106 106 BAB VI P E N U T U P 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pada uraian hasil analisis dan pembahasan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Secara parsial variabel persepsi reliability (kehandalan) berpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya dengan menunjukkan bahwa rata-rata frekuensi kualitas pelayanan gizi berdasarkan analisis statistik deskriptif bahwa reliability berada pada frekuensi daerah positif atau diantara persepsi kurang setuju dan setuju, dengan pengujian hipotesis uji t diperoleh nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. 2. Secara parsial variabel persepsi responsiveness (ketanggapan) berpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya dengan menunjukkan bahwa rata-rata frekuensi kualitas pelayanan gizi berdasarkan analisis statistik deskriptif bahwa responsiveness berada pada frekuensi daerah positif atau diantara persepsi kurang setuju dan setuju, dengan pengujian hipotesis uji t diperoleh nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. 3. Secara parsial variabel persepsi assurance (jaminan) berpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya dengan menunjukkan bahwa rata-rata frekuensi kualitas pelayanan gizi berdasarkan analisis statistik deskriptif bahwa assurance berada pada frekuensi daerah sangat positif atau diantara persepsi setuju dan sangat setuju, dengan pengujian hipotesis uji t diperoleh nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
106
106
BAB VI
P E N U T U P
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada uraian hasil analisis dan pembahasan, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Secara parsial variabel persepsi reliability (kehandalan) berpengaruh tidak
signifikan terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya dengan menunjukkan bahwa rata-rata frekuensi kualitas
pelayanan gizi berdasarkan analisis statistik deskriptif bahwa reliability
berada pada frekuensi daerah positif atau diantara persepsi kurang setuju
dan setuju, dengan pengujian hipotesis uji t diperoleh nilai signifikansi lebih
besar dari 0,05.
2. Secara parsial variabel persepsi responsiveness (ketanggapan) berpengaruh
tidak signifikan terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya dengan menunjukkan bahwa rata-rata frekuensi
kualitas pelayanan gizi berdasarkan analisis statistik deskriptif bahwa
responsiveness berada pada frekuensi daerah positif atau diantara persepsi
kurang setuju dan setuju, dengan pengujian hipotesis uji t diperoleh nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05.
3. Secara parsial variabel persepsi assurance (jaminan) berpengaruh tidak
signifikan terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya dengan menunjukkan bahwa rata-rata frekuensi kualitas
pelayanan gizi berdasarkan analisis statistik deskriptif bahwa assurance
berada pada frekuensi daerah sangat positif atau diantara persepsi setuju
dan sangat setuju, dengan pengujian hipotesis uji t diperoleh nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05.
107
107
4. Secara parsial variabel persepsi empathy (empati) berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya dengan menunjukkan bahwa rata-rata frekuensi kualitas pelayanan
gizi berdasarkan analisis statistik deskriptif bahwa empathy berada pada
frekuensi daerah sangat positif atau diantara persepsi setuju dan sangat
setuju, dengan pengujian hipotesis uji t diperoleh nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05.
5. Secara parsial variabel persepsi tangible (bukti langsung) berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya dengan menunjukkan bahwa rata-rata frekuensi kualitas
pelayanan gizi berdasarkan analisis statistik deskriptif bahwa tangible
berada pada frekuensi daerah sangat positif atau diantara persepsi setuju
dan sangat setuju, dengan pengujian hipotesis uji t diperoleh nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
6. Secara simultan variabel persepsi mutu pelayanan gizi yang meliputi
empathy (empati) dan tangible (bukti langsung) berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya dengan pengujian hipotesis uji F diperoleh nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan tersebut, maka dapat diberikan beberapa
saran kepada petugas gizi di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
diharapkan dapat lebih meningkatkan :
1. Reliability (kehandalan) dalam memberikan pelayanan sesuai kebutuhan dan
harapan pasien. Hal tersebut dapat ditingkatkan dengan jalan melakukan
108
108
peningkatan kemampuan petugas gizi. Instalasi gizi RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya segera melakukan sosialisasi, pengendalian, evaluasi dan
tindak lanjut (follow up) implementasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan
Standard Operating Procedure (SOP).
2. Responsiveness (ketanggapan) dalam memberikan pelayanan sesuai
kebutuhan dan harapan pasien. Hal ini harus ditangani dengan serius karena
faktor ketanggapan petugas merupakan hal yang penting dalam memberikan
kepuasan kepada pasien rawat inap RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya. Upaya untuk meningkatkan ketanggapan tersebut, perlu dilakukan
pelatihan yang rutin guna meningkatkan kompetensi sehingga petugas gizi
selalu diingatkan untuk tanggap yaitu cepat dan tepat dalam menangani
keluahan pasien.
3. Assurance (jaminan) dalam memberikan pelayanan sesuai kebutuhan dan
harapan pasien. Hal tersebut dapat ditingkatkan dengan rutin mengadakan
pelatihan untuk meningkatkan kemampuan petugas gizi dalam memberikan
pelayanan kepada pasien sehingga pasien merasa aman dan yakin akan
pelayanan yang diberikan. Salah satu aspek yang sangat penting untuk
mencapai pelayanan yang bermutu adalah tersedianya kuantitas petugas gizi
(ahli gizi, tenaga pemasak dan pramusaji), maka RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya segera menyusun perencanaan untuk melakukan
penambahan petugas gizi.
4. Empathy (empati) dalam memberikan pelayanan sehingga pasien merasa
selalu diperhatikan dan mendapat dorongan semangat untuk sembuh. Hal
tersebut dapat ditingkatkan dengan memberikan pelatihan tentang perilaku
dan etika untuk petugas gizi sehingga mereka selalu diingatkan untuk
bersikap baik bahkan berempati dalam memberikan pelayanan kesehatan
bagi pasien.
109
109
5. Tangible (bukti langsung) dalam memberikan pelayanan kesehatan sesuai
kebutuhan dan harapan pasien. Hal tersebut dengan cara selalu menjaga
kebersihan baik kebersihan peralatan makan maupun tenaga penjamah
makanannya, menyediakan peralatan yang lengkap dan berfungsi dengan
baik, serta senantiasa menjaga komunikasi yang baik dengan pasien
sehingga pelayanan yang diberikan dapat sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan pasien.
6.3 Implikasi Hasil
Berdasarkan hasil kesimpulan dan saran tersebut, maka dapat diuraikan
beberapa implikasi hasil, yaitu :
1. Faktor yang paling dominan mempengaruhi kepuasan pasien rawat inap
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya dilihat dari hasil uji t, ternyata
variabel tangible (bukti langsung) memiliki nilai signifikansi lebih rendah, hal
ini dapat dikatakan bahwa tangible (bukti langsung) mempengaruhi dominan
terhadap kepuasan pasien. Hal ini berarti bahwa ternyata tangible (bukti
langsung) mempengaruhi kepuasan, sedangkan lainnya dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain.
2. Menurut Griffith (dalam leger, dkk, 1992) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi perasaan puas pada seseorang, yaitu :
a. Sikap dan pendekatan petugas kepad pasien yaitu sikap petugas kepada
pasien ketika pasien pertama kali datang di fasilitas kesehatan,
keramahan yang ditunjukkan petugas dan kecepatan penerimaan pasien
yang datang ke fasilitas kesehatan.
b. Kualitas pelayanan yang diterima oleh pasien yaitu apa saja yang telah
dilakukan oleh pemberi layanan kepada pasien berupa pelayanan yang
berkaitan dengan proses pemberian layanan mulai dari pendaftaran,
110
110
pemeriksaan sampai pasien mendapat obat.
c. Prosedur administrasi yaitu berkaitan dengan pelayanan administrasi
pasien mulai masuk di fasilitas kesehatan, selama proses berlangsung
dan ketika keluar dari fasilitas kesehatan, kecekatan petugas dalam
melayani pasien, dan penjelasan rincian biaya yang digunakan pasien
selama berada di fasilitas kesehatan.
d. Fasilitas yang disediakan yaitu fasilitas pelayanan yang ada di fasilitas
kesehatan. Sesuai pelayanan kuratif, preventif, promotif dan rehabilitatif.
Sedangkan menurut Sabarguna (2004), kepuasan yang dirasakan oleh
pasien merupakan aspek yang sangat penting bagi kelangsungan suatu
fasilitas kesehatan dimana ada beberapa aspek yang mempengaruhi
kepuasan pasien, yaitu :
a. Aspek kenyamanan, meliputi : lokasi, kebersihan, kenyamanan ruangan
yang akan digunakan pasien dan peralatan yang tersedia dalam ruangan.
b. Aspek hubungan pasien dan petugas, meliputi : keramahan petugas
terutama perawat, informasi yang diberikan oleh petugas, komunikatif,
responatif, suportif dan cekatan dalam melayani pasien.
c. Aspek kompetensi teknis petugas, meliputi keberanian bertindak,
pengalaman, gelar dan terkenal.
d. Aspek biaya, meliputi mahalnya pelayanan, terjangkau tidaknya oleh
pasien dan ada tidaknya keringanan yang diberikan kepada pasien.
111
111
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. 1996. Reliabilitas dan Validitas, Edisi ketiga. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Atmosoeprapto, K. 2002. Empower Your Human Resource (Berdayakan Sumber
Daya Manusia Anda). PT. Elrx Media Komputindo. Jakarta. Anderson, R. Joanna K, dkk. 2009. Equity in Health Service, Emperical Analysis
in Social Policy, Mass Ballinger Publishing Campany. Cambrige. Algifari, 2011. Statistik Indukatif Untuk Ekonomi dan Bisnis, AMP-YKPN,
Yogyakarta. Budiyanto, FX. 1991. Pelayanan Pelanggan yang Bermutu, Seni Melakukan
Pelanggan Sebagai Tamu, Jakarta: Binarupa Aksara Donabedian, A. 2000. Exprolation in Quality Assesment and Monitoring, Arbor
Michigan: Health Administration Press. Dwiyanto, A. 2002. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia, Yogyakarta: Pusat
Studi Kependudukan UGM. Giffari, A.B. 1984. Manajemen Umum Rumah sakit, Manajemen Parumahsakitan,
Irsjan. Jakarta. Goldberg, A. 1996. Hospital Departemen Profil, USA: American Hospital
Publishing, Co. INC. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, ed.
3, Semarang: Badan Penerbit UNDIP. Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS,
Semarang: Badan Penerbit UNDIP. Gibson, JL. et.al. 2007. Organisasi dan Manajemen Perilaku, Struktur, Proses,
Jakarta: Erlangga Gonzales, 2007. Cultur, Diseas and Healing Studies in Medical Anthropology,
New York: Millan Publishing, Co. INC. Ibrahim, Buddy. 2000. TQM Panduan Untuk Menghadapi Persaingan Global,
Djambatan. Jakarta. Inderiani, Lili. 2011. Analisis Pengaruh Motivasi dan Budaya Kerja Terhadap
Peningkatan Kinerja Perawat Pelaksana Rawat Inap di RSUD H. Damanhuri, Tesis. Pascesarjana Magister Manajemen STIEI Banjarmasin. Banjarmasin.
Jacobalis, S. 1995. Liberalisasi Bisnis Jasa Kesehatan dan Dampaknya Bagi
Rumah Sakit Indonesia, Jakarta: IRSJAM XXXVII.
112
112
Junadi, Purnawan. 1991. Survey Kepuasan Pasien di Rumah Sakit, Seminar di RSPAD Gatot Subroto. Jakarta.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran , edisi II, Indeks: Jakarta Kunto, Widyo, 204. Analisis Hubungan Persepsi Pasien Terhadap Mutu
Pelayanan Dengan Minat Pemanfaatan Ulang Pelayanan Unit Rawat Inap Umum di Rumah Sakit Kusta Kelet Jepara, Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.
Kementrerian Kesehatan RI, 2013. Pedoman PGRS Pelayanan Gizi Rumah
Sakit, Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. Masri, S. 1995. Metodologi Penelitian Survey, Jakarta: PT Pustaka
Indonesia. Mahmudin, Ali. S, dkk. 2007. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur Dalam
Penelitian, Bandung : Pustaka Setia.
Mardiah, Siti. 2007. Pengaruh Persepsi Tentang Mutu Pelayanan Spesialistik
Empat Dasar Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di badan Pelayanan Kesehatan RSU Sigli Tahun 2007, Tesis. Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Medan.
Marknesis, T. 2009. Costomer Satisfaction and Beyond, ed. I., Yogyakarta:
Marknesis. Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta Rineka
Cipta. Notoatmojo, S. 2003. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka
Cipta. Parasuraman, A, Zeithamal, VA and Berry, L.L. 1998. SERVQUAL : A Multiple-
tem Scale for Measuring Consumer Perceptions of Service Quality. Journal of Retailing, vol 64, no. 1, spring.
Riduwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Bandung :
Yogyakarta. Sari, I.D. 2008. Manajemen Pemasaran Usaha Kesehatan, Yogyakarta: Mitra
Cendikia Press. Sugiyono, 2008. Statistika Untuk Penelitian, Penerbit CV Alfabeta, Bandung. Satrianegara MF, S.S. 2009. Buku Ajar Organisasi dan Manajemen
Pelayanan Kesehatan Serta Kebidanan, Jakarta: Salemba Medika. Supranto, J. 1997. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk
Menaikan Pangsa Pasar, Jakarta: Rineka Cipta.
113
113
Snook, JR. D. 2001. Hospital What They are and How They Work, Maryland London: An Aspen Publication Rock Ville.
Sabarguna. Boy. S. 2004. Sumber Daya Manusia Rumah Sakit, DI Yogyakarta:
Penerbit Konsorsium Rumah Sakit Islam Jateng. Sabarguna. Boy. S. 2004. Manajemen Operasional Rumah Sakit, DI
Yogyakarta: Penerbit Konsorsium Rumah Sakit Islam Jateng. Sabarguna. Boy. S. 2004. Pemasaran Rumah Sakit, DI Yogyakarta: Penerbit
Konsorsium Rumah Sakit Islam Jateng. Supranto, J. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menangkap