BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Perusahaan Dalam pembahasan tinjauan perusahaan ini, penulis akan membahas tentang sejarah perusahaan, serta struktur organisasi yang berada pada Kantor ITJEN KEMDIKBUD. Untuk mendapakatkan materi yang akan digunakan penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir, maka penulis melihat atau meninjau langsung ke kantor ITJEN KEMDIKBUD guna mendapatkan informasi mengenai, tugas Instansi, struktur organisasi, dan jaringan komputer yang ada di kantor ITJEN KEMDIKBUD. 3.1.1. Sejarah perusahaan Gambar III.1. Gedung ITJEN dari depan 29
21
Embed
BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id · Sujono. Era Orde Baru (19661998) Setelah Pemberontakan G30S/PKI berhasil - dipadamkan, terjadilah peralihan dari demokrasi terpimpin ke
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tinjauan Perusahaan
Dalam pembahasan tinjauan perusahaan ini, penulis akan membahas tentang
sejarah perusahaan, serta struktur organisasi yang berada pada Kantor ITJEN
KEMDIKBUD.
Untuk mendapakatkan materi yang akan digunakan penulis dalam penyelesaian
Tugas Akhir, maka penulis melihat atau meninjau langsung ke kantor ITJEN
KEMDIKBUD guna mendapatkan informasi mengenai, tugas Instansi, struktur
organisasi, dan jaringan komputer yang ada di kantor ITJEN KEMDIKBUD.
3.1.1. Sejarah perusahaan
Gambar III.1.
Gedung ITJEN dari depan
29
30
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (disingkat:
Kemendikbud atau Kemdikbud) adalah kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang
menyelenggarakan urusan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat, serta pengelolaan kebudayaan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Presiden. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dipimpin oleh
seorang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) yang sejak tanggal 27 Juli
2016 dijabat oleh Muhajir Effendy menggantikan Anies Baswedan.
Sejarah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: Awal Kemerdekaan (1945-
1950) Pada prakemerdekaan pendidikan bukan untuk mencerdaskan kaum pribumi,
melainkan lebih pada kepentingan kolonial penjajah. Pada bagian ini, semangat
menggeloraan ke-Indonesia-an begitu kental sebagai bagian dari membangun identitas
diri sebagai bangsa merdeka. Karena itu tidaklah berlebihan jika instruksi menteri saat
itu pun berkait dengan upaya memompa semangat perjuangan dengan mewajibkan bagi
sekolah untuk mengibarkan sang merah putih setiap hari di halaman sekolah,
menyanyikan lagu Indonesia Raya, hingga menghapuskan nyanyian Jepang Kimigayo.
Organisasi kementerian yang saat itu masih bernama Kementerian Pengajaran
pun masih sangat sederhana. Tapi kesadaran untuk menyiapkan kurikulum sudah
dilakukan. Menteri Pengajaran yang pertama dalam sejarah Republik Indonesia adalah
Ki Hadjar Dewantara. Pada Kabinet Syahrir I, Menteri Pengajaran dipercayakan kepada
Mr. Mulia. Mr. Mulia melakukan berbagai langkah seperti meneruskan kebijakan
menteri sebelumnya di bidang kurikulum berwawasan kebangsaan,
31
memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan, serta menambah jumlah pengajar.
Pada Kabinet Syahrir II, Menteri Pengajaran dijabat Muhammad Sjafei sampai tanggal 2
Oktober 1946. Selanjutnya Menteri Pengajaran dipercayakan kepada Mr. Soewandi
hingga 27 Juni 1947. Pada era kepemimpinan Mr. Soewandi ini terbentuk Panitia
Penyelidik Pengajaran Republik Indonesia yang diketuai Ki Hadjar Dewantara.
Panitia ini bertujuan meletakkan dasar-dasar dan susunan pengajaran baru. Era
Demokrasi Liberal (1951-1959): Dapat dikatakan pada masa ini stabilitas politik
menjadi sesuatu yang langka, demikian halnya dengan program yang bisa dijadikan
tonggak, tidak bisa dideskripsikan dengan baik.
Selama masa demokrasi liberal, sekitar sembilan tahun, telah terjadi tujuh kali
pergantian kabinet. Kabinet Natsir yang terbentuk tanggal 6 September 1950, menunjuk
Dr. Bahder Johan sebagai Menteri Pengajaran Pendidikan dan Kebudayaan (PP dan K).
Mulai bulan April 1951 Kabinet Natsir digantikan Kabinet Sukiman yang menunjuk Mr.
Wongsonegoro sebagai Menteri PP dan K. Selanjutnya Dr. Bahder Johan menjabat
Menteri PP dan K sekali lagi, kemudian digantikan Mr. Mohammad Yamin, RM.
Soewandi, Ki Sarino Mangunpranoto, dan Prof. Dr. Prijono
Pada periode ini, kebijakan pendidikan merupakan kelanjutan kebijakan menteri
periode sebelumnya. Yang menonjol pada era ini adalah lahirnya payung hukum legal
formal di bidang pendidikan yaitu UU Pokok Pendidikan Nomor 4 Tahun 1950. Era
Demokrasi Terpimpin (1959-1966) Dekrit Presiden 5 Juli 1959 mengakhiri era
demokrasi parlementer, digantikan era demokrasi terpimpin. Di era demokrasi terpimpin
banyak ujian yang menimpa bangsa Indonesia. Konfrontasi dengan Belanda dalam
masalah Irian Barat, sampai peristiwa G30S/PKI menjadi ujian berat bagi bangsa
32
Indonesia. Dalam Kabinet Kerja I, 10 Juli 1959 – 18 Februari 1960, status kementerian
diubah menjadi menteri muda.
Kementerian yang mengurusi pendidikan dibagi menjadi tiga menteri muda.
Menteri Muda Bidang Sosial Kulturil dipegang Dr. Prijono, Menteri Muda PP dan K
dipegang Sudibjo, dan Menteri Muda Urusan Pengerahan Tenaga Rakyat dipegang
Sujono. Era Orde Baru (1966-1998) Setelah Pemberontakan G30S/PKI berhasil
dipadamkan, terjadilah peralihan dari demokrasi terpimpin ke demokrasi Pancasila. Era
tersebut dikenal dengan nama Orde Baru yang dipimpin Presiden Soeharto. Kebijakan di
bidang pendidikan di era Orde Baru cukup banyak dan beragam mengingat orde ini
memegang kekuasaan cukup lama yaitu 32 tahun.
Kebijakan-kebijakan tersebut antara lain kewajiban penataran P4 bagi peserta
didik, normalisasi kehidupan kampus, bina siswa melalui OSIS, ejaan Bahasa Indonesia
yang disempurnakan atau EYD, kuliah kerja nyata (KKN) bagi mahasiswa, merintis
sekolah pembangunan, dan lain-lain. Pada era ini tepatnya tahun 1978 tahun ajaran baru
digeser ke bulan Juni. Pembangunan infrastruktur pendidikan juga berkembang pesat
pada era Orde Baru tersebut.
Menteri pendidikan dan kebudayaan di era Orde Baru antara lain Dr. Daud
Joesoef, Prof. Dr. Nugroho Notosusanto, Prof. Dr. Faud Hassan, Prof. Dr. Ing.
Wardiman Djojonegoro, dan Prof. Dr. Wiranto Aris Munandar Era Reformasi (1998-
2011) Setelah 13iding13 memenangkan enam kali Pemilu, Orde Baru pada akhirnya
sampai pada akhir perjalanannya.
Pada tahun 1998 Indonesia diterpa krisis politik dan ekonomi. Demonstrasi
besar-besaran di tahun tersebut berhasil memaksa Presiden Soeharto meletakkan
33
jabatannya. Kabinet pertama di era reformasi adalah 13iding13 hasil Pemilu 1999 yang
dipimpin Presiden Abdurrahman Wahid. Pada masa ini Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan diubah menjadi Departemen Pendidikan Nasional dengan menunjuk Dr.
Yahya Muhaimin sebagai Menteri Pendidikan Nasional. Pada tahun 2001 MPR
menurunkan Presiden Abdurrahman Wahid dalam 13iding istimewa MPR dan
mengangkat Megawati Soekarnoputri sebagai presiden. Di era pemerintahan Presiden
Megawati, Mendiknas dijabat Prof. Drs. A. Malik Fadjar, M.Sc. Pemilihan Umum 2004
dan 2009 rakyat Indonesia memilih presiden secara langsun
3.1.2. Strukrur Organisasi
Sumber : ITJEN KEMDIKBUD
Gambar III.2
Struktur Organisasi
34
Struktur organisasi dari kantor ITJEN KEMDIKBUD adalah :
1. Inspektur Jenderal : Muchlis R. Luddin
2. Inspektur I : KARYANINGSIH
Kasubag TU : Rita Permatasari
3. Inspektur II : Thamrin Kasman
Kasubag TU : Julians Andarsa
4. Inspektur III : Muhaswad Dwiyanto
Kasubag TU : YEFLINA
5. Inspektur Investigasi : Bernard Purba
Kasubag TU : Astrawati Zainal
6. Sekretaris INSPEKTORAT Jenderal : SANUSI
7. KABAG Umum : SUNARTO
8. KABAG Pengolahan Laporan Pengawasan : SUTOYO
9. KABAG Hukum, Tata Laksana, dan Kepegawaian : Trisno Juardi
10. KABAG Perencanaan dan Penganggaran : Wibowo Suprihariono
11. KASUBBAG PPA : Mulya Erik Savanto
12. KASUBBAG Kepegawaian : Ridwan Makkasau
13. KASUBBAG PLP 1 : SUWARDI
14. KASUBBAG Keuangan : Retna Catur Wijisari
15. KASUBBAG RT : Eddy Iskandar
16. KASUBBAG PLP II : UBAIDILLAH
17. KASUBBAG HTL : Sujana Gitanegara
18. KASUBBAG EPPA : Tini Suhartini
35
3.2. Analisa Jaringan
Berdasarkan hasil analisa jaringan yang penulis lakukan di kantor ITJEN
KEMDIKBUD terdapat blok diagram, skema jaringan, keamanan jaringan, spesifikasi
perangkat keras dan spesifikasi perangkat lunak, yang akan penulis uraikan sebagai
berikut:
3.2.1. Blok jaringan
Di dalam sistem jaringan komputer pada gedung ITJEN KEMDIKBUD, secara
umum menggunakan jaringan client-server dengan koneksi kabel. Terdapat 1 buah
server yang berfungsi sebagai Cloud Server. Untuk lebih jelasnya dibawah ini penulis
mendeskripsikan secara umum terlebih dahulu perangkat-perangkat jaringan komputer
di dalam gedung ITJEN KEMDIKBUD yang terdiri dari 3 (tiga) lantai, adalah sebagai
berikut :
1. Di dalam Kantor ITJEN KEMDIKBUD memiliki server yang terdapat pada lantai 3
yang berfungsi sebagai cloud server, bersama dengan 1 komputer admin server dan
Core switch untuk menghubungkan hub lantai 1 ,2 dan 3.
2. Terminal yang digunakan berupa Switch berjumlah 3 buah yang terdapat pada
masing-masing lantai satu buah, Untuk terminal yang digunakan menggunakan
Switch Avaya 3524 GT
3. Jumlah PC/Laptop yang digunakan sebagai client ialah 80 buah yang terdapat pda
lantai 1 sebanyak 40 PC, dan lantai 2 sebanyak 40 PC, dan 1 buah komputer admin
server untuk memonitoring para client yang terdapat pada lantai 3.
36
4. Kabel yang digunakan dalam pembentukan jaringan komputer yang terdapat di
kantor ITJEN KEMDIKBUD ialah kabel UTP Belden.
Sumber : ITJEN KEMDIKBUD
Gambar III.3. Blok Jaringan Kepegawaian
Sesuai dengan gambar pada blok jaringan penulis menganalisa blok jaringan
yang digunakan untuk menghubungkan switch Lant 3-switch Lant 2-PC Router-switch
Lant 1 adalah topologi bus. Dengan alasan perangkat-perangkat tersebut diatas
terhubung seperti garis lurus, yang megasumsikan bahwa itu adalah topologi Bus.
Di karenakan setiap komputer memiliki akses tersendiri atau memiliki kuasa
untuk mengoperasikan sebuah komputer secara penuh. Pada dasarnya system
pengoperasian topologi bus yang mana setiap data akan transit di seluruh komputer yang
terhubung pada terminal server utama
37
3.2.2. skema jaringan
Sumber : ITJEN KEMDIKBUD
Gambar III.4
Skema Jaringan ITJEN KEMDIKBUD
Dari skema jaringan di atas gedung ITJEN KEMDIKBUD terdapat PC Client
sebanyak 80 pc yang berada pada lantai 1 dan 2, namun penulis hanya mencantumkan
PC Client sebanyak 5 Pc saja pada setiap lantai 1 dan 2. Server yang dimiliki oleh
gedung ITJEN KEMDIKBUD ialah Cloud Server.
Cloud Server ialah sebuah teknologi yang menggabungkan antara komputer
dengan suatu jaringan berbasis internet. Fungsi dari Cloud Server itu sendiri ialah untuk
38
menjalankan berbagai program dari sebuah komputer dengan menggunakan akses
internet. Jadi selama PC terhubung dengan jaringan internet gedung ITJEN
KEMDIKBUD maka PC tersebut akan selalu terhubung dengan Cloud Server.
Protokol jaringan yang digunakan di gedung ITJEN KEMDIKBUD yang
digunakan untuk memberikan alamat IP kepada komputer client atau perangkat jaringan
secara otomatis memakai DHCP Server memberikan alamat IP secara otomatis kepada
komputer client, dan DHCP Client pada komputer client untuk meminta IP secara
otomatis.
Dilihat dari skema jaringannya maka dapat diketahui bahwa gedung ITJEN
menggunakan jenis topologi bus. Topologi bus adalah suatu metode atau cara untuk
menghubungkan dua atau lebih komputer secara serial, dengan memakai kabel utama
sebagai center atau pusat lalu lintas data. Adapun perangkat untuk menghubungkan
masing masing komputer ialah berupa switch. Di gedung ITJEN KEMDIKBUD
menggunakan kabel UTP Belden.
Secara umum jaringan pada gedung ITJEN KEMDIKBUD telah dijelaskan di
dalam blok jaringan dan pada skema jaringan ini penulis berusaha menjelaskan jaringan
komputer yang didapat dari hasil riset yang ada. Berikut ini penjelasan jaringan
komputer gedung ITJEN KEMDIKBUD , adalah sebagai berikut :
1. Server yang terhubung pada switch lantai 1 - 3 hanya berfungsi sebagai claud server.
Pada intinya teknologi ini memanfaatkan media internet sebagai pusat server untuk
pengolahan data. Sehingga data-data yang diperlukan oleh client dapat mudah
diakses dan tidak perlu lagi menyimpan data melalui alat penyimpanan data seperti
flashdisk, dan lain-lain.
39
2. Kantor ITJEN KEMDIKBUD memiliki link internet yang dinamakan
JARDIKNAS
3. Internet Service Provider (ISP) yang digunakan kantor ITJEN ialah TELKOM
INDONESIA dan mempunyai 1 BACKUP LINK INDOSAT yang dinamakan
dikementrian JARDIKNAS.
4. Untuk terminal yang digunakan menggunakan Switch Avaya 3524 GT
5. Jumlah PC/Laptop yang digunakan sebagai client ialah 80 buah dan 1 buah
komputer admin server untuk memonitoring para client.
6. Kabel yang digunakan dalam pembentukan jaringan komputer yang terdapat di
kantor ITJEN KEMDIKBUD ialah kabel UTP Belden.
3.2.3. Keamanan Jaringan
Pengaturan keamanan pada jaringan komputer pada intinya ialah mengatur akses
software maupun hardware setiap pemakai agar tidak dapat meyebabkan gangguan pada
sistem. Keamanan Jaringan yang terdapat pada Kantor ITJEN KEMDIKBUD adalah
sebagai berikut:
1. Keamanan Jaringan Hardware
Untuk perawatan hardware bisa dikatakan baik kerana adanya teknisi gedung yang
berjaga stand-by 24 jam dalam gedung untuk memonitoring perangkat – perangkat
atau hardware yang mungkin saja mengalami kerusakan sehingga bisa diantisipasi
seminimal mungkin agar tidak terjadi kerusakan dalam waktu lama yang akan
mengganggu pekerjaan para pegawai dan staff di Gedung ITJEN KEMDIKBUD.
40
Selain itu untuk menjaga keamanan perangkat Hardware, gedung ITJEN
KEMDIKBUD juga memiliki :
a. Ruang server pada akses masuknya juga diberikan pengunci sandi, serta
terdapat finger print detector, dan hanya beberapa karyawan yang mempunyai
kepentingan saja yang bisa masuk ke ruang tersebut.
b. Setiap PC juga dibatasi hak akses dengan menggunakan username dan password
untuk karyawan yang berkepentingan saja.
2. Keamanan software
Keamanan software tidak kalah penting dengan hardware. Karena melalui software-
lah peretasan dan pencurian data atau yang biasa kita kenal dengan hacking atau
cracking bisa terjadi. Untuk menjaga keamanan software gedung ITJEN memiliki
system keamanan seperti :
a. Pada komputer server meggunakan device bernama cyberoam berbayar license
expire.
b. Pada komputer client menggunakan firewall bawaan dari windows 10 dan
windows 7 serta terpasang antivirus SMADAV 2018.
3.2.4. Spesifikasi perangkat keras
Perangkat keras yang digunakan pada jaringan yang ada di gedung ITJEN
KEMDIKBUD adalah sebagai berikut :
1. Perangkat Keras Komputer Admin Server
Perangkat keras yang diperlukan untuk membuat sebuah jaringan Komputer yang
digunakan untuk server harus memiliki spesifikasi yang lebih bagus dari komputer
client. Hal ini disebabkan komputer server berfungsi sebagai pusat pengolah data.
41
Disini akan dijelaskan spesifikasi perangkat keras pada komputer server yang
digunakan pada kantor ITJEN KEMDIKBUD dalam jaringan Local Area Network
dengan table yaitu :
Tabel III.2 Spesifikasi Admin Server
Sumber: gedung ITJEM KEMDIKBUD
2. Perangkat keras komputer client
Dalam sebuah jaringan tidak hanya komputer server yang dibutuhkan tetapi juga
perlu komputer client. Komputer client berfungsi sebagai user (pengguna) yang
membutuhkan data dari komputer server. Komputer client juga memiliki andil yang
besar dalam sebuah jaringan. Oleh karena itu spesifikasi komputer client juga harus
diperhatikan. Berikut ini adalah spesifikasi perangkat keras komputer client pada
kantor ITJEN KEMDIKBUD :
Tabel III.3 Spesifikasi komputer client
Sumber: ITJEN KEMDIKBUD
No Perangkat keras Merek dan Jenis1 Prosesor Minimal Support Intel Xeon Quad Core 2. 0 GHz E55032 Memory Minimal Suppot sampai dengan standar 8 Slot DIMM Minimal 6 GB RAM3 storage Minimal HDD 4 x 1 TB4 Disk bays Minimal 4 HDD Hot Plug5 Network Interface Support mimimum 2 port Gigabit Ethernet Ports
42
3. Switch
Didalam gedung ITJEN KEMDIKBUD memiliki Core Switch Avaya 9080 CP, dan
Switch Access Point Alied Telesis, dan Switch Access Avaya 3524 GT dengan ports
24 x 100 (PoE+) + 4 x shared SFP + 2 x SFP mempunyai kapasitas kecepatan 38,7
Mpps, 52 Gpps Fast Ethernet yang memungkinkan dengan cepat membuat jaringan
kabel. Hubungkan Avaya 3524 GT ke beberapa komputer bersama – sama untuk
berbagi bermacam – macam data, atau hubungkan ke router untuk berbagi koneksi
internet.
4 . Access Point
Di dalam gedung ITJEN KEMDIKBUD memiliki Access Point Aruba 205.
3.2.5. Spesifikasi Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang digunakan pada gedung ITJEN menggunakan beberapa
perangkat lunak yang menjadi infrastruktur dasar dan sarana untuk kebutuhan bekerja
dan juga untuk mengakses ke internet. Dari hasil pengamatan kami, dapat kami
simpulkan bahwa pada komputer server dan client banyak kesamaan perangkat lunak
yang digunakan pada tiap – tiap komputer. Maka kami membuat penjelasan
spesifikasi perangkat lunak dengan tabel sebagai berikut :
1. Spesifikasi Perangkat Lunak komputer Admin Server
Tabel III.4 Spesifikasi perangkat lunak pada Komputer Admin Server
Sumber: Gedung ITJEN KEMDIKBUD
no Perangkat Lunak Jenis1 sistem operasi Windows Server 20082 browser Internet Explorer3 NETWORK PUTTY
43
2. Spesifikasi Perangkat Lunak Komputer Client
Tabel III.5 Spesifikasi perangkat lunak pada Komputer Client
Sumber : Gedung ITJEN KEMDIKBUD
3.3. Permasalahan pokok
Berdasarkan hasil analisa dari penulis, maka dapat disimpulkan ada beberapa
permasalahan yang terjadi pada gedng ITJEN KEMDIKBUD adalah sebagai berikut:
1. Pemanfaatan manajemen bandwidth yang kurang maksimal atau tidak merata, hal ini
dapat disebabkan oleh adanya satu atau lebih client yang menghabiskan kapasitas
bandwidth dalam jaringan tersebut untuk mendownload dan dapat menyita kapasitas
bandwidth. Oleh karena itu akibatnya client yang lain hanya mendapatkan bandwidth
yang kecil danmembutuhkan waktu lama untuk mengakses internet atau aplikasi
yang dibutuhkan.
2. Jaringan di Gedung ITJEN KEMDIKBUD kerap terjadi koneksi sering terputus, hal
ini disebabkan terjadinya kabel yang terkelupas atau kurang pas dengan port
konektornya.
3.4. Pemecahan Masalah
Beberapa kendala atau kekurangan pada jaringan internet yang telah dipaparkan
pada bagian permasalahan pokok tersebut menunjukan adanya keterbatasan yang bisa
no Perangkat Lunak Jenis1 sistem operasi Windows 2010 (all client )2 browser Mozilla Firefox, Internet Explorer, Google Chrome3 program pengolahan data Microsoft office 2016
44
menyebabkan kinerja jaringan pada gedung ITJEN KEMDIKBUD menjadi tidak
maksimal. Berikut adalah pemecahan masalah dari yang penulis temui, diantaranya
adalah:
1. Membatasi dan memanfaatkan bandwidth dengan maksimal.
Salah satu solusi agar bandwidth dapat dimanfaatkan lebih maksimal adalah dengan
megelola bandwidth yang tersedia dalam jaringan tersebut dimana salah satunya
yaitu dengan membatasi pemakaian kapasitas bandwidth disetiap client. Dengan
demikian jika ada client yang mengakses internet yang membutuhkan kapasitas
bandwidth besar, maka client yang lain tidak akan terganggu. Karena setiap client
sudah mempunyai kapasitas bandwidth masing – masing berdasarkan limit paket
yang dipakai untuk mengakses internet.
2. Mengganti kabel jaringan yang lama dengan kabel baru.
Salah satu agar koneksi jaringan internet tidak terputus ialah, mengganti kabel
jaringan yang lama dengan kabel baru serta penempatan kabel juga harus sesuai,
serta member label nama pada setiap kabel yang digunakan sehingga mempermudah
dalam proses pencarian apabila terjadi sebuah masalah pada kabel yang di gunakan
dan tidak terlilit agar koneksi bisa berjalan dengan baik.
3.5. Analisa Usulan
Untuk mengatasi permasalahan yang sudah disebutkan sebelumnya, maka
penulis membuat analisa usulan untuk memberikan kinerja dalam mengatasi internet
atau manajemen bandwidth yang maksimal dengan fitur Simple queue.
Agar pembagian bandwidth ke setiap PC bisa terpenuhi ada beberapa tahapan yang
dilakukan yaitu:
45
1. Menentukan IP Address untuk IP Local pada mikrotik.
2. Melimitasi bandwidth IP Address disetiap clientdengan simple queue .
3. Menentukan routing pada gateway Mikrotik sehingga dirinya sendiri harus bisa
terkoneksi ke internet.
4. Mengaktifkan NAT pada Mikrotik agar setiap client bisa terkoneksi ke internet.
5. Membatasi penggunaan Bandwidth download dan upload untuk setiap Client dengan
Simple Queue.
3.5.1. Skema Usulan
Gambar III.5
Skema Usulan Jaringan ITJEN KEMDIKBUD
46
Didalam sekma usulan jaringan ITJEN KEMDIKBUD penulis mengusulkan
untuk adanya penambahan alat Mikrotik untuk Pemanfaatan manajemen bandwidth yang
bisa lebih maksimal, hal ini dapat dikarenakan adanya satu atau lebih client yang
menghabiskan kapasitas bandwidth dalam jaringan tersebut untuk mendownload dan
dapat menyita kapasitas bandwidth.
Sebagai akibatnya client yang lain hanya mendapatkan bandwidth yang kecil
dan membutuhkan waktu lama untuk mengakses internet atau aplikasi yang dibutuhkan.
3.5.2.konfigurasi usulan
Berikut tahapan-tahapan konfigurasi limitasi bandwidth yang penulis lakukan pada
WinBox:
1. Memberikan alokasi IP untuk seluruh client yang ada, dengan cara masuk ke jendela
utama pada Winbox pilih IP ->Addresses->klik tanda “+” pada jendela address list,
masukkan ip addresss yang akan kita bagikan limitasi bandwidth-nya, lalu arahkan
interface ke jaringan lokal yang ada (ether2).
2. Cotoh Konfigurasi Dan membuat 1 Networks ITJEN sebagai pusat Parent dari PC
Lantai 1, PC Lantai 2, Lantai 3 Server
47
Sumber : Hasil Penlitian (2019)
Gambar III.6 Contoh Konfigurasi Networks ITJEN
3. Contoh konfigurasi Server yang ada pada lantai 3 yang sudah di limit dan di
PARENT ke networks ITJEN
Sumber : Hasil Penelitian (2019)
Gambar III.7 Konfigurasi Server Lantai 3
4. Contoh Konfigurasi Networks Lantai 2yang sudah di limit untuk disambungkan ke
PC Client lantai 2 dan di Parent ke networks ITJEN
48
Sumber : Hasil Penelitian (2019)
Gambar III.8 Contoh Konfigurasi Networks Lantai 2
5. Contoh Konfigurasi Networks Lantai 1 yang sudah di limit untuk disambungkan ke
PC Client lantai 1 dan di Parent ke networks ITJEN
Sumber : Hasil penelitian (2019)
Gambar III.9 Contoh Konfigurasi Networks Lantai 1
6. Contoh tampilan daftar list Client setelah dilakukan limitasi bandwidth dengan
Simple Queue.
49
Sumber : Hasil Penelitian (2019)
Gambar III.10 Daftar List Di Dalam Simple Queue
3.5.3. analisa biaya
Didalam analisa biaya penulis menyarankan penambahan RouterBoard 2011Ils
(Desktop case + SFP) dengan harga Rp.1.482.000,00 untuk memanagement bandwith
dengan spesifikasi sebagai berikut :
Tabel III.7
Analisa biaya dan Spesifikasi RouterBoard mikrotik