50 BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI. Pembangunan Kabupaten Pringsewu pada tahap pertama RPJP Daerah atau RPJM Daerah tahun 2011-2016 menuntut perhatian yang serius, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan yang belum terselesaikan ketika Kabupaten Pringsewu masih menjadi bagian dari wilayah administratif Kabupaten Tanggamus sebagai kabupaten induknya, namun juga untuk mengantisipasi perubahan yang muncul di masa yang akan datang. Posisi Kabupaten Pringsewu yang strategis berada pada tengah-tengah jalur koridor barat Provinsi Lampung, mendorong Pringsewu berperan sebagai daerah muka bagi wilayah hinterland nya. Berbagai isu nasional dan global seperti penanggulangan kemiskinan (Poverty Reduction), peningkatan kualitas pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat, serta penjaminan kelestarian lingkungan hidup perlu dipertimbangkan dalam menyelesaikan isu yang bersifat lokal dan berimplikasi pada masalah kesejahteraan masyarakat Kabupaten Pringsewu. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi Kabupaten Pringsewu antara lain mencakup; kepadatan penduduk, PDRB Perkapita yang rendah, keterbatasan kesempatan kerja, penataan ruang dan lingkungan hidup, serta infrastruktur. Arah kebijakan pembangunan daerah ditujukan untuk mewujudkan sarana dan prasarana wilayah serta utilitas dasar yang berwawasan tata ruang, struktur perekonomian yang kokoh, peningkatan kesejahteraan dan kualitas sumber daya manusia, tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih “Good Governance and Clean Goverment” , serta kondusifitas lingkungan wilayah dalam bingkai agama dan budaya melalui optimalisasi pemanfaatan segenap potensi sumber daya yang dimiliki dan partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan pembangunan di Kabupaten Pringsewu. Dengan mempertimbangkan bebagai kondisi, permasalahan, potensi, tantanga- n dan peluang yang ada di Kabupaten Pringsewu serta selaras dengan moto pemerintah Kabupaten Pringsewu periode 2011-2016 “Bersenyum Manis” yang merupakan kependekan kata dari bersih, sehat, ekonomi, nyaman, unggul, mandiri, dan agamis, maka Visi Pemerintahan Daerah Kabupaten Pringsewu tahun 2011–2016 adalah: “PRINGSEWU UNGGUL, DINAMIS DAN AGAMIS” Penjabaran makna dari Visi Kabupaten Pringsewu 2011-2016 tersebut adalah sebagai berikut :
25
Embed
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI. Pembangunan ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
50
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
5.1. VISI.
Pembangunan Kabupaten Pringsewu pada tahap pertama RPJP Daerah atau RPJM Daerah tahun 2011-2016 menuntut perhatian yang serius, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan yang belum terselesaikan ketika Kabupaten Pringsewu masih menjadi bagian dari wilayah administratif Kabupaten Tanggamus sebagai kabupaten induknya, namun juga untuk mengantisipasi perubahan yang muncul di masa yang akan datang. Posisi Kabupaten Pringsewu yang strategis berada pada tengah-tengah jalur koridor barat Provinsi Lampung, mendorong Pringsewu berperan sebagai daerah muka bagi wilayah hinterland nya. Berbagai isu nasional dan global seperti penanggulangan kemiskinan (Poverty Reduction), peningkatan kualitas pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat, serta penjaminan kelestarian lingkungan hidup perlu dipertimbangkan dalam menyelesaikan isu yang bersifat lokal dan berimplikasi pada masalah kesejahteraan masyarakat Kabupaten Pringsewu. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi Kabupaten Pringsewu antara lain mencakup; kepadatan penduduk, PDRB Perkapita yang rendah, keterbatasan kesempatan kerja, penataan ruang dan lingkungan hidup, serta infrastruktur. Arah kebijakan pembangunan daerah ditujukan untuk mewujudkan sarana dan prasarana wilayah serta utilitas dasar yang berwawasan tata ruang, struktur perekonomian yang kokoh, peningkatan kesejahteraan dan kualitas sumber daya manusia, tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih “Good Governance and Clean Goverment”, serta kondusifitas lingkungan wilayah dalam bingkai agama dan budaya melalui optimalisasi pemanfaatan segenap potensi sumber daya yang dimiliki dan partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan pembangunan di Kabupaten Pringsewu. Dengan mempertimbangkan bebagai kondisi, permasalahan, potensi, tantanga-n dan peluang yang ada di Kabupaten Pringsewu serta selaras dengan moto pemerintah Kabupaten Pringsewu periode 2011-2016 “Bersenyum Manis” yang merupakan kependekan kata dari bersih, sehat, ekonomi, nyaman, unggul, mandiri, dan agamis, maka Visi Pemerintahan Daerah Kabupaten Pringsewu tahun 2011–2016 adalah:
“PRINGSEWU UNGGUL, DINAMIS DAN AGAMIS”
Penjabaran makna dari Visi Kabupaten Pringsewu 2011-2016 tersebut adalah sebagai berikut :
51
1. Ungul.
Unggul mempunyai konotasi melebihi yang lain (lebih baik, lebih tinggi, lebih cepat, lebih pandai, lebih cakap, lebih kuat, lebih tangguh, lebih ulet, dll) baik dalam skala kawasan lokal maupun regional. Keunggulan mencakup domain perekonomian, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan civilization (politik dan hukum). Kabupaten Pringsewu memiliki keunggulan sebagai pusat perdagangan dan jasa, pendidikan, kesehatan, kawasan agribisnis, dan industri pengolahan.
a. Pusat Perdagangan dan Jasa.
Pusat perdagangan, mengandung arti bahwa Kabupaten Pringsewu mendasarkan bentuk aktivitasnya pada pengembangan ekonomi yang lebih menitikberatkan pada aspek perniagaan yang menjadi tulang punggung pembangunan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan tidak meninggalkan potensi ekonomi lokal lainnya. Pengembangan pusat perdagangan Kabupaten Pringsewu didukung oleh: 1. Sesuai dengan letak geografisnya, Kabupaten Pringsewu merupakan jalur
distribusi barang dan jasa untuk koridor barat Provinsi Lampung. Hal itu telah menjadikan aktivitas perdagangan dan jasa di Kabupaten Pringsewu lebih cepat berkembang secara natural jika dibandingkan dengan daerah kabupaten sekitarnya.
2. Nilai tambah output (PDRB) sektor perdagangan dan jasa Kabupaten Pringsewu cenderung mengalami percepatan pertumbuhan dari tahun ke tahun, begitu juga dengan kontribusinya terhadap total PDRB Kabupaten Pringsewu yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Pengembangan Kabupaten Pringsewu sebagai pusat perdagangan diarahkan pada upaya untuk lebih meningkatkan produktifitas dan daya saing (comparative and competitive advantege), sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pringsewu secara keseluruhan. Dari pemahaman tersebut, karakteristik Kabupaten Pringsewu sebagai pusat perdagangan mengandung beberapa aspek penting, diantaranya : 1. Pusat kegiatan (Center Point) distribusi dan transaksi barang dan jasa.
Sesuai dengan letak geografisnya, Kabupaten Pringsewu merupakan jalur distribusi barang dan jasa untuk wilayah barat Pulau Sumatera. Oleh karena itu pengembangan Kabupaten Pringsewu sebagai pusat perdagangan mengedepankan konsep pembangunan yang mengarah pada terwujudnya Kabupaten Pringsewu sebagai pusat transaksi dan distribusi barang dan jasa. Sebagai salah satu konsekuensi yang harus diemban adalah pelayanan yang memadai kepada seluruh pemangku kepentingan yang menopang pengembangan Kabupaten Pringsewu.
52
2. Pengembangan jejaring (networking) dan kerjasama perdagangan. Pengembangan Kabupaten Pringsewu sebagai pusat perdagangan juga bermakna bahwa pembangunan perekonomian daerah harus didasarkan pada terbangunnya jejaring dengan daerah-daerah lain, sehingga dapat memacu perkembangan wilayah ini menjadi orientasi pelayanan bagi wilayah sekitarnya terutama daerah penyangga (hinterland). Dengan demikian Kabupaten Pringsewu akan dapat menjadi sentra aktivitas distribusi perdagangan barang dan jasa dalam skala regional. Pusat jasa, sebutan sebagai pusat jasa sebenarnya tidak lepas dari status pusat perdagangan, karena perdagangan akan selalu terkait dengan persoalan perniagaan atau proses transaksi dan distribusi barang dan jasa. Pusat jasa lebih menekankan pada fungsi wilayah dalam pelayanan publik diberbagai bidang. Sebagai pusat jasa dengan demikian mencakup kesiapan wilayah dalam melaksanakan berbagai fungsi, diantaranya : 1) Penyediaan jasa layanan publik secara memadai, baik mencakup
standar pelayanan sesuai kualitas yang diharapkan masyarakat, pengaturan/regulasi yang dapat memberikan jaminan mutu pelayanan, maupun kualitas sumber daya manusia dalam pelayanan.
2) Penyediaan fasilitas penunjang guna meningkatkan kualitas pelayanan publik, seperti hotel, perbankan, transportasi, kesehatan (Rumah Sakit), pendidikan, telekomunikasi, ruang pamer/ruang pertemuan, dan lain sebagainya.
3) Berorientasi dan mengutamakan kepentingan masyarakat sebagai pelanggan, dalam arti menempatkan masyarakat sebagai pelanggan yang harus dilayani dengan sebaik-baiknya (Customer engagement).
4) Pola berpikir (Mindset) dan perilaku melayani bagi masyarakat yang dapat mendorong terciptanya budaya pelayanan.
Dengan kemampuan Kabupaten Pringsewu memberikan pelayanan kepada daerah kabupaten lain di sekitarnya, maka dapat dipastikan bahwa perkembangan perekonomian yang terjadi pada daerah kabupaten lain di sekitarnya tersebut akan memberikan efek sinergetik bagi percepatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pringsewu.
b. Kawasan Agribisnis dan Industri Pengelohanan.
Pada sektor pertanian (secara umum; pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan) Kabupaten Pringsewu memiliki keunggulan di bidang pertanian tanaman bahan makanan. Walaupun jika ditinjau dari laju pertumbuhan dan kontribusinya terhadap total PDRB Kabupaten Pringsewu dari tahun ke tahun berada pada urutan tertinggi jika dibandingkan dengan sektor lainnya akan tetapi secara parsial
53
laju pertumbuhan dan kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Pringsewu dari tahun ke tahun cenderung mengalami penurunan. Membangun pusat perdagangan tidak bisa lepas dari pengembangan potensi ekonomi lokal. Untuk menunjang terwujudnya Kabupaten Pringsewu sebagai pusat transaksi dan distribusi, maka salah satu faktor penting adalah bagaimana mengembangkan potensi lokal agar memiliki nilai tambah ekonomi, yang diharapkan menjadi ikon Kabupaten Pringsewu. Beberapa potensi dasar yang dimiliki dan layak dikembangkan sebagai daya tarik Kabupaten Pringsewu adalah pada aspek agribisnis dan aspek industri, dalam konteks ini adalah industri kecil dan menengah yang berorientasi pada ekonomi kerakyatan seperti industri genteng, bata merah, tahu tempe, dan gilingan padi. Pengembangan agribisnis di Kabupaten Pringsewu lebih diarahkan pada upaya meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian (competitive advantege), mengingat Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu lumbung padi di Provinsi Lampung yang keberadaanya perlu mendapat perhatian akibat adanya perubahan tata guna lahan, khususnya lahan pertanian menjadi lahan terbangun secara sporadis, seiring dengan perkembangan tingkat perekonomian wilayah. Pengembangan industri kecil dan menengah diarahkan pada industri pengolahan produk hasil pertanian dan kerajinan. Hal itu untuk mendukung keberlanjutan aktivitas agribisnis dan pengembangan perdagangan dan jasa.
c. Pusat Pendidikan
Pringsewu sebagai daerah otonomi baru telah memiliki keunggulan dalam bidang pendidikan mulai dari tingkat dasar, menengah hingga pendidikan tinggi, baik bersifat umum maupun kejuruan. Jumlah perguruan tinggi yang relatif banyak, hal ini juga buktikan oleh indeks pembangunan manusia (IPM) untuk pendidikan urutan ke tiga setelah Bandar Lampung dan Metro. Dalam menopang fungsi Pringsewu sebagai puat perdagangan dan jasa, kawasan agribisnis dan industri pengolahan serta pusat pendidikan perlu pembangunan sarana dan prasarana penunjang yang memadai. Disamping sarana prasarana fisik seperti jalan, jembatan, stasiun kereta api, terminal, hotel, perbankan, dan juga sarana penunjang yang sifatnya non fisik, seperti sumber daya manusia (SDM) dan regulasi/kebijakan. Pengembangan SDM secara memadai sangat diperlukan, penataan SDM birokrasi dalam peningkatan pelayanan publik dan peningkatan kualitas SDM dalam meningkatkan daya dukung pengembangan Kabupaten Pringsewu, termasuk dalamnya penyiapan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan daerah.
54
2. Dinamis.
Dinamis adalah sikap dan kondisi masyarakat yang secara aktif mampu merespon peluang dan tantangan zaman, mudah menyesuaikan diri dengan keadaan, serta berkontribusi dalam proses pembangunan. Dinamis juga diartikan kondisi masyarakat yang jauh dari konflik dengan beragam variannya, seperti konflik sosial, agama, kelompok, kepentingan tertentu dan juga konflik antar masyarakat itu sendiri. Dinamis meminjam istilah politik adalah kondisi masyarakat yang selalu mengedepankan konsensus, kerjasama dan juga bersikap kooperatif dalam menyelesaikan beragam masalah yang timbul didalam masyarakat.
3. Agamis.
Agamis mengandung makna bahwa segala bentuk aktivitas dan kebijakan pembangunan di Kabupaten Pringsewu dalam rangka menciptakan dinamisasi dan keunggulan Kabupaten Pringsewu harus menginternalisasikan prinsip dan nilai-nilai Ketuhanan YME yang juga merupakan pengamalan sila pertama Pancasila sebagai bingkai dan landasan utamanya dengan tidak melupakan nilai-nilai luhur Pancasila yang lainnya. Pengamalan nilai Ketuhanan Yang Maha Esa ditandai oleh: a. Terwujudnya kerukunan antar dan intern umat beragama,
mencerminkan adanya keinginan untuk senantiasa menjaga agar tercipta kerukunan sesama antar pemeluk agama yang sama dan sesama antar pemeluk agama yang berbeda, sehingga hubungan harmonis semua masyarakat dapat terwujud.
b. Terpenuhinya hak-hak dasar dalam menjalankan ajaran agama, merupakan keinginan agar masyarakat saling menghormati umat pemeluk agama berbeda dalam mengamalkan jaran agama, sehingga tidak ada konflik antar/inter agama mengenai pendirian rumah ibadah, perayaan hari besar agama maupun aktivitas rutin agama lainnya.
c. Terwujudnya kehidupan beragama yang mampu menjadi katalisator pembangunan. Hal ini merupakan cita-cita untuk meningkatkan kepedulian sosial dalam masyarakat sehingga mau bergotong-royong memerangi kemiskinan, pengangguran serta berperanserta dalam pembangunan fasilitas umum.
5.2. MISI.
1. Pembangunan sarana dan prasarana wilayah serta utilitas dasar sesuai
dengan tata ruang wilayah. 2. Meningkatkan perekonomian daerah melalui pemberdayaan masyarakat
dan optimalisasi pemanfaatan potensi daerah yang berwawasan lingkungan. 3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif dan berdaya
saing.
55
4. Membangun tata kelola pemerintahan yang baik dengan menerapkan kaidah-kaidah ”Good Governance and Clean Government”.
5. Membangun masyarakat religius, berbudaya, tentram dan harmonis. 5.3. TUJUAN.
1. Mewujudkan sarana dan prasarana wilayah serta utilitas dasar secara
optimal, proposional, dan terintegrasi untuk mendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat.
2. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi tinggi secara berkelanjutan berlandaskan pada struktur perekonomian yang kokoh.
3. Meningkatkan IPM, IPG, dan Keseimbangan Pertumbuhan Penduduk. 4. Meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah berlandaskan prinsip “Good &
Clean Governance”. 5. Menjadikan Agama sebagai sumber nilai spiritual, moral dan etik bagi
kehidupan bermasyarakat. 6. Mewujudkan Kabupaten Pringsewu yang nyaman, beradab dan bermartabat
dalam bingkai agama dan budaya. 5.4. SASARAN.
5.4.1. Sasaran Misi I.
1. Terwujudnya tata ruang wilayah sesuai arah pemanfaatan ruang wilayah
jangka menengah (lima tahunan). 2. Tersusunnya jaringan transportasi yang handal dan terintegrasi guna
mendorong kelancaran aksesbilitas wilayah serta mobilitas barang/jasa dan manusia.
3. Tersedianya sumber daya air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan aktifitas ekonomi.
4. Meningkatnya kualitas lingkungan permukiman yang layak, sehat dan produktif.
5. Terwujudnya daya dukung infrastruktur komunikasi dan informasi yang handal dan merata.
6. Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana perkantoran pemerintah.
5.4.2. Sasaran Misi II.
1. Peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan.
2. Sektor perdagangan dan jasa tumbuh menjadi sektor prima. 3. Peningkatan daya saing pariwisata daerah. 4. Peningkatan peran koperasi dan UMKM dalam perekonomian daerah. 5. Peningkatan keunggulan komparatif sektor industri pengolahan. 6. Peningkatan kontribusi investasi/penanaman modal. 7. Peningkatan keberdayaan ekonomi masyarakat perdesaan dan kawasan
transmigrasi.
56
8. Peningkatan kualitas lingkungan hidup dan keanekaragman hayati secara berkelanjutan.
5.4.3. Sasaran Misi III.
1. Peningkatan Indeks Pengetahuan Masyarakat (Indeks Pendidikan). 2. Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat. 3. Pengurangan tingkat pengangguran. 4. Peningkatan aksesibilitas PMKS dalam pemenuhan kebutuhan sosial dasar. 5. Peningkatan Pembangunan Berkesetaraan Gender dan Perlindungan Anak. 6. Peningkatan kapasitas dan partisipasi pemuda dalam berbagai bidang
pembangunan. 7. Peningkatan budaya dan prestasi olahraga. 8. Terkendalinya Laju Pertumbuhan Penduduk.
5.4.4. Sasaran Misi IV.
1. Peningkatan kualitas perencanaan, penganggaran, dan pengawasan
pembangunan daerah. 2. Terwujudnya SDM aparatur yang berkompeten dan berkinerja tinggi. 3. Penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintahan umum dan perangkat
daerah semakin kuat. 4. Peningkatan kapasitas pemerintahan desa/pekon. 5. Peningkatan pembangunan politik lokal dan wawasan kebangsaan. 6. Peningkatan kualitas tata aturan hukum daerah dan penegakan hukum.
5.4.5. Sasaran Misi V.
1. Peningkatan kualitas kehidupan beragama di semua lapisan masyarakat. 2. Terciptanya masyarakat yang memiliki budaya dan peradaban luhur. 3. Terwujudnya kehidupan masyarakat yang rukun, aman dan nyaman.
Selanjutnya di bawah ini digambarkan keterkaitan antara visi, misi, tujuan, sasaran dan indikator-indikatornya, sebagai tolak ukur pencapaian kinerja dari masing-masing sasaran dan tujuan pembangunan daerah Kabupaten Pringsewu Tahun 2011 – 2016.
57
Tabel 5.1. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja RPJMD
Kabupaten Pringsewu Tahun 2011 – 2016. Misi : Pembangunan sarana dan prasarana wilayah serta utilitas dasar sesuai
dengan tata ruang wilayah.
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA (OUTCOMES)
1 2 3 4
1. Mewujudkan sarana dan prasarana wilayah serta utilitas dasar secara optimal, proposional, dan terintegrasi untuk mendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat.
Terwujudnya tata ruang wilayah sesuai arah pemanfaatan ruang wilayah jangka menengah (lima tahunan).
Tersusunnya Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi sesuai RTRW
Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan izin pemanfaatan ruang/izin lokasi
Tersedianya informasi RTRW beserta rencana rincinya melalui peta analog dan peta digital
Jumlah kawasan yang mendapatkan dukungan sarana dan prasarana Ruang terbuka Hijau
Jumlah pelanggaran Perda Penataan Ruang yang ditangani
Rasio bangunan ber IMB per satuan bangunan.
Rasio RTH per satuan luas wilayah ber HPL / HGB
Prosentase luas lahan bersertifikat
Prosentase Lahan Tanah milik Pemerintah Daerah yang telah disertifikat
Persentase panyelesaian kasus kepemilikan tanah
Tersusunnya jaringan transportasi yang handal dan terintegrasi guna mendorong kelancaran aksesbilitas wilayah serta mobilitas barang/jasa dan manusia.
Proporsi panjang jaringan jalan kabupaten dalam kondisi baik.
Panjang jalan dilalui roda empat
Sempadan jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau bangunan rumah liar.
Panjang jembatan kabupaten dalam kondisi baik.
Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersembuat
Tersedianya sistem jaringan drainase skala kawasan dan kota sehingga tidak tergenana lebih dari 30 cm, selama 2 jam.
Pembangunan turab di wilayah jalan dan aliran sungai.
Jumlah jembatan yang telah dipelihara
Persentase kawasan tertib lalu lintas dan angkutan (KTLA) di wilayah perkotaan yang terwujud
Tingkat ketersediaan halte pada setiap Kabupaten yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek.
Tersedianya terminal angkutan penumpang pada kabupaten yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek
Ketersediaan unit pengujian kendaraan bermotor yang memenuhi standard
58
Cakupan sarana dan prasarana fasilitas LLAJ yang terpelihara dengan baik
Persentase kendaraan laik jalan yang beroperasi
Jumlah uji kir angkutan umum
Prosentase jalan yang ditangani dan dibangun pada kawasan strategis Agropolitan
Prosentase jalan yang ditangani dan dibangun pada kawasan strategis Minapolitan
Panjang jalan lingkungan dalam kondisi baik
Panjang jalan lingkungan yang telah ditingkatkan kualitasnya
Rasio izin trayek per 1.000 penduduk
Ketersediaan angkutan umum yang melayani wilayah pada jaringan jalan kabupaten
Ketersediaan fasilitas rambu-rambu lalu lintas untuk keselamatan
Tersedianya sumber daya air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan aktifitas ekonomi.
Rasio jaringan irigasi
Proporsi jaringan irigasi dalam kondisi baik
Tingkat ketersedian air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari hari
Jumlah waduk/embung/ situ/bangunan penampung air lainnya yang dibangun
Sepadan sungai yang dipakai bangunan liar
Meningkatnya kualitas lingkungan permukiman yang layak, sehat dan produktif.
Rumah layak huni
Rasio pemukiman layak huni
Luas kawasan pemukiman kumuh
Cakupan lingkungan yang sehat dan aman yang di dukung Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU)
Prosentase rumah tangga yang memiliki akses air minum yang layak
Tersedianya sistem air limbah setempat (kawasan) yang memadai.
Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPA) per satuan penduduk.
Tersedianya sistem penanganan sampah di perkotaan
Berkurangnya luasan pemukiman kumuh di kawasan perkotaan.
Jumlah prasarana pengumpulan sampah
Persentase volume pengurangan sampah melalui 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam skala kota
Jumlah industri yang diawasi dalam ketaatan terhadap kebijakan bidang lingkungan hidup (pengendalian pencemaran air, udara dan limbah B3)
Persentase jumlah sumber air yang dipantau kualitasnya, ditetapkan status mutu airnya dan diinformasikan status mutu airnya
59
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan Amdal/UKL/UPL
Angka Ratio Elektrifikasi
Prosentase desa yang telah dialiri listrik
Jumlah rumah tangga yang memanfaatkan energi baru terbarukan (biogas);
Terwujudnya daya dukung infrastruktur komunikasi dan informasi yang handal dan merata.
Pelaksanaan diseminasi dan pendistribusian informasi nasional melalui media
Pelaksanaan diseminasi dan pendistribusian informasi nasional melalui web site
Pelaksanaan diseminasi dan pendistribusian informasi nasional melalui media tradisional (pertunjukan rakyat)
Pelaksanaan diseminasi dan pendistribusian informasi nasional melalui media interpersonal (sarasehan, ceramah, diskusi, lokakarya)
Pelaksanaan diseminasi dan pendistribusian informasi nasional melalui media media luar ruangan (spanduk, baleho, buklet)
Cakupan pengembangan dan pemberdayaan kelompok informasi masyarakat tingkat kecamatan
Jumlah aparatur yang mendapat pelatihan pengelolaan komunikasi dan informasi
Jumlah pekon yang di kembangkan menjadi basis IT
Jumlah spot yang terpasang dalam jaringan Wiffi
Jumlah web site yang dikelola oleh Satuan Kerja Pemerintah Daerah
Jumlah surat kabar nasional dan lokal yang masuk di daerah
Prosentase SKPD yang terkoneksi dalam jaringan internet terpadu
Prosentase layanan pengadaan barang/jasa melalui LPSE
Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana perkantoran pemerintah.
Prosentase pembangunan sarana dan prasarana perkantoran pemda
Jumlah rehabilitasi gedung pemerintahan
Prosentase Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) pada jalan protokol yang terpasang
Jumlah taman kabupaten yang dibangun.
Jumlah taman kabupaten yang terpelihara.
60
Misi : Meningkatkan perekonomian daerah melalui pemberdayaan masyarakat dan optimalisasi pemanfaatan potensi daerah yang berwawasan lingkungan.
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA (OUTCOMES)
1 2 3 4
2 Mewujudkan pertumbuhan ekonomi tinggi secara berkelanjutan berlandaskan pada struktur perekonomian yang kokoh.
Peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan.
Cakupan kelompok tani yang mendapat bantuan
Jumlah kelembagaan perbenihan/perbibitan yang ditingkatkan kinerjanya
Luas lahan pertanian yang dioptimalkan dalam pengolahannya
Luas panen padi dan bahan pangan utama lokal
- Padi
- Jagung
- Kedelai
- Kacang Tanah
- Kacang Hijau
- Ubi Jalar
- Ubi Kayu
Produksi padi dan bahan pangan utama lokal
- Padi (ton)
- Jagung
- Kedelai
- Kacang Tanah
- Kacang Hijau
- Ubi Jalar
- Ubi Kayu
Produktifitas panen padi dan bahan pangan utama lokal
- Padi (ton)
- Jagung
- Kedelai
- Kacang Tanah
- Kacang Hijau
- Ubi Jalar
- Ubi Kayu
Kontribusi sektor pertanian/ perkebunan terhadap PDRB
Jumlah promosi dan pemasaran hasil pertanian
Luas lahan pengembangan padi organik
Produktivitas padi organik (ton)
Tingkat penggunaan alat dan mesin pertanian (jumlah dan jenis)
Tingkat penerapan teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan
61
Cakupan bina kelompok tani
Produksi Perkebutanan Utama :
- Kopi
- Kakao
- Kelapa
- Tembakau
Luas areal tanaman perkebunan yang dibina
Jumlah aparatur di sektor pertanian yang ditingkatkan kapasitasnya
Jumlah kelembagaan petani yang ditumbuhkembangkan kapasitasnya
Jumlah ketersediaan tenaga penyuluh pertanian
Jumlah ketersediaan tenaga penyuluh perikanan
Luas lahan perikanan budidaya
Cakupan bina kelompok budidaya ikan
Jumlah tenaga penyuluh perikanan swadaya baru
Tingkat konsumsi ikan per kapita per tahun
Jumlah usaha perbenihan perikanan darat
Pemenuhan kebutuhan bibit ikan dalam daerah
Tingkat produksi ikan (ton)
Tingkat konsumsi ikan per kapita per tahun
Jumlah usaha pengolahan perikanan budidaya
Daerah Bebas PMK dan BSE Serta Peningkatan Status Wilayah
Penguatan Otoritas Veteriner Melalui Pertumbuhan Jumlah Puskeswan yang Terfasilitasi
Surveilans PHMSZE (Prevelensi dan Atau Insidensi)
Persentase peningkatan Ketersediaan Alsin dan Obat Hewan Bermutu
Prosentase Peningkatan Populasi ternak
- Sapi
- Kerbau
- Kambing biasa
- Kambing domba
- Ayam kampung
- Ayam potong
- Ayanm petelur
- Ayam kalkun
- Itik
Tingkat produksi daging (ton)
Tingkat produksi telor (ton)
Jumlah tenaga inseminator yang tersedia
Jumlah pengolahan pakan ternah sistem fermentasi
62
Cakupan bina kelompok peternak
Terpenuhinya Standar Keamanan dan Mutu Produk Hewan
Persentase Penurunan Produk Asal Hewan yang Diatas BMCM dan BMR
Penurunan Prevelensi atau Insedensi Zoonis
Jumlah kelompok tani HKm
Luas kawasan hutan kemasyarakatan yang dikelola petani
Peningkatan kinerja usaha pemanfaatan dan intesitas pemanfaatan hutan kemasyarakatan
Jumlah kegiatan fasilitasi kemitraan usaha HKm
Prosentase luas lahan hutan kritis yang telah direhabilitasi
Prosentase tingkat kerusakan kawasan hutan
Fasilitas dan Pengembangan Hutan Kota
Pengembangan Penanaman Kebun Bibit Rakyat (KBR)
Produksi hasil hutan yang dikelola
- Kayu bulat (m3)
- Kayu olahan (m3)
- Madu (liter)
Pelaksanaan SL Lebah Madu
Jumlah kelompok usaha produktif kehutanan yang memenuhi standard
Jumlah tenaga penyuluh kehutanan swadaya baru
Jumlah tenaga penyuluh kehutanan yang dibina dan ditingkatkan kapasitasnya
Ketersediaan pangan utama per jiwa :
- Ketersediaan Beras (kg)
- Ketersediaan Jagung (kg)
- Ketersediaan Kedelai (kg)
- Keters. Kacang Tanah (kg)
- Keters. Kacang Hijau (kg)
- Ketersediaan Ubi Jalar (kg)
- Ketersediaan Ubi Kayu (kg)
- Ketersediaan Daging (kg)
- Ketersediaan Telur (kg)
- Ketersediaan Ikan (kg)
Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan daerah
Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan
Penanganan daerah rawan pangan
Jumlah desa yang dikembangkan sebagai Desa Mandiri Pangan
63
Sektor perdagangan dan jasa tumbuh menjadi sektor prima.
Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB
Persentase kegiatan pengawasan barang dan jasa beredar yang dilaksanakan
Persentase penanganan barang dan jasa beredar dipasar tidak sesuai standar
Jumlah pasar milik pemerintah daerah yang terpelihara
Persentase prasarana pasar tradisional/lokal yang direhabilitasi
Jumlah pasar tradisional milik pekon/masyarakat
Jumlah usaha perdagangan moderen (swalayan)
Jumlah Kegiatan Penertiban dan Penataan Pedagang Kaki Lima
Jumlah pembinaan terhadap pedagang kaki lima
Jumlah fasilitas pasar yang direhabilitasi
Peningkatan retribusi pasar bagi PAD
Cakupan bina kelompok pedagang/ usaha informal
Jumah bank dan cabangnya
Jumlah dan jenis perusahaan asuransi
Jumlah pelaku usaha perdagangan yang diberikan bantuan sarana usaha
Jumlah lembaga/pelaku usaha perdagangan yang diberikan bimbingan teknis dan kemitraan usaha
Terlaksananya promosi hasil pembangunan
Jumlah paket stimulasi pengamanan harga kebutuhan pokok
Prosentase penyaluran Raskin
Peningkatan daya saing pariwisata daerah.
Jumlah objek wisata yang ada
Jumlah destinasi wisata alam dikembangkan
Jumlah konjungan wisata pada objek-objek wisata
Jumlah kegiatan promosi pariwisata daerah
Jenis, kelas dan jumlah restoran
Jenis, kelas dan jumlah hotel yang tersedia
Jumlah kelompok hiburan pendukung pariwisata
Peningkatan peran koperasi dan UMKM dalam perekonomian daerah.
Prosentase UKM terhadap seluruh UMKM
Persentase calon wirausaha baru yang mendapat peningkatan kaspasitas
Penyediaan fasilitas sarana prasarana pemasaran produk KUMKM
Persentase UMKM yang mendapat fasilitasi pengembangan
Prosentase koperasi aktif (minimal 2 tahun terakhir mengadakan RAT)
Persentase koperasi yang dapat mengakses kredit pembiayaan bank melalui linkage
64
Persentase pengusaha skala mikro, kecil dan menengah serta pengelola koperasi yang mengikuti diklat keterampilan teknis dan manajerial
Peningkatan keunggulan komparatif sektor industri pengolahan.
Kontribusi sektor industri terhadap PDRB
Prosentase pertumbuhan industri
Jumlah IKM yang difasilitasi promosi dan pemasaranya
Persentase IKM yang menjalin kemitraan dengan BUMN dan Swasta
Cakupan bina kelompok pengrajin
Jumlah IKM yang ditingkatkan kapasitas dan kualitasnya