Top Banner
33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal Pada kondisi awal siswa belum banyak terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Semangat atau motivasi belajarnya masih rendah, keberanian menjawab pertanyaan dan bertanya belum muncul dan kondisi siswa tidak semangat dalam menerima materi sehingga nilai rata-rata dari materi IPA tentang sistem organ pencernaan manusia adalah 60 dari rentang nilai 1– 100. Berbagai instrumen-instrumen yang telah disiapkan untuk menyaring data awal (pra tindakan penelitian) melalui dokumentasi siswa dan hasil belajar siswa tentang materi sistem organ pencernaan makanan pada manusia selanjutnya digunakan untuk mengetahui kondisi pra kelas atau kondisi awal. Proses pembelajaran IPA di kelas V SDN Klidang Lor 01 Batang masih berpusat pada guru. Guru kurang merencanakan pembelajaran dengan baik dan hanya menggunakan metode ceramah dan tugas sehingga siswa merasa bosan mengikuti pembelajaran IPA. Kemudian guru juga tidak menggunakan media pembelajaran yang tepat dan tidak menggunakan contoh nyata yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Memberikan bimbingan kepada siswa yang belum mencapai kompetensi masih jarang dilaksanakan. Karena hanya menggunakan metode ceramah akhirnya siswa pasif dalam proses belajar mengajar, siswa takut untuk bertanya, dan bosan belajar matematika. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SDN Klidang Lor 01 Batang pun belum sesuai dengan yang diharapkan. Sebagian besar siswa kelas V belum mencapai ketuntasan belajar. Pada pra siklus hanya 6 siswa (30%) dari 20 siswa yang tuntas belajar atau mencapai KKM sebesar 70 sedang 14 siswa lainnya atau 70% siswa belum tuntas belajar. Nilai rata-rata kelas baru mencapai 60. Data hasil belajar siswa secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini:
20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 12. · siswa satu kelas 20 anak terdiri siswa laki-laki dan siswa perempuan serta dihadiri oleh rekan teman sejawat sebagai observer.

May 05, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 12. · siswa satu kelas 20 anak terdiri siswa laki-laki dan siswa perempuan serta dihadiri oleh rekan teman sejawat sebagai observer.

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal

Pada kondisi awal siswa belum banyak terlibat secara aktif dalam pembelajaran.

Semangat atau motivasi belajarnya masih rendah, keberanian menjawab pertanyaan dan

bertanya belum muncul dan kondisi siswa tidak semangat dalam menerima materi

sehingga nilai rata-rata dari materi IPA tentang sistem organ pencernaan manusia adalah

60 dari rentang nilai 1– 100. Berbagai instrumen-instrumen yang telah disiapkan untuk

menyaring data awal (pra tindakan penelitian) melalui dokumentasi siswa dan hasil belajar

siswa tentang materi sistem organ pencernaan makanan pada manusia selanjutnya

digunakan untuk mengetahui kondisi pra kelas atau kondisi awal.

Proses pembelajaran IPA di kelas V SDN Klidang Lor 01 Batang masih berpusat

pada guru. Guru kurang merencanakan pembelajaran dengan baik dan hanya

menggunakan metode ceramah dan tugas sehingga siswa merasa bosan mengikuti

pembelajaran IPA. Kemudian guru juga tidak menggunakan media pembelajaran yang

tepat dan tidak menggunakan contoh nyata yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari

siswa. Memberikan bimbingan kepada siswa yang belum mencapai kompetensi masih

jarang dilaksanakan. Karena hanya menggunakan metode ceramah akhirnya siswa pasif

dalam proses belajar mengajar, siswa takut untuk bertanya, dan bosan belajar

matematika. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SDN Klidang Lor 01

Batang pun belum sesuai dengan yang diharapkan. Sebagian besar siswa kelas V belum

mencapai ketuntasan belajar.

Pada pra siklus hanya 6 siswa (30%) dari 20 siswa yang tuntas belajar atau

mencapai KKM sebesar 70 sedang 14 siswa lainnya atau 70% siswa belum tuntas belajar.

Nilai rata-rata kelas baru mencapai 60. Data hasil belajar siswa secara lengkap dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 12. · siswa satu kelas 20 anak terdiri siswa laki-laki dan siswa perempuan serta dihadiri oleh rekan teman sejawat sebagai observer.

33

40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100

Nilai Pra siklus 20% 30% 20% 5% 15% 10%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

Tabel 4.1 Distribusi Nilai Tes Siswa Pra Siklus

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM): 70

No Rentang Nilai KKM Frekuensi Persentase

1 90 - 100

70

2 10 %

2 80 - 89 3 15%

3 70 - 79 1 5 %

4 60 - 69 4 20%

5 50 - 59 6 30%

6 40 - 49 4 20%

Jumlah 20 100%

Data tersebut lebih jelasnya akan disajikan dalam bentuk diagram batang seperti

gambar berikut:

Gambar 4.1 Diagram Batang Distribusi Nilai Siswa Pra Siklus

Nilai tes siswa pra siklus juga dianalisa sehingga memperoleh data nilai tertinggi,

nilai terendah dan rata-rata kelas seperti terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2. Perolehan Nilai Tes Siswa Pra Siklus

No Kategori Nilai

1 Nilai terendah 40

2 Nilai tertinggi 100

4.1

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 12. · siswa satu kelas 20 anak terdiri siswa laki-laki dan siswa perempuan serta dihadiri oleh rekan teman sejawat sebagai observer.

33

30.00%

70.00%

Tuntas

Tidak tuntas

No Kategori Nilai

3 Rata-rata nilai 60

Selain analisa hasil tes siswa yang menghasilkan data nilai tersebut di atas, nilai

siswa pada pra siklus juga bisa diketahui tingkat ketuntasan belajar yaitu pada tabel

berikut:

Tabel 4.3 Ketuntasan Belajar Siswa pada Pra Siklus

No Ketuntasan Belajar Jumlah

Siswa Persentase

1 Siswa Tuntas 6 30%

2 Siswa Belum Tuntas 14 70%

Jumlah 20 100%

Untuk lebih memperjelas data tersebut di atas maka akan disajikan dalam bentuk

diagram lingkaran seperti gambar berikut:

Gambar 4.3

Diagram Ketuntasan Belajar Siswa pada Pra Siklus

4.1.2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

4.1.2.1.Perencanaan Tindakan

Siklus I terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada Rabu, 21 Agustus 2013

dan Kamis, 22 Agustus 2013. Sebelum melaksanakan proses pembelajaran mata

pelajaran IPA pada materi Sistem pencernaan makanan pada manusia, peneliti dibantu

teman sejawat melakukan diskusi untuk mengidentifikasi dan menemukan permasalahan

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 12. · siswa satu kelas 20 anak terdiri siswa laki-laki dan siswa perempuan serta dihadiri oleh rekan teman sejawat sebagai observer.

33

pembelajaran IPA yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Kemudian peneliti

menuliskan rencana perbaikan tersebut dalam bentuk rencana pembelajaran dengan

menggunakan metode Students Explanation and Facilitator. Perencanaan tindakan yang

telah dikembangkan berdasarkan hasil studi pendahuluan yang bertujuan untuk

mengetahui seberapa kemampuan siswa telah memahami materi yang akan diajukan

pada perencanaan tindakan ini adalah meneliti dengan rekan sejawat dan berdiskusi untuk

menyusun rencana pembelajaran menyusun lembar kerja siswa, menyusun dan

menyiapkan pedoman lembar observasi dan menyusun soal-soal.

4.1.2.2.Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I ada 2 pertemuan, pertemuan pertama

dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 21 Agustus 2013 dan pertemuan kedua

dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 22 Agustus 2013. Kegiatan belajar dimulai pukul

07.15 sampai dengan 09.00 WIB di kelas V SD Negeri Klidang Lor 01 Batang, jumlah

siswa satu kelas 20 anak terdiri siswa laki-laki dan siswa perempuan serta dihadiri oleh

rekan teman sejawat sebagai observer. Dalam pelaksanaan tindakan ini guru

melaksanakan pembelajaran IPA pada materi sistem organ pencernaan makanan pada

manusia dengan menggunakan alat peraga dan metode Students Explanation and

Facilitator.

4.1.2.3.Pengamatan

Proses pembelajaran IPA pada siklus I sebagian besar sudah dilaksanakan sesuai

perencanaan. Guru terkesan sangat tergesa-gesa untuk memasuki tahapan inti sehingga

lupa untuk memberikan pertanyaan sebagai apersepsi dan memberikan motivasi kepada

siswa.

Pada kegiatan inti semua kegiatan yang direncanakan sudah dilaksanakan kecuali

guru belum membimbing siswa secara merata dalam menyelesaikan tugas kelompok dan

memberikan penghargaan kepada kelompok yang sudah menyelesaikan tugas dengan

baik.

Sedangkan pada kegiatan akhir guru memberikan simpulan, meminta refleksi

kepada siswa, namun belum memberikan motivasi bagi siswa/ kelompok yang belum

berhasil menjawab pertanyaan dengan benar.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 12. · siswa satu kelas 20 anak terdiri siswa laki-laki dan siswa perempuan serta dihadiri oleh rekan teman sejawat sebagai observer.

33

Pengamatan terhadap jalannya proses pembelajaran IPA materi Sistem

Pencernaan Makanan pada Manusia pada siklus I dilakukan oleh Bapak Sekti Purnomo,

S.Pd.SD guru kelas V dengan berpedoman pada lembar pengamatan kegiatan guru dan

kegiatan siswa.

Hasil pengamatan proses pembelajaran IPA dengan menggunakan metode

Students Explanation and Facilitator pada siklus I dapat dilihat sebagai berikut :

1. Kerja sama siswa cukup

2. Keaktifan dalam berdiskusi dan menjawab sedang karena siswa masih malu-malu dan

belum aktif dalam diskusi.

3. Dalam membuat simpulan dan materi, siswa masih ada yang terlihat belum sesuai

dengan materi.

Dari data distribusi hasil belajar siswa pada akhir siklus I terlihat bahwa telah terjadi

penurunan jumlah siswa yang mendapat nilai antara 40 s.d 50 dan terjadi peningkatan

jumlah siswa yang mendapat nilai akhir pelajaran pada rentang nilai 70 sampai dengan

100.

Selanjutnya nilai tes siswa akhir siklus I juga dianalisa sehingga memperoleh data

nilai tertinggi, nilai terendah dan rata-rata kelas seperti terlihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.4 Distribusi Nilai Tes Siswa Akhir Siklus I Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM): 70

No Rentang Nilai KKM Frekuensi Persentase

1 90 - 100

70

2 10%

2 80 - 89 6 30%

3 70 - 79 5 25%

4 60 - 69 4 20%

5 50 - 59 3 15%

6 40 - 49 0 0%

Jumlah 20 100%

Data tersebut lebih jelasnya akan disajikan dalam bentuk diagram batang seperti

gambar berikut :

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 12. · siswa satu kelas 20 anak terdiri siswa laki-laki dan siswa perempuan serta dihadiri oleh rekan teman sejawat sebagai observer.

33

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100

0%

15%

20%

25%

30%

10% Nilai Siklus I

Gambar 4.4

Grafik Distribusi Nilai Tes Siswa Akhir Siklus I

Tabel 4.5 Perolehan Nilai Tes Siswa Akhir Siklus I

No Kategori Nilai

1 Nilai terendah 50

2 Nilai tertinggi 100

3 Rata-rata nilai 71

Dari data hasil belajar pada tabel 4.5 menunjukan bahwa nilai terendah dari hasil

belajar siswa pada siklus I adalah 50 dan nilai tertinggi adalah 100 sedangkan rata-rata

nilai mencapai 71, dengan demikian telah terjadi peningkatan dibandingkan dengan

kondisi pra siklus.

Selain analisa terhadap hasil belajar siswa yang menghasilkan data nilai tersebut

diatas, hasil belajar siswa pada siklus I juga bisa diketahui tingkat ketuntasan belajar yaitu

pada tabel 4.6 berikut;

Tabel 4.6 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I (KKM: 70)

No Ketuntasan Belajar Jumlah

Jumlah Siswa Persentase

1 Siswa Tuntas 13 65%

2 Siswa Belum Tuntas 7 35%

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 12. · siswa satu kelas 20 anak terdiri siswa laki-laki dan siswa perempuan serta dihadiri oleh rekan teman sejawat sebagai observer.

33

65,00%

35,00%

Tuntas

Tidak tuntas

No Ketuntasan Belajar Jumlah

Jumlah Siswa Persentase

Jumlah 20 100%

Untuk lebih memperjelas data tersebut diatas maka akan disajikan dalam bentuk

diagram lingkaran seperti gambar berikut:

Gambar 4.6 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I

Dari paparan tabel dan gambar diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 13 siswa atau

65% telah tuntas belajar sedangkan 7 siswa lainnya atau 35% siswa belum mencapai

ketuntasan belajar.

4.1.2.4 Evaluasi dan Refleksi

Untuk lebih memperjelas dalam mengambil kesimpulan terhadap hasil proses

pembelajaran dengan metode Students Explanation and Facilitator pada siklus I maka

dilakukan evaluasi dan refleksi terhadap proses dan hasil pembelajaran. Hasil pengamatan

terhadap proses pembelajaran selanjutnya dilakukan pembahasan apakah sudah sesuai

dengan rencana yang dituangkan dalam RPP atau belum. Sedangkan hasil belajar siswa

berupa data kuantitatif yaitu nilai akhir pelajaran akan dipaparkan nilai akhir pelajaran

siswa pada akhir siklus I dibandingkan dengan hasil belajar pada pra siklus dan dengan

indikator kinerja sebagaimana terlihat pada tabel berikut:

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 12. · siswa satu kelas 20 anak terdiri siswa laki-laki dan siswa perempuan serta dihadiri oleh rekan teman sejawat sebagai observer.

33

Tabel 4.7 Perbandingan Distribusi Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus dan Siklus I

No Rentang Nilai KKM Frekuensi

Pra Siklus Siklus I

1 90 - 100

70

2 2

2 80 - 89 3 6

3 70 - 79 1 5

4 60 - 69 4 4

5 50 - 59 6 3

6 40 - 49 4 0

Jumlah 20 20

Kemudian data hasil belajar siswa yang berkaitan dengan perkembangan jumlah

ketuntasan belajar yang dicapai siswa pada mata pelajaran IPA pada akhir siklus I yaitu :

Tabel 4.8 Ketuntasan Belajar Siswa Awal Siklus dan Akhir Siklus I (KKM: 70)

No Ketuntasan Belajar Persentase

Pra Siklus Siklus I

1 Siswa Tuntas 30% 65%

2 Siswa Belum Tuntas 70% 35%

Jumlah 100% 100%

Dari paparan tabel tersebut diatas akan terlihat bahwa proses pembelajaran IPA

pada siswa kelas V SD Negeri Klidang Lor 01 Batang dengan menggunakan metode

Students Explanation and Facilitator telah mampu meningkatkan jumlah siswa yang tuntas

belajar dari 30% siswa pada tahapan awal siklus I menjadi 65% pada tahapan akhir siklus

I. Namun demikian prosentase ketuntasan belajar siswa belum memenuhi persyaratan

indikator keberhasilan proses pembelajaran yaitu 85 % siswa tuntas belajar.

Berdasarkan hasil observasi dari data yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan

siklus I dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Proses

Dari pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan sampai dengan evaluasi ada

beberapa hal yang belum tepat dan perlu perbaikan tindakan berikut antara lain :

1.1 Belum semua anggota kelompok aktif

1.2 Belum semua kelompok dapat membuat simpulan dari materi yang diberikan

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 12. · siswa satu kelas 20 anak terdiri siswa laki-laki dan siswa perempuan serta dihadiri oleh rekan teman sejawat sebagai observer.

33

2. Hasil tes

Hasil yang dilakukan pada akhir pembelajaran siklus I adalah mendapat rata – rata

nilai 71.

Proses pembelajaran IPA siklus I belum mencapai keberhasilan. Kurang berhasilnya

proses pembelajaran siklus I disebabkan oleh beberapa aktifitas guru dan siswa yang

belum sesuai dengan yang direncanakan. Kekurangan tersebut yaitu :

1) Guru belum memberikan apersepsi

2) Guru belum memberikan motivasi kepada siswa.

3) Guru belum memberikan bimbingan secara merata kepada kelompok-kelompok

diskusi.

4) Guru belum memberikan penghargaan kepada kelompok yang telah mampu bekerja

sama.

5) Siswa sesama kelompok belum bekerja sama dengan baik sehingga masih terdapat

siswa yang belum mampu menjawab dengan benar ketika diberi pertanyaan.

Berdasarkan faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan proses pembelajaran

pada siklus I maka direncanakan untuk melakukan proses pembelajaran pada siklus II

dengan melakukan perbaikan-perbaikan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan

pada siklus II

4.1.3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

4.1.3.1 Perencanaan Tindakan

Perencanaan proses pembelajaran IPA dengan metode students explanation and

facilitator pada siklus II direncanakan dalam 2 pertemuan yang dilaksanakan pada hari

Senin, 26 Agustus 2013 dan Selasa, 27 Agustus 2013. Sebelum melaksanakan proses

pembelajaran mata pelajaran IPA pada materi menyebutkan fungsi organ pencernaan

manusia, peneliti dibantu teman sejawat telah melakukan diskusi untuk mengidentifikasi

dan menemukan permasalahan pembelajaran IPA pada siklus I dan menentukan langkah-

langkah perbaikan proses pembelajaran siklus II. Kemudian peneliti menuliskan rencana

perbaikan tersebut dalam bentuk rencana pembelajaran dengan menggunakan metode

Students Explanation and Facilitator dan menyiapkan alat peraga yang sesuai.

4.1.3.2. Pelaksanaan Tindakan

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 12. · siswa satu kelas 20 anak terdiri siswa laki-laki dan siswa perempuan serta dihadiri oleh rekan teman sejawat sebagai observer.

33

Tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana dengan langkah-langkah

pembelajaran sebagai berikut :

Kegiatan Awal

1) Menyiapkan buku pelajaran, alat peraga, lembar kegiatan peserta didik, dan lembar

tugas peserta didik dan lembar observasi

2) Mengajukan pertanyaan dengan mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan

materi pelajaran yang akan dipelajari.

3) Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu menyebutkan fungsi organ

pencernaan manusia

4) Guru menyampaikan cakupan materi tentang organ pencernaan manusia.

Kegiatan Inti

Tahap Eksplorasi dengan kegiatan sebagai berikut :

1) Guru secara klasikal menjelaskan materi tentang fungsi organ pencernaan manusia.

2) Siswa mencoba menyampaikan tentang fungsi organ pencernaan manusia kepada

siswa lainnya.

Tahap Elaborasi dengan kegiatan sebagai berikut :

1) Siswa dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok 4 siswa.

2) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa pada masing-masing kelompok.

3) Tiap kelompok membacakan hasil diskusinya di hadapan teman - teman.

Tahap Konfirmasi dengan kegiatan sebagai berikut :

1) Guru memberikan ulasan terhadap kerja kelompok

2) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok

3) Guru memberikan penguatan dan memberikan motivasi

Kegiatan Akhir

1) Guru memberikan evaluasi

2) Guru menutup pelajaran

Setelah menyusun RPP, peneliti mempersiapkan lembar observasi aktifitas guru

dan aktfitas siswa. Untuk melakukan pengamatan proses pembelajaran guru meminta

teman sejawat untuk bertindak sebagai observer. Untuk mengetahui keberhasilan

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 12. · siswa satu kelas 20 anak terdiri siswa laki-laki dan siswa perempuan serta dihadiri oleh rekan teman sejawat sebagai observer.

33

pembelajaran guru menyiapkan lembar tes yang berkaitan dengan materi fungsi organ

pencernaan manusia.

4.1.3.3 Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Pada tahapan pelaksanaan pembelajaran siklus II, guru menyadari benar

kekurangan-kekurangan pada pembelajaran siklus I sehingga ketika membuka

pembelajaran, guru tidak lagi tergesa-gesa untuk memasuki kegiatan ini tapi lebih dulu

memberikan apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan, menyampaikan tujuan

pembelajaran dan menerangkan cakupan materi yang akan dipelajari. Pada pertemuan I

guru belum memberikan motivasi namun pada pertemuan II guru sudah memberikan

motivasi dengan tepat.

Pada kegiatan inti semua kegiatan yang direncanakan sudah dilaksanakan, pada

pertemuan I guru belum memberikan bimbingan kepada kelompok secara merata namun

pada pertemuan II guru sudah memberikan bimbingan kepada kelompok secara merata.

Secara umum siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik, siswa senang,

siswa aktif, siswa menunjukan minat belajar yang baik, perhatian siswa fokus dan siswa

mampu bekerja sama dalam kelompoknya.

Pada pertemuan I guru kembali lupa untuk memberikan refleksi, penguatan dan

motivasi namun pada pertemuan II guru tidak mengulangi kesalahan tersebut dan mampu

melaksanakan dengan baik.

Proses penngamatan dilakukan oleh teman sejawat yaitu Bapak Sekti Purnomo,

S.Pd.SD guru kelas V. Hasil pengamatan proses pembelajaran IPA pada siklus II dapat

dilihat sebagai berikut :

1) Guru membuka pelajaran dengan salam

2) Guru sudah memberikan apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada

siswa.

3) Guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu agar siswa mampu

menyebutkan fungsi organ pencernaan manusia.

4) Guru sudah memberikan motivasi kepada siswa.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 12. · siswa satu kelas 20 anak terdiri siswa laki-laki dan siswa perempuan serta dihadiri oleh rekan teman sejawat sebagai observer.

33

5) Guru sudah menyampaikan materi pelajaran sesuai kompetensi dasar yang akan

dicapai dengan metode Students Explanation and Facilitator, ceramah dan

menggunakan alat peraga yang sesuai.

6) Guru meminta beberapa siswa untuk maju menjelaskan tentang fungsi organ

pencernaan manusia

7) Guru sudah membentuk beberapa kelompok dan menjelaskan tata cara kerja

kelompok.

8) Guru mengajukan pertanyaan kepada kelompok dan siswa mendiskusikannya,

harus dipastikan bahwa setiap anggota kelompok sudah memahami dan mampu

menjawab pertanyaan.

9) Guru menunjukan siswa untuk membacakan hasil diskusinya di hadapan teman -

temannya.

10) Guru memberikan aplaus dan penghargaan terhadap siswa dan kelompok yang

membacakan hasil diskusinya

11) Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk meningkatkan perhatian dan

kerjasama dengan kelompoknya.

12) Guru sudah memberikan tes akhir pelajaran.

13) Guru menutup pelajaran dengan salam

Berdasarkan hasil observasi dan data yang diperoleh pada pelaksanaan Siklus II

dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Proses

Proses pembelajaran pada siklus II sudah lebih baik dibanding siklus I. Hal ini terbukti

dengan adanya peningkatan aktivitas pembelajaran yang ditandai dengan:

1.1 Setiap kelompok sudah terlihat aktif mengerjakan tugas dari guru

1.2 Setiap kelompok dapat menyusun hasil diskusi dengan baik.

1.3 Siswa yang belum paham berani bertanya

2) Hasil tes

Tes akhir dengan nilai rata-rata yang dicapai siswa adalah 77.

Selama proses pembelajaran berlangsung semua aktifitas guru dan aktifitas siswa

dicatat oleh teman sejawat sebagai observer dengan berpedoman pada lembar observasi

yang sudah disiapkan. Selain itu observer juga mencatat-mencatat kejadian-kejadian

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 12. · siswa satu kelas 20 anak terdiri siswa laki-laki dan siswa perempuan serta dihadiri oleh rekan teman sejawat sebagai observer.

33

0%

10%

20%

30%

40%

40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100

0% 0%

15%

30%

35%

20%

Nilai Siklus II

selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan terhadap aktifitas guru dan

aktifitas siswa selanjutnya dicatat dalam bentuk tabel (terlampir).

Pada akhir proses pembelajaran siklus II dilakukan evaluasi, kemudian dilakukan

analisa dan diperoleh data-data sebagai berikut :

Tabel 4.9 Distribusi Nilai Tes Siswa Siklus II (KKM: 70)

No Rentang Nilai KKM Frekuensi Persentase

1 90 - 100

70

4 20%

2 80 - 89 7 35%

3 70 - 79 6 30%

4 60 - 69 3 15%

5 50 - 59 0 0%

6 40 - 49 0 0%

Jumlah 20 100%

Data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk diagram batang sebagaimana

terlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.7 Diagram Distribusi Nilai Tes Siswa Siklus II

Dari data distribusi hasil belajar siswa pada siklus II terlihat telah terjadi peningkatan

jumlah siswa yang mendapatkan nilai tes akhir pelajaran pada rentang atas dan tidak ada

lagi siswa yang mendapatkan nilai pada rentang bawah.

Nilai tes siswa siklus II kemudian dianalisa untuk mendapatkan data nilai tertinggi,

nilai terendah dan rata-rata kelas sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini:

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 12. · siswa satu kelas 20 anak terdiri siswa laki-laki dan siswa perempuan serta dihadiri oleh rekan teman sejawat sebagai observer.

33

85 %

15.00%

Tuntas

Tidak tuntas

Tabel 4.10 Nilai Tes Siswa Siklus II

No Kategori Nilai

1 Nilai terendah 60

2 Nilai tertinggi 100

3 Rata-rata nilai 77

Dari data hasil belajar pada tabel 4.10 tersebut diatas menunjukan bahwa nilai

terendah dari hasil belajar siswa pada siklus II adalah 60 dan nilai tertinggi adalah 100

sedangkan rata-rata nilai mencapai 77.

Selain analisa terhadap hasil belajar siswa yang menghasilkan data nilai tersebut

diatas, hasil belajar siswa pada siklus II juga bisa diketahui tingkat ketuntasan belajar.

Tingkat ketuntasan belajar sangat penting untuk menentukan apakah pembelajaran IPA

dengan menggunakan metode Students Explanation and Facilitator telah berhasil atau

belum. Hasil analisa yaitu pada tabel 4.11 berikut :

Tabel 4.11 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II (KKM: 70)

No Ketuntasan Belajar Jumlah

Jumlah Siswa Prosentase

1 Siswa Tuntas 17 85%

2 Siswa Belum Tuntas 3 15%

Jumlah 20 100%

Untuk lebih memperjelas data tersebut diatas maka akan disajikan dalam bentuk

diagram lingkaran seperti gambar 4.9 berikut:

Gambar 4.9

Diagram Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 12. · siswa satu kelas 20 anak terdiri siswa laki-laki dan siswa perempuan serta dihadiri oleh rekan teman sejawat sebagai observer.

33

Dari paparan tabel dan gambar diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 17 siswa atau

85% telah tuntas belajar dan 3 siswa atau 15% yang belum mencapai ketuntasan belajar.

Hasil pengamatan terhadap aktifitas guru dan aktifitas siswa, hasil analisa terhadap

hasil belajar siswa digunakan sebagai bahan evaluasi dan refleksi untuk menentukan

keberhasilan atau kelemahan aktifitas guru dan siswa dalam melakukan kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan metode Students Explanation and Facilitator.

4.1.3.4 Evaluasi dan Refleksi

Untuk lebih memperjelas dalam mengambil kesimpulan terhadap hasil proses

pembelajaran dengan metode Students Explanation and Facilitator siklus II maka akan

disajikan data hasil belajar siklus II dibandingkan dengan hasil belajar siklus I

sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.12 Perbandingan Distribusi Nilai Siswa pada Siklus I dan Siklus II (KKM: 70)

No Rentang Nilai Persentase

Siklus I Siklus II

1 90 - 100 10% 20%

2 80 - 89 30% 35%

3 70 - 79 25% 30%

4 60 - 69 20% 15%

5 50 - 59 15% 0%

6 40 - 49 0% 0%

Jumlah 100% 100%

Data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk diagram batang sebagaimana

terlihat pada gambar di bawah ini:

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 12. · siswa satu kelas 20 anak terdiri siswa laki-laki dan siswa perempuan serta dihadiri oleh rekan teman sejawat sebagai observer.

33

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100

Nilai Siklus I

Nilai Siklus II

0

5

10

15

20

Tuntas Tidak tuntas

13

7

17

3

Siklus I

Siklus II

Gambar 4.10 Perbandingan Distribusi Nilai Siswa pada Siklus I dan Siklus II

Kemudian data hasil belajar siswa yang berkaitan dengan perkembangan jumlah

ketuntasan belajar yang dicapai siswa pada mata pelajaran IPA pada akhir siklus II yaitu :

Tabel 4.13 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II (KKM: 70)

No Ketuntasan Belajar Siklus I Siklus II

Jml Siswa Persentase Jml Siswa Persentase

1 Siswa Tuntas 13 65% 17 85%

2 Siswa Belum Tuntas 7 35% 3 15%

Jumlah 20 100% 20 100%

Dari tabel ketuntasan belajar siswa pada siklus I dan siklus II tersebut diatas

selanjutnya dapat disajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut :

Gambar 4.11 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 12. · siswa satu kelas 20 anak terdiri siswa laki-laki dan siswa perempuan serta dihadiri oleh rekan teman sejawat sebagai observer.

33

Dari paparan tabel tersebut diatas akan terlihat bahwa proses pembelajaran IPA

pada siswa kelas V SD Negeri Klidang Lor 01 Batang dengan menggunakan metode

Students Explanation and Facilitator telah mampu meningkatkan jumlah siswa yang tuntas

belajar dari 65% siswa pada pembelajaran siklus I menjadi 85% pada pembelajaran siklus

II. Karena siswa yang tuntas lebih 85% siswa dan nilai rata-rata lebih dari 70 maka proses

pembelajaran tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. Metode Students Explanation and

Facilitator telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA

khususnya materi Sistem Pencernaan Makanan di kelas V SD Negeri Klidang Lor 01

Batang pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktifitas guru dan siswa pada

pembelajaran IPA siklus II dapat disimpulkan bahwa guru sudah mampu melaksanakan

seluruh kegiatan yang direncanakan. Kekurangan yang masih terlihat adalah guru belum

memberikan penghargaan kepada siswa atau kelompok secara konsisten artinya belum

semua siswa yang berhasil menjawab atau kelompok yang bekerja sama dengan baik

mendapatkan penghargaan. Siswa dalam mengikuti pembelajaran juga menunjukan

aktifitas yang sangat menggembirakan. Sebagian besar siswa menunjukan minat belajar

yang meningkat, siswa menyenangi kegatan pembelajaran dan siswa juga mampu bekerja

sama dalam kelompoknya. Kondisi ini sangat menggembirakan sebab merupakan modal

yang sangat berharga bagi proses pembelajaran selanjutnya.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan hasil penelitian yaitu yang berkaitan

dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi Sistem Pencernaan Makanan

pada Manusia di kelas V SD Negeri Klidang Lor 01 Batang. Data hasil belajar siswa

dilakukan analisa dengan cara analisa deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil

belajar siswa antar siklus. Pada bagian sebelumnya telah dipaparkan pelaksanaan

penelitian untuk masing-masing siklus maka pada bagian ini akan dipaparkaan

pelaksanaan penelitian semua siklus secara bersamaan dan diperbandingkan sehingga

akan diketahui perkembangan hasil belajar siswa.

Dalam rangka lebih memperjelas peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan

sesudah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Students Explanation

and Facilitator maka dipaparkan hasil pengolahan hasil belajar siswa dalam bentuk tabel

4.14 berikut :

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 12. · siswa satu kelas 20 anak terdiri siswa laki-laki dan siswa perempuan serta dihadiri oleh rekan teman sejawat sebagai observer.

33

Tabel 4.14 Perolehan Nilai Tes Siswa Antar Siklus

No Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 Nilai terendah 40 50 60

2 Nilai tertinggi 100 100 100

3 Rata-rata nilai 60 71 77

Dari data tabel 4.14 dapat dijelaskan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar pada

mata pelajaran IPA dari pra siklus yaitu sebelum penggunaan metode Students

Explanation and Facilitator sampai dengan proses pembelajaran dengan menggunakan

metode Students Explanation and Facilitator pada siklus I dan II. Terjadi peningkatan rata-

rata nilai siswa secara klasikal menunjukan peningkatan yaitu dari 60 pada pra siklus

menjadi 77 pada akhir pembelajaran siklus II atau terjadi peningkatan sebesar 17 point

atau 22%. Peningkatan hasil belajar siswa juga bisa dilihat pada tabel distribusi nilai siswa

antar siklus berikut:

Tabel 4.15 Distribusi Nilai Siswa Antar Siklus

No Rentang Nilai Persentase

Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 90 - 100 10% 10% 20%

2 80 - 89 15% 30% 35%

3 70 - 79 5% 25% 30%

4 60 - 69 20% 20% 15%

5 50 - 59 30% 15% 0%

6 40 - 49 20% 0% 0%

Jumlah 100% 100% 100%

Data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk diagram batang sebagaimana

terlihat pada gambar di bawah ini:

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 12. · siswa satu kelas 20 anak terdiri siswa laki-laki dan siswa perempuan serta dihadiri oleh rekan teman sejawat sebagai observer.

33

Grafik 4.11Perbandingan Distribusi Nilai Siswa Antar Siklus

Untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri

Klidang Lor 01 Batang dengan menggunakan metode Students Explanation and Facilitator

maka ditetapkan indikator keberasilan yaitu 85 % siswa tuntas belajar pada materi Sistem

Pencernaan Makanan Manusia. Untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan proses

pembelajaran maka dapat dilihat pada paparan tabel ketuntasan belajar siswa berikut ini :

Tabel 4.15 Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan siklus II

No Ketuntasan Belajar Pra Siklus Siklus I Siklus II

Jml Siswa Persentase

Jml Siswa Persentase

Jml Siswa Persentase

1 Siswa Tuntas 6 30% 13 65% 17 85%

2 Siswa Belum Tuntas 14 70% 7 35% 3 15%

Jumlah 20 100% 20 100% 20 100%

Dari paparan data pada tebel 4.15 tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa telah

terjadi peningkatan jumlah siswa yang tuntas belajar IPA dari pra siklus sampai dengan

pembelajaran siklus II sebesar 55% dan terjadi penurunan jumlah siswa yang tidak tuntas

belajar dari pra siklus sampai dengan proses permbelajaran siklus II sebesar 55%. Grafik

ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada gambar berikut ini :

0%

10%

20%

30%

40%

40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100

20%

30%

20%

5%

15%

10%

0% 0%

15%

30%

35%

20% Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 12. · siswa satu kelas 20 anak terdiri siswa laki-laki dan siswa perempuan serta dihadiri oleh rekan teman sejawat sebagai observer.

33

0

5

10

15

20

Tuntas Tidak tuntas

6

14 13

7

17

3

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Gambar 4.13 Ketuntasan Belajar Siswa Antar Siklus

Dari analisa data yang selanjutnya dipaparkan pada tabel dan diagram ketuntasan

belajar tersebut diatas dapat diketahui bahwa pada akhir siklus II pembelajaran IPA

dengan menggunakan metode Students Explanation and Facilitator menunjukan bahwa

siswa yang berjumlah 20 siswa sebanyak 17 siswa atau 85% telah mencapai ketuntasan

belajar. Sedangkan 3 siswa atau 15% belum tuntas belajar karena siswa tersebut

membutuhkan bimbingan yang lebih intensif dari guru. Pembimbingan selama 2 siklus

yang telah dilaksanakan masih terlalu kurang bagi siswa tersebut, sehingga guru perlu

memberikan bimbingan khusus. Setelah diadakan pembimbingan maka diadakan remidial

atau perbaikan agar siswa tersebut dapat tuntas belajarnya dan bagi siswa yang sudah

tuntas belajarnya diadakan pengayaan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA dengan

menggunakan metode Students Explanation and Facilitator dan penggunaan alat peraga

di kelas V SD Negeri Klidang Lor 01 Batang Tahun Pelajaran 2013/2014 telah berhasil

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Sistem Pencernaan Makanan pada

Manusia.

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini yang berbunyi “Upaya Peningkatan Hasil

Belajar IPA Materi Sistem Pencernaan Manusia Pada Siswa Kelas V SD N Klidang Lor 01

Batang dengan Menggunakan Metode Students Explanation and Facilitator”, terbukti dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.