PL-311 Prasarana Wilayah Dan Kota BAB III ANALISIS INFRASTRUKTUR DAN TRANSPORTASI 3.1 Analisis Kependudukan 3.1.1 Peramalan Jumlah Penduduk Pertambahan atau pertumbuhan jumlah penduduk dapat mempengaruhi kesejahteraan daerah atau Negara yang bersangkutan. Dari hasil proyeksi penduduk bahwa dapat disimpulkan bahwa penduduk Kota Palembang mempunyai jumlah penduduk yang beragam, terutama pada beberapa kecamatan mempunyai jumlah penduduk yang besar dibanding dengan kecamatan lainnya. Hal ini dapat terjadi karena beberapa kecamatan tersebut memiliki tingkat mobilitas yang tinggi karena adanya kegiatan seperti perdagangan dan jasa, pemerintahan dan lain – lain. Tapi pada beberapa kecamatan lain menunjukan pertumbuhan penduduk yang tidak tinggi, hal ini di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu seperti kurangnya fasilitas dan kondisi alam yang tidak mendukung ( Daerah Banjir dan Rawa ) sehingga sehingga sebagian penduduk lebih memilih tempat tinggal yang mempunyai kelengkapan fasilitas guna mendukung aktifitasnya. Tabel 3.1 Proyeksi Penduduk di Kota Palembang Kecamatan 2012 2017 2022 2027 2032 Ilir barat II 6548 7 70181 75212 80604 86382 Gandus 6016 5 69643 80613 93312 108011 BAB II Data dan Informasi Infrastruktur dan Transportasi 48
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PL-311 Prasarana Wilayah Dan Kota
BAB III
ANALISIS INFRASTRUKTUR DAN TRANSPORTASI
3.1 Analisis Kependudukan
3.1.1 Peramalan Jumlah Penduduk
Pertambahan atau pertumbuhan jumlah penduduk dapat mempengaruhi
kesejahteraan daerah atau Negara yang bersangkutan. Dari hasil proyeksi penduduk
bahwa dapat disimpulkan bahwa penduduk Kota Palembang mempunyai jumlah
penduduk yang beragam, terutama pada beberapa kecamatan mempunyai jumlah
penduduk yang besar dibanding dengan kecamatan lainnya. Hal ini dapat terjadi
karena beberapa kecamatan tersebut memiliki tingkat mobilitas yang tinggi karena
adanya kegiatan seperti perdagangan dan jasa, pemerintahan dan lain – lain. Tapi
pada beberapa kecamatan lain menunjukan pertumbuhan penduduk yang tidak
tinggi, hal ini di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu seperti kurangnya fasilitas
dan kondisi alam yang tidak mendukung ( Daerah Banjir dan Rawa ) sehingga
sehingga sebagian penduduk lebih memilih tempat tinggal yang mempunyai
kelengkapan fasilitas guna mendukung aktifitasnya.
Tabel 3.1 Proyeksi Penduduk di Kota Palembang
Kecamatan 2012 2017 2022 2027 2032
Ilir barat II 65487 70181 75212 80604 86382
Gandus 60165 69643 80613 93312 108011
Seberang ulu l17073
2187614 206165 226550 248951
Kertapati 82868 84669 86509 88389 90310
Seberang ulu ll 96161 102274 108776 115691 123045
Plaju 81061 87971 95470 103608 112440
Ilir barat13131
3147830 166424 187357 210924
Bukit kecil 44379 47442 50717 54218 57960
Ilir timur l 69788 187614 206165 226550 248951
Kemuning 84581 91451 98879 106910 115594
Ilir timur ll16344
4177531 192831 209451 227503
Kalidoni10583
6120302 136745 155436 176682
Sako 87268 111045 141300 179798 228786
Sukarame15067
2187614 206165 226550 248951
Alang-Alang Lebar 34938 54790 85922 134743 211304
BAB II Data dan Informasi Infrastruktur dan Transportasi 48
PL-311 Prasarana Wilayah Dan Kota
Sematang Borang 94617 266446 541950 1297043 3104199Sumber : Perhitungan Penduduk di Kota Palembang
3.2 Analisis Infrastruktur
3.2.1 Air Bersih
Wilayah sungai di Kota Palembang termasuk di dalam DAS Musi. Sungai –
sungai yang mengalir di Kota Palembang yang termasuk sungai besar adalah
Sungai Musi, Sungai Ogan, Sungai Komering, Sungai Keramasan dan Sungai
Borang. Sungai Musi merupakan Sungai lintas provinsi yang melintasi provinsi
Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung. Status dari Sungai Musi ini adalah
dalam tahapan pengembangan dengan konservasi sumber daya air, pendayagunaan
sumber daya air, pendaya gunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air.
Air Baku yang di gunakan untuk air bersih di Kota Palembang berasal dari
sungai – sungai utama, yaitu Sungai Musi, Sungai Ogan dan Sungai Borang.
Sebagai sumber air baku, maka keberadaan air permukaan yang multifungsi, perlu
dilakukan upaya pembatasan atau pelanggaran, seperti pembuangan limbah
domestik dan non domestik langsung ke badan perairan sungai, pembuangan
sampah, serta kegiatan yang mengganggu fungsi perairan ini. Jaringan dan
Prasarana air baku meliputi :
Sungai Musi berlokasi di Intake Karang Anyar Kelurahan Karang Anyar,
Inteke 1 Ilir di Kelurahan 1 Ilir, Sungai Ogan di Intake Ogan di Kelurahan 15 Ulu.
Dibawah ini merupakan tabel kebutuhan air di Kota Palembang dalam kurun
waktu 20 tahun (jumlah per 5 tahun), menurut hasil perhitungan bahwa dari tahun
2012 – 2032 kebutuhan air terus meningkat dengan pesat dan kebutuhan air bersih
di Kota Palembang berbanding lurus dengan jumlah penduduk.
BAB II Data dan Informasi Infrastruktur dan Transportasi 49
Sari, 12/09/14,
Jelaskan terlebih dahulu standar yang digunakan untuk menghitung kebutuhannya beserta sumbernya
BAB II Data dan Informasi Infrastruktur dan Transportasi 53
Sari, 12/08/14,
Sebaiknya dijelaskan hasil dari tabelnya seperti apa distribusi kebutuhan airnya. Lebih baik lagi kalo lengkapkan dengan grafik untuk mmpermudah membaca tabel
PL-311 Prasarana Wilayah Dan Kota
3.2.2 Listrik
Pengembangan jaringan listrik Kota Palembang di masa mendatang berupa
peningkatan dan pengembangan jaringan listrik yang diprioritaskan pada
penyediaan sambungan baru melalui penyambungan jaringan yang ada ke wilayah
baru mengikuti jaringan listrik yang sudah ada. Pengembangan listrik meliputi
penentuan lokasi yang akan di layani, jenis pelayanan, distribusi jaringan, serta
distribusi gardu.
Kebutuhan listrik di Kota Palembang pada dasarnya untuk keperluan rumah
tangga, Kebutuhan Domestik, Kebutuhan Non Domestik dan Penerangan jalan. Di
bawah ini terdapat tabel perhitungan Jaringan Listrik di Kota Palembang dalam
kurun waktu 20 tahun (jumlah per 5 tahun).
BAB II Data dan Informasi Infrastruktur dan Transportasi 54
Sari, 12/09/14,
Jelaskan terlebih dahulu standar yang digunakan seperti apa dan darimana sumbernya
PL-311 Prasarana Wilayah Dan Kota
Tabel 3.6 Kebutuhan Listrik Tahun 2017
Tahun KecamatanJumlah
penduduk
Total Rumah Tangga
Pembagian Rumah Tangga Kebutuhan Jaringan ListrikJaringan Listrik
Pengolahan Air Limbah ) tahun 2012 - 2032. Kebutuhan di Kota Palembang
BAB II Data dan Informasi Infrastruktur dan Transportasi 78
Sari, 12/08/14,
Peta Pembagian Zonanya DAS ditampilkan
PL-311 Prasarana Wilayah Dan Kota
penambahan IPAL terbilang cukup sedikit karena pembangunan IPAL harus
melihat dari jumlah penduduk di setiap kecamatannya.
BAB II Data dan Informasi Infrastruktur dan Transportasi 79
PL-311 Prasarana Wilayah Dan Kota
Tabel 3.41 Perhitungan Air Limbah Tahun 2017
Tahun KecamatanJumlah Penduduk
Proyeksi
Volume Air Limbah Kebutuhan IPLT
Total Kebutuhan
IPLTLuas Wilayah
Kepadatan Penduduk
Pengelolaan Limbah
Domestik Non Domestik
2017
Ilir barat II 70181 10667561 31816 1
39
622 113 Tidak AdaGandus 69643 10585686 31571 1 6,878 10 Tidak AdaSeberang ulu l 187614 28517294 85052 4 1,744 108 Tidak AdaKertapati 84669 12869668 38383 2 4,256 20 Tidak AdaSeberang ulu ll 102274 15545656 46364 2 1,069 96 Tidak AdaPlaju 87971 13371577 39880 2 1,517 58 Tidak AdaIlir barat 147830 22470138 67016 3 1,977 75 Tidak AdaBukit kecil 47442 7211232 21507 1 992 48 Tidak AdaIlir timur l 187614 28517294 85052 4 650 289 Tidak AdaKemuning 91451 13900541 41458 2 900 102 Tidak AdaIlir timur ll 177531 26984659 80481 4 2,558 69 Tidak AdaKalidoni 120302 18285904 54537 2 2,792 43 Tidak AdaSako 111045 16878822 50340 2 1,804 62 Tidak AdaSukarame 187614 28517294 85052 4 3,698 51 Tidak AdaAlang-Alang Lebar 54790 8328060 24838 1 5,146 11 Tidak AdaSematang Borang 226446 34419761 102655 5 3,458 65 Tidak Ada
Sumber : Perhitungan Air Limbah
Tabel 3.42 Perhitungan Air Limbah Tahun 2022
BAB II Data dan Informasi Infrastruktur dan Transportasi 80
Sari, 12/09/14,
Idealnya kebutuhan IPAL dan IPLT itu hanya 1 dalam satu kota. Kebutuhan berdasarkan standar itu hanya standar minimum,. Kesimpulan suatu kota yang telah melewati standar itu membutuhkan 1 IPAL atau IPLT
PL-311 Prasarana Wilayah Dan Kota
Tahun KecamatanJumlah Penduduk
Proyeksi
Volume Air Limbah Kebutuhan IPLT
Total Kebutuhan
IPLTLuas Wilayah
Kepadatan Penduduk
Pengelolaan Limbah
Domestik Non Domestik
2022
Ilir barat II 75212 11432246 34096 2
50
622 121 Tidak AdaGandus 80613 12253227 36545 2 6,878 12 Tidak AdaSeberang ulu l 206165 31337049 93461 4 1,744 118 Tidak AdaKertapati 86509 13149349 39217 2 4,256 20 Tidak AdaSeberang ulu ll 108776 16533909 49312 2 1,069 102 Tidak AdaPlaju 95470 14511414 43280 2 1,517 63 Tidak AdaIlir barat 166424 25296485 75446 3 1,977 84 Tidak AdaBukit kecil 50717 7708996 22992 1 992 51 Tidak AdaIlir timur l 206165 31337049 93461 4 650 317 AdaKemuning 98879 15029585 44825 2 900 110 Tidak AdaIlir timur ll 192831 29310370 87417 4 2,558 75 Tidak AdaKalidoni 136745 20785278 61991 3 2,792 49 Tidak AdaSako 141300 21477595 64056 3 1,804 78 Tidak AdaSukarame 206165 31337049 93461 4 3,698 56 Tidak AdaAlang-Alang Lebar 85922 13060088 38951 2 5,146 17 Tidak AdaSematang Borang 541950 82376424 245684 11 3,458 157 Tidak Ada
Sumber : Perhitungan Air Limbah
Tabel 3.43 Perhitungan Air Limbah Tahun 2027
Tahun Kecamatan Jumlah Penduduk Volume Air Limbah Kebutuhan Total Luas Wilayah Kepadatan Pengelolaan
BAB II Data dan Informasi Infrastruktur dan Transportasi 81
PL-311 Prasarana Wilayah Dan Kota
Proyeksi IPLTKebutuhan
IPLTPenduduk Limbah
Domestik Non Domestik
2027
Ilir barat II 80604 12251747 36540 2
70
622 130 Tidak AdaGandus 93312 14183453 42302 2 6,878 14 Tidak AdaSeberang ulu l 226550 34435619 102703 5 1,744 130 Tidak AdaKertapati 88389 13435109 40070 2 4,256 21 Tidak AdaSeberang ulu ll 115691 17584986 52446 2 1,069 108 Tidak AdaPlaju 103608 15748414 46969 2 1,517 68 Tidak AdaIlir barat 187357 28478336 84935 4 1,977 95 Tidak AdaBukit kecil 54218 8241119 24579 1 992 55 Tidak AdaIlir timur l 226550 34435619 102703 5 650 349 AdaKemuning 106910 16250334 48466 2 900 119 Tidak AdaIlir timur ll 209451 31836526 94951 4 2,558 82 Tidak AdaKalidoni 155436 23626275 70464 3 2,792 56 Tidak AdaSako 179798 27329342 81509 4 1,804 100 Tidak AdaSukarame 226550 34435619 102703 5 3,698 61 Tidak AdaAlang-Alang Lebar 134743 20480867 61083 3 5,146 26 Tidak AdaSematang Borang 1297043 197150564 587993 26 3,458 375 Ada
Sumber : Perhitungan Air Limbah
Tabel 3.44 Perhitungan Air Limbah Tahun 2032
Tahun KecamatanJumlah Penduduk
ProyeksiVolume Air Limbah Kebutuhan
IPLTTotal
Kebutuhan Luas Wilayah
Kepadatan Penduduk
Pengelolaan LimbahDomestik Non Domestik
BAB II Data dan Informasi Infrastruktur dan Transportasi 82
PL-311 Prasarana Wilayah Dan Kota
2032
Ilir barat II 86382 13129992 39160 2
112
622 139 Tidak AdaGandus 108011 16417743 48965 2 6,878 16 Tidak AdaSeberang ulu l 248951 37840572 112858 5 1,744 143 Tidak AdaKertapati 90310 13727078 40940 2 4,256 21 Tidak AdaSeberang ulu ll 123045 18702881 55781 2 1,069 115 Tidak AdaPlaju 112440 17090859 50973 2 1,517 74 Tidak AdaIlir barat 210924 32060408 95619 4 1,977 107 Tidak AdaBukit kecil 57960 8809972 26275 1 992 58 Tidak AdaIlir timur l 248951 37840572 112858 5 650 383 AdaKemuning 115594 17570235 52402 2 900 128 Tidak AdaIlir timur ll 227503 34580402 103135 5 2,558 89 Tidak AdaKalidoni 176682 26855589 80096 4 2,792 63 Tidak AdaSako 228786 34775446 103716 5 1,804 127 Tidak AdaSukarame 248951 37840572 112858 5 3,698 67 Tidak AdaAlang-Alang Lebar 211304 32118154 95791 4 5,146 41 Tidak AdaSematang Borang 3104199 471838213 1407237 62 3,458 898 Ada
Sumber : Perhitungan Air Limbah
BAB II Data dan Informasi Infrastruktur dan Transportasi 83
Sari, 12/08/14,
Idem seperti Air bersih
PL-311 Prasarana Wilayah Dan Kota
3.3 Analisis Transportasi
3.3.1 Identifikasi Pelayanan Jaringan Jalan di Kota Palembang
Berdasarkan kriteria hirarki jaringan jalan yang ada, disusun rencana hirarki
jalan di Kota Palembang. Pembagian hirarki ini ditujukan agar :
1. Menghindari terjadinya pencampuran pergerakan regional dan lokal
dikawasan pusat kota;
2. Pengembangan kawasan sesuai dengan arahan pemanfaatan lahan;
3. Pertimbangan untuk penentuan jalur/trayek angkutan umum.
Dalam pengembangan sistem jaringan jalan yang akan dikembangkan di
Kota Palembang akan dipengaruhi oleh pola dan kondisi lalu lintas sistem jaringan
perangkutan baik itu berupa sarana perangkutan lokal maupun regional. Untuk itu,
konsep pengembangan pola Ring Radial dalam mendukung upaya penyebaran
pembangunan, selain itu juga pengembangannya mengacu pada sistem jaringan
jalan yang sudah ada dan dikembangkan dengan pola grid system yang berhirarki
dengan kelengkapan jalan yang memadai, seperti trotoar, shelter/halte, marka
jalan, saluran drainase, maupun rambu-rambu lalu lintas lainnya.
Juga perlu dibuka akses baru untuk menghubungkan pusat-pusat kegiatan
dengan permukiman penduduk terutama di lingkungan permukiman yang belum
terlayani oleh sistem jaringan jalan untuk memperpendek jarak tempuh yang
terintegrasi dengan sistem jaringan jalan yang sudah ada (lama) atau yang akan
dikembangkan.
Kinerja suatu jaringan jalan sangat dipengaruhi oleh kinerja suatu
persimpangan. Dengan meminimalkan tundaan dipersimpangan diharapkan waktu
tempuh antar zona/kawasan dapat diminimalkan. Kinerja jaringan jalan dapat pula
ditingkatkan dengan cara meratakan atau membagi beban suatu penggal ruas jalan
(jembatan) dengan cara membangun jembatan yang menghubungkan 2 (dua)
wilayah yang sama (Ulu dan Ilir) yang letaknya berdampingan (pada jarak
tertentu), sehingga dapat menjadi alternatif lain yang dapat dipilih oleh pemakai
jalan..
Jaringan Arteri Primer
Jalan Arteri Primer menghubungkan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
yang terletak berdampingan atau menghubungkan PKN dengan Pusat
Kegiatan Wilayah (PKW) dan jalan yang menghubungkan kota menuju
BAB II Data dan Informasi Infrastruktur dan Transportasi 84
PL-311 Prasarana Wilayah Dan Kota
bandara dan pelabuhan, serta jalan yang menghubungkan kawasan dengan
fungsi primer I dengan fungsi primer I/II. Jalan Arteri Primer di Kota
Palembang, meliputi: Jalan Sriwijaya Raya, Rencana Jalan Lingkar Luar
Barat dan rencana jalan Lingkar Luar Timur, Rencana Pembangunan Jalan
Tol yaitu Tol Palembang-Betung, Palembang-Inderalaya, dan jalan Tol
Palembang-Kayu Agung;
Jaringan Arteri Sekunder
Jalan Arteri Sekunder menghubungkan kawasan fungsi primer (FP)
dengan kawasan sekunder satu (FS-I) atau menghubungkan kawasan fungsi
sekunder kesatu (FS-I) dengan kawasan fungsi sekunder kesatu (FS-I) atau
menghubungkan kawasan fungsi sekunder kesatu dengan kawasan fungsi
sekunder kedua (FS-II).
Jalan Arteri Sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan pusat kota
dengan sub wilayah kota lainnya atau jalan yang berada di kawasan kegiatan
skala kota, meliputi: rencana pengembangan Jalan Lingkar Dalam Timur,
Pembangunan dan Pengembangan Jalan Arteri Sekunder, antara lain Jalan.
Burlian, Jalan. M.Prabu Mangkunegara, Jalan. M. Isa, Jalan. Pangeran Ayin;
Jaringan Kolektor Primer
Jalan Kolektor Primer menghubungkan PKW dengan (PKW) atau
menghubungkan PKW dengan Pusat Kegiatan Lokal (PKL), atau jalan yang
menghubungkan kawasan dengan fungsi primer II dengan fungsi primer
II/III. Jalan Kolektor Primer di Kota Palembang, yaitu:
Jalan Yusuf Singedikane, Jalan Alamsyah RP, Jalan Sultan Mahmud
Badarudin, Jalan Gubernur Bastari, Jalan Lingkar Selatan, Jalan Sukarno-
Hatta, Jalan Raya Perumnas-Terminal Alang-Alang Lebar, Jalan Harun
Sohar, Jalan Akses Bandara, Jalan Tanjung Api-Api, Jalan Jendral Sudirman,
Jalan Kol. H. Burlian, Jalan Ahmad Yani, Jalan Wakhid Hasyim, Jalan DI.
Panjaitan , Jalan Ki Merogan, Jalan Ryacudu;
Jaringan Kolektor Sekunder
Jalan Kolektor Sekunder menghubungkan kawasan fungsi sekunder
kedua (FS-II) dengan kawasan fungsi sekunder kedua (FS-II) atau
menghubungkan kawasan Fungsi Sekunder-II dengan kawasan fungsi
sekunder-III.
BAB II Data dan Informasi Infrastruktur dan Transportasi 85
PL-311 Prasarana Wilayah Dan Kota
Jalan Kolektor sekunder yaitu jalan yang menghubungkan kawasan
fungsi sekunder II atau kegiatan skala sub wilayah kota (SWK), antara lain :
Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Yos Sudarso, Jalan Residen A. Rozak
(Patal Pusri), Jalan RE Martadinata, Jalan Yos Sudarso, Jalan Ryacudu, Jalan.
Merdeka, Jalan. Ahmad Yani Jalan. Angkatan 45, Jalan. Demang Lebar
Daun, Jalan. Parameswara, Jalan. Wahid Hasyim, Jalan. MP Prabu Negara,
Jalan. Ki Merogan. Jalan. Basuki Rahmad, Jalan. R. Sukamto , Jalan.
Rajawali, Jalan. Lingkaran, Jalan. Srijaya Negara, Jalan. Mayor Ruslan,
Jalan. Gajah Mada, Jalan. Ahmad Dahlan, Jalan. Diponegoro,
Jalan.Syahyakirti, Jalan.TKR Kadir, Rustam Effendi, Jalan DI. Panjaitan,
Jalan Mayor Zen, Jalan AKBP Cek Agus, Jalan. Dr. M. Isa, Jalan. Slamet
Riyadi, Jalan. Kapten Abdullah, Jalan. Pangeran Sido Ing Lautan, Jalan. Ki
Gede Ing Suro, Jalan. Inpsektur Marzuki;
Jalan Lokal
Jalan Lokal Primer menghubungkan PKN/PKW/PKL dengan persil atau
menghubungkan PKL dengan PKL atau menghubungkan kawasan fungsi
primer III dengan fungsi primer III.
Jalan Lokal Sekunder menghubungkan kawasan Fungsi Sekunder-I
dengan perumahan, menghubungkan kawasan Fungsi Sekunder-II dengan
perumahan, kawasan Fungsi Sekunder-III dan seterusnya sampai ke
perumahan.
Jalan Lokal Sekunder yaitu jalan yang terhubung dengan kawasan
fungsi sekunder III atau kegiatan skala lingkungan (kecamatan), antara lain :
Jalan Sosial, Jalan. Perindustrian, Jalan Muhamad Mansyur, Jalan Letnan
Murod, Jalan Makrayu Jalan Ahmad Dahlan, Jalan Ratu Sianum, Jalan.
Sultan Agung, Jalan Mangku Bumi, Jalan Kartika, Jalan Talang Buruk, Jalan.
BAB II Data dan Informasi Infrastruktur dan Transportasi 86
PL-311 Prasarana Wilayah Dan Kota
Tanjung Barangan, Jalan. Sofyan Kenawas, Jalan Siarang, Jalan. Padang
Selasa dan jalan lokal lainnya.
3.3.2 Identifikasi Simpul Transportasi di Kota Palembang
Identifikasi Terminal
Ditinjau dari karakteristiknya, tipe terminal yang akan disediakan di Kota
Palembang terdiri dari terminal tipe A, B dan C. Salah satu peningkatan
prasarana transportasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Palembang adalah
dengan mengoperasikan Terminal Karyajaya (tipe) A pada tahun 2001 yang
diharapkan secara berangsur dapat mengatasi kesemrawutan transportasi dalam
kota dan antar kota, khususnya dalam menaikkan dan menurunkan penumpang
bagi angkutan antar kota agar tidak dilakukan di dalam Kota Palembang.
Kebutuhan pengembangan terminal di wilayah Kota Palembang meliputi 3
tingkat pelayanan, yaitu: terminal tipe A, tipe B dan terminal angkutan dalam
kota.
1. Terminal Tipe A
Terminal Tipe A, yaitu terminal yang melayani angkutan Antar Kota
Antar Propinsi (AKAP). Lokasi terminal tipe A ini adalah di Desa Karya
Jaya Kecamatan Kertapati dan Terminal Alang-Alang Lebar di Kel. Alang-
Alang Lebar.
Pengembangan terminal pada lokasi ini tidak hanya menampung
pergerakan angkutan penumpang, tetapi juga angkutan barang. Mengingat
posisinya yang strategis dan sesuai maka pengembangan terminal ini dapat
pula dikaitkan dan diintegrasikan dengan angkutan kereta api dan angkutan
sungai. Sementara itu khusus untuk angkutan penumpang, selain melayani
angkutan Antar Kota Antar Propinsi tersebut juga akan melayani angkutan:
Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP), Angkutan Pedesaan (AP), dan
Angkutan Kota (AK). Dengan berbagai fungsi pelayanan tersebut, maka
pada lokasi terminal tipe A ini sebenarnya dikembangkan pelayanan
Terminal Terpadu. Terminal Terpadu ini akan melayani penumpang dan
barang baik melalui angkutan jalan, maupun angkutan kereta api dan
angkutan sungai.
2. Terminal Tipe B
BAB II Data dan Informasi Infrastruktur dan Transportasi 87
PL-311 Prasarana Wilayah Dan Kota
Terminal tipe B untuk angkutan penumpang Antar Kota Dalam
Propinsi, direncanakan pada mulut kota bagian timur dan utara, yaitu di
Plaju dan Jakabaring. Terminal tipe B ini selain akan melayani
penumpang AKDP, juga akan melayani angkutan kota dan angkutan
pedesaan. Terminal Plaju akan melayani pergerakan penumpang keluar ke
arah Kayu Agung (AKDP), dan angkutan pedesaan ke wilayah kecamatan-
kecamatan di Kabupaten MUBA dan OKI. Terminal Jakabaring akan
melayani pergerakan penumpang ke arah Indralaya (Ogan Ilir), Rambutan
(Banyuasin) dan Mariana
3. Terminal Tipe Kota
Dengan pendekatan bahwa masing-masing bagian wilayah kota dapat
dilayani oleh angkutan kota, maka paling tidak pusat-pusat sub wilayah
kota telah dikemukakan di depan (dan mungkin beberapa sub-BWK)
terdapat pelayanan terminal angkutan kota ini. Selain itu dipertimbangkan
pula keberadaan terminal tipe A dan tipe B di atas yang juga melayani
angkutan kota. Terminal angkutan kota yang diusulkan dalam rencana ini
adalah pada lokasi:
A. Sekip Ujung
B. Pakjo
C. Bukit Lama
D. Gandus
E. Talang Kelapa
F. Kertapati
G. Sei Lais
H. Kuto
I. Talang Jambe
Identifikasi Stasiun KA
Transportasi kereta api merupakan salah satu moda transportasi darat yang
diharapkan bisa menjadi alternatif bagi penduduk dalam melaksanakan
kegiatan dan mobilitasnya. Sarana angkutan kereta api bisa untuk angkutan
penumpang dan barang. Pengembangan transportasi kereta api di Kota
BAB II Data dan Informasi Infrastruktur dan Transportasi 88
PL-311 Prasarana Wilayah Dan Kota
Palembang mencakup pengembangan sistem angkutan kereta api regional (
antar wilayah ) dan sistem angkutan kereta api perkotaan ( dalam kota
Identifikasi Pelabuhan
Transportasi laut di Kota Palembang menghubungkan Kota Palembang
dengan wilayah luar Kota Palembang, antara lain Bangka, Batam dan Jakarta.
Jaringan transportasi ini melayani angkutan penumpang dan angkutan barang.
Sarana angkutan laut yang ada didukung oleh keberadaan Pelabuhan Boom
Baru, Sei Lais dan 35 Ilir (Dishub). Disamping pelabuhan-pelabuhan tersebut,
terdapat pula rencana pengembangan Pelabuhan Laut di Tanjung Api-Api yang
mempunyai lokasi berdekatan dengan Kota Palembang. Pengembangan
Pelabuhan Laut ini direncanakan sebagai pelabuhan samudera yang akan
melayani keperluan eksport-import berbagai komoditi bagi wilayah Sumatera
bagian Selatan, sehingga nantinya pelabuhan ini akan menggeser fungsi
pelabuhan laut yang ada di Kota Palembang, yaitu di Boom Baru, 35 Ilir dan Sei
Lais. Meskipun demikian, sesuai dengan arahan yang tercantum dalam Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional, sebagai simpul transportasi laut nasional
pembangunan dan pengembangan Pelabuhan Tanjung Api-Api merupakan
satu sistem pengelolaan dengan Pelabuhan Boom Baru Palembang.
Naik turunnya penumpang hanya dilaksanakan pada dermaga-dermaga dan
shelter-shelter (tempat pemberhentian/tambat) yang telah ditentukan. Dalam hal
ini dermaga dan shelter yang ada tetap digunakan melakukan perbaikan secara
optimal (kualitasnya sama dengan kualitas shelter/halte untuk angkutan darat).
Sedangkan pembangunan dermaga dan shelter baru dilakukan untuk
menyambung jaringan trayek sungai yang direncanakan. Berikut
pelabuhan/terminal ASDP berupa dermaga penyeberangan di Kota Palembang:
1. Dermaga Tangga Buntung di Kelurahan 36 Ilir, Kecamatan Gandus;
2. Dermaga 35 Ilir di Kelurahan 35 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II;
3. Dermaga Sekanak di Kelurahan 28 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II;
4. Dermaga Benteng Kuto Besak di Kelurahan 19 Ilir, Kecamatan Bukit Kecil;
5. Dermaga 16 Ilir di Kelurahan 16 Ilir Kecamatan Ilir Timur I;
6. Dermaga Rumah Buruk di Kelurahan 16 Ilir, Kecamatan Ilir Timur I;
7. Dermaga Tanggo Batu di Kelurahan 16 Ilir, Kecamatan Ilir Timur I;
8. Dermaga Pasar Kuto di Kelurahan 11 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II;
BAB II Data dan Informasi Infrastruktur dan Transportasi 89
PL-311 Prasarana Wilayah Dan Kota
9. Dermaga 3 Ilir di Kelurahan 3 Ilir Kecamatan Ilir Timur II;
10. Dermaga Pusri di Kelurahan 1 Ilir Kecamatan Ilir Timur II;
11. Dermaga Sungai Lais di Kelurahan Sungai Lais kecamatan Kalidoni;
12. Dermaga Plaju di Kelurahan Komperta Kecamatan Plaju;
13. Dermaga Assegaf di Kelurahan 16 Ulur Kecamatan Seberang Ulu II;
14. Dermaga Tangga Takat di Kelurahan Tangga Takat Kecamatan Seberang
Ulu II;
15. Dermaga 13 Ulu di Kelurahan 13 Ulu Kecamatan Seberang Ulu II;
16. Dermaga Pedatuan di Kelurahan 12 Ulu Kecamatan Seberang Ulu II
17. Dermaga 9-10 Ulu di Kelurahan 9-10 Ulu Kecamatan Seberang Ulu I
18. Dermaga 7 Ulu di Kelurahan 7 Ulu Kecamatan Seberang Ulu I;
19. Dermaga 5 Ulu di Kelurahan 5 Ulu Kecamatan Seberang Ulu I;
20. Dermaga 3-4 Ulu di Kelurahan 3-4 Ulu Kecamatan Seberang Ulu I;
21. Dermaga Pegayut di Kelurahan 2 Ulu Kecamatan Seberang Ulu I;
22. Dermaga Kertapati di Kelurahan Kertapati, Kecamatan Kertapati;
23. Dermaga Ki Merogan di Kelurahan 1 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I;
24. Dermaga Pulo Kerto di Kelurahan Pulokerto Kecamatan Gandus; dan
25. Dermaga Tuan Kentang di Kelurahan Tuan Kentang Kecamatan Seberang
Ulu I;
26. Dermaga Serengam di Kelurahan 32 Ilir Kecamatan Ilir Barat II.
27. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Kawasan Pasar Induk Jakabaring dan
di Gandus
Identifikasi Bandara
Pengembangan bandara Sultan Mahmud Badaruddin II akan dilakukan
sesuai standar keselamatan operasi penerbangan. Pengelolaan bandara SMB II
saat ini dilakukan oleh PT. Angkasa Pura II. Rencana pengembangan kedepan
antara lain:
1. Peningkatan atau perpanjangan landasan pacu sehingga dapat didarati
pesawat berbadan besar. Apabila bandara ini dapat didarati oleh pesawat
berbadan lebar, maka diharapkan keinginan bandara Sultan Mahmud
Badaruddin II sebagai embarkasi haji dapat segera tercapai.
BAB II Data dan Informasi Infrastruktur dan Transportasi 90
PL-311 Prasarana Wilayah Dan Kota
2. Peningkatan kualitas pelayanan bandara. Pelayanan Bandara SMB II saat
ini boleh dikatakan sudah bertaraf internasional, akan tetapi masih tetap
harus ditingkatkan.
3. Peningkatan fasilitas bandara. Sebagai salah satu upaya peningkatan
pelayanan, maka fasilitas bandara harus tetap ditingkatkan.
4. Penataan ruang yang lebih ketat di sekitar bandara. Bandara merupakan
kawasan khusus yang harus diperhatikan penataan ruangnya, terutama
yang menyangkut keselamatan operasional bandara.
3.3.3 Evaluasi Pelayanan Jaringan Jalan di Kota Palembang
Di Kota Palembang belum adanya determinasi pola pergerakan internal dan
eksternal, menyebabkan terjadinya tumpang tindih pergerakan pada sistem
sekunder yang seyogyanya melayani pergerakan internal. Pembangunan fly over
dan under pass selain memperhatikan aspek teknis dan ekonomis harus juga
memperhatikan aspek lingkungan dan estetika. Pembangunan fly over sudah
dilaksanakan di satu persimpangan utama, yaitu di Simpang POLDA. Adanya fly
over di simpang ini mengurangi kemacetan di kawasan ini cukup signifikan, akan
tetapi justru menambah penumpukan lalulintas di simpang Charitas dan Sekip.
Untuk itu perlu dilakukan penanganan kembali di simpang-simpang utama yang
laink, yaitu simpang R.S. Charitas, simpang Patal Pusri, simpang Ampera
Jakabaring, Simpang Tanjung Api-Api, dan simpang Kampus. Rencana
pembangunan jaringan jalan lingkar dikembangkan dengan tujuan :
a. Mendistribusikan pergerakan ekternal dan melintas ke jaringan jalan lingkar,
b. Membuka kawasan-kawasan yang relatif terisolir terutama kawasan yang
berbatasan langsung dengan wilayah kabupaten lain sehingga memiliki
aksesibilitas yang lebih besar bagi kegiatan kawasan,
c. Meningkatkan aksesibilitas kawasan Ilir dengan Ulu dengan pembangunan
jembatan Musi sebagai akses penghubung jalan lingkar.
Pembangunan fly over dan atau under pass serta jembatan musi akan
membawa implikasi langsung terhadap masyarakat di sekitar. Hal ini terjadi pada
saat pembebasan lahan, oleh sebab itu perlu adanya sosialisasi dan pendekatan
khusus yang dilakukan oleh pemerintah kota, khususnya dalam hal ganti rugi.
Pengoperasian fly over dan under pass serta jembatan musi nantinya harus
BAB II Data dan Informasi Infrastruktur dan Transportasi 91
PL-311 Prasarana Wilayah Dan Kota
dipadukan dengan sistem ATCS bersamaan dengan simpang-simpang bersinyal
yang ada di sekitarnya. Pengembangan fly over dan under pass juga harus terpadu
dengan rencana pembangunan jembatan musi.
Dari adanya rencana pembagian hirarki, maka direncanakan pula rute
pergerakan kendaraan yang melintas di Kota Palembang. Rute pergerakan tersebut
terbagi menjadi rute pergerakan regional dan rute pergerakan lokal. Pembagian
rute kendaraan ini dimaksudkan agar pergerakan kendaraan di Kota Palembang
(khususnya kawasan pusat kota) tidak terjadi penumpukan
3.3.4 Evaluasi Simpul Transportasi di Kota Palembang
3.3.4.1 Evaluasi Terminal di Kota PalembangPenempatan 18 buah terminal dapat disesuaikan dengan tipe terminal yang
akan dibangun, sehingga jumlah terminal dapat dikurangi tetapi tipe terminal yang
ada dinaikan. Untuk mendukung fungsi terminal yang efektif maka diperlukan
perencanaan rute angkutan umum yang baik serta perangkat-perangkat
perlengkapan lainnya seperti halte dan pangkalan. Arahan rencana penempatan
lokasi terminal Kota Palembang adalah dengan menetapkan 3 (tiga) tipe
pelayanan, yaitu Tipe A, Tipe B, dan Tipe C.
3.3.4.2 Evaluasi Stasiun KA di Kota PalembangDi Kota Palembang, sistem perekeretaapian sedang dalam masa
pengembangan, jadi untuk pengembangan angkutan kereta api antar wilayah di
Kota Palembang mengikuti program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah
pusat dan pemerintah provinsi antara lain meliputi :
a. Pengembangan jalur kereta api Indralaya – Pelabuhan Internasional
Tanjung Api – Api. Pembangunan jalur ini akan melewati sedikit wilayah
Kota Palembang yaitu di wilayah Gandus, akan tetapi akan berpengaruh
sangat besar bagi perkembangan wilayah tersebut.
b. Pembangunan jalur kereta double decker Palembang – Indralaya untuk
meningkatkan pelayanan bagi para komuter, khususnya para mahasiswa
dan dosen Universitas Sriwijaya dan para pekerja yang bermukim di
Indralaya tetapi bekerja di Palembang dan sebaliknya.
c. Pembangunan jalur kereta api Palembang – Batung – Sekayu.
d. Pembangunan jalur kereta api Palembang – Betung – Jambi.BAB II Data dan Informasi Infrastruktur dan Transportasi 92
PL-311 Prasarana Wilayah Dan Kota
e. Monorel Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II – Ampera – Jakabaring.
f. KA lingkar Kota Palembang.
3.3.4.3 Evaluasi Pelabuhan di Kota PalembangBeberapa permasalahan transportasi laut yang dihadapi oleh Kota
Palembang adalah kondisi pelabuhan laut yang terjadi pendangkalan sehingga setiap tahun harus dilakukan pengerukan dengan biaya yang mahal. Kapasitas pelabuhan laut yang sangat terbatas karena terletak di sungai Musi sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama bagi kapal yang akan memasuki Sungai Musi.
3.3.4.4 Evaluasi Bandara di Kota Palembang
Di Kota Palembang terdapat peraturan mengenai Kawasan Keselamatan
Operasi Penerbangan (KKOP), yaitu Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II,
meliputi :
1. Permukaan Pendaratan dan Lepas Landas, adalah permukaan
dibawah lintasan pesawat udara setelah lepas landas atau akan mendarat,
yaitu sejauh 15 km, dan ujung landasan dengan kemiringan 2 %; yang
melintasi kelurahan-kelurahan: Kabupaten Banyuasin, Sukajaya,
Sukamaju, Sialang, Srimulya, dan Sukamulya. Sebagian dari kawasan
pendekatan dan lepas landas tersebut yang berbatasan langsung dengan
ujung-ujung landasan merupakan Kawasan Kemungkinan Bahaya
Kecelakaan, yaitu sejauh 3 km dari yang landasan; yang melintasi
Kelurahan Talang Betutu dan Kebun Bunga.
2. Permukaan Transisi, adalah bidang miring sejajar poros landasan
sampai 315 m dari sisi landasan, dengan kemiringan 14,3 %, sampai
memotong permukaan horizontal dalam. Permukaan transisi ini terletak
diatas wilayah Kelurahan Kelurahan Talang Betutu.
3. Permukaan Horizontal Dalam, adalah bidang datar diatas dan di sekitar
bandara dengan radius 4 km dari ujung landasan/permukaan utama
dengan ketinggian + 51 m di atas ketinggian ambang landasan.
Ketinggian ambang landasan yang ditetapkan adalah ambang landasan 29
dengan ketinggian + 731,783 m dpl, sehingga ketinggian Permukaan
Horizontal Dalam ini adalah +782,783 m dpl. Permukaan Horizontal
BAB II Data dan Informasi Infrastruktur dan Transportasi 93
PL-311 Prasarana Wilayah Dan Kota
Dalam ini terletak di atas wilayah kelurahan : Alang-Alang Lebar, Kebun
Bunga, Sukarami, Karya Baru, Talang Kelapa, dan Sukajaya.
4. Permukaan Kerucut, adalah bidang miring antara jarak 4 km sampai 6
km dari ujung landasan/permukaan utama, dengan kemiringan 5 %, yang
menghubungkan tepi luar permukaan horizontal dalam dengan tepi dalam
permukaan horizontal luar. Permukaan kerucut ini terletak di atas wilayah