Top Banner
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Proyek Konstruksi Proyek adalah rangkaian pekerjaan yang diadakan dalam jangka waktu terbatas, mempunyai alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas dan sasarannya telah digariskan dengan jelas (Soeharto, 1999). Dalam dunia modern sekarang ini, proyek konstruksi semakin beraneka ragam, canggih dan kompleks. Proyek konstruksi merupakan suatu rangkain kegiatan yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk fisik bangunan atau infrastruktur. Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ada suatu proses yang mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. Proses yang terjadi dalam rangkaian kegiatan itu tentunya melibatkan pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung. 2.1.1 Karakteristik Proyek Konstruksi Proyek konstruksi mempunyai tiga karakteristik sebagai berikut (Ervianto, 2002): a. Bersifat unik, karena dalam proyek konstruksi tidak pernah terjadi rangkaian kegiatan yang sama persis (tidak ada proyek identik, yang ada adalah proyek sejenis), proyek bersifat sementara, dan selalu terlibat grup pekerja yang berbeda-beda. b. Membutuhkan sumber daya (resources), yaitu pekerja, uang, alat, material, dan metode. Pengaturan semua sumber daya tersebut perlu dilakukan dengan seksama agar menghasilkan suatu bangunan yang bermutu dengan pembiayaan tidak boros dan dapat diwujudkan dalam rentang waktu yang terbatas. c. Organisasi kerja, dibutuhkan untuk memberikan efisiensi kerja yang lebih baik. Organisasi kerja berfungsi sebagai alat pembagi tugas, alat koordinasi, alat penempatan tenaga ahli, dan alat pengawasan pimpinan
22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...Di samping bentuk AOA (activity on arrow) juga dikenal dengan AON (activity on node). Metode preseden diagram (P DM) adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi

Dec 16, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA...Di samping bentuk AOA (activity on arrow) juga dikenal dengan AON (activity on node). Metode preseden diagram (P DM) adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengenalan Proyek Konstruksi

Proyek adalah rangkaian pekerjaan yang diadakan dalam jangka waktu

terbatas, mempunyai alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk

melaksanakan tugas dan sasarannya telah digariskan dengan jelas (Soeharto,

1999). Dalam dunia modern sekarang ini, proyek konstruksi semakin beraneka

ragam, canggih dan kompleks.

Proyek konstruksi merupakan suatu rangkain kegiatan yang dilakukan

untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk fisik bangunan atau infrastruktur. Dalam

rangkaian kegiatan tersebut, ada suatu proses yang mengolah sumber daya proyek

menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. Proses yang terjadi dalam

rangkaian kegiatan itu tentunya melibatkan pihak-pihak yang terkait, baik secara

langsung maupun tidak langsung.

2.1.1 Karakteristik Proyek Konstruksi

Proyek konstruksi mempunyai tiga karakteristik sebagai berikut (Ervianto,

2002):

a. Bersifat unik, karena dalam proyek konstruksi tidak pernah terjadi

rangkaian kegiatan yang sama persis (tidak ada proyek identik, yang ada

adalah proyek sejenis), proyek bersifat sementara, dan selalu terlibat grup

pekerja yang berbeda-beda.

b. Membutuhkan sumber daya (resources), yaitu pekerja, uang, alat,

material, dan metode. Pengaturan semua sumber daya tersebut perlu

dilakukan dengan seksama agar menghasilkan suatu bangunan yang

bermutu dengan pembiayaan tidak boros dan dapat diwujudkan dalam

rentang waktu yang terbatas.

c. Organisasi kerja, dibutuhkan untuk memberikan efisiensi kerja yang lebih

baik. Organisasi kerja berfungsi sebagai alat pembagi tugas, alat

koordinasi, alat penempatan tenaga ahli, dan alat pengawasan pimpinan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA...Di samping bentuk AOA (activity on arrow) juga dikenal dengan AON (activity on node). Metode preseden diagram (P DM) adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi

5

terhadap stafnya. Dengan demikian, suatu proyek konstruksi harus

memenuhi kriteria di bawah ini:

1. Mempunyai waktu awal dan waktu akhir, artinya dimulai dari awal

proyek (awal rangkaian kegiatan) dan diakhiri dengan akhir proyek

(akhir rangkaian kegiatan) serta mempunyai jangka waktu tertentu.

2. Rangkaian kegiatan proyek hanya satu kali sehingga menghasilkan

produk yang bersifat unik. Oleh karena itu, tidak ada proyek identic

tetapi yang ada adalah proyek sejenis.

2.1.2 Pihak-pihak yang Terlibat dalam Proyek Konstruksi

Proses yang terjadi dalam rangkaian kegiatan proyek tentunya melibatkan

pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara

skematik, pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek konstruksi dapat

digambarkan seperti Gambar 2.1

Gambar 2.1 Pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi

(Sumber : Ervianto, 2002)

2.2 Penjadwalan

Penjadwalan merupakan penggambaran dari suatu diagram waktu untuk

tiap item pekerjaan yang menentukan kapan suatu aktivitas dimulai, ditunda dan

diakhiri sehingga pemakaian sumber daya dapat disesuaikan dengan waktunya

dan menurut kebutuhan yang telah ditentukan.

Teknik penjadwalan untuk proyek konstruksi dapat dilakukan dalam

bentuk diagram balok (Bar Chart) dan diagram jaringan (Network). Dari segi

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA...Di samping bentuk AOA (activity on arrow) juga dikenal dengan AON (activity on node). Metode preseden diagram (P DM) adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi

6

penyusunan jadwal, diagram jaringan kerja dipandang sebagai langkah

penyempurnaan metode diagram balok.

2.2.1 Metode Diagram Balok (Bar Chart)

Sampai diperkenalkannya metode bagan balok oleh H. L. Gantt pada tahun

1917, dianggap belum pernah ada prosedur yang sistematis dan analisis dalam

aspek perencanaan dan pengendalian proyek. Bagan balok disusun dengan

maksud mengidentifikasi unsur waktu dan urutan dalam merencanakan suatu

kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai, waktu penyelesaian, dan pada saat

pelaporan (Soeharto, 1999). Rencana kerja yang paling sering dan banyak

digunakan adalah diagram balok (Bar Chart) atau Gantt chart. Bar chart

digunakan secara luas dalam proyek konstruksi karena sederhana, mudah dalam

pembuatannya dan mudah dimengerti oleh pemakainya.

Bar chart adalah sekumpulan daftar kegiatan yang disusun dalam kolom

arah vertikal. Kolom arah horizontal menunjukkan skala waktu. Saat mulai dan

akhir dari sebuah kegiatan dapat terlihat dengan jelas, sedangkan durasi kegiatan

digambarkan oleh panjangnya diagram batang (Ervianto, 2002). Proses

penyusunan diagram batang dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

- Daftar item kegiatan, yang berisi seluruh jenis kegiatan pekerjaan yang

ada dalam rencana pelaksanaan pembangunan.

- Urutan pekerjaan, dari daftar item kegiatan tersebut di atas, disusun

urutan pelaksanaan pekerjaan berdasarkan prioritas item kegiatan yang

akan dilaksanakan lebih dahulu dan item kegiatan yang akan

dilaksanakan kemudian, dan tidak mengesampingkan kemungkinan

pelaksanaan pekerjaan secara bersamaan.

- Waktu pelaksanaan pekerjaan, adalah jangka waktu pelaksanaan dari

seluruh kegiatan yang dihitung dari permulaan kegiatan sampai

seluruh kegiatan berakhir. Waktu pelaksanaan kegiatan diperoleh dari

penjumlahan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap item

kegiatan.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA...Di samping bentuk AOA (activity on arrow) juga dikenal dengan AON (activity on node). Metode preseden diagram (P DM) adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi

7

2.2.2 Metode Jaringan kerja

Dari segi penyusunan jadwal, jaringan kerja dipandang sebagai suatu

langkah penyempurnaan metode diagram balok, karena dapat memberikan jadwal

atas pertanyaan-pertanyaan yang belum terpecahkan oleh metode diagram balok,

seperti tidak tercantumnya informasi mengenai perkiraan kurun waktu

penyelesaian proyek atau kegiatan-kegiatan yang bersifat kritis dalam

hubungannya dengan penyelesaian proyek. Disamping itu jaringan kerja juga

berguna untuk:

1. Menyusun urutan kegiatan yang memiliki sejumlah besar komponen

dengan hubungan ketergantungan yang kompleks.

2. Membuat perkiraan jadwal yang paling ekonomis.

3. Mengusahakan fluktasi minimal penggunaan sumber daya.

Jaringan kerja merupakan metode yang dianggap mampu menyuguhkan

teknik dasar dalam menentukan urutan dan kurun waktu kegiatan proyek dan

pada giliran selanjutnya dapat dipakai memperkirakan waktu penyelesaian

proyek. Diantara berbagai versi analisis jaringan kerja, yang amat luas

pemakaiannya adalah Metode Jalur Kritis (Critical Path Method–CPM) dan

Metode Preseden Diagram (Precedence Diagram Method-PDM). Metode PDM

menghasilkan jaringan kerja yang relatif sederhana dibandingkan CPM, terutama

untuk kegiatan yang oleh karena satu dan lain har perlu dipecah-pecah menjadi

subkegiatan.

2.2.2.1 Metode Jalur Kritis (Critical Path Method-CPM)

Critical Path Method (CPM) termasuk klasifikasi activity on arrow

(AOA), sehingga dalam beberapa literature CPM kerap juga disebut dengan

Arrow Diagram Method (ADM). Dalam metode ini kegiatan digambarkan

sebagai anak panah yang menghubungkan dua lingkaran ataupun segiempat

yang mewakili dua peristiwa. Penulisan kejadian seperti pada gambar 2.2.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA...Di samping bentuk AOA (activity on arrow) juga dikenal dengan AON (activity on node). Metode preseden diagram (P DM) adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi

8

Gambar 2.2 Simbol kejadian

(Sumber: Ervianto 2002)

Ekor anak panah merupakan awal dan ujungnya sebagai akhir kegiatan.

Nama dan kurun waktu kegiatan berturut-turut ditulis di atas dan di bawah

anak panah. Kejadian di awal dari anak panah disebut node “i”, sedangkan

kejadian di akhir anak panah disebut node “j”. Untuk lebih jelasnya,

penggambaran hubungan peristiwa dan kegiatan ini dapat dilihat pada gambar

2.3.

Gambar 2.3 Hubungan peristiwa dan kegiatan pada ADM

(Sumber: Ervianto, 2002)

Dalam pembuatan teknik penjadwalan menggunakan ADM tersebut,

perlu di perhatikan hal-hal berikut:

a. Inventarisasi semua kegiatan pekerjaan yang akan dilakukan untuk

suatu proyek.

b. Menentukan logika ketergantungan antara satu kegiatan dengan

kegiatan lainnya serta urutan pelaksanaan kegiatan.

c. Berdasarkan kedua hal tersebut diatas (kegiatan dan hubungan

ketergantungan) dapat dibuat diagram jaringannya.

d. Masukkan unsur waktu untuk tiap-tiap kegiatan pekerjaan pada

jaringan diagram tersebut sehingga dapat diketahui jangka waktu

proyek.

e. Tentukan lintasan kritis berdasarkan syarat-syarat yang ada.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA...Di samping bentuk AOA (activity on arrow) juga dikenal dengan AON (activity on node). Metode preseden diagram (P DM) adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi

9

2.2.2.2 Metode Diagram Preseden (Preseden Diagram Method-PDM)

Di samping bentuk AOA (activity on arrow) juga dikenal dengan AON

(activity on node). Metode preseden diagram (PDM) adalah jaringan kerja yang

termasuk klasifikasi AON (Soeharto, 1999). Di sini kegiatan dituliskan di dalam

node yang umumnya berbentuk segi empat, sedangkan anak panah hanya sebagai

petunjuk hubungan antara kegiatan-kegiatan yang bersangkutan. Kelebihan

Precedence Diagram Method dibandingkan dengan Arrow Diagram adalah

(Ervianto, 2002):

a. Tidak diperlukan kegiatan fiktif/dummy sehingga pembuatan jaringan

menjadi lebih sederhana.

b. Hubungan overlapping yang berbeda dapat dibuat tanpa

menambah jumlah kegiatan.

Dalam ADM kegiatan fiktif/dummy diperlukan untuk menunjukkan

hubungan ketergantungan, sedangkan dalam PDM tidak diperlukan. Untuk proyek

dengan kegiatan yang tumpang tindih dan berulang-ulang memerlukan garis

kegiatan fiktif/dummy yang banyak, sehingga tidak praktis dan kompleks.

Sedangkan pada metode PDM akan menghasilkan diagram yang relatif sederhana,

karena PDM mengenal adanya konstrain antara kegiatan yaitu SS (start to start),

SF (start to finish), FS (finish to start) dan FF (finish to finish), yang

memungkinkan menggambarkan kegiatan tumpang tindih lebih sederhana.

Gambar 2.4 Denah node PDM

(Sumber: Soeharto, 1999)

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA...Di samping bentuk AOA (activity on arrow) juga dikenal dengan AON (activity on node). Metode preseden diagram (P DM) adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi

10

dimana,

TE : Waktu paling awal peristiwa (node/event) dapat terjadi (Earliest

Time of Occurance), yang berarti waktu paling awal suatu kegiatan yang

berasal dari node tersebut dapat dimulai, karena menurut aturan dasar

jaringan kerja, suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan terdahulu

selesai.

TL : Waktu paling akhir peristiwa boleh terjadi (Latest Allowable

Event/Occurance Time), yang berarti waktu paling lambat yang masih

diperbolehkan bagi suatu peristiwa terjadi.

ES : Earliest Start Time atau waktu mulai paling awal. Bila waktu

kegiatan dinyatakan atau berlangsung dalam hari, maka waktu ini adalah

hari paling awal kegiatan dimulai.

EF : Earliest Finish Time atau waktu selesai paling awal suatu kegiatan.

Bila hanya ada satu kegiatan terdahulu, maka EF suatu kegiatan

terdahulu merupakan ES kegiatan berikutnya.

LS : Latest Allowable Start Time atau waktu paling akhir kegiatan boleh

mulai, yaitu waktu paling akhir kegiatan boleh dimulai tanpa

memperlambat proyek secara keseluruhan.

LF : Latest Allowable Finish Time atau waktu paling akhir kegiatan

boleh selesai tanpa memperlambat penyelesaian proyek.

D : Kurun waktu suatu kegiatan. Umumnya dengan satuan waktu hari,

minggu, bulan dan lain-lain.

F : Tenggang waktu total.

Telah disinggung di atas bahwa pada PDM tidak terbatas pada aturan

dasar jaringan kerja ADM (kegiatan boleh mulai setelah kegiatan yang

mendahului selesai), maka hubungan antar kegiatan berkembang menjadi

beberapa kemungkinan berupa konstrain.

Konstrain menunjukkan hubungan antar kegiatan dengan satu garis dari

node terdahulu ke node berikutnya. Satu konstrain hanya dapat menghubungkan

dua node.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA...Di samping bentuk AOA (activity on arrow) juga dikenal dengan AON (activity on node). Metode preseden diagram (P DM) adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi

11

Karena setiap node memiliki dua ujung yaitu ujung awal atau mulai

(start) = (S) dan ujung akhir atau selesai (finish) = (F), maka ada 4 macam

konstrain yaitu:

1. Konstrain selesai ke mulai (Finish to Start-FS)

Konstrain ini memberikan penjelasan hubungan mulainya suatu

kegiatan dengan selesainya kegiatan terdahulu. Dirumuskan sebagai

SF (i-j) = a, yang berarti kegiatan (j) mulai “a” hari, setelah kegiatan

yang mendahuluinya (i) selesai.

Gambar 2.5 Konstrain selesai ke mulai

(Sumber: Soeharto, 1999)

2. Konstrain mulai ke mulai (Start to Start-SS)

Konstrain ini memberikan penjelasan hubungan antara mulainya suatu

kegiatan dengan mulainya kegiatan terdahulu atau SS (i-j) = b, yang

berarti suatu kegiatan (j) setelah b hari kegiatan terdahulu (i) mulai.

Besarnya angka b tidak boleh melebihi kurun waktu kegiatan

terdahulu, karena perdefinisi b adalah sebagian dari kurun waktu

kegiatan yang terdahulu. Jadi disini terjadi kegiatan tumpang tindih.

Gambar 2.6 Konstrain mulai ke mulai

(Sumber: Soeharto, 1999)

3. Konstrain selesai ke selesai (Finish to Finish-FF)

Memberikan penjelasan hubungan antara selesainya suatu kegiatan

terdahulu, atau FF (i-j) = c yang berarti suatu kegiatan (j) selesai

setelah c hari kegiatan yang terdahulu (i) selesai. Besarnya angka c

tidak boleh melebihi angka kurun waktu kegiatan yang bersangkutan

(j).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA...Di samping bentuk AOA (activity on arrow) juga dikenal dengan AON (activity on node). Metode preseden diagram (P DM) adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi

12

Gambar 2.7 Konstrain selesai ke selesai

(Sumber: Soeharto, 1999)

4. Konstrain mulai ke selesai (Start to Finish-SF)

Memberikan penjelasan hubungan antara selesainya kegiatan dengan

mulainya kegiatan terdahulu. Dituliskan dengan SF (i-j)=d, yang

berarti suatu kegiatan (j) selesai setelah d hari kegiatan (i) terdahulu

mulai. Jadi dalam hal ini sebagian dari porsi kegiatan terdahulu harus

selesai sebelum bagian akhir kegiatan yang dimaksud boleh

diselesaikan.

Gambar 2.8 Konstrain mulai ke selesai

(Sumber: Soeharto, 1999)

Catatan :

b dan d disebut lead time (waktu mendahului).

a dan c disebut lagi time (waktu tertunda).

Dengan adanya parameter yang bertambah banyak, perhitungan untuk

mengidentifikasi kegiatan dan jalur kritis akan lebih kompleks karena makin

banyak faktor yang perlu diperhatikan. Untuk maksud tersebut, dikerjakan

analisis dengan memperhatikan konstrain yang terkait. Dalam menghitung pada

jaringan PDM terdapat dua macam hitungan yaitu:

1. Hitungan maju

Berlaku dan ditunjukan untuk hal-hal berikut:

a. Mengambil ES, EF dan kurun waktu penyelesaian proyek

b. Diambil angka ES terbesar bila lebih dari satu kegiatan bergabung

c. Notasi (i) bagi kegiatan terdahulu (predecessor) dan (j) kegiatan yang

sedang ditinjau

d. Waktu awal dianggal nol

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA...Di samping bentuk AOA (activity on arrow) juga dikenal dengan AON (activity on node). Metode preseden diagram (P DM) adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi

13

A. Menghitung ES

Waktu mulai paling awal dari kegiatan yang sedang ditinjau ES(j),

adalah sama dengan angka terbesar dari jumlah angka kegiatan

terdahulu ES(i) atau EF (i) ditambah konstrain yang bersangkutan.

Karena terdapat empat konstrain maka bila ditulis dengan rumus

menjadi:

ES(j) = Pilih angka terkecil dari ES(i) + SS(i-j) atau

ES(i) + SF(i-j) – D(j) atau

EF(i) + FS(i-j) atau

EF(i) + FF(i-j) – D(j)

Tabel 2.1 Rumus menghitung ES

(Sumber: Soeharto, 1999)B. Menghitung EF

Waktu selesai paling awal kegiatan yang sedang ditinjau EF(j),

adalah sama dengan angka waktu mulai paling awal kegiatan

tersebut ES(j), ditambah kururn waktu kegiatan yang bersangkutan

D(j). Atau ditulis dengan rumus, menjadi:

EF(j) = ES(j) – D(j)

2. Hitungan Mundur

Berlaku dan ditunjukkan untuk hal-hal berikut:

a. Menghasilkan LS, LF, dan kurun waktu float

b. Bila lebih dari satu kegiatan bergabung diambil angka LS terkecil

c. Notasi (i) bagi kegiatan yang sedang ditinjau sedangkan (j) adalah

kegiatan berikutnya.

A. Menghitung LF

Hitung LF(i), waktu selesai paling akhir kegiatan (i) yang sedang

ditinjau, yang merupakan angka terkecil dari jumlah kegiatan

terdahulu LS dan LF plus konstrain yang bersangkutan. Bila ditulis

dengan rumus menjadi:

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA...Di samping bentuk AOA (activity on arrow) juga dikenal dengan AON (activity on node). Metode preseden diagram (P DM) adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi

14

ES(j) = Pilih angka terkecil dari LF(j) – FF(i-j) atau

LS(j) – FS(i-j) atau

LF(j) – SF(i-j) + D(i) atau

LS(j) – SS(i-j) + D(j)

Tabel 2.2 Rumus Menghitung LF

(Sumber: Soeharto, 1999)

B. Menghitung LS

Waktu mulai paling akhir kegiatan yang sedang ditinjau LS(i),

adalah sama dengan angka waktu selesai paling akhir kegiatan

tersebut LF(i), dikurangi kurun waktu kegiatan yang bersangkutan

D(i). Atau ditulis dengan rumus menjadi:

LS(i) = LF(i) – D(i)

2.3 Sistematika Penyusunan Jaringan Kerja

Sistematika lengkap dari proses penyusunan jaringan kerja (Soeharto,

1999) adalah sebagai berikut:

1. Mengkaji dan mengidentifikasi lingkup proyek, menguraikan atau

memecahkannya menjadi kegiatan-kegiatan atau kelompok kegiatan

yang merupakan komponen proyek.

2. Menyusun kembali komponen-komponen tersebut pada butir satu,

menjadi mata rantai dengan urutan yang sesuai dengan logika

ketergantungan. Urutan ini dapat berbentuk seri dan/atau pararel.

3. Memberikan kurun waktu bagi masing-masing kegiatan yang

dihasilkan dari penguraian lingkup proyek.

4. Mengidentifikasi jalur kritis (critical path) dan tenggang waktu

(float) pada jaringan kerja. Jalur kritis adalah jalur yang terdiri dari

rangkaian kegiatan dalam lingkup proyek, yang bila terlambat akan

menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan. Kegiatan yang

berada pada jalur ini dinamakan kegiatan kritis. Sedangkan float

tenggang waktu suatu kegiatan tertentu yang nonkritis dari suatu proyek.

5. Bila semua langkah-langkah di atas telah diselesaikan, dilanjutkan

dengan usaha-usaha meningkatkan daya guna dan hasil guna pemakaian

sumber daya, yang meliputi kegiatan:

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA...Di samping bentuk AOA (activity on arrow) juga dikenal dengan AON (activity on node). Metode preseden diagram (P DM) adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi

15

a. Menentukan kegiatan yang paling ekonomis untuk memilih

berbagai alternatif jadwal dilihat dari segi biaya.

b. Meminimalkan fluktuasi pemakaian sumber daya untuk

meningkatkan efisiensi pengelolaan proyek, dengan jalan sejauh

mungkin mencegah naik turun yang terlalu tajam dalam waktu

yang relatif singkat terhadap keperluan sumber daya, misalnya

keperluan tenaga kerja.

Setelah tersusun rencana dan jadwal yang cukup realistis, kemudian dapat

digunakan sebagai tolak ukur atau alat pembanding dalam kegiatan pengendalian

pada tahap implementasi fisik. Pengendalian dilakukan dengan membandingkan

antara perencanaan jadwal dengan hasil pelaksanaan nyata di lapangan.

2.4 Penggunaan Microsoft Project

Microsoft Project merupakan program yang sangat baik untuk menyusun

sebuah perencanaan proyek konstruksi, selain itu di dalamnya juga terdapat

berbagai aplikasi yang digunakan untuk proses pengendalian maupun menyusun

sebuah proyek. Dalam menyusun sebuah proyek konstruksi, terlebih dahulu

masukkan data-data kegiatan. Data-data tersebut meliputi: jenis kegiatan (Task

Name), durasi kegiatan (Duration), awal kegiatan (Start), serta hubungan masing-

masing kegiatan dimasukkan dalam lembaran kerja (Spread Sheet). Dan secara

otomatis, Microsoft Project akan membuat Gantt Chart (Diagram Balok) dari

kegiatan-kegiatan tersebut.

Setelah menyusun pekerjaan dengan Microsoft Project dapat ditemukan

pekerjaan apa saja yang termasuk dalam kegiatan kritis. Yang dimaksud dengan

pekerjaan dalam kegiatan kritis adalah pekerjaan yang tidak mempunyai waktu

tenggang (float). Pekerjaan yang termasuk dalam kegiatan kritis inilah yang

selanjutnya akan dilakukan percepatan, karena dengan melakukan percepatan

pada kegiatan kritis dapat mempengaruhi item pekerjaan yang mengikutinya

sehingga berpengaruh juga pada durasi proyek secara keseluruhan.

2.5 Biaya Proyek

Perkiraan biaya memegang peranan yang penting dalam penyelenggaraan

suatu proyek. Segala sesuatu mengenai penyelenggaraan kegiatan proyek mulai

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA...Di samping bentuk AOA (activity on arrow) juga dikenal dengan AON (activity on node). Metode preseden diagram (P DM) adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi

16

dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian akan dihitung dalam nilai

uang. Maka pengalaman dan ketelitian akan sangat penting dalam perhitungan

penyusunan perkiraan biaya proyek (Soeharto, 1999).

Ada beberapa jenis biaya yang berhubungan dengan pembiayaan suatu

proyek konstruksi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu biaya langsung (direct

cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost).

2.5.1 Biaya Langsung (Direct Cost)

Biaya langsung adalah semua biaya yang langsung berhubungan dengan

pelaksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan. Biaya langsung merupakan hasil

perkalian antara volume pekerjaan dan harga satuan pekerjaan. Biaya-biaya yang

merupakan unsur biaya langsung adalah :

1. Biaya bahan / material

Semua pekerja di rencanakan dipakai dari daerah sekitar proyek

termasuk operator dan mekanik alat berat, sesuai dengan keahlian yang

dibutuhkan. Bahan yang di perlukan sepanjang tersedia dan memenuhi

syarat diambil dari daerah sekitar proyek. Biaya bahan atau material

terdiri dari biaya pembelian material, biaya transportasi, biaya

penyimpanan material dan kerugian akibat kehilangangan atau

kerusakan material.

2. Biaya pekerja atau upah

Biaya pekerja atau upah adalah biaya yang dikeluarkan untuk menggaji

para pekerja yang melaksanakan proyek. Biaya pekerja dibedakan atas:

a. Upah harian

Upah harian yaitu upah yang dibayar per satuan waktu. Sementara

untuk menentukan besarnya upah dipengaruhi oleh jenis keahlian

pekerja, lokasi pekerjaan, jenis pekerjaan, dan lain-lain.

b. Upah borongan

Upah ini dibayar tergantung pada hasil negosiasi atau

kesepakatan bersama antara kontraktor dengan pekerja atau

kelompok kerja atas satu atau lebih item pekerjaan. Besarnnya upah

ini tergantung dari besarnya volume pekerjaan yang dikerjakan.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA...Di samping bentuk AOA (activity on arrow) juga dikenal dengan AON (activity on node). Metode preseden diagram (P DM) adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi

17

c. Upah berdasarkan produktivitas

Besarnya upah ini tergantung banyaknya pekerjaan yang

dapat diselesaikan oleh pekerja dalam satuan waktu tertentu.

2.5.2 Biaya Tak Langsung (Indirect Cost)

Biaya tak langsung adalah semua biaya proyek yang tidak secara langsung

berhubungan dengan konstruksi dilapangan, tetapi biaya ini harus ada dan tidak

dapat dilepaskan dari proyek tersebut. Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya tak

langsung adalah sebagai berikut:

1. Biaya overhead

Biaya yang termasuk overhead adalah komponen biaya yang meliputi

pengeluaran operasi perusahaan yang dibebankan kepada proyek (biaya

menyewa kantor, biaya rekening listrik, air, telepon, biaya pemasaran,

gaji karyawan) dan pengeluaran untuk pajak, asuransi, jaminan dan

ijin-ijin usaha serta biaya rapat lapangan (site meeting).

2. Biaya tak terduga (contingence)

Biaya tak terduga adalah cadangan biaya dari suatu perkiraan biaya atau

anggaran untuk dialokasikan pada butir-butir yang belum ditentukan,

yang menurut pengalaman dan statistik menunjukkan selalu diperlukan.

Pada umumnya biaya ini diperlukan antara 0,5%-5% dari biaya total

proyek. Yang termasuk biaya tak terduga adalah sebagai berikut:

a. Kesalahan

Kealpaan pemborong dalam memasukkan beberapa pos pekerjaan.

Gambar yang kurang lengkap.

b. Ketidakpastian yang subjektif

Ketidakpastian yang subjektif timbul karena interprestasi

yang subjektif terhadap bestek.

Ketidakpastian subjektif yang lainnya adalah fluktuasi harga

material dan upah buruh yang tidak tepat diperkirakan.

c. Ketidakpastian yang objektif

Ketidakpastian yang objektif adalah ketidakpastian tentang perlu

tidaknya suatu pekerjaan dilakukan atau tidak, dimana ketidakpastian

itu ditentukan objek diluar kemampuan manusia.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA...Di samping bentuk AOA (activity on arrow) juga dikenal dengan AON (activity on node). Metode preseden diagram (P DM) adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi

18

d. Varian efisensi

Varian efisiensi adalah variansi efisiensi dari sumber-sumber daya,

yaitu efisensi dari buruh, peralatan, dan material.

3. Keuntungan / profit

Keuntungan disini adalah keuntungan yang diterima kontraktor yang

telah dimasukkan dalam biaya proyek keseluruhan.

Pejumlahan dari biaya langsung dan biaya tak langsung ini merupakan

biaya total yang digunakan selama pelaksanaan proyek. Besarnya biaya ini sangat

tergantung oleh lamanya waktu pelaksanaan proyek. Keduanya berubah sesuai

dengan kemajuan proyek.Meskipun tidak ada rumus tertentu, umumnya makin

lama proyek berjalan makin tinggi komulatif biaya tak langsung yang diperlukan

(Soeharto, 1999). Seperti yang terlihat dalam grafik yang menunjukkan hubungan

antara biaya langsung, biaya tak langsung dan total biaya dalam suatu grafik dan

terlihat bahwa biaya optimal didapat dengan mencari biaya proyek terkecil.

Gambar 2.9 Hubungan waktu dengan biaya total, biaya langsung,

dan biaya tak langsung

(Sumber: Nugroho,1986)

2.6 Menghitung Biaya Percepatan dengan Least Cost Analysis

Least Cost Analysis dipakai sebagai bahan pertimbangan pengambilan

keputusan dalam melakukan percepatan waktu dan suatu proyek untuk

mendapatkan total biaya percepatan yang minimal (Soeharto, 1999). Pada

prinsipnya teori least cost analysis dipakai untuk menentukan kondisi optimal

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA...Di samping bentuk AOA (activity on arrow) juga dikenal dengan AON (activity on node). Metode preseden diagram (P DM) adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi

19

biaya dan waktu dalam proses pelaksanaan suatu proyek dimana proses

tersebut menuntut untuk dilakukannya percepatan terhadap proyek itu. Dalam

kondisi normal (tidak perlu percepatan), proyek akan mempunyai waktu

maksimum dan biaya yang minimum, sedangkan pada kondisi dibutuhkan

percepatan durasi pelaksanaan maka akan diperoleh waktu minimum dengan

biaya yang maksimum yang dapat diterima.

Untuk mempercepat durasi proyek, salah satu caranya adalah crashing.

Terminologi proses crashing adalah mereduksi suatu pekerjaan yang akan

berpengaruh terhadap waktu penyelesaian proyek. Crashing adalah suatu proses

disengaja, sistematis, dan analitik dengan cara melakukan pengujian dari semua

kegiatan dalam suatu proyek yang dipusatkan pada kegiatan yang berada pada

jalur kritis. Proses crashing adalah cara melakukan perkiraan dari variable cost

dalam menentukan pengurangan durasi yang paling maksimal dan paling

ekonomis dari suatu kegiatan yang masih mungkin untuk direduksi (Ervianto,

2002). Maka harus dipercepat adalah kegiatan-kegiatan yang ada pada lintasan

kritis. Percepatan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya

menambah tenaga kerja, melakukan kerja lembur, menambah peralatan,

merubah metoda pelaksanaan dan lain-lain. Dengan melakukan percepatan durasi

kegiatan maka akan mengakibatkan tambahan biaya, sebagai contoh adalah

bila ingin mempercepat tercapainya karakteristik kuat tekan beton yang

disarankan dengan menggunakan bahan additive beton, maka kuat tekan

beton yang disarankan dapat dicapai dalam waktu 14 hari yang biasanya dalam

waktu 28 hari. Tambahan biaya akan terjadi untuk penggunaan additive,

penambahan tenaga kerja, penambahan alat dan sebagainya.

Untuk menganalisa lebih lanjut hubungan antara waktu dan biaya suatu

kegiatan, dipakai definisi berikut:

a. Kurun waktu normal (Normal Time)

Merupakan kurun waktu yang diperlukan untuk melakukan

kegiatan sampai selesai, dengan cara yang efisien tetapi diluar

pertimbangan adanya kerja lembur dan usaha -usaha khusus

lainnya, seperti menyewa peralatan yang lebih canggih.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA...Di samping bentuk AOA (activity on arrow) juga dikenal dengan AON (activity on node). Metode preseden diagram (P DM) adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi

20

b. Kurun waktu dipercepat (Crash Time)

Merupakan waktu tercepat untuk menyelesaikan kegiatan yang secara

teknis masih mungkin dilakukan. Dalam hal ini dianggap sumber

daya bukan merupakan hambatan.

c. Biaya normal (Normal Cost)

Merupakan biaya langsung yang diperlukan untuk menyelesaikan

kegiatan dengan kurun waktu normal.

d. Biaya untuk waktu dipercepat (Crash Cost)

Merupakan jumlah biaya langsung untuk menyelesaikan kegiatan

dengan kurun waktu yang sudah dipercepat. Crash Cost yang

dimaksud adalah crash cost total dari besarnya biaya/upah pekerja

yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan dengan kurun waktu

dipercepat (crash duration).

Hubungan antara waktu dan biaya digambarkan seperti pada grafik

Gambar 2.10 di bawah ini. Titik A menunjukkan titik normal, sedangkan B

adalah titik dipersingkat. Garis yang menghubungkan titik A dengan titik B

disebut kurva waktu biaya.

Gambar 2.10 Grafik hubungan waktu-biaya normal dan dipercepat

(Sumber: Soeharto, 1999)

Penambahan biaya akan memberikan besaran perbedaan biaya akibat

percepatan waktu sesuai dengan banyaknya waktu percepatan. Besarnya

penambahan biaya per satuan waktu dinyatakan dengan cost slope (CS)

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA...Di samping bentuk AOA (activity on arrow) juga dikenal dengan AON (activity on node). Metode preseden diagram (P DM) adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi

21

yang dapat dihitung untuk tiap jenis kegiatan yang dipercepat. Rumus yang

digunakan untuk menghitung cost slope adalah (Gray dan Larson, 2007):

Cost Slope (Cs) = ……………………(2.1)

Dimana : Cc = Crash cost (biaya dipercepat)

Cn = Normal cost (biaya normal)

Tn = Normal time (waktu normal)

Tc = Crash time (waktu dipercepat)

Seiring dengan berkurangnya waktu pelaksanaan karena percepatan maka

biaya overhead dan biaya lain yang besarnya tergantung waktu akan menjadi

lebih kecil. Komponen biaya ini sering disebut biaya tidak langsung.

2.7 Produktivitas Tenaga Kerja

Produktivitas merupakan faktor mendasar yang mempengaruhi

performansi kemampuan bersaing dalam industri konstruksi.Peningkatan tingkat

produktivitas berelasi terhadap waktu yang dibutuhkan, khusunya berasal dari

pengurangan biaya yang dikonsumsi oleh pekerja bangunan (Ervianto, 2008).

Ervianto (2004), dalam bukunya Teori-Aplikasi Manajemen Proyek

Konstruksi mengatakan bahwa produktivitas didefenisikan sebagai rasio antara

output dan input, atau rasio antara hasil produk dengan total sumber daya yang

digunakan. Selain itu beliau juga mengungkapkan dalam jurnal yang berjudul

Pengukuran Produktivitas Kelompok Pekerja Bangunan Dalam Proyek

Konstruksi (2008), pengertian produktivitas tersebut biasanya dihubungkan

dengan produktivitas pekerja dan dapat dijabarkan sebagai perbandingan antara

hasil kerja dan jam kerja.

Jenis dan intensitas kegiatan proyek dapat berubah cepat sepanjang

siklusnya sehingga penyedian jumlah tenaga kerja, jenis keterampilan dan

keahlian harus mengikuti tuntutan perubahan kegiatan yang sedang

berlangsung.Untuk itulah diperlukan suatu parameter yang sangat penting yaitu

produktivitas tenaga kerja yang digunakan untuk mengukur efisiensi kerja.

Menurut Soeharto (1999), definisi indeks produktivitas dapat dirumuskan

sebagai berikut:

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA...Di samping bentuk AOA (activity on arrow) juga dikenal dengan AON (activity on node). Metode preseden diagram (P DM) adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi

22

Indeks Produktivitas=

(2.2)

Kondisi standar adalah kondisi rata-rata dimana indeks produktivitas

diberi angka= 1,0. Jika indeks produktivitas > 1,0 berarti produktivitas tenaga

kerja kurang dari standar. Sebaliknya, jika indeks produktivitas < 1,0 berarti

produktivitas tenaga kerja melebihi standar yang ditetapkan (Soeharto, 1999).

2.8 Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja (Lembur)

Secara umur, produktivitas merupakan perbandingan antara output dan

input. Dibidang konstruksi, output dapat dilihat dari kuantistas pekerjaan yang

telah dilakukan seperti meter kubik galian atau penimbunan, ataupun meter

persegi untuk plesteran. Sedangkan inputnya merupakan jumlah sumber daya

yang dipergunakan seperti tenaga kerja, peralatan dan material. Karena peralatan

dan material biasanya bersifat standar, maka tingkat keahlian tenaga kerja

merupakan salah satu penentu produktivitas. Seringkali kerja lembur atau jam

kerja lebih tidak dapat dihindari, misalnya untuk mengerjar sasaran sesuai jadwal.

Adapun rencana kerja yang akan dilakukan dalam mempercepat durasi

sebuah pekerjaan dengan metode jam kerja lembur adalah:

a. Waktu kerja normal adalah 8 jam (08.00–17.00), sedangkan lembur

dilakukan setelah waktu kerja normal

b. Harga upah pekerja untuk kerja lembur menurut Keputusan Menteri

Tenaga Kerja Nomor KEP. 102/ MEN/ VI/ 2004 pasal 11 diperhitungkan

sebagai berikut:

1. Untuk jam kerja lembur pertama, harus dibayar upah lembur sebesar

1,5 (satu setengah) kali upah satu jam.

2. Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar upah lembur

sebesar 2 (dua) kali upah satu jam.

Dengan dilakukannya kerja lembur tentu akan ada penurunan

produktivitas, penurunan produktivitas ini disebabkan oleh kelelahan pekerja,

keterbatasan pandangan pada waktu malam hari, serta keadaan cuaca yang lebih

dingin. Adapun penurunan produktivitas tersebut dapat dilihat pada grafik

Gambar 2.11.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA...Di samping bentuk AOA (activity on arrow) juga dikenal dengan AON (activity on node). Metode preseden diagram (P DM) adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi

23

Gambar 2.11 Grafik indikasi menurunnya produktivitas karena kerja lembur

(Sumber: Soeharto, 1997)

Pendekatan yang digunakan untuk mengukur hasil guna tenaga kerja

adalah dengan memakai parameter indeks produktivitas pada Gambar 2.11, nilai

selisih dari indeks produktivitas akibat kerja lembur adalah 0,1 per jamnya atau

mengalami indeks produktivitas sebesar 0,1 dalam tiap jamnya.

Prestasi kerja = 0,1 x 3 jam = 0,3/jam

Persentase prestasi kerja = 0,3 x 100% = 30%

Koefisien pengurangan produktivitas akibat kerja lembur

= 100% - 30% 70% = 0,7

Dari uraian diatas dapat ditulis sebagai berikut:

a. Produktivitas harian

= (2.3)

b. Produktivitas tiap jam

=

(2.4)

c. Produktivitas harian sesudah crash

= (8jam x prod tiap jam) + (a x b x prod tiap jam) (2.5)

Dimana: a = Jumlah jam kerja lembur (3 jam)

b = Koef penurunan produktivitas kerja lembur (0,7)

d. Crash duration

= . (2.6)

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA...Di samping bentuk AOA (activity on arrow) juga dikenal dengan AON (activity on node). Metode preseden diagram (P DM) adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi

24

2.9 Pelaksanaan Penambahan Tenaga Kerja

Ketepatan waktu menyelesaikan suatu proyek sangat dipengaruhi oleh

produktivitas tenaga kerja yang dilibatkan. Secara teoritis, keperluan rata-

rata jumlah tenaga kerja dapat dihitung dari total lingkup kerja proyek yang

dinyatakan dalam jam-orang atau bulan-orang (man-month) dibagi dengan kurun

waktu pelaksanaan. Untuk merencanakan tenaga proyek yang realistis perlu

diperhatikan bermacam-macam faktor, diantaranya yang terpenting adalah sebagai

berikut:

1. Produktivitas tenaga kerja

2. Tenaga kerja periode puncak

3. Jumlah tenaga kerja kantor pusat

4. Perkiraan jumlah tenaga kerja konstruksi di lapangan

5. Meratakan jumlah tenaga kerja guna mencegah gejolak (fluctuation)

yang tajam.

Besarnya penambahan tenaga kerja yang diperlukan dapat dihitung

dengan rangkaian rumus sebagai berikut:

a. Produktivitas grup pekerja

= (2.7)

b. Jumlah tenaga kerja

= koef analisa x produktivitas tenaga kerja (2.8)

c. Konversi tenaga kerja ke pekerja

= ℎ (2.9)

d. Penambahan tenaga kerja

= ℎ . . ℎ (2.10)

e. Produktivitas perhari/pekerja

= (2.11)

f. Produktivitas perhari setelah penambahan

= Produktivitas perhari/pekerja x jumlah pek. set. Penambahan (2.12)

g. Jumlah penambahan tenaga kerja

= koef analisa x prod. grup pek. setelah penambahan (2.13)

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA...Di samping bentuk AOA (activity on arrow) juga dikenal dengan AON (activity on node). Metode preseden diagram (P DM) adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi

25

h. Perhitungan crash duration

=. (2.14)

i. Crash Cost

= normal ongkos pekerja perhari + biaya penambahan tenaga kerja

perhari (2.15)

j. Cost slope

= (2.16)