122 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Yang Digunakan Penelitian ini menggunakan pendekatan Mixed Method Research (MMR). Mixed Method Research menurut Creswell (2014) adalah sebuah metode penelitian yang melibatkan pengumpulan data, analisis, dan pengintegrasian penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam sebuah studi. Tujuan metode penelitian ini yaitu memberikan pemahaman yang lebih baik di dalam problem penelitian dari kedua pendekatan penelitian dengan menggunakan kombinasi kedua metode ini penelitian yaitu kuantitatif dan kualitatif. Desain peneitian Mixed Methods Research ini menggunakan strategi Explanatory Sequential Design, adalah desain yang menggunakan dua fase penelitian yang berurutan (sequential), yaitu kuantitatif diikuti dengn kualitatif (Creswell, Plano Clark, et al., 2011). Penelitian fase pertama kuantitatif hasilnya dijelaskan dan diuraikan pada penelitian fase kedua kualitatif. Analisa kuantitatif pada fase pertama mampu menjelaskan masalah penelitian, sedangkan data dan analisa kualitatif pada fase kedua dapat menjelaskan dan melengkapi statistik dengan mengekspolrasi pandangan responden serta masukan lainnya yang lebih mendalam (Creswell, 2014).
64
Embed
BAB III METODE PENELITIAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140018_3_5374.pdf · Desain peneitian Mixed Methods Research ini menggunakan strategi Explanatory
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
122
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Yang Digunakan
Penelitian ini menggunakan pendekatan Mixed Method Research (MMR).
Mixed Method Research menurut Creswell (2014) adalah sebuah metode
penelitian yang melibatkan pengumpulan data, analisis, dan pengintegrasian
penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam sebuah studi. Tujuan metode penelitian
ini yaitu memberikan pemahaman yang lebih baik di dalam problem penelitian
dari kedua pendekatan penelitian dengan menggunakan kombinasi kedua metode
ini penelitian yaitu kuantitatif dan kualitatif.
Desain peneitian Mixed Methods Research ini menggunakan strategi
Explanatory Sequential Design, adalah desain yang menggunakan dua fase
penelitian yang berurutan (sequential), yaitu kuantitatif diikuti dengn kualitatif
(Creswell, Plano Clark, et al., 2011). Penelitian fase pertama kuantitatif hasilnya
dijelaskan dan diuraikan pada penelitian fase kedua kualitatif. Analisa kuantitatif
pada fase pertama mampu menjelaskan masalah penelitian, sedangkan data dan
analisa kualitatif pada fase kedua dapat menjelaskan dan melengkapi statistik
dengan mengekspolrasi pandangan responden serta masukan lainnya yang lebih
mendalam (Creswell, 2014).
123
Quan data Collection Quan Data Analysis Qual Data Collection Qual
Data Analyis Interpretation of Entire Analysis
Gambar 3.1 Explanatory Sequential Design
(Sumber : Cresswel, 2014)
Explanatory Sequential Design ini dimulai dari quan data collection,
kemudian hasil quan data collection dilakukan analysis (quan data analysis),
hasil dari quan data analysis merupakan masukan untuk qual data collection,
yang selanjutnya dilakukan qual data analysis, hasil dari analisa tersebut menjadi
masukan untuk pembentukan interpretation, sebagaimana terlihat pada Gambar
3.1.
Strategi mixed method research yang digunakan adalah Explanatory
Sequential design. Menurut Creswell (2009), sequential mixed method yaitu
dimana peneliti menguraikan atau memperluas temuan suatu metode dengan
metode lain. Strategi ini melibatkan wawancara kualitatif dengan tujuan
eksplorasi dan metode survei kuantitatif dengan sampel yang besar sehingga
peneliti bisa melakukan generalisasi hasil sebuah populasi. Selain itu, penelitian
ini dimulai dengan metode kuantitatif di mana teori atau konsep diuji, diikuti
dengan metode kualitatif yang melibatkan eksplorasi rinci dengan beberapa kasus
atau individu.
Penelitian kuantitatif menggunakan dua jenis analisis, yaitu analisis
deskriptif dan verifikatif. Analisis deskriptif adalah penelitian yang bertujuan
untuk memperoleh gambaran atau deskripsi tentang keadaan atau kondisi variabel
QUAN QUAL
124
penelitian dengan melihat dari variabel turbulensi lingkungan, kepemimpinan
strategis, budaya organisasi, strategi Human Capital dan kinerja unit bisnis pada
perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri telekomunikasi di Indonesia.
Sedangkan analisis verifikatif adalah penelitian untuk mengetahui hubungan antar
variabel melalui suatu pengujian hipotesis berdasarkan data di lapangan(Cooper
dan Schindler, 2008).
Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan metode descriptive
survey, yaitu pengumpulan data yang dilakukan terhadap suatu objek di lapangan
dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok, yang
kemudian dapat diukur tingkat kriterium variabel yang diteliti pada perusahaan-
perusahaan yang bergerak di unit bisnis operatortelekomunikasi di Indonesia.
Selanjutnya untuk pelaksanaan analisis verifikatif, yaitu menjelaskan hubungan
kausal antarvariabel melalui pengujian hipotesis maka metode yang digunakan
adalah explanatory survey.
Rancangan pemecahan masalah dengan menggunakan Mixed Methode
Research (MMR), adapun rancangan pembahasan hasil dengan menggunakan
metode MMR sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini:
125
Gambar 3.2. Rancangan Pembahasan Hasil Dengan MMR
(Sumber : Cresswell ,2012 dalam Bustamante, 2013)
Rancangan praktis pelaksanaan penelitian dengan menggunakan Mixed
Methode Research (MMR) adalah sebagaimana yang terlihat pada Gambar 3.3.
Dalam tahap awal dilakukan dengan quantitative model, menggunakan konsep,
variabel dan indikator yang ditetapkan, kemudian dilakukan pengukuran melalui
survey. Penelitian kuantitatif bersifat deskriptif dan verifikatif. Penelitian
deskriptif bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang variabel-variabel
penelitian, sedangkan penelitian verifikatif adalah untuk mengetahui hubungan
antar variabel melalui pengujian hipotesis berdasarkan data empirik.
Hasil dari quantitative model selanjutnya dilakukan metode qualitative
model melalui exploratory dengan Forum Group Discussion (FGD) dan
wawancara kepada expert terkait. Pembahasan dilakukan pada setiap variabel,
dimensi dan indikator turbulensi lingkungan, kepemimpinan strategis, budaya
organisasi, strategi human capital, dan kinerja unit bisnis.
126
Tahapan selanjunya dilakukan confirmatory dan pembuatan model strategi
human capital sebagai bagian dari model aplikatif yang akan diterapkan dalam
penelitian ini.
Gambar 3.3. Rancangan Praktis MMR
3.1.1. Quantitative Model (Explanatory Research)
Penelitian eksplanatori adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji
suatu teori atau hipotesis, hasil uji bisa memperkuat teori atau menolak teori dari
hipotesis penelitian sebelumnya. Penelitian ini dilakukan untuk uji hipotesis
dengan menggunakan statistik, tujuannya adalah untuk memperoleh faktor yang
signifikan yang mempengaruhi variabel kinerja unit bisnis pada operator
telekomunikasi di Indonesia. Menurut Umar (1999), analisis eksplanatori adalah
penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu
variabel dengan variabel lainnya, atau bagaimana satu variabel mempengaruhi
QUANTITATIVE QUALITATIVE
NEWAPPLIEDMODEL
FGDDATACOLLECTION
EXPLORATORY
TL,KS,BO,SHC,KUB
DIMENSI&INDIKATOR
MODELSTRATEGIHC
CONCEPTS
VARIABLES
MEASURES
NEWCONCEPT
CONFIRMATORYRESULTS
FGDINTERPRETATION
FGDDATAANALYSIS
SURVEY ANALYSISHASILSURVEY
127
variabel lainnya. Penelitian eksplanatori menurut Singarimbun dan Effendi (1995)
merupakan penelitian yang menganalisis hubungan kausal variabel-variabel
penelitian dan menguji hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya. Penelitian ini
dimulai dari pertanyaan dasar mengapa dan bagaimana sesuatu terjadi.
Menurut Malhotra (2010), bahwa penelitian yang tepat untuk pemecahan
masalah dan bisa meningkatkan tujuan dalam menggali ilmu yaitu dengan
memperoleh gambaran atau deskripsi dari variabel yang diteliti serta mengungkap
keterkaitan antar variabel.
Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian konklusif
yaitu penelitian yang menguji hipotesis dan mengetahui hubungan antar variabel
dengan penelitian deskriptif dan atau kausalitas. Pemilihan penelitian deskriptif
dan kausalitas ini disesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengkaji,
menganalisis dan menginterpretasikan hasil penelitian dari setiap variabel.
Unit analisis dalam penelitian ini adalah unit bisnis yang terhubung
dengan portofolio unit bisnis operator telekomunikasi di Indonesia, sebagai unit
observasinya adalah kepala unit bisnis atau yang setingkat pada operator
telekomunikasi di Indonesia. Cakupan waktu pengamatan dalam penelitian ini
adalah bersifat cross section/ one shoot, artinya informasi data yang dikumpulkan
langsung ditempat kejadian secara sekaligus pada waktu tertentu, penelitian ini
dilakukan pada tahun 2017.
Rancangan analisis yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah
dengan menggunakan Partial Least Square (PLS). PLS merupakan metode
analisis yang powerful karena dapat diterapkan pada semua skala data, tidak
128
membutuhkan banyak asumsi dan ukuran sampel tidak harus besar. PLS selain
dapat digunakan sebagai konfirmasi teori juga dapat digunakan untuk
merekomendasikan hubungan yang ada atau belum dan juga mengusulkan
proposisi pengujian selanjutnya (Wold, H., 1985).
3.1.2. Qualitative Model (Exploratory Research)
Setelah penelitian kuantitatif dilakukan, selanjutnya diikuti dengan
penelitian kualitatif yang melibatkan eksplorasi rinci dengan beberapa kasus atau
individu. Penelitian kualitatif menggunakan analisis eksploratori (Exploratory
Analysis) yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji suatu teori atau hipotesis
guna memperkuat atau bahkan menolak teori atau hipotesis hasil penelitian yang
sudah ada (Umar, 1999).
Analisis eksploratori digunakan pada penelitian yang meneliti sesuatu
yang belum pernah diketahui, yang menarik perhatian, belum dipahami dan
dikenali dengan baik. Tujuan dari penelitian eksploratori adalah untuk
memberikan definisi atau penjelasan mengenai konsep dan pola yang digunakan
dalam penelitian. Pada akhirnya, penelitian ini akan mencari informasi yang lebih
lengkap dan lebih terinci, peneliti akan mengajukan “what” untuk menggali
informasi lebih dalam lagi. Sifat dari penelitian ini memiliki aspek kreatif,
fleksibel, terbuka dan semua sumber dijadikan penting dalam pengumpulan
informasi.
Tujuan pada penelitian eksploratori ini adalah untuk memvalidasi data
yang diuji menggunakan analisis kuantitatif sebelumnya. Pada proses ini akan
dilakukan pencarian dan pengambilan informasi melalu Focus Group Discussion
129
(FGD). Sehingga penelitian eksploratori akan digunakan untuk memenuhi tujuan
pada penelitian ini yaitu membuat model Strategi Human Capital yang
meningkatkan kinerja unit bisnis dengan melibatkan turbulensi lingkungan,
kepemimpinan strategis dan budaya organisasi.
3.2. Operasionalisasi Variabel
Pokok masalah yang diteliti terdiri dari 3 variabel independen, yaitu
Turbulensi Lingkungan (X1), Kepemimpinan Strategis (X2), dan Budaya
Organisasi (X3); 1 variabel intervening, yaitu Strategi Human Capital (Y), serta 1
variabel dependent yaitu Kinerja Unit Bisnis (Z). Untuk mengetahui pengaruh
turbulensi lingkungan, kepemimpinan strategis dan budaya organisasi terhadap
model strategi Human Capital dan kinerja unit bisnis pada industri telekomunikasi
di Indonesia, maka dilakukan pengukuran terhadap variabel-variabel penelitian.
Sesuai yang sudah dikemukakan pada BAB II, salah satu untuk mencapai variabel
dependent (Z), kinerja unit bisnis adalah dengan melakukan Strategi Human
Capital (variabel Z). Dengan demikian, Variabel Strategi Human Capital disebut
sebagai variabel intervening atau variabel penyela.
Pada BAB kajian pustaka tergambar bahwa perusahaan yang dapat
mengantisipasi turbulensi lingkungan, telah memiliki kepemimpinan strategis,
budaya organisasi dan memiliki strategi Human Capital yang baik, maka
perusahaan tersebut dapat meningkatkan kinerja unit bisnisnya dengan baik dan
dapat bertahan (sustain).
130
Untuk dapat sampai tahap pengumpulan data maka variabel penelitian yang
diturunkan ke level operasional harus mengacu pada hipotesis yang telah
dirumuskan. Berdasarkan judul penelitian terdapat 5 variabel dalam penelitian ini:
a. Variabel Turbulensi Lingkungan, variabel independen pertama (X1);
b. Variabel Kepemimpinan Strategis, variabel independen kedua (X2);
c. Variabel Budaya Organisasi, sebagai variabel independen ketiga (X3);
d. Variabel Strategi Human Capital, sebagai variabel intervening (Y);
e. Variabel Kinerja Unit Bisnis, sebagai variabel dependen (Z).
Berdasarkan hasil kajian pustaka terhadap masing-masing konstruk variabel
penelitian telah diperoleh konsep, dimensi, indikator, yang selanjutnya dapat
dikembangkan menjadi operasionalisasi variabel penelitian seperti pada Tabel 3.1.
Untuk setiap indikator dalam operasionalisasi variabel pada tabel-tabel
tersebut diukur menggunakan skala pengukuran Likert. Skala Likert
diperkenalkan oleh Rensis Likert pada tahun 1932 (Brace, 2004). Skala Likert
diperuntukkan untuk mengukur tingkat persetujuan responden atas
pertanyaan/penyataan yang diajukan terkait variabel yang diteliti. Skala Likert
yang digunakan menggunakan skor 1-5. Skala Likert ini dipandang memiliki
sakala pengukuran interval sehingga dapat dihitung rata-rata dan standar deviasi
dari skor yang diperoleh.
131
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel (Lanjutan)
Variabel Konsep
Variabel Dimensi Indikator Ukuran Item
Kues.
Skala
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Turbulensi
Lingkungan
(X1)
Turbulensi
lingkungan
didefinisikan
sebagai suatu
kondisi
lingkungan
eksternal
(pasar,
kompetisi,
teknologi,
regulasi) yang
tidak pasti,
cepat berubah,
kacau dan sulit
diprediksi
serta ditandai
dengan
kecepatan
perubahan
yang
berdampak
disruptive
terhadap bisnis
dan jika
dimanfaatkan
maka akan
menjadi
peluang.
Turbulensi
Lingkungan
Pasar
Tingkat
kecepatan
perubahan
preferensi
pelanggan
Tinggi/rendahnya
kecepatan
perubahan
preferensi
terhadap produk
Q1-1 Ordinal
Tingkat
seringnya
pencarian
produk baru
Tinggi/rendahnya
frekuensi
pencarian produk
baru
Q1-2
Tingkat
permintaan
produk
eksisting
Tinggi/rendahnya
frekuensi
permintaan
produk eksisting
Q1-3
Tingkatan
perbedaan
kebutuhan
pelanggan
baru dan
lama
Tinggi/rendahnya
intensitas
perbedaan
kebutuhan
pelanggan baru
dan lama
Q1-4
Tingkat
kecepatan
perubahan
praktek-
praktek
pemasaran
Tinggi/rendahnya
kecepatan
perubahan
praktek
pemasaran
Q1-5
Turbulensi
Lingkungan
Teknologi
Tingkat
kecepatan
perubahan
teknologi
Tinggi/rendahnya
kecepatan
perubahan
teknologi
Q2-1 Ordinal
Tingkat
kesulitan
memprediksi
perubahan
teknologi
Tinggi/rendahnya
kesulitan dalam
memprediksi
perubahan
teknologi
Q2-2
Tingkat
intensitas
peluang dari
terobosan
teknologi
Tinggi/rendahnya
intensitas peluang
yang dihasilkan
terobosan
teknologi
Q2-3
Tingkatan
munculnya
produk baru
hasil
terobosan
Tinggi/rendahnya
intensitas
munculnya
produk baru hasil
terobosan
Q2-4
132
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel (Lanjutan)
Variabel Konsep
Variabel Dimensi Indikator Ukuran Item
Kues.
Skala
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
teknologi teknologi
Turbulensi
Lingkungan
Regulasi
Tingkat
kesulitan
memprediksi
perubahan
regulasi
Tinggi/rendahnya
kesulitan
memprediksi
perubahan
regulasi
Q3-1 Ordinal
Tingkat
kecepatan
perubahan
regulasi
Tinggi/rendahnya
kecepatan
perubahan
regulasi dari
waktu ke waktu
Q3-2
Tingkat
keketatan
regulasi
Tinggi/rendahnya
keketatan regulasi
Q3-3
Tingkat
ketidak-
pastian
hukum
terhadap
pelaksanaan
regulasi
Tinggi/rendahnya
ketidakpastian
hukum terhadap
pelaksanaan
regulasi
Q3-4
Turbulensi
Lingkungan
Kompetisi
Tingkat
persaingan
antar
operator
Tinggi/rendahnya
intensitas
persaingan antar
operator
Q4-1 Ordinal
Intensitas
perang harga Tinggi/rendahnya
intensitas perang
harga
Q4-2
Tingkat
kemudahan
kompetitor
untuk
menandingi
produk yang
ditawarkan
Tinggi/rendahnya
kemudahan
kompetitor untuk
menandingi
produk yang
ditawarkan
Q4-3
Tingkatan
munculnya
pergerakan
baru dari
kompetitor
Tinggi/rendahnya
intensitas
munculnya
pergerakan baru
dari kompetitor
Q4-4
Tingkat
kekuatan
Tinggi/rendahnya
kekuatan
Q4-5
133
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel (Lanjutan)
Variabel Konsep
Variabel Dimensi Indikator Ukuran Item
Kues.
Skala
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
kompetitor competitor
Tingkat
intensitas
munculnya
produk baru
dari
kompetitor
Tinggi/rendahnya
intensitas
munculnya
produk baru dari
kompetitor
Q4-6
Tingkat
munculnya
produk
pengganti
Intensitas
munculnya
produk pengganti
Q5-1 Ordinal
Tingkat
intensitas
OTT player
Intensitas
munculnya
pemain OTT
Q5-2
Turbulensi
Lingkungan
Disruptive
Tingkat
disruptive
innovation
Aplikasi
Intensitas
disruptive
innovation di
aplikasi
Q5-3
Tingkat
Disruptive
Bisnis Model
Intensitas
disruptive di
bisnis model
Q5-4
Kepemimpinan
Stategis (X2)
Envisioning
Tingkat
kemampuan
mengidentifi
kasi peluang
bisnis
perusahaan
Tinggi/rendahnya
identifikasi
peluang bisnis
Q6-1 Ordinal
Tingkat
kemampuan
dalam
menciptakan
transformasi
perusahaan
sesuai
perkembang-
an
Tinggi/rendahnya
dalam
menciptakan
transformasi
perusahaan
Q6-2
Tingkat
kemampuan
mendefinisi-
kan secara
jelas visi
perusahaan
Tinggi/rendahnya
hasil pada
perubahan visi
perusahaan
Q6-3
Engaging Tingkat
kemampuan
Tinggi/rendahnya
hubungan internal Q7-1 Ordinal
(Lanjutan)
(Lanjutan)
(Lanjutan) (Lanjutan)
(Lanjutan)
(Lanjutan) (Lanjutan)
134
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel (Lanjutan)
Variabel Konsep
Variabel Dimensi Indikator Ukuran Item
Kues.
Skala
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
menjalin
hubungan
internal yang
baik Tingkat
kemampuan
dalam
memiliki
sifat
keterbukaan
(openness)
Tinggi/rendahnya
sifat keterbukaan
gaya
kepemimpinan
Q7-2
Tingkat
Kemampuan
memberikan
solusi
(crowdsour-
cing)
karyawan
Tinggi/rendahnya
praktek
fleksibilitas kerja
Q7-3
Tingkat
dalam
memenuhi
work life
balance
Tinggi/rendahnya
praktek
keseimbangan
hidup dan kerja
Q7-4
Governing
Tingkat
kemampuan
sebagai
pelopor
governance
Tinggi/rendahnya
proses kerja
efisien
Q8-1 Ordinal
Tingkat
kemampuan
membangun
service unit
Tinggi/rendahnya
jumlah service
unit digital
Q8-2
Digital
Leadership
Tingkat
kemampuan
menetapkan
prioritas
dalam bisnis
digital
Tinggi/rendahnya
prioritas bisnis
digital
Q9-1 Ordinal
Tingkat
kemampuan
membangun
digital
capabilities
di
Tinggi/rendahnya
jumlah karyawan
yang memiliki
digital
capabilities
Q9-2
135
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel (Lanjutan)
Variabel Konsep
Variabel Dimensi Indikator Ukuran Item
Kues.
Skala
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
perusahaan
Tingkat
kemampuan
menetapkan
platform
digital bisnis
Tinggi/rendahnya
penggunaan
platform digital
Q9-3
Disruptive
Innovation
Tingkat
kemampuan
inovasi
dalam
membuka
pasar baru
Tinggi/rendahnya
pasar produk baru
yang diciptakan
Q10-1 Ordinal
Tingkat
kemampuan
meningkat-
kan inovasi
diperusahaan
Tinggi/rendahnya
jumlah inovasi
yang dihasilkan di
perusahaan
Q10-2
Tingkat
kemampuan
membangun
budaya
digital
Tinggi/rendahnya
aktivasi budaya
perusahaan
Q10-3
Budaya
Organisasi (X3) Budaya yang
diimplementas
ikan di
Organisasi
People
Culture Melakukan
budaya
komunikasi
yang terbuka
dengan rekan
kerja
Tinggi/rendahnya
komunikasi yang
terbuka dan
mendukung antar
rekan kerja
Q11-1 Ordinal
Mendorong
menciptakan
budaya
inovasi
Tinggi/rendahnya
leaders
menciptakan
budaya inovasi
Q11-2
Memberikan
perhatian
pada aktivasi
budaya
Tinggi/rendahnya
perhatian leaders
terhadap tugas
aktivasi budaya
Q11-3
Proses
Culture Memonitor
proses
aktivasi
budaya
Tinggi/rendahnya
leaders
memonitor
prosesaktivasi
budaya
Q12-1 Ordinal
Menciptakan
lingkungan
Tinggi/rendahnya
leaders dalam
menciptakan
Q12-2
136
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel (Lanjutan)
Variabel Konsep
Variabel Dimensi Indikator Ukuran Item
Kues.
Skala
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
kerja yang
kreatif
inovatif
lingkungan kerja
kreatif
daninovatif Mendukung
proses
perbaikan
yang
berkelanjutan
Tinggi/rendahnya
leaders
mendukung
proses perbaikan
yang
berkelanjutan
Q12-3
Strategi
Culture Menciptakan
strategi
kolaborasi
Tinggi/rendahnya
leaders
menciptakan
strategi kolaborasi
Q13-1 Ordinal
Menciptakan
strategi
kebersamaan
(team work)
Tinggi/rendahnya
kebersamaan
team work dalam
organisasi
Q13-2
Operasional
Culture Menyampai-
kan
komunikasi
visi dengan
jelas
Tinggi/rendahnya
penerimaan visi
perusahaan secara
jelas kepada
karyawan
Q14-1 Ordinal
Memastikan
informasi
budaya
aktivasi
dapat
diterima ke
seluruh
karyawan
Tinggi/rendahnya
informasi budaya
aktivasi dapat
diterima oleh
karyawan
Q14-2
Memastikan
antar unit
dapat
melakukan
kolaborasi
satu sama
lainya
Tinggi/rendahnya
koordinasi
(kolaborasi) antar
unit dalam
organisasi
Q14-3
Mendorong
dengan
budaya kerja
untuk
mencapai
target
performansi
Tinggi/rendahnya
support/
dukungan leaders
untuk mencapai
performasi
Q14-4
137
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel (Lanjutan)
Variabel Konsep
Variabel Dimensi Indikator Ukuran Item
Kues.
Skala
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Memberikan
masukan
(feedback)
kepada
karyawan
Tinggi/rendahnya
leaders yang
melakukan
feedback kepada
karyawan
Q14-5
Memonitor
hasil aktivasi
budaya
dikaitkan
dengan target
performansi
Tinggi/rendahnya
leaders yang
melakukan
monitoring
aktivasi budaya
dikaitkan dengan
target performansi
Q14-6
Melakukan
pengelolaan
budaya
dengan baik
Tinggi/rendahnya
pengelolaan
budaya secara
manajerial di
perusahaan
Q14-7
Strategi Human
Capital (Y) Strategi HC
yang
diimplementas
ikan di
Organisasi
People
Strategy HC
melakukan
strategi
secara
kesisteman
Setuju/tidaknya
HC melakukan
kesisteman
Q15-1 Ordinal
HC memiliki
data analytic Setuju/tidak
setuju HC
memiliki data
analytic
Q15-2
HC
melakukan
identifikasi
sumber
rekrutmen
Setuju/tidak
setuju HC
melakukan
identifikasi
sumber rekrutmen
Q15-3
HC
melakukan
orientasi
karyawan
baru
Setuju/tidak
setuju HC
melakukan
orientasi
karyawan baru
Q15-4
HC
melakukan
rencana
suksesi
berdasarkan
talent pool
Setuju/tidak
setuju HC
melakukan
rencana suksesi
Q15-5
HC memiliki
masterplan
Setuju/tidak
setuju HC
Q15-6
138
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel (Lanjutan)
Variabel Konsep
Variabel Dimensi Indikator Ukuran Item
Kues.
Skala
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
yang sejalan
dengan
Corporate
Strategi
Perusahaan
memiliki
Masterplan HC
HC
menentukan
strategi
workforce
plan ke
depan
Setuju/tidak
setuju HC
menentukan
workforce plan
Q15-7
Culture
Strategy HC Memiliki
Strategi
program
Culture
Activation
Setuju/Tidak
Setuju HC
memiliki Strategi
program Culture
Q16-1 Ordinal
HC
mempunyai
aturan sistem
organisasi
berbasis
reward
Setuju/tidak
setuju HC
mempunyai
aturan organisasi
berbasis reward
Q16-2
Organization
Strategy HC
menyediakan
data tenaga
kerja
berdasarkan
organisasi
Setuju/tidak
setuju HC
mempunyai data
tenaga kerja
berdasarkan
organisasi
Q17-1 Ordinal
HC
menciptakan
design
organisasi
baru sesuai
kebutuhan
perusahaan
Setuju/tidak
setuju HC
menciptakan
organisasi baru
Q17-2
HC
Measurement
and Metrics
HC
melakukan
pengukuran
jumlah
karyawan
secara
terintegrasi
Setuju/tidak
setuju HC
mengukur jumlah
karyawan secara
integrasi
Q18-1 Ordinal
HC
melakukan
Setuju/tidak
setuju HC
Q18-2
139
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel (Lanjutan)
Variabel Konsep
Variabel Dimensi Indikator Ukuran Item
Kues.
Skala
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
penilaian
kompetensi
karyawan
melakukan
penilaian
kompetensi HC
mengukur
produktivitas
karyawan
Setuju/tidak
setuju HC
mengukur
produktivitas
Q18-3
HC
mengukur
pelatihan
untuk
manajerial
(suspim)
Setuju/tidak
setuju HC
mengukur
pelatihan suspim
Q18-4
HC
mengukur
jumlah
karyawan
yang di
counseling
Setuju/tidak
setuju HC
mengukur
karyawan
counseling
Q18-5
HC Effective
Communicati
on
HC
memberikan
layanan
konseling
Setuju/tidak
setuju HC
memberikan
layanan
counseling
Q19-1 Ordinal
HC
menyediakan
informasi
panduan
work life
balance
Setuju/tidak
setuju HC
menyediakan
informasi work
life balance
Q19-2
HC
melakukan
komunikasi
terkait
dengan
engagement
Setuju/tidak
setuju HC
melakukan
komunikasi
terkait
engagement
Q19-3
HC
melakukan
pelayanan
konsultasi
kepada
karyawan
Setuju/tidak
setuju HC
melakukan
pelayanan
konsultasi
Q19-4
Kinerja Unit
Bisnis (Z)
Financial Pencapaian
target
Tinggi/rendahnya
keberhasilan unit
Q20-1 Ordinal
140
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel (Lanjutan)
Variabel Konsep
Variabel Dimensi Indikator Ukuran Item
Kues.
Skala
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
pendapatan bisnis dalam
pencapaian target
pendapatan
Pencapaian
target
pengemba-
lian investasi
Tinggi/rendahnya
keberhasilan unit
bisnis dalam
pencapaian target
pendapatan
Q20-2
Pencapaian
target
pertumbuhan
laba
Tinggi/rendahnya
keberhasilan unit
bisnis dalam
pencapaian target
pertumbuhan laba
Q20-3
Customer
Pencapaian
market share
Tinggi/rendahnya
keberhasilan unit
bisnis dalam
mencapai target
market share
Q21-1 Ordinal
Memperta-
hankan
pelanggan
Tinggi/rendahnya
keberhasilan unit
bisnis dalam
mempertahankan
pelanggan
Q21-2
Menarik
pelanggan
baru
Tinggi/rendahnya
keberhasilan unit
bisnis dalam
menarik
pelanggan baru
Q21-3
Kepuasan
pelanggan
Tinggi/rendahnya
keberhasilan unit
bisnis dalam
memuaskan
pelanggan
Q21-4
Internal
Business
Process Inovasi
produk baru
Tinggi/rendahnya
keberhasilan unit
bisnis dalam
melakukan
inovasi produk
baru
Q22-1 Ordinal
Efisiensi
operasional
Tinggi/rendahnya
keberhasilan unit
bisnis dalam
melaksanakan
efisiensi
Q22-2
141
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel (Lanjutan)
Variabel Konsep
Variabel Dimensi Indikator Ukuran Item
Kues.
Skala
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
operasional
Pelayanan
purna jual
Tinggi/rendahnya
keberhasilan unit
bisnis dalam
melakukan purna
jual
Q22-3
Learning and
Growth Kompetensi
pegawai
Tinggi/rendahnya
kompetensi
pegawai
dibanding
competitor
Q23-1 Ordinal
Kemampuan
sistem
informasi
Tinggi/rendahnya
kemampuan
sistem informasi
yang dimiliki
unit bisnis
Q23-2
Lingkungan
kerja yang
kondusif
Tinggi/rendahnya
keberhasilan unit
bisnis dalam
menciptakan
lingkungan kerja
yang kondusif
Q23-3
3.3. Sumber dan Cara Penentuan Data/Informasi
3.3.1. Sumber Data / Informasi
Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data; data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan informasi yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli atas variabel-variabel yang menjadi objek penelitian (Sekaran dan
Bougie, 2009). Dalam penelitian ini data primer diperoleh langsung dari kuesioner
yang diisi oleh responden penelitian. Sementara data sekunder, yaitu informasi
yang dikumpulkan dari sumber-sumber informasi yang tersedia seperti: laporan-
laporan, jurnal, textbook, dan media lainnya (Sekaran dan Bougie, 2009).
142
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Data Primer:
a. Sumber data dengan pengamatan melalui penelitian lapangan dengan
teknik wawancara kepada pimpinan unit bisnis di industri telekomunikasi
di Indonesia.
b. Observasi lapangan terhadap unit bisnis industri telekomunikasi di
Indonesia.
c. Survei individu terhadap pimpinan unit bisnis penyelenggaraan jasa dan
jaringan telekomunikasi di Indonesia dengan menggunakan kuesioner.
2. Data Sekunder:
a. Dokumen yang terpublikasi baik cetak maupun websitedari industri
telekomunikasi di Indonesia.
b. Hasil penelitian terdahulu yang terkait.
3.3.2 Cara Penentuan Data Informasi
Menurut Sekaran dan Bougie (2009), populasi adalah jumlah keseluruhan
kelompok orang, kejadian, atau keterikatan atas sesuatu hal yang diminati oleh
peneliti untuk diinvestigasi. Menurut Sugiyono (2011), populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya.
Dalam penelitian ini terdapat lima operator besar telekomunikasi di
Indonesia, antara lain (1) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom Group), (2)
PT Indosat Tbk, (3) PT. XL Axiata Tbk, (4) PT. Smartfren Telecom Tbk, dan (5)
143
PT. Hutchinson 3 Indonesia. Berdasarkan data dari 5 operator telekomunikasi
tersebut terdapat terdapat 55 unit bisnis sesuai dengan portfolio produk
telekomunikasi. Dari 55 unit bisnis ini ukuran jumlah populasi diambil seluruhnya
untuk diamati (sensus)
Tabel 3.2 Ukuran Populasi
NO PERUSAHAAN JUMLAH
UNIT BISNIS 1 PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
(TelkomGroup) 37
2 PT. Indosat, Tbk (Indosat) 12 3 PT. XL Axiata, Tbk (XL) 2 4 PT. Smartfren Telecom 3 5 PT. Hutchinson 3 Indonesia 1
TOTAL 55
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Tujuan penelitian ini adalah mengukur tingkat pengaruh dari variabel
independen turbulensi lingkungan, kepemimpinan strategis, dan budaya organisasi
terhadap strategi Human Capital sebagai intervening variable dan kinerja unit
bisnis sebagai dependent variable. Pengumpulan data yang lengkap dilakukan
melalui wawancara dan penyebaran kuesioner.
Kuesioner (Questionnaire), merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2004). Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien karena peneliti tahu dengan pasti variabel yang
akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden.
144
Dalam pelaksanaannya kuesioner dapat diberikan secara kontak langsung,
dikirim melalui surat atau e-mail atau melalui media sosial seperti WA ke masing-
masing responden. Selanjutnya responden diminta untuk mengisi daftar
pertanyaan dengan menggunakan skala 5-likert yang merupakan pendapat, sikap
dan persepsi responden terhadap setiap pertanyaan yang diajukan.
Alat ukur penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah
berupa kuesioner yang sudah disusun secara terstruktur berdasarkan indikator-
indikator yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini berarti, dalam setiap
pertanyaan yang diajukan untuk menggali data dari responden terdapat beberapa
item pertanyaan yang telah disusun berikut alternatif jawaban yang dapat dipilih
sesuai dengan keadaan sebenarnya dengan melihat dari indikator-indikator yang
telah ditentukan.
Alat ukur penelitian tersebut berbentuk daftar pertanyaan dengan tingkat
pengukuran variabel bersifat interval dan kategori jawabannya terdiri atas lima
tingkatan dengan menggunakan skala perbedaan semantik.
Sebelum melakukan pengumpulan data, terlebih dahulu dilakukan pengujian
alat ukur penelitian yang akan digunakan. Pengujian alat ukur tersebut penting
untuk dilakukan karena data penelitian tidak akan berguna bilamana alat pengukur
yang digunakan untuk mengumpulkan data tidak memiliki validitas dan
reliabilitas yang tinggi. Pengujian validitas dan reliabilitas alat ukur perlu
dilakukan, karena ketepatan alat ukur sangat tergantung pada kualitas data yang
dipakai dalam pengujian hipotesis.
145
Menurut Singarimbun dan Effendi (1995), bahwa pengujian hipotesis
penelitian tidak akan mengenai sasarannya bilamana data yang dipakai untuk
menguji hipotesis tidak reliabel dan tidak menggambarkan secara tepat konsep
yangdiukur. Oleh karena itu, data yang akan digunakan diuji terlebih dahulu
tingkat validitas dan reliabilitasnya.
3.4.1. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
3.4.1.1. Pengujian Validitas
Menurut Malhotra dan Birks (2007), validity adalah “the extent to which a
measurement represents characteristics that exist in the phenomenon under
investigation”. Kuesioner yang baik adalah kuesioner yang tersusun dari item-
item yang valid dan reliabel. Sehingga validitas dapat memperlihatkan sejauh
mana pengukuran mampu mengukur karakteristik dari fenomena yang diteliti.
Malhotra dan Birks (2007) membagi validitas menjadi beberapa jenis yaitu:
1. Content Validity
Content Validity ini sering juga disebut face validity, validitas ini
merupakan evaluasi subyektif tetapi sistematis terhadap keterwakilan item
dalam mengukur fenomena yang diteliti.
2. Criterion Validity
Criterion Validity adalah validitas yang menguji konsistensi melalui
variabel lain yang dipilih sebagai kriteria dan juga menyatakan apakah item
yang diteliti melakukan pengukuran seperti yang diharapkan.
3. Concurrent Validity
146
Concurrent Validity adalah validitas yang dinilai dengan mengevaluasi
konsistensi item yang digunakan dengan variabel kriteria dimana
pengukuran dilakukan secara bersamaan. Sebagaimana Criterion Validity,
validitas ini hampir sama namun berbeda dalam periode waktu
pengukurannya.
4. Predictive Validity
Predictive Validity adalah validitas yang melihat seberapa baik item yang
digunakan dapat memperkirakan karakterstik fenomena pada masa depan.
5. Construct Validity
Construct Validity adalah validitas yang menguji apakah instrumen yang
digunakan untuk mengukur karakteristik fenomena selaras dengan teori
yang digunakan. Validitas ini merupakan validitas yang paling mutakhir.
Validitas konstruk diukur dengan tiga pendekatan sebagai berikut :
a. Convergence Validity
Validitas konstruk yang mengukur sejauh mana item yang digunakan
berkorelasi positif dengan langkah-langkah lain dari konstruk sama. Untuk
melihat item tersebut berkorelasi positif maka dilakukan uji validitas dan
analisis korelasi antara item.
b. Discriminant Validity
Kebalikan dari validitas Convergence, validitas konstruk ini menilai sejauh
mana item tidak berkorelasi dengan konstruk. Validitas ini diuji dengan
membandingkan korelasi item dengan konstruknya sendiri dan konstruk
yang lain. Item harus memiliki korelasi tinggi untuk konstruknya sendiri.
147
c. Nomonological Validity
Validitas yang menguji hubungan antara konstruk teoritis. Ini berusaha
untuk mengkonfirmasi korelasi yang signifikan antara konstruksi seperti
yang diperkirakan oleh teori.
Pada tahap seleksi item, yaitu hanya melibatkan item-item yang valid dalam
kuesioner akhir, maka penelitian ini menggunakan pendekatan content validity
dan construct validity. Content validity dilakukan dengan membuat instrumen
berdasarkan teori yang relevan dan mengecek konsistensi secara subyektif setiap
item dengan konstruk yang diukur.
Sedangkan Construct validity untuk tahap seleksi item digunakan metode
Convergence Validity yaitu melalui analisis korelasi item dengan konstruk yang
diukur. Skor konstruk diasumsikan diperoleh dari skor total setiap item. Rumus
Koefisien Korelasi Product Moments Pearson sebagai berikut (Kaplan dan
Saccuzzo, 2005).
𝑟𝑥𝑦 =∑𝑥𝑦−∑𝑥∑𝑦
√[∑𝑥2−(∑𝑥)2][∑𝑦2−(∑𝑦)2]…………………………..(3.1)
Keterangan:
r : Koefisien korelasi
n : Jumlah responden dalam uji coba instrumen
y : Jumlah skor total seluruh item dalam variabel tersebut
x : Jumlah skor tiap item yang akan digunakan
Bila korelasi tiap item bernilai positif dan besarnya minimal 0,30 maka item
tersebut dinyatakan valid (Kaplan et al., 2008) dan layak dipertahankan dalam
instrumen untuk pengumpulan data penelitian. Item dengan koefisien validitas
148
paling tinggi menunjukkan bahwa item tersebut paling dominan dalam mengukur
dimensi yang diukur dan menunjukkan bahwa perubahan dimensi yang diukur
paling tercermin dari perubahan item tersebut.
Pengujian keberartian koefisien korelasi (𝑟𝑥𝑦) dilakukan dengan
menggunakan rumus uji r sebagai berikut :
Thit = rxy√(𝑛−2)
√(1−𝑟𝑥𝑦2)……………………………………..(3.2)
Kriteria pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan
tingkat kepercayaan atau signifikansi = 5% dengan derajat bebas (N-2) sebagai
berikut :
1. Item pernyataan instrumen penelitian dikatakan valid jika r hitung ≥ r
tabel
2. Item pernyataan intsrumen penelitian dikatakan tidak valid jika r hitung <
r tabel
Dari pengujian dari hasil pengumpulan data kuesioner didapatkan hasil uji
validitas seperti terlihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Variabel Turbulensi Lingkungan (TL)
Sub Variabel Butir
Pernyataan
r Hitung r Tabel Keterangan
Turbulensi
Lingkukngan
Pasar
Q1-1
Q1-2
Q1-3
Q1-4
Q1-5
0,706
0,685
0,534
0,538
0,637
0,279
0,279
0,279
0,279
0,279
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Turbulensi
Lingkungan
Teknologi
Q2-1
Q2-2
Q2-3
Q2-4
0,752
0,709
0,745
0,663
0,279
0,279
0,279
0,279
Valid
Valid
Valid
Valid
149
Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Variabel Turbulensi Lingkungan (TL) Lanjutan
Sub Variabel Butir
Pernyataan
r Hitung r Tabel Keterangan
Turbulensi
Lingkungan
Regulasi
Q3-1
Q3-2
Q3-3
Q3-4
0,479
0,450
0,427
0,410
0,279
0,279
0,279
0,279
Valid
Valid
Valid
Valid
Turbulensi
Lingkungan
Kompetisi
Q4-1
Q4-2
Q4-3
Q4-4
Q4-5
Q4-6
0,592
0,434
0,467
0,608
0,486
0,591
0,279
0,279
0,279
0,279
0,279
0,279
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Turbulensi
Lingkungan
Disruptive
Q5-1
Q5-2
Q5-3
Q5-4
0,770
0,690
0,801
0,791
0,279
0,279
0,279
0,279
Valid
Valid
Valid
Valid
Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Variabel Kepemimpinan Strategis (KS)
Sub Variabel Butir
Pernyataan
r Hitung r Tabel Keterangan
Envisioning Q6-1
Q6-2
Q6-3
0,665
0,695
0,678
0,279
0,279
0,279
Valid
Valid
Valid
Engaging Q7-1
Q7-2
Q7-3
Q7-4
0,767
0,736
0,813
0,710
0,279
0,279
0,279
0,279
Valid
Valid
Valid
Valid
Governing Q8-1
Q8-2
0,747
0,692
0,279
0,279
Valid
Valid
Digital
Leadership
Q9-1
Q9-2
Q9-3
0,761
0,782
0,800
0,279
0,279
0,279
Valid
Valid
Valid
Disruptive
Innovation
Q10-1
Q10-2
Q10-3
0,753
0,770
0,804
0,279
0,279
0,279
Valid
Valid
Valid
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas terhadap Variabel Budaya Organisasi (BO)
Sub Variabel Butir
Pernyataan
r Hitung r Tabel Keterangan
People Q11-1
Q11-2
Q11-3
0,565
0,611
0,814
0,279
0,279
0,279
Valid
Valid
Valid
150
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas terhadap Variabel Budaya Organisasi (BO) Lanjutan
Sub Variabel Butir
Pernyataan
r Hitung r Tabel Keterangan
Process Q12-1
Q12-2
Q12-3
0,668
0,781
0,800
0,279
0,279
0,279
Valid
Valid
Valid
Strategy Q13-1
Q13-2
0,715
0,822
0,279
0,279
Valid
Valid
Operasi Q14-1
Q-14-2
Q14-3
Q14-4
Q14-5
Q14-6
Q14-7
0,848
0,832
0,747
0,670
0,614
0,614
0,496
0,279
0,279
0,279
0,279
0,279
0,279
0,279
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Terhadap Variabel Strategi Human Capital
Sub Variabel Butir
Pernyataan
r Hitung r Tabel Keterangan
People Strategy Q15-1
Q15-2
Q15-3
Q15-4
Q15-5
Q15-6
Q15-7
0,815
0,842
0,840
0,819
0,756
0,827
0,831
0,279
0,279
0,279
0,279
0,279
0,279
0,279
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Culture
Strategy
Q16-1
Q16-2
0,935
0,636
0,279
0,279
Valid
Valid
Organization
Strategy
Q17-1
Q17-2
0,906
0,750
0,279
0,279
Valid
Valid
HR Practice
and Metric
Q18-1
Q18-2
Q18-3
Q18-4
Q18-5
0,897
0,919
0,909
0,873
0,969
0,279
0,279
0,279
0,279
0,279
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Effective
Communication
Q19-1
Q19-2
Q19-3
Q19-4
0,926
0,926
0,884
0,965
0,279
0,279
0,279
0,279
Valid
Valid
Valid
Valid
151
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Terhadap Variabel Kinerja Unit Bisnis
Sub Variabel Butir Pernyataan r hitung r table Keterangan
Keuangan Q20-1 0.692 0.279 Valid
Q20-2 0.744 0.279 Valid
Q20-3 0.627 0.279 Valid
Pelanggan Q21-1 0.811 0.279 Valid
Q21-2 0.804 0.279 Valid
Q21-3 0.646 0.279 Valid
Q21-4 0.649 0.279 Valid
Proses Bisnis Q22-1 0.486 0.279 Valid
Q22-2 0.559 0.279 Valid
Q22-3 0.439 0.279 Valid
Learning and
Growth Q23-1 Q23-2
0.709 0.659
0.279 0.279
Valid Valid
Q23-3 0.705 0.279 Valid
Berdasarkan hasil uji validitas di atas, didapatkan seluruh nilai korelasi
yang signifikan yaitu r hitung lebih besar dari r tabel atau koefisien korelasinya
lebih besar dari angka 0.279. Berdasarkan hal tersebut maka butir-butir
pertanyaan dalam kuesioner sebagai instrumen dalam penelitian ini sudah dapat
mengukur secara valid setiap variabel pengukurannya.
3.4.1.2. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas adalah pengujian untuk mengetahui tingkat
kehandalan, ketepatan, keakuratan dan kestabilan dari instrumen yang dibuat.
“Reliability is the extent to which a scale producers consistent result if repeated
measurements are made on the characteristics” (Malhotra dan Birks, 2007).
Uji reliabilitas dilakukan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang sudah valid
dan digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten
bila dilakukan dengan teknik belah dua (split half) dengan langkah kerja sebagai
berikut : (1) membagi pertanyaan-pertanyaan dengan menjadi dua belah; (2) skor
152
untuk masing-masing pertanyaan pada tiap belah dijumlahkan sehingga
menghasilkan dua skor total untuk masing-masing responden; (3) melakukan
korelasi antara total skor belahan pertama dengan skor belahan kedua
menggunakan korelasi product moment; (4) mencari reliabilitas untuk keseluruhan
pertanyaan menggunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut: