Top Banner
BAB III BAB III PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN TOL 3.1. Dasar Teori Bagian-bagian jalan secara umum meliputi ruang manfaat jalan, ruang milik jalan, dan ruang pengawasan jalan. Bagian-bagian jalan dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan 3.2. Gambar 3.1 Bagian-bagian jalan secara umum a = jalur lalulintas, b = bahu, c = saluran tepi, d = ambang pengaman x= badan jalan Ahmad Syahlan, Andri S. Pranata, Anneke Meganovia, Marseto | PW 1 Perencanaan Jalan Tol
78

BAB III FIX

Nov 26, 2015

Download

Documents

Agus Budiyanto
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB IIIBAB IIIPERENCANAAN GEOMETRIK JALAN TOL

3.1. Dasar Teori Bagian-bagian jalan secara umum meliputi ruang manfaat jalan, ruang milik jalan, dan ruang pengawasan jalan. Bagian-bagian jalan dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan 3.2.Gambar 3.1 Bagian-bagian jalan secara umum

a = jalur lalulintas, b = bahu, c = saluran tepi, d = ambang pengaman x= badan jalan

Gambar 3.2 Bagian-bagian jalan bebas hambatan untuk jalan tol

A. Ruang manfaat jalanRuang manfaat jalan diperuntukkan bagi median, perkerasan jalan, jalur pemisah, bahu jalan, saluran tepi jalan, lereng, ambang pengaman, timbunan, galian, gorong-gorong, perlengkapan jalan dan bangunan pelengkap jalan.Ruang manfaat jalan tol harus mempunyai lebar dan tinggi ruang bebas serta kedalaman sebagai berikut:a. lebar ruang bebas diukur di antara 2 (dua) garis vertikal batas bahu jalan;b. tinggi ruang bebas minimal 5 (lima) meter di atas permukaan jalur lalulintas tertinggi;c. kedalaman ruang bebas minimal 1,50 meter di bawah permukaan jalur lalulintas terendah atau tanah dasar (sub grade).B. Ruang milik jalanRuang milik jalan diperuntukan bagi ruang manfaat jalan dan pelebaran jalan maupun penambahan lajur lalulintas di kemudian hari serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan tol dan fasilitas jalan tol.Ruang milik jalan tol harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:a. lebar dan tinggi ruang bebas ruang milik jalan minimal sama dengan lebar dan tinggi ruang bebas ruang manfaat jalan.b. lahan ruang milik jalan harus dipersiapkan untuk dapat menampung minimal 2 arah x 3 lajur lalulintas terpisah dengan lebar minimal 40 meter di daerah antarkota dan 30 meter di daerah perkotaan;c. lahan pada ruang milik jalan diberi patok tanda batas sekurangkurangnya satu patok setiap jarak 100 meter dan satu patok pada setiap sudut serta diberi pagar pengaman untuk setiap sisi.d. pada kondisi jalan tol layang, perlu diperhatikan ruang milik jalan di bawah jalan tol, dan lahan yang dibebaskan oleh pemerintah dan diserahkan kepada BUJT untuk maksud pembangunan jalan tol tersebut.C. Ruang pengawasan jalanRuang pengawasan jalan diperuntukkan bagi pandangan bebas pengemudi dan pengamanan konstruksi jalan. Batas ruang pengawasan jalan tol adalah 40 meter untuk daerah perkotaan dan 75 meter untuk daerah antarkota, diukur dari as jalan tol. Dalam hal jalan tol berdekatan dengan jalan umum ketentuan tersebut tidak berlaku.Jalan yang ditetapkan keberadaannya dalam suatu ruang, seperti yang telah didefinisikan di atas, dipersiapkan untuk menjamin kelancaran dan keselamatan serta kenyamanan pengguna jalan, disamping keutuhan konstruksi jalan. Dimensi ruang yang minimum untuk menjamin keselamatan pengguna jalan diatur sesuai dengan jenis kelas prasarana dan fungsinya. Ukuran minimum dari Rumaja, Rumija, dan Ruwasja jalan tol dapat dilihat pada Tabel 3.1Tabel 3.1 Dimensi ruang jalan tolBagian-bagian jalanKomponen geometriDimensi (m)

RUMAJAAntarkotaPerkotaanLayang / Jembatan terowongan

Lebar badan jalan (min)29,022,020,0

Tinggi (min)5,005,005,00

Kedalaman (min)1,501,501,50

RUMIJALebar minimum403020

RUWASJALebar minimum751)

401)1002)

Catatan: 1) Lebar diukur dari As Jalan2) 100 m ke hilir dan 100 ke hulu Alinyemen Horizontal Dalam merancang alinyemen horisontal pada perencanaan geometrik jalan tol perlu mempertimbangkan elemen-elemen jari-jari tikungan minimum, panjang lengkung peralihan minimum pada tikungan, parameter lengkung peralihan, dan jarak pandangan menyiap dan jarak henti minimum pada tikungan horisontal sehingga nyaman dan aman bila melewati tikungan.a. Alinyemen horizontal terdiri atas bagian lurus dan bagian lengkung (disebut juga tikungan).b. Geometri pada bagian lengkung didesain sedemikian rupa dimaksudkan untuk mengimbangi gaya sentrifugal yang diterima oleh kendaraan yang berjalan pada kecepatanVR.c. Untuk keselamatan pemakai jalan, jarak pandang dan daerah bebas samping jalan,maka alinyemen horizontal harus diperhitungkan secara akurat.

Alinyemen VertikalAlinyemen vertical terdiri atas bagian lurus dan bagian lengkung.a. Bagian lurus dapat berupa landai positif (tanjakan), atau landai negative (turunan), atau landai nol(datar).b. Bagian lengkung vertical dapat berupa lengkung cekung atau lengkung cembung.Gambar 3.3 Lengkung vertical cembung dan lengkung vertical cekung

Bila pelaksanaan konstruksi dilakukan secara bertahap selama masa konsesi jalantol, maka harus dipertimbangkan, misalnya peningkatan perkerasan, penambahan lajur, dan dengan pelaksanaan pembiayaan yang efisien, dan dianjurkan, perubahan alinyemen vertikal di masa yang akan datang seharusnya dihindarkan.a. Kelandaian minimumKelandaian minimum harus diberikan apabila kondisi jalan tidak memungkinkan melakukan drainase kesisi jalan. Besarnya kelandaian minimum ditetapkan 0,50% memanjang jalan untuk kepentingan pematusan aliran air.b. Kelandaian maksimumPembatasan kelandaian maksimum dimaksudkan untuk memungkinkan kendaraan bergerak terus tanpa kehilangan kecepatan yang berarti. Kelandaian maksimum jalan untuk alinyemen vertical harus memenuhi Tabel 3.2 sebagai berikut.

Tabel 3.2 Kelandaian maksimumVR(km/jam)Kelandaian Maksimum(%)

DatarPerbukitanPegunungan

120345

100346

80456

60566

c. Panjang Landai kritisPanjang landai kritis yaitu panjang landai maksimum dimana kendaraan dapat mempertahankan kecepatannya sedemikian rupa, yang ditetapkan atas dasar besarnya landai (tanjakan) dan penurunan kecepatan kendaraan berat sebesar 15 km/jam. Panjang kritis ditetapkan dari Tabel 3.3 sebagai berikut.Tabel 3.3 Panjang landai kritisVR(km/jam)Landai(%)Panjang Landai Kritis(m)

1203800

4500

5400

1004700

5500

6400

805600

6500

606500

Jika operating speed turun hingga 2 kali Level of service, maka menggunakan bordes. Jika operating speed berbeda (turun) 15 km/jam dari kecepatan desain maka menggunakan climbingline, Atau dengan menggunakan multigrade Jika kecepatan turun lebih rendah dari 15 km/jam dari kecepatan arus maka kecepatan arusdiasumsikan sama dengan kecepatan desainDalam merancang alinyemen vertikal pada perencanaan geometrik jalan tol perlu mempertimbangkan elemen-elemen kelandaian maksimum, panjang pelandaian maksimum, dan jarak henti minimum pada lengkungan vertikal (cembung), panjang kurva cembung vertikal.d. Lajur pendakianLajur pendakian dimaksudkan untuk menampung truk-truk yang bermuatan berat atau kendaraan lain yang berjalan lebih lambat dari kendaraan kendaraan lain pada umumnya, agar kendaraan kendaraan lain dapat mendahului kendaraan lambat tersebut tanpa harus berpindah lajur. Lajur pendakian harus disediakan pada ruas jalan yang mempunyai kelandaian yang besar, menerus, dan volume lalulintasnya relatif padat.Penempatan lajur pendakian, berdasarkan perencanaan geometri jalan tol harus dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:a. apabila panjang kritis terlampaui, jalan memiliki VLHR > 25.000 SMP/hari, dan persentase truk > 15 %.b. Lebar lajur pendakian minimal 3,75 m.c. Lajur pendakian dimulai 30 meter dari awal perubahan kelandaian dengan serongan sepanjang 45 meter dan berakhir 50 meter sesudah puncak kelandaian dengan serongan sepanjang 45 meter. Seperti gambar 3.4Gambar 3.4 Lajur Pendakian Tipikal

d. Panjang lajur pendakian maksimal ditetapkan 1 km, agar penurunan kecepatan kendaraan tidak terus terjadi dan mengganggu arus lalulintas.e. Jarak minimum antara 2 lajur pendakian adalah 1,5 km.

Cut and FillGalian adalah pekerjaan menggali tanah untuk keperluan badan jalan yang bertujuan untuk mendapatkan desain atau bentuk badan jalan yang sesuai dengan elevasi yang direncanakan. Pada setiap galian, tempat galian harus diusahakan dalam keadaan kering (tidak ada air tergenang) apapun keadaan cuacanya. Oleh karena itu, sebelum penggalian dilakukan, perlu disiapkan sistem drainasenya. Timbunan adalah pekerjaan mengurug tanah untuk keperluan badan jalan yang bertujuan untuk mendapatkan desain atau bentuk badan jalan yang sesuai dengan elevasi yang direncanakan. Timbunan ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu timbunan biasa, timbunan pilihan, dan timbunan pilihan di atas tanah rawa. Timbunan pilihan akan digunakan sebagai penopang (capping layer) untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar. Timbunan pilihan di atas rawa akan digunakan untuk melintasi daerah yang rendah dan selalu tergenang oleh air. Galian dan timbunan atau yang lebih di kenal oleh orang-orang lapangan adalah Cut and Fill dimana pekerjaan ini sangat penting baik pada pekerjaan pembuatan jalan, bendungan, bangunan, dan reklamasi. Galian dan timbunan dapat diperoleh dari peta situasi yang dilengkapi dengan garis - garis kontur atau diperoleh langsung dari lapangan melalui pengukuran sipat datar profil melintang sepanjang koridor jalur proyek atau bangunan. Dalam perencanaan jalan tol diusahakan agar volume galian sama dengan volume timbunan. Dengan mengkombinasikan alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal memungkinkan untuk menghitung banyaknya volume galian dan timbunan. Pekerjaan galian dan timbunan dilakukan apabila alinyemen vertikal dan horizontal serta penomoran station telah pasti. Galian dan timbunan berdimensi volume (meter kubik). Volume dapat diperoleh secara teoritis melalui perkalian luas dengan panjang. Galian dantimbunan untuk keperluan teknik sipil dan perencanaan diperoleh melalui perolehan luas rata-rata galian atau timbunan di dua buah profil melintang yang dikalikan dengan jarak mendatar antara kedua profil melintang tersebut. Galian dan timbunan berdimensi volume (meter kubik). Volume dapat diperoleh secara teoritis melalui perkalian luas dengan panjang. galian dan timbunan banyak digunakan untuk kepentingan pembuatan jalan raya, saluran irigasi, dan aplikasi lain, seperti pembangunan kavling untuk perumahan. Galian dan timbunan dapat diperoleh dari peta situasi yang dilengkapi dengan garis-garis kontur atau diperoleh langsung dari lapangan melalui pengukuran sipat datar profil melintang sepanjang koridor jalur proyek atau bangunan.Gambar 3.5 Potongan Melintang Pada Kombinasi Galian dan Timbunan

Langkah-langkah menghitung volume galian dan timbunan:1. Tentukan stationing (jarak patok) sehingga diperoleh panjang horizontal jalan dari alinyemen horizontal (trase jalan) 2. Gambar profil memanjang (alinyemen vertikal) sehingga terlihat perbedaan tinggi muka tanah asli dengan tinggi jalan rencana 3. Gambar alinyemen melintang (untuk tiap sta) sehingga didapat luas penampang galian dan timbunan yang diukur 4. Hitung volume galian dan timbunan Tujuan perhitungan galian dan timbunan:1. Meminimalkan penggunaan volume galian dan timbunan pada tanah, sehingga pekerjaan pemindahan tanah dan pekerjaan stabilitas tanah dasar dapat dikurangi, waktu penyelesaian proyek dapat dipercepat, dan biaya pembangunan dapat seefisien mungkin. 2. Untuk menentukan peralatan (alat-alat berat) yang digunakan pada pekerjaan galian maupun timbunan, dengan mempertimbangkan kemampuan daya operasional alat tersebut3.2. Parameter Perancangan Geometrik Jalan TolPerencanaan geometrik jalan tol relatif harus lebih tinggi dan lebih terkendali dari jalan umum yang ada, karena pengguna jalan membayar Tol untuk mendapatkan kenyamanan dan keamanan yang lebih untuk mencapai tujuan dengan lebih cepat daripada menggunakan jalan umum. Karena itu perencanaan harus memenuhi ketentuan-ketentuan standar geometrik jalan, kecepatan rencana dan kelas perencanaan, jarak pandang, volume lalulintas dan umur rencana atau volume pelayanan yang khusus dirancang untuk jalan tol. Seperti untuk standar perencanaan jalan umum, hal-hal yang diperlukan untuk standar perencanaan jalan tol relatif harus lebih tinggi daripada untuk jalan umum. Modifikasi perlu diperhitungkan dan menjadi pertimbangan untuk kondisi-kondisi khusus yaitu dengan tujuan agar bangunan jalan tol secara fisik akan menjamin keamanan, keselamatan, dan kenyamanan di jalan tol.Untuk itu standar dan parameter perencanaan jalan tol mengikuti ketentuan seperti Tabel 3.4 sebagai berikut:Tabel 3.4 Parameter Perencanaan Jalan tolUnsurAntar KotaPerkotaan

Tolok UkurCakupanTolok UkurCakupan

KecepatanRencana(80-120) km/jamRuas jalan(60-100) km/jamRuas jalan

(60-100) km/jamJalanpenghubung(60-80) km/jamJalan penghubung

(40-80) km/jamSimpang susun(40-60) km/jamSimpang susun

KendaraanRencanaSesuai kebutuhan/ ketentuanRuas jalanSesuai kebutuhanRuas jalan

Beban SumbuMuatan Sumbu Terberat (MST) minimum 10 ton;Ruas jalanMuatan Sumbu Terberat (MST) minimum 10 ton;Ruas jalan

KapasitasMinimal mampu menampung volume lalulintas untuk masa pelayanan 20 tahunRuas jalanMinmal mampu menampung volume lalulintas untuk masa pelayanan 20 tahunRuas jalan

Tingkat PelayananJalanMinimum B (menurut Permenhub No. 14 tahun 2006)Ruas jalanMinimum C (menurut Permenhub No. 14 tahun 2006)Ruas jalan

3.3. Perhitungan Aliyemen Horizontal Menghitung Jarak Titik KoordinatBerdasarkan titik koordinat yang diketahui dari peta kontur, dapat dihitung jarak antar titik rencana jalan. Gambar 3.6 Trase Rencana Jalan dan Kontur

Data dan Ketentuan :Tabel 3.5 Kecepatan Rencana (VR), sesuai klasifikasi fungsi dan klasifikasi medan jalanFUNGSI JALANKECEPATAN RENCANA, VR, (km/jam)

DATARBUKITGUNUNG

ArteriKolektorLokal70 12060 9040 7060 8050 6030 5040 7030 5020 30

Sumber : Penuntun Praktis Perencanaan Teknik jalan RayaDari tabel 2 VR = 70 120 km/jam, diambil VR = 80 km/jam Perhitungan STAGambar 3.7 Trase Rencana Jalan

Mencari posisi titik-titik tikunganSta A= 0+000Sta TC1= Sta A + dA B Tc1 = (0+000) + 1772.83 212.556 = 1 + 560.274Sta CT= Sta Tc + Lc = (1+560.274) + 418.87 = 1 + 979.144Sta TS2= Sta CT1 + dB-C Tc1 Ts2=(1+979.144) + 2961.41 212.556 296.87 = 4+431.128Sta SC2 = Sta TS2 + Ls2= (4+431.128) + 50 = 4+481.128Sta CS2 = Sta SC2 + Lc2= (4+481.128) + 432.841 = 4+913.969Sta ST2= Sta CS2 + Ls2= (4+913.969) + 50 = 4+963.969Sta TC3 = ST2 + dC-D Ts2 Tc3= (4+963.969) + 2099.78 296.87 383.86 = 6+383.019Sta CT3 = Sta TC3 + Lc3= (6+383.019) + 733,038 = 7+116.057Sta E = Sta CT3 + dD-E Tc3= (7+116.057) + 595.53 383.86 = 7+327.727

Perhitungan Sudut Azimut dan Sudut Luar Koordinat titik ( Peta):A ( 36253; -4155.95) B (34659.26 ; -3379.48) C (31699.05; -3295.04) D (29866.19; -4319.6) E (29284.82; -4190.49)Tabel 3.6 Koordinat Per TitikTitikXY

A36253-4155.95

B34659.26-3379.48

C31699.05-3295.04

D29866.19-4319.6

E29284.82-4190.49

1. Mencari JarakJarak lurus A B

Jarak lurus B C

Jarak lurus C D

Jarak lurus D E

1. Mencari besar sudut tikungan Dari data yang ada, maka diperoleh sebagai berikut:Tabel 3.7 Perhitungan Sudut Azimut dan Sudut Luar

TITIKXYX'Y'JARAK (M)SUDUT AZIMUTHSUDUT LUAR

A36253-4155.95

-1593.74776.471772.826232115.97624

B34659.26-3379.48

-2960.2184.442961.41408191.63531

C31699.05-3295.04

-1832.86-1024.562099.785459240.78242

D29866.19-4319.6

-581.37129.11595.5337681102.528

E29284.82-4190.49

TOTAL7429.55954

Perhitungan Tikungan Lengkung A B C (FULL CIRCLE)

Keterangan :PI = Point of Intersection (titik potong tangent)R = Jari-jari (m)= sudut tangentTC= Tangent circle (awal lengkung)CT= Circle tangent (akhir lengkung)Ts= Jarak TC PI atau PI CTL= Panjang lengkung Es= Jarak PI ke lengkung Ts = R tg /2Gambar 3.8 Lengkung A B - C

Kecepatan Rencana (Vr) =80 km/jam Lebar lajur =3.5m Lebar bahu luar di perkotaan = 3.5m (2.0-3.5m) Lebar bahu dalam di perkotaan = 0.5m Panjang tikungan minimum = 140m e max = 4% (jalan tol perkotaan dengan kepadatan tinggi) f max = 0.140 R= 500m > Rmin = 280m Ls = 50m > Ls min = 45m

Analisa

Perhitungan Lengkung

Diagram Superelevasi

Lengkung B C D (SPIRAL CIRCLE SPIRAL)

PI= Point Intersecion Rc= Jari-jari rencana TS= Titik perubahan dari tangent ke spiralSC= Titik perubahan dari spiral ke circleCS= Titik perubahan dari circle ke spiralST= Titik perubahan dari spiral ke tangentLs= Panjang spiral dari TS ke SC atau dari CS ke STLc= Panjang circle dari SC ke CS= Sudut total tikungan c= Sudut pusat lingkaran s= Sudut spiralk= Jarak dari TS ke arah PIP= Pergeseran busur lingkaran Xc,Yc= Koordinat titik SC, CSEs= Jarak PI ke busur lingkaran Ts= Jarak PI ke TS.Gambar 3.9 Lengkung B C D

Kecepatan Rencana (Vr) =80 km/jam Lebar lajur =3.5m Lebar bahu luar di perkotaan = 3.5m (2.0-3.5m) Lebar bahu dalam di perkotaan = 0.5m Panjang tikungan minimum = 140m e max = 4% (jalan tol perkotaan dengan kepadatan tinggi) f max = 0.140 R= 300m > Rmin = 280m Ls = 50m > Ls min = 45m`

Analisa

Panjang lengkung peralihan1. Berdasarkan waktu tempuh max (2 detik)

1. Berdasarkan anLs = Ls = 1. Ls = VR= Diambil Ls= 50 m Perhitungan Lengkungs =P = K = Ls - = 50 ( 502/ (40 x 3002) 300 Sin 4.774 = 24.86 mTs = ( Rc + P) Tan +k = (300 + 0.335) Tan 31 + 24.86 = 198.15 mEs= ( Rc + P) Sec Rc = ( 300 + 0.335 ) Sec 31 300 = 11.67 mLtot = Lc + 2Ls = 112.05 + 2 (50) = 212.05 m Diagram Superelevasi

Lengkung C-D-E (FULL CIRCLE)

Keterangan :PI = Point of Intersection (titik potong tangent)R = Jari-jari (m)= sudut tangentTC= Tangent circle (awal lengkung)CT= Circle tangent (akhir lengkung)Ts= Jarak TC PI atau PI CTL= Panjang lengkung Es= Jarak PI ke lengkung Ts = R tg /2Gambar 3.10 Lengkung C D E

Kecepatan Rencana (Vr) =80 km/jam Lebar lajur =3.5m Lebar bahu luar di perkotaan = 3.5m (2.0-3.5m) Lebar bahu dalam di perkotaan = 0.5m Panjang tikungan minimum = 140m e max = 4% (jalan tol perkotaan dengan kepadatan tinggi) f max = 0.140 R= 280 m = Rmin Ls = 45 m = Ls min

Analisa

Perhitungan Lengkung

Diagram Superelevasi

3.4. Perhitungan Alinyemen Vertikal1. LENGKUNG 1 CEMBUNG STA 0+125 Perbedaan aljabar kelandaian A = | G1-G2 | = | 0.66%-(-0.49%)|= 1.15% Jarak Pandang Henti JPH = ( 0,278 x Vr x T ) + = ( 0,278 x 80x 2,5 ) + = 125.9655 meter. Jika JPH > L maka:

Lv = -95.0255 m < 125.9655 m (memenuhi) Bila JPH < L maka:

Lv = 45.73286 m < 125.9655 m (Tidak memenuhi) Berdasarkan syarat drainaseLv = 50 x A = 50 x 1.15 = 57.5 m Berdasarkan kenyamanan

Maka L diambil = 126 meter Stasioning lengkung vertikal :Ev= A x Lr / 800 = 1.15 x 126 /800 = 0.181125Sta PVI= 125Elevasi PVI= 87.696Gambar 3.11 Stationing Lengkung Vertikal 1

0.49%0.66%87.5087.4487.3987.5187.280+1880+6200+9350+156.50+125Y =

X LV maka, Y= m Sta awal = Sta PVI LV= 0+125 (126/2) = 0+62 Sta LV= Sta PVI LV = 0+125 126 = 0+93.5 Sta PVI= 0+125 (point of vertical intersection) Sta LV= Sta PVI + LV = 0+125 + 126 = 0+156.5 Sta Akhir= Sta PVI + (Lv/2) = 0+125 + (126/2) = 0+188 Elv awal = elv PVI - (G1 X Lv/2)= 87.696 - (0,66% x 126/2) =87.28 m Elv LV= elv PVI - (G1 X LV) Y = 87.696 - (0,66% x 126/4) -0,045281= 87.44 m Elv PVI (akhir)= elv PVI - Ev = 87.696 0.181125 = 87.51 m Elv LV= elv PVI + (G2 . LV) Y = 87.696 +(-0.49% x 126 x1/4 ) 0,045281= 87.50 m Elv akhir = elv PVI - (G2 X Lv/2)= 87.696 +(-0.49% x 126 x1/2) =87.39 mSTA0+0620+093.50+1250+156.50+188

Elv87.2887.4487.5187.5087.39

2. LENGKUNG 2 CEKUNG STA 1+085.02 Perbedaan aljabar kelandaian A = | G1-G2 | = | (-0.49%)-0.49%|= 0.98% Jarak Pandang Henti JPH = ( 0,278 x Vr x T ) + = ( 0,278 x 80x 2,5 ) + = 126.3012 meter. Jika JPH > L maka:

Lv = -154.54 m < 126.3012 m (memenuhi) Bila JPH < L maka:

Lv = 39.18033 m < 126.3012 m (Tidak memenuhi) Berdasarkan syarat drainaseLv = 50 x A = 50 x 0.98 = 49 m Berdasarkan bentuk visual

Maka L diambil = 126 meter Stasioning lengkung vertikal :Ev= A x Lr / 800 = 0.98 x 126 /800 = 0.15435Sta PVI= 1085.02Elevasi PVI= 83Gambar 3.12 Stationing Lengkung Vertikal 2

83.311+116.521+148.021+085.021+053.521+022.0283.3183.1983.1583.190.61%0.49%

Y =

X LV maka, Y= m Sta awal = Sta PVI LV= 1+085.02 (126/2) = 1+022.02 Sta LV= Sta PVI LV = 1+085.02 126 = 1+053.52 Sta PVI= 1+085.02 (point of vertical intersection) Sta LV= Sta PVI + LV = 1+085.02 + 126 = 1+116.52 Sta Akhir= Sta PVI + (Lv/2) = 1+085.02 + (126/2) = 1+148.02 Elv awal = elv PVI - (G1 X Lv/2)= 83 - (-0.49% x 126/2) =83.31 m Elv LV= elv PVI - (G1 X LV) Y = 83 - (-0.49% x 126/4) 0.038588= 83.19 m Elv PVI (akhir)= elv PVI - Ev = 83 0.15435 = 83.15 m Elv LV= elv PVI + (G2 . LV) Y = 83 + (0.49% x 126/4) 0.038588= 83.19 m Elv akhir = elv PVI - (G2 X Lv/2)= 83 + (0.49% x 126/2) =83.31 mSTA1+022.021+053.521+1085.021+116.521+148.02

Elv83.3183.1983.1583.1983.31

3. LENGKUNG 3 CEMBUNG STA 1+245 Perbedaan aljabar kelandaian A = | G1-G2 | = | 0.49%-(-0.61%)|= 1.1% Jarak Pandang Henti JPH = ( 0,278 x Vr x T ) + = ( 0,278 x 80x 2,5 ) + = 126.0639 meter. Jika JPH > L maka:

Lv = -110.599 m < 126.0639 m (memenuhi) Bila JPH < L maka:

Lv = 43.81284 m < 126.0639 m (Tidak memenuhi) Berdasarkan syarat drainaseLv = 50 x A = 50 x 1.1 = 55 m Berdasarkan kenyamanan

Maka L diambil = 126 meter Stasioning lengkung vertikal :Ev= A x Lr / 800 = 1.1 x 126 /800 = 0.17325Sta PVI= 1245Elevasi PVI= 83.778Gambar 3.13 Stationing Lengkung Vertikal 3

1+276.51+2451+213.50.49%0.61%83.5483.5883.3983.6083.471+3081+182Y =

X LV maka, Y= m Sta awal = Sta PVI LV= 1+245 (126/2) = 1+182 Sta LV= Sta PVI LV = 1+245 126 = 1+213.5 Sta PVI= 1+245 (point of vertical intersection) Sta LV= Sta PVI + LV = 1+245 + 126 = 1+276.5 Sta Akhir= Sta PVI + (Lv/2) = 1+245 + (126/2) = 1+308 Elv awal = elv PVI - (G1 X Lv/2)= 83.778 - (0,49% x 126/2) =83.47 m Elv LV= elv PVI - (G1 X LV) Y = 83.778 - (0,49% x 126/2) -0,043313= 83.58 m Elv PVI (akhir)= elv PVI - Ev = 83.778 0.17325 = 83.60 m Elv LV= elv PVI + (G2 . LV) Y = 83.778 + (-0.61% x 126/4) 0,043313= 83.54 m Elv akhir = elv PVI - (G2 X Lv/2)= 83.778 + (-0.61% x 126/2) =83.39 mSTA1+1821+213.51+2451+276.51+308

Elv83.4783.5883.6083.5483.39

4. LENGKUNG 4 CEKUNG STA 1+400 Perbedaan aljabar kelandaian A = | G1-G2 | = | (-0.61%)-0.50%|= 1.11% Jarak Pandang Henti JPH = ( 0,278 x Vr x T ) + = ( 0,278 x 80x 2,5 ) + = 126.0442 meter. Jika JPH > L maka:

Lv = -107.371 m < 126.0442 m (memenuhi) Bila JPH < L maka:

Lv = 44.19732 m < 126.0442 m (Tidak memenuhi) Berdasarkan syarat drainaseLv = 50 x A = 50 x 1.11 = 55.5 m

Berdasarkan bentuk visual

Maka L diambil = 126 meter Stasioning lengkung vertikal :Ev= A x Lr / 800 = 1.11 x 126 /800 = 0.174825Sta PVI= 1400Elevasi PVI= 82.825

1+4631+431.51+4001+3371+368.583.1483.210.61%0.50%8383.03Gambar 3.14 Stationing Lengkung Vertikal 483.06

Y =

X LV maka, Y= m Sta awal = Sta PVI LV= 1+400 (126/2) = 1+337 Sta LV= Sta PVI LV = 1+400 126 = 1+368.5 Sta PVI= 1+400 (point of vertical intersection) Sta LV= Sta PVI + LV = 1+400 + 126 = 1+431.5 Sta Akhir= Sta PVI + (Lv/2) = 1+400 + (126/2) = 1+463 Elv awal = elv PVI - (G1 X Lv/2)= 82.825 - (-0.61% x 126/2) =83.21 m Elv LV= elv PVI - (G1 X LV) Y = 82.825 - (-0.61% x 126/4) 0.038588= 83.06 m Elv PVI (akhir)= elv PVI - Ev = 82.825 0.15435 = 83 m Elv LV= elv PVI + (G2 . LV) Y = 82.825 + (0.50% x 126/4) 0.038588= 83.03 m Elv akhir = elv PVI - (G2 X Lv/2)= 82.825 + (0.50% x 126/2) =83.14 mSTA1+3371+368.51+4001+431.51+463

Elv83.2183.068383.0383.14

5. LENGKUNG 5 CEMBUNG STA 1+659 Perbedaan aljabar kelandaian A = | G1-G2 | = | 0.50%-(-0.49%)|= 0.99% Jarak Pandang Henti JPH = ( 0,278 x Vr x T ) + = ( 0,278 x 80x 2,5 ) + = 126.2814 meter. Jika JPH > L maka:

Lv = -150.468 m < 126.2814 m (memenuhi) Bila JPH < L maka:

Lv = 39.56769 m < 126.2814 m (Tidak memenuhi) Berdasarkan syarat drainaseLv = 50 x A = 50 x 0.99 = 49.5 m Berdasarkan kenyamanan

Maka L diambil = 127 meter Stasioning lengkung vertikal :Ev= A x Lr / 800 = 0.99 x 127 /800 = 0.157163Sta PVI= 1659Elevasi PVI= 84.125

Gambar 3.15 Stationing Lengkung Vertikal 5

1+722.51+690.751+627.251+6590.49%0.50%83.9383.9383.8183.9783.811+595.5Y =

X LV maka, Y= m Sta awal = Sta PVI LV= 1+659 (127/2) = 1+595.5 Sta LV= Sta PVI LV = 1+659 127 = 1+627.25 Sta PVI= 1+659 (point of vertical intersection) Sta LV= Sta PVI + LV = 1+659 + 127 = 1+690.75 Sta Akhir= Sta PVI + (Lv/2) = 1+659 + (127/2) = 1+722.5 Elv awal = elv PVI - (G1 X Lv/2)= 84.125 - (0,50% x 127/2) =83.81 m Elv LV= elv PVI - (G1 X LV) Y = 84.125 - (0,50% x 127/4) -0,039291= 83.93 m Elv PVI (akhir)= elv PVI - Ev = 84.125 0.157163 = 83.97 m Elv LV= elv PVI + (G2 . LV) Y = 84.125 + (-0,49% x 127/4) -0,039291= 83.93 m Elv akhir = elv PVI - (G2 X Lv/2)= 84.125 + (-0,49% x 127/2)=83.81 m

STA1+595.51+627.251+6591+690.751+722.5

Elv83.8183.9383.9783.9383.81

6. LENGKUNG 6 CEKUNG STA 1+930 Perbedaan aljabar kelandaian A = | G1-G2 | = | (-0.49%)-0.45%|= 0.94% Jarak Pandang Henti JPH = ( 0,278 x Vr x T ) + = ( 0,278 x 80x 2,5 ) + = 126.3806 meter. Jika JPH > L maka:

Lv = -171.707 m < 126.3806 m (memenuhi) Bila JPH < L maka:

Lv = 37.62842 m < 126.3806 m (Tidak memenuhi) Berdasarkan syarat drainaseLv = 50 x A = 50 x 0.94 = 47 m

Berdasarkan bentuk visual

Maka L diambil = 127 meter Stasioning lengkung vertikal :Ev= A x Lr / 800 = 0.94 x 127 /800 = 0.149225Sta PVI= 1930Elevasi PVI= 82.794Gambar 3.16 Stationing Lengkung Vertikal 6

82.991+993.51+961.751+9301+898.251+866.583.0882.9782.9483.11.5.50.45%0.49%

Y =

X LV maka, Y= m Sta awal = Sta PVI LV= 1+930 (127/2) = 1+866.5 Sta LV= Sta PVI LV = 1+930 127 = 1+898.25 Sta PVI= 1+930 (point of vertical intersection) Sta LV= Sta PVI + LV = 1+930 + 127 = 1+961.75 Sta Akhir= Sta PVI + (Lv/2) = 1+930 + (127/2) = 1+993.5 Elv awal = elv PVI - (G1 X Lv/2)= 82.794 - (-0.49% x 127/2) =83.11 m Elv LV= elv PVI - (G1 X LV) Y = 82.794 - (-0.49% x 127/4) 0.038588= 82.99 m Elv PVI (akhir)= elv PVI - Ev = 82.794 0.15435 = 82.94 m Elv LV= elv PVI + (G2 . LV) Y = 82.794 + (0.45% x 127/4) 0.038588= 82.97 m Elv akhir = elv PVI - (G2 X Lv/2)= 82.794 + (0.45% x 127/2) =83.08 mSTA1+866.51+898.251+9301+961.751+993.5

Elv83.1182.9982.9482.9783.08

7. LENGKUNG 7 CEMBUNG STA 2+455 Perbedaan aljabar kelandaian A = | G1-G2 | = | 0.45%-(-0.47%)|= 0.92% Jarak Pandang Henti JPH = ( 0,278 x Vr x T ) + = ( 0,278 x 80x 2,5 ) + = 126.4204meter.

Jika JPH > L maka:

Lv = -180.855 m < 126.4204 m (memenuhi) Bila JPH < L maka:

Lv = 36.85101 m < 126.4204 m (Tidak memenuhi) Berdasarkan syarat drainaseLv = 50 x A = 50 x 0.92 = 46 m Berdasarkan kenyamanan

Maka L diambil = 127 meter Stasioning lengkung vertikal :Ev= A x Lr / 800 = 0.92 x 127 /800 = 0.14605Sta PVI= 2455Elevasi PVI= 85.126

Gambar 3.17 Stationing Lengkung Vertikal 7

2+518.52+486.752+4552+423.252+391.50.47%0.45%84.9784.8784.8685.0184.87Y =

X LV maka, Y= m Sta awal = Sta PVI LV= 2+455 (127/2) = 2+391.5 Sta LV= Sta PVI LV = 2+455 127 = 2+423.25 Sta PVI= 2+455 (point of vertical intersection) Sta LV= Sta PVI + LV = 2+455 + 127 = 2+486.75 Sta Akhir= Sta PVI + (Lv/2) = 2+455 + (127/2) = 2+518.5 Elv awal = elv PVI - (G1 X Lv/2)= 85.156 - (0,45% x 127/2) =84.87 m Elv LV= elv PVI - (G1 X LV) Y = 85.156 - (0,45% x 127/4) 0.036513= 84.98 m Elv PVI (akhir)= elv PVI - Ev = 85.156 0.14605 = 85.01 m Elv LV= elv PVI + (G2 . LV) Y = 85.156 + (-0,47% x 127/4) 0.036513= 84.97 m Elv akhir = elv PVI - (G2 X Lv/2)= 85.156 + (-0,47% x 127/2) =84.86 mSTA2+391.52+423.252+4552+486.752+518.5

Elv84.8784.9885.0184.9784.86

8. LENGKUNG 8 CEKUNG STA 2+655 Perbedaan aljabar kelandaian A = | G1-G2 | = | (-0.47%)-0.50%|= 0.97% Jarak Pandang Henti JPH = ( 0,278 x Vr x T ) + = ( 0,278 x 80x 2,5 ) + = 126.321 meter. Jika JPH > L maka:

Lv = -158.698 m < 126.321 m (memenuhi) Bila JPH < L maka:

Lv = 38.79271 m < 126.321 m (Tidak memenuhi) Berdasarkan syarat drainaseLv = 50 x A = 50 x 0.97 = 48.5 m

Berdasarkan bentuk visual

Maka L diambil = 127 meter Stasioning lengkung vertikal :Ev= A x Lr / 800 = 0.97 x 127 /800 = 0.153988Sta PVI= 2655Elevasi PVI= 84.218Gambar 3.18 Stationing Lengkung Vertikal 8

2+718.52+686.752+623.252+591.584.5484.4284.3784.412+65584.520.50%0.47%

Y =

X LV maka, Y= m Sta awal = Sta PVI LV= 2+655 (127/2) = 2+591.5 Sta LV= Sta PVI LV = 2+655 127 = 2+623.25 Sta PVI= 2+655 (point of vertical intersection) Sta LV= Sta PVI + LV = 2+655 + 127 = 2+686.75 Sta Akhir= Sta PVI + (Lv/2) = 2+655 + (127/2) = 2+718.5 Elv awal = elv PVI - (G1 X Lv/2)= 84.218 - (-0.47% x 127/2) =84.52 m Elv LV= elv PVI - (G1 X LV) Y = 84.218 - (-0.47% x 127/4) 0.038497= 84.41 m Elv PVI (akhir)= elv PVI - Ev = 84.218 0.15435 = 84.37 m Elv LV= elv PVI + (G2 . LV) Y = 84.218 + (0.5% x 127/4) 0.038497= 84.42 m Elv akhir = elv PVI - (G2 X Lv/2)= 84.218 + (0.5% x 127/2) =84.54 mSTA2+591.52+623.252+6552+686.752+718.5

Elv84.5284.4184.3784.4284.54

9. LENGKUNG 9 CEMBUNG STA 3+125 Perbedaan aljabar kelandaian A = | G1-G2 | = | 0.5%-(-0.5%)|= 1% Jarak Pandang Henti JPH = ( 0,278 x Vr x T ) + = ( 0,278 x 80x 2,5 ) + = 126.2615meter. Jika JPH > L maka:

Lv = -146.477 m < 126.2615 m (memenuhi) Bila JPH < L maka:

Lv = 39.95482 m < 126.2615 m (Tidak memenuhi) Berdasarkan syarat drainaseLv = 50 x A = 50 x 1 = 50 m Berdasarkan kenyamanan

Maka L diambil = 127 meter Stasioning lengkung vertikal :Ev= A x Lr / 800 = 1 x 127 /800 = 0.15875Sta PVI= 3125Elevasi PVI= 86.544

Gambar 3.19 Stationing Lengkung Vertikal 9

3+188.53+156.753+1253+093.253+061.50.5%0.5%86.3586.3586.2386.3986.23Y =

X LV maka, Y= m Sta awal = Sta PVI LV= 3+125 (127/2) = 3+061.5 Sta LV= Sta PVI LV = 3+125 127 = 3+093.25 Sta PVI= 3+125 (point of vertical intersection) Sta LV= Sta PVI + LV = 3+125 + 127 = 3+156.75 Sta Akhir= Sta PVI + (Lv/2) = 3+125 + (127/2) = 3+188.5 Elv awal = elv PVI - (G1 X Lv/2)= 86.544 - (0,5% x 127/2) =86.23 m Elv LV= elv PVI - (G1 X LV) Y = 86.544 - (0,5% x 127/4) 0.039688= 86.35 m Elv PVI (akhir)= elv PVI - Ev = 86.544 0.15875 = 86.39 m Elv LV= elv PVI + (G2 . LV) Y = 86.544 + (-0,5% x 127/4) 0.039688= 86.35 m Elv akhir = elv PVI - (G2 X Lv/2)= 86.544 + (-0,5% x 127/2) =86.23 mSTA3+061.53+093.253+1253+156.753+188.5

Elv86.2386.3586.3986.3586.23

10. LENGKUNG 10 CEKUNG STA 3+350 Perbedaan aljabar kelandaian A = | G1-G2 | = | (-0.50%)-0.49%|= 0.99% Jarak Pandang Henti JPH = ( 0,278 x Vr x T ) + = ( 0,278 x 80x 2,5 ) + = 126.2814 meter. Jika JPH > L maka:

Lv = -150.468 m < 126.2814 m (memenuhi) Bila JPH < L maka:

Lv = 39.56769 m < 126.2814 m (Tidak memenuhi) Berdasarkan syarat drainaseLv = 50 x A = 50 x 0.99 = 49.5 m Berdasarkan bentuk visual

Maka L diambil = 127 meter Stasioning lengkung vertikal :Ev= A x Lr / 800 = 0.99 x 127 /800 = 0.157163Sta PVI= 3350Elevasi PVI= 85.416Gambar 3.20 Stationing Lengkung Vertikal 10

3+413.53+381.753+318.253+286.585.7385.6185.5785.613+35085.730.49%0.50%

Y =

X LV maka, Y= m Sta awal = Sta PVI LV= 3+350 (127/2) = 3+286.5 Sta LV= Sta PVI LV = 3+350 127 = 3+318.25 Sta PVI= 3+350 (point of vertical intersection) Sta LV= Sta PVI + LV = 3+350 + 127 = 3+381.75 Sta Akhir= Sta PVI + (Lv/2) = 3+350 + (127/2) = 3+413.5 Elv awal = elv PVI - (G1 X Lv/2)= 85.416 - (-0.5% x 127/2) =85.73 m Elv LV= elv PVI - (G1 X LV) Y = 85.416 - (-0.5% x 127/4) 0.039291= 85.61 m Elv PVI (akhir)= elv PVI - Ev = 85.416 0.157163 = 85.57 m Elv LV= elv PVI + (G2 . LV) Y = 85.416 + (0.49% x 127/4) 0.039291= 85.61 m Elv akhir = elv PVI - (G2 X Lv/2)= 85.416 + (0.49% x 127/2) =85.73 mSTA3+286.53+318.253+3503+381.753+413.5

Elv85.7385.6185.5785.6185.73

11. LENGKUNG 11 CEMBUNG STA 3+690 Perbedaan aljabar kelandaian A = | G1-G2 | = | 0.49%-(-0.48%)|=0.97% Jarak Pandang Henti JPH = ( 0,278 x Vr x T ) + = ( 0,278 x 80x 2,5 ) + = 126.321 meter. Jika JPH > L maka:

Lv = -158.698 m < 126.321 m (memenuhi) Bila JPH < L maka:

Lv = 38.7927 m < 126.321 m (Tidak memenuhi) Berdasarkan syarat drainaseLv = 50 x A = 50 x 0.97 = 48.5 m Berdasarkan kenyamanan

Maka L diambil = 127 meter Stasioning lengkung vertikal :Ev= A x Lr / 800 = 0.97 x 127 /800 = 0.15399Sta PVI= 3690Elevasi PVI= 87.093Gambar 3.21 Stationing Lengkung Vertikal 11

3+753.53+721.753+6903+658.253+626.50.48%0.49%86.9086.9086.7986.9486.78Y =

X LV maka, Y= m Sta awal = Sta PVI LV= 3+690 (127/2) = 3+626.5 Sta LV= Sta PVI LV = 3+690 127 = 3+658.25 Sta PVI= 3+690 (point of vertical intersection) Sta LV= Sta PVI + LV = 3+690 + 127 = 3+721.75 Sta Akhir= Sta PVI + (Lv/2) = 3+690 + (127/2) = 3+753.5 Elv awal = elv PVI - (G1 X Lv/2)= 87.093 - (0,49% x 127/2) =86.78 m Elv LV= elv PVI - (G1 X LV) Y = 87.093 - (0,49% x 127/4) 0.0385= 86.90 m Elv PVI (akhir)= elv PVI - Ev = 87.093 0.15399 = 86.94 m Elv LV= elv PVI + (G2 . LV) Y = 87.093 + (-0,48% x 127/4) 0.0385= 86.90 m Elv akhir = elv PVI - (G2 X Lv/2)= 87.093 + (-0,48% x 127/2) =86.79 mSTA3+626.53+658.253+6903+721.753+753.5

Elv86.7886.9086.9486.9086.79

12. LENGKUNG 12 CEKUNG STA 3+350 Perbedaan aljabar kelandaian A = | G1-G2 | = | (-0.48%)-0.5%|= 0.98% Jarak Pandang Henti JPH = ( 0,278 x Vr x T ) + = ( 0,278 x 80x 2,5 ) + = 126.3012 meter. Jika JPH > L maka:

Lv = -154.54m < 126.3012 m (memenuhi) Bila JPH < L maka:

Lv = 39.18033 m < 126.3012 m (Tidak memenuhi) Berdasarkan syarat drainaseLv = 50 x A = 50 x 0.98 = 49 m Berdasarkan bentuk visual

Maka L diambil = 127 meter Stasioning lengkung vertikal :Ev= A x Lr / 800 = 0.98 x 127 /800 = 0.155575Sta PVI= 3870Elevasi PVI= 86.224Gambar 3.22 Stationing Lengkung Vertikal 12

3+933.53+901.753+838.253+806.586.5486.4286.3886.423+87086.530.50%0.48%

Y =

X LV maka, Y= m Sta awal = Sta PVI LV= 3+870 (127/2) = 3+806.5 Sta LV= Sta PVI LV = 3+870 127 = 3+838.25 Sta PVI= 3+870 (point of vertical intersection) Sta LV= Sta PVI + LV = 3+870 + 127 = 3+901.75 Sta Akhir= Sta PVI + (Lv/2) = 3+870 + (127/2) = 3+933.5 Elv awal = elv PVI - (G1 X Lv/2)= 86.224 - (-0.48% x 127/2) =86.53 m Elv LV= elv PVI - (G1 X LV) Y = 86.224 - (-0.48% x 127/4) 0.038894= 86.42 m Elv PVI (akhir)= elv PVI - Ev = 86.224 0.155575 = 86.38 m Elv LV= elv PVI + (G2 . LV) Y = 86.224 + (0.5% x 127/4) 0.038894= 86.42 m Elv akhir = elv PVI - (G2 X Lv/2)= 86.224 + (0.5% x 127/2) =86.54 mSTA3+806.53+838.253+8703+901.753+933.5

Elv86.5386.4286.3886.4286.54

13. LENGKUNG 13 CEMBUNG STA 4+060 Perbedaan aljabar kelandaian A = | G1-G2 | = | 0.50%-(-0.48%)|=0.98% Jarak Pandang Henti JPH = ( 0,278 x Vr x T ) + = ( 0,278 x 80x 2,5 ) + = 126.3012 meter. Jika JPH > L maka:

Lv = -154.54 m < 126.3012 m (memenuhi) Bila JPH < L maka:

Lv = 39.18033 m < 126.3012 m (Tidak memenuhi)

Berdasarkan syarat drainaseLv = 50 x A = 50 x 0.98 = 49 m Berdasarkan kenyamanan

Maka L diambil = 127 meter Stasioning lengkung vertikal :Ev= A x Lr / 800 = 0.98 x 127 /800 = 0.155575Sta PVI= 4060Elevasi PVI= 87.166Gambar 3.23 Stationing Lengkung Vertikal 13

4+123.54+091.754+0604+028.253+996.50.48%0.5%87.5087.4487.3987.5187.28Y =

X LV maka, Y= m Sta awal = Sta PVI LV= 4+060 (127/2) = 3+996.5 Sta LV= Sta PVI LV = 4+060 127 = 4+028.25 Sta PVI= 4+060 (point of vertical intersection) Sta LV= Sta PVI + LV = 4+060 + 127 = 4+091.75 Sta Akhir= Sta PVI + (Lv/2) = 4+060 + (127/2) = 4+123.5 Elv awal = elv PVI - (G1 X Lv/2)= 87.166 - (0,50% x 127/2) =86.85 m Elv LV= elv PVI - (G1 X LV) Y = 87.166 - (0,50% x 127/4) 0.038894= 86.97 m Elv PVI (akhir)= elv PVI - Ev = 87.166 0.155575 = 87.01 m Elv LV= elv PVI + (G2 . LV) Y = 87.166 + (-0,48% x 127/4) 0.038894= 86.97 m Elv akhir = elv PVI - (G2 X Lv/2)= 87.166 + (-0,48% x 127/2) =86.86 mSTA3+996.54+028.54+0604+091.754+123.5

Elv86.8586.9787.0186.9786.86

14. LENGKUNG 14 CEMBUNG STA 4+480 Perbedaan aljabar kelandaian A = | G1-G2 | = | (-0.48%)-(-0.63%)|=0.15 % Jarak Pandang Henti JPH = ( 0,278 x Vr x T ) + = ( 0,278 x 80x 2,5 ) + = 127.987 meter. Jika JPH > L maka:

Lv = -2404.03 m < 127.987 m (memenuhi) Bila JPH < L maka:

Lv = 6.158151 m < 127.987 m (Tidak memenuhi) Berdasarkan syarat drainaseLv = 50 x A = 50 x 0.15 = 7.5 m Berdasarkan kenyamanan

Maka L diambil = 128 meter Stasioning lengkung vertikal :Ev= A x Lr / 800 = 0.15 x 128 /800 = 0.024Sta PVI= 4480Elevasi PVI= 85.133

Gambar 3.24 Stationing Lengkung Vertikal 14

84.7384.9385.1185.2885.444+5124+4804+4480.63%0.48%4+5444+416Y =

X LV maka, Y= m Sta awal = Sta PVI LV= 4+480 (128/2) = 4+416 Sta LV= Sta PVI LV = 4+480 128 = 4+448 Sta PVI= 4+480 (point of vertical intersection) Sta LV= Sta PVI + LV = 4+480 + 128 = 4+512 Sta Akhir= Sta PVI + (Lv/2) = 4+480 + (128/2) = 4+544 Elv awal = elv PVI - (G1 X Lv/2)= 85.133 - (-0,48% x 128/2) =85.44 m Elv LV= elv PVI - (G1 X LV) Y = 85.133 - (-0,48% x 128/4) 0.006= 85.28 m Elv PVI (akhir)= elv PVI - Ev = 85.133 0.024 = 85.11 m Elv LV= elv PVI + (G2 . LV) Y = 85.133 + (-0,63% x 128/4) 0.006= 84.93 m Elv akhir = elv PVI - (G2 X Lv/2)= 85.133 + (-0,63% x 128/2) =84.73 mSTA4+4164+4484+4804+5124+544

Elv85.4485.2885.1184.9384.73

15. LENGKUNG 15 CEKUNG STA 4+820 Perbedaan aljabar kelandaian A = | G1-G2 | = | (-0.63%)-(-0.49%)|= 0.14% Jarak Pandang Henti JPH = ( 0,278 x Vr x T ) + = ( 0,278 x 80x 2,5 ) + = 128.0078 meter. Jika JPH > L maka:

Lv = -2593.98 m < 128.0078 m (memenuhi) Bila JPH < L maka:

Lv = 5.749476 m < 128.0078 m (Tidak memenuhi) Berdasarkan syarat drainaseLv = 50 x A = 50 x 0.14 = 7 m Berdasarkan bentuk visual

Maka L diambil = 128 meter Stasioning lengkung vertikal :Ev= A x Lr / 800 = 0.14 x 128 /800 = 0.0224Sta PVI= 4820Elevasi PVI= 83Gambar 3.25 Stationing Lengkung Vertikal 15

82.6982.8583.0283.214+8844+8524+8204+7884+7560.49%0.63%83.40

Y =

X LV maka, Y= m Sta awal = Sta PVI LV= 4+820 (128/2) = 4+756 Sta LV= Sta PVI LV = 4+820 128 = 4+788 Sta PVI= 4+820 (point of vertical intersection) Sta LV= Sta PVI + LV = 4+820 + 128 = 4+852 Sta Akhir= Sta PVI + (Lv/2) = 4+820 + (128/2) = 4+884 Elv awal = elv PVI - (G1 X Lv/2)= 83 - (-0.63% x 128/2) =83.40 m Elv LV= elv PVI - (G1 X LV) Y = 83 - (-0.63% x 128/4) 0.0056= 83.21 m Elv PVI (akhir)= elv PVI - Ev = 83 0.0224 = 83.02 m Elv LV= elv PVI + (G2 . LV) Y = 83 + (-0.49% x 128/4) 0.0056= 82.85 m Elv akhir = elv PVI - (G2 X Lv/2)= 83 + (-0.49% x 128/2) =82.69 mSTA4+7564+7884+8204+8524+884

Elv83.4083.2183.0282.8582.69

3.5. Perhitungan Cut and FillTabel 3.8 Analisa Cut and Fill

Ahmad Syahlan, Andri S. Pranata, Anneke Meganovia, Marseto15 | PW 1 Perencanaan Jalan Tol