1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Umum PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap merupakan industri hilir (downstream) yang mengembangkan potensi sumber daya alam yaitu minyak dan gas bumi di sektor pengolahan dan pemurnian. Minyak mentah dimurnikan dan diproses menjadi berbagai produk petroleum baik itu BBM maupun Non BBM (NBM) dan produk petrokimia lainnya. PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap yang beralamat di Jalan Letjen Haryono MT 77 Lomanis, Cilacap Jawa Tengah, merupakan salah satu unit pengolahan yang mempunyai kapasitas produksi terbesar yaitu 348.000 BSD. Secara geografis area operasional kilang RU IV Cilacap terdiri dari 2 kilang utama yang disebut Refinery area serta bahan baku yang disebut area 70 dengan luas area 470 Ha. Kilang Pertamina RU IV ini merupakan kilang terbesar se-Asia Tenggara dan satu-satunya kilang di Indonesia yang memproduksi aspal juga base oil. Kilang-kilang yang ada di Refinery Unit IV ini terdiri dari : 1. Kilang BBM (Fuel Oil Complex) Kilang ini mengahasilkan produk bahan bakar baik minyak maupun gas dengan unit utama Crude Distilling Unit, Nephta Hydrotreating Unit, Naphta Reforming Unit, Kerosene Hydrotreating Unit, Gasoil Hydrotreating Unit, dan LPG Recovery Unit. 2. Kilang Pelumas (Lube Oil Complex) Kilang ini menghasilkan produk pelumas dasar sebagai bahan utama insdustry pelumas dengan unit utama High Vacuum Unit, Propane Despalted Unit, Fulfural Extraction Unit, MEK Dewaxing Unit, dan Lube Hydrotreating Unit. 3. Kilang Aromatik (Aromatic Complex) Kilang ini menghasilkan produk yang memiliki addedvalue tinggi seperti Paraxylene dan Benzene dengan unit utama Naphta Hydrotreating Unit, Naphta Reforming Unit, Sulfolane Extraction Unit, Transalkylation Unit, Xylene Fractionation, Paraxylene Extraction Unit, dan Xylene Isomeriation Unit.
19
Embed
BABI PENDAHULUAN · 1 BABI PENDAHULUAN 1.1 GambaranUmumObjekPenelitian 1.1.1 ProfilUmumPTPertamina(Persero)RefineryUnitIVCilacap PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap merupakan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
1.1.1 Profil Umum PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap
PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap merupakan industri hilir
(downstream) yang mengembangkan potensi sumber daya alam yaitu minyak dan
gas bumi di sektor pengolahan dan pemurnian. Minyak mentah dimurnikan dan
diproses menjadi berbagai produk petroleum baik itu BBM maupun Non BBM
(NBM) dan produk petrokimia lainnya.
PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap yang beralamat di Jalan Letjen
Haryono MT 77 Lomanis, Cilacap Jawa Tengah, merupakan salah satu unit
pengolahan yang mempunyai kapasitas produksi terbesar yaitu 348.000 BSD. Secara
geografis area operasional kilang RU IV Cilacap terdiri dari 2 kilang utama yang
disebut Refinery area serta bahan baku yang disebut area 70 dengan luas area 470
Ha.
Kilang Pertamina RU IV ini merupakan kilang terbesar se-Asia Tenggara dan
satu-satunya kilang di Indonesia yang memproduksi aspal juga base oil.
Kilang-kilang yang ada di Refinery Unit IV ini terdiri dari :
1. Kilang BBM (Fuel Oil Complex)
Kilang ini mengahasilkan produk bahan bakar baik minyak maupun gas dengan
unit utama Crude Distilling Unit, Nephta Hydrotreating Unit, Naphta Reforming
Unit, Kerosene Hydrotreating Unit, Gasoil Hydrotreating Unit, dan LPG
Recovery Unit.
2. Kilang Pelumas (Lube Oil Complex)
Kilang ini menghasilkan produk pelumas dasar sebagai bahan utama insdustry
pelumas dengan unit utama High Vacuum Unit, Propane Despalted Unit,
Fulfural Extraction Unit, MEK Dewaxing Unit, dan Lube Hydrotreating Unit.
3. Kilang Aromatik (Aromatic Complex)
Kilang ini menghasilkan produk yang memiliki addedvalue tinggi seperti
Paraxylene dan Benzene dengan unit utama Naphta Hydrotreating Unit, Naphta
Reforming Unit, Sulfolane Extraction Unit, Transalkylation Unit, Xylene
Fractionation, Paraxylene Extraction Unit, dan Xylene Isomeriation Unit.
peningkatan budaya HSE, implementasi operasional program HSE, investigasi HSE,
penyediaan peralatan dan fasilitas HSE, HSE regulation & standard code compliance
serta HSE audit agar kegiatan pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat,
pelestarian lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja dapat tercapai sesuai
dengan rencana dalam upaya mencapai HSE excellence.
m. Procurement Manager
Tugas pokok Procurement Manager adalah mengarahkan, memonitor, dan
mengevaluasi sistem tata kerja procurement, pengadaan barang dan jasa, vendor
management, penerimaan barang dan jasa, distribusi, warehouse management,
perjanjian kerjasama pengadaan jasa, dan facility support serta menunjukkan
komitmen HSE dalam setiap aktivitas di fungsi Procurement Refinery Unit IV.
13
1.2 Latar Belakang Penelitian
Globalisasi mempunyai dampak yang besar dalam dunia usaha. Tantangan bagi tiap
perusahaan dalam menghadapi globalisasi adalah dengan cara menyiapkan diri
menghadapi globalisasi pada perekonomian untuk mendapatkan keuntungan yang
maksimal serta mengurangi kerugian dari persaingan global melalui pengelolaan
sumber daya manusia.
Sumber Daya Manusia dalam hal ini yaitu tenaga kerja, karena sangat
berperan pada perusahaan. Perusahaan dituntut untuk memperoleh, mengembangkan
dan mempertahankan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Sumber Daya
Manusia menjadi kunci dimana penggerak organisasi banyak dipengaruhi sumber
daya lainnya, serta peran fungsinya sangat mendukung untuk keberhasilan
organisasi.
Dalam suatu organisasi faktor Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai
peranan yang sangat penting terhadap keberhasilan pencapaian tujuan organisasi
dibanding dengan faktor lainnya. Apabila sebuah tujan organisasi mengalami
kegagalan, maka faktor manusia yang dapat menjadi penyebab di dalamnya. Oleh
karena itu karyawan perlu mendapatkan dorongan motivasi untuk dapat bekerja lebih
baik sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Usri
Nani Yunarifah dan Lilik Kustian (2012), yang berjudul “Pengaruh Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan PT. Kebon Agung Malang” yang menyatakan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap kinerja karyawan.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Rumpak (2016), dengan judul
“Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bank Indonesia
Institute” yang menyatakan bahwa kinerja pada umumnya diartikan sebagai
kesuksesan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Kinerja pegawai
merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya. Pegawai dapat bekerja dengan baik bila memiliki kinerja
yang tinggi sehingga dapat menghasilkan kerja yang baik pula.
Seperti yang disampaikan oleh Fahmi (2016:137) bahwa kinerja adalah hasil
yang diperoleh oleh suatu organisasi, baik organisasi tersebut bersifat profit oriented
dan non-profit oriented yang dihasilkan selama periode waktu.
14
Berdasarkan kegiatan pra survei yang dilakukan oleh penulis dengan
menggunakan metode wawancara kepada Manager Produksi II bulan September
2018, didapatkan hasil data wawancara Kinerja Karyawan, Grafik Penilaian Kinerja
dan Absensi Bagian Kilang Paraxylene PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap pada
tabel 1.1 berikut:
TABEL 1.1
DATA WAWANCARA KINERJA KARYAWAN
BAGIAN KILANG PARAXYLENE
PT PERTAMINA (PERSERO) RU IV CILACAP
Indikator Hasil Evaluasi Atasan
Kuantitas kerja
Terdapat 7,14% atau 11 dari 70 karyawan yang belum dapat
memaksimalkan segala kemampuan yang dimiliki (ditunjukan
dengan kehadiran yang ada pada tabel 1.2) dalam pencapaian
target yang telah ditentukan oleh PT Pertamina RU IV Cilacap
dilihat dari data penilaian kinerja.
Kualitas Kerja
Standar kualitas kerja yang ditetapkan akan berkaitan dengan baik
tidaknya mutu yang dihasilkan oleh karyawan. Terdapat 6,43%
atau 5 dari 70 karyawan yang belum menunjukkan kualitas
pekerjaan yang sesuai standar yang diberikan oleh PT Pertamina
(Persero) RU IV Cilacap. Karyawan mampu menghasilkan
kualitas kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh
perusahaan dan rendahnya kesalahan karyawan dalam melakukan
pekerjaan.
Ketepatan Waktu
Terdapat 5,71% atau 4 dari 70 karena belum dapat menyelesaikan
setiap tugas dan tanggung jawab yang diberikan dengan tepat
waktu. Dalam hal ini ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas
adalah sesuai dengan target waktu yang diberikan perusahaan
kepada pegawai.
Sumber: Data Hasil Wawancara, 2018
Berdasarkan uraian Tabel 1.1 menunjukkan bahwa kinerja karyawan yang
diharapkan oleh bagian Kilang Paraxylene PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
15
belum tercapai sepenuhnya dengan baik. Hal tersebut dipengaruhi oleh kinerja
karyawan itu sendiri. Karyawan yang mempunyai kinerja tinggi maka dapat
menunjang tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh PT Pertamina
(Persero) RU IV Cilacap.
Untuk memperkuat argumentasi yang menjadi faktor penyebab kinerja yang
belum memenuhi harapan tersebut, penulis juga menganalisis grafik penilaian kinerja
seperti pada gambar 1.4 berikut ini :
Gambar 1.4 Penilaian Kinerja Karyawan Kilang Paraxylene
Sumber : Data Internal PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
Berdasarkan gambar 1.4 dapat dilihat bahwa kinerja karyawan pada kilang
paraxylene PT. PERTAMINA (Persero) RU IV Cilacap mengalami penurunan.
Dapat dilihat perubahan dari tahun 2015 yang mendapat predikat dari A (amat baik)
dengan nilai 7,3 , kemudian evaluasi kinerja karyawan mengalami penurunan pada
tahun 2016 dengan nilai sebesar 6,9 dari yang sebelumnya diangka 7,3. Tahun 2017
mengalami penurunan dengan menyandang predikat B (Baik), dikarenakan
penurunan nilai sebesar 6,2 dari 6,9. Namun tahun 2018 mengalami peningkatan
kembali dengan meraih predikat B (baik) kembali dengan nilai yang diperoleh
16
sebesar 6,4 di tahun 2018. Hal di atas menunjukkan peningkatan kinerja karyawan
pada tahun terakhir pengamatan, akan tetapi hal tersebut masih di bawah standar
yang ditetapkan yaitu 8 dan rata-rata penilaian kinerja karyawan PT Pertamina
(Persero) RU IV Cilacap masih diangka 6.4 dalam kategori baik.
Kinerja karyawan di PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap yang belum
tercapai harapan tersebut sebagaimana ditampilkan pada tabel 1.1 dan gambar 1.4
dipengaruhi berbeagai faktor, salah satu faktor yang diduga memiliki pengaruh
dominan adalah motivasi yang dimiliki karyawan. Hal ini sejalan dengan yang
dikemukakan oleh Tasya (2018:11) bahwa tabel absensi menggambarkan motivasi
kerja sebuah perusahaan. Kenaikkan jumlah ketidak hadiran karyawan
menggambarkan penurunan motivasi kerja yang berpengaruh pada kinerja karyawan.
Selain data wawancara dan grafik penilaian kinerja yang menjadi faktor
penyebab kinerja yang belum memenuhi harapan tersebut, penulis menganalisis data
kehadiran karyawan sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat motivasi.
Berikut data kehadiran karyawan bagian kilang paraxylene PT Pertamina (Persero)
RU IV Cilacap :
TABEL 1.2
DATA KEHADIRAN KARYAWAN BAGIAN KILANG PARAXYLENE
PT PERTAMINA (PERSERO) RU IV CILACAP TAHUN 2017
No Bulan JumlahPegawai
TargetKehadiran
RealisasiKehadiran
% KetidakHadiran
1 Januari 62 1426 1417 0,63%2 Februari 60 1380 1369 0,80%3 Maret 70 1610 1596 0,90%4 April 60 1392 1380 0,87%5 Mei 70 1614 1605 0,56%6 Juni 69 1599 1590 0,60%7 Juli 69 1596 1587 0,56%8 Agustus 67 1541 1539 0,13%9 September 67 1547 1531 1,03%10 Oktober 63 1449 1441 0,55%11 November 63 1485 1472 0,90%12 Desember 63 1449 1445 0,30%sumber : Data Internal PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
17
Berdasarkan data pada tabel 1.2 tersebut, dapat diketahui bahwa tingkat
ketidak hadiran karyawan yang menggambarkan tingkat motivasi karyawan di PT
Pertamina (Persero) RU IV Cilacap bagian kilang paraxylene masih relatif tinggi,
yaitu bekisar 0,13% pada tingkat terendah pada bulan Agustus, karena pada bulan
Agutus terdapat proyek TA yang harus diselesaikan pada bulan tersebut. Selanjutnya
1,03% pada tingkat tertinggi yaitu pada bulan September, karena pada awal bulan
Sepetember terdapat libur diawal bulan yang membuat sebagian karyawan tidak
hadir dan terlambat untuk masuk kerja. Sejalan dengan yang dikemukakan Zunaidah
dan Arif (2014:46) menyatakan bahwa “Tabel absensi dapat digunakan untuk
menggambarkan motivasi kerja dari sebuah perusahaan. Kenaikan tingkat ketidak
hadiran karyawan ini sangat menghambat dalam penyelesaian setiap tugas yang
harus dikerjakan karyawan yang berakibat terhadap pencapaian target kinerja
karyawan.”
Dari beberapa penelitian diatas (Usri Nani Yunarifah dan Lilik Kustian 2012
& Rumpak, 2016) di tempat yang berbeda, yang mengemukakan bahwa adanya
pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap kinerja karyawan karena motivasi
kerja yang tinggi dapat meningkatkan kinerja yang tinggi pula, maka peneliti tertarik
untuk meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja
karyawan yang akan dilaksanakan studi kasus pada salah satu bagian di PT.
Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap yaitu bagian Kilang Paraxylene
Cilacap Produksi II.
Bedasarkan pemaparan di atas, maka diduga motivasi menjadi faktor yang
dominan menpengaruhi kinerja karyawan di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit
IV Cilacap bagian Kilang Paraxylene. Atas dasar pertimbangan tersebut, peneliti
tertarik untuk mengambil judul pada penelitian ini yaitu “PENGARUH MOTIVASI
KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BAGIAN KILANG
PARAXYLENE PT. PERTAMINA (Persero) REFINERY UNIT IV CILACAP ”
18
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, serta mengacu kepada
penelitian di atas (Usri Nani Yunarifah dan Lilik Kustian 2012 & Rumpak, 2016)
yang menyatakan bahwa motivasi kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja karyawan dan berdasarkan data hasil wawacara dengan manager production
II diatas, maka peneliti tertarik untuk membahas hal ini lebih lanjut.
Peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana motivasi karyawan pada PT. Pertamina (Persero) RU IV bagian
Kilang Paraxylene Cilacap ?
2. Bagaimana kinerja karyawan pada PT. Pertamina (Persero) RU IV bagian
Kilang Paraxylene Cilacap ?
3. Seberapa besar motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada
PT. Pertamina (Persero) RU IV bagian Kilang Paraxylene Cilacap ?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui seberapa besar motivasi berpengaruh terhadap kinerja
karyawan di PT. Pertamina (Persero) RU IV bagian Kilang Paraxylene
Cilacap.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis tingkat kinerja karyawan di PT.
Pertamina (Persero) RU IV bagian Kilang Paraxylene Cilacap.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi kerja terhadap
peningkatan kinerja karyawan di PT. Pertamina (Persero) RU IV bagian
Kilang Paraxylene Cilacap.
1.5 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
a. Aspek Teoritis
- Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dengan membandingkan
antara teori-teori yang diperoleh dengan bukti empiris terkait pengaruh
motivasi kerja terhadap kinerja.
19
- Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pustaka dan
berguna bagi penelitian dengan masalah yang sama sebagai bahan
pertimbangan.
b. Bagi Perusahaan
Penelitian ini berguna bagi PT. Pertamina RU IV bagian Kilang Paraxylene
Cilacap dalam pengambilan keputusan untuk kemajuan perusahaan terutama
yang berkaitan dengan kinerja karyawan.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam memberikan arah serta gambaran materi yang
terkandung dalam penulisan skripsi ini, maka penulis menyusun sistematika sebagai
berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan penjelasan secara umum tentang isi penelitian meliputi gambaran
umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan
penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini mengemukakan tentang hasil kajian kepustakaan terkait dengan topik
pembahasan dan variabel penelitian untuk dijadikan dasar bagi penyusunan kerangka
pemikiran dan perumusan hipotesis, meliputi rangkuman teori, penelitian terdahulu,
kerangka pemikiran, hipotesis penelitian dan ruang lingkup penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan
sampel, teknik pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, serta teknik analisis
data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diraikan tentang deskripsi obyek penelitian analisis data, dan
pembahasan atas hasil pengolahan data.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab terakhir ini merupakan kesimpulan yang diperoleh dari seluruh penelitian
dan juga saran-saran yang direkomendasikan oleh peneliti kepada PT Pertamina