Top Banner
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri 2.1.1 Pengertian Nyeri Nyeri adalah sesuatu yang menyakitkan tubuh yang diungkapkan secara subjektif oleh individu yang mengalaminya . Nyeri dianggap nyata meskipun tidak ada penyebab fisik atau sumber yang dapat diidentiftkasi. Meskipun beberapa sensasi nyeri dihubungkan dengan status mental atau status psikologis, pasien secara nyata merasakan sensasi nyeri dalam banyak hal dan tidak hanya membayangkannya saja. Kebanyakan sensasi nyeri adalah akibat dari stimulasi fisik dan mental atau stimuli emosional (Potter & Perry, 2010). Nyeri imunisasi merupakan nyeri yang diakibatkan oleh tindakan invasive. Nyeri imunisasi dapat menyebabkan rasa nyeri pada anak yang jika tidak segera ditangani dapat menimbulkan ketakutan, kegelisahan, menangis dan anak menjadi stress berlebihan. Akibat suntikan inilah yang dapat menimbulkan nyeri dan berkembang menjadi trauma terutama pada anak karena dapat menyebabkan nyeri akut (Prasetyawati, 2012). Beberapa studi nyeri pada anak yang selalu menjadi keluhan utama saat imunisasi, didapatkan bahwa nyeri yang dikeluhkan oleh anak selalu diabaikan sehingga penanganan yang diberikan tidak adekuat (Sekriptini, 2013).
24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/49335/59/BAB 2.pdf · Mekanisme koping pada seseorang akan berpengaruh terhadap sensai nyeri yang dirasakan.

Oct 15, 2019

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/49335/59/BAB 2.pdf · Mekanisme koping pada seseorang akan berpengaruh terhadap sensai nyeri yang dirasakan.

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Nyeri

2.1.1 Pengertian Nyeri

Nyeri adalah sesuatu yang menyakitkan tubuh yang

diungkapkan secara subjektif oleh individu yang mengalaminya .

Nyeri dianggap nyata meskipun tidak ada penyebab fisik atau

sumber yang dapat diidentiftkasi. Meskipun beberapa sensasi nyeri

dihubungkan dengan status mental atau status psikologis, pasien

secara nyata merasakan sensasi nyeri dalam banyak hal dan tidak

hanya membayangkannya saja. Kebanyakan sensasi nyeri adalah

akibat dari stimulasi fisik dan mental atau stimuli emosional (Potter

& Perry, 2010).

Nyeri imunisasi merupakan nyeri yang diakibatkan oleh

tindakan invasive. Nyeri imunisasi dapat menyebabkan rasa nyeri

pada anak yang jika tidak segera ditangani dapat menimbulkan

ketakutan, kegelisahan, menangis dan anak menjadi stress

berlebihan. Akibat suntikan inilah yang dapat menimbulkan nyeri

dan berkembang menjadi trauma terutama pada anak karena dapat

menyebabkan nyeri akut (Prasetyawati, 2012).

Beberapa studi nyeri pada anak yang selalu menjadi keluhan

utama saat imunisasi, didapatkan bahwa nyeri yang dikeluhkan oleh

anak selalu diabaikan sehingga penanganan yang diberikan tidak

adekuat (Sekriptini, 2013).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/49335/59/BAB 2.pdf · Mekanisme koping pada seseorang akan berpengaruh terhadap sensai nyeri yang dirasakan.

10

2.2 Klasifikasi Nyeri

A. Nyeri berdasarkan Lokasi

1. Nyeri Nosiseptif

Nyeri nosiseptif merupakan nyeri yangdiakibatkan oleh

aktifitas atau sensivitas nosiseptor perifer yang merupakan resptor

khusus yang mengantarkan stimulus naxious (Andarmoyo, 2013).

Nyeri Nosiseptif dibagi menjadi:

a) Nyeri Somatik: berasal dari tulang, sendi, otot, kulit, atau

jaringan penghubung. Biasanya kualitas nyeri ini

ditunjukkan dari nyeri yang dirasakan atau denyutan yang

terokalisasi dengan baik (Potter & Perry, 2010).

b) Nyeri visceral: Nyeri viseral merupakan nyeri yang terjadi

di dalam organ tubuh manusia, seperti di dalam abdomen,

lambung dan jantung. Nyeri viseral biasanya juga disertai

dengan mual dan muntah pada seseorang (Farmer, 2014).

2. Nyeri Alih

Nyeri alih merupakannyeri yang tidak hanya berfokus pada

satu tempat, akan tetapi nyeri dapat terasa pada bagian tubuh yang

terpisah. Salah satu contohnya adalah ketika seseorang mengalami

penyakit jantung dan merasakan nyeri di dada, maka nyeri akan

menjalar kebagian leher, punggung dan lengan kiri (Potter & Perry,

2010).

3. Nyeri Superfisial

Nyeri superfisial merupakan nyeri yang berada pada lapisan

kulit yang disebabkan oleh bahan kimia atau benda tajam, sehingga

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/49335/59/BAB 2.pdf · Mekanisme koping pada seseorang akan berpengaruh terhadap sensai nyeri yang dirasakan.

11

seseorang merasa seperti terbakar pada bagian kulit tersebut (Avila et

al, 2017).

4. Nyeri Idiopatik

Nyeri Idiopatik adalah nyeri kronis dari ketiadaan penyebab

fisik atau psikologis yang dapat diidentifikasi atau nyeri yang

dirasakan sebagai berlebihnya tingkat kondisik patologis suatu

organ. Contoh dari nyeri idiopatik adalah sindrom nyeri lokal

kompleks (Complekx Regional Pain Syndrome/CRPS) (Potter & Perry,

2010).

5. Nyeri Neuropatik

Nyeri neuropatik mengarah pada disfungsi di luar sel saraf.

Nyeri neuropatik terasa seperti terbakar kesemutan dan hipersensitif

terhadap sentuhan atau dingin. Nyeri spesifik terdiri atas beberapa

macam, antara lain nyeri somatik, nyeri yang umumnya bersumber

dari kulit dan jaringan di bawah kulit (superficial) pada otot dan tulang.

Macam lainnya adalah nyeri menjalar (referred pain) yaitu nyeri yang

dirasakan di bagian tubuh yang jauh letaknya dari jaringan yang

menyebabkan rasa nyeri, biasanya dari cidera organ visceral.

Sedangkan nyeri visceral adalah nyeri yang berasal dari bermacam-

macam organ viscera dalam abdomen dan dada (Potter & Perry,

2010).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/49335/59/BAB 2.pdf · Mekanisme koping pada seseorang akan berpengaruh terhadap sensai nyeri yang dirasakan.

12

B. Nyeri Berdasarkan Durasi

1. Nyeri akut

Nyeri akut adalah suatu nyeri yang bersifat terlokalisir dan

biasanya terjadi secara tiba-tiba. Umumnya berkaitan dengan cedera

fisik. Nyeri terasa tajam seperti ditusuk, disayat, dicubit, dan pola

serangan jelas. Nyeri ini merupakan peringatan adanya potensial

kerusakan jaringan yang membutuhkan reaksi tubuh yang diperintah

oleh otak dan merupakan respon syaraf simaptis. Nyeri akut berdurasi

singkat (kurang lebih 6 bulan) dan akan menghilang tanpa pengobatan

setelah area yang rusak pulih kembali (Prasetyo, 2010).

2. Nyeri kronis

Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang

menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung di luar

waktu penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat

dikaitkan dengan penyebab atau cedera spesifik. Nyeri kronis dapat

tidak mempunyai awitan (onset) yang ditetapkan dengan tetap dan

sering sulit untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidak memberikan

respon terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya.

Meski nyeri akut dapat menjadi sinyal yang sangat penting bahwa

sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya, nyeri kronis biasanya

menjadi masalah dengan sendirinya (Muttaqin, 2011).

3. Nyeri Kronis Tak Teratur (Episodik)

Nyeri yang sesekali terjadi dalam jangka waktu tertentu disebut nyeri

episodik. Nyeri berlangsung selama beberapa jam, hari, atau minggu.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/49335/59/BAB 2.pdf · Mekanisme koping pada seseorang akan berpengaruh terhadap sensai nyeri yang dirasakan.

13

Sebagai contoh, sakit sebelah/migraine dan nyeri yang berhubungan

dengan penyakit talasemia (Gruener & Lande, 2006 dalam Potter &

Perry, 2010).

4. Nyeri Akibat Kanker

Agency for Healthcare Research and Quality (AHRQ) melaporkan bahwa

hampir 90% klien dapat mengontrol nyeri dalam arti yang sederhana.

Beberapa klien dengan penyakit kanker mengalami nyeri akut atau

kronis. Nyeri tersebut terkadang bersift nosiseptif dan/atau

neuropatik. Nyeri kanker biaanya disebabkan oleh berkembangnya

tumor dan berhubungan dengan proses patologis, prosedur invasif,

toksin-toksin dari pengobatan, infeksi, dan keterbatasan secara fisik.

Klien merasakan nyeri di lokasi tepat dimana tumor berada atau lokasi

yang berada jauh dari tumor, yang mengidentifikasikan adanya nyeri.

Hampir 70-90% klien dengan kanker stadium lanjut mengalami nyeri.

Enam puluh persen dari mereka melaporkan adanya nyeri tingkat

sedang hingga berat (Potter & Perry, 2010).

2.2.1 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Nyeri

A. Faktor Fisiologis

a) Kelemahan (Fatigue)

Kelemahan meningkatkan presepsi terhadap nyeri dan

menurunkan kemmapuan untuk mengatasi masalah. Apabila

kelemahan terjadi disepanjang waktu istirahat, presepsi terhada nyeri

akan lebih besar. Nyeri terkadang jarang dialami setelah tidur atau

istirahat cukup daripada di akhir hari yang panjang (Potter & Perry,

2010).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/49335/59/BAB 2.pdf · Mekanisme koping pada seseorang akan berpengaruh terhadap sensai nyeri yang dirasakan.

14

b) Usia

Usia memiliki peranan penting dalam mempersepsikan rasa

nyeri. Usia akan mempengaruhi seseorang terhadap sensasi nyeri

baik persepsi maupun ekspresi. Perkembangan usia baik anak-anak,

dewasa, dan lansia akan sangat berpengaruh terhadap nyeri yang

dirasakan. Usia anak-anak akan sulit menginterpretasikan dan

melokalisasikan nyeri yang dirasakan karena belum dapat

mengucapkan kata-kata dan mengungkapkan secara verbal maupun

mengekspresikan nyeri yang dirasakan sehingga nyeri yang dirasakan

biasanya akan diinterpretasikan kepada orang tua atau tenaga

kesehatan (Zakiyah, 2015).

c) Gen

Riset terhadap orang yang sehat mengungkapkan bahwa

informasi genetik yang diturunkan dari orangtua memungkinkan

adanya peningkatan atau penurunan sensivitasa seseorang terhadap

nyeri. Gen yang ada di dalam tubuh kita dibentuk dari kombinasi gen

ayah dan gen ibu. Nantinya, gen yang paling dominanlah yang akan

menentukan kondisi fisik dan psikologis (Andarmoyo, 2013).

B. Faktor Psikologis

Tingkat dan kualitas nyeri yang diterima klien berhubungan dengan

arti dari nyeri tersebut. Kecemasan kadang meningkatkan presepsi terhadap

nyeri, tetapi nyeri juga menyebabkan perasan cemas. Respons emosional

pada nyeri melibatkan girus cingulat anterior dan korteks prefrontal ventral

kanan. Sirkuit serotonin dan norepinefrin juga terlibat dalam modulasi

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/49335/59/BAB 2.pdf · Mekanisme koping pada seseorang akan berpengaruh terhadap sensai nyeri yang dirasakan.

15

stimulus sensoris, yang mungkin mempengaruhi bagaimana depresi dan

pengobatan antidepresan berefek pada persepsi nyeri (Khasanah, 2012).

C. Faktor Sosial

a) Keluarga dan Dukungan Sosial

Meski nyeri masih terasa, tetapi kehadiran keluarga ataupun

teman terkadang dapat membuat pengalaman nyeri yang

menyebabkan stress berkurang.. Klien dari kelompok sosiobudaya

yang berbeda memiliki harapan yang berbeda tentang orang, tempat

mereka menumpahkan keluhan merekatentang nyeri, klien yang

mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggota keluarga atau

teman dekat untuk memperoleh dukungan, bantuan, atau

perlindungan. Apabila tidak ada keluarga atau teman, seringkali

pengalaman nyeri membuat klien semakin tertekan (Potter & Perry,

2010).

b) Perhatian

Tingkatan dimana klien menfokuskan perhatian terhadap

nyeri yang dirasakan memepengaruhi presepsi nyeri. Meningkatnya

perhatian behubungan dengan meningkatnya nyeri, sebaliknya

distraksi berhubungan dengan kurangnya respon nyeri (Potter &

Perry, 2010).

c) Pengalaman Sebelumnya

Frekuensi terjadinya nyeri dimasa lampau cukup sering tanpa

adanya penanganan atau penderitaan adanya nyeri menyebabkan

kecemasan bahkan ketakutan yang timbul secara berulang. Jika orang

tersebut belum merasakan nyeri sebelumnya maka akan tersiksa

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/49335/59/BAB 2.pdf · Mekanisme koping pada seseorang akan berpengaruh terhadap sensai nyeri yang dirasakan.

16

dengan keadaan tersebut. Sebaliknya, jika seseorang sudah mengalami

nyeri yang sama maka akan dianggap biasa, karena sudah paham

indakan apa yang akan dilakukan untuk menghilangkan rasa nyeri

tersebut (Andarmoyo, 2013).

D. Ansietas

Seseorang yang mengalami nyeri justru akan berdampak

buruk bagi psikologis seseorang. Nyeri juga dapat menyebabkan

seseorang merasa cemas dan takut dengan kondisi yang dialami

(Andarmoyo, 2013).

E. Faktor Spiritual

Spiritualitas menjangkau antara agama dan mencakup

pencarian secara aktif terhadap makna situasi dimana seseorang

menemukan dirinya sendiri. Spiritual membuat seseorang mencari

tahu makna atau arti dari nyeri yang dirasakan, seperti mengapa nyeri

ini terjadi pada dirinya, apa yang telah dilakukan selama ini, dan lain-

lain (Potter & Perry, 2010).

F. Faktor Koping

Mekanisme koping pada seseorang akan berpengaruh terhadap

sensai nyeri yang dirasakan. Seseorang dengan lokus kendali internal

akan mepersepsikan diri sebagai seseorang yang bisa mengendalikan

sesuatu seperti nyeri. Sebaliknya seseorang dengan lokus kendali

eskternal akan susah dalam mengatasi sensasi nyeri yang dirasakan

(Zakiyah, 2015).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/49335/59/BAB 2.pdf · Mekanisme koping pada seseorang akan berpengaruh terhadap sensai nyeri yang dirasakan.

17

2.2.2 Mekanisme Nyeri

1. Teori Gerbang

Teori Gate-Kontrol Mezack dan Wall dalam Potter & Perry

(2012), teori pertama yang menjelaskan bahwa nyeri memiliki

komponen emosional dan kognitif serta sensai secara fisik. Mereka

juga mengusulkan bahwa mekanisme “gerbang” yang berlokasi di

sepanjang sistem saraf pusat dapat mengatur atau menghambat

implus-implus nyeri. Teori ini mengatakan bahwa implus-implus nyeri

akan melewati gerbang dalam posisi terbuka dan akan menghentikan

ketika gerbang ditutup.

Upaya menutup pertahanan tersebut merupakan dasar teori

menghilangkan nyeri. Suatu keseimbangan aktivitas dari neuron

sensori dan serabut kontrol desenden dari otak mengatur proses

pertahanan. Neuron delta-A dan C melepaskan substansi C

melepaskan substansi P untuk menghantarkan impuls melalui

mekanisme pertahanan. Selain itu, terdapat mekanoreseptor, neuron

beta-A yang lebih tebal, yang lebih cepat yang melepaskan

neurotransmiter penghambat. Apabila masukan yang dominan berasal

dari serabut beta-A, maka akan menutup mekanisme pertahanan.

Diyakini mekanisme penutupan ini dapat terlihat saat seorang perawat

menggosok punggung klien dengan lembut. Pesan yang dihasilkan

akan menstimulasi mekanoreseptor, apabila masukan yang dominan

berasal dari serabut delta A dan serabut C, maka akan membuka

pertahanan tersebut dan klien mempersepsikan sensasi nyeri. Bahkan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/49335/59/BAB 2.pdf · Mekanisme koping pada seseorang akan berpengaruh terhadap sensai nyeri yang dirasakan.

18

jika impuls nyeri dihantarkan ke otak, terdapat pusat kortek yang lebih

tinggi di otak yang memodifikasi nyeri. Alur saraf desenden

melepaskan opiat endogen, seperti endorfin dan dinorfin, suatu

pembunuh nyeri alami yang berasal dari tubuh. Neuromedulator ini

menutup mekanisme pertahanan dengan 19 menghambat pelepasan

substansi P (Potter & Perry, 2010).

2. Teori Spesifisitas

Bagian tertentu dari sistem saraf berperan dalam membawa

nyeri dari reseptor nyeri ke pusat nyeri di sistem saraf pusat.

Sejumlah serabut saraf yang hanya (atau secara maksimal)

mengadakan respons terhadap stimulus yang berada dalam kisaran

noksius. Namun, keberadaan apa yang dinamakan sistem nyeri itu

sendiri tidak bisa menerangkan dengan baik semua tampilan nyeri

klinik maupun eksperimental. Nyeri alih (lokasi nyeri sering salah

ditentukan) dan nyeri patologik (misalnya neuralgia trigeminus yang

timbul hanya oleh stimulus noksius ringan) serta efek faktor emosi

dan motivasional masih memerlukan penjelasan. Penjelasan 13 yang

terbaik mencakup mekanisme seperti sumasi (summation) dan inhibisi

yang bekerja pada suatu gerbang (gate) yang mengendalikan

perjalanan masukan yang potensial menimbulkan nyeri (Walton &

Torabinejad, 2008).

2.2.3 Pengkajian Nyeri

Menurut Twycross, Dowden & Bruce (2009) , alat pengkajian

nyeri dapat dibagi menjadi beberapa, yaitu:

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/49335/59/BAB 2.pdf · Mekanisme koping pada seseorang akan berpengaruh terhadap sensai nyeri yang dirasakan.

19

a) Skala nyeri wajah

Skala peringkat dapat berkisar antara 0 pada satu titik ekstim

dan 10 pada titik ekstrim lainnya. Skala nyeri dinilai berdasarkan

ekspresi anak. Angka 0 diartikan sebagai perasaan tidak nyeri. Angka 1

sampai 3 diartikan sebagai nyeri ringan. Lebih dari Angka 3 sampai 7

diartikan sebagai nyeri sedang. Lebih besar dari angka 7 sampai 9

diartikan nyeri yang berat dan lebih dari angka 9 sampai 10 diartikan

nyeri yang sangat hebat (Supartini, 2002).

b) Verbal Rating Scale (VRS)

Skala ini menggunakan angka-angka 0 sampai 10 untuk

menggambarkan tingkat nyeri. Dua ujung ekstrem juga digunakan

pada skala ini, sama seperti pada VAS atau skala reda nyeri. Skala

verbal menggunakan kata-kata dan bukan garis atau angka untuk

menggambarkan tingkat nyeri. Skala yang digunakan dapat berupa

tidak ada nyeri, sedang, parah. Hilang/atau redanya nyeri dapat

dinyatakan sebagai sama sekali tidak hilang, sedikit berkurang, cukup

Gambar 2.1 : Face pain rating scale Sumber: www.wongbakerfaces.org

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/49335/59/BAB 2.pdf · Mekanisme koping pada seseorang akan berpengaruh terhadap sensai nyeri yang dirasakan.

20

berkurang, baik/atau nyeri hilang sama sekali. Karena skala ini

membatasi pilihan kata pasien, skala ini tidak dapat membedakan

berbagai tipe nyeri.

Gambar 2.2 Verbal Rating Scale (VRS)

c) Skala Analogi Visual (VAS)

Skala analogi visual sangat berguna dalam mengkaji intensitas

nyeri. Skala tersebut adalah berbentuk garishorizontal sepanjang 10

cm, dan ujungnya mengindikasikan nyeri yang berat. Pasien diminta

untuk menunjuk titik pada garis yang menunjukkan letak nyeri terjadi

di sepanjang rentang tersebut.ujung kiri biasanya menunjukkan “tidak

ada” atau “tidak nyeri”, sedangkan ujung kanan biasanya menandakan

“berat” atau nyeri yang paling buruk. Untuk menilai hasil, sebuah

penggaris diletakkan sepanjang garis dan jarak yang dibuat pasien

pada garis dari “tidak ada nyeri “ diukur dan ditulis dalam sentimeter

(Nursalam, 2008).

Gambar 2.3 Skala Analogi Visual (VAS): Nursalam (2008)

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/49335/59/BAB 2.pdf · Mekanisme koping pada seseorang akan berpengaruh terhadap sensai nyeri yang dirasakan.

21

d) Skala FLACC

FLACC digunakan untuk menilai reaksi perilaku terhadap rasa

nyeri untuk bayi dan anak-anak dengan rentang umur 2 bulan sampai

7 tahun. Skala ini digunakan kepada yang tidak dapat

mengekspresikan rasa nyeri mereka sendiri dan dengan klien yang

tidak bisa mengomunikasikan nyerinya secara verbal. Skala FLACC

mengakses lima bidang perilaku (ekspresi wajah anak, posisi kaki,

aktivitas, menangis, dan konsolabilitas) dengan skor mulai dari 0

hingga 2 untuk setiap kategori. Skor 1-3 kategori nyrti ringan, skor 4-6

dikategorikan nyeri sedang, skor 7-10 dikategorikan nyeri berat

(Gedam et al, 2013).

2.2.4 Manajemen Nyeri

A. Pendekatan Farmakologi

Analgesik merupakan metode penanganan nyeri yang paling

umum dan sangat efektif. Pemberian obat analgesik, yang dilakukan

guna mengganggu atau memblokir transmisi stimulus agar terjadi

perubahan persepsi dengan cara mengurangi kortikal terhadap nyeri.

Jenis analgesiknya adalah narkotik dan bukan narkotik (Hidayat,

2014).

Ada tiga tipe analgesik (Potter & Perry, 2010), yaitu:

a) Non-opioid (asetaminofen dan obat anti inflamasi)

b) Opioid (Narkotik)

c) Koanalgesik (variasi dari pengobatan yang meningkatkan analgesik

atau memiliki kandungan analgesik yang semula tidak diketahui).

B. Pendekatan Non-Farmakologi

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/49335/59/BAB 2.pdf · Mekanisme koping pada seseorang akan berpengaruh terhadap sensai nyeri yang dirasakan.

22

a) Distraksi

Distraksi merupakan teknik nonfarmakologis yang paling umum

digunakan untuk manajemen perilaku selama tindakan. Distraksi

adalah teknik mengalihkan perhatian pasien dari hal yang dianggap

sebagai prosedur yang tidak menyenangkan. Proses distraksi

melibatkan persaingan untuk mengalihkan perhatian antara sensasi

yang sangat menonjol seperti nyeri dengan fokus yang diarahkan

secara sadar pada beberapa aktivitas pemrosesan informasi lainnya.

Pengembangkan teori yang menekankan pada fakta bahwa kapasitas

manusia untuk memperhatikan terbatas, dalam teori ditunjukkan

bahwa seorang individu harus berkonsentrasi pada rangsangan

menyakitkan untuk merasakan rasa sakit; oleh karena itu, persepsi

rasa sakit menurun ketika perhatian seseorang terdistraksi dari

stimulus (Panda, 2017).

Distraksi adalah sistema aktivasi yang kompleks menghambat

stimulus nyeri apabila seseorang menerima input sensorik yang

berlebih. Dengan adanya stimulus sensorik, seseorang dapat

mengabaikan atau tidak menyadari akan adanya nyeri (Potter &

Perry, 2010).

Distraksi audiovisual adalah pengalihkan perhatian dengan

kontribusi yaitu video animasi dengan mengalihkan perhatian dengan

bantuan video video animasi. Video animasi membuat emosi

berubah sehingga membantu untuk tertawa, mengilangkan stress ,

serta mebuat pikiran lebih positif. Intervensi terdiri dari selingan

dalam bentuk video animasi anak-anak populer seperti Tom and

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/49335/59/BAB 2.pdf · Mekanisme koping pada seseorang akan berpengaruh terhadap sensai nyeri yang dirasakan.

23

Jerry Tales (Kaur, 2014). Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Gonzalez, J.C, Routh, DK, & Armstrong, FD (1993) pada Pengaruh

gangguan audio visual versus jaminan pada reaksi anak-anak

terhadap suntikan yang menunjukkan bahwa gangguan audio visual

efektif dalam mengurangi rasa sakit sebagai rata-rata dengan hasil

skor nyeri <5 menit = 2,9, 15 menit = 1,82 dan 30 menit = 0,3,18.

b) Masase dan Stimulasi Kutaneus

Stimulus kutaneus merupakan stimulasi pada kulit untuk

mengurangi nyeri. Stimulus kutaneus memberikan klien rasa kontrol

terhadap gejala nyeri. Penggunaan yang tepat dari stimulus kutaneus

membantu mengurangi ketegangan otot yang meningkatkan nyeri

(Potter & Perry, 2010).

Masase atau pijatan sangat efektif dalam meberikan relaksasi

fisik dan mental, mengurangi nyeri, dan meningkatkan keeefektifan

pengobatan nyeri. Masase pada punggung, bahu, lengan, dan kaki

selama 3 sampai 5 menit dapat merelaksasikan otot dan memberikan

istirahat yang tenang dan nyaman (Potter & Perry, 2010).

c) Efflurage Massage

Effleurage adalah bentuk masase dengan menggunakan telapak

tangan yang memberi tekanan lembut ke atas permukaan tubuh

dengan arah sirkular secara berulang (Reeder dalam Parulian, 2014).

Langkah-langkah melakukan teknik ini adalah kedua telapak tangan

melakukan usapan ringan, tegas dan konstan dengan pola gerakan

melingkari abdomen, dimulai dari abdomen bagian bawah di atas

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/49335/59/BAB 2.pdf · Mekanisme koping pada seseorang akan berpengaruh terhadap sensai nyeri yang dirasakan.

24

simphisis pubis, arahkan ke samping perut, terus ke fundus uteri

kemudian turun ke umbilicus dan kembali ke perut bagian bawah

diatas simpisis pubis, bentuk pola gerakannya seperti “kupu-kupu”.

Effleurage merupakan teknik masase yang aman, mudah untuk

dilakukan, tidak memerlukan banyak alat, tidak memerlukan biaya,

tidak memiliki efek samping dan dapat dilakukan sendiri atau dengan

bantuan orang lain (Ekowati, 2011).

d) Terapi Musik

Musik mengalihkan perhatian seseorang dari nyeri dan

membangun respon relaksasi. Klien dapat melakukan (memainkan

alat music atau bernyanyi) atau mendengarkan musik. Musik

menghasilkan suatu keadaan dimana klien sadar penuh melalui suara,

henik, jarak, dan waktu. Klien stidaknya perlu mendengarkan selama

15 menit agar mendapatka efek teraupiotik. Penggunaan earphone

membantu klien untuk lebih berkonsentrasi terhadap suara musik

agar tidak terganggu, dengan meningkatkan volume suara, sementara

itu juga menghindar dari klien atau staf perawat yang lain yang dirasa

menganggu (Potter & Perry, 2010).

e) GIM (Guided Imagery Music)

Relaksasi guided imagery merupakan salah satu metode

penatalaksanaan nyeri non farmakologis yang dapat digunakan oleh

perawat. Hal ini bekerja dengan mengubah persepsi kognitif dan

motivasi afektif (Potter & Perry, 2010). Adanya perubahan motivasi

afektif akan meningkatkan mekanisme koping klien terhadap nyeri.

Individu yang memiliki lokus kendali internal mempersepsikan diri

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/49335/59/BAB 2.pdf · Mekanisme koping pada seseorang akan berpengaruh terhadap sensai nyeri yang dirasakan.

25

mereka sebagai individu yang dapat mengendalikan lingkungan

mereka dan hasil akhir suatu peristiwa, seperti nyeri (Potter & Perry,

2010).

f) Terapi Musik Klasik (Mozart)

Pada dewasa ini banyak jenis musik yang dapat diperdengarkan

namun musik yang menempatkan kelasnya sebagai musik bermakna

medis adalah musik klasik karena musik ini maknitude yang luar biasa

pada perkembangan ilmu kesehatan, diantaranya memiki nada yang

lembut, nadanya memberikan stimulasi gelombang alfa, ketenangan

dan membuat pendengarnya lebih rileks (Dofi dalam Liandari, 2015).

g) Kompres Dingin

Kompres hangat dapat menurunkan nyeri dengan

memberikan energi panas melalui proses konduksi, dimana panas

yang dihasilkan akan menyebabkan vasodilatasi yang berhubungan

pelebaran pembuluh darah lokal. Kompres hangat dapat memberi

rasa hangat untuk mengurangi nyeri dengan adanya pelebaran pada

pembuluh darah yang mampu meningkatkan aliran darah lokal dan

memberikan rasa nyaman (Price, 2005). Penelitian Jolly, Zgonis, dan

Hendrix (2005) menjelaskan bahwa pemberian kompres hangat

selama 5 menit sebelum injeksi Glatirames Asetat, sebagian besar

pasien dapat mentoleransi rasa nyeri selama penyuntikan dan tidak

ditemukan adanya inflamasi pada bekas suntikan. Terapi dingin

menimbulkan efek analgetik dengan memperlambat kecepatan

hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit

(Indriyan, Hayati, & Chodidjah, 2013).

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/49335/59/BAB 2.pdf · Mekanisme koping pada seseorang akan berpengaruh terhadap sensai nyeri yang dirasakan.

26

2.3 Imunisasi

2.3.1 Pengertian Imunisasi.

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi

dan anak dengan memasukan vaksin kedalam tubuh agar tubuh

membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu.

Sedangkan yang dimaksukan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk

merangsang pembentukan zat anti yang dimaksukkan ke dalam tubuh

melalui suntikan (Hidayat, 2005).

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada

balita dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh. Agar tubuh

membuat zat anti untuk merangsang pembentukan zat anti yang

dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan (misalnya vaksin BCG,

DPT dan campak) dan melalui mulut (misalnya vaksin polio).

Imunisasi berasal dari kata imun, kebal, resisten. Imunisasi berarti

anak di berikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak

kebal terhadap suatu penyakit tapi belum kebal terhadap penyakit

yang lain (Hidayat, 2008). Imunisasi merupakan suatu upaya untuk

menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif

terhadap suatu penyakit (Atikah, 2010).

2.3.2 Tujuan Imunisasi

Pemberian imunisasi pada anak mempunyai tujuan agar tubuh

kebal terhadap penyakit tertentu, kekebalan tubuh juga dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya terdapat tingginya

kadar antibodi pada saat dilakukan imunisasi, potensi antigen yang

disuntikan, waktu antara pemberian (Hidayat, 2014).

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/49335/59/BAB 2.pdf · Mekanisme koping pada seseorang akan berpengaruh terhadap sensai nyeri yang dirasakan.

27

Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan

pada balita agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta

anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit. Secara

umun tujuan imunisasi ada beberapa antara lain melalui imunisasi

tubuh tidak mudah terserang penyakit menular dan ssangat efektif

mencegah penyakit menular. Imunisasi menurunkan angka morbitas

(angka kesakitan) antara lain (Atikah, 2010) :

Jadwal Imunisasi Anak usia 0-18 tahun

Imunisasi

Usia Bulan Tahun Lahi

r 1 2 3 4 5 6 9 12

15

18

24 3 5 6 7 8 9

10

12

18

Pentavalen 1 2 3

BCG 1 kali

PVC

1 2 3 4 Rotavirus 1 2 3 Influenza Ulangan 1 kali setiap tahun

Campak 1 2 3

MMR

1 2 Tifoid Ulangan setiap 3 tahun

Hepatitis A 2 kali, interval 6-12 bulan

Vasilera 1 kali HPV 2 atau 3 kali Japanaese

Enchepalis 1 2

Dengue

3 kali, interval 6 bulan

2.2.3 Lokasi Penyuntikan Imunisasi dan Tempat Imunisasi

1. Vaksin BCG

Untuk penyuntikan vaksin BCG caranya disebut dengan intrakutan.

Maksudnya cara penyuntikannya dilakukan didalam jaringan kulit, sehingga

sangat dangkal. Sedangkan untuk posisi jarumnya harus datar hal ini agar

Gambar 2.4 Jadwal Imunisasi Sumber: Departemen Kesehatan RI, 2017

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/49335/59/BAB 2.pdf · Mekanisme koping pada seseorang akan berpengaruh terhadap sensai nyeri yang dirasakan.

28

vaksin bisa masuk ke jaringan lemak. Untuk lokasi penyuntikan imunisasi

dengan cara intrakutan dilakukan di bagian yang peredaran darahnya banyak,

contohnya di lengan atau antara bokong dan paha (Buku Ajar Imunisasi, 2014).

2. Vaksin DPT/HB/Tifus

Pemberian vaksin ini cara penyuntikannya disebut dengan intramuskular. Yang

mana penyuntikannya di dalam otot, sehingga jarum yang dimasukkan lebih

panjang agar bisa masuk ke dalam jaringan otot. Dengan jarum yang panjang

tentunya akan mengurangi rasa sakit. Dan untuk lokasi penyuntikan imunisasi

dilakukan di daerah yang terdapat pembuluh darah besar dan syaraf. Jika yang

diimunisasi anak berusia di bawah satu tahun lokasinya adalah di paha,

sedangkan untuk anak yang lebih besar lokasi penyuntikannya di lengan atas

(Buku Ajar Imunisasi, 2014).

3. Campak/MMR/Vericella

Pemberian vaksin ini cara penyuntikannya dinamakan subkutan. Penyuntikan

dilakukan di bawah jaringan kulit namun sebelum otot. Untuk cara

melakukannya dengan cara mencubit terlebih dahulu bagian yang akan disuntik.

Sedangkan lokasi penyuntikan imunisasi ini dilakukan didaerah yang peredaran

darahnya sedikit dan terdapat jaringan lemak di bawahnya seperti paha dan

lengan atas (Buku Ajar Imunisasi, 2014).

2.4 Konsep Balita

2.4.1 Pengertian Balita

Balita adalah masa anak mulai berjalan dan merupakan masa

yang paling hebat dalam tumbuh kembang, yaitu pada usia 1 sampai 5

tahun. Masa ini merupakan masa yang penting terhadap

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/49335/59/BAB 2.pdf · Mekanisme koping pada seseorang akan berpengaruh terhadap sensai nyeri yang dirasakan.

29

perkembangan kepandaian dan pertumbuhan intelektual (Mitayani,

2009).

Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita)

dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih

tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan

penting, seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan

berbicara dan berjalan sudah bertambah baik. Namun kemampuan

lain masih terbatas (Sutomo, 2010).

2.5 Proses Penurunan Nyeri dengan Distraksi Audiovisual (Video

animasi) dan Distraksi Audio (musik)

Melihat film adalah bentuk bermain pasif yang memberikan

hiburan bagi anak, kegiatan melihat film tersebut dapat dimodifikasi

untuk dijadikan sebuah tindakan terapeautik seperti distraksi, sehingga

selain menghibur juga bisa digunakan sebagai pengalih perhatian

ketika balita diberikan injeksi imunisasi (tindakan invasif). Distraksi

audiovisual adalah bentuk pengalihan perhatian yang efektif untuk

anak balita karena di dalam distrakasi audiovisual menayangan tokoh

video animasi lucu yang memberikan edukasi kesehatan dalam bahasa

yang sederhana dan menarik, sehingga membuat balita merasa senang,

terhibu. Selama prosedur imunisasi (invasif), anak menikmati

tayangan video animasi yang disajikan. Hal tersebut tentunya mampu

mengurangi respons buruk balita yang biasanya terjadi ketika

prosedur injeksi berlangsung karena anak fokus pada tayangan yang

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/49335/59/BAB 2.pdf · Mekanisme koping pada seseorang akan berpengaruh terhadap sensai nyeri yang dirasakan.

30

disajikan dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh tokoh video

animasi tersebut (Agustina et al, 2015).

Pada video animasi terdapat unsur gambar, warna, dan cerita

sehingga anak-anak menyukai menonton video animasi (Windura,

2008). Ketika anak lebih fokus pada kegiatan menonton video

animasi, hal tersebut membuat impuls nyeri akibat adanya cidera tidak

mengalir melalui tulang belakang, pesan tidak mencapai otak sehingga

anak tidak merasakan nyeri (Brannon dkk, 2013).

Penelitian yang dilakukan oleh MacLaren dan Cohen (2005)

pada anak usia 1-7 tahun, didapatkan anak dengan teknik distraksi

pasif seperti menonton lebih teralihkan dan tingkat distresnya lebih

rendah dibandingkan dengan anak dengan teknik distraksi aktif saat

dilakukan pengambilan sampel darah melalui vena. Hasil penelitian

yang dilakukan oleh James dkk., (2012) pada anak usia 3 – 6 tahun,

juga menunjukkan anak yang diberikan teknik distraksi menonton

video animasi mengalami nyeri lebih sedikit saat dilakukan

pengambilan sampel darah melalui vena (tindakan invasif), hal

tersebut terlihat dari respon perilakunya .

Pada prinsipnya teknik distraksi audiovisual merupakan suatu

cara untuk mengalihkan fokus anak dari rasa sakit pada kegiatan lain

yang menyenangkan bagi anak (Pillitteri, 2010). Anak-anak menyukai

unsur-unsur seperti gambar, warna dan cerita pada video animasi.

Unsur-unsur seperti gambar, warna, cerita, dan emosi (senang, sedih,

seru, bersemangat) yang terdapat pada video animasi merupakan

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/49335/59/BAB 2.pdf · Mekanisme koping pada seseorang akan berpengaruh terhadap sensai nyeri yang dirasakan.

31

unsur otak kanan dan suara yang timbul dari film tersebut merupakan

unsur otak kiri. Sehingga dengan menonton video animasi otak kanan

dan otak kiri anak pada saat yang bersamaan digunakan duaduanya

secara seimbang dan anak fokus pada video animasi (Windura, 2008).

Berdasarkan gate control theory, pada saat perawat menyuntikkan

jarum, hal tersebut meransang serabut saraf kecil (reseptor nyeri)

sehingga menyebabkan inhibitory neuron tidak aktif dan gerbang

terbuka, sementara pada saat yang bersamaan peneliti memberikan

teknik distraksi berupa video animasi, yang meransang serabut saraf

besar, menyebabkan inhibitory neuron dan projection neuron aktif, tetapi

inhibitory neuron mencegah projection neuron mengirimkan sinyal ke

otak, sehingga gerbang tertutup dan stimulasi nyeri yang diterima

tidak sampai ke otak (Suzanne, 2010). Sehingga anak yang diberikan

teknik distraksi menonton video animasi menunjukkan skala nyeri

yang lebih rendah daripada anak yang tidak diberikan teknik distraksi

menonton video animasi.

Penelitian teknik distraksi menonton video animasi ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan beberapa ahli seperti James dkk

(2012) dengan menggunakan desain penelitian quasi eksperimen.

Penelitian bertujuan untuk melihat pengaruh menonton video animasi

terhadap respon prilaku dari persepsi nyeri anak usia prasekolah yang

menjalani venipuncture. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa

adanya penurunan nyeri yang signifikan setelah anak menonton video

animasi saat dilakukan venipunctur. Dari hasil penelitian tersebut

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Nyeri 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/49335/59/BAB 2.pdf · Mekanisme koping pada seseorang akan berpengaruh terhadap sensai nyeri yang dirasakan.

32

peneliti menyarankan bahwa menonton video animasi dapat

digunakan untuk mengatasi respon prilaku nyeri anak saat menjalani

tindakan invasif secara efektif. Penelitian yang dilakukan oleh

Bagnasco (2012) pada anak usia 2-6 tahun (prasekolah) menunjukan

rata-rata skala nyeri anak yang tidak menonton video animasi saat

menjalani venipunctur 5,22 sedangkan rata-rata skala nyeri anak yang

tidak menonton video animasi saat menjalani venipunctur 2,53, hal

tersebut menunjukkan bahwa anak yang menonton video animasi saat

menjalani venipunctur memiliki rata-rata skala nyeri yang lebih

rendah.

Teknik distraksi yang bisa dilakukan adalah dengan distraksi

audio yaitu dengan cara mendengarkan musik. Secara fisiologis pun

teknik distraksi audio (musik) dengan memakai musik dapat

merangsang pelepasan hormon endorfin yang merupakan substansi

sejenis morfin yang disuplai oleh tubuh, sehingga pada saat reseptor

nyeri disaraf perifer mengirimkan sinyal ke sinaps, kemudian terjadi

transmisi sinapsis antara neuron saraf perifer dan neuron yang

menuju otak tempat yang seharusnya substansi P akan menghasilkan

impuls. Pada saat tersebut endorphin akan memblokir lepasnya

substansi P dari neuron sensorik (Rosdianto, 2012).

Musik jenis sedatif atau musik relaksasi menurunkan detak

jantung dan tekanan darah, menurunkan tingkat rangsang dan secara

umum membuat tenang (Djohan, 2006 dalam Padang, 2015).