Top Banner
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ankle Proprioceptive Exercise 1. Definisi Ankle Proprioceptive Exercise Ankle Proprioceptive Exercise adalah latihan keseimbangan ankle sebagai kemampuan untuk menyeimbangakan tubuh, dan secara signifikan mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari, keseimbangan diatur oleh proprioseptif, visual dan vestibular dan merupakan yang menghasilkan stabilitas di tubuh melalui koordinasi antara kontraksi otot di tungkai bawah (Yong, 2017). Dalam Sistem Neuromuscular, proprioceptive exercise dapat menstimulasi sistem saraf agar terjadinya respon otot . proprioceptive diartikan sebagai keterampilan untuk memperhitungkan masing masing posisi ektermitas yang tidak dibantu oleh penglihatan (visual). Medulla spinalis dan saraf tepi mengendalikan proprioceptive yang tiba terutama dari receptor muscle, tendon, persendian, fasia dan ligament (Lephart et al.,2013). a. Teknik Pelaksanaan Ankle Proprioceptive Exercise Latihan Ankle Proprioceptive dilakukan dengan cara menggerakan atau mobilisasi ankle kaki ke arah plantar flexi, dorsoflexi, eversi dan inversi dengan dosis 8 kali hitungan dan dilakukan 3 kali repitisi (Kim & Lee, 2017). Latihan ini dapat dikombinasikan dengan Stretching, Theraband & Wobble Board (Karakaya, 2015).
16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ankle Proprioceptive Exerciseeprints.umm.ac.id/70296/3/BAB II.pdf · 2020. 11. 19. · latihan isotonik dengan memakai alat theraband atau menggunakan ...

Mar 29, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ankle Proprioceptive Exerciseeprints.umm.ac.id/70296/3/BAB II.pdf · 2020. 11. 19. · latihan isotonik dengan memakai alat theraband atau menggunakan ...

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ankle Proprioceptive Exercise

1. Definisi Ankle Proprioceptive Exercise

Ankle Proprioceptive Exercise adalah latihan keseimbangan ankle

sebagai kemampuan untuk menyeimbangakan tubuh, dan secara

signifikan mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari, keseimbangan

diatur oleh proprioseptif, visual dan vestibular dan merupakan yang

menghasilkan stabilitas di tubuh melalui koordinasi antara kontraksi otot

di tungkai bawah (Yong, 2017). Dalam Sistem Neuromuscular,

proprioceptive exercise dapat menstimulasi sistem saraf agar terjadinya

respon otot . proprioceptive diartikan sebagai keterampilan untuk

memperhitungkan masing – masing posisi ektermitas yang tidak dibantu

oleh penglihatan (visual). Medulla spinalis dan saraf tepi mengendalikan

proprioceptive yang tiba terutama dari receptor muscle, tendon,

persendian, fasia dan ligament (Lephart et al.,2013).

a. Teknik Pelaksanaan Ankle Proprioceptive Exercise

Latihan Ankle Proprioceptive dilakukan dengan cara menggerakan

atau mobilisasi ankle kaki ke arah plantar flexi, dorsoflexi, eversi dan

inversi dengan dosis 8 kali hitungan dan dilakukan 3 kali repitisi (Kim &

Lee, 2017). Latihan ini dapat dikombinasikan dengan Stretching,

Theraband & Wobble Board (Karakaya, 2015).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ankle Proprioceptive Exerciseeprints.umm.ac.id/70296/3/BAB II.pdf · 2020. 11. 19. · latihan isotonik dengan memakai alat theraband atau menggunakan ...

9

1) Stretching

Stretching atau peregangan otot merupakan bagian dari

pemasan dan pendinginan yang dilakukan sebelum dan sesudah

melakukan aktivitas olahraga, yang memiliki tujuan untuk

meningkatkan elastisitas jaringan lunak seperti otot yang mengalami

pemendekan. Otot yang mengalami pemendekan atau kontraktur

dapat menyebabkan penurunan lingkup gerak sendi (LGS) (Wiguna

et.al., 2016). Macam- macam stretching, stretching pasif, stretching

aktif, mekanika stretching, statis stretching, manual strectching,

intermiten stretching, balistik stretching, self stretching dan

propriopcepive neuromucular fasilitation stretching (Wiguna et al.,

2016)

2) Theraband Exercise

Latihan ini merupakan latihan yang mengkombinasikan

latihan isotonik dengan memakai alat theraband atau menggunakan

alat yang serupa dengan syarat memiliki sifat fleksibilitas yang tinggi,

konsep dari latihan ini adalah menahan tahanan secara terus-menerus

sehingga terjadi proses penguluran dan pemendekan muscle dalam

ROM gerakan. Latihan strengthening memberikan efek peningkatan

kekuatan dinamis pada muscle dan berakibat penambahan power pada

muscle itu sendiri, jika power dari muscle bertambah akan

menyebabkan daya tahan dan balance bertambah juga (Haryoko,

2016).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ankle Proprioceptive Exerciseeprints.umm.ac.id/70296/3/BAB II.pdf · 2020. 11. 19. · latihan isotonik dengan memakai alat theraband atau menggunakan ...

10

3) Wobble Board

Wobble Board Exercise adalah latihan untuk menstimulus

proprioceptive pada pergelangan kaki, khususnya mechanoreseptor

dan mengaktifkan reqruitment motor unit, exercise ini menciptakan

gerakan ke segala arah pada kaki ketika dalam posisi diatas wobble

board, sama seperti ketika dalam posisi berjalan, berlari dan

melompat, latihan wobble board berfungsi untuk meningkatkan power

otot tungkai (lower limb), melatih fungsi visual, vestibular, dan

somatosensori yang pada akhirnya akan meningkatkan keseimbangan

seseorang. (Permante, 2009). Pada latihan wobble board, kekuatan,

otot tungkai kaki, kekuatan lutut, dan kekuatan otot pinggul harus

adekuat (memadai) agar tubuh tetap seimbang (Perdana, 2014).

b. Manfaat Ankle Proprioceptive Exercise

1) Ankle proprioceptive exercise dilaporkan efektif mencegah terjadinya

cidera ankle kaki berulang (Hupperets et.al., 2009).

2) Menurut Rosenbaum dalam Kim (2017) ankle proprioceptive exercise

sebagai latihan untuk meningkatkan kemampuan kelincahan dan

power otot tungkai bawah dan juga pergelangan kaki

B. Fisiologi & Anatomi Otot Tungkai

1. Fisiologi Otot

Muscle adalah struktur jaringan yang secara aktif mampu

mengembangkan ketegangan (tension). Dari ciri khas ini memungkinkan

otot skeletal atau otot lurik memiliki fungsi penting untuk mempertahnkan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ankle Proprioceptive Exerciseeprints.umm.ac.id/70296/3/BAB II.pdf · 2020. 11. 19. · latihan isotonik dengan memakai alat theraband atau menggunakan ...

11

posisi badan agar tetap stabil, sebagai alat penggerak anggota tubuh, dan

melindungi tubuh dari terjadinya shock (gocangan). Oleh sebab itu otot

hanya dapat melakukan fungsi tersebut ketika mendapat stimulasi yang tepat,

hal ini menyebabkan sistem saraf dan sistem otot secara kolektif sering kali

dikenal sebagai sistem neuromuscular menurut (Hardianto, 2013)

2. Anatomi Otot Tungkai

Adapun beberapa otot pada bagian tungkai bawah, yaitu :

a. Dalam gambar dibawah menunjukkan otot tungkai bagian anterior (m.

tibialis anterior, m.peronius tertius, m. extensor digitorum longus,

m.extensor hallucis longus) yang memiliki fungsi sebagai gerakan dorso

fleksi.

Gambar 2.1 Otot Tungkai Anterior (Sobota,2012)

b. Pada gambar dibawah menunjukkan otot tungkai pada bagian posterior

(m.gastrocnemius, m.soleus, m.plantaris, m.flexor digitorum longus,

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ankle Proprioceptive Exerciseeprints.umm.ac.id/70296/3/BAB II.pdf · 2020. 11. 19. · latihan isotonik dengan memakai alat theraband atau menggunakan ...

12

m.flexor halluces longus, m.tibialis anterior) yang memiliki fungsi untuk

gerakan plantar fleksi.

Gambar 2.2 Otot Tungkai Posterior (Sobota,2012)

c. Gambar dibawah menunjukkan otot tungkai pada bagian lateral, terdiri

dari atas (m.tibialis anterior) untuk gerakan supinasi dan (m.peroneus

tertius) untuk gerakan pronasi.

Gambar 2.3 Otot Tungkai Lateral (Sobota,2012)

d. Pada gambar dibawah menunjukan otot tungkai pada bagian medial

(m.extensor digitorum longus) untuk pergerakan ekstensi empat jari

kaki dan (m.extensor halluces longus) untuk gerakan supinasi dan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ankle Proprioceptive Exerciseeprints.umm.ac.id/70296/3/BAB II.pdf · 2020. 11. 19. · latihan isotonik dengan memakai alat theraband atau menggunakan ...

13

gerakan ekstensi tungkai kaki (Milner dalam Fauzi ,2017). m.dorsal

pedis, untuk gerakan abduksi jari-jari kaki, m.plantar interossei,

m.lumbricalis, m.digiti minimi, m.flexor digitiminimi, m.flexor halluces

brevis, m.digitorum brevis, m.abductor digiti minimi, m.abductor

halluces seperti yang tertera digambar 2.4 dan 2.5 (Cael, 2010)

Gambar 2.4 Otot Penyusun kaki bagian anterior view

Gambar 2.5 Otot Penyusun kaki bagian posterior view

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ankle Proprioceptive Exerciseeprints.umm.ac.id/70296/3/BAB II.pdf · 2020. 11. 19. · latihan isotonik dengan memakai alat theraband atau menggunakan ...

14

C. Power (Daya Ladak) Otot Tungkai

1. Definisi Power (Daya Ledak)

Suata komponen penting dalam kegiatan olahraga adalah power,

karena power bertujuan unutuk menentukan seberapa tinggi lompatan,

tendangan cepat yang dihasilkan saat seseorang melakukan kegiatan olahraga

(Supaeni, 2011). Power otot tungkai banyak digunakan dalam aktivitas

olahraga baik secara individu ataupun berkelompok. Seperti sepak bola, bola

basket, futsal, renang, balap sepeda, lari, bulu tangkis dan lain-lain. Latihan

untuk peningkatan power umumnya difokuskan kepada power pada otot

tungkai, karena otot tungkai merupakan pusat suatu gerakan (Ningsih, 2019).

Agar dapat mendapatkan power otot tungkai yang baik yaitu melalui proses

latihan dengan menggunakan metode latihan yang benar, terencana dan

aturan perencanaan sesuai dengan pendekatan ilmiah agar tujuan latihan

dapat tercapai dan selesai tepat waktu (Lestari & Sugihartono, 2019).

Power adalah hasil kali dari dua komponen fisik yaitu strength dan

speed yang dirumuskan :

Tabel 2.1 Rumus Power atau Daya Ledak

Rumus diatas menunjukkan kesimpulan bahwa power tidak lepas dari

strength dan speed, oleh karena itu 2 komponen tersebut mempunya pengaruh

yang besar terhadap power otot. Power bergantung kepada kekuatan otot jadi,

jika kekuatan otot meningkat maka power juga akan meningkat walaupun

tidak harus diikuti dengan membesarnya diameter otot (Suhendra & Maulidin,

Power = Force (strength) x Velocity (speed)

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ankle Proprioceptive Exerciseeprints.umm.ac.id/70296/3/BAB II.pdf · 2020. 11. 19. · latihan isotonik dengan memakai alat theraband atau menggunakan ...

15

2020). Power banyak dijumpai dalam permainan futsal. Gerakan yang

memerlukan power seperti ketika dalam posisi melewati lawan dan

kehilangan bola, pemain harus bergerak secara mendadak (eksplosif). Agar

pemain bergerak eksplosif, pemain diharuskan empunyai kekuatan,

power¸kecepatan yang baik khususnya pada bagian tungkai bawah (Santosa,

2015)

D. Melompat Vertikal (Vertical Jump)

1. Definisi Vertical Jump

Sebuah kemampuan agar dapat melompat atau naik keatas dan

melawan gaya gravitasi dengan memanfaatkan kemampuan dari otot.

merupakan definisi dari vertical jump. Vertical jump merupakan lompatan

yang countermovement dimana mengharuskan seseorang untuk melompat

lurus ke atas secara vertical atau gerakan explosif yang membutuhkan

ekstensi penuh dan sempurna pergelangan kaki (ankle), pinggul (hip) dan

lutut (knee). Countermovement jump adalah ketika pelompat dimulai dari

posisi berdiri yang tegak di dekat papan vertical jump test, selanjutnya

membuat gerakan turun dengan menekuk lutut 90°, kemudian dengan cepat

meluruskan lutut dan pinggulnya untuk melompat secara vertikal dari tanah

menuju ke atas (Yusuf & Ariyanto, 2018). Muscle merupakan suatu

komponen pendukung terciptanya suatu gerakan. Vertical jump tercipta

karena adanya gabungan dari kekuatan dan kecepatan otot komponen tersebut

yang dapat menghasilkan power. Power pada otot tungkai bawah yang sangat

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ankle Proprioceptive Exerciseeprints.umm.ac.id/70296/3/BAB II.pdf · 2020. 11. 19. · latihan isotonik dengan memakai alat theraband atau menggunakan ...

16

penting agar terciptanya tinggi maksimum loncatan yang diinginkan (Rosmi,

2016)

2. Faktor-Faktor Yang Mepengaruhi Vertical Jump

Menurut Abdillahtulkhaer (2016), ada beberapa faktor yang

mempengaruhi vertical jump yaitu :

a. Strength

Kekuatan merupakan kemampuan otot atau sekelompok otot dalam

menahan tahanan . Dapat dilihat dari fisiologisnya, kekuatan otot adalah

kemampuan otot untuk menahan beban atau gaya dalam satu kali

berkontraksi (Hasanah, 2013). Faktor faktor yang bisa mempengaruhi

kekuatan otot, diantaranya kecepatan saat berkontraksi, kekakuan

jaringan penghubung antar otot atau tendon, penampang melintang dari

otot (otot polos), dan massa otot berbanding lurus dengan kekuatan otot

hal tersebut menyebabkan semakin berat massa otot maka kekuatan otot

akan semakin besar (Abdillahtulkhaer, 2016).

b. Power

Kemampuan pada otot untuk berkontraksi secara maksimal dan cepat

untuk mengatasi sebuah hambatan merupakan pengertian dari power

(Sudewa, 2015). Power otot dapat dilihat dengan cara menggunakan

kekuatan otot secara maksimal dengan jangka waktu yang cepat

(Abdillahtulkhaer, 2016). Agar terciptanya prestasi yang diinginkan,

maka seseorang harus mempunyai power otot yang baik (Putra et al.,

2014). Komponen penyusun power otot yaitu gabungan dari fleksibilitas,

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ankle Proprioceptive Exerciseeprints.umm.ac.id/70296/3/BAB II.pdf · 2020. 11. 19. · latihan isotonik dengan memakai alat theraband atau menggunakan ...

17

kekuatan dan kecepatan. Oleh sebab itu untuk meningkatkan kemampuan

power maka kita harus meningkatkan 3 komponen tersebut (Prastowo,

2018)

c. Panjang Tungkai

Panjang tungkai sangat berpengaruh karena tungkai berperan sebagai

pengungkit pada saat melakukan lompatan. Mengingat tungkai berfungsi

untuk melakukan lompotan (Abdillahtulkhaer, 2016).

d. Indeks Masa Tubuh (IMT)

Indeks Masa Tubuh merupakan perhitungan antara berat badan dan

tinggi badan. Dari hasil perhitungan tersebut akan didapatkan hasil unutk

melihat kategori tubuh seseorang. Pada saat dilakukan erhitungan terdapat

berat lemak yang berlebihan hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja

tubuh terutama pemain karena akan memberikan pembebanan lebih yang

berarti tubuh akan mengeluarkan gaya tambahan sehingga memerlukan

energi tambahan dalam menggerakan tubuh (Abdillahtulkhaer, 2016).

Bisa ditarik kesimpulan, apabila orang yang mempunya IMT tinggi

atau di atas batas yang normal dapat bepengaruh terhapad tinggi lompatan

hal itu terjadi karena gaya gravitasi memberikan beban akan tetapi massa

tubuh juga memberi gaya tambahan yang akan meyebabkan beban

berlebih pada saat dilakukannya gerakan. Adapun faktor yang

berpengaruh terhadap peningkatan ertical jump yaitu power dan

fleksibilitas tungkai. Untuk mendapatkan lompatan vertical jump vertical

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ankle Proprioceptive Exerciseeprints.umm.ac.id/70296/3/BAB II.pdf · 2020. 11. 19. · latihan isotonik dengan memakai alat theraband atau menggunakan ...

18

jump yang maksimal maka diperlukan power dan fleksibilitas yang baik

(Widyaratni, 2016)

Tabel 2.2 Klasifikasi IMT (WHO, 2011)

Klasifikasi IMT (Kg/m2)

Berat Badan Kurus (Underweight) <18,5

Berat Normal 18,5 – 22,9

Kegemukan (Overweight) >23

Penghitungan indeks massa tubuh menurut World Health

Organization tahun 2011. Cara menentukan massa tubuh seseorang ialah

dengan tahap awal menghitung berat badan dengan timbangan kemudian

diukur tinggi badannya dan selanjutnya dimasukkan ke dalam :

IMT = Berat Badan

[Tinggi Badan (m)]2

3. Pengukuran Menggunakan Vertical Jump Test

Gambar 2.6 Vertical Jump Test

(Sumber : Sudewa, 2016 )

Test tersebut digunakan sebagai pengukuran tinggi lompatan, adapun

caranya sebagai berikut :

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ankle Proprioceptive Exerciseeprints.umm.ac.id/70296/3/BAB II.pdf · 2020. 11. 19. · latihan isotonik dengan memakai alat theraband atau menggunakan ...

19

a. seseorang diperintahkan untuk berdiri tegap didekat dinding yang sudah

tersedia alat pengukur yaitu papan vertical jump

b. lalu mengangkat tangan dengan ujung jari yang sudah diberi bedak atau

kapur

c. Kemudian melompat setinggi tingginya meraih garis maksimal yang

dicapainya

Pengukuran ini dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan dan dari 3 kali

percobaan nilai yang diambil adalah nilai yang terbaik kemudia dimasukkan

kedalam data . Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah pemberian latihan

(Haryono & Pribadi, 2012). Hasil vertical jump test dapat ditentukan

berdasarkan kriteria hasil tinggi lompatan yang diraih, berikut adalah kriteria

dalam vertical jump test.

Tabel 2.3 Kriteria Kemampuan Vertical Jump Test (Bringgs, 2013)

Rating Male (cm) Female (cm)

Excellent >70 >60

Very Good 61-70 51-60

Above Average 51-60 41-50

Average 41-50 31-40

Below Average 31-40 21-30

Poor 21-30 11-20

Very Poor <21 <11

E. Olahraga

1. Definisi Olahraga

Menurut sejarahnya olahraga berasal dari bahasa latin abad pertengahan

“disportare” yang berarti bersenang-senang. Olahraga adalah serangkaian

gerak yang teratur dan terencana untuk meningkatkan kualitas hidup.

Olahraga merupakan aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin yang

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ankle Proprioceptive Exerciseeprints.umm.ac.id/70296/3/BAB II.pdf · 2020. 11. 19. · latihan isotonik dengan memakai alat theraband atau menggunakan ...

20

bertujuan untuk meningkatkan performa fisik, kebugaran seseorang dan

kesehatan. Olahraga yang dilakukan secara teratur dan konsisten memiliki

banyak manfaat, diantaranya meningkatkan kinerja dan fungsi jantung, paru-

paru dan pembuluh darah, meningkatkan kekuatan otot, dan kepadatan tulang,

meningkatkan metabolisme dalam tubuh, mengurangi risiko terjadinya

berbagai penyakit seperti hipertensi dan penyakit jantung, olahraga yang

paling banyak diminati dari semua kalangan adalah olahraga futsal (Andi et

al,. 2016).

F. Futsal

1. Definisi Futsal

Futsal merupakan suatu kegiatan olahraga yang yang meiliki syarat harus

dimaikan oleh dua tim yang berbeda, masing-masing tim terdiri dari lima

orang dan satu orang sebagai penjaga gawang, dan juga memainkan

pertandingan dua babak (Mulyono, 2014). Futsal merupakan olahraga yang

membutuhkan pergerakan cepat dan juga dinamis, dilihat dari ukuran

lapangan yang lebih kecil dari sepakbola dan hampir tidak ada ruang untuk

melakukan kesalahan. Oleh karena itu harus bermain kerjasama tim melalui

umpan bola yang akurat, futsal dalam penelitian ini adalah permainan

sepakbola indoor yang membutuhkan tingkat kompetensi yang tinggi karena

dimainkan dengan waktu yang cepat (Lhaksana, 2012). Futsal merupakan

olahraga yang membutuhkan intensitas sprint yang tinggi dan juga

membutuhkan waktu yang sangat lama (Daniel, 2012).

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ankle Proprioceptive Exerciseeprints.umm.ac.id/70296/3/BAB II.pdf · 2020. 11. 19. · latihan isotonik dengan memakai alat theraband atau menggunakan ...

21

2. Teknik Dasar Permainan Futsal

Menurut Lhaksana (2011) mengemukakan bahwa dalam olahraga

futsal, atlet diwajibkan mengetahui dan mempelajari teknik dasar bermain

futsal agar permainnya akurat, teknik permainan dasar tersebut adalah

passing, control, chipping, dribbling, dan shooting.

a. Passing (Mengumpan Bola)

Mengumpan (passing) menurut Lhaksana (2011), untuk

menguasainya diperlukan penguasaan gerakan agar sasaran yang mau di

umpan tercapai. Menurut (Mielke dalam Hawindri, 2016), passing

merupakan merubah atau mengoper bola dengan penguasaan bola yang

baik agar tepat sasaran yang akan dituju.

b. Control (Menahan Bola)

Menahan bola (control), menurut (Asmar dalam Hawindri, 2016)

maksud dari menahan bola adalah untuk mengendalikan bola dan juga

alur permainan tersebut serta tempo permainan, mengalihkan laju

permainan untuk mempermudah teknik passing. (Mielke dalam

Hawindri, 2016) berpendapat bahwa saat melakukan trapping pemain

menggunakan bagian tubuh yang benar (kepala, badan dan kaki) agar

bola tetap di dekat tubuh pemain. Trapping merupakan metode

mengontrol bola yang paling banyak dipraktikkan oleh atlet bola saat

menerima umpan dari teman timnya.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ankle Proprioceptive Exerciseeprints.umm.ac.id/70296/3/BAB II.pdf · 2020. 11. 19. · latihan isotonik dengan memakai alat theraband atau menggunakan ...

22

c. Chipping

Teknik dasar chipping menurut Lhaksana (2011), hampir sama

dengan teknik dasar passing, yang membedakan adalah pada saat

chipping bagian ujung sepatu dan tepat terkena dibawah bola. Menurut

(Zola, 2013) berpendapat bahwa teknik chipping sering dilakukan dalam

permainan futsal untuk mengoper bola dari arah belakang lawan atau

dalam kondisi lawan sedang bertahan satu lawan satu.

d. Dribbling (Menggiring Bola)

Teknik menggiring bola (dribbling) Lhaksana (2011) merupakan

kemampuan yang seorang pemain dalam menguasai bola sebelum

mengumpan ke teman timnya untuk menciptakan peluang bahkan juga

menciptakan gol. Menurut (Asmar dalam Hawindri, 2016), teknik

dribbling ada tiga yakni dribbling menggunakan kaki bagian dalam,

dribbling menggunakan kaki bagian luar, dan dribbling menggunakan

punggung kaki.

e. Shooting

Teknik shooting menendang bola dengan keras menurut (Asmar

dalam Hawindri, 2016), shooting merupakan menedang bola se keras

mungkin ke gawang lawan guna mencetak gol. Menurut Lhaksana

(2011), teknik shooting dibagi dua yakni shooting menggunakan

punggung kaki dan shooting menggunakan ujung kaki.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ankle Proprioceptive Exerciseeprints.umm.ac.id/70296/3/BAB II.pdf · 2020. 11. 19. · latihan isotonik dengan memakai alat theraband atau menggunakan ...

23

3. Kemampuan Fisik Pemain Futsal

Menurut Rusli dalam Ahmadi (2014) komponen kemampuan fisik

dasar cabang olahraga futsal adalah daya tahan, kekuatan, power,

kecepatan, dan fleksibilitas. Selain itu kelincahan juga berpengaruh dalam

permainan futsal, khususnya pada keterampilan dribbling bola ke semua

penjuru lapangan. Sedangkan menurut Lhaksana (2011) komponen

kondisi fisik yang dimiliki seorang atlet futsal ada 10 komponen yakni,

daya tahan, kekuatan, kecepatan, kelincahan, power, kelenturan,

kecepatan, koordinasi, keseimbangan, dan reaksi. Dari kesepuluh

komponen tersebut tidak semua harus dimiliki secara komplit, artinya

ada komponen yang menjadi pelengkap dari komponen yang lain.