Top Banner
BAB III HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISIS Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali Ruangan : Sahadewa Tanggal : 28 Januari 2015 A. PENGKAJIAN STRUKTUR ORGANISASI No Komponen yang dikaji Hasil Pengkajian Standard Analisa Lampira n (Bukti) 1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali telah memiliki struktur organisasi Rumah Sakit yang lengkap yang dibuat pada tahun 2011 nama jabatan jelas, garis 1. Struktur organisasi RS 2. Jenis organisasi: lini_staf 3. Nama jabatan dan Struktur organisasi sudah lengkap tentang susunan serta tata hubungan kerja RSJ Terlamp ir 19
67

Bab III Fix Sahadewa

Sep 29, 2015

Download

Documents

good
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB IIIHASIL PENGKAJIAN DAN ANALISIS

Nama Rumah Sakit: Rumah Sakit Jiwa Provinsi BaliRuangan : SahadewaTanggal: 28 Januari 2015

A. PENGKAJIANSTRUKTUR ORGANISASI

NoKomponen yang dikajiHasil PengkajianStandardAnalisaLampiran(Bukti)

1Struktur Organisasi Rumah SakitRumah Sakit Jiwa Provinsi Bali telah memiliki struktur organisasi Rumah Sakit yang lengkap yang dibuat pada tahun 2011 nama jabatan jelas, garis komando dan koordinasi jelas mengunakan line staf, dan struktur sudah sesuai dengan kondisi saat iniDalam struktur organisasi RSJ Provinsi Bali di pimpin oleh Direktur dan di bantu oleh 2 wakil Direktur yaitu : Wakil Direktur Pelayanan Wakil Direktur administrasi dan sumber daya 1. Struktur organisasi RS2. Jenis organisasi: lini_staf3. Nama jabatan dan pejabat jelas4. Garis komando, koordinasi jelas5. Dibuat tahun6. Struktur sesuai dengan kondisi saat iniStruktur organisasi sudah lengkap tentang susunan serta tata hubungan kerja RSJ Provinsi Bali berdasarkan peraturan daerah Pemeritah Provinsi Bali.Terlampir

2Bidang keperawatanRSJ Provinsi Bali sudah ada struktur organisasi Bidang / Seksi Keperawatan yang dibuat pada tahun 2011, nama jabatan dan garis komando jelas. Bidang Keperawatan membawahi 2 seksi yaitu Seksi Rawat jalan dan rehabilitasi Seksi Rawat Inap

1. Struktur oraganisasi Bidang Kep2. Jenis organisasi: lini-staf3. Nama jabatan dan pejabat jelas4. Garis komnado, koordinasi jelas5. Struktur sesuai dengan kondisi saat iniStruktur organisasi sudah sesuai dengan standard, dimana struktur organisasi bidang keperawatan mengacu pada struktur organisasi rumah sakitTerlampir

3Struktur Organisasi Ruangan

Sudah memiliki struktur organisasi yang sudah menampilkan jabatan kepala ruangan, ketua tim, dan masing-masing anggota tim sesuai nama dan no induk pegawai.

1. Ada struktur SMF/ ruang rawat yang jelas.2. Ada nama pejabat dan jabatan fungsional.3. Ada garis komando dan koordinasi.4. Ada struktur organisasi terkini.Struktur organisasi di ruang sahadewa sudah mencakup jabatan dalam susunan struktur sudah lengkap.Terlampir

Kesimpulan : Terdapat struktur organisasi rumah sakit. Terdapat struktur organisasi bidang keperawatan. Terdapat struktur organisasi di ruang sahadewa.

DESKRIPSI PEKERJAAN

NoKomponen yang dikajiHasil PengkajianStandardAnalisaLampiran(Bukti)

1Uraian tugas

1. Ruang Sahadewa sudah memiliki uraian tugas perawat yang jelas dan legal. 2. Uraian tugas belum mengandung komponen fungsi-fungsi sebagai Karu / Perawat Pelaksana seperti: administrasi, promosi/komunikasi, penkes, asuhan keperawatan dan khusus bagi Karu adalah kepemimpinan monitoring dan evaluasi.3. Tugas pokok dan fungsi belum dipahami setiap perawat.4. Belum ada rencana kegiatan harian di ruangan.5. Uraian tugas tidak dievaluasi oleh Karu1. Uraian tugas (Job-spesification) tiap perawat tersedia dan jelas2. Memenuhi konten yang jelas dan memenuhi aspek legalitas3. Mengandung komponen fungsi-fungsi: administrasi, quality assurance, promosi/komunikasi, penkes, kepemimpinan, monitoring, asuhan keperawatan4. Tugas pokok dan fungsi dipahami oleh setiap perawat5. Dievaluasi tiap 1-2 tahun/pindah posisi1. Uraian tugas perawat di ruang Sahadewa belum spesifik mengandung komponen administrasi, promosi / komunikasi, penkes, asuhan keperawatan.

2. Uraian tugas belum disosialisasikan ke perawat.

3. Belum terdapat rencana kegiatan harian di ruangan.4. Uraian tugas belum dievaluasi oleh Karu5. Belum dilakukan pre dan post confrenceTerlampir

2Peta ketenagaan jumlah dan kualifikasi tenaga1. Peta ketenagaan ruang sahadewa sudah ada.2. Jumlah tenaga keperawatan di Ruang Sahadewa adalah 15 orang perawat.3. Kualifikasi tenaga di Ruang Sahadewa : 1. Diploma IV Keperawatan 3 orang.2. Diploma III Keperawatan 5 orang.3. Sarjana (Strata-1) Keperawatan 4 orang.4. SPRB : 2 orang.5. SPK : 1 orang.Jumlah tenaga berdasarkan berdasarkan standar III No. Dok. 05.03.02.02 tentang analisa kebutuhan tenaga perawat RSJ Provinsi Bali 2011 bahwa kebutuhan tenaga perawat di ruang sahadewa sebanyak 26 perawat dengan kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan adalah SI Keperawatan sebanyak 3 orang dan D3 Keperawatan sebanyak 23 orang.1. Ruang Sahadewa sudah memiliki peta ketenagaan.2. Jumlah tenaga keperawatan di Ruang Sahadewa kurang 11 orang.3. Kualifikasi pendidikan perawat di ruang sahadewa masih ada yang SPRB dan SPK

Terlampir

3Model penugasan (MAKP) yang diterapkan sekarang. Metode penugasan yang diterapkan di Ruang Sahadewa yaitu menggunakan metode tim. Dimana Kepala ruangan dibantu oleh 2 kepala tim (Katim)Pelaksanaan model penugasan di ruangan sahadewa belum sesuai standar metode tim dimana pembagian tanggung jawab ke pasien belum dibagi secara jelas.Metode ini menggunakan metode tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat di ruangan dibagi menjadi 2-3 tim yang terdiri atas tenaga professional, teknikal dan pembantu dalam 1 kelompok kecil.Ketua tim bertanggujawab membuat perencanaan, penugaan, supervisi, evaluasi, mengetahui kondisi pasien, mengembangkan kemampuan anggota.Anggota tim bertanggung jawab memberikan asuhan keperawatan, bekerja sama dengan anggota tim atau antar tim, dan memberikan laporan (Nursalam, 2014).Metode penugasan di ruang sahadewa menggunakan metode tim.Pelaksanaan pembagian tanggung jawab ke pasien dilakukan secara bersama-sama.

Terlampir

4

Jadwal dan pembagian tugasPembagian jadwal tugas harian, dan tiap bulan belum jelas. 1. Jadwal tugas jelas tiap bulan2. Pembagian tugas harian jelas dan tertulis pada buku khususJadwal dan pembagian tugas belum jelas, seperti tim 1 yang tidak melakukan pembagian pasien pada setiap anggota tim dan pembagian anggota tim pada setiap shift belum jelasTerlampir

5Pendelegasian Ruang Sahadewa belum memiliki sistem pendelegasian tugas dalam bentuk buku laporan.Mekanisme pendelegasian tugas belum jelas

1. Ada pendelegasian tugas tertulis2. Mekanisme pendelegasian tugas jelas3. Penerima delegasi tugas membuat laporanPada Ruang Sahadewa tidak ada buku laporan pendelegasian tugas serta mekanisme dalam pendelegasian tugas belum jelas.

Terlampir

6Timbang terimaTimbang terima yang dilakukan selama pengkajian belum memenuhi secara standar, tidak didokumentasikan secara tertulis dan hanya dilakukan di Nurse Station.

1. Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang bekaitan dengan keadaan pasien, kemudian keliling dari ruang satu ke ruang yang lain untuk melihat kondisi pasien (Nursalam, 2009).2. Mengandung komponen SBAR Identitas pasien dan diagnose medis jelas Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan dan belum dilakukan Intervensi, kolaborasi, dan dependentRencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya (Nursalam, 2002).Timbang terima hanya dilakukan di Nurse Station dan kadang-kadang ke pasien tetapi tidak kesemua pasien.Timbang terima di Ruang Sahadewa belum menerapkan komunikasi efektif & teknik SBAR

Kesimpulan : Uraian tugas perawat di ruang Sahadewa belum spesifik mengandung komponen administrasi, promosi / komunikasi, penkes, asuhan keperawatan. Ruang Sahadewa sudah memiliki peta ketenagaan. Jumlah tenaga keperawatan di Ruang Sahadewa kurang 11 orang. Kualifikasi pendidikan DIII keperawatan di Ruang Sahadewa belum terpenuhi. Metode yang dilakukan yaitu dengan metode tim Jadwal dan pembagian tugas di ruang Sahadewa belum jelas. Pada Ruang Sahadewa belum sesuai karena belum ada buku laporan pendelegasian tugas. Timbang terima hanya dilakukan di Nurse Station dan kadang-kadang ke pasien tetapi tidak kesemua pasien. Timbang terima di Ruang Sahadewa belum menerapkan komunikasi efektif & teknik SBAR

FUNGSI ADMINISTRASI

NoKomponen yang dikajiHasil pengkajianStandardAnalisaLampiran (Bukti)

1Absensi1. Absensi staf dilaksanakan dengan absensi sidik jari yang baru diberlakukan mulai 1 November 2014.2. Absensi dengan menggunakan form absen masih tetap dilakukan diruangan secara manual.3. Absensi sidik jari hanya dilakukan pada sift pagi dan siang.4. Absensi dengan menggunakan form absen dilakukan setiap dinas misalnya, dinas pagi absen setelah apel pagi kemudian form absen disetorkan ke bidang kepegawaian untuk diperiksa, kemudian siang harinya dikembalikan lagi ke ruangan untuk absen pulang. Dinas sore dan malam absen di ruangan. Jam dinas ruang sahadewa adalah sebagai berikut: Dinas pagi: 07.30-14.00 Dinas sore: 14.00-20.00 Dinas malam: 20.00-07.301. Absensi staf tertulis/IT2. Angka kehadiran3. Disiplin keberadaannyaAbsensi dilakukan oleh staf di ruang Sahadewa dilakukan secara manual secara tertulis dan ITTerlampir

2Registrasi pasien dan layanan administrasi1. Memiliki buku mutasi untuk registrasi pasien masuk dan keluar. Registrasi dilakukan secara tertulis yang dilengkapi oleh perawat yang sedang berdinas saat itu ketika ada pasien masuk atau keluar.2. Dalam buku mutasi terdapat identitas pasien, nomor rekam medis dan status jaminan sosial pasien.3. Jumlah pasien tiap harinya dipantau melalui form sensus harian pasien rawat inap yang dilengkapi oleh perawat yang sedang berdinas.1. Buku registrasi tersedia2. Layanan administrasi dan format yang diperlukan tersedia

Buku registrasi pasien dan layanan administrasi tersediaTerlampir

3Perencanaan SDM1. Memiliki rencana standard kebutuhan tenaga dan kualifikasinya2. Rencana pengembangan staf diputuskan oleh bidang perawatan. Staf mengajukan melanjutkan pendidikan secara peribadi ke bidang perawatan.3. Telah melaksanakan pengembangan staf antara lain, melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi ( konversi SPK ke DIII keperawatan, konversi DIII ke strata I keperawatan dan pelatihan kegawatdaruratan psikiatrik dan pelatihan askep jiwa professional 4. Tersedia catatan kualifikasi tenaga dan pengembangannya serta terdapat dokumentasi tertulis.1. Rencana pengembangan SDM2. Rencana standar kebutuhan3. Rencana pengembangan staf: pendidikan/diklat/in-service training4. Catatan kualifikasi tenaga dan pengembangannya jelas5. Ada dokumen tertulisMemiliki rencana pengembangan staf.Terlampir

4

a. Perencanaan fasilitas ruangan.Terdapat beberapa fasilitas diruang Sahadewa antara lain:1. Kantor kepala ruangan2. Nurse station3. Kamar obat4. Ruangan khusus untuk rapat5. Ruang spoelhock6. Standard fasilitas kamar pasien7. Standard fasilitas ruang isolasi8. Ruang makan dan perlengkapanya9. Ruangan untuk menyimpan alat tenun, alat rumah tangga dan pembersih10. Tidak terdapat loker untuk staf dan pasien2. Ruangan memiliki standar tentang:a. Kantor karub. Nurse station dan nurse-callc. Kamar obat/tindakand. Ruang rapat/bimbingan stafe. Kamar spoelhockf. Standar fasilitas kamar pasieng. Gudang: alat tenun, alat RT, alat pembersihh. Loker untuk staf

Fasilitas loker untuk staf di ruang Sahadewa belum tersedia.Terlampir

b. Perencanaan standard fasilitas ruanganMemiliki alat tenun, alat medic/keperawatan, alat rumah tangga, dan barang habis pakai. Secara kualitas dan kuantitas barang dalam keadaan layak pakai. Pengaaan barang habis pakai disesuaikan dngan jumlah barang yang ditetapkan sebelumnya dan di order kembali saat stok barang diruangan akan habis.a. Linenb. Alat medic/keperawatanc. Alat rumah tangga (meja, kursi, tt)d. Alat kelontonge. Barang habis

Perencanaan standar fasilitas pada diatas, mencakup:a. Ratio alat: kapasitas-kapasitasb. Jumlah kebutuhan ssi standarc. Jenis/spesifikasi/ukurand. Jenis dan jumlah aktual alat/barang yang ada

Mempunyai perencanaan fasilitas ruanganTerlampir

5Sistem Inventaris Ruangan1. Memiliki rekapan inventaris/fasilitas yang terdiri dari buku inventaris besar dan buku inventaris kecil yang mencakup jenis, jumlah dan kondisi alat yang dilakukan pengecekan setiap 3 bulan.2. Mekanisme penggunaan dan perbaikan fasilitas jelas1. Inventaris fasilitas/alat dilakukan setiap 3 bulan mencakup:a. Jumlahb. Fungsic. Kondisinya2. Mekanisme penggunaan dan perbaikan alat/fasilitas jelas3. Rencana pengadaan alat/fasilitas baru, penggantian, pengembalian, perbaikan jelas4. Ada laporan/catatan inventaris tiap triwulan

Terdapat sistem inventaris ruangan sesuai dengan standar yang sudah adaTerlampir

6Sistem PelaporanSistem pelaporan untuk administrasi dilakukan perhari, perbulan dan pertahun sesuai dengan format yang telah disediakan oleh RS.Tersedia mekanisme laporan:a. Laporan harian/insidenb. Laporan bulananc. Laporan tahunanRuang Sahadewa sudah memiliki system pelaporan sesuai dengan standarTerlampir

Kesimpulan: Absensi dilakukan oleh staf di ruang Sahadewa dilakukan secara manual dan IT Registrasi pasien dan layanan administrasi terlaksana. Memiliki rencana pengembangan staf. Mempunyai perencanaan fasilitas ruangan. Terdapat sistem inventaris ruangan. Memiliki sistem pelaporan ruangan.

STANDAR KEPERAWATAN

NoKomponen yang dikajiHasil PengkajianStandardAnalisaLampiran (Bukti)

1Standar Keperawatan Nasional1. Ruang sahadewa sudah memiliki buku standar keperawatan nasional.1. Buku Standar Nasional yang dimiliki : jumlah, jenis, tahun terbit2. Jumlah buku-buku lain yang relevan3. Memiliki perpustakaan lokal/mini

Sudah terdapat buku standar keperawatan nasional, jumlah satu buah dan tahun terbitnya 2006 Buku-buku lain belum ada Ruangan belum memiliki perpustakaan lokal/miniTerlampir

2Standar Asuhan Keperawatan 1. Diruang Sahadewa RSJ Provinsi Bali, Standar Asuhan Keperawatan yaitu:a. SAK Harga Diri Rendahb. SAK Isolasi Sosialc. SAK Halusinasid. SAK Kurang Perawatan Dirie. SAK Wahamf. SAK Resiko Perilaku Kekerasang. SAK Resiko Bunuh Dirih. SAK Ketergantungan Napzai. SAK Depresij. SAK Panik

2. SAK dibuat berdasarkan dimensi dan fungsi-fungsi essensial keperawatan3. Identifikasi dan scoring prioritas penyusunan SAK berdasarkan fungsi-fungsi essensial4. SAK dikembangkan merujuk standar nasional, kerangka konsep standar askep (standar struktur, proses, outcome) 5. SAK ditinjau secara reguler perkembangan iptek6. SAK sudah disosialisasikan kepada staf

1. Jumlah dan jenis standar asuhan keperawatan (SAK) lokal yang dimiliki2. SAK dibuat berdasarkan dimensi dan fungsi-fungsi essensial keperawatan3. Identifikasi dan scoring prioritas penyusunan SAK berdasarkan fungsi-fungsi essensial4. Perawat memahami fungsi-fungsi kritis, sangat-sangat penting, sangat penting, dan penting5. SAK mengandung komponen :a. Dimensi dan fungsi b. Pernyataan standarc. Struktur, proses, dan outcome6. SAK dikembangkan merujuk standar nasional dan atau iptek terkiniSudah mempunyai standar asuhan dan SAK terdiri dari 10 diagnosa keperawatan jiwa:a. SAK Harga Diri Rendahb. SAK Isolasi Sosialc. SAK Halusinasid. SAK Kurang Perawatan Dirie. SAK Wahamf. SAK Resiko Perilaku Kekerasang. SAK Resiko Bunuh Dirih. SAK Ketergantungan Napzai. SAK Depresij. SAK Panik2. SAK sudah dikembangkan merujuk standar Nasional 3. SAK di Ruang Sahadewa ditinjau secara reguler perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.4. SAK belum disosialisasikan kepada perawat sehingga perawat belum memahami dan menerapkan SAK yang ada.Terlampir

3Standar Operational Procedure (SOP)1. SOP mengandung komponen judul, pengertian, tujuan, kebijakan, persiapan, prosedur kerja, indikator, dan unit terkait.1. Memiliki SOP yang dikembangkan berdasarkan SAK seperti:1) Pelayanan pasien rawat jalan/ MRS pada jam kerja2) SOP pelayanan pasien rawat jalan/ MRS diluar jam kerja3) SOP alur penerimaan pasien rawat darurat4) SOP pelayanan pasien MRS dan KRS yang gelandangan/ terlantar5) SOP penerimaan pasien warga Negara asing6) SOP permintaan makanan pasien ke dapur gizi7) SOP pengambilan, pengiriman dan spesimen ke instalasi laboratorium8) SOP permintaan obat ke instalasi farmasi9) SOP pengiriman pasien ke unit rehabilitasi10) SOP penanganan pasien melarikan diri11) SOP prosedur penurunan kelas perawatan12) SOP pengiriman dan pengambilan alat tenun ked an dari laundry13) SOP pemindahan pasien dari ruang intensif ke ruang tenang14) SOP pemindahan pasien dari ruang tenang ke ruang intensif15) SOP rujukan pasien dengan gangguan fisik16) SOP kunjungan rumah atau home visit17) SOP menghitung denyut nadi pasien18) SOP mengukur suhu badan pasien19) SOP mengukur tekanan darah pasien20) SOP pemberian kompres basah luka21) SOP merawat luka22) SOP pemberian buli-buli panas23) SOP memberi makan pada pasien yang tidak bisa makan sendiri24) SOP merapikan tempat tidur dengan pasien diatasnya25) SOP menyisir rambut pasien26) SOP tindakan perawatan pre dan post ECT27) SOP persiapan pelaksanaan pemeriksaan brain mapping28) SOP memandikan pasien di tempat tidur29) SOP pengisolasian pasien30) SOP menimbang berat badan pasien31) SOP mengerjakan EKG32) SOP tindakan pengikatan pasien33) SOP memotong kuku pasien34) SOP pemberian obat suntikan sub kutan35) SOP pemberian obat suntikan intra kutan36) SOP pemberian obat suntikan intra muscular37) SOP pemberian obat suntikan intra vena38) SOP pemberian obat oral39) SOP penanganan pasien bunuh diri40) SOP askep pasien dengan gejala putus zat41) SOP menyiapkan dan memberikan infuse42) SOP asuhan keperawatan pasien dengan waham43) SOP asuhan keperawatan pada pasien dengan perilaku depresi44) SOP asuhan keperawatan pada pasien dengan perilaku curiga45) SOP asuhan keperawatan pada pasien dengan menarik diri46) SOP asuhan keperawatan pada pasien dengan halusinasi47) SOP asuhan keperawatan pada pasien dengan perilaku amuk48) SOP asuhan keperawatan pada pasien dengan harga diri rendah49) SOP asuhan keperawatan pada pasien dengan keadaan panik50) SOP penerimaan pasien gelandangan psikotik51) SOP penanganan pasien meninggal dunia52) SOP pasien pulang paksa53) SOP pasien pulang54) SOP mengukur tinggi badan pasien 55) SOP pasien dengan penyalahgunaan zat (NAPZA)56) SOP et repertum psikiatri57) SOP pemulangan pasien (droping)58) SOP pengaduan masalah etik keperawatan1. Di Ruang Sahadewa memiliki Instrumen Observasi seperti :2. Pemberian Obat Melalui Mulut2. Pemberian Obat Melalui Suntikan2. Program Orientasi Untuk Pasien.1. SOP yang ada di Ruang Sahadewa mengandung komponen judul, pengertian, tujuan, kebijakan, persiapan, prosedur kerja, indikator dan unit terkait1. Di ruangan hanya memiliki 58 jenis dokumen SOP1. SOP sudah disosialisasikan kepada staf di ruangan1. Perawat di ruangan paham tentang SOP yang ada di ruangan1. Perawat dalam melakukan tindakan keperawatan tidak sepenuhnya berdasarkan SOP yang ada di ruang di Ruang Sahadewa1. SOP dikembangkan berdasarkan SAK dan deskripsi pekerjaan 2. SOP tertulis dan memenuhi aspek legalitas3. SOP mengandung komponen : judul, pengertian, tujuan, kebijakan, persiapan, prosedur kerja, indicator dan unit terkait4. Jumlah dan jenis dokumen SOP /SPO yang dimiliki5. Perawat memahami SOP yang ada6. Perawat bekerja/melakukan tindakan berdasarkan SOP.

7. Ruangan baru memiliki 58 jenis dokumen SOP tentang tindakan yang serig dilakukan di ruangan.7. Ruangan telah memiliki SP perkasus seperti (halusinasi, resiko bunuh diri, waham, PK, HDR, defisit perawatan diri, menarik diri)7. Perawat belum memahami tentang SOP yang ada di ruangan7. Perawat melakukan tindakan keperawatan belum sesuai dengan SOP yang ada7. SOP belum di sosialisasikan kepada perawat sehingga perawat belum memahami dan menerapkan SOP yang ada.Terlampir

Terlampir

Kesimpulan: Sudah memiliki Buku Standar Keperawatan Nasional Memiliki Standar Asuhan Keperawatan Lokal, tapi belum ada sosialisasi kepada perawat Memiliki 58 Standar Prosedur Operasional (SPO) tindakan tapi, belum dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan belum disosialisasikan kepada perawat Sudah memiliki SP perkasus (Harga Diri Rendah, Isolasi Sosial, Halusinasi, Kurang Perawatan Diri, Waham, Resiko Perilaku Kekerasan, Risiko Bunuh Diri, Ketergantungan Napza, Depresi, Panik)

INDIKATOR KINERJA DAN MONITORING

NoKomponen yang dikajiHasil pengkajianStandardAnalisaLampiranBukti

1

Indikator Kunci Kinerja :

1. IKK sudah pernah dibuat diruangan, namun pelaksanaannya belum ditindaklanjuti.2. IKK ditetapkan yaitu: BHSP Orientasi pasien baru Pemberian obat oral Pemasangan restrain Cuci tangan Membantu personal hygiene Melakukan timbang terima Mengkaji TTV Membuat discharge planning Mengajari pasien cara mengontrol PK1. Karu dan staf mengidentifikasi masalah-masalah keperawatan2. Menentukan indikator-indikator kinerja3. Memilih dan menyepakati KPI minimal 3-5 KPI untuk dimonitoring4. KPI terpilih disepakati, tercatat dan legal, mengacu pada SPM RS/Pusk5. KPI terpilih untuk jangka waktu maksimal 3 bulan6. Disepakati dan tertulisIKK sudah diterapkan namun belum tersosialisasikan & dipahami oleh perawat Terlampir

2MonitoringMonitoring terhadap IKK belum pernah dilakukan oleh kepala ruangan.1. Persiapan : ada jadwal (harian/mingguan/bulan) monitoring2. Check-list merujuk kepada KPI/SOP yang relevan3. Karu/supervisor melaksanakan monitoring sesuai jadwal4. Karu memberikan feedback hasil monitoring5. Hasil monitoring tercatat pada buku Anecdotal Note (AN) / DP-36. Karu menyusun RTL hasil monitoring7. Karu mengelola penyimpangan sesuai hasil monitoring8. Karu menganalisa pencapaian KPI, bila 3 bulan KPI tidak tercapai, ada hasil analisanya9. Karu menyepakati monitoring KPI baru untuk monitoring rutin10. Pengamatan kinerja staf dilakukan setiap saat11. Monitoring jangka pendek disepakati dan feedback hasilnya12. Hasil monitoring dilaporkan setiap bulan kepada atasan langsungMonitoring dan evaluasi belum dilaksanakan dan belum terjadwal di ruang sahadewa.-

Kesimpulan: IKK sudah ditetapkan di ruangan Sahadewa namun belum tersosialisasikan & dipahami oleh perawat Monitoring terhadap IKK di ruangan Sahadewa belum dilaksanakan dan terjadwal

REFLEKSI DISKUSI KASUS

NoKomponen yang dikajiHasil PengkajianStandarAnalisisTerlampir(Bukti)

1RDKDi Ruang Sahadewa RDK belum dilaksanakan secara mandiri & berkelanjutan. 1. Ada koordinator RDK2. Membuat jadwal DRK3. Check list pelaksanaan RDK tersedia4. RDK dilaksanakan minimal setiap bulan5. Isu-isu yang muncul ditindak lanjuti6. Hasil RDK tercatat dalam buku khusus untuk pembelajaran lanjut7. Hasil tindak lanjut RDK disosialisasikan kepada semua staf8. Hasil dilaporkan kepada atasan setiap bulan sesuai formatRDK belum dilakukan secara mandiri oleh perawat.

-

Kesimpulan : Pelaksanaan RDK belum pernah dilakukan secara mandiri oleh perawat.

KEPEMIMPINAN

NoKomponen yang dikajiHasil PengkajianStandarAnalisisTerlampir(Bukti)

1

Pembinaan dan pengarahan

Karu memberikan pembinaan kinerja dan pengarahan serta bimbingan rutin yang merujuk pada visi misi tujuan RS dan bidang keperawatan

Pengarahan terkait kebijakan baru dilakukan oleh kepala ruangan setiap ditemukan kebijakan baru tersebut

Mekanisme pembinaan pengarahan dilakukan secara jelas oleh kepala ruangan kepada staff keperawatan1. Pembinaan kinerja dan pengarahan serta bimbingan rutin dari kartu merujuk pada visi, misi, tujuan RS dan Bidang Keperawatan2. Pengarahan terkait kebijakan baru, temuan baru sesuai peraturan yang berlaku

3. Mekanisme pembinaan dan pengarahan jelas4. Motivasi komitment staf untuk pencapaian visi dan misi sesuai fungsinya5. Pembinaan dan pengarahan yang diberikan tercatatPembinaan kinerja oleh karu kepada staff keperawatan dilakukan setiap seminggu sekali

Kepala ruangan memberikan pengarahan terkait kebijakan baru tersebut kepada staff keperawatan. Untuk pengarahan terkait kebijakan baru dari ruangan biasanya akan disampaikan secara lisan maupun melalui pengumuman di ruangan.Kepala ruangan memberikan pembinaan pengarahan kepada staff keperawatan sampai staff mengerti, jika staff belum mengerti maka diberikan kesempatan untuk bertanya.

2Penilaian KinerjaBelum dilakukan penilain kinerja perawat di ruang sahadewa secara efektif, penilaian kinerja tidak dicatat setiap bulan berdasarkan hasil monitoring, mekanisme pembinaan dan pengembangan karier jelas, administrasi pengisian DP3/anecdotal note lengkap1. Penilaian kinerja perawat dilakukan secara rutin2. Penilaian kinerja dicatat tiap bulan berdasarkan hasil monitoring, pengamatan, laporan pihak lain dan hasil supervisi3. Mekanisme pembinaan dan pengembangan karier jelas4. Administrasi pengisian DP3/Anecdotal Note lengkap Penilaian kinerja sudah dilakukan oleh kepala ruangan terhadap stafnya, biasanya penilaian kinerja perawat akan dilakukan secara rutin saat jaga sore, malam dan libur. Administrasi pengisian DP3/anecdotal note lengkap dan tahun 2014 telah diganti menjadi Penilaian Prestasi Kerja (PPK) dimana setiap pegawai mempunyai 1 PPK Terlampir

3Ronde KeperawatanDari hasil pengkajian di dapatkan bahwa di Ruangan Sahadewa belum pernah di lakukan ronde keperawatan1. Jadwal ronde keperawatan disusun2. Format ronde tersedia3. Ada koordinasi dengan profesi lain4. Kasus ronde disepakati dengan pasien5. Ronde dilakukan sesuai jadwal6. Masalah yang ditemukan disosialisasikan dan ditindak lanjuti7. Hasil ronde dilaporkan tertulis Kegiatan ronde keperawatan di ruangan sahadewa belum pernah dilakukan

Terlampir

4SupervisiDari hasil pengkajian di dapatkan bahwa di Ruangan Sahadewa belum pernah di lakukan tindakan supervisi 1. Supervisi direncanakan ( jadwal)2. Supervisi dilaksanakan dengan format khusus sesuai tujuan 3. Supervisi dilaksanakan sesuai meliputi :a. Kebersihan / kerapian /ketertiban dan keamanan ruanganb. Pengelolaan alat / fasilitasc. Pengelolaan obat RS / pasien d. Pengelolaan lingkungan pasiene. Pengelolaan askep f. Penerapan patient safety g. Mekanisme koordinasi pelayanan 4. Solusi masalah yang ditemukan dalam supervisi dipecahkan bersama staff5. Tindak lanjut hasil supervisi 6. Sosialisasikan hasil tindak lanjut 7. Laporan supervisi Kegiatan supervisi di ruangan sahadewa belum pernah dilakukan

8Couching / BimbinganDari hasil pengkajian di dapatkan bahwa di Ruangan Sahadewa belum pernah di lakukan tindakan coaching ( bimbingan)1. Bimbingan (coaching) direncanakan berdasarkan hasil monitoring / supervisi/ pengamatan2. Tersedia format untuk coaching 3. Tersedia alat atau persiapan untuk coaching4. Tersedia absensi untuk coaching 5. Tersedia materi coaching yang jelas6. Demonstrasi dan simulasi dilakukan7. Feedback hasil coaching terhadap staf tercatat jelasKegiatan coaching di ruangan sahadewa belum pernah dilakukan dan belum tersedia format coaching di ruangan.

Kesimpulan : - Pembinaan dan pengarahan kerja telah dilakukan di ruang sahadewa- Di Ruang Sahadewa belum pernah dilakukan Ronde Keperawatan dan belum dibuatkan SOP untuk kegiaran ronde keperawatan - Penilaian kinerja belum dilakukan oleh kepala ruangan - Kegiatan couching belum pernah dilaksanakan di ruang sahadewa dan belum ada format couching - Kegiatan supervisi belum pernah dilaksanakan di ruang sahadewa

PENDIDIKAN KESEHATAN

NoKomponen yang dikajiHasil pengkajianStandarAnalisaLampiran (Bukti)

1Pendidikan KesehatanBelum dilaksanakan pendidikan kesehatan melalui KIE sesuai dengan diagnosa medis dan keperawatan pasien. Diruangan belum memiliki media komunikasi seperti leaflet, flipchart, poster untuk mendukung pemberian KIEPendidikan kesehatan di RS (PKMRS) direncanakan untuk kelompok mencakup: a. Materib. Metodec. Tempat dan waktu.Belum dilaksanakan pendidikan kesehatan berupa KIE-

2Discharge Planning Ruang Sahadewa telah memiliki format discharge planning dan sudah dilaksanakan oleh perawat ruangan sesuai standar dan format yang tersedia Pendokumentasian untuk discharge planning sudah dilaksanakan

1. Discharge Planning direncanakan untuk individu pasien atau keluarga2. Ada format discharge planning 3. Discharge planning mengikuti panduan METHOD / lainya.4. Semua perawat paham tentang pelaksanaan Discharge planning5. Perawat melakukan koordinasi dengan dokter / profesi terkait6. Format terisi dengan benarDischarge Planning di ruangan sahadewa sudah dilaksanakan sesuai standar dan format yang tersediaTerlampir

Kesimpulan: Di Ruang Sahadewa belum dilakukan pendidikan kesehatan berupa KIE Di Ruang Sahadewa Form Discharge Planning sudah ada dan dilaksanakan dengan baik

JAMINAN MUTU (QUALITY ASSURANCE)

NoKomponen yang dikajiHasil PengkajianStandarAnalisaLampiran (Bukti)

1Quality Assurance Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan di ruang Sahadewa, ditemukan :1. Pengendalian infeksi nosokomial belum diterapkan karena kurangnya fasilitas seperti terbatasnya wastafel untuk cuci tangan, jumlah handrub yang terbatas serta penempatan handrub belum ditempatkan di tempat yang strategis. Adanya tenaga perawat yang belum mendapatkan pelatihan infeksi tentang nosokomial, selain itu di ruangan juga belum memiliki petugas khusus untuk penanganan infeksi.2. Identifikasi kasus untuk RDK di ruang Sahadewa sudah ada tetapi tindakan RDK sendiri jarang diterapkan karena kurangnya sosialisasi pada seluruh perawat di ruangan mengenai RDK.3. Di ruang Sahadewa sebagian besar pasien yang dirawat berusia lanjut atau lansia dengan keterbatasan fisik. Fasilitas yang disediakan di ruangan kurang memadai dan belum terdapat pedoman patient safety di ruangan sehingga 6 sasaran keselamatan klien penerapannya kurang sesuai karena kurangnya pemahaman perawat tentang hal tersebut.4. Di Ruang Sahadewa sudah memiliki form kepuasan pasien (keluarga) terhadap pelayanan rumah sakit tetapi belum terlalu maksimal pasien atau keluarga yang menuliskan kepuasan terhadap pelayanan rumah sakit pada form pengisian.5. Pengembangan pendidikan atau diklat keperawatan sudah dilaksanakan oleh ruangan sahadewa dengan mengirimkan anggota perawat yang sudah sarjana keperawatan untuk mengikuti pelatihan di diklat agar ilmu yang didapat dibagikan pada teman perawat di ruangan.6. Hasil survey atau riset sampai saat ini masih sebatas sampai di diklat, untuk di ruangan sahadewa sampai saat ini belum ada hasil survey atau riset baik dari tenaga medis maupun non paramedic yang disosialisakian di ruangan sahadewa sehingga perawat tidak mengetahui hasil riset yang dilakukan Jaminan kualitas perawat mencakup:1. Pengendalian infeksi nosokomial2. Identifikasi kasus untuk RDK3. Penerapan patient safety4. Survey kepuasan pasien5. Penelitian produk layanan / askep6. Pengembangan pendidikan / diklat perawat 7. Hasil survey / riset disosialisasikan Tidak melaksanakan penilaian jaminan mutu misalnya :1. Pengendalian infeksi nosokomial2. Belum dilakukan RDK, biasanya perawat mengkomunikasikan kasus yang ada saat timbang terima.3. Penerapan pasien safety belum sesuai dengan 6 sasaran keselamatan pasien

Terlampir

2Manajemen resiko Berdasarkan hasil pengkajian di ruang Sahadewa tentang manajemen resiko :1. Kesalahan yang terjadi pada pemberian asuhan keperawatan sudah diidentifikasi tetapi tidak dicatat namun ditindaklajuti oleh kepala tim perawat.2. Kejadian yang tidak diinginkan sudah diidentifikasi tetapi tidak dicatat namun ditindaklanjuti oeh kepala tim perawat.3. Kejadian yang tidak terduga belum dicatat secara maksimal dalam buku kejadian namun ruangan Sahadewa sudah memiliki buku catatan tentang pasien lari Manajemen resiko diterapkan:1. Identifikasi kesalahan kesalahan yang terjadi pada pemberian asuhan pasien2. Investigasi kejadian yang tidak diinginkan dan tercatat3. Rekomendasi perbaikan 4. Langkah tindak lanjuti rekomendasi5. Kesalahan tidak berulang dalam pelayanan dan tercatatManajemen resiko sudah berjalan namun pelaksanaanya masih kurang :1. Tidak ada pencatatan mengenai kesalahan pemberian asuhan keperawatan

Terlampir

Kesimpulan : Penerapkan patient safety belum dilaksanakan sesuai standard procedure seperti belum adannya penggunaan gelang identitas pasien,belum adanya pengurangan resiko infeksi seperti penggunaan peralatan sehari hari seperti piring, gelas, sikat gigi masih digunakan secara bersama sama, lantai ruangan terutama di kamar dan kamar mandi licin, tempat tidur yang belum ada pengamannya karena di ruang Sahadewa sebagian besar pasien berusia lanjut.Di Ruangan Sahadewa sudah memiliki buku catatan tentang kesalahan pemberian asuhan keperawatan (pasien lari)

PROMOSI/ KOMUNIKASI

NoKomponen yang dikajiHasil PengkajianStandarAnalisaLampiran (Bukti)

1

Program orientasi staf baru Melaksanakan program orientasi staf baru dengan memperkenalkan peraturan kerja, tanggung jawab dan wewenang, dan standar prosedur kerja secara lisan. Belum ada dokumentasi rencana orientasi staf baru. Orientasi staf baru direncanakan mencakup:1. Struktur organisasi ruangan/SMF2. Kebijakan dan peraturan kerja3. Pola/mekanisme kerja ruangan4. Tanggung jawab dan wewenang5. Hak dan kewajiban6. Standar dan prosedur kerja7. Mekanisme penilaian kinerjaProgram orientasi staf baru di Ruang Sahadewa belum terdokumentasi -

2Orientasi pasien Belum memiliki format orientasi pasien baru dan keluarganya Orientasi pasien baru dan keluarga belum dilaksanakan.1. Tersedia format orientasi pasien baru dan keluarganya2. Dilaksanakan bagi pasien baru

Di Ruangan Sahadewa belum memiliki format orientasi pasien baru-

3

Rapat rutin ruangan Belum memiliki jadwal rapat, apabila ada masalah langsung didiskusikan dan ditindaklanjuti. Belum memiliki dokumen rapat.1. Rapat rutin terjadwal atau esensial2. Pelaksanakan sesuai dengan SOP3. Hasil rapat ditindaklanjuti4. Dokumen rapat lengkapDi Ruangan Sahadewa belum melakukan rapat rutin. -

4 Laporan Kejadian (Insiden keselamatan pasien) Belum memiliki buku laporan kejadian khusus yang berisikan nama pasien, umur, kronologis kejadian, dan tipe kejadiannya. 1. Buku laporan kejadian khusus tersedia sesuai peraturan yang berlaku 2. Kronologis kejadian segera dilaporkan3. Solusi/kebijakan disosialisasikanBuku laporan kejadian khusus di ruang sahadewa belum tersedia.-

Kesimpulan: Orientasi pegawai baru belum terdokumentasi Belum ada format orientasi pasien baru dan keluarganya Rapat di ruang Sahadewa pelaksanaannya belum terjadwal rutin Buku laporan kejadian khusus belum tersedia

ASUHAN KEPERAWATAN

NoKomponen yang dikajiHasil pengkajianStandardAnalisaLampiran(Bukti)

1.Pengkajian dan analisa masalah Pengkajian ulang di ruang Sahadewa hanya dilaksanakan pada beberapa pasien / tidak semua pasien 1. Pengumpulan data komprehensif2. Analisa data3. Merumuskan masalah4. Prioritas masalahPengumpulan data pada pengkajian belum diisi secara lengkap yaitu masih terdapat beberapa data yang belum dikaji-

2.Diagnosa Keperawatan Komponen diagnosa keperawatan yang dibuat di Ruang Sahadewa menggunakan komponen P

1. Menentukan diagnosa keperawatan2. Komponen DK: P.Pembuatan diagnosa keperawatan menggunakan komponen P.-

3.Rencana keperawatan (Renpra)

Di ruangan Sahadewa memiliki format rencana tindakan keperawatan yang mengandung diagnosa, rencana tindakan. Belum ada kolom untuk tujuan dan revisi, tujuan keperawatan biasanya ditulis dikolom rencana.Renpra mengandung :1. Diagnosa2. Tujuan dan deadline3. Rencana tindakan4. Revisi bila perluFormat rencana tindakan keperawatan belum mengandung tujuan , tetapi tidak semua pasien dibuatkan rencana keperawatan.-

4.Implementasi:1) Implementasi sesuai renpra2) Tindakan sesuai SOP

Memiliki form implementasi dan pelaksanaannya sesuai dengan rencana perawatan Tindakan keperawatan di ruang Sahadewa sesuai dengan SOP

1. Implementasi sesuai renpra2. Tindakan sesuai SOPPelaksanaan implementasi asuhan keperawatan di ruang Sahadewa sesuai dengan rencana keperawatan dan SOP-

Evaluasi Memiliki form evaluasi proses yang sudah mencakup S.O.A.PEvaluasi proses mencakup S.O.A.PPelaksanaan evaluasi menggunakan SOAP-

Dokumentasi Di ruang Sahadewa sudah melaksanakan penulisan dokumentasi dengan jelas dan dapat terbaca, tidak ada penggunaaan tipex. Tidak semua dokumentasi berisi nama terang, beberapa hanya berisi tanda tangan.Dokumentasi lengkap dengan catatan:1. Tulisan jelas dan terbaca2. Penulisan pada format yang tepat/lengkap3. Tidak boleh ada tipe-x4. Tertera nama dan tanda tanganPelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan di ruang Sahadewa belum dilakukan secara lengkap dan belum semua mencantumkan nama terang.-

Kesimpulan : Pengumpulan data pada pengkajian belum diisi secara lengkap yaitu masih terdapat beberapa data yang belum dikaji Format rencana tindakan keperawatan belum mengandung tujuan Pelaksanaan implementasi asuhan keperawatan di ruang Sahadewa sesuai dengan rencana keperawatan dan SOP Pelaksanaan evaluasi menggunakan SOAP Pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan di ruang Sahadewa belum dilakukan secara lengkap dan belum semua mencantumkan nama terang.

34