Top Banner
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Umum 2.1.1 Pengertian Judul “PERANCANGAN PELATIHAN PEMBUATAN KAIN SONGKET MELAYU RIAU DI KABUPATEN ROKAN HILIR RIAU” Penjelasan : Perancangan Pelatihan pembuatan kain songket ini merupakan fasilitas pelatihan dimana nantinya fasilitas pelatihan ini untuk menjadi wadah bagi masyarakat Rokan Hilir secara umum untuk belajar dan meningkatkan keterampilan, baik yang sudah mengetahui maupun sama sekali tidak mengetahui cara pembuatan tenun songket. 2.1.2 Pengertian Perancangan Perancangan merupakan proses penarikan keputusan dari ketidakpastian yang tampak, dengan tindakan-tindakan yang tegas bagi kekeliruan yang terjadi (M.Asimow, 1982). Perancangan juga dapat di artikan sebagai usulan pokok yang mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih baik, melalui tiga proses: mengidentifikasi masalah-masalah, mengidentifikasi metoda untuk pemecahan masalah, dan pelaksanaan pemecahan masalah. Dengan kata lain adalah pemograman,
34

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

May 08, 2019

Download

Documents

leminh@
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemahaman Umum

2.1.1 Pengertian Judul

“PERANCANGAN PELATIHAN PEMBUATAN KAIN

SONGKET MELAYU RIAU

DI KABUPATEN ROKAN HILIR RIAU”

Penjelasan : Perancangan Pelatihan pembuatan kain songket ini

merupakan fasilitas pelatihan dimana nantinya fasilitas pelatihan

ini untuk menjadi wadah bagi masyarakat Rokan Hilir secara

umum untuk belajar dan meningkatkan keterampilan, baik yang

sudah mengetahui maupun sama sekali tidak mengetahui cara

pembuatan tenun songket.

2.1.2 Pengertian Perancangan

Perancangan merupakan proses penarikan keputusan dari

ketidakpastian yang tampak, dengan tindakan-tindakan

yang tegas bagi kekeliruan yang terjadi (M.Asimow,

1982).

Perancangan juga dapat di artikan sebagai usulan pokok

yang mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu

yang lebih baik, melalui tiga proses: mengidentifikasi

masalah-masalah, mengidentifikasi metoda untuk

pemecahan masalah, dan pelaksanaan pemecahan

masalah. Dengan kata lain adalah pemograman,

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 13

penyusunan rancangan, dan pelaksanaan rancangan (John

Wade, 1997).

2.1.3 Pengertian Fasilitas

Fasilitas adalah sebuah sarana untuk melancarkan

pelaksanaan fungsi; kemudahan. Seperti Fasilitas Sosial yang di

sediakan oleh pemerintah atau swasta seperti contohnya Sekolah,

Klinik, tempat ibadah dll. Ada juga fasilitas umum yang di

sediakan untuk kepentingan umum seperti jalan, jembatan lampu

penerangan jalan dll. (kamus besar Bahasa Indonesia).

2.1.4 Pengertian Pelatihan Dan Manfaat Pelatihan

Pelatihan didefinisikan sebagai berbagai usaha

pengenalan untuk mengembangkan kinerja tenaga kerja pada

pekerjaan yang dipikulnya atau juga sesuatu berkaitan dengan

pekerjaannya. Hal ini biasanya berarti melakukan perubahan

perilaku, sikap, keahlian, dan pengetahuan yang khusus atau

spesifik. Dan agar pelatihan menjadi efektif maka di dalam

pelatihan harus mencakup suatu pembelajaraan atas pengalaman-

pengalaman, pelatihan harus menjadi kegiatan keorganisasian

yang direncanakan dan dirancang didalam menanggapi

kebutuhan-kebutuhan yang teridentifikasi. Bernardin dan Russell

(1998:172)

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 14

Beberapa manfaat pelatihan yang diselenggarakan oleh

perusahaan yang dikemukakan oleh Noe, Hollenbeck, Gerhart,

Wright (2003), yaitu:

Meningkatkan pengetahuan para karyawan atas budaya

dan para pesaing luar,

Membantu para karyawan yang mempunyai keahlian

untuk bekerja dengan teknologi baru,

Membantu para karyawan untuk memahami bagaimana

bekerja secara efektif dalam tim untuk menghasilkan jasa

dan produk yang berkualitas,

Memastikan bahwa budaya perusahaan menekankan pada

inovasi, kreativitas dan pembelajaran,

Menjamin keselamatan dengan memberikan cara-cara

baru bagi para karyawan untuk memberikan kontribusi

bagi perusahaan pada saat pekerjaan dan kepentingan

mereka berubah atau pada saat keahlian mereka menjadi

absolut,

Mempersiapkan para karyawan untuk dapat menerima dan

bekerja secara lebih efektif satu sama lainnya, terutama

dengan kaum minoritas dan para wanita.

2.1.5 Pengertian Songket Melayu Riau

Songket melayu Riau merupakan kain tenunan tradisional

melayu Riau yang di tenun dengan tangan dengan menggunakan

benang emas dan benang perak. Kain hasil tenunan Songket

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 15

Melayu memiliki banyak keunikan dan kaya dengan nilai

keindahan atau estetika sebagai bentuk gabungan dari unsur-

unsur budaya yang biasanya melambangkan corak, pandangan

dan pemikiran masyarakat Melayu. Ragam dari motif/corak kain

tenunan Songket sangatlah erat hubungannya antara manusia

dengan alam sekitar, baik hewan maupun tumbuhan. Ragam

tersebut sekaligus juga mencerminkan cara dan pandangan hidup

umat manusia.

2.1.6 Kabupaten Rokan Hilir

Kabupaten Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di

provinsi Riau dengan Ibu kotanya terletak di Bagansiapiapi,

Kabupaten Rokan Hilir merupakan kabupaten hasil pemekaran

dari kabupaten Bengkalis, sesuai dengan undang-undang no 53

tahun 1999. Kabupaten Rokan Hilir memiliki Luas 8.941 km²

dan penduduk sejumlah 349.771 jiwa.

Gambar 4.1 Peta Administrasi Kabupaten Rokan Hilir Sumber : Rokan Hilir Dalam Angka 2017

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 16

Letak geografis Kabupaten Rokan Hilir terletak di batas-batas

wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Rokan

Hulu dan Kabupaten Bengkalis

Sebelah Barat berbatasan dengan Propinsi Sumatra Utara

Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Dumai

Di Kabupaten Rokan Hilir, terdapat beragam etnis seperti

Melayu, Tionghoa, Batak, Bugis, Minangkabau, dll. Mayoritas

Penduduk Rokan Hilir beretnis Melayu dan Agama yang dianut

oleh masyarakat Melayu yaitu Islam.

Per 2017 Kabupaten Rokan Hilir memiliki 18 kecamatan,

pemekaran kecamatan di Kabupaten Rokan Hilir terbilang sangat

cepat terjadi, salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu dari segi

wilayah kabupaten Rokan Hilir yang sangat Luas.

Dari segi Pariwisata Kabupaten Rokan Hilir memiliki

beberapa sektor pariwisata unggulan seperti pariwisata pulau

Jemur, danau Napangga, Pariwisata pulau Dilan, Pariwisata Pulau

Arwah, Pariwisata Desa Rantau Bais dan pariwisata keagamaan

masyarakat Tionghoa yaitu upacara Bakar Tongkang yang

dilakukan setiap bulan Juni. Dari semua pariwisata yang

disebutkan diatas, hanya Upacara bakar tongkang lah yang paling

ramai dan banyak di kunjungi oleh wisatawan, sedangkan untuk

pariwisata lainnya sangat sedikit, hal ini disebabkan oleh akses

untuk menuju pariwisata tersebut sangat susah untuk di tempuh,

dan juga belum banyaknya prasarana yang ada sehingga

menyulitkan wisatawan untuk datang berkunjung.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 17

2.2 Studi Pustaka / Literatur

2.2.1 Sejarah Songket

Penenunan songket secara sejarah dikaitkan dengan

kawasan permukiman dan budaya Melayu, dan menurut sebagian

orang teknik ini diperkenalkan oleh pedagang India dan

Arab. Menurut hikayat rakyat Palembang, asal mula kain songket

adalah dari perdagangan zaman dahulu di

antara Tiongkok dan India. Orang Tionghoa menyediakan benang

sutera sedangkan orang India menyumbang benang emas dan

perak; maka, jadilah songket. Pola-pola rumit diciptakan dengan

memperkenalkan benang-benang emas atau perak ekstra dengan

penggunaan sehelai jarum leper.

Tidak diketahui secara pasti dari manakah songket

berasal, menurut tradisi Kelantan teknik tenun seperti ini berasal

dari utara, yakni kawasan Kamboja dan Siam yang kemudian

berkembang ke selatan di Pattani (thailand), dan akhirnya

mencapai Kelantan dan Terengganu (malaysia) sekitar tahun

1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih

bertahan di pinggiran Kota Bahru dan Terengganu. Akan tetapi

menurut penenun Terengganu, justru para pedagang Indialah

yang memperkenalkan teknik menenun ini pertama kali di

Palembang yang mungkin telah berlaku sejak zaman Sriwijaya

(abad ke-7 sampai ke-11). (wikipedia : Songket)

Di Indonesia, pusat kerajinan tangan tenun songket dapat

ditemukandi Sumatera, Kalimantan, Bali, Sulawesi, Lombok dan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 18

Sumbawa. Tiap-tiap daerah memiliki Masing masing Nama yang

berbeda beda, misalnya songket Aceh dari Provinsi Nangro Aceh

Darusalam, Songket Batubara Dari Provinsi Sumatra Utara,

Songket Melayu Riau Dari Provinsi Riau, Songket Pandai Sikek

dari Provinsi Sumatra Barat, Songket Palembang Dari Sumatra

Selatan dan Masih Banyak Lagi Ragam Macam Jenis Songket

Lainnya Di Indonesia.

Teknik pembuatan pun hampir serupa dari tiap-tiap daerah,

yang membedakan nya biasanya terletak dari motif dan ragam

coraknya. Namun ada beberapa corak dan motif tadi yang hampir

sama di tiap daerahnya, tidak hanya motif dan corak, penamaanya

pun hampir sama seperti, Motif Pucuk Rebung, Siku

keluang,Tampuk manggis, semut beriring, itik pulang petang dan

lain-lain

2.2.2 Sejarah Songket Melayu Riau

Orang yang pertama memperkenalkan tenun ini adalah

wanita bernama Wan siti Binti Wan Karim, seorang pengrajin

yang di datangkan dari kerajaan Trengganu Malaysia pada masa

kesultanan Melayu di Riau yaitu kesultanan Siak Sri Indrapura

(sekarang menjadi kabupaten siak) yang di perintah oleh sultan

Sayid Ali (1784-1810) pada masa itu. Wan Siti adalah seorang

Wanita yang cakap dan terampil dalam bertenun dan beliau

mengajarkan bagaimana bertenun kain songket, bagi sultan dan

kaum bangsawan Siak, tenunan ini menjadi simbol keagungan

dan kewibawaan, sedangkan bagi pengerajinnya merupakan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 19

simbol pengabdian kepada sultan dan keluarganya. Karena pada

saat itu hubungan kenegerian Kesultanan Siak dengan negeri-

negeri melayu di semenanjung sangat lah erat, terutama juga

dalam hal seni dan budaya melayu yang satu.

Pada awalnya kain tenun siak ini dibuat terbatas bagi

kalangan bangsawan saja terutama Sultan dan para keluarga serta

para pembesar kerajaan di kalangan Istana Siak, kemudian

menyebar di sekitar keraton kesultanan Siak dan menjadi bagian

dari kehidupan masyarakat Siak.

Tokoh Wanita Melayu Riau yang sangat berperan dalam

mengembangkan kerajinan kain tenun songket melayu Siak di

Riau adalah Tengku Maharatu. Tengku Maharatu adalah

permaisuri Sultan Syarif Kasim II (sultan syarif kasim II

merupakan pahlawan Nasional dari provinsi Riau pada masa

Indonesia memulai kemerdekaaan) yang kedua, setelah

Gambar 2.2 : Sultan Siak berserta Dewan Menterinya pada tahun 1888.

Sumber Gambar : Google

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 20

permaisuri pertama, Tengku Agung meninggal dunia. Dia

melanjutkan perjuangan kakaknya dalam meningkatkan

kedudukan kaum perempuan di Siak dan sekitarnya, yaitu dengan

mengajarkan cara bertenun yang kemudian dikenal dengan nama

tenun Siak. Tenun Siak yang merupakan hasil karya kaum

perempuan telah menjadi pakaian adat Melayu Riau yang

dipergunakan dalam pakaian adat pernikahan dan upacara

lainnya.

2.2.3 Alat Serta Bahan Yang Di Gunakan

Pada awalnya tenun yang diajarkan adalah merupakan

tenun tumpu dan kemudian bertukar ganti dengan menggunakan

alat yang dinamakan dengan "Kik".alat tenun Kik adalah alat

tenun yang cukup sederhana dari bahan kayu berukuran sekitar 1

x 2 meter. Sesuai dengan ukuran alatnya, maka lebar kain yang

dihasilkan tidaklah lebar sehingga tidak cukup untuk satu kain

sarung, maka haruslah di sambung dua yang disebut dengan kain

"Berkampuh". Akibatnya untuk mendapatkan sehelai kain,

Gambar 2.3 : Potret Sultan Siak, Sultan Syarif Kasim II Dan Istrinya Sumber Gambar : Google

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 21

terpaksa harus ditenun dua kali dan kemudian hasilnya

disambung untuk bagian atas dan bagian bawah yang sudah

barang tentu memakan waktu yang lama. Seiring berkembangnya

waktu penggunaan alat tenun “Kik” yang kurang efisien kini di

ganti dengan alat yang baru yang bernama Alat tenun bukan

mesin (ATBM) hingga kini. Kekurangan kekurangan pada alat

tenunn “Kik” Tadi di sempurnakan oleh ATBM sehingga untuk

membuat selembar sarung songket tidak perlu di sambung dua

kali.

Gambar 2.4 : Kiri, alat tenun “Kik”, tengah dan kanan merupakan alat

tenun bukan mesin

Sumber gambar : The treasure of Malay Handicrafts dan dokumen

pribadi

Dalam bertenun songket memerlukan bahan baku benang,

untuk benang dasar nya sendiri disebut benang

lungsi/Lusi/Lungsin yang terbuat dari sutera ataupun katun

berwarna yang kemudian dipadukan dengan benang emas dan

perak sebagai ornamen/motif atau hiasan yang biasa di sebut

benang pakan. Dikarenakan benang sutera sudah susah didapat,

maka lama kelamaan orang hanya menggunakan benang katun.

Dan hinggakini kain tenun songket siak dikembangkan

pembuatannnya melalui benang katun tersebut.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 22

2.2.4 Ragam Jenis Songket Melayu Riau

Kabupaten Rokan Hilir sendiri saat ini belum mempunyai

Ragam atau ciri khas motif, secara keseluruhan di provinsi Riau

Terdapat beberapa Ragam tenun Songket antara lain ; Tenun

Songket Melayu Siak, Tenun Songket Melayu Pekanbaru, dan

Tenun Songket Indragiri. Ketiga-tiganya masuk dalam Songket

melayu Riau.

Seperti yang sudah di ketahui, tenun songket melayu Siak

merupakan yang pertama masuk ke wilayah Riau, melalui

trengganu (malaysia) kemudian menyebar ke kesultanan Siak Sri

Indrapura. Songket berkembang sangat pesat di kesultanan Siak,

dari songket melayu Siak inilah yang menjadi cikal bakal dari

songket melayu pekanbaru.

Dari Asal usul tenun Songket melayu pekanbaru ini

bermula pada saat Kesultanan Siak memindahkan pusat

pemerintahan sekaligus ibukota kerajaan dari mempura (Siak) ke

Kampung Bukit, Senapelan (Pekanbaru). dari kawasan yang

berada di tepian sungai Siak Itulah bermula negeri yang bernama

Pekanbaru, kemudian Songket serta merta menyebar kewilayah

sekitar tersebut.

Songket Indragiri telah ada sejak puluhan tahun yang lalu di

Kerajaan Indragiri (sekarang terdapat 2 kabupaten bernama kabupaten

Indragiri hilir dan indragiri hulu). Asal mula kain tenun Indragiri

dibawa oleh orang-orang perehu atau disebut dengan orang dagang

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 23

yang menetap di Indragiri yang berpusat di Kota Rengat. Pada masa

tertentu sesudah berakhirnya masa Kerajaan Indragiri, tenun ini

sempat menghilang dan sulit dicari. Kain hasil tenunan lama

tersebut hanya dimiliki orang – orang tertentu, yaitu keluarga raja

atau pembesar kerajaan yang menyimpannya dengan hati-hati

sekali. Barulah pada sekitar tahun 1992, Pemerintah Daerah

Kabupaten Indragiri Hulu kembali mengkaji dan mengangkat

tenun ini dan menumbuhkan kembali tenun songket indragiri.

Dikabupaten Indragiri Hilir , khususnya di Kecamatan

Khairiah Mandah, masyarakat Melayu juga membuat kerajinan

tenun songket dengan alat tenun tumpu. Motif-motif yang dipakai

tidak menggunakan benang emas. Tenun ini banyak memiliki

kesamaan dengan tenun Bugis. Kerajaan tenun songket di daerah

Indraggiri Hilir juga dikembangkan oleh masyarakat pendatang

dari Sulawesi Selatan (suku bugis) yang merantau ke Indragiri

Hilir untuk berkebun kelapa dan membuka lahan pertanian.

Keterampilan bertenun yang telah mereka miliki didaerah asalnya

mereka kembangkan di tempat yang baru. Saat ini, industri

kerajinan tenun Songket Indragiri Hilir telah menyebar ke

beberapa wilayah di Kabupaten Indragiri Hilir.

2.2.5 Proses Pembuatan Songket Melayu Riau

Proses pembuatan kali ini yaitu proses yang menggunakan

alat tenun bukan mesin (ATBM) yang terbagi atas beberapa

tahapan diantaranya :

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 24

1. Tahap persiapan

Yang perlu di lakukan pada tahap persiapan ini yaitu :

• Persiapan membuat motif tenunan. Ini merupakan tahap

paling awal yang perlu di lakukan dalam proses menenun.

Umumnya motif yang di buat yaitu motif yang sudah ada

dan menjadi ciri khas dari songket Riau. Namun perlu

kreatifitas dari para penenun nantinya dalam menciptakan

ide-ide baru serta motif baru, sehingga menambah motif

songket melayu Riau ini.

• Mempersiapkan bahan-bahan, seperti benang, warna apa

yang di inginkan, dan juga jumlah yang di perlukan dalam

menenun nantinya.

• mempersiapkan peralatan yang di perlukan, karena

keberadaan peralatan sangat menentukan kelancaran proses

pembuatan tenunan. biasanya peralatan menun (ATBM)

sudah tersedia tinggal mengecek apa ada masalah pada alat

tersebut.

2. Tahap Perendaman

• Untuk bahan benang menggunakan benang katun yang

banyak di jual di pasaran.

• Benang di rendam terlebih dahulu dan di beri cairan

pemutih pada benang yaitu water glass, alkali, H2O2

diaduk satu persatu hingga merata dalam satu bak pemutih

dicampur dengan air.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 25

• Lama perendaman memakan waktu 1 hari 1 malam.

3. Tahap Pewarnaan dan penjemuran

• Benang yang di rendam di atas kemudian diangkat tahap

berikutnya yaitu penjemuran benang menggunakan

bambu atau kayu sebagai pengait. Penjemuran benang

tidak boleh mengenai sinar matahari langsung.

penjemuran memakan waktu 1 jam, jika di rasa sudah

cukup benang diangkat dan masuk tahap selanjutnya.

• Pewarnaan benang di warnai sesuai dengan warna kain

yang hendak di buat.

• Pewarna menggunakan pewarna buatan yang lebih mudah

di jumpai oleh peserta pelatihan. Zaman dulu untuk

membuat pewarna kain songket masih menggunakan

pewarna alami seperti dari serat kulit pohon angsana,

pohon sepang, kulit kayu tinggi, buah kesumba dan lain-

lain. Namun bahan bahan seperti itu sangat susah di

jumpai zaman sekarang. Jadi pewarnaan yang di gunakan

pada pelatihan menggunakan pewarnaan buatan yang

lebih mudah di jumpai.

• Setelah benang diwarnai tahapan selanjutnya yaitu

penjemuran benang. Penjemuran tidak boleh di lakukan di

bawah sinar matahari langsung. Tujuannya agar benang

yang sudah di warnai tidak mudah rusak dan warna tidak

cepat pudar.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 26

Gambar 2.5 : Tahap pembersihan benang yang di beli dari toko, Proses

pewarnaan , dan Proses penjemuran

Sumber Gaambar : The Treasure of Malay Handricrafts

Gambar 2.6 : Proses penjemuran benang

Sumber Gambar : Google

4. Tahap mengelos

• Tahapan ini yaitu benang yang sebelumnya di jemur

kemudian diangkat dan selanjutnya benang di kelos

menggunakan alat yang bernama kincir. (masing masing

daerah berbeda-berbeda terkait penamaan alat dan tahapan ini)

• Tujuan mengelos yaitu benang dapat di jadikan bonbin.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 27

Gambar 2.7 : Alat untuk mengelos/menggulung benang

yang di namakan kincir(kiri) dan bobin (kanan)sebagai hasil benang

yang sudah di elos menggunnakan kinncir.

Sumber Gambar : Google

5. Tahap menghani

Proses penghanian benang (hani boom) merupkan proses

pembuatan benang rentang yang merupakan bahan baku utama

pada proses pembuatan kain tenun songket. Proses penghanian

benang meliputi :

• Benang bobin yang sebelumnya telah jadi kemudian di

kumpulan dan selanjutnya di susun di rak-rak hani

Gambar 2.8 : Rak besi berisi bonbin

Sumber Gambar : Dokumen Pribadi

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 28

• Proses penghanian selanjutnya yaitu dimulai dengan

pengelosan benang ke bobin terus dipasang di rak hani

supaya mudah tidak kusut dan putus, dan benang yang ada

di bobin dimasukkan ke mata gun yang jumlah nya tidak

terlalu banyak, baru dimasukkan ke sisir yang yang

pendek. Kemudian benangnya ditarik tidak terlalu panjang

untuk diikat di mesin hani yang besar, lalu digulung

dengan hitungan meter sesuai berapa panjang yang

hendak kita hanikan. Penghanian ke mesin hani, dilakukan

berkali-kali, karena jumlah bobin yang digunakan tidak

terlalu banyak, sekitar 1000 bobin. Setelah siap digulung

benang tersebut kemudian ditarik sekitar 1 m, lalu diikat

di kayu hani boom tersebut sebanyak benang yang sudah

kita gulung tadi. Penggulungan di kayu hani boom hampir

sama dengan penggulungan di mesin hani boom.

Melakukannya juga berkali-kali, dengan lebar sesuai yang

kita kehendaki. Biasanya sesuai takaran yang sering

dipergunakan sekarang adalah sekitar 120 cm. Baru

kemudian gulungan benang tersebut siap untuk

dipergunakan pada menin tenun ATBM sebagai benang

rentang.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 29

Gambar 2.9 : Proses mengani benang dalam proses pembuatan

Songket melayu Riau

Sumber Gambar: The treasure of malay Handricrafts

6. pencucukan Benang

• benang yang sudah diani di rentangkan menjadi benang

longsi, dan di tarik ke pangkal dengan terlebih dahulu

disisipkan menggunakan gun (karap), dan sisir besi.

• proses awal pembuatan yaitu menyusun benang dan

menyusunya pada ujung ATBM, proses ini disebut dengan

(mengani). kemudian benang yang diani di rentangkan

menjadi benang longsi, dan di tarik ke pangkal dengan

terlebih dahulu disisipkan menggunakan gun (karap), dan

sisir besi.

7. Proses pembuatan kain tenun

• Setelah proses pemasukan benang ke Gun dan Sisir sudah

selesai, maka benang Hani Boom yang ada diatas mesin di

turunkan dan di rentangkan untuk kemudian di Stel dan

diikat.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 30

• Tahap berikutnya yaitu proses menenun songket melayu

Riau. pangkal gabungan tadi kemudian di ikatkan pada

paku penggulung, selanjutnya benang pakan di masukan

dari sisi kiri dan kanan melalui sebuah torak (teropong),

yang di dalamnya terdapat pleting (gulungan benang).

lalu, sisir besi kemudian di hentakan kearah penenun

(disebut melantak), sehingga terbentuk garis kain baru

dari hasil persilangan dua benang longsen dan benang

pakan. begitu seterusnya hingga menjadi selembar sarung

songket. bersamaaan dengan itu kemudian penenun

menyisipkan benang emas atau perak diantara benang

longsen yang ada. proses ini di sebut memungut. semakin

banyak motif yang di beri, maka semakin lama pula

pengerjaan dalam membuat sehelai songket.

Gambar 2.10 : Proses membuat motif (memungut)

Sumber Gambar: The treasure of malay Handricrafts

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 31

2.2.6 Motif Dan Corak Songket Melayu Riau

Songket melayu riau mempunyai banyak sekali corak

serta motif dan variasi. Songket melayu Riau banyak mengambil

motif di awan seperti dari tumbuhan serta hewan, juga beberapa

benda luar angkasa seprti bulan dan bintang. Di Masing masing

motif serta variasi tersebut terdapat filosofi yang terkandung di

dalamnya. Proses stilirisasi terhadap apa yang di lihat di

lingkungan sekitar menunjukkan betapa perajin songket

dahulunya tidak hanya memiliki pemahaman yang mendalam

terhadap alam di sekitarnya, tetapi juga memiliki imajinasi yang

tinggi kemudian di lukiskan dalam selembar tenun songket.

Berikut beberapa motif dan corak dalam songket melayu Riau,

diantaranya :

No Songket Motif Filosofi

1.

Pucuk rebung

bersiku keluang

Pucuk rebung bersiku keluang

Dipakai untuk tenun dan tekat

Laba beruntung muka belakang

Sampailah pinta terkabul niat Variant

Tampuk manggis

2. Pucuk rebung

berpetak wajit

Pucuk rebung berpetak wajit

Didalamnya ada kuntum

bercabang

Kasih bersambung nasib pun baik

Hidup sejahtera dadapun lapang

Variant

Tampuk manggis

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 32

3.

Pucuk rebung daun

melambai

Pucuk rebung daun melambai

Di puncaknya mahligai putri

Tuah sekampung hidup damai

Dimana tegak bertambah rezeki Variant

-

4. Wajik petak tabur Hiasan wajik petaak tabur

Walau bertabur serasi juga

Sanggam duduk bermanis tutur

Tahu bersyukur budinya mulia Variant

-

5.

Pucuk Rebung

berkawan

Hiasan pucuk rebung berkawan

Tanda hidup mengandung iman

Tanda berkaum menjaga teman

Tanda sayang tak berkesudahan Variant

6.

Tampuk manggis

bersilang

Hiasan tampuk manggis bersilang

Tidak berisi kiri kananya

Nama elok hidup terpandang

Tiada umpat kejinya Variant

-

7.

Wajit laksamana

raja

Memakai wajit laksemana raja

Besar bertuah kecilnya manja

Akan menjadi seberang kerja

Akan tertegak adat lembaga Variant

Tampuk manggis

tersamar

8.

Kaluk paku bersela

kuntum

Kaluk paku bersela kuntum

Tangkainya rapat hiasan indah

Niat sampai mulut tersenyum

Kasih berlebih sayang bertambah Variant

-

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 33

9. Mumbung nipah

berpadi tabur

Hiasan bernama mumbung nipah

Berpadu dengan buah padi

Hidup rukun rezeki berlimpah

Dunia akhirat tuah berdiri

Variant

-

10

.

Tampuk manggis

berpetak wajit

Tampuk manggis berpetak wajit

Boleh tunggal boleh berpadu

Laku buruk orang kan jijik

Hidup menyesal karena malu

Variant

-

Tabel 2.1 : motif, corak. Serta filosofi didalam tenun songket melayu

Riau

Sumber : The treasure of malay Handricrafts

2.3 Study Banding

2.3.1 Dekranasda Provinsi Riau

Jl. Sisingamangaraja, sekip, limapuluh, kota pekanbaru,

riau 28114, indonesia

Gambar 2.11 : Dekranasda Provinsi Riau

Sumber Gambar : Dokumen Pribadi

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 34

Gedung Dekranasda Riau disini menjadi gedung

serbaguna yang juga dijadikan sebagai pelatihan meneun kain

songket melayu Riau. Juga dijadikan Oleh-oleh khas Pekanbaru,

souvenir, sampai dengan kerajinan tangan dijualdisini.

Dekranasda Provinsi riau di Kota pekanbaru terdiri dari 2

Bangunan berlantai 2.

Berikut keterangan yang berhasil penulis himpun dari

wawancara dengan pengelola dekranasda Provinsi Riau di kota

pekanbaru.

Lingkup pelatihan : Skala provinsi, dimana sering diadakan

pelatihan dari 12 kabupaten dan kota di seluruh provinsi Riau.

Jumlah Instruktur : Jumlah instruktur/pengajar berjumlah 5

orang.

Jumlah peserta` : Jumlah peserta saat ini 76 ( November

2017) orang yang

melakukan pelatihan.

Lama Pelatihan : 1-2 Bulan

Gambar 2.12 : Fasilitas di Dekranasda Provinsi Riau di kota Pekanbaru

Sumber Gambar : Dokumen Pribadi

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 35

Fasilitas :

a. Ruang pelatihan.

1. Ruang pelatihan dan

persiapan sebelum

bertenun

2. Ruang pewarnaan

benang.

3. Ruang penjemuran.

4. Ruang

penggulungan.

5. Ruang Alat

b. Asrama

c. Ruang pengelola.

1. Ruang Kepala

Dekranasda

2. Ruang pengelola

3. Ruang

Instruktur/pengajar

d. Ruang penyimpanan songket

e. Fasilitas lainya

1. Mini galery

2. Perpustakaan mini

3. Ruang Tamu

4. Mushola

5. Parkir

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 36

2.3.2 UPT pelatihan Kerja/BLK Surabaya

JL. Dukuh Menanggal 3, 29, Surabaya, Jawa Timur.

Gambar 2.13 : Balai Latihan Kerja Surabaya

Sumber Gambar : Dokumen Pribadi

BLK surabaya merupakan balai Latihan kerja berbasis

kompetensi yang ada di surabaya. Peserta pelatihan yang ada

disini berasal dari berbagai daerah di surabaya. Terdapat 21

bidang pelatihan di BLK surabaya seperti di bidang jasa, bidang

Pelatihan otomotif motor, Mobil, bidang perhotelan, pariwisata,

disain grafis, dan bidang lainya.

Beberapa Fasilitas penunjang yang menunjang pelatihan yang

tersedia di BLK surabaya selain tentunya Fasilitas pelatiihan

diantaranya yaitu :

1. R. Karyawan

2. Workshop

3. Ruang rapat peserta dan pegawai

4. Gedung untuk pegawai

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 37

5. Workshop khusus karyawan

6. Workshop Bid. Kejuruan

7. Aula makan siang bagi karyawan

8. Kantin

9. Perpustakaan

10. Mushola

11. Masjid

12. Perumahan dinas

13. Asrama

2.14 Fasilitas Di dalam BLK Surabaya

Sumber Gambar : Dokumen Pribadi

Asrama Ruang Workshop

Sirkulasi Asrama Sirkulasi Ruang-Ruang Pengelola

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 38

2.4 Pemahaman Khusus

2.4.1 Pengertian

Fasilitas Pelatihan Pembuatan kain Songket Melayu Riau

Adalah :

Sebuah bangunan yang di khusus kan untuk pelatihan

membuat tenun songket. Sedangkan Tenun songket melayu Riau

sendiri yaitu tenun Songket yang berasal dari Provinsi Riau di

pulau Sumatra.

Di beberapa daerah di Provinsi Riau seperti kabupaten

Siak, kabupaten Indragiri, dan kota Pekanbaru pelatihan rutin di

lakukan di gedung dekranasda msing masing kabupaten dan kota

mereka. Pelatihan juga Rutin di lakukan di rumah-rumah tenun

yang memproduksi songket.

2.4.2 Program Kegiatan Dalam Pelatihan

Pelatihan di lakukan kurun waktu selama 2 bulan, di

laksanakan senin-sabtu di mulai dari pukul 09.00 wib-15.00 wib.

Adapun materi yang akan di bahas di dalam pelatihan tersebut

yaitu :

1. Proses Pengenalan

Proses ini merupakan proses yang penting yang harus

dilakukan. didalam proses ini materinya yaitu :

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 39

• pemberian materi ceramah dan tanya jawab seputar kain

songket,

• pentingnya kain songket sebagai budaya daerah

• Nilai ekonomis kain songket

Kegiatan ini juga bertujuan untuk membuka mata dan

pikiran masyarakat untuk melihat peluang dari kain songket

sendiri. Yang lebih penting kegiatan ini untuk memotivasi para

calon peserta pelatihan agar memiliki semangat, kerja keras dan

berpikiran kedepan apa yang mereka kerjakan tidaklah sia sia.

waktu yang di butuhkan pada proses ini yaitu 2 Hari.

Program ini dilakukan oleh peserta di dalam sebuah workshop

Disana di tayangkan berbagai macam dokumentasi terkait

songket, kemudian Mengundang tamu acara mereka para perajin

yang sudah sukses menekuni usaha tenun songket.

2. Kegiatan Pelatihan

Kegiatan pelatihan Terdiri atas beberapa tahapan :

a. Pengenalan alat menenun

Alat menenun disini yang di maksud yaitu alat tenun

bukan mesin (ATBM). Disini peserta di kenalkan dengan alat

tenun yang di gunakan untuk menenun, fungsi alat tenun itu

sendiri. Waktu yang di butuhkan dalam tahapan ini sekitar 2 hari.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 40

b. Pengenalan motif

kegiatan ini dilakukan untuk mengenal motif Songket melayu Riau

yang sudah ada dari dulu yaitu motif Songket melayu Siak, Motif

songket melayu Pekanbaru, motif Songket Indragiri, sejarah dan

makna motif serta filosofi masing masing Songket itu sendiri.

Kegiatan ini hanya sebagai pengenalan agar para peserta

mengetahui seluk beluk motif kain songket melayu di Provinsi

Riau. Waktu yang di butuhkan tidak terlalu lama yaitu 1 Hari.

Pada tahapan pengenalan motif, peserta hanya di tuntut untuk

paham dengan motif-motif tersebut.

c. Praktek langsung pembuatan kain songket

Kegiatan ini merupakan tahapan yang paling penting

dalam proses pelatihan. Kegiatan proses cara pembuatan kain

songket terdiri dari berbagai poin dan aktivitas.

Kegiatan ini di pimpin langsung oleh instruktur untuk dan

di ikuti oleh peserta. Waktu yang di butuhkan dalam tahapan ini

yaitu sekitar 1 bulan.

d. Pengenalan Motif baru

Setelah para peserta mengetahui cara membuat kain

songket, tahapan selanjutnya yaitu bagaimana agar para peserta

dapat membuat motif baru dari motif yang sudah ada

sebelumnya. Hal ini penting untuk dilakukan agar masyarakat

konsumen dan para pecinta kain songket di luar sana tidak bosan

dengan kain songket yang mempunyai motif itu-itu saja.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 41

Pada Tahapan inilah kreatiifitas masing masing peserta di

butuhkan, tetapi tetap di bimbing oleh instruktur pelatihan. Waktu

yang di butuhkan proses ini yaitu sekitar 15 hari.

e. Penyulapan

Setelah peserta dapat membuat selembar kain songket,

tahapan selanjutnya yaitu bagaimana peserta di bina untuk

berkreasi dengan merubah kain songket yang sebelumnya berupa

kain sarung, songket pada kegiatan ini di proses menjadi

berbagai macam produk dari kain songket yang di hasilkan tadi,

seperti tas, sepatu, ikat kepala, dompet dan lain lain. Tujuan dari

tahapan ini yaitu agar penggunaan songket tidak sebatas di pakai

untuk pakaian adat ataupun acara pernikahan, tapi bisa di sulap

menjadi produk lain yang mempunyai nilai ekonomis tentunya.

Beberapa daerah sudah melakukan kreatifitas ini dan hasilnya

tidak mngecewakan. Pemasukan para perajin pun meningkat

pesat mengingat konsumen sangat tertarik dengan produksi

songket yang jadikan berbagai kerajinan dan souvenir. Untuk

waktu yang di butuhkan proses ini yaitu 1 minggu (7 hari).

3. Pemasaran

Ini merupakan tahapan terakhir bagi peserta pelatihan. Di

tahapan ini peserta di bina bagaimana memasarkan produk kain

songket. Ini penting di lakukan agar ketika mereka mempunyai

usaha tenun sendiri, nantinya mereka dapat memasarkan produk

mereka secara mandiri. Mereka tidak kebingungan akan di bawa

kemana tenun songket mereka.

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 42

Program pelatihan hanya berupa seminar dan diskusi dengan

Instruktuur pelatihan. Waktu yang di butuhkan proses ini yaitu 3

hari.

NO JENIS KEGIATAN WAKTU YANG DI

BUTUHKAN

1. Proses pengenalan 2 Hari

2. Kegiatan pelatihan

a. Pengenalan alat Menenun 2 Hari

b. Pengenalan motif 1 Hari

c. praktek langsung pembuatan

kain songket 30 Hari

d. pengenalan motif baru 15 Hari

e. penyulapan 7 Hari

3. Pemasaran 3 Hari

Total 60 hari

Tabel 2.2 : jenis kegiatan dan waktu yang di butuhkan dalam

pelatihan pembuatan kain songket melayu Riau

Sumber : jurnal dengan judul “Program pelatihan Usaha tenun pada

masyarakat Desa Bukit Batu Kabupaten Bengkalis/hasbullah/fakultas

ushuluddin UIN SUSKA Riau,

Dan Analisa Penulis

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 43

2.4.3 Karakter Obyek

Karakter objek didapat dari pemahaman umum, literatur dan studi

banding, sehingga proyek ini punya identitas yang jelas. maka

karakter objek yang di dapat yaitu :

• Edukatif

- Didalamnya terdapat sarana Belajar.

Sarana belajar yang di maksud yaitu tahapan-tahapan / proses

pembuatan kain songket melayu Riau.

• Ikonik

- Karena memuat unsur Budaya yang Berciri khaskan

Budaya Melayu.

Karena Songket Melayu Riau Hanya dapat di temukan di

Provinsi Riau dan sekitarnya. Banyak motif-motif dan corak dari

songket melayu Riau di buat dengan dengan motif khas dari

Provinsi Riau.

• Kreatif

- Menciptakan Motif baru agar tidak terkesan Monoton.

Para peserta pelatihan di tuntut untuk memiliki jiwa kreatif yang

tinggi agar para peserta dapat terus mengembangkan motif dan

corak songket yang baru.

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 44

2.4.4 Karakter Pelaku

Karakter pelaku merupakan para Wanita yang beraktivitas di

dalam kawasan / wilayah obyek. Karakter pelaku wanita itu

sendiri mempunyai beberapa karakter yaitu :

• Mempunyai Jiwa Seni

Tidak hanya di tuntut bisa menguasai proses demi proses dalam

menenun kain songket, para perajin kain songket haruslah juga

memiliki bakat seni di dalam diri mereka.

• Tekun

Karena di dalam Proses ,menenun kain songket butuh kesabaran.

• Kreatif

Para Perajin peserta pelatihan juga di tuntut kreatif

mengembangkan kreasinya dalam menenun

2.4.5 Karakter Lokasi

Lokasinya yaitu berada di kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau.

Beberapa karakter dari Rokan Hilir sednri diantaranya :

• Kabupaten berjuluk NEGERI SERIBU KUBAH dimana

rata2 gedung pemerintahan disana menggunakan atap

kubah.

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.untag-sby.ac.idrepository.untag-sby.ac.id/717/3/BAB II.pdf · 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 45

• kabupaten yang sedang mencari jati diri baru setelah

sebelumnya jati diri sebagi kota penghasil ikan terbesar di

indonesia.

• Karakter Iklim : Panas,

2.4.6 Konsep Dasar

Konsep dasar di dapat dari 3 diatas, yaitu karakter Obyek,

Karakter pelaku dan Karakter Lokasi, maka di terbentuklah

konsep dasar yang akan menjadi pijakan dalam mendisain

kedepanya. Konsep dasar dari “Perancangan Fasilitas Pelatihan

pembuatan Kain songket melayu Riau”, yaitu :

“Khazanah Songket Melayu Dalam Balutan Identitas Modern”

Khazanah sendiri merupakan budaya suatu bangsa, dalam artian

lain Khazanah merupakan budaya melayu yang sudah ada sejak

lama di Rokan Hilir, dan kini Rokan Hilir mempunyai identitas

baru yaitu negeri 1000 kubah dengan balutan arsitektur nya yang

modern. Jadi makna dari “Khazanah Songket melayu dalam

balutan identitas modern yaitu penggabungan antara arsitektur

Tradisional melayu dan arsitektur modern yang kini menjadi

Identitas Baru Rokan Hilir Sebagai Julukan Negeri 1000 Kubah.