Page 1
35
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian untuk kelas uji coba tes hasil belajar pada kelas
XI IPA1 dengan jumlah siswa 27 orang sehingga diperoleh koefisien validitasnya
0,381 dengan taraf nyata, = 0,05 serta interval kepercayaan 95% maka harga rtabel =
r()(n) = r(0,05)(27) = 0,381 dengan membandingkan rhitung rtabel. Besarnya koefisien
validitas dari setiap tes dapat dilihat pada Tabel 13 berikut ini:
Tabel 13. Koefisien dan Validitas Hasil Belajar Siswa
Butir Soal Koefisien Validitas Statusrhitung rtabel
12345678910111213141516171819202122
0,7160,5790,6060,5520,4860,5970,4370,6310,5060,5610,7160,4060,4500,4190,6310,394-0,010,5600,544-0,230,4070,406
0,3810,3810,3810,3810,3810,3810,3810,3810,3810,3810,3810,3810,3810,3810,3810,3810,3810,3810,3810,3810,3810,381
ValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValid
Tidak ValidValidValid
Tidak ValidValidValid
Sumber: Hasil Analisis, 2013.
Page 2
36
Untuk pengujian reliabilitas tes diperoleh nilai = 0,819. Dengan taraf nyata,
= 0,05 dan n = 27, maka harga tabel = ()(n) = (0,05)(27) = 0,381 yang diperoleh
melalui KR 20. Hasil nilai koefisien reliabilitas dari item-item pertanyaan yang valid
maka diperoleh hitung > tabel atau 0,819 > 0,381.
Penelitian ini terdiri dari dua perangkat data, yakni (1) data hasil belajar siswa
pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yang diajarkan di kelas eksperimen
dengan menggunakan strategi PQ4R termodifikasi dan (2) data hasil belajar siswa
pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yang diajarkan di kelas kontrol dengan
menggunakan metode ceramah. Penelitian yang dilakukan pada kedua kelas diawali
dengan memberikan tes awal untuk mengetahui pemahaman awal siswa sebelum
menerima pelajaran. Hasil tes awal tersebut dapat dilihat pada Tabel 14 berikut ini:
Tabel 14. Data Tes Awal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No Statistik Eksperimen Kontrol1234
NJumlah nilai
Rata-rataSimpangan deviasi
32158
4,9381,950
32172
5,3751,980
Berdasarkan Tabel 14 tersebut, dari 32 siswa kelas eksperimen diperoleh rata-
rata tes awal sebesar 4,938 dengan simpangan deviasi sebesar 1,950 sedangkan dari
32 siswa kelas kontrol diperoleh rata-rata tes awal sebesar 5,375 dengan simpangan
deviasinya sebesar 1,980. Dari hasil pemberian tes awal tersebut diperoleh nilai rata-
rata kedua kelas yang sangat rendah.
Setelah diketahui kemampuan awal kedua kelas tersebut maka dilakukan
pembelajaran dengan menerapkan strategi PQ4R termodifikasi pada kelas eksperimen
Page 3
37
dan metode ceramah pada kelas kontrol. Pada akhir pembelajaran diberikan tes akhir
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kognitif siswa setelah menerima pelajaran.
Hasil tes akhir secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 15 berikut ini:
Tabel 15. Data Tes Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas KontrolNo Statistik Eksperimen Kontrol1234
NJumlah nilai
Rata-rataSimpangan deviasi
32502
15,6881,655
32471
14,7192,181
Berdasarkan Tabel 15 tersebut, dari 32 siswa kelas eksperimen diperoleh rata-
rata tes akhir sebesar 15,688 dengan simpangan deviasi sebesar 1,655 sedangkan dari
32 siswa kelas kontrol diperoleh rata-rata tes akhir sebesar 14,719 dengan simpangan
deviasinya sebesar 2,181. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin besar
nilai rata-rata maka simpangan deviasi semakin kecil sehingga nilainya semakin baik.
Dari hasil pemberian tes akhir tersebut diperoleh nilai rata-rata kedua kelas yang
berbeda sehingga dapat dikatakan bahwa kelas eksperimen yang menggunakan
strategi PQ4R termodifikasi memiliki skor rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan
kelas kontrol yang hanya menggunakan metode ceramah. Data selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 7. Nilai rata-rata tes awal dan tes akhir kelas eksperimen dan
kelas kontrol dapat dilihat pada ringkasan Tabel 16 berikut ini:
Tabel 16. Ringkasan Rata-Rata Nilai Tes Awal dan Tes Akhir Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Keterangan Ekperimen KontrolTes Awal Tes Akhir Tes Awal Tes Akhir
Jumlah nilaiRata-rata
1584,938
50215,688
1755,375
47114,719
Page 4
38
Gambar 3. Diagram Rata-Rata Nilai Tes Awal dan Tes Akhir Kelas Eksperimen danKelas Kontrol
Secara deskriptif ada beberapa kesimpulan yang dapat diungkap dari Tabel 8
dan Gambar 3 di atas yaitu:
a. Rata-rata nilai tes awal kelas eksperimen 4,938 lebih rendah dibandingkan
dengan rata- rata nilai tes awal kelas kontrol 5,375.
b. Rata-rata nilai tes akhir kelas eksperimen 15,688 lebih tinggi dibandingkan
dengan rata- rata nilai tes akhir kelas kontrol 14,719.
4.1.1 Pengujian Normalitas Data
Salah satu persyaratan analisis yang harus dipenuhi agar dapat digunakan
statistik parametrik adalah data harus berdistribusi normal. pengujiannya
menggunakan rumus Liliefors. Syarat normal yang harus dipenuhi adalah L0 < Ltabel
pada taraf nyata, α = 0,05. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 17 berikut ini:
Tabel 17. Ringkasan Pengujian Normalitas Data Dengan Uji Liliefors
No Data Kelas L0 Ltabel Kesimpulan1234
Tes AwalTes AwalTes AkhirTes Akhir
EksperimenKontrol
EksperimenKontrol
0,1220,1070,1430,090
0,1570,1570,1570,157
NormalNormalNormalNormal
0
5
10
15
20
Eksperimen Kontrol
4,938
15,688
5,375
14,719Teas awal
Tes akhir
Tes awal
Tes akhir
Page 5
39
Dari Tabel 17 di atas diperoleh uji normalitas data tes awal kelas eksperimen
L0 < Ltabel atau 0,1219 < 0,157 dan data tes awal kelas kontrol L0 < Ltabel atau 0,107 <
0,157. Data tes akhir kelas eksperimen diperoleh L0 < Ltabel atau 0,143 < 0,157 dan
data tes akhir kelas kontrol L0 < Ltabel atau 0,090 < 0,157. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data tes awal dan tes akhir di kedua kelas berdistribusi normal.
4.1.2 Pengujian Homogenitas Varians
Dari pengujian homogenitas varians untuk mengetahui nilai tes awal dan tes
akhir pada kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan uji kesamaan
varians. Syarat data homogen adalah jika Fhitung < Ftabel dengan taraf nyata, 05,0
dengan dk = n1 + n2 – 2 sehingga diperoleh data seperti pada Tabel 18 berikut ini:
Tabel 18. Ringkasan Pengujian Homogenitas Data
No Data Fhitung Ftabel Kesimpulan1234
Tes awal kelas eksperimenTes awal kelas kontrol
Tes akhir kelas eksperimenTes akhir kelas kontrol
1,031
1,738
1,822
1,822
Homogen
Homogen
Hasil pengujian homogenitas tes awal kelas eksperimen dan kelas kontrol
diperoleh Fhitung < Ftabel atau 1,031 < 1,822 dan data tes akhir kelas eksperimen dan
kelas kontrol diperoleh Fhitung < Ftabel atau 1,738 < 1,822. Dengan demikian dapat
disimpulkan tes awal dan tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen.
Karena data terdistribusi normal dan homogen maka pengujian statistik yang
digunakan adalah statistik uji t.
Page 6
40
4.1.3 Pengujian Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis menggunakan statistik uji t. Dari hasil perhitungan yang
terdapat pada Lampiran 9, diperoleh t(1 - ½ α) = 1,999 dan thitung = 2,158 sehingga -t(1 -
½ α) > ± thitung > t(1 - ½ α) yaitu -1,999 > ± 2,158 > 1,999 maka H0 ditolak atau terima H1
artinya terdapat pengaruh strategi PQ4R termodifikasi terhadap hasil belajar siswa
pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
4.2 Pembahasan
Menurut Trianto (2007: 146) bahwa strategi PQ4R merupakan salah satu
strategi elaborasi. Strategi ini digunakan untuk membantu siswa untuk mengingat apa
yang mereka baca, dan dapat membantu proses pembelajaran di kelas yang
dilaksanakan dengan kegiatan membaca buku. Strategi PQ4R termodifikasi adalah
strategi yang dikembangkan atau dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan langkah-
langkah strategi PQ4R yang ada. Strategi PQ4R termodifikasi merupakan strategi
yang dibuat untuk membantu meningkatkan partisipasi siswa secara keseluruhan dan
bekerja sama dalam kelompok saat proses pembelajaran berlangsung sehingga
tercipta suasana pembelajaran yang lebih baik.
Pengumpulan data pada penelitian ini terlebih dahulu dilakukan dengan
menyiapkan instrumen yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data untuk
melihat hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Sebelum
instrumen tersebut diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol terlebih
dahulu diadakan uji coba tes pada kelas XI IPA1 yang berjumlah 27 orang di SMA N
Page 7
41
1 Limboto dengan maksud untuk menguji tingkat validitas dan reliabilitas tes. Dari
hasil pengujian validitas tes dari 22 butir soal diperoleh koefisien validasi dengan
status valid adalah 20 butir soal sehingga diperoleh koefisien sebesar = 0,819.
Setelah diperoleh tes yang valid dan reliabel maka langkah selanjutnya adalah
melaksanakan eksperimen. Sebelum melaksanakan eksperimen terlebih dahulu
ditentukan kelas yang akan dijadikan sampel sehingga diperoleh kelas XI IPA4
sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA3 sebagai kelas kontrol. Kedua sampel
tersebut diberikan tes awal sehingga diperoleh nilai rata-rata untuk kelas eksperimen
lebih rendah daripada kelas kontrol. Dimana eksperimen dengan 4,9381 X < kelas
kontrol yaitu 5,3752 X . Hasil tes awal tersebut menandakan bahwa tingkat
pemahaman awal yang masih rendah dengan melihat perbedaan yang tidak terlalu
besar. Selanjutnya kedua kelas tersebut diberikan perlakuan yang berbeda yakni kelas
eksperimen mendapat perlakuan dengan menerapkan strategi PQ4R termodifikasi
sedangkan kelas kontrol mendapat perlakuan dengan menerapkan metode ceramah.
Setelah kelas eksperimen dan kelas kontrol mendapat perlakuan guru memberikan tes
akhir. Hasil tes akhir kelas eksperimen mempunyai nilai rata-rata lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol. Dimana eksperimen dengan 688,151 X > kelas
kontrol yaitu 719,142 X . Hal ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen setelah
dibelajarkan dengan menggunakan stretegi PQ4R termodifikasi memperoleh nilai
rata-rata lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas kontrol yang dibelajarkan
dengan menggunakan metode ceramah.
Page 8
42
4.2.1 Pengujian Normalitas Data
Untuk mengetahui pengujian normalitas data pada kedua kelas yakni kelas
eksperimen dan kelas kontrol digunakan uji Liliefors. Hasil pengujian dengan
menggunakan uji Liliefors untuk di kelas eksperimen dengan jumlah siswa 32 orang
diperoleh nilai tes awal L0 = 0,122 dan nilai tes akhir L0 = 0,143 dan Ltabel = 0,157
dengan taraf nyata, α = 0,05. Dari hasil pengujian tersebut dapat dilihat bahwa L0 <
Ltabel artinya bahwa hipotesis H0 di terima dan H1 di tolak. Sedangkan untuk kelas
kontrol dengan jumlah siswa 32 orang diperoleh nilai tes awal L0 = 0,107 dan nilai tes
akhir L0 = 0,090 dan Ltabel = 0,157 dengan taraf nyata, α = 0,05. Dari hasil tersebut
dapat dilihat bahwa L0 < Ltabel maka dapat dikatakan bahwa hipotesis H0 diterima dan
menolak hipotesis H1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data hasil tes awal
dan tes akhir untuk kelas eksprimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.
4.2.2 Pengujian Homogenitas Varians
Untuk menguji homogenitas kedua sampel digunakan uji kesamaan varians.
Syarat data homogen adalah jika Fhitung < Ftabel dengan taraf nyata, 05,0 dengan
dk = n1 + n2 - 2. Dalam pengujian homogenitas diperoleh Fhitung < Ftabel atau 1,031 <
1,822 untuk tes awal dan data tes akhir diperoleh Fhitung< Ftabel atau 1,738 < 1,822.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tes awal dan tes akhir kelas eksperimen
dan kelas kontrol homogen.
Page 9
43
4.2.3 Pengujian Hipotesis Penelitian
Karena kedua sampel berdistribusi normal dan homogen, maka uji statistik
dapat dilanjutkan pada pengujian hipotesis. Untuk pengujian hipotesis dalam
penelitian ini menggunakan uji t dengan taraf nyata, α = 0,05 dan dk = n1 + n2 – 2 =
32 + 32 – 2 = 64. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah terima H1 jika -t(1 - ½ α) > ±
thitung > t(1 - ½ α) dan taraf nyata, = 0,05. Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung =
2,158 dan t(1 - ½ α) = 1,999, sehingga dapat ditulis -1,999 > ± 2,158 > 1,999. Dengan
demikian H0 ditolak dan H1 diterima artinya terdapat pengaruh strategi PQ4R
termodifikasi terhadap hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali
kelarutan. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada kurva penerimaan dan
penolakan H0 seperti tampak pada Gambar 4 berikut ini:
Gambar 4. Kurva Penerimaan H0 dan Penolakan H0
Perlunya strategi PQ4R termodifikasi karena strategi ini lebih menekankan
kepada siswa menjadi aktif dalam pembelajaran dimana siswa diajarkan untuk
bekerja sama berdasarkan kelompoknya. Selain itu siswa tidak hanya mengingat apa
yang mereka baca dengan kegiatan membaca buku, tetapi mereka membuat
Page 10
44
pertanyaan serta memecahkan masalah yang tidak lepas dari bimbingan guru
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Strategi PQ4R termodifikasi dapat digunakan pada materi yang berupa
hafalan ataupun hitungan, sesuai dengan beberapa penelitian sebelumnya. Menurut
hasil penelitian Atinisa (2011) bahwa metode pembelajaran berbasis masalah dengan
metode PQ4R dapat meningkatkan respon dan hasil belajar siswa pada materi
stoikiometri. Pelaksanaan pembelajarannya diawali dengan pemberian bahan ajar
kepada siswa dan dan mempresentasikan sedikit gambaran umum mengenai materi,
dan membagi siswa dalam beberapa kelompok, selanjutnya menerapkan metode
pembelajaran berbasis masalah dengan metode PQ4R. Dimana pembelajarannya
sama seperti pada langkah PQ4R hanya saja pada tahap question guru memberikan
pertanyaan kepada siswa mengenai permasalahan yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari dan pada tahap reflect siswa bersama kelompoknya mencoba
mendiskusikan pemecahan masalah dari informasi yang diberikan oleh guru dengan
pengetahuan yang telah diketahui melalui bahan bacaan. Hal ini dapat dilihat pada
Hasil analisis menunjukkan nilai tertinggi untuk respon siswa adalah 78 dan terendah
61, dengan rata-rata nilai sebesar 71,805 berada pada predikat baik. Sedangkan hasil
analisis data dari hasil belajar siswa diperoleh nilai tertinggi sebesar 84 dan terendah
56, dengan rata-rata nilai sebesar 73,556 berada pada predikat baik.
Menurut hasil penelitian Prasetyasari (2011) bahwa pembelajaran PQ4R
dengan teknik mind mapping berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada materi
asam-basa dengan kontribusi sebesar 22,92%.
Page 11
45
Menurut hasil penelitian Wahyuningdyah dan Hasanah (2011) bahwa model
pembelajaran diskusi dengan strategi PQ4R dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi kalor. Dimana pembelajarannya guru mengarahkan fokus diskusi dengan
menguraikan aturan-aturan dasar, mengajukan pertanyaan-pertanyaan awal, dan
menyampaikan materi yang akan didiskusikan setelah menyampaikan tujuan
pembelajaran. Kemudian memberikan bahan bacaan berupa handout kepada siswa
dalam suatu kelompok untuk dibaca, selanjutnya penerapan model pembelajaran
diskusi dengan strategi PQ4R dimana pembelajarannya sama dengan PQ4R hanya
saja disini siswa dalam bentuk kelompok, setelah itu guru menutup diskusi dengan
merangkum atau mengungkapkan makna diskusi yang telah diselenggarakan kepada
siswa dan guru meminta kelompok siswa masing-masing untuk memeriksa hasil
diskusi. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil kemampuan kinerja siswa
bertambah satu tingkatan kemampuan, maka rata-rata hasil kemampuan kognitif
siswa juga bertambah atau meningkat sebesar 10,73. Besar hubungan peningkatan
hasil kemampuan kinerja siswa terhadap hasil kemampuan kognitif sebesar 98,54%.
Menurut hasil penelitian Hartanto (2009) bahwa penggunaan strategi PQ4R
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah. Dimana
pembelajarannya sama dengan langkah pada pembelajaran PQ4R yaitu guru
memberikan bahan bacaan kepada siswa dan meminta siswa membaca selintas
dengan cepat, meminta siswa membuat pertanyaan dari materi dengan menggunakan
kata apa, mengapa, siapa, dan bagaimana, memberi tugas untuk membaca buku
sumber dan menanggapi pertanyaan yang telah disusun, memberi informasi dengan
Page 12
46
media dan memberi kesempatan bertanya kepada siswa untuk bertanya, meminta
siswa membuat intisari dari seluruh kegiatan pembelajaran, menugaskan siswa
membaca intisari yang dibuat dari rincian ide pokok yang ada dalam benak siswa,
selanjutnya guru dan siswa menyimpulkan hasil belajar pada materi tersebut. Hal ini
dapat dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 80,50 dengan tingkat
ketuntasan belajar sebesar 87,50% atau sebanyak 35 siswa.
Hal ini juga diperkuat dengan hasil yang diperoleh peneliti dalam penelitian
ini, yaitu rata-rata skor di dua kelas berbeda yang disebabkan oleh strategi
pembelajaran yang digunakan. Dimana nilai tes awal kelas eksperimen lebih rendah
dibandingkan dengan nilai tes awal kelas kontrol. Setelah diberikan perlakuan pada
kelas eksperimen yakni dengan menerapkan strategi PQ4R termodifikasi dan
diberikan tes akhir ternyata nilai rata-ratanya lebih tinggi daripada kelas kontrol yang
menggunakan metode ceramah. Selain itu, hasil pengujian hipotesis dengan
menggunakan statistik uji t diperoleh nilai thitung > ttabel, sehingga hipotesis H0 ditolak
dan H1 diterima artinya terdapat pengaruh strategi PQ4R termodifikasi terhadap hasil
belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Hal ini dapat dilihat dari
perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan strategi PQ4R
termodifikasi dan yang diajar dengan menggunakan metode ceramah pada materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan.
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat dijelaskan bahwa strategi PQ4R
termodifikasi merupakan strategi yang dibuat peneliti untuk diterapkan pada kelas
eksperimen, dimana sesuai hasil analisis peneliti bahwa penerapan strategi PQ4R
Page 13
47
termodifikasi dapat mempengaruhi hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil
kali kelarutan. Tahapan-tahapan strategi PQ4R termodifikasi yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam penelitian ini yaitu sama dengan
pembelajaran pada strategi PQ4R, hanya saja pada pembelajaran strategi PQ4R
termodifikasi siswa lebih aktif dan juga dituntut bekerjasama berdasarkan kelompok,
tahapan-tahapan yaitu setelah melakukan apersepsi dan tujuan pembelajaran, peneliti
menjelaskan materi secara ringkas yang dipelajari, selanjutnya membagi siswa dalam
beberapa kelompok yang heterogen dan membagikan LKS kepada setiap siswa. Pada
tahap preview siswa dibagi berdasarkan kelompok dan membaca selintas materi yang
ada pada buku paket untuk menemukan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Selanjutnya pada tahap question siswa berdiskusi berdasarkan kelompoknya masing-
masing dan memperhatikan makna dari bacaan serta membuat pertanyaan dengan
menggunakan kata-kata apa, mengapa, dan bagaimana kemudian menjawab
pertanyaan yang telah dibuat. Pada tahap read siswa mempertukarkan pertanyaan
yang dibuat berdasarkan kelompoknya sehingga setiap kelompok tidak mendapatkan
soal yang telah dibuat sebelumnya kemudian setiap kelompok membaca materi secara
aktif untuk menanggapi/menjawab pertanyaan yang telah disusun sebelumnya oleh
kelompok lain. Pada tahap reflect siswa menemukan jawaban dari pertanyaan yang
telah dibuat berdasarkan kelompoknya dengan bimbingan dan arahan dari guru.
Selanjutnya pada tahap recite siswa membaca pertanyaan dan jawaban berdasarkan
kelompoknya dan ditanggapi kelompok lain sampai semua pertanyaan selesai dibahas
dan membuat intisari dari seluruh pembahasan pelajaran yang telah dipelajari.
Page 14
48
Selanjutnya pada tahap review siswa berdasarkan kelompoknya membaca intisari
yang dibuat dan siswa diminta untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari serta
memberikan tes kepada siswa dan menutup pembelajaran.