Top Banner
BAB III SPESIFIKASI ALAT DAN BAHAN 3.1 Spesifikasi Alat Di dalam dunia konstruksi, keberadaan peralatan memang sangat menunjang dalam keberhasilan penyelesaian pekerjaan dengan tepat waktu. Dengan adanya alat kerja, maka dapat membantu pekerjaan sehingga pekerjaan menjadi lebih cepat dan efisien. Dalam pemilihan peralatan kerja ini harus melalui beberapa pertimbangan, yaitu : Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Biaya yang tersedia. Jenis pekerjaan yang dilaksanakan. Volume pekerjaan. Kapasitas alat yang digunakan. Kondisi lapangan dan tingkat kesulitan. Kemampuan operator alat kerja. Selain itu, penggunaan alat kerja ini juga bertujuan untuk : Mempercepat pelaksanaan pekerjaan dengan kapasitas volume alat berat yang besar dibandingkan dengan tenaga manusia. Menjangkau wilayah yang sulit dijangkau oleh manusia.
36

BAB III Spesifikasi Alat Dan Bahan

Dec 01, 2015

Download

Documents

Catur Pribadi

TA jembatan bab II
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB III Spesifikasi Alat Dan Bahan

BAB III

SPESIFIKASI ALAT DAN BAHAN

3.1 Spesifikasi Alat

Di dalam dunia konstruksi, keberadaan peralatan memang sangat

menunjang dalam keberhasilan penyelesaian pekerjaan dengan tepat waktu.

Dengan adanya alat kerja, maka dapat membantu pekerjaan sehingga

pekerjaan menjadi lebih cepat dan efisien. Dalam pemilihan peralatan kerja

ini harus melalui beberapa pertimbangan, yaitu :

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan

Biaya yang tersedia.

Jenis pekerjaan yang dilaksanakan.

Volume pekerjaan.

Kapasitas alat yang digunakan.

Kondisi lapangan dan tingkat kesulitan.

Kemampuan operator alat kerja.

Selain itu, penggunaan alat kerja ini juga bertujuan untuk :

Mempercepat pelaksanaan pekerjaan dengan kapasitas volume alat

berat yang besar dibandingkan dengan tenaga manusia.

Menjangkau wilayah yang sulit dijangkau oleh manusia.

Mendapatkan hasil pekerjaan yang lebih baik dan rapi.

Mempercepat mobilisasi material konstruksi ke lapangan.

Adapun peralatan yang digunakan dalam proyek pembangunan

Jembatan Kali Konang ini anatara lain :

3.1.1 Excavator/Back Hoe

Excavator/Back Hoe ini berfungsi untuk menggali, memindahkan,

meratakan dan memuat material, baik material tanah galian, kerikil,

pasir dan lain-lain. Selain itu, Excavator/Back Hoe ini juga berfungsi

untuk mengangkat, menarik dan mendorong alat-alat dan material

Page 2: BAB III Spesifikasi Alat Dan Bahan

lain. Alat ini menggunakan kendali hidrolis untuk melakukan gerakan.

Gerakan utama alat ini adalah mengisi bucket (Land Bucket),

Mengayun (Dump Bucket) dan mengayun balik (Swing Empty).

Adapun spesifikasi alat Excavator/Back Hoe ini yaitu :

Tabel 3.1 Spesifikasi Excavator/Back Hoe

No Nama Alat Type Kapasitas Kondisi Jumlah Kepemilikan

1 Excavator Komatsu

PC-200

0,8 m3 baik 1 sewa

Gambar 3.1 Excavator / Back Hoe

(sumber:http://www.google.com)

3.1.2 Truck Mixer

Truck mixer adalah alat yang digunakan untuk mengaduk beton

dengan perbandingan tertentu sehingga akan menghasilkan beton

dengan mutu yang sesuai dengan perencanaan dan bisa tercampur

secara homogen. Alat ini hanya bisa menampung beton dengan

kapasitas yang terbatas. Concrete mixer yang digunakan pada proyek

ini sebanyak 1 buah dengan kapasitas 0,4 m3.

Page 3: BAB III Spesifikasi Alat Dan Bahan

Adapun spesifikasi Truck Mixer yang digunakan dalam proyek ini

yaitu :

Tabel 3.2 Spesifikasi Truck Mixer

No Nama Alat Type Kapasitas Kondisi Jumlah Kepemilikan

1 Truck Mixer 0,4 m3 baik 1 sewa

Gambar 3.2 Truck Mixer

(sumber:http://www.google.com)

3.1.3 Concrete Pump

Concrete Pump adalah alay yang berfungsi untuk memompa beton

segar dari truck mixer ke bangunan abutment yang akan diadakan

pengecoran. Pemompaan ini dilakukan melalui pipa atau selang yang

menjadi bagian dari Concrete Pump itu sendiri. (sumber : Alat-alat berat.

Hendra Suryadharma & Haryanto Yoso W.)

Adapun spesifikasi Concrete Pump yang digunakan dalam proyek

ini yaitu :

Tabel 3.3 Spesifikasi Concrete Pump

No Nama Alat Type Kapasitas Kondisi Jumlah Kepemilikan

1 Concrete Pump IHI 10 Ton/jam baik 1 sewa

Page 4: BAB III Spesifikasi Alat Dan Bahan

Gambar 3.3 Concrete Pump

(sumber:http://www.google.com)

3.1.4 Theodolit dan Waterpass

Theodolit adalah alat yang digunakan untuk mengatur, menentukan

elevasi dan sudut konstruksi, tata letak bangunan dan ketegakan

vertikal struktur. Pengukuran oleh theodolit dilengkapi dengan

teropong pembaca dan mistar ukur untuk pembacaan elevasi.

Sedangkan untuk menentukan sudut struktur terhadap suatu titik tetap,

maka struktur tersebut diwakili oleh titik-titik sudutnya yang didapat

dari pembacaan sudut theodolit.

Waterpass ini digunakan untuk pengukuran titik – titik elevasi juga

dipergunakan untuk menentukan elevasi jembatan, jalan, dan elevasi

galian. Fungsi dari waterpass ini sudah dimiliki oleh Theodolit.

Adapun spesifikasi Theodolit dan waterpass yang digunakan dalam

proyek ini yaitu :

Tabel 3.4 Spesifikasi Theodolit dan Waterpass

No Nama Alat Type Kapasitas Kondisi Jumlah Kepemilikan

1 Theodolit Digital

Topcon

DT 100 P

baik 1 sewa

2 Waterpass Shokiska baik 1 Milik

sendiri

Page 5: BAB III Spesifikasi Alat Dan Bahan

Gambar 3.4 Theodolit Gambar 3.5 Waterpass

(sumber:http://www.google.com)

3.1.5 Bar Bender

Bar bender ini berfungsi sebagai alat pembengkok besi sesuai

dengan bentuk dan panjang bengkokan yang dikehendaki.

Pembengkokan besi dalam proyek ini dilakukan secara manal dengan

tenaga manusia. Bar Bender terdiri dari meja kerja yang terbuat dari

kayu dengan batang-batang baja pendek sebagai poros penahan.

Pembengkokan menggunakan kunci pembengkok yang terbuat dari

baja yang ujungnya diberi lekukan yang besarnya disesuaikan dengan

diameter besi yang akan dibengkokan. Cara kerja pembengkokan

yaitu besi dipasang pada poros-poros penahan, kunci dipasang pada

besi dan selanjutnya diputar dengan tenaga manusia sampai

didapatkan bentuk bengkokan yang dikehendaki.

Adapun spesifikasi Bar Bender yang digunakan dalam proyek ini

yaitu :

Tabel 3.5 Spesifikasi Bar Bender

No Nama Alat Type Kapasitas Kondisi Jumla

h

Kepemilikan

1 Bar Bender Takeda Dia. 50mm baik 3 Milik sendiri

Page 6: BAB III Spesifikasi Alat Dan Bahan

Gambar 3.6 Bar Bender

(sumber:http://www.google.com)

3.1.6 Bar Cutter

Bar Cutter berfungsi sebagai alat pemotong besi sesuai dengan

ukuran panjang yang dikehendaki. Bar Cutter terdiri dari tuas

pengungkit dan bagian pemotong. Besi yang akan dipotong diletakkan

pada bagian pemotong, kemudian tuas ditarik kebawah dengan tenaga

manusia sampai besi terpotong.

Adapun spesifikasi Bar Cutter yang digunakan dalam proyek ini

yaitu :

Tabel 3.6 Spesifikasi Bar Cutter

No Nama Alat Type Kapasitas Kondisi Jumla

h

Kepemilikan

1 Bar Cutter Takeda Dia. 50mm baik 3 Milik sendiri

Page 7: BAB III Spesifikasi Alat Dan Bahan

Gambar 3.7 Bar Cutter

(sumber:http://www.google.com)

3.1.7 Concrete Vibrator

Concrete Vibrator ini berfungsi untuk memampatkan adukan

beton, meningkatkan homogenitas adukan pada saat pengecoran,

mengeluarkan gelembung-gelembung udara sehingga tidak terjadi

rongga-rongga udara setelah pengerasan beton dan untuk meratakan

adukan beton ke segala arah serta dapat menjangkau ke celah-celah

terjauh di dalam begisting. Alat ini berupa motor diesel dan pipa

penghujung dengan ujungnya berupa pipa getar yang dapat bergerak

elektris. Agar tidak terjadi pemisahan diantara bahan-bahan penyusun

betonnya, pada waktu penggetaran sedapat mungkin posisi batang

penggetar vertikal dan penggetaran tidak boleh terlalu lama kurang

lebih 10 – 15 detik untuk satu titik penggetaran.

Adapun spesifikasi Concrete Vibrator yang digunakan dalam

proyek ini yaitu :

Tabel 3.7 Spesifikasi Concrete Vibrator

No Nama Alat Type Kapasitas Kondisi Jumla

h

Kepemilikan

1 Concrete

Vibrator

Robin

EY-30

0,5 PK baik 2 sewa

Page 8: BAB III Spesifikasi Alat Dan Bahan

Gambar 3.8 Concrete Vibrator

(sumber:http://www.google.com)

3.1.8 Dump Truck

Dump truck adalah alat yang khusus digunakan sebagai alat angkut

karena kemampuannya, misalnya dapat bergerak cepat, kapasitasnya

yang besar dan biaya operasinya yang tidak terlalu mahal. Besarnya

truk yang dipilih diusahakan agar seimbang dengan kemampuan atau

produksi alat gali atau alat pemuatnya. Ini untuk menghindari jangan

sampai terjadi salah satu alat ada yang menganggur sewaktu

organisasi alat-alat tersebut bekerja. Penuangan material di dalam

dump truck ini dilakukan oleh kendali hidrolis dimana bak akan akan

terangkat sehingga material akan terbongkar ke bawah.

Adapun spesifikasi Dump Truck yang digunakan dalam proyek ini

yaitu :

Tabel 3.8 Spesifikasi Dump Truck

No Nama Alat Type Kapasitas Kondisi Jumla

h

Kepemilikan

1 Dump Truck Hino 6 m3 baik 4 sewa

Gambar 3.9 Dump Truck

(sumber:http://www.google.com)

Page 9: BAB III Spesifikasi Alat Dan Bahan

3.1.9 Stamper

Stamper digunakan untuk memadatkan dan meratakan tanah

urugan di bagian optrit Abutment. Pemadatan tanah dilakukan dengan

cara bertahap, lapisan demi lapisan yaitu setiap 20 cm, hal ini untuk

mendapatkan hasil pemadatan yang optimal. Lama pemadatan tiap

lapisan tergantung dari jenis tanahnya, kelincahan operator dan

kondisi alat stamper itu sendiri.

Adapun spesifikasi Stamper yang digunakan dalam proyek ini

yaitu :

Tabel 3.9 Spesifikasi Stamper

No Nama Alat Type Kapasitas Kondisi Jumla

h

Kepemilikan

1 Stamper Mikassa 4 HP baik 1 sewa

Gambar 3.10 Stamper

(sumber:http://www.google.com)

3.1.10 Bulldozer

Bulldozer digunakan untuk meratakan tanah hasil atau bekas galian

ke tempat pembuangan yang dikehendaki. Adapun spesifikasi

Bulldozer yang digunakan dalam proyek ini yaitu :

Tabel 3.10 Spesifikasi Bulldozer

No Nama Alat Type Kapasitas Kondisi Jumla

h

Kepemilikan

1 Bulldozer Komats 5,61 m3 baik 1 sewa

Page 10: BAB III Spesifikasi Alat Dan Bahan

u D 65 E

Gambar 3.11 Bulldozer

(sumber:http://www.google.com)

3.1.11 Crawler Crane

Alat ini merupakan satu unit alat pancang. Crane ini dilengkapi

dengan rangkaian besi dan kabel – kabel baja dengan fungsi utama

pekerjaannya adalah mengangkat, menarik, memindahkan atau

menempatkan tiang pancang. Crawler Crane ini berfungsi untuk

mengangkat dan menempatkan tiang pancang dan Hammer pada saat

proses pemancangan.

Adapun spesifikasi Crawler Crane yang digunakan dalam proyek

ini yaitu :

Tabel 3.11 Spesifikasi Crawler Crane

No Nama Alat Type Kapasitas Kondisi Jumla

h

Kepemilikan

1 Crawler

Crane

Link Belt

L578 RS

35 Ton baik 1 sewa

Page 11: BAB III Spesifikasi Alat Dan Bahan

Gambar 3.12 Crawler Crane

(sumber:http://www.google.com)

3.1.12 Drop Hammer

Alat ini merupakan bagian dari alat pemancangan. Berfungsi untuk

memukul tiang pancang agar bisa masuk ke dalam tanah. Pemukul jatuh

terdiri dari blok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Pemberat ditarik

dengan tinggi jatuh tertentu kemudian dilepas dan menumbuk tiang.

Adapun spesifikasi Drop Hammer yang digunakan dalam proyek ini

yaitu :

Tabel 3.12 Spesifikasi Drop Hammer

No Nama Alat Type Kapasitas Kondisi Jumla

h

Kepemilikan

1 Drop Hammer baik 1 sewa

Gambar 3.13 Drop Hammer

(sumber:http://www.google.com)

Page 12: BAB III Spesifikasi Alat Dan Bahan

Tabel 3.13 Daftar Spesifikasi Alat dan Kepemilikan

No Nama Alat Type Kapasitas Kondisi Jumlah Kepemilikan

1 Excavator Komatsu PC-

200

0,8 m3 baik 1 sewa

2 Truck

Mixer

0,4 m3 baik 1 sewa

3 Concrete

Pump

IHI 10 Ton/jam baik 1 sewa

4 Theodolit Digital

Topcon DT

100 P

baik 1 sewa

5 Waterpass Shokiska baik 1 Milik sendiri

6 Bar Bender Takeda Dia. 50mm baik 3 Milik sendiri

7 Bar Cutter Takeda Dia. 50mm baik 3 Milik sendiri

8 Concrete

Vibrator

Robin EY-30 0,5 PK baik 2 sewa

9 Dump

Truck

Hino 6 m3 baik 4 sewa

10 Stamper Mikassa 4 HP baik 1 sewa

11 Bulldozer Komatsu D 5,61 m3 baik 1 sewa

Page 13: BAB III Spesifikasi Alat Dan Bahan

65 E

12 Crawler

Crane

Link Belt

L578 RS

35 Ton baik 1 sewa

13 Drop

Hammer

baik 1 sewa

3.2 Spesifikasi Material

Dalam dunia konstruksi, material menjadi faktor yang penting apabila

ingin mendapatkan hasil yang maksimal. Pemilihan dan penanganan

material secara baik akan ikut berperan dalam peningkatan mutu suatu

konstruksi. Material yang baik apabila penanganannya sembarangan juga

akan menghasilkan bentuk yang kurang menarik, jadi pemilihan dan

penanganan harus berjalan dengan serasi.

Material yang akan dipakai dalam proyek terlebih dahulu harus diuji

mutu dan kualitasnya, sehingga akan didapat material yang baik dan sesuai

standar. Pengujian material harus sesuai dengan pedoman yang berlaku

sehingga tercapai kondisi material yang memenuhi syarat sebagai bahan

Konstruksi. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan material

untuk proyek antara lain :

Material harus memenuhi standard dan spesifikasi yang berlaku

Material yang digunakan harus baru, bukan bekas pakai.

Material harus memenuhi ukuran, pembuatan, jenis dan kualitas yang

disyaratkan dalam spesifikasi.

Penyimpanan material harus diperhatikan sehingga mutunya terjamin

dan terpelihara serta siap dipergunakan untuk pekerjaan. (Sumber : SNI

03-6861-2002)

Page 14: BAB III Spesifikasi Alat Dan Bahan

Adapun peralatan yang digunakan dalam proyek pembangunan

Jembatan Kali Konang ini anatara lain :

3.2.1 Air

Dalam pekerjaan konstruksi, air berperan sebagai bahan yang

digunakan untuk pembuatan beton, adukan pasangan dan adukan

plesteran. Persyaratan air sebagai bahan bangunan harus memenuhi

syarat sebagai berikut :

Air harus bersih. Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda

terapung lainnya yang dapat terlihat secara visual.

Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2

gram/liter

Tidak mengandung garam yang dapat larut dan merusak beton

(asam,bahan organik dan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter.

(Sumber : SK-SNI 03-6861-2002)

3.2.2 Semen Portland

Berdasarkan SK SNI S – 04 – 1989 – F dan SNI 03-6861.1-2002

semen merupakan suatu campuran beton ikat organik yang akan

membentuk suatu massa yang keras dan kedap air bila bereaksi

dengan air. Semen Portland adalah semen hidrolis yang akan

membentuk massa yang keras bila bereaksi dengan air. Semen

merupakan bahan ikat yang penting dan banyak dipakai dalam

pembangunan fisik. Semen juga banyak dikenal sebagai bahan

pengikat antara agregat halus dan agregat kasar untuk beton dan

pasangan batu.

Semen portland ini merupakan bahan yang mudah mengeras

apabila tercampur dengan air, sehingga dalam penyimpanannya harus

benar-benar dijaga kelembaban ruangannya. Syarat-syarat

penyimpanan semen portland ini diantaranya :

Page 15: BAB III Spesifikasi Alat Dan Bahan

Semen yang datang harus segera disimpan dalam gudang. Hal ini

dilakukan untuk mencegah terjadinya perubahan pada bentuk

semen yang dapat menurunkan kualitas pada semen.

Semen tidak boleh langsung diletakkan di atas permukaan tanah.

Harus diberi landasan yang tingginya lebih dari 30 cm dari lantai.

Semen tidak boleh menyentuh dinding gudang penyimpanan

sehingga dalam penyimpanannya diberi jarak antara dinding

dengan semen kira-kira 25 cm.

Untuk menghindari pecahnya kantong semen, tinggi maksimum

tumpukan semen adalah maksimum 10 zak.

Dalam pemakaian semen, harus digunakan semen yang terlebih

dahulu datang.

Semen tidak boleh basah dan lembab sehingga harus diatur

kelembaban gudan penyimpanan dan harus cukup sinar matahari.

Semen tidak boleh tercampur dengan bahan lain.

Menurut penggunannya di dalam proyek konstruksi, semen

digolongkan menjadi :

Tabel 3.14 Penggolongan semen portland

(Sumber:Buku Bahan Bangunan II, Drs.Kusdiyono, M.T. Polines)

Jenis Semen Karateristik Umum

Jenis I Semen portland yang digunakan untuk tujuan umum.

Jenis II Semen portland yang penggunaannya memerlukan

ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.

Jenis III Semen portland yang penggunaannya memerlukan

persyaratanawal yang tinggi setelah pengikatan terjadi.

Jenis IV Semen portland yang dalam penggunaannya menuntut

panas hidrasi yang rendah.

Jenis V Semen portland yang dalam penggunaannya menuntut

ketahanan yang kuat terhadap sulfat.

Page 16: BAB III Spesifikasi Alat Dan Bahan

Sedangkan untuk semen Portland yang digunakan untuk Proyek

Jembatan Kali Konang ini menggunakan semen Portland jenis I

dengan kemasan 1 zak yaitu 40 kg yang digunakan untuk konstruksi

umum.

Gambar 3.14 Semen Portland

(sumber:http://www.google.com)

3.2.3 Agregat Halus (Pasir)

Agregat halus untuk beton adalah agregat berupa pasir sebagai

hasil disintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan

yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu dan mempunyai ukuran

butiran 5 mm. Agregat halus ini berfungsi sebagai bahan pengisi

campuran beton. Syarat penyimpanan pasir ini antara lain :

Penimbunan pasir harus terpisah dari bahan – bahan lain, seperti

split, kapur, semen, kayu dan lain-lain.

Penimbunan pasir harus jauh dari tempat yang dapat mengalirkan

air hujan dan diberi pembatas untuk menghindari hanyutnya pasir

oleh air.

Page 17: BAB III Spesifikasi Alat Dan Bahan

Penempatan timbunan pasir sedekat mungkin dengan lokasi

pencampuran. Hal ini untuk memperpendek jarak angkut dan

mengurangi kehilangan selama pengangkutan.

Sementara untuk persyaratan Agregat halus ini antara lain :

a. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras,

dengan indeks kekarasan < 2,2

b. Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal, artinya tidak pecah

atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari atau hujan

c. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %

(ditentukan terhadap berat kering)

d. Susunan besar butir agregat halus mempunyai modulus kehalusan

antara 1,5 – 3,8 dan harus terdiri dari butir – butir yang beraneka

ragam bentuknya.

e. Pasir laut tidak boleh digunakan sebagai agregat halus untuk semua

mutu beton.

(Sumber : SK-SNI S-04-1989-F)

Sementara untuk jenis pasir yang digunakan dalam proyek

Jembatan Kali Konang ini adalah Pasir Muntilan.

Gambar 3.15 Agregat Halus

(sumber:http://www.google.com)

3.2.4 Agregat Kasar

Agregat kasar adalah agregat berupa kerikil yang diperoleh dari

hasil disintegrasi batuan-batuan atau dari pemecahan batu. Agregat

dikatakan agregat kasar jika memiliki ukuran butiran antara 5 mm –

Page 18: BAB III Spesifikasi Alat Dan Bahan

40 mm, jika lebih besar dari 40 mm maka disebut dengan batu.

Persyaratan agregat kasar yang digunakan dalam proyek Jembatan

Kali Konang ini antara lain :

a. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak

berpori

b. Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih dan panjang

hanya dapat dipakai, apabila jumlah butir-butir pipih dan panjang

tersebut tidak malampaui 20 % berat agregat seluruhnya

c. Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal artinya tidak pecah

atau hancur oleh pengaruh – pengaruh cuaca, seperti terik

matahari dan hujan

d. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat

merusak beton, seperti zat-zat reaktif alkali

e. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %

(ditentukan terhadap berat kering)

f. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam

besarnya dan apabila diayak dengan susunan ayakan yang

ditentukan, susunan besar butir mempunyai modulus kehalusan

antara 6 – 7,10.

(Sumber : SK-SNI 04-1989-F)

Gambar 3.16 Agregat Kasar

(sumber:http://www.google.com)

3.2.5 Batu Pecah

Page 19: BAB III Spesifikasi Alat Dan Bahan

Batu Pecah adalah hasil pecahan batu alam dengan ukuran butiran

lebih dari 40 mm dan pada umumnya besar butiran tidak lebih dari 7

cm. Persyaratan batu belah yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Batu belah / batu pecah yang dipakai pada pekerjaan adalah seperti

yang ditunjukkan dalam gambar-gambar seperti pasangan batu

pada pasangan batu kali.

b. Batu belah yang digunakan haruslah batu alam hasil pecahan

dengan muka minimal 3 sisi dan bukan batu glondong, harus bersih

dan keras, tahan lama menurut persetujuan Pengguna Barang / Jasa,

serta bersih dari campuran besi, noda-noda, lubang-lubang, pasir,

cacat atau ketidaksempurnaan lainnya

Gambar 3.17 Batu Belah

(sumber:http://www.google.com)

3.2.6 Begisting atau Perancah

Begisting adalah suatu konstruksi pembantu yang bersifat

sementara dan berfungsi sebagai cetakan pada bagian sisi bawah dan

samping dari bentuk beton abutment.

Fungsi utama dari begisting yaitu :

1. Untuk memberikan bentuk pada sebuah konstruksi beton.

2. Untuk memperoleh texture permukaan yang rata dah halus.

3. Untuk menahan gaya desak beton segar pada saat pengecoran

hingga konstruksi beton abutment jembatan menjadi keras.

Sedangkan syarat dari Begsting antara lain :

1. Begisting harus kuat, kaku dan rapat dan mudah dibongkar.

2. Bagian dalam begisting harus bersih dari kotoran.

Page 20: BAB III Spesifikasi Alat Dan Bahan

3. Dimensi begisting harus dikontrol dengan teliti sehingga dimensi

yang tertera dalam gambar rencana dapat tercapai.

4. Bahan begisting untuk beton abutment ini biasanya menggunakan

multiplek kayu, atau plywood yang memiliki kualitas baik.

5. Begisting untuk abutment dapat dibongkar setelah beton berumur

lebih dari 3 hari.

6. Pembongkaran begisting harus menggunakan cara statis tanpa

sebuah getaran, goncangan ataupun pukulan yang dapat merusak

beton.

Gambar 3.18 Bekisting

(sumber:http://www.google.com)

3.2.7 Baja Tulangan

Baja tulangan adalah baja yang berbentuk batang yang digunakan

untuk penulangan beton. Baja tulangan pada struktur beton bertulang

memiliki peran yang sangat penting yaitu berfungsi untuk menahan

gaya tarik. Dalam penyimpanannya, baja tulangan ini harus benar-

benar dijaga dari pengaruh cuaca, karena sangat mudah terkorosi dan

rusak. Selain itu, untuk memudahkan dalam pengambilan, baja

tulangan ini harus diberi label sesuai dengan ukuran diameter masing-

masing.

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh baja tulangan untuk

dijadikan material konstruksi antara lain :

Page 21: BAB III Spesifikasi Alat Dan Bahan

1. Batang baja tulangan tidak boleh mengandung serpih-serpih,

lipatan-lipatan, retak-retak, gelombang-gelombang, cerna-cerna,

yang dalam, atau tidak boleh berlapis-lapis. Hanya diperkenankan

berkarat pada permukaan.

2. Baja tulangan yang memiliki ukuran lebih dari 2 cm harus

dibengkokkan dengan mesin pembengkok tulangan.

3. Tulangan harus bersih sebelum dipasang agar tidak mengurangi

atau merusak perlekatan dengan beton.

(Sumber : SK SNI - S –04 – 1989 – F)

Dalam Proyek Jembatan Kali Konang ini mengguanakan tulangan

jenis ulir dengan ukuran diameter 10,13,16,19,25 dan 28.

Gambar 3.19 Baja Tulangan

(sumber:http://www.google.com)

3.2.8 Kayu

Kayu di dalam proyek Jembatan Kali Konang ini digunakan

sebagai konstruksi perancah. Selain mudah didapat, kayu juga

memiliki konsumsi energi yang relatif rendah dalam penggunaannya.

Kayu yang baik untuk konstruksi yaitu kayu yang padat, kaku, tidak

memiliki cacat kayu dan tidak melengkung.

Dalam Proyek Jembatan Kali Konang ini menggunakan kayu

meranti kelas III . Persyaratan Kayu sebagai bahan bangunan

diantaranya :

Page 22: BAB III Spesifikasi Alat Dan Bahan

1. Kayu harus kaku, tidak mengandung cacat kayu dan tidak

melengkung.

2. Harus memenuhi kekuatan kayu. Berikut ini penggolongan kayu

berdasarkan kekuatan kayu :

Tabel 3.15 Kelas Kuat Kayu

Kelas kayu Berat jenis

kering udara

Kuat lentur mutlak

(kg/cm2)

Kuat Tekan

Mutlak (kg/cm2)

I 0,9 1100 650

II 0,6 - 0,9 725 - 1100 425 – 640

III 0,4 - 0,6 500 – 725 300 – 425

IV 0,3 - 0,4 360 – 500 215 – 300

V < 0,3 < 360 < 215

Gambar 3.20 Kayu

(sumber:http://www.google.com)

3.2.9 Kawat baja/bendrat

Kedudukan tulangan pada konstruksi beton harus sesuai dengan

gambar, demikian pula dengan sewaktu dicor kedudukan tulangan

Page 23: BAB III Spesifikasi Alat Dan Bahan

tidak boleh berubah atau bergeser pada tempatnya. Sehingga untuk

mengikat baja tulangan agar kedudukannya tidak bergeser dipakai

kawat pengikat (bendrat). Kawat pengikat tidak boleh berkarat, oleh

karena itu kawat bendrat biasanya disimpan di dalam gudang agar

terhindar dari hujan yang dapat menyebabkan korosi.

Gambar 3.21 Kawat Bendrat

(sumber:http://www.google.com)

3.2.10 Bahan Tambahan (admixture)

Bahan tambahan ini adalah bahan yang ditambahkan ke dalam

material konstruksi yang memiliki tujuan untuk memperbaiki, menambah

atau meningkatkan mutu beton atau mortar. Syarat dalam pengguanaan

bahan tambahan ini yaitu :

1. Harus meminta izin dari konsultan pengawas ataupun pemilik proyek

jika akan memnambahkan bahan tambahan ini ke dalam material

konstruksi.

2. Penambahan bahan tambahan ini harus sesuai dengan takaran yang

disyaratkan.

Page 24: BAB III Spesifikasi Alat Dan Bahan

3. Harus memperhatikan efek dari penambahan tambahan, karena jika

tidak maka akan dapat menyebabkan kerusakan pada beton ataupun

mortar.

Gambar 3.22 Admixture

(sumber:http://www.google.com)

3.2.11 Tanah Urugan

Tanah urugan yang dimaksud disini adalah tanah urugan yang

dipakai untuk mengurug abutment. Persyaratan tanah urugan yang

digunakan dalam proyek ini adalah :

1. Kekuatan geser yang tinggi.

2. Kompresibilitas dan elastisitas yang rendah.

3. Indeks plastisitas < 12.

4. Sensitifitas rendah.

5. Batas cair < 35 %.

Page 25: BAB III Spesifikasi Alat Dan Bahan

6. Koefisien keseragaman > 6.

7. Ukuran butir tanah dasar tidak boleh lebih besar dari 7,5 mm,

maksimum 40% dari butiran harus lewat saringan standar No. 4

dan sekurang– kurangnya 2% harus lewat saringan standar No.

300.

(Sumber : SK SNI - S –04 – 1989 – F)

Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis,

tebal tiap lapis adalah 20 cm tanah lepas dan dipadatkan sampai

mencapai kepadatan maksimum, demikian seterusnya hingga

mencapai peil permukaan tanah yang direncanakan.

3.2.12 Sumber Material

Berikut ini sumber material proyek pembangunan Abutmen 1

Jembatan Kali Konang, yaitu :

1. Air diambil dari Sugai Konang

2. Semen yang digunakan yaitu tipe 1 dengan kemasan 40 kg dibeli

dari toko bangunan................

3. Agregat halus atau pasir menggunakan jenis pasir Muntilan yang

dibeli dari Muntilan, Magelang

4. Agregat Kasar dan batu pecah diambil dari pabrik pemecahan

batu di Kota Kudus.

5. Besi Tulangan disuplay dari toko bangunan..............

6. Kayu Begisting dan multiplek dibeli dari toko

bangunan.................

7. Tanah Urugan didatangkan dari............