Top Banner
45 BAB IV HASIL PENELITIAN PENERAPAN PSAK 102 UNTUK MURABAHAH DI PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG GORONTALO “Hai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaknya penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar.....(QS. Al-Baqarah: 282) 4.1 Sejarah PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo Krisis multi-dimensi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998 membawa hikmah tersendiri bagi tonggak sejarah sistem perbankan syariah di Indonesia. Disaat bank-bank konvensional terkena imbas dari krisis ekonomi, saat itulah berkembang pemikiran mengenai suatu konsep yang dapat menyelamatkan perekonomian dari ancaman krisis yang berkepanjangan, disisi lain, untuk menyelamatkan perekonomian secara global, pemerintah mengambil inisiatif untuk melakukan penggabungan (merger) 4 (empat) bank pemerintah, yaitu Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo, menjadi satu satu bank yang kokoh dengan nama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai pemilik mayoritas PT Bank Susila Bakti (BSB). PT BSB merupakan salah satu bank konvensional yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi. Untuk keluar dari krisis ekonomi, PT BSB juga melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang
35

Bab iv dan bab v

Aug 08, 2015

Download

Economy & Finance

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bab iv dan bab v

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN PENERAPAN PSAK 102 UNTUK MURABAHAH DI

PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG GORONTALO

“Hai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaknya penulis di antara kamu

menuliskannya dengan benar.....” (QS. Al-Baqarah: 282)

4.1 Sejarah PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo

Krisis multi-dimensi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998

membawa hikmah tersendiri bagi tonggak sejarah sistem perbankan

syariah di Indonesia. Disaat bank-bank konvensional terkena imbas dari

krisis ekonomi, saat itulah berkembang pemikiran mengenai suatu konsep

yang dapat menyelamatkan perekonomian dari ancaman krisis yang

berkepanjangan, disisi lain, untuk menyelamatkan perekonomian secara

global, pemerintah mengambil inisiatif untuk melakukan penggabungan

(merger) 4 (empat) bank pemerintah, yaitu Bank Dagang Negara, Bank

Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo, menjadi satu satu bank yang kokoh

dengan nama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Pada tanggal 31 Juli 1999.

Kebijakan penggabungan tersebut juga menetapkan PT Bank Mandiri

(Persero) Tbk sebagai pemilik mayoritas PT Bank Susila Bakti (BSB).

PT BSB merupakan salah satu bank konvensional yang dimiliki oleh

Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT

Mahkota Prestasi. Untuk keluar dari krisis ekonomi, PT BSB juga

melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang

Page 2: Bab iv dan bab v

46

investor asing. Sebagai tindak lanjut dari pemikiran pengembangan sistem

ekonomi syariah, pemerintah memberlakukan UU No.10 tahun 1998 yang

memberi peluang bagi bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual

banking system). Sebagai respon, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan

Syariah, yang bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan

syariah di kelompok perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Tim

Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU

tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT

Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh

karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera

mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB

bertransformasi dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi

berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri

sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8

September 1999.

Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah

dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No.

1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI

menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri (BSM).

Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah

Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420

Page 3: Bab iv dan bab v

47

H atau tanggal 1 November 1999. PT Bank Syariah Mandiri hadir dan tampil

dengan harmonisasi idealisme usaha dengan nilai-nilai spiritual. Bank

Syariah Mandiri tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan keduanya,

yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmonisasi idealisme usaha

dan nilai-nilai spiritual inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank

Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia.

Salah satu yang menjadi alasan pembukaan kantor cabang bank

syariah mandiri di Provinsi Gorontalo adalah mayoritas masyarakatnya

beragama islam dan pertumbuhan ekonomi cukup pesat. PT. Bank syariah

Mandiri Cabang Gorontalo didirikan pada tanggal 28 desember 2009,

kemudian diresmikan pada tanggal 27 januari 2010. Kepala Cabang untuk

pertama kalinya adalah bapak Ismul Fachri Lubis. Setiap orang ada

masanya dan setiap masa ada orangnya. Seiring berjalannya waktu pada

tahun 2013 ini Kepala Cabang PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo

adalah Bapak Otto Hapdillah Kurniawan.

4.2 Visi dan Misi PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo

Dalam melaksanakan fungsinya, PT. Bank Syariah Mandiri Cabang

Gorontalo, mempunyai visi dan misi. Visi dan misi ini merupakan visi dan

misi yang dibuat oleh PT. Bank Syariah Mandiri pusat. Namun karena

sistem dari PT. Bank Syariah Mandiri ini adalah terpusat. Maka segala

sesuatu yang berkaitan dengan internal perusahaan, maka di cabangnya

Page 4: Bab iv dan bab v

48

pun menyesuaikan dengan yang ada di kantor pusat. Berikut ini adalah visi

dan misi PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo.

Visi

Menjadi Bank Syariah terpercaya pilihan mitra usaha

Misi

1) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan

2) Mengutamakan penghimpunan dana consumer dan penyaluran

pembiayaan pada segmen UMKM

3) Merekrut dan mengembangkan pegawai professional dalam lingkungan

kerja yang sehat

4) Mengembangkan nilai-nilai syariah universal

5) Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang

sehat

4.3 Struktur Organisasi PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo

PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo dalam menjalankan

tugas pokok, dan fungsinya memiliki struktur organisasi. Agar fungsi

tersebut bisa berjalan dengan baik, maka perlu adanya penempatan orang-

orang baik itu sebagai karyawan atau pegawai. Hal ini diharapkan dapat

lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dari setiap diri karyawan ataupun

pegawai. Berikut ini gambaran struktur organisasi PT. Bank Syariah Mandiri

Cabang Gorontalo:

Page 5: Bab iv dan bab v

49

Page 6: Bab iv dan bab v

50

4.4 Produk PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo

Dalam menjalankan aktivitasnya PT. Bank Syariah Mandiri Cabang

Gorontalo menawarkan berbagai macam produk dan masing-masing

produk memiliki fungsi yang berbeda-beda. PT. Bank Syariah Mandiri

Cabang Gorontalo pada umumnya menawarkan 3 macam produk dan

masing-masing produk memiliki klasifikasi yang berbeda-beda pula.

Produk-produk tersebut adalah sebagai berikut:

1) Produk Pendanaan

Produk pendanaan merupakan produk yang berhubungan dengan

dana pihak ketiga (tabungan, deposito, dan giro), dana konsumer dan dana

murah (low cost fund). Produk pendanaan di PT. Bank Syariah Mandiri

Cabang Gorontalo terdiri dari:

a) Tabungan BSM adalah tabungan dalam mata uang rupiah yang

penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam kas

dibuka di konter BSM atau melalui ATM.

b) Tabungan Mabrur BSM adalah tabungan dalam mata uang rupiah untuk

membantu pelaksanaan ibadah haji & umrah.

c) Tabungan BSM Investa Cendekia adalah tabungan berjangka untuk

keperluan uang pendidikan dengan jumlah setoran bulanan tetap

(installment) dan dilengkapi dengan perlindungan asuransi

d) Tabungan Berencana BSM adalah Tabungan berjangka yang

memberikan nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian pencapaian

target dana yang telah ditetapkan.

Page 7: Bab iv dan bab v

51

e) Tabungan Simpatik BSM adalah tabungan berdasarkan prinsip wadiah

yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat

syarat yang disepakati

f) Tabungan BSM Dollar adalah tabungan dalam mata uang dollar yang

penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat atau sesuai

ketentuan BSM

g) Tabungan Kurban BSM adalah tabungan dalam mata uang rupiah

untuk membantu nasabah dalam merencanakan ibadah kurban dan

aqiqah. Pelaksanaannya bekerja sama dengan Badan Amil Qurban.

h) Deposito BSM adalah investasi berjangka waktu tertentu dalam mata

uang rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah.

i) Deposito BSM Vallas adalah investasi berjangka waktu tertentu dalam

mata uang dollar yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah

Muthlaqah.

j) Giro BSM adalah Sarana penyimpanan dana dalam mata uang rupiah

untuk kemudahan transakasi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip

wadiah yad dhamanah.

k) Giro BSM Vallas adalah sarana penyimpanan dana dalam mata uang

US Dollar untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan

berdasarkan prinsip wadiah yad Dhamanah.

l) Giro BSM Singapore Dollar adalah simpanan penyimpanan dana dalam

mata uang Singapore dollar untuk kemudahan transaksi dengan

pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah yad dhamanah.

Page 8: Bab iv dan bab v

52

2) Produk Jasa

Produk Jasa meliputi jasa produk, jasa operasional, dan jasa

investasi. Adapun layanan jasa yang ditawarkan di PT. Bank Syariah

Mandiri Cabang Gorontalo adalah sebagai berikut:

a) BSM Mobile Banking GPRS (BSM MBG) adalah layanan transaksi

perbankan (non tunai) melalui mobile phone (handphone) berbasis

GPRS.

b) BSM Net Banking adalah Layanan transaksi perbankan (non tunai)

melalui internet.

c) BSM Card adalah kartu yang dapat dipergunakan untuk transaksi

perbankan melalui ATM dan mesin debit (EDC/Electronic Data Capture)

d) Sentra Bayar BSM adalah layanan pembayaran beragam tagihan

seperti telepon, ponsel maupun listrik.

e) PPBA (Pembayaran Melalui Menu Pemindah bukuan di ATM) adalah

layanan pembayaran tagihan institusi (lembaga pendidikan, asuransi,

lembaga khusus, lembaga keuangan non bank) melalui menu

pemindah bukuan di ATM

f) BSM Elecronic Payroll (ePay roll) adalah layanan administrasi

pembayaran gaji karyawan suatu institusi.

g) BSM Safe Deposito Box adalah layanan penyimpanan benda berharga,

dokumen dan lain-lain yang ditempatkan diruangan yang dilengkapi

sistem pengamanan.

Page 9: Bab iv dan bab v

53

3) Produk Pembiayaan

Produk pembiayaan meliputi pembiayaan per skim, pembiayaan per

sektor ekonomi dan pembiayaan per segmen. Adapun jenis-jenis produk

pembiayaan yang ada di PT. Bak Syariah Mandiri Cabang Gorontalo adalah

sebagai berikut:

a) MMOB (Mudharabah Muqayyadah On Balance Sheet) adalah fasilitas

pembiayaan dengan alokasi sumber dana yang terikat (spesifik) dari

pemilik dana (shahibul maal).

b) BSM Customer Network Financing (Modal Kerja) adalah pembiyaan

modal kerja yang diberikan kepada nasabah untukk pembelian

persedian barang dari rekanan yang telah menjalin kerjasama dengan

BSM.

c) Dana Berputar adalah pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan modal

kerja sementara dan bukan untuk Permanent Working Capital. Bersifat

Self liquidating seiring dengan menurunnya aktivitas bisnis pada

periode terkait.

d) Peralatan Kedokteran adalah pembiayaan untuk pembelian barang

modal atau peralatan penunjang kerja dibidang kedokteran.

e) Resi Gudang adalah pembiayaan dengan jaminan utama komoditi yang

diperdagangkan, dimana komoditi tersebut berada dalam suatu gudang

atau tempat yang terkontrol secara independen.

f) Umroh adalah pembiayaan untuk mempermudah nasabah dalam

memenuhi perjalanan umroh.

Page 10: Bab iv dan bab v

54

g) Pensiunan adalah pembiayaan yang diperuntukkan bagi pensiunan.

h) PKPA (Pembiayaan Kepada Koperasi Karyawan Untuk Para

Anggotanya) adalah fasilitas penyaluran pembiyaan kepada anggota

koperasi karyawan

i) Griya BSM adalah fasilitas pembiayaan pemilikan rumah tinggal.

4.5 Deskripsi Hasil Penelitian

4.5.1 Pengakuan dan Pengukuran

Dalam hal pembiayaan murabahah di PT. Bank Syariah Mandiri

Cabang Gorontalo, semua barang bisa dijadikan sebagai objek murabahah,

asalkan barang tersebut halal dan baik. Dalam hal pengajuan pembiayaan

murabahah, nasabah diharapkan bisa melengkapi persyaratan yang telah

ditentukan oleh pihak bank. Untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang

mengajukan pembiayaan murabahah wajib melampirkan dokumen

identitasnya berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP), dokumen legalitas

selaku PNS (untuk PNS), SK gaji, taspen, kartu pegawai, surat penawaran

rumah, sedangkan untuk Nasabah yang bukan PNS yang mengajukan

pembiayaan murabahah di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo

wajib melampirkan foto copy dokumen identitas berupa Kartu Tanda

Penduduk (KTP), kartu keluarga, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),

dokumen legalitas usaha seperti SITU, SIUP, BDP, laporan penjualan, dan

yang terpenting adalah dalam hal pengajuan pembiayaan murabahah,

Page 11: Bab iv dan bab v

55

barang-barang yang akan dibeli oleh nasabah haruslah barang-barang

yang bersifat baik dan halal.

PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo melakukan pembiayaan

murabahah dengan menggunakan akad murabahah namun realita yang

terjadi di lapangan, PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo hanya

memberikan pembiayaan berupa sejumlah uang sesuai dengan

pembiayaan yang dibutuhkan kepada nasabah, dimana hal ini disebut

dengan akad wakalah yaitu pelimpahan kekuasaan oleh seseorang sebagai

pihak pertama kepada orang lain sebagai pihak kedua dalam hal-hal yang

diwakilkan.

Hal ini dapat ditunjukkan dengan cuplikan hasil wawancara antara

peneliti dengan nasabah sebagai berikut:

P: N: P: N: P: N: P: N:

Pak trus ini, kan dalam hal pembiayaan murabahah ini apakah pihak bank memberikan pembiayaan dalam bentuk uang atau barang pak? Dalam bentuk uang Dalam bentuk uang, bukan dalam bentuk barang? Uang Misalnya pembiayaan untuk, misalnya kan pembelian semen atau apa Ya Trus pihak Bank itu menyediakan semen atau mungkin di uangkan? Jadi mestinya ya selama ini memang ini seharusnya mekanismenya itu di ikutsertakan sebelumnya. Jadi pada prakteknya yang sebenarnya konsep yang disampaikan itu adalah ketika misalnya bangunan, bangunan ini 30% itu atau hampir selesai itu ada semacam aaa pertanggungjawaban katakanlah seperti itu. Berapa anggaran yang habis. Hanya selama ini yang ril, jujur ya saya hanya menerima uang dengan melihat bangunan yang saya bangun dan tentu yang dilihat itu dari sisi fisik kemudian dari sisi layak IMB itu segala macam yang diminta.

Page 12: Bab iv dan bab v

56

Hal ini juga didukung dengan pernyataan nasabah lain melalui media

handphone via sms:

P: N: P: N:

Assalaamu’alaykum. Ustad mf mengganggu. Ustad pada saat ustad melakukan pembiayaan murabahah di BSM akadnya itu akad murabahah atau wakalah?? Syukran ustad Murabahah Tapi yang BSM kasih dalam bentuk uang ustad?? Atau?? Ya... Uang yang mestinya selalu saya pertanggungjawabkan dengan kwitansi pembelian brg... Hx kenyataanx sy hx trima uang sj... sptx mrk dan sy jg tak mau ribet.

Pernyataan di atas juga di dukung oleh pernyataan nasabah lainnya

seperti yang terekam dalam via sms sebagai berikut:

P: N:

Assalaamu’alaykum. Ustad mf mengganggu. Ustad pada saat ustad melakukan pembiayaan murabahah di BSM akadnya itu akad murabahah atau wakalah?? Syukran ustad Keduanya

Pernyataan tersebut didukung juga oleh pernyataan yang lain seperti

yang tercantum sebagai berikut:

P: N: P: N:

Assalaamu’alaykum.. K Eza mf mengganggu.. Ana mtanya k uwty, pada saat melakukan pembiayaan murabahah di BSM akadnya itu akad murabahah atau wakalah?? Syukran.. Murabahah Ukh Tapi yang BSM kasih dalam bentuk uang?? Atau?? Uang coz pembiayaan konsumtif. Uanglah masa daun.. he.. he.

Dari beberapa pernyataan di atas maka sudah jelas pihak bank hanya

memberikan sejumlah dana kepada nasabah, dan nasabah sendiri yang

membeli barangnya. Dalam hal ini adanya pemberian kuasa atas dana dan

nama bank kepada nasabah untuk melakukan pembelian barang sendiri

P: N:

Berarti pihak Bank itu hanya menyediakan sejumlah dana, tapi mereka tidak menyediakan barang yang diinginkan oleh bapak? Tidak. Hanya mereka meminta ee secara fisik apa namanya ee penggunaan anggaran yang saya saya saya trima.

Page 13: Bab iv dan bab v

57

sesuai spesifikasi yang diinginkan kepada pihak supplier setelah

memperoleh pembiayaan dari pihak bank. Hal ini hampir sama dengan

pemberian kredit pada bank konvensional. Karena pihak PT. Bank Syariah

Mandiri Cabang Gorontalo hanya memberikan pembiayaan murabahah

dalam bentuk uang maka secara otomatis akan berpengaruh pada

pencatatan akuntansinya. Pada saat pencairan pembiayaan murabahah,

pihak PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo menjurnalnya sebagai

berikut:

Piutang Nasabah Rp. xxx

Murabahah Rp. xxx

Nasabah Rp. xxx

Margin yang ditangguhkan Rp. Xxx

Dalam hal murabahah pesanan mengikat, pihak PT. Bank Syariah

Mandiri Cabang Gorontalo menganggapnya itu sebuah produk lain selain

murabahah yakni ijarah. Padahal murabahah berbeda dengan ijarah. Ijarah

adalah sewa, dan murabahah adalah jual beli.

Untuk penurunan aset yang dikarenakan rusak ataupun usang, pihak

PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo tidak menjurnalnya sebagai

beban karena pencatatannya itu hanya diakukan sekali saja yakni pada

saat pencairan seperti yang terekam dalam wawancara berikut ini.

“Kita kan murabahah di sini baru griya, mobil untuk yang berwujud ya, lainnya itu kan RAB. Rencana anggaran biaya nah, jadi kalau menurun, kayaknya tidak tuh. Kalau mobil, mobil itu dia menyusut kan, tapi tidak sih. Karena dikitorang itu lainnya kan harga pasar, ada nilai likuidasi, nilai likuidasi itu pasti lebih kurang dengan harga pasar. Jadi so perhitungan duluan 5 tahun mobil ini depe harga berapa, kan

Page 14: Bab iv dan bab v

58

pembiayaan mobil orang cuma 5 tahun. 5 tahun berarti harga pasar tahun ini dengan tahun depan beda kan, makanya ada nilai likuidasi disitu. Nilai likuidasi mobil untuk 5 tahu ke depan itu kira-kira harganya berapa, jadi yang orang pak disitu nilai likuidasi. Nilai likuidasi baru ee kalau rumah kan beda lagi toh, sama nilai likuidasi noh. Torang itu jurnal Cuma 1 kali ya, pada saat pencairan.” Terkait dengan diskon murabahah, pihak PT. Bank Syariah Mandiri

Cabang Gorontalopun tidak melakukan pencatatan terkait dengan diskon

murabahah seperti terekam dalam wawancara berikut:

P : LA: P : LA: P : LA: P : LA: P : LA:

Kan di sini kita ada diskon. Misalnya pihak bank sebelumnya sudah berkomunikasi dengan dealer atau apa, otomatis ada diskon. Pengakuan diskon murabahah itu.... Kalau torang yang bagitu-bagitu torang kan hubungi yang sama orang kasih pa torang kan depe surat penawaran, surat penawaran itu. Jadi torang bayar sesuai surat penawaran. Apabila ada diskon atau panjang pembicaraannya nasabah, tanya torang. Tapi sih bagusnya dicantumkan di surat penawaran. Jadi torang bayar tinggal selisih. Trus kalau pencatatannya dipihak bank itu terkait dengan diskon apakah.... Tidak Ada Tidak ada? Jadi begini, misalnya dia jual Rp. 100.000,-. Dia kasih diskon 20 % ee 10 % jadi Rp. 10.000,- ee Rp. 90.000,- itu seharusnya orang bayar hanya Rp. 90.000,- bagitu. Tapi itu tidak ada pencatatan diskon? Tidak ada. Torang tidak ada pencatatan diskon. Kalau misalnya.... Kalau ada pencatatan diskon, berarti itu riswah namanya. Tidak boleh.”

Selanjutnya dalam hal pengakuan keuntungan murabahah pihak PT.

Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo belum mengakui adanya

keuntungan murabahah. hal ini bisa terekam dalam hasil wawancara

sebagai berikut:

Page 15: Bab iv dan bab v

59

P : LA: P : LA:

Bagaimana pengakuan keuntungan murabahah? kan biasanya ada keuntungan murabahah. Itu margin yang tadinya dia posisi kredit, dia di debet. Margin keuntungan? Pada pendapatan margin.

Selanjutnya dalam hal pengakuan potongan pelunasan piutang, lagi-

lagi pihak PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo dalam hal

pencatatannya berbeda dengan apa yang telah ditentukan dalam PSAK

102. Berikut ini hasil wawancara antara peneliti dan Loan Administration:

LA: P : LA:

Bagaimana pengakuan potongan pelunasan piutang murabahah yang diberikan kepada pembeli yang melunasi secara tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang disepakati? Potongan pelunasan? Depe jurnal itu debet nasabah, kreditnya piutang. Debet nasabah, kreditnya piutang? Iya debet nasabah, kredit margin, tapi margin pelunasan. Ee tidak semua margin. Baru yang ke dua ee kreditnya piutang kredit lagi pendapatan margin.

Hal tersebut di atas terjadi karena pihak bank hanya memberikan

sejumlah dana kepada nasabah, dan nasabah sendiri yang membeli

barangnya. Jadi dalam hal pengakuan potongan pelunasannya pun

menjadi seperti di atas.

PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo juga belum mengakui

adanya potongan angsuran murabahah. Hal ini dapat dilihat dari hasil

wawancara berikut:

LA: P : LA:

Bagaimana pengakuan potongan angsuran? Kan biasanya.... Tidak ada. Tidak ada potongan angsuran.

Page 16: Bab iv dan bab v

60

Seperti halnya potongan angsuran, denda pun tidak diakui oleh PT.

Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo, dan jika PT. Bank Syariah Mandiri

Cabang Gorontalo mengakui adanya denda maka jurnalnya:

Nasabah Rp. xxx

Dana Sosial Rp. xxx

Hal ini bisa dilihat pada hasil wawancara berikut:

P : LA:

Trus biasanya ada yang namanya denda. Bagaimana pengakuan denda dikenakan jika pembeli lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai dengan akad? Torang di sini, seandainya diakui denda, denda itu.... Slama ini kita tidak mengambil denda. Seandainya kita mengakui denda, denda masuk ke, jadi debet nasabah, kreditnya dana sosial. Tetapi untuk BSM Gorontalo tidak ada pengakuan denda.

PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo juga belum mengakui

adanya uang muka seperti yang terdapat pada hasil wawancara berikut:

P : LA: P : LA:

Kalau uang muka? Kalau uang muka itu kita perhitungkan di BSM dipembiayaan. Jadi misalnya harga barang Rp. 100.000.000,- 10% itu torang tidak ada lagi. Jadi torang pe pembiayaan hanya 10% itu. Jadi 20% itu hubungannya sama loper. Trus depe jurnal itu? Tidak ada. Yang ada... Torang tidak permasalahkan yang ini. karena uang muka itu kalau pa torang mesti ada kwitansi pembayaran. Diperhitungkan sama dengan... diperhitungkan sebagai penawaran.

Akuntansi untuk pembeli akhir di PT. Bank Syariah Mandiri dalam hal

ini terkait dengan hutang yang timbul dari transaksi murabahah tangguh,

diakui oleh bank sebagai margin yang ditangguhkan. Hal ini dapat dilihat

pada hasil wawancara berikut:

Page 17: Bab iv dan bab v

61

P : LA: P : LA:

Bagaimana hutang yang timbul dari transaksi murabahah tangguh diakui.....? Bagaimana hutang yang timbul dari transaksi murabahah tangguh diakui.....? Kurang tahu, kalau kita margin yang ditangguhkan. Maksudnya ka? Nda, pada saat pencairan kan makanya ka Novi bilang torang pe jurnal itu cuma satu, pada saat pencairan.

Selanjutnya terkait dengan beban murabahah dan diskon pembelian

yang diterima setelah akad murabahah, potongan pelunasan dan potongan

hutang murabahah yang seharusnya diakui sebagai pengurang beban

murabahah tangguhan, namun itu semua belum diterapkan di PT. Bank

Syariah Mandiri Cabang Gorontalo. Hal ini bisa dilihat dari hasil wawancara

berikut:

P : LA: P : LA: P : LA:

Bagaimana pengakuan diskon pembelian yang diterima setelah akad murabahah, potongan pelunasan dan potongan hutang murabahah? Apakah diakui sebagai pengurang beban murabahah tangguhan? Tidak ada Denda? Tidak ada denda. Bagaimana pengakuan potongan uang muka akibat pembeli akhir batal membeli barang? Kan tidak ada pembeli yang iba cat

4.5.2 Penyajian

Berdasarkan hasil wawancara sebelumnya maka dalam hal penyajian

piutang murabahah seharusnya disajikan sebesar nilai bersih yang dapat

direalisasikan yaitu saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian

piutang. Namun PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo tidak

mengenal yang namanya penyisihan kerugian piutang tapi hal itu disisipkan

pada akun biaya. Selanjutnya untuk margin murabahah sudah sesuai

Page 18: Bab iv dan bab v

62

dengan PSAK 102. Namun untuk beban murabahah ini PT. Bank Syariah

Mandiri belum menerapkannya. Hal ini dapat dilihat pada hasil wawancara

berikut:

P : LA: P : LA: P : LA: P : LA: P : LA:

Bagaimana penyajian Piutang murabahah? Apakah disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, yaitu saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang? Ataukah? Penyisihan kerugian piutang ada. Tapi itu disisipkan di biaya. Baru biasanya...? Torang pe biaya 1 % dari plafon dari pencairan aa jadi penyisihan kerugian piutang itu 1 %. Trus jadi bagaimana dia pada saat laporan keuangan. Apakah atau dimana atau mungkin.. Eee begini sebenarnya pa torang itu. Itu depe nama PAP PAP ya. Itu... tidak tawu.. cuma torang terbentuk, itu diambil, itu dibentuk perusahaan yang sebenarnya diambil dari biaya administrasi diawal. Bagaimana penyajian margin murabahah tangguhan? Apakah disajikan sebagai pengurang (contra account) piutang murabahah? Iya pengurang. Bagaimana Beban murabahah tangguhan? apakah disajikan sebagai pengurang (contra account) hutang murabahah? ataukah? Kalau beban murabahah tidak ada.

4.5.3 Pengungkapan

Berdasarkan hasil wawancara, maka dalam hal pengungkapan ini PT.

Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo ini mengungkapkan biaya-biaya

yang terkait dengan proses pengajuan murabahah yakni biaya administrasi

1 % dari plafon dan biaya meterai, pajak. Namun biaya administrasi, biaya

meterai dan pajak tersebut bukan bagian dari pendapatan pihak bank,

melainkan ada pihak lain yang berwenang yang mengurusi itu.

Page 19: Bab iv dan bab v

63

BAB V

PEMBAHASAN PENERAPAN PSAK 102 UNTUK MURABAHAH DI PT.

BANK SYARIAH MANDIRI CABANG GORONTALO

“...Jika sebagian kamu memercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia

bertakwa kepada Allah, Tuhannya...” (QS. Al-Baqarah: 283)

5.1 Pembahasan Hasil Penelitian

Komite Akuntansi Syariah Dewan Standar Akuntasi Keuangan

menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.102

tentang akuntansi murabahah yang mulai berlaku efektif sejak tanggal 1

Januari 2008 bagi seluruh Lembaga Keuangan Syariah (LKS) (Wibisana

dalam Okta: 2010). PSAK No.102 merupakan pernyataan standar

akuntansi keuangan yang mengatur tentang pengakuan, pengukuran,

penyajian dan pengungkapan atas transaksi pembiayaan murabahah dari

berbagai Lembaga Keuangan Syariah. Penyusunaan PSAK ini

berdasarkan pada Pernyataan Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia

(PAPSI) Bank Indonesia dan berdasarkan pada sejumlah fatwa akad

keuangan syariah yang diterbitkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis

Ulama Indonesia (DSN MUI). Pada pembahasan ini, peneliti akan

menganalisis kesesuaian antara penerapan PSAK 102 untuk murabahah di

PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo yang mencakup pengakuan,

pengukuran, penyajian dan pengungkapan.

Page 20: Bab iv dan bab v

64

5.2 Pengakuan dan Pengukuran

PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo merupakan bank syariah

ke dua yang hadir di Provinsi Gorontalo dan termasuk 17 besar bank

syariah terbaik di Indonesia, sehingga dalam penerapan akuntansinya

diharapkan bisa sesuai dengan aturan yang mengatur tentang akuntansi

syariah dalam hal ini diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) No. 102.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada bagian Loan

Administration (sampai bulan Mei 2013) di PT. Bank Syariah Mandiri

Cabang Gorontalo, pada saat perolehan, aset murabahah tidak diakui

sebagai persediaan. Yang menjadi aset murabahah adalah jaminan

nasabah dimana yang menjadi jaminan nasabah ini sesuai dengan apa

yang dibiayai. Misalnya untuk griya, jadi yang menjadi aset sekaligus

jaminan adalah griya tersebut. Pada saat perolehan juga aset murabahah

dinilai sesuai harga pasar bukan berdasarkan biaya perolehan. Dalam hal

penjurnalan PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo hanya menjurnal

sekali yakni pada saat pencairan dengan jurnal:

Piutang Nasabah Rp. xxx

Murabahah Rp. xxx

Nasabah Rp. xxx

Margin yang ditangguhkan Rp. Xxx

Hal ini membuktikan bahwa penerapan PSAK 102 untuk murabahah

di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo ini belum sepenuhnya

Page 21: Bab iv dan bab v

65

diterapkan karena seharusnya jika PT. Bank Syariah Mandiri Cabang

Gorontalo ini sudah menerapkan sepenuhnya PSAK 102 ini maka jurnal

yang dikenal ada banyak dan bukan jurnal pada saat pencairan. Seperti

pada saat perolehan, aset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar

biaya perolehan maka jurnalnya akan menjadi:

Aset Murabahah Rp. xxx

Kas Rp. xxx

Selanjutnya terkait dengan murabahah pesanan mengikat, pihak PT.

Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo menganggapnya itu sebuah

produk lain selain murabahah yakni ijarah. Padahal murabahah berbeda

dengan ijarah. Ijarah adalah sewa, dan murabahah adalah jual beli.

Dalam PSAK 102 pada paragraf 19 poin (a) (ii) jika terjadi penurunan

nilai aset karena usang, rusak, atau kondisi lainnya sebelum diserahkan ke

nasabah, penurunan nilai tersebut diakui sebagai beban dan mengurangi

aset, maka seharusnya dijurnal menjadi:

Beban Rp. Xxx

Aset Murabahah Rp. Xxx

Namun PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo tidak

menjurnalnya sebagai beban karena pencatatannya itu hanya diakukan

sekali saja yakni pada saat pencairan.

Menurut PSAK 102 paragraf 20 menjelaskan bahwa diskon pembelian

aset murabahah diakui sebagai:

Page 22: Bab iv dan bab v

66

(a) Pengurang biaya perolehan aset murabahah, jika terjadi akad

murabahah maka seharusnya dijurnal:

Aset Murabahah Rp. xxx

Kas Rp. xxx

(b) Kewajiban kepada pembeli, jika terjadi setelah akad murabahah dan

sesuai akad yang disepakati menjadi hak pembeli maka seharusnya

dijurnal:

Kas Rp. xxx

Hutang Rp. xxx

(c) Tambahan keuntungan murabahah, jika terjadi setelah akad

murabahah dan sesuai akad, menjadi hak penjual maka dijurnal:

Kas Rp. xxx

Keuntungan murabahah Rp. xxx

(d) Pendapatan operasi lain jika terjadi setelah akad murabahah dan tidak

diperjanjikan dalam akad dijurnal menjadi:

Kas Rp. xxx

Pendapatan Operasi Lain Rp. xxx

Namun PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo tidak melakukan

pencatatan terkait dengan diskon murabahah.

Selanjutnya dalam hal pengakuan keuntungan murabahah

seharusnya diakui:

Page 23: Bab iv dan bab v

67

(a) Pada saat terjadinya penyerahan jika dilakukan secara tunai atau

secara tangguh yang tidak melebihi satu tahun, maka jurnalnya

menjadi:

Kas Rp. xxx

Piutang Murabahah Rp. xxx

Aset Murabahah Rp. xxx

Keuntungan Rp. xxx

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka PT. Bank Syariah

Mandiri dalam hal pengakuan dan pengukuran keuntungan murabahah

belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK 102.

Jurnal dalam hal pengakuan dan pengukuran keuntungan murabahah

di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo yaitu:

Margin Keuntungan Rp. xxx

Pendapatan Margin Rp. xxx

Selanjutnya dalam PSAK 102 paragraf 26 menjelaskan bahwa dalam

hal pengakuan pelunasan piutang murabahah yang diberikan kepada

pembeli yang melunasi secara tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang

disepakati itu diakui sebagai pengurang keuntungan murabahah. dan itu

dijurnal menjadi:

(a) Diberikan pada saat pelunasan, yaitu penjual mengurangi piutang

murabahah dan keuntungan murabahah dijurnal menjadi:

Page 24: Bab iv dan bab v

68

Kas Rp. xxx

Keuntungan ditangguhkan Rp. xxx

Piutang murabahah Rp. xxx

Keuntungan Rp. xxx

(b) Diberikan pada saat pelunasan, yaitu penjual menerima pelunasan dari

pembeli dan kemudian membayarkan potongan pelunasannya kepada

pembeli dijurnal menjadi:

Kas Rp. xxx

Keuntungan ditangguhkan Rp. xxx

Piutang murabahah Rp. xxx

Keuntungan Rp. xxx

Namun hal ini berbeda lagi dengan yang ada di PT. Bank Syariah

Mandiri Cabang Gorontalo untuk pencatatan potongan pelunasan piutang

pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo menjadi:

Nasabah Rp. xxx

Margin Rp. xxx

Piutang Rp. xxx

Pendapatan Margin Rp. xxx

Paragraf 28 PSAK 102 menjelaskan bahwa potongan angsuran

murabahah dapat diakui:

(a) Jika disebabkan oleh pembeli yang membayar secara tepat waktu,

maka diakui sebagai keuntungan murabahah, sehingga dapat dijurnal:

Page 25: Bab iv dan bab v

69

Keuntungan murabahah Rp. xxx

Kas Rp. xxx

(b) Jika disebabkan oleh penurunan kemampuan pembayaran pembeli

maka diakui sebagai beban, sehingga dapat dijurnal:

Kas Rp. xxx

Keuntungan yang ditangguhkan Rp. xxx

Beban Rp. xxx

Piutang Murabahah Rp. xxx

Keuntungan Rp. xxx

Namun PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo tidak mengakui

adanya potongan angsuran murabahah.

Selanjutnya pada paragraf 29 PSAK 102, menjelaskan bahwa denda

dikenakan jika pembeli lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai dengan

akad, dan denda yang diterima diakui sebagai bagian dana kebajikan. Maka

jurnalnya menjadi:

Dana Kebajikan – Kas Rp. xxx

Dana Kebajikan – Denda Rp. xxx

Sedangkan di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo jika

mengakui adanya denda maka jurnalnya:

Nasabah Rp. xxx

Dana Sosial Rp. xxx

Paragraf 30 PSAK 102 menjelaskan bahwa pengukuran dan

pegakuan uang muka yaitu:

Page 26: Bab iv dan bab v

70

(a) Uang muka diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang

diterima, maka jurnalnya:

Kas Rp. xxx

Hutang Lain – Uang Muka Murabahah Rp. xxx

(b) Jika barang jadi dibeli oleh pembeli, maka uang muka diakui sebagai

pembayaran piutang, maka jurnalnya:

Utang Lain – Uang Muka Murabahah Rp. xxx

Piutang Murabahah Rp. xxx

(c) Jika barang batal dibeli oleh pembeli setelah diperhitungkan dengan

biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh penjual, maka dalam rangka

memenuhi permintaan calon pembeli maka selisihnya dapat

dikembalikan kepada calon pembeli, sehingga jurnalnya:

Pembeli Rp. xxx

Utang Lain – Uang Muka Murabahah Rp. xxx

Pendapatan Operasional Rp. xxx

Kas Rp. xxx

(d) Pesanan dibatalkan jika uang muka dibayarkan oleh calon pembeli

lebih daripada biaya yang telah dikeluarkan oleh calon pembeli lebih

kecil daripada biaya yang telah dikeluarkan penjual, maka jurnalnya:

Kas/ Piutang Rp. xxx

Utang Lain – Uang Muka Murabahah Rp. xxx

(e) Jika perusahaan menanggung kekurangan atau uang muka sama

dengan beban yang dikeluarkan maka jurnalnya:

Page 27: Bab iv dan bab v

71

Utang Lain – Uang Muka Murabahah Rp. xxx

Pendapatan Operasional Rp. xxx

PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo belum mengakui adanya

uang muka.

Akuntansi untuk pembeli akhir di PT. Bank Syariah Mandiri dalam hal

ini terkait dengan hutang yang timbul dari transaksi murabahah tangguh,

diakui oleh bank sebagai margin yang ditangguhkan. Padahal seharusnya

pengakuan berdasarkan PSAK 102 paragraf 31 adalah hutang yang timbul

dari transaksi murabahah tangguh, seharusnya diakui sebagai hutang

murabahah sebesar harga beli yang disepakati (jumlah yang wajib

dibayarkan), dan bukan diakui sebagai margin.

Pada paragraf 33 beban murabahah tangguhan seharusnya

diamortisasi secara proporsional dengan porsi hutang murabahah, namun

pihak PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo belum menerapkan

beban murabahah.

Selanjutnya terkait dengan diskon pembelian yang diterima setelah

akad murabahah, potongan pelunasan dan potongan hutang murabahah

diakui sebagai pengurang beban murabahah tangguhan. Denda yang

dikenakan akibat kelalaian dalam melakukan kewajiban sesuai dengan

akad diakui sebagai kerugian. Potongan uang muka akibat pembeli akhir

batal membeli barang diakui sebagai kerugian, itu semua belum diterapkan

di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo.

Page 28: Bab iv dan bab v

72

5.3 Penyajian

Hal penyajian piutang murabahah seharusnya disajikan sebesar nilai

bersih yang dapat direalisasikan yaitu saldo piutang murabahah dikurangi

penyisihan kerugian piutang. Namun PT. Bank Syariah Mandiri Cabang

Gorontalo tidak mengenal yang namanya penyisihan kerugian piutang tapi

hal itu disisipkan pada akun biaya. Selanjutnya untuk margin murabahah

sudah sesuai dengan PSAK 102. Dimana dalam paragraf 38 PSAK 102,

menyatakan bahwa margin murabahah tangguhan disajikan sebagai

pengurang (contra account) piutang murabahah. Namun untuk beban

murabahah ini PT. Bank Syariah Mandiri belum menerapkannya.

5.4 Pengungkapan

Menurut PSAK 102 penjual mengungkapkan hal-hal yang terkait

dengan transaksi murabahah tetapi tidak terbatas pada (a) harga perolehan

aset murabahah, (b) janji pemesanan dalam murabahah berdasarkan

pesanan sebagai kewajiban atau bukan, (c) pengungkapan yang diperlukan

sesuai PSAK 101.

Berdasarkan hasil wawancara, maka dalam hal pengungkapan ini PT.

Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo ini sudah sesuai dengan PSAK

102. Hal ini dibuktikan dengan wawancara peneliti dengan Loan

Administration, Dimana pihak bank mengungkapkan biaya-biaya yang

terkait dengan proses pengajuan murabahah yakni biaya administrasi 1 %

dari plafon dan biaya meterai, pajak. Namun biaya administrasi, biaya

Page 29: Bab iv dan bab v

73

meterai dan pajak tersebut bukan bagian dari pendapatan pihak bank,

melainkan ada pihak lain yang berwenang yang mengurusi itu.

Berdasarkan beberapa uraian diatas terkait dengan murabahah dapat

dilihat perbedaan dari segi pengakuan, pengukuran, penyajian, dan

pengungkapan antara PSAK 102 dan pencatatan yang ada di PT. Bank

Syariah Mandiri Cabang Gorontalo. Berikut ini adalah tabel pencatatan

antara PSAK 102 dan PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo.

Tabel 2

Temuan Hasil

Pengakuan dan Pengukuran

Keterangan PSAK 102 PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo

Murabahah Akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada pembeli.

Jual beli. Pembiayaan jual beli. Contohnya pembelian rumah, mobil, pembiayaan pegawai, BSM implan.

Akuntansi Penjual

Aset Murabahah

Dinilai sebesar biaya perolehan

Aset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar biaya perolehan. Aset Murabahah (D) Kas (K)

Piutang Nasabah (D) Murabahah (D) Nasabah (K) Margin yang dit angguhkan (K)

Page 30: Bab iv dan bab v

74

Jika terjadi penurunan nilai aset karena usang, rusak, atau kondisi lainnya sebelum diserahkan ke nasabah.

Diakui sebagai beban dan mengurangi nilai aset. Beban (D) Aset Murabahah (K)

-

Jika murabahah tanpa pesanan mengikat.

Jika dinilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi, mana yang lebih rendah.

Kerugian (D) Aset Murabahah (K)

-

Jika nilai bersih yang dapat idealisasi lebih rendah dari biaya perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian.

Kerugian (D) Aset Murabahah (K)

-

Diskon pembelian aset murabahah

Pengurang biaya perolehan aset murabahah, jika terjadi sebelum akad murabahah.

Aset Murabahah (D) Kas (K)

-

Kewajiban kepada pembeli, jika terjadi akad murabahah dan sesuai akad yang disepakati memadai hak pembeli.

Kas (D) Hutang (K)

-

Tambahan keuntungan murabahah, jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad menjadi hak penjual.

Kas (D) Keuntungan Murabahah (K)

-

Page 31: Bab iv dan bab v

75

Pendapatan operasi lain, jika terjadi setelah akad murabahah dan tidak diperjanjukan dalam akad.

Kas (D) Pendapatan Operasional Lain (K)

-

Kewajiban Penjual kepada pembeli atas pengembalian diskon pembelian akan tereliminasi pada saat:

Dilakukan pembayaran kepada pembeli sebesar jumlah potongan setelah dikurangi dengan biaya pengembalian.

Hutang (D) Kas (K)

-

Dipindahkan sebagai kebajikan jika pembeli sudah tidak dapat dijangkau oleh penjual.

Hutang (D) Kas (K) Dana Kebajikan Kas (D) Dana Kebajikan Potongan Pembelian (K)

-

Pada saat akad murabahah, piutang murabahah diakui sebesar biaya perolehan aset murabahah.

Pada akhir periode laporan keuangan piutang murabahah dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi.

Beban Piutang Tak Tertagih (D) Penyisihan Piutang Tak Tertagih (K)

-

Keuntungan murabahah

Pada saat terjadinya penyerahan jika dilakukan secara tunai atau secara tangguh yang tidak melebihi satu tahun.

Kas (D) Piutang Murabahah (D) Aset Murabahah (K) Keuntungan (K)

-

Page 32: Bab iv dan bab v

76

Potongan Pelunasan

Diberikan pada saat pelunasan, yaitu penjual mengurangi piutang murabahah dan keuntungan murabahah.

Kas (D) Keuntungan Ditangguhkan (D) Piutang Murabahah (K) Keuntungan (K)

-

Diberikan setelah pelunasan yaitu penjual menerima pelunasan piutang dari pembeli dan kemudian membayarkan potongan peluasannya kepada pembeli

Kas (D) Keuntungan Ditangguhkan (D) Piutang Murabahah (K) Keuntungan (K)

-

Potongan Angsuran

Jika disebabkan oleh pembeli yang membayar secara tepat waktu maka diakui sebagai pengurang keuntungan murabahah.

Keuntungan Murabahah (D) Kas (K)

-

Jika disebabkan oleh penurunan kemampuan pembayaran pembeli, maka diakui sebagai beban.

Kas (D) Keuntungan Ditangguhkan (D) Beban (D) Piutang Murabahah (K) Keuntungan (K)

-

Denda Jika pembeli lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai dengan akad, dan denda yang diakui sebagai bagian dana kebajikan.

Dana Kebajikan- Kas (D) Dana Kebajikan- Denda (K)

-

Page 33: Bab iv dan bab v

77

Uang Muka Diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang diterima.

Kas (D) Hutang Lain – Uanh Muka Murabahah (K)

-

Jika barang jadi dibeli oleh pembeli, maka uang muka diakui sebagai pembayaran piutang.

Utang Lain- Uang Muka Murabahah (D) Piutang Murabahah (K)

-

Pesanan dibatalkan jika uang muka yang dibayarkan calon pembeli lebih besar daripada biaya yang telah dikeluarkan oleh penjual.

Utang Lain- Uang Muka Murabahah (D) Pendapatan Operasional (K) Kas (K)

-

Pesanan dibatalkan jika uang muka dibayarka oleh calon pembeli lebih kecil daripada biaya yang telah dikeluarkan penjual.

Kas/ Piutang (D) Utang Lain- Uang Muka Murabahah (K)

-

Jika perusahaan menanggung kekurangan atau uang muka sama dengan beban yang dikeluarkan.

Utang Lain- Uang Muka Murabahah (D) Pendapatan Operasional (K)

-

Page 34: Bab iv dan bab v

78

Akuntansi Untuk Pembeli Akhir

Beban Murabahah Tangguhan

Diamortisasi secara proporsional dengan porsi utang murabahah

Hutang Murabahah (D) Kas (K) Beban (D) Beban Murabahah Tangguhan (K)

-

Diskon Pembelian

Yang diterima setelah akad murabahah, potongan pelunasan dan potongan hutang murabahah diakui sebagai pengurang beban murabahah tangguhan.

Kas (D) Beban Murabahah Tangguhan (K)

-

Potongan Pelunasan dan Potongan Murabahah

Hutang Murabahah (D) Kas (K) Beban (D) Beban Murabahah Tangguhan (K)

-

Denda Yang dikenakan akibat kelalaian dalam melakukan kewajiban sesuai dengan akad.

Kerugian (D) Kas/ Hutang (K)

-

Potongan Uang Muka

Akibat pembeli akhir batal membeli barang.

Uang Muka (D) Kas (K) Kas (D) Kerugian (D) Uang Muka (K)

-

Page 35: Bab iv dan bab v

79

Penyajian Piutang Murabahah

Disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, yaitu saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang.

Disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, yaitu saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang.

Margin Murabahah Tangguhan

Disajikan sebagai pengurang hutang murabahah.

Disajikan sebagai pengurang hutang murabahah.

Beban Murabahah Tangguhan

Disajikan sebagai pengurang hutang murabahah

-

Pengungkapan

Penjual mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi murabahah, tetapi tidak terbatas pada: (a) Harga perolehan aset murabahah. (b) Janji pemesanan dalam murabahah berdasarkan pesanan.

Penjual harus mengungkapkan biaya perolehan dan biaya-biaya yang dikeluarkan.