18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Ebbut dalam Kasihani Kasbolah (2001: 9) mendefinisikan penelitian tindakan merupakan studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut. Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti berkerja sama dengan guru kelas dengan menerapkan metode eksperimen. 3.1.2. Subjek Penelitian Subyek penelitian dilakukan di SD Cokrowati Kec. Todanan, Kab. Blora dengan jumlah peserta didik kelas V 30 siswa. Peneliti sebagai pelaku tindakan dan siswa sebagai pembelajar. 3.1.3. Waktu Penelitian Peneliti merencanakan penelitian pada semester genap tahun ajaran 2011/ 2012 yaitu bulan Februari sampai bulan Maret 2012 dan diharapkan pada akhir bulan Maret 2012 penelitian ini dapat selesai seperti yang sudah direncanakan. 3.2. Variabel Penelitian Tugas pertama yang dihadapi dalam penelitian tindakan kelas ialah pemilihan dan perumusan masalah. Persoalan penelitian ialah persoalan tentang hubungan variabel-variabel. Dalam penelitian dikenal beberapa macam variabel. Menurut Prayitno (2008: 9), variabel dibedakan menjadi dua yaitu : 1) Variabel Terikat (Variabel Dependen) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri. 2) Variabel Bebas (Variabel Independen) adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri. Dalam penelitian tindakan kelas ini variabel dependennya adalah hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Cokrowati. Sedangkan variabel independen adalah metode eksperimen.
12
Embed
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1059/4/T1_292010619_BAB III.pdfPeneliti dan guru menjelaskan cara melaksakan kegiatan.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
18
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
3.1.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Ebbut dalam Kasihani
Kasbolah (2001: 9) mendefinisikan penelitian tindakan merupakan studi yang
sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam
pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan
tersebut. Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti berkerja sama dengan guru kelas
dengan menerapkan metode eksperimen.
3.1.2. Subjek Penelitian
Subyek penelitian dilakukan di SD Cokrowati Kec. Todanan, Kab. Blora
dengan jumlah peserta didik kelas V 30 siswa. Peneliti sebagai pelaku tindakan
dan siswa sebagai pembelajar.
3.1.3. Waktu Penelitian
Peneliti merencanakan penelitian pada semester genap tahun ajaran 2011/
2012 yaitu bulan Februari sampai bulan Maret 2012 dan diharapkan pada akhir
bulan Maret 2012 penelitian ini dapat selesai seperti yang sudah direncanakan.
3.2. Variabel Penelitian
Tugas pertama yang dihadapi dalam penelitian tindakan kelas ialah
pemilihan dan perumusan masalah. Persoalan penelitian ialah persoalan tentang
hubungan variabel-variabel. Dalam penelitian dikenal beberapa macam variabel.
Menurut Prayitno (2008: 9), variabel dibedakan menjadi dua yaitu :
1) Variabel Terikat (Variabel Dependen) adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel lain yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri.
2) Variabel Bebas (Variabel Independen) adalah variabel yang mempengaruhi
variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri.
Dalam penelitian tindakan kelas ini variabel dependennya adalah hasil
belajar IPA pada siswa kelas V SD Cokrowati. Sedangkan variabel independen
adalah metode eksperimen.
19
3.3. Rencana Tindakan
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model spiral dengan siklus
yang berisi tahapan-tahapan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi (model
Kemmis & Mc Taggart) dalam Kasbolah (2001: 63). Model tersebut digambarkan
sebagai berikut:
Tahapan-tahapan ini berlangsung secara berulang-ulang, sampai tujuan
penelitian tercapai.
3.3.1. Perencanaan Penelitian
1) Permintaan izin
Permintaan izin di SD Cokrowati Kec. Todanan, Kab. Blora kepada kepala
sekolah tersebut.
2) Observasi dan wawancara
Kegiatan observasi dan wawancara dilakukan untuk mendapatkan gambaran
awal tentang SD Cokrowati Kec. Todanan, Kab. Blora secara keseluruhan dan
keadaan proses belajar mengajar mata pelajaran IPA di kelas V.
3) Identifikasi masalah
Dalam pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas V SD Cokrowati Kec.
Todanan, Kab. Blora, pembelajaran masih bersifat konvensional, sehingga
siswa merasa jenuh dan bosan dalam proses belajar mengajar. Siswa
cenderung belajar dengan hafalan dari catatan yang diceramahkan dan dicatat
oleh guru. Dari hal ini, siswa tidak menguasai konsep yang diajarkan guru
sehingga prestasi belajarnya rendah. Dengan mengajak siswa untuk
observasi
perencanaan perencanaan
pelaksanaan
observasi
refleksi
pelaksanaan
refleksi
Gambar 3.2 Rangkaian Langkah-langkah Penelitian Tindakan
20
bereksperimen diharapkan pembelajaran akan menjadi menyenangkan
sehingga siswa mudah memahami materi pembelajaran.
4) Menyusun rencana penelitian
Pada tahap ini peneliti menyusun serangkaian kegiatan secara menyeluruh
yang berupa siklus tindakan kelas.
5) Menyusun lembar observasi untuk setiap tahapan penelitian.
3.3.2. Siklus I
a. Perencanaan
Peneliti mengidentifikasi data baik dari dokumentasi maupun dari observasi
serta wawancara dengan guru kelas lima maupun kepala sekolah. Menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPA dengan
menerapkan metode eksperimen pada pokok bahasan Cahaya dan Sifat-
sifatnya dengan sub pokok bahasan sifat-sifat cahaya.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan
rencana (RPP) yang telah disusun. Adapun langkah-langkah pembelajarannya
adalah sebagai berikut:
1. Peneliti dan guru mengadakan tanya jawab tentang cahaya-cahaya yang
sering dilihat oleh siswa.
2. Peneliti dan guru memberikan konsep materi tentang cahaya dan sifat-
sifatnya.
3. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mencari informasi tentang
fakta tentang konsep sifat cahaya.
4. Peneliti dan guru membagi lembar pengamatan.
5. Peneliti dan guru menjelaskan cara melaksakan kegiatan.
6. Masing-masing kelompok mengadakan pengamatan.
7. Siswa melaksanakan eksperimen.
8. Peneliti dan guru membimbing pelaksanaan eksperimen.
9. Masing-masing kelompok menuliskan hasil pengamatan.
10. Masing-masing kelompok melaporkan hasil pengamatannya dan kelompok
lain menanggapinya.
21
11. Peneliti bersama guru dan siswa menyimpulkan hasil pengamatannya.
c. Pengamatan (observasi)
Pengamatan dilakukan oleh observer (peneliti) dengan mengamati kegiatan
pembelajaran dengan lembar observasi.
Pada kegiatan ini peneliti melakukan pengamatan terhadap:
1. Kegiatan guru dalam pelaksanaan perbaikan pembelajran siklus I
2. Kemampuan guru dalam mengelola kelas.
3. Kegiatan peserta didik dalam pelaksanaan perbaikan pembelajran siklus I.
4. Proses pembelajaran menerapkan metode eksperimen.
5. Kemampuan guru dalam meningkatkan keaktifan peserta didik dalam
proses pengamatan dan percobaan.
6. Hasil belajar peserta didik dalam evaluasi pembelajaran siklus.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi guru dapat merefleksi tentang kegiatan
pembelajaran. Dengan demikian peneliti akan dapat mengetahui efektivitas
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil analisis yang dikumpulkan
pada tahap perbaikan pembelajaran siklus I didiskusikan dengan guru kelas
kemudian didiskripsikan. Hasilnya digunakan untuk mengetahui kelemahan
dan kelebihan hasil pembelajaran siklus I melalui metode eksperimen yang
kemudian dijadikan sebagai bahan perencanaan untuk melaksanakan tindakan
pada siklus selanjutnya guna mencapai hasil yang lebih baik.
3.3.3. Siklus II
a. Perencanaan
Peneliti mengidentifikasi data baik dari dokumentasi maupun dari observasi
serta wawancara dengan guru kelas lima maupun kepala sekolah. Menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPA dengan
menerapkan metode eksperimen pada pokok bahasan Cahaya dan Sifat-
sifatnya dengan sub pokok bahasan sifat-sifat cahaya.
b. Pelaksanaan Tindakan
22
Peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran sesuai dengan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan. Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut:
1. Peneliti dan guru mengadakan tanya jawab tantang kegiatan yang telah
dilakukan sebelumnya.
2. Peneliti dan guru memberikan konsep materi tentang cahaya dan sifat-
sifatnya.
3. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
4. Peneliti dan guru menjelaskan cara melaksanakan tugas.
5. Siswa melakukan eksperimen.
6. Peneliti bersama guru dan siswa menarik kesimpulan dari hasil kegiatan.
7. Peneliti dan guru memberikan evaluasi secara individu.
8. Siswa mengerjakan tes formatif.
c. Pengamatan (observasi)
Pengamatan dilakukan oleh observer (peneliti) dengan mengamati kegiatan
pembelajaran dengan lembar observasi.
Pada kegiatan ini peneliti melakukan pengamatan terhadap:
1. Kegiatan guru dalam pelaksanaan perbaikan pembelajran siklus II
2. Kemampuan guru dalam mengelola kelas.
3. Kegiatan peserta didik dalam pelaksanaan perbaikan pembelajran siklus II.
4. Proses pembelajaran menerapkan metode eksperimen.
5. Kemampuan guru dalam meningkatkan keaktifan peserta didik dalam
proses pengamatan dan percobaan.
6. Hasil belajar peserta didik dalam evaluasi pembelajran siklus.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi, guru dapat merefleksi tentang kegiatan
pembelajaran. Dengan demikian peneliti akan dapat mengetahui efektivitas
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil analisis yang dikumpulkan
pada tahap perbaikan pembelajaran siklus II, didiskusikan dengan guru kelas
kemudian didiskripsikan. Hasilnya digunakan untuk mengetahui kelemahan
dan kelebihan hasil perbaikan pembelajaran siklus II melalui metode
23
eksperimen yang kemudian dijadikan sebagai bahan perencanaan untuk
melaksanakan tindakan untuk siklus selanjutnya guna mencapai hasil yang
lebih baik.
3.4. Data dan Cara Pengumpulannya
3.4.1. Sumber Data
Sumber data penelitian adalah nilai Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V
SD Cokrowati Kec. Todanan, Kab. Blora Tahun Pelajaran 2011/ 2012, hasil
observasi, tes hasil belajar, dokumentasi.
3.4.2. Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data diperoleh dari:
1) Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat
menentukan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Observasi berarti
pengamatan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian ini terdapat dua
pedoman observasi yaitu observasi keaktifan siswa dan observasi pelaksanaan
dengan metode eksperimen. Observasi keaktifan siswa difokuskan pada
pengamatan keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan
observasi pelaksanaan pembelajaran dengan metode eksperimen difokuskan
pada aktifitas guru maupun siswa selama proses pembelajaran. Observasi
dilakukan secara langsung oleh peneliti pada saat pembelajaran di kelas
dilangsungkan, dengan tujuan untuk menggumpulkan data secara kualitatif
mengenai aktivitas guru dan siswa. Tujuannya untuk mencatat masalah yang
terjadi pada saat tindakan yang kemudian akan menjadi refleksi sebagai
tindakan lanjut.
2) Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar diperlukan untuk mengukur tingkat ketercapaian penerapan
metode eksperimen dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam selain itu tes
hasil belajar digunakan untuk mengukur pemahaman materi serta peningkatan
hasil belajar siswa setelah tindakan dilakukan.
Adapun kisi-kisi soal sebagai berikut:
24
Tabel 3.1.
Kisi-kisi Soal Tes Siklus I dan II
Kompetensi Dasar Indikator No Soal
6.1.Mendeskripsikan
sifat-sifat cahaya
Siklus I
6.1.1. Menunjukan sifat
cahaya dapat merambat
lurus
6.1.2. Menunjukan sifat
cahaya dapat
dipantulkan melalui
cermin datar, cermin
cembung dan cermin
cekung
Pilihan ganda:
1, 2, 8, 10
Isian :
1, 2, 4
Pilihan ganda:
3, 4, 5, 6, 7, 9
Isian:
3, 5
6.1.Mendeskripsikan
sifat-sifat cahaya
Siklus II
6.1.3. Menunjukan sifat
cahaya dapat dibiaskan
6.1.4. Menunjukan cahaya
putih terdiri dari
berbagai warna
Pilihan ganda:
1, 2, 4, 5, 9,
10
Isian :
1, 2
Pilihan ganda:
3, 6, 7
Isian:
3, 4, 5
25
%100Siswa
belajar tuntasyang Siswa P x
��=
3) Dokumentasi Dokumentasi digunakan sebagai bukti penelitian telah dilaksanakan.
Dokumentasi berupa nilai ulangan Ilmu Pengetahuan Alam dan bukti proses
belajar mengajar pada siklus I dan siklus II berupa foto.
3.5. Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah penanda yang dapat digunakan sebagai dasar
penentuan berhasil tidaknya penelitian yang dilakukan. Untuk mengukur
keberhasilan tiap-tiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini, tolok ukurnya
adalah sistem belajar tuntas yaitu pencapaian nilai KKM � 60.
Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai
berikut:
Keterangan:
P : Prosentase ketuntasan belajar
Σ : Jumlah
Kriteria Ketuntasan Minimal untuk Mata Pelajaran IPA di SD Cokrowati
Kecamatan Todanan adalah 60. Pada kondisi sebelum pelaksanaan tindakan
prosentase ketuntasan belajar siswa kelas V dalam mata pelajaran IPA hanya
43%. Untuk siklus I ketuntasan yang dicapai minimal 70%, sedangkan untuk
siklus II ketuntasan minimal yang dicapai adalah 85%.
3.6. Analisis Data
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran
perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan
kenyataan sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui
prestasi belajar yang dicapai siswa, untuk memperoleh respon siswa terhadap
kegiatan pembelajaran, serta aktifitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk mengetahui hasil belajar IPA dianalisis dengan cara menghitung
ketuntasan belajarnya yaitu menggunakan rumus sebagai berikut:
26
%100Pr xaJumlahsisw
sbelajarayangtuntaJumlahsiswosentase =
1. Menghitung rata-rata nilai
Untuk menghitung rata-rata nilai menggunakan rumus:
N
xxi
�=
Keterangan:
xi : rata-rata nilai
Σx : jumlah seluruh nilai
N : jumlah siswa
2. Menghitung ketuntasan belajar klasikal
3.7. Instrumen Penelitian
3.7.1. Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2007: 348), instumen yang valid adalah instrumen
yang mampu mengukur apa yang hendak di ukur. Uji validitas perlu dilakukan
agar instrumen yang dipakai dalam penelitian memang benar-benar mengukur
kemampuan yang akan diukur.
Sambas dan Maman (2007: 47) mengatakan bahwa syarat instrument
dikatakan memiliki validitas apabilasudah dibuktikan melalui pengalaman, yaitu
melalui sebuah uji coba. Untuk menafsirkan hasil uji validitas, criteria yang
digunakan adalah:
a) Jika nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r maka item angket
dinyatakan valid dan dapat dipergunakan, atau
b) Jika nilai hitung r lebih kecil (<) dari nilai table r maka item angket dinyatakan
tidak valid dan tidak dapat dipergunakan
c) Nilai table r dapat dilihat a = 5% dan db = n – 2.
Dalam penelitian ini instrument uji validitas dilakukan di SDN Todanan 2
Kecamatan Todanan Kabupaten Blora dengan mengambil responden kelas V
dengan jumlah 20 siswa. Maka db dalam penelitian ini adalah n – 2 yaitu 20 siswa
– 2 = 18 dengan a = 5%. Apabila dilihat di nilai table r maka batas koefisiennya
0,444. Validitas tes dapat dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 17
27
dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis atau dapat menggunakan
Analyze – Correlate – Bevariate kemudian untuk melihat hasilnya apakah item
soal valid atau tidak, dapat dilihat pada output hasil penghitungan, apabila nilai
koefisien kurang dari 0,444 maka item soal tersebut tidak valid dan tidak boleh
digunakan.
Tabel 3.2
Uji Validitas Instrumen Test
Bentuk Instrumen Item Soal Valid Tidak Valid
Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16,
17, 18, 19, 20,
21, 22, 23, 24,
25.
1, 2, 4, 6, 7, 8, 9,
11, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 19, 20, 21,
22, 24, 25.
3, 5, 10, 18, dan
23.
Isian 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, dan 15.
2, 4, 7, 8, 9, 10,
11, 12, 14, dan 15.
1, 3, 5, 6, dan 13.
3.7.2. Uji Reliabilitas
Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel apabila instrumen digunakan
beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang
sama (Sugiyono, 2006: 348). Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian
harus diuji tingkat reliabilitasnya. Menurut George dan Mallery dalam Mawardi
(2005: 62), tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan mengikuti ketentuan
sebagai berikut:
� � 0,7 : Tidak dapat diterima
0,7 < � � 0,8 : Dapat diterima
0,8 < � � 0,9 : Reliabilitas bagus
� > 0,9 : Reliabilitas memuaskan
Menguji reliabilitas instrument seperti halnya menguji validitas. Penulis
menggunakan hasil nilai yang telah diperoleh dari hasil pekerjaan siswa pada
28
kelas uji coba yaitu pada SD Cokrowati. Uji reliabilitas instrument dapat
diperoleh hasil akhir adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Uji Reliabilitas Soal Pilihan Ganda
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.973 20 Pada soal isian yang terdiri dari 30 soal terdapat Cronbach’s Alpha (r)
sebesar 0,973, Cronbach’s Alpha (r) sebesar 0,973 diatas 0,8 maka reliabilitasny
adalah baik.
Tabel 3.4
Uji Reliabilitas Soal Isian
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.957 11
Setelah uji reliabilitas pada instrument soal, maka soal dapat digunakan
untuk mengukur hasil belajar pada siswa kelas V.
3.7.3. Uji Taraf Kesukaran Soal
Suatu tes hasil belajar yang baik memiliki proporsi butir soal yang tingkat
kesukarannya seimbang, artinya berdistribusi secara normal. Secara tentatif dapat
dikatakan bahwa salah satu ciri butir soal yang baik adalah bahwa soal tidak
terlalu sukar dan tidak terlalu mudah untuk kelompok tertentu yang akan dites.
Tingkat kesukaran suatu butir soal ditandai oleh banyaknya presentase siswa
yang menjawab dengan betul butir soal yang bersangkutan, maka dikatakan makin
mudahlah butir soal tersebut dan sebaliknya. Rumus yang digunakan adalah:
29
����������������� � �������������� �������������
������������
Tingkat kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang
besarnya berkisar 0,00 – 1, 00. Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal