34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pra Siklus / Kondisi Awal Pada kondisi awal sebelum dilakukan penelitian, guru masih menggunakan model pembelajaran ceramah. Penggunaan model pembelajaran ini menjadikan siswa pasif dan hanya mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru dan cenderung membuat siswa jenuh dan tidak tertarik terhadap materi yang disampaikan guru. Guru terkesan hanya ingin menghabiskan materi yang diajarkannya tanpa tahu sampai mana siswa mengerti materi. Guru sesekali memberi kesempatan pada siswa tentang hal-hal yang belum di mengerti siswa, namun siswa cenderung diam. Guru tidak berupaya untuk membuat pelajaran Matematika menjadi pelajaran yang menyenangkan dan proses pembelajaran Matematika menjadi lebih bermakna bagi siswa. Dalam pembelajaran Matematika guru tidak menekankan pada pemahaman konsep dan keterampilan menyelesaikan atau dan pemecahan masalah. Siswa dalam penguasaan materi hanya menggunakan sistem hafalan untuk mengingat materi. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil ulangan harian siswa pada mata pelajaran Matematika masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan yaitu ≥ 60. Data ketuntasan hasil belajar pada kondisi awal/pra siklus dipaparkan dalam tabel dan diskripsi, serta dilengkapi dengan diagram batang berikut ini: Tabel 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa kelas IV SD Negeri 1 Sendangsari pada Kondisi Awal Ketuntasan Frekuensi Persentase < 60 16 69,57 % ≥ 60 7 30,43 % Jumlah 23 100 %
24
Embed
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11006/4/T1_292012239_BAB IV... · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
1. Deskripsi Pra Siklus / Kondisi Awal
Pada kondisi awal sebelum dilakukan penelitian, guru masih
menggunakan model pembelajaran ceramah. Penggunaan model
pembelajaran ini menjadikan siswa pasif dan hanya mendengarkan apa
yang dijelaskan oleh guru dan cenderung membuat siswa jenuh dan tidak
tertarik terhadap materi yang disampaikan guru. Guru terkesan hanya
ingin menghabiskan materi yang diajarkannya tanpa tahu sampai mana
siswa mengerti materi. Guru sesekali memberi kesempatan pada siswa
tentang hal-hal yang belum di mengerti siswa, namun siswa cenderung
diam. Guru tidak berupaya untuk membuat pelajaran Matematika
menjadi pelajaran yang menyenangkan dan proses pembelajaran
Matematika menjadi lebih bermakna bagi siswa. Dalam pembelajaran
Matematika guru tidak menekankan pada pemahaman konsep dan
keterampilan menyelesaikan atau dan pemecahan masalah. Siswa dalam
penguasaan materi hanya menggunakan sistem hafalan untuk mengingat
materi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil ulangan harian siswa
pada mata pelajaran Matematika masih banyak siswa yang memperoleh
nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan yaitu
≥ 60. Data ketuntasan hasil belajar pada kondisi awal/pra siklus
dipaparkan dalam tabel dan diskripsi, serta dilengkapi dengan diagram
batang berikut ini:
Tabel 4.1
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa kelas IV SD Negeri 1 Sendangsari
pada Kondisi Awal
Ketuntasan Frekuensi Persentase
< 60 16 69,57 %
≥ 60 7 30,43 %
Jumlah 23 100 %
35
Berdasarkan tabel 4.1 dapat ditunjukkan bahwa dari 23 siswa kelas IV
SD Negeri 1 Sendangsari Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo,
persentase hasil belajar siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) ≥ 60 terdapat 7 siswa dengan persentase 30,43 %, dan yang tidak
tuntas dan tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) terdapat
16 siswa dengan persentase 69,57 %. Berdasarkan tabel 4.1 dapat
digambarkan dalam diagram batang pada gambar 4.2 berikut ini:
Gambar 4.1
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa kelas IV SD Negeri 1 Sendangsari
pada Kondisi Awal
Berdasarkan gambar 4.1 dapat dijelaskan bahwa dari 23 siswa kelas 4 SD
Negeri 1 Sendangsari Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo hanya 7
siswa dengan persentase 30,43 % yang tuntas dan sudah memenuhi
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu ≥ 60, dan 16 siswa dengan
persentase 69,57% yang tidak tuntas dan tidak memenuhi kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yaitu < 60.
Sehingga peneliti perlu mengadakan tindakan perbaikan pembelajaran
dengan model pembelajaran tipe Team Game Tournament (TGT) untuk
membantu meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya siswa kelas IV
SD Negeri 1 Sendangsari Kecamaan Garung Kabupaten Wonosobo pada
16
69,57%
7
30,43% 0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Frekuensi Persentase
< 60
≥ 60
36
matapelajaran Matematika. Tindakan perbaikan pembelajaran ini
dilakukan dalam 2 siklus.
2. Deskripsi Siklus I
a. Pertemuan 1
1) Perencanaan
Pada siklus I pertemuan 1, perencanaan yang dilakukan oleh
peneliti adalah:
a) Membuat skenario pembelajaran sesuai dengan tindakan
dalam bentuk RPP lengkap dengan pokok bahasan bangun
ruang khusunya kubus.
b) Membuat lembar observasi kegiatan guru dan siswa.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan 1 dilaksanakan
sesuai dengan rencana dalam pembelajaran menggunakan model
pembelajaran tipe Team Game Tournament (TGT). Materi yang
dibahas pada pertemuan 1 adalah pokok bahasan sifat-sifat
bangun ruang khususnya kubus. Pelaksanaan tindakan siklus I
pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 25 April 2016
pada pukul 07.35-08.45. Alokasi waktu yang digunakan yaitu 2
jam pelajaran (2 x 35 menit). Proses pembelajaran dilaksanakan
oleh Martanto, S.Pd.
a) Kegiatan awal
Pelaksanaan kegiatan awal guru menyiapkan mental siswa
untuk mengikuti pembelajaran dengan cara mengucap
salam, menanyakan kabar, mengecek kehadiran siswa dan
mengajak berdoa. Kemudian guru menyampaikan apersepsi,
memberikan motifasi tentang pentingnya mempelajari sifat-
sifat bangun ruang pada kehidupan sehari-hari, dan
menyampaikan tujuan pembelajaran.
37
b) Kegiatan inti
Pelaksanaan kegiatan inti guru menggali pengalaman siswa
dari kehidupan sehari-hari. Guru menyampaikan pokok
bahasan sifat-sifat bangun ruang khususnya kubus. Guru
juga melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai pokok
bahasan sifat- sifat bangun ruang khususnya kubus.
Kemudian guru membagi siswa kedalam kelompok yang
terdiri dari 4-5 siswa. Siswa menempatkan diri pada
kelompok yang telah ditentukan. Guru menginformasikan
mengenai kegiatan kelompok yang akan dilakukan. Dalam
kelompok siswa mendapat bimbingan dari guru untuk
memulai permainan dengan memberikan soal-soal terkait
dengan materi ajar. Kelompok yang sudah menyelesaikan
langsung mengumpulkan lembar soal dan jawaban kepada
guru dan bagi kelompok yang tercepat maka akan ada
tambahan poin, dan jika semua kelompok sudah selesai
maka setiap kelompok mempresentasikan hasilnya di depan
kelas dan setiap jawaban yang benar akan mendapat poin.
Kemudian siswa bersama guru membahas hasil kerjasama
kelompok dan jika masih ada jawaban yang kurang tepat
guru meluruskan jawabannya.
c) Kegiatan Akhir
Pembelajaran kegiatan akhir guru mengulas materi yang
telah dipelajari dan memberikan penguatan dengan
menanyakan beberapa soal terkait dengan materi ajar secara
lisan. Kemudian dengan bimbingan guru siswa
menyimpulkan materi pembelajaran dengan pokok bahasan
sifat-sifat bangun ruang khususnya kubus. Kemudian siswa
diminta mempelajari kembali pembelajaran yang telah
dipelajari dan siswa diminta untuk mempelajari materi
selanjutnya.
38
3) Observasi
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran
berlangsung. Hal-hal yang diamati adalah keseluruhan proses
pembelajaran maupun akibat dari penerapan model
pembelajaran terhadap hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil observasi guru dalam pra pembelajaran guru
sudah melakukan kegiatan seperti memeriksa kesiapan ruang
dan mengawali pembelajaran dengan salam, berdoa, dan
presensi. Tetapi guru tidak memeriksa kesiapan siswa sehingga
banyak siswa siswa yang tidak menyiapkan alat tulis.
Pada kegiatan awal guru sudah melakukan apersepsi dengan
baik, guru juga sudah melakukan motivasi. Tetapi guru tidak
menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti guru belum banyak melaksanakan kegiatan
dengan baik. Dalam pembentukan kelompok guru kurang
mengarahkan siswa sehingga dalam kegiatan ini siswa menjadi
ribut. Guru belum membimbing siswa dalam mempresentasikan
hasil, sehingga siswa cenderung malu maju kedepan kelas untuk
mempresentasikan hasil kelompoknya. Guru belum menyikapi
semua hasil presentasi kelompok sehingga hanya menyikapi
hasil presentasi dari beberapa kelompok saja. Guru juga belum
menggunakan waktunya dengan baik sehingga dalam
pelaksanaan belajar mengajar melebihi waktu yang telah
dialokasikan.
Pada kegiatan akhir guru sudah melaksanakan kesimpulan,
refleksi, penguatan, dan tindak lanjut berupa PR.
Berdasarkan hasil observasi siswa dalam pra pembelajaran siswa
tidak menyiapkan alat tulis sehingga dalam pelaksanaan belajar
mengajar siswa tidak mencatat materi yang dijelaskan guru,
siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Tetapi
39
pada saat guru mengucap salam, berdoa, dan presensi siswa
sudah melakukannya dengan baik.
Pada kegiatan awal siswa kurang dalam menanggapi apersepsi,
menghayati motivasi, dan siswa tidak memperhatikan saat guru
menyapaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti siswa belum melaksanakan kegiatan dengan
baik. Siswa tidak berani menjawab pertanyaan dari guru terkait
dengan materi ajar. Siswa ribut sendiri saat pembagian
kelompok. Siswa belum mendapat bimbingan dari guru dalam
mempresentasikan hasil sehingga siswa cenderung malu maju
kedepan kelas untuk mempresentasikan hasil kelompoknya.
Interaksi antar peserta didik belum terjadi. Dalam pelaksanaan
belajar mengajar banyak siswa yang ramai sehingga kelas
menjadi gaduh namun guru menegurnya dan kelas bisa menjadi
kondusif. Siswa cenderung diam ketika ada hal yang belum
diketahui.
Pada kegiatan akhir siswa melaksanakan pembelajaran dengan
baik. Siswa sudah menyimpulkan pembelajaran, refleksi dan
merespon penguatan serta melaksanakan tindak lanjut.
4) Refleksi
Berdasarkan hasil tindakan yang diperoleh dari observasi, guru
harus memeriksa kesiapan siswa sehingga siswa menyiapkan
alat tulis. Sebelum memulai pembelajaran guru sebaiknya
menyampaikan tujuan pelajaran sehingga siswa tidak bingung
saat pembelajaran berlangsung. Guru harus mengarahkan siswa
pada saat pembentukan kelompok sehingga siswa tidak ribut.
Guru harus membimbing siswa saat mempresentasikan hasil
kelompok sehingga siswa menjadi percaya diri saat maju
didepan kelas. Guru harus menyikapi semua hasil presentasi
kelompok yang maju. Guru harus membimbing tumbuhnya
sikap percaya diri pada siswa, sehingga interaksi antara guru dan
40
siswa dapat terjalin. Guru harus mengalokasikan waktu dengan
baik sehingga dalam pelaksanaan belajar mengajar tidak
melebihi batas waktu yang di tentukan, guru juga harus menegur
siswa saat menyelesaikan tugas kelompok sehingga tidak
melebihi waktu.
b. Pertemuan 2
1) Perencanaan
Pada siklus I pertemuan 2, perencanaan yang dilakukan oleh
peneliti adalah:
a) Membuat skenario pembelajaran sesuai dengan tindakan
dalam bentuk RPP lengkap dengan pokok bahasan bangun
ruang khusunya balok.
b) Membuat lembar observasi kegiatan guru dan siswa.
c) Membuat soal evaluasi.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan 2 dilaksanakan
sesuai dengan rencana dalam pembelajaran yang menggunakan
model pembelajaran tipe Team Game Tournament (TGT).
Materi yang dibahas pada pertemuan 2 adalah pokok bahasan
sifat-sifat bangun ruang khususnya balok. Pelaksanaan tindakan
siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 26
April 2016 pada pukul 07.00-08.10. Alokasi waktu yang
digunakan yaitu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Proses
pembelajaran dilaksanakan oleh Martanto, S.Pd.
a) Kegiatan awal
Pelaksanaan kegiatan awal guru menyiapkan mental siswa
untuk mengikuti pembelajaran dengan cara mengucap
salam, menanyakan kabar, mengecek kehadiran siswa dan
mengajak berdoa. Kemudian guru menyampaikan apersepsi,
memberikan motifasi tentang pentingnya mempelajari sifat-
41
sifat bangun ruang pada kehidupan sehari-hari, dan
menyampaikan tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan inti
Pelaksanaan kegiatan inti guru menggali pengalaman siswa
dari kehidupan sehari-hari. Guru menyampaikan pokok
bahasan sifat-sifat bangun ruang khususnya balok. Guru
juga melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai pokok
bahasan sifat- sifat bangun ruang khususnya balok.
Kemudian guru membagi siswa kedalam kelompok yang
terdiri dari 4-5 siswa. Siswa menempatkan diri pada
kelompok yang telah ditentukan. Guru menginformasikan
mengenai kegiatan kelompok yang akan dilakukan. Dalam
kelompok siswa mendapat bimbingan dari guru untuk
memulai permainan dengan memberikan soal-soal terkait
dengan materi ajar. Kelompok yang sudah menyelesaikan
langsung mengumpulkan lembar soal dan jawaban kepada
guru dan bagi kelompok yang tercepat maka akan ada
tambahan poin, dan jika semua kelompok sudah selesai
maka setiap kelompok mempresentasikan hasilnya di depan
kelas dan setiap jawaban yang benar akan mendapat poin.
Kemudian siswa bersama guru membahas hasil kerjasama
kelompok dan jika masih ada jawaban yang kurang tepat
guru meluruskan jawabannya.
c) Kegiatan Akhir
Pembelajaran kegiatan akhir guru mengulas materi yang
telah dipelajari dan memberikan penguatan dengan
menanyakan beberapa soal terkait dengan materi ajar secara
lisan. Kemudian dengan bimbingan guru siswa
menyimpulkan materi pembelajaran dengan pokok bahasan
sifat-sifat bangun ruang khususnya balok. Kemudian siswa
diminta mempelajari kembali pembelajaran yang telah
42
dipelajari dan siswa diminta untuk mempelajari materi