Top Banner
BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Dasar Konsep dasar perencanaan lanskap di desa Gedongjetis adalah menjadikan kawasan sebagai tempat wisata pertanian dengan obyek wisata utamanya kebun rambutan, padi sawah, palawija, perikanan, dan kerajinan anyaman lidi dengan menonjolkan karakter lanskap alami tapak dalam suasana pertanian pedesaan yang dilengkapi dengan fasilitas pelayanan pendukung wisata. Pengembangan tapak menjadi tempat wisata pertanian diharapkan dapat memberi manfaat kepada pengunjung, masyarakat setempat dan tentunya juga tetap menjaga kelestarian lanskapnya. Untuk mengakomodasi hal tersebut maka dalam konsep perencanaannya tapak akan dikembangkan dengan beberapa fungsi, yaitu fungsi rekreasi, fungsi edukasi, fungsi penyangga, dan fungsi ekonomi. Fungsi rekreasi merupakan fungsi yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan rekreasi dalam bentuk aktivitas wisata pertanian dan aktivitas wisata non pertanian dengan dilengkapi fasilitas pendukung wisata. Fasilitas pendukung yang dikembangkan pada tapak berupa sarana belanja, sarana makan dan minum, serta tempat berkumpul yang dapat memberi kesan tradisional. Aktivitas rekreasi yang dikembangkan merupakan rekreasi alam pertanian yang edukatif untuk memenuhi kepuasan pengunjung. Kemudian untuk fungsi edukasi yang akan dikembangkan adalah pengenalan budidaya pertanian melalui rekreasi alam pertanian. Rekreasi alam pertanian yang edukatif dalam perencanaan ini adalah dengan melibatkan pengunjung untuk menikmati alam pertanian kebun rambutan dan sawah tanaman pangan serta untuk mengenalkan dan mengajak pengunjung berpartisipasi aktif dalam kegiatan budidaya. Pengunjung dikenalkan pada jenis komoditas yang dikembangkan di tapak dan aktivitas budidayanya secara teori dan teknis dari pengalaman langsung petani. Fungsi penyangga pada perencanaan lanskap kawasan agrowisata rambutan ini adalah menjaga kelestarian tapak dari kerusakan yang dapat ditimbulkan karena aktivitas wisata dan pengaruh lingkungan. Disamping itu, perlu dikembangkan fungsi ekonomi yakni untuk menghasilkan keuntungan yang
19

BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Dasar · KONSEP DAN PERENCANAAN . 6.1 Konsep Dasar . ... konservasi, serta vegetasi arsitektural dan estetika. Penjelasan konsep vegetasi

Mar 08, 2019

Download

Documents

tranthuan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Dasar · KONSEP DAN PERENCANAAN . 6.1 Konsep Dasar . ... konservasi, serta vegetasi arsitektural dan estetika. Penjelasan konsep vegetasi

BAB VI

KONSEP DAN PERENCANAAN

6.1 Konsep Dasar

Konsep dasar perencanaan lanskap di desa Gedongjetis adalah menjadikan

kawasan sebagai tempat wisata pertanian dengan obyek wisata utamanya kebun

rambutan, padi sawah, palawija, perikanan, dan kerajinan anyaman lidi dengan

menonjolkan karakter lanskap alami tapak dalam suasana pertanian pedesaan yang

dilengkapi dengan fasilitas pelayanan pendukung wisata. Pengembangan tapak

menjadi tempat wisata pertanian diharapkan dapat memberi manfaat kepada

pengunjung, masyarakat setempat dan tentunya juga tetap menjaga kelestarian

lanskapnya. Untuk mengakomodasi hal tersebut maka dalam konsep

perencanaannya tapak akan dikembangkan dengan beberapa fungsi, yaitu fungsi

rekreasi, fungsi edukasi, fungsi penyangga, dan fungsi ekonomi.

Fungsi rekreasi merupakan fungsi yang dikembangkan untuk memenuhi

kebutuhan rekreasi dalam bentuk aktivitas wisata pertanian dan aktivitas wisata

non pertanian dengan dilengkapi fasilitas pendukung wisata. Fasilitas pendukung

yang dikembangkan pada tapak berupa sarana belanja, sarana makan dan minum,

serta tempat berkumpul yang dapat memberi kesan tradisional. Aktivitas rekreasi

yang dikembangkan merupakan rekreasi alam pertanian yang edukatif untuk

memenuhi kepuasan pengunjung. Kemudian untuk fungsi edukasi yang akan

dikembangkan adalah pengenalan budidaya pertanian melalui rekreasi alam

pertanian. Rekreasi alam pertanian yang edukatif dalam perencanaan ini adalah

dengan melibatkan pengunjung untuk menikmati alam pertanian kebun rambutan

dan sawah tanaman pangan serta untuk mengenalkan dan mengajak pengunjung

berpartisipasi aktif dalam kegiatan budidaya. Pengunjung dikenalkan pada jenis

komoditas yang dikembangkan di tapak dan aktivitas budidayanya secara teori

dan teknis dari pengalaman langsung petani.

Fungsi penyangga pada perencanaan lanskap kawasan agrowisata rambutan

ini adalah menjaga kelestarian tapak dari kerusakan yang dapat ditimbulkan

karena aktivitas wisata dan pengaruh lingkungan. Disamping itu, perlu

dikembangkan fungsi ekonomi yakni untuk menghasilkan keuntungan yang

Page 2: BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Dasar · KONSEP DAN PERENCANAAN . 6.1 Konsep Dasar . ... konservasi, serta vegetasi arsitektural dan estetika. Penjelasan konsep vegetasi

68

bermanfaat bagi kelangsungan wisata ini dan juga bermanfaat untuk kehidupan

masyarakat Desa Gedongjetis. Tapak penelitian selain dikembangkan menjadi

tempat agrowisata dan pusat budidaya rambutan juga dijadikan sentra jual beli

hasil panen yang akan mendatangkan keuntungan.

Semua fungsi tersebut dikembangkan dalam program ruang dan

dihubungkan dengan sirkulasi dalam bentuk grid yang menonjolkan karakter

persawahan. Untuk itu konsep perencanaan ini dikembangkan dalam konsep

pengembangan yang dijabarkan dalam konsep ruang dan sirkulasi, konsep wisata,

konsep fasilitas dan utilitas, serta konsep vegetasi.

6.2 Konsep Pengembangan

6.2.1 Konsep Ruang dan Sirkulasi

Konsep ruang yang dikembangkan pada tapak penelitian merupakan hasil

overlay peta tematik yang menghasilkan peta komposit. Ruang yang akan

dikembangkan pada tapak dibagi menjadi tiga, yaitu ruang wisata, ruang

pendukung wisata, dan ruang konservasi yang kemudian dikembangkan sesuai

peruntukannya yang tersaji dalam Gambar 28.

a. Ruang Wisata

Ruang wisata yang dikembangkan pada tapak dibagi menjadi ruang wisata

pertanian dan ruang wisata non pertanian. Ruang wisata pertanian yang akan

dikembangkan meliputi ruang wisata rambutan, ruang wisata padi sawah, ruang

wisata palawija, ruang wisata pemijahan ikan dan ruang wisata pusat jual beli

tanaman hias. Ruang wisata non pertanian yang akan dikembangkan ruang wisata

anyaman lidi.

b. Ruang Pendukung Wisata

Ruang pendukung wisata pada tapak penelitian yang akan dikembangkan

adalah ruang penerimaan, ruang pelayanan wisata, dan ruang masyarakat. Ruang

penerimaan merupakan ruang untuk menyambut pengunjung, memberikan

informasi mengenai agrowisata dan obyek wisata pada tapak kepada pengunjung.

Ruang pelayanan wisata yang dikembangkan merupakan ruang yang disediakan

untuk memberikan pelayanan kepada pengunjung dengan pengadaan fasilitas

pendukung wisata. Kemudian untuk ruang masyarakat pada tapak penelitian yang

Page 3: BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Dasar · KONSEP DAN PERENCANAAN . 6.1 Konsep Dasar . ... konservasi, serta vegetasi arsitektural dan estetika. Penjelasan konsep vegetasi

69

direncanakan adalah menjaga keberadaan ruang masyarakat yang ada dan

kehidupan masyarakatnya. Hal ini diharapkan keberadaan agrowisata tidak

mengganggu kehidupan masyarakat Gedongjetis.

c. Ruang Konservasi.

Ruang konservasi yang direncanakan pada tapak bertujuan untuk menjaga

kualitas tanah dan air. Ruang konservasi difokuskan pada sekitar mata air dan

batas tapak. Hal ini untuk menjaga kualitas lingkungan sekitar tapak dan menjaga

eksistensi badan air di tapak.

Konsep sirkulasi wisata pada tapak yang akan dikembangkan dibagi

menjadi sirkulasi primer dan sirkulasi sekunder. Sirkulasi primer yang

direncanakan berupa jalur utama di dalam tapak yang menghubungkan sirkulasi di

luar tapak dengan ruang penerimaan dan obyek rekreasi di dalam tapak. Sirkulasi

sekunder pada tapak merupakan sirkulasi yang terdapat di setiap obyek wisata di

dalam tapak. Konsep sirkulasi pada tapak dapat dilihat pada Gambar 29 dan

Gambar 32.

6.2.2 Konsep Wisata

Konsep wisata pada tapak penelitian dibagi menurut aktivitas wisatanya

menjadi wisata aktif dan wisata pasif. Wisata aktif yang dikembangkan adalah

wisata edukatif yang melibatkan pengunjung berpartisipasi dalam kegiatan

pertanian. Aktivitas wisata aktif yang dikembangkan pada tapak antara lain wisata

edukasi rambutan, edukasi padi dan palawija, edukasi pemijahan ikan,

belanja/panen buah rambutan, dan edukasi kerajinan anyaman lidi. Sedangkan

wisata pasif yang dikembangkan merupakan rekreasi menikmati pemandangan

lanskap alami yang aman dan nyaman. Aktivitas wisata pasif yang dikembangkan

antara lain, piknik, jalan-jalan, dan bermain.

6.2.3 Konsep Fasilitas dan Utilitas

Fasilitas yang dikembangkan pada tapak disesuaikan dengan kebutuhan

tapak dengan mengacu pada tujuan perencanaan tapak yakni menjadikan tapak

sebagi tempat wisata pertanian yang edukatif. Pengembangan fasilitas pada tapak

Page 4: BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Dasar · KONSEP DAN PERENCANAAN . 6.1 Konsep Dasar . ... konservasi, serta vegetasi arsitektural dan estetika. Penjelasan konsep vegetasi

70

28

Page 5: BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Dasar · KONSEP DAN PERENCANAAN . 6.1 Konsep Dasar . ... konservasi, serta vegetasi arsitektural dan estetika. Penjelasan konsep vegetasi

71

Page 6: BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Dasar · KONSEP DAN PERENCANAAN . 6.1 Konsep Dasar . ... konservasi, serta vegetasi arsitektural dan estetika. Penjelasan konsep vegetasi

72

diharapkan tidak mengganggu kondisi tapak yang ada dan dapat memberikan nilai

fungsional. Pengadaan fasilitas pendukung wisata pada tapak memperhatikan

kesesuaian bentuk, dapat memberikan nilai estetika, pemeliharaannya mudah,

memberi kesan alami agar menyatu dengan karakter tapak. Fasilitas yang

direncanakan antara lain fasilitas untuk beristirahat, fasilitas parkir, fasilitas untuk

membersihkan diri, fasilitas untuk makan, fasilitas untuk bermain, dan fasilitas

untuk beribadah. Pengadaan fasilitas pendukung pada tapak bertujuan untuk

memberikan kemudahan, kelengkapan dan kenyamanan dalam kawasan

agrowisata yang dikembangkan.

Pengembangan kawasan menjadi tempat agrowisata didukung pula dengan

pengadaan sarana utilitas yang dibutuhkan tapak. Sarana utilitas yang

dikembangkan pada tapak adalah suplai aliran listrik, dan penyediaan air bersih.

6.2.4 Konsep Vegetasi

Konsep vegetasi yang akan dikembangkan pada tapak dibagi menjadi tiga

menurut fungsi yang diharapkan ada pada tapak, yaitu vegetasi produksi, vegetasi

konservasi, serta vegetasi arsitektural dan estetika. Penjelasan konsep vegetasi

secara spasial dapat dilihat pada Gambar 30 dan Gambar 32.

a. Vegetasi Produksi

Vegetasi yang menjadi obyek wisata yang dikembangkan pada tapak adalah

rambutan, tanaman padi sawah, tanaman palawija, dan tanaman hias. Tanaman

hias merupakan vegetasi introduksi yang akan dikembangkan pada tapak untuk

menambah daya tarik wisatawan. Sedangkan tanaman padi sawah dan palawija

merupakan tanaman eksisting pada tapak yang menjadi daya tarik wisata dengan

jenis yang berubah mengikuti musim. Tanaman rambutan merupakan daya tarik

utama pengembangan agrowisata pada tapak.

b. Vegetasi Konservasi

Vegetasi konservasi dalam perencanaan lanskap agrowisata Gedongjetis ini

merupakan vegetasi yang dikembangkan pada dearah tepi sungai yang terletak di

batas tapak sebelah utara dan selatan tapak. Pengadaan vegetasi konservasi ini

untuk menjaga keseimbangan dan kenyamanan kawasan.

Page 7: BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Dasar · KONSEP DAN PERENCANAAN . 6.1 Konsep Dasar . ... konservasi, serta vegetasi arsitektural dan estetika. Penjelasan konsep vegetasi

73

30

Page 8: BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Dasar · KONSEP DAN PERENCANAAN . 6.1 Konsep Dasar . ... konservasi, serta vegetasi arsitektural dan estetika. Penjelasan konsep vegetasi

74

c. Vegetasi Arsitektural dan Estetika

Vegetasi untuk tujuan estetika yang dikembangkan pada tapak adalah

vegetasi yang dapat memberikan efek visual kawasan yang lebih baik sehingga

dapat menarik perhatian wisatawan untuk berkunjung ke tapak dan memberikan

kenyamanan pengunjung. Tanaman yang digunakan adalah tanaman yang

berfungsi sebagai tanaman penyangga, tanaman penaung, tanaman pembatas,

tanaman pengarah, dan tanaman display.

6.3 Perencanaan Lanskap

Perencanaan lanskap merupakan tahap akhir dalam penelitian ini yang

diperoleh dari hasil pengembangan konsep dalam bentuk block plan (Gambar 31).

Tahap perencanaan menghasilkan gambar rencana lanskap (site plan) yang tersaji

dalam Gambar 32 dan rencana tertulis. Perencanaan yang dilakukan diharapkan

dapat membantu meningkatkan kualitas tapak dan membantu pemerintah dalam

mengembangkan kawasan agrowisata pada tapak.

6.3.1 Rencana Ruang

Rencana ruang pada tapak penelitian merupakan pengembangan dari konsep

ruang yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Ruang yang dikembangkan pada

tapak dibagi menjadi ruang wisata, ruang pendukung wisata, dan ruang

konservasi. Penjabaran pembagian ruang pada tapak dapat dilihat pada Tabel 13

dan Gambar 32.

Tabel 13. Rencana Pembagian Ruang

No. Ruang Sub Ruang Luas (ha) Persentas

e (%)

1. Wisata

Sawah Budi Daya 81,4 50,3

Tanah Bengkok 10,6 6,5

Kebun Rambutan 20 12,4

Obyek Wisata Umum 1,4 0,9

2. Pendukung Wisata

Pelayanan (Area Parkir) dan

Penerimaan 0,1 0,1

Permukiman Masyarakat 39,2 24,2

Perkantoran dan Prasarana

Umum 1,8 1,2

3. Konservasi Konservasi Tepi Sungai 4,4 2,7

Konservasi Batas Tapak 2,8 1,7

Total Luas 161,7 100

Page 9: BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Dasar · KONSEP DAN PERENCANAAN . 6.1 Konsep Dasar . ... konservasi, serta vegetasi arsitektural dan estetika. Penjelasan konsep vegetasi

75

31

Page 10: BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Dasar · KONSEP DAN PERENCANAAN . 6.1 Konsep Dasar . ... konservasi, serta vegetasi arsitektural dan estetika. Penjelasan konsep vegetasi

76

6.3.2 Rencana Sirkulasi

Rencana sirkulasi pada tapak dibagi menjadi sirkulasi primer dan sirkulasi

sekunder. Pembagian jalur sirkulasi yang dikembangkan dan spesifikasinya dapat

dilihat pada Tabel 14 dan Gambar 32. Sirkulasi primer merupakan sirkulasi utama

dalam tapak yang berfungsi sebagai jalur utama masuk tapak dan sebagai

penghubung antar ruang di dalam tapak. Sirkulasi primer yang dikembangkan

terbuat dari jalan aspal yang dapat dilalui kendaraan bermotor untuk kemudahan

akses pengunjung ke tapak. Selain itu, jalan aspal memberi kesan rapi dan tidak

menyilaukan. Pemeliharaan untuk jalan aspal juga relatif murah dan mudah, tidak

mudah berdebu dan cepat kering (Chiara dan Koppelman, 1994).

Sirkulasi sekunder merupakan jalur sirkulasi yang menghubungkan jalur

sirkulasi yang terdapat di dalam setiap obyek wisata. Sirkulasi sekunder

dikembangkan dari jalan setapak yang tidak merusak kealamiahan tapak sehingga

tidak menggunakan perkerasan, hanya berupa jalan setapak dari paving (con-blok)

agar tidak merusak tanah di bawahnya. Jalur sirkulasi sekunder yang direncanakan

pada tapak hanya diperuntukkan bagi pejalan kaki.

Tabel 14. Rencana Sirkulasi

No. Jenis Sirkulasi Bahan Dimensi

Panjang (km) Lebar (m)

1. Primer Aspal 13,8 3

2. Sekunder Con-blok 1,4 2

6.3.3 Rencana Vegetasi

Rencana vegetasi yang dikembangkan merupakan penjabaran lebih lanjut

dari konsep vegetasi yang telah dijelaskan pada tahap pengembangan konsep.

Jenis vegetasi alternatif yang dapat digunakan dapat dilihat pada Tabel 15 dan

Gambar 32-34. Vegetasi yang digunakan harus memenuhi fungsi yang

diharapkan, yaitu fungsi produksi, konservasi, penyangga, peneduh, pengarah dan

estetika.

a. Vegetasi Produksi

Vegetasi produksi yang dikembangkan pada tapak adalah rambutan,

tanaman padi sawah, dan tanaman palawija. Jenis rambutan yang dikembangkan

disesuaikan dengan jenis yang banyak dikembangkan masyarakat yakni jenis

Page 11: BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Dasar · KONSEP DAN PERENCANAAN . 6.1 Konsep Dasar . ... konservasi, serta vegetasi arsitektural dan estetika. Penjelasan konsep vegetasi

77

Rapiah, Binjai, dan Silengkeng. Sedangkan tanaman palawija yang dikembangkan

adalah jagung, kedelai, dan kacang tanah.

b. Vegetasi untuk Konservasi

Vegetasi yang direncanakan untuk memenuhi fungsi konservasi akan

ditanam di sekitar mata air dan di tepi sungai untuk menjaga keberadaan badan

air. Tanaman yang berfungsi untuk konservasi memiliki ciri-ciri antara lain,

memiliki tipe perakaran yang dalam, tingkat penguapan yang rendah, toleran

terhadap iklim, dan minim dalam pemeliharaannya. Tanaman yang ditanam di

sepanjang tepi sungai adalah bambu (Bambusa vulgaris) dan tanaman yang

ditanam di sekitar mata air adalah sukun (Artocarpus communis) serta sengon

(Albizia moluccana).

c. Vegetasi Pengarah

Vegetasi pengarah yang direncanakan dapat berfungsi untuk mengarahkan

sirkulasi dan mengarahkan aliran angin, serta dapat pula sebagai peneduh.

Tanaman yang dapat digunakan sebagai pengarah biasanya berupa tanaman perdu

atau pohon yang memiliki ketinggian lebih dari 2 m. Tanaman yang digunakan

sebagai pengarah ditanam secara massal atau berbaris, jarak tanam rapat, dan

untuk tanaman perdu hendaknya digunakan tanaman yang daunnya berwarna

hijau muda agar dapat terlihat pada malam hari. Tanaman pengarah yang

dikembangkan akan ditanam di sepanjang jalur jalan di dalam tapak yakni

menggunakan tanaman kayu putih (Melaleuca leucadendra) dan kayu manis

(Cinnamomum burmanii), dan sepanjang jalur dari gerbang masuk hingga ruang

penerimaan menggunakan tanaman pinang (Areca catechu) sebagai pengarah.

d. Vegetasi Penyangga dan Peneduh

Vegetasi penyangga dapat berfungsi sebagai pembatas antara tapak dengan

kawasan luar tapak, dapat berfungsi sebagai penahan angin, konservasi tanah dan

air, menjaga keseimbangan ekologi, sebagai pengatur kelembaban, dan sebagai

habitat satwa. Tanaman yang berfungsi sebagai penyangga menurut Nurisjah

(1991) memiliki ciri-ciri, bertajuk rindang untuk menghasilkan keteduhan

optimum, tipe perakaran tidak dangkal, tidak berbuah besar dan menarik, dan

besar pohon tidak merusak sarana yang ada. Tanaman penyangga batas kawasan

ditanam satu baris, tanaman yang digunakan untuk penahan angin adalah tanaman

Page 12: BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Dasar · KONSEP DAN PERENCANAAN . 6.1 Konsep Dasar . ... konservasi, serta vegetasi arsitektural dan estetika. Penjelasan konsep vegetasi

78

biola cantik (Ficus lyrata) yang ditanam di batas tapak bagian utara, selatan, dan

timur setelah baris tanaman konservasi sungai. Sedangkan tanaman pembatas

kawasan yang ditanam pada batas tapak sebelah barat adalah mahoni (Swietenia

mahogani).

Tanaman yang sebagai peneduh tempat parkir berfungsi untuk mengendalikan

iklm mikro dan melunakkan perkerasan adalah tanaman yang dapat memberikan

keteduhan dan naungan yang tidak penuh, tahan terhadap polutan kendaraan,

tahan kering dan gangguan fisik lain, pertumbuhan tidak menyemak, tidak mudah

patah dan tidak mengotori lahan parkir, buah tidak terlalu besar, ketinggian

percabangan minimal 2,5 m dari permukaan tanah, perakaran tidak merusak

perkerasan. Tanaman yang digunakan sebagai peneduh tempat parkir adalah

pohon salam (Syzygium polyanthum) dan tanaman semak pada batas tempat parkir

dengan jalan yaitu lidah mertua (Sansievera trifasciata ‘Laurentii’) dan bugenvil

(Bougainvillea spectabilis). Tanaman peneduh pada obyek wisata dalam tapak

menggunakan tanaman antara lain klengkeng (Nephellium longanum) dan sawo

kecik (Manilkara kauki).

e. Vegetasi Estetika

Vegetasi estetika yang direncanakan pada tapak berfungsi untuk menciptakan

suasana indah pada tapak. Keindahan yang diciptakan dapat diperoleh dari

keunikan tanaman baik daun atau keseluruhan bagian tanaman, dari tipikal

konfigurasi vegetasi secara linier atau geometrik pada ruang penerimaan dan

ruang pelayanan pada tapak. Tanaman dengan fungsi estetika akan dikembangkan

pada ruang penerimaan, ruang pelayanan, dan taman-taman. Tanaman yang

digunakan adalah tanaman ground cover dan semak, antara lain serai wangi

(Cymbopogon narsus), pandan variegata (Pandanus pygmaeus), dan tapak dara

(Vinca rosea).

Page 13: BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Dasar · KONSEP DAN PERENCANAAN . 6.1 Konsep Dasar . ... konservasi, serta vegetasi arsitektural dan estetika. Penjelasan konsep vegetasi

79

Tabel 15. Rencana Vegetasi

No. Nama Lokal Nama Latin Fungsi

Konservasi Pengarah Penyangga Estetika

TANAMAN PENUTUP TANAH dan SEMAK

1. Rumput Paetan

Mini Axonopus compressus 'Dwarf' ●

2. Krokot Althernantera paronychioides ●

3. Bugenvil Bougainvillea spectabilis ●

4. Serai Wangi Cymbopogon narsus ●

5. Simbang Darah Excocaria bicolor ●

6. Kemuning Murraya paniculata ●

7. Kumis Kucing Orthosiphon aristatus ●

8. Pandan Wangi Pandanus amarylifolia ●

9. Pandan

Variegata Pandanus pygmaeus ●

10. Adam Hawa Rhoeo discolor ●

11. Lidah Mertua Sansievera trifasciata

'Laurentii' ●

12. Tapak Dara Vinca rosea ●

TANAMAN POHON

1. Sengon Albizia moluccana ●

2. Pinang Areca catechu ●

3. Sukun Artocarpus communis ●

4. Bambu Bambusa vulgaris ●

5. Kayu Manis Cinnamomum burmanii ●

6. Biola Cantik Ficus lyrata ●

7. Sawo Kecik Manilkara kauki ●

8. Kayu Putih Melaleuca leucadendra ●

9. Klengkeng Nephellium longanum ●

10. Mahoni Swietenia mahogani ●

11. Salam Syzygium polyanthum ●

6.3.4 Rencana Aktivitas Wisata

Aktivitas wisata yang dikembangkan pada tapak dibagi menjadi aktivitas

wisata aktif dan aktivitas wisata pasif seperti yang telah dijelaskan sebelumnya

pada bagian konsep wisata. Aktivitas wisata aktif dikembangkan dengan

mengenalkan wisatawan pada kegiatan pertanian mulai dari pengenalan jenis

vegetasi yang ditanam, proses penanaman, pemeliharaan, hingga proses

pemanenan pada pertanian padi sawah, pertanian palawija, pertanian rambutan,

dan perikanan. Wisatawan juga diajak untuk berpartisipasi dalam kegiatan

pertanian dan perikanan tersebut. Selain ikut berpartisipasi dalam kegiatan

pertanian dan perikanan, wisatawan juga dikenalkan dan dapat ikut belajar untuk

membuat kerajinan anyaman lidi.

Aktivitas wisata pasif yang dikembangkan adalah berpiknik, jalan-jalan, dan

bermain. Aktivitas berpiknik dapat dilakukan di bawah kerindangan kebun

Page 14: BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Dasar · KONSEP DAN PERENCANAAN . 6.1 Konsep Dasar . ... konservasi, serta vegetasi arsitektural dan estetika. Penjelasan konsep vegetasi

80

rambutan yang akan lebih menarik apabila musim panen rambutan, atau dapat

pula dilakukan pada obyek wisata umum yang telah disediakan hamparan rumput

dengan beberapa pohon peneduh. Aktivitas jalan-jalan dapat dilakukan dengan

berkeliling desa menikmati pemandangan Desa Gedongjetis atau juga dapat

dilakukan dengan menyusuri pematang sawah yang disediakan saung di beberapa

titik untuk tempat istirahat. Dan aktivitas bermain dapat dilakukan pada obyek

wisata umum yang telah disediakan berupa hamparan rumput.

6.3.5 Rencana Fasilitas dan Utilitas

Rencana fasilitas yang dikembangkan pada tapak disesuaikan dengan

kebutuhan fasilitas pada tapak dengan memanfaatkan potensi yang ada. Fasilitas

yang direncanakan bertujuan untuk mendukung kegiatan yang dikembangkan

pada tapak dan mendukung tujuan perencanaan pada tapak. Fasilitas yang

direncanakan pada tapak dapat dilihat pada Tabel 16 dan Gambar 33-34.

Tabel 16. Rencana Fasilitas

No. Jenis Fasilitas Ukuran Satuan Jumlah

RUANG PENERIMAAN dan PELAYANAN

1. Pintu Gerbang 10 x 4 x 1 m 1

2. Loket Tiket 4 x 6 m 1

3. Area Parkir Kebun 80 dan 100 m² 6

RUANG WISATA UMUM

1. Sawah Demo Budidaya 670 m² 2

2. Joglo (Aula Berkumpul) 120 m² 1

3. Pusat Hasil Produksi Pertanian 120 m² 3

4. Kolam Ikan 200 m² 5

5. Saung Belajar Anyaman 250 m² 2

6. Pusat Penjualan Tanaman Hias 600 m² 1

7. Area Piknik dan Bermain 300 m² 5

8. Ruang Pengelola 20 m² 2

9. Saung (Gazebo) 13 m² 15

8. Pos Keamanan 20 m² 5

9. Mushola 25 m² 2

10. Kantin 30 m² 2

11. Toilet 20 m² 6

Rencana fasilitas yang dikembangkan pada ruang penerimaan adalah pintu

gerbang dan loket tiket. Pintu gerbang merupakan gapura masuk tapak yang

menjadi penanda tapak dari akses luar tapak. Gapura ini berada pada batas tapak

sebelah barat yang tepat berada di tepi jalan raya lintas Klaten-Boyolali, sehingga

Page 15: BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Dasar · KONSEP DAN PERENCANAAN . 6.1 Konsep Dasar . ... konservasi, serta vegetasi arsitektural dan estetika. Penjelasan konsep vegetasi

81

memudahkan wisatawan untuk menemukan keberadaan tapak. Setelah wisatawan

melewati pintu gerbang akan menemui loket tiket masuk tapak. Pada loket tiket

ini wisatawan akan diminta retribusi masuk tapak dan akan diperoleh informasi

singkat mengenai tapak.

Rencana fasilitas pelayanan pada tapak untuk mendukung kenyamanan

wisatawan dikembangkan pada obyek wisata umum dan adapula yang tersebar di

beberapa titik pada tapak. Fasilitas pelayanan yang direncanakan pada obyek

wisata umum adalah area parkir, pos keamanan (pos satpam), joglo sebagai aula

berkumpul, toilet, kantin, mushola, dan ruang pengelola. Rencana fasilitas

pelayanan yang tersebar di beberapa titik tapak adalah area parkir. Area parkir

yang tersebar ini untuk memberikan kemudahan parkir wisatawan. Area parkir ini

juga dimaksudkan untuk menjaga kelancaran sirkulasi pada tapak, sehingga dapat

menjaga kenyamanan wisatawan pada waktu berwisata.

Rencana fasilitas pada ruang wisata umum merupakan fasilitas yang

dikembangkan pada obyek sawah demo budidaya dan kolam demo budidaya,

obyek saung belajar anyaman dan pusat hasil produksi pertanian, serta fasilitas

pada sawah dan kebun. Fasilitas yang dikembangkan obyek sawah demo budidaya

dan kolam demo budidaya adalah petakan sawah untuk demo budidaya padi

sawah, petakan sawah untuk demo budidaya palawija, beberapa kolam untuk

demo budidaya ikan dari proses pemijahan hingga menjadi ikan siap konsumsi,

serta hamparan rumput untuk piknik, bermain, dan outbound (Gambar 33).

Fasilitas yang dikembangkan pada obyek saung anyaman dan pusat hasil produksi

pertanian adalah saung untuk belajar kerajinan anyaman lidi, pusat penjualan

tanaman hias, pusat hasil produksi pertanian, pusat hasil produksi peternakan,

pusat hasil kerajinan, dan hamparan rumput untuk piknik (Gambar 34). Fasilitas

yang dikembangkan pada sawah dan kebun adalah saung (gazebo) sebagai tempat

beristirahat wisatawan ketika berjalan-jalan melewati pematang, dan dapat pula

sebagai tempat untuk menikmati pemandangan dan photo hunting.

Utilitas yang direncanakan pada penelitian ini meliputi penyediaan air

bersih dan suplai aliran listrik. Penyediaan air bersih dapat dipenuhi dengan

pengadaan sumur bor pada obyek wisata umum. Sedangkan suplai aliran listrik

diperoleh dari PLN Kecamatan Tulung yang terdapat pada tapak sebelah barat.

Page 16: BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Dasar · KONSEP DAN PERENCANAAN . 6.1 Konsep Dasar . ... konservasi, serta vegetasi arsitektural dan estetika. Penjelasan konsep vegetasi
Page 17: BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Dasar · KONSEP DAN PERENCANAAN . 6.1 Konsep Dasar . ... konservasi, serta vegetasi arsitektural dan estetika. Penjelasan konsep vegetasi

83

Page 18: BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Dasar · KONSEP DAN PERENCANAAN . 6.1 Konsep Dasar . ... konservasi, serta vegetasi arsitektural dan estetika. Penjelasan konsep vegetasi

84

Page 19: BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Dasar · KONSEP DAN PERENCANAAN . 6.1 Konsep Dasar . ... konservasi, serta vegetasi arsitektural dan estetika. Penjelasan konsep vegetasi

85

6.3.6 Rencana Daya Dukung

Pengembangan agrowisata yang direncanakan pada tapak perlu

memperhatikan faktor daya dukung tapak untuk wisata. Daya dukung merupakan

konsep dasar yang dikembangkan untuk kegiatan pengelolaan sumber daya alam

dan lingkungan yang lestari menurut ukuran kemampuannya (Nurisjah dkk,

2003). Daya dukung wisata pada tapak penelitian dinilai untuk memperoleh batas

maksimal pengunjung dalam setiap harinya pada tapak untuk menghindari

terjadinya lonjakan pengunjung pada tapak yang mengakibatkan terjadinya

kerusakan lingkungan. Boulon dalam Nurisjah (2003) mengemukakan rumus

penghitungan daya dukung kawasan wisata alam sebagai berikut:

DD =

Keterangan:

DD : Daya dukung kawasan (orang)

A : Area yang digunakan wisatawan (m²)

S : Standar rata-rata individu (500 m²/orang)

Daya dukung kawasan yang dinilai hendaknya mewakili setiap ruangnya.

Pada perencanaan ini pengembangan ruang efektif untuk kegiatan rekreasi seluas

26,1 ha. Standar kebutuhan ruang untuk wisata alam dalam Bonanza (2008)

adalah 500 m²/orang, sehingga daya dukung pada kawasan wisata pertanian ini

adalah 522 orang per kunjungan. Nilai daya dukung ruang wisata menjadi batas

maksimal pengunjung dalam satu kali kunjungan karena ruang ini menjadi tujuan

utama wisatawan yang datang.