Top Banner
36 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain penelitian post test design. Penelitian ini menguji aktivitas mukolitik fraksinasi etanol pada ekstrak daun Lantana camara yang dilakukan secara in vitro terhadap mukus sapi. Mukus sapi yang awal mulanya disimpan di dalam freezer, kemudian dicampur dengan fraksi ekstrak etanol daun Lantana camara. Metode penelitian menggunakan fraksinasi bertingkat untuk mengetahui senyawa apa saja pada Lantana camara yang akan tertarik pada pelarut polar organik etanol setelah difraksinasi sebelumnya dengan pelarut non-polar dan semipolar. Kemudian dihitung jumlah viskositasnya lalu dibandingkan dengan viskositas asetilsistein. Selanjutnya untuk mengevaluasi aktivitas mukolitik dari fraksi ekstrak daun Lantana camara terhadap mukus menggunakan metode uji ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda menggunakan analisis post test. Namun jika pada uji ANOVA tidak terpenuhi maka menggunakan uji Kruskal Wallis dan Mann Whytney Non parametrik. 4.2 Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Sintesis dan Laboratorium Kimia Terpadu Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang. 4.3 Variabel Penelitian 4.3.1 Variabel Bebas Variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini adalah konsentrasi ekstrak etanol daun Lantana camara sebesar 0,1%; 0,5%; dan 1%. Perbedaan
18

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/41337/5/BAB IV.pdf · menggunakan uji oneway ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan untuk mengetahui kelompok

Feb 23, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/41337/5/BAB IV.pdf · menggunakan uji oneway ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan untuk mengetahui kelompok

36

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain

penelitian post test design. Penelitian ini menguji aktivitas mukolitik fraksinasi

etanol pada ekstrak daun Lantana camara yang dilakukan secara in vitro

terhadap mukus sapi. Mukus sapi yang awal mulanya disimpan di dalam

freezer, kemudian dicampur dengan fraksi ekstrak etanol daun Lantana

camara. Metode penelitian menggunakan fraksinasi bertingkat untuk

mengetahui senyawa apa saja pada Lantana camara yang akan tertarik pada

pelarut polar organik etanol setelah difraksinasi sebelumnya dengan pelarut

non-polar dan semipolar. Kemudian dihitung jumlah viskositasnya lalu

dibandingkan dengan viskositas asetilsistein. Selanjutnya untuk mengevaluasi

aktivitas mukolitik dari fraksi ekstrak daun Lantana camara terhadap mukus

menggunakan metode uji ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan

untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda menggunakan analisis post

test. Namun jika pada uji ANOVA tidak terpenuhi maka menggunakan uji

Kruskal Wallis dan Mann Whytney Non parametrik.

4.2 Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Sintesis dan

Laboratorium Kimia Terpadu Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu

Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

4.3 Variabel Penelitian

4.3.1 Variabel Bebas

Variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini adalah konsentrasi

ekstrak etanol daun Lantana camara sebesar 0,1%; 0,5%; dan 1%. Perbedaan

Page 2: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/41337/5/BAB IV.pdf · menggunakan uji oneway ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan untuk mengetahui kelompok

37

konsentrasi tersebut untuk mengetahui seberapa besar aktivitas mukolitik yang

dimiliki oleh daun tembelekan.

4.3.2 Variabel Tergantung

Variabel tergantung pada penelitian ini adalah viskositas mukus sapi.

4.3.2.1 Definisi Operasional Penelitian

1. Ekstrak daun tembelekan adalah ekstrak yang didapatkan dari daun

tanaman Lantana camara yang dikeringkan dan dibuat serbuk, kemudian

ekstraksi dengan cara maserasi bertingkat secara berturut-turut

menggunakan n-heksan, etil asetat, dan etanol 96%. Setelah itu masing-

masing ekstrak dipekatkan dengan rotary evaporator menjadi ekstrak

kental.

2. Viskositas adalah gaya yang dibutuhkan untuk memindahkan satu bidang

permukaan melampaui kondisi tertentu yang berada dibawahnya apabila

ruang yang berada di antaranya diisi oleh cairan yang ingin di ukur

viskositasnya (kekentalan). Dalam penelitian ini viskositas dilakukan untuk

mengetahui kekentalan bahan uji sebagai aktivitas mukolitik dengan

ditandai adanya penurunan viskositas.

4.4 Sampel Penelitian

Penelitian ini menggunakan mukosa usus sapi yang di ambil dibagian

dalam usus yang telah dibersihkan dan disimpan di dalam freezer dengan suhu

dibawah 4 0C.

4.5 Alat dan Bahan

4.5.1 Alat

1. Oven

2. Blender (maspion)

3. Buchner

4. Vacuum

5. Gelas ukur 500 ml

6. Neraca analitik

7. pH meter

8. Magnetic stirrer

9. Hot plate

10. Waterbath

11. Viscometer Ostwald

12. Termometer

Page 3: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/41337/5/BAB IV.pdf · menggunakan uji oneway ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan untuk mengetahui kelompok

38

13. Stopwatch

14. Inkubator

15. Rottavory Evaporator

16. Statif

17. Klem

18. Bola Hisap

4.5.2 Bahan

1. Daun (Lantana camara)

2. Asetilsistein 500 mg

3. Tween 80

4. Dapar posphat pH 7

5. NaH2PO4 pt.

6. Na2HpO4

7. Aquadest pt.

8. Etil asetat pt

9. N-heksan

10. Etanol Teknis

11. HCl pekat

12. Metanol

13. Kertas Saring

14. Anisaldehid

15. Asam Asetat Glasial

16. Asam Sulfat 10%.

17. NaCl 10% pa.

18. FeCl3pa.

19. KOH

20. BiNO3

21. Asam Nitrat

22. Kiesel Gel 254

4.6 Prosedur Penelitian

4.6.1 Tahap persiapan bahan

Daun Lantana camara dijemur di bawah sinar matahari selama 10

menit, dan kemudian dilakukan pengeringan mennggunakan oven dengan suhu

(35-40)0C. Setelah daun kering kemudian dihaluskan menggunakan blender

sehingga diperoleh ekstrak halus (Murrukmihadi, 2011).

4.6.2 Pembuatan ekstrak daun Lantana camara

Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan metode fraksinasi bertingkat,

yaitu proses pemisahan dengan menggunakan berbagai pelarut dengan

kepolaran yang berbeda-beda, sehingga masing-masing pelarut akan

mengandung senyawa dengan kepolaran yang berbeda pula. Fraksinasi yang

dilakukan oleh peneliti yakni menggunakan pelarut organik etanol. Sebelum

melakukan fraksinasi dengan pelarut etanol, daun Lantana camara akan

Page 4: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/41337/5/BAB IV.pdf · menggunakan uji oneway ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan untuk mengetahui kelompok

39

diekstraksi dahulu menggunakan pelarut yang polaritasnya lebih rendah dari

etanol yakni n-heksan dan etil asetat.

Serbuk simplisia daun Lantana camara yang telah di ekstraksi

sebelumnya dengan n-heksan dan etil asetat dilakukan ekstraksi dengan pelarut

polar yaitu etanol 96% sebanyak 5 L, selama 24 jam dengan sesekali botol

maserasi digoyang-goyangkan, maserasi terlindung dari sinar matahari

langsung. Hasil maserasi disaring dengan kertas saring sehingga diperoleh

filtrat dan residu. Residu di maserasi kembali dengan pelarut etanol sebanyak

2,5 L, dengan perlakuan yang sama, maserasi dilakukan berulang kali hingga

semua senyawa tertarik oleh pelarut, dan diuapkan dengan rotary evaporator

sehingga didapatkan ekstrak kental dengan kandungan pelarut yang lebih

sedikit. Pelarut dikeringkan dan diuapkan pada suhu 40 0C di oven hingga

diperoleh ekstrak kental daun Lantana camara bebas pelarut (Dirjen POM,

2000). Selanjutnya ekstrak yang diperoleh dari hasil fraksinasi bertingkat

dilakukan uji aktivitas mukolitik.

4.7 Uji Mukolitik

4.7.1 Persiapan mukus usus sapi

Usus sapi dibersihkan dari isinya (residu makanan) dengan cara di

gosok secara lembut. Selanjutnya usus di potong dan didalamnya di kerok

perlahan untuk mengumpulkan mukus (lendir). Mukus di aduk perlahan hingga

homogen. Kemudian mukus disimpan dalam lemari es (freezer) dengan suhu

dibawah 4 0C sampai siap dilakukan uji tes (Murrukmihadi, 2011).

4.7.2 Pembuatan dapar posphat pH 7

Larutan dapar posphat pH 7 diperoleh dengan cara mencampurkan 29,0

mL larutan NaH2PO4 0,2 M dan 15,0 mL NaOH 0,2 N dalam aquades bebas

CO2 sampai 100 mL. Dapar yang telah dibuat kemudian dicek pH

menggunakan pH meter (Murrukmihadi, 2011).

Page 5: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/41337/5/BAB IV.pdf · menggunakan uji oneway ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan untuk mengetahui kelompok

40

4.7.3 Pembuatan larutan mukus 20% b/b dapar posphat pH 7

Larutan mukus 20% b/b dalam dapar posphat diperoleh dengan cara

mencampurkan mukus sebanyak 0,2 bagian dari total berat (10 g) dengan dapar

posphat pH 7 sebanyak 0,8 bagian dari total berat (40 g). Kemudian tambahkan

larutan 0,5% tween 80 dari total berat (0,25 g), kemudian diaduk selama 40

detik agar homogen (Murrukmihadi, 2011).

4.7.4 Pembuatan larutan asetilsistein 0,1%

Larutan asetilsistein 0,1% diperoleh dengan menimbang 10 kapsul

asetilsistein dengan kandungan 200 mg dan dihitung rata-rata dari isi kapsul.

Ambil 0,1508 g asetilsistein kemudian tambahkan 0,5% tween 80 (0,05 g), dan

dilarutkan dalam mukus dapar posphat 20% sampai 10 ml.

4.7.5 Pembuatan larutan uji

Larutan uji 0,1% dibuat dengan cara mencampurkan 0,005 g ekstrak

kental daun Lantana camara dengan 0,025 g tween 80 (0,5%), kemudian

dilarutkan dalam mukus dapar posphat 20% sampai diperoleh berat 5 g.

campuran tersebut di aduk hingga homogen.

Larutan uji 0,5% dibuat dengan cara mencampurkan 0,025 g ekstrak

kental daun Lantana camara dengan 0,025 g tween 80 (0,5%), kemudian

dilarutkan dalam mukus dapar posphat 20% sampai diperoleh berat 5 g.

campuran tersebut di aduk hingga homogen.

Larutan uji 1% dibuat dengan cara mencampurkan 0,05 g ekstrak kental

daun Lantana camara dengan 0,025 g tween 80 (0,5%), kemudian dilarutkan

dalam mukus dapar posphat 20% sampai diperoleh berat 5 g. campuran tersebut

di aduk hingga homogen.

4.7.6 Uji aktivitas mukolitik

Sebelum menentukan viskositas, larutan uji diinkubasi di incubator pada

suhu dibawah 37 0C selama 30 menit kemudian larutan diukur

viskositasnya.Sebanyak 3 ml larutan uji dimasukkan dalam Viskometer

Ostwald. Atur pompa, kemudian larutan uji dipompa sampai lolos ke tepi atas

Ostwald, penutup ujung pipa dan mulai saat timer siap. Larutan asetilsistein

0,1% dalam larutan mukus dapar posphat 20% sebagai kontrol positif,

sedangkan larutan mukus 20% digunakan sebagai kontrol negatif. Uji viskositas

Page 6: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/41337/5/BAB IV.pdf · menggunakan uji oneway ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan untuk mengetahui kelompok

41

setiap kontrol menggunakan metode yang sama. Pengukuran dilakukan

sebanyak 3 kali dengan menggunakan sampel baru untuk setiap replikasi

(murrukmihadi, et al.2011). Hitung nilai viskositas dengan rumus:

𝜗 =0,12

K.t 𝑣 = 𝐾(𝑡 − 𝜗)

4.8 Skrining Fitokimia

Sebelum melakukan langkah skrining fitokimia maka perlu dilakukan

optimasi eluent. Optimasi dimulai dengan memilih kombinasi pelarut yang

sesuai dengan fraksi ekstrak etanol daun Lantana camara. Perbandingan

pelarut yang digunakan dalam penelitian ini yakni Etil asetat : N- Hexan (5:5)

dalam 10 ml.

4.8.1 Preparasi Plat KLT

1. Ekstrak sebanyak 50 mg dilarutkan ke dalam pelarut etanol sejumlah

1ml.

2. Larutan ekstrak diaduk hingga homogen. Jika larutan ekstrak tidak

kunjung homogen bisa dimasukkan ke dalam ultrasonik selama 5 menit.

3. Siapkan eluent dengan perbandingan 10 ml Etil Asetat : N-Hexan (5:5)

ke dalam bejana KLT. Sembari menunggu eluent jenuh, siapkan plat

KLT 2x10 cm. Kemudian totolkan larutan ekstrak dengan pipa 5 mm di

atas plat KLT. Bila eluent dalam bejana sudah jenuh, maka masukkan

plat KLT tersebut.

4. Fase diam = Kiesel Gel GF 254

Fase gerak = N-Heksan : Etil Asetat ( 5 : 5 )

4.8.2 Uji Alkaloid

A. Pembuatan Penampak Noda

1. Siapkan BiNO3 (40%) 0,8 g, Asam Nitrat 1,2 ml, Kalium Iodida (54,4%

b/v) 2,72 g , dan Aquades ad 10 ml

2. Buatlah larutan dragendorf sesuai yang dibutuhkan (10 ml) dengan

mencampurkan semua bahan tersebut.

Page 7: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/41337/5/BAB IV.pdf · menggunakan uji oneway ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan untuk mengetahui kelompok

42

B. Identifikasi Senyawa Alkaloid

Uji Kromatografi Lapis Tipis

1. Siapkan Plat KLT yang sudah dilakukan eluasi

2. Oleskan plat KLT tersebut dengan pereaksi dragendorf

3. Amati apakah ada noda berwarna jingga pada tampilan visual biasa, Sinar UV

254 nm dan 365 nm

4. Fase diam = Kiesel Gel GF 254

Fase gerak = N-Heksan : Etil Asetat ( 5 : 5 )

Penampak Noda = Dragendorf

4.8.3 Uji Flavonoid

A. Pembuatan Penampak Noda

1. Siapkan Asam sulfat 10% dalam 10mL yakni 1,0 ml.

2. Masukkan pereaksi ke dalam sebuah bejana

B. Identifikasi Senyawa Flavonoid

Uji Kromatografi Lapis Tipis

1. Siapkan Plat KLT yang sudah dilakukan eluasi

2. Olesi plat KLT dengan pereaksi asam sulfat, Amati apakah ada noda

berwarna kuning intensif pada tampilan visual biasa, Sinar UV 254 nm dan

365 nm

3. Fase diam = Kiesel Gel GF 254

Fase gerak = N-Heksan : Etil Asetat ( 5 : 5 )

Penampak Noda = Asam Sulfat

4.8.4 Uji Tanin

Uji Kromatografi Lapis Tipis

1. Plat KLT yang sudah dieluasi diolesi dengan larutan FeCl3, kemudian

diamati terjadinya perubahan warna.

2. Jika terjadi warna hijau kehitaman menunjukkan adanya tanin.

3. Fase diam = Kiesel Gel GF 254

Fase gerak = N-Heksan : Etil Asetat ( 5 : 5 )

Penampak Noda = FeCl3

4.8.5 Uji Saponin

A. Identifikasi Senyawa Saponin

Page 8: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/41337/5/BAB IV.pdf · menggunakan uji oneway ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan untuk mengetahui kelompok

43

Uji Reaksi Buih

1. Ekstrak sebanyak 0,3 gram dimasukkan dalam tabung reaksi kemudian

ditambah air suling 10 mL, dikocok kuat selama 30 detik.

2. Tes buih positif mengandung saponin bila terjadi buih stabil selama 10-

30 menit sebanyak 1 cm.

4.8.6 Uji Steroid / Terpenoid

A. Pembuatan Penampak Noda

1. Siapkan 1,0 mL Anisaldehid, 2,0 mL Asam asetat Glasial, 17 mL Metanol

dan 5 mL Asam sulfat

2. Campur semua bahan tersebut dan masukkan penampak noda anisaldehid

yang telah jadi ke dalam suatu wajah.

B. Identifikasi Senyawa Steroid / Terpenoid

Uji Kromatografi Lapis Tipis

1. Siapkan Plat KLT yang telah dieluasi

2. Oleskan plat KLT tersebut dengan pereaksi Anisaldehid

3. Kemudian panaskan plat KLT dengan cara digosok perlahan

4. Amati apakah ada noda berwarna hijau kehitaman pada tampilan visual biasa,

Sinar UV 254 nm dan 365 nm

5. Fase diam = Kiesel Gel GF 254

Fase gerak = N-Heksan : Etil Asetat ( 5 : 5 )

Penampak Noda = Anisaldehid

4.9 Analisis Data

4.9.1 Analisis data aktivitas mukolitik

Perubahan viskositas mukus setelah diberi beberapa konsentrasi ekstrak

dengan menggunaan Viskometer Ostwald dapat di hitung menggunakan

rumus:

𝜗 =0,12

K.t 𝑣 = 𝐾(𝑡 − 𝜗)

Keterangan:

T = waktu yang dibutuhkan sampel untuk mengalir (detik)

K = Konstanta

Page 9: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/41337/5/BAB IV.pdf · menggunakan uji oneway ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan untuk mengetahui kelompok

44

Rumus perhitungan efek viskositas sampel pada mucus adalah sebagai

berikut:

% 𝑒𝑓𝑒𝑘 𝑚𝑢𝑘𝑜𝑙𝑖𝑡𝑖𝑘 = 100 −viskositas sampel

viskositas kontrol negatifx 100%

Dalam penelitian inimenggunakan uji viskositas. Setelah itu, data

kekentalan (viskositas) dianalisis menggunakan uji statistik dengan

menggunakan uji oneway ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan

untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda menggunakan analisis post

test.

4.9.2 Analisis Skrining Fitokimia

Analisis fitokimia merupakan analisis kualitatif yang di lakukan untuk

mengetahui komponen bioaktif yang terkandung dalam tiap pelarut dari ekstrak

daun Lantana camara. Analisis fitokimia yang dilakukan meliputi uji

kandungan saponin, flavonoid, alkaloid, dan terpenoid.

Saponin dapat dideteksi dengan uji busa dalam air. Busa yang stabil akan

terus terlihat selama 5 menit, dan tidak hilang pada penambahan 1 tetes HCl 2

N.

Flavonoid dapat dideteksi dengan pereaksi warna, sampel ditambahkan 0,5

mL HCl pekat kemudian dipanaskan pada penangas air maka akan terjadi

perubahan warna merah tua sampai ungu menunjukkan hasil yang positif, dan

sampel ditambahkan 0,5 mL HCl dan logam Mg, adanya warna merah sampai

jingga, warna merah tua, warna hijau sampai biru menunjukkan hasil yang

positif.

Uji alkaloid dilakukan dengan KLT meggunakan fasa diam silika gel G F254

dan fasa geraknya eluen yang sesuai. Bercak yang terelusi disemprot dengan

pereaksi Dragendorff. Hasil positif akan memberikan bercak berwarna jingga

pada plat KLT.

Terpenoid dilakukan dengan KLT meggunakan fasa diam silika gel GF254

dan fasa geraknya eluen yang sesuai. Bercak yang terelusi dideteksi

menggunakan uap I2. Adanya terpenoid ditunjukkan oleh terbentuknya bercak

berwarna coklat oleh uap I2.

Page 10: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/41337/5/BAB IV.pdf · menggunakan uji oneway ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan untuk mengetahui kelompok

45

4.10. Kerangka Operasional

Uji Aktivitas

Mukolitik

Pembuatan dapar posphat pH 7

Preparasi mukus usus sapi

Preparasi sampel

Pembuatan kontrol negatif

Pembuatan kontrol positif

Pembuatan larutan uji

Viskometer ostwald Uji aktivitas

mukolitik

Pengujian

Analisis senyawa

Analisis data aktivitas

mukolitik

Analisis data

Identifikasi senyawa

dengan reaksi warna

Pembuatan ekstrak bahan uji

Gambar 4.1 Skema Kerangka Operasional

Page 11: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/41337/5/BAB IV.pdf · menggunakan uji oneway ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan untuk mengetahui kelompok

46

4.11 Bagan Alur Penelitian

4.11.1 Pembuatan Ekstrak Bahan Uji

camara

Simplisia yang telah dilakukan perendaman dan penyaringan dengan

n-heksan dan etil asetat kemudian direndam lagi dengan etanol

sebanyak 5 liter

Direndam selama 24 jam untuk proses meserasi sambil sesekali

bejana meserasi di goyang-goyangkan, disaring dengan corong

Buchner dan tampung filtratnya

Simplisia daun Lantana camara dimeserasi kembali dengan etanol sebanyak

2,5 liter, direndam selama 24 jam sambil sesekali bejana meserasi di

goyangkan, disaring dengan corong Buchner dan tampung filtratnya

Proses meserasi dilakukan dengan metode yang sama secara berulang

sampai filtrat tidak lagi menunjukkan ada komponen yang tertarik

dengan pelarut etanol

Dapat ditandai dengan tidak ada noda yang terbentuk pada plat KLT

Seluruh hasil filtrat dihomogenkan dalam satu wadah

Dilakukan pemekatan menggunakan rotary evaporator vacum hingga

didapatkan ekstrak yang kental

Pindahkan ke cawan porselen dan keringkan di oven pada suhu 40o C

Serbuk simplisia kering daun Lantana camara ditimbang

sebanyak 500 gram

Gambar 4.2 Bagan Alir Pembuatan Ektrak Kering Daun Lantana

camara Dengan Pelarut Etanol

Page 12: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/41337/5/BAB IV.pdf · menggunakan uji oneway ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan untuk mengetahui kelompok

47

4.11.2 Pembuatan Larutan Mukus

Timbang 29,0 ml

larutan NH2PO40,2 M

Ditambahkan dengan

15,0 ml NaOH 0,2 N

Usus dibersihkan dengan

air mengalir

Usus dipotong membujur

dan bagian dalam

dikeruk perlahan

Aduk mukus hingga

homogen

Simpan pada suhu < 4 0C

Tambahkan air ad 100

ml

Larutan Dapar Posfat

pH 7

mukus 0,2 bagian dari

berat total (10 g)+

dapar posfat pH 7 0,8

bagian dari berat total

(40 g)

Tambahkan 5% tween

80 (0,25 g)

Larutan mukus 20%

dapar posfat pH7

Gambar 4.3 Alur Pembuatan Larutan Mukus

Page 13: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/41337/5/BAB IV.pdf · menggunakan uji oneway ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan untuk mengetahui kelompok

48

4.11.3 Pembuatan dapar fosfat pH 7

4.11.4 Pembuatan Kontrol Positif Asetilsistein 0,1%

4.11.5 Pembuatan Larutan Uji

Timbang 10 kapsul acetylsistein dan dihitung rata-ratanya

Ambil 0,1508 g asetilsistein, kemudian tambahkan tween 80

0,5% (0,05 g), dan dilarutkan dalam dapar mucus dapar

posphat 20% sampai 10 ml

Larutan Uji dibuat dalam 3 konsentrasi yaitu 0,1%%, 0,5%, dan

1,0%

Timbang 0,005 gram (uji 0,1%), 0,025 gram (uji 0,5%), dan 0,05

gram (uji 1,0%) ekstrak kering daun Lantana camara.

Ditambahkan dengan 0,025 gram tween 80 pada setiap larutan uji

Larutkan dalam mukus dapar posphat hingga diperoleh berat 5 gram.

Aduk ad homogen

29,0 ml larutan NH2PO4 0,2 M dan 15,0 ml NaOH 0,2 N

dilarutkan dalam aquades bebas CO2 sampai 100 ml.

Cek pH menggunakan pH meter

Gambar 4.4 Pembuatan dapar fosfat pH 7

Gambar 4.5 Alur Pembuatan Kontrol Positif Asetilsistein

Gambar 4.6 Alur Pembuatan Larutan Uji

Page 14: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/41337/5/BAB IV.pdf · menggunakan uji oneway ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan untuk mengetahui kelompok

49

4.11.6 Uji Aktivitas Mukolitik dengan Viskometer Ostwald

4.11.7 Skrining Fitokimia

4.11.7.1 Preparasi Plat KLT

Sebelum menentukan viskositas, larutan uji diinkubasi

dalam 37 0C selama 30 menit pada inkubator

3 ml larutan uji dimasukkan dalam viskometer Ostwald

Larutan uji di pompa hingga batas atas Viskometer

Ostwald, tutup ujung viskometer dan dibuka saat timer

siap

Ekstrak sebanyak 50 mg dilarutkan ke dalam pelarut

etanol sejumlah 1ml.

Larutan ekstrak diaduk hingga homogen. Jika larutan

ekstrak tidak kunjung homogen bisa dimasukkan ke

dalam ultrasonik selama 5 menit.

Siapkan eluent dengan perbandingan 10 ml Etil Asetat : N-

Hexan (5:5) ke dalam bejana KLT. Sembari menunggu eluent

jenuh, siapkan plat KLT 2x10 cm. Kemudian totolkan larutan

ekstrak dengan pipa 5 mm di atas plat KLT.

Fase diam = Kiesel Gel GF 254

Fase gerak = N-Heksan : Etil Asetat ( 5 : 5 )

Bila eluent dalam bejana sudah jenuh, maka

masukkan plat KLT tersebut.

1. Fase diam = Kiesel Gel GF 254

Fase gerak = N-Heksan : Etil

Asetat ( 5 : 5 )

Gambar 4.7 Alur Uji Aktivitas Mukolitik dengan Viskometer Ostwald

Gambar 4.8 Alur Preparasi Plat KLT

Page 15: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/41337/5/BAB IV.pdf · menggunakan uji oneway ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan untuk mengetahui kelompok

50

4.11.7.2 Uji Alkaloid

A. Preparasi Penampak Noda

B. Identifikasi Alkaloid dengan KLT

Siapkan BiNO3 (40%) 0,8 g, Asam Nitrat 1,2 ml, Kalium

Iodida (54,4% b/v) 2,72 g , dan Aquades ad 10 ml

Buatlah larutan dragendorf sesuai yang dibutuhkan (10 ml)

dengan mencampurkan semua bahan tersebut.

Amati apakah ada noda berwarna jingga pada tampilan visual

biasa, Sinar UV 254 nm dan 365 nm

Fase diam = Kiesel Gel GF 254

Fase gerak = N-Heksan : Etil Asetat ( 5 : 5 )

Penampak Noda = Dragendorf

Siapkan Plat KLT yang sudah dilakukan

eluasi . Oleskan plat KLT tersebut dengan

pereaksi dragendorf

2. Fase diam = Kiesel Gel GF

254

Fase gerak = N-Heksan :

Etil Asetat ( 5 : 5 )

Gambar 4.11 Alur Skrining Fitokimia Alkaloid

Page 16: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/41337/5/BAB IV.pdf · menggunakan uji oneway ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan untuk mengetahui kelompok

51

4.11.7.3 Uji Flavonoid

A. Preparasi Penampak Noda

B. Identifikasi Flavonoid dengan KLT

Siapkan Asam sulfat 10% dalam 10ml yakni 1,0 ml.

Masukkan pereaksi ke dalam sebuah bejana

Olesi plat KLT dengan pereaksi asam sulfat,

Amati apakah ada noda berwarna kuning intensif

pada tampilan visual biasa, Sinar UV 254 nm dan

365 nm

Fase diam = Kiesel Gel GF 254

Fase gerak = N-Heksan : Etil

Asetat ( 5 : 5 )

Penampak Noda = Asam Sulfat

Siapkan Plat KLT yang sudah dilakukan eluasi . Oleskan

plat KLT tersebut dengan penampak noda

3. Fase diam = Kiesel Gel GF 254

Fase gerak = N-Heksan : Etil Asetat ( 5 :

5 )

Gambar 4.11 Alur Skrining Fitokimia Flavonoid

Page 17: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/41337/5/BAB IV.pdf · menggunakan uji oneway ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan untuk mengetahui kelompok

52

4.11.7.3 Uji Tanin

4.11.7.4 Uji Saponin

Reaksi Buih

Plat KLT yang sudah dieluasi diolesi dengan larutan FeCl3,

kemudian diamati terjadinya perubahan warna.

Jika terjadi warna hijau kehitaman menunjukkan adanya

tanin.

Fase diam = Kiesel Gel GF 254

Fase gerak = N-Heksan : Etil Asetat ( 5 : 5 )

Penampak Noda = Fecl3

Tes buih positif mengandung saponin bila terjadi buih stabil

selama 10-30 menit sebanyak 1 cm.

Ekstrak sebanyak 0,3 gram dimasukkan dalam tabung

reaksi kemudian ditambah air suling 10 ml, dikocok

kuat selama 30 detik.

Gambar 4.11 Alur Skrining Fitokimia Tanin

Gambar 4.12 Alur Skrining Fitokima Saponin

Page 18: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/41337/5/BAB IV.pdf · menggunakan uji oneway ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan untuk mengetahui kelompok

53

4.11.7.5 Uji Steroid / Terpenoid

A. Preparasi Penampak Noda

B. Identifikasi Steroid / Terpenoid dengan KLT

Siapkan 1,0 ml Anisaldehid, 2,0 ml Asam asetat Glasial, 17

ml Metanol dan 5 ml Asam sulfat

Campur semua bahan tersebut dan masukkan penampak

noda anisaldehid yang telah jadi ke dalam suatu wadah.

Kemudian panaskan plat KLT dengan cara digosok

perlahan. Amati apakah ada noda berwarna hijau kehitaman

pada tampilan visual biasa, Sinar UV 254 nm dan 365 nm

Fase diam = Kiesel Gel GF 254

Fase gerak = N-Heksan : Etil Asetat

( 5 : 5 )

Penampak Noda = Anisaldehid

Siapkan Plat KLT yang sudah dilakukan eluasi . Oleskan

plat KLT tersebut dengan penampak noda Anisaldehid

4. Fase diam = Kiesel Gel GF 254

Fase gerak = N-Heksan : Etil Asetat ( 5 :

5 )

Gambar 4.12 Alur Skrining Fitokima Steroid / Terpenoid