Top Banner
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Asertif 1. Pengertian Asertif menurut Corey (2007) adalah ekspresi langsung, jujur dan pada tempatnya dari pikiran, perasaan, kebutuhan, atau hak-hak seseorang tanpa kecemasan yang beralasan. Langsung artinya, pertanyaan tersebut dapat dinyatakan tanpa berbelit-belit dan dapat terfokus dengan benar. Jujur berarti pernyataan dan gerak-geriknya sesuai dengan apa yang diarahkannya. Sedangkan pada tempatnya berarti perilaku tersebut juga memperhitungkan hak-hak dan perasaan orang lain serta tidak mementingkan dirinya sendiri. Perilaku asertif merupakan suatu bentuk penyampaian pendapat yang menggunakan prinsip menang-menang (Marjadi, 2004). Asertivitas adalah perilaku antar perorangan (interpersonal) yang melibatkan aspek kejujuran dan keterbukaan pikiran dan perasaan. Perilaku asertif ditandai oleh kesesuaian sosial dan seseorang yang berperilaku asertif mempertimbangkan perasaan dan kesejahteraan orang lain (Gunarsa, 2003). Perilaku asertif adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat menciptakan dan mengembangkan kemampuan komunikasi penyesuaian diri yang baik dan efektif. Kemampuan 10 Hubungan Pola Asuh..., Arif Susilo, S1 Keperawatan UMP, 2015
17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Asertif 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/2617/3/Arif Susilo BAB II.pdf · Asertif penolakan ditandai oleh ucapan untuk memperhalus kata menolak

Nov 24, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Asertif 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/2617/3/Arif Susilo BAB II.pdf · Asertif penolakan ditandai oleh ucapan untuk memperhalus kata menolak

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku Asertif

1. Pengertian

Asertif menurut Corey (2007) adalah ekspresi langsung, jujur

dan pada tempatnya dari pikiran, perasaan, kebutuhan, atau hak-hak

seseorang tanpa kecemasan yang beralasan. Langsung artinya,

pertanyaan tersebut dapat dinyatakan tanpa berbelit-belit dan dapat

terfokus dengan benar. Jujur berarti pernyataan dan gerak-geriknya

sesuai dengan apa yang diarahkannya. Sedangkan pada tempatnya

berarti perilaku tersebut juga memperhitungkan hak-hak dan perasaan

orang lain serta tidak mementingkan dirinya sendiri.

Perilaku asertif merupakan suatu bentuk penyampaian

pendapat yang menggunakan prinsip menang-menang (Marjadi, 2004).

Asertivitas adalah perilaku antar perorangan (interpersonal) yang

melibatkan aspek kejujuran dan keterbukaan pikiran dan perasaan.

Perilaku asertif ditandai oleh kesesuaian sosial dan seseorang yang

berperilaku asertif mempertimbangkan perasaan dan kesejahteraan

orang lain (Gunarsa, 2003).

Perilaku asertif adalah salah satu cara yang dapat dilakukan

untuk dapat menciptakan dan mengembangkan kemampuan

komunikasi penyesuaian diri yang baik dan efektif. Kemampuan

10

Hubungan Pola Asuh..., Arif Susilo, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Asertif 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/2617/3/Arif Susilo BAB II.pdf · Asertif penolakan ditandai oleh ucapan untuk memperhalus kata menolak

komunikasi penyesuaian diri yang baik dan efektif diperlukan oleh

remaja terutama pada masa pubertas. Hal tersebut berkaitan dengan

tugas perkembangan tersulit yaitu penyesuaian sosial (Setiono dan

Parmadi, 2005).

Hasil penelitiian Rosita (2004) menunjukan bahwa ada

perbedaan antara mahasiswa tingkat 5 dengan tingkat dibawahnya

dalam berperilaku asertif. Hal ini dikarenakan mahasiwa tingkat 5

sudah mengetahui banyak hal tentang kampus dan dengan wawasan

yang telah dimilikinya mengenai cara-cara berinteraksi dengan orang

lain supaya tujuan yang mereka kehendaki dapat tercapai, maka

mahasiswa tingkat 5 cendrung berperilaku asertif.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku asertif adalah

suatu kemampuan seorang mahasiswa tentang bagaimana mereka

mengungkapkan pendapatnya yang melibatkan kejujuran dan

keterbukaan pikiran dengan mempertimbangkan perasaan dan

kesejahteraan orang lain.

2. Macam-macam asertif

Menurut Christoff dan Kelly (1989) dalam Gunarsa (2003), ada

tiga kategori asertivitas yakni:

a. Asertif penolakan ditandai oleh ucapan untuk memperhalus kata

menolak seperti: maaf

Hubungan Pola Asuh..., Arif Susilo, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Asertif 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/2617/3/Arif Susilo BAB II.pdf · Asertif penolakan ditandai oleh ucapan untuk memperhalus kata menolak

b. Asertif pujian ditandai oleh kemampuan untuk mengekspresikan

perasaan positif seperti menghargai, menyukai, mencintai,

mengagumi, memuji, dan bersyukur.

c. Asertif permintaan: jenis asertif ini terjadi jika seseorang meminta

orang lain melakukan sesuatu yang memungkinkan kebutuhan atau

tujuan seseorang tercapai, tanpa tekanan atau paksaan.

3. Karakteristik individu yang bersifat asertif

Karakteristik individu yang asertivitas menurut Sofyan (2009)

sebagai berikut:

a. Mendorong individu untuk bersikap jujur terhadap dirinya dan jujur

pula dalam mengekspresikan perasaan. Mengajarkan untuk

melakukan suatu penolakan dengan tetap memperhatikan dan

menghormati hak-hak orang lain.

b. Terbuka dan jujur terhadap pendapat diri dan orang lain.

c. Mendengarkan pendapat orang lain dan memahami.

d. Menyatakan pendapat pribadi tanpa mengorbankan perasaan orang

lain.

e. Mencari solusi bersama dan keputusan.

f. Menghargai diri sendiri dan orang lain, mengatasi konflik.

g. Menyatakan perasaan pribadi, jujur, tetapi hati-hati.

h. Mendeskripsikan fakta, bukan menilai serta tidak menggeneralisir.

i. Menggunakan permulaan kata “saya” dan bukan “anda”.

Hubungan Pola Asuh..., Arif Susilo, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Asertif 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/2617/3/Arif Susilo BAB II.pdf · Asertif penolakan ditandai oleh ucapan untuk memperhalus kata menolak

Alberti & Emmons (2002) menyebutkan 11 karakteristik

komponen dari perilaku asertif. Karakteristik komponen tersebut

adalah:

a. Kontak mata (eye contact)

Saat berbicara individu yang asertif menunjukkan kontak mata

dengan menatap langsung dengan lawan bicaranya, sehingga akan

membantu dalam mengkomunikasikan ketulusan, menunjukkan

perhatian dan penghormatan kepada orang lain serta meningkatkan

kelangsungan pesan yang disampaikan.

b. Sikap tubuh (body posture)

Sikap tubuh yang ditunjukkan oleh individu yang asertif adalah

sikap tubuh yang aktif dan tegak.Sikap berdiri yang membungkuk

dan pasif, menandakan kurangnya keasertifan seseorang.

c. Jarak atau kontak fisik (distance atau physical contact)

Individu yang asertif mempunyai kemampuan dalam menjaga jarak

ketika berinteraksi dengan orang lain. Kedekatan di antara orang-

orang yang terlibat pembicaraan akan memiliki dampak yang

cukup besar dalam komunikasi. Akan tetapi apabila terlalu dekat

mungkin dapat menyinggung perasaan orang lain.

d. Isyarat (gesture)

Isyarat yang ditunjukkan oleh individu yang asertif dapat

menambah ketegasan, keterbukaan, kehangatan, rasa percaya diri

dan spontanitas dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Hubungan Pola Asuh..., Arif Susilo, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Asertif 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/2617/3/Arif Susilo BAB II.pdf · Asertif penolakan ditandai oleh ucapan untuk memperhalus kata menolak

e. Ekspresi wajah (facial expression)

Dalam berbicara dengan orang lain, individu yang asertif mampu

mengekspresikan wajah sesuai dengan pesan atau hal apa yang

akan disampaikan.

f. Nada, modulasi, volume suara (voice tone, inflection, volume)

Saat mengungkapkan pikiran dan perasaan secara verbal, individu

yang asertif menggunakan intonasi suara yang tepat.

g. Penetapan waktu (timing)

Individu yang asertif mampu menyatakan sesuatu kepada orang

lain secara tepat sesuai dengan waktu dan tempat.

h. Mendengarkan (listening)

Individu yang asertif mempunyai kemampuan untuk mendengarkan

dengan seksama ketika lawan bicaranya sedang berbicara, sehingga

mampu menahan diri untuk tidak mengekspresikan diri sesaat.

i. Pemikiran (thought)

Ada dua aspek dari pemikiran asertif, dimana merupakan ide bagus

jika bersikap asertif dan pemikiran jika berada dalam situasi yang

mengundang keasertifan.

j. Isi (content)

Individu yang asertif mampu mengekspresikan pikiran dan

perasaan dengan memilih kalimat yang tepat dalam berkomunikasi

dengan orang lain.

Hubungan Pola Asuh..., Arif Susilo, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Asertif 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/2617/3/Arif Susilo BAB II.pdf · Asertif penolakan ditandai oleh ucapan untuk memperhalus kata menolak

4. Komponen perilaku asertif

Stein dan Howard (2001) mengemukakan tiga komponen dasar

perilaku asertif :

1. Kemampuan mengungkapkan perasaan

Seorang remaja yang memiliki perilaku asertif mereka dicerminkan

mampu untuk mengungkapkan perasaannya tentang tidak setuju

ajakan dari orang lain.

2. Kemampuan untuk menyatakan keyakinan dan pemikiran secara

terbuka.

Seorang remaja yang memiliki kemampuan untuk menyatakan

keyakinan dan pemilkiran secara terbuka akan memberikan

pemahaman-pemahaman pada lawan bicaranya terkait dengan

pengungkapan pendapat setuju atau tidak setujunya suatu

permasalahan.

3. Kemampuan mempertahankan hak-hak pribadi.

Seorang dengan perilaku asertif akan memiliki suatu kekuatan

terkait dengan mempertahankan hak-hak pribadinya ketika mereka

bersosialosasi lingkungan masyarakat.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku asertif

Fakor yang mempengaruhi tingkat assertif seseorang menurut

Gunarsa (2003), yaitu:

Hubungan Pola Asuh..., Arif Susilo, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Asertif 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/2617/3/Arif Susilo BAB II.pdf · Asertif penolakan ditandai oleh ucapan untuk memperhalus kata menolak

a. Keluarga

Sebagai lingkungan pertama dan utama membentuk perilaku asertif

individu. Pada dasarnya keluarga akan mempengaruhi perilaku

asertif melalui dua cara yaitu: hasil pembentukan kepribadian

individu dan sikap atau perilaku asertif orang tua.

b. Lingkungan sekolah

Hubungan antara murid dengan guru atau antara murid dengan

murid, banyak mempengaruhi kepribadian, kepribadian guru dapat

menjadi tokoh yang dikagumi, karena timbul hasrat peniruan

terhadap guru tersebut. Hubungan murid dengan murid yang baik

dapat memperkecil kemungkinan tumbuhnya perbuatan yang jauh

dari nilai moral yang tinggi bilamana kelompok itu sendiri sudah

mempunyai moral yang baik pula sehingga secara tidak langsung,

murid memperoleh kesempatan untuk melatih dan

memperkembangkan nilai-nilai moral.

c. Lingkungan teman-teman sebaya

Makin bertambah umur, anak makin memperoleh kesempatan lebih

luas untuk mengadakan hubungan dengan teman bermain sebaya,

sekalipun dalam kenyataannya perbedaan umur yang relatif besar

tidak menjadi sebab tidak adanya kemungkinan melakukan dalam

suasana bermain.

Hubungan Pola Asuh..., Arif Susilo, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Asertif 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/2617/3/Arif Susilo BAB II.pdf · Asertif penolakan ditandai oleh ucapan untuk memperhalus kata menolak

d. Segi keagamaan

Penghayatan nilai-nilai keagamaan dan perwujudannya dalam

tingkah laku dan dalam hubungan dengan anak lain, dalam

perkembangannya seorang anak mula-mula merasa taku untuk

berbuat sesuatu yang tidak baik, seperti berbohong. Bahwa

perbuatan yang tidak baik akan dihukum oleh Penguasa Tertinggi

yaitu Tuhan. Ajaran keagamaan dapat berupa petunjuk apa yang

boleh dan wajar dilakukan, dapat berupa pengontrol untuk tidak

melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya. Nilai-nilai

keagamaan ini, diperoleh anak pada usia yang muda, dapat

menetap menjadi pedoman tingkah laku dikemudian kalau pada

mulanya kepatuhan didasarkan adanya rasa takut yang

diasosiasikan dengan kemungkinan memperoleh hukuman, maka

lamalama kepatuhan akan dapat dihayati sebagai cara dan tujuan

hidupnya.

B. Polas Asuh Orangtua

1. Pengertian

Pola asuh orang tua menurut Gunarsa (2004) merupakan pola

interaksi antara anak dengan orang tua yang meliputi bukan hanya

pemenuhan kebutuhan fisik (makan, minum, pakaian, dan lain

sebagainya) dan kebutuhan psikologis (afeksi atau perasaan) tetapi

juga norma-norma yang berlaku di masyarakat agar anak dapat hidup

selaras dengan lingkungan.

Hubungan Pola Asuh..., Arif Susilo, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Asertif 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/2617/3/Arif Susilo BAB II.pdf · Asertif penolakan ditandai oleh ucapan untuk memperhalus kata menolak

Pola asuh menurut Wahyuning (2003) adalah seluruh cara

perlakuan orang tua yang ditetapkan pada anak, yang merupakan

bagian penting dan mendasar menyiapkan anak untuk menjadi

masyarakat yang baik. Pengasuhan anak menunjuk pada pendidikan

umum yang ditetapkan pengasuhan terhadap anak berupa suatu proses

interaksi orang tua (sebagai pengasuh) dan anak (sebagai yang diasuh)

yang mencakup perawatan, mendorong keberhasilan dan melindungi

maupun sosialisasi yaitu mengajarkan tingkah laku umum yang

diterima oleh masyarakat.

Pola asuh menurut Edwards (2006), merupakan interaksi anak

dan orang tua mendidik, membimbing, dan mendisplinkan serta

melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-

norma yang ada dalam masyarakat”.

2. Jenis-jenis pola asuh

Jenis-jenis pola asuh orang tua menurut Hurlok (2006) &

Gunarsa (2008) yaitu:

a. Pola asuh Permisif

Pola asuh permisif menurut Hurlock (2006) bahwa orang

tua yang menerapkan pola asuh permisif memperlihatkan ciri-

ciri sebagai berikut: orang tua cenderung memberikan

kebebasan penuh pada anak tanpa ada batasan dan aturan dari

orangtua, tidak adanya hadiah ataupun pujian meski anak

berperilaku sosial baik, tidak adanya hukuman meski anak

melanggar peraturan.

Hubungan Pola Asuh..., Arif Susilo, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Asertif 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/2617/3/Arif Susilo BAB II.pdf · Asertif penolakan ditandai oleh ucapan untuk memperhalus kata menolak

Pola asuh permisif menurut Gunarsa (2008) adalah

orangtua yang menerapkan pola asuh permisif memberikan

kekuasaan penuh pada anak, tanpa dituntut kewajiban dan

tanggung jawab, kurang kontrol terhadap perilaku anak dan

hanya berperan sebagai pemberi fasilitas, serta kurang

berkomunikasi dengan anak. Pola asuh ini, perkembangan

kepribadian anak menjadi tidak terarah, dan mudah mengalami

kesulitan jika harus menghadapi larangan-larangan yang ada di

lingkungannya.

b. Pola asuh Otoriter

Pola asuh otoriter menurut Hurlock (2006) bahwa

orangtua yang mendidik anak dengan menggunakan pola asuh

otoriter memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut: orangtua

menerapkan peraturan yang ketat, tidak adanya kesempatan

untuk mengemukakan pendapat, anak harus mematuhi segala

peraturan yang dibuat oleh orang tua, berorientasi pada

hukuman (fisik maupun verbal), dan orang tua jarang

memberikan hadiah ataupun pujian.

Pola asuh otoriter menurut Gunarsa (2008), pola asuh

otoriter yaitu pola asuh dimana orangtua menerapkan aturan dan

batasan yang mutlak harus ditaati, tanpa memberi kesempatan

pada anak untuk berpendapat, jika anak tidak mematuhi akan

diancam dan dihukum. Pola asuh otoriter ini dapat menimbulkan

Hubungan Pola Asuh..., Arif Susilo, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Asertif 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/2617/3/Arif Susilo BAB II.pdf · Asertif penolakan ditandai oleh ucapan untuk memperhalus kata menolak

akibat hilangnya kebebasan pada anak, inisiatif dan aktivitasnya

menjadi kurang, sehingga anak menjadi tidak percaya diri pada

kemampuannya.

c. Pola asuh Demokratis

Pola asuh demokratis menurut Hurlock (2006) bahwa

orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis

memperlihatkan ciri-ciri adanya kesempatan anak untuk

berpendapat mengapa anak melanggar peraturan sebelum

hukuman dijatuhkan, hukuman diberikan kepada perilaku salah,

dan memberi pujian ataupun hadiah kepada perilaku yang benar.

Pola asuh demokratis menurut Gunarsa (2008) bahwa

dalam menanamkan disiplin kepada anak, orang tua yang

menerapkan pola asuh demokratis memperlihatkan dan

menghargai kebebasan yang tidak mutlak, dengan bimbingan

yang penuh pengertian antara anak dan orangtua, memberi

penjelasan secara rasional dan objektif jika keinginan dan

pendapat anak tidak sesuai. Pola asuh ini, anak tumbuh rasa

tanggung jawab, mampu bertindak sesuai dengan norma yang

ada.

d. Faktor yang mempengaruhi pola asuh orangtua

Faktor- faktor yang mempengaruhi pola asuh menurut Edwards

(2006), yaitu:

Hubungan Pola Asuh..., Arif Susilo, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Asertif 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/2617/3/Arif Susilo BAB II.pdf · Asertif penolakan ditandai oleh ucapan untuk memperhalus kata menolak

a. Pendidikan orang tua

Pendidikan dan pengalaman orang tua dalam perawatan anak akan

mempengaruhi persiapan mereka menjalankan pengasuhan. Ada

beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjadi lebih siap dalam

menjalankan peran pengasuhan antara lain: terlibat aktif dalam

setiap pendidikan anak, mengamati segala sesuatu dengan

berorientasi pada masalah anak, selalu berupaya menyediakan

waktu untuk anak-anak dan menilai perkembangan fungsi keluarga

dan kepercayaan anak.

Hasil riset dari Sir Godfrey Thomson menunjukkan bahwa

pendidikan diartikan sebagai pengaruh lingkungan atas individu

untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap atau

permanen di dalam kebiasaan tingkah laku, pikiran dan sikap.

Orang tua yang sudah mempunyai pengalaman sebelumnya dalam

mengasuh anak akan lebih siap menjalankan peran asuh, selain itu

orang tua akan lebih mampu mengamati tanda-tanda pertumbuhan

dan perkembangan yang normal (Supartini, 2004).

b. Lingkungan

Lingkungan banyak mempengaruhi perkembangan anak, maka

tidak mustahil jika lingkungan juga ikut serta mewarnai pola-pola

pengasuhan yang diberikan orang tua terhadap anaknya.

Hubungan Pola Asuh..., Arif Susilo, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Asertif 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/2617/3/Arif Susilo BAB II.pdf · Asertif penolakan ditandai oleh ucapan untuk memperhalus kata menolak

c. Budaya

Sering kali orang tua mengikuti cara-cara yang dilakukan oleh

masyarakat dalam mengasuh anak, kebiasaan-kebiasaan

masyarakat disekitarnya dalam mengasuh anak. Karena pola-pola

tersebut dianggap berhasil dalam mendidik anak kearah

kematangan. Orang tua mengharapkan kelak anaknya dapat

diterima dimasyarakat dengan baik, oleh karena itu kebudayaan

atau kebiasaan masyarakat dalam mengasuh anak juga

mempengaruhi setiap orang tua dalam memberikan pola asuh

terhadap anaknya (Anwar, 2000).

C. Mahasiswa

1. Pengertian Mahasiswa

Mahasiswa adalah individu yang belajar dan menekuni

disiplin ilmu yang ditempuhnya secara mantap, dimana didalam

menjalani serangkaian kuliah itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan

mahasiswa itu sendiri, karena pada kenyataannya diantara mahasiswa

ada yang sudah bekerja atau disibukkan oleh kegiatan organisasi

kemahasiswaan (Ganda, 2004). Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, mahasiswa adalah mereka yang sedang belajar di

perguruan tinggi (Poerwadarminta, 2005).

Mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang

menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta

atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa

Hubungan Pola Asuh..., Arif Susilo, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Asertif 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/2617/3/Arif Susilo BAB II.pdf · Asertif penolakan ditandai oleh ucapan untuk memperhalus kata menolak

dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam

berpikir dan keerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan

bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung

melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang

saling melengkapi. Mahasiswa adalah manusia yang tercipta untuk

selalu berpikir yang saling melengkapi (Siswoyo, 2007).

Mahasiswa merupakan satu golongan dari masyarakat yang

mempunyai dua sifat, yaitu manusia muda dan calon intelektual, dan

sebagai calon intelektual, mahasiswa harus mampu untuk berpikir

kritis terhadap kenyataan sosial, sedangkan sebagai manusia muda,

mahasiswa seringkali tidak mengukur resiko yang akan menimpa

dirinya (Djojodibroto, 2004).

Mahasiswa dalam perkembangannya berada pada kategori

remaja akhir yang berada dalam rentang usia 18-21 tahun. Pada tahap

ini, individu dapat melihat sistem sosial secara keseluruhan. Individu

mau diatur secara ketat oleh hukum-hukum umum yang lebih tinggi.

Alasan mematuhi peraturan bukan merupakan ketakutan terhadap

hukuman atau kebutuhan individu, melainkan kepercayaan bahwa

hukum dan aturan harus dipatuhi untuk mempertahankan tatanan dan

fungsi sosial. Remaja sudah mulai memilih prinsip moral untuk hidup.

Individu melakukan tingkah laku moral yang dikemudikan oleh

tanggung jawab batin sendiri. Pada tahap ini, remaja mulai menyadari

bahwa keyakinan religius penting bagi mereka. Nilainilai yang

Hubungan Pola Asuh..., Arif Susilo, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Asertif 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/2617/3/Arif Susilo BAB II.pdf · Asertif penolakan ditandai oleh ucapan untuk memperhalus kata menolak

dimiliki juga akan menuntun remaja untuk menjalin hubungan sosial

dan keputusan untuk menikah atau tidak. Selain itu, individu juga

mulai merasa bahwa hidupnya tidak akan dapat secara terus-menerus

bergantung pada orang tua sehingga individu mulai memikirkan

mengenai pekerjaan atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi yang

dapat dipilih untuk masa depannya (Monks dkk, 2001).

2. Tugas perkembangan pada remaja

Hurlock (2004), seluruh tugas perkembangan pada masa remaja

dipusatkan pada penanggulangan sikap dan pola perilaku yang

kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa

dewasa. Adapun tugas perkembangan remaja adalah:

a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman

sebaya baik pria maupun wanita.

b. Mencapai peran sosial pria dan wanita.

c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara

efektif.

d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung

jawab.

e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa

lainnya.

f. Mempersiapkan karir ekonomi untuk masa yang akan datang

g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.

Hubungan Pola Asuh..., Arif Susilo, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Asertif 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/2617/3/Arif Susilo BAB II.pdf · Asertif penolakan ditandai oleh ucapan untuk memperhalus kata menolak

h. Memperoleh nilai-nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk

berperilaku dan mengembangkan ideologi.

D. Kerangka Teori

Sumber: Sofyan (2009), Hurlock (2004), Edwards (2006), Gunarsa

(2003) dan Kartini (2002)

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku asertif: a. Keluarga (pola asuh

orangtua) b. Lingkungan sekolah c. Lingkungan teman

sebaya d. Keagamaan

Perilaku asertif remaja

Individu yang memiliki perilaku asertif: a. Mendorong individu untuk

bersikap jujur terhadap dirinya dan jujur pula dalam mengekspresikan perasaan.

b. Terbuka dan jujur terhadap pendapat diri dan orang lain.

c. Mendengarkan pendapat orang lain dan memahami.

d. Menyatakan pendapat pribadi tanpa mengorbankan perasaan orang lain.

e. Mencari solusi bersama dan keputusan.

f. Menghargai diri sendiri dan orang lain, mengatasi konflik.

g. Menyatakan perasaan pribadi, jujur, tetapi hati-hati.

h. Mendeskripsikan fakta, bukan menilai serta tidak menggeneralisir.

i. Menggunakan permulaan kata “Saya” dan bukan “Anda”.

Pola asuh orangtua: - Pola asuh permasif - Pola asuh demokrasi - Pola asuh otoriter

Faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua - Pendidikan - Lingkungan - Budaya

Hubungan Pola Asuh..., Arif Susilo, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Asertif 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/2617/3/Arif Susilo BAB II.pdf · Asertif penolakan ditandai oleh ucapan untuk memperhalus kata menolak

E. Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

F. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

“Ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku asertif

mahasiswa keperawatan S1 Universitas Muhammadiyah Purwokerto

angkatan 2014”.

Pola Asuh Orangtua

Perilaku asertif remaja

Hubungan Pola Asuh..., Arif Susilo, S1 Keperawatan UMP, 2015