Top Banner
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Ebbut dalam Kasihani Kasbolah (2001: 9) mendefinisikan penelitian tindakan merupakan studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut. Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti berkerja sama dengan guru kelas dengan menerapkan metode eksperimen. 3.1.2. Subjek Penelitian Subyek penelitian dilakukan di SD Cokrowati Kec. Todanan, Kab. Blora dengan jumlah peserta didik kelas V 30 siswa. Peneliti sebagai pelaku tindakan dan siswa sebagai pembelajar. 3.1.3. Waktu Penelitian Peneliti merencanakan penelitian pada semester genap tahun ajaran 2011/ 2012 yaitu bulan Februari sampai bulan Maret 2012 dan diharapkan pada akhir bulan Maret 2012 penelitian ini dapat selesai seperti yang sudah direncanakan. 3.2. Variabel Penelitian Tugas pertama yang dihadapi dalam penelitian tindakan kelas ialah pemilihan dan perumusan masalah. Persoalan penelitian ialah persoalan tentang hubungan variabel-variabel. Dalam penelitian dikenal beberapa macam variabel. Menurut Prayitno (2008: 9), variabel dibedakan menjadi dua yaitu : 1) Variabel Terikat (Variabel Dependen) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri. 2) Variabel Bebas (Variabel Independen) adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri. Dalam penelitian tindakan kelas ini variabel dependennya adalah hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Cokrowati. Sedangkan variabel independen adalah metode eksperimen.
12

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1059/4/T1_292010619_BAB III.pdfPeneliti dan guru menjelaskan cara melaksakan kegiatan.

Jun 22, 2019

Download

Documents

phungkhue
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1059/4/T1_292010619_BAB III.pdfPeneliti dan guru menjelaskan cara melaksakan kegiatan.

18

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

3.1.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Ebbut dalam Kasihani

Kasbolah (2001: 9) mendefinisikan penelitian tindakan merupakan studi yang

sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam

pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan

tersebut. Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti berkerja sama dengan guru kelas

dengan menerapkan metode eksperimen.

3.1.2. Subjek Penelitian

Subyek penelitian dilakukan di SD Cokrowati Kec. Todanan, Kab. Blora

dengan jumlah peserta didik kelas V 30 siswa. Peneliti sebagai pelaku tindakan

dan siswa sebagai pembelajar.

3.1.3. Waktu Penelitian

Peneliti merencanakan penelitian pada semester genap tahun ajaran 2011/

2012 yaitu bulan Februari sampai bulan Maret 2012 dan diharapkan pada akhir

bulan Maret 2012 penelitian ini dapat selesai seperti yang sudah direncanakan.

3.2. Variabel Penelitian

Tugas pertama yang dihadapi dalam penelitian tindakan kelas ialah

pemilihan dan perumusan masalah. Persoalan penelitian ialah persoalan tentang

hubungan variabel-variabel. Dalam penelitian dikenal beberapa macam variabel.

Menurut Prayitno (2008: 9), variabel dibedakan menjadi dua yaitu :

1) Variabel Terikat (Variabel Dependen) adalah variabel yang dipengaruhi oleh

variabel lain yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri.

2) Variabel Bebas (Variabel Independen) adalah variabel yang mempengaruhi

variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri.

Dalam penelitian tindakan kelas ini variabel dependennya adalah hasil

belajar IPA pada siswa kelas V SD Cokrowati. Sedangkan variabel independen

adalah metode eksperimen.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1059/4/T1_292010619_BAB III.pdfPeneliti dan guru menjelaskan cara melaksakan kegiatan.

19

3.3. Rencana Tindakan

Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model spiral dengan siklus

yang berisi tahapan-tahapan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi (model

Kemmis & Mc Taggart) dalam Kasbolah (2001: 63). Model tersebut digambarkan

sebagai berikut:

Tahapan-tahapan ini berlangsung secara berulang-ulang, sampai tujuan

penelitian tercapai.

3.3.1. Perencanaan Penelitian

1) Permintaan izin

Permintaan izin di SD Cokrowati Kec. Todanan, Kab. Blora kepada kepala

sekolah tersebut.

2) Observasi dan wawancara

Kegiatan observasi dan wawancara dilakukan untuk mendapatkan gambaran

awal tentang SD Cokrowati Kec. Todanan, Kab. Blora secara keseluruhan dan

keadaan proses belajar mengajar mata pelajaran IPA di kelas V.

3) Identifikasi masalah

Dalam pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas V SD Cokrowati Kec.

Todanan, Kab. Blora, pembelajaran masih bersifat konvensional, sehingga

siswa merasa jenuh dan bosan dalam proses belajar mengajar. Siswa

cenderung belajar dengan hafalan dari catatan yang diceramahkan dan dicatat

oleh guru. Dari hal ini, siswa tidak menguasai konsep yang diajarkan guru

sehingga prestasi belajarnya rendah. Dengan mengajak siswa untuk

observasi

perencanaan perencanaan

pelaksanaan

observasi

refleksi

pelaksanaan

refleksi

Gambar 3.2 Rangkaian Langkah-langkah Penelitian Tindakan

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1059/4/T1_292010619_BAB III.pdfPeneliti dan guru menjelaskan cara melaksakan kegiatan.

20

bereksperimen diharapkan pembelajaran akan menjadi menyenangkan

sehingga siswa mudah memahami materi pembelajaran.

4) Menyusun rencana penelitian

Pada tahap ini peneliti menyusun serangkaian kegiatan secara menyeluruh

yang berupa siklus tindakan kelas.

5) Menyusun lembar observasi untuk setiap tahapan penelitian.

3.3.2. Siklus I

a. Perencanaan

Peneliti mengidentifikasi data baik dari dokumentasi maupun dari observasi

serta wawancara dengan guru kelas lima maupun kepala sekolah. Menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPA dengan

menerapkan metode eksperimen pada pokok bahasan Cahaya dan Sifat-

sifatnya dengan sub pokok bahasan sifat-sifat cahaya.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan

rencana (RPP) yang telah disusun. Adapun langkah-langkah pembelajarannya

adalah sebagai berikut:

1. Peneliti dan guru mengadakan tanya jawab tentang cahaya-cahaya yang

sering dilihat oleh siswa.

2. Peneliti dan guru memberikan konsep materi tentang cahaya dan sifat-

sifatnya.

3. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mencari informasi tentang

fakta tentang konsep sifat cahaya.

4. Peneliti dan guru membagi lembar pengamatan.

5. Peneliti dan guru menjelaskan cara melaksakan kegiatan.

6. Masing-masing kelompok mengadakan pengamatan.

7. Siswa melaksanakan eksperimen.

8. Peneliti dan guru membimbing pelaksanaan eksperimen.

9. Masing-masing kelompok menuliskan hasil pengamatan.

10. Masing-masing kelompok melaporkan hasil pengamatannya dan kelompok

lain menanggapinya.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1059/4/T1_292010619_BAB III.pdfPeneliti dan guru menjelaskan cara melaksakan kegiatan.

21

11. Peneliti bersama guru dan siswa menyimpulkan hasil pengamatannya.

c. Pengamatan (observasi)

Pengamatan dilakukan oleh observer (peneliti) dengan mengamati kegiatan

pembelajaran dengan lembar observasi.

Pada kegiatan ini peneliti melakukan pengamatan terhadap:

1. Kegiatan guru dalam pelaksanaan perbaikan pembelajran siklus I

2. Kemampuan guru dalam mengelola kelas.

3. Kegiatan peserta didik dalam pelaksanaan perbaikan pembelajran siklus I.

4. Proses pembelajaran menerapkan metode eksperimen.

5. Kemampuan guru dalam meningkatkan keaktifan peserta didik dalam

proses pengamatan dan percobaan.

6. Hasil belajar peserta didik dalam evaluasi pembelajaran siklus.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi guru dapat merefleksi tentang kegiatan

pembelajaran. Dengan demikian peneliti akan dapat mengetahui efektivitas

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil analisis yang dikumpulkan

pada tahap perbaikan pembelajaran siklus I didiskusikan dengan guru kelas

kemudian didiskripsikan. Hasilnya digunakan untuk mengetahui kelemahan

dan kelebihan hasil pembelajaran siklus I melalui metode eksperimen yang

kemudian dijadikan sebagai bahan perencanaan untuk melaksanakan tindakan

pada siklus selanjutnya guna mencapai hasil yang lebih baik.

3.3.3. Siklus II

a. Perencanaan

Peneliti mengidentifikasi data baik dari dokumentasi maupun dari observasi

serta wawancara dengan guru kelas lima maupun kepala sekolah. Menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPA dengan

menerapkan metode eksperimen pada pokok bahasan Cahaya dan Sifat-

sifatnya dengan sub pokok bahasan sifat-sifat cahaya.

b. Pelaksanaan Tindakan

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1059/4/T1_292010619_BAB III.pdfPeneliti dan guru menjelaskan cara melaksakan kegiatan.

22

Peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran sesuai dengan skenario

pembelajaran yang telah direncanakan. Adapun langkah-langkahnya sebagai

berikut:

1. Peneliti dan guru mengadakan tanya jawab tantang kegiatan yang telah

dilakukan sebelumnya.

2. Peneliti dan guru memberikan konsep materi tentang cahaya dan sifat-

sifatnya.

3. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.

4. Peneliti dan guru menjelaskan cara melaksanakan tugas.

5. Siswa melakukan eksperimen.

6. Peneliti bersama guru dan siswa menarik kesimpulan dari hasil kegiatan.

7. Peneliti dan guru memberikan evaluasi secara individu.

8. Siswa mengerjakan tes formatif.

c. Pengamatan (observasi)

Pengamatan dilakukan oleh observer (peneliti) dengan mengamati kegiatan

pembelajaran dengan lembar observasi.

Pada kegiatan ini peneliti melakukan pengamatan terhadap:

1. Kegiatan guru dalam pelaksanaan perbaikan pembelajran siklus II

2. Kemampuan guru dalam mengelola kelas.

3. Kegiatan peserta didik dalam pelaksanaan perbaikan pembelajran siklus II.

4. Proses pembelajaran menerapkan metode eksperimen.

5. Kemampuan guru dalam meningkatkan keaktifan peserta didik dalam

proses pengamatan dan percobaan.

6. Hasil belajar peserta didik dalam evaluasi pembelajran siklus.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi, guru dapat merefleksi tentang kegiatan

pembelajaran. Dengan demikian peneliti akan dapat mengetahui efektivitas

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil analisis yang dikumpulkan

pada tahap perbaikan pembelajaran siklus II, didiskusikan dengan guru kelas

kemudian didiskripsikan. Hasilnya digunakan untuk mengetahui kelemahan

dan kelebihan hasil perbaikan pembelajaran siklus II melalui metode

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1059/4/T1_292010619_BAB III.pdfPeneliti dan guru menjelaskan cara melaksakan kegiatan.

23

eksperimen yang kemudian dijadikan sebagai bahan perencanaan untuk

melaksanakan tindakan untuk siklus selanjutnya guna mencapai hasil yang

lebih baik.

3.4. Data dan Cara Pengumpulannya

3.4.1. Sumber Data

Sumber data penelitian adalah nilai Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V

SD Cokrowati Kec. Todanan, Kab. Blora Tahun Pelajaran 2011/ 2012, hasil

observasi, tes hasil belajar, dokumentasi.

3.4.2. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data diperoleh dari:

1) Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat

menentukan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Observasi berarti

pengamatan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian ini terdapat dua

pedoman observasi yaitu observasi keaktifan siswa dan observasi pelaksanaan

dengan metode eksperimen. Observasi keaktifan siswa difokuskan pada

pengamatan keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan

observasi pelaksanaan pembelajaran dengan metode eksperimen difokuskan

pada aktifitas guru maupun siswa selama proses pembelajaran. Observasi

dilakukan secara langsung oleh peneliti pada saat pembelajaran di kelas

dilangsungkan, dengan tujuan untuk menggumpulkan data secara kualitatif

mengenai aktivitas guru dan siswa. Tujuannya untuk mencatat masalah yang

terjadi pada saat tindakan yang kemudian akan menjadi refleksi sebagai

tindakan lanjut.

2) Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar diperlukan untuk mengukur tingkat ketercapaian penerapan

metode eksperimen dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam selain itu tes

hasil belajar digunakan untuk mengukur pemahaman materi serta peningkatan

hasil belajar siswa setelah tindakan dilakukan.

Adapun kisi-kisi soal sebagai berikut:

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1059/4/T1_292010619_BAB III.pdfPeneliti dan guru menjelaskan cara melaksakan kegiatan.

24

Tabel 3.1.

Kisi-kisi Soal Tes Siklus I dan II

Kompetensi Dasar Indikator No Soal

6.1.Mendeskripsikan

sifat-sifat cahaya

Siklus I

6.1.1. Menunjukan sifat

cahaya dapat merambat

lurus

6.1.2. Menunjukan sifat

cahaya dapat

dipantulkan melalui

cermin datar, cermin

cembung dan cermin

cekung

Pilihan ganda:

1, 2, 8, 10

Isian :

1, 2, 4

Pilihan ganda:

3, 4, 5, 6, 7, 9

Isian:

3, 5

6.1.Mendeskripsikan

sifat-sifat cahaya

Siklus II

6.1.3. Menunjukan sifat

cahaya dapat dibiaskan

6.1.4. Menunjukan cahaya

putih terdiri dari

berbagai warna

Pilihan ganda:

1, 2, 4, 5, 9,

10

Isian :

1, 2

Pilihan ganda:

3, 6, 7

Isian:

3, 4, 5

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1059/4/T1_292010619_BAB III.pdfPeneliti dan guru menjelaskan cara melaksakan kegiatan.

25

%100Siswa

belajar tuntasyang Siswa P x

��=

3) Dokumentasi Dokumentasi digunakan sebagai bukti penelitian telah dilaksanakan.

Dokumentasi berupa nilai ulangan Ilmu Pengetahuan Alam dan bukti proses

belajar mengajar pada siklus I dan siklus II berupa foto.

3.5. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah penanda yang dapat digunakan sebagai dasar

penentuan berhasil tidaknya penelitian yang dilakukan. Untuk mengukur

keberhasilan tiap-tiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini, tolok ukurnya

adalah sistem belajar tuntas yaitu pencapaian nilai KKM � 60.

Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai

berikut:

Keterangan:

P : Prosentase ketuntasan belajar

Σ : Jumlah

Kriteria Ketuntasan Minimal untuk Mata Pelajaran IPA di SD Cokrowati

Kecamatan Todanan adalah 60. Pada kondisi sebelum pelaksanaan tindakan

prosentase ketuntasan belajar siswa kelas V dalam mata pelajaran IPA hanya

43%. Untuk siklus I ketuntasan yang dicapai minimal 70%, sedangkan untuk

siklus II ketuntasan minimal yang dicapai adalah 85%.

3.6. Analisis Data

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran

perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan

kenyataan sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui

prestasi belajar yang dicapai siswa, untuk memperoleh respon siswa terhadap

kegiatan pembelajaran, serta aktifitas siswa selama proses pembelajaran.

Untuk mengetahui hasil belajar IPA dianalisis dengan cara menghitung

ketuntasan belajarnya yaitu menggunakan rumus sebagai berikut:

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1059/4/T1_292010619_BAB III.pdfPeneliti dan guru menjelaskan cara melaksakan kegiatan.

26

%100Pr xaJumlahsisw

sbelajarayangtuntaJumlahsiswosentase =

1. Menghitung rata-rata nilai

Untuk menghitung rata-rata nilai menggunakan rumus:

N

xxi

�=

Keterangan:

xi : rata-rata nilai

Σx : jumlah seluruh nilai

N : jumlah siswa

2. Menghitung ketuntasan belajar klasikal

3.7. Instrumen Penelitian

3.7.1. Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2007: 348), instumen yang valid adalah instrumen

yang mampu mengukur apa yang hendak di ukur. Uji validitas perlu dilakukan

agar instrumen yang dipakai dalam penelitian memang benar-benar mengukur

kemampuan yang akan diukur.

Sambas dan Maman (2007: 47) mengatakan bahwa syarat instrument

dikatakan memiliki validitas apabilasudah dibuktikan melalui pengalaman, yaitu

melalui sebuah uji coba. Untuk menafsirkan hasil uji validitas, criteria yang

digunakan adalah:

a) Jika nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r maka item angket

dinyatakan valid dan dapat dipergunakan, atau

b) Jika nilai hitung r lebih kecil (<) dari nilai table r maka item angket dinyatakan

tidak valid dan tidak dapat dipergunakan

c) Nilai table r dapat dilihat a = 5% dan db = n – 2.

Dalam penelitian ini instrument uji validitas dilakukan di SDN Todanan 2

Kecamatan Todanan Kabupaten Blora dengan mengambil responden kelas V

dengan jumlah 20 siswa. Maka db dalam penelitian ini adalah n – 2 yaitu 20 siswa

– 2 = 18 dengan a = 5%. Apabila dilihat di nilai table r maka batas koefisiennya

0,444. Validitas tes dapat dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 17

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1059/4/T1_292010619_BAB III.pdfPeneliti dan guru menjelaskan cara melaksakan kegiatan.

27

dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis atau dapat menggunakan

Analyze – Correlate – Bevariate kemudian untuk melihat hasilnya apakah item

soal valid atau tidak, dapat dilihat pada output hasil penghitungan, apabila nilai

koefisien kurang dari 0,444 maka item soal tersebut tidak valid dan tidak boleh

digunakan.

Tabel 3.2

Uji Validitas Instrumen Test

Bentuk Instrumen Item Soal Valid Tidak Valid

Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,

8, 9, 10, 11, 12,

13, 14, 15, 16,

17, 18, 19, 20,

21, 22, 23, 24,

25.

1, 2, 4, 6, 7, 8, 9,

11, 12, 13, 14, 15,

16, 17, 19, 20, 21,

22, 24, 25.

3, 5, 10, 18, dan

23.

Isian 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,

8, 9, 10, 11, 12,

13, 14, dan 15.

2, 4, 7, 8, 9, 10,

11, 12, 14, dan 15.

1, 3, 5, 6, dan 13.

3.7.2. Uji Reliabilitas

Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel apabila instrumen digunakan

beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang

sama (Sugiyono, 2006: 348). Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian

harus diuji tingkat reliabilitasnya. Menurut George dan Mallery dalam Mawardi

(2005: 62), tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan mengikuti ketentuan

sebagai berikut:

� � 0,7 : Tidak dapat diterima

0,7 < � � 0,8 : Dapat diterima

0,8 < � � 0,9 : Reliabilitas bagus

� > 0,9 : Reliabilitas memuaskan

Menguji reliabilitas instrument seperti halnya menguji validitas. Penulis

menggunakan hasil nilai yang telah diperoleh dari hasil pekerjaan siswa pada

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1059/4/T1_292010619_BAB III.pdfPeneliti dan guru menjelaskan cara melaksakan kegiatan.

28

kelas uji coba yaitu pada SD Cokrowati. Uji reliabilitas instrument dapat

diperoleh hasil akhir adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Uji Reliabilitas Soal Pilihan Ganda

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.973 20 Pada soal isian yang terdiri dari 30 soal terdapat Cronbach’s Alpha (r)

sebesar 0,973, Cronbach’s Alpha (r) sebesar 0,973 diatas 0,8 maka reliabilitasny

adalah baik.

Tabel 3.4

Uji Reliabilitas Soal Isian

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.957 11

Setelah uji reliabilitas pada instrument soal, maka soal dapat digunakan

untuk mengukur hasil belajar pada siswa kelas V.

3.7.3. Uji Taraf Kesukaran Soal

Suatu tes hasil belajar yang baik memiliki proporsi butir soal yang tingkat

kesukarannya seimbang, artinya berdistribusi secara normal. Secara tentatif dapat

dikatakan bahwa salah satu ciri butir soal yang baik adalah bahwa soal tidak

terlalu sukar dan tidak terlalu mudah untuk kelompok tertentu yang akan dites.

Tingkat kesukaran suatu butir soal ditandai oleh banyaknya presentase siswa

yang menjawab dengan betul butir soal yang bersangkutan, maka dikatakan makin

mudahlah butir soal tersebut dan sebaliknya. Rumus yang digunakan adalah:

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1059/4/T1_292010619_BAB III.pdfPeneliti dan guru menjelaskan cara melaksakan kegiatan.

29

����������������� � �������������� �������������

������������

Tingkat kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang

besarnya berkisar 0,00 – 1, 00. Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal

dapat dilihat tabel berikut :

Tabel 3.5

Kriteria Indeks Kesukaran Soal

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Soal

0 – 0,30 Soal kategori sukar

0,31 – 0,70 Soal kategori sedang

0,71 – 1,00 Soal kategori mudah