Top Banner
65 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Untuk memperoleh data atau keterangan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan penelitian ini, maka penelitian ini telah dilakukan di Stadion Sepakbola UNS Surakarta dan kampus UTP Surakarta 2. Waktu Penelitian Berdasarkan beberapa pertimbangan terkait waktu, tempat, dan biaya penelitian ini telah dilaksanakan pada minggu ketiga bulan Mei dan minggu pertama bulan Juni tahun 2015. Proses pengambilan data dilaksanakan pada Mahasiswa Pembinaan Prestasi Sepakbola Kota Surakarta. Tabel 3.1. Tempat dan Tanggal Penelitian No. Tanggal Tempat Jumlah Atlet 1 12 -19 Mei 2015 Stadion Sepakbola UNS 73 2 2 - 9 Juni 2015 Kampus UTP Surakarta 52 Jumlah 125 B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Arikunto, Suharsimi (1996:115) populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian. Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel, sedangkan sampel merupakan bagian kecil dari suatu populasi. Sedangkan Sugiyono (2008:117) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
21

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. 2. · penggaris, dan testi tidak boleh melihat tangan tester. - Setelah aba-aba “siap” tester melepaskan penggaris

Dec 31, 2019

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. 2. · penggaris, dan testi tidak boleh melihat tangan tester. - Setelah aba-aba “siap” tester melepaskan penggaris

65

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Untuk memperoleh data atau keterangan yang dibutuhkan dalam

menyelesaikan penelitian ini, maka penelitian ini telah dilakukan di Stadion

Sepakbola UNS Surakarta dan kampus UTP Surakarta

2. Waktu Penelitian

Berdasarkan beberapa pertimbangan terkait waktu, tempat, dan biaya

penelitian ini telah dilaksanakan pada minggu ketiga bulan Mei dan minggu

pertama bulan Juni tahun 2015. Proses pengambilan data dilaksanakan pada

Mahasiswa Pembinaan Prestasi Sepakbola Kota Surakarta.

Tabel 3.1. Tempat dan Tanggal Penelitian

No. Tanggal Tempat Jumlah Atlet

1 12 -19 Mei 2015 Stadion Sepakbola UNS 73

2 2 - 9 Juni 2015 Kampus UTP Surakarta 52

Jumlah 125

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Arikunto, Suharsimi (1996:115) populasi merupakan

keseluruhan subyek penelitian. Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel, sedangkan

sampel merupakan bagian kecil dari suatu populasi. Sedangkan Sugiyono

(2008:117) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. 2. · penggaris, dan testi tidak boleh melihat tangan tester. - Setelah aba-aba “siap” tester melepaskan penggaris

66

diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa putra pembinaan

prestasi sepakbola UNS dan mahasiswa pembinaan prestasi sepakbola UTP

yang berjumlah 163 orang.

2. Sampel

Menurut Arikunto, Suharsimi (1996 : 117) Sampel adalah sebagian

atau wakil yang diteliti. Sebagai sampel sebaiknya memiliki ciri-ciri yang sama

dengan populasi sehingga dapat menggambar keadaan populasi. Untuk itu

sampel yang diambil dari populasi harus betul – betul representatif (mewakili),

(Sugiyono, 2008 : 118). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari

mahasiswa putra pembinaan prestasi sepakbola UNS dan UTP Surakarta.

Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu

cara pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang

diperlukan. Sampel yang harus dipenuhi dalam permodelan ini berjumlah 100

hingga 200 sampel atau 5 kali estimated parameter yang digunakan (Hair et al.,

1998: 637). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari mahasiswa putra

pembinaan prestasi sepakbola UNS dan UTP Surakarta dengan jumlah 125

orang.

C. Metode Penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif, menggunakan rancangan Analisis Faktor Konfirmatori (Emzir, 2008:

48). Analisis faktor adalah salah satu metode statistik multivariat yang mencoba

menerangkan hubungan antara sejumlah perubahan-perubahan yang saling

independen antara satu dengan yang lain sehingga bisa dibuat satu atau lebih

kumpulan perubahan yang lebih sedikit dari jumlah perubahan awal. Analisis faktor

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. 2. · penggaris, dan testi tidak boleh melihat tangan tester. - Setelah aba-aba “siap” tester melepaskan penggaris

67

digunakan untuk mengetahui faktor-faktor dominan dalam menjelaskan suatu

masalah (http://www.slideshare.net/ganuraga/analisis-faktor).

Metode satistik multivariat banyak digunakan. Salah satu multivariat

digunakan dalam bidang olahraga untuk mengukur variabel dominan anthropometri

dan fisik dalam karate dimana variabelnya yaitu (sembilan variabel bebas dan satu

variabel terikat) yang telah dikumpulkan akan diolah dan dianalisa menggunakan

Program Statistik Komputerisasi dengan sistem SPSS (Statistical Product and

Service Solutions) Versi 11.5 dan menggunakan uji Kaiser-Meyer-Olkin and

Bartlett’s Test. Satistik multivariat membutuhkan banyak perhitungan matematis

yang tidak memungkinkan dilakukan secara manual.

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 9 (sembilan) variabel bebas

(independent) dan 1 (satu) variabel terikat (dependent) dengan rincian yaitu:

1. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah sebagai variabel

atributif, yang terdiri dari:

a. Kecepatan

b. Kekuatan otot tungkai

c. Power otot tungkai

d. Daya tahan

e. Kelincahan

f. Fleksibilitas togok

g. Koordinasi mata-kaki

h. Waktu reaksi

i. Keseimbangan

2. Variabel terikat (dependent), yaitu Keterampilan Bermain Sepakbola.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. 2. · penggaris, dan testi tidak boleh melihat tangan tester. - Setelah aba-aba “siap” tester melepaskan penggaris

68

E. Definisi Operasional

Untuk memberikan penafsiran yang sama terhadap faktor kondisi fisik

dominan pada sepakbola, maka perlu dijelaskan definisi dari variabel-variabel

kondisi fisik dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Kecepatan, dalam penelitian ini adalah kecepatan bergerak yang bertujuan

untuk mengetahui kecepatan lari pemain sepakbola sejauh 50 meter dalam

satuan detik.

2. Kekuatan otot tungkai adalah tenaga terbesar yang dihasilkan oleh otot

tungkai pada mahasiswa dengan menggunakan leg dynamometer. Angka

yang di peroleh dari hasil pengkurun, dengan satuan kilogram (kg)..

3. Power otot tungkai merupakan kemampuan otot-otot tungkai untuk

dikerahkan secara maksimal dalam waktu yang singkat. Power otot tungkai

diukur dengan standing broad jump test. Jarak yang dicapai merupakan

kemampuan power otot tungkai yang diukur dengan satuan centimeter.

4. Daya tahan adalah kapasitas mahasiswa dalam melakukan gerakan-gerakan

dalam jangka yang lama atau durasi panjang tanpa merasa lelah yang

berlebih. Pengukuran dengan beep test atau multistage fitness test.

5. Kelincahan dalam penelitian ini adalah kelincahan dalam merubah posisi

atau arah,kemampuan bergerak keberbagai arah dalam upayanya

menempatkan posisi ke arah datangnya bola dalam permainan sepakbola.

Pengukuran kelincahan dengan lari 4x5m, dengan cara mengukur kecepatan

perubahan posisi atau arah , satuannya detik

6. Fleksibilitas togok adalah jangkauan terjauh yang diraih oleh mahasiswa saat

meluncurkan tangan ke depan pada posisi duduk, kaki diregangkan dibuka

selebar bahu dan lutut tidak ditekuk. Mengukur jarak jangkauan dalam

satuan centimeter (cm).

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. 2. · penggaris, dan testi tidak boleh melihat tangan tester. - Setelah aba-aba “siap” tester melepaskan penggaris

69

7. Koordinasi mata-kaki didefinisikan sebagai hubungan yang harmonis dan

hubungan saling berpengaruh diantara kelompok-kelompok otot selama

melakukan kerja, yang ditujukan dengan berbagai tingkat ketrampilan.

Pengukuran koordinasi mata-kaki dengan soccer wall volley.

8. Waktu reaksi, adalah waktu diantara penerimaan rangsang dan permulaan

gerakan. Penelitian ini menggunakan ruller test dengan satuan sntimeter

(cm).

9. Keseimbangan dinamis merupakan kemampuan mempertahankan keadaan

seimbang dalam keadaan bergerak. Untuk mengukur keseimbangan dinamis

dengan modifikasi bass test. Jumlah total nilai yang dicapai menunjukkan

kemampuan keseimbangan dinamis.

10. Keterampilan bermain sepakbola merupakan hasil tes kecakapan atau

kemampuan seorang pemain sepakbola dalam memainkan teknik dasar

sepakbola secara efektif dan efisien menurut kebutuhan dalam bermain

sepakbola. Dalam penelitian ini menggunakan Tes keterampilan bermain

sepakbola dari Plooyer yang dikutip Soekatamsi meliputi “ menimang-

nimang bola, keterampilan dalam lapangan bujur sangkar, menggiring dan

menendang bola ke dalam sasaran, menembak ke sasaran dalam gawang, dan

tes keterampilan lari sambil menendang bola ke dalam sasaran yang berada

di sebelah kanan dan kiri “

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan tes dan pengukuran. Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Kecepatan : Tes Lari 50 meter

Tujuan : Untuk mengetahui kecepatan atlet.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. 2. · penggaris, dan testi tidak boleh melihat tangan tester. - Setelah aba-aba “siap” tester melepaskan penggaris

70

Perlengkapan : Lintasan, Stopwatch

Pelaksanaan : - Tester bersiap berdiri dibelakang garis start dengan sikap

start berdiri.

- Dengan aba-aba “ya”, tester berlari secepat-cepatnya

dengan menempuh jarak 30 meter sampai garis finish.

- Kecepatan lari dihitung pada saat aba-aba “ya”.

- Tes dilakukan dua kali pengulangan.

Penilaian : Dari dua kali pengulangan diambil waktu terbaik (dalam

0,01 detik).

2. Kekuatan Otot Tungkai

a. Tujuan : Untuk mengukur kekuatan otot tungkai

b. Alat & Fasilitas : Leg dynamometer, formulir, dan alat tulis.

c. Petugas : Pemberi aba-aba merangkap catat hasil.

d. Pelaksanaan :

1) Mahasiswa bertumpu di atas leg and back dynamometer.

2) Kedua tangan memegang bagian tengah tongkat pegangan.

3) Punggung dan kedua lengan lurus, sedangkan lutut ditekuk dengan

membuat sudut lebih kurang 120 derajat.

4) Tongkat dipegang dengan kedua tangan.

5) Tumit tidak boleh diangkat dan tongkat tetap lurus.

e. Penilaian : Hasil tarikkan dalam satuan kilogram (kg)

3. Power Otot Tungkai

a. Tujuan untuk mengukur kekuatan eksplosif otot tungkai. Tes power otot

tungkai dengan standing broad jump test.

b. Perlengkapan:

- Pita pengukur

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. 2. · penggaris, dan testi tidak boleh melihat tangan tester. - Setelah aba-aba “siap” tester melepaskan penggaris

71

- Tempat datar dan rata kalau bisa tidak keras.

c. Prosedur:

- Peserta berdiri di belakang garis batas yang telah dibuat dengan kaki

sedikit merenggang.

- Lakukan gerakan melompat dengan dua kaki, dan mendarat dengan

kedua kaki.

- Dilakukan tiga kali dan skor adalah jarak lompatan terjauh.

d. Penilaian: nilai diukur jarak dari garis batas melompat sampai titik mendarat

terdekat.

Gambar 3.1 Tes Power Otot Tungkai dengan Standing Broad Jump Test

(Sumber: PPLP/SKO/PPLM, 2013: 43)

4. Daya Tahan (Multistage Fitness Test)

a. Tujuan : Untuk mengukur kapasitas daya tahan seseorang

b. Perlengkapan :

1) Halaman, permukaan datar dan tidak licin, panjang sekurang-kurangnya

22 meter.

2) Mesin pemutar kaset

3) Pita pengukur/meteran

4) Kerucut sebagai tanda batas jarak.

5) Lebar lintasan kurang lebih 1,5 meter

6) Stopwatch

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. 2. · penggaris, dan testi tidak boleh melihat tangan tester. - Setelah aba-aba “siap” tester melepaskan penggaris

72

c. Pelaksanaan :

1. Mulai menghidupkan tape recorder. Pada bagian permulaan pita

tersebut, jarak antara dua tanda “tut” menandai suatu interval 1 menit

yang telah terukur secara tepat. Pergunakan saat permulaan ini untuk

memastikan bahwa pita dalam kaset itu belum mengalami peregangan

(molor), dan juga bahwa kecepatan mesin pemutar kaset bekerjanya

dengan benar. Ketelitian sekitar 0.5 detik ke arah manapun dianggap

cukup memadai.

2. Testi harus terus berlari mengikuti bunyi “tut” pada tape recorder dan

tidak boleh telat dengan bunyi tersebut selama 2 kali. Jika terjadi

maka testi dinyatakan selesai.

d. Penilaian : Dihitung berapa banyak level yang diperolah testi

5. Kelincahan

a. Tujuan : Untuk mengukur kelincahan seseorang mengubah posisi

atau arah

b. Perlengkapan :

1) Stopwatch sesuai kebutuhan

2) Lintasan lari datar panjang minimal 10 meter dengan garis batas jarak 5

meter dengan setiap lintasan lebar 1,22 meter.

c. Pelaksanaan :

Pada aba-aba "bersedia" setiap testi berdiri di belakang garis atau garis

pertama di tengah lintasan. Pada aba-aba "siaap" testi dengan start berdiri

slap lari, dengan aba-aba "yaak" testi segera lari menuju ke garis kedua

dan setelah kedua kaki melewati garis kedua segera berbalik dan menuju

ke garis start. Lari dari start atau garis pertama menuju ke garis kedua dan

kembali ke garis start dihitung 1 kali. Pelaksanaan lari dilakukan sampai

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. 2. · penggaris, dan testi tidak boleh melihat tangan tester. - Setelah aba-aba “siap” tester melepaskan penggaris

73

ke empat kalinya bolak-balik sehingga nempuh jarak 40 meter. Setelah

melewati garis finish stopwatch dihentikan. Kelincahan lari dihitung

sampai dengan 0,1 atau 0,01 detik. Perhatian : Testi berbalik setelah kedua

kaki melewati garis kedua ataupu garis start.

d. Penilaian : Dihitung waktu raihan lari 4x5m.

6. Fleksibilitas Togok

a. Tujuan : untuk mengukur fleksi pinggul dan punggung, juga

elastisitas otot-otot hamstring.

b. Alat dan fasilitas : lantai yang bersih dan rata, penggaris, alat tulis dan

blanko.

c. Petugas : pengamat sekaligus sebagai pengukur hasil dan

pencatat hasil.

d. Pelaksanaan :

1) Mahasiswa duduk dengan kedua kaki diterjulur ke depan dan di buka

selebar bahu.

2) Badan dibungkukkan, kedua lengan dijulurkan ke depan dengan posisi

telapak tangan tengkurap/ menghadap ke bawah dan menahan jangkauan

selama 2 detik kemudian pngukuran dilakukan.

3) Pelaksanaan dilakukan dengan dua kali pengulangan.

e. Penilaian : Skor akhir adalah jarak jangkauan terjauh yang

dicapai oleh mahasiswa, diukur dalam cm.

7. Koordinasi Mata-Kaki

a. Tujuan : Untuk mengetahui kemampuan koordinasi mata-kaki.

b. Alat & Fasilitas : Lapangan berdinding, stopwatch, formulir, bola sepak

c. Petugas : Pengamat waktu merangkap mencatat hasil dan menghitung

gerakan.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. 2. · penggaris, dan testi tidak boleh melihat tangan tester. - Setelah aba-aba “siap” tester melepaskan penggaris

74

d. Pelaksanaan :

1) Testi berdiri di daerah tendangan, siap menendang bola.

2) Dengan diberi aba-aba “ya” testi mulai menendang sebanyak mungkin,

boleh menggunakan kaki yang manapun. Sebelum menendang kembali

bola harus diblok atau dikontrol dengan kaki yang lain.

3) Setiap menendang bola harus diawali dengan sikap menendang yang benar.

4) Testi melakukan 3 kali ulangan, masing-masing 20 detik.

5) Tidak boleh menghentikan atau mengontrol bola dengan tangan.

6) Sebelum melakukan tes, testi boleh mencoba terlebih dahulu sampai merasa

terbiasa.

e. Penilaian : Skor yang dihitung dari semua tendangan yang berhasil

dilakukan oleh testee dan ambil skor yang terbaik dari 3 kali kesempatan. Tes

ini memiliki tingkat realibilitas sebesar 0.61 dan validitas diasumsikan dengan

face validity.

8. Waktu Reaksi

a. Tujuan untuk mengukur kecepatan kaki bereaksi merespon rangsangan. Tes

kecepatan reaksi kaki dengan the nelson reaction test dari Barry L. Johnson

& Jack K. Nelson (1986: 257).

b. Perlengkapan:

- Nelson Reaction Timer/Penggaris

- Meja dan dinding yang rata

- Stopwatch

- Blangko dan alat tulis

c. Pelaksanaan:

- Testi duduk rileks di atas meja, salah satu kaki rileks dengan kaki 1 inci

(2, 54 cm) dan tumit kaki 2 inchi (5cm) dari permukaan dinding di depan.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. 2. · penggaris, dan testi tidak boleh melihat tangan tester. - Setelah aba-aba “siap” tester melepaskan penggaris

75

- Testi memegang ujung atas Nelson Reaction Timer/penggaris tergantung

dengan ujung berada di antara dinding dan telapak kaki. Garis dasar skala

penggaris harus berada tepat di atas permukaan ibu jari testi.

- Testi memfokuskan pandangannya pada tanda khusus yang terdapat pada

penggaris, dan testi tidak boleh melihat tangan tester.

- Setelah aba-aba “siap” tester melepaskan penggaris dengan rentang waktu

10 detik. Telapak kaki testi berusaha menjepit penggaris dengan cara

merapatkan ke dinding secepat mungkin.

- Dua belas (12) kali kesempatan diberikan kepada setiap testi.

- Penilaian adalah skor akhir rata-rata dari 10 kali kesempatan yang dicatat

dari 5 kali tercepat dan 5 kali terlambat.

Gambar 3.2. Tes Kecepatan Reaksi Kaki

(Sumber: Barry L. Johnson & Jack K. Nelson, 1986: 253).

9. Keseimbangan Dinamis

a. Tujuan untuk mengukur keseimbangan dinamis

b. Peralatan:

- Lantai datar

- Selotip untuk menandai lantai

- Pita pengukur

- Stopwatch

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. 2. · penggaris, dan testi tidak boleh melihat tangan tester. - Setelah aba-aba “siap” tester melepaskan penggaris

76

- Alat tulis

c. Prosedur:

- Testi berdiri bertumpu pada kaki kanan di persegi awal.

- Testi kemudian melompat ke tanda persegi pertama dengan kaki kiri dan

langsung mempertahankan posisi statis selama lima detik.

- Setelah itu, kemudian melompat ke tanda persegi kedua dengan kaki

kanan dan langsung mempertahankan posisi satatis selama lima detik.

- Hal ini berlanjut sampai persegi kesepuluh.

- Pada setiap titik, telapak kaki harus benar-benar menutup setiap persegi

sehingga tidak bisa dilihat.

d. Penilaian:

- Hasil tes dicatat yang berhasil atau gagal.

- Sebuah kinerjayang berhasil adalah melompat ke setiap persegi (tanda

persegi tertutup penuh oleh telapak kaki) tanpa menyentuh lantai dengan

tumit atau bagian lain dari tubuh, dan mempertahankan posisi statis

semala lima detik.

Gambar 3.3. Tes Keseimbangan Dinamis dengan Modifikasi Bass Test

(Sumber: PPLP/SKO/PPLM, 2013: 22)

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. 2. · penggaris, dan testi tidak boleh melihat tangan tester. - Setelah aba-aba “siap” tester melepaskan penggaris

77

10. Tes Keterampilan Bermain Sepakbola Siem Plooyer yang dikutip

Soekatamsi (1985 : 269-280)

a. Tes Keterampilan menimang-nimang bola.

1) Tujuan : Untuk mengukur kemampuan mengontrol bola.

2) Perlengkapan : Bola, meteran, tiang pancang atau bendera.

3) Pelaksanaan :

- Pemain berdiri di dalam bujur sangkar (ukuran 3x3 meter) dengan

bola diletakkan di atas tanah.

- Bola dicungkil dengan ujung kaki, diangkat ke atas untuk ditimang-

timang.

- Menimang-nimang bola boleh dengan kaki, paha atau kepala.

- Bila keluar dari lapangan bujur sangkar dianggap selesai.

- Yang dihitung jumlah pantulan bola dengan kaki, paha, atau kepala

terahir bola lepas kemudian jatuh di tanah.

4) Penilaian :

- Setiap pantulan bola mendapat nilai 5

- Nilai maksimum 200

Gambar 3.4 Tes Keterampilan menimang-nimang bola.

( Siem Plooyer yang dikutip Soekatamsi 1985 : 270 )

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. 2. · penggaris, dan testi tidak boleh melihat tangan tester. - Setelah aba-aba “siap” tester melepaskan penggaris

78

b. Tes keterampilan pada lapangan bentuk bujur sangkar.

1) Tujuan : Untuk mengukur kecepatan, kelincahan dan keterampilan

menggiring bola.

2) Perlengkapan :

- Bola sepak

- Lapangan bujur sangkar berukuran 15 x 15 meter.

- Pancang atau tiang bendera 9 buah dengan tinggi 1,5 meter.

- Gawang dengan tinggi 50 cm dan lebar 75 cm.

- Stopwatch

- Blangko penilaian dan alat tulis.

3) Pelaksanaan :

- Start, bola ditendang dari A ke arah sudut C, diusahakan agar bola

berhenti di sudut C, setelah menendang bola pemain segera lari

cepat (sprint) ke sudut B dengan melompati dua buah gawang.

- Setelah melewati sudut B segera rol depan, segera lari ke sudut C.

- Sampai di sudut C segera mengontrol bola kemudian bola digiring

berliku-liku melalui tiang pancang sampai ke sudut D.

- Setelah sampai di sudut D bola di pungut kemudian ditimang-

timang menggunakan kepala sambil berlari ke arah sudut A finish.

4) Penilaian :

- Waktu yang dicapai mulai start hingga finish, dicatat dalam detik.

- Nilai : 500 - ( waktu yang dicapai x 10)

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. 2. · penggaris, dan testi tidak boleh melihat tangan tester. - Setelah aba-aba “siap” tester melepaskan penggaris

79

Gambar 3.5 Tes keterampilan pada lapangan bentuk bujur sangkar

( Siem Plooyer yang dikutip Soekatamsi 1985 : 272 )

c. Tes keterampilan menggiring bola melalui tiang pancang dan

menendang bola ke dalam sasaran.

1) Tujuan : Untuk mengukur keterampilan menggiring bola dan

menendang bola ke sasaran.

2) Lapangan :

- Jarak garis start samapai garis batas menendang bola ke sasaran 12

meter dipasang 6 buah pancang dengan jarak antara masing-masing

1,5 meter,jarak antara tiang pancang pertama dengan garis start 1,5

meter dan jarang tiang pancang ke enam dengan garis batas

menendang bola 3 meter.

- Jarak garis menendang bola dengan sasaran 7,5 meter.

- Tiga buah sasaran dengan lebar masing-masing satu meter.

3) Pelaksanaan :

- Pemain berdiri dibelakang garis start dan disediakan 10 buah bola.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. 2. · penggaris, dan testi tidak boleh melihat tangan tester. - Setelah aba-aba “siap” tester melepaskan penggaris

80

- Segera setelah start, pemain mulai menggiring bola berliku-liku

(zig-zag) melalui tiang pancang.

- Setelah sampai pada garis batas menendang bola, bola ditendang

kearah sasaran, setelah menendang segera lari cepat cepat lurus

kembali kebelakang garis start mengambil bola.

- Menggiring bola kedua berliku-liku sampai garis batas menendang

bola kearah sasaran, segera lari cepat mengambil bola ketiga dan

seterusnya hingga dalam batas waktu 1,5 menit yang disediakan

habis.

4) Penilaian :

- Jumlah nilai yang dicapai dalam waktu 1,5 menit.

Gambar 3.6 Tes keterampilan menggiring bola melalui tiang

pancang dan menendang bola ke dalam sasaran ( Siem Plooyer

yang dikutip Soekatamsi 1985 : 276 )

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. 2. · penggaris, dan testi tidak boleh melihat tangan tester. - Setelah aba-aba “siap” tester melepaskan penggaris

81

d. Tes keterampilan menembakkan bola ke sasaran di dalam gawang.

1) Tujuan : Untuk mengetahui keterampilan menembakkan bola ke

sasaran dalam gawang.

2) Perlengkapan :

- Gawang ukuran normal lebar 7,32 meter dan tinggi 2,44 meter.

Dibagi menjadi 6 bidang sasaran yang sama luasnya dengan batas

tali, masing-masing sasaran di beri nilai.

- Jarak antara garis batas menembakkan bola dengan gawang 17 meter

- 5 Bola sepak

- Blangko pencatat hasil dan alat tulis.

3) Pelaksanaan :

- Pemain berdiri di belakang garis batas menendang bola, disediakan

lima buah bola.

- Dengan ancang-ancang menembakkan bola ke sasarn pada gawang,

kesempatan menembakkan bola lima kali.

4) Penilaian :

- Setiap tembakkan yang masuk bidang sasaran mendapat nilai sesuai

dengan sasaran, tembakan yang stidak masuk ke dalam gawang

nilai 0.

- Nilai yang diperoleh adalah jumlah nilai kelima tembakan.

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. 2. · penggaris, dan testi tidak boleh melihat tangan tester. - Setelah aba-aba “siap” tester melepaskan penggaris

82

Gambar 3.7 Tes keterampilan menembakkan bola ke sasaran di dalam

gawang. ( Siem Plooyer yang dikutip Soekatamsi 1985 : 277 )

e. Tes keterampilan lari dengan menendang bola ke dalam sasaran di

sebelah kiri dan kanan.

1) Tujuan : Untuk mengetahui keterampilan lari dengan menendang bola

ke dalam sasaran disebelah kanan dan kiri.

2) Lapangan :

- Jarak antara A dan B = 50 meter ( merupakan garis tengah ).

- A merupakan tempat garis batas start dan B merupakan tempat

garis batas finish.

- Pada garis AB, 12,5 meter dari titik A diletakkan bola nomor 1,

selanjutnya setiap jarak 5 meter diletakkan bola. Jumlah bola 6

buah, bola nomor 6 terletak pada jarak 12,5 meter dari titik B.

- Disebelah kanan dan kiri garis tengah AB dengan jarak 10 meter

dibuat garis sejajar AB dan pada kedua garis tersebut dibuat 6 buah

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. 2. · penggaris, dan testi tidak boleh melihat tangan tester. - Setelah aba-aba “siap” tester melepaskan penggaris

83

sasaran masing-masing garis 3 buah sasaran dengan lebar masing-

masing sasaran 2 meter.

- Jarak titik-titik tengah semua sasaran terhadap garis start, dan kaki

yang digunakan menendang bola ke arah sasaran adalah sebagai

berikut :

3) Pelaksanaan :

Pemain berdiri dibelakang garis start, segera setelah tanda start lari

cepat ( sprint) dengan menendang bola ke arah sasaran hingga 6 buah

bola selesai segera lari melampaui garis finish.

4) Penilaian :

- Waktu tiap detik diberi nilai 10.

- Tiap bola yang tidak masuk ke dalam sasaran diberi nilai 15.

- Dasar nilai maksimum 350.

- Nilai : 350 – ( waktu yang dicapai x 10 ) – ( bola tidak masuk x 15)

Nomor

Sasaran

Jarak titik

tengah sasaran

dari garis start

Nomor bola

Kaki yang

digunakan

menendang

1

2

3

4

5

6

17,5 meter

22,5 meter

27,5 meter

32,5 meter

37,5 meter

42,5 meter

1

2

3

4

5

6

Kanan

Kiri

Kanan

Kiri

Kanan

kiri

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. 2. · penggaris, dan testi tidak boleh melihat tangan tester. - Setelah aba-aba “siap” tester melepaskan penggaris

84

Gambar 3.8 Tes keterampilan lari dengan menendang bola ke dalam

sasaran di sebelah kiri dan kanan. ( Siem Plooyer yang dikutip

Soekatamsi 1985 : 277 )

G. Teknik Analisis Data

Metode statistik yang dapat mempertimbangkan sekian banyak faktor untuk

menjelaskan hubungan yang terjadi dalam sebuah fenomena sosial atau alam yang

kompleks. Metode itu dinamakan statistik multivariat. Kata “multi” menunjukkan

kemampuan metode tersebut, sekaligus juga ciri metode itu, untuk mengolah sekian

variabel secara bersama-sama dalam menjawab persoalan statistik tertentu.

Menurut JR. Hair Joseph F, dkk (1995: 364-417) analisis faktor adalah suatu

analisis yang digunakan untuk menganalisis struktur interrelationship atau korelasi

diantara sejumlah variabel. Adapun langkah-langkah dalam melakukan analisis

faktor dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi

11.5 dengan KMO and Bartlett’s Test, untuk menganalisis hubungan kausalitas

dalam model struktural yang diusulkan. Beberapa hal yang harus diperhatikan

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. 2. · penggaris, dan testi tidak boleh melihat tangan tester. - Setelah aba-aba “siap” tester melepaskan penggaris

85

sebelum melakukan pengujian model struktural dengan menggunakan program

program SPSS versi 11.5 dengan KMO and Bartlett’s Test.

Data yang terkumpul selanjutnya diverifikasi dan ditabulasi untuk kemudian

diolah secara kuantitatif dengan metode analisis faktor konfirmatori, tahapan yang

harus dipenuhi yaitu :

1. Pada tahap pertama menilai apakah semua sub-variabel atau item atau indikator

pembentuk faktor layak untuk diikutkan pada analisis faktor atau tidak dengan

melihat nilai MSA pada Anti-image correlation test. Apabila tidak layak maka

sub-variabel tersebut tidak diikutkan atau dieliminasi pada analisis faktor, dan

sebaliknya apabila sub-variabel tersebut layak maka diikutkan pada analisis

faktor.

2. Pada tahap kedua, variabel-variabel yang tidak layak untuk difaktorkan maka

dilakukan faktoring atau mereduksi item dengan jalan sub-variabel yang tidak

layak difaktorkan dikeluarkan atau dieliminasi dari analisis faktor. Selanjutnya

dilakukan analisis faktor ulang sehingga terbentuk satu faktor yang dapat

mewakili sub-variabel dengan pembentuk faktor yang baru.

3. Pada langkah selanjutnya, setelah faktornya terbentuk maka dapat dilakukan

analisis data lanjutan dengan menggunakan nilai skor faktor pada Communalities

untuk menjelaskan persentase peranan atau sumbangan masing-masing dimensi

atau sub- variabel penyusun faktor secara individual dan nilai komponen faktor

pada Componen matrixa untuk menjelaskan sub-variabel utama atau anggota

faktor dominan yang terbentuk, apabila nilai komponen faktornya ≥ 0.5 berarti

bahwa dimensi atau sub-variabel pengukuiran faktor tersebut merupakan

anggota faktor utama atau faktor dominan yang terbentuk, sebaliknya jika nilai

komponen faktor < 0.5 berarti dimensi atau sub-variabel pengukuran bukan

anggota faktor utama tersebut.