BAB III DI KBIH ARMINA PAMEKASAN A. 1. pertengahan bulan ...digilib.uinsby.ac.id/21297/7/Bab 3.pdf · menyelenggarakan bimbingan manasik haji secara teori dan praktek, ... terjadi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


















42

BAB III

PELAKSANAAN HAJI BAGI WANITA DALAM MASA ‘IDDAH DI

KBIH ARMINA PAMEKASAN

A. Deskripsi Umum KBIH Armina

1. Sejarah

KBIH Armina berdiri pada tahun 2003 bertepatan dengan

pertengahan bulan Ramadhan, ketika pendiri Zainal Alim mendapat

kesempatan untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci dari kedua

orang tuanya. Pengalaman menunaikan ibadah haji ke tanah suci

tersebut membawa beliau membimbing ibadah haji dan mendirikan

KBIH Armina di kota Pamekasan.

Momentum itu terjadi pada tahun 2003, awalnya para ibu-ibu

pengajian, Majlis Ta’lim, para guru, dan masyarakat Pamekasan

mempercayakan beliau untuk menjadi pembimbing perjalanan ibadah

haji di kalangan masyarakat Pamekasan. Berdasarkan pengalaman

haji beliau yang sukses dalam memimpin rombongan ibadah haji,

mulai dari pendaftaran, ritual ibadah haji di tanah suci dan hingga ke

tanah air. Beliau akhinya mendirikan sebuah KBIH yang yang diberi

nama Armina, proses pengenalan KBIH Armina kepada masyarakat

secara perlahan tapi pasti, dari mulut ke mulut, keberhasilan beliau

membawa jama’ah haji terdengar kebanyakan orang terutama

masyarakat Pamekasan, terlebih sebagai Ustadz yang kerap kali



















43

mengisi pengajian di berbagai pengajian, Majlis Ta’lim, Musholla dan

Masjid membuat semakin banyak orang tahu. Hingga akhirnya, secara

resmi KBIH Armina berdiri sebagai Kelompok Bimbingan Ibadah

Haji di Pamekasan.1

2. Visi KBIH Armina

Terbimbing dan terwujudnya jama’ah calon haji yang dapat

melaksanakan ibadah haji sesuai dengan manasik yang benar

sehingga diperoleh haji yang maqbul/mabrur sejak pelatihan sampai

pelaksanaannya di tanah suci.

Misi KBIH Armina

a. Sebagai mitra kerja Departemen Agama dalam memberikan

pelayanan dan bimbingan manasik haji kepada jama’ah calon

haji.

b. Memberikan pembinaan dan bimbingan kepada jamaah calon

haji dalam rangka menjalankan manasik mulai dari tanah air

sampai selesainya ibadah haji di tanah suci hingga

kembali ketanah air.

c. Memberangkatkan para guru di lingkungan Perguruan yang

belum menunaikan ibadah haji tanpa dipungut biaya

pemberangkatan ibadah haji.

d. Memberikan pelayanan dan kemudahan kepada para jamaah

calon haji sehingga dapat menjalankan ibadah haji dengan lancar.

1Dokumen KBIH Armina, Pamekasan, 2017.



















44

3. Tujuan KBIH Armina

Tujuan berdirinya KBIH Armina Pamekasan yaitu merupakan

Majlis Ta’lim yang bersifat sosial, sebagai mitra Departemen Agama

bertujuan memberikan pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat

khususnya bagi para calon tamu-tamu Allah SWT dengan

menyelenggarakan bimbingan manasik haji secara teori dan praktek,

baik di tanah air maupun di tanah suci dengan prinsip tolong

menolong dalam rangka tercapainya haji mabrur.2

4. Struktur Kepengrusan dan Data Jumlah Jamaah KBIH Armina

a. Struktur Kepengurusan

Struktur organisasi sangat penting dan sangat berperan. Hal ini

agar suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya lebih terarah dan tidak

saling berbenturan, selain itu, struktur organisasi juga diperlukan agar

terjadi pembagian tugas yang seimbang dan objektif yaitu

memberikan tugas sesuai dengan kedudukan dan kemampuan masing-

masing anggotanya, struktur organisasi yang baik yaitu

menempatkan petugas yang tepat dan memiliki kompetensi. Hal ini

dilakukan agar semua kegiatan lebih terarah, teratur dan terkontrol

sehingga apabila terjadi persoalan dapat diselesaikan sedini mungkin,

adapun struktur organisasi KBIH Armina adalah sebagai berikut:

2Zainal Alim,Wawancara, Pamekasan, 7 Juni 2017



















45

Bagan 3.1 Struktur Organisasi KBIH Armina

(Sumber: Buku Profil KBIH Armina Pamekasan Tahun 2017)

Secara terperinci tugas-tugas atau fungsi-fungsi dari struktur

organisasi tersebut adalah sebagai berikut:

1) Nama KBIH : Armina

2) Tahun Berdiri : 2003

3) Alamat : Jl. Veteran No.140 Rt 03/Rw 04

Pamekasan Kota, Pamekasan Madura.

4) Struktur Pengurus

Ketua KBIH : Drs. H. Zainal Alim. MM

Sekertaris : H. Yamin As’ari. : H. Alimuddin.

Bendahara : H. Arif Ahandayani.

Kesehatan : Dr. Irlandina.

Humas : H. Hasan Aminuddin.

Pembina Manasik : Drs. H. Zainal Alim, MM.

: H. Hasan Aminuddin.

: H. Yamin As’ari.

Bendahara Sekertaris

Humas

Ketua

Pelatihan

Manasik Kesehatan



















46

5. Data Jumlah Jamaah Haji KBIH Armina

Data jumlah meningkat dari tahun ke tahun, setelah mengawali

pemberangkatan 2003 dengan jumlah 72 jamaah dan terbanyak pada

tahun 2013 dengan jumlah jamaah yang berangkat adalah 274 maka

jumlah jamaah yang telah diberangkatkan dari tahun 2003 sampai

2016 berjumlah 2.082 jamaah, hal ini dapat dilihat dari data berikut:

Tabel: 3.2 Data Jamaah KBIH Armina Pamekasan

No. Tahun Jamaah Keterangan

1. 2003 72 -

2. 2004 95 -

3. 2005 117 -

4. 2006 130 -

5. 2007 124 -

6. 2008 140 -

7 2009 173 -

8 2010 191 -

9 2011 223 -

10 2013 274 -

11 2014 183 -

12 2015 225 -

13 2016 230 -

Jumlah 2.082

(Lihat Dari Profil KBIH Armina Pamekasan 2016 )



















47

6. Program Kegiatan KBIH Armina

a. Program kegiatan tahun 2016 terlaksana dengan lancar,

terorganisasi dan terkordinasi, Rangkaian kegiatan BMH

(Bimbingan Manasik Haji) terdiri atas:

1) Penerimaan peserta

2) Kegiatan sosialisasi informasi haji 2016

3) Kegiatan penyampaian materi

4) Praktek lapangan haji

5) Kegiatan pendalaman materi perregu

6) Kegiatan LATOP di Surabaya

7) Kegiatan Halal Bi Halal dan pelepasan

B. Praktik Wanita Pergi Haji Dalam Masa ‘Iddah di KBIH Armina

Pamekasan

Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam, diwajibkan sekali

seumur hidup bagi orang yang sudah mampu melaksanakannya.

Momen pergi haji adalah momen yang sangat dinanti-nanti dan

diharapkan setiap orang muslim, tak terkecuali penduduk muslim

Indonesia.

Indonesia adalah salah satu negara terbanyak calon jamaah haji

yang menyebabkan antrian calon jamaah haji yang semakin tahun

semakin lama daftar tunggunya. Sehingga pada tahun 2017 ada

penambahan kuota dari kerajaan arab saudi untuk jamaah Indonesia.



















48

Antusias calon jamaah haji yang begitu besar akan rukun Islam

yang kelima terlaksana, berdampak adanya daftar tunggu untuk calon

jamaah haji yang bertahun-tahun lamanya. Tingkat keinginan

melaksanakan ibadah haji sangat tinggi, yang mana haji merupakan

rukun Islam yang kelima bagi laki-laki dan perempuan bagi yang

mampu dan beragama Islam.

Seperti yang di tuturkan oleh staff KASI haji :

“untuk pemberangkatan haji tahun 2017, kerajaan Arab Saudi melakukan penambahan kuota sebanyak 221.000 rinciannya 204.000 jamaah haji reguler dan sisanya 17.000 jamaah haji khusus. Kuota jawa timur saja mendapatkan kuota 35.270 porsi. Untuk kabupaten pamekasan mendapatkan 963 jamaah haji”3

Dan ditambah oleh Kepala KUA Pademawu Pamekasan:

“Daftar tunggu untuk calon jamaah haji setiap tahun bertambah dan untuk calon jamaah haji yang mendaftar pada tahun ini 2017 maka akan diberangkatkan pada tahun 2036, untuk penundaan keberangkatan karena faktor ‘iddah, bisa diberangkatkan pada tahun berikutnya .4

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pendaftaran

haji semakin tahun bertambah, sehingga menimbulkan rasa rindu

yang begitu besar kepada calon jamaah untuk melaksanakan rukun

Islam yang kelima.

1. Pemaparan calon jamaah haji yang berangkat.

Haji bukan saja menjadi kewajiban bagi kaum laki-laki

namun juga menjadi kewajiban kaum wanita yang sudah

dianggap mampu dan memenuhi syarat-syarat wajib haji,

3 Basori, Staf KASI Haji, wawancara, tanggal 11 Juni 2017.

4 Surapman, Kepala KUA, wawancara, tanggal 11 juni 2017.



















49

sehingga kewajiban haji bagi wanita dan daftar tunggu yang

bertahun-tahun lamanya menjadi sebuah problem bagi calon

jamaah haji dalam masa ‘iddah. Calon jamaah haji berasumsi

bahwa penundaan keberangkatan haji karena faktor ‘iddah

menjadikan masa daftar tunggu lama kembali. Hal ini dapat

diketahui dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti,

seperti yang dituturkan Hj. Romlah beliau adalah jamaah haji

KBIH Armina yang masih dalam masa ‘iddah dikerenakan

cerai mati:

“Kauleh adaftar haji neng KBIH Armina molae taon 2007 baru kengeng kepastean dari mak kaeh ja’ mangkat taon 2011, dhaddih perkiraan anantos sekitar lema taon nak, selastare nikah korang empak polo arenah dari kaberangkatan haji, rakah kauleh sobung omor (Alm, Bpk. basori) selastarenah nikah mator ka pengurus KBIH Armina karna kauleh tak oneng hokom. Ce’pon pengurus KBIH tak ponapah manabi brangkat te, ghi guleh tetap mangkat polanah takok jen abit se mangkaddhah pole, polanah guleh pon la abit se adentos.”5 (saya daftar haji di KBIH Armina mulai tahun 2007 baru

mendapatkan kepastian berangkat dari KBIH kalau berangakat

tahun 2011, perkiraan menunggu lima tahun, empat puluh hari

sebelum keberangkatan, suami saya meninggal dunia, saya

bilang pada pengurus KBIH armina, karena pada dasarnya saya

kurang begitu tahu hukumnya, munurut pengurus KBIH

Armina tidak masalah jika memilih berangkat, sehingga saya

5Romlah, Calon Jamaah Haji KBIH Armina, wawancara, tanggal 13 juni 2017.



















50

tetap memilih berangkat,karena kawatir akan menunggu lama

lagi untuk berangakat).

Hal ini juga disampaikan oleh Hj. Rohemah, beliau juga

merupakan jamaah haji KBIH Armina yang masih dalam masa

‘iddah karena cerai mati:

“kauleh adaftar haji e KBIH Armina e taon 2008 baru berangkat e taon 2012, tapeh korang sabulen dari pemberangkatan, lakeh kauleh sobung omor (bpk. Alm Matjuri, 75 th). tapeh kauleh tetep mangkat haji, polanah la abit se adentos ben pole takok jen abit pole se mangkattah panekah, selaen ngikah omor guleh tak lanjeng pole, ampon la seppo, ben pole guleh e pakon mangkat sareng anak kauleh, akherrah kalueh mangkat sareng anak kauleh.”6 (saya daftar haji di KBIH Armina pada tahun 2008 baru

berangkat pada tahun 2012, namun kurang satu bulan dari

pemberangkatan, suami saya meninggal dunia (Bpk, Alm

Matjuri, 75 th). Tetapi saya tetap berangkat haji karena sudah

lama menunggu dan juga takut makin lama lagi

pemberangkatan, selain itu umur saya tidak panjang lagi, saya

sudah sepuh, dan saya disuruh berangkat sama anak saya,

akhirnya saya berangkat dengan anak saya).

Dan juga Hj. Surati yang pergi haji dalam masa ‘iddah

dan memilih berangkat haji :

“lambek kauleh haji e taon 2010 sareng anak kaule, namong korang lebbi deri sittong bulen rakah kauleh sobung omor (Bpk. Alm. Mursidi) kauleh mator ka ketua KBIH, ben beliau nyaranagi mangkat sareng anak kauleh, karnah ampon bedeh se abarengih, kauleh tak oning hokommah ben menurut kauleh

6 Rohemah, Jamaah Haji KBIH Armina, wawancara, tanggal 13 juni 2017.



















51

saran deri ketua KBIH lerres, ben takok bedeh halangan laen e taon se bakal dhateng.”7 (Dulu saya haji pada tahun 2010 bersama anak saya, namun

kurang lebih dari 1 bulan suami saya meninggal dunia (Bpk.

Alm. Mursidi), saya memberitahu kepada ketua KBIH dan

beliau menyarankan berangkat bersama anak saya, karena

sudah ada muhrim, saya tetap berangkat haji dengan anak saya

karena saya tidak tahu hukumnya, menurut saya saran dari

ketua KBIH lebih baik dan juga takut ada halangan lain di

tahun berikutnya.)”

Dari penuturan di atas dapat disimpukan bahwa calon

jamaah haji KBIH Armina memiliki asumsi bahwa jika

pemberangkatan haji ditunda karena faktor ‘iddah akan

mengakibatkan daftar tunggu yang lama kembali bagi calon

jamaah haji. Namun pada kenyataannya apabila terjadi

penundaan disebabkan ‘iddah maka akan diberangkatkan saat

itu juga, sebagaimana penjelasan Ketua KBIH Armina:

“kami tidak memiliki wewenang dalam perihal penundaan keberangkatan calon jamaah haji dalam masa ‘iddah, karena dikhawatirkan tahun depan ada halangan maka tidak bisa berangkat pada tahun berikutnya, dan juga karena faktor minimnya pengetahuan agama pada calon jamaah haji, meski belum terdapat undang-undang yang membahas hal ini, namun dari pihak Kemenag tidak akan mempersulit calon jamaah haji tersebut. Jika semua persyaratan sudah terpenuhi KBIH tetap memberangkatkan calon jamaah haji, kecuali jika adanya kemauan sendiri dari pihak calon jamaah haji menunda

7 Surati, Jamaah Haji, wawancara, Tanggal 12 Juni 2017.



















52

keberangkatan karena faktor ‘iddah atau lainnya. Untuk memberangkatkan calon jamaah haji yang masih dalm masa ‘iddah KBIH juga berdasar pada pendapat ulama’ syafiiyah dan ulama’ malikiyah yang memperbolehkan calon jamaah haji yang dalam masa ‘iddah dengan syarat-syarat tertentu. 8

KBIH Armina Pamekasan juga berdasarkan pendapat

pada sebagian besar ulama’ di pamekasan seperti yang

dituturkan oleh KH. Ahmad Thoriq sebagai berikut:

‘Iddah diwajibkan bagi wanita yang dicerai atau ditinggal wafat suaminya, bahkan wanita tersebut dilarang keluar, jika ada doruroh seperti bahaya yang melandanya maka boleh. Begitu juga seorang wanita yang dalam masa ‘iddah karena suaminya wafat, sedangkan wanita tersebut akan berangkat haji maka boleh saja keluar karena termasuk doruroh melihat daftar tunggu yang lama dan umur calon jamaah haji.”

Sehingga dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan

bahwa kenyataannya wanita yang dalam masa ‘iddah tidak

dipersulit untuk pergi haji dalam masa ‘iddah dan akan

diberangkatkan pada waktunya.

2. Pemaparan calon jamaah haji yang memilih tidak berangkat

Beberapa calon jamaah haji yang memilih berangkat

meskipun dalam masa iddah berbagai pertimbangan, hal ini

berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Hj. Sulastri selaku

calon jamaah haji KBIH Armina yang memilih menyelesaikan

masa ‘iddahnya dan menunda hajinya:

“kauleh haji taon 2010 ben anunda e taon 2011, kauleh tak aberangkat polanah kauleh ta’ saolle edih sareng kyaeh, caepon neser rakanah kauleh polanah ‘idda nikah wajib bagi oreng bini’

8Zainal Alim, Ketua KBIH Armina Pamekasan,Wawancara, Tanggal 15 juni 2017.



















53

se edhinggal mateh rakanah, rakah kauleh sobung omor petthong areh sebelum keberangkatan haji kauleh”9

(Saya memilih tidak berangkat karena saya tidak diizinkan oleh kyai,

menurut beliau kasihan suami saya, karena ‘iddah merupakan

kewajiban bagi seorang wanita yang ditinggal wafat suaminya. Suami

saya meninggal 7 hari sebelum pemberangkatan”

Dan juga selaras dengan Hj. Fatmawati, calon jamaah haji yang

memilih menyelesaikan masa ‘iddah dan menunda hajinya:

“saya calon jamaah haji di tahun 2012 bersama suami saya, dan baru berangkat pada tahun 2013, dikarenakan suami saya meninggal dunia sebelum pemberangkatan kurang 1 minggu, saya memilih menyelesaikan masa‘iddah saya karena menjalani masa ‘iddah juga kewajiban saya, dan berangkat haji bisa tahun depan”10

Berdasarkan pemaparan di atas tidak semua calon jamaah haji

dalam masa ‘iddah mengabaikan ‘iddahnya untuk melaksanakan

ibadah haji. Usia juga menjadi pertimbangan calon jamaah haji untuk

memilih berangkat haji meskipun calon jamaah haji dalam masa

‘iddah bisa dikatakan cukup berumur dan dalam keadaan kesehatan

baik, karena calon jamaah haji dalam masa ‘iddah di KBIH Armina

rata-rata di atas umur 40 tahun.”11

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa masa ‘iddah

adalah kewajiban bagi wanita yang ditinggal mati suaminya dan

dicerai oleh suaminya, sehingga menjadi problem bagi wanita yang

9 Sulasrti, Jamaah Haji KBIH Armina, wawancara,Tanggal 12 Juni 2017.

10 Fatmawati, Jamaah Haji, wawancara, 12 Juni 2017. 11Observasi, di KBIH Pamekasan, Tanggal 15 Juni 2017.



















54

sudah memliki kewajiban berangkat haji, sebagaimana di KBIH

Armina dimana seorang wanita memilih berangkat haji dan ada pula

yang tidak berangkat karena faktor ‘iddah.

C. Alasan dan dasar hukum KBIH Armina Pamekasan

Memperbolehkan Wanita Pergi Haji Dalam Masa ‘iddah

1. Alasan KBIH Armina Pamekasan Memperbolehkan Wanita

Pergi Haji dalam Masa ‘iddah

Ibadah haji sudah menjadi dambaan setiap orang

muslim, untuk bisa menunaikan rukum Islam yang kelima

tersebut, tak setiap muslim memiliki kesempatan, meski

mereka sudah “mampu” secara materi, lantas orang muslim

dapat menunaikan ibadah haji yang mabrur. Di samping itu

juga pergi haji merupakan upaya peningkatan kadar

keimanan seorang sebab mereka yang pergi haji

mengharapkan kualitas keimanan yang semakin

meningkat. Namun mereka harus butuh perjuangan dan

kesabaran yang luar biasa. Terbatas kuota haji

menyebabkan calon jamaah haji Indonesia harus bersabar

menunggu antrian minimal lima tahun sampai lima belas

tahun bahkan lebih.

Meskipun penundaan keberangkatan calon jamaah haji

bukanlah wewenang pihak penyelenggara, namun pihak



















55

penyelenggara haji menjelaskan bahwa calon jamaah haji

dalam masa ‘iddah bisa melakukan penundaan. Jika terjadi

penundaan keberangkatan karena faktor ‘iddah maka tidak

akan masuk dalam waiting list (daftar tunggu) baru,

melainkan akan diberangkatkan pada tahun berikutnya.

Namun jamaah yang dalam masa ‘iddah pada

kenyataannya ada yang lebih memilih berangkat

menunaikan haji dari pada menyelesaikan ‘iddahnya.

Ketua KBIH Armina Pamekasan menjelaskan bahwa

KBIH tidak memiliki wewenang dalam perihal penundaan

keberangkatan calon jamaah haji dalam masa ‘iddah,

karena dikhawatirkan tahun depan ada halangan maka

tidak bisa berangkat pada tahun berikutnya, dan juga

karena faktor minimnya pengetahuan agama pada calon

jamaah haji, meski belum terdapat undang-undang yang

membahas hal ini, namun dari pihak Kemenag tidak akan

mempersulit calon jamaah haji tersebut, calon jamaah haji

bebas memilih untuk tetap melaksanakan haji tersebut atau

tidak.

Menurut KBIH Armina Pamekasan, sebenarnya walau

bagaimanapun juga wanita yang ber’iddah tetap sah

ketika ia menunaikan haji, banyak pendapat yang

mengemukakan bahwa seorang perempuan yang sedang



















56

ber’iddah tidak boleh keluar rumah demi menjaga diri

terhindar dari fitnah, tetapi keluar rumah di sini bukanlah

keluar rumah untuk suatu hal yang tidak bermanfaat,

namun keluar rumah disini konteksnya adalah untuk

melaksanakan ibadah haji yang itu juga merupakan sebuah

kewajiban sebagai umat Islam. Ketika ada dua sebuah

keharusan yang harus dijalankan oleh seorang perempuan,

yaitu melaksanakan ‘iddah atau melaksanakan haji, maka

bagi perempuan itu dapat melaksanakan haji, walaupun ada

larangan keluar rumah baginya. Para ulama’ berpendapat

bahwa perempuan dalam masa ‘iddah diperbolehkan untuk

menunaikan ibadah haji adalah dengan berbagai macam

pertimbangan yang menyertainya.

Dalam hal ini mengenai pemberangkatan haji wanita

yang masih dalam masa ‘iddah bukan menjadi wewenang

dari KBIH karena jika calon jamaah haji sudah memenuhi

semua persyarataan administrasi dan persyaratan lainnya

dari KBIH Armina, maka KBIH Armina tidak mempunyai

alasan lain untuk tidak memberangkatkan. Dalam

problematika ‘iddah tergantung dari calon jamaah sendiri

apakah akan tetap berangkat haji atau menunda hajinya

pada tahun berikutnya.



















57

2. Dasar Hukum KBIH Armina Memperbolehkan Wanita Pergi

Haji dalam Masa ‘iddah

Dalam hal pemberangkatan calon jamaah haji yang

masih dalam masa ‘iddah KBIH Armina Pamekasan

berdasar pada pendapat-pendapat ulama’ yang ada di

Pamekasan, seperti: KH. Ahmad Thoriq Ulama’

Pamekasan yang menuturkan bahwa ‘iddah diwajibkan

bagi wanita yang dicerai atau ditinggal wafat suaminya.

Bahkan, wanita tersebut dilarang keluar jika ada doruroh

seperti bahaya yang melandanya maka boleh. Begitu juga

seorang wanita yang dalam masa ‘iddah karena suaminya

wafat, sedangkan wanita tersebut akan berangkat haji,

maka boleh saja keluar karena termasuk doruroh (melihat

daftar tunggu yang lama dan umur calon jamaah haji).

Sama dengan apa yang dijelaskan oleh KH. Hamid

Mannan selaku Pengasuh pondok pesantren Nasrul Ulum

Pamekasan : “Beliau menuturan bahwa telah terjadi khilaf

Ulama’ dalam hal wanita ‘iddah pergi haji, memang

mu’tamad adalah tidak berangkat melihat kewajiban

‘iddah”.12

Dalam pemberangkatan jamaah haji yang dalam masa

‘iddah KBIH Armina Pamekasan juga berdasarkan pada

12

Hamid Mannan , tokoh Ulama’ Pamekasan, wawancara, 18 Juni 2017.



















58

pendapat ulama’ Syafiiyah dan Malikiyah yang

membolehkan seorang wanita pergi haji jika ia telah

berkemampuan. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman:

¬!uρ ’n? tã Ä¨$ ¨Ζ9$# ÷kÏm ÏMø�t7 ø9$# ÇtΒ tí$ sÜtG ó™ $# Ïµ ø‹s9Î) Wξ‹Î6 y™ 4

“mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap

Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah” (Qs. Ali Imraan:97)13

Mengenai kemampuan disini adalah sehat badan, ada

kendaraan sampai ke Masjidil Haram juga memiliki bekal

yang cukup selama perjalanan sejak pergi dan pulang. Dan

jika yang haji atau umrah seorang perempuan maka harus

bersama suami atau mahramnya selama dalam bepergian

untuk haji. Jika calon jamaah haji tidak pergi dengan

mahramnya ulama’ syafi’iyah dan malikiyah membolehkan

mahram tersebut diganti, mereka berpendapat bahwa jika

ada para wanita yang tsiqoh dua atau lebih yang

memberikan rasa aman, maka ini cukup sebagai penganti

mahram atau suami.

13

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahan.(Jakarta:Pustaka Al-Fatih 2009), 63.

BAB III DI KBIH ARMINA PAMEKASAN A. 1. pertengahan bulan ...digilib.uinsby.ac.id/21297/7/Bab 3.pdf · menyelenggarakan bimbingan manasik haji secara teori dan praktek, ... terjadi

Documents