Top Banner
193 BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS RUANG KELAUTAN DAN PESISIR KABUPATEN NATUNA Bab ini menguraikan mengenai analisis Kuantitatif Kinerja Ketahanan Wilayah Kabupaten Natuna serta analisis zonasi guna penentuan zonasi masing-masing pemanfaatan kawasan laut dan pesisir sehingga menghasilkan zona kawasan lindung dan budidaya. 4.1. Analisis Ketahanan Wilayah Ketahanan wilayah yang dimaksud, sesuai dengan definisi yang diturunkan dari konsep Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamik suatu wilayah yang meliputi segenap aspek kehidupan yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan dalam menghadapi ancaman, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun dari luar, untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan mencapai tujuan pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk melihat sejauh mana kemampuan/ketangguhan wilayah dalam menghadapi ancaman, hambatan sebagai tolak ukur pengembangan wilayah laut dan pesisir dalam upaya pengembangan wilayah perbatasan. Adapun metode yang digunakan untuk menghitung indek ketahanan wilayah dalam studi ini adalah metode analisis dengan criteria majemuk. Proses dalam perhitungan indeks ketahanan wilayah dalam studi ini dapat dilihat pada pembahasan dibawah ini: 1. Tahap Penentuan Criteria/Parameter/Indicator Gatra Dalam studi ini dasar penentuan kriteria/parameter/indikator dilihat dari Tolak Ukur Ketahanan Nasional, Lemhanas, Tahun 2002. Kriteria/parameter/indikator tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan studi. 2. Tahap Penentuan Bobot Kriteria/ Parameter/ Indikator Gatra Pembobotan dilakukan untuk menghasilkan nilai kriteria/parameter/indicator karena setiap kriteria/parameter/indicator gatra memberikan kontribusi yang berbeda terhadap ketahanan wilayah. Dengan demikian bobot dapat diinterpretasikan sebagai persentase kontribusi setiap faktor terhadap ketahanan wilayah. Dalam hal ini bobot ditentukan berdasarkan penilaian subyektif para ahli
70

BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

Jun 13, 2019

Download

Documents

phamduong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

193

BAB IV

ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS RUANG KELAUTAN

DAN PESISIR KABUPATEN NATUNA

Bab ini menguraikan mengenai analisis Kuantitatif Kinerja Ketahanan Wilayah

Kabupaten Natuna serta analisis zonasi guna penentuan zonasi masing-masing

pemanfaatan kawasan laut dan pesisir sehingga menghasilkan zona kawasan lindung dan

budidaya.

4.1. Analisis Ketahanan Wilayah

Ketahanan wilayah yang dimaksud, sesuai dengan definisi yang diturunkan dari

konsep Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamik suatu wilayah yang meliputi segenap

aspek kehidupan yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung

kemampuan mengembangkan kekuatan dalam menghadapi ancaman, hambatan dan

gangguan baik yang datang dari dalam maupun dari luar, untuk menjamin identitas,

integritas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan mencapai tujuan

pembangunan.

Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk melihat sejauh mana

kemampuan/ketangguhan wilayah dalam menghadapi ancaman, hambatan sebagai tolak

ukur pengembangan wilayah laut dan pesisir dalam upaya pengembangan wilayah

perbatasan. Adapun metode yang digunakan untuk menghitung indek ketahanan wilayah

dalam studi ini adalah metode analisis dengan criteria majemuk. Proses dalam perhitungan

indeks ketahanan wilayah dalam studi ini dapat dilihat pada pembahasan dibawah ini:

1. Tahap Penentuan Criteria/Parameter/Indicator Gatra

Dalam studi ini dasar penentuan kriteria/parameter/indikator dilihat dari Tolak

Ukur Ketahanan Nasional, Lemhanas, Tahun 2002. Kriteria/parameter/indikator

tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan studi.

2. Tahap Penentuan Bobot Kriteria/ Parameter/ Indikator Gatra

Pembobotan dilakukan untuk menghasilkan nilai kriteria/parameter/indicator

karena setiap kriteria/parameter/indicator gatra memberikan kontribusi yang

berbeda terhadap ketahanan wilayah. Dengan demikian bobot dapat

diinterpretasikan sebagai persentase kontribusi setiap faktor terhadap ketahanan

wilayah. Dalam hal ini bobot ditentukan berdasarkan penilaian subyektif para ahli

Page 2: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

194

(expert) dalam bidangnya, perhitungan bobot ini dilakukan dengan proses hierarki

analitik (Analytical Hierarchy Process/AHP), yang mana analisis ini diperoleh

melalui kuesioner dari ahli tersebut.

3. Tahap Penentuan Indek Ketahanan Indikator

Indeks Ketahanan Indikator (IKI) merupakan ukuran kuantitatif indikator yang

menggambarkan dukungan kinerja indikator tersebut terhadap terwujudnya

ketahanan sektor diwilayah kajian. Rumusan matematisnya adalah sebagai berikut:

Dimana: NIK = Nilai Indikator pada wilayah yang bersangkutan

NTR = Nilai terendah

NTT= Nilai tertinggi

4. Tahap Penentuan Indek Ketahanan Sektor

Indeks Ketahanan Sektor (IKS) merupakan agregasi indeks ketahanan indikator

atau merupakan rata-rata berbobot dari indeks ketahana indikator masing-masing.

Rumusan matematisnya adalah sebagai berikut:

Dimana: IKS= Indeks Ketahanan Sekto i

Bi = Bobot untuk masing-masing indikator

IKI= Indeks Ketahanan Indikator i

5. Tahap Penentuan Indek Ketahanan Gatra

Indeks Ketahanan Gatra (IKG) merupakan agregasi indeks ketahanan sektor atau

merupakan rata-rata berbobot dari indeks ketahana sektor masing-masing.

Rumusan matematisnya adalah sebagai berikut:

Dimana: IKG= Indeks Ketahanan Gatra i

Bsi = Bobot Sektor i

IKS= Indeks Ketahanan Sektor i

IKI (+) = Nik-NTR X100%

NTT-NTR

IKI (-) = NTT-Nik X100%

NTT-NTR

IKS= ∑ Bi IKIi

∑ Bi

IKG= ∑ Bsi IKSi

∑ Bsi

Page 3: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

195

6. Tahap Penentuan Indek Ketahanan Total

Indeks Ketahanan Total merupakan ukuran kuantitatif ketahanan wilayah yang

menggambarkan tingkat atau kadar ketahanan wilayah sesuai dengan asgatra.

Rumusan matematisnya adalah sebagai berikut:

Dimana: IKT= Indeks Ketahanan Total

Bgi = Bobot Gatra i

IKG= Indeks Ketahanan Gatra

4.1.1. Analisis Indek Ketahanan Indikator (IKI)

Analisis indek ketahanan indikator yang dimaksud dalam studi ini, adalah

bertujuan untuk melihat dukungan setiap indikator terhadap ketahanan wilayah. Untuk

lebih jelasnya mengenai ketahanan indikator Kabupaten Natuna dapat dilihat pada

pembahasan dibawah ini.

A. Bidang Geografi

Bidang geografi dalam studi ini terdiri dari 3 sektor, yakni morfologi, posisi

geografis, dan infrastruktur. Adapun nilai indek ketahanan di Bidang Geografi Kabupaten

Natuna dapat dilihat pada Tabel IV.1.

Tabel IV.1. Nilai Indek Ketahanan Bidang Geografi

Indikator Bobot

skor

Nilai Indikator

(Nik)

∑ (Ni/N) X100

IKI (+)

∑ (Nik-

NTR/NTT-NTR)

X100

IKI ( -)

∑ (Nik-

NIK/NTT-NTR)

X100

% %

MORFOLOGI

Ruang Laut 1,52 2 200,00 100,00 0,00

Ruang Darat 0,62 2 80,92 0,00 100,00

POSISI GEOGRAFIS

Jarak ke ibu kota provinsi 1,20 2 163,27 79,72 20,27

Berbatasan dengan laut lepas 0,32 1 21,43 (0,00) 100,00

Berbatasan dengan provinsi lain 0,84 2 114,29 52,19 47,80

Perbatasan negara 1,47 2 199,32 99,98 0,00

INFRASTRUKTUR

Prasarana Transportasi Laut 1,33 2 167,30 (0,01) 100,01

Prasarana Transportasi darat 1,37 2 172,33 15,37 84,63

Moda Transportasi Laut 1,59 2 200,00 100,00 (0,00)

Moda transportasi Darat 1,35 2 169,81 7,68 92,32

Sumber: Hasil Analisis 2011

IKI : Indek Ketahanan Indikator

Ket: IKI (+)= semakin tinggi nilai, maka semakin tinggi dukungan terhadap ketahanan wilayah

IKI (-) = semakin tinggi nilai, maka semakin rendah dukungan terhadap ketahanan wilayah

IKT= ∑ Bgi IKGi

∑ Bgi

Page 4: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

196

B. Bidang Sumber Daya Alam

Bidang Sumber Daya Alam dalam studi ini terdiri dari 3 sektor, yakni flora dan

fauna, sumberdaya perikanan, pertambangan dan energi. Adapun nilai indek ketahanan di

Bidang Sumber Daya Alam Kabupaten Natuna dapat dilihat pada Tabel IV.2.

Tabel IV.2. Nilai Indek Ketahanan Bidang Sumber Daya Alam

Indikator Bobot

skor

Nilai

Indikator

(Nik)

∑ (Ni/N)

X100

IKI (+)

∑ (Nik-

NTR/NTT-

NTR) X100

IKI ( -)

∑ (Nik-

NIK/NTT-

NTR) X100

% %

FLORA DAN FAUNA

Keberadaan keaneka ragaman ekosistem 2,40 3 299,38 100,00 0,00

Keunikan habitat langka 1,12 2 93,33 0,00 100,00

SUMBER DAYA PERIKANAN

Keberadaan spesies penting 0,67 1 21,18 (0,00) 100,00

Kelimpahan sumberdaya perikanan tangkap 2,79 3 266,56 88,16 11,84

Keberadaan perikanan bernilai ekonomis tinggi 3,14 3 299,52 100,00 (0,00)

PERTAMBANGAN

Eksplorasi dan eksploitasi 4,35 3 199,24 (0,00) 100,00

Pengendalian dampak lingkungan 6,55 3 299,77 100,00 (0,00)

Sumber: Hasil Analisis 2011

IKI : Indek Ketahanan Indikator

Ket: IKI (+)= semakin tinggi nilai, maka semakin tinggi dukungan terhadap ketahanan wilayah

IKI (-) = semakin tinggi nilai, maka semakin rendah dukungan terhadap ketahanan wilayah

C. Bidang Demografi

Bidang Sumber Daya Alam dalam studi ini terdiri dari 2 sektor, yakni tenaga kerja

dan kependudukan. Adapun nilai indek ketahanan di Bidang Demografi Kabupaten Natuna

dapat dilihat pada Tabel IV.3.

Tabel IV.3. Nilai Indek Ketahanan Bidang Demografi

Indikator Bobot

skor

Nilai

Indikator

(Nik)

∑ (Ni/N)

X100

IKI (+)

∑ (Nik-

NTR/NTT-

NTR) X100

IKI ( -)

∑ (Nik-

NIK/NTT-

NTR) X100

% %

TENAGA KERJA

Laju pertumbuhan angkatan kerja 2,56 3 232,98 69,03 30,97

Pengangguran 1,38 2 83,59 (0,00) 100,00

Pemerataan Lapangan Pekerjaan 3,29 3 300,00 100,00 (0,00)

KEPENDUDUKAN

Kepadatan penduduk 0,67 2 144,57 54,05 45,95

Mata pencaharian 0,92 2 200,00 100,00 (0,00)

Laju pertumbuhan penduduk 0,79 2 171,74 76,58 23,42

Penyebaran Penduduk 0,43 2 92,39 10,81 89,19

Kontribusi Penduduk Pendatang 0,37 2 79,35 (0,00) 100,00

Sumber: Hasil Analisis 2011

IKI : Indek Ketahanan Indikator

Ket: IKI (+)= semakin tinggi nilai, maka semakin tinggi dukungan terhadap ketahanan wilayah

IKI (-) = semakin tinggi nilai, maka semakin rendah dukungan terhadap ketahanan wilayah

Page 5: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

197

D. Ideologi

Bidang ideologi dalam studi ini terdiri dari 2 sektor, yakni filosofi dan

pembudayaan Pancasila. Adapun nilai indek ketahanan di Bidang ideologi Kabupaten

Natuna dapat dilihat pada Tabel IV.4.

Tabel IV.4. Nilai Indek Ketahanan Bidang Ideologi

Indikator Bobot

skor

Nilai

Indikator

(Nik)

∑ (Ni/N)

X100

IKI (+)

∑ (Nik-

NTR/NTT-

NTR)

X100

IKI ( -)

∑ (Nik-

NIK/NTT-

NTR)

X100

% %

FILOSOFI

Pengetahuan 0,68 2 200,00 100,00 (0,00)

Pemahaman 0,83 2 163,86 (0,01) 100,01

PEMBUDAYAAN PANCASILA

Pengamalan Pancasila 1,07 2 70,76 0,00 100,00

Nilai dan Moral 3,01 3 300,00 100,00 (0,00)

Sumber: Hasil Analisis 2011

IKI : Indek Ketahanan Indikator

Ket: IKI (+)= semakin tinggi nilai, maka semakin tinggi dukungan terhadap ketahanan wilayah

IKI (-) = semakin tinggi nilai, maka semakin rendah dukungan terhadap ketahanan wilayah

D. Ekonomi

Bidang ekonomi dalam studi ini terdiri dari 3 sektor, yakni pertanian, industry,

pendapatan daerah. Adapun nilai indek ketahanan di Bidang ekonomi Kabupaten Natuna

dapat dilihat pada Tabel IV.5.

Tabel IV.5. Nilai Indek Ketahanan Bidang Ekonomi

Indikator Bobot

skor

Nilai

Indikator

(Nik)

∑ (Ni/N)

X100

IKI (+)

∑ (Nik-

NTR/NTT-

NTR)

X100

IKI ( -)

∑ (Nik-

NIK/NTT-

NTR)

X100

% %

PERTANIAN

Luas Tanam 0,46 2 52,87 0,00 100,00

Luas Panen 1,53 2 175,29 49,71 50,29

Produksi 1,74 2 299,14 100,00 0,00

INDUSTRI

Usaha Industri Rumah tangga 1,56 2 76,45 (0,00) 100,00

Usaha Industri kecil 0,93 2 128,51 23,35 76,65

Usaha Industri sedang/Besar 2,42 3 299,38 100,00 (0,00)

PENDAPATAN

Pertumbuhan PDRB 3,68 3 299,70 100,00 (0,00)

Alokasi Anggaran 5,03 3 219,18 0,01 99,99

Sumber: Hasil Analisis 2011

IKI : Indek Ketahanan Indikator

Ket: IKI (+)= semakin tinggi nilai, maka semakin tinggi dukungan terhadap ketahanan wilayah

IKI (-) = semakin tinggi nilai, maka semakin rendah dukungan terhadap ketahanan wilayah

Page 6: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

198

E. Sarana dan Prasarana Sosial Budaya

Bidang social budaya dalam studi ini terdiri dari 3 sektor, yakni pendidikan,

kesehatan, kebudayaan. Adapun nilai indek ketahanan di Bidang social budaya Kabupaten

Natuna dapat dilihat pada Tabe lV. 6.

Tabel IV.6. Nilai Indek Ketahanan Bidang Sosial Budaya

Indikator Bobot

skor

Nilai

Indikator

(Nik)

∑ (Ni/N)

X100

IKI (+)

∑ (Nik-

NTR/NTT-

NTR)

X100

IKI ( -)

∑ (Nik-

NIK/NTT-

NTR)

X100

% %

PENDIDIKAN

Tenaga pendidik 1,95 3 262,84 (0,01) 100,01

Ketersediaan sarana dan prasarana

pendidikan 2,22 3 299,32 100,01 (0,01)

KESEHATAN

Angka kematian 0,62 2 65,26 0,00 100,00

Sarana kesehatan 1,90 2 200,00 100,00 (0,00)

Tenaga Medis 1,51 2 158,95 69,53 30,47

KEBUDAYAAN

Nilai-Nilai Budaya 0,87 2 159,63 0,01 99,99

Adat-istiadat 1,09 2 200,00 100,00 (0,00)

Sumber: Hasil Analisis 2011

IKI : Indek Ketahanan Indikator

Ket: IKI (+)= semakin tinggi nilai, maka semakin tinggi dukungan terhadap ketahanan wilayah

IKI (-) = semakin tinggi nilai, maka semakin rendah dukungan terhadap ketahanan wilayah

F. Pertahanan dan Keamanan

Bidang social budaya dalam studi ini terdiri dari 3 sektor, yakni komponen

ketahanan Negara, hukum kelembagaan. Adapun nilai indek ketahanan di Bidang

pertahanan keamanan Kabupaten Natuna dapat dilihat pada Tabel IV.7.

Tabel IV.7. Nilai Indek Ketahanan Bidang Pertahanan dan Keamanan

Indikator Bobot

skor

Nilai

Indikator

(Nik)

∑ (Ni/N)

X100

IKI (+)

∑ (Nik-

NTR/NTT-

NTR)

X100

IKI ( -)

∑ (Nik-

NIK/NTT-

NTR)

X100

% %

KOMPONEN KETAHANAN NEGARA

Patroli 7,76 3 300,00 100,00 0,00

Penempatan Pos TNI 3,45 3 133,18 0,00 100,00

HUKUM DAN KELEMBAGAAN

Penegakkan Hukum 4,26 3 129,99 (0,00) 100,00

Pemberian Kewenangan 9,82 3 299,85 100,00 0,00

Sumber: Hasil Analisis 2011

IKI : Indek Ketahanan Indikator

Ket: IKI (+)= semakin tinggi nilai, maka semakin tinggi dukungan terhadap ketahanan wilayah

IKI (-) = semakin tinggi nilai, maka semakin rendah dukungan terhadap ketahanan wilayah

Page 7: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

199

4.1.2. Analisis Indek Ketahanan Sektor

Analisis indek ketahanan sektor yang di maksud dalam studi ini, adalah bertujuan

untuk memperoleh ukuran kuantitatif kondisi ketahanan suatu wilayah meliputi segenap

aspek yang terintegrasi, dimana ukuran ketahanan wilayah akan mempengaruhi

kelangsungan perkembangan suatu wilayah. Untuk lebih jelasnya mengenai ketahanan

sektor Kabupaten Natuna dapat dilihat pada Tabel IV.8.

Tabel IV.8. Nilai Indek Ketahanan Sektor Kabupaten Natuana

Sektor Bobot IKI

(%)

IKS (%)

(∑Bi x IKI/ ∑ Bi) Ketrangan

Morfologi 0,021 50,11 50,00 Kurang Tangguh Posisi geografis 0,038 59,36 57,97 Kurang Tangguh Infrastruktur 0,056 30,77 30,76 Kurang Tangguh Flora dan Fauna 0,035 50,00 50,00 Kurang Tangguh Sumberdaya perikanan 0,066 62,72 62,72 Tangguh

Pertambangan dan Energi 0,109 50,00 50,00 Kurang Tangguh

Tenaga Kerja 0,060 56,45 56,34 Kurang Tangguh Kependudukan 0,032 47,02 48,29 Kurang Tangguh Filosofi 0,015 50,00 49,99 Kurang Tangguh Pembudayaan Pancasila 0,041 50,00 50,00 Kurang Tangguh Pertanian 0,037 62,24 49,90 Kurang Tangguh

Industri 0,049 53,06 41,12 Kurang Tangguh Pendapatan Daerah 0,087 50,00 50,00 Kurang Tangguh Pendidikan 0,042 49,99 50,00 Kurang Tangguh Kesehatan 0,040 58,99 56,51 Kurang Tangguh

Kebudayaan 0,020 50,00 50,00 Kurang Tangguh Sarana dan Prasarana

Pertahanan keamanan 0,112 50,00 50,00

Kurang Tangguh

Hukum dan Kelembagaan 0,141 50,00 50,00 Kurang Tangguh Sumber: Hasil Analisis 2011

IKS : Indek Ketahanan sektor

Ket: Tangguh : > 61%

Kurang Tangguh : 43,00% – 61,00%

Rawan Bahaya : < 43%

Dari table tersebut terlihat bahwa kinerja ketahanan secara umum masih berada

dibawah kondisi ideal. Dari 18 sektor, hanya 1 sektor yang menunjukkan nilai indek

ketahanan yang tinggi (ideal), dimana nilai indek ketahanan mencapai > 61%. Sektor yang

memiliki nilai indek ideal yaitu sumberdaya perikanan mencapai 62,72%. Berdasarkan

analisis indek ketahanan sector, selanjutnya akan diperoleh indek ketahanan gatra. Indek

ketahanan gatra disajikan pada Tabel IV.9.

Page 8: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

200

Tabel IV.9. Nilai Indek Ketahanan Gatra Kabupaten Natuana

Gatra Bobot IKS IKG (%)

∑Bi x IKS/ ∑ Bi Keterangan

Geografis 0,12 46,24 46,24 Kurang Tangguh

Sumberdaya alam 0,21 54,24 54,24 Kurang Tangguh Demografi 0,09 52,32 52,32 Kurang Tangguh Ideologi 0,06 50,00 50,00 Kurang Tangguh Ekonomi 0,17 47,01 47,01 Kurang Tangguh Sarana Prasaranan

Sosial Budaya 0,10 52,17 52,17 Kurang Tangguh

Pertahanan Keamanan 0,25 50,00 50,00 Kurang Tangguh IKT 51,55 Kurang Tangguh

Sumber: Hasil Analisis 2011

IKS :Indek Ketahanan Sektor

IKG : Indek Ketahanan Gatra

IKT : Indek Ketahanan Total

Ket: Tangguh : > 61

Kurang Tangguh : 43,00 – 61,00

Rawan Bahaya : < 43

Dari table tersebut terlihat bahwa kinerja ketahanan secara umum masih berada

dibawah kondisi ideal, dengan indek ketahanan total mencapai 51,55%. Artinya

ketahanan gatra yang terdiri dari, bidang geografi, smberdaya alam, demografi, ideologi,

ekonomi, social budaya, serta pertahanan keamanan tidak cukup tangguh dalam

mendukung perkembangan Kabupaten Natuna sebagai kawasan strategis (perbatasan).

4.2. Analisis Zonasi Ruang Kelautan dan Pesisir Kabupaten Natuna

Zonasi merupakan pembagian areal kawasan berdasarkan potensi dan karakteristik

sumberdaya alam untuk kepentingan perlindungan dan pelestarian serta pemanfaatan guna

memenuhi kebutuhan manusia secara berkelanjutan. Zonasi merupakan alat dimana

perencana dan pengelola menetapkan arahan pemanfaaan untuk setiap bagian dari wilayah

pesisir dan laut.

Beberapa aspek tujuan dalam zonasi yaitu menyediakan perlindungan bagi habitat

kritis, ekosistem dan proses-proses ekologi; memisahkan kegiatan manusia yang saling

bertentangan; melindungi kualitas budaya dan atau alam dari wilayah pesisir dan laut

sementara mengijinkan suatu rentang aktifitas manusia yang dapat diterima;

mencadangkan wilayah yang sesuai untuk pemanfaatan khusus oleh manusia, sementara

meminimumkan dampak dari penggunaan terhadap berbagai wilayah pesisir dan laut

lainnya yang sensitif secara ekologi; dan melestarikan beberapa wilayah dari zona pesisir

dan laut di dalam keadaan alamiahnya, tidak diganggu oleh manusia kecuali untuk tujuan-

tujuan pendidikan atau penelitian ilmiah. Hasil dari penetapan zonasi laut dan pesisir

Page 9: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

201

dalam kajian ini adalah memuat peruntukkan ruang laut (permukaan laut, kolom laut, dan

dasar laut beserta isinya) yang merupakan arahan pemanfaatan serta pengembangan ruang

laut. Peruntukan ruang sebagaimana dimaksud meliputi: Kawasan Lindung (Konservasi

mangrove dan terumbu karang), Kawasan Budidaya (Rekreasi / Wisata, Pelabuhan /

Perhubungan, Perikanan Tangkap, Perikanan dan Budidaya Laut).

Teknik analisis yang di gunakan dalam penentuan zonasi ruang kelautan dan pesisir

pada studi ini adalah teknik superimpose (overlay) dan pengharkatan (skoring) dengan

prosesnya melalui bantuan software Sistem Informasi Geografis (SIG), yang dalam

penelitian ini menggunakan Arc View GIS, dengan skala peta 1:300.000 s/d 1:2.000.000,

untuk teknik skoring tersebut langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut :

Pada tahapan analisis ini kajian difokuskan pada penentuan kesesuaian laut dan

pesisir sebagai arahan fungsi setiap zona wilayah laut dan pesisir berdasarkan

karakteristik fisik, kimia, serta ekosistemnya.

Fungsi yang ditentukan adalah fungsi lindung dan budidaya dimana kriteria/

parameter penilaian yang telah ditentukan (Panduan Penyusunan Rencana Zonasi

Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Propinsi Dan Kabupaten/Kota serta dari

berbagai penelitian lainnya yang mengkaji tentang pemanfaatan ruang laut dan

pesisir). Setelah semua kriteria (parameter fisik, kimia, ekosistem) masing-masing

pemanfaatan yang disajikan dalam bentuk peta di overlay dan skoring selanjutnya

dilakukan overlay peta yaitu metode tumpang susun yang bisa digunakan dengan

Sistem Informasi Geografis sampai diperoleh zonasi kawasan lindung (konservasi)

dan budidaya.

Selain menggunakan teknik analisis dengan bantuan software Sistem Informasi

Geografis (SIG), dalam studi ini juga menggunakan teknik analisis hubungan fungsional/

keterkaitan. Proses analisis hubungan fungsional, yaitu proses analisis tata ruang laut dan

pesisir /rencana zonasi laut dan pesisir yang multi sektor maupun proses analisis tata ruang

laut dan pesisir/zonasi laut yang satu sektor, harus memperhatikan konstelasi suatu area

perencanaan terhadap wilayah yang lebih luas. Untuk daerah yang memiliki laut

berbatasan dengan negara atau daerah lain, maka proses analisis yang dilakukan

mempertimbangkan keberadaan negara atau daerah lain yang berbatasan langsung,

maupun negara atau daerah lain yang memiliki keterkaitan secara tidak langsung dengan

daerah atau area yang direncanakan. Hasil dari analisis tersebut digunakan untuk

perencanaan ruang laut yang dapat digambarkan dalam bentuk-bentuk peta zonasi. Untuk

Page 10: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

202

lebih jelasnya mengenai proses analisis dalam kajian ini dapat dilihat pada pembahasan

dibawah ini:

1. Teknik Superimpose (Overlay) Dan Pengharkatan (Skoring)

Tahap I: Penyusunan Matrik/ Parameter Baku mutu Kesesuaian (Ditjen

Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, 2010 dan berbagai penelitian

lainnya).

Tahap II: Superimpose (overlay) dan pengharkatan (skoring) melalui bantuan

software Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk masing-masing

parameter baku mutu kesesuaian. Dari hasil overlay dan skoring

menghasilkan Peta Zonasi Kesesuaian Kawasan dan luasan

pemanfaatan untuk Rumput Laut, Mangroove, Terumbu Karang,

Perikanan tangkap, Budidaya Laut (KJA), Perhubungan/pelabuhan,

Wisata Bahari.

Tahap III: Selanjutnya dari peta zonasi kesesuaian masing-masing kawasan di

overlay, sehingga menghasilkan peta zonasi kesesuaian pemanfaatan

kawasan lindung dan budidaya beserta luasannya. Proses teknik

analisis dalam kajian ini dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1.

Proses Teknik Analisis Superimpose (Overlay) Dan Pengharkatan (Skoring)

Sumber: Hasil Pengolahan Dari Berbagai Sumber 2011

Overlay Peta Kesesuaia Kawasan

OverlayPeta kesesuaian 1. Perikanan Tangkap, dan Budidaya

2. Budaya Rumput Laut

3. Konservasi Mangrove

4. Konservasi Terumbu Karang

5. Wisata Bahari dan Pantai

Peta Zonasi dan Luasan Zonasi

Kesesuaian Kawasan Konservasi/

Lindung dan Budidaya.

Matrik Kesesuaian

Page 11: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

203

4.2.1. Analisis Kesesuaian Pemanfaatan Kawasan Laut dan Pesisir

Analisis kesesuaian lahan merupakan suatu kajian untuk menilai kecocokan dan

kelayakan berbagai macam aktivitas yang akan dilakukan disuatu kawasan sesuai dengan

potensi sumberdaya dan peruntukaannya dengan mempertimbangkan berbagai parameter.

Hal ini mengingat walaupun secara visual suatu lokasi kelihatan sesuai untuk suatu

kegiatan , namun belum tentu sesuai secara ekologis mengingat ada berbagai paramaeter

baik fisik maupun biologi yang harus diamati dan dinilai secara ilmiah untuk menentukan

sesuai tidaknya lokasi tersebut untuk kegiatan tertentu.

Analisis kesesuaian yang dilakukan dalam penelitian ini hanya difokuskan untuk

peruntukan kawasan budidaya dan konservasi (kesesuaian untuk ekosistem mangrove,

ekosistem terumbu karang, padang lamun, perikanan tangkap, budidaya laut (KJA),

budidaya rumput laut , pariwisata, pelabuhan). Tahapan proses analisis kesesuaian ruang

laut Kabupaten Natuna untuk peruntukan kawasan budidaya dan lindung di lakukan

dengan teknik yang dikemukakan oleh Hardjowigeno dan Widiatmaka (2001) meliputi:

1. Penetapan persyaratan (parameter dan kriteria), pembobotan dan skoring. Untuk

masing-masing jenis kegiatan penetapan parameter tidak sama. Parameter dan

criteria disusun berdasarkan parameter biofisik yang relavan dengan setiap kegiatan.

Parameter yang menentukan di berikan bobot terbesar sedangkan criteria (batas-

batas) yang sesuai diberikan skor tertinggi. Pada penelitian ini, matriks kesesuaian

yang digunakan mengacu pada Bakosurtanal (1996), Ditjen Penataan Ruang Laut,

Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (2010) dan Yulianda (2007) dengan sedikit

modifikasi. Bobot untuk setiap parameter adalah antara 1 – 10, untuk penentuan skor

berkisar antara 1 – 3. Untuk parameter yang dianggap dominan diberikan nilai bobot

yang besar, sedangkan yang dianggap kurang dominan/berpengaruh diberikan nilai

yang rendah. Pemberian nilai bobot berbeda untuk tiap kelas kesesuaian, tetapi sama

nilai skornya untuk semua parameter dalam kelas kesesuaian yang sama. Kelas S1

diberikan nilai 3, kelas S2 diberikan nilai 2, dan kelas N diberikan nilai 1.

2. Penghitungan nilai peruntukan lahan untuk setiap kegiatan mempunyai persyaratan

sumberdaya dan lingkungan yang sesuai dengan peruntukan setiap zonasi. Rumus

yang digunakan untuk menentukan kelas kesesuaian adalah (Yulianda (2007) :

IKW = Σ [ Ni/ Nmaks] x 100%

Dimana :

IKW : Indeks Kesesuaian

Ni : Nilai Paramater ke-i (Bobot x Skor) Nmaks : Nilai Maksimum dari suatu kategori

Page 12: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

204

3. Pembagian kelas lahan dan nilainya Berdasarkan matriks kesesuaian yang berisi

parameter-parameter kesesuaian, kemudian disusun kelas kesesuaian untuk masing-

masing pemanfaatan. Kelas kesesuaian pada matriks ini menggambarkan tingkat

kecocokan dari kawasan laut Natuna. Dalam penelitian ini, kelas keseuaian lahan

dibagi dalam 4 kelas yaitu; sangat sesuai (S1), sesuai (S2), sesuai bersyarat (S3) dan

tidak sesuai (N). Defenisi masing-masing kelas kesesuaian tersebut adalah :

Kelas S1 (>80): sangat sesuai (highly suitable), yaitu lahan tidak mempunyai

pembatas yang berat untuk suatu penggunaan tertentu secara lestari.

Kelas S2 (66-80%): Sesuai (suitable), yaitu lahan yang mempunyai pembatas

yang agak besar untuk mempertahankan tingkat pemanfaatannya yang harus di

terapkan.

Kelas S3 (60-66%): Sesuai Bersyarat, yaitu lahan yang mempunyai pembatas

serius untuk mempertahankan tingkat pemanfaatannya yang harus di terapkan,

Kelas N (< 60%): Tidak Sesuai (not suitable), yaitu lahan yang mempunyai

pembatas berat/parmanen, sehingga tidak mungkin dipergunakan terhadap suatu

penggunaan.

4. Pemetaan kelas kesesuain lahan. Pemetaan kelas kesesuaian menggunakan analisis

keruangan (spatial analysis). Dengan analisis ini akan dihasilkan peta zonasi

kesesuain untuk kawasan budidaya dan konservasi di Wilayah Laut dan pesisir

Kabupaten Natuna. Dalam penelitian ini, penggunaan analisis keruangan untuk

mengidentifikasi pemanfaatan ruang dilakukan dengan pendekatan Sistem Informasi

Geografis (SIG) menggunakan program ArcView Version. Penggunaan SIG untuk

analisis spasial dapat dilakukan dengan teknik spatial overlay modelling. Metode ini

menggunakan pembobotan pada sejumlah alternatif faktor yang berpengaruh dan

skor kesesuaian pada setiap kriteria yang ditentukan. Basis data akan dibentuk dari

data spasial dan data atribut, kemudian dibuat dalam bentuk layers atau coverage

dimana akan dihasilkan peta-peta tematik dalam format digital sesuai

kebutuhan/parameter untuk masing- masing jenis kesesuaian lahan. Setelah basis

data terbentuk, analisis spasial dilakukan dengan metode tumpang susun (overlay)

terhadap parameter yang berbentuk poligon. Proses overlay dilakukan dengan cara

menggabungkan masing-masing layers untuk tiap jenis kesesuain lahan. Penilaian

terhadap kelas kesesuaian dilakukan dengan melihat nilai indeks overlay dari

masing-masing jenis kesesuaian lahan tersebut.

Page 13: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

205

1. Analisis Penzonasian Berbasis Kesesuaian Pesisir Untuk Kawasan Konservasi

Mangrove

Kesesuaian untuk mangrove mempertimbangkan 4 parameter dengan tiga

klasifikasi penilaian. Parameter kesesuaian pesisir untuk mangrove antara kemiringan,

jenis tanah, ketinggian, bervegetasi. Sedangkan penetapan kriteria, bobot dan skor dari

masing-masing parameter dapat dilihat pada Tabel IV.10.

Tabel IV.10. Matrik Kesesuaian Kawasan Untuk kawasan Konservasi Mangrove

No Parameter Bobot

Kelas Kesesuaian dan Skor

Sumber S1

(Sesuai) Skor

S2

(cukup

sesuai)

Skor

N

(tidak

sesuai)

Skor

1 Bervegetasi 8 Mangrove 3 Mangrove 2 Non

Mangrove 1

Ditjen Penataan Ruang Laut,

Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil

(2010)

2 Jenis tanah 8 Aluvial pantai 3 Padsolik 2 gleihumus 1 Ditjen Penataan Ruang Laut,

Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil

(2010)

3 Ketinggian

(mdpl) 8 0-5 3 5-15 2 >15 1

Sunyoto (1994); Djurjani

(1999)

4 Kemiringan

(%) 6 0-5 3 5-8 2 >8 1

Sunyoto (1994); Djurjani

(1999)

Sumber: Hasil Pengolahan Dari Berbagai Sumber

Berdasarkan matrik kesesuaian untuk kawasan konservasi mangrove dapat

diketahui kelas kesesuaian tingkat kecocokan dari kawasan pesisir Natuna untuk kawasan

mangrove, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel IV.11 (Tabel kesesuaian

Kabupaten Natuna untuk kawasan konservasi mangrove).

Tabel IV.11. Nilai Kesesuaian Kawasan Untuk Konservasi Mangrove

di Kabupaten Natuna

No Kecamatan

(S1) Sangat Sesuai (S2) Sesuai

(S3) Sesuai Bersyarat

Luas

(Ha) %

Luas

(Ha) %

Luas

(Ha) %

1 Midai - - 961,15 75,83 - -

2 Bunguran Barat 44,55 82,50 7.127,32 75,83 1.027,56 62,50

3 Bunguran Utara 698,89 82,50 8.825,99 72,50 - -

4 Pulau Laut - - 838,55 69,17 - -

5 Pulau Tiga 82,14 82,50 455,78 72,50 513,78 62,50

6 Bunguran Timur - - - - - -

7 Bunguran Timur Laut - - 581,36 72,50 - -

8 Bunguran Selatan - - 6.001,91 69,17 - -

9 Serasan - - 274,13 69,17 26,12 62,50

10 Subi 132,08 82,50 952,34 75,83 -

11 Serasan Timur - - 27,15 69,17 78,21 62,50

Total Luas Kesesuaian 957,67

26.045,70

1.645,67

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011

Kelas S1 (>80) : Sangat sesuai Kelas S3 (60-66%) :Sesuai Bersyarat

Kelas S2 (66-80%) : Sesuai (suitable) Kelas N (< 60%) : Tidak sesuai

Page 14: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

206

Gambar 4.2. Distribusi Luas Pemanfaatan Kawasan Untuk Konservasi Mangroove

di Kabupaten Natuna (%)

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian kawasan dengan pembobotan, skoring dan

overlay dari berberapa parameter yang mendukung dalam melihat kesesuaian kawasan

untuk konservasi mangrove pada 11 Kecamatan pengamatan, kelas kesesuaian S1 (Sangat

Sesuai) memiliki nilai kesesuaian mencapai 82,50% dengan total luas kesesuaian 957,67

Ha. Yang tersebar di Kecamatan Bunguran Barat dengan luas kesesuaian mencapai 44,55

Ha, Bunguran Utara 698,89 Ha, Pulau Tiga 82,14 Ha, dan Subi 132,08 Ha. Pemilihan

beberapa kecamatan tersebut sebagai kawasan yang sangat sesuai untuk konservasi

mangrove dikarenakan tidak adanya parameter pembatas seperti vegetasi, jenis tanah,

kemiringan, ketinggian, jarak vegetasi dari pantai.

Kelas kesesuaian S2 (sesuai) memiliki nilai berkisar antara 69,17% - 75,83%,

dengan total luasan kesesuaian mencapai 26.045,70 Ha. Tersebar hampir di seluruh

kawasan di Kabupaten Natuna, kecuali Kecamatan Bunguran Timur. Kawasan dengan

kelas S3 (Sesuai Bersyarat) terdapat Kecamatan Bunguran Barat, Pulau Tiga, Subi dan

Serasan Timur, dengan nilai kesesuaian mencapai 62,50% dengan total luasan 1.645,67

Ha. Hal tersebut dikarenakan terdapat parameter pembatas seperti tidak adanya vegetasi

mangrove, namun kawasan tersebut cocok untuk dijadikan kawasan konservasi mangrove

jika dilihat dari kecocokan pertumbuhan ekosistem mangrove seperti jenis tanah,

kemiringan, ketinggian, jarak vegetasi dari pantai. Peta kesesuaian untuk kawasan

konservasi mangrove dapat dilihat pada Gambar 4.3 (Peta Kesesuaian Pemanfaatan

Kawasan Untuk Konservasi Mangrove) dan Lampiran A.1 (Identifikasi Parameter

Kesesuaian Kawasan Untuk Konservasi mangrove Kabupaten Natuna).

Page 15: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

207

Gambar 4.3. PETA KESESUAIAN PEMANFAATAN KAWASAN UNTUK KONSERVASI

MANGROVE

Page 16: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

208

2. Analisis Penzonasian Berbasis Kesesuaian Laut Untuk Kawasan Konservasi

Terumbu Karang

Kesesuaian untuk terumbu karang mempertimbangkan 6 parameter dengan tiga

klasifikasi penilaian. Parameter kesesuaian pesisir untuk konservasi terumbu karang antara

lain tutupan karang, bervegetasi, kedalaman, salinitasi, pH air, dan suhu.

Tabel IV.12.

Matrik Kesesuaian Kawasan Untuk Konservasi Terumbu Karang

No Parameter Bobot

Kelas Kesesuaian dan Skor

S1

(Sesuai) Skor

S2

(cukup sesuai) Skor

N

(tidak sesuai) Skor Sumber

1 Bervegetasi 8 Beragam dan

Rapat 3 Rapat 2

Tidak

Bervegetasi 1

Ditjen Penataan Ruang Laut,

Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil

(2010)

2 Tutupan Karang (%)

8 75-100 3 50-74,9 2 25-49,9 1 Ditjen Penataan Ruang Laut,

Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil

(2010)

3 Kedalaman

(m) 8 5 sd 15 3 <5 atau 15-30 2 >30 1

Ditjen Penataan Ruang Laut,

Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil

(2010)

4 Salinitasi ‰ 3 31-33 3 28-30 2 <28 atau >30 1 Martoyo dkk (2000); Djurjani

(1999)

5 pH air 6 6,0-7,8 3 7,8-8,9 2 <6,0 atau > 8,9 1 Ditjen Penataan Ruang Laut,

Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil

(2010)

6 Suhu (oC) 8 26-30 3 20-25 2 <20 atu >30 1 Ditjen Penataan Ruang Laut,

Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil

(2010)

Sumber:Hasil Pengolahan Dari Berbagai Sumber

Berdasarkan matrik kesesuaian untuk kawasan pengembangan terumbu karang

dapat diketahui kelas kesesuaian tingkat kecocokan dari kawasan laut Natuna untuk

kawasan konservasi terumbu karang, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel IV.13.

(Tabel kesesuaian Kabupaten Natuna untuk kawasan konservasi terumbu karang).

Tabel IV.13.

Nilai Kesesuaian Kawasan Untuk Konservasi Terumbu Karang

di Kabupaten Natuna

No Kecamatan

(S1) Sangat Sesuai (S2) Sesuai (S3) Sesuai Bersyarat

Luas

(Ha) %

Luas

(Ha) %

Luas

(Ha) %

1 Midai - - 1.513,15 69,58 - -

2 Bunguran Barat - - 2.848,97 73,33 12.025,62 65,00

3 Bunguran Utara 9.156,51 82,50 5.481,80 74,16 5.130,62 63,33

4 Pulau Laut - - - - 11.988,32 63,33

5 Pulau Tiga - - 4.770,62 68,33 17.118,93 63,33

6 Bunguran Timur - - 2.728,66 68,33 - -

7 Bunguran Timur Laut - - 2.320,84 71,66 - -

8 Bunguran Selatan 1.842,84 82,50 7.977,29 68,33 - -

9 Serasan - - - - 1.964,11 63,33

10 Subi - - 19.640,25 75,41 10.398,29 63,33

11 Serasan Timur - - - - 525,25 63,33

Total Luas Kesesuaian 10.999,35 47.281,59 61.507,77

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011

Kelas S1 (>80) : Sangat sesuai Kelas S3 (60-66%) :Sesuai Bersyarat

Kelas S2 (66-80%) : Sesuai (suitable) Kelas N (< 60%) : Tidak sesuai

Page 17: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

209

Gambar 4.4.

Distribusi Luas Pemanfaatan Kawasan Untuk Terumbu Karang

di Kabupaten Natuna (%)

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian kawasan dengan pembobotan dan skoring

dari berberapa parameter yang mendukung dalam melihat kesesuaian kawasan untuk

konservasi terumbu karang pada 11 Kecamatan pengamatan, rata-rata memiliki kelas

kesesuaian S1 (sangat sesuai) dengan nilai kesesuaian mencapai 82,50%, yang tersebar di

Kecamatan Bunguran Utara, Bunguran Selatan. Wilayah Laut Kabupaten Natuna sangat

cocok untuk di kembangkan sebagai kawasan konservasi terumbu karang, dimana

Kabupaten Natuna merupakan Kabupaten yang memiliki laut dengan sumber daya

ekosistem terumbu karang yang beragam dan melimpah serta tidak memiliki pembatas

yang cukup berarti dalam pengembangan sebagai kawasan konservasi terumbu karang.

Beberapa kecamatan yang memiliki Kelas kesesuaian S3 ( sesuai bersyarat)

memiliki nilai berkisar antara 63,33% - 65,00% dan tersebar di Kecamatan Bunguran

Utara, Bunguran Barat, Pulau Laut, Pulau Tiga, Serasan, subi dan Serasan Timur artinya

lokasi tersebut sesuai untuk konservasi terumbu karang namun harus ada pengawasan,

serta pemberian insentif, disentif dalam pemanfaatannya karena terdapat parameter

pembatas seperti tutupan karang pada kecamatan tersebut buruk, hal ini diduga kerusakan

terumbu karang di sekitar kecamatan tersebut diakibatkan oleh intervensi manusia dengan

berbagai tindakan yang tidak berwawasan lingkungan. Kesesuaian Pemanfaatan untuk

kawasan konservasi Terumbu Karang dapat dilihat pada Gambar 4.5 (Peta Kesesuaian

Pemanfaatan Kawasan Untuk Konservasi Terumbu Karang) dan Lampiran A.2

(Identifikasi Parameter Kesesuaian Kawasan Untuk Konservasi Terumbu Karang

Kabupaten Natuna).

Page 18: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

210

Gambar 4.5. PETA KESESUAIAN PEMANFAATAN KAWASAN UNTUK KONSERVASI

TERUMBU KARANG

Page 19: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

211

3. Analisis Penzonasian Berbasis Kesesuaian Laut Untuk Kawasan Budidaya

Rumput Laut

Kesesuaian untuk rumput laut mempertimbangkan 4 parameter dengan tiga

klasifikasi penilaian. Parameter kesesuaian perairan untuk budidaya rumput laut antara lain

material dasar, pH perairan, salinitasi, kedalaman dasar perairan. Sedangkan penetapan

kriteria, bobot dan skor dari masing-masing parameter dapat dilihat pada Tabel IV.14.

Tabel IV.14.

Matrik Kesesuaian Kawasan Untuk Budidaya Rumput Laut

No Parameter Bobot

Kelas Kesesuaian dan Skor

Sumber S1

(Sesuai) Skor

S2

(cukup sesuai) Skor

N

(tidak sesuai) Skor

1 Material Dasar 6 Pasir,karang,

& lamun 3 Pasir, karang 2 pasir halus 1

Ditjen Penataan

Ruang Laut, Pesisir,

dan Pulau-Pulau

Kecil (2010)

2 PH Perairan 6 7,5-8 3 7-7,5 &8-8,5 2 <7 &>8,50 1

Ditjen Penataan

Ruang Laut, Pesisir,

dan Pulau-Pulau

Kecil (2010)

3 Salinitas (ppt) 6 32-34 3 28-32 2 <28 &>34 1

Ditjen Penataan

Ruang Laut, Pesisir,

dan Pulau-Pulau

Kecil (2010)

4 Kedalaman dasar

perairan (m) 3 1-5 3 5-10 2 >10 1

Martoyo dkk (2000);

Djurjani (1999)

Sumber: Hasil Pengolahan Dari Berbagai Sumber

Berdasarkan matrik kesesuaian kawasan untuk budidaya rumput laut dapat

diketahui kelas kesesuaian tingkat kecocokan dari kawasan laut Natuna untuk budidaya

rumput laut, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel IV.15 (Tabel kesesuaian

Kabupaten Natuna untuk rumput laut.

Tabel IV.15. Nilai Kesesuaian Kawasan Untuk Rumput Laut

di Kabupaten Natuna

No Kecamatan

(S2) Sesuai (S3)Sesuai Bersyarat

Luas

(Ha) %

Luas

(Ha) %

1 Midai - - - -

2 Bunguran Barat 3.990,20 72,97 1.373,31 62,50

3 Bunguran Utara 4.303,28 69,24 1.380,81 62,50

4 Pulau Laut - - 419,89 62,50

5 Pulau Tiga 8.293,48 66,67 - -

6 Bunguran Timur - - - -

7 Bunguran Timur Laut 907,07 75,00 3.174,01 66,00

8 Bunguran Selatan 891,22 79,17 3.593,90 62,50

9 Serasan 510,96 70,83 182,22 62,55

10 Subi 2.309,24 66,67 474,49 62,55

11 Serasan Timur - - 656,71 62,55

Total Luas Kesesuaian 21.205,45

11.255,35

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011 Kelas S1 (>80) : Sangat sesuai Kelas S3 (60-66%) :Sesuai Bersyarat

Kelas S2 (66-80%) : Sesuai (suitable) Kelas N (< 60%) : Tidak sesuai

Page 20: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

212

Gambar 4.6. Distribusi Luas Pemanfaatan Kawasan Untuk Budidaya Rumput Laut

di Kabupaten Natuna (%)

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian kawasan dengan pembobotan dan skoring

dari berberapa parameter yang mendukung dalam melihat kesesuaian kawasan untuk

budidaya rumput laut pada 11 Kecamatan pengamatan, kelas kesesuaian S2 (sesuai)

memiliki nilai kesesuaian berkisar 66,67% - 79,17% dengan luasan kesesuan mencapai

21.205,45 Ha yang tersebar di Kecamatan Bunguran Barat, Bunguran Utara, Pulau Tiga,

Bunguran Timur Laut, Bunguran Selatan, dan subi.

Kelas kesesuaian S3 (Sesuai Bersyarat) memiliki nilai berkisar 62,55% - 66,00%

dengan luas 11.255,35 Ha dan tersebar di Kecamatan Bunguran Utara, Bunguran Barat,

Pulau Laut, Bunguran Timur Laut, Bunguran Selatan, Serasan, Subi, da Serasan Timur.

Artinya lokasi tersebut terdapat parameter pembatas yang cukup serius seperti parameter

fisik perairan yang tidak sesuai dalam pengembangan budidaya rumput laut, sehingga

pemanfaatannya sebagai kawasan budidaya rumput laut harus lebih disesuaikan dengan

parameter serta keberadaan pemanfaatan kawasan lainnya sehingga pemanfaatannya

sebagai kawasan budidaya rumput laut dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.

Kesesuaian Pemanfaatan untuk kawasan budidaya rumput laut dapat dilihat pada Gambar

4.7 (Peta Kesesuaian Pemanfaatan Kawasan Untuk budidaya rumput laut) dan

Lampiran A.3 (Identifikasi Parameter Kesesuaian Kawasan Untuk budidaya rumput

laut Kabupaten Natuna).

Page 21: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

213

Gambar 4.7. PETA KESESUAIAN PEMANFAATAN KAWASAN UNTUK BUDIDAYA

RUMPUT LAUT

Page 22: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

214

4. Analisis Penzonasian Berbasis Kesesuaian Laut Untuk Kawasan Perikanan

Tangkap

Kesesuaian untuk perikanan tangkap mempertimbangkan 3 parameter dengan tiga

klasifikasi penilaian. Parameter kesesuaian pesisir untuk perikanan tangkap antara lain

kelimpahan, bathimetri, tutupan terumbu karang. Sedangkan penetapan kriteria, bobot dan

skor dari masing-masing parameter dapat dilihat pada Tabel IV.16.

Tabel IV.16.

Matrik Kesesuaian Kawasan Untuk Perikanan Tangkap

No Parameter Bobot

Kelas Kesesuaian dan Skor

Sumber S1

(Sesuai) Skor

S2

(cukup sesuai) Skor

N

(tidak sesuai) Skor

1 kelimpahan 8 Banyak 3 Cukup Banyak 2 Tidak Ada 1

Ditjen Penataan

Ruang Laut, Pesisir,

dan Pulau-Pulau

Kecil (2010)

2 Bathimetri (m)

6 10 s/d 30 3 <5 atau 30-40 2 >40 1 Martoyo dkk

(2000); Djurjani

(1999)

3

Tutupan

terumbu

karang (%)

3 60-80 3 40-60 2 <40 1

Ditjen Penataan

Ruang Laut, Pesisir,

dan Pulau-Pulau

Kecil (2010)

Sumber: Hasil Pengolahan Dari Berbagai Sumber

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian kawasan dengan pembobotan dan skoring

dari berberapa parameter yang mendukung dalam melihat kesesuaian kawasan untuk

perikanan tangkap di perairan Kabupaten Natuan, diketahui bahwa hampir seluruh

perairan Kabupaten Natuna di kedalaman 10-30 meter memiliki kelas kesesuaian (S2)

sesuai. Untuk kelas kesesuaian N (Tidak Sesuai) terdapat di kedalaman 1-5 meter, dimana

pada kedalaman tersebut lebih diarahkan untuk kawasan pemanfaatan secara lestari yang

jauh dari aktifitas perikanan tangkap yang akan mempengaruhi kerusakan lingkungan.

Wilayah Laut Kabupaten Natuna merupakan dari Laut Cina Selatan merupakan

daerah penyebaran jenis ikan demersial dan pelagis. Jenis ikan tangkap utama antara lain

ikan kerapu,kakap merah, napoleon, manyung, ikan tongkol, tenggiri, kembung, teri, dan

lainnya. Kesesuaian Pemanfaatan untuk kawasan perikanan tangkap dapat dilihat pada

Gambar 4.8 (Peta Kesesuaian Pemanfaatan Kawasan Untuk perikanan tangkap

Kabupaten Natuna).

Page 23: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

215

Gambar 4.8.

PETA KESESUAIAN PEMANFAATAN KAWASAN UNTUK PERIKANAN

TANGKAP KABUPATEN NATUNA

Page 24: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

216

5. Analisis Penzonasian Berbasis Kesesuaian Laut Untuk Budidaya Laut

(Keramba Jaring Apung)

Kesesuaian untuk budidaya laut mempertimbangkan 4 parameter dengan tiga

klasifikasi penilaian. Parameter kesesuaian pesisir untuk KJA antara lain kecepatan

arus,salinitasi, kedalaman air dari dasar jaring apung, oksigen. Untuk penetapan kriteria,

bobot dan skor dari masing-masing parameter dapat dilihat pada Tabel IV.17.

Tabel IV.17.

Matrik Kesesuaian Kawasan Untuk Budidaya Laut (KJA)

No Parameter Bobot

Kelas Kesesuaian dan Skor

S1

(Sesuai) Skor

S2

(cukup sesuai) Skor

N

(tidak sesuai) Skor

1

Kedalaman Air

dari dasar

jaring (m)

8 10 s/d 20 3 5 s/d10 2 <5 atau >20 1

2 Oksigen (mg/l) 8 3 s/d8 3 9 s/d 15 2 <3 atau >15 1

3 Kecepatan

Arus (cm/det) 3 10 s/d 30 3 30 s/d40 2 >40 atau <10 1

4 Salinitasi ‰ 8 29 s/d 31 3 25-28 atau 32-35 2 <25 atau >35 1

Sumber: Ditjen Penataan Ruang Laut, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2010,

Berdasarkan matrik kesesuaian untuk kawasan budidaya laut (KJA) dapat diketahui

kelas kesesuaian tingkat kecocokan dari kawasan perairan Natuna untuk budidaya laut,

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel IV.18 (Tabel kesesuaian Kabupaten Natuna

untuk kawasan budidaya laut).

Tabel IV.18. Kelas Kesesuaian Kawasan Untuk Budidaya Laut (KJA)

di Kabupaten Natuna

No Kecamatan

(S2) Sesuai (S3) Sesuai Bersyarat

Luas

(Ha) %

Luas

(Ha) %

1 Midai 5.619,06 75,00 - -

2 Bunguran Barat 96,50 75,00 5.039,79 61,46

3 Bunguran Utara 6.451,51 75,00 8.780,89 66,03

4 Pulau Laut 8.328,68 75,00 1.063,73 60.00

5 Pulau Tiga 6.956,19 75,00

6 Bunguran Timur - - - -

7 Bunguran Timur Laut 1.114,10 75,00 1.944,18 66,00

8 Bunguran Selatan 11.562,03 75,00 542,32 60,00

9 Serasan 3.675,44 75,00 - -

10 Subi 8.075,00 75,00 11.297,83 61,00

11 Serasan Timur 3.273,44 75,00 - -

Total Luas Kesesuaian 55.151,95

28.668,74

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011 Kelas S1 (>80) : Sangat sesuai Kelas S3 (60-66%) :Sesuai Bersyarat

Kelas S2 (66-80%) : Sesuai (suitable) Kelas N (< 60%) : Tidak sesuai

Page 25: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

217

Gambar 4.9. Distribusi Luas Pemanfaatan Kawasan Untuk Budidaya Laut

di Kabupaten Natuna (%)

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian kawasan dengan overlay, pembobotan dan

scoring dari berberapa parameter yang mendukung dalam melihat kesesuaian kawasan

untuk budidaya laut (KJA) pada 11 Kecamatan pengamatan, rata-rata memiliki kelas

kesesuaian S2 (sesuai) dengan nilai kesesuaian mencapai 75,00%, yang tersebar di seluruh

perairan Kabupaten Natuna dengan luas kesesuaian mencapai 55.151,95 Ha. Dimana laut

Kabupaten Natuna memiliki kesuburan perairan yang sesuai untuk di kembangkan sebagai

budidaya laut (Keramba Jaring Apung) dengan potensi perikanan yang melimpah.

Untuk kecamatan yang memiliki Kelas kesesuaian S3 ( sesuai bersyarat) memiliki

nilai berkisar antara 60,00% - 66,03% dan tersebar di Kecamatan Bunguran Utara,

Bunguran Barat, Pulau Laut, Bunguran Selatan, Bunguran Timur Laut dan Subi, artinya

lokasi tersebut sesuai untuk dimanfaatkan sebagai kawasan budidaya laut (KJA) jika

dilihat dari tingkat kesuburan perairan, namun ada pembatas yang cukup berat jika dilihat

dari kedalaman dasar jaring, untuk itu dalam pemanfaatannya harus lebih disesuaikan

dengan keberadaan kawasan yang memiliki potensi lindung yang berada dikedalaman 1-10

m, sehingga dalam pemanfaatannya lebih berkesinambungan dan berkesesuaian.

Kesesuaian Pemanfaatan untuk kawasan Budidaya Laut (KJA) dapat dilihat pada Gambar

4.10 (Peta Kesesuaian Pemanfaatan Kawasan Untuk Budidaya Laut) dan Lampiran

A.4 (Identifikasi Parameter Kesesuaian Kawasan Untuk Budidaya Laut Perairan

Kabupaten Natuna).

Page 26: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

218

Gambar 4.10.

PETA KESESUAIAN PEMANFAATAN KAWASAN UNTUK BUDIDAYA LAUT

Page 27: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

219

6. Analisis Penzonasian Berbasis Kesesuaian Laut Untuk Pengembangan Wisata

Bahari

Kesesuaian untuk wisata bahari mempertimbangkan 5 parameter dengan tiga

klasifikasi penilaian. Parameter kesesuaian pesisir untuk pengembangan wisata bahari

antara lain kecerahan perairan, tutupan karang, keragaman jenis karang, jenis ikan karang,

kedalaman perairan. Sedangkan penetapan kriteria, bobot dan skor dari masing-masing

parameter dapat dilihat pada Tabel IV.19.

Tabel IV.19.

Matrik Kesesuaian Kawasan Untuk Kawasan Wisata Bahari

No Parameter Bobot

Kelas Kesesuaian dan Skor

Sumber S1

(Sesuai) Skor

S2

(cukup sesuai) Skor

N

(tidak sesuai) Skor

1 Keragaman

jenis karang 8 padat beragam 3

jarang dan tidak

beragam 2 rusak 1

Salvinus

Solarbesain (2009)

2 Jenis ikan karang

8 Banyak 3 cukup 2 tidak ada 1

Salvinus

Solarbesain

(2009)

3 Tutupan

Karang 8 >75 3 >50-75 2 >25-50 1

Salvinus

Solarbesain

(2009)

4

Kedalaman dasar

perairan

(m)

6 10-25 3 2-10 2 <2 1

Ditjen

Penataan

Ruang Laut,

Pesisir, dan

Pulau-Pulau

Kecil (2010)

5

Kecerahan

Perairan (%)

3 80-100 3 50-80 2 <50 1

Ditjen

Penataan

Ruang Laut,

Pesisir, dan

Pulau-Pulau

Kecil (2010)

Sumber: Hasil Pengolahan Dari Berbagai Sumber

Berdasarkan matrik kesesuaian untuk kawasan wisata bahari dapat diketahui kelas

kesesuaian tingkat kecocokan dari kawasan laut Natuna untuk wisata bahari berkisar antara

S2 (Sesuai) sampai S3 (Sesuai Bersyarat). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel

IV.20 (Tabel kesesuaian Kabupaten Natuna untuk Pemanfaatan Sebagai Kawasan Wisata

Bahari).

Page 28: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

220

Tabel IV.20. Nilai Kesesuaian Kawasan Untuk Wisata Bahari

di Kabupaten Natuna

No Kecamatan

Sesuai

(S2)

Sesuai Bersyarat

(S3)

% %

1 Midai 75,83 64,17

2 Bunguran Barat 74,94 65,63

3 Bunguran Utara 73,37 60,62

4 Pulau Laut 69,17

5 Pulau Tiga 77,50

6 Bunguran Timur - -

7 Bunguran Timur Laut 77,50

8 Bunguran Selatan 70,83

9 Serasan 75,83 -

10 Subi 79,23 -

11 Serasan Timur 75,83 -

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011

Gambar 4.11. Distribusi Luas Pemanfaatan Kawasan Untuk Wisata Bahari

di Kabupaten Natuna (%)

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian kawasan dengan pembobotan dan skoring

dari berberapa parameter yang mendukung dalam melihat kesesuaian kawasan untuk

wisata bahari pada 11 Kecamatan pengamatan, kelas kesesuaian S2 (sesuai) terdapat di

seluruh kecamatan dengan nilai kesesuaian mencapai 70,83%-77,50%. Kelas kesesuaian

S3 ( Sesuai Bersyarat) memiliki nilai kesesuaian berkisar 60,62%-65,63% yang tersebar di

Kecamatan Midai, Bunguran Barat dan Bunguran Utara. Peta kesesuaian untuk kawasan

wisata bahari dapat dilihat pada Gambar 4.12. dan Lampiran A.5 (Identifikasi

Parameter Kesesuaian Kawasan Untuk wisata bahari Kabupaten Natuna).

Kelas S1 (>80) : Sangat sesuai Kelas S3 (60-66%) :Sesuai Bersyarat

Kelas S2 (66-80%) : Sesuai (suitable) Kelas N (< 60%) : Tidak sesuai

Page 29: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

221

Gambar 4.12. PETA KESESUAIAN KAWASAN UNTUK WISATA BAHARI

KABUPATEN NATUNA

Page 30: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

222

7. Analisis Penzonasian Berbasis Kesesuaian Pesisir Untuk Pengembangan

Wisata Pantai

Kesesuaian untuk wisata pantai mempertimbangkan 5 parameter dengan tiga

klasifikasi penilaian. Parameter kesesuaian pesisir untuk pengembangan wisata pantai

antara lain tipe pantai, keberadaan objek yang khas, keberadaan keaneka ragaman karang,

penutupan lahan pantai, kedalaman dasar perairan. Sedangkan penetapan kriteria, bobot

dan skor dari masing-masing parameter dapat dilihat pada Tabel IV.21.

Tabel IV.21.

Matrik Kesesuaian Kawasan Untuk Wisata Pantai

No Parameter Bobot

Kelas Kesesuaian dan Skor

Sumber S1

(Sesuai) Skor

S2

(cukup sesuai) Skor

N

(tidak sesuai)

Skor

1

Tipe pantai

8 Berpasir 3 Berpasir sedikit

berkarang 2

Lumpur,

karang,

mangroove, terjal

1

Salvinus

Solarbesain (2009)

2 Keberadaan objek yg khas 8

Ada dan sangat

khas 3

Ada dan cukup

khas 2 Tidak ada 1

Salvinus Solarbesain

(2009)

3

Keberadaan

Keanekaragaman

Karang

8 Padat dan

beragam 3

Jarang dan tidak

beragam 2 Rusak 1

Salvinus

Solarbesain

(2009)

4

penutupan lahan

pantai

6 Kelapa, lahan

terbuka 3

Semak belukar

rendah, savana 2

Hutan Bakau,

pelabuhan 1

Ditjen

Penataan

Ruang Laut,

Pesisir, dan

Pulau-Pulau

Kecil (2010)

5

Kedalaman dasar

perairan (m)

3 0 s/d 5 3 5 s/d10 2 >10 1

Ditjen

Penataan

Ruang Laut,

Pesisir, dan

Pulau-Pulau

Kecil (2010)

Sumber: Hasil Pengolahan Dari Berbagai Sumber

Berdasarkan matrik kesesuaian untuk kawasan Wisata Pantai dapat diketahui kelas

kesesuaian tingkat kecocokan dari kawasan pesisir Natuna untuk pengembangan wisata

pantai, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel IV.22 (Tabel kesesuaian Kabupaten

Natuna untuk kawasan wisata pantai).

Page 31: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

223

Tabel IV.22. Nilai Kesesuaian Kawasan Untuk Wisata Pantai

di Kabupaten Natuna

No Kecamatan

(S1)

Sangat Sesuai (S2) Sesuai (S3) Sesuai Bersyarat

Panjang Pantai

(km) %

Panjang Pantai

(km) %

Panjang Pantai

(km) %

1 Midai - - - - - -

2 Bunguran Barat - - 21,70 70,83 - -

3 Bunguran Utara - - 11,28 70,83 - -

4 Pulau Laut - - - - 30,24 65,83

5 Pulau Tiga - - - - - -

6 Bunguran Timur 6,33 82,50

20,08 60,01

7 Bunguran Timur Laut 9,54 80,00 9,54 75 - -

8 Bunguran Selatan - - 8,17 75 30,92 63,43

9 Serasan - - 9.13 70,83 - -

10 Subi - - - - 27,89 63,43

11 Serasan Timur - - 8,64 70,83 - -

Total Luas Kesesuaian 15,87 66,62

109,13

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011

Gambar 4.13. Distribusi Luas Pemanfaatan Kawasan Untuk Wisata Pantai

di Kabupaten Natuna (%)

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian kawasan dengan overlay, pembobotan dan

scoring dari berberapa parameter yang mendukung dalam melihat kesesuaian kawasan

untuk wisata pantai pada 11 Kecamatan di Kabupaten Natuna. Kelas kesesuaian S1

(Sangat sesuai) tersebar di Kecamatan Bunguran Timur dan Bunguran Timur Laut dengan

nilai kesesuaian mencapai 80,00%-82,50% dengan panjang pantai yang sesuai untuk

pengembangan mencapai 15,87 km . Dimana pesisir Kabupaten Natuna memiliki pantai

Kelas S1 (>80) : Sangat sesuai Kelas S3 (60-66%) :Sesuai Bersyarat

Kelas S2 (66-80%) : Sesuai (suitable) Kelas N (< 60%) : Tidak sesuai

Page 32: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

224

dengan keindahan yang khas seperti pantai berbatu, goa-goa, pantai berpasir putih, yang

sesuai untuk di kembangkan sebagai wisata pantai.

Untuk kecamatan yang memiliki Kelas kesesuaian S2 (sesuai) memiliki nilai

berkisar antara 70,83% - 75,00% dengan panjang pantai 66,62 km yang tersebar di

Kecamatan Bunguran Utara, Bunguran Barat, Bunguran Timur Laut, Bunguran Selatan,

Serasan dan Serasan Timur, artinya lokasi tersebut sesuai untuk dimanfaatkan sebagai

kawasan wisata pantai dengan pembatas yang tidak berarti.

Kelas Kesesuaian S3 (Sesuai Bersyarat) memiliki nilai berkisar antara 60,01%-65-

83% dengan panjang pantai 109,13 km yang tersebar di Kecamatan Pulau Laut, Bunguran

Timur, Bunguran Selatan dan subi, artinya lokasi tersebut cukup sesuai untuk

dimanfaatkan sebagai kawasan wisata pantai namun ada pembatas yang besar dalam

pengembangannya sebagai kawasan wisata pantai antara lain tipe pantai, penutupan lahan

pantai pada kecamatan ini tidak cukup sesuai dalam pemanfaatannya.

Kesesuaian Pemanfaatan untuk kawasan wisata pantai dapat dilihat pada Gambar

4.14 (Peta Kesesuaian Pemanfaatan Kawasan Untuk wisata pantai) dan Lampiran

A.6 (Identifikasi Parameter Kesesuaian Kawasan Untuk kawasan wisata pantai

Kabupaten Natuna).

Page 33: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

225

Gambar 4.14.

PETA KESESUAIAN PEMANFAATAN KAWASAN UNTUK WISATA

PANTAI

Page 34: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

226

8. Analisis Penzonasian Berbasis Kesesuaian Laut Untuk Pengembangan

Pelabuhan

Kesesuaian untuk pelabuhan mempertimbangkan 3 parameter dengan tiga

klasifikasi penilaian. Parameter kesesuaian untuk pelabuhan antara lain kedalaman,

RTRW, abrasi/akresi. Sedangkan penetapan kriteria, bobot dan skor dari masing-masing

parameter dapat dilihat pada Tabel IV.23.

Tabel IV.23.

Matrik Kesesuaian Kawasan Untuk Pelabuhan

No Parameter Bobot

Kelas Kesesuaian dan Skor

S1

(Sesuai) Skor

S2

(cukup sesuai) Skor

N

(tidak sesuai) Skor

1 Kedalaman (m) 8 >10 3 5 s/d 10 2 <5 1

2

RTRW (Kawasan

Lindung) 8

Tidak Berada di

Kawasan Lindung dan

konservasi

3 Berada di kawasan

konservasi 2

Berada di

Kawasan

Lindung dan Konservasi

1

3 Abrasi/akresi/ Sedimentasi

3 Tidak Ada 3 kecil 2 besar 1

Sumber: Ditjen Penataan Ruang Laut, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2010,

Penentuan kesesuaian kawasan pelabuhan sangat mempengaruhi dalam menunjang

sarana dan prasarana transportasi serta kemudahan akses di sebuah wilayah kepulauan.

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian kawasan dengan pembobotan dan skoring dari

berberapa parameter yang mendukung dalam melihat kesesuaian kawasan untuk pelabuhan

pada 11 Kecamatan pengamatan, diperoleh kelas kesesuaian untuk pelabuhan terdiri dari

S2 (Sesuai) dan S3 (Sesuai Bersyarat).

Untuk kesesuaian pemanfaatan dengan kelas kesesuaian S2 (sesuai) memiliki nilai

berkisar antara 69,79% - 79,17% dan tersebar di Kecamatan Midai, Bunguran Barat,

Pulau Tiga, Bunguran Timur Laut, dan Bunguran selatan artinya lokasi tersebut sesuai

untuk dimanfaatkan sebagai kawasan pelabuhan jika dilihat dari tingkat kedalaman laut,

namun ada beberapa pembatas seperti penetapan kawasan lindung dalam RTRW yang

membuat penetapan kawasan sebagai pelabuhan menjadi parameter yang cukup

mempengaruhi. Kesesuaian Pemanfaatan untuk kawasan pelabuhan dapat dilihat pada

Gambar 4.15 (Peta Kesesuaian Pemanfaatan Kawasan Untuk Pelabuhan) dan

Lampiran A.7 (Identifikasi Parameter Kesesuaian Kawasan Untuk Pelabuahan di

Perairan Kabupaten Natuna).

Page 35: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

227

Gambar 4.15. PETA KESESUAIAN PEMANFAATAN KAWASAN UNTUK PELABUHAN

Page 36: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

228

4.2.2. Analisis Penentuan Zonasi Kawasan Lindung

Penentuan zona kawasan Lindung dimaksudkan untuk melindungi kawasan Laut

Natuna serta sumberdaya yang tekandung di dalamnya dari aktifitas yg merusak serta

eksploitasi berlebihan. Zonasi merupakan pembagian areal kawasan berdasarkan potensi

dan karakteristik sumberdaya alam untuk kepentingan perlindungan dan pelestarian serta

pemanfaatan guna memenuhi kebutuhan manusia secara berkelanjutan. Penentuan zona

kawasan lindung dimaksudkan untuk melindungi kawasan Laut dan Pesisir Kabupaten

Natuna serta sumberdaya yang tekandung di dalamnya.

Analisis kriteria zonasi kawasan lindung pada studi ini dilakukan pada 11

Kecamatan di Perairan Pulau Natuna. Pengkajian zonasi ini dibutuhkan beberapa kriteria.

Kriteria yang digunakan terdiri atas kelompok kriteria ekologi, kesesuaian pemanfaatan,

ekonomi dan sosial sebagaimana terlihat pada Lampiran B. (modifikasi dari Salm et al.,

2000 dalam Salvinus Solarbesain, 2009). Pembagian zonasi peruntukan kawasan lindung

Kabupaten Natuna dilakukan berdasarkan persentase total nilai skoring kriteria di tiap

kecamatan yang diamati dengan membandingkan total nilai skoring kriteria stasiun ke-i

dengan total nilai skoring keseluruhan kriteria dikalikan 100 persen. Dengan menggunakan

teknik interval kelas, zonasi peruntukan dibagi atas tiga zona yaitu Zona Inti dengan

interval nilai persentase > 70%, Zona Penyangga dengan interval nilai persentase 60% -

70% dan Zona Pemanfaatan Teratas dengan interval nilai persentase <60% (Baksir, 2009).

Secara umum kawasan lindung dibagi dalam 3 (tiga) zona yaitu :

Zona Inti : Zona inti merupakan area yang memiliki nilai konservasi tinggi yang

sangat rentan terhadap gangguan dari luar sehingga diupayakan intervensi manusia

di dalamnya seminimal mungkin. Dalam pengelolaannya, zona ini harus mendapat

perlindungan yangmaksimum. Kegiatan yang dapat dilakukan pada zona ini antara

lain penelitian dan pengembangan yang menunjang pemanfaatan; ilmu

pengetahuan; pendidikan; kegiatan penunjang budidaya; dan wisata alam terbatas.

Zona Penyangga : Zona penyangga merupakan zona perlindungan yang

didalamnya terdapat satu atau lebih zona inti. Zona ini biasanya terdiri dari satu

atau lebih vegetasi alamiah yang harus disisakan di sepanjang perairan wilayah

pesisir dan pulau-pulau kecil. Zona ini berfungsi untuk menjebak sedimentasi dan

melindungi kualitas air. Zona penyangga dapat dimanfaatkan secara sangat

terbatas, yang didasarkan atas pengaturan yang ketat.

Page 37: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

229

Zona Pemanfaatan Terbatas : Zona ini masih memiliki nilai konservasi tertentu,

tapi dapat mentolerir berbagai tipe pemanfaatan oleh manusia, dan layak bagi

beragam kegiatan eksploitasi yang diizinkan dalam suatu kawasan lindung. Zona

ini didapatkan melalui proses pemilihan secara akademis.

Untuk lebih jelasnya mengenai hasil penilaian kesesuaian kawasan lindung

Kabupaten Natuna dapat dilihat pada tabel dan peta di bawah ini.

Tabel IV.24.

Hasil Penilaian Kesesuaian Kawasan Lindung Pulau Midai

Kabupaten Natuna

Kriteria

Koordinat 3° 4' 12.054" N

107° 44' 33.456" E

2° 58' 41.276" N

107° 43' 27.471" E

2° 58' 50.963" N

107° 44' 6.567" E

3° 3' 8.794" N

107° 45' 17.781" E

3° 0' 43.339" N

107° 46' 2.148" E

I Kesesuaian Pemanfaatan

1 Konservasi Terumbu Karang, 3 3 2 1 1

2 Konservasi Mangroove 1 1 1 1 1

Total 4 4 3 2 2

II

Ekologi

1 Keunikan:

Habitat Burung/Penyu 1 2 1 1 1

Ada Goa-goa, alur2, dll

Ada Spesies langka

Ada Pulau2 sangat kecil

2 Status (berpenduduk/tidak) 3 3 3 3 3

3

Tingkat Keterbukaan terhadap laut

3 3 3 3 3

Total 7 8 7 7 6

II EKONOMI

1 Spesies Penting 2 2 3 3 3

ada ikan plagis ekonomis

penting

ada ikan karang

ada molusca ekonomis (kerang, siput, gurita)

terdapat teripang

Terdapat lobster dan kepiting

2 Bentuk Ancaman 1 1 1 1 1

penggunaan bom/sianida

penggunaan jangkar perahu

penggunaan belo (tongkat pendorong perahu)

Penggunaan tuba

Total 3 3 4 4 4

IV SOSIAL/KEPENDUDUKAN

1

Tingkat dukungan

masyarakat (pemerintah desa,

tokoh adat, tokoh agama,

LSM, Masyarakat

2 2 2 2 2

2

Tingkat Ketergantungan

Terhadap Kawasan 3 2 2 2 2

Total 5 4 4 4 4

Total Nilai I+II+III 19 20 18 18 16

Persentase dari Nilai Total 70,57 74,07 66,66 66,66 59,25

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011

Page 38: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

230

Tabel IV.25. Zonasi Kawasan Lindung Pulau Midai Kabupaten Natuna

No Perairan/

Koordinat

Kriteria Jumlah

Total

Total Skor

(%)

Kelas

Zonasi

Luas

(Ha) Kawasan

Konservasi Ekologi Ekonomi Sosial

PULAU MIDAI

1 3° 4' 12.054" N 107° 44' 33.456" E

4 7 3 5 19 70,57 ZI 1 1.811,70

2 2° 58' 41.276" N 107° 43' 27.471" E

4 8 3 4 20 74,04 ZI 2 1.228,28

3 2° 58' 50.963" N 107° 44' 6.567" E

3 7 4 4 18 66,66 ZP 1 3.066,96

4 3° 3' 8.794" N 107° 45' 17.781" E

3 7 4 4 18 66,66 ZP 2 5.389,48

5 3° 0' 43.339" N

107° 46' 2.148" E 2 6 4 4 16 59,25 ZPT 15.436,10

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011 Ket:

ZI : Zona Inti

ZPL: Zona Pemanfaatan Terbatas

ZP : Zona Penyangga

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian, secara keseluruhan luas areal Zona

Pemanfaatan Terbatas adalah 15.436 ha. Akatifitas utama diarahkan sebagai dermaga/

pelabuhan lokal yang menghubungkan pulau Midai dengan pulau-pulau yang lainnya di

Kabupaten Natuna, Tempat Pelelangan Ikan, kawasan perikanan tangkap dan kawasan

budidaya keramba jaring apung. Namun demikian aktivitas yang dilakukan di ZPT ini

tetap mempertimbangkan unsur perlindungan dan pelestarian sumberdaya. Sarana dan

prasarana yang dibangun di areal ZPT direncanakan berupa sarana dan prasarana

transportasi untuk mempermudah aksesibilitas, akomodasi yang ramah lingkungan.

Zona Penyangga (ZP) kawasan Pulau Midai adalah areal pulau, laut dan pesisir

yang berdasarkan kondisi ekologi, ekonomi dan social merupakan areal penyangga

(penahan) bagi ZI. Luas total ZP ini adalah 8.456.44 ha. Berdasarkan analisis kesesuaian,

maka aktifitas yang dapat dilakukan adalah penelitian, pendidikan (wisata edukasi

mangrove), wisata bahari (menyelam), perikanan tangkap secara tradisional, serta

budidaya tanpa limbah (budidaya rumput laut). Aktifitas yang tidak boleh dilakukan

adalah penebangan mangrove, pengambilan pasir dan pengambilan karang batu.

Zona Inti (ZI) kawasan Pulau Midai adalah areal konservasi terumbu karang

dengan luas total ZI ini adalah 3.039,98 ha. Sebagai zona yang dilindungi, aktifitas yang

diarahkan adalah kegiatan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, penelitian yang

mempunyai ijin dan pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar zona inti ini dapat menjadi

areal pencadangan bagi kepentingan pemenuhan kebutuhan masyarakat lokal akan

sumberdaya pesisir dan juga bagi keberlanjutan sumberdaya kelautan Pulau Midai. Peta

Zonasi Kawasan Lindung Pulau Midai disajikan pada Gambar 4.16.

Page 39: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

231

Gambar 4.16.

PETA ZONASI KAWASAN LINDUNG PULAU MIDAI KABUPATEN NATUNA

Page 40: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

232

Tabel IV.26. Hasil Penilaian Kesesuaian Kawasan Lindung Bunguran Barat

Kabupaten Natuna

Kriteria

Koordinat

3° 48' 45.305" N

108° 5' 16.398" E

3° 45' 43.351" N

108° 6' 52.857" E

3° 53' 46.302" N

107° 54' 29.605" E

3° 48' 44.945" N

107° 58' 48.243" E

3° 48' 36.216" N

108° 6' 35.372" E

3° 49' 28.255" N

107° 58' 46.627" E

I Kesesuaian Pemanfaatan

1 Konservasi Terumbu Karang, 3 3 1 3 1 2

2 Konservasi Mangroove 1 3 3 3 3 2

Total 4 6 4 6 4 4

II

Ekologi

1 Keunikan: 2 3 3 3 2 2

Habitat Burung/Penyu

Ada Goa-goa, alur2, dll

Ada Spesies langka

Ada Pulau2 sangat kecil

2 Status (berpenduduk/tidak) 3 3 3 1 1 2

3 Tingkat Keterbukaan terhadap laut 1 1 2 2 2 2

Total 6 7 8 6 5 6

II EKONOMI

1 Spesies Penting 3 3 3 3 3 2

ada ikan plagis ekonomis penting

ada ikan karang

ada molusca ekonomis (kerang, siput, gurita)

terdapat teripang

Terdapat lobster dan kepiting

2 Bentuk Ancaman 2 1 1 2 2 1

penggunaan bom/sianida

penggunaan jangkar perahu

penggunaan belo (tongkat pendorong perahu)

Penggunaan tuba

Total 5 4 4 5 5 3

IV SOSIAL/KEPENDUDUKAN

1

Tingkat dukungan masyarakat (pemerintah desa, tokoh

adat, tokoh agama, LSM, Masyarakat 2 1 1 3 1 1

2 Tingkat Ketergantungan Terhadap Kawasan 3 3 2 3 2 2

Total 5 4 3 6 3 3

Total Nilai I+II+III 20 21 19 23 17 16

Persentase dari Nilai Total 74,07 77,77 70,37 85,18 62,96 59,25

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011

Page 41: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

233

Tabel IV.27. Zonasi Kawasan Lindung Bunguran Barat

Kabupaten Natuna

No Perairan/

Koordinat

Kriteria

Jumlah

Total

Persenatse Total

Skor

Kelas

Zonasi

Luas

(Ha) Kesesuaian

Kawasan

Konservasi

Ekologi Ekonomi Sosial

BUNGURAN BARAT

1 3° 48' 45.305" N

108° 5' 16.398" E 4 6 5 5 20 74,07 ZI 1 3.243,57

2 3° 45' 43.351" N

108° 6' 52.857" E 6 7 4 4 21 77,77 ZI 2 439,38

3 3° 53' 46.302" N

107° 54' 29.605" E 4 8 4 3 19 70,37 ZI 3 2.270,44

4 3° 48' 44.945" N

107° 58' 48.243" E 6 6 5 6 23 85,18 ZI 4 2.019,51

5 3° 48' 36.216" N

108° 6' 35.372" E 4 5 5 3 17 62,96 ZP 12.785,98

6 3° 49' 28.255" N

107° 58' 46.627" E 4 6 3 3 16 59,25 ZPT 21.948,54

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011 Ket:

ZI : Zona Inti

ZPL : Zona Pemanfaatan Terbatas

ZP : Zona Penyangga

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian zonasi kawasan lindung, secara keseluruhan

luas areal Zona Pemanfaatan Terbatas adalah 21.948,54 ha. Akatifitas utama diarahkan

sebagai Tempat Pelelangan Ikan, kawasan perikanan tangkap, kawasan budidaya keramba

jaring apung. Namun aktivitas yang dilakukan di ZPT ini tetap mempertimbangkan unsur

perlindungan dan pelestarian sumberdaya.

Zona Penyangga (ZP) kawasan Bunguran Barat adalah areal pulau, pesisir dan laut

yang berdasarkan kondisi ekologi, ekonomi dan social merupakan areal penyangga

(penahan) bagi ZI. Luas total ZP ini adalah 12.785,98 ha. Berdasarkan analisis kesesuaian,

maka aktifitas yang dapat dilakukan adalah penelitian, pendidikan (wisata edukasi

mangrove dan terumbu karang), wisata bahari (menyelam), perikanan tangkap secara

tradisional, serta budidaya tanpa limbah (budidaya rumput laut). Aktifitas yang tidak boleh

dilakukan adalah penebangan mangrove, pengambilan pasir dan pengambilan batu karang.

Zona Inti (ZI) kawasan Bunguran Barat adalah areal konservasi terumbu karang

dengan luas total ZI ini adalah 7.972,9 ha. Sebagai zona yang dilindungi, aktifitas yang

diarahkan adalah kegiatan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, penelitian yang

mempunyai ijin dan pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar zona inti ini dapat menjadi

areal pencadangan bagi kepentingan pemenuhan kebutuhan masyarakat lokal akan

sumberdaya laut dan pesisir serta bagi keberlanjutan sumberdaya kelautan Bunguran Barat.

Peta Zonasi Kawasan Lindung Bunguran Barat disajikan pada Gambar 4.17.

Page 42: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

234

Gambar 4.17.

PETA ZONASI KAWASAN LINDUNG BUNGURAN BARAT

Page 43: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

235

Tabel IV.28. Hasil Penilaian Kesesuaian Kawasan Lindung Bunguran Utara

Kabupaten Natuna

Kriteria

Koordinat

4° 8' 12.471" N

108° 5' 44.335" E

4° 2' 9.312" N

107° 54' 6.514" E

3° 58' 42.064" N

107° 57' 43.462" E

4° 6' 27.874" N

107° 59' 48.462" E

4° 9' 32.255" N

107° 59' 47.296" E

I Kesesuaian Pemanfaatan

1 Konservasi Terumbu Karang, 3 3 3 3 2

2 Konservasi Mangroove 3 1 3 2 1

Total 6 4 6 5 3

II

Ekologi

1 Keunikan: 3 3 3 1 1

Habitat Burung/Penyu

Ada Goa-goa, alur2, dll

Ada Spesies langka

Ada Pulau2 sangat kecil 1 3 3 2 3

2 Status (berpenduduk/tidak) 2 2 2 2 3

3 Tingkat Keterbukaan terhadap laut

Total 6 8 8 5 7

II EKONOMI

1 Spesies Penting 3 3 3 3 2

ada ikan plagis ekonomis penting

ada ikan karang

ada molusca ekonomis (kerang, siput, gurita)

terdapat teripang

Terdapat lobster dan kepiting

2 Bentuk Ancaman 2 2 1 2 2

penggunaan bom/sianida

penggunaan jangkar perahu

penggunaan belo (tongkat pendorong perahu)

Penggunaan tuba

Total 5 5 4 5 4

IV SOSIAL/KEPENDUDUKAN

1

Tingkat dukungan masyarakat (pemerintah desa, tokoh

adat, tokoh agama, LSM, Masyarakat 1 1 1 1 1

2 Tingkat Ketergantungan Terhadap Kawasan 3 1 1 1 1

Total 4 2 2 2 2

Total Nilai I+II+III 21 19 20 17 16

Persentase dari Nilai Total 77,78 70,37 74,07 62,96 59,26

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011

Page 44: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

236

Tabel IV.29. Zonasi Kawasan Lindung Bunguran Utara

Kabupaten Natuna

No Perairan/

Koordinat

Kriteria

Jumlah

Total

Persenatse Total

Skor

Kelas

Zonasi

Luas

(Ha) Kesesuaian

Kawasan

Konservasi

Ekologi Ekonomi Sosial

BUNGURAN UTARA

1 4° 8' 12.471" N

108° 5' 44.335" E 6 6 5 4 21 77,78 ZI 1 18.358,.01

2 4° 2' 9.312" N

107° 54' 6.514" E 4 8 5 2 19 70,37 ZI 2 460,31

3 3° 58' 42.064" N

107° 57' 43.462" E 6 8 4 2 20 74,07 ZI 3 3.255,72

4 4° 6' 27.874" N

107° 59' 48.462" E 5 5 5 2 17 62,96 ZP 28.709,37

5 4° 9' 32.255" N

107° 59' 47.296" E 3 7 4 2 16 59,26 ZPT 53.586,05

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011 Ket:

ZI : Zona Inti

ZPL : Zona Pemanfaatan Terbatas

ZP : Zona Penyangga

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian zonasi kawasan lindung, secara keseluruhan

luas areal Zona Pemanfaatan Terbatas adalah 53.586,05 ha. Akatifitas utama diarahkan

sebagai kawasan perikanan tangkap, kawasan budidaya keramba jaring apung. Namun

aktivitas yang dilakukan di ZPT ini tetap mempertimbangkan unsur perlindungan dan

pelestarian sumberdaya.

Zona Penyangga (ZP) kawasan Bunguran Utara adalah areal pulau, laut dan pesisir

yang berdasarkan kondisi ekologi, ekonomi dan social merupakan areal penyangga

(penahan) bagi ZI. Luas total ZP ini adalah 28.709,37 ha. Berdasarkan analisis kesesuaian,

maka aktifitas yang dapat dilakukan adalah penelitian, pendidikan (wisata edukasi

mangrove dan terumbu karang), wisata bahari (menyelam), perikanan tangkap secara

tradisional, serta budidaya tanpa limbah (budidaya rumput laut). Aktifitas yang tidak boleh

dilakukan adalah penebangan mangrove, pengambilan pasir dan pengambilan batu karang.

Zona Inti (ZI) kawasan Bunguran Utara adalah areal konservasi terumbu karang

dengan luas total ZI ini adalah 3.716,03 ha. Sebagai zona yang dilindungi, aktifitas yang

diarahkan adalah kegiatan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, penelitian yang

mempunyai ijin dan pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar zona inti ini dapat menjadi

areal pencadangan dan pelestarian bagi kepentingan sumberdaya pesisir dan juga bagi

keberlanjutan sumberdaya kelautan dan pesisir Bunguran Utara. Peta Zonasi Kawasan

Lindung Bunguran Utara disajikan pada Gambar 4.18.

Page 45: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

237

Gambar 4.18.

PETA ZONASI KAWASAN LINDUNG BUNGURAN UTARA

Page 46: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

238

Tabel IV.30. Hasil Penilaian Kesesuaian Kawasan Lindung Pulau Laut

Kabupaten Natuna

Kriteria

Koordinat

4° 44' 32.673" N

108° 1' 21.740" E

4° 43' 14.647" N

107° 56' 37.924" E

4° 47' 23.859" N

108° 0' 58.861" E

4° 42' 55.108" N

107° 59' 6.209" E

4° 43' 29.160" N

107° 58' 45.714" E

I Kesesuaian Pemanfaatan

1 Konservasi Terumbu Karang, 3 3 3 3 2

2 Konservasi Mangroove 1 3 1 1 1

Total 4 6 4 4 3

II

Ekologi

1 Keunikan: 3 3 3 2 3

Habitat Burung/Penyu

Ada Goa-goa, alur2, dll

Ada Spesies langka

Ada Pulau2 sangat kecil

2 Status (berpenduduk/tidak) 3 2 3 2 1

3 Tingkat Keterbukaan terhadap laut 2 3 3 3 3

Total 8 8 9 7 7

II EKONOMI

1 Spesies Penting 3 3 3 3 3

ada ikan plagis ekonomis penting

ada ikan karang

ada molusca ekonomis (kerang, siput, gurita)

terdapat teripang

Terdapat lobster dan kepiting

2 Bentuk Ancaman 2 2 2 2 1

penggunaan bom/sianida

penggunaan jangkar perahu

penggunaan belo (tongkat pendorong perahu)

Penggunaan tuba

Total 5 5 5 5 4

IV SOSIAL/KEPENDUDUKAN

1

Tingkat dukungan masyarakat (pemerintah desa, tokoh

adat, tokoh agama, LSM, Masyarakat 1 1 1 1 1

2 Tingkat Ketergantungan Terhadap Kawasan 2 3 3 1 1

Total 3 4 4 2 2

Total Nilai I+II+III 20 23 22 18 16

Persentase dari Nilai Total 74,07 85,19 81,48 66,67 59,26

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011

Page 47: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

239

Tabel IV.31. Zonasi Kawasan Lindung Pulau Laut

Kabupaten Natuna

No Perairan/

Koordinat

Kriteria

Jumlah

Total

Persenatse Total

Skor

Kelas

Zonasi

Luas

(Ha) Kesesuaian

Kawasan

Konservasi

Ekologi Ekonomi Sosial

PULAU LAUT

1 4° 44' 32.673" N

108° 1' 21.740" E 4 8 5 3 20 74,07 ZI 1 906,04

2 4° 43' 14.647" N

107° 56' 37.924" E 6 8 5 4 23 85,19 ZI 2 2.619,52

3 4° 47' 23.859" N

108° 0' 58.861" E 4 9 5 4 22 81,48 ZI 3 238,49

4 4° 42' 55.108" N

107° 59' 6.209" E 4 7 5 2 18 66,67 ZP 11.413,57

5 4° 43' 29.160" N

107° 58' 45.714" E 3 7 4 2 16 59,26 ZPT 12.320,62

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011 Ket:

ZI : Zona Inti

ZPL: Zona Pemanfaatan Terbatas

ZP : Zona Penyangga

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian zonasi lindung, secara keseluruhan luas areal

Zona Pemanfaatan Terbatas adalah 12.320,62 ha. Akatifitas utama diarahkan sebagai

dermaga/ pelabuhan local yang menghubungkan Pulau Laut dengan pulau-pulau yang

lainnya di Kabupaten Natuna, Tempat Pelelangan Ikan, kawasan perikanan tangkap dan

kawasan budidaya keramba jaring apung. Namun demikian aktivitas yang dilakukan di

ZPT ini tetap mempertimbangkan unsur perlindungan dan pelestarian sumberdaya. Sarana

dan prasarana yang dibangun di areal ZPT direncanakan berupa sarana dan prasarana

transportasi untuk mempermudah aksesibilitas, akomodasi yang ramah lingkungan.

Zona Penyangga (ZP) kawasan Pulau Pulau Laut adalah areal pulau, laut dan

pesisir yang berdasarkan kondisi ekologi, ekonomi dan social merupakan areal penyangga

(penahan) bagi ZI. Luas total ZP ini adalah 11.413,57 ha. Berdasarkan analisis kesesuaian,

maka aktifitas yang dapat dilakukan adalah penelitian, pendidikan (wisata edukasi

mangrove), wisata bahari (menyelam), perikanan tangkap secara tradisional, serta

budidaya tanpa limbah (budidaya rumput laut).

Zona Inti (ZI) kawasan Pulau Laut adalah areal konservasi terumbu karang dengan

luas total ZI ini adalah 3.764,05 ha. Sebagai zona yang dilindungi, aktifitas yang diarahkan

adalah kegiatan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, penelitian yang mempunyai

ijin dan pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar zona inti ini dapat menjadi areal

pencadangan bagi kepentingan pemenuhan kebutuhan masyarakat lokal akan sumberdaya

kelautan dan pesisir, juga bagi keberlanjutan sumberdaya kelautan Pulau Laut. Peta Zonasi

Kawasan Lindung Pulau Laut disajikan pada Gambar 4.19.

Page 48: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

240

Gambar 4.19.

PETA ZONASI KAWASAN LINDUNG PULAU LAUT

Page 49: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

241

Tabel IV.32. Hasil Penilaian Kesesuaian Kawasan Lindung Pulau Tiga

Kabupaten Natuna

Kriteria

Koordinat

3° 36' 20.498" N

108° 2' 57.524" E

3° 39' 0.983" N

108° 4' 26.750" E

3° 37' 9.101" N

108° 0' 19.871" E

I Kesesuaian Pemanfaatan

1 Konservasi Terumbu Karang, 3 3 1

2 Konservasi Mangroove 3 3 1

Total 6 6 2

II

Ekologi

1 Keunikan: 3 3 2

Habitat Burung/Penyu

Ada Goa-goa, alur2, dll

Ada Spesies langka

Ada Pulau2 sangat kecil

2 Status (berpenduduk/tidak) 1 1 1

3 Tingkat Keterbukaan terhadap laut 2 1 3

Total 6 5 6

II EKONOMI

1 Spesies Penting 3 2 3

ada ikan plagis ekonomis penting

ada ikan karang

ada molusca ekonomis (kerang, siput, gurita)

terdapat teripang

Terdapat lobster dan kepiting

2 Bentuk Ancaman 3 2 2

penggunaan bom/sianida

penggunaan jangkar perahu

penggunaan belo (tongkat pendorong perahu)

Penggunaan tuba

Total 6 4 5

IV SOSIAL/KEPENDUDUKAN

1

Tingkat dukungan masyarakat (pemerintah desa, tokoh

adat, tokoh agama, LSM, Masyarakat 2 1 1

2 Tingkat Ketergantungan Terhadap Kawasan 3 2 1

Total 5 3 2

Total Nilai I+II+III 23 18 15

Persentase dari Nilai Total 85,19 66,67 55,56

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011

Page 50: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

242

Tabel IV.33. Zonasi Kawasan Lindung Pulau Tiga

Kabupaten Natuna

No Perairan/

Koordinat

Kriteria

Jumlah

Total

Persenatse Total

Skor

Kelas

Zonasi

Luas

(Ha) Kesesuaian

Kawasan

Konservasi

Ekologi Ekonomi Sosial

PULAU TIGA

1 3° 36' 20.498" N

108° 2' 57.524" E 6 6 6 5 23 85,19 ZI 6.183,77

2 3° 39' 0.983" N

108° 4' 26.750" E 6 5 4 3 18 66,67 ZP 11.056,32

3 3° 37' 9.101" N

108° 0' 19.871" E 2 6 5 2 15 55,56 ZPT 26.798,02

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011 Ket:

ZI : Zona Inti

ZPL: Zona Pemanfaatan Terbatas

ZP : Zona Penyangga

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian zonasi kawasan lindung, secara keseluruhan

luas areal Zona Pemanfaatan Terbatas adalah 26.798,02 ha. Akatifitas utama diarahkan

sebagai dermaga/ pelabuhan Utama/ Regional yang menghubungkan Pulau Tiga dengan

pulau-pulau yang lainnya di Kabupaten Natuna serta pelabuhan pengangkutan barang dan

jasa, kawasan perikanan tangkap dan kawasan budidaya keramba jaring apung. Namun

demikian aktivitas yang dilakukan di ZPT ini tetap mempertimbangkan unsur

perlindungan dan pelestarian sumberdaya. Sarana dan prasarana yang dibangun di areal

ZPT direncanakan berupa sarana dan prasarana transportasi untuk mempermudah

aksesibilitas, akomodasi yang ramah lingkungan.

Zona Penyangga (ZP) kawasan Pulau Tiga adalah areal pulau, laut dan pesisir yang

berdasarkan kondisi ekologi, ekonomi dan social merupakan areal penyangga (penahan)

bagi ZI. Luas total ZP ini adalah 11.056,32 ha. Berdasarkan analisis kesesuaian, maka

aktifitas yang dapat dilakukan adalah penelitian, pendidikan (wisata edukasi mangrove),

wisata bahari (menyelam), perikanan tangkap secara tradisional, serta budidaya tanpa

limbah (budidaya rumput laut).

Zona Inti (ZI) kawasan Pulau Tiga adalah areal konservasi terumbu karang dan

mangroove dengan luas total ZI ini adalah 6.183,77 ha. Sebagai zona yang dilindungi,

aktifitas yang diarahkan adalah kegiatan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan,

penelitian yang mempunyai ijin dan pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar zona inti ini

dapat menjadi areal pencadangan bagi kepentingan pemenuhan kebutuhan masyarakat

lokal akan sumberdaya laut dan pesisir, juga bagi keberlanjutan sumberdaya kelautan

Pulau Tiga. Peta Zonasi Kawasan Lindung Pulau Tiga disajikan pada Gambar 4.20.

Page 51: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

243

Gambar 4.20.

ZONASI KAWASAN LINDUNG PULAU TIGA

Page 52: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

244

Tabel IV.34. Hasil Penilaian Kesesuaian Kawasan Lindung Bunguran Timur

Kabupaten Natuna

Kriteria

Koordinat

3° 55' 35.275" N

108° 25' 56.116" E

3° 55' 0.536" N

108° 24' 34.869" E

3° 57' 52.939" N

108° 25' 38.325" E

I Kesesuaian Pemanfaatan

1 Konservasi Terumbu Karang, 2 1 1

2 Konservasi Mangroove 2 1 1

Total 4 2 2

II

Ekologi

1 Keunikan: 2 3 2

Habitat Burung/Penyu

Ada Goa-goa, alur2, dll

Ada Spesies langka

Ada Pulau2 sangat kecil

2 Status (berpenduduk/tidak) 1 1 1

3 Tingkat Keterbukaan terhadap laut 2 3 2

Total 5 7 5

II EKONOMI

1 Spesies Penting 3 2 2

ada ikan plagis ekonomis penting

ada ikan karang

ada molusca ekonomis (kerang, siput, gurita)

terdapat teripang

Terdapat lobster dan kepiting

2 Bentuk Ancaman 2 1 1

penggunaan bom/sianida

penggunaan jangkar perahu

penggunaan belo (tongkat pendorong perahu)

Penggunaan tuba

Total 5 3 3

IV SOSIAL/KEPENDUDUKAN

1

Tingkat dukungan masyarakat (pemerintah desa, tokoh

adat, tokoh agama, LSM, Masyarakat 3 3 3

2 Tingkat Ketergantungan Terhadap Kawasan 3 3 3

Total 6 6 6

Total Nilai I+II+III 20 18 16

Persentase dari Nilai Total 74,07 66,67 59,26

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011

Page 53: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

245

Tabel IV.35. Zonasi Kawasan Lindung Bunguran Timur

Kabupaten Natuna

No Perairan/

Koordinat

Kriteria

Jumlah

Total

Persenatse Total

Skor

Kelas

Zonasi

Luas

(Ha) Kesesuaian

Kawasan

Konservasi

Ekologi Ekonomi Sosial

BUNGURAN TIMUR

1 3° 55' 35.275" N

108° 25' 56.116" E 4 5 5 6 20 74,07 ZI 1.037,76

2 3° 55' 0.536" N

108° 24' 34.869" E 2 7 3 6 18 66,67 ZP 5.343,89

3 3° 57' 52.939" N

108° 25' 38.325" E 2 5 3 6 16 59,26 ZPT 4.753,02

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011 Ket:

ZI : Zona Inti

ZPL: Zona Pemanfaatan Terbatas

ZP : Zona Penyangga

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian zonasi kawasan lindung, secara keseluruhan

luas areal Zona Pemanfaatan Terbatas adalah 4.753,02 ha. Aktifitas utama diarahkan

sebagai dermaga/ pelabuhan Utama yang menghubungkan pelabuhan pengangkutan

barang dan jasa, kawasan perikanan tangkap dan kawasan budidaya keramba jaring apung.

Namun demikian aktivitas yang dilakukan di ZPT ini tetap mempertimbangkan unsur

perlindungan dan pelestarian sumberdaya. Sarana dan prasarana yang dibangun di areal

ZPT direncanakan berupa sarana dan prasarana transportasi untuk mempermudah

aksesibilitas, akomodasi yang ramah lingkungan.

Zona Penyangga (ZP) kawasan Bunguran Timur adalah areal pulau, laut dan pesisir

yang berdasarkan kondisi ekologi, ekonomi dan social merupakan areal penyangga

(penahan) bagi ZI. Luas total ZP ini adalah 5.343,89 ha. Berdasarkan analisis kesesuaian,

maka aktifitas yang dapat dilakukan adalah penelitian, pendidikan (wisata edukasi

mangrove), wisata pantai, perikanan tangkap secara tradisional, serta budidaya tanpa

limbah (budidaya rumput laut).

Zona Inti (ZI) kawasan Bunguran Timur adalah areal konservasi terumbu karang

dan mangroove dengan luas total ZI ini adalah 4.753,02 ha. Sebagai zona yang dilindungi,

aktifitas yang diarahkan adalah kegiatan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan,

penelitian yang mempunyai ijin dan pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar zona inti ini

dapat menjadi areal pencadangan bagi kepentingan pemenuhan kebutuhan masyarakat

lokal akan sumberdaya laut dan pesisir juga bagi keberlanjutan sumberdaya kelautan

Bunguran Timur. Peta Zonasi Kawasan Lindung Bunguran Timur disajikan pada Gambar

4.21.

Page 54: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

246

Gambar 4.21.

PETA ZONASI KAWASAN LINDUNG BUNGURAN TIMUR

Page 55: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

247

Tabel IV.36. Hasil Penilaian Kesesuaian Kawasan Lindung Bunguran Timur Laut

Kabupaten Natuna

Kriteria

Koordinat

4° 10' 10.614" N

108° 14' 13.364" E

4° 6' 5.788" N

108° 18' 7.184" E

4° 6' 46.538" N

108° 20' 11.921" E

I Kesesuaian Pemanfaatan

1 Konservasi Terumbu Karang, 3 2 1

2 Konservasi Mangroove 3 1 1

Total 6 3 2

II

Ekologi

1 Keunikan: 3 2 3

Habitat Burung/Penyu

Ada Goa-goa, alur2, dll

Ada Spesies langka

Ada Pulau2 sangat kecil

2 Status (berpenduduk/tidak) 3 1 3

3 Tingkat Keterbukaan terhadap laut 2 2 3

Total 8 5 9

II EKONOMI

1 Spesies Penting 3 3 2

ada ikan plagis ekonomis penting

ada ikan karang

ada molusca ekonomis (kerang, siput, gurita)

terdapat teripang

Terdapat lobster dan kepiting

2 Bentuk Ancaman 3 2 1

penggunaan bom/sianida

penggunaan jangkar perahu

penggunaan belo (tongkat pendorong perahu)

Penggunaan tuba

Total 6 5 3

IV SOSIAL/KEPENDUDUKAN

1

Tingkat dukungan masyarakat (pemerintah desa, tokoh

adat, tokoh agama, LSM, Masyarakat 2 2 1

2 Tingkat Ketergantungan Terhadap Kawasan 3 2 1

Total 5 4 2

Total Nilai I+II+III 25 17 16

Persentase dari Nilai Total 92,59 62,96 59,26

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011

Page 56: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

248

Tabel IV.37. Zonasi Kawasan Lindung Bunguran Timur Laut

Kabupaten Natuna

No Perairan/

Koordinat

Kriteria

Jumlah

Total

Persenatse

Total Skor

Kelas

Zonasi

Luas

(Ha) Kesesuaian

Kawasan

Konservasi

Ekologi Ekonomi Sosial

BUNGURAN TIMUR LAUT

1 4° 10' 10.614" N

108° 14' 13.364" E 6 8 6 5 25 92,59 ZI 1.865,49

2 4° 6' 5.788" N

108° 18' 7.184" E 3 5 5 4 17 62,96 ZP 11.201,85

3 4° 6' 46.538" N

108° 20' 11.921" E 2 9 3 2 16 59,26 ZPT 14.148,42

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011 Ket:

ZI : Zona Inti

ZPL : Zona Pemanfaatan Terbatas

ZP : Zona Penyangga

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian zonasi kawasan lindung, secara keseluruhan

luas areal Zona Pemanfaatan Terbatas adalah 14.148,42 ha. Aktifitas utama diarahkan TPI,

kawasan perikanan tangkap dan kawasan budidaya keramba jaring apung. Namun

demikian aktivitas yang dilakukan di ZPT ini tetap mempertimbangkan unsur

perlindungan dan pelestarian ,sumberdaya.

Zona Penyangga (ZP) kawasan Bunguran Timur Laut adalah areal pulau, laut dan

pesisir yang berdasarkan kondisi ekologi, ekonomi dan social merupakan areal penyangga

(penahan) bagi ZI. Luas total ZP ini adalah 11.201,85 ha. Berdasarkan analisis kesesuaian,

maka aktifitas yang dapat dilakukan adalah penelitian, pendidikan (wisata edukasi

mangrove), wisata pantai, wisata menyelam perikanan tangkap secara tradisional, serta

budidaya tanpa limbah (budidaya rumput laut).

Zona Inti (ZI) kawasan Bunguran Timur Luat adalah areal konservasi terumbu

karang dengan luas total ZI ini adalah 1.865,49 ha. Sebagai zona yang dilindungi, aktifitas

yang diarahkan adalah kegiatan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, penelitian

yang mempunyai ijin dan pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar zona inti ini dapat

menjadi areal pencadangan bagi kepentingan pemenuhan kebutuhan masyarakat lokal akan

sumberdaya laut dan pesisir juga bagi keberlanjutan sumberdaya kelautan Bunguran Timur

Laut. Peta Zonasi Kawasan Lindung Bunguran Timur disajikan pada Gambar 4.22.

Page 57: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

249

Gambar 4.22.

PETA ZONASI KAWASAN LINDUNG BUNGURAN TIMUR

Page 58: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

250

Tabel IV.38. Hasil Penilaian Kesesuaian Kawasan Lindung Bunguran Selatan

Kabupaten Natuna

Kriteria

Koordinat

3° 42' 30.423" N

108° 20' 39.376" E

3° 42' 11.219" N

108° 20' 15.873" E

3° 39' 17.587" N

108° 18' 17.744" E

I Kesesuaian Pemanfaatan

1 Konservasi Terumbu Karang, 3 1 1

2 Konservasi Mangroove 1 2 1

Total 4 3 2

II

Ekologi

1 Keunikan: 2 2 2

Habitat Burung/Penyu

Ada Goa-goa, alur2, dll

Ada Spesies langka

Ada Pulau2 sangat kecil

2 Status (berpenduduk/tidak) 1 2 1

3 Tingkat Keterbukaan terhadap laut 2 2 3

Total 5 6 6

II EKONOMI

1 Spesies Penting 3 2 2

ada ikan plagis ekonomis penting

ada ikan karang

ada molusca ekonomis (kerang, siput, gurita)

terdapat teripang

Terdapat lobster dan kepiting

2 Bentuk Ancaman 3 3 1

penggunaan bom/sianida

penggunaan jangkar perahu

penggunaan belo (tongkat pendorong perahu)

Penggunaan tuba

Total 6 5 3

IV SOSIAL/KEPENDUDUKAN

1

Tingkat dukungan masyarakat (pemerintah desa, tokoh

adat, tokoh agama, LSM, Masyarakat 2 2 2

2 Tingkat Ketergantungan Terhadap Kawasan 3 2 1

Total 5 4 3

Total Nilai I+II+III 20 18 14

Persentase dari Nilai Total 74,07 66,67 51,85

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011

Page 59: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

251

Tabel IV.39. Zonasi Kawasan Lindung Bunguran Selatan

Kabupaten Natuna

No Perairan/

Koordinat

Kriteria

Jumlah

Total

Persenatse Total

Skor

Kelas

Zonasi

Luas

(Ha) Kesesuaian

Kawasan

Konservasi

Ekologi Ekonomi Sosial

BUNGURAN SELATAN

1 3° 42' 30.423" N

108° 20' 39.376" E 4 5 6 5 20 74,07 ZI 3.414,55

2 3° 42' 11.219" N

108° 20' 15.873" E 3 6 5 4 18 66,67 ZP 1.4847,27

3 3° 39' 17.587" N

108° 18' 17.744" E 2 6 3 3 14 51,85 ZPT 26.889,54

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011 Ket:

ZI : Zona Inti

ZPL : Zona Pemanfaatan Terbatas

ZP : Zona Penyangga

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian zonasi kawasan lindung, secara keseluruhan

luas areal Zona Pemanfaatan Terbatas adalah 26.889,54 ha. Akatifitas utama diarahkan

sebagai dermaga TPI, kawasan perikanan tangkap dan kawasan budidaya keramba jaring

apung. Namun demikian aktivitas yang dilakukan di ZPT ini tetap mempertimbangkan

unsur perlindungan dan pelestarian sumberdaya.

Zona Penyangga (ZP) kawasan Bunguran Selatan adalah areal pulau, laut dan

pesisir yang berdasarkan kondisi ekologi, ekonomi dan social merupakan areal penyangga

(penahan) bagi ZI. Luas total ZP ini adalah 1.4847,27 ha. Berdasarkan analisis kesesuaian,

maka aktifitas yang dapat dilakukan adalah penelitian, pendidikan (wisata edukasi

mangrove), wisata bahari (menyelam), wisata pantai, perikanan tangkap secara tradisional,

serta budidaya tanpa limbah (budidaya rumput laut).

Zona Inti (ZI) kawasan Bunguran Selatan adalah areal konservasi terumbu karang

dan mangroove dengan luas total ZI ini adalah 3.414,55 ha. Sebagai zona yang dilindungi,

aktifitas yang diarahkan adalah kegiatan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan,

penelitian yang mempunyai ijin dan pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar zona inti ini

dapat menjadi areal pencadangan bagi kepentingan pemenuhan kebutuhan masyarakat

lokal akan sumberdaya laut dan pesisir juga bagi keberlanjutan sumberdaya kelautan

Bunguran Selatan. Peta Zonasi Kawasan Lindung Bunguran Selatan disajikan pada

Gambar 4.23.

Page 60: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

252

Gambar 4.23.

PETA ZONASI KAWASAN LINDUNG BUNGURAN SELATAN

Page 61: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

253

Tabel IV.40. Hasil Penilaian Kesesuaian Kawasan Lindung Serasan

Kabupaten Natuna

Kriteria

Koordinat

2° 29' 27.889" N

108° 58' 23.008" E

2° 29' 49.083" N

108° 58' 33.048" E

2° 30' 31.621" N

108° 59' 1.283" E

I Kesesuaian Pemanfaatan

1 Konservasi Terumbu Karang, 3 3 2

2 Konservasi Mangroove 3 1 3

Total 6 4 5

II

Ekologi

1 Keunikan: 3 2 2

Habitat Burung/Penyu

Ada Goa-goa, alur2, dll

Ada Spesies langka

Ada Pulau2 sangat kecil

2 Status (berpenduduk/tidak) 3 1 1

3 Tingkat Keterbukaan terhadap laut 2 1 1

Total 8 4 4

II EKONOMI

1 Spesies Penting 3 3 3

ada ikan plagis ekonomis penting

ada ikan karang

ada molusca ekonomis (kerang, siput, gurita)

terdapat teripang

Terdapat lobster dan kepiting

2 Bentuk Ancaman 2 3 2

penggunaan bom/sianida

penggunaan jangkar perahu

penggunaan belo (tongkat pendorong perahu)

Penggunaan tuba

Total 5 6 5

IV SOSIAL/KEPENDUDUKAN

1

Tingkat dukungan masyarakat (pemerintah desa, tokoh adat, tokoh

agama, LSM, Masyarakat 1 1 1

2 Tingkat Ketergantungan Terhadap Kawasan 1 2 1

Total 2 3 2

Total Nilai I+II+III 21 17 16

Persentase dari Nilai Total 77,78 62,96 59,26

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011

Page 62: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

254

Tabel IV.41. Zonasi Kawasan Lindung Serasan

Kabupaten Natuna

No Perairan/

Koordinat

Kriteria

Jumlah

Total

Persenatse

Total Skor

Kelas

Zonasi

Luas

(Ha) Kesesuaian

Kawasan

Konservasi

Ekologi Ekonomi Sosial

SERASAN

1 2° 29' 27.889" N

108° 58' 23.008" E 6 8 5 2 21 77,78 ZI 2.107,83

2 2° 29' 49.083" N

108° 58' 33.048" E 4 4 6 3 17 62,96 ZP 3.437,46

3 2° 30' 31.621" N

108° 59' 1.283" E 5 4 5 2 16 59,26 ZPT 6.892,72

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011 Ket:

ZI : Zona Inti

ZPL : Zona Pemanfaatan Terbatas

ZP : Zona Penyangga

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian zonasi kawasan lindung, secara keseluruhan

luas areal Zona Pemanfaatan Terbatas adalah 6.892,72 ha. Akatifitas utama diarahkan

sebagai dermaga/ pelabuhan Utama/ Regional yang menghubungkan Serasan dengan

pulau-pulau yang lainnya di Kabupaten Natuna serta pelabuhan pengangkutan barang dan

jasa, kawasan perikanan tangkap dan kawasan budidaya keramba jaring apung. Namun

demikian aktivitas yang dilakukan di ZPT ini tetap mempertimbangkan unsur

perlindungan dan pelestarian sumberdaya. Sarana dan prasarana yang dibangun di areal

ZPT direncanakan berupa sarana dan prasarana transportasi untuk mempermudah

aksesibilitas, akomodasi yang ramah lingkungan.

Zona Penyangga (ZP) kawasan Serasan adalah areal pulau, laut dan pesisir yang

berdasarkan kondisi ekologi, ekonomi dan social merupakan areal penyangga (penahan)

bagi ZI. Luas total ZP ini adalah 3.437,46 ha. Berdasarkan analisis kesesuaian, maka

aktifitas yang dapat dilakukan adalah penelitian, pendidikan (wisata edukasi mangrove),

wisata bahari (menyelam), perikanan tangkap secara tradisional, serta budidaya tanpa

limbah (budidaya rumput laut).

Zona Inti (ZI) kawasan Serasan adalah areal konservasi terumbu karang dan

mangroove dengan luas total ZI ini adalah 2.107,83 ha. Sebagai zona yang dilindungi,

aktifitas yang diarahkan adalah kegiatan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan,

penelitian yang mempunyai ijin dan pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar zona inti ini

dapat menjadi areal pencadangan bagi kepentingan pemenuhan kebutuhan masyarakat

lokal akan sumberdaya laut dan pesisir juga bagi keberlanjutan sumberdaya kelautan

Serasan. Peta Zonasi Kawasan Lindung Serasan disajikan pada Gambar 4.24.

Page 63: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

255

Gambar 4.24. PETA ZONASI KAWASAN LINDUNG SERASAN

Page 64: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

256

Tabel IV.42. Hasil Penilaian Kesesuaian Kawasan Lindung Subi

Kabupaten Natuna

Kriteria

Koordinat

3° 3' 1.603" N

108° 52' 14.709" E

3° 2' 31.681" N

108° 50' 33.256" E

3° 3' 2.451" N

108° 53' 44.923" E

2° 52' 17.141" N

108° 54' 32.196" E

2° 55' 16.634" N

108° 44' 45.639" E

2° 45' 53.414" N

108° 50' 8.434" E

I Kesesuaian Pemanfaatan

1 Konservasi Terumbu Karang, 3 3 3 3 3 3

2 Konservasi Mangroove 3 3 1 3 3 3

Total 6 6 4 6 6 6

II

Ekologi

1 Keunikan: 3 3 3 3 3 3

Habitat Burung/Penyu

Ada Goa-goa, alur2, dll

Ada Spesies langka

Ada Pulau2 sangat kecil

2 Status (berpenduduk/tidak) 3 3 3 2 3 3

3 Tingkat Keterbukaan terhadap laut 2 2 2 2 2 2

Total 8 8 8 7 8 8

II EKONOMI

1 Spesies Penting 3 3 3 3 3 3

ada ikan plagis ekonomis penting

ada ikan karang

ada molusca ekonomis (kerang, siput, gurita)

terdapat teripang

Terdapat lobster dan kepiting

2 Bentuk Ancaman 1 1 1 1 1 1

penggunaan bom/sianida

penggunaan jangkar perahu

penggunaan belo (tongkat pendorong perahu)

Penggunaan tuba

Total 4 4 4 4 4 4

IV SOSIAL/KEPENDUDUKAN

1

Tingkat dukungan masyarakat (pemerintah desa, tokoh

adat, tokoh agama, LSM, Masyarakat 1 1 1 1 1 1

2 Tingkat Ketergantungan Terhadap Kawasan 2 2 2 3 1 1

Total 3 3 3 4 2 2

Total Nilai I+II+III 21 21 19 21 20 20

Persentase dari Nilai Total 77,78 77,78 70,37 77,78 74,07 74,07

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011

Page 65: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

257

Lanjutan Tabel IV.42

Kriteria

Koordinat

3° 3' 2.124" N

108° 52' 33.559" E

2° 52' 9.403" N

108° 54' 50.592" E

2° 55' 10.572" N

108° 44' 36.382" E

2° 44' 59.990" N

108° 52' 7.550" E

2° 55' 46.777" N

108° 50' 44.425" E

2° 44' 32.935" N

108° 51' 19.757" E

I Kesesuaian Pemanfaatan

1 Konservasi Terumbu Karang, 2 1 1 2 3 2

2 Konservasi Mangroove 2 2 3 3 1 1

Total 4 3 4 5 4 3

II

Ekologi

1 Keunikan: 3 3 3 2 2 2

Habitat Burung/Penyu

Ada Goa-goa, alur2, dll

Ada Spesies langka

Ada Pulau2 sangat kecil

2 Status (berpenduduk/tidak) 3 3 3 3 3 3

3 Tingkat Keterbukaan terhadap laut 2 2 2 2 1 2

Total 8 8 8 7 6 7

II EKONOMI

1 Spesies Penting 3 3 3 3 3 3

ada ikan plagis ekonomis penting

ada ikan karang

ada molusca ekonomis (kerang, siput, gurita)

terdapat teripang

Terdapat lobster dan kepiting

2 Bentuk Ancaman 1 1 1 1 1 1

penggunaan bom/sianida

penggunaan jangkar perahu

penggunaan belo (tongkat pendorong perahu)

Penggunaan tuba

Total 4 4 4 4 4 4

IV SOSIAL/KEPENDUDUKAN

1

Tingkat dukungan masyarakat (pemerintah desa, tokoh adat, tokoh agama, LSM, Masyarakat 1 1 1 1 1 1

2 Tingkat Ketergantungan Terhadap Kawasan 1 1 1 1 1 1

Total 2 2 2 2 2 2

Total Nilai I+II+III 18 17 18 18 16 16

Persentase dari Nilai Total 66,66 62,96 66,66 66,66 59,25 59,25

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011

Page 66: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

258

Tabel IV.43. Zonasi Kawasan Lindung Subi Kabupaten Natuna

No Perairan/

Koordinat

Kriteria

Jumlah

Total

Persenatse Total

Skor

Kelas

Zonasi

Luas

(Ha)

Kesesuaian

Kawasan

Konservasi

Ekologi Ekonomi Sosial

SUBI

1 3° 3' 1.603" N

108° 52' 14.709" E 6 8 4 3 21 77,78 ZI 1 202,44

2 3° 2' 31.681" N

108° 50' 33.256" E 6 8 4 3 21 77,78 ZI 2 213,90

3 3° 3' 2.451" N

108° 53' 44.923" E 4 8 4 3 19 70,37 ZI 3 713,74

4 2° 52' 17.141" N

108° 54' 32.196" E 6 7 4 4 21 77,78 ZI 4 2.001,53

5 2° 55' 16.634" N

108° 44' 45.639" E 6 8 4 2 20 74,07 ZI 5 2.037,70

6 2° 45' 53.414" N

108° 50' 8.434" E 6 8 4 2 20 74,07 ZI 6 2.277,53

7 3° 3' 2.124" N

108° 52' 33.559" E 4 8 4 2 18 66,66 ZP 1 1.434,91

8 2° 52' 9.403" N

108° 54' 50.592" E 3 8 4 2 17 62,96 ZP 2 1.341, 75

9 2° 55' 10.572" N

108° 44' 36.382" E 4 8 4 2 18 66,66 ZP 3 1.769,89

10 2° 44' 59.990" N

108° 52' 7.550" E 5 7 4 2 18 66,66 ZP 4 6.064,70

11 2° 55' 46.777" N

108° 50' 44.425" E 4 6 4 2 16 59,25 ZPT 1 23.460,98

12 2° 44' 32.935" N

108° 51' 19.757" E 3 7 4 2 16 59,25 ZPT 2 6.905,00

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011 Ket:

ZI : Zona Inti

ZPL : Zona Pemanfaatan Terbatas

ZP : Zona Penyangga

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian zonasi kawasan lindung, secara keseluruhan

luas areal Zona Pemanfaatan Terbatas adalah 30.365,98 ha. Aktifitas utama diarahkan

sebagai dermaga/ pelabuhan Regional/lokal yang menghubungkan Serasan dengan pulau-

pulau yang lainnya di Kabupaten Natuna, kawasan perikanan tangkap dan kawasan

budidaya keramba jaring apung. Namun demikian aktivitas yang dilakukan di ZPT ini

tetap mempertimbangkan unsur perlindungan dan pelestarian sumberdaya. Sarana dan

prasarana yang dibangun di areal ZPT direncanakan berupa sarana dan prasarana

transportasi untuk mempermudah aksesibilitas, akomodasi yang ramah lingkungan. Zona

Penyangga (ZP) kawasan Subi luas total adalah 9.269,5 ha. Berdasarkan analisis

kesesuaian, maka aktifitas yang dapat dilakukan adalah penelitian, pendidikan (wisata

edukasi mangrove), wisata bahari (menyelam), perikanan tangkap secara tradisional, serta

budidaya tanpa limbah (budidaya rumput laut). Zona Inti (ZI) kawasan Subi adalah areal

konservasi terumbu karang dan mangroove dengan luas total ZI ini adalah 7446.84 Ha.

Peta Zonasi Kawasan Lindung Subi disajikan pada Gambar 4.25.

Page 67: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

259

Gambar 4.25. PETA ZONASI KAWASAN LINDUNG SUBI

Page 68: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

260

Tabel IV.44. Hasil Penilaian Kesesuaian Kawasan Lindung Serasan Timur

Kabupaten Natuna

Kriteria

Koordinat

2° 32' 20.268" N

109° 5' 41.474" E

2° 32' 16.918" N

109° 6' 46.307" E

2° 31' 35.157" N

109° 6' 16.422" E

I Kesesuaian Pemanfaatan

1 Konservasi Terumbu Karang, 3 3 2

2 Konservasi Mangroove 1 2 2

Total 4 5 4

II

Ekologi

1 Keunikan: 2 1 1

Habitat Burung/Penyu

Ada Goa-goa, alur2, dll

Ada Spesies langka

Ada Pulau2 sangat kecil

2 Status (berpenduduk/tidak) 2 3 3

3 Tingkat Keterbukaan terhadap laut 3 3 3

Total 7 7 7

II EKONOMI

1 Spesies Penting 3 3 2

ada ikan plagis ekonomis penting

ada ikan karang

ada molusca ekonomis (kerang, siput, gurita)

terdapat teripang

Terdapat lobster dan kepiting

2 Bentuk Ancaman 2 1 1

penggunaan bom/sianida

penggunaan jangkar perahu

penggunaan belo (tongkat pendorong perahu)

Penggunaan tuba

Total 5 4 3

IV SOSIAL/KEPENDUDUKAN

1

Tingkat dukungan masyarakat (pemerintah desa, tokoh

adat, tokoh agama, LSM, Masyarakat 3 1 1

2 Tingkat Ketergantungan Terhadap Kawasan 3 1 1

Total 6 2 2

Total Nilai I+II+III 22 18 16

Persentase dari Nilai Total 81,48 66,67 59,26

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011

Page 69: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

261

Tabel IV.45. Zonasi Kawasan Lindung Serasan Timur

Kabupaten Natuna

No Perairan/

Koordinat

Kriteria

Jumlah

Total

Persenatse

Total Skor

Kelas

Zonasi

Luas

(Ha) Kesesuaian

Kawasan

Konservasi

Ekologi Ekonomi Sosial

SERASAN TIMUR

1 2° 32' 20.268" N

109° 5' 41.474" E 4 7 5 6 22 81,48 ZI 473,54

2 2° 32' 16.918" N

109° 6' 46.307" E 5 7 4 2 18 66,67 ZP 1.913,36

3 2° 31' 35.157" N

109° 6' 16.422" E 4 7 3 2 16 59,26 ZPT 3.301,89

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011 Ket:

ZI : Zona Inti

ZPL : Zona Pemanfaatan Terbatas

ZP : Zona Penyangga

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian zonasi kawasan lindung, secara keseluruhan

luas areal Zona Pemanfaatan Terbatas adalah 3.301,89 ha. Akatifitas utama diarahkan

sebagai dermaga/ pelabuhan Utama/ Regional yang menghubungkan Serasan Timur

dengan pulau-pulau yang lainnya di Kabupaten Natuna serta pelabuhan pengangkutan

barang dan jasa, kawasan perikanan tangkap dan kawasan budidaya keramba jaring apung.

Namun demikian aktivitas yang dilakukan di ZPT ini tetap mempertimbangkan unsur

perlindungan dan pelestarian sumberdaya. Sarana dan prasarana yang dibangun di areal

ZPT direncanakan berupa sarana dan prasarana transportasi untuk mempermudah

aksesibilitas, akomodasi yang ramah lingkungan.

Zona Penyangga (ZP) kawasan Serasan Timur adalah areal pulau, laut dan pesisir

yang berdasarkan kondisi ekologi, ekonomi dan social merupakan areal penyangga

(penahan) bagi ZI. Luas total ZP ini adalah 1.913,36 ha. Berdasarkan analisis kesesuaian,

maka aktifitas yang dapat dilakukan adalah penelitian, pendidikan (wisata edukasi

mangrove), wisata bahari (menyelam), perikanan tangkap secara tradisional, serta

budidaya tanpa limbah (budidaya rumput laut).

Zona Inti (ZI) kawasan Serasan Timur adalah areal konservasi terumbu karang dan

mangroove dengan luas total ZI ini adalah 473,54 ha. Sebagai zona yang dilindungi,

aktifitas yang diarahkan adalah kegiatan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan,

penelitian yang mempunyai ijin dan pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar zona inti ini

dapat menjadi areal pencadangan bagi kepentingan pemenuhan kebutuhan masyarakat

lokal akan sumberdaya laut dan pesisir juga bagi keberlanjutan sumberdaya kelautan

Serasan Timur. Peta Zonasi Kawasan Lindung Serasan Timur disajikan pada Gambar

4.26.

Page 70: BAB IV ANALISIS KETAHANAN WILAYAH SERTA ANALISIS …repository.unpas.ac.id/32136/2/BAB IV ANALISIS.pdf · pembangunan. Dalam studi ini ketahanan wilayah dimaksudkan untuk ... yakni

262

Gambar 4.26.

PETA ZONASI KAWASAN LINDUNG SERASAN TIMUR