Top Banner
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas dengan mengadopsi tahapan menurut Kemmis dan Mc Taggart (2007). Tahapan PTK dilakukan siklus demi siklus, sebelum memulai siklus pertama diawali dengan observasi awal untuk melakukan penyelidikan dalam upaya menetapkan topik area yang akan diteliti, dilajutkan dengan perencanaan secara keseluruhan, kemudian implementasi tindakan, observasi, dan refleksi. Memasuki siklus berikutnya dimulai dengan tahap perencanaan lanjut sebagai revisi atas perencanaan yang disusun sebelumnya dengan memanfaatkan hasil refleksi, kemudian pelaksanaan tindakan dan observasi lanjut kemudian dilakukan refleksi kembali, demikian seterusnya sehingga terjadi secara siklus sampai terjadi peningkatan motivasi dan hasil belajar kognitif siswa (Bambang Subali, 2010:43). Saur Tampubolon (2014:16) mengatakan bahwa penelitian tindakan adalah menemukan tindakan yang tepat untuk memecahkan masalah dalam bentuk siklus, berbeda dengan penelitian nonpenelitian tindakan kelas (non PTK) adalah menemukan kebenaran ilmiah untuk menguji suatu hipotesis penelitian dan menghasilkan suatu generalisasi (teori baru).
27

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.uny.ac.id/52363/4/BAB III.pdfPertemuan ke -1 Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang perbedaan antara

May 25, 2018

Download

Documents

truonghanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.uny.ac.id/52363/4/BAB III.pdfPertemuan ke -1 Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang perbedaan antara

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas dengan

mengadopsi tahapan menurut Kemmis dan Mc Taggart (2007). Tahapan

PTK dilakukan siklus demi siklus, sebelum memulai siklus pertama diawali

dengan observasi awal untuk melakukan penyelidikan dalam upaya

menetapkan topik area yang akan diteliti, dilajutkan dengan perencanaan

secara keseluruhan, kemudian implementasi tindakan, observasi, dan

refleksi.

Memasuki siklus berikutnya dimulai dengan tahap perencanaan

lanjut sebagai revisi atas perencanaan yang disusun sebelumnya dengan

memanfaatkan hasil refleksi, kemudian pelaksanaan tindakan dan observasi

lanjut kemudian dilakukan refleksi kembali, demikian seterusnya sehingga

terjadi secara siklus sampai terjadi peningkatan motivasi dan hasil belajar

kognitif siswa (Bambang Subali, 2010:43).

Saur Tampubolon (2014:16) mengatakan bahwa penelitian tindakan

adalah menemukan tindakan yang tepat untuk memecahkan masalah dalam

bentuk siklus, berbeda dengan penelitian nonpenelitian tindakan kelas (non

PTK) adalah menemukan kebenaran ilmiah untuk menguji suatu hipotesis

penelitian dan menghasilkan suatu generalisasi (teori baru).

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.uny.ac.id/52363/4/BAB III.pdfPertemuan ke -1 Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang perbedaan antara

Dalam penelitian tindakan kelas ini, akan dilaksanakan dalam dua

siklus, masing-masing siklus 2 kali pertemuan. Siklus pertama pada materi

struktur dan fungsi sel dan siklus kedua pada materi struktur dan fungsi

jaringan makhluk hidup yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti

dengan guru pembimbing. Jika disajikan dalam bentuk bagan adalah

sebagai berikut:

Gambar 33. Diagram Siklus PTK Spiral

Sumber: (Stephen Kemmis & Robin McTaggart, 2007:278)

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 1

Pandak Bantul yang berlokasi di Jalan Kadekrowo Gilangharjo Pandak

Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.uny.ac.id/52363/4/BAB III.pdfPertemuan ke -1 Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang perbedaan antara

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan, yaitu mulai bulan

Agustus sampai dengan Oktober 2016 pada semester 1 tahun ajaran

2016/2017.

C. Rencana Tindakan

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil

belajar kognitif siswa pada materi sel dan jaringan makhluk hidup kelas X

APTR-2 di SMK Negeri 1 Pandak tahun pelajaran 2016/2017 melalui

penerapan pendekatan saintifik dengan strategi yang tepat. Penelitian

tindakan ini menggunakan model penelitian tindakan kelas melalui model

Kemmis dan Mc Taggart.

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari siklus-siklus dikarenakan

peneliti akan berhenti ketika sudah terjadi peningkatan motivasi dan hasil

belajar kognitif siswa dalam materi sel dan jaringan makhluk hidup. PTK

ini dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi

(pengamatan) dan dilanjutkan dengan refleksi.

Adapun rencana dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Siklus ke – 1

Pada siklus pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang

keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang berlangsung di dalam

sel. Dalam penelitian ini, materi essensial yang akan siswa pelajari terkait

struktur fungsi sel prokariot dan sel eukariot, struktur dan fungsi pada sel

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.uny.ac.id/52363/4/BAB III.pdfPertemuan ke -1 Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang perbedaan antara

hewan dan tumbuhan, serta proses transport pada membran sel. Sehingga,

pada siklus pertama ini akan dilakukan dalam dua kali pertemuan, meliputi:

1. Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

a) Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan berdasarkan pendekatan

saintifik, sesuai dengan silabus kurikulum 2013 SMK Negeri 1

Pandak.

b) Mempersiapkan instrument penelitian yaitu lembar observasi

keterlakasaaan pendekatan saintifik, quisioner (skala likert) untuk

mengetahui motivasi belajar siswa, dan soal pretest-posttest untuk

mengukur hasil belajar kognitif siswa.

c) Melakukan validasi instrument kepada dosen pembimbing.

d) Mempersiapkan media pembelajaran yang berupa gambar dan

preparat sel hewan dan sel tumbuhan.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pada tahap ini pembelajaran dilaksanakan berdasarkan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun berdasarkan

silabus kurikulum 2013 yang digunakan guru biologi SMK Negeri 1

Pandak tahun pelajaran 2016/2017 yang dikemas dalam model

pembelajaran pendekatan saintifik. Dibawah ini fase-fase kegiatan

pembelajaran yang akan dikasanakan, sebagai berikut

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.uny.ac.id/52363/4/BAB III.pdfPertemuan ke -1 Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang perbedaan antara

Pertemuan ke -1

Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang

perbedaan antara sel prokariotik dan sel eukariotik. Pada sel eukariotik

akan dibahas terkait perbedaan struktur dan fungsi sel tumbuhan dan sel

hewan. Dibawah ini merupakan langkah-langkah yang akan peneliti

lakukan didalam kelas dengan menggunakan pendekatan saintifik:

a. Pendahuluan

1) Salam, doa, presensi, dan pendekatan atapun motivasi terkait

berbagai hal yang sedang dialami siswa baik didalam ruang

lingkup sekolah maupun diluar sekolah dan melakukan presensi.

2) Guru menyampaikan tema materi dan tujuan pembelajaran,

kemudian melakukan pretest terkait struktur dan fungsi sel

prokariotik dan sel eukariotik.

3) Penjelasan kegiatan pembelajaran yang akan dibahas atau

dilaksanakan. Kemudian membentuk kelompok 4-5 orang

siswa.

b. Kegiatan Inti

1) Mengamati:

Siswa mengamati perbandingan ukuran molekul, sel, dan

organisme multiseluler, serta gambar struktur sel tumbuhan dan

sel hewan.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.uny.ac.id/52363/4/BAB III.pdfPertemuan ke -1 Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang perbedaan antara

2) Menanya:

a) Guru memotivasi siswa untuk menemukan persoalan terkait

materi yang akan dipelajari pada gambar-gambar yang telah

diamati.

b) Siswa diharapkan dapat mengajukan persoalan terkait sel

prokariotik, sel eukariotik, sel tumbuhan, dan sel hewan

dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan seperti:

1. Mengapa bakteri termasuk sel prokariotik?

2. Mengapa tumbuhan, dan hewan termasuk sel

eukariotik?

3. Apa perbedaan sel prokariotik dan sel eukariotik?

4. Apa perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan?

3) Mengumpulkan Data:

a) Siswa mengidentifikasi gambar Irisan tipis bakteri Bacillus

coagulans (TEM) (Campbell.2010:106-107) yang terdapat

di LKS.

b) Melakukan pengamatan dengan mikroskop tentang sel

bawang merah dan sel epitel pipi

c) Siswa menggambar hasil pengamatan sel bawang merah

dan sel epitel pipi pada lembar kegiatan siswa.

d) Siswa mengidentifikasi struktur sel yang teramati pada

preparat tersebut.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.uny.ac.id/52363/4/BAB III.pdfPertemuan ke -1 Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang perbedaan antara

4) Mengasosiasikan:

Siswa berdiskusi secara kelompok untuk menjelaskan

perbedaan antara sel prokariotik dan sel eukariotik serta

perbedaan struktur dan fungsi sel hewan dalam lembar kegiatan

siswa yang telah diberikan guru.

5) Mengkomunikasikan:

Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi nya

ke depan kelas.

c. Penutup

1) Guru dan siswa merangkum dan mengevaluasi hasil diskusi

kelas.

2) Guru memberikan tugas untuk mempelajari materi yang akan

dibahas selanjutnya.

Pertemuan ke -2

Pada pertemuan kedua ini, materi yang akan dipelajari

tentang proses transport pada membran sel yang terjadi secara aktif dan

pasif. Pada proses transport secara aktif meliputi proses endositosis dan

eksositosis. Sedangkan proses transport secara pasif meliputi difusi dan

osmosis. Dibawah ini merupakan langkah-langkah yang akan peneliti

lakukan didalam kelas dengan menggunakan pendekatan saintifik:

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.uny.ac.id/52363/4/BAB III.pdfPertemuan ke -1 Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang perbedaan antara

a. Pendahuluan

1) Salam, doa, presensi, dan pendekatan atapun motivasi terkait

berbagai hal yang sedang dialami siswa baik didalam ruang

lingkup sekolah maupun diluar sekolah.

2) Guru menyampaikan tema materi, tujuan pembelajaran,

kemudian melakukan apersepsi, membahas sekilas terkait

materi yang telah siswa peroleh sebagai proses mengingat

kembali dan menyamakan persepsi siswa.

3) Penjelasan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, dan

membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-

5 orang.

b. Kegiatan Inti

1) Mengamati:

a) Siswa mengamati demonstrasi penyeduhan teh celup dalam

kantong kemasan pada air es dan air biasa yang dilakukan

oleh guru.

b) Siswa mengamati demonstrasi perendaman kentang pada

air gula, dan air biasa yang dilakukan oleh guru.

2) Menanya:

a) Guru memotivasi siswa untuk menemukan persoalan terkait

difusi pada peristiwa perubahan warna air setelah

dicelupkan teh; dan osmosis pada perendaman kentang.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.uny.ac.id/52363/4/BAB III.pdfPertemuan ke -1 Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang perbedaan antara

b) Siswa diharapkan dapat mengajukan persoalan terkait

peristiwa tersebut dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan

seperti:

1. Mengapa air menjadi berubah warna?

2. Apa penyebab terjadinya peristiwa tersebut?

3. Mengapa peristiwa tersebut termasuk difusi?

4. Mengapa kentang yang direndam pada air gula lebih

lunak?

5. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?

6. Apa perbedaan kedua peristiwa tersebut?

6) Mengumpulkan Data:

a) Praktik menyelupkan teh ke dalam air biasa, air panas

dan air dingin dengan mengukur waktu penyebaran

warna teh dalam masing-masing air.

b) Praktik merendam kentang pada air gula, air garam, dan

air biasa dengan waktu tertentu.

7) Mengasosiasikan:

Siswa berdiskusi secara kelompok untuk

menjelaskan peritiwa difusi dan osmosis yang terjadi pada

teh celup dan perendaman kentang dalam lembar kegiatan

siswa yang telah diberikan guru.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.uny.ac.id/52363/4/BAB III.pdfPertemuan ke -1 Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang perbedaan antara

8) Mengkomunikasikan:

Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil

diskusinya ke depan kelas.

3) Penutup

a) Guru dan siswa merangkum dan mengevaluasi hasil

diskusi kelas.

b) Guru memberikan tugas untuk mempelajari materi

tentang jaringan tumbuhan.

Siklus ke – 2

Pada siklus kedua ini, materi yang akan dipelajari tentang

keterkaitan antara struktur sel pada jaringan dengan fungsi organ pada

tumbuhan dan hewan. Sehingga, pada siklus pertama ini akan dilakukan

dalam dua kali pertemuan, meliputi:

1. Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

a. Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan berdasarkan pendekatan

saintifik, sesuai dengan silabus kurikulum 2013.

b. Mempersiapkan instrument penelitian yaitu lembar observasi

keterlaksanaan pendekatan saintifik, quisioner (skala likert)

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.uny.ac.id/52363/4/BAB III.pdfPertemuan ke -1 Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang perbedaan antara

untuk mengetahui motivasi belajar siswa, dan soal pretest-

posttest untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa.

c. Melakukan validasi instrument kepada dosen pembimbing.

d. Mempersiapkan media pembelajaran berupa video dan preparat

jaringan makhluk hidup.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pada tahap ini pembelajaran dilaksanakan berdasarkan silabus

dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun

berdasarkan Kompetensi Inti dan Kompetendi Dasar SMK Kurikulum

2013 yang dikemas dalam model pembelajaran pendekatan saintifik.

Dibawah ini fase-fase kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan,

sebagai berikut:

Pertemuan ke -1

Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari

tentang keterkaitan antara struktur sel pada jaringan dengan fungsi organ

pada tumbuhan. Dibawah ini merupakan langkah-langkah yang akan

peneliti lakukan didalam kelas dengan menggunakan pendekatan

saintifik:

1. Pendahuluan

a. Salam, doa, presensi, dan pendekatan atapun motivasi terkait

berbagai hal yang sedang dialami siswa baik didalam ruang

lingkup sekolah maupun diluar sekolah.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.uny.ac.id/52363/4/BAB III.pdfPertemuan ke -1 Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang perbedaan antara

b. Guru menyampaikan tema materi, tujuan pembelajaran dan

melakukan pretest terkait struktur fungsi jaringan tumbuhan dan

hewan.

c. Penjelasan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, dan

membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-

5 orang siswa.

2. Kegiatan Inti

a. Mengamati:

Siswa mengamati demonstrasi guru tentang penyerapan

zat warna pada batang sampai daun tanaman pacar air.

b. Menanya:

1) Guru memotivasi siswa untuk menemukan persoalan terkait

peristiwa yang telah diamati dengan materi yang akan

dipelajari.

2) Siswa diharapkan dapat mengajukan persoalan jaringan

tumbuhan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan seperti:

1. Mengapa batang tanaman pacar air menjadi berwarna?

2. Mengapa air yang berisi zat warna tersebut dapat

terserap?

c. Mengumpulkan Data:

1. Melakukan pengamatan dengan mikroskop tentang

struktur anatomi akar, batang dan daun tumbuhan

monokotil dan dikotil.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.uny.ac.id/52363/4/BAB III.pdfPertemuan ke -1 Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang perbedaan antara

2. Mengidentifikasi jaringan tumbuhan berdasarkan bentuk

sel masing-masing organ tersebut, dibantu dengan buku

literature.

d. Mengasosiasikan:

Siswa berdiskusi secara kelompok untuk

menjelaskan keterkaitan antara bentuk sel yang teramati

pada organ dengan peranannya masing-masing.

e. Mengkomunikasikan:

Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil

diskusinya ke depan kelas.

f. Penutup

1. Guru dan siswa merangkum dan mengevaluasi hasil

diskusi kelas.

2. Guru memberikan tugas untuk mempelajari materi

tentang jaringan pada hewan yang akan dibahas pada

pertemuan selanjutnya.

Pertemuan ke -2

Pada pertemuan kedua ini, materi yang akan dipelajari

tentang keterkaitan antara struktur sel pada jaringan dengan fungsi organ

pada hewan. Dibawah ini merupakan langkah-langkah yang akan peneliti

lakukan didalam kelas dengan menggunakan pendekatan saintifik.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.uny.ac.id/52363/4/BAB III.pdfPertemuan ke -1 Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang perbedaan antara

1. Pendahuluan

a. Salam, doa, presensi, dan pendekatan atapun motivasi terkait

berbagai hal yang sedang dialami siswa baik didalam ruang

lingkup sekolah maupun diluar sekolah.

b. Dilakukan apersepsi, membahas sekilas terkait materi yang

telah siswa peroleh sebagai proses mengingat kembali dan

menyamakan persepsi siswa.

c. Penjelasan kegiatan pembelajaran yang akan dibahas atau

dilaksanakan.

2. Kegiatan Inti

a. Mengamati:

Siswa mengamati video beberapa jaringan penyusun hewan di

Powerpoint.

b. Menanya:

1) Guru memotivasi siswa untuk menemukan persoalan

terkait video yang telah diamati dengan materi yang akan

dipelajari.

2) Siswa diharapkan dapat mengajukan persoalan terkait

jaringan pada hewan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan

seperti:

1. Mengapa bentuk jaringan pada masing-masing organ

berbeda?

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.uny.ac.id/52363/4/BAB III.pdfPertemuan ke -1 Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang perbedaan antara

2. Apa saja fungsi dari masing-masing jaringan

tersebut?

c. Mengumpulkan Data:

1) Mengamati preparat berbagai macam jaringan hewan

melalui mikroskop.

2) Mengidentifikasi bentuk sel pada masing-masing

jaringan, dibantu dengan literatur.

d. Mengkomunikasikan:

Siswa berdiskusi secara kelompok untuk menjelaskan

keterkaitan antara struktur sel pada jaringan dengan fungsinya

pada organ.

e. Penutup

1. Guru dan siswa merangkum dan mengevaluasi hasil

diskusi kelas.

2. Guru memberikan tugas untuk membuat salah satu bentuk

jaringan pada hewan dengan acuan literatur gambar

dengan menggunakan plestisin.

Selain itu, pada setiap siklus dilakukan pengisian quisioner

(skala likert) motivasi belajar siswa yaitu sebelum siklus pertama,

diakhir pertemuan siklus pertama dan diakhir pertemuan siklus kedua.

Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan ini juga dilakukan observasi

keterlaksanaan pendekatan saintifik yang dibantu oleh 2 orang guru

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.uny.ac.id/52363/4/BAB III.pdfPertemuan ke -1 Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang perbedaan antara

pada setiap pertemuan. Observasi dilakukan untuk mengetahui kendala-

kendala berarti yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Refleksi

Data yang diperoleh pada saat pelaksanaan tindakan dan

observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik,

selanjutnya dianalisis untuk melihat peningkatan motivasi dan hasil

belajar kognitif siswa pada materi sel dan jaringan makhluk hidup kelas

X APTR-2 dengan menggunakan pendekatan saintifik. Hasil analisis

tersebut dikaji atau dibahas bersama oleh peneliti dan guru pembimbing

untuk mengatasi kendala-kendala berarti yang ditemukan sebagai

perbaikan dalam perencanaan tindakan pada siklus berikutnya.

Demikian proses pembelajaran pada materi sel dan jaringan

makhluk hidup dengan menggunakan pendekatan saintifik untuk

meningkatkan motivasi dan hasil belajar kognitif siswa yang dilakukan

dalam dua siklus. Apabila motivasi dan hasil belajar kognitif siswa

dalam dau siklus dengan dua kali pertemuan pada masing-masing siklus

ini belum mengalami peningkatan, maka akan dilanjutkan dengan siklus

berikutnya. Siklus berikutnya akan dilaksanakan dengan langkah yang

sama, namun tidak tertutup kemungkinan modifikasi berdasarkan hasil

refleksi.

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.uny.ac.id/52363/4/BAB III.pdfPertemuan ke -1 Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang perbedaan antara

D. Instrumen penelitian

Menurut Suhartini Arikunto (2000:134), instrumen penelitian

adalah intrumen pengumpulan data sebagai alat bantu yang dipilih dan

digunakan peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan

tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.

1. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pendekatan Saintifik

Lembar observasi ini digunakan untuk menilai keterlaksanaan

pembelajaran melalui pendekatan saintifik yang digunakan oleh peneliti

untuk mendukung hasil refleksi. Penilaian keterlaksanaan pendekatan

saintifik ini dilakukan oleh 2 orang guru atau observer guna mengetahui

kinerja peneliti serta keberhasilan pembelajaran.

Adapun kisi-kisi lembar observasi keterlaksanaan metode

pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Kisi-kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Scientifict

Approach

Aspek-aspek

Keterlaksanaan

Scientifict Approach

Instrumen

Mengamati Lembar Observasi

(Lampiran.6) Menanya

Mengumpulkan Data

Mengasosiasi

Mengkomunikasikan

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.uny.ac.id/52363/4/BAB III.pdfPertemuan ke -1 Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang perbedaan antara

2. Lembar Quisioner (Skala Likert) Motivasi Belajar Siswa

Lembar quisioner ini dibuat untuk mengetahui motivasi

belajar siswa setelah pembelajaran menggunakan pendekatan

saintifik. Pengukuran motivasi siswa ini menggunakan skala likert

yang merupakan suatu skala penilaian untuk mengukur sikap dengan

skala ordinal. Lembaran ini berisi daftar pernyataan yang diisi oleh

siswa sesuai dengan refleksi diri masing-masing individu dengan

memberikan tanda cek list pada lembar tersebut :

Tabel 5. Kisi-kisi Quisioner (Skala Likert) Motivasi Belajar

Siswa

Dimensi Indikator Pernyataan Jumlah

Positif Negatif

Dimensi

Internal

Siswa memiliki hasrat dan

keinginan untuk berhasil

1,2,3 4 4

Siswa memiliki dorongan dan

kebutuhan dalam belajar

5,7,8 6,9,10 6

Siswa memiliki harapan dan cita-

cita masa depan

11,13 12 3

Dimensi

eksternal

Siswa memperoleh penghargaan

dalam belajar

14,16 15 3

Siswa memperoleh kegiatan yang

menarik dalam belajar

17,19,21 18,20 5

Siswa memiliki lingkungan

belajar yang kondusif

23,24 22 3

Total Pertanyaan 24

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.uny.ac.id/52363/4/BAB III.pdfPertemuan ke -1 Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang perbedaan antara

3. Tes Tertulis (Pretest dan Posttest)

Evaluasi merupakan proses sistematis yang dilakukan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi dari program yang

bersangkutan. Dalam hal ini, untuk mengetahui keberhasilan seluruh

subyek belajar yang menempuh suatu program. Untuk memperoleh

data kuantitatif dapat dilakukan pengukuran melalui tes berupa

pretest dan posttest pada setiap siklus. Pretest merupakan

pengukuran yang dilakukan sebelum menjalankan suatu program,

sedangkan posttest yaitu setelah menjalankan program. Dengan

pengukuran sebelumnya dan setelahnya ini dapat diketahui

perubahan ataupun peningkatan keberhasilan suatu program tersebut

(Bambang Subali, 2002:1).

Tabel 6. Kisi-kisi Aspek Kognitif

Aspek

Kognitif

Indikator Sesuai Silabus Instrumen Tes Tertulis /

Bentuk Butir Soal

Pilihan Ganda Uraian

Mengingat Perbedaan sel prokariotik dan

sel eukariotik

1,2,3

1

Struktur dan fungsi bagian-

bagian sel

5,6,7,12,13,15

Fungsi masing-masing

jaringan pada tumbuhan

1,2

1

Sifat totipotensi pada jaringan

sebagai bahan dasar kultur

jaringan

3,4 2

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.uny.ac.id/52363/4/BAB III.pdfPertemuan ke -1 Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang perbedaan antara

Fungsi masing-masing

jaringan pada hewan

12,13 4

Memahami

Struktur dan fungsi bagian-

bagian sel

5,6,7,12,13,15

Struktur sel hewan dan sel

tumbuhan

4,8,2,3

Fungsi organel sel tumbuhan

dan sel hewan

9,10,11,14,16

2,3

Penampang melintang daun

dan batang tumbuhan

5,6

Jaringan pembentuk organ

pada hewan

14,15

5

Menerapkan Pengamatan sel epitel pipi (sel

hewan) dan umbi lapis

bawang merah (sel tumbuhan)

dengan menggunakan

mikroskop

24,25

Pengamatan proses diffusi,

osmosis dengan menggunakan

umbi kentang dan teh celup

16,17,18,19,20,21

4

Letak jaringan epidermis,

korteks, dan stele (silinder

pusat) pada batang tumbuhan

7, 8, 9

Menganalisis Analisis hasil pengamatan dan

menyimpulkan hasilnya

tentang konsep komponen

kimia sel, struktur fungsi sel,

dan aktivitas sel

22

Karakteristik jaringan

tumbuhan berdasarkan bentuk

sel penyusun dan fungsinya

10,11

3

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.uny.ac.id/52363/4/BAB III.pdfPertemuan ke -1 Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang perbedaan antara

E. Validasi Instrumen

Validasi intrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan uji

validitas isi dan validitas empirik dengan menggunakan aplikasi program

QUEST. Validitas isi suatu instrumen adalah sejauh mana butir-butir dalam

instrumen itu mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan

isi obyek yang hendak diukur (aspek representasi) dan sejauh mana butir-

butir itu mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur (aspek relevansi).

Validitas isi suatu instrumen ditentukan dengan cara mencocokkan apakah

butir-butir yang ada di instrumen itu sudah mewakili komponen-komponen

yang akan diukur atau belum (Badrun, 2009:3).

Bambang Subali (2012:107) mengatakan bahwa suatu alat ukur

dikatakan sahih (valid) jika alat ukur tersebut mampu memberikan

informasi empirik sesuai dengan apa yang diukur. Selain itu, alat ukur juga

harus memiliki sifat andal (reliable) artinya jika dipakai untuk mengukur

berulang-ulang selalu tetap/konsisten/stabil hasilnya.

Validitas empirik diperoleh dari hasil uji di lapangan. Dalam

penelitian ini digunakan program QUEST untuk mengukur validitas butir

soal, reliabilitas, tingkat kesukaran butir soal, serta kriteria lolos dan

gugurnya butir soal/item. Hasil tes dianalisis menurut model kredit parsial

(Partial Credit Model atau PCM) sebagai perluasan Rasch model (RM)

yang merupakan model 1-PL yaitu hanya didasarkan pada tingkat kesukaran

butir (Bambang Subali, 2012:54).

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.uny.ac.id/52363/4/BAB III.pdfPertemuan ke -1 Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang perbedaan antara

Penerapan fit item secara keseluruhan dengan model didasarkan

pada besarnya nilai rata-rata INFIT Mean of Square (INFIT MNSQ) beserta

simpangan bakunya. Jika nilai INFIT MNSQ 1,0 atau mendekati dengan

varians sebesar 0,0 atau jika nilai INFIT t mendekati 0,0 dan varians 1,0

maka keseluruhan butir tes dinyatakan fit dengan model (OUT file .sh).

Reliabilitas soal tes yang diestimasi berdasarkan analisis testi yang

dinyatakan dalam bentuk indeks separasi person atau nilai Internal

Consistency pada CTT (Classical Test Theory) atau Reliability of estimate

(OUT file .sh). Sedangkan estimasi dalam menentukan butir soal yang

diterima atau ditolak jika nilai INFIT MNSQ butir soal mempunyai nilai

antara 0,77 sampai 1,31 (OUT file .sh). Dapat dikarenakan tingkat kesukaran

butir soal yang dapat dilihat pada difficulties index, dengan kriteria sukar ≤ -2

dan mudah ≥ 2 (OUT file .sh dan .tn) (Lampiran 10, 12, 18, 20, 27, 34, 39).

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik

deskriptif. Bambang Subali (2010:49) mengatakan bahwa statistika

deskriptif merupakan prosedur pengumpulan dan penyajian data untuk

memberikan deskripsi atau gambaran dari variabel kuantitatif sehingga

merupakan variabel yang dapat diukur.

1. Teknik Analisis Data Observasi Keterlaksanaan Pendekatan Saintifik

Data yang diperoleh melalui lembar observasi keterlaksanaan

pendekatan saintifik pada masing-masing siklus dianalisis secara

deskriptif dengan cara sebagai berikut:

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.uny.ac.id/52363/4/BAB III.pdfPertemuan ke -1 Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang perbedaan antara

a. Menghitung jumlah skor masing-masing indikator dalam tiap

pertemuan.

b. Menghitung jumlah skor masing-masing indikator dalam tiap

siklus.

c. Menetukan skor maksimal masing-masing indikator dalam tiap

siklus. Sehingga diperoleh selisih/peningkatan setiap indikator

dalam setiap siklus.

Sedangkan, peningkatan keterlaksaan pendekatan saintifik antar

siklus dihitung dengan cara sebagai beriktu :

a. Menghitung jumlah skor masing-masing pertemuan tiap siklus

b. Menghitung jumlah skor total tiap siklus

c. Menentukan skor maksimal tiap siklus

d. Menghitung skor yang diperoleh siklus I dan siklus II dengan

kriteria sebagai berikut :

Tabel 7. Kriteria Keterlaksanaan Pendekatan Saintifik

No Skor Kriteria

1 0 – 25 Sangat Rendah

2 25,1 – 50 Rendah

3 50,1 -75 Tinggi

4 75,1 – 100 Sangat Tinggi

e. Menghitung selisih antara siklus I dan siklus II sehingga dapat

diketahui peningkatan keterlaksanaan pendekatan saintifik.

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.uny.ac.id/52363/4/BAB III.pdfPertemuan ke -1 Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang perbedaan antara

2. Teknik Analisis Data Motivasi Belajar Siswa

Data yang diperoleh melalui quisioner untuk mengetahui

peningkatan motivasi belajar siswa dianalisis secara deskriptif. Adapun

langkah analisisnya sebagai berikut:

a. Menghitung jumlah skor tiap kategori pada masing-masing item

berdasarkan jawaban responden

b. Menghitung jumlah skor tiap kategori pada masing-masing

indikator motivasi belajar yang diteliti berdasarkan jawaban

responden. Adapun kategori penskoran jawaban responden

terhadap setiap pernyataan dalam skala likert tertera pada tabel

dibawah ini:

Tabel 8. Kategori Alternatif Jawaban Responden

No Alternatif Jawaban

1 Sangat Setuju (SS)

2 Setuju (S)

3 Tidak Setuju (TS)

4 Sangat Tidak Setuju (STS)

c. Menghitung skor maksimal dan selisih total skor masing-masing

indikator motivasi belajar sesuai dengan kriteria sebagai berikut :

Page 25: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.uny.ac.id/52363/4/BAB III.pdfPertemuan ke -1 Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang perbedaan antara

Tabel 9. Kriteria Peningkatan Motivasi Belajar Siswa

No Skor Kriteria

1 0 – 25 Sangat Rendah

2 25,1 – 50 Rendah

3 50,1 -75 Tinggi

4 75,1 – 100 Sangat Tinggi

3. Teknik Analisis Data Hasil Belajar Kognitif Siswa

Data yang diperoleh melalui lembar pretest dan posttest

untuk mengukur tingkat kognitif siswa dianalisis secara deskriptif

serta mengukur Effect size. Adapun langkah analisisnya sebagai

berikut:

a. Tingkatan aspek kognitif Siswa dapat diketahui dengan cara

menghitung jumlah skor masing-masing butir soal sehingga

diperoleh total skor masing-masing tingkatan aspek kognitif

(C1-C4). Kemudian, menghitung selisih/peningkatan antara

total skor dan skor maksimal. Adapun kriteria peningkatan hasil

belajar kognitif siswa sebagai berikut:

Tabel. 9 Kriteria Tingkatan Kognitif Siswa

No Skor Kriteria

1 0 – 25 Sangat Rendah

2 25,1 – 50 Rendah

3 50,1 -75 Tinggi

4 75,1 – 100 Sangat Tinggi

Page 26: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.uny.ac.id/52363/4/BAB III.pdfPertemuan ke -1 Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang perbedaan antara

b. Effect size digunakan untuk mengetahui ukuran efek dari

tindakan yang diberikan terhadap hasil belajar kognitif siswa

yaitu dengan menghitung selisih mean posttest siklus pertama

dan siklus kedua. Menurut Robert Coe (2002:2) dalam Ayu

(2014:111) effect size dihitung dengan rumus sebagai berikut:

𝑑 =(𝑚𝑒𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑖𝑘𝑢𝑠 2) − (𝑚𝑒𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑠𝑡 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 1)

𝑆

Keterangan:

d = Effect size

S = standar deviasi

Kriteria yang diusulkan tentang besar kecilnya ukuran efek

tertera pada tabel dibawah ini:

Tabel 10. Kriteria Ukuran Effect size

Ukuran Efek Kategori

0 < d < 0,2 Kecil

0,2 < d < 0,8 Sedang

d < 0,8 Besar

G. Indikator Keberhasilan Tindakan

Penelitian tindakan kelas pada materi sel dan jaringan makhluk hidup

dilakukan siklus demi siklus sampai terjadi peningkatan motivasi belajar

dengan tolak ukur keberhasilan yaitu ≥50,1 (tinggi); serta peningkatan hasil

belajar kognitif dengan tolak ukur penghitungan effect size ≥0,8 (besar)

ataupun dengan penguasaan aspek kognitif sampai pada tahap menerapkan

Page 27: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.uny.ac.id/52363/4/BAB III.pdfPertemuan ke -1 Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang perbedaan antara

(C3) dan menganalisis (C4). Dalam penelitian ini, indikator keberhasilan

tindakan dapat dicapai selama 2 siklus dikarenakan implementasi

penedekatan saintifik dapat berjalan sesuai dengan rancangan penelitian.