Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Umum PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap merupakan industri hilir (downstream) yang mengembangkan potensi sumber daya alam yaitu minyak dan gas bumi di sektor pengolahan dan pemurnian. Minyak mentah dimurnikan dan diproses menjadi berbagai produk petroleum baik itu BBM maupun Non BBM (NBM) dan produk petrokimia lainnya. PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap yang beralamat di Jalan Letjen Haryono MT 77 Lomanis, Cilacap Jawa Tengah, merupakan salah satu unit pengolahan yang mempunyai kapasitas produksi terbesar yaitu 348.000 BSD. Secara geografis area operasional kilang RU IV Cilacap terdiri dari 2 kilang utama yang disebut Refinery area serta bahan baku yang disebut area 70 dengan luas area 470 Ha. Kilang Pertamina RU IV ini merupakan kilang terbesar se-Asia Tenggara dan satu-satunya kilang di Indonesia yang memproduksi aspal juga base oil. Kilang-kilang yang ada di Refinery Unit IV ini terdiri dari : 1. Kilang BBM (Fuel Oil Complex) Kilang ini mengahasilkan produk bahan bakar baik minyak maupun gas dengan unit utama Crude Distilling Unit, Nephta Hydrotreating Unit, Naphta Reforming Unit, Kerosene Hydrotreating Unit, Gasoil Hydrotreating Unit, dan LPG Recovery Unit. 2. Kilang Pelumas (Lube Oil Complex) Kilang ini menghasilkan produk pelumas dasar sebagai bahan utama insdustry pelumas dengan unit utama High Vacuum Unit, Propane Despalted Unit, Fulfural Extraction Unit, MEK Dewaxing Unit, dan Lube Hydrotreating Unit. 3. Kilang Aromatik (Aromatic Complex) Kilang ini menghasilkan produk yang memiliki addedvalue tinggi seperti Paraxylene dan Benzene dengan unit utama Naphta Hydrotreating Unit, Naphta Reforming Unit, Sulfolane Extraction Unit, Transalkylation Unit, Xylene Fractionation, Paraxylene Extraction Unit, dan Xylene Isomeriation Unit.
19

BABI PENDAHULUAN · 1 BABI PENDAHULUAN 1.1 GambaranUmumObjekPenelitian 1.1.1 ProfilUmumPTPertamina(Persero)RefineryUnitIVCilacap PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap merupakan

Mar 07, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BABI PENDAHULUAN · 1 BABI PENDAHULUAN 1.1 GambaranUmumObjekPenelitian 1.1.1 ProfilUmumPTPertamina(Persero)RefineryUnitIVCilacap PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap merupakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

1.1.1 Profil Umum PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap

PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap merupakan industri hilir

(downstream) yang mengembangkan potensi sumber daya alam yaitu minyak dan

gas bumi di sektor pengolahan dan pemurnian. Minyak mentah dimurnikan dan

diproses menjadi berbagai produk petroleum baik itu BBM maupun Non BBM

(NBM) dan produk petrokimia lainnya.

PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap yang beralamat di Jalan Letjen

Haryono MT 77 Lomanis, Cilacap Jawa Tengah, merupakan salah satu unit

pengolahan yang mempunyai kapasitas produksi terbesar yaitu 348.000 BSD. Secara

geografis area operasional kilang RU IV Cilacap terdiri dari 2 kilang utama yang

disebut Refinery area serta bahan baku yang disebut area 70 dengan luas area 470

Ha.

Kilang Pertamina RU IV ini merupakan kilang terbesar se-Asia Tenggara dan

satu-satunya kilang di Indonesia yang memproduksi aspal juga base oil.

Kilang-kilang yang ada di Refinery Unit IV ini terdiri dari :

1. Kilang BBM (Fuel Oil Complex)

Kilang ini mengahasilkan produk bahan bakar baik minyak maupun gas dengan

unit utama Crude Distilling Unit, Nephta Hydrotreating Unit, Naphta Reforming

Unit, Kerosene Hydrotreating Unit, Gasoil Hydrotreating Unit, dan LPG

Recovery Unit.

2. Kilang Pelumas (Lube Oil Complex)

Kilang ini menghasilkan produk pelumas dasar sebagai bahan utama insdustry

pelumas dengan unit utama High Vacuum Unit, Propane Despalted Unit,

Fulfural Extraction Unit, MEK Dewaxing Unit, dan Lube Hydrotreating Unit.

3. Kilang Aromatik (Aromatic Complex)

Kilang ini menghasilkan produk yang memiliki addedvalue tinggi seperti

Paraxylene dan Benzene dengan unit utama Naphta Hydrotreating Unit, Naphta

Reforming Unit, Sulfolane Extraction Unit, Transalkylation Unit, Xylene

Fractionation, Paraxylene Extraction Unit, dan Xylene Isomeriation Unit.

Page 2: BABI PENDAHULUAN · 1 BABI PENDAHULUAN 1.1 GambaranUmumObjekPenelitian 1.1.1 ProfilUmumPTPertamina(Persero)RefineryUnitIVCilacap PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap merupakan

2

4. Kilang Pengolahan Sulfur (Sulfure Recovery Complex)

Kilang ini mengolah gas H2S yang dihasilkan sebagai by product proses

produksi yang berppotensi mencermari lingkungan untuk dikonversi menjadi

senyawa sulfur yang dapat dijual sebagai bahan baku industri turunannya dengan

unit utama Amine Treating Unit, Sulfur Recovery Unit, dan Tail Gas Unit.

5. Kilang Recid Cataliyc Cracking (RFCC)

Yang mengkonversi low value menjadi high value product dengan tujuan

meningkatkan produksi gasoline, LPG, dan propylene. Selain itu dengan adanya

kilang ini maka inpor HOMC dapat dikurangi dan dapat meningkatkan margin

kilang.

1.1.2 Sejarah PT Pertamina (Persero)

Pada tahun 1950-an, Pemerintah Republik Indonesia mulai menginventarisasi

sumber-sumber pendapatan negara, diantaranya dari minyak dan gas. Namun saat itu,

pengelolaan ladang-ladang minyak peninggalan Belanda terlihat tidak terkendali dan

penuh dengan sengketa. Sebagai contoh di wilayah Sumatera Utara banyak

perusahaan-perusahaan kecil saling berebut untuk menguasai ladang-ladang tersebut.

Pada 10 Desember 1957, perusahaan tersebut berubah nama menjadi PT

Perusahaan Minyak Nasional, disingkat PERMINA. Tanggal ini diperingati sebagai

lahirnya Pertamina hingga saat ini. Pada tahun 1960, PT PERMINA direstrukturisasi

menjadi PN PERTAMINA sebagai tindak lanjut dari kebijakan Pemerintah, bahwa

pihak yang berhak melakukan eksplorasi minyak dan gas di Indonesia adalah negara.

Melalui peraturan Pemerintah yang dikeluarkan Presiden pada 20 Agustus 1968. PN

PERMINA yang bergerak di bidang produksi digabung dengan PN PERTAMINA

yang bergerak di bidang pemasaran guna menyatukan tenaga, modal, dan sumber

daya yang kala itu sangat terbatas. Perusahaan gabungan tersebut dinamakan PN

Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (Pertamina).

Untuk memperkokoh perusahaan yang masih muda ini. Pemerintah

menerbitkan Undang-Undang No. 8 tahun 1971, dimana di dalamnya mengatur peran

Pertamina sebagai satu-satunya perusahaan milik negara yang ditugaskan

melaksanakan pengusahaan migas mulai dari mengelola dan menghasilkan migas

dari ladang-ladang minyak di seluruh wilayah Indonesia, mengolahnya menjadi

Page 3: BABI PENDAHULUAN · 1 BABI PENDAHULUAN 1.1 GambaranUmumObjekPenelitian 1.1.1 ProfilUmumPTPertamina(Persero)RefineryUnitIVCilacap PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap merupakan

3

berbagai produk dan menyediakan serta melayani kebutuhan bahan bakar minyak

dan gas di seluruh Indonesia.

Seiring dengan menghadapi dinamika perubahan di industri minyak dan gas

nasional maupun global. Pemerintah menerapkan Undang-Undang No. 22 tahun

2001. pemerintah mengubah kedudukan Pertamina sehingga penyelenggaraan Public

Service Obligation (PSO) dilakukan melalui kegiatan usaha.

Pada 17 September 2003 Pertamina berubah bentuk menjadi PT Pertamina

(Persero) berdasarkan PP No. 31 tahun 2003. Undang-Undang tersebut antara lain

juga mengharuskan pemisahan antara kegiatan usaha migas pada Sektor Hulu hingga

Sektor Hilir.

Pada 10 Desember 2005, sebagai upaya menghadapi persaingan bisnis, PT

Pertamina mengubah lambang kuda laut menjadi anak panah dengan warna dasar

hijau, biru, dan merah yang merefleksikan unsur dinamis dan kepedulian lingkungan.

Selanjutnya pada 20 Juli 2006, PT Pertamina mencanangkan program

transformasi perusahaan dengan 2 tema besar yaitu fundamental dan usaha

Perusahaan. PT Pertamina (Persero) mengubah visi Perusahaan yaitu, “Menjadi

Perusahaan Minyak Nasional Kelas Dunia” pada 10 Desember 2007. Kemudian

tahun 2011, Pertamina menyempurnakan visinya, yaitu “Menjadi Perusahaan Energi

Nasional Kelas Dunia”. Melalui RUPSLB tanggal 19 Juli 2012, Pertamina

menambah modal ditempatkan/disetor serta memperluas kegiatan usaha Perusahaan.

Pada 14 Desember 2015, Menteri BUMN selaku RUPS menyetujui

perubahan Anggaran Dasar Pertamina dalam hal optimalisasi pemanfaatan sumber

daya, peningkatan modal ditempatkan dan diambil bagian oleh negara serta

perbuatan-perbuatan Direksi yang memerlukan persetujuan tertulis Dewan Komisaris.

Perubahan ini telah dinyatakan pada Akta No.10 tanggal 11 Januari 2016, Notaris

Lenny Janis Ishak, SH.

Pada 24 November 2016, Menteri BUMN selaku RUPS sesuai dengan SK

BUMN No. S-690/MBU/11/2016, menyetujui perubahan Anggaran Dasar Pertamina

terkait dengan komposisi Direksi dan Dewan Komisaris, kewenangan atas nama

Direktur Utama, pembagian tugas dan wewenang Direksi, kehadiran rapat Direktur

Utama dan Dewan Komisaris.

Page 4: BABI PENDAHULUAN · 1 BABI PENDAHULUAN 1.1 GambaranUmumObjekPenelitian 1.1.1 ProfilUmumPTPertamina(Persero)RefineryUnitIVCilacap PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap merupakan

4

1.1.3 Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan

Berikut Visi dan Misi perusahaan PT Pertamina (Persero) :

a. Visi

Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia

b. Misi

Menjalankan Usaha Minyak, Gas, Serta Energi Baru dan Terbarukan secara

Integrasi, Berdasarkan Prinsip-Prinsip Komersial yang Kuat.

Selain Visi dan Misi diatas PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap

juga mempunyai Visi dan Misi, yaitu :

a. Visi

Menjadi Kilang Minyak Dunia dan Petrokimia yang Unggul di Asia Pada Tahun

2020.

b. Misi

- Mengoperasikan Kilang yang Aman, Handal, Efisien, dan Berwawasan

Lingkungan.

- Menghasilkan Keuntungan yang Tinggi

Untuk mewujudkan Visi Perseroan sebagai perusahaan kelas dunia, maka

perseroan sebagai perusahaan milik Negara turut melaksanakan dan menunjang

kebijakan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional

pada umumnya, terutama dibidang penyelenggaraan usaha energi, yaitu energi baru

yang terbarukan, minyak dan gas bumi baik di dalam maupun di luar negeri serta

kegiatan lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha dibidang energi, dan

pengembangan optimalisasi sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk

menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat.

Selain itu juga mengejar keuntungan guna meningkatan nilai Perseroan dengan

menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

Misi Perseroan menjalakan usaha inti minyak gas, bahan bakar nabati serta

kegiatan pengembangan, eksplorasi, produksi dan niaga energi baru yang terbarukan

(new and renewable energy) secara terintegrasi.

Page 5: BABI PENDAHULUAN · 1 BABI PENDAHULUAN 1.1 GambaranUmumObjekPenelitian 1.1.1 ProfilUmumPTPertamina(Persero)RefineryUnitIVCilacap PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap merupakan

5

PT Pertamina (Persero) menetapkan enam tata nilai perusahaan yang dapat

menjadi pedoman bagi seluruh karyawan dalam menjalankan perusahaan. Keenam

tata nilai perusahaan Pertamina adalah sebagai berikut :

a. CLEAN (BERSIH)

Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak

menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas.

Berpedoman pada asasasas tata kelola korporasi yang baik.

b. COMPETITIVE (KOMPETITIF)

Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional,

mendorong pertumbuhan investasi, membangun budaya sadar biaya dan

menghargai kinerja.

c. CONFIDENT (PERCAYA DIRI)

Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam

reformasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan membangun kebanggaan

bangsa.

d. CUSTOMER FOCUS ( FOKUS PADA PELANGGAN )

Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk

memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

e. COMMERCIAL (KOMERSIAL )

Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan

berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.

f. CAPABLE (BERKEMAMPUAN )

Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta

dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan

riset dan pengembangan.

Page 6: BABI PENDAHULUAN · 1 BABI PENDAHULUAN 1.1 GambaranUmumObjekPenelitian 1.1.1 ProfilUmumPTPertamina(Persero)RefineryUnitIVCilacap PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap merupakan

6

1.1.4 Logo PT Pertamina (Persero)

Setelah dibelakukannya Undang-Undang Migas No. 22 tahun 2001 dan peralihan

bentuk hukum Pertamina menjadi Persero pada tahun 2003, maka PT Pertamina

(Persero) mengganti lambang dua buah kuda laut yang mengapit bintang menjadi logo

P yang bewarna biru, hijau, dan merah, yang hingga kini sudah di kenal masyarakat.

Berikut Logo PT Pertamina (Persero) :

Gambar 1.1 Logo PT. Pertamina (Persero) Secara Global

Sumber : https://www.pertamina.com

Makna dari logo PT Pertamina (Persero) :

1. Warna biru memiliki arti andal, dapat dipercaya dan bertanggung jawab.

2. Warna hijau memiliki arti sumber daya energi yang berwawasan lingkungan.

3. Warna merah memiliki arti keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam

menghadapi berbagai macam kesulitan.

Simbol grafis memiliki arti :

1. Bentuk anak panah menggambarkan aspirasi organisasi Pertamina untuk

senantiasa bergerak ke depan, maju dan

progresif. Simbol ini juga mengisyaratkan huruf “P” yakni huruf pertama dari

Pertamina.

2. Tiga elemen berwarna melambangkan pulau-pulau dengan berbagai skala yang

merupakan bentuk negara

Indonesia.

Page 7: BABI PENDAHULUAN · 1 BABI PENDAHULUAN 1.1 GambaranUmumObjekPenelitian 1.1.1 ProfilUmumPTPertamina(Persero)RefineryUnitIVCilacap PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap merupakan

7

1.1.5 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi.

A. Struktur Organisasi Perusahaan

Berikut adalah struktur organisasi PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap pada Gambar 1.2 dibawah ini :

Gambar 1.2 Struktur Organisasi PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap

sumber: Data Internal PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap

Page 8: BABI PENDAHULUAN · 1 BABI PENDAHULUAN 1.1 GambaranUmumObjekPenelitian 1.1.1 ProfilUmumPTPertamina(Persero)RefineryUnitIVCilacap PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap merupakan

8

Pada gambar 1.3 dibawah ini merupakan Struktur Organisasi Bagian Kilang Paraxylene PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap

Gambar 1.3 Struktur Organisasi Bagian Kilang Paraxylene PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap

sumber: Data Internal PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap

Page 9: BABI PENDAHULUAN · 1 BABI PENDAHULUAN 1.1 GambaranUmumObjekPenelitian 1.1.1 ProfilUmumPTPertamina(Persero)RefineryUnitIVCilacap PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap merupakan

9

B. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Perusahaan yang baik mempunyai pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas

antar karyawannya. Dari Struktur Organisasi PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap

pada gambar 1.2 dan Struktur Organisasi Bagian Kilang Paraxylene PT Pertamina

(Persero) RU IV Cilacap pada gambar 1.3. Berikut merupakan uraian pembagian

tugas dan tanggung jawab PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap.

a. General Manager

Tugas pokok General Manager adalah mengarahkan, memonitor, dan

mengevaluasi seluruh kegiatan di Refinery Unit IV sesuai dengan visi misi unit

bisnis yang meliputi kegiatan pengembangan pengolahan, pengoelolaan operasi

kilang, kehandalan kilang, pengembangan kilang, supply chain operation,

procurement, serta kegiatan pendukung lainnya guna mencapai target perusahaan di

Refinery Unit IV.

b. Senior Man. Op & Manufacturing

Tugas pokok Senior Man. Op & Manufacturing adalah mengarahkan,

memonitor, dan mengevaluasi penyusunan rencana operasi kilang, kegiatan operasi

kilang, assesment kondisi peralatan, pemeliharaan turn around / overhoul,

pemeliharaan rutin dan non-rutin, pengadaan barang dan jasa, pengadaan bahan

baku, intermedia, dan gas, penerimaan, penyaluran, storage management,

pengelolaan sistem akutansi arus minyak, dan operasional HSE serta menunjukkan

komitmen HSE dalam setiap aktivitas / proses bisnis agar kegiatan operasi berjalan

dengan lancar dan aman di Refinery Unit IV.

c. Production-I Manager

Tugas pokok Production-I Manager adalah mengarahkan, memonitor, dan

mengevaluasi sistem dan tata kerja operasi kilang, rencana operasi dan kegiatan

operasi kilang, pengadaan produk, barang, dan jasa, pengelolaan penerimaan,

penyaluran, dan storage management, pengelolaan sistem arus minyak, pengelolaan

mutu, dan operasional program HSE dalam rangka mendukung seluruh kegiatan

operasional kilang dalam melakukan pengolahan minyak mentah menjadi produk

BBM / NBBM secara produktif, efisien, aman, dan ramah lingkungan, serta

menunjukkan komitmen HSE dalam setiap aktivitas / proses bisnis sesuai dengan

perencanaan perusahaan di Refinery Unit VI.

Page 10: BABI PENDAHULUAN · 1 BABI PENDAHULUAN 1.1 GambaranUmumObjekPenelitian 1.1.1 ProfilUmumPTPertamina(Persero)RefineryUnitIVCilacap PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap merupakan

10

d. Production-II Manager

Tugas pokok Production-II Manager adalah mengarahkan, memonitor, dan

mengevaluasi sistem dan tata kerja operasi kilang, rencana operasi dan kegiatan

operasi kilang, pengadaan produk, barang, dan jasa, pengelolaan penerimaan,

penyaluran, dan storage management, pengelolaan sistem arus minyak, pengelolaan

mutu, dan menunjukkan komitmen HSE dalam setiap aktivitas / process business

operasional program HSE dalam rangka mendukung seluruh kegiatan operasional

kilang dalam melakukan pengolahan minyak mentah menjadi produk BBM, NBBM,

secara produktif, efisien, aman, dan ramah lingkungan sesuai dengan perencanaan

perusahaan di Refinery Unit IV.

e. Produstion-III Manager

Tugas pokok Production-III Manager adalah mengarahkan, memonitor, dan

mengevaluasi sistem dan tata kerja operasi kilang, rencana operasi dan kegiatan

operasi kilang, pengadaan produk, barang, dan jasa, pengelolaan penerimaan,

penyaluran, dan storage management, pengelolaan sistem arus minyak, pengelolaan

mutu, dan menunjukkan komitmen HSE dalam setiap aktivitas / process business

operasional program HSE dalam rangka mendukung seluruh kegiatan operasional

kilang dalam melakukan pengolahan minyak mentah menjadi produk BBM, NBBM,

secara produktif, efisien, aman, dan ramah lingkungan sesuai dengan perencanaan

perusahaan di Refinery Unit IV.

f. Refinery Planning & Optimization Manager

Tugas pokok Refinery Planning & Optimization Manager adalah mengarahkan,

mengkoordinasikan, dan memonitor evaluasi perencanaan, pengembangan /

pengelolaan bahan baku, dan produk kilang berdasarkan kajian keekonomian,

kemampuan kilang serta kondisi pasar, evaluasi pengadaan, penerimaan, dan

penyaluran bahan baku; evaluasi kegiatan operasi kilang, evaluasi pengembangan

produk, pengelolaan Linear Programming serta pengelolaan hubungan pelanggan

dalam rangka mendukung kegiatan operasional yang paling efektif, efisien, dan

aman serta menunjukkan komitmen HSE dalam setiap aktivitas / proses bisnis di

Refinery Unit IV.

Page 11: BABI PENDAHULUAN · 1 BABI PENDAHULUAN 1.1 GambaranUmumObjekPenelitian 1.1.1 ProfilUmumPTPertamina(Persero)RefineryUnitIVCilacap PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap merupakan

11

g. Maintenance Execution Manager

Tugas pokok Maintenance ExecutionManager adalah mengarahkan, memonitor,

dan mengevaluasi kegiatan turn around dan overhaul (plant stop), pemeliharaan

peralatan kilang rutin & non-rutin, pembangunan dan pemeliharaan aset bangunan,

fasilitas sosial, dan fasilitas umum lainnya, dan heavy equipment, transportation,

rigging, dan scaffolding, optimalisasi aset pengelolaan mutu tools worksho, dan

correction action saat operasi kilang untuk memastikan peralatan kilang siap

beroperasi dengan tingkat kehandalan, kinerja peralatan yang paling optimal,

menjadi role model, dan menunjukkan komitmen HSE dalam setiap aktivitas dan

memenuhi HSE excellence di Refinery Unit

h. Maintenance Planning & Support Manager

Tugas pokok Maintenance Planning & Support Manager adalah mengarahkan,

memonitor, dan mengevaluasi kegiatan pemeliharaan serta menunjukkan komitmen

HSE dalam setiap aktivitas / process business peralatan kilang yang meliputi rencana

strategi perusahaan, pengelolaan mutu, strategi dan rencana dan kehandalan,

assesment kondisi kilang, kegiatan pemeliharaan, vendor 7 management, anggaran,

dan pemeliharaan data seluruh peralatan kilang untuk memberikan jaminan

kelayakan operasi peralatan sesuai peraturan pemerintah dan / atau standar & code

serta aspek HSE yang belaku agar peralatan dapat dioperasikan sesuai jadwal untuk

memenuhi target produksi yang direncanakan di Refinery Unit IV.

i. Engineering & Development Manager

Tugas pokok Engineering & Development Manager adalah mengarahkan,

memonitor, mengendalikan, dan mengevaluasi penyusunan sistem tata kerja operasi

kilang apabila ada modifikasi/revamp/unit baru, kegiatan pengembangan kilang

pengembangan teknologi, pengembangan produk, pengelolaan kegiatan operasi

kilang, pengelolaan pengadaan barang dan jasa, pengelolaan program HSE,

pengelolaan anggaran investasi guna mendukung kegiatan operasi pengolahan

berdasarkan hasil identifikasi potensi risiko sehingga dapat terkelola suatu kinerja

ekselen yang memberikan kontribusi positif bagi perusahaan dan berorientasi kepada

pelanggan, produktivitas, dan keamanan kilang Refinery Unit IV.

j. Manager Reliability

Tugas pokok Manager Reliability adalah mengkoordinir, merencanakan,

memonitor, dan mengevaluasi pelaksanaan kehandalan kilang meliputi penetapan

Page 12: BABI PENDAHULUAN · 1 BABI PENDAHULUAN 1.1 GambaranUmumObjekPenelitian 1.1.1 ProfilUmumPTPertamina(Persero)RefineryUnitIVCilacap PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap merupakan

12

strategi pemeliharaan kilang (anggaran, strategi dan rencana), pengembangan

teknologi, assessment / inspeksi kondisi kilang, pemeliharaan kilang terencana

(termasuk TA dan OH) serta pengadaan barang dan jasa yang berkaitan dengan

kebutuhan operasi pemeliharaan kilang serta menunjukkan komitmen HSE dalam

setiap aktivitas / process business dalam upaya mencapai tingkat kehandalan kilang

dan safety yang optimal sesuai dengan prosedur kerja yang berlaku di Refinery Unit

IV.

k. Manager Turn Around

Tugas pokok T/A Manager adalah mengkoordinir, mengarahkan,

mengendalikan, memonitor, dan mengevaluasi seluruh tahapan proses kerja

turn-around (TA/PS/COC) dan over-haul (OH) equipment, mulai dari tahap

persiapan / perencanaan, pelaksanaan & proses start-up, hingga post TA-OH yang

sesuai best practice / pedoman TA, pedoman pengadaan barang & jasa, peraturan

pemerintah, standard & code yang berlaku dalam upaya mendukung kehandalan

pengoperasian peralatan kilang hingga seluruh peralatan yang telah diperbaiki dan

di-overhaul tersebut dapat beroperasi dengan aman dan handal sampai dengan

jadwal TA-OH berikutnya, untuk mendukung pemenuhan target produksi yang

direncanakan di Refinery Unit IV.

l. HSE Manager

Tugas poko HSE Manager adalah mengarahkan, memonitor, dan mengevaluasi

penerapan aspek HSE di Refinery Unit IV yang meliputi penyusunan, sosialisasi &

rekomendasi kebijakan & STK HSE, identifikasi risiko HSE, mitigasi risiko HSE,

peningkatan budaya HSE, implementasi operasional program HSE, investigasi HSE,

penyediaan peralatan dan fasilitas HSE, HSE regulation & standard code compliance

serta HSE audit agar kegiatan pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat,

pelestarian lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja dapat tercapai sesuai

dengan rencana dalam upaya mencapai HSE excellence.

m. Procurement Manager

Tugas pokok Procurement Manager adalah mengarahkan, memonitor, dan

mengevaluasi sistem tata kerja procurement, pengadaan barang dan jasa, vendor

management, penerimaan barang dan jasa, distribusi, warehouse management,

perjanjian kerjasama pengadaan jasa, dan facility support serta menunjukkan

komitmen HSE dalam setiap aktivitas di fungsi Procurement Refinery Unit IV.

Page 13: BABI PENDAHULUAN · 1 BABI PENDAHULUAN 1.1 GambaranUmumObjekPenelitian 1.1.1 ProfilUmumPTPertamina(Persero)RefineryUnitIVCilacap PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap merupakan

13

1.2 Latar Belakang Penelitian

Globalisasi mempunyai dampak yang besar dalam dunia usaha. Tantangan bagi tiap

perusahaan dalam menghadapi globalisasi adalah dengan cara menyiapkan diri

menghadapi globalisasi pada perekonomian untuk mendapatkan keuntungan yang

maksimal serta mengurangi kerugian dari persaingan global melalui pengelolaan

sumber daya manusia.

Sumber Daya Manusia dalam hal ini yaitu tenaga kerja, karena sangat

berperan pada perusahaan. Perusahaan dituntut untuk memperoleh, mengembangkan

dan mempertahankan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Sumber Daya

Manusia menjadi kunci dimana penggerak organisasi banyak dipengaruhi sumber

daya lainnya, serta peran fungsinya sangat mendukung untuk keberhasilan

organisasi.

Dalam suatu organisasi faktor Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai

peranan yang sangat penting terhadap keberhasilan pencapaian tujuan organisasi

dibanding dengan faktor lainnya. Apabila sebuah tujan organisasi mengalami

kegagalan, maka faktor manusia yang dapat menjadi penyebab di dalamnya. Oleh

karena itu karyawan perlu mendapatkan dorongan motivasi untuk dapat bekerja lebih

baik sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Usri

Nani Yunarifah dan Lilik Kustian (2012), yang berjudul “Pengaruh Motivasi Kerja

Terhadap Kinerja Karyawan PT. Kebon Agung Malang” yang menyatakan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap kinerja karyawan.

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Rumpak (2016), dengan judul

“Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bank Indonesia

Institute” yang menyatakan bahwa kinerja pada umumnya diartikan sebagai

kesuksesan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Kinerja pegawai

merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang

dibebankan kepadanya. Pegawai dapat bekerja dengan baik bila memiliki kinerja

yang tinggi sehingga dapat menghasilkan kerja yang baik pula.

Seperti yang disampaikan oleh Fahmi (2016:137) bahwa kinerja adalah hasil

yang diperoleh oleh suatu organisasi, baik organisasi tersebut bersifat profit oriented

dan non-profit oriented yang dihasilkan selama periode waktu.

Page 14: BABI PENDAHULUAN · 1 BABI PENDAHULUAN 1.1 GambaranUmumObjekPenelitian 1.1.1 ProfilUmumPTPertamina(Persero)RefineryUnitIVCilacap PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap merupakan

14

Berdasarkan kegiatan pra survei yang dilakukan oleh penulis dengan

menggunakan metode wawancara kepada Manager Produksi II bulan September

2018, didapatkan hasil data wawancara Kinerja Karyawan, Grafik Penilaian Kinerja

dan Absensi Bagian Kilang Paraxylene PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap pada

tabel 1.1 berikut:

TABEL 1.1

DATA WAWANCARA KINERJA KARYAWAN

BAGIAN KILANG PARAXYLENE

PT PERTAMINA (PERSERO) RU IV CILACAP

Indikator Hasil Evaluasi Atasan

Kuantitas kerja

Terdapat 7,14% atau 11 dari 70 karyawan yang belum dapat

memaksimalkan segala kemampuan yang dimiliki (ditunjukan

dengan kehadiran yang ada pada tabel 1.2) dalam pencapaian

target yang telah ditentukan oleh PT Pertamina RU IV Cilacap

dilihat dari data penilaian kinerja.

Kualitas Kerja

Standar kualitas kerja yang ditetapkan akan berkaitan dengan baik

tidaknya mutu yang dihasilkan oleh karyawan. Terdapat 6,43%

atau 5 dari 70 karyawan yang belum menunjukkan kualitas

pekerjaan yang sesuai standar yang diberikan oleh PT Pertamina

(Persero) RU IV Cilacap. Karyawan mampu menghasilkan

kualitas kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh

perusahaan dan rendahnya kesalahan karyawan dalam melakukan

pekerjaan.

Ketepatan Waktu

Terdapat 5,71% atau 4 dari 70 karena belum dapat menyelesaikan

setiap tugas dan tanggung jawab yang diberikan dengan tepat

waktu. Dalam hal ini ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas

adalah sesuai dengan target waktu yang diberikan perusahaan

kepada pegawai.

Sumber: Data Hasil Wawancara, 2018

Berdasarkan uraian Tabel 1.1 menunjukkan bahwa kinerja karyawan yang

diharapkan oleh bagian Kilang Paraxylene PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap

Page 15: BABI PENDAHULUAN · 1 BABI PENDAHULUAN 1.1 GambaranUmumObjekPenelitian 1.1.1 ProfilUmumPTPertamina(Persero)RefineryUnitIVCilacap PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap merupakan

15

belum tercapai sepenuhnya dengan baik. Hal tersebut dipengaruhi oleh kinerja

karyawan itu sendiri. Karyawan yang mempunyai kinerja tinggi maka dapat

menunjang tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh PT Pertamina

(Persero) RU IV Cilacap.

Untuk memperkuat argumentasi yang menjadi faktor penyebab kinerja yang

belum memenuhi harapan tersebut, penulis juga menganalisis grafik penilaian kinerja

seperti pada gambar 1.4 berikut ini :

Gambar 1.4 Penilaian Kinerja Karyawan Kilang Paraxylene

Sumber : Data Internal PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap

Berdasarkan gambar 1.4 dapat dilihat bahwa kinerja karyawan pada kilang

paraxylene PT. PERTAMINA (Persero) RU IV Cilacap mengalami penurunan.

Dapat dilihat perubahan dari tahun 2015 yang mendapat predikat dari A (amat baik)

dengan nilai 7,3 , kemudian evaluasi kinerja karyawan mengalami penurunan pada

tahun 2016 dengan nilai sebesar 6,9 dari yang sebelumnya diangka 7,3. Tahun 2017

mengalami penurunan dengan menyandang predikat B (Baik), dikarenakan

penurunan nilai sebesar 6,2 dari 6,9. Namun tahun 2018 mengalami peningkatan

kembali dengan meraih predikat B (baik) kembali dengan nilai yang diperoleh

Page 16: BABI PENDAHULUAN · 1 BABI PENDAHULUAN 1.1 GambaranUmumObjekPenelitian 1.1.1 ProfilUmumPTPertamina(Persero)RefineryUnitIVCilacap PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap merupakan

16

sebesar 6,4 di tahun 2018. Hal di atas menunjukkan peningkatan kinerja karyawan

pada tahun terakhir pengamatan, akan tetapi hal tersebut masih di bawah standar

yang ditetapkan yaitu 8 dan rata-rata penilaian kinerja karyawan PT Pertamina

(Persero) RU IV Cilacap masih diangka 6.4 dalam kategori baik.

Kinerja karyawan di PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap yang belum

tercapai harapan tersebut sebagaimana ditampilkan pada tabel 1.1 dan gambar 1.4

dipengaruhi berbeagai faktor, salah satu faktor yang diduga memiliki pengaruh

dominan adalah motivasi yang dimiliki karyawan. Hal ini sejalan dengan yang

dikemukakan oleh Tasya (2018:11) bahwa tabel absensi menggambarkan motivasi

kerja sebuah perusahaan. Kenaikkan jumlah ketidak hadiran karyawan

menggambarkan penurunan motivasi kerja yang berpengaruh pada kinerja karyawan.

Selain data wawancara dan grafik penilaian kinerja yang menjadi faktor

penyebab kinerja yang belum memenuhi harapan tersebut, penulis menganalisis data

kehadiran karyawan sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat motivasi.

Berikut data kehadiran karyawan bagian kilang paraxylene PT Pertamina (Persero)

RU IV Cilacap :

TABEL 1.2

DATA KEHADIRAN KARYAWAN BAGIAN KILANG PARAXYLENE

PT PERTAMINA (PERSERO) RU IV CILACAP TAHUN 2017

No Bulan JumlahPegawai

TargetKehadiran

RealisasiKehadiran

% KetidakHadiran

1 Januari 62 1426 1417 0,63%2 Februari 60 1380 1369 0,80%3 Maret 70 1610 1596 0,90%4 April 60 1392 1380 0,87%5 Mei 70 1614 1605 0,56%6 Juni 69 1599 1590 0,60%7 Juli 69 1596 1587 0,56%8 Agustus 67 1541 1539 0,13%9 September 67 1547 1531 1,03%10 Oktober 63 1449 1441 0,55%11 November 63 1485 1472 0,90%12 Desember 63 1449 1445 0,30%sumber : Data Internal PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap

Page 17: BABI PENDAHULUAN · 1 BABI PENDAHULUAN 1.1 GambaranUmumObjekPenelitian 1.1.1 ProfilUmumPTPertamina(Persero)RefineryUnitIVCilacap PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap merupakan

17

Berdasarkan data pada tabel 1.2 tersebut, dapat diketahui bahwa tingkat

ketidak hadiran karyawan yang menggambarkan tingkat motivasi karyawan di PT

Pertamina (Persero) RU IV Cilacap bagian kilang paraxylene masih relatif tinggi,

yaitu bekisar 0,13% pada tingkat terendah pada bulan Agustus, karena pada bulan

Agutus terdapat proyek TA yang harus diselesaikan pada bulan tersebut. Selanjutnya

1,03% pada tingkat tertinggi yaitu pada bulan September, karena pada awal bulan

Sepetember terdapat libur diawal bulan yang membuat sebagian karyawan tidak

hadir dan terlambat untuk masuk kerja. Sejalan dengan yang dikemukakan Zunaidah

dan Arif (2014:46) menyatakan bahwa “Tabel absensi dapat digunakan untuk

menggambarkan motivasi kerja dari sebuah perusahaan. Kenaikan tingkat ketidak

hadiran karyawan ini sangat menghambat dalam penyelesaian setiap tugas yang

harus dikerjakan karyawan yang berakibat terhadap pencapaian target kinerja

karyawan.”

Dari beberapa penelitian diatas (Usri Nani Yunarifah dan Lilik Kustian 2012

& Rumpak, 2016) di tempat yang berbeda, yang mengemukakan bahwa adanya

pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap kinerja karyawan karena motivasi

kerja yang tinggi dapat meningkatkan kinerja yang tinggi pula, maka peneliti tertarik

untuk meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja

karyawan yang akan dilaksanakan studi kasus pada salah satu bagian di PT.

Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap yaitu bagian Kilang Paraxylene

Cilacap Produksi II.

Bedasarkan pemaparan di atas, maka diduga motivasi menjadi faktor yang

dominan menpengaruhi kinerja karyawan di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit

IV Cilacap bagian Kilang Paraxylene. Atas dasar pertimbangan tersebut, peneliti

tertarik untuk mengambil judul pada penelitian ini yaitu “PENGARUH MOTIVASI

KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BAGIAN KILANG

PARAXYLENE PT. PERTAMINA (Persero) REFINERY UNIT IV CILACAP ”

Page 18: BABI PENDAHULUAN · 1 BABI PENDAHULUAN 1.1 GambaranUmumObjekPenelitian 1.1.1 ProfilUmumPTPertamina(Persero)RefineryUnitIVCilacap PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap merupakan

18

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, serta mengacu kepada

penelitian di atas (Usri Nani Yunarifah dan Lilik Kustian 2012 & Rumpak, 2016)

yang menyatakan bahwa motivasi kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kinerja karyawan dan berdasarkan data hasil wawacara dengan manager production

II diatas, maka peneliti tertarik untuk membahas hal ini lebih lanjut.

Peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana motivasi karyawan pada PT. Pertamina (Persero) RU IV bagian

Kilang Paraxylene Cilacap ?

2. Bagaimana kinerja karyawan pada PT. Pertamina (Persero) RU IV bagian

Kilang Paraxylene Cilacap ?

3. Seberapa besar motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada

PT. Pertamina (Persero) RU IV bagian Kilang Paraxylene Cilacap ?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui seberapa besar motivasi berpengaruh terhadap kinerja

karyawan di PT. Pertamina (Persero) RU IV bagian Kilang Paraxylene

Cilacap.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis tingkat kinerja karyawan di PT.

Pertamina (Persero) RU IV bagian Kilang Paraxylene Cilacap.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi kerja terhadap

peningkatan kinerja karyawan di PT. Pertamina (Persero) RU IV bagian

Kilang Paraxylene Cilacap.

1.5 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

a. Aspek Teoritis

- Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dengan membandingkan

antara teori-teori yang diperoleh dengan bukti empiris terkait pengaruh

motivasi kerja terhadap kinerja.

Page 19: BABI PENDAHULUAN · 1 BABI PENDAHULUAN 1.1 GambaranUmumObjekPenelitian 1.1.1 ProfilUmumPTPertamina(Persero)RefineryUnitIVCilacap PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap merupakan

19

- Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pustaka dan

berguna bagi penelitian dengan masalah yang sama sebagai bahan

pertimbangan.

b. Bagi Perusahaan

Penelitian ini berguna bagi PT. Pertamina RU IV bagian Kilang Paraxylene

Cilacap dalam pengambilan keputusan untuk kemajuan perusahaan terutama

yang berkaitan dengan kinerja karyawan.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam memberikan arah serta gambaran materi yang

terkandung dalam penulisan skripsi ini, maka penulis menyusun sistematika sebagai

berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan penjelasan secara umum tentang isi penelitian meliputi gambaran

umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan

penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini mengemukakan tentang hasil kajian kepustakaan terkait dengan topik

pembahasan dan variabel penelitian untuk dijadikan dasar bagi penyusunan kerangka

pemikiran dan perumusan hipotesis, meliputi rangkuman teori, penelitian terdahulu,

kerangka pemikiran, hipotesis penelitian dan ruang lingkup penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan

sampel, teknik pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, serta teknik analisis

data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diraikan tentang deskripsi obyek penelitian analisis data, dan

pembahasan atas hasil pengolahan data.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab terakhir ini merupakan kesimpulan yang diperoleh dari seluruh penelitian

dan juga saran-saran yang direkomendasikan oleh peneliti kepada PT Pertamina

(Persero) RU IV Cilacap.