6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Jamur Jamur adalah mikroorganisme yang masuk golongan eukariotik dan tidak termasuk golongan tumbuhan. Jamur berbentuk sel atau benang bercabang dan mempuyai dinding sel yang sebagian besar terdiri atas kitin dan glukan, dan sebagian kecil dari selulosa atau kitosan. Gambaran tersebut yang membedakan jamur dengan sel hewan dan sel tumbuhan. Sel hewan tidak mempunyai dinding sel, sedangkan sel tumbuhan sebagian besar adalah selulosa. Jamur mempunyai protoplasma yang mengandung satu atau lebih inti, tidak mempunyai klorofil dan berkembang biak secara aseksual, seksual, dan keduanya (Sutanto, 2008). Sifat umum jamur (heterotropik) yaitu organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga tidak dapat membuat makannya sendiri melalui proses fotosintesis seperti tanaman. Untuk hidupnya jamur memerlukan zat organik yang berasal dari hewan, tumbuh-tumbuhan, serangga dan lain-lain, kemudian dengan menggunakan enzim zat organik tersebut diubah dan dicerna menjadi zat anorganik yang kemudian diserap oleh jamur sebagai makanannya. Sifat inilah yang menyebabkan keruskan benda dan makanan (Sutanto, 2008). Pada umumnya, jamur tumbuh dengan baik di tempat yang lembab. Jamur juga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sehingga jamur dapat ditemukan di semua tempat di seluruh dunia termasuk gurun pasir yang panas. Di alam bebas terdapat lebih dari 100.000 spesies jamur dan kurang dari 500 spesies diduga dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Dari sekian banyak jamur tersebut diperkirakan 100 spesies bersifat patogen pada manusia dan sekitar 100 spesies hidup komensal pada manusia (bersifat saprofit), tetapi dapat menimbulkan kelainan pada manusia bila keadaan menguntungkan untuk pertumbuhan jamur tersebut. Perubahan sifat
15
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teorirepository.poltekkes-tjk.ac.id/560/5/6 BAB II.pdf · membedakan jamur dengan sel hewan dan sel tumbuhan. Sel hewan tidak mempunyai dinding
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Jamur
Jamur adalah mikroorganisme yang masuk golongan eukariotik dan tidak
termasuk golongan tumbuhan. Jamur berbentuk sel atau benang bercabang
dan mempuyai dinding sel yang sebagian besar terdiri atas kitin dan glukan,
dan sebagian kecil dari selulosa atau kitosan. Gambaran tersebut yang
membedakan jamur dengan sel hewan dan sel tumbuhan. Sel hewan tidak
mempunyai dinding sel, sedangkan sel tumbuhan sebagian besar adalah
selulosa. Jamur mempunyai protoplasma yang mengandung satu atau lebih
inti, tidak mempunyai klorofil dan berkembang biak secara aseksual, seksual,
dan keduanya (Sutanto, 2008).
Sifat umum jamur (heterotropik) yaitu organisme yang tidak mempunyai
klorofil sehingga tidak dapat membuat makannya sendiri melalui proses
fotosintesis seperti tanaman. Untuk hidupnya jamur memerlukan zat organik
yang berasal dari hewan, tumbuh-tumbuhan, serangga dan lain-lain,
kemudian dengan menggunakan enzim zat organik tersebut diubah dan
dicerna menjadi zat anorganik yang kemudian diserap oleh jamur sebagai
makanannya. Sifat inilah yang menyebabkan keruskan benda dan makanan
(Sutanto, 2008).
Pada umumnya, jamur tumbuh dengan baik di tempat yang lembab.
Jamur juga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sehingga jamur
dapat ditemukan di semua tempat di seluruh dunia termasuk gurun pasir yang
panas. Di alam bebas terdapat lebih dari 100.000 spesies jamur dan kurang
dari 500 spesies diduga dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan
hewan. Dari sekian banyak jamur tersebut diperkirakan 100 spesies bersifat
patogen pada manusia dan sekitar 100 spesies hidup komensal pada manusia
(bersifat saprofit), tetapi dapat menimbulkan kelainan pada manusia bila
keadaan menguntungkan untuk pertumbuhan jamur tersebut. Perubahan sifat
7
jamur dari komensal menjadi patogen dikelompokan sebagai jamur oportunis
(Sutanto, 2008).
Morfologi jamur mencakup khamir dan kapang. Khamir adalah sel-sel
yang berbentuk bulat (uniseluler) dan dapat bersifat dimorfistik, lonjong atau
memanjang yang berkembang biak dengan membentuk tunas dan membentuk
koloni yang basah atau berlendir. Sedangkan kapang terdiri atas sel-sel
memanjang dan bercabang yang disebut hifa, anyaman hifa yang disebut
miselium (Sutanto, 2008).
2. Kapang
Kapang adalah jamur yang tersusun dari hifa-hifa. Hifa tersebut dapat
bersekat sehingga terbagi menjadi banyak sel, atau tidak bersekat disebut hifa
senositik (coenocytic). Anyaman hifa baik yang multiseluler atau senositik
disebut miselium. Kapang membentuk koloni yang menyerupai kapas
(cottony, woolly) atau padat (velvety, powdery, granular) (Sutanto, 2008).
Sumber: Tim Bakteriologi, 2014
Gambar 2.1 Koloni kapang Aspergillus sp.
a. Morfologi Kapang
Bentuk kapang atau khamir tidak mutlak karena terdapat jamur yang
dapat membentuk kedua sifat tersebut dalam keadaan yang berbeda dan
disebut sebagai jamur dimorfik. Di samping itu terdapat khamir yang
membentuk tunas yang memanjang dan bertunas lagi pada ujungnya secara
terus menerus, sehingga terbentuk hifa dengan penyempitan pada sekat-sekat
dan disebut hifa semu.
8
Hifa dapat bersifat sebagai:
1) Hifa vegetatif, yaitu berfungsi mengambil makanan untuk pertumbuhan.
2) Hifa reproduktif, yaitu membentuk spora.
3) Hifa udara (aerial hypha), yaitu yang berfungsi mengambil oksigen.
Hifa dapat berwarna atau tidak berwarna dan jernih (Sutanto, 2008).
Sumber: Dasar-Dasar Mikrobiologi, 2013
Gambar 2.2 Rhizopus stolonifer pada proses pembentukan spora.
Menurut Pelczar (2013) terdapat tiga macam morfologi hifa, yaitu:
1) Aseptat atau senosit. Hifa seperti ini tidak mempunyai dinding sekat atau