BAB IIITINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus 1. Pengkajian a. Pengumpulan Data 1) Identitas
KlienNama : An. RUmur : 5 tahun Jenis Kelamin : Laki-LakiAnak ke :
1 (satu)Pendidikan : -Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia Tanggal Masuk
RS : 21-07-2009No. Med Rec : 164450Ruang/Kamar : Melati /05Diagnosa
Medis : Diare Tanggal Pengkajian : 22-07-2009 Alamat :Dsn.
Lingasari RT 01/RW 06 Ds Ciherang Ciamis
2) Identitas Orangtua Tabel 3.1Identitas Orangtua
NoIdentitas AyahIbu
123456NamaUmur Pendidikan Pekerjaan Suku/BangsaAlamatTn. S42
tahun SLTPWiraswastaSunda/IndonesiaDsn. Lingasari RT 01/RW 06 Ds.
Ciherang Ciamis Ny. Y23 tahun SLTPIRTSunda/IndonesiaDsn. Lingasari
RT 01/RW 06 Ds. Ciherang Ciamis
3) Kedudukan anak dalam Keluarga Tabel 3.2Kedudukan Anak dalam
Keluarga
NoKehamilanAbortusLahir MatiLahir HidupP/LUmurKeadaan
SehatSakit
129-Bulan9-Bulan ----
LP5th13bln-
-
4) Riwayat Kesehatan a) Keluhan utama BAB mencretb) Riwayat
penyakit sekarangPada tanggal 21 Juli 2009 setelah makan eskrim
klien mual muntah 6x, BAB mencret, perut mules dan badan panas.
Klien dibawa oleh ibunya ke mantri terdekat dan kemudian dirujuk ke
RSUD Ciamis, dan klien langsung dirawat di ruang melati. Pada saat
dikaji tanggal 22 Juli 2009 BAB klien masih mencret dan frekuensi 4
kali, Badan panas dengan suhu 39oC. Makan/minum kurang, keadaan
klien lemas.c) Riwayat penyakit dahuluIbu klien mengatakan bahwa
sebelumnya belum mengalami penyakit diare seperti sekarang.d)
Riwayat penyakit keluargaMenurut ibu klien diantara anggota
keluarganya tidak pernah ada yang pernah dirawat untuk diagnosa
diare seperti yang diderita klien.e) Riwayat Kehamilan dan
Persalinan(1) Prenatal Ibu klien mengatakan selama kehamilan baik
dari trimester 1 sampai trimester III ibu selalu memeriksakan
kehamilannya ke bidan terdekat dan pada saat hamil tidak ada
kelainan.(2) NeonatalMenurut ibu klien, klien lahir dalam
persalinan normal dengan bantuan bidan. Pada saat lahir klien tidak
ada kelainan, berat badan lahir 3100 Gr.(3) PostnatalMenurut ibu
klien, klien lahir normal, tidak ada kelainan. Pergerakan aktif
infeksi tali pusat tidak adaf) Riwayat Nutrisi Disamping diberikan
ASI klien juga diberikan makanan tambahan yaitu pada usia 4 bulan
sudah diberi makanan tambahan berupa sari buah dan bubur susu, pada
usia 8 bulan diberikan nasi tim halus, pada usia 10 bulan diberikan
nasi tim dan pada usia 12 bulan diberikan buah-buahan dan nasi tim,
untuk selanjutnya klien diberikan nasi dan lauk pauk sesuai dengan
makanan orang biasa. ASI hanya diberikan sampai klien usia 2
tahun.g) Riwayat ImunisasiMenurut ibu klien, klien sudah
mendapatkan imunisasi lengkap yaitu BCG, DPT, Polio, Hepatitis dan
Campak.h) Riwayat pertumbuhan dan perkembangan(1) Pertumbuhan (a)
Berat badan lahir : 3100 gr(b) Berat badan sebelum sakit : 17 kg(c)
Berat badan sekarang : 17 kg(d) Tinggi badan: 106 cm(2)
Perkembangan (a) Motorik kasar Saat di rumah klien dapat melakukan
kegiatan seperti petak umpet, meloncat, bisa mengendarai sepeda dan
sudah bisa berlari dengan kencang. Pada saat di rumah sakit klien
tidak bisa melakukan kegiatan yang biasa dilakukan dirumah karena
klien terbaring lemah. (b) Motorik HalusSaat di rumah klien sudah
bisa menggambar dan bermain serta berhitung walau sedikit demi
sedikit. Saat di rumah sakit klien tidak bisa melakukan kegiatan
seperti di rumah karena klien terbaring lemah. (c) Bahasa dan
Kecerdasan Klien sudah bisa berbicara dengan lancar, klien sudah
bisamenjawab pertanyaan dan kalimat yang sederhana. (d) Sosial dan
kemandirianKlien sudah bisa membuka dan memasang kancing baju,
mandi dan makan sendiri tapi masih dengan bantuan ibunya.i) Riwayat
SosialKlien bermain dengan anak usia sebayanya. Karena dilingkungan
rumahnya banyak anak yang seusia dengan klien. Klien diasuh oleh
neneknya kadang ibunya karena klien mempunyai adik yang masih
balita. Klien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Klien
termasuk anak pendiam.
j) Data PsikologisIbu dan keluarga merasa cemas dan kuatir
melihat keadaan klien saat ini.k) Data BiologisTabel 3.3Data
Biologis
No.AktivitasDirumahDi Rumah Sakit
1Nutrisi dan cairan a. NutrisiJenis FrekuensiTambahanKeluhan b.
Cairan Jenis FrekuensiJumlah/hari
Nasi3x1 hariSayur, Buah Tidak ada
Air putih 3 gelas/hari700 cc
Bubur3x1 hariSayur, Buah, laukMakan habis 2 sendok
Air putih250 cc x 6 gelas/hari1500 cc
2Pola TidurMalamSiang 8 jam (nyenyak) 3 jam (nyenyak) 7 jam
(terganggu) 2 jam (terganggu)
3Eliminasi a. BABKonsistensi Frekuensi Keluhan b. BAKWarna
FrekuensiKeluhan
Lembek normal1 kali/hariTidak ada
Kuning khas urineTidak tentuTidak ada
Encer/cair4-5 kali/hariLemas karena BAB
Kuning khas urineTidak tentu Tidak ada
4Personal HygieneMandi Gosok gigiGanti pakaianGunting kuku
2x/hari2x/hari2x/hariBila panjang1 kali disekaBelum
pernah1x/hariBelum pernah
5Aktivitas bermain Kien termasuk anak yang aktif dan sering
bermainTerhambat karena keadaan klien yang lemah
l) Pemeriksaan fisika) Keadaan Umum(1) Penampilan : Klien tampak
lemah(2) Kesadaran Kualitas : Composmentis Kwantitas : E = 4 V = 5
M = 6 GCS = 15 Berat Badan/Tinggi Badan : 17 Kg/106 Cm.b)
Tanda-tanda vital Tekanan darah: 90/70 mmHg Nadi : 100 x/menit
Respirasi: 24 x/menit Suhu : 390Cc) Sistem Neurologis(1)
KepalaInspeksi :Bentuk kepala lonjong, bentuk rambut lurus dengan
warna hitam, kebersihan kulit terjaga, wajah tidak
pucat.Palpasi:Nyeri dan lesi tidak ada, tekstur rambut halus dan
tidak mudah rontok.(2) Mata Inspeksi:Bentuk simetris, dapat
menggerakkan bola mata kesegala arah, konjungtiva anemis, sclera
anikterik, pupil sama besar (bulat isokor), reaksi pupil terhadap
cahaya mengecil.Palpasi :Tidak terdapat pembengkakan pada kelopak
mata, tidak nyeri tekan(3) Telinga Inspeksi : Bentuk simetris,
terdapat serumen. fungsi pendengaran baik (klien mampu menjawab
pertanyaan perawat dengan baik)Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan
dan lesi.(4) Leher Inspeksi:Warna kulit leher sama dengan warna
kulit sekitarnya, pergerakan bebas tidak terbatas.Palpasi:Tidak
terdapat nyeri dan lesi, tidak terdapat pembesaran kelenjar getah
bening, pembesaran kelenjar tyroid dan peningkatan vena
jungularis.d) Sistem Pernapasan (1) HidungInspeksi:Bentuk simetris,
pernafasan cuping hidung tidak ada, sekret tidak ada.Palpasi:Tidak
terdapat nyeri tekan (dengan penekanan pada hidung, klien tidak
menangis)
(2) Dada Inspeksi : Bentuk simetris, pergerakan dada saat
inspirasi dan ekspirasi normal, frekuensi nafas
24x/menit.Palpasi:Tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada
pembengkakan atau benjolan pada dinding dada.e) Sistem
KardiovaskulerInspeksi : Tidak terdapat peninggian vena
jungularis.Palpasi: Nadi 100x/menitAuskultasi: Bunyi jantung
reguler (teratur).f) Sistem Gastrointestinal(1)
MulutInspeksi:Keadaan mulut kering, tidak terdapat lesi, tidak
terdapat caries pada gigi, kebersihan mulut terjaga, kebersihan
lidah kurang (agak putih).Palpasi:Tidak terdapat nyeri tekan dan
pembengkakan.(2) Abdomen Inspeksi :Abdomen tampak kembung, ukuran
simetris.Auskultasi:Bising usus 13x/menitPalpasi:Tidak terdapat
pembesaran hati dan limfa, tidak terdapat nyeri tekan, turgor
baik.Perkusi:Kuadran kanan atas terdapat suara pekak, kuadran kanan
bawah terdapat suara pekak, kuadran kiri atas terdapat suara
timpani, kuadran kiri bawah terdapat suara pekak.(3)
AnusInspeksi:Tidak terdapat lesi pada anus, kebersihan terjaga,
tida ada masa.g) Sistem Perkemihan Frekuensi BAK + 4 kali sehari
warna kuning jernih, tidak terdapat nyeri saat BAK.h) Sistem
Muskuloskeletal(1) Ekstremitas atasInspeksi : Bentuk simetris,
pergerakan terbatas, terpasang infus K-EN 3B pada tangan sebelah
kanan oedema tidak ada.Palpasi: Nyeri tidak adaPerkusi : Refleks
bisep dan trisep (+)
(2) Ekstremitas bawahInspeksi : Bentuk simetris, pergerakan
terbatas, oedema tidak ada.Palpasi: Nyeri tidak ada, refleks
babinski (-)Perkusi: Refleks Pattela (+)(3) 5555Kekuatan otot :
Keterangan : 5 :Bisa bergerak menahan tahanan pemeriksa dan
kekuatan normali) Sistem Endokrin(1) Ukuran Tubuh: Berat badan 17
kg, tinggi badan 106 cm.(2) Keadaan kulit: Tekstur rambut halus dan
tidak mudah rontok, bentuk rambut lurus dan warna hitam(3) Leher :
Bentuk simetris, tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid, dan
kelenjar getah bening serta tidak ada peningkatan tekanan vena
jungularis.j) Sistem Integumen(1) KulitInspeksi dan palpasi : warna
kulit putih, tidak terdapat lesi, keadaan bersih, tekstur halus,
turgor jelek, suhu 39oC.(2) RambutInspeksi dan palpasi : tekstur
rambut halus dan tidak mudah rontok, kebersihan kulit rambut
cukup.(3) Kuku Inspeksi dan palpasi : sianosis tidak ada, tidak ada
lesi dan pembengkakan, kebersihan kuku kurang, capilary refil time
2 detik, kuku tampak panjang dan kotor. Terutama pada tangan
klien.k) Sistem GenetaliaInspeksi dan palpasi: jenis kelamin
laki-laki, perdarahan dan tanda-tanda infeksi tidak ada, nyeri
tekan tidak ada.l) Data Penunjang(1) Laboratorium Tabel
3.4Pemeriksaan Laboratorium
KodeParameter HasilNilai NormalInterpretasi
HH
H01
H02
H03
H04
Hematology
Hemoglobin (HGB)
Jumlah Leukosit (WBC)
Jumlah Trombosit
Hematokrit
12,5
13,4
468
35,8
P = 12-16 g/dlL = 14-18Dws = 5,0-10,0 10^3/ul By = 7,0-17,0
10^3/ul140-400 10^3/ul
P : 35-45 % L : 40-50 %
Anemis
Leukositosis
Abnormal Meningkat Normal
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 21 Juli 2009(2) Diit :
bubur(3) Therapy :Infus ka En 3B 10ggt/menit (makro)Cendantron
3x1,5mgIVBufect syruf 3x1cdtoral Zinkid 1x1cdtoralDialac 2x1oralb.
Analisis DataTabel 3.5Analisa Data
NoDataPenyebabMasalah
(1)(2)(3)(4)
1DS : Ibu klien mengatakan bahwa anaknya sering mencret + 4
kali/hari.DO : BAB klien tampak encer 4 kali/hari Perut kembung
Mukosa bibir kering Klien tampak lemah
Makanan yang terkontaminasi oleh mikroorganisme Malabsorsi
makanan pada usus sehingga makanan tidak diserap.Tekanan osmotik
meningkatPergeseran air dan elekrolit ke dalam rongga
ususPeningkatan isi rongga usus yang berlebihan Merangsang usus
untuk mengeluarkannyaDiarePerubahan pola eliminasi
2DS :Ibu klien mengatakan badan anaknya panas.DO : Suhu 39oC,
warna lidah putih. Banyak mengeluarkan keringat Badan klien
panasInvasi kumanKuman masuk kedalam tubuhTerjadi proses
peradanganSuhu badan meningkat(Hypertermi)
Hypertermi
3D S :Ibu klien mengatakan klien susah makan.Ibu mengatakan
porsi makan tidak habis.DO : BB Klien 17 kg Klien susah makan Porsi
makan hanya habis 2 sendok Saat dipalpasi perut kembungKuman masuk
ke saluan pencernaanPeningkatan asam basaGerakan peristaltik
lambung meningkatReaksi mual muntah Nafsu makan menurun
(anorexia)Masukan nutrisi tidak adekuatResiko perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
4DS : Ibu klien mengatakan klien selalu menolak untuk dipotong
kuku. DO : Kuku tangan kotor dan panjang Baju klien basah Klien
tampak kurang nyaman
Kurangnya pengetahuan keluarga tentang perawatan kebersihan anak
selama sakit.Kebersihan anak kurang terpenuhiDefisit perawatan diri
Defisit perawatan diri : personal hygiene
5DS : Ibu klien mengatakan cemas melihat keadaan anaknya yang
tidak kunjung sembuh Ibu klien banyak bertanya mengenai keadaan
anaknya.DO : Ibu klien tampak cemas
Klien di rawat di RSKurangnya informasi dan pengetahuan keluarga
tentang penyakitStresor bagi ibukecemasanKecemasan pada
keluarga
2. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Masalaha.
Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan pengeluaran feces yang
berlebihan. b. Hypertermi berhubungan dengan proses peradangan.c.
Resiko perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan masukan makanan yang tidak adekuat.d. Defisit
perawatan diri : personal hygiene berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan keluarga tentang perawatan kebersihan anak selama
sakit.e. kecemasan pada keluarga berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan keluarga tentang penyakit.58
403. Proses Keperawatan Tabel 3.6Proses KeperawatanNama: An.
RTanggal masuk : 21-07-2009Umur: 5 tahunNo. Med. Rec.: 164450Jenis
kelamin : laki-lakiDiagnosa Medis: DiareNoDiagnosa
KeperawatanTujuan PerencanaanEvaluasi
IntervensiRasionalImplementasi
1234567
1Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan pengeluaran feces
yang berlebihan yang ditandai dengan :DS : Ibu klien mengatakan
anaknya sering mencret. (+ 4x/hari)DO : BAB klien tampak encer 4
kali/hari. Perut kembung Mukosa bibir kering Klien tampak lemah
Bising usus 13x/menitTujuan jangka pendekDalam waktu 1x24 jam pola
eliminasi normal dengan kriteria : BAB normal (1-2x/hari)
Konsistensi lembek Mukosa bibir lembab
Tujuan jangka panjangDalam waktu 2x24 jam pola eliminasi kembali
normal dengan rentang 1x sehari
a. Observasi tanda vital
b. Observasi intake dan output
c. Anjurkan untuk banyak minum
a. Kehilangan cairan dan elekrolit dapat menyebabkan perubahan
tanda-tanda vital dan untuk mengetahui perkembangan keadaan umum
kilen.
b. Mengobservasi intake dan output maka dapat menilai
ketidakseimbangan cairan dan dampak yang timbul serta dapat
mengganti cairan yang keluar.
c. Dengan menganjurkan untuk memberi banyak minum diharapkan
cairan yang keluar melalui feces akibat diare bisa diganti
Tanggal 22-07-2009 Jam 08.30a. Mengobservasi TTVN : 100x/mentiR
: 24x/menitS : 38,7oCT : 90/70 mmHg
Jam 09.00b. Mengobservasi intake dan output yang meliputi
frekuensi BAB dan BAK.Memberikan minum air putihMengganti cairan
infus KAEN 3B 10 tts/menit.Intake 1500 ccOutput 1300 cc
Jam 09.05c. Menganjurkan pada ibu klien agar banyak memberi
minum + 8 gelas/hariMemberi klien minum + 1 gelas
Tanggal 22-07-2009Jam 09.30 WIBS : Ibu klien mengatakan anaknya
masih mencret dengan frekuensi sering tapi sedikit-sedikit. O :-
BAB 4 kali konsistensi cair Turgor masih jelek Mukosa bibir masih
kering A : Pola eliminasi belum tercapaiP : Lanjutkan intervensi b
dan c
1234567
d. Timbang berat badan tiap hari
e. Berikan therapy sesuai advis dokter
d. Untuk mengetahui peningkatan atau penurunan BB klien
e. Pemberian therapy diharapkan dapat mempercepat proses
penyembuhan.
Jam 09.10d. Menimbang BBHasil : 17 Kg
Jam 09.15 e. Memberikan injek cendrantron, mengganti cairan
infus KA-EN 3B 10 gtt/menit.
(Ade Widia)
(Ade Widia)
2Hypertermi berhubungan dengan proses peradangan ditandai dengan
:DS : Ibu klien mengatakan badan anaknya panas. Ibu klien
mengatakan anaknya rewelDO : Badan klien panas Suhu tubuh 39oC,
warna lidah putih Klien rewel Klien banyak mengeluarkan
keringat
Tujuan jangka pendek Dalam waktu 1x24 jam suhu tubuh turun
(37oC) dengan kriteria: Kien tidak rewel Lidah pink Suhu normal
(36-370C)
Tujuan jangka panjangDalam waktu 3x24 jam suhu tubuh normal
(36-370C).
a. Observasi tanda-tanda vital
b. Berikan kompres hangat diseluruh tubuh
c. Anjurkan pada keluarga klien untuk memberi banyak minum air
dingin
d. Kolaborasi untuk pemberian obat penurun panas(bufect syr 3x1
sdt dalam 24 jam)
a. Dengan mengobservasi tanda-tanda vital maka perkembangan
klien dapat dilihat terutama tentang suhu tubuh klien.
b. Dengan dilakukan kompres hangat dapat terjadi proses
evaporasi sehingga pori-pori terbuka dan panas keluar.
c. Dengan menganjurkan untuk memberi banyak minum diharapkan
cairan yang keluar melalui keringat akibat proses penguapan bisa
diganti dan suhu tubuh dingin.
d. Diharapkan dengan pemberian obat penurun panas suhu tubuh
turun a. Tanggal 22 Juli 2009 Jam 08.30Mengobservasi suhu
tubuhHasil : 390C
b. Jam 08.50 Memberi kompres hangat diseluruh tubuh. Hasil suhu
tubuh klien menjadi 38,70C
c. Jam 08.55Memberikan air minum (air putih) pada klien sebanyak
klien mau minum
d. Jam 09.00Memberikan obat : Bufect syiruf 1 cdth
(Ade Widia)Tanggal 22-07-2009Jam 10.00 WIBS : - Ibu klien
mengatakan badan anaknya masih panas. - Ibu mengatakan klien masih
rewelO : - Suhu tubuh klien 38,7oC- Lidah masih putih - klien masih
rewelA : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi a, b, c
dan d.
(Ade Widia)
1234567
3Resiko perubahan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan masukan
makanan yang tidak adekuat ditandai dengan :DS : Ibu klien
mengatakan klien susah makan. Ibu mengatakan porsi makan tidak
habis (hanya habis 2 sendok) Ibu klien mengatakan klien mual. DO :
Klien susah makan Porsi makan hanya habis 2 sendok Saat dipalpasi
perut kembung
Tujuan jangka pendek Dalam waktu 1x24 jam : Klien mau makan
Porsi makan bertambah Mual hilang Perut tidak kembung
Tujuan jangka panjangDalam waktu 4x24 jam resiko kekurangan
nutrisi tidak terjadi, BB tetap normal.
a. Berikan makanan yang mudah dicerna dan tidak merangsang kerja
usus yang berat
b. Anjurkan kepada ibu klien untuk memberikan makanan dalam
porsi kecil tapi sering dan dalam keadaan hangat, bervariasi dan
sajikan dalam keadaan menarik
c. Timbang berat badan klien tiap hari
d. Kolaborasi untuk pemberian therapy penambah nafsu makan
Zinkid 1x1 sdt dalam waktu 2x24 jam
a. Memudahkan sistem pencernaan untuk mengabsorpsi makanan
sehingga tidak memperberat kerja usus
b. Dengan memberikan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan
dalam keadaan hangat untuk menghindari cepat kenyang
c. Mengetahui peningkatan dan penurunan berat badan klien tiap
hari
d. Obat penambah nafsu makan merupakan vitamin yang berguna
untuk menambah nafsu makan klienTanggal 22-07-2009 Jam 11.00a.
Memberikan makanan yang mudah dicerna (bubur)
Jam 11.05b. Menganjurkan kepada ibu klien untuk memberikan
makanan dalam porsi secil tapi sering dan dalam keadaan hangat,
bervariasi dan disajikan dalam keadaan menarik
Jam 11.20c. Menimbang berat badan klienHasil : 17 kg
Jam 11.25d. Memberikan obat penambah nafsu makan zinkid 1x1
sendok teh.
(Ade Widia)Tanggal 22-07-2009Jam 11.30 WIBS : Ibu klien
mengatakan anaknya susah makanO : - Porsi makan tidak habis (hanya
habis 4 sendok)- Mual berkurang- perut kembung- BB klien 17 kgA :
Intake nutrisi belum terpenuhi.P : Lanjutkan intervensi a, b
(Ade Widia)
1234567
4Defisit perawatan diri : personal hygiene berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan keluarga tentang perawatan kebersihan anak
selama sakit ditandai dengan :DS : Ibu klien mengatakan klien
selalu menolak untuk dipotong kukunya.DO : Kuku tangan kotor dan
panjang Baju klien basah Klien tampak kurang nyamanTujuan jangka
pendekKebersihan personal hygiene klien terpenuhi dengan kriteria :
Anak tampak bersih dan segar Klien terlihat nyaman Kuku klien
pendek Baju klien kering dan bersih
Tujuan jangka panjangDalam waktu 1x24 jam kebersihan klien
terpenuhi serta pengetahuan keluarga tentang pentingnya kebersihan
diri bertambah
a. Bantu klien menggunting kuku
b. Berikan penjelasan tentang pentingnya kebersihan diri
c. Ganti baju klien
a. Dapat mengurangi atau menghambat infeksi yang disebabkan oleh
kuman dan agar klien merasa nyaman
b. Agar klien dan keluarga memahami tentang pentingnya perawatan
diri
c. Agar klien merasa nyamanTanggal 22-07-2009 Jam 11.35a.
Memotong kuku jari tangan klien dan membersihkankannya
Jam 11.35b. Memberikan penjelasan tentang pentingnya kebersihan
diri
Jam 11.45c. Mengganti baju klien yang basah dengan baju yang
bersih dan kering
(Ade Widia)Tanggal 22-07-2009Jam 10.30 WIBS : Ibu klien
mengatakan senang telah dibantuO : Kuku jari tangan klien tampak
pendek dan rapi Baju kilen kembali bersih dan kering A : Perawatan
diri telah terpenuhiP : Defisit perawatan diri teratasi
(Ade Widia)
5Kecemasan pada keluarga berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang penyakit, ditandai dengan :DS : Ibu klien
mengatakan cemas melihat keadaan anaknya yang tak kunjung
sembuh.Ibu klien banyak bertanya mengenai keadaan penyakit anaknya.
DO :Ibu klien tampak cemasTujuan jangka pendek.Dalam waktu 1x24
jam: Tingkat kecemasan berkurang dari cemas sedang sampai tidak
terjadi cemas. Pengetahuan keluarga tentang
Tujuan jangka panjangDalam waktu 2x24 jam kecemasan pada
keluarga klien hilang serta pengetahuan ibu tentang penyakit diare
bertambah. a. Lakukan pendekatan interpersonal terhadap klien
(komunikasi terapeutik)
b. Jelaskan tentang penyakit yang diderita klien (diare) dan
perawatan yang harus dijalani.
a. Agar klien dan keluarga merasa diperhatikan sehingga akan
mengurangi tingkat kecemasan dan membina hubungan saling
percaya
b. Dengan menjelaskan tentang penyuluhan penyakit diare
(pengertian, tanda, gejala, penata laksanaan perawatan, pencegahan
yang harus dijalani sehingga pengetahuan dan informasi keluarga
Tanggal 23-07-2009 Jam 08.30a. Melakukan pendekatan interpersonal
terhadap klien dan keluarga.
Jam 08.35b. Menjelaskan tentang penyakit yang diderita klien
(diare) melalui penyuluhan (pengertian, tanda gejala, penyebab,
penanganan, pencegahan diare)
Tanggal 23-07-2009Jam 09.00 WIBS : Ibu klien dan keluarga merasa
senang karena telah diberikan informasi tentang penyakit diare.O :
- Pengetahuan ibu bertambah (dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan penulis- Kecemasan ibu dan keluarga berkurang
1234567
penyakit diare bertambah Ekspresi wajah ibu klien tidak gelisah
lagi.
c. Libatkan keluarga dalam prosedur tindakan medis dan
perawatan.
klien bertambah.
c. Dengan melibatkan keluarga akan mengurangi kecemasan serta
belajar secara mandiri dalam pemberian perawatan pada anak.
Jam 08.40c. Melibatkan keluarga dalam prosedur tindakan medis
dan perawatan (menjelaskan pada ibu cara pemberian obat bufect syr
1 cdt, dialac, zinkid syr 1 cdt.
(Ade Widia)
A : Kecemasan ibu dan keluarga berkurangP : Lanjutkan intervensi
c
(Ade Widia)
4. Catatan Perkembangan
Tabel 3.7CATATAN PERKEMBANGAN
NoTanggalDXPerkembanganPelaksanaan
12345
1Kamis, 23 Juli 2009
1S
O
AP
I
ER:
:
::
:
::Ibu klien mengatakan anaknya masih mencret dengan konsistensi
encer Frekuensi BAB 3-4 x/hari Konsistensi cair BB 17 KgPerubahan
pola eliminasi belum teratasi Lanjutkan tindakan sesuai dengan
rencana sebelumnya (c dan d tanggal 22 Juli 2009)Jam. 08.15
Mengobservasi tanda-tanda vital S : 38oC N : 100x/menit R :
24x/menit Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi Mengobservsi tetesan
cairan infus Menganjurkan ibu agar klien banyak minum air putihBAB
cair frekuensi 3x sehariMasalah perubahan pola eliminasi belum
teratasi, lanjutkan intervensi.
Penulis
2SOAP
I
ER::::
:
::Ibu mengatakan anaknya panasBadan panas suhu 38oCHypertermi
belum teratasiLanjutkan tindakan sesuai dengan rencana sebelumnya
(a, b, c dan d tanggal 22 Juli 2009)Jam 08.15 Mengobservasi
tanda-tanda vital Anjurkan ibu untuk melanjutkan kompres hangat ke
seluruh tubuhKlien masih panasMasalah hypertermi belum
teratasi,lanjutkan intervensi.
Penulis
3
SO
AP
I
ER::
::
:
::Ibu mengatakan anaknya susah makan. Porsi makan habis 3 sendok
BB 17 Kg Klien masih tampak lemahIntake nutrisi belum
terpenuhiLanjutkan intervensi a dan b sesuai dengan rencana
sebelumnya.Jam. 08.25 Timbang BB tiap hari Anjurkan ibu memberikan
makan sedikit tapi sering dengan keadaan hangat Ganti cairan dan
elekrolit yang hilang dengan cairan infus (ka en 10 tts/menit)
Klien mau makan sedikit-sedikitMasalah nutrisi belum teratasi,
lanjutkan intervensi Penuils
5S
O
API
ER:
:
:::
::Ibu klien mengatakan masih merasa cemas dan bingung Ekspresi
wajah ibu tampak sedikit murung Ibu mau mengungkapkan perasaannya
Keluarga masih tampak cemasKecemasan pada keluarga belum
teratasiLanjutkan intervensi cJam. 08.35 Memberikan keyakinan pada
keluarga bahwa klien akan segera sembuh Menganjurkan dan
mengungkapkan agar keluarga dapat mengekspresikan
kecemasannyaKeluarga masih terlihat cemasMasalah cemas belum
teratasi, Lanjutkan intervensi
Penulis
2Jumat 24 Juli 20091S
OA
:
::
Ibu mengatakan anaknya sudah tidak panasSuhu 36oCHypertermi
teratasiKlien boleh pulangPenulis
2S
O
A
:
:
:
Ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak mencret lagi,
konsistensi lembek, warna kuning khas feces. BAB 1x sehari,
konsistensi lembek, warna kuning khas feces Turgor normalKebutuhan
cairan teratasKlien boleh pulang
Penulis
3SO
A
PI
ER::
:
::
::Klien mengatakan makan hampir habis. Porsi makan habis porsi
Tubuh klien tampak sedikit lemas BB klien 17 KgPemenuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuhLanjutkan intervensi sebelumnya (a, b,
d)Jam. 09.00Menganjurkan kepada ibu klien untuk memberikan makanan
dalam keadaan hangat dengan porsi kecil tapi sering Asupan nutrisi
ada peningkatanMasalah nutrisi sudah teratasi sebagian, lanjutkan
intervensi di rumahPenulis
5S
O
A:
:
:Ibu klien mengatakan sudah tidak cemas lagi dan merasa gembira
melihat anaknya sudah sembuh dan bisa pulang Ibu klien tampak
gembira Ekspresi wajah ibu menampakkan kegembiraanMasalah cemas
sudah teratasiPenulis
3Sabtu 25 Juli 2009Home visit3S
O
API
E
R:
:
:::
:
:Ibu mengatakan anaknya sudah mulai mau makan bubur dengan porsi
makan habis porsi Makan habis porsi BB 17 KgIntake nutrisi sebagian
teratasiLanjutkan intervensi sebelumnya (b dan d)Jam. 11.30
Anjurkan terus pada ibu untuk memberikan makan dalam porsi kecil
tapi sering Anjurkan untuk memberikan vitamin penambah nafsu makan
kepada klien sesuai dengan anjuran dokter Anjurkan ibu untuk
memberi makanan tambahan yang bervariasi Anak mulai mau makan
sedikit demi sedikit, porsi makan habis nya.Masalah nutrisi
teratasi sebagian,lanjutkan intervensi.
Penulis
4Minggu,26 Juli 2009Home visit3S
O
A
:
:
:
Ibu klien mengatakan bahwa anaknya makan banyak.Klien mengatakan
makannya habis. Porsi makan habis Nafsu makan meningkat BB klien 17
KgMasalah nutrisi sudah teratasi
Penulis
B. PembahasanSelama melaksanakan asuhan keperawatan pada klien
anak R usia pra sekolah (5 tahun) dengan diare di Ruang Melati
Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis dari tanggal 22-26 Juli 2009 penulis
berusaha menerapkan proses keperawatan tersebut tidak semua dapat
dilaksanakan sesuai dengan teori yang penulis dapatkan. Tetapi pada
prinsipnya semua asuhan keperawatan pada klien anak R dapat
dilaksanakan dengan lancar.Adapun beberapa masalah yang penulis
temukan ditahap pengkajian sampai tahap evaluasi.1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai
sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan klien (Tyer etal : 1996) tahap pengkajian merupakan dasar
utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan
individu. Pada tahap ini merupakan tahap awal dari proses
keperawatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data-data dari klien,
dimana penulis melakukan suatu pendekatan terlebih dahulu dengan
keluarga dan menjelaskan maksud serta tujuannya, melakukan usaha
keperawatan pada klien sehingga akan mendapatkan data objektif dan
subjektif. Sehingga data-data tersebut dapat dijadikan suatu
diagnosa keperawatan. Pada saat pengkajian pada anak R penulis
tidak mengalami hambatan, baik dari pihak keluarga ataupun perawat
ruangan. Klien tampak lemas tetapi mau diajak untuk bekerjasama
dengan penulis dalam melaksanakan proses keperawatan, serta
keluarga terutama ibu klien sangat kooperatif dan banyak membantu
penulis selama melakukan pengkajian. Dari hasil pengkajian pada
anak R usia pra sekolah (5 tahun) dengan diare, penulis menemukan
data subjektif dan objektif. Keluhan yang dirasakan klien,
diantaranya panas, BAB mencret, nafsu makan kurang. Pada saat
pengkajian penulis tidak menemukan masalah kerusakan integritas
kulit (lecet daerah anus) karena ibu klien selalu membersihkan
daerah anus setelah klien BAB.
2. Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan adalah suatu
pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau
resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat
secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan
intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan,
membatas, mencegah dan merubah (Carpenito, 2000) (Nursalam,
2001:35).Dalam menentukan suatu diagnosa keperawatan, tidak semua
diagnosa keperawatan yang terdapat pada tinjauan teoritis muncul.
Pada dasarnya diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan
klien pada saat pengkajian.Diagnosa keperawatan yang muncul pada
kasus diare menurut tinjauan teoritis adalah :a. Kurangnya volume
cairan berhubungan dengan pengeluaran feses yang berlebihan.b.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
masukan makanan tidak adekuat.c. Resiko tinggi infeksi berhubungan
dengan microorganisme yang menembus gastrointestinal.d. Resiko
kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena
diare.e. Cemas/takut berhubungan dengan perpisahan orangtua,
lingkungan tidak dikenal, prosedur yang menimbulkan stres.f.
Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis kurang
pengetahuan.(Wong donna L, 2004 : 496-498)Setelah penulis
mendapatkan data yang diperoleh dari pengkajian kemudian data
tersebut diolah melalui analisa data. Maka penulis mendapatkan
diagnosa keperawatan sesuai dengan kondisi klien diantaranya : a.
Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan pengeluaran feses yang
berlebihan.b. Hipertermi : berhubungan dengan proses peradangan. c.
Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan masukan makanan yang tidak adekuat.d. Defisit perawatan diri
berhubungan dengan perhatian yang kurang oleh keluarga.e. Kecemasan
pada keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan. Kesenjangan
antara teori dengan kenyataan: a. Risiko tinggi infeksi berhubungan
dengan mikroorganisme yang menembus gastrointestinal. Pada saat
pengkajian penulis tidak menemukan tanda-tanda infeksi karena klien
sudah dirawat selama 2 hari dan sudah mendapatkan pengobatan. b.
Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena
diare. Pada saat pengkajian penulis tidak menemukan tanda kerusakan
integritas karena ibu klien selalu membersihkan daerah anus setelah
klien BAB. c. Cemas/takut berhubungan dengan perpisahan orangtua,
lingkungan tidak dikenal, prosedur yang menimbulkan stres. Pada
saat pengkajian penulis tidak menemukan/melihat tanda-tanda
cemas/takut.d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan perhatian
yang kurang oleh keluarga.Pada saat pengkajian penulis menemukan
diagnosa tersebut, hal itu dikarenakan kluarga klien menganut
anggapan bahwa jika sedang sakit tidak boleh memotong kuku.
Sedangkan diagnosa tersebut tidak tercantum pada teori tapi pada
saat pengkajian hal itu muncul.
3. PerencanaanSecara tradisional, rencana keperawatan diartikan
sebagai suatu dokumen tulisan tangan dalam menyelesaikan masalah,
tujuan dan intervensi (Nursalam, 2001 : 51).Perencanaan meliputi
pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau
mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada diagnosa
keperawatan.Setelah terkumpul data-data dari hasil pengkajian dan
dianalisa ditemukan beberapa masalah, maka selanjutnya merencanakan
tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan. Dalam tahap
perencanaan ini, penulis mengaplikasikan intervensi berdasarkan
teori dan beberapa referensi yang memuat rencana untuk tindakan
keperawatan yang muncul pada klien dengan diare yang pelaksanaannya
penulis bekerjasama dengan perawat ruangan juga mendapat dukungan
dan respon yang baik dari keluarga klien. Adapun hambatan yang
dialami penulis dalam merencanakan tindakan yaitu keadaan klien
yang kadang-kadang rewel membuat penulis merasa kesulitan dalam
melaksanakan rencana tindakan, serta sarana dan prasarana yang
terbatas tidak semua rencana bisa dilakukan.Pada diagnosa pertama
yaitu perubahan pola eliminasi berhubungan dengan pengeluaran feces
yang berlebihan dilakukan perencanaan observasi intake dan output
serta menganjurkan pada keluarga untuk memberi banyak minum air
putih. Hal ini dilakukan agar pola eliminasi kembali normal. Pada
diagnosa kedua hypertermi berhubungan dengan peradangan dilakukan
perencanaan observasi TTV, beri kompres hangat, anjurkan untuk
banyak minum air putih. Hal ini dilakukan agar suhu badan klien
kembali normal. Pada diagnosa ketiga yaitu resiko perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan berhubungan dengan masukan makanan yang tidak
adekuat dilakukan perencanaan beri makanan yang mudah dicerna,
anjurkan pada ibu untuk memberikan makan dalam porsi kecil tapi
sering. Hal ini dilakukan agar asupan nutrisi klien adekuat. Pada
diagnosa keempat yaitu defisit perawatan diri berhubungan dengan
perhatian yang kurang oleh keluarga dilakukan perencanaan memotong
kuku tangan klien, mengganti baju klien, dan menjelaskan pada
keluarga tentang pentingnya kebersihan diri. Pada diagnosa kelima
yaitu kecemasan pada keluarga berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan dilakukan pendekatan interpersonal (komunikasi
teurapeutik), beri penjelasan tentang penyakit yang dialami anak,
hal ini dimaksudkan agar ibu mengerti dan tidak cemas lagi.
4. PelaksanaanPelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan
untuk mencapai tujuan yang spesifik (Lyer et al, 1996). Tahap
pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan
pada nursing oders untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan (Nursalam, 2001:63).Setelah terkumpul masalah dari
analisa data dan perencanaan tahap selanjutnya adalah pelaksanaan
asuhan keperawatan dari rencana yang telah dibuat.Adapun hambatan
yang penulis temukan pada tahap pelaksanaan keperawatan yaitu
kesediaan alat yang terbatas sehingga tidak semua rencana bisa
dilakukan dan keadaan waktu yang terbatas sehingga tidak semua
asuhan keperawatan dilakukan oleh penulis tetapi dalam hal ini
sebagian perencanaan yang telah dibuat dapat dilaksanakan oleh
perawat ruangan dan keluarga klien.
5. Evaluasi Tahap evaluasi ini merupakan tahap akhir dari proses
keperawatan, dan berkelanjutan menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien. Evaluasi formatif tidak ada hambatan karena
penulis mengobservasi klien secara langsung. Sedangkan evaluasi
sumatif ada hambatan karena penulis tidak dapat sepenuhnya memantau
keadaan klien selama 24 jam untuk mengatasi hal tersebut penulis
bekerja sama dengan perawat ruangan dan pihak keluarga. Pada
dasarnya semua diagnosa keperawatan tersebut dapat penulis atasi,
karena pada waktu itu keadaan klien masih dalam batas normal atau
belum terjadi keparahan dan ditunjang pula oleh perawatan yang
diberikan. Lima diagnosa keperawatan yang telah dilakukan tindakan
perawatan dan semua data teratasi diantaranya : a. Perubahan pola
eliminasi berhubungan dengan pengeluaran feces yang berlebihan,
kriteria evaluasi yang tercapai yaitu BAB klien kembali normal
(1-2x/hari), perut tidak kembung, mukosa bibir lembab, tidak
terjadi kelemahan. b. Hypertermi berhubungan dengan peradangan,
kriteria evaluasi yang tercapai dari diagnosa ini adalah suhu badan
klien normal (360C), warna lidah pink, klien tidak rewel. c. Resiko
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan masukan
makanan tidak adekuat, setelah melakukan tindakan keperawatan
didapatkan hasil : nafsu makan klien bertambah, klien mampu
menghabiskan porsi makannya (habis 1 porsi), tidak terjadi
kelemahan, BB klien mengalami peningkatan.d. Defisit perawatan diri
berhubungan dengan perhatian yang kurang oleh keluarga, setelah
melakukan tindakan keperawatan klien tampak bersih dan segar, ibu
klien mengerti tentang pentingnya kebersihan diri, baju klien
bersih dan kering. e. Kecemasan pada keluarga berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan. Setelah menjelaskan tentang penyakit yang
diderita anaknya keluarga tampak mengerti dan memahami tentang
keadaan klien sehingga kecemasan keluarga berkurang, pengetahuan
keluarga bertambah terutama masalah penyakit diare.
6. Dokumentasi Dalam tahap ini penulis menemukan sedikit
kesulitan yang singkatnya waktu dalam penyusunan dokumentasi, namun
berkat semangat yang tinggi, bimbingan dan arahan dari pembimbing,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan tahap pendokumentasian.