dikunjungi keluarga

Kriteria diagnosis juga dapat terpenuhi karena Eleanor mengalami keadaankeadaan tersebut di atas selama enam minggu. Eleanor mengatakan bahwa segala membaik setelah enam minggu kelahiran, dia tidak mengira bahwa depresi yang dia alami dapat bertahan selama itu. Eleanor juga mendapat obat antidepresan atas resep dokter.

Efek yang terjadi pada bayi Eleanor :

15

1. Lebih rewel dan suka menangis 2. Sulit minum ASI, membutuhkan waktu yang lama agar Katie mau minum ASI Etilogi Mulfaktorial Faktor potensial yang melindungi Dukungan dari ibu Konsultan breastfeeding Mau pergi ke dokter diasthesis tidak ada keterangan (hormone yang berfluktuasi) + faktor resiko Usia pernikahan Anak pertama Suami kurang mendukung untuk memiliki anak Proses kelahiran yang sulit dan traumatis PPD

Filter Mental Meskipun predisposisi kepribadian dan kesehatan fisik dari Eleanor tidak diketahui, kita dapat membahasnya lewat faktor resiko yang dimiliki oleh Eleanor serta faktor potensial yang mampu membantunya melewati PPD. Faktor resiko yang dimiliki : 1. Usia pernikahannya cukup lama yaitu 9 tahun. Merupakan suatu proses perubahan yang cukup sulit untuk dijalani, dari masa 9 tahun yang dilewati berdua sekarang bertambah satu lagi anggota keluarga yang akan mengubah kebiasaan dan peran. Hal ini menimbulkan distres yang mungkin saja dialami sejak kehamilan. Terbukti lewat pernyataan Eleanor yang menyatakan kesedihannya waktu berfoto dengan suaminya pada saat menjelang kelahiran. Diakuinya sedih melepaskan hari-hari yang dahulunya hanya berdua dan pasti akan menjalani hri-hari yang berat. Keadaan seperti ini yang disebut Beck sebagai tergesa-gesa mengambil kesimpulan. Eleanor mengintrepretasi negatif peristiwa yang akan dilaluinya, yaitu mengasuh anak, tanpa melaluinya dahulu telah memprediksi hal yang buruk. 16

2. Katie adalah anak pertama. Memiliki anak untuk pertama kalinya merupakan sutu perubahan baru yang menyenangkan dan menegangkan. Dalam keadaan ini, Eleanor merasa bahagia memiliki anak tetapi juga merasa sedih bahwa ternyata meiliki anak tidak semenyenangkan yang dibicarakan orang-orang. Apalagi media dan kenalannya sering mengatakan bahwa Elenor harus berbahagia selama kehamilan dan akan diselimuti cinta bersama bayinya. Pernyataan-pernyataan keharusan yang selama ini dia terima membut harpan yang tinggi, lebih tepatnya tekanan yang tinggi. Harapan yang tinggi ini bila tidak tercapai menimbulkan depresi. Eleanor merasa bahwa ia kurang mampu menjadi ibu yang baik, ia selalu merasa cemas bayinya akan kekurangan. Dia juga merasa bahwa selama ini dia tidak jatuh cinta atau diselimuti dengan cinta dengan bayinya. Perasaan-perasaan menakjubkan yang sering diceritakan orang tidak dirasakannya. Hal ini berujung pada pemberian label negatif pada dirinya sendiri. 3. Dukungan sosial dari suaminya kurang. Sejak awal kehamilan suaminya kurang setuju untuk memiliki anak. Bahkan ketika Katie telah lahir Michael menginginkan keadaan bisa sama seperti dulu, menyalahkan Eleanor telah menyeretnya pada keadaan yang rumit, dan merasa ditelantarkn oleh Eleanor. Keadaan ini dapat menyebabkan personalisasi, Eleanor menyalahkan keputusannya untuk memiliki anak telah menjadikan kehidupan mereka kacau. Padahal untuk seperti itu dukungan suami dibutuhkan. Suami seharusnya mampu mengetahui beratnya tugas yang harus dijalankan istri. Selama ini Michael hanya memuji saja tapi tidak mengatakan betapa baiknya Eleanor menjalankan kewajibannya yang berat. 4. Proses kelahiran Katie pun tidak dapat dikatakan mudah. Sempat mengalami pecah ketuban sebelum mengalami ketuban pecah yang sesungguhnya. Eleanor pun harus diinduksi dengan epidural. Selama proses kelahiran Eleanor merasa ngeri untuk mengejan dan seluruh tubuhnya menjadi kaku, tidak dapat merasakan apa-apa. Sulitnya peristiwa yang dilalui saat melahirkan membuat Eleanor melakukan generalisasi. Proses kehamilan yang tidak diliputi cinta, proses kelahiran yang menyakitkan, sangat mungkin diikuti dengan pengasuhan anak yang sulit dan menakutkan. Beberapa faktor di atas berujung pada filter mental yang dilakukan Eleanor. Dia mengakui bahwa sebenarnya dia memiliki banyak hal positif. Katie dapat tidur dengan 17

baik, Michael ada di sampingnya untuk membantu, dan tidak perlu menemui tekanan pekerjaan selama enam bulan mendatang adalah hal-hal positif yang dilupakannya. Eleanor berfokus pada hal-hal negatif dari peristiwa yang dialaminya dan hidupnya selama enam minggu tersebut layaknya diambil alih oleh kecemasan yang dirasakannya. Dari semua faktor resiko yang dimiliki Eleanor dan keadaan hormonnya yang memang mengalami fluktuasi sehingga mencetuskan PPD, ada beberapa faktor yang melindungi dan mendukung Eleanor melalui keadaan tersebut yaitu : 1. Dukungan dari ibu. Ibu Eleanor sering menelepon dan mengatakan bahwa ibunya pernah merasakan kerepotan yang sama serta banyak memberi nasihat untuk Eleanor bagaimana caranya menyesuaiakan diri pada peran barunya. Di sini paling tidak ada yang mengetahui betapa beratnya apa yang dilalui Eleanor. 2. Konsultan breastfeeding. Setidaknya ada yang akan memberitahu apa yang harus dilakukan untuk mengatasi kesulitan Katie minum ASI. 3. Dokter. Kehadiran dokter sangat membantu keadaan seperti ini. PPD yang dialami Elenor terdeteksi dan dapat ditangani. Eleanor dapat meminta bantuan pada dokter. Seperti saat tidak dapat tidur dokter memberi obat dan juga dokter memberi antidepresan padanya.

18

Daftar Pustaka American Psychiatric Association. 2000. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder IV-TR. Washington DC : APA Chaudron, Linda H. 2000. Postpartum Depression : What Pediatricians Need to Know. Diakses tanggal 6 Juni 2007 Epperson, Neil. 1999. Postpartum Major Depression: Detection and Treatment. http://www.aafp.org/afp/990415ap/2247.html diakses tanggal 6 Juni 2007 Keshen, dkk. 2004. Postpartum Depression : Making the Case for Routine Screening. http://www.medicine.mcgill.ca/mjm/issues/v07n01/case_rep/case_rep.htm diakses tanggal 6 Juni 2007 Nevid, dkk. 2005. Psikologi Abnormal Jilid II. Jakarta : Penerbit Erlangga Wisner, dkk. 2004. Am J Psychiatry : Prevention of Postpartum Depression, A Pilot Randomized Clinical Trial. http://psychiatryonline.org diakses tanggal 6 Juni 2007 Postpartum Depression. 2004 http://www.allaboutdepression.com/dia_10.html diakses tanggal 6 Juni 2007 Postpartum Depression and House Bill 341.

http://www.bcbstx.com/provider/postpartum.htm diakses tanggal 6 Juni 2007

19

Postpartum DepressionDisusun untuk Memenuhi Tugas Pengganti MIDSEMESTER Mata Kuliah Psikologi Abnormal

Disusun oleh

NOVITA

M2A 005 055

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2007

20

21