Top Banner
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar 1. Volume cairan tubuh Cairan dan elektrolit merupakan komponen tubuh yang berperan dalam memelihara fungsi tubuh dan proses homeostatis. Tubuh kita terdiri atas sekitar 60% air yang tersebar di dalam sel maupun di luar sel. Namun demikian, besarnya kandungan air tergantung dari usia, jenis kelamin , dan kandungan lemak. (Tarwoto.dkk,2010) Proporsi tubuh manusia yang terdiri dari cairan yang sangat besar. Sekitar 46% sampai 60% berat badan rata-rata orang dewasa adalah air, cairan tubuh primer. Konstan dan berat badan individu bervariasi kurang dari 0,2 kg dalam 24 jam. (Kozier, 2010) Menurut (Kozier.dkk terjemahan 2011) Air sangat penting untuk kesehatan dan fungsi sel normal, yang berperan sebagai: a. Sebuah medium untuk reaksi metabolik di dalam sel b. Sebagai pengangkut zat gizi,produk sisa, dan zat lain c. Sebuah pelumas d. Sebuah penyekat dan penyerap guncangan e. Sebuah cara dalam mengatur dan mempertahankan suhu tubuh Pada anak 1 tahun pertama, volume air total dalam tubuh sebanyak 65 80% dari berat badan. Persentase ini akan berkurang seiring bertambahnya usia, menjadi 55 60% saat remaja. Cairan diperlukan untuk berbagai fungsi tubuh, antara lain dalam metabolisme, fungsi pencernaan, fungsi sel, pengaturan suhu, pelarutan berbagai reaksi biokimia, pelumas, dan pengaturan komposisi elektrolit. Secara normal, cairan tubuh keluar melalui urin, feses, keringat, dan pernapasan dalam jumlah tertentu. Bila tubuh sehat maka relatif konstan dan berat badan individu bervariasi kurang dari 0,2 kg dalam 24 jam, tanpa
33

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

May 31, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar

1. Volume cairan tubuh

Cairan dan elektrolit merupakan komponen tubuh yang berperan

dalam memelihara fungsi tubuh dan proses homeostatis. Tubuh kita

terdiri atas sekitar 60% air yang tersebar di dalam sel maupun di luar sel.

Namun demikian, besarnya kandungan air tergantung dari usia, jenis

kelamin , dan kandungan lemak. (Tarwoto.dkk,2010)

Proporsi tubuh manusia yang terdiri dari cairan yang sangat besar.

Sekitar 46% sampai 60% berat badan rata-rata orang dewasa adalah air,

cairan tubuh primer. Konstan dan berat badan individu bervariasi kurang

dari 0,2 kg dalam 24 jam. (Kozier, 2010)

Menurut (Kozier.dkk terjemahan 2011) Air sangat penting untuk

kesehatan dan fungsi sel normal, yang berperan sebagai:

a. Sebuah medium untuk reaksi metabolik di dalam sel

b. Sebagai pengangkut zat gizi,produk sisa, dan zat lain

c. Sebuah pelumas

d. Sebuah penyekat dan penyerap guncangan

e. Sebuah cara dalam mengatur dan mempertahankan suhu tubuh

Pada anak 1 tahun pertama, volume air total dalam tubuh sebanyak

65 – 80% dari berat badan. Persentase ini akan berkurang seiring

bertambahnya usia, menjadi 55 – 60% saat remaja. Cairan diperlukan

untuk berbagai fungsi tubuh, antara lain dalam metabolisme, fungsi

pencernaan, fungsi sel, pengaturan suhu, pelarutan berbagai reaksi

biokimia, pelumas, dan pengaturan komposisi elektrolit. Secara normal,

cairan tubuh keluar melalui urin, feses, keringat, dan pernapasan dalam

jumlah tertentu. Bila tubuh sehat maka relatif konstan dan berat badan

individu bervariasi kurang dari 0,2 kg dalam 24 jam, tanpa

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

8

memperhatikan jumlah cairan yang dikonsumsi. (Kozier terjemahan.

2010).

Kebutuhan cairan anak setiap hari dapat ditentukan dengan dua

cara, ditentukan berdasarkan umur dan berat badan.Jika berdasarkan

umur ditentukan dari umur 0-1 tahun memerlukan air sekitar 120 ml/kg

BB, 1-3 tahun memerlukan air sekitar 100 ml/kg BB, 3-6 tahun

memerlukan air sekitar 90 ml/kg BB, 7 tahun memerlukan air sekitar 70

ml/kg BB, dan dewasa memerlukan sekitar 40-50 ml/kg BB.

(Dewi,2017).

Sedangkan berdasarkan berat badan ditentukan mulai dari 0-10 kg

kebutuhan cairannya 100 ml/kg BB, 10-20 kg kebutuhan cairannya 1000

ml ditambah dengan 50 ml/kg BB (jika diatas 10 kg), dan jika diatas

20kg kebutuhan cairannya sekitar 1500ml ditambah 20 ml/kg BB (jika

diatas 20 kg), dan jika dewasa memerlukan cairan 40-50 ml/kg

BB.(Dewi, 2017).

Cara menghitung kebutuhan cairan perhari berdasarkan rumus Holliday

dan Segard:

Berdasarkan berat badan bayi dan anak anak:

4ml/kgBB/jam = berat badan 10 kg pertama

2ml/kgBB/jam = berat badan 10 kg kedua

1ml/kgBB/jam = sisa berat badan 10 kg selanjutnya

Contoh kasus:

Pasien dengan berat badan 23 kg

Maka kebutuhan cairan basalnya = (4 x 10) + (2 x 10) + (1 x 3)

= 63 ml/jam

Berdasarkan umur, tapi BB tidak diketahui

> 1 tahun = 2n+8 (n adalah umur dalam tahun)

3-13 bulan = n+9 (n adalah usia dalam bulan)

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

9

Jika terdapat demam (tambahkan cairan sebanyak 10% setiap kenaikan

suhu 1 derajat celcius demam)

2. Distribusi cairan tubuh

Menurut Haswita.Sulistyowati (2017), Cairan tubuh dibagi dalam

dua kelompok besar yaitu:

a. Cairan intraseluler (CIS)

Cairan intraseluler merupakan cairan yang berada di dalam sel tubuh

dan berfungsi sebagai media tempat aktivitas kimia sel berlangsung.

Cairan ini merupakan 70% dari total cairan tubuh (total body water)

b. Cairanekstraseluler (CES)

Cairan ekstraseluler merupakan cairan yang berada di luar sel dan

menyusun 30% dari total body water. Cairan ini terdiri atas plasma

(cairan intravaskular) 5%, cairan interstisial 10-15% dan cairan

transeluler 1-3%.

Hanya ½ dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular. Pada

bayi baru lahir, kira-kira ½ cairan tubuh terkandung didalam (CES).

Setelah 1 tahun, volume relatif dari (CES) menurun sampai kira-kira 1/3

dari volume total. (Yuliasih, 2017).

3. Komposisi cairan dan elektrolit

Cairan tubuh mengandung oksigen yang berasal dari paru-paru,

nutrisi yang berasal dari saluran pencernaan, produk metabolisme seperti

karbondioksida, dan ion-ion yang merupakan bagian dari senyawa atau

molekul atau disebut juga elektrolit. Seperti misalnya sodium clorida

dipecah menjadi satu ion natrium atau sodium (Na+) dan satu ion klorida

(Cl-). Ion yang bermuatan positif disebut kation, sedangkan yang

bermuatan negatif disebut anion (Tarwoto.dkk,2010).

Komposisi cairan bervariasi antara satu komponen tubuh dengan

komponen tubuh yang lain. Dalam cairan ekstrasel, elektrolit utama

adalah natrium, klorida, dan bikarbonat. Elektrolit lain seperti kalium,

kalsium, dan magnesium juga ada tetapi dalam jumlah yang jauh lebih

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

10

kecil. Plasma dan cairan interstisial, dua komponen primer dalam CES,

pada intinya mengandung elektrolit dan zat terlarut yang sama, dengan

pengecualian protein. Plasma adalah cairan kaya protein , mengandung

sejumlah besar albumin, tetapi cairan interstisial mengandung sedikit

atau tidak mengandung protein. (Kozier.dkk terjemahan, 2011).

4. Konsentrasi Cairan Tubuh

Menurut Tarwoto.dkk(2010), konsentrasi cairan tubuhdibagi menjadi

dua:

a. Osmolaritas

Osmolaritas adalah konsentrasi larutan atau partikel terlarut

perliter larutan, diukur dalam miliosmol. Osmolaritas ditentukan

oleh jumlah partikel terlarut perkilogram air. Dengan demikian

osmolaritas menciptakan tekanan osmotik sehingga memengaruhi

pergerakan cairan.

Jika terjadi penurunan osmolaritas CES, maka terjadi

pergerakan air dari CIS ke CES. Sebaliknya, jika terjadi penurunan

osmolaritas CES, maka terjadi pergerakan terjadi dari CIS ke CES.

Partikel yang berperan adalah sodium atau natrium, urea dan

glukosa.

b. Tonisitas

Tonisitas merupakan osmolaritas yang menyebabkan pergerakan

dari kompartemen ke kompartemen yang lain. Beberapa istilah yang

terkait dengan tonisitas adalah sebagai berikut.

1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai osmolaritas

sama efektifnya dengan cairan tubuh misalnya NaCl 0,9%,

Ringer Laktat, dan larutan 5% dextrose dalam air.

2. Larutan hipertonik adalah larutan yang mempunyai osmolaritas

efektif lebih besar dari cairan tubuh , misalnya larutan 0,45%

NaCl dan larutan 0,33 NaCl.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

11

3. Larutan hipotonik adalah larutan yang mempunyai osmolaritas

efektif lebih kecil dari cairan tubuh misalnya larutan 5% dextroe

dalam saline normal (D5NS), 5% dextrose dalam 0,45% NaCl

(D5 1/2NS), dan 5% dextrose dalam Ringer Laktat (D5RL)

5. Pergerakan Cairan Tubuh

Mekanisme pergerakan cairan tubuh melalui tiga proses berikut ini.

Menurut Tarwoto.dkk ( 2010).

a. Difusi

Merupakan proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan

bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi

keseimbangan. Cairan dan elektrolit didisfusikan menembus

membran sel. Kecepatan difusi dipengaruhi oleh ukuran molekul,

konsentrasi larutan dan temperatur.

b. Osmosis

Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui

membran semipermabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih

rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi yang sifatnya menarik.

c. Transpor aktif

Partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi karena

adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung. Proses ini

berbeda dari difusi dan osmosis dalam hal energi metabolik yang

dihabiskan. Dalam transfor aktif, sebuah zat berikatan dengan

sebuah pembawa di permukaan luar membran sel keduanya bergerak

ke permukaan dalam membran sel. Setelah di dalam, pertikel dan

pembawa berpisah, dan zat yang dilepaskan ke bagian dalam sel.

Sebuah pembawa spesifik dibuuhkan untuk setiap zat, enzim

dibutuhkan untuk transpor aktif dan energi yang dikeluarkan.

6. Pengaturan Cairan Tubuh

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

12

Pada orang sehat, volume dan komposisi kimia kompartemen cairan

tetap berada dalam batasan aman yang sempit. Normalnya asupan cairan

dan kehilangan cairan seimbang. Penyakit dapat mengganggu

keseimbangan ini sehingga tubuh memiliki terlalu sedikit atau terlalu

banyak cairan. (Kozier.dkk terjemahan, 2011).

Menurut Tarwoto.dkk(2010), menyebutkan pengaturan cairan tubuh

berdasarkan:

a. Mekanisme Rasa Dahaga

Mekanisme dahaga yaitu penurunan fungsi ginjal merangsang

pelepasan renin, yang dapat merangsang hipotalamus untuk

melepaskan substrat neural yang bertanggung jawab terhadap sensai

haus. Haus normalnya segera hilang setelah meminum sejumlah

kecil cairan, bahkan sebelum cairan tersebut diserap dari saluran

pencernaan . bagaimanapun juga, reda dari haus ini hanya bersifat

sementara dan haus akan kembali dirasakan sekitar 15 menit. Haus

sekalilagi hanya reda sementara setelah cairan yang diminum

mendistensi saluran pencernaan atas.

b. Anti Diuretik Hormon (ADH)

ADH dibentuk di hipotalamus dan disimpan dalam

neurohifosis dari hiposis posterior. Stilmuli utama untuk sekresi

ADH adalah peningkatan osmolaritas dan penurunan cairan eksrasel.

Hormon ini meningkatkan reabsorpsi air pada duktus koligentes

sehingga dapat menghemat air.

c. Aldosteron

Hormon ini disekresi oleh kelenjar adrenal yang bekerja pada

tubulus ginjal untuk meningktakan absorpsi natrium. Pelepasan

aldosteron dirangsang oleh perubahan konsentrasi kalium, natrium

serum dan sistem renin-angiostensin serta sangat efektrif dalam

mengendalikan hiperkalemia.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

13

d. Prostaglandin

Prostaglandin adalah asam lemak yang terdapat dalam banyak

jaringan dan berfungsi dalam merespon radang, pengendalian tekanan

darah, kontraksi uterus, dan mobilitas gastrointestinal. Dalam ginjal,

prostaglanding berperan mengatur sirkulasi ginjal, respon natrium dan

efek ginjal pada ADH.

e. Glukokortikoid

Meningkatkan resorpsi natrium dan air, sehingga volume darah

naik dan terjadi retensi natrium. Perubahan kadar glukokortikoid

menyebabkan perubahan pada keseimbangan volume darah.

7. Pengeluaran Cairan

Pengeluaran cairan terjadi melalui beberapa proses atau organ menurut

Haswita.dkk (2017), yaitu:

1. Urine (Ginjal)

Proses pembentukan urine oleh ginjal dan eksresi melalui

traktur urinarius merupakan proses keluaran cairan tubuh yang

utama. Jumlah urine yang diproduksi dipengaruhi oleh ADH

dan aldosteron, yang mana hormon ini mempengaruhi eksresi

air dan natrium serta distimulasi oleh perubahan volume darah.

2. Feses (gastrointestinal)

Pengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200

ml/hari, yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam

mukosa usus besar (kolon).

3. Insensible Water Loss (IWL)

a. Insensible water loss terjadi melalui paru-paru dan kulit.

Kehilangan air melalui paru-paru tidak dapt dirasakan oleh

individu, dalam sehari rata-rata kehilangan air mencapai

400 ml.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

14

b. Kehilangan air melalui kulit diatur oleh sistem saraf

simpatis, yang mengaktifkan kelenjar keringat. Stimulasi

kelenjar kringat dapat dihasilkan dari olahraga otot,

peningkatan suhu lingkungan dan peningkatan aktivitas

metabolik. Rata-rata kehilangan air mencapai 15-20 ml/hari.

Perhitungan IWL dewasa menggunakan rumus:

IWL= 15 𝑐𝑐 𝑥 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛

Gambaran kehilangan cairan tubuh berdasarkan usia dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1 Besar Insensible Water Loss menurut usia

Usia Besar IWL

(mg/kg/BB/hari)

Bayi baru lahir 30

Bayi 50-60

Anak-anak 40

Remaja 30

Dewasa 20

Sumber : Buku Kebutuhan Dasar Manusia

UntukMahasiswa Keperawatan Dan Kebidanan (2017)

Haswita,Sulistiyowati (2017)

Menurut Oktiawati.dkk (2017),Menghitung balance cairan anak

tergantung tahap umur, untuk menentukan Air Metabolisme, yaitu :

Rumus balance cairan yaitu :

Balance cairan = Intake - Output

Yang termasuk dalam cairan masuk (intake) diantaranya adalah :

1. Makan, minum, NGT

2. Cairan eflex, injeksi

3. Air metabolisme.

Usia balita (1-3 tahun) : 8 cc/kgBB/hari

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

15

Usia 5- 7 tahun : 8 – 8,5 cc/kgBB/hari

Usia 7 – 11 tahun : 6 – 7 cc /kgBB/hari

Usia 12 – 14 tahun: 5 – 6 cc/kgBB/hari

Sedangkan untuk cairan keluar output yaitu:

1. Muntah,urine,feses. Apabila anak mengompol, maka dihitung

urin yangkeluarkeluar sebanyak 0,5-1 ml/KgBB/hari.

2. IWL (Insensible water loss ) yaitu kehilangan cairan yang

menguap melalui paru paru dan kulit. Rumus untuk menghitung

IWL pada anak yaitu :

IWL : (30-Usia anak dalam tahun) x Berat badan/kg

Jika anak mengompol menghitung urine:

0,5 cc – 1 cc/kgBB/hari.

8. Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Keseimbangan Cairan Dan

Elektrolit

Menurut Islami(2016), faktor yang memengaruhi keseimbang cairan dan

elektrolit adalah:

a. Usia

Asupan cairan individu bervariasi berdasarkan usia. Dalam hal ini,

usiaberpengaruh terhadap proporsi tubuh, luas permukaan tubuh,

kebutuhan metabolik, serta berat badan. Bayi dan anak di masa

pertunbuhan memiliki proporsi cairan tubuh yang lebih besar

dibandingkan orang dewasa.Karenanya, jumlah cairan yang

diperlukan dan jumlah cairan yang hilang juga lebih besar

dibandingkan orang dewasa. Besarnya kebutuhan cairan pada bayi

dan anak-anak juga dipengaruhi oleh laju metabolik yang tinggi serta

kondisi ginjal mereka yang belum atur dibandingkan ginjal orang

dewasa.

b. Aktivitas

Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan

cairan dan elektrolit. Aktivitas menyebabkan peningkatan proses

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

16

metabolisme dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan penigkatan

haluaran cairan melalui keringat. Dengan demikian, jumlah cairan

yang dibutuhkan juga meningkat. Selain itu,kehilangan cairan yang

tidak disadari (insensible water loss) juga mengalami peningkatan

laju pernapasan dan aktivasi kelenjar keringat.

c. Iklim

Normalnyaindividu yang tinggal di lingkungan yang iklimnya tidak

terlalu panas tidak akan mengalami pengeluaran cairan yang ekstrem

melalui kulit dan pernapasan. Dalam situasi ini, cairan yang keluar

umumnya tidak dapat disadari (insensible water loss, IWL).

Besarnya IWL pada tiap individu bervariasi, dipengaruhi oleh suhu

lingkungan, tingkat metabolisme,dan usia. Individu yang tinggal di

lingkungan yang bertsuhu tinggi atau di dearah dengan kelembapan

yang rendah akan lebih sering mengalami kehilangan cairandan

elektrolit. Umumnya, orang yang biasa berada di lingkungan panas

akan kehilangan cairan sebanyak 700 ml per jam saat berada

ditempat yang panas, sedangkan orang yang tidak biasa berada di

lingkungan panas dapat kehilangan cairan hingga dua liter per jam.

d. Diet

Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan

elektrolit. Jika asupan makanan tidak seimbang, tubuh berusaha

memcah simpanan protein dengan terlebih dahulu memecah

simpanan lemak dan glikogen. Kondisi ini menyebabkan penurunan

kadar albumin.

e. Stress

Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit

tubuh. Saat stress, tubuh mengalami peningkatan metabolism seluler,

peningkatan konsentrasi glukosa darah, dan glikolisis otot.

f. Penyakit

Trauma pada jaringan dapat menyebabkan kehilangan cairan dan

elektrolit dasar sel atau jaringan yang rusak (mis., Luka robek, atau

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

17

luka bakar). Gangguan jantung dan ginjal juga dapat menyebabkan

ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Saat aliran darah ke ginjal

menurun karena kemampuan pompajantung menurun, tubuh akan

melakukan penimbunan cairan dan natrium sehingga terjadi retensi

cairan dan kelebihan beban cairan (hipervelomia).

Lebih lajut, kondisi inidapat menyebabkan edema paru.

Normalnya, urine akan dikeluarkan dalam jumlah yang cukup

untukmenyeimbangkan cairan dan elektrolit serta kadar asam dan

basa dalam tubuh. Apabila asupan cairan banyak, ginjal akan

memfiltrasi cairan lebih banyak dan menahan ADH sehingga

produksi urine akan meningkat. Sebaliknya, dalam keadaan

kekurangan cairan, ginjal akan menurunkanproduksi urine dengan

berbagi cara. Diantaranya peningkatan reabsorpsi tubulus, retensi

natrium dan pelepasan renin. Apabila ginjal mengalami kerusakan,

kemampuan ginjal untuk melakukan regulasi akan menurun.

Karenanya, saat terjadi gangguan ginjal (mis., gagal ginjal) individu

dapat mengalami oliguria (produksi urine kurang dari 40ml/ 24 jam)

sehingga anuria (produksi urine kurang dari 200 ml/ 24 jam).

g. TindakanMedis

Beberapa tindakan medis menimbulkan efek sekunder terhadap

kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Tindakan pengisapan cairan

lambung dapat menyebabkan penurunan kadar kalsium dan kalium.

h. Pengobatan

Penggunaan beberapa obat seperti Diuretik maupun laksatif secara

berlebihan dapat menyebabkan peningkatan kehilangan cairan dalam

tubuh.. Penggunaan kortikostreroid dapat pula menyebabkan retensi

natrium dan air dalam tubuh.

i. Pembedahan

Klien yang menjalani pembedahan beresiko tinggi mengalami

ketidakseimbangan cairan. Beberapa klien dapat kehilangan banyak

darah selama perode operasi, sedangkan beberapa klien lainya justru

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

18

mengalami kelebihan beban cairan akibat asupan cairan berlebih

melalui intravena selama pembedahan atau sekresi hormon ADH

selama masa stressAkibatobat-obatanastesia.

9. Gangguan Dalam Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit

1. Kelebihan Volume Cairan

Kelebihan volume cairan atau hipervolemia adalah

peningkatan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular.

Penyebab kelebihan volume cairan atau hipervolemia yaitu

gangguan mekanisme regulasi, kelebihan asupan natrium, gangguan

aliran balik vena, efek agen farmakologis misalnya kortikosteroid,

chlorpropamide, tolbutamide, vincristine, tryptilinescarbamazepine)

(SDKI, 2017)

Gejala : sesak napas, peningkatan tekanan darah, denyut nadi

kuat, pernapasan cepat, asites,edema, adanya ronkhi, kulit lembab,

distensi vena jugularis, peningkatan berat badan (Haswita.dkk 2017)

2. Edema

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

19

Menurut Sudiono.dkk (2015), Edema adalah meningkatnya

cairan ekstraseluler di dalam sela-sela jaringan dan rongga serosa.

Edema disebabkan oleh:

a. Peningkatan permeabilitas kapiler

b. Berkurangnya protein plasma (hipoproteinemia)

Protein plasma yang berkurang mengakibatkan tekanan

osmotik kolid menurun. Sebagian besar tekanan osmotik

plasma ini diselenggarakan oleh albumin. Edema kekurangan

albumin dibagi menjadi:

Edema nefrotik.Edema ini salah satu tipe edema ginjal. akibat

kelainan glomerulus ginjal, albumin seolah-olah bocor keluar

melalui ginjal dalam jumlah yang besar (albuminuria) sehingga

darah kekurangan albumin (hipoalbuminemia). Kejadian ini

sering ditemukan pada sindrom nefrotik.

1) Kekurangan makan atau kelaparan dan gizi buruk

2) Pada penderita penyakit hati seperti hepatitis.

c. Meningkatnya tekanan hidrostatik kapiler.

d. Obstruksi saluran limfe

e. Peningkatan tekanan kolid osmotik dalam jaringan

f. Retensi natrium

Menurut Deswita (2011),

Skala penilaian pitting edema meliputi :

Tingkat Deskripsi

1 + Pitting ringan, tidak ada

distorsi (perubahan) yang

terlihat, cepat menghilang

2 + Lebih dalam dari 1+, tidak

distorsi yang langsung

terdeteksi, menghilang dalam

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

20

10-15

3 + Cukup dalam. Dapat

berlangsung lebih dari 1

menit, ektermitas yang

terkena tampak lebih besar

dan membengkak

4 + Sangat dalam, berlangsung 2-

5 menit, ekstermitas yang

terkena tampak sangat

mengalami perubahan

Menurut Deswita (2011), Penilaian derajat edema meliputi:

Derajat I : kedalaman 1-3 mm dengan waktu kembali 3 detik

Derajat II : kedalamn 3 – 5 mm dengan waktu kembali 5 detik

Derajat III : kedalaman 5 – 7 mm dengan waktu kembali 7 detik

Derajat IV : kedalamannya 7 mm lebih dengan waktu kembali 7 detik

B. Tinjauan Asuhan Keperawatan

4. Pengkajian

Menurut Latief.dkk (2014), pengkajian pada anak terdiri dari:

a. Anamnesis

Anamnesis adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara.

Suatu anamnesis yang terarah dapat mempermudah penegakan

diagnosis sesuai dengan keluhan yang dikemukakan oleh anak atau

orang tua.

Anamnesis terdiri dari :

1) Identitas pasien seperti nama,usia, jenis kelamin, agama, suku

bangsa, alamat,pendidikan, nama orang tua dan pekerjaan orang

tua.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

21

2) Keluhan utama

Yaitu keluhan atau gejala yang menyebabkan pasien

dibawa berobat. Keluhan utama tidak selalu merupakan keluhan

yang pertama disampaikan oleh orang tua pasien. Pada

gangguan cairan keluhan utama yang muncul adalah edema

pada tubuh sehingga mengakibatkan penambahan berat badan.

Edema terjadi pada periorbital, edema pada genetalian eksterna,

asites, distensi abdomen, edema fasial atau pada wajah khusus

daerah mata terlihat bengkak.

3) Riwayat kesehatan sekarang

Ditanyakan kapan edema mulai tampak, apakah dimulai di

tempat-tempat tertentu (kelopak mata, pergelangan kaki) apakah

kemudian menjalar, dan bagaimana penjalaran seta apakah

tergantung waktu (pagi,siang atau sepanjang hari) ditanyakan

pula perkembangan edema, apakah progresif lambat atau cepat,

atau menetap. Keluhan lain yang ditanyakan apakah ada batuk,

oliguria, sesak napas, cepat lelah, berdebar, pucat, pernah sakit

kuning dan sebagainya.

4) Riwayat penyakit yang pernah diderita

Penyakit yang pernah diderita anak sebelumnya perlu

diketahui, karena mungkin ada hubungannya dengan penyakit

sekarang.

5) Riwayat kehamilan ibu

Hal pertama yang perlu ditanyakan adalah keadaan

kesehatan ibu selama hamil, ada atau tidaknya penyakit, serta

upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyakit tersebut.

6) Riwayat kelahiran

Ikhwal kelahiran pasien harus ditanyakan dengan teliti,

termasuk tanggal dan tempat kelahiran, maa kehamilan juga

ditanyakan apakah cukup bulan, kurang bulan, ataukah lewat

bulan dan berat dan panjang lahir

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

22

7) Riwayat makanan

Pada anamnesis diharapkan dapat diperoleh keterangan

tentang makanan yang dikonsumsi oleh anak, baik jangka

pendek (beberapa waktu sebelum sakit), maupun jangka panjang

(sejak bayi)

8) Riwayat imunisasi

Status imunisasi pasien, baik imunisasi dasar maupun

imunisasi ulangan khususnya imunisasi BCG, DPT, Polio,

Campak dan Hepatitis B.

9) Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.

a) Riwayat pertumbuhan

Status pertumbuhan anak terutama pada usia balita

dapat ditelaah dari kurva berat badan terhadap usia dan

panjang badan terhadap usia

b) Riwayat perkembangan menurut

1. Perkembangan sosioemosional : anak berada pada

fase pre school pada masa ini anak dapat mengatakan

apa yang dirasakan. Selain itu emosi malu dan bangga

mulai berkembang. Bermain interaksi dengan teman

sebaya dengan cara bermain

2. Perkembangan kognitif : kemampuan untuk mengenal

tempat, mengetahui jarak melalui peta, mengetahui

sebab akibat, kemampuan memahami ukuran

walaupun bentuk objek diubah, memahami angka

matematika yaitu berhitung

3. Respon hospitalisasi : pada anak prasekolah merasa

takut pada orang asing dan menyadari ketiadan

keluarga mereka, dari usia satu sampai lima tahun,

anak seringkali menunjukkan ansietas berat saat

dipisahkan dari rumah dan keluarga. Pada anak usia

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

23

sekolah kendati seringkali menyembunyikan banyak

ketakutan.

b. Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik anak berbeda dengan orang dewasa,

pada pemeriksaan fisik anak diperlukan cara pendekatan tertentu

agar pemeriksa dapat memperoleh informasi keadaan fisik anak

secara lengkap dan akurat. Cara tersebut dimaksudkan agar anak

tidak merasa takut, tidak menangis, dan tidak menolak untuk

diperiksa.

Pada anak yang lebih besar, pendekatan dapat dimulai dengan

memberikan salam, menanyakan nama, usia, sekolahnya, kelasnya

dan lain sebagainya. (Latief.dkk, 2014)

Pemeriksaan umum meliputi:

1. Keadaan umum mencakup kesan keadaan sakit, termasuk posisi

pasien, kesadaran, kesan status gizi

2. Tanda-tanda vital mencakup nadi, tekanan darah (terjadi

peningkatan sistolik dan diastolik), pernapasan, suhu tubuh

3. Berat badan

4. Tinggi badan

5. lingkar lengan atas normal >13,5 cm

6. IMT

7. Lingkar kepala

8. Head to toe:

a. Kepala : Bentuk kepala (normal, makrosefali,

mikrosefali), wajah (adanya pembengkakan

wajah lokal disebabkan edema.

b. Mata : Pengkajian mata eksternal mengamati

kelopak mata mengalami pembengkakan

konjungtiva (anemis, ananemis)

c. Telinga :Adakah tonjolan pada telinga dan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

24

kebersihan

d. Hidung : Pernapasan cuping hidung, sianosis

e. Mulut : Pembengkakan,lesi, warna bibir , periksa

lidahterhadap gerakan dan bentuk, karies

gigi, mukosa mulut.

f. Leher : Palpasi leher mengetahui ada tidaknya

pembesaran vena jugularis

g. Intergumen :Keadaann turgor kulit, edema periorbital,

edema (dependen) pada ekstermitas bawah

dan bokong serta sensasi rasa.

h. Dada

1. Paru-paru :

Inspeksi : Amati irama pernapasan, kedalaman,

Frekuensi pernapasan

Palpasi : taktil fremitus dengan menggunakan jari

telunjuk atau permukaan telapak tangan.

Perkusi : perkusi pada dada anterior dan posterior.

Auskultasi : dengar ada bunyi tambahan

2. Kardiovaskuler

Inspeksi dan palpasi : ada atau tidak pembesaran

jantung,

Perkusi : normal berbunyi redup

Auskultasi : bunyi jantung lup-dup

i. Gastrointestinal

Inspeksi: Abdomen menonjol atau ada tidak edema

Auskultasi : Bunyi bising usus normal 10-30 detik

Palpasi: Nyeri tekan, pembesaran hati dan limfa

Perkusi: Bunyi timpani diseluruh

permukaanabdomen,terdapat asites pada

penyakit sindrom nefrotik

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

25

j. Ekstermitas : menilai keadaan tulang,otot, serta sendi-

sendi,inspeksi terdapat edema pada

ekstermitas.

k. Neurologis : kesadaran anak

l. Sistem perkemihan: urine normal pada anak dalam 24 jam:

Urine normal pada anak berdasarkan umur:

1. 1-2 hari : 30-60 ml

2. 3 – 10 hari : 100-300 ml

3. 10 hari – 2 bulan : 250-450 ml

4. 2 bulan – 1 tahun : 400-500 ml

5. 1-3 tahun : 500-600 ml

6. 3-5 tahun : 600-700 ml

7. 5-8 tahun : 650-800 ml

8. 8-14 tahun : 800-1400 ml

5. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, pH, protein urin, berat jenis

urine, dan analisis gas darah, analisis serum.

6. Diagnosa Keperawatan

Menurut buku Standar Diagnostis Keperawatan Indonesia

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (2017),diagnosa yang muncul

pada Sindrom Nefrotik pada anak yaitu:

a. Hipervolemia

Hipervolemia adalah peningkatan volume cairan

intravaskular, interstisial atau intraseluler. Penyebab nya yaitu

gangguan mekanisme regulasi, kelebihan asupan cairan, kelebihan

asupan natrium, gangguan aliran balik vena dan efek agen

farmakologis (misalnya kortikosteroid, chloropropamide,

tolbutamide, vincristine, tryptilinescarbamazepine).

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

26

Gejala dan tanda diantaranya:

Gejala dan tanda mayor:

Subjektif:

1. Ortopnea

2. Dispnea

3. Paroxysmai nocturnal dyspnea (PND)

Objektif:

1. Edema anasarka atau/dan edema perifer

2. Berat badan meningkat dalam waktu singkat Jugular venous

pressure (JVP)

3. Reflekshepatojugular positif

4. Distensi vena jugularis

5. Terdengar suara tambahan

6. Intake lebih banyak dari output (balance cairan positif)

b. Pola napas tidak efektif

Definisi: inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan

ventilasi adekuat. Penyebab nya yaitu depresi pusat pernapasan,

deformitas dinding dada, kecemasan.

Gejala dan tanda:

1. Dispnea

2. Penggunaan otot bantu pernapasan

3. Fase ekspirasi memanjang

4. Tekanan ekspirasi menurun

5. Tekanan inspirasi menurun

c. Perfusi perifer tidak efektif

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

27

Definisi : penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang

dapat mengganggu metabolisme tubuh. Penyebab nya yaitu

penurunan hemoglobin, peningkatan tekanan darah.

Gejala dan tanda :

1. Pengisian kapiler >3 detik

2. Nadi perifer menurun atau tidak teraba,

3. Akral teraba dingin,

4. Warna kulit pucat,

5. Turgor kulit menurun

6. Edema

6. Intervensi

Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan

Menurut Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (2017) :

Diagnosa

Keperawatan

Intervensi Utama Intervensi Pendukung

1. Hipervolemia b.d

Edema anasarka

atau/dan edema

perifer

Tujuan :

Setelah dilakukan

Asuhan

Keperawatan

diharapkan

hipervolemia

pasien teratasi

dengan kriteria

hasil :

a. Anak tidak

mengalami

Manajemen Hipervolemia:

Observasi :

- Periksa tanda dan gejala

hipervolemia (mis. Ortopnea,

dispnea, edema, JVP/CVP

meningkat,refleks

hepatojugular positif, suara

napas tambahan)

- Identifikasi penyebab

hipervolemia

- Monitor status hemodinamik

(misal. Frekuensi jantung,

tekanan darah, MAP, CVP<

PAP, PCWP, CO, CI) jika

tersedia.

- Dukungan

Kepatuhan

Program

Pengobatan

- Edukasi Dialisis

Peritoneal

- Edukasi

Hemodialisis

- Edukasi Nutrsi

Parenteral

- Edukasi Pemberian

Makanan

Parenteral

- Insersi Intravena

- Insersi Selang

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

28

edema

anakarsa atau

perifer

b. Intake =

output

c. Albumin

meningkat

d. Menurunya

protein pada

urine

- Monitor intake dan output

cairan

- Monitor tanda

hemokonsentrasi (mis. Kadar

natrium, BUN, Hematokrit,

berat jenis urine)

Teraupetik:

- Timbang berat badan setiap

hari pada waktu yang sama

- Batasi asupan cairan dan

garam

- Tinggikan kepala tempat tidur

30-40 derajat

Edukasi:

- Anjurkan orang tua melapor

jika haluaran urin

<0,5mL/kg/jam dalam 6 jam

- Anjurkan orang tua melapor

jika BB bertambah >1kg

dalam sehari

- Anjarkan orang tua cara

mengukur dan mencatat

asupan dan haluaran cairan

- Ajarkan orang tua membatasi

cairan

Kolaborasi:

- Kolaborasi pemberian diuretik

- Kolaborasi penggantian

kehilangan kalium akibat

diuretik

Pemantauan cairan

Observasi

- Monitor frekuensi dan

kekuatan nadi

- Monitor frekuensi napas

- Monitor tekanan darah

Nasogastrik

- Kateterisasi Urine

- Manajemen

Medikasi

- Manajemen Nutrisi

- Manajemen Nutrisi

Parenteral

- Manajemen

Spesimen Darah

Pamantauan

Elektrolit

- Pemantuan Tanda

Vital

- Konsultasi

- Manajemen Asam-

Basa

- Manajemen Cairan

- Manjemen Dialisis

Peritoneal

- Manajemen

Elektrolit

- Manajemen

Elektrolit :

Hiperkalemia

- Manajemen

Elektrolit :

Hiperkalsemia

- Manajemen

Elektrolit :

Hipermagnesemia

- Manajemen

Elektrolit :

Hipernatremia

- Manajemen

Elektrolit :

Hipokalsemia

- Manajemen

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

29

- Monitor berat badan

- Monitor waktu pengisian

kapiler

- Monitor elastisitas atau turgor

kulit

- Monitor jumlah, warna, dan

berat jenis urine

- Monitor kadar albumin dan

protein total

- Monitor hasil pemeriksaan

serum (mis, osmolaritas serum,

hematokrit, natrium, kalium,

BUN)

- Monitor intake dan output

cairan

- Identifikasi tanda-tanda

hipervolemia (mis. Dsispnea,

edema perifer, edema

anasarka, JVP meningkat ,

CVP meningkat, repleks

hepatojuular positif, berat

badan meningkat dalam waktu

singkat.

- Identifikasi faktor resiko

ketidakseimbangan cairan

(mis. Prosedur pembedahan

mayor, trauma/perdarahan,

luka bakar, aferesis, obstruksi

intestinal, peradangan

pangkreas, penyakit ginjal dan

kelenjar, disfungsi intestinal)

Teraupetik :

- Atur interval waktu

pemantauan sesuai dengan

kondisi pasien

- Dokumentasikan hasil

pemantauan

Elektrolit:

Hipomagnesemia

- Manajemen

Elektrolit :

Hiponatremia

- Manajemen

Hemodialisis

- Pemberian

Makanan

- Pemberian

Makanan

Parenteral

- Pemberian Obat

- Pemberian Obat

Intravena

- Pengambilan

Sampel Darah

Arteri

- Pengambilan

Sempek Darah

Vena

- Pengaturan Posisi

- Perawatan Dialisis

- Perawatan Kateter

Sentral Perifer

- Perawatan Kateter

Urine

- Perawatan Luka

- Promosi Berat

Badan

- Terapi Intravena

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

30

Edukasi:

- Jelaskan tujuan dan prosedur

pemantauan

- Informasikan hasil

pemantauan jika perlu

Pola napas tidak

efektif b.d

Manajemen Jalan Napas

Observasi

- Monitor pola napas (frekuensi,

kedalaman, usaha napas)

- Monitor bunyi napas tambahan

(mis. Gurgling, mengi,

whezzing, ronki kering)

- Monitor sputup (jumlah,

warna, aroma)

Terapeutik

- Posisikan semi-Fowler atau

Fowler

- Berikan minum hangat

- Lakukan fisioterapi dada, jika

perlu

- Berikan oksigen jika perlu

Edukasi

- Anjarkan teknik batuk efektif

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian

ekspektoran, jika perlu

Pemantauan Respirasi

Observasi

- Monitor frekuensi, irama,

kedalaman dan upaya napas

- Monitor pola napas (seperti

bradipnea, takipnea,

hiperventilasi, Kussmaul,

Cheyne-Stokes, Boit, atasksik)

- Monitor kemampuan batuk

efektif

- Monitor adanya sumbatan

- Dukungan

emosional

- Dukungan

kepatuhan program

pengobatan

- Dukungan ventilasi

- Eduksi pengukuran

respirasi

- Kunsultasi via

telepon

- Manajemen energi

- Manajemen jalan

napas buatan

- Manajemen

medikasi

- Pemberian obat

inhalasi

- Pemberian obat

oral

- Pencegahan

aspirasi

- Pengaturan posisi

- Pemantuan

neurologis

- Pemberian

analgesik

- Pemberian obat

- Perawatan

trakheostomi

- Reduksi ansietas

- Stabilisasi jalan

napas

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

31

jalan napas

- Palpasi kesimetrisan ekspansi

paru

- Auskultasi bunyi napas

- Monitor saturasi oksigen

- Monitor nilai AGD

- Monitor hasil x-ray toraks

Teraupetik :

- Atur interval pemantauan

respirasi sesuai kondisi pasien

- Dokumentasikan hasil

pemantauan

Edukasi:

- Jelaskan tujuan dan prosedur

pemantauan

- Informasikan hasil pemantuan

- Terapi relaksasi

otot progresif

Perfusi perifer

tidak efektif b.d

Perawatan sirkulasi

Observasi:

- Periksa sirkulasi perifer (mis.

Nadi, edema, pengisian

kapiler, warna, suhu,

anklebranhial index)

- Monitor panas, kemerahan,

nyeri atau bngkak pada

ekstermitas)

Terapeutik

- Hindari pemasangan infus atau

pengambilan darah di area

keterbatasan perfusi

- Hindari pengukuran tekanan

darah pada ekstermitas di area

keterbatasan perfusi

- Hindari penekanan dan

pemasangan tourniquet pada

area yang cedera

- Lakukan pencegahan infeksi

- bantuan berhenti

merokok

- dukungan

kepatuhan program

pengobatan

- edukasi berat

badan efektif

- edukasi diet

- edukasi latihan

fisik

- eduksi pengukuran

nadi radialis

- edukasi proses

penyakit

- edukasi teknik

ambulasi

- insersi intervena

- manajemen asam-

basa

- manajemen cairan

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

32

- Lakukan perawatan kaki dan

kuku

Manajemen sensasi perifer:

Observasi:

- Identifikasi penyebab

perubahan sensasi

- Identifikasi penggunaan alat

pengikat, prostesis, sepatu, dan

pakaian

- Periksa perbedaan sensasi

tajam dan tumpul

- Periksa perbedaan dingin dan

hangat

- Periksa kemampuan

mengidentifikasi lokasi dsn

tekstur benda

- Monitor terjadinya paratesia,

jika perlu

- Monitor perubahan kulit

- Monitor adanya tromboflebitis

dan tromboemboli vena

Teraupetik:

- Hindari pemakaian benda-

benda yang berlebihan

suhunya

Edukasi:

- Anjurkan penggunaan

termometer untuk menguji

suhu air

- anjurkan memakai sepatu

lembut

Kolaborasi :

- kolaborasi pemberian

analgesik, jika perlu

- kolaborasipemberiankortikostr

eroid

- manajemen

medikasi

- pemantauan cairan

- pemantauan hasil

laboratorium

- pemantauan tanda-

tanda vital

- pemberian obat

- pemberian obat

intravena

- pemberian obat

oral

- pemberian produk

darah

- pengaturan posisi

- terapi oksigen

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

33

Sumber : Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018), Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017)

6. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah realisasi rencana tindakan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga

meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respons klien

selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru.

(Latief, 2014)

7. Evaluasi keperawatan

Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan

keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang nda

buat pada tahap perencanaan. (Latief, 2014).

C. Tinjauan Konsep Penyakit

1. Definisi

Sindrom Nefrotikialah penyakit dengan gejala edema, proteinuria,

hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia. Kadang-kadang terdapat

hematuri, hipertensi dan penurunan fungsi ginjal. menurut kepustakaan

sindrom nefrotik paling banyak terdapat pada anak umur 3-4 tahun

dengan perbandingan pasien wanita dan pria 1:2. Penyakit sindrom

nefrotik dijumpai pada anak mulai umur kurang dari 1 tahun (3 bulan)

sampai umur 14 tahun (Ngastiyah,2005)

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

34

Sindrom nefrotik terjadi karena defek pada permeabilitas

pembuluh darah glomerulus. Sekitar 75% kasus terjadi karena

glomerulusnefritis primer (idiopatik). Prognosis sindrom nefrotik sangat

berpariasi dan bergantung pada penyebab yang melatari. (Kowalak,

2017)

2. Etiologi

Etiologi sindrom nefrotik menurut Ngastiyah. (2005), yaitu:

a. Sindrom nefrotik bawaan yaitu diturunkan sebagai resesif autosonal

atau karena reaksi maternofetal. Resisten terhadap semua

pengobatan. Gejala: edema pada masa neonatus. Pernah dicoba

pencangkokan ginjal pada neonatus tetapi tidak berhasil. Prognosis

buruk dan biasanya pasien meninggal dalam bulan-bulan pertama

kehidupannya.

b. Sindrom nefrotik sekunder, disebabkan oleh:

1) Malaria keuartana atau parasit lainnya.

2) Penyakit kolagen seperti lupus eritemalosus diseminata,

purpura, dan anafilaktoid.

3) Glomerulonefritis akut atau glomerulonefritis kronik, trombosis

vena renalis.

4) Bahan kimia seperti trimetadoid, paradion, penoisilamin, garam

emas, sengatan lebah, racun oak, air raksa.

5) Amiloidosis, penyakit sel sabit, hiperprolinemia, nefritis

membranoproliferatif hipokomplementemik.

c. Sindrom nefrotik idiopatik (tidak diketahui penyebabnya atau juga

disebut SN primer). Berdasarkan histopatologis yang tampak pada

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

35

biopsi ginjal dengan pemeriksaan mikroskop biasa dan mikroskop

elektron (Cung.dkk) membagi dalam 4 golongan yaitu:

1) Kelainan minimal. Dengan miksroskop biasa glomerulus tampak

normal, sedangkan dengan mikroskop elektron tampak foot

prossesus sel epitel berpadu. Dengan cara imunofluoresensi

ternyata tidak terdapat IgG atau imunoglobin beta-1C pada

dinding kapiler glomerulus. Golongan ini lebih banyak terdapat

pada anak daripada orang dewasa, prognosis lebih baik

dibandingkan dengan golongan lain.

2) Nefropati membranosa. Semua glomerulus menunjukkan

penebalan dinding kapiler tersebar tanpa proliferasi sel. Tidak

sering ditemukan pada anak. Prognosis kurang baik.

3) Glomerulunefritis proliferatif

Glomerulonefritis proliferatif eksudatif difus, terdapat

proliferasi sel mesangial dan infiltrasi sel polimorfonukleus.

Pembengkakan sitoplasma enotel yang menyebabkan kapiler

tersumbat. Kelainan ini sering ditemukan pada nefritis yang

timbul setelah infeksi dengan Streptococcus yang berjalan

progresif dan pada sindrom nefrotik. Prognosis jarang baik,

tetapi kadang-kadang terdapat penyembuhan setelah pengobatan

yang lama.

Dengan penebalan batang lobular . terdapat profilerasi sel

mesangial yang tersebar dan penebalan batang lobular.

4) Dengan bulan sabit. Didapatkan profilerasi sel mesangial dan

proliferasi sel epitel sampai dan viseral. Prognosis buruk.

5) Glomerulonefritis membrnoproliferatif. Proliferasi sel mesangial

dan penempatan fibrin yang menyerupai membran basalis di

mesangium. Titer globulin berta-1C atau beta-1A. Prognosis

tidak baik.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

36

d. Glomerulosklerosis fokal segmental. Padakelainan ini yang

mencolok sklerosis glomerulus. Sering disertai atrofi tubulus,

prognosis buruk.

3. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis pada Sindrom Ndefrotik adalah proteinuria,

retensi cairan dan edema yang menambah berat badan, edema periorbital,

edema dependen, pembengkakakn genetalia eksterna, edema fasiel, asites

, hernia, inguinalis, distensi abdomen,dan efusi pleural. (Betz, Sowden.

2002)

4. Patofisiologi

a. Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler glomerular akan

berakibat pada hilangnya protein plasma dan kemudian akan terjadi

proteinuria. Kelanjutan dari proteinuria menyebabkan

hypoalbuminemia. Dengan menurunnya albumin, tekanan osmotik

plasma menurun sehingga cairan intravaskular berpindah ke dalam

interstisial. Perpindahan cairan tersebut menjadikan volume cairan

intravaskular berkurang, sehingga menurunkan jumlah aliran darah

ke renal karena hipovolemi.

b. Menurunnya aliran darah ke renal, ginjal akan melakukan

kompensasi dengan merangsang produksi renin angiostensin dan

peningkatan sekresi antidiuretik hormon (ADH) dan sekresi

aldosteron yang kemudian terjadi retensi natrium dan air. Dengan

retensi natrium dan air, akan menyebabkan edema.

c. Terjadi peningkatan cholesterol dan triglicerida serum akibat dari

peningkatan stimulasi produksi lipoprotein karena penurunan plasma

albumin atau penurunan onkotik plasma.

d. Adanya hiperlipidemia juga akibat dari meningkatnya produksi

lipoprotein dalam hat yang timbul oleh karena kompensasi hilangnya

protein dan lemak akan banyak dalam urine (lipiduria).

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

37

e. Menurunnya respon imun karena hipoalbuminemia, hiperlipidemia

atau defisiensi seng.

5. Pathway

Permeabilitas glomerular meningkat

Proteinuria

Hypoalbuminemia

Stimulasi sintesis

Dalam hati, protein dan lemak Tekanan osmotik

plasma menurun edema

retensi air dan

natrium

Hipervolemi

Aktif rennin-angiostensin

Peningkatan Sekresi

ADH dan Aldosteron

hiperlipidemia

faktor

pembentukan

berlebih

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

38

Vasokonstriksi

Gambar 2.1 Patofisiologi sumber dari Copstead and Banasik (2002).

Pathophysiologi : Biologi and Perspective (2nd Ed.) Philadelphia; W.B.Saunders

Company

6. Komplikasi

Komplikasi yang mungkin terjadi menurut Kowalak (2017), meliputi:

a. Mal nutrisi

b. Infeksi

c. Gangguan pembekuan

d. Oklusi vaskuler akibat tromboemboli (khususnya pada paru-paru dan

tungkai)

e. Aterosklerosis yang dipercepat

f. Anemia hipokromik akibat eksresi transferin yang berlebihan ke

dalam urine

g. Gagal ginjal akut

7. Pemeriksaan Penunjang

Uji laboratorium dan diagnostik meliputi uji urin yaitu protein

urin yang meningkat dalam 24 jam lebih dari 3,5 mg/dl, urinalisis

terdapat hematuria, berat jenis urin meningkat. Uji darah yaitu albumin

serum yang menurun, kolestrerol serum meningkat, hemoglobin

meningkat, laju endap darah (LED) meningkat. Uji diagnostik yaitu

biopsi ginjal untuk identifikasi histologi lesi. (Kowalak.dkk, 2017)

8. Penatalaksanaan medis

Penatalaksanaan medis untuk Sindrom Nefrotik mencakup

komponen keperawatan berikut ini (Betz, Sowden 2002):

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/377/3/6.bab 2-converted.pdf · 2019-11-28 · 1. Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai

39

a. Pemberian kortikosteroid (prednison)

b. Penggantian protein (dari makanan atau 25% albumin)

c. Pengurangan edema-diuretik dan restriksi natrium (diuretika

hendaknya digunakan secara cermat untuk mencegah terjadinya

penurunan volume intravaskular, pembentukan trombus dan

ketidakseimbangan elektrolit

d. Rumatan keseimbangan elektrolit

e. Inhibitor enzim pengkonversi-angiostensin (menurunkan banyaknya

proteinuria pada glomerulonefritis membranosa).

f. Obat nyeri ( untuk mengatasi ketidaknyamanan berhubungan dengan

edema dan terapi invasif).