Page 1
49
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran SD
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Jeruk. Letak SDN 1 Jeruk berada di
wilayah Kelurahan Jeruk Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa
Tengah. SDN 1 Jeruk mudah dijangkau oleh siswa dan guru karena terletak di
pinggir jalan utama yang menghubungkan Kecamatan Ampel dan Kecamatan
Selo. Meskipun letak SDN 1 Jeruk berdampingan dengan rumah penduduk,
namun kegiatan belajar mengajar tetap dapat berjalan dengan baik.
4.2. Karakteristik Responden
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIB SDN 1 Jeruk
sebanyak 22 siswa, terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.
Berdasarkan informasi dari guru kelas VIB siswa-siswi SDN 1 Jeruk memiliki
karakteristik: suka bermain, ekonomi orang tua rata-rata ekonomi menengah
kebawah, pekerjaan orang tua sebagian besar adalah petani, dan kurangnya
perhatian orang tua dengan anak khususnya dalam bidang pendidikan.
4.3. Pelaksanaan Tindakan
4.3.1. Kondisi Pra Siklus
Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti
melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
atau hasil belajar IPS. Selain observasi secara langsung peneliti juga mendapatkan
data nilai hasil belajar siswa kelas VIB pada mata pelajaran IPS dari guru kelas
VIB. Peneliti juga mempersiapkan lembar observasi keaktifan belajar IPS pra
siklus yang digunakan untuk mengukur keaktifan siswa terhadap mata pelajaran
IPS pra siklus. Berdasarkan hasil Observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa
keaktifan belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VIB
rendah.
Page 2
50
a. Keaktifan Siswa
Sebelum melakukan tindakan, dilakukan observasi terhadap kegiatan
pembelajaran IPS untuk mengukur tingginya keaktifan siswa. Pengambilan data
dilakukan melalui atat ukur keaktifan siswa yang berupa lembar observasi
(lampiran 11) yang terdiri dari 7 indikator. Setiap indikator keaktifan siswa
tersebut memiliki nilai maksimal 4 (sesuai dengan descriptor) dengan kriteria:
4 : jika semua diskriptor muncul
3 : apabila ada 3 deskriptor muncul
2 : apabila ada 2 deskriptor muncul
1 : apabila ada 1 deskriptor muncul
0 : apabila tidak ada deskriptor yang muncul
Hasil observasi keaktifan siswa siklus I dapat dilihat pada tabel 4.1.
Page 3
51
51
Tabel 4.1
Hasil Observasi Keaktifan Siswa Pra Siklus
Indikator
Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1. Mempersiapkan diri
dalam menerima
pembelajaran. 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 2 3 2
2. Memperhatikan Media
yang digunakan guru 2 1 1 1 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2
3. Melaksanakan perintah
guru 0 0 0 0 2 1 2 2 3 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 2 1 2
4. Melakukan pembelajaran
dengan metode two stay two
stray 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 3 1 2 1 2 2 2 2
5. Menanyakan hal-hal yang
belum dipahami 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 3 3 3 2 2 2 1 2 2 1 1 1
6. Menyimpulkan materi
bersama guru dan
melakukan refleksi terhadap
kegiatan yang telah
dilaksanakan 1 2 1 2 1 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2
7. Mengerjakan soal
evaluasi. 1 2 1 1 1 2 1 3 1 2 3 2 1 2 1 1 2 3 2 2 1 2
Skor Total 7 9 7 7 10 9 10 14 12 13 14 12 13 13 14 11 12 13 14 13 12 13
Kategori D C D D C C C C C C C C C C C C C C C C C C
Page 4
52
52
Berdasarkan hasil observasi pada tabel 4.1 data keaktifan siswa terhadap
IPS pada pra siklus disajikan dalam tabel 4.2.
Tabel 4.2
Data Skor Keaktifan Siswa Pra Siklus
Data tabel 4.2 menunjukkan bahwa terdapat 3 siswa (14%) yang memiliki
skor keaktifan dengan kriteria kurang, sedangkan 19 siswa (86%) memiliki skor
keaktifan dengan kriteria cukup. Rata-rata skor angka keaktifan siswa 11,31, skor
angka keaktifan siswa tertinggi adalah 14 dan skor angka keaktifan siswa terendah
adalah 7. Berdasarkan tabel 4.2 bila dibuat diagram lingkaran dapat dilihat pada
gambar 4.1.
Gambar 4.1 Diagram Keaktifan Belajar IPS Pra Siklus
Berdasarkan gambar 4.1 hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk
diagram lingkaran terlihat perbandingan bahwa siswa yang memiliki keaktifan
belajar dengan kriteria kurang 14%, siswa yang memiliki keaktifan belajar
dengan kriteria cukup 86%, siswa yang memiliki keaktifan belajar dengan kriteria
baik 0% dan siswa yang memiliki seaktifan belajar dengan kriteria sangat baik
adalah 0%. Disimpulkan bahwa potensi siswa yang aktif dalam pembelajaran IPS
berada pada kriteria cukup dan kurang.
0% 0%
86%
14%
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Kriteria Penilaian Jumlah siswa Persentase
22≤ skor ≤ 28 = Sangat Baik (A) 0 0
15≤ skor < 22 = Baik (B) 0 0
8≤ skor < 15 = Cukup (C) 19 86
0≤ skor < 8 = Kurang (D) 3 14
Rata-rata skor keaktifan belajar IPS 11,31
Skor angka keaktifan belajar IPS tertinggi 14
Skor angka keaktifan belajar IPS terendah 7
Page 5
53
b. Hasil Belajar IPS
Berdasarkan tes evaluasi yang dilakukan oleh guru, diperoleh data nilai
hasil belajar IPS sebelum dilakukan tindakan pembelajaran. Frekuensi nilai hasil
belajar IPS pra siklus disajikan pada tabel 4.3
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Nilai IPS
Pra Siklus
Nilai Frekuensi Persentase
45-55 7 32%
56-66 6 27%
67-77 3 14%
78-88 6 27%
89-100 - -
Jumlah 22 100%
Jumlah Siswa 22
Nilai Rata-rata 64,90
Nilai Tertiggi 80
Nilai Terendah 46
Tingkat ketuntasan 41%
KKM ≥ 62
Data ketuntasan hasil belajar IPS pra siklus disajikan pada tabel 4.4.
Tabel 4.4
Ketuntasan Hasil belajar IPS Pra Siklus
Nilai Jumlah Siswa Persentase
≥ 62 9 41
62 13 59
Berdasarkan data tabel 4.4 dapat diketahui bahwa siswa yang sudah tuntas
ada 9 siswa (41%) dan yang belum tuntas ada 13 siswa (59%). Berdasarkan
analisis hasil belajar pada tabel 4.3 dapat dibuat diagram lingkaran yang disajikan
pada gambar 4.4.
Page 6
54
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus
Berdasarkan gambar 4.2 hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk
diagram lingkaran, dapat dilihat perbandingan jumlah siswa yang sudah tuntas
belajar 41%, sedangkan siswa yang belum tuntas belajar 59%.
Berdasarkan data yang diperoleh dari skor angka keaktifan dan hasil
belajar siswa kelas VIB SDN Jeruk 1 yang masih rendah pada mata pelajaran IPS,
maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas kolaboratif sesuai dengan
rancangan yang telah disusun. Penulis menggunakan model pembelajaran
kooperatif metode two stay two stray untuk meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar IPS pada siswa kelas VIB dalam pembelajaran siklus I dan siklus II. Siklus
I dan II membahas kompetensi dasar “menjelaskan peranan Indonesia pada era
global dan dampak positif serta negatifnya terhadap kehidupan bangsa Indonesia”.
4.3.2. Deskripsi Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka peneliti
melakukan diskusi dengan guru kelas VIB mengenai materi pelajaran yang akan
disajikan, kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, serta alat penunjang lain
yang perlu digunakan. Sebelum melaksanakan kegiatan pada siklus I, maka
peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan.
Pertemuan pertama berlangsung selama 2x35 menit, sedangkan pertemuan kedua
berlangsung selama 3x35 menit. Guru menggunakan model pembelajaran
Kooperatif Metode Two Stay Two Stray pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran
siklus I. Persiapan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I adalah:
1) Mempersiapkan silabus kelas VI SD pada pokok bahasan globalisasi pada
kompetensi dasar menjelaskan peranan Indonesia pada era global dan dampak
41%
59% Tuntas
Tidak Tuntas
Page 7
55
positif serta negatifnya terhadap kehidupan bangsa Indonesia. Pertemuan 1
membahas indikator pertama yaitu menjelaskan pengertian globalisasi dan
menyebutkan perubahan perilaku masyarakat, sedangkan pertemuan 2
membahas dampak globalisasi dalam kehidupan masyarakat.
2) Menyiapkan materi pembelajaran atau sumber belajar yang akan digunakan.
3) Merancang skenario pembelajaran dan membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran(RPP) dengan model pembelajaran kooperatif metode two stay
two stray.
4) Menyiapkan sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan
pembelajaran.
5) Menyiapkan lembar kegiatan siswa.
6) Menyiapkan lembar observasi keaktifan siswa, lembar observasi kegiatan
guru dan siswa.
7) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing anggota
terdiri dari 4 sampai 5 siswa dan setiap anggota kelompok harus heterogen
berdasarkan prestasi akademik siswa.
b. Tahap Tindakan
1) Pertemuan I
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 5 April 2014. Pada
kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan melakukan apersepsi dengan
bertanya jawab kepada siswa tentang penyebab makanan luar negeri sering di
jumpai di Indonesia. Ada beberapa siswa yang menjawab karena orang Indonesia
mempunyai pengalaman pernah pergi ke luar negeri dan ada juga yang menjawab
orang Indonesia sering menonton acara televisi yang menayangkan masakan-
masakan luar negeri, kemudian guru mengaitkan jawaban siswa dengan materi
globalisasi yang akan dipelajari siswa. Dilanjutkan guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Siswa sudah berada pada kelompok masing-masing pada kegiatan inti,
kemudian guru menjelaskan materi tentang pengertian globalisasi secara umum.
Setelah guru menjelaskan materi, masing-masing kelompok mendiskusikan LKS.
Tidak seperti pada siklus I, pada siklus II semua siswa aktif dalam kegiatan
Page 8
56
diskusi kelompok. Setelah diskusi kelompok selesai 2 siswa dari masing-masing
kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lain dan dua
siswa yang tinggal bertugas untuk mempresentasikan hasil diskusi kepada tamu.
Kegiatan kunjung kelompok tersebut bertujuan agar masing-masing kelompok
dapat saling mengkoreksi pekerjaan kelompok lain dan memberikan komentar
tentang kekurangan dan kelebihan pekerjaan kelompok yang dikunjungi. Setelah
memperoleh informasi dan memberi komentar tamu undur diri kembali ke
kelompok masing-masing. Selanjutnya salah satu kelompok mempresentasikan
hasil temuan mereka kepada kelompok lain. Guru membahas dan megarahkan
siswa ke bentuk formal.
Kegiatan akhir siswa mengerjakan tes kecil yang sudah dipersiapkan.
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan pemberian penghargaan oleh guru kepada
kelompok yang mendapatkan skor rata-rata tertinggi dan memberikan motivasi
kepadaa siswa yang mendapat skor rendah.
2) Pertemuan II
Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
Kamis, 10 April 2014. Pertemuan kedua peneliti telah menyusun rencana
pembelajaran yang lebih baik agar kekurangan pada pertemuan pertama dapat
diperbaiki. Kegiatan pada pertemuan kedua diawali dengan guru memberikan
apersepsi, yaitu bertanya kepada siswa tentang fungsi telepon genggam dan
pengaruhnya terhadap globalisasi.
Siswa sudah berada pada kelompok masing-masing pada kegiatan inti,
kemudian guru menjelaskan materi tentang bukti-bukti globalisasi secara umum.
Setelah guru menjelaskan materi, masing-masing kelompok mendiskusikan LKS.
Tidak seperti pada siklus I, pada siklus II semua siswa aktif dalam kegiatan
diskusi kelompok. Setelah diskusi kelompok selesai 2 siswa dari masing-masing
kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lain dan dua
siswa yang tinggal bertugas untuk mempresentasikan hasil diskusi kepada tamu.
Kegiatan kunjung kelompok tersebut bertujuan agar masing-masing kelompok
dapat saling mengkoreksi pekerjaan kelompok lain dan memberikan komentar
tentang kekurangan dan kelebihan pekerjaan kelompok yang dikunjungi. Setelah
Page 9
57
memperoleh informasi dan memberi komentar tamu undur diri kembali ke
kelompok masing-masing. Selanjutnya salah satu kelompok mempresentasikan
hasil temuan mereka kepada kelompok lain. Guru membahas dan megarahkan
siswa ke bentuk formal.
Pertemuan kedua diakhiri dengan mengerjakan tes yang sudah
dipersiapkan untuk mengukur hasil belajar siswa. Kegiatan pembelajaran diakhiri
dengan pemberian penghargaan oleh guru kepada kelompok yang mendapatkan
skor rata-rata tertinggi dan memberikan motivasi kepada siswa yang nilainya
masih rendah.
3) Observasi Guru dan Siswa
Observasi yang diterapkan kepada guru dan siswa merupakan salah satu
tindakan pembelajaran pada siklus I untuk mengukur keberhasilan penerapan
model pembelajaran kooperatif metode two stay two stray dalam pembelajaran
IPS. Observasi dilaksanakan saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
a) Analisis Data Hasil Observasi Guru
Keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif metode two stay
two stray dalam kegiatan pembelajaran diukur menggunakan lembar observasi
keterampilan guru dalam pembelajaran IPS yang dapat dilihat pada lampiran 10.
Hasil observasi keterampilan guru dalam metode two stay wto stray pada
penelitian siklus I pertemuan I dan II disajikan dalam tabel 4.5.
Tabel 4.5
Hasil Observasi Keterampilan Guru
Siklus I
Indikator Skor Penilaian
Pertemuan 1
Skor Penilaian
Pertemuan 2
Ya Tidak Ya Tidak
1. Membuka
pelajaran
1,2,3,5 4 1,2,3,4,
5
2. Menggali
pengetahuan siswa
7,9,10,
11,12
8 7,8,9,1
1
10,12
3. Membimbing
siswa kedalam
kelompok
heterogen melalui
penerapan metode
two stay two stray
6,13 6,13
Page 10
58
4. Guru menyajikan
persoalan untuk
didiskusikan
14 14
5. Membimbing
siswa dalam
diskusi kelompok
melalui metode
two stay two stray.
15,17,
18,21,
22
16,19,
20,23,
24
15,17,1
8,20,21
,22
16,19,
23,24
6. Memberikan
penguatan dan
evaluasi
25,26 25,26
7. Menutup pelajaran 27 27
Skor Total 18 9 20 7
Kategori Baik Baik
Berdasarkan hasil observasi keterampilan guru dalam pembelajaran
kemudian dilakukan analisis data. Hasil analisis data observasi keterampilan guru
disajikan pada tabel 4.6.
Tabel 4.6
Analisis Data Observasi Keterampikan Guru
Siklus I Pertemuan I dan II
No Pertemuan Jumlah Skor Aspek Total
Skor
Persentase Kategori
I II III IV
1 1 3 4 9 2 18 66,7 Baik
2 2 4 5 9 2 20 74,1 Baik
Rata-Rata Siklus I Skor Observasi
Keterampilan Mengajar Guru
19 70,38 Baik
Berdasarkan tabel 4.6 pada pertemuan I jumlah skor hasil observasi guru
siklus I pertemuan I pada aspek I yaitu melakukan kegiatan pra pembelajaran
memperoleh jumlah skor 3, aspek II yaitu melakukan kegiatan membuka
pelajaran memperoleh jumlah skor 4, jumlah skor pada aspek III yaitu kegiatan
inti mendapatkan jumlah skor 9 dan jumlah skor pada aspek IV yaitu kegiatan
penutup adalah 2. Jumlah skor keempat aspek 18 dengan kategori baik. Pertemuan
II jumlah skor hasil observasi guru siklus I pertemuan II pada aspek I yaitu
melakukan kegiatan pra pembelajaran memperoleh jumlah skor 4, aspek II yaitu
melakukan kegiatan membuka pelajaran memperoleh jumlah skor 5, jumlah skor
Page 11
59
pada aspek III yaitu kegiatan inti mendapatkan jumlah skor 9 dan jumlah skor
pada aspek IV yaitu kegiatan penutup adalah 2. Jumlah skor keempat aspek 20
dengan kategori baik. Berdasarkan analisis hasil lembar observasi yang diisi oleh
observer dapat disimpulkan rata-rata hasil observasi guru yaitu 19 dengan kategori
baik.
b) Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Untuk mengukur keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif
metode two stay two stray dalam kegiatan pembelajaran, dinggunakan lembar
observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS yang dapat dilihat pada
lampiran 10. Hasil observasi aktivitas siswa pada penelitian siklus I pertemuan I
dan II disajikan pada tabel 4.7 dan tabel 4.8.
Tabel 4.7
Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Siklus I Pertemuan I
Indikator Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
1. Pra
Pembelajaran
1,2,3 9
2. Membuka
Pelajaran
5,6 4,7 10
3. Kegiatan inti 8,10,11,12
18,19,20,
9,13,14,
15,16
17 33
4. Kegiatan
akhir
21 22 5
Total 20 30 8 58
Page 12
60
Tabel 4.8
Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Siklus I Pertemuan II
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran kemudian
dilakukan analisis data. Hasil analisis data observasi aktivitas siswa pada siklus I
pertemuan I dan II disajikan pada tabel 4.9.
Tabel 4.9
Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa
Siklus I
No Pertemuan Jumlah Skor Aspek Total
Skor
Persentase Kategori
I II III IV
1 1 9 10 33 6 58 66 Baik
2 2 10 12 33 5 60 68 Baik
Rata-Rata Siklus I Skor Observasi
Pembelajaran Siswa
59 67% Baik
Berdasarkan tabel 4.9 pada pertemuan I jumlah skor hasil observasi siswa
siklus I pertemuan I pada aspek I yaitu melakukan kegiatan pra pembelajaran
memperoleh jumlah skor 9, untuk aspek II yaitu melakukan kegiatan membuka
Indikator Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
1. Pra
Pembelajaran
1,3 2 10
2. Membuka
Pelajaran
6 4,7 5 12
3. Kegiatan inti 10,11,12,
18,19,20
8,9,13,14
,15,16,17
33
4. Kegiatan
akhir
21 22 5
Total 16 36 8 60
Page 13
61
pelajaran memperoleh jumlah skor 10, jumlah skor pada aspek III yaitu kegiatan
inti mendapatkan jumlah skor 33 dan jumlah skor pada aspek IV yaitu kegiatan
penutup adalah 6. Jumlah skor keempat aspek 58 dengan kategori baik. Pertemuan
II jumlah skor hasil observasi siswa siklus I pertemuan II pada aspek I yaitu
melakukan kegiatan pra pembelajaran memperoleh jumlah skor 10, untuk aspek II
yaitu melakukan kegiatan membuka pelajaran memperoleh jumlah skor 12,
jumlah skor pada aspek III yaitu kegiatan inti mendapatkan jumlah skor 33 dan
jumlah skor pada aspek IV yaitu kegiatan penutup adalah 5. Jumlah skor keempat
aspek 60 dengan kategori baik. Berdasarkan analisis hasil lembar observasi yang
diisi oleh observer dapat disimpulkan rata-rata hasil observasi siswa yaitu 59
dengan kategori baik.
c. Hasil Tindakan
1) Keaktifan Siswa
Saat dilaksanakan tindakan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif metode two stay two stray pada siklus I pertemuan I dan
pertemuan II, dilakukan observasi keaktifan siswa secara individu. Pengambilan
data dilakukan melalui atat ukur keaktifan siswa yang berupa lembar observasi
(lampiran 11) yang terdiri dari 7 indikator. Setiap indikator keaktifan siswa
tersebut memiliki nilai maksimal 4 (sesuai dengan descriptor) dengan kriteria:
4 : jika semua diskriptor muncul
3 : apabila ada 3 deskriptor muncul
2 : apabila ada 2 deskriptor muncul
1 : apabila ada 1 deskriptor muncul
1 : apabila tidak ada deskriptor yang muncul
Hasil observasi keaktifan siswa siklus I dapat dilihat pada tabel 4.10.
Page 14
62
62
Tabel 4.10
Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I
Indikator
Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1. Mempersiapkan diri
dalam menerima
pembelajaran. 2 2,5 2,5 2 3 3 2,5 2 3 2,5 2 2 3 3 3 3 3 3,5 4 3 2 2
2. Memperhatikan Media
yang digunakan guru 2 3 2 4 3 3 2 2,5 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3,5 3 3 3 2,5
3. Melaksanakan perintah
guru 2 2 3 2 3 4 3 2 3 3 2,5 2 3 3 3 2 4 4 3 2 3 2,5
4. Melakukan pembelajaran
dengan metode two stay two
stray 2 2,5 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3
1. Menanyakan hal-hal yang
belum dipahami 1,5 2 3 3 2 1,5 1 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 3 3
2. Menyimpulkan materi
bersama guru dan
melakukan refleksi terhadap
kegiatan yang telah
dilaksanakan 2 3 3 3 3 4 2,5 2 3 4 4 3 3 3 2 2 4 3 4 3 3 4
3. Mengerjakan soal
evaluasi. 2 3 3 3 4 4 2 2 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3,5 3 3
Skor Total 14,5 18 19,5 20 22 22,5 15 14,5 20 22,5 20,5 18 20 20 22 17 21 23,5 24 19,5 20 21
Kategori C B B B A A B C B A B B B B A B B A A B B B
Page 15
63
63
Berdasarkan hasil observasi keaktifan siswa pada tabel 4.7, kemudian
dilakukan analisis data. Hasil analisis data keaktifan siswa terhadap IPS pada
siklus I disajikan dalam tabel 4.11.
Tabel 4.11
Observasi Keaktifan Siswa Siklus I
Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui skor rata-rata keaktifan siswa
pertemuan I dan pertemuan II. Berdasarkan tabel 4.8 diketahui tidak terdapat
siswa yang memiliki skor angka keaktifan dengan kriteria kurang, terdapat 2
siswa (9%)yang memiliki skor angka keaktifan dengan kriteria keaktifan cukup,
terdapat 14 siswa (64%)yang memiliki skor angka keaktifan dengan kriteria
keaktifan baik, dan terdapat 6 siswa (27%) yang mendapatkan skor dengan
kriteria penilaian sangat baik. Rata-rata skor angka keaktifan belajar IPS adalah
19,72, skor angka keaktifan belajar IPS tertinggi adalah 23,5 dan skor angka
keaktifan belajar IPS terendah adalah 14,5. Berdasarkan tabel 4.8 bila di buat
diagram lingkaran dapat dilihat pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Diagram Keaktifan Belajar IPS Siklus I
27%
64%
9% 0%
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Kriteria Penilaian Jumlah siswa Persentase
22≤ skor ≤ 28 = Sangat Baik (A) 6 27
15≤ skor < 22 = Baik (B) 14 64
8 ≤ skor < 15 = Cukup (C) 2 9
0 ≤ skor < 8 = Kurang (D) 0 0
Rata-rata skor keaktifan belajar IPS 19,72
Skor angka keaktifan belajar IPS tertinggi 23,5
Skor angka keaktifan belajar IPS terendah 14,5
Page 16
64
Berdasarkan gambar 4.3 hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk
diagram lingkaran dapat dilihat bahwa pada diagram menunjukkan jumlah siswa
yang memiliki keaktifan belajar IPS cukup sebanyak 9%, siswa yang memiliki
keaktifan belajar dengan kriteria baik terhadap IPS sebanyak 64% dan siswa yang
memiliki keaktifan belajar dengan kriteria sangat baik sebanyak 27%. Persentase
siswa yang aktif dalam pembelajaran IPS meningkat jika dibandingkan dengan
tahap pra siklus hal tersebut dapat dilihat setelah pembelajaran menggunakan
model pembelajaran kooperatif metode two stay two stray.
2) Hasil Belajar IPS
Setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif metode two stay two stray pada siklus I pertemuan I dan
pertemuan II dilaksanakan tes untuk mengukur pemahaman siswa terhadap
materi. Alat yang digunakan untuk mengukur hasil belajar IPS siswa berupa
lembar evaluasi yang terdiri dari 20 soal pilihan ganda. Siswa dikatakan tuntas
apabila mendapatkan nilai diatas KKM (≥62). Berdasarkan tes evaluasi yang
dilakukan oleh guru, diperoleh data nilai hasil belajar IPS, nilai hasil belajar IPS
siklus I disajikan pada tabel distribusi frekuensi 4.12.
Tabel 4.12
Distribusi Frekuensi Nilai IPS
Siklus I
Nilai Frekuensi Persentase
45-55 1 5%
56-66 6 27%
67-77 9 41%
78-88 6 27%
89-100 -
Jumlah 22 100%
Jumlah Siswa 22
Nilai Rata-rata 72,04
Nilai Tertiggi 85
Nilai Terendah 55
Tingkat ketuntasan 91%
KKM ≥62
Page 17
65
Berdasarkan nilai hasil belajar siklus I maka data ketuntasan hasil belajar
IPS siklus I disajikan pada tabel 4.13.
Tabel 4.13
Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus I
Nilai Jumlah Siswa Persentase
≥62 20 91
63 2 9
Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa siswa yang sudah tuntas ada
20 siswa (91%) dan yang tidak tuntas ada 2 siswa (9%). Nilai rata-rata siswa
72,04, nilai tertinggi adalah 85 dan nilai terendah 55. Analisis hasil belajar pada
tabel 4.6 dapat dibuat diagram lingkaran yang disajikkan pada gambar 4.4.
Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus I
Berdasarkan gambar 4.4 hasil analisis dalam bentuk diagram lingkaran
terlihat perbandingan jumlah siswa yang sudah tuntas belajar sebesar 91%.
Sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar sebesar 9%.
d. Hasil Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan
I dan II selanjutnya diadakan refleksi terhadap kegiatan dalam proses
pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi dan tes evaluasi yang
dilaksanakan pada siklus I. Tahap refleksi adalah tahap dimana dilakukan evaluasi
dari pelaksanaan tindakan pembelajaran dan dilaksanakan analisis data untuk
mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan, sehingga dapat ditentukan
apakah diperlukan siklus berikutnya atau tidak. Kelemahan dan kekurangan yang
91%
9%
Tuntas
Tidak tuntas
Page 18
66
terjadi pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II. Adapun refleksi pada siklus 1
adalah sebagai berikut:
1. Nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran IPS meningkat
dari 64,9 pada pra siklus menjadi 72,04 pada siklus I. Persentase jumlah
siswa yang nilainya diatas KKM meningkat 50%, yang semula hanya 41% (9
siswa) menjadi 91% (20 siswa) dengan KKM ≥62.
2. Pembelajaran yang dilakukan guru menggunakan metode two stay two stray
dapat meningkan keaktifan belajar siswa. Berdasarkan data observasi
pembelajaran pra siklus terdapat 4 siswa dengan kriteria keaktifan kurang dan
19 siswa dengan kriteria keaktifan cukup, sedangkan dari data observasi
pembelajaran pada siklus I terdapat 2 siswa dengan kriteria keaktifan cukup
dan 14 siswa dengan kriteria keaktifan baik dan 6 siswa dengan kriteria
sangat baik.
3. Berdasarkan observasi keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui
metode two stay two stray sudah baik dari observasi pra siklus karena guru
tidak lagi menggunakan metode ceramah sehingga guru sudah tidak lagi
menjadi pusat kegiatan pembelajaran. Guru lebih berperan sebagai fasilitator
yang membantu siswa menemukan sendiri pengetahuan pada mata pelajaran
IPS. Namun terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki pada siklus
II diantaranya guru menggunakan waktu dengan kurang efisien sehingga hasil
dari kunjung kelompok kurang optimal. Bahasa yang digunakan guru dan
siswa lebih dominan menggunakan bahasa jawa sehingga pada siklus II perlu
diperbaiki.
4. Dalam diskusi kelompok masih ada beberapa siswa yang pasif.
5. Terdapat beberapa siswa yang masih kurang tertib selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Seperti saat pembuatan kelompok ada beberapa
siswa yang protes dengan pembentukan kelompok heterogen yang telah
ditentukan oleh guru.
Berdasarkan kekurangan dan kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan
pembelajaran IPS melalui metode two stay two stray pada siklus I perlu diadakan
Page 19
67
perbaikan untuk pelaksanaan tidakan pada siklus berikutnya yaitu pada siklus II,
maka hal-hal yang perlu diperbaiki pada tahap pelaksanaan siklus II adalah:
1. Guru lebih memperhatikan pembagian waktu agar kegiatan pembelajaran IPS
pada kelas VI melalui metode two stay two stray berjalan lebih efektif.
2. Guru membiasakan diri menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan
benar.
3. Guru menertibkan siswa saat pembuatan kelompok dan memberikan motivasi
kepada siswa bahwa siapapun yang menjadi anggota kelompok harus
menjunjung tinggi kekompakan.
4. Guru memotivasi siswa agar siswa lebih percaya diri dan memberikan
perhatian yang lebih kepada siswa yang pasif dengan cara memberikan
pertanyaan dan tugas.
4.3.3. Deskripsi Siklus II
Setelah melihat hasil refleksi dari siklus I, perencanaan pembelajaran pada
siklus II merupakan tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus I.
Siklus II akan dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan.
a. Tahap Perencanaan
Seperti halnya siklus I, siklus II juga terdiri dari 2 pertemuan. Persiapan
yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II adalah:
1) Mempersiapkan silabus IPS kelas VI SD pada pokok bahasan globalisasi
pada kompetensi dasar menjelaskan peranan Indonesia pada era global dan
dampak positif serta negatifnya terhadap kehidupan bangsa Indonesia.
Pertemuan 1 membahas indikator tentang menjelaskan sikap siswa terhadap
globalisasi dan pertemuan ke 2 membahas indikator tentang menyebutkan
keuntungan dan kerugian adanya perusahaan asing di Indonesia.
2) Menyiapkan materi pembelajaran atau sumber belajar yang akan digunakan.
3) Merancang skenario pembelajaran dan membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
metode TSTS.
Page 20
68
4) Menyiapkan sarana dan prasarana serta membuat alat peraga untuk
mendukung pelaksanaan pembelajaran.
5) Menyiapkan lembar kegiatan siswa.
6) Menyiapkan lembar observasi keaktifan siswa serta lembar observasi
kegiatan guru dan siswa pada kegiatan pembelajaran.
7) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing anggota
terdiri dari 4 sampai 5 siswa dan setiap anggota kelompok harus heterogen
berdasarkan prestasi akademik siswa.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Pertemuan I
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa 22 April 2014, Pada
kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan melakukan apersepsi dengan
bertanya jawab kepada siswa tentang foto pagelaran wayang, guru bertanya
apakah siswa suka dengan pagelaran wayang. Sebagian besar siswa menjawab
tidak terlalu suka dengan pagelaran wayang, selain cerita dan bahasa yang sulit
untuk dipahami, pagelaran wayang sangat lama waktunya sehingga siswa merasa
mudah bosan bila diajak menonton wayang, kemudian guru mengaitkan jawaban
siswa dengan materi globalisasi yang akan dipelajari siswa yaitu tentang sikap
siswa terhadap globalisasi. Dilanjutkan guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Siswa sudah berada pada kelompok masing-masing pada kegiatan inti,
kemudian guru menjelaskan materi tentang sikap terhadap globalisasi secara
umum. Setelah guru menjelaskan materi, masing-masing kelompok
mendiskusikan LKS. Tidak seperti pada siklus I, pada siklus II semua siswa aktif
dalam kegiatan diskusi kelompok. Setelah diskusi kelompok selesai 2 siswa dari
masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu ke
kelompok lain dan dua siswa yang tinggal bertugas untuk mempresentasikan hasil
diskusi kepada tamu. Kegiatan kunjung kelompok tersebut bertujuan agar masing-
masing kelompok dapat saling mengkoreksi pekerjaan kelompok lain dan
memberikan komentar tentang kekurangan dan kelebihan pekerjaan kelompok
yang dikunjungi. Setelah memperoleh informasi dan memberi komentar tamu
undur diri kembali ke kelompok masing-masing. Selanjutnya salah satu kelompok
Page 21
69
mempresentasikan hasil temuan mereka kepada kelompok lain. Guru membahas
dan megarahkan siswa ke bentuk formal.
Kegiatan akhir siswa mengerjakan soal tes kecil yang sudah dipersiapkan.
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan pemberian penghargaan oleh guru kepada
kelompok yang mendapatkan skor rata-rata tertinggi.
2) Pertemuan II
Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis
24 April 2014. Pertemuan kedua peneliti telah menyusun rencana pembelajaran
yang lebih baik agar kekurangan pada pertemuan pertama dapat diperbaiki.
Kegiatan pada pertemuan kedua diawali dengan guru memberikan apersepsi, yaitu
guru memperlihatkan produk-produk luar negeri dan dalam negeri dan bertanya
kepada siswa kenapa produk luar negeri dapat masuk di Indonesia.
Siswa sudah berada pada kelompok masing-masing pada kegiatan inti,
kemudian guru menjelaskan materi tentang peran Indonesia pada era globalisasi.
Setelah guru menjelaskan materi, masing-masing kelompok mendiskusikan LKS.
Tidak seperti pada siklus I, pada siklus II semua siswa aktif dalam kegiatan
diskusi kelompok. Setelah diskusi kelompok selesai 2 siswa dari masing-masing
kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lain dan dua
siswa yang tinggal bertugas untuk mempresentasikan hasil diskusi kepada tamu.
Kegiatan kunjung kelompok tersebut bertujuan agar masing-masing kelompok
dapat saling mengkoreksi pekerjaan kelompok lain dan memberikan komentar
tentang kekurangan dan kelebihan pekerjaan kelompok yang dikunjungi. Setelah
memperoleh informasi dan memberi komentar tamu undur diri kembali ke
kelompok masing-masing. Selanjutnya salah satu kelompok mempresentasikan
hasil temuan mereka kepada kelompok lain. Guru membahas dan megarahkan
siswa ke bentuk formal.
Seperti pada pertemuan pertama, pertemuan kedua diakhiri dengan siswa
mengerjakan tes yang sudah dipersiapkan untuk mengukur hasil belajar siswa.
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan pemberian penghargaan oleh guru kepada
kelompok yang mendapatkan skor rata-rata tertinggi dan memberikan motivasi
kepada siswa yang nilainya masih rendah.
Page 22
70
3) Hasil Observasi Guru dan Siswa
Observasi yang diterapkan kepada guru dan siswa merupakan salah satu
tindakan pada siklus II untuk mengukur keberhasilan penerapan model
pembelajaran kooperatif metode two stay two stray.
Penentuan tinggi rendahnya hasil pengukuran lembar observasi
pembelajaran dengan model kooperatif metode two stay two stray menggunakan 4
kategori, yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang.
a) Analisis Data Hasil Observasi Guru
Lembar observasi keterampilan guru dalam pembelajaran IPS (Lampiran
10) digunakan untuk mengukur keberhasilan penerapan model `pembelajaran
kooperatif metode two stay two stray dalam kegiatan pembelajaran. Hasil
observasi keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui metode two stay two
stray pada penelitian siklus II pertemuan I dan II disajikan pada tabel 4.14.
Tabel 4.14
Hasil Observasi Keterampilan Guru
Siklus II
Indikator Skor Penilaian
Pertemuan 1
Skor Penilaian
Pertemuan 2
Ya Tidak Ya Tidak
1. Membuka
pelajaran
1,2,3,4
5
1,2,3,4
5
2. Menggali
pengetahuan siswa
7,9,
10,11,
12
8 7,9,8,
10,11,
12
3. Membimbing
siswa kedalam
kelompok
heterogen melalui
penerapan metode
two stay two stray
6 13 6 13
4. Guru menyajikan
persoalan untuk
didiskusikan
14 14
5. Membimbing
siswa dalam
diskusi kelompok
melalui metode
15,16,
17,18,
19,20,
21,22,
15,16,1
7,18,19
,20,21,
22,23,2
Page 23
71
two stay two stray. 23,24 4
6. Memberikan
penguatan dan
evaluasi
25,26 25,26
7. Menutup pelajaran 27 27
Skor Total 24 3 25 2
Kategori Baik Baik
Berdasarkan hasil observasi keterampilan guru dalam pembelajaran
kemudian dilakukan analisis data. Hasil analisis data observasi keterampilan guru
disajikan pada tabel 4.15.
Tabel 4.15
Observasi Guru Siklus II Pertemuan I dan II
No Pertemuan Jumlah Skor Aspek Total
Skor
Kategori
I II III IV
1 1 4 4 14 2 24 Sangat baik
2 2 4 5 14 2 25 Sangat baik
Rata-Rata Siklus I Skor Observasi Keterampilan
Mengajar Guru
24,5 Sangat baik
Berdasarkan tabel 4.15 pada pertemuan II jumlah skor hasil observasi guru
siklus II pertemuan I pada aspek I yaitu melakukan kegiatan pra pembelajaran
memperoleh jumlah skor 4, untuk aspek II yaitu melakukan kegiatan membuka
pelajaran memperoleh jumlah skor 4, jumlah skor pada aspek III yaitu kegiatan
inti mendapatkan jumlah skor 14 dan jumlah skor pada aspek IV yaitu kegiatan
penutup adalah 2. Jumlah skor keempat aspek 18 dengan kategori sangat baik.
Jumlah skor hasil observasi guru siklus II pertemuan II pada aspek I yaitu
melakukan kegiatan pra pembelajaran memperoleh jumlah skor 4, untuk aspek II
yaitu melakukan kegiatan membuka pelajaran memperoleh jumlah skor 5, jumlah
skor pada aspek III yaitu kegiatan inti mendapatkan jumlah skor 14 dan jumlah
skor pada aspek IV yaitu kegiatan penutup adalah 2. Jumlah skor keempat aspek
25 dengan kategori baik. Berdasarkan analisis hasil lembar observasi yang diisi
Page 24
72
oleh observer dapat disimpulkan rata-rata hasil observasi guru yaitu 24,5 dengan
kategori sangat baik.
b) Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS (lampiran 10)
digunakan untuk mengukur keberhasilan penerapan model pembelajaran
kooperatif metode two stay two stray dalam kegiatan pembelajaran. Hasil
observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui metode two stay wto
stray pada penelitian siklus II pertemuan I dan II disajikan pada tabel 4.16 dan
4.17.
Tabel 4.16
Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Siklus II Pertemuan I
Indikator Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
1. Pra
Pembelajaran
3 1,2 11
2. Membuka
Pelajaran
6 4,7 5 12
3. Kegiatan inti 18 8,19 9,10,11,
12,13,14,
15,16,17,
20
48
4. Kegiatan
akhir
21 22 7
Total 4 18 56 78
Page 25
73
Tabel 4.17
Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Siklus II Pertemuan II
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran kemudian
dilakukan analisis data. Hasil analisis data observasi aktivitas siswa pada siklus II
pertemuan I dan II disajikan pada tabel 4.18.
Tabel 4.18
Observasi Siswa Siklus II Pertemuan I dan II
No Pertemuan Jumlah Skor Aspek Total
Skor
Kategori
I II III IV
1 1 11 12 48 7 78 Sangat baik
2 2 12 14 48 7 81 Sangat baik
Rata-Rata Siklus I Skor Observasi Pembelajaran Siswa 79,5 Sangat baik
Berdasarkan tabel 4.18 pada pertemuan I jumlah skor hasil observasi siswa
siklus II pertemuan I pada aspek I yaitu melakukan kegiatan pra pembelajaran
memperoleh jumlah skor 11, untuk aspek II yaitu melakukan kegiatan membuka
pelajaran memperoleh jumlah skor 12, jumlah skor pada aspek III yaitu kegiatan
Indikator Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
1. Pra
Pembelajaran
1,2,3 12
2. Membuka
Pelajaran
4,6 5,7 14
3. Kegiatan inti 18 8,17 9,10,11,
12,13,14,
15,16,19,
20
48
4. Kegiatan
akhir
21 22 7
Total 2 15 64 81
Page 26
74
inti mendapatkan jumlah skor 48 dan jumlah skor pada aspek IV yaitu kegiatan
penutup adalah 7. Jumlah skor keempat aspek 78 dengan kategori sangat baik.
Jumlah skor hasil observasi siswa siklus II pertemuan II pada aspek I yaitu
melakukan kegiatan pra pembelajaran memperoleh jumlah skor 12, untuk aspek II
yaitu melakukan kegiatan membuka pelajaran memperoleh jumlah skor 14,
jumlah skor pada aspek III yaitu kegiatan inti mendapatkan jumlah skor 48 dan
jumlah skor pada aspek IV yaitu kegiatan penutup adalah 7. Jumlah skor keempat
aspek 81 dengan kategori baik. Berdasarkan analisis hasil lembar observasi yang
diisi oleh observer dapat disimpulkan rata-rata hasil observasi siswa yaitu 79,5
dengan kategori sangat baik.
c. Hasil Tindakan
1) Keaktifan Siswa
Saat dilaksanakan tindakan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif metode two stay two stray pada pertemuan I dan
pertemuan II, dilakukan observasi keaktifan siswa secara individu. Pengambilan
data dilakukan melalui atat ukur keaktifan siswa yang berupa lembar observasi
(lampiran 11) yang terdiri dari 7 indikator. Setiap indikator keaktifan siswa
tersebut memiliki nilai maksimal 4 (sesuai dengan descriptor) dengan kriteria:
4 : jika semua diskriptor muncul
3 : apabila ada 3 deskriptor muncul
2 : apabila ada 2 deskriptor muncul
1 : apabila ada 1 deskriptor muncul
2 : apabila tidak ada deskriptor yang muncul
Hasil observasi keaktifan siswa dapat dilihat pada lampiran tabel 4.19.
Page 27
75
75
Tabel 4.19
Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II
Indikator
Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1. Mempersiapkan diri
dalam menerima
pembelajaran. 3,5 3 4 3 4 3 3,5 3 4 3,5 3,5 2,5 4 4 3,5 4 3 4 4 3,5 3 4
2. Memperhatikan Media
yang digunakan guru 3 3,5 3 3 3 4 3 3,5 3,5 4 2,5 2,5 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2,5
3. Melaksanakan perintah
guru 3,5 3 3 4 3,5 3 2,5 3,5 3,5 4 3 3 3 2,5 3 3 4 3 3 3,5 2 3,5
4. Melakukan pembelajaran
dengan metode two stay two
stray 3 2,5 3 3 3,5 3,5 3 2,5 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3,5 3 2,5 3 3
1. Menanyakan hal-hal yang
belum dipahami 3 3 4 2,5 4 3,5 3,5 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3,5 3 3 3 3,5
2. Menyimpulkan materi
bersama guru dan
melakukan refleksi terhadap
kegiatan yang telah
dilaksanakan 3,5 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3,5 3 3,5 4 3 4 4 4 4 3,5 3 3
3. Mengerjakan soal
evaluasi. 4 3,5 4 3,5 3,5 4 3,5 3,5 3 4 4 4 4 4 3,5 3,5 3 4 4 3,5 3,5 4
Skor Total 23,5 22,5 24 22 24,5 25 22 23 24 25,5 23,5 21 25,5 24,5 21 25,5 23 25 24 22,5 20,5 23,5
Kategori A A A A A A A A A A A B A A B A A A A A B A
Page 28
76
76
Berdasarkan hasil observasi keaktifan siswa siklus II, hasil analisis data
data observasi keaktifan siswa terhadap IPS pada siklus II disajikan dalam tabel
4.20
Tabel 4.20
Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II
Berdasarkan tabel 4.20 dapat diketahui skor rata-rata keaktifan siswa
pertemuan I dan pertemuan II, tidak terdapat siswa yang memiliki skor angka
keaktifan 0≤ skor ≤ 8 dengan kriteria kurang, tidak terdapat siswa yang memiliki
skor angka keaktifan 9≤ skor ≤ 15 dengan kriteria keaktifan cukup, terdapat 3
siswa (14%) yang memiliki skor angka keaktifan 16≤ skor ≤ 23 dengan kriteria
keaktifan baik, dan terdapat 19 siswa (86%) yang mendapatkan skor dengan
kriteria penilaian sangat baik yaitu 24≤ skor ≤ 28. Rata-rata skor angka keaktifan
belajar IPS adalah 23,34, skor angka keaktifan belajar IPS tertinggi adalah 25,5
dan skor angka keaktifan belajar IPS terendah adalah 20,5. Berdasarkan tabel 4.14
bila di buat diagram lingkaran dapat dilihat pada gambar 4.5.
Gambar 4.5 Diagram Keaktifan Belajar IPS Siklus II
86%
14% 0% 0%
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Kriteria Penilaian Jumlah siswa Persentase
22≤ skor ≤ 28 = Sangat Baik (A) 19 86
15≤ skor < 22 = Baik (B) 3 14
8 ≤ skor < 15 = Cukup (C) 0 0
0 ≤ skor < 8 = Kurang (D) 0 0
Rata-rata skor keaktifan belajar IPS 23,34
Skor angka keaktifan belajar IPS tertinggi 25,5
Skor angka keaktifan belajar IPS terendah 20,5
Page 29
77
Berdasarkan gambar 4.5 terlihat bahwa pada diagram menunjukkan
jumlah siswa yang memiliki keaktifan belajar IPS baik sebanyak 14% dan siswa
yang memiliki keaktifan belajar dengan kriteria sangat baik terhadap IPS
sebanyak 86%. Terlihat bahwa tindakan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif metode two stay two stray persentase siswa yang aktif
dalam pembelajaran IPS meningkat jika dibandingkan dengan tahap siklus I.
2) Hasil Belajar IPS
Setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif metode two stay two stray pada siklus II pertemuan I dan
pertemuan II dilaksanakan tes untuk mengukur pemahaman siswa terhadap
materi. Alat yang digunakan untuk mengukur hasil belajar IPS siswa berupa
lembar evaluasi yang terdiri dari 20 soal pilihan ganda. Siswa dikatakan tuntas
apabila mendapatkan nilai diatas KKM (≥62). Berdasarkan tes evaluasi yang
dilakukan oleh guru, diperoleh data nilai hasil belajar IPS, nilai hasil belajar IPS
siklus I disajikan pada tabel 4.21.
Tabel 4.21
Distribusi Frekuensi Nilai IPS
Siklus II
Nilai Frekuensi Persentase
45-55 - -
56-66 - -
67-77 2 9%
78-88 12 55%
89-100 8 36%
Jumlah 22 100%
Jumlah Siswa 22
Nilai Rata-rata 86,59
Nilai Tertiggi 95
Nilai Terendah 75
Tingkat ketuntasan 100%
KKM ≥62
Berdasarkan nilai hasil belajar siklus II maka data ketuntasan hasil belajar
IPS siklus II disajikan pada tabel 4.22.
Page 30
78
Tabel 4.22
Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus II
Nilai Jumlah Siswa Persentase
≥62 22 100
62 0 0%
Berdasarkan tabel 4.22 dapat diketahui bahwa siswa yang sudah tuntas ada
22 siswa (100%). Nilai rata-rata siswa 86,6, nilai tertinggi adalah 95 dan nilai
terendah 75. Analisis hasil tes pada tabel 4.22 bila dibuat diagram lingkaran dapat
dilihat pada gambar 4.6.
Gambar 4.6 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus II
Berdasarkan diagram 4.6 hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk
diagram lingkaran terlihat jelas perbandingan bahwa jumlah siswa yang sudah
tuntas belajar sebesar 100%. Sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar sebesar
0%.
d. Hasil Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan
I dan II selanjutnya diadakan refleksi terhadap kegiatan dalam proses
pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi dan tes evaluasi yang
dilaksanakan pada siklus II. Adapun kekurangan dan kelemahan yang terjadi pada
siklus 1 adalah sebagai berikut:
1. Nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran IPS meningkat
dari 72,04 pada siklus I menjadi 86,6 pada siklus II. Persentase jumlah siswa
100%
0%
Tuntas
Tidak Tuntas
Page 31
79
yang nilainya diatas KKM meningkat 9%, yang 91% (20 siswa) menjadi
100% (22 siswa) dengan KKM ≥62.
2. Pembelajaran yang dilakukan guru menggunakan metode two stay two stray
dapat meningkan keaktifan belajar siswa. Berdasarkan data observasi
keaktifan siswa dapat dilihat bahwa keaktifan siswa kelas VI pada mata
pelajaran IPS meningkat. Dari data observasi pembelajaran sikus I terdapat 2
siswa dengan kriteria keaktifan cukup, 14 siswa dengan kriteria keaktifan
baik dan 6 siswa dengan kriteria keaktifan sangat baik, sedangkan pada siklus
II terdapat 3 siswa dengan kriteria keaktifan baik dan 19 siswa dengan kriteria
keaktifan sangat baik.
3. Berdasarkan observasi keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui
metode two stay two stray sudah sangat baik dari observasi pada siklus I
selain guru tidak lagi menggunakan metode ceramah sehingga guru sudah
tidak lagi menjadi pusat kegiatan pembelajaran dan berperan sebagai
fasilitator yang membantu siswa menemukan sendiri pengetahuan pada mata
pelajaran IPS. Alokasi waktu yang diberikan kepada siswa dalam kegiatan
pembelajaran sudah lebih baik dan tepat, selain itu guru juga sudah
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
4. Seluruh siswa aktif dalam melaksanakan diskusi kelompok dan sudah tidak
terdapat siswa yang pasif dan siswa yang mendominasi kegiatan diskusi
kelompok
5. Melalui motivasi guru siswa sudah tidak melakukan protes terhadap
kelompok yang mereka dapatkan.
4.4. Hasil Analisis Data
4.4.1. Keaktifan Siswa
Observasi keaktifan siswa selama penelitian berlangsung yaitu pada pra
siklus, siklus I dan siklus II terdapat peningkatan-peningkatan kearah perbaikan,
peningkatan tersebut dapat dilihat berdasarkan analisis deskriptif komparatif yang
membandingkan skor keaktifan siswa pra siklus, siklus I dan siklus II. Lebih jelas
Page 32
80
tentang peningkatan-peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS pra
siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.23.
Tabel 4.23
Keaktifan Siswa Pra siklus, Siklus I dan Siklus II
Skor angka keaktifan siswa Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Frek % Frek % Frek %
22≤ skor ≤ 28 = Sangat Baik (A) 0 0 6 27 19 86
15≤ skor < 22 = Baik (B) 0 0 14 64 3 14
8 ≤ skor < 15 = Cukup (C) 19 86 2 9 0 0
0 ≤ skor < 8 = Kurang (D) 3 14 0 0 0 0
Jumlah 22 100 22 100 22 100
Berdasarkan tabel 4.23 dapat diketahui bahwa pada pra siklus tidak
terdapat siswa yang berada pada kriteria baik. Pada siklus I diketahui bahwa
frekuensi keaktifan siswa yang berada pada kriteria baik meningkat menjadi 14
siswa (64%) dan pada kriteria sangat baik ada 6 siswa (27%). Pada siklus II
diketahui bahwa frekuensi keaktifan siswa yang berada pada kriteria baik ada 3
siswa (14%) dan pada kriteria sangat baik ada 19 siswa (86%). Hal ini
membuktikan bahwa penggunaan model kooperatif metode two stay two stray
dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa terhadap IPS. Keaktifan belajar IPS
pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat dibuat diagram batang yang disajikan pada
gambar 4.7.
Gambar 4.7 Diagram Rekapitulasi Keaktifan Siswa Terhadap Mata
Pelajaran IPS Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
0
5
10
15
20
pra siklus siklus I siklus II
Kriteria kurang
Kriteria cukup
Kriteria baik
Kriteria sangat
baik
Page 33
81
Berdasarkan gambar 4.7 dapat diketahui bahwa keaktifan belajar siswa
dari pra siklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pada pra siklus tidak
terdapat siswa yang berada pada kriteria baik. Pada siklus I yang berada pada
kriteria baik ada 14 siswa (27%) dan yang berada pada kriteria sangat baik ada 6
siswa (27%). Pada siklus II ada 3 siswa (14%) yang berada pada kriteria baik dan
yang berada pada kriteria sangat baik ada 19 siswa (86%)
4.4.2. Hasil Belajar IPS
Pembelajaran selama penelitian berlangsung terdapat peningkatan-
peningkatan ke arah perbaikan, peningkatan tersebut dapat dilihat berdasarkan
analisis deskriptif komparatif yang membandingkan skor keaktifan siswa pra
siklus, siklus I dan siklus II.lebih jelas tentang peningkatan-peningkatan hasil
belajar siswa dari pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.24.
Tabel 4.24
Ketuntasan Hasil Belajar IPS
Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II
Frek % Frek % Ftek %
≥62 9 41 20 91 22 100
62 13 59 2 9 0 0
Jumlah 22 100 22 100 22 100
Berdasarkan tabel 4.24 hasil belajar IPS dapat dilihat adanya peningkatan
jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPS terbukti untuk klasifikasi
tuntas, pada pra siklus terdapat 9 (41%) yang tuntas, siklus I terdapat 22 siswa
(90%) yang tuntas, siklus II terdapat 22 siswa (100%) tuntas. Tabel 4.12
membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif
metode two stay two stray dapat meningkatkan hasil belajar IPS 100% tuntas.
Hasil belajar belajar IPS pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat dibuat diagram
batang yang disajikan pada gambar 4.7.
Page 34
82
Gambar 4.8 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus, Siklus I,
Siklus II
4.5. Pembahasan
Dari uraian hasil belajar pra siklus, siklus I dan siklus II tampak
peningkatan hasil belajar. Tindakan kelas dengan menggunakan metode two stay
two stray pada mata pelajaran IPS materi globalisasi di kelas VIB SDN 1 Jeruk
telah mencapai keberhasilan ketuntasan klasikal 100%. Hal ini disebabkan karena
metode two stay two stray merupakan metode pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama
dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai suatu kelompok atau satu tim.
Salvin (Trianto, 2009) mengatakan bahwa belajar kooperatif menekankan pada
tujuan dan kesuksesan kelompok yang hanya dapat dicapai jika semua anggota
kelompok mencapai tujuan atau penguasaan materi. Menurut (Lie, 2008), Struktur
two stay two stray yaitu salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang memberikan
kesempatan kepada kelompok membagikan hasil dan informasi kepada kelompok
lain (Lie, 2008). Pembagian informasi kepada kelompok lain bertujuan untuk
saling membabtu antara teman satu kelompok dan lain kelompok untuk mencapai
ketuntasan dalam pemahaman materi.
Metode two stay two stray juga dapat meningkatkan keaktifan belajar
siswa pada mata pelajaran IPS materi globalisasi. Hal ini disebabkan metode two
stay two stray merupakan metode pembelajaran yang mengarahkan siswa agar
0
5
10
15
20
25
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Tuntas
Tidak tuntas
Page 35
83
lebih aktif. Siswa berkunjung ke kelompok lain untuk memberikan komentar
kepada hasil kerja kelompok lain, sedangkan siswa yang tinggal bertugas untuk
mempresentasikan hasil kerja kepada kelompok yang berkunjung. Pembelajaran
kooperatif two stay two stray dapat megarahkan siswa untuk lebih aktif, siswa
terlibat langsung dalam proses pembelajaran, baik dalam berdiskusi, tanya jawab,
mencari jawaban, menjelaskan dan menyimak materi yang dijelaskan oleh teman
(Lie: 2008).
Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan Kirniati
(2012) yang berjudul “Penggunaan Metode Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray
Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Dalam Pembelajaran Ikhtisar
Dan Laporan Keuangan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa Di SMA Negeri 2
Salatiga” disimpulkan bahwa penerapan metode kooperatif tipe two stay – two
stray untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar, minat belajar siswa terhadap
pelajaran ikhtisar dan laporan keuangan setelah dilakukan tindakan dengan
menggunakan metode kooperatif tipe two stay-two stray mengalami peningkatan
dalam keaktifan rata-rata 25,1%, dan hasil belajar rata-rata meningkat 71,88%.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
Dwi Rahayu (2012) yang berjudul “Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil
Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS Pada Pokok Bahasan
Kubus dan Balok Kelas VIIIB SMP N 8 Salatiga Semester II Tahun Ajaran
2011/2012” disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif tipe two stay – two
stray mengalami peningkatan. Hal ini terlihat pada kondisi awal pra siklus yang
menunjukkan persentase hasil belajar siswa 26,66% tuntas, pada siklus I 66,67%
siswa yang tuntas, pada siklus II terjadi peningkatan yaitu 93,33% dan pada siklus
I dan siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu 60%, kemudian untuk
melihat peningkatan keaktifan belajar siswa pada pra siklus hanya 33,33%, dan
pada siklus I yaitu 56,94%, selanjutnya siklus II yaitu 80,55%. Hal tersebut dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
pokok bahasan kubus dan balok kelas VIII B SMP Negeri 8 Salatiga.