BAB III DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Kondisi Objektif Lokasi Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SMU Muhammadiyah 3 Ciparay. Yang berlokasi di Jl. Laswi No. 633 RT. 02 RW. 03 Desa Serangmekar Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung 40381 dengan nomor telepon (022) 5952651. 2. Sarana dan Prasarana Berdasarkan hasil observasi, kondisi gedung SMU Muhammadiyah 3 Ciparay berdiri permanen. Gedung ini dibangun di atas tanah yang luasnya 1500m 2 . Gedung dan tanah tersebut berasal dari wakaf dan swadaya warga Muhammadiyah serta dari para simpatisan Muhammadiyah. Prasarana yang mapan seperti ruangan yang sejuk dan bersih dengan tempat duduk yang nyaman biasanya lebih memperlancar terjadinya proses belajar. Demikian pula sarana yang lengkap seperti adanya buku teks dan alat 35
46
Embed
BAB III - mcdens14 – learning and working is worship · Web viewDESKRIPSI DAN ANALISA DATA Kondisi Objektif Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SMU Muhammadiyah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB III
DESKRIPSI DAN ANALISA DATA
A. Kondisi Objektif Lokasi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SMU Muhammadiyah 3 Ciparay. Yang berlokasi di
Jl. Laswi No. 633 RT. 02 RW. 03 Desa Serangmekar Kecamatan Ciparay Kabupaten
Bandung 40381 dengan nomor telepon (022) 5952651.
2. Sarana dan Prasarana
Berdasarkan hasil observasi, kondisi gedung SMU Muhammadiyah 3 Ciparay
berdiri permanen. Gedung ini dibangun di atas tanah yang luasnya 1500m2. Gedung
dan tanah tersebut berasal dari wakaf dan swadaya warga Muhammadiyah serta dari
para simpatisan Muhammadiyah.
Prasarana yang mapan seperti ruangan yang sejuk dan bersih dengan tempat
duduk yang nyaman biasanya lebih memperlancar terjadinya proses belajar.
Demikian pula sarana yang lengkap seperti adanya buku teks dan alat bantu belajar
akan merupakan fasilitas belajar yang penting. Penyediaan sumber belajar yang lain
seperti majalah tentang matematika, laboratorium akan meningkatkan kualitas belajar
peserta didik.
Penyelenggaraan pendidikan di SMU Muhammadiyah 3 Ciparay
dilaksanakan pada siang hari dikarenakan ruang untuk kegiatan belajar mengajar
belum mencukupi. Sebagai gambaran banyaknya ruangan di SMU Muhammadiyah 3
Ciparay berjumlah 18 ruangan, dapat dilihat dalam tabel 3.1:
No Ruang Jumlah1 Belajar 112 Kepala Sekolah 13 Wakil Kepala Sekolah 14 Tata Usaha (TU) 15 Kepala TU 16 Guru 17 Perpustakaan 1
Sumber data: Program Kerja SMU Muhammadiyah 3 Ciparay Bandung
3. Jumlah Staf Pengajar, TU, Pesuruh dan Siswa
Untuk berlanjutnya proses belajar mengajar di SMU Muhammadiyah 3
Ciparay Bandung, sebagai gambaran jumlah staf pengajar dan jumlah siswa:
- Jumlah staf pengajar 30 orang
- Jumlah Tata Usaha 3 orang
- Jumlah pembantu umum 1 orang
Adapun guru matematika di SMU Muhammadiyah 3 Ciparay Bandung
sebanyak 3 orang. Dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 3.2.JUMLAH GURU MATEMATIKA
DI SMU MUHAMMADIYAH 3 CIPARAY BANDUNG
No. Nama Guru Lulusan Lama mengajar
1 Lia Kurniawati, S.Pd. UNLA 6 tahun
2 Asep Tasdik, S.Pd. UPI 2 tahun
3 Yanto, S.Pd UNINUS 2 tahun
Sumber Data: Program Kerja SMU Muhammadiyah 3 Ciparay Bandung
36
Jumlah siswa SMU Muhammadiyah 3 Ciparay Bandung dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut :
Tabel 3.3.JUMLAH SISWA DI SMU MUHAMMADIYAH 3 CIPARAY BANDUNG
Kelas L PI 38 35II 57 63III 34 44
Jumlah 129 142Sumber Data: Program Kerja SMU Muhammadiyah 3 Ciparay Bandung
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Setelah data diperoleh dari sampel penelitian dan agar data tersebut lebih
bermakna, sehingga memberikan gambaran mengenai permasalahan yang diteliti,
untuk itu perlu dilakukan analisis terhadap data hasil penelitian.
1. Hasil Penelitian
Untuk mengetahui jumlah siswa yang mengalami kesulitan pada setiap pokok
uji sesuai dengan tahapan Polya, dari tiap tahap pemecahan masalah dihitung batas
lulus idealnya kemudian dari setiap skor yang diperoleh siswa dihitung jumlah siswa
yang mengalami kesulitan. Dalam hal ini siswa yang mendapat skor di bawah x mnimum,
dan persentase kesulitan dihitung dari jumlah siswa yang mengalami kesulitan dibagi
jumlah seluruh siswa yang dijadikan subjek penelitian.
a. Tes Pokok Uji I
1) Persentase kesulitan siswa pada pokok uji nomor satu sesuai dengan tahap
pemecahan masalah menurut heuristik Polya.
37
Contoh soal:
Seorang pedagang membeli 25 pasang sepatu untuk persediaan. Ia ingin membeli sepatu jenis A dengan harga Rp. 30.000,- dengan laba Rp. 10.000,- dan sepatu jenis B seharga Rp. 40.000,- dengan laba Rp. 12.000,-. Ia merencanakan tidak akan mengeluarkan uang lebih dari Rp. 840.000,-. Hitunglah laba maksimum yang diperoleh pedagang itu?
Jawaban yang diberikan oleh siswa adalah sebagai berikut:
Pada tahap pemahaman soal, siswa harus dapat menuliskan apa yang
diketahui dan apa yang ditanyakan, serta membuat model matematika yang
tepat dan sesuai. Pada tahap ini siswa tidak mengalami kesulitan, artinya
siswa memahami masalah atau soal dengan baik. Pada tahap rencana
penyelesaian siswa harus dapat menuliskan definisi, dalil atau rumus yang
digunakan, dan rencana penyelesaian soal tes. Pada tahap ini tidak ada siswa
yang mengalami kesulitan, artinya siswa dapat menyelesaikan rencana
penyelesaian masalah. Sedangkan pada tahap pelaksanaan rencana
penyelesaian yaitu 35% siswa tidak mampu menyelesaikan salah satu
masalah pada soal dengan langkah-langkah penyelesaian masalah dan
perhitungan yang tepat dan benar. Siswa mencoba menyelesaikan masalah
(a) Tidak ada siswa yang mengalami kesulitan pada tahap pemahaman soal
(tahap pertama).
(b) Tidak ada siswa yang mengalami kesulitan pada tahap rencana
penyelesaian (tahap kedua).
(c) 14 siswa dinyatakan mengalami kesulitan pada tahap pelaksanaan rencana
(tahap ketiga), dengan kategori hampir setengahnya mengalami kesulitan
(35%). Pada tahap ketiga kesulitan yang dialami siswa adalah siswa tidak
dapat membentuk sistematika soal yang lebih baku dan tidak dapat
melaksanakan proses perhitungan secara benar dan bertahap.
(d) 34 siswa dinyatakan mengalami kesulitan pada tahap peninjauan kembali
(tahap keempat), dengan kategori pada umumnya siswa mengalami
kesulitan (85%). Pada tahap keempat kesulitan yang dialami oleh siswa
39
adalah siswa tidak pernah memeriksa atau mengecek ulang setiap langkah
penyelesaian soal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 85% siswa
tersebut 35% merupakan siswa yang sama mengalami kesulitan pada tahap
ketiga dan 50% siswa lainnya mengalami kesulitan pada tahap keempat.
2) Persentase kesulitan siswa pada pokok uji nomor dua sesuai dengan tahap
pemecahan masalah menurut heuristik Polya.
Contoh soal:
Suatu perusahaan tas dan sepatu memerlukan empat unsur A dan enam unsur B perminggu, untuk masing-masing produksinya. Setiap tas memerlukan satu unsur A dan dua unsur B dengan keuntungan Rp. 3.000,- dan setiap sepatu memerlukan dua unsur A dan dua unsur B dengan keuntungan Rp. 2.000,-. Tentukan banyaknya tas dan sepatu yang harus diproduksi agar keuntungannya maksimal?
Jawaban yang diberikan siswa adalah sebagai berikut:
Pada tahap I ada 17,50% siswa tidak mampu melanjutkan rencana
penyelesaian masalah, setelah mereka menulis apa yang diketahui dan apa
yang ditanyakan dari soal. Mereka hanya sampai pada:
Dik: Misal banyak tas = x, banyak sepatu = y
Dit: Banyaknya tas dan sepatu.
Siswa tersebut bahkan tidak mengubah soal ke dalam model matematika.
Selain itu pada tahap II terdapat 30% siswa yang membuat rencana
penyelesaian masalah yang tidak jelas, yaitu:
x + y = 3 x 1 x + y = 3 atau ax + 2by ≤ 4ax + 2y = 4 x 2 2x + 4y = 8 2ax + 2by ≤ 6b
40
Siswa yang membuat kekeliruan seperti di atas, menunjukkan bahwa mereka
tidak mengetahui apa arti dari suatu variabel (x atau y) dalam sistem
persamaan yang mereka susun. Bahkan pada tahap ketiga yaitu 77,50% siswa
tidak mampu menyelesaikan salah satu masalah yang diajukan pada soal
dengan langkah-langkah penyelesaian masalah dan perhitungan yang tepat
dan benar. Sisanya, siswa mampu menyusun rencana penyelesaian masalah
dan mengarah kepada salah satu jawaban yang benar, walaupun langkah-
langkah penyelesaian masalah tersebut kurang tepat. Dan pada tahap keempat
yaitu 92,50% pada umumnya siswa tidak melakukan pengecekan jawaban.
Temuan di atas menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap
konsep dan pemecahan masalah persamaan dan pertidaksamaan linear dengan
dua peubah masih rendah. Salah satu penyebab dari hal ini adalah
kemampuan pemahaman bahasa matematika yang kurang. Salah satu hal
mendasar sebagai refleksi pada saat pembelajaran berlangsung berkaitan
dengan pokok bahasan ini, adalah siswa kurang bersemangat mengajukan
respon. Hal ini disebabkan antara lain, siswa kurang berani membuat
kesalahan, yang memungkinkan mereka menjadi pusat perhatian dari siswa
lain. Penyebab lain adalah siswa saling menunggu untuk mendengarkan
contoh pertanyaan yang baik dari temannya. Berkaitan dengan hal ini,
pengembangan pemecahan masalah terus ditingkatkan. Salah satu cara yang
dapat digunakan adalah dengan mempelajari kesulitan belajar yang dialami
oleh siswa.
41
Tabel 3.5.PERSENTASE KESULITAN SISWA NOMOR 2 PADA TES I