7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar 1. Volume cairan tubuh Cairan dan elektrolit merupakan komponen tubuh yang berperan dalam memelihara fungsi tubuh dan proses homeostatis. Tubuh kita terdiri atas sekitar 60% air yang tersebar di dalam sel maupun di luar sel. Namun demikian, besarnya kandungan air tergantung dari usia, jenis kelamin , dan kandungan lemak. (Tarwoto.dkk,2010) Proporsi tubuh manusia yang terdiri dari cairan yang sangat besar. Sekitar 46% sampai 60% berat badan rata-rata orang dewasa adalah air, cairan tubuh primer. Konstan dan berat badan individu bervariasi kurang dari 0,2 kg dalam 24 jam. (Kozier, 2010) Menurut (Kozier.dkk terjemahan 2011) Air sangat penting untuk kesehatan dan fungsi sel normal, yang berperan sebagai: a. Sebuah medium untuk reaksi metabolik di dalam sel b. Sebagai pengangkut zat gizi,produk sisa, dan zat lain c. Sebuah pelumas d. Sebuah penyekat dan penyerap guncangan e. Sebuah cara dalam mengatur dan mempertahankan suhu tubuh Pada anak 1 tahun pertama, volume air total dalam tubuh sebanyak 65 – 80% dari berat badan. Persentase ini akan berkurang seiring bertambahnya usia, menjadi 55 – 60% saat remaja. Cairan diperlukan untuk berbagai fungsi tubuh, antara lain dalam metabolisme, fungsi pencernaan, fungsi sel, pengaturan suhu, pelarutan berbagai reaksi biokimia, pelumas, dan pengaturan komposisi elektrolit. Secara normal, cairan tubuh keluar melalui urin, feses, keringat, dan pernapasan dalam jumlah tertentu. Bila tubuh sehat maka relatif konstan dan berat badan individu bervariasi kurang dari 0,2 kg dalam 24 jam, tanpa
33
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar
1. Volume cairan tubuh
Cairan dan elektrolit merupakan komponen tubuh yang berperan
dalam memelihara fungsi tubuh dan proses homeostatis. Tubuh kita
terdiri atas sekitar 60% air yang tersebar di dalam sel maupun di luar sel.
Namun demikian, besarnya kandungan air tergantung dari usia, jenis
kelamin , dan kandungan lemak. (Tarwoto.dkk,2010)
Proporsi tubuh manusia yang terdiri dari cairan yang sangat besar.
Sekitar 46% sampai 60% berat badan rata-rata orang dewasa adalah air,
cairan tubuh primer. Konstan dan berat badan individu bervariasi kurang
dari 0,2 kg dalam 24 jam. (Kozier, 2010)
Menurut (Kozier.dkk terjemahan 2011) Air sangat penting untuk
kesehatan dan fungsi sel normal, yang berperan sebagai:
a. Sebuah medium untuk reaksi metabolik di dalam sel
b. Sebagai pengangkut zat gizi,produk sisa, dan zat lain
c. Sebuah pelumas
d. Sebuah penyekat dan penyerap guncangan
e. Sebuah cara dalam mengatur dan mempertahankan suhu tubuh
Pada anak 1 tahun pertama, volume air total dalam tubuh sebanyak
65 – 80% dari berat badan. Persentase ini akan berkurang seiring
bertambahnya usia, menjadi 55 – 60% saat remaja. Cairan diperlukan
untuk berbagai fungsi tubuh, antara lain dalam metabolisme, fungsi
pencernaan, fungsi sel, pengaturan suhu, pelarutan berbagai reaksi
biokimia, pelumas, dan pengaturan komposisi elektrolit. Secara normal,
cairan tubuh keluar melalui urin, feses, keringat, dan pernapasan dalam
jumlah tertentu. Bila tubuh sehat maka relatif konstan dan berat badan
individu bervariasi kurang dari 0,2 kg dalam 24 jam, tanpa
8
memperhatikan jumlah cairan yang dikonsumsi. (Kozier terjemahan.
2010).
Kebutuhan cairan anak setiap hari dapat ditentukan dengan dua
cara, ditentukan berdasarkan umur dan berat badan.Jika berdasarkan
umur ditentukan dari umur 0-1 tahun memerlukan air sekitar 120 ml/kg
BB, 1-3 tahun memerlukan air sekitar 100 ml/kg BB, 3-6 tahun
memerlukan air sekitar 90 ml/kg BB, 7 tahun memerlukan air sekitar 70
ml/kg BB, dan dewasa memerlukan sekitar 40-50 ml/kg BB.
(Dewi,2017).
Sedangkan berdasarkan berat badan ditentukan mulai dari 0-10 kg
kebutuhan cairannya 100 ml/kg BB, 10-20 kg kebutuhan cairannya 1000
ml ditambah dengan 50 ml/kg BB (jika diatas 10 kg), dan jika diatas
20kg kebutuhan cairannya sekitar 1500ml ditambah 20 ml/kg BB (jika
diatas 20 kg), dan jika dewasa memerlukan cairan 40-50 ml/kg
BB.(Dewi, 2017).
Cara menghitung kebutuhan cairan perhari berdasarkan rumus Holliday
dan Segard:
Berdasarkan berat badan bayi dan anak anak:
4ml/kgBB/jam = berat badan 10 kg pertama
2ml/kgBB/jam = berat badan 10 kg kedua
1ml/kgBB/jam = sisa berat badan 10 kg selanjutnya
Contoh kasus:
Pasien dengan berat badan 23 kg
Maka kebutuhan cairan basalnya = (4 x 10) + (2 x 10) + (1 x 3)
= 63 ml/jam
Berdasarkan umur, tapi BB tidak diketahui
> 1 tahun = 2n+8 (n adalah umur dalam tahun)
3-13 bulan = n+9 (n adalah usia dalam bulan)
9
Jika terdapat demam (tambahkan cairan sebanyak 10% setiap kenaikan
suhu 1 derajat celcius demam)
2. Distribusi cairan tubuh
Menurut Haswita.Sulistyowati (2017), Cairan tubuh dibagi dalam
dua kelompok besar yaitu:
a. Cairan intraseluler (CIS)
Cairan intraseluler merupakan cairan yang berada di dalam sel tubuh
dan berfungsi sebagai media tempat aktivitas kimia sel berlangsung.
Cairan ini merupakan 70% dari total cairan tubuh (total body water)
b. Cairanekstraseluler (CES)
Cairan ekstraseluler merupakan cairan yang berada di luar sel dan
menyusun 30% dari total body water. Cairan ini terdiri atas plasma
(cairan intravaskular) 5%, cairan interstisial 10-15% dan cairan
transeluler 1-3%.
Hanya ½ dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular. Pada
bayi baru lahir, kira-kira ½ cairan tubuh terkandung didalam (CES).
Setelah 1 tahun, volume relatif dari (CES) menurun sampai kira-kira 1/3
dari volume total. (Yuliasih, 2017).
3. Komposisi cairan dan elektrolit
Cairan tubuh mengandung oksigen yang berasal dari paru-paru,
nutrisi yang berasal dari saluran pencernaan, produk metabolisme seperti
karbondioksida, dan ion-ion yang merupakan bagian dari senyawa atau
molekul atau disebut juga elektrolit. Seperti misalnya sodium clorida
dipecah menjadi satu ion natrium atau sodium (Na+) dan satu ion klorida
(Cl-). Ion yang bermuatan positif disebut kation, sedangkan yang
bermuatan negatif disebut anion (Tarwoto.dkk,2010).
Komposisi cairan bervariasi antara satu komponen tubuh dengan
komponen tubuh yang lain. Dalam cairan ekstrasel, elektrolit utama
adalah natrium, klorida, dan bikarbonat. Elektrolit lain seperti kalium,
kalsium, dan magnesium juga ada tetapi dalam jumlah yang jauh lebih
10
kecil. Plasma dan cairan interstisial, dua komponen primer dalam CES,
pada intinya mengandung elektrolit dan zat terlarut yang sama, dengan
pengecualian protein. Plasma adalah cairan kaya protein , mengandung
sejumlah besar albumin, tetapi cairan interstisial mengandung sedikit
atau tidak mengandung protein. (Kozier.dkk terjemahan, 2011).
4. Konsentrasi Cairan Tubuh
Menurut Tarwoto.dkk(2010), konsentrasi cairan tubuhdibagi menjadi
dua:
a. Osmolaritas
Osmolaritas adalah konsentrasi larutan atau partikel terlarut
perliter larutan, diukur dalam miliosmol. Osmolaritas ditentukan
oleh jumlah partikel terlarut perkilogram air. Dengan demikian
osmolaritas menciptakan tekanan osmotik sehingga memengaruhi
pergerakan cairan.
Jika terjadi penurunan osmolaritas CES, maka terjadi
pergerakan air dari CIS ke CES. Sebaliknya, jika terjadi penurunan
osmolaritas CES, maka terjadi pergerakan terjadi dari CIS ke CES.
Partikel yang berperan adalah sodium atau natrium, urea dan
glukosa.
b. Tonisitas
Tonisitas merupakan osmolaritas yang menyebabkan pergerakan
dari kompartemen ke kompartemen yang lain. Beberapa istilah yang
terkait dengan tonisitas adalah sebagai berikut.
1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai osmolaritas
sama efektifnya dengan cairan tubuh misalnya NaCl 0,9%,
Ringer Laktat, dan larutan 5% dextrose dalam air.
2. Larutan hipertonik adalah larutan yang mempunyai osmolaritas
efektif lebih besar dari cairan tubuh , misalnya larutan 0,45%
NaCl dan larutan 0,33 NaCl.
11
3. Larutan hipotonik adalah larutan yang mempunyai osmolaritas
efektif lebih kecil dari cairan tubuh misalnya larutan 5% dextroe
dalam saline normal (D5NS), 5% dextrose dalam 0,45% NaCl
(D5 1/2NS), dan 5% dextrose dalam Ringer Laktat (D5RL)
5. Pergerakan Cairan Tubuh
Mekanisme pergerakan cairan tubuh melalui tiga proses berikut ini.
Menurut Tarwoto.dkk ( 2010).
a. Difusi
Merupakan proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan
bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi
keseimbangan. Cairan dan elektrolit didisfusikan menembus
membran sel. Kecepatan difusi dipengaruhi oleh ukuran molekul,
konsentrasi larutan dan temperatur.
b. Osmosis
Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui
membran semipermabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih
rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi yang sifatnya menarik.
c. Transpor aktif
Partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi karena
adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung. Proses ini
berbeda dari difusi dan osmosis dalam hal energi metabolik yang
dihabiskan. Dalam transfor aktif, sebuah zat berikatan dengan
sebuah pembawa di permukaan luar membran sel keduanya bergerak
ke permukaan dalam membran sel. Setelah di dalam, pertikel dan
pembawa berpisah, dan zat yang dilepaskan ke bagian dalam sel.
Sebuah pembawa spesifik dibuuhkan untuk setiap zat, enzim
dibutuhkan untuk transpor aktif dan energi yang dikeluarkan.
6. Pengaturan Cairan Tubuh
12
Pada orang sehat, volume dan komposisi kimia kompartemen cairan
tetap berada dalam batasan aman yang sempit. Normalnya asupan cairan
dan kehilangan cairan seimbang. Penyakit dapat mengganggu
keseimbangan ini sehingga tubuh memiliki terlalu sedikit atau terlalu
banyak cairan. (Kozier.dkk terjemahan, 2011).
Menurut Tarwoto.dkk(2010), menyebutkan pengaturan cairan tubuh
berdasarkan:
a. Mekanisme Rasa Dahaga
Mekanisme dahaga yaitu penurunan fungsi ginjal merangsang
pelepasan renin, yang dapat merangsang hipotalamus untuk
melepaskan substrat neural yang bertanggung jawab terhadap sensai
haus. Haus normalnya segera hilang setelah meminum sejumlah
kecil cairan, bahkan sebelum cairan tersebut diserap dari saluran
pencernaan . bagaimanapun juga, reda dari haus ini hanya bersifat
sementara dan haus akan kembali dirasakan sekitar 15 menit. Haus
sekalilagi hanya reda sementara setelah cairan yang diminum
mendistensi saluran pencernaan atas.
b. Anti Diuretik Hormon (ADH)
ADH dibentuk di hipotalamus dan disimpan dalam
neurohifosis dari hiposis posterior. Stilmuli utama untuk sekresi
ADH adalah peningkatan osmolaritas dan penurunan cairan eksrasel.
Hormon ini meningkatkan reabsorpsi air pada duktus koligentes
sehingga dapat menghemat air.
c. Aldosteron
Hormon ini disekresi oleh kelenjar adrenal yang bekerja pada
tubulus ginjal untuk meningktakan absorpsi natrium. Pelepasan
aldosteron dirangsang oleh perubahan konsentrasi kalium, natrium
serum dan sistem renin-angiostensin serta sangat efektrif dalam
mengendalikan hiperkalemia.
13
d. Prostaglandin
Prostaglandin adalah asam lemak yang terdapat dalam banyak
jaringan dan berfungsi dalam merespon radang, pengendalian tekanan
darah, kontraksi uterus, dan mobilitas gastrointestinal. Dalam ginjal,
prostaglanding berperan mengatur sirkulasi ginjal, respon natrium dan
efek ginjal pada ADH.
e. Glukokortikoid
Meningkatkan resorpsi natrium dan air, sehingga volume darah
naik dan terjadi retensi natrium. Perubahan kadar glukokortikoid
menyebabkan perubahan pada keseimbangan volume darah.
7. Pengeluaran Cairan
Pengeluaran cairan terjadi melalui beberapa proses atau organ menurut
Haswita.dkk (2017), yaitu:
1. Urine (Ginjal)
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan eksresi melalui
traktur urinarius merupakan proses keluaran cairan tubuh yang
utama. Jumlah urine yang diproduksi dipengaruhi oleh ADH
dan aldosteron, yang mana hormon ini mempengaruhi eksresi
air dan natrium serta distimulasi oleh perubahan volume darah.
2. Feses (gastrointestinal)
Pengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200
ml/hari, yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam
mukosa usus besar (kolon).
3. Insensible Water Loss (IWL)
a. Insensible water loss terjadi melalui paru-paru dan kulit.
Kehilangan air melalui paru-paru tidak dapt dirasakan oleh
individu, dalam sehari rata-rata kehilangan air mencapai
400 ml.
14
b. Kehilangan air melalui kulit diatur oleh sistem saraf
simpatis, yang mengaktifkan kelenjar keringat. Stimulasi
kelenjar kringat dapat dihasilkan dari olahraga otot,
peningkatan suhu lingkungan dan peningkatan aktivitas
metabolik. Rata-rata kehilangan air mencapai 15-20 ml/hari.
Perhitungan IWL dewasa menggunakan rumus:
IWL= 15 𝑐𝑐 𝑥 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛
Gambaran kehilangan cairan tubuh berdasarkan usia dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1 Besar Insensible Water Loss menurut usia
Usia Besar IWL
(mg/kg/BB/hari)
Bayi baru lahir 30
Bayi 50-60
Anak-anak 40
Remaja 30
Dewasa 20
Sumber : Buku Kebutuhan Dasar Manusia
UntukMahasiswa Keperawatan Dan Kebidanan (2017)
Haswita,Sulistiyowati (2017)
Menurut Oktiawati.dkk (2017),Menghitung balance cairan anak
tergantung tahap umur, untuk menentukan Air Metabolisme, yaitu :
Rumus balance cairan yaitu :
Balance cairan = Intake - Output
Yang termasuk dalam cairan masuk (intake) diantaranya adalah :
1. Makan, minum, NGT
2. Cairan eflex, injeksi
3. Air metabolisme.
Usia balita (1-3 tahun) : 8 cc/kgBB/hari
15
Usia 5- 7 tahun : 8 – 8,5 cc/kgBB/hari
Usia 7 – 11 tahun : 6 – 7 cc /kgBB/hari
Usia 12 – 14 tahun: 5 – 6 cc/kgBB/hari
Sedangkan untuk cairan keluar output yaitu:
1. Muntah,urine,feses. Apabila anak mengompol, maka dihitung
urin yangkeluarkeluar sebanyak 0,5-1 ml/KgBB/hari.
2. IWL (Insensible water loss ) yaitu kehilangan cairan yang
menguap melalui paru paru dan kulit. Rumus untuk menghitung
IWL pada anak yaitu :
IWL : (30-Usia anak dalam tahun) x Berat badan/kg
Jika anak mengompol menghitung urine:
0,5 cc – 1 cc/kgBB/hari.
8. Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Keseimbangan Cairan Dan
Elektrolit
Menurut Islami(2016), faktor yang memengaruhi keseimbang cairan dan
elektrolit adalah:
a. Usia
Asupan cairan individu bervariasi berdasarkan usia. Dalam hal ini,
usiaberpengaruh terhadap proporsi tubuh, luas permukaan tubuh,
kebutuhan metabolik, serta berat badan. Bayi dan anak di masa
pertunbuhan memiliki proporsi cairan tubuh yang lebih besar
dibandingkan orang dewasa.Karenanya, jumlah cairan yang
diperlukan dan jumlah cairan yang hilang juga lebih besar
dibandingkan orang dewasa. Besarnya kebutuhan cairan pada bayi
dan anak-anak juga dipengaruhi oleh laju metabolik yang tinggi serta
kondisi ginjal mereka yang belum atur dibandingkan ginjal orang
dewasa.
b. Aktivitas
Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan
cairan dan elektrolit. Aktivitas menyebabkan peningkatan proses
16
metabolisme dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan penigkatan
haluaran cairan melalui keringat. Dengan demikian, jumlah cairan
yang dibutuhkan juga meningkat. Selain itu,kehilangan cairan yang
tidak disadari (insensible water loss) juga mengalami peningkatan
laju pernapasan dan aktivasi kelenjar keringat.
c. Iklim
Normalnyaindividu yang tinggal di lingkungan yang iklimnya tidak
terlalu panas tidak akan mengalami pengeluaran cairan yang ekstrem
melalui kulit dan pernapasan. Dalam situasi ini, cairan yang keluar
umumnya tidak dapat disadari (insensible water loss, IWL).
Besarnya IWL pada tiap individu bervariasi, dipengaruhi oleh suhu
lingkungan, tingkat metabolisme,dan usia. Individu yang tinggal di
lingkungan yang bertsuhu tinggi atau di dearah dengan kelembapan
yang rendah akan lebih sering mengalami kehilangan cairandan
elektrolit. Umumnya, orang yang biasa berada di lingkungan panas
akan kehilangan cairan sebanyak 700 ml per jam saat berada
ditempat yang panas, sedangkan orang yang tidak biasa berada di
lingkungan panas dapat kehilangan cairan hingga dua liter per jam.
d. Diet
Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan
elektrolit. Jika asupan makanan tidak seimbang, tubuh berusaha
memcah simpanan protein dengan terlebih dahulu memecah
simpanan lemak dan glikogen. Kondisi ini menyebabkan penurunan
kadar albumin.
e. Stress
Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit
tubuh. Saat stress, tubuh mengalami peningkatan metabolism seluler,
peningkatan konsentrasi glukosa darah, dan glikolisis otot.
f. Penyakit
Trauma pada jaringan dapat menyebabkan kehilangan cairan dan
elektrolit dasar sel atau jaringan yang rusak (mis., Luka robek, atau
17
luka bakar). Gangguan jantung dan ginjal juga dapat menyebabkan
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Saat aliran darah ke ginjal
menurun karena kemampuan pompajantung menurun, tubuh akan
melakukan penimbunan cairan dan natrium sehingga terjadi retensi
cairan dan kelebihan beban cairan (hipervelomia).
Lebih lajut, kondisi inidapat menyebabkan edema paru.
Normalnya, urine akan dikeluarkan dalam jumlah yang cukup
untukmenyeimbangkan cairan dan elektrolit serta kadar asam dan
basa dalam tubuh. Apabila asupan cairan banyak, ginjal akan
memfiltrasi cairan lebih banyak dan menahan ADH sehingga
produksi urine akan meningkat. Sebaliknya, dalam keadaan
kekurangan cairan, ginjal akan menurunkanproduksi urine dengan