-
16
BAB III
METODE PENELITIAN
1.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Kristen 3 Eben Haezer Jalan
Jendral
Sudirman Nomor 111B Salatiga. Penelitian ini dilakukan pada
semester 2 tahun
pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian yang dilakukan adalah
penelitian tindakan
kelas yaitu kerjasama antara guru IPA kelas 5 dengan peneliti.
Subjek penelitian
tindakan kelas ini adalah siswa kelas V B yang berjumlah 26
orang, 13 anak laki-
laki dan 13 anak perempuan. Rata-rata umur siswa kelas V B
sekitar 10-11 tahun.
Keadaan sosial ekonomi orangtua siswa Kelas V B sangat
beragam.
Sebagian besar orangtua siswa bekerja sebagai wiraswasta dan
pegawai negeri.
Karena kesibukan orangtua siswa yang beragam, membuat beberapa
siswa kurang
mendapatkan perhatian dari orangtuanya. Orangtua kurang memantau
kegiatan
belajar siswa ketika di rumah. Siswa menjadi malas untuk
mempelajari dan
membaca buku pelajaran di rumah. Selain itu di kelas V B ada
beberapa siswa
yang suka membuat keributan di kelas, sehingga proses
pembelajaran di kelas
menjadi tidak kondusif atau tidak dapat berjalan dengan
lancar.
1.2 Variabel yang akan Diteliti
Variabel penelitian tindakan kelas ini terdapat tiga variabel
yaitu variabel
pembelajaran Talking Chips, keterampilan sosial dan hasil
belajar. Rinciannya
sebagai berikut:
1) Talking Chips (Kancing Gemerincing) merupakan variabel
independen atau
variabel bebas. Kancing Gemerincing merupakan salah satu tipe
model
pembelajaran kooperatif yang masing-masing anggota
kelompoknya
mendapat kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi mereka
dan
mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota kelompok lain,
sehingga
dapat mengatasi permasalahan pemerataan kesempatan dalam
diskusi
kelompok. Pembelajaran ini dapat membangun keinginan siswa untuk
belajar
dan siswa yang pasif menjadi lebih aktif.
-
17
Langkah-langkah pembelajaran talking chips:
Fase 1 persiapan
Fase 2 menjelaskan materi
Fase 3 membentuk kelompok
Fase 4 membagi kancing
Fase 5 diskusi masalah
Fase 6 mempresentasikan hasil diskusi
Fase 7 memberikan kesimpulan
2) Keterampilan sosial dan hasil belajar merupakan variabel
dependen atau
variabel terikat dalam penelitian ini.
a. Keterampilan sosial adalah kemampuan atau perilaku individu
dalam
menyesuaikan dirinya dalam bermasyarakat, dengan
berinteraksi,
mengemukakan pendapat, menyalurkan ide, dan saling bertukar
pendapat maupun informasi yang dimiliki.
b. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa dari kegiatan
atau
proses belajar yang telah dilakukannya. Dalam penelitian ini
hasil
belajar yang digunakan hasil dapat diperoleh dari skor evaluasi
pada
akhir pembelajaran.
1.3 Rencana Tindakan
Penelitian ini direncanakan dengan menggunakan model Kemmis
& Mc
Taggart (Arikunto 2010: 137) yang menggambarkan adanya empat
langkah,
meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan
refleksi/pantulan.
Di dalam penelitian ini akan dilaksanakan beberapa siklus sampai
tujuan
pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai sehingga hasil
belajar siswa dapat
meningkat. Rincian prosedur tindakan dapat digambarkan pada
bagan sebagai
berikut:
-
18
Gambar 2: Model Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis &
Mc Taggart
Sebelum peneliti melakukan penelitian, peneliti terlebih
dahulu
menyiapkan atau menyusun suatu perencanaan antara lain: kapan
penelitian akan
dilakukan, hal apa saja yang dibutuhkan untuk penelitian. Pada
saat kegiatan
penelitian sedang berlangsung, peneliti sebagai pengamat saat
proses
pembelajaran sedang berlangsung, peneliti akan melihat apakah
proses
pembelajaran berjalan dengan baik.
Setelah kegiatan pengamatan berakhir perlu dilakukan refleksi,
untuk
mengetahui hasil dari proses pembelajaran, sehingga dapat
diketahui kekurangan
atau pun kelebihan dari pembelajaran talking chips. Apabila pada
siklus I belum
mencapai yang diharapkan, maka dapat dilakukan perbaikan pada
siklus
berikutnya. Berikut tahap-tahap yang akan dilakukan oleh
peneliti bersama
dengan guru:
-
19
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) Menyamakan persepsi antar peneliti dengan guru IPA
tentang
pembelajaran Talking Chips yang akan dilakukan dalam
kegiatan
pembelajaran.
2) Peneliti bersama dengan guru IPA menyusun rencana
pelaksanaan
pembelajaran Talking Chips yang akan dilaksanakan pada
proses
pembelajaran, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menyatakan kegiatan pembelajaran yang akan diberikan,
standar kompetensi, kompetensi dasar, dan alokasi waktu.
b) Menyatakan tujuan pembelajaran dan indikator pencapaian
pembelajaran.
c) Menyusun RPP yang sesuai dengan tahapan pembelajaran
Talking Chips.
d) Membuat pedoman observasi untuk mengetahui aktivitas guru
dan siswa selama proses pembelajaran.
e) Membuat lembar angket untuk mengetahui keterampilan
sosial
siswa terhadap pelajaran IPA selama proses pembelajaran.
f) Menyiapkan alat peraga yang sesuai dengan pembelajaran
Talking Chips.
g) Menyusun soal evaluasi untuk mengetahui hasil belajar
siswa.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP). Pelaksanaan tindakan pada siklus I terdiri dari 3
pertemuan dan
siklus II terdiri dari 2 pertemuan. Adapun gambaran
pelaksanaan
pembelajaran sebagai berikut:
a) Membuka pelajaran dengan salam, renungan dan berdoa.
-
20
b) Menpersiapkan media pembelajaran dan menyampaikan tujuan
pembelajaran.
c) Memberikan apresepsi yang berkaitan dengan pembelajaran
yang akan dibahas.
d) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang
sedang dipelajari.
e) Guru membagi siswa menjadi dalam kelompok.
f) Guru terlebih dahulu menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran Talking Chips.
g) Guru membagikan lembar kerja kepada setiap kelompok
sebagai bahan yang akan dipelajari.
h) Guru membagikan kancing pada setiap siswa, setiap siswa
mendapatkan 3-5 kancing. Siswa saling mendiskusikan,
menyampaikan gagasan atau ide mengenai permasalahan yang
ada dalam lembar kerja.
i) Siswa dalam kelompok menjawab dan menanggapi
permasalahan yang sedang dibahas.
j) Begitu seterusnya, sampai permasalahan atau pertanyaan
yang
diberikan oleh guru selesai dan habis.
k) Apabila kancing sudah habis, namun diskusi belum selasai
maka kelompok boleh membagi kancing lagi.
l) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan bagi
siswa yang berani maju ke depan untuk mempresentasikan
hasilnya, maka siswa tersebut harus menyerahkan kancing.
m) Siswa bersama guru membuat kesimpulan mengenai materi
yang sudah dibahas.
n) Bagi siswa yang mendapat nilai tertinggi akan mendapatkan
reward atau pujian.
-
21
3. Tahap Observasi/Pengamatan
Tahap ini dilakukan selama penelitian ini berlangsung.
Peneliti
bersama dengan observer melakukan observasi. Peneliti
mengamati
jalannya pembelajaran untuk menilai kemampuan guru dalam
mengelola
kelas dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, serta
kegiatan/aktivitas
siswa dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti dan observer
melakukan
pengamatan terhadap proses pelaksanaan tindakan dengan
mengisi
lembar observasi guru dan siswa.
4. Tahap Refleksi
Pada tahapan ini berkaitan erat dengan proses dan hasil yang
diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan. Perlu dilakukan
analisis
terhadap temuan-temuan yang berupa hambatan, kekurangan atau
kelemahan yang diperoleh selama pelaksanaan siklus pertama
sebagai
masukan untuk siklus berikutnya. Berdasarkan data yang telah
dianalisis
maka dapat disimpulkan apakah semua kegiatan yang telah berjalan
sesuai
dengan yang diharapkan atau tidak.
Untuk siklus berikutnya, kegiatan pembelajaran dilakukan
sama
seperti pada Siklus I. Namun terdapat tambahan kegiatan yang
merupakan
penyempurnaan dari kekurangan pada Siklus I.
3.4 Data dan Cara Pengumpulannya
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
a) Observasi
Teknik observasi digunakan untuk mengetahui perkembangan
kegiatan guru dan siswa dalam menerapkan Pembelajaran Talking
Chips
dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti dan observer bertugas
untuk
melakukan pengamatan dan penilaian dengan mengisi lembar
observasi
atau format yang berisikan kegiatan/aktivitas siswa dan kegiatan
mengajar
guru pada setiap pertemuan dalam pembelajaran.
-
22
b) Angket
Teknik angket digunakan untuk mengukur keterampilan sosial
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
menerapkan
Pembelajaran Talking Chips. Menurut Arikunto (2010: 194) angket
atau
kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Angket harus diisi
sendiri oleh
responden/siswa, karena jawaban dari angket ini hasil dari
respon siswa
atau pengalaman yang di dapat siswa selama pembelajaran tentang
apa
yang sudah siswa lakukan dan yang sudah siswa pelajari.
c) Tes
Teknik tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa atau
hasil belajar siswa setelah menerapkan Pembelajaran Talking
Chips.
Menurut Arikunto (2010: 193) tes adalah serentetan pertanyaan
atau
latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan,
pengetahuan intelegensi, kemampuan untuk bakat yang dimiliki
individu
atau kelompok.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
a) Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan
siswa selama proses pembelajaran menggunakan Pembelajaran
Kooperatif
tipe Talking Chips. Pengisian lembar observasi ini dengan
memberikan
tanda checklist (√) pada kolom jawaban yang tersedia sesuai
hasil yang
diamati oleh peneliti dan observer terhadap aktivitas guru dan
siswa pada
setiap pertemuan.
-
23
Berikut kisi-kisi lembar observasi Guru, dimana peneliti dan
observer melakukan observasi untuk mengamati kegiatan yang
dilakukan
oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung:
Tabel 2
Kisi – Kisi Lembar Observasi Guru
No Aspek Indikator No.
item Jumlah
1 Persiapan a. Mempersiapkan media yang digunakan.
b. Memberikan apresepsi dan tujuan pembelajaran.
1
2,3
1
2
2 Menjelaskan
materi
a. Menyampaikan materi dengan jelas.
b. Menanyakan pada siswa yang belum jelas atau paham
tentang materi yang
dijelaskan.
4,5,6
7
3
1
3 Pembentukan
kelompok
a. Membagi kelompok sama rata.
b. Menjelaskan tentang pembelajaran talking chips.
8
9
1
1
4 Membagi
kancing dan LK
a. Membagikan kancing dan lembar kerja pada tiap
kelompok secara merata.
b. Menjelaskan langkah-langkah diskusi.
10,11
12
2
1
5 Diskusi
masalah
a. Memantau jalannya diskusi agar berjalan dengan baik.
b. Membimbing siswa dalam diskusi, apabila mengalami
kesulitan.
13
14,15
1
2
6 Mempresentasi
kan hasil
diskusi
a. Meminta setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya.
16 1
7 Kesimpulan a. Membimbing siswa membuat kesimpulan.
b. Memberikan penghargaan pada kelompok yang
memiliki poin terbanyak.
17
18
1
1
8 Melakukan
kegiatan
penutup
a. Membuat rangkuman b. Melakukan refleksi
20
19
2
TOTAL 20 20
-
24
Peneliti dan observer juga melakukan pengamatan pada
kegiatan
yang dilakukan oleh siswa pada saat proses pembelajaran. Berikut
kisi-kisi
lembar observasi siswa:
Tabel 3
Kisi – Kisi Lembar Observasi Siswa
No Aspek Indikator No.
item Jumlah
1 Persiapan a. Siap menerima pelajaran
1 1
2 Menjelaskan
materi
a. Mendengarkan penjelasan dari guru.
b. Tidak menggangu teman saat sedang
mendengarkan.
2,3
4
2
1
3 Pembentukkan
kelompok
a. Membentuk kelompok dengan tertib.
b. Dalam membentuk kelompok tidak pilih-
pilih teman.
5
6
1
1
4 Membagi kancing a. Membagi kancing dengan tertib.
b. Dalam membagi kancing tidak saling
berebut.
7
8
1
1
5 Diskusi masalah a. Melakukan diskusi dalam kelompok.
b. Menyampaikan pendapat atau idenya
dalam kelompok.
9
10
1
1
6 Mempresentasikan
hasil diskusi
a. Mempresentasikan hasil diskusinya.
b. Menyampaikan hasil presentasi dengan baik
dan jelas.
11
12
1
1
7 Kesimpulan a. Membuat kesimpulan dari hasil yang didapat
dari presentasi setiap
kelompok.
13 1
8 Melakukan
kegiatan penutup
a. Membuat rangkuman b. Melakukan refleksi
14
15
1
1
TOTAL 15 15
-
25
b) Angket
Teknik angket digunakan untuk mengukur keterampilan sosial
siswa ketika siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
menerapkan
Pembelajaran Talking Chips.
Berikut kisi-kisi lembar angket keterampilan sosial untuk
siswa
kelas 5 SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga:
Tabel 4
Kisi – Kisi Lembar Angket Keterampilan Sosial
No Aspek Indikator No. item Jumlah
1 Kemampuan
berkomunikasi
a. Menggunakan bahasa yang baik dan benar.
b. Berbicara dengan jelas dan tidak terbata-bata
dalam bicara.
1,2
3,4
2
2
2 Menjalin hubungan
dengan orang lain
a. Bertanya pada teman sekelompoknya.
b. Tidak pilih-pilih teman dalam diskusi.
c. Bekerjasama dalam kelompok.
5,6
7,8
9,10
2
2
2
3 Mendengarkan
pendapat atau
keluhan dari orang
lain
a. Menjadi pendengar yang baik untuk teman
dalam kelompok.
b. Mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan dari guru
maupun teman.
11,12,13
14,15
3
2
4 Memberi/menerima
kritikan atau saran
a. Menyampaikan gagasan/pendapatnya
dalam kelompok.
b. Mau menerima saran/pendapat dari
teman.
16,17
18,19,20
2
3
TOTAL 20 20
Angket ini berisi sejumlah pertanyaan yang harus dijawab
oleh
siswa dengan pilihan yang ada antara lain; sangat setuju,
setuju, tidak
setuju, dan sangat tidak setuju. Angket atau kuesioner adalah
sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari
-
26
responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal
yang ia
ketahui (Arikunto, 2010: 194).
Lembar angket ini berisi tentang pernyataan dengan
menggunakan
Skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang digunakan
untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi tentang kejadian atau
gejala sosial
(Riduwan, 2004: 87). Jawaban dari setiap pernyataan yang
menggunakan
Skala Likert mempunyai gradasi dari yang positif sampai yang
negatif.
Tabel 5
Skor Butir Pernyataan Dalam Skala Likert
Jawaban Positif Negatif
Sangat setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak setuju 2 3
Sangat tidak setuju 1 4
Tabel 6
Kategori Keterampilan Sosial
No Skor Kategori Keterampilan Sosial
1 ≥60 Tinggi 2 40 sampai 59 Sedang
3 20 sampai 39 Rendah
c) Butir Soal Tes
Instrumen butir soal tes digunakan untuk mengetahui sejauh
mana
pencapaian keberhasilan pemahaman siswa terhadap pembelajaran
dan
sebagai pembanding peningkatan hasil belajar tiap siklus. Soal
tes ini
berbentuk pilihan ganda yang diberikan pada akhir kegiatan
pembelajaran
tiap siklus. Dalam penelitian ini telah dilaksanakan sampai
siklus II.
-
27
Berikut kisi-kisi soal tes IPA siklus I, di SD Kristen 03
Eben
Haezer Salatiga semester II tahun pelajaran 2013/2014:
Tabel 7
Kisi-Kisi Soal Tes IPA Siklus I
Standar
Kompetensi Kompetensi
Dasar Indikator
No.
Item Jumlah
7. Memahami
perubahan
yang terjadi di
alam dan
hubungannya
dengan
penggunaan
sumber daya
alam.
7.1
Mendeskripsikan
proses
pembentukkan
tanah karena
pelapukan.
7.1.1 Menyebutkan jenis-jenis
batuan. 7.1.2 Menjelaskan
ciri-ciri dan
proses
terbentuknya
batuan.
1,3,4,10
2,5,6,7,8
,9
4
6
7.1.3 Menjelaskan proses
pembentukkan
tanah karena
pelapukan . 7.1.4 Menjelaskan
jenis-jenis
pelapukan
berdasarkan
proses
terjadinya. 7.1.5 Mengidentifik
asi berbagai
macam faktor
penyebab
pelapukan
batuan.
17,20
11,13,14
,18
12,15,16
,19
2
4
4
7.2
Mengidentifikasi
jenis-jenis tanah.
7.2.1 Menjelaskan jenis-jenis
tanah dan
proses
terbentuknya. 7.2.2 Menyebutkan
ciri-ciri tanah
beserta
kegunaanya.
21,22,23
,24,30,
25,26,27
,28,29,
5
5
TOTAL 30 30
-
28
Berikut kisi-kisi soal tes IPA siklus II, di SD Kristen 03
Eben
Haezer Salatiga semester II tahun pelajaran 2013/2014:
Tabel 8
Kisi-Kisi Soal Tes IPA Siklus II
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator No. Item Jumlah
7. Memahami
perubahan
yang terjadi di
alam dan
hubungannya
dengan
penggunaan
sumber daya
alam.
7.3
Mendeskripsikan
struktur bumi.
7.3.1 Menyebutkan lapisan-lapisan
penyusun
bumi. 7.3.2 Menjelaskan
ciri-ciri
lapisan
penyusun
bumi.
4,5,6,7,2
6,27,33,
34
1,2,3,24,
25,28,29
,30,31,3
2,35
8
11
7.3.3 Menyebutkan lapisan-lapisan
atmosfer bumi.
7.3.4 Menjelaskan
ciri-ciri
lapisan-lapisan
atmosfer bumi.
8,9,10,1
2,13,15,
16,17,19
,20
11,14,18
,21,22,2
3,
10
6
TOTAL 35 35
3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas
Untuk mengetahui sejauh mana instrumen butir soal yang digunakan
baik
atau tidak, maka instrumen butir soal tes harus dilakukan uji
validitas dan uji
reliabilitas.
1) Uji Validitas
Menurut Anastasi dan Urbina (Purwanto, 2013: 114), validitas
berhubungan dengan apakah tes mengukur apa yang mesti diukurnya
dan
seberapa baik dia melakukannya. Sedangkan menurut Arikunto
(2010: 211)
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau
kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila mampu
mengukur apa yang di inginkan. Validitas digunakan untuk
mengukur sejauh
-
29
mana pencapaian alat ukur yang digunakan peneliti dalam
penelitian. Pada
penenlitian analisis butir soal dilakukan dengan SPSS 16.
a. Validitas Siklus I
Hasil uji validitas yang dilakukan di SD Kristen 03 Eben
Haezer
Salatiga, dari 30 soal diperoleh 20 soal yang valid. Dengan
kriteria soal
valid menurut Nanik Sulistya Wardani (2009: 8.12) bahwa suatu
item
instrument penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien
corrected
item to total correlation ≥ 0,20. Berikut nomer soal yang valid
dan tidak
valid setelah dilakukan uji validitas:
Tabel 9
Hasil Uji Validitas Siklus I
Soal Valid Soal Tidak Valid
1, 2, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 13, 14,
17, 18, 20, 24, 25, 26, 27, 28, 29.
4, 8, 12, 15, 16, 19, 21, 22, 23, 30.
b. Validitas Siklus II
Hasil uji validitas yang dilakukan di SD Kristen 03 Eben
Haezer
Salatiga, dari 35 soal diperoleh 31 soal yang valid. Dengan
kriteria soal
valid menurut Nanik Sulistya Wardani (2009: 8.12) bahwa suatu
item
instrument penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien
corrected
item to total correlation ≥ 0,20. Berikut hasil uji validitas
soal siklus.
Berikut nomer soal yang valid dan tidak valid setelah dilakukan
uji
validitas:
Tabel 10
Hasil Uji Validitas Siklus II
Soal Valid Soal Tidak Valid
1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20,
21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28,
31, 33, 34, 35.
7, 29, 30, 32.
-
30
2) Uji Reliabilitas
Menurut Anastasia dan Susana (1997) Reliabilitas adalah sesuatu
yang
merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama
ketika mereka
diuji ulang dengan tes yang sama pada kesempatan yang berbeda,
atau dengan
seperangkat butir-butir ekuivalen (equivalent items) yang
berbeda, atau di bawah
kondisi pengujian yang berbeda.
Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan
menghasilkan
data yang dapat dipercaya juga (Arikunto, 2010: 221). Apabila
data sesuai
dengan kenyataannya, maka meskipun beberapa kali diujikan
hasilnya akan tetap
sama atau konsisten. Maka alat ukur tersebut memiliki
reliabilitas yang konsisten
dan ajeg.
Pada penelitian ini rumus yang digunakan untuk menguji
reliabilitas
adalah rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2b = jumlah varian butir/item 2
tV = varian total
Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan
menggunakan
teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6.
a. Reliabilitas Siklus I
Dari 30 soal yang diujikan diperoleh 20 soal yang valid, soal
yang
valid dilakukan uji reliabilitas diperoleh hasil 0,735 sehingga
dapat
dikatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada
tabel 11:
-
31
Tabel 11
Hasil Uji Reliabilitas Siklus I
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.735 20
b. Reliabilitas Siklus II
Dari 35 soal yang diujikan diperoleh 31 soal yang valid, soal
yang
valid dilakukan uji reliabilitas diperoleh hasil 0,877 sehingga
dapat
dikatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada
tabel 12:
Tabel 12
Hasil Uji Reliabilitas Siklus II
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.877 31
3.6 Indikator Kinerja
Indikator kinerja digunakan untuk menentukan keberhasilan
dalam
penelitian, meliputi indikator proses dan indikator hasil.
1) Indikator Proses
Indikator ini digunakan untuk mengetahui ketercapaian proses
pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa pada penerapan
pembelajaran
Talking Chips. Pembelajaran dapat dikatakan baik jika skor guru
mencapai
≥17 dan skor siswa mencapai ≥17, skor tersebut dapat dicapai
apabila guru
dan siswa melaksanakan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah
dalam
pembelajaran Talking Chips.
-
32
2) Indikator Hasil
Indikator hasil dapat dilihat melalui dua aspek, yaitu
keterampilan
sosial dan hasil belajar siswa.
a. Keterampilan sosial
Penelitian dikatakan berhasil apabila minimal 75% dari siswa
memiliki
keterampilan sosial yang tinggi dengan skor ≥60.
b. Hasil belajar
Penelitian dikatakan berhasil apabila minimal 75% dari siswa
mencapai
ketuntasan belajar atau KKM ≥66 yang sudah ditentukan oleh
sekolah.
3.7 Analisis Data
Teknik analisis data merupakan teknik yang dilakukan untuk
mengolah
data yang diperoleh dari pelaksanaan pembelajaran untuk
mengetahui peningkatan
yang dicapai pada tiap-tiap siklus. Teknik analisis data yang
digunakan adalah
deskriptif komparatif. Data kuantitatif dengan deskriptif
komparatif untuk
membandingkan nilai tes pada kondisi awal, siklus I, dan siklus
II. Begitu juga
dengan hasil angket pada siklus I dan siklus II. Data kualitatif
diperoleh dari
pengamatan kegiatan guru dan siswa dalam bentuk check list.
Kemudian dibuat
kesimpulan berdasarkan hasil analisis data.