100 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Komunitas dan sifat konsumerisme masyarakat sangat erat hubungannya dengan distro. Distro yang memenuhi kebutuhan komunitasnya tidak henti untuk membuat produk fashion dan merchandise lainya. Menawarkan aneka ragam inovasi untuk membuat desain dan produk baru tiap bulan atau bahkan tiap minggunya. Menciptakan sifat konsumerisme untuk komunitasnya dengan tujuan mendapat keuntungan sebanyak-banyaknya. Distro yang berasal dari latar belakang komunitas sadar atau tanpa disadari mendapat pengaruh dari budaya barat. Berlatarbelakang dari hobi atau kesenangan bermusik, suporter bola, maupun balapan motor, semua itu bukan budaya yang berasal dari negeri sendiri melainkan budaya barat, yang dianggapnya modern dan memiliki kesamaan ideologi seperti pemilik distro itu sendiri. Budaya yang mengancam keberadaan budaya elite lokal yang semakin pudar. Itu semua pada akhirnya tergantung pada kita sendiri bagaimana menyikapainya secara bijaksana. Pengaruh budaya popular menciptakan karakteristik visual desain pada desain kaos distro di Kota Surakarta. Teknik tipografi handlattering, warna tunggal, desain demokratis dan desain yang mengandung makna mendalam menjadi karakter visual desain kaos distro di Kota Surakarta. Menuangkan bakat desainer tipografi dengan teknik handlatteringnya untuk desain yang lebih eksklusif. Pemakaian satu warna menampilkan kesan sederhana serta pemangkasan pengeluaran untuk tujuan ekonomis. Sebagai negara yang
12
Embed
BAB V PENUTUP - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0911001_bab5.pdf · BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... Ikon rantai motor, ikon tugu lilin, ikon Bob Marley, Tony
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
100
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunitas dan sifat konsumerisme masyarakat sangat erat hubungannya
dengan distro. Distro yang memenuhi kebutuhan komunitasnya tidak henti untuk
membuat produk fashion dan merchandise lainya. Menawarkan aneka ragam
inovasi untuk membuat desain dan produk baru tiap bulan atau bahkan tiap
minggunya. Menciptakan sifat konsumerisme untuk komunitasnya dengan tujuan
mendapat keuntungan sebanyak-banyaknya.
Distro yang berasal dari latar belakang komunitas sadar atau tanpa disadari
mendapat pengaruh dari budaya barat. Berlatarbelakang dari hobi atau kesenangan
bermusik, suporter bola, maupun balapan motor, semua itu bukan budaya yang
berasal dari negeri sendiri melainkan budaya barat, yang dianggapnya modern dan
memiliki kesamaan ideologi seperti pemilik distro itu sendiri. Budaya yang
mengancam keberadaan budaya elite lokal yang semakin pudar. Itu semua pada
akhirnya tergantung pada kita sendiri bagaimana menyikapainya secara bijaksana.
Pengaruh budaya popular menciptakan karakteristik visual desain pada
desain kaos distro di Kota Surakarta. Teknik tipografi handlattering, warna
tunggal, desain demokratis dan desain yang mengandung makna mendalam
menjadi karakter visual desain kaos distro di Kota Surakarta. Menuangkan bakat
desainer tipografi dengan teknik handlatteringnya untuk desain yang lebih
eksklusif. Pemakaian satu warna menampilkan kesan sederhana serta
pemangkasan pengeluaran untuk tujuan ekonomis. Sebagai negara yang
101
demokratis visual desain juga menampilkan aspirasi yang tersirat dalam desain
tipografi. Visual desain tipografi yang mengandung makna mendalam merupakan
budaya popular yang tercipta dari budaya rakyat.
Trikotomi tanda teori Peirce ada keterkaitannya dengan ornament dingbats
adalah sebagai sebuah tanda yang berupa gambar di visual motif dingbats kaos
distro di Kota Surakarta. Ikon rantai motor, ikon tugu lilin, ikon Bob Marley,
Tony Q Rastafara, dan ikon Punkers sebagai sebuah ikon. Indeks yang termuat di
visual desain kaos distro Kota Surakarta termuat gejala sebab-akibat, sebuah
kondisi yang telah/sedang terjadi di masyarakat. Indeks kaitannya dengan
tipografi adalah sebagai teks, mendeskriptifkan sebuah petanda atau menjadi
sebuah ikon yang dapat di ceritakan sebagai isyarat tanda. Simbol perdamaian,
simbol salib dan panah pasopati sebagai sebuah simbol. Tiga tanda tersebut
menjadi satu kesatuan utuh menjadi satu makna. Semua tanda yang ada adalah
bagian motif dingbats yang berupa gambar, merupakan salah satu ornament
tipogrsfi, menampilkan satu set karakter khusus berisikan simbol, gambar dan
ornament-ornament lain.
Desain visual yang ditampilkan pada kaos distro di Kota Surakarta juga
berpengaruh terhadap paparan diatas. Desain yang ditampilkaan tidak terkecuali
dingbats menciptakan sebuah bentuk-bentuk yang diadopsi dari budaya luar.
Menampilkan ikon tokoh luar negeri yang dikenal di masyarakat lokal, seperti
Bob Marley seorang penyanyi, pencipta lagu, dan musisi Reggae berkebangsaan
Jamaika. Sosok Punkers merepretasikan budaya brutal dan kebebasan. Simbol-
simbol universal yang sudah di kenal khalayak umum, seperti The Peace Sign
102
merupakan simbol perdamaian dan salib sebagai simbol keagamaan umat Kristen
di dunia.
Semua tanda yang dimanfaatkan oleh pemilik distro dan desainer sangat
mempertimbangkan pengolahan sumber ide, tampilan visual, dan cirikhas
komunitas yang berujung pada pemunculan aspek estetika. Hasil kreasi desain
visual motif dingbats ditambah dengan konstruksi tanda menjadi semacam bentuk
situasi yang pernah dilihat sebelumnya. Keadaan yang pernah dilihat sebelumnya
ditransformasikan menjadi sebuah bentuk kritik dan kritis.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan dari hasil yang
didapatkan, maka ada beberapa saran sebagai berikut :
1. Penelitian di sini masih dapat dikembangkan lebih jauh lagi dengan
menggunakan ilmu-ilmu pendekatan yang lainnya, karena penelitian ini
masih sebatas mengkaji visual desain berdasar semiotik ikon, indeks, dan
simbol desain ornament dingbats kaos distro.
103
DAFTAR PUSTAKA
A. Hall James .2001. Sistem Informasi Akutansi. Diterjemahkan Thompson Learning. Jakarta: Salemba Empat.
Barger, Arthur Asa. 2000. Tanda-tanda dalam Kebudayaan Kontemporer. Diterjemahkan oleh M. Dwi Marianto dan Sunarto. Yogyakarta: Penerbit PT Tiara Wacana.
Benjamin,W. 1973. “The work of art in the age of mechanical reproduction”, dalam Illuminations, London, Fontana.
Booker, C. 1969. The Neophiliacs: A Study of the Revolution in English Life in the Fifties and Sixties, London, Collins.
Burke, P. 1978. Popular Culture in Early Modern Europe, London, Temple
Smith.
Eco, Umberto.1979. A Theory of Semiotics. Bloomington: Indiana University
Press.
Granito, Heru. 2008. Panduan Mendirikan dan Mengelola Distro Clothing Compani. Yogyakarta: Media Pressindo
Hardjowirogo. 1965. Sejarah Wayang Purwa. Jakarta: Balai Pustaka.