180 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya yang telah dijelaskan, sebuah hasil yang menjawab permasalahan dalam suatu perancangan melalui pendekatan tema dan fungsi yang telah dijabarkan dengan hasil akhir berupa gambar perancangan dan gambar konstruksi. Penggunaan konsep infill development dengan beberapa prinsip-prinsip tema high tech arsitektur yang bertujuan memberikan sebuah keselarasan antara bangunan lama (bangunan konservasi) dengan bangunan yang baru. 6.2 Hasil Rancangan Tapak 6.2.1. Pola Tatanan Massa Pola tatanan massa pada Infill development ini adalah menyebar. Dengan pola yang demikian pemanfaatan area menjadi optimal serta view yang di hadirkan juga lebih baik. Tatanan pola ini terbagi 3 zona berdasarkan aktivitasnya, yakni publik, semi publik dan privat. Zona publik ini di letakkan sebagai bangunan penyambut bagi pengunjung serta perletakannya yang mudah dijangkau ataupun di akses. Zona semi publik diletakan pada belakang stasiun serta samping timur terkait dengan parkiran. Zona privat diletakkan pada area sudut stasiun, dimana hal ini terkait dengan sifat dan kebutuhan dari bangunan itu nantinya, yang nantinya tidak dapat diakses oleh sembarang pengunjung kecuali petugas stasiun.
25
Embed
BAB VI HASIL RANCANGAN Hasil rancangan …etheses.uin-malang.ac.id/2411/7/10660068_Bab_4.pdfBangunan lantai 2 Stasiun ini memakai material granit putih yang mengkilap, aspal untuk
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
180
BAB VI
HASIL RANCANGAN
6.1 Hasil Rancangan
Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya
yang telah dijelaskan, sebuah hasil yang menjawab permasalahan dalam suatu
perancangan melalui pendekatan tema dan fungsi yang telah dijabarkan dengan
hasil akhir berupa gambar perancangan dan gambar konstruksi. Penggunaan
konsep infill development dengan beberapa prinsip-prinsip tema high tech
arsitektur yang bertujuan memberikan sebuah keselarasan antara bangunan lama
(bangunan konservasi) dengan bangunan yang baru.
6.2 Hasil Rancangan Tapak
6.2.1. Pola Tatanan Massa
Pola tatanan massa pada Infill development ini adalah menyebar. Dengan
pola yang demikian pemanfaatan area menjadi optimal serta view yang di
hadirkan juga lebih baik. Tatanan pola ini terbagi 3 zona berdasarkan aktivitasnya,
yakni publik, semi publik dan privat. Zona publik ini di letakkan sebagai
bangunan penyambut bagi pengunjung serta perletakannya yang mudah dijangkau
ataupun di akses. Zona semi publik diletakan pada belakang stasiun serta samping
timur terkait dengan parkiran. Zona privat diletakkan pada area sudut stasiun,
dimana hal ini terkait dengan sifat dan kebutuhan dari bangunan itu nantinya,
yang nantinya tidak dapat diakses oleh sembarang pengunjung kecuali petugas
stasiun.
181
Gambar 6.1 Zoning tapak
(Sumber: Hasil Rancangan, 2015)
Zona publik
Zona semi publik
Zona privat
6.2.2.Aksesbilitas dan Sirkulasi
Stasiun merupakan bangunan publik, jadi mementingkan kenyamanan dan
keamanan pengguna. Aksesbilitas dan sirkulasi kedalam tapak terdapat dari pintu
bangunan lama stasiun dan bangunan baru stasiun. Adapun aksesibilitas dan
sirkulasi pada tapak adalah sebagai berikut:
Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi kendaraan pada tapak terdapat 2 pintu yaitu pintu barat dan pintu
timur. Pintu barat untuk stasiun bangunan lama dan pintu timur untuk
182
bangunan stasiun baru. Pintu barat diperuntukan untuk pengunjuung tetapi
bila kapasitas stasiun lama sudah tidak mencukupi dialihkan pada pintu
timur.
Gambar 6.2. Jalur sirkulasi kendaraan
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
Parkir pengunjung stasiun baru
Parkir pengunjung stasiun lama
Sirkulasi pengguna
Sirkulasi pengguna pada infill development Stasiun Bojonegoro dibagi
menjadi dua yaitu pengunjung ke stasiun yang lama dan pengunjung
stasiun yang baru. Sirkulsi pengguna untuk stasiun yang lama
menggunakan akses yang sudah ada yaitu terdapat pada depan Stasiun dan
183
sirkulasi pengguna untuk stasiun baru menggunakan akses fly over terkait
dengan keamanan dan kenyamanan pengunjung dikarenakan sirkulasi
kereta api.
Gambar 6.3. Jalur sirkulasi pengguna
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
Gambar 6.4. Sirkulasi pengguna
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
6.2.3 Vegetasi
Beberapa jenis vegetasi yang digunakan pada tapak adalah sebagai berikut:
184
1. Vegetasi pengarah diletakan pada sirkulasi kereta mapun pejalan kaki
sehingga lebih memudahkan pengguna dalam mengakses. Vegetasi yang
digunaan adalah kiara payung.
2. Vegetasi peneduh yang diletakkan pada area parkir motor bertujuan untuk
mengurangi efek panas matahari. Vegetasi yang digunakan adalah pohon
mumbai.
3. Vegetasi penghias diletakkan di daerah sirkulasi pengguna, sehingga
ketika proses berjalan pengguna merasa nyaman Vegetasi yang digunakan
adalah lily paris
Gambar 6.5. vegetasi pengarah pada tapak
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
185
Gambar 6.6. Perletakan vegetasi pengarah
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
Gambar 6.7. Vegetasi peneduh pada tapak
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
Gambar 6.8. Peletakan vegetasi peneduh
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
Palem
Mumbai
185
Gambar 6.6. Perletakan vegetasi pengarah
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
Gambar 6.7. Vegetasi peneduh pada tapak
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
Gambar 6.8. Peletakan vegetasi peneduh
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
Palem
Mumbai
185
Gambar 6.6. Perletakan vegetasi pengarah
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
Gambar 6.7. Vegetasi peneduh pada tapak
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
Gambar 6.8. Peletakan vegetasi peneduh
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
Palem
Mumbai
186
Gambar 6.9. Vegetasi hias pada tapak
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
Gambar 6.10. Peletakan vegetasi hias
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
6.2.4 View
View pada infill development Stasiun Bojonegoro mengacu pada
konservasi bangunan stasiun yang lama , sehiingga identitas bangunan stasiun
yang lama tidak hilang. Orientasi bangunan stasiun yang baru juga mengikuti
arah orientasi bangunan stasiun yang lama.
Lili paris
186
Gambar 6.9. Vegetasi hias pada tapak
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
Gambar 6.10. Peletakan vegetasi hias
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
6.2.4 View
View pada infill development Stasiun Bojonegoro mengacu pada
konservasi bangunan stasiun yang lama , sehiingga identitas bangunan stasiun
yang lama tidak hilang. Orientasi bangunan stasiun yang baru juga mengikuti
arah orientasi bangunan stasiun yang lama.
Lili paris
186
Gambar 6.9. Vegetasi hias pada tapak
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
Gambar 6.10. Peletakan vegetasi hias
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
6.2.4 View
View pada infill development Stasiun Bojonegoro mengacu pada
konservasi bangunan stasiun yang lama , sehiingga identitas bangunan stasiun
yang lama tidak hilang. Orientasi bangunan stasiun yang baru juga mengikuti
arah orientasi bangunan stasiun yang lama.
Lili paris
187
Gambar 6.11. View pada tapak
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
Arah bangunan
Stasiun baru
Stasiun lama
Gambar 6.12. Orientasi bangunan lama dan baru
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
188
6.2.5 Pencahayaan dan Penghawaan
6.2.5.1 Pencahayaan
Pencahayaan pada infill development stasiun Bojonegoro ini terbagi
menjadi dua yaitu pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan alami
memasukkan secara langsung sinar matahari ke dalam bangunan stasiun baru,
dengan menggunakan kaca laminanted glass yang terletak pada jendela dan atap
dengan tambahan space frame sesuai dengan konsep high tech. Stasiun lama tetap
menggunakan jendela dan atap asli untuk menjaga jati diri bangunan
konservasinya tetapi untuk atap bagian belakang menggunakan material kaca
laminated glass untuk memasukan cahaya ke dalam bangunan. Jenis kaca
laminated glass bersifat mereduksi cahaya matahari yang masuk secara
berlebihan. Ruang-ruang yang tidak memungkinkan mendapat cahaya dari cahaya
matahari dapat menggunakan bantuan cahaya buatan dengan dibantu solar panel.
`
Gambar 6.13. Atap stasiun baru dan atap stasiun lama
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
cahayamasuk
Cahayamasuk
189
6.2.5.2 Penghawaan
Penghawaan dalam bangunan menggunakan penghawaan alami dan
buatan yaitu dengan menggunakan bukaan-bukaan yang banyak serta bantuan AC
(air conditioner).
Gambar 6.14. Penghawaan pada tapak
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
Gambar 6.15. Penghawaan pada bangunan
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
6.3 Hasil Rancangan Ruang
Konsep infill development stasiun Bojonegoro ini adalah perpaduan antara
konsep urban infill dengan high tech arsitektur sebagai acuan membentuk ruang.
189
6.2.5.2 Penghawaan
Penghawaan dalam bangunan menggunakan penghawaan alami dan
buatan yaitu dengan menggunakan bukaan-bukaan yang banyak serta bantuan AC
(air conditioner).
Gambar 6.14. Penghawaan pada tapak
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
Gambar 6.15. Penghawaan pada bangunan
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
6.3 Hasil Rancangan Ruang
Konsep infill development stasiun Bojonegoro ini adalah perpaduan antara
konsep urban infill dengan high tech arsitektur sebagai acuan membentuk ruang.
189
6.2.5.2 Penghawaan
Penghawaan dalam bangunan menggunakan penghawaan alami dan
buatan yaitu dengan menggunakan bukaan-bukaan yang banyak serta bantuan AC
(air conditioner).
Gambar 6.14. Penghawaan pada tapak
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
Gambar 6.15. Penghawaan pada bangunan
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
6.3 Hasil Rancangan Ruang
Konsep infill development stasiun Bojonegoro ini adalah perpaduan antara
konsep urban infill dengan high tech arsitektur sebagai acuan membentuk ruang.
190
6.3.1 Stasiun lama
Bangunan stasiun lama Bojonegoro merupakan bangunan dengan sifat
publik, sesuai dengan dengan sifatnya bangunan ini digunakan untuk naik turunya
pengunjung kereta api. Bangunan ini terdiri dari beberapa ruang yaitu ruang
pembelian karcis, food court, ruang pengendali sinyal,ruang pengelola , klinik,
musholla serta peron. Bangunan memakai material keramik pada ruangan.
Gambar 6.16. Denah bangunan stasiun lama
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
6.3.2 Stasiun Baru lantai 1
Bangunan Stasiun baru lantai 1merupakan bangunan dengan sifat publik
sama halnya dengan bangunan stasiun yang lama. Beberapa ruang yang ada di
Stasiun baru lantai 1 adalah food court, klinik, musholla, peron sama dengan
stasiun yang lama tetapi ada beberapa ruang yang tidak dimiliki oleh stasiun yang
191
lama diantaranya adalah galeri gerbong, ruang menyusui,smoking area, ruang
security dan ruang informasi. Bangunan memakai material granit putih mengkilap,
escalator untuk menunjukan kesan high tech dan pemakaian keramik bertekstur
kasar.
Gambar 6.17. Denah bangunan stasiun baru lantai 1
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
6.3.3 Stasiun Baru lantai 2
Bangunan Stasiun lantai 2 ini merupakan kesinambungan dari bangunan
Stasiun lantai 1. Bangunan ini merupakan sirkulasi utama pada bangunan Stasiun
yang baru yaitu terdiri dari droop off pengunjung, sirkulasi pengunjung ke lantai 1
yang dibuat menggantung untuk menimbulkan kesan high tech pada bangunan,
parkiran mobil, akses pengelola melalui selasar serta sirkulasi pengunjung sepeda
motor. Bangunan ini memiliki berbagai ruangan seperti ruang pembelian karcis,
ruang tunggu VIP, ruang menyusui, retail, ruang mesin ATM, gudang, rest area
serta ornamentasi air jatuh pada bangunan lantai 1. Bangunan lantai 2 Stasiun ini
memakai material granit putih yang mengkilap, aspal untuk sirkulasi mobil dan
192
sepeda motor. Pemakain keramik bertekstur kasar pada selasar serta pedestrian
dan pemakaian kaca ekspos pada ornamentasi air.
Gambar 6.18. Denah bangunan stasiun baru lantai 2
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
6.3.4 Stasiun Baru lantai 3
Bangunan Stasiun baru lantai 3 merupakan kesinambungan dari bangunan
Stasiun lantai 1 dan lantai 2. Bangunan Stasiun baru lantai 3 merupakan
bangunan dengan sifat semi privat. Beberapa ruang yang ada di Stasiun baru lantai
1 adalah ruang kepala stasiun, ruang tamu, ruang rapat pengelola, musholla, ruang
cctv, ruang pengendali sinyal dan gudang. Bangunan memakai material granit
putih mengkilap, untuk menunjukan kesan high tech.
193
Gambar 6.19. Denah bangunan stasiun baru lantai 3
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
6.3.5 Bengkel Stasiun
Bangunan bengkel Stasiun merupakan bangunan penunjang dari Infill
development Stasiun Bojonegoro. Bangunan ini berfungsi untuk memperbaiki
gerbong kereta yang mengalami kerusakan. Beberapa ruang yang ada pada
bengkel adalah ruang pengelola bengkel, ruang tamu, food court, ruang rapat,
garasi gerbong kereta dan gudang. Bangunan bengkel memakai material granit
bertekstur kasar untuk mempermudah aktifitas yang ada pada bengkel.
194
Gambar 6.20. Denah bengkel stasiun
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
6.3.6 Bangunan loading dock
Bangunan loading dock merupakan bangunan penunjang dari Infill
development Stasiun Bojonegoro. Bangunan ini berfungsi untuk pengiriman
barang ataupun penerimaan barang. Bangunan ini bersifat semi publik dan
bangunan loading dock ini terdiri dari beberapa ruang seperti kantor pengelola dan
gudang penyimpanan barang. Bangunan loading dock memakai material granit
bertekstur kasar untuk mempermudah aktifitas yang ada pada loading dock
terutama pada saat penurunan dan penaikan barang.
Gambar 6.21. Denah loading dock
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
195
6.3.7 Bangunan rumah genset
Bangunan rumah genset merupakan bangunan serfis yang bersifat prifat
yang tidak semuanya orang bisa masuk ke dalam bangunan ini. Bangunan ini
berfungsi untuk kelangsungan infill development Stasiun Bojonegoro karena
meliputi ME. Bangunan ini terdiri dari travo dari PLN serta genset. Bangunan
rumah genset memakai material granit bertekstur kasar.
Gambar 6.22. Denah rumah genset
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
6.4 Hasil Rancangan Eksterior dan Interior
6.4.1Eksterior
Infill development Stasiun Bojonegoro menerapkan tema high tech
arsitektur dengan konsep urban infill terkait dengan bangunan cagar budaya. Pola
tatanan massa pada Infill development ini adalah menyebar. Dengan pola yang
demikian pemanfaatan area menjadi optimal. Bangunan baru menggunakan pola -
196
pola lama dengan sedikit modifikasi seperti halnya bukaan, atap, pola horisontal
dengan material yang baru.
Gambar 6.23. Perspekstif eksterior mata burung
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
Bangunan Stasiun Lama
Bangunan Stasiun Baru
197
Gambar 6.24. Perspekstif eksterior mata manusia
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
6.4.2 Interior
Penguatan konsep dari tema high tech arsitektur diterapkan pula pada
interior bangunan, penggunaan material high tech seperti pemberian space frame
pada atap, escalator sebagai akses pengunjung, struktur gantung sebagai efek
visual. Berikut adalah ruang-ruang yang dibahas antara lain:
Pola horisontal
Modifikasi bukaan
Modifikasi atap dengan Struktur Gantung
198
Gambar 6.25. Perspekstif interior resepsionis
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
Gambar 6.26. Perspekstif interior food court dan peron stasiun
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
Pada ruang resepsionis penerapan tema high tech yaitu inside outterlihat dari adanya space frame pada atap dan lantai putih mengkilapsehingga mengannciptakan suasana high tech pada ruangan
Pada ruang food court dan peron penerapan tema high tech yaitu pergerakanterlihat dari adanya perbedaan tinggi rendah level lantai food court danperon. Pemakaian kaca pada galeri Stasiun mengingatkan kan pengunjungakan zaman dahulu
Pada ruang rapat stasiun penerapan tema high tech yaitu transparansiterlihat dari adanya jendela kaca yang memakai material limitid glass yangmelihatkan view keluar,pewarnaan yang merata yang menggunakan warnadominan putih serta perpaduan aksen antara aksen vertikal dan horisontalyang diambil pada Stasiun lama
199
.
Gambar 6.27. Perspekstif interior ruang rapat
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
Gambar 6.28. Perspekstif interior peron depan
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
6.5 Hasil Rancangan Utilitas
6.5.1 Utilitas Plumbing
Sumber air bersih utama menggunakan PDAM, dari PDAM air yang
dialirkan melalui tandon bawah kemudian disalurkan ke pompa air kemudian
tandon air dan di distribusikan ke seluruh bangunan ataupun ruangan yang
membutuhkan air bersih.Untuk air kotor dari penampungan sementara kemudian
pengolah limbah menuju septik tank dengan di bantu pengelohannya dengan air
bersih dan terakhir menuju IPAL (Instalasi Pembuangan Air Limbah)
Pada ruang peron depan penerapan tema high tech yaitu scientific culturaterlihat dari adanya eskalator yang menghubungkan pada lantai 2 danpemakaian material granit putih mengkilap yang menciptakan kesan hightech
200
Gambar 6.29.Utilitas air bersih
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
Gambar 6.30.Utilitas air kotor
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
201
Gambar 6.31.Titik hydrant box
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
6.5.2 Utilitas Listrik
Aliran listrik pada bangunan menggunakan PLN untuk sumber utama dan
menggunakan genset serta solar panel sebagai cadangan dari sumber listrik utama.
Gambar 6.32. Aliran listrik pada kawasan stasiun lama dan baru
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
202
Gambar 6.33. Aliran listrik pada lantai 2
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
Gambar 6.34. aliran listrik pada lantai 3
(Sumber : hasil rancangan, 2015)
203
6.6 Hasil Kajian Integrasi
Landasan dasar nilai-nilai keislaman dalam Infill Development Stasiun
Bojonegoro sudah di jelaskan dalam bab-bab sebelunya, dan hal itu diterapkan
dalam perancangan desain. Berikut dapat di jelaskan penerapan dasar Al Qur’an
dalam Perancangan.
6.6.1 Konsep Rancangan
Nilai keislaman yang terkait dalam perancangan adalah pentingnya menjaga
bangunan konservasi tanpa merusak atau menghancurkannya yang kemudian
diaplikasikan melalui infill development, dengan cara penambahan bangunan baru.
Stasiun lama maupun stasiun baru dapat disandingkan dengan cara memakai
elemen – elemen stasiun lama seperti bentuk atap, bentuk ornamentasi yang di
pakai pada Stasiun baru.
6.6.2 Konsep massa
Konsep tema yaitu high tech arsitektur adalah manusia yang dimuka bumi ini
yang dijadikan khalifah oleh Allah SWT, yang harus selalu menjaga dan
melestarikan. Nilai keislaman yang dapat diambil dalam Al Quran dijelaskan
larangan dan perintah dalam pelestarian.
“ Telah Nampak kerusakan di daratdan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (kejalan yang benar)”.
Qs. Ar-Rum ayat 41,
Ayat di atas menjelaskan bahwa selain kewajiban untuk beribadah kepada
Allah manusia juga diciptakan Allah sebagai Khalifah di muka bumi ini dengan
204
menjaga apa yang ada di muka bumi yang telah Allah ciptakan. Peranan manusia
sebagai khalifah di muka bumi mempunyai peranan penting dalam menjaga apa