Top Banner
35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Profil Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SDN Batursari 6 Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah yang beralamat di Jl. Pucang Peni Raya, Batursari, Kecamatan Mranggen kode pos 59567. Bangunan sekolah menghadap ke Timur, memiliki halaman yang cukup luas. Terletak di kawasan pendi- dikan terpadu yang terdiri dari Taman Kanak-kanak, SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 2 Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Gedung yang dimiliki SDN Batursari 6 terdiri dari 14 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang kantor guru, 1 ruang UKS, 1 ruang Perpustakan, 1 ruang lab. Komputer, dan 1 ruang alat peraga. Jumlah siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan 250. SDN Batursari 6, didukung oleh 24 tenaga pengajar yang terdiri dari 1 orang kepala sekolah, 14 guru kelas, 2 guru agama (Agama Islam dan Agama Kristen), 2 guru Olah Raga, 4 guru ekstra kurikuler dan ditambah 1 penjaga 40
38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

Mar 04, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Profil Sekolah

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Batursari 6

Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa

Tengah yang beralamat di Jl. Pucang Peni Raya,

Batursari, Kecamatan Mranggen kode pos 59567.

Bangunan sekolah menghadap ke Timur, memiliki

halaman yang cukup luas. Terletak di kawasan pendi-

dikan terpadu yang terdiri dari Taman Kanak-kanak,

SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 2 Kecamatan Mranggen

Kabupaten Demak.

Gedung yang dimiliki SDN Batursari 6 terdiri

dari 14 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang

kantor guru, 1 ruang UKS, 1 ruang Perpustakan, 1

ruang lab. Komputer, dan 1 ruang alat peraga. Jumlah

siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014

berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287

sedangkan siswa perempuan 250. SDN Batursari 6,

didukung oleh 24 tenaga pengajar yang terdiri dari 1

orang kepala sekolah, 14 guru kelas, 2 guru agama

(Agama Islam dan Agama Kristen), 2 guru Olah Raga, 4

guru ekstra kurikuler dan ditambah 1 penjaga

40

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

36

sekolah. Hampir semua tenaga pengajar yang ada

adalah guru profesional, ini terbukti dengan diberikan-

nya tunjangan sertifikasi dari Pemerintah serta memi-

liki pengalaman yang cukup lama dalam mengajar.

4.1.2 Visi dan Misi Sekolah

Visi SDN Batursari 6 adalah “Bertaqwa, ber-

karakter, dan peduli lingkungan, serta berdaya saing

tinggi”.

Misi SDN Batursari 6 sebagai berikut:

a. Mewujudkan pemerataan dan perluasan akses

pendidikan;

b. Mewujudkan Manajemen Berbasis Sekolah

(MBS);

c. Mewujudkan Peran Serta Masyarakat (PSM);

d. Mewujudkan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efek-

tif, dan Menyenangkan (PAKEM);

e. Mewujudkan peningkatan prestasi akademik.

f. Mewujudkan peningkatan prestasi non akade-

mik;

g. Mengembangkan kurikulum berbasis lingkung-

an;

h. Mewujudkan peningkatan iman dan taqwa;

i. Pembelajaran yang memadai.

4.1.3 Tujuan Sekolah

Tujuan sekolah adalah:

1. Meningkatkan pelaksanaan pengamalan nilai-nilai

keagamaan dan kepribadian dalam kegiatan sehari-

hari;

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

37

2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam pengua-

saan pengetahuan, baik dalam bidang akademis

maupun non akademis, sehingga mampu bersiang

di tingkat nasional maupun Internasional;

3. Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif, inovatif

dan tangguh dalam pemecahan masalah melalui

pembelajaran PAIKEM atau CTL;

4. Meningkatkan nilai rata-rata Ujian Nasional;

5. Meningkatkan pembelajaran berbasis Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK);

6. Meningkatkan kesadaran siswa terhadap kesehatan

dan kelestarian lingkungan hidup.

4.1.4 Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Siswa

1. Jumlah guru : 24 orang

2. Jumlah Pegawai Non-Guru : 4 orang

3. Jumlah murid : 537 siswa

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Perencanaan Pembelajaran IPS Berbasis Multi-

media di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora

Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak

Sebagaimana layaknya pembelajaran pada

umumnya, guru di SDN Batursari 06 mempersiapkan

perencanaan pembelajaran supaya pelaksanaan pem-

belajaran di berjalan lebih efektif dan efisien.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

38

Guru menyiapkan perencanaan pembelajaran

IPS ini setiap awal semester sebelum pembelajaran di

kelas berlangsung efektif. Sebagaimana dikemukakan

oleh SP selaku Kepala Sekolah sebagai berikut:

“Saya selalu menginstruksikan kepada semua

guru untuk menyiapkan perangkat pembelajaran

yang lengkap. Dengan administrasi yang baik, maka saya berasumsi guru tersebut akan kelihat-

an kemampuannya dalam menyampaikan materi

pelajaran di kelas dengan baik pula.”

Hal ini juga sesuai dengan pandangan Sn selaku

guru kelas V sebagai berikut:

“Ya tentu, tidak hanya pernah, melainkan selalu menyiapkan perangkat pembelajaran di awal kare-

na itu sudah pekerjaan wajib bagi saya. Saya

mempersiapkan silabus dan RPP setiap awal se-mester, sebelum pembelajaran dimulai.”

St selaku guru Kelas VI juga mengungkapkan:

“Ya benar. saya menyiapkan perangkat pembela-

jaran IPS seperti silabus dan RPP di awal semester, persiapan ini selalu rutin saya lakukan

agar pembelajaran IPS lebih maksimal.”

Dari hasil wawancara kepala sekolah dan dua

guru tersebut dapat diketahui bahwa sebelum

pembelajaran dimulai guru menyiapkan perangkat

pembelajaran baik berupa silabus maupun RPP bebe-

rapa hari sebelum pembelajaran. Minimal 1 minggu

sebelum pembelajaran semua perangkat pembelajaran

sudah siap karena akan dikoreksi dan dimintakan

tanda tangan oleh kepala sekolah. Sebelum memberi-

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

39

kan tanda tangan persetujuan ini kepala sekolah

menilai semua perlengkapan persiapan pembelajaran

yang disediakan oleh guru.

Pada tahap perencanaan pembelajaran IPS ber-

basis multimedia ini, guru menyiapkan beberapa

perangkat baik perangkat lunak maupun perangkat

keras sehingga pembelajaran IPS akan menjadi lebih

efektif dan efisien. Sebagaimana dikemukakan oleh Sn

selaku guru kelas V sebagai berikut:

“saya menyiapkan sumber/media yang sesuai,

menyiapkan tempat dan peralatannya, menyiap-kan SK/KD, RPP, Hard ware, soft ware, hard copy,

alat peraga. Misalnya dalam standar kompetensi

Negara Kesatuan Republik Indonesia, RPP, buku

sumber, peta Indonesia, LCD dengan komputer, globe, dan lagu nasional dalam bentuk rekaman.”

Hal ini juga dipertegas oleh SP kepala SDN

Batursari 06 sebagai berikut:

“Saya selalu menghimbau agar selain menyiapkan

silabus dan RPP, guru harus mampu memilih dan

menguasai media pembelajaran yang akan diguna-

kan secara maksimal agar guru tidak ada yang terlihat tidak mampu menguasai media. Beliau

khawatir siswa menjadi kurang percaya pada guru

tersebut.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diperoleh

informasi bahwa guru selain menyiapkan silabus dan

RPP tersebut di atas, guru juga menyiapkan media

pembelajaran yang sesuai, baik perangkat keras

maupun perangkat lunak seperti power point, TV, tape

recorder, peta dan globe, seperti peta Indonesia, LCD

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

40

dengan komputer, globe, dan lagu nasional dalam

bentuk rekaman.

Dalam perencanaan pembelajaran IPS, guru

memiliki konsekuensi dalam persiapan perangkat yang

diperlukan dalam proses pembelajaran. Guru biasanya

menyiapkan secara mandiri, meskipun harus meminta

bantuan rekan guru yang lain jika menemui kendala

dalam perencanaan. Sebagaimana dikemukakan oleh

Sn selaku Guru kelas V sebagai berikut:

”Saya persiapkan sendiri perangkat pembelajaran

yang dibutuhkan, namun jika menemui kesulitan, saya minta bantuan rekan guru yang lebih senior,

seperti St dan juga kepala Sekolah”

Hal ini juga dipertegas oleh SP kepala SDN

Batursari 06 sebagai berikut.

Ya, benar. Saya menghendaki kemandirian se-

orang guru, namun guru juga harus memiliki

semangat kerja secara team work, artinya guru mampu menyiapkan perangkat pembelajaran seca-

ra mandiri, karena hal itu sudah menjadi rang-

kaian tugas utama seorang guru. Selain mandiri,

prinsip kebersamam juga harus dimiliki oleh semua guru, sehingga bisa saling melengkapi jika

ada yang merasa kekurangan, termasuk dalm

penyusunan RPP.”

Hasil observasi yang peneliti peroleh sesuai

dengan wawancara tersebut, yaitu berupa serangkaian

agenda guru di SDN Batursari 06, yaitu menyusun

RPP diawal semester. Kemudian setelah RPP terbentuk

maka mulailah disiapkan media yang akan digunakan

sesuai standar kompetensi yang akan diajarkan.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

41

Dari hasil wawancara dan observasi tersebut

dapat diperoleh informasi bahwa guru selalu menyiap-

kan secara mandiri berbagai perlengkapan yang diper-

lukan dalam pembelajaran. Apabila guru menemui

beberapa kendala dalam persiapan tersebut, guru

meminta bantuan kepada guru yang lebih mampu.

Bantuan ini biasanya dalam mekanisme penggunaan

media elektronik yang baik dan benar agar sesuai

dengan perencanaan, demikian juga penggunaan alat

peraga yang sudah cukup modern seperti LCD. Kepala

sekolah juga sudah menganjurkan agar semua guru

yang ada di SDN Batursari 06 ini bisa bekerja dalam

sebuah tim yang saling melengkapi.

Guru menyiapkan perencanaan pembelajaran

IPS dengan multimedia ini dimaksudkan agar pelak-

sanaan pembelajaran berlangsung secara efektif dan

efisien. Sebagaimana dikemukakan oleh Sn selaku

guru kelas V sebagai berikut:

”Kalau saya tidak mengadakan persiapan pembe-

lajaran terlebih dahulu, maka akan memakan waktu pembelajaran yang cukup lama, dan dikha-

watirkan akan terjadi kendala di tengah pem-

belajaran. Selain itu agar pelajaran berjalan lancar

dan siswa terbantu dalam belajar.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diperoleh

informasi bahwa mengadakan persiapan perencanaan

pembelajaran berbasis multimedia ini agar pembelajar-

an berjalan lancar dan siswa terbantu dalam belajar.

Siswa menjadi lebih antusias dalam mengikuti pem-

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

42

belajaran di kelas, siswa menjadi lebih tertarik dengan

pelajaran IPS.

Selain memahami hal-hal tersebut di atas, guru

juga menyiapkan perangkat pembelajaran agar pelak-

sanaan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Seba-

gaimana yang dikemukakan oleh Tg, selaku guru kelas

III, sebagai berikut.

“Saya menyiapkan silabus, media yang sesuai

dengan materi, kondisi siswa, pemilihan media yang menarik. SK, KD, RPP”

Hal in juga dibenarkan oleh ND, selaku guru

kelas II.

“Benar, Saya menyiapkan promes, silabus, RPP dan media yang mendukung dengan materi dan

kemampuan siswa. Terkadang memanfaatkan

gambar-gambar dan juga terkadang LCD sehingga siswa bisa tertarik dan senang.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diperoleh

informasi bahwa guru menyiapkan perencanaan

pembelajaran di kelas dengan multimedia mengacu

pada silabus yang ada dan RPP yang telah disusun.

Media yang dipersiapkan guru bersifat kondisional,

artinya menyesuaikan materi dan kemampuan siswa.

Pada tahap perencanaan, guru menargetkan

agar siswa memiliki 3 aspek utama dalam pembela-

jaran IPS yang meliputi kemampuan kognitif dan

afektif serta prestasi belajar yang memuaskan baik di

bidang akademik maupun prestasi non akademik.

Dalam hal ini guru merasakan adanya manfaat

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

43

perencanaan pembelajaran. Sebagaimana dikemuka-

kan oleh MCS selaku guru kelas VI sebagai berikut:

”Siswa menjadi lebih mudah memahami apa yang

disampaikan guru, dan membuat proses pembela-

jaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Indikator SK/KD dapat tercapai ketuntasan

dengan nilai KKM 70.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diperoleh

informasi bahwa guru menargetkan agar semua siswa

mampu memiliki kemampuan pemahaman yang baik

pada pembelajaran IPS. Baik kompetensi kognitif

maupun afektif. Selain itu guru menargetkan agar

siswa mampu memperoleh nilai akademik di atas KKM

yang telah ditentukan.

Guru kelas memiliki rekan sebagai tempat

sharing dalam penyusunan perencanaan pembelajaran

untuk mengantisipasi kendala yang dihadapi bersama

teman sharing tersebut. Sebagaimana dikemukakan

oleh Sn, selaku guru kelas V sebagai berikut:

“Saya biasanya sharing dengan teman sejawat

khususnya yang seumuran dan karyawan ope-rator.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diperoleh

informasi bahwa guru dalam penyusunan perencana-

an pembelajaran sharing dengan rekan kerja, biasanya

teman sejawat yang seusia. Namun juga pada guru

yang lebih senior jika rekan sejawat dirasa masih

kurang.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

44

Guru menyusun perencanaan pembelajaran IPS

dengan Multimedia ini dimaksudkan agar pembelajar-

an IPS berlangsung dengan baik dan lancar. Baik bagi

guru dalam menyampaikan materi maupun siswa agar

lebih mudah dalam memahami materi pelajaran IPS.

Sebagaimana dikemukakan oleh Sn selaku Guru kelas

V sebagai berikut:

“Penyusunan perencanaan ini untuk mempermu-

dah pelaksanaan proses pembelajaran (PBM), dan mempermudah penjelasan materi ajar kepada pe-

serta didik.”

Hal ini juga dibenarkan oleh St selaku guru

kelas VI dan Kt, selaku guru kelas IV yang menyata-

kan bahwa:

“Perencanaan perangkat pembelajaran ini agar pembelajaran IPS dengan media multimedia ini

nanti bisa berlangsung secara efektif dan efisien

sesuai yang dituju, yaitu materi bisa disampaikan

secara maksimal dan tuntas. pembelajaran juga lebih kondusif.

Hal ini juga dipertegas oleh kepala SDN

Batursari 06 Ibu SP sebagai berikut:

“Asumsi saya adalah dengan perencanaan yang

baik, maka pelaksanaan pembelajaran juga baik,

evaluasi juga bisa terlaksana dengan baik sesuai

rencana awal yang telah disusun di awal semes-ter.”

Berdasarkan dari hasil wawancara guru dan

Kepala SDN Batursari 06 tersebut dapat diperoleh

informasi bahwa tujuan utama penyusunan perenca-

naan pembelajaran adalah untuk mempermudah

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

45

pelaksanaan proses pembelajaran di kelas dan juga

untuk mempermudah penjelasan materi ajar IPS

khususnya kepada peserta didik.

4.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis Multi-

media di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora

Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran IPS ini,

guru memulai pelaksanaan pembelajaran dengan

memberikan deskripsi tentang rencana penyampaian

materi pembelajaran IPS. Guru mendorong siswa agar

tergugah untuk bisa merespon mengenai materi pem-

belajaran yang akan disampaikan. Namun, sebelum

menyampaikan materi baru guru juga mengulang

beberapa materi yang telah disampaikan pada perte-

muan sebelumnya.

Sebagaimana dikemukakan oleh St selaku guru

kelas VI sebagai berikut:

“Secara umum saya memulai pembelajaran IPS ini

dengan pendahuluan sebagai apersepsi. Bertanya kepada para siswa mengenai materi yang lalu. Dan

selanjutnya menanyai siswa beberapa pertanyaan

yang berkaitan dengan materi yang akan saya

sampaikan sebagai pemanasan bagi para siswa.”

Hal ini sesuai dengan observasi peneliti pada

tanggal 15 Mei 2014. Guru, sebelum menyampaikan

materi inti, beliau memberikan apersepsi terlebih

dahulu pada siswa, agar siswa mendapat stimulus

pada proses pembelajaran berikutnya.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

46

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui

bahwa pada permulaan pembelajaran guru tidak

secara langsung menyampaikan materi pelajaran yang

baru. Namun guru melakukan pemanasan agar otak

(mind) siswa tergugah. Hal ini dimaksudkan untuk

mengondisikan pemikiran siswa menuju kepada mate-

ri yang baru.

Dalam pembelajaran IPS, guru mengawali

dengan menyampaikan pemahaman materi secara

global dan secukupnya melalui power point dan juga

alat peraga berupa peta dan globe yang telah disiap-

kan oleh guru. Setelah itu guru meminta agar siswa

memahami secara langsung mengenai kondisi wilayah

Negara Indonesia.

Sebagaimana dikemukakan oleh St, selaku guru

kelas VI:

”Saya menyampaikan materi tentang “Wilayah

Negara Indonesia” sebagaimana yang telah saya persiapkan di media power point, peta Indonesia

dan globe. Selanjutnya saya meminta siswa untuk

memahami dan menunjukkan secara langsung

dengan memberikan tugas mencari peta Negara Indonesia, kemudian setelah data didapat siswa

menyampaikan laporannya di hadapan siswa lain-

nya yang selanjutnya didiskusikan untuk kemu-dian dibahas bersama.”

Hal ini juga dibenarkan oleh MCS selaku guru

kelas VI dan Kt, selaku guru kelas IV.

“Ya, benar. Saya memanfaatkan media alat peraga terlebih dahulu sehingga memudahkan siswa

memahami materi, baru saya lanjutkan dengan

tanya jawab interaktif dengan siswa.”

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

47

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui

bahwa guru secara berurutan memberikan materi

pemahaman sebagai aspek kognitif secukupnya. Lebih

luas dari itu semua, guru memberikan penekanan

kepada siswa agar bisa mengetahui secara langsung

pemahaman wilayah Indonesia dalam pembelajaran

IPS sebagaimana yang dimaksudkan.

Pada pembelajaran IPS berbasis multimedia ini,

siswa merasakan adanya perbedaan dalam model

pembelajaran. Siswa merasa dimudahkan oleh tampil-

an materi pembelajaran oleh guru, sehingga siswa

menjadi lebih tertarik akan materi pembelajaran. Hal

ini membuat kondisi siswa menjadi lebih senang dan

semangat dalam pembelajaran IPS .

Sebagaimana dikemukakan oleh Sn, selaku guru

kelas V sebagai berikut:

“iya benar. Siswa nampak semangat dan terlihat

aktif dalam aktivitas proses pembelajaran dengan media power point dan globe yang menarik. Semua

siswa terlihat fokus mengenai materi yang saya

berikan. Siswa aktif dalam menemukan jawaban, aktif bertanya mengenai materi yang belum dipa-

hami, aktif dalam berdiskusi, saling membantu

dan aktif dalam menyelesaikan masalah”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui

bahwa siswa cukup terlihat aktif dalam pembelajaran.

Siswa aktif bertanya, aktif menemukan jawaban, dan

aktif berdiskusi sesama teman (saling membantu).

Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran ber-

basis multimedia dengan power point, peta dan globe

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

48

mampu menjadikan suasana belajar terasa hidup dan

menyenangkan karena siswa cukup antusias sehingga

dapat saling mengemukakan pendapat, jawaban dan

argument sebelum guru memberikan kesimpulan.

Siswa bisa menyelami materi pelajaran dan memahami

secara cepat.

Sebagaimana dikemukakan oleh St, selaku guru

kelas VI:

“Kondisi kelas terasa menyenangkan dan hidup, terbukti dengan adanya beberapa indikasi; kelas

yang terkondisi artinya siswa saling mengajukan

pertanyaan, jawaban dan argument sambil sesekali diwarnai humor karena jawaban atau pertanyaan

atau argument siswa yang terkesan lucu namun

siswa tidak merasa malu untuk menyampaikan-nya, siswa mempunyai keberanian atas jawaban

yang disampaikan dengan mengemukakan penda-

pat, tidak ada siswa yang mengantuk, tidak ada

siswa yang bercerita sendiri, semua siswa terlibat dalam diskusi dan pembelajaran yang menyenang-

kan.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui

bahwa dengan pembelajaran berbasis multimedia

dengan power point dan alat peraga (peta dan globe),

pembelajaran berlangsung dengan baik, siswa sangat

antusias dalam mengikuti pembelajaran karena proses

pembelajaran yang memadukan unsur media multi-

media sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh.

Justru siswa merasa tertarik untuk dapat memahami

materi pelajaran yang disampaikan guru dengan

kenyataan. Dengan begitu siswa dapat mengerjakan

tugas yang diberikan guru melalui media power point

dan peta.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

49

Dalam proses pembelajaran IPS berbasis multi-

media ini, guru merasa tidak ada yang dikhawatirkan.

Artinya, guru dalam pembelajaran IPS sudah cukup

siap dalam menerapkan langkah-langkah pembelajar-

an ini dengan maksimal.

Sebagaimana dikemukakan oleh St, selaku guru

kelas VI sebagai berikut:

“Saya merasa tidak ada yang menyulitkan pada

saat proses pembelajaran, karena siswa tertarik, respect dan terlihat sangat senang serta antusias

terhadap tugas-tugas yang saya berikan. Siswa

sangat antusias dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar tugas yang telah mereka kerja-

kan di luar kelas. Sebaliknya siswa yang lain juga

sangat berkeinginan untuk menjawab pertanyaan dari teman lain yang diajukan, yang pada akhirnya

terjadi perdebatan atau diskusi yang mengalir

begitu saja tanpa harus disetting, namun masih

dalam kontrol saya sehingga kelas tidak terlihat gaduh. Kemudian setelah itu baru saya memberi-

kan jawaban atau memberikan kesimpulan atas

pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan dengan mengemukakan dasar teoritisnya, dengan membe-

rikan contoh yang mudah dipahami dan dimenger-

ti oleh siswa.”

Sebagaimana yang disampaikan oleh Sn, selaku

guru kelas V dan MCS yang menyatakan bahwa anak-

anak jadi tambah bersemangat. Mayoritas siswa

merasa senang, semangat, antusias dalam mengikuti

pelajaran IPS. Buktinya anak-anak tidak ada yang

mengantuk atau ramai sendiri.

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui

bahwa guru sudah cukup mampu mengelola kelas

dengan baik. Salah satu kuncinya adalah guru

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

50

menguasai secara maksimal model pembelajaran ber-

basis multimedia dan persiapan materi dengan baik.

Guru tinggal mengaplikasikan pada pembelajaran IPS.

Meskipun secara teori memahami model pembelajaran

berbasis multimedia dengan baik, namun masih ada

beberapa hambatan dari luar yang menjadikan proses

pembelajaran berlangsung kurang maksimal.

Sebagaimana dikemukakan oleh St, selaku guru

kelas VI:

“Hambatan yang terkadang muncul adalah masih

ada beberapa fasilitas yang belum tersedia di SDN 6 Batursari. Kendala tersebut biasanya berupa

sering listrik mati sehingga pembelajaran tertunda,

genset yang tersedia juga kurang bagus terkadang error.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui

bahwa masih ada beberapa fasilitas pembelajaran

yang kurang maksimal, antara lain: listrik mati. Hal

ini menghambat kelancaran pembelajaran dengan

penggunaan LCD. Namun untuk media alat peraga

seperti globe dan peta masih tetap bisa dijalankan.

Penerapan pembelajaran ini nampak cukup

memunculkan pengaruh yang besar bagi perkembang-

an sikap siswa dan dalam pengembangan berpikir.

Artinya, pembelajaran ini merupakan salah satu

variasi pendekatan yang menjadikan siswa menjadi

lebih aktif dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran,

siswa dapat dikondisikan oleh guru di kelas dengan

baik. Sebagai indikasinya adalah jika pada pembela-

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

51

jaran sebelumnya, tidak sedikit siswa yang mengan-

tuk, bercerita sendiri maupun ramai karena kurang

sesuainya metode yang diterapkan dan juga nampak

monoton. Dengan pendekatan ini menjadikan semua

siswa bisa mengaktifkan semua organ tubuh, baik

otak maupun organ tubuh lain. Karena selain dituntut

pada aspek kognitif, siswa juga dituntut adanya

pengembangan pada aspek afektif dan psikomotorik

(skill).

Sebagaimana dikemukakan oleh St, selaku guru

kelas VI:

“Menurut pengamatan saya, siswa tertarik karena

dengan metode ini siswa belajar tidak hanya seke-

dar materi saja, melainkan siswa langsung bisa masuk dalam kehidupan nyata. Dalam arti siswa

langsung mengetahui secara kongkrit dengan

media yang digunakan.”

Sebagaimana Wardah, selaku siswa mengata-

kan:

Sekarang saya lebih mudah memahami pelajaran yang disampaikan guru dan dapat memahami

gambaran wilayah Indonesia dan dunia secara

menyeluruh. Jadi saya dan teman-teman sekarang makin senang dan semangat lagi untuk mengikuti

pelajaran karena cara mengajarnya sangat menye-

nangkan, dan tidak membosankan lagi.

Hal ini juga diungkapkan oleh Siska Anggraeni

sebagai berikut:

Benar, guru kelihatan mampu mengelola pembela-jaran dengan baik, dan sudah tidak perlu meminta

bantuan orang lain dalam memasang LCD, demi-

kian juga ketika ada kesalahan teknis, guru sudah bisa membetulkannya.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

52

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui

bahwa kondisi siswa dengan penerapan multimedia

cukup ada perkembangan yang baik dan perlu di-

praktikkan pada pembelajaran berikutnya dan mata

pelajaran lainnya. Inti dari perkembangan ini adalah

karena adanya proses pembelajaran yang berlangsung

secara kondusif, siswa juga lebih aktif, dan guru

hanya memposisikan diri sebagai fasilitator proses

pembelajaran.

Jika dicermati dengan baik pembelajaran ini

memiliki kelebihan dibandingkan dengan pembelajar-

an sebelumnya yang terlihat konvensional, meskipun

ada beberapa kesamaan di dalamnya.

Sebagaimana dikemukakan oleh Sn, selaku guru

kelas V:

“Pada prinsipnya tujuan metode pembelajaran itu

sama, yaitu ingin menjadikan siswa itu lebih

pandai dan memahami materi pelajaran dengan baik. Antara materi yang satu dengan lainnya

terkadang saling melengkapi.

Kelebihan metode ini, dibandingkan dengan meto-

de konvensional adalah bahwa dalam metode ini, siswa secara langsung dan cepat bisa memahami

materi pelajaran. Siswa diperlihatkan dengan kea-

daan sebenarnya meskipun dalam bentuk minia-tur atau dalam gambar pada pada layar LCD.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui

bahwa pendekatan pembelajaran berbasis multimedia

memiliki kelebihan berupa adanya pengaitan secara

langsung antara materi yang dipelajari dengan kondisi

nyata lingkungan sekitar, baik dari unsur ekonomi,

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

53

sosial, budaya maupun yang lainnya. Sehingga siswa

dalam pembelajaran IPS dengan penggunaan multi-

media ini dapat memahami secara langsung antara

materi dengan kondisi nyata.

Pada pelaksanaan pembelajaran IPS dengan

multimedia, guru menggunakan beberapa media yang

sesuai dengan materi. Standar kompetensi pembela-

jaran selalu dilengkapi dengan media yang berhubung-

an dengan materi yang dimaksudkan.

Sebagaimana dikemukakan oleh St, selaku guru

kelas VI sebagai berikut.

“Media yang saya butuhkan pada pembelajaran

IPS dengan multimedia seperti laptop, LCD, materi

power point, globe, peta.”

Pendapat ini didukung oleh MCS, yang juga

selaku guru kelas VI sebagai berikut.

“tentu, dengan penggunaan alat pembelajaran

multimedia seperti laptop, LCD, materi power point, globe dan peta maka pembelajaran IPS akan

lebih menarik.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui

bahwa media dalam pembelajaran IPS berupa laptop,

LCD dan power point, peta dan globe. Standar minimal

alat tersebut sudah tersedia di sekolah, dan jika ada

kekurangan alat-alat sebagai media pembelajaran,

maka guru segera mencari pinjaman pada sekolah lain

yang dekat meskipun pinjaman ini jarang dilakukan.

Guru tetap berusaha berkoordinasi dengan pihak

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

54

sekolah untuk mengajukan penambahan alat peraga

yang dibutuhkan.

Adanya media pembelajaran yang cukup maka

menjadikan proses pembelajaran berlangsung dengan

baik. Lancarnya proses pembelajaran maupun me-

ningkatnya hasil belajar siswa. Sebagaimana pembela-

jaran dan pendekatan lain yang biasa diterapkan, guru

juga akan mengakhiri pembelajaran dengan memberi-

kan kesempatan kepada para siswa untuk bertanya

dan memberikan tugas sebagai bahan belajar di

rumah. Hal ini dimaksudkan agar pada pembelajaran

IPS berbasis multimedia tidak ada siswa yang merasa

kurang puas, melainkan memberikan solusi bagi

kesulitan-kesulitan yang masih dirasakan oleh siswa.

Sebagaimana dikemukakan oleh Sn, selaku guru

kelas V sebagai berikut:

“Saya mengakhiri pembelajaran ini dengan mena-

nyakan kepada siswa beberapa pertanyaan, antara lain: apakah semua siswa sudah paham dan

mampu semua, jika ada yang belum paham silah-

kan ditanyakan. Kemudian saya juga memberikan tugas pada siswa sebagai tahap penekanan belajar

agar siswa selalu mempelajari materi yang sudah

saya sampaikan dan tidak mudah lupa.”

Sebagaimana juga dikemukakan oleh Kt, selaku

guru kelas IV sebagai berikut:

“biasanya saya mengakhiri pembelajaran dengan

menyimpulkan bersama dengan memberikan ke-

sempatan pada siswa untuk menyimpulkan terle-bih dahulu, selanjutnya saya menekankan kesim-

pulan secara menyeluruh dan lebih ringkas. Dan

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

55

biasanya juga saya berikan PR agar siswa mau

mengulang pelajaran di rumah”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat

diketahui bahwa guru memberikan motivasi belajar

untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa

pada pembelajaran IPS.

4.2.3 Evaluasi Pembelajaran IPS Berbasis Multi-

media di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora

Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak

Evaluasi sebagai tahap akhir dalam proses

pembelajaran IPS berbasis multimedia dilaksanakan

untuk mengetahui kompetensi dan hasil belajar siswa

mengenai materi pelajaran. Pelaksanaan evaluasi pada

sebuah pembelajaran pada prinsipnya juga sama

antara metode yang satu dengan yang lain. Beberapa

tahapan evaluasi pembelajaran IPS ini dilakukan pada

setiap SK dan akhir bab khususnya. Hasil belajar

siswa bisa terlihat pada setiap tahapannya, baik yang

jangka pendek maupun jangka panjang.

Dalam hal ini, guru melakukan evaluasi pem-

belajaran IPS pada dua tahap. Evaluasi pada tahap

proses pembelajaran berlangsung dan evaluasi pada

akhir pembelajaran.

Sebagaimana dikemukakan oleh Sn selaku guru

kelas V sebagai berikut:

“Saya selalu mengadakan evaluasi pada siswa di

akhir pembelajaran. Dan juga melakukan evaluasi

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

56

pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Evaluasi yang saya maksudkan adalah ada 2 jenis, yaitu evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi

hasil akhir belajar.”

St selaku guru kelas VI menegaskan sebagai

berikut:

“ya tentu, saya selalu memberikan evaluasi hasil

belajar pada akhir pembelajaran, setiap SK pasti

saya berikan evaluasi pada siswa.”

Dari hasil wawancara tersebut diperoleh infor-

masi bahwa dalam pembelajaran IPS ini, guru mem-

berikan evaluasi pada setiap akhir pembelajaran teru-

tama 1 SK dan atau 1 bab diadakan 1 kali evaluasi.

Secara umum pelaksanaan evaluasi ini memiliki

tujuan utama yaitu untuk mengetahui kompetensi

siswa, sejauh mana siswa mampu memahami terha-

dap materi yang disampaikan oleh guru. Skill apa yang

telah dikuasai oleh siswa dan bagaimana jika terjadi

seandainya harapan guru tidak sesuai dengan hasil

yang diperoleh oleh siswa.

Sebagaimana dikemukakan oleh Sn, selaku guru

kelas V sebagai berikut:

“Benar, untuk mengetahui sejauh mana kemam-

puan siswa terhadap materi yang sudah saya

sampaikan dengan penggunaan multimedia. Dan sebagai bahan perbaikan pada pembelajaran se-

lanjutnya agar lebih baik dan sempurna.”

Hal ini juga dikemukakan oleh St selaku guru

kelas VI sebagai berikut:

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

57

“tujuannya untuk mengetahui sejauhmana ke-

mampuan siswa terhadap materi pembelajaran, saya juga menjadi tahu kelebihan dan kekurangan

yang harus diperbaiki.”

Hal ini juga dipertegas oleh SP selaku kepala

sekolah, beliau mengemukakan:

“Pelaksanaan evaluasi tentu saya tekankan pada

guru, tujuannya untuk mengukur sejauhmana keberhasilan pembelajaran, baik dilihat dari pema-

haman siswa maupun dari kemampuan guru

dalam mengelola pembelajaran IPS berbasis multi-

media.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui

bahwa evaluasi mengandung arti yang cukup penting

untuk mengetahui kemampuan siswa. Untuk mengu-

kur sejauhmana keberhasilan pembelajaran dan agar

bisa dijadikan persiapan bagi guru untuk memperbaiki

kekurangan pada program pembelajaran berikutnya.

Evaluasi pembelajaran IPS ini berbentuk dua

jenis, yaitu bentuk tertulis maupun praktik. Bentuk

tertulis untuk mengukur aspek kognitif siswa, semen-

tara aspek psikomotorik untuk mengukur kemampuan

skill siswa. Sebagaimana dikemukakan oleh Sn, selaku

guru kelas V sebagai berikut:

“Saya menggunakan evaluasi dalam bentuk tertu-

lis dan praktik peragaan, evaluasi kelompok dan

individu.”

Anggraeni selaku siswa, menuturkan:

“Betul, bapak guru memberikan beberapa soal

untuk melakukan evaluasi dengan secara tertulis. Namun bapak guru juga meminta siswa untuk

memperagakan keterkaitan materi pembelajaran

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

58

IPS dengan maju langsung di depan kelas satu per

satu.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui

bahwa bentuk evaluasi pembelajaran IPS berbasis

multimedia adalah tertulis dan praktik/peragaan.

Demikian juga evaluasi dalam bentuk individu dan

kelompok. Evaluasi pembelajaran IPS yang diberikan

pada siswa disesuaikan dengan materi pembelajaran

IPS. Namun, guru memberikan soal pada siswa dalam

bentuk multiple choice minimal 20 soal, sementara

dalam bentuk essay berjumlah 5 soal pertanyaan.

Sebagaimana dikemukakan oleh Sn, selaku guru

kelas V sebagai berikut:

“Saya persiapkan soal penilaian pembelajaran IPS

ini 20 soal dalam bentuk pilihan ganda dan 5 soal dalam bentuk essay.

MA, selaku guru kelas II mengungkapkan

sebagai berikut:

“saya biasanya memberikan evaluasi pilihan ganda berjumlah 10 s.d 15 butir karena anak-anak

masih cukup kecil menurut saya. Untuk essay juga paling-paling sekitar 5 butir soal, itupun

selalu saya pandu.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui

bahwa jumlah soal evaluasi menyesuaikan dengan

kelas dan materi pembelajaran. Soal PG berkisar 10

s.d 25 soal, sementara bentuk essay berjumlah 5 soal.

Penilaian ini diorientasikan untuk mengukur ketiga

aspek, baik aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

59

Sebagaimana dikemukakan oleh Sn, selaku guru

kelas V sebagai berikut:

“saya melakukan penilaian pembelajaran IPS ini

dari ketiga aspek, baik aspek kognitif, aspek afektif

dan aspek psikomotorik.”

St, selaku guru kelas VI juga menambahkan

sebagai berikut:

“evaluasi pembelajaran IPS ini saya orientasikan

untuk mengukur aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui

bahwa evaluasi diproyeksikan pada ketiga aspek, baik

aspek kognitif, aspek afektif maupun aspek psiko-

motorik. Selain pemahaman teori, siswa juga mampu

menunjukkan dan ataupun memperagakan langsung.

Untuk mempermudah penilaian dan mengenai

sasaran, maka dari awal guru mempersiapkan format

penilaian untuk mengukur kemampuan siswa sebagai-

mana kompetensi dasar yang dimaksudkan dalam

standar kompetensi yang telah direncanakan di awal

pembelajaran. Adapun format penilaian sebagaimana

dikemukakan oleh St, selaku guru kelas VI sebagai

berikut:

“formatnya sederhana, setiap pertanyaan PG dise-

diakan 4 alternatif pilihan jawaban a, b, c, dan d. Sementara untuk essay, pertanyaan lebih simple.

Semua pertanyaan mengacu pada kisi-kisi soal

yang telah disusun.”

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

60

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui

bahwa format penilaian dibuat sedemikian rupa agar

tidak menyimpang dari standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang telah ditentukan di awal. Guru

juga perlu memberikan standar kriteria ketuntasan

bagi siswa setelah mengikuti pembelajaran agar

mudah mengukur kemampuan keberhasilan siswa.

Sebagaimana dikemukakan oleh Sn, selaku guru kelas

V sebagai berikut:

“Menurut hemat saya, siswa yang berhasil yaitu

siswa yang bisa memahami materi pelajaran, secara akademik memperoleh nilai minimal 70

sebagaimana KKM yang telah ditentukan. Adapun

secara skill kriterian minimal adalah nilai 73.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui

bahwa ada standar minimal yang harus diperoleh oleh

siswa. Secara akademik siswa harus mampu memper-

oleh nilai teori minimal 70, sementara pada praktiknya

harus memperoleh nilai minimal 73.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Perencanaan Pembelajaran IPS Berbasis Multi-

media di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora

Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak

Untuk menghasilkan pembelajaran yang kondu-

sif, guru hendaknya mampu mengelola 3 tahap utama

pembelajaran sejak awal mulai tahap perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi. Pada tahap awal pembela-

jaran IPS berbasis multimedia, guru menyiapkan pe-

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

61

rencanaan pembelajaran IPS ini setiap awal semester

sebelum pembelajaran di kelas berlangsung efektif. Hal

ini disinyalir oleh Mulyono (2008) yang menegaskan

bahwa perencanaan sebagai proses kegiatan rasional

dan sistematik dalam menetapkan keputusan, kegiat-

an atau langkah-langkah yang akan dilaksanakan di

kemudian hari dalam rangka usaha mencapai tujuan

secara efektif dan efisien.

Dalam hal ini muncul sinkronisasi antara kon-

disi riil aktivitas guru dalam perencanaan pembela-

jaran IPS dan teori perencanaan yang dikemukakan

oleh Mulyono dimana harapannya mampu menentu-

kan langkah pembelajaran di awal guna mencapai

tujuan pembelajaran. Hal ini diasumsikan tanpa ada-

nya perencanaan yang matang maka proses pembela-

jaran berlangsung tanpa arah dan ataupun prosedur

yang jelas sehingga hasilnya juga tidak sesuai dengan

yang diinginkan.

Sebelum pembelajaran dimulai Guru menyiap-

kan perangkat pembelajaran baik berupa silabus

maupun RPP beberapa hari sebelum pembelajaran.

Minimal 1 minggu sebelum pembelajaran semua

perangkat pembelajaran sudah siap karena akan

dikoreksi dan dimintakan tanda tangan oleh kepala

sekolah. Sebelum memberikan tanda tangan persetu-

juan ini kepala sekolah menilai semua perlengkapan

persiapan pembelajaran yang disediakan oleh guru.

Hal ini mengandung maksud bahwa persiapan guru

dalam proses pembelajaran menjadi tanggung jawab

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

62

kepala sekolah, sehingga keberhasilan guru dalam

pembelajaran juga merupakan dukungan dan arahan

dari kepala sekolah. Sebagaimana pembelajaran IPS

dengan basis multimedia dimana guru membutuhkan

berbagai macam perlengkapan media, sehingga kepala

sekolah berkewajiban memberikan fasilitas yang

cukup sebagai bentuk dukungan pada guru.

Guru selain menyiapkan silabus dan RPP terse-

but di atas, juga menyiapkan media pembelajaran

yang sesuai, baik perangkat keras maupun perangkat

lunak seperti power point, TV, tape recorder, peta dan

globe. Berbagai media ini merupakan produk lokal

seperti power point disusun secara mandiri sehingga

memudahkan guru dalam mengoperasikan slide, peta

wilayah Indonesia disediakan dalam ukuran yang

besar sehingga mudah dan jelas dibaca dari jarak 7 m,

sedangkan globe ada yang dalam bentuk fisik hanya

bisa dilihat dengan jarak maksimal 2 m, namun globe

ini juga tersedia dalam bentuk 3 dimensi yang bisa

dibesar kecilkan sesuai kebutuhan siswa. Semua

media tersebut merupakan fasilitas yang ada di SDN

Batursari 6 Mranggen.

Dalam perencanaan pembelajaran IPS, guru

memiliki konsekuensi dalam persiapan perangkat yang

diperlukan untuk proses pembelajaran. Guru biasanya

menyiapkan secara mandiri, meskipun harus meminta

bantuan rekan guru yang lain jika menemui kendala

dalam perencanaan. Serangkaian agenda utama guru

di SDN Batursari 06, yaitu menyusun RPP sebelum

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

63

pembelajaran dimulai, maksimal 1 minggu sebelum

pembelajaran, juga mengikuti kegiatan para guru

pada KKG di tingkat gugus maupun kecamatan.

Guru mengadakan persiapan perencanaan pem-

belajaran berbasis multimedia ini agar pembelajaran

berjalan lancar, efektif, efisien, dan agar siswa terban-

tu dalam belajar, siswa menjadi lebih antusias dalam

mengikuti pembelajaran di kelas, siswa menjadi lebih

tertarik dengan pelajaran IPS.

Selain memahami hal-hal tersebut di atas, guru

juga menyiapkan perangkat pembelajaran agar pelak-

sanaan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Guru

melaksanakan pembelajaran di kelas dengan multi-

media mengacu pada silabus yang ada dan RPP yang

telah disusun. Penggunaaan media power point juga

menyesuaikan materi pelajaran. Guru juga melihat

kondisi siswa di kelas, apakah siswa tertarik ataukah

biasa-biasa saja. Dalam menyampaikan materi, guru

tidak pernah melebar di luar SK/KD yang telah diten-

tukan, sehingga pembelajaran bisa fokus pada materi

utama.

Dalam perencanaan, guru menargetkan agar

siswa memiliki 3 aspek utama dalam pembelajaran IPS

yang meliputi kemampuan kognitif dan afektif serta

prestasi belajar yang memuaskan baik di bidang

akademik maupun prestasi non akademik. Dalam hal

ini guru mengatakan adanya manfaat perencanaan

pembelajaran. Guru menargetkan agar semua siswa

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

64

mampu memiliki kemampuan pemahaman yang baik

pada pembelajaran IPS. Baik kompetensi kognitif

maupun afektif. Selain itu guru menargetkan agar

siswa mampu memperoleh nilai akademik di atas KKM

yang telah ditentukan.

Guru memiliki rekan sebagai tempat sharing

dalam penyusunan perencanaan pembelajaran untuk

mengantisipasi kendala yang dihadapi bersama,

biasanya teman sejawat yang seusia. Namun juga

pada guru yang lebih mampu jika rekan sejawat dirasa

masih kurang. Guru menyusun perencanaan pembela-

jaran IPS dengan Media Multimedia ini dimaksudkan

agar pembelajaran IPS berlangsung dengan baik dan

lancar. Bagi guru dalam menyampaikan materi mau-

pun siswa agar lebih mudah dalam memahami materi

pelajaran IPS. Tujuan utama penyusunan perencana-

an pembelajaran ini adalah untuk mempermudah

pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, dan untuk

mempermudah penjelasan materi ajar IPS khususnya

kepada peserta didik.

Hal ini juga identik dengan pendapat Hamalik

(2011) bahwa perencanaan dalam pembelajaran memi-

liki fungsi:

(1) memberi pemahaman pada guru tentang tuju-

an pendidikan dan tujuan yang hendak dicapai, (2) menambah keyakinan pada guru atas nilai-nilai

pengajaran dan prosedur yang digunakan,

(3) membantu guru dalam rangka mengenal kebu-tuhan-kebutuahn dan minat siswa, 4) mengurangi

kegiatan yang bersifat trial and error dalam

mengajar.

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

65

Hal ini mengandung arti bahwa perencanaan

pembelajaran bermanfaat untuk guru dan siswa dalam

proses pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif

dan efisien.

4.3.2 Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis Multi-

media di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora

Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak

Tahap kedua proses pembelajaran IPS berbasis

multimedia adalah pengelolaan pelaksanaan pembela-

jaran di kelas. Guru memulai pelaksanaan pembela-

jaran dengan memberikan deskripsi tentang rencana

penyampaian materi pembelajaran IPS. Guru mendo-

rong siswa agar tergugah untuk bisa merespon menge-

nai materi baru yang akan disampaikan. Sebelum

menyampaikan materi kompetensi, guru mengingat-

kan beberapa materi yang telah disampaikan pada

pertemuan sebelumnya. Maksud dari langkah yang

dilakukan guru ini adalah untuk menstimulus siswa

pada materi pelajaran sehingga siswa tidak kesulitan

dengan materi baru. Di samping itu juga untuk

mengetahui tingkat penguasaan siswa pada materi

yang lalu sehingga guru bisa mengambil langkah

strategi setelah mengetahui penguasaan siswa pada

materi sebelumnya.

Pada permulaan pembelajaran guru tidak secara

spontan langsung menyampaikan materi pelajaran

yang baru. Namun guru melakukan tanya jawab agar

otak (mind) siswa tergugah. Hal ini dimaksudkan

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

66

untuk mengondisikan pemikiran siswa untuk menuju

materi yang baru. Dalam pembelajaran materi yang

baru, guru mengawali dengan menyampaikan pema-

haman materi secara global dan secukupnya melalui

power point dan juga alat peraga berupa peta dan

globe yang telah disiapkan oleh guru. Setelah itu guru

meminta agar siswa memahami secara langsung

mengenai kondisi peta wilayah Indonesia. Guru secara

berurutan memberikan materi pemahaman. Selanjut-

nya, guru memberikan penekanan kepada siswa agar

bisa mengetahui secara langsung pemahaman peta

wilayah Indonesia dalam pembelajaran IPS sebagai-

mana yang dimaksudkan.

Dalam penggunaannya, sesuai dengan tema

wilayah Indonesia, guru menggunakan peta wilayah

Indonesia dan globe untuk menunjukkan pada siswa

pada beberapa wilayah tertentu di Indonesia. Selain

peta dan globe, guru juga menggunakan tampilan slide

power point di LCD yang telah dipersiapkan sehingga

siswa menjadi lebih mudah memahami materi wilayah

Indonesia dalam waktu yang terbatas saat pembela-

jaran. Setelah menerangkan secara detail dengan ban-

tuan media tersebut, guru meminta siswa menunjuk

beberapa wilayah Indonesia yang ada dalam peta

maupun globe yang tersedia.

Pada pembelajaran IPS berbasis multimedia ini,

siswa merasakan adanya perbedaan dalam model

pembelajaran. Siswa merasa dimudahkan dengan

tampilan materi pembelajaran oleh guru, sehingga

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

67

siswa menjadi lebih tertarik akan materi pembelajaran.

Hal ini membuat kondisi siswa menjadi lebih senang

dan semangat dalam pembelajaran IPS khususnya

materi peta Negara Indonesia. Siswa cukup terlihat

aktif dalam pembelajaran, aktif bertanya, aktif mene-

mukan jawaban, dan aktif berdiskusi sesama teman

(saling membantu). Hal ini senada dengan ungkapan

Paul D. Dierich (dalam Hamalik, 2011: 172) dimana

aktivitas siswa dalam kegiatan visual seperti melihat

gambar-gambar termasuk dalam melihat peragaan

akan memudahkan siswa memahami materi pelajaran.

Pembelajaran berbasis multimedia dengan power

point, peta dan globe mampu menjadikan suasana

belajar terasa hidup dan menyenangkan karena siswa

cukup antusias sehingga dapat saling mengemukakan

pendapat, jawaban dan argument sebelum guru mem-

berikan kesimpulan. Siswa bisa menyelami materi

pelajaran dan memahami secara cepat. Pembelajaran

berlangsung dengan baik, siswa sangat antusias

dalam mengikuti pembelajaran karena proses pem-

belajaran yang memadukan unsur multimedia menja-

dikan siswa tidak merasa bosan dan jenuh. Justru

siswa merasa tertarik untuk dapat memahami materi

pelajaran yang disampaikan guru dengan kenyataan.

Dengan begitu siswa dapat mengerjakan tugas yang

diberikan guru melalui media power point dan peta.

Dalam proses pembelajaran IPS berbasis multi-

media ini, guru merasa tidak ada yang dikhawatirkan.

Artinya, guru dalam pembelajaran IPS sudah cukup

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

68

siap dalam menerapkan langkah-langkah pembelajar-

an ini dengan maksimal. Guru sudah cukup mampu

mengelola kelas dengan baik. Salah satu kuncinya

adalah guru menguasai secara maksimal model pem-

belajaran berbasis multimedia dan persiapan materi

dengan baik. Guru tinggal mengaplikasikan pada

pembelajaran IPS.

Masih adanya beberapa fasilitas pembelajaran

yang kurang, antara lain: listrik mati. Hal ini meng-

hambat kelancaran pembelajaran dengan penggunaan

LCD. Namun untuk media alat peraga seperti globe

dan peta masih tetap bisa dijalankan.

Penerapan pembelajaran ini nampak cukup me-

munculkan pengaruh yang besar bagi perkembangan

sikap siswa dan dalam pengembangan berpikir. Arti-

nya, pembelajaran ini merupakan salah satu variasi

pendekatan yang menjadikan siswa menjadi lebih aktif

dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Siswa

dapat dikondisikan oleh guru di kelas dengan baik.

Sebagai indikasinya adalah jika pada pembelajaran

sebelumnya, tidak sedikit siswa yang mengantuk,

bercerita sendiri maupun juga ramai karena kurang

sesuainya metode yang diterapkan dan juga nampak

monoton. Maka dengan pendekatan ini semua siswa

bisa mengaktifkan semua organ tubuh, baik otak

maupun organ tubuh lain. Karena selain dituntut

pada aspek kognitif, siswa juga dituntut adanya

pengembangan pada aspek afektif dan psikomotorik

(skill).

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

69

Kondisi siswa dengan penerapan pendekatan ini,

cukup ada perkembangan yang baik dan perlu diprak-

tikkan pada pembelajaran berikutnya. Inti dari pende-

katan ini adalah karena adanya proses pembelajaran

yang berlangsung secara kondusif. Siswa juga lebih

aktif, dan guru hanya memosisikan diri sebagai

fasilitator proses pembelajaran. Jika dicermati dengan

baik, pembelajaran ini memiliki kelebihan dibanding-

kan dengan pembelajaran sebelumnya yang terlihat

konvensional, meskipun ada beberapa kesamaan di

dalamnya.

Pembelajaran berbasis multimedia ini memiliki

kelebihan berupa adanya pengaitan secara langsung

antara materi yang dipelajari dengan kondisi nyata

lingkungan sekitar, baik dari unsur ekonomi, sosial,

budaya maupun yang lainnya. Sehingga, pembelajaran

IPS dengan penggunaan multimedia ini menjadikan

siswa dapat memahami secara langsung antara materi

dengan dengan kondisi nyata.

Pada pelaksanaan pembelajaran IPS dengan

multimedia, guru menggunakan beberapa media yang

sesuai dengan materi. Standar kompetensi pembelajar-

an harus dilengkapi beberapa media yang berhubung-

an dengan materi yang dimaksudkan. Media dalam

pembelajaran IPS berupa laptop, LCD dan power point,

peta, dan globe. Standar minimal alat tersebut sudah

tersedia di sekolah, dan jika ada kekurangan alat-alat

sebagai media pembelajaran, maka guru segera men-

cari pinjaman pada sekolah lain yang dekat meskipun

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

70

pinjaman ini jarang dilakukan. Guru tetap berusaha

berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk mengaju-

kan penambahan alat peraga yang dibutuhkan.

Adanya media pembelajaran yang cukup menja-

dikan proses pembelajaran berlangsung dengan baik,

lancarnya proses pembelajaran maupun meningkat-

nya hasil belajar siswa. Sebagaimana pembelajaran

dan pendekatan lain yang biasa diterapkan, guru juga

akan mengakhiri pembelajaran dengan memberikan

kesempatan bertanya dan memberikan tugas sebagai

bahan belajar di rumah. Hal ini dimaksudkan agar

pada pembelajaran IPS berbasis multimedia tidak ada

siswa yang merasa kurang puas. Guru memberikan

motivasi belajar untuk meningkatkan kemampuan

pemahaman siswa pada pembelajaran IPS.

4.3.3 Evaluasi Pembelajaran IPS Berbasis Multi-

media di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora

Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak

Evaluasi sebagai tahap akhir dalam proses

pembelajaran IPS berbasis multimedia dilaksanakan

untuk mengetahui kompetensi dan hasil belajar siswa

mengenai materi pelajaran. Pelaksanaan evaluasi pada

sebuah pembelajaran pada prinsipnya juga sama

antara metode yang satu dengan yang lain. Guru

melakukan evaluasi pembelajaran IPS pada dua tahap.

Evaluasi pada tahap proses pembelajaran berlangsung

dan evaluasi pada akhir pembelajaran. Guru mem-

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

71

berikan evaluasi pada setiap akhir pembelajaran teru-

tama 1 SK dan atau 1 bab diadakan 1 kali evaluasi.

Pelaksanaan evaluasi pembelajaran IPS berbasis

multimedia memiliki tujuan utama yaitu untuk

mengetahui kompetensi siswa, sejauh mana siswa

mampu memahami terhadap materi yang disampaikan

oleh guru. Evaluasi mengandung arti yang cukup

penting untuk mengetahui kemampuan siswa. Untuk

mengukur sejauh mana keberhasilan pembelajaran

agar bisa dijadikan persiapan bagi guru untuk mem-

perbaiki kekurangan pada program pembelajaran beri-

kutnya. Evaluasi dimaksudkan untuk untuk menga-

mati hasil belajar siswa dan untuk menentukan

bagaimana menciptakan kesempatan belajar, serta

memperbaiki pengajaran dan penguasaan tujuan

tertentu dalam kelas.

Evaluasi pembelajaran IPS ini berbentuk dua

jenis, yaitu bentuk tertulis maupun praktik. Bentuk

tertulis untuk mengukur aspek kognitif siswa, semen-

tara aspek psikomotorik untuk mengukur kemampuan

skill siswa. Bentuk evaluasi pembelajaran IPS berbasis

multimedia adalah tertulis dan praktik/peragaan.

Demikian juga evaluasi dalam bentuk individu dan

kelompok. Dalam evaluasi praktik, siswa diminta oleh

guru satu persatu untuk menunjukkan minimal 5

wilayah Indonesia yang tersedia dalam globe dan juga

peta dengan batasan waktu tertentu dan dilakukan

secara bergiliran.

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 9. · siswa SDN Batursari 6 pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 537, dengan perincian siswa laki-laki 287 sedangkan siswa perempuan

72

Evaluasi pembelajaran IPS yang diberikan pada

siswa disesuaikan dengan materi pembelajaran IPS.

Guru memberikan soal pada guru dalam bentuk

multiple choice minimal 20 soal, sementara dalam

bentuk essay berjumlah 5 soal pertanyaan. Penilaian

ini diorientasikan untuk mengukur ketiga aspek, baik

aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Selain

pemahaman teori, siswa juga mampu menunjukkan

ataupun memperagakan langsung. Hal ini dimaksud-

kan agar siswa memiliki pengetahuan dan skill secara

berimbang mengenai wilayah Indonesia.

Guru menyiapkan format penilaian untuk meng-

ukur kemampuan siswa sebagaimana kompetensi

dasar yang dimaksudkan dalam standar kompetensi

yang telah direncanakan di awal pembelajaran. Format

penilaian sederhana, setiap pertanyaan PG disediakan

4 alternatif pilihan jawaban a, b, c, dan d. Sementara

untuk essay, pertanyaan lebih simple. Semua perta-

nyaan mengacu pada kisi-kisi soal yang telah disusun,

sehingga tidak menyimpang dari standar kompetensi

dan kompetensi dasar yang telah ditentukan di awal.

Kriteria standar ketuntasan siswa setelah mengi-

kuti pembelajaran ditentukan oleh guru agar mudah

mengukur kemampuan keberhasilan pembelajaran.

Siswa yang berhasil yaitu siswa yang bisa memahami

materi pelajaran, secara akademik memperoleh nilai

minimal 70 sebagaimana KKM yang telah ditentukan.

Adapun secara skill kriteria minimal adalah nilai KKM

73.