Top Banner
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam Kajian Komunikasi Budaya 1.1.1 Komunikasi Antarbudaya Konsep penggabungan budaya dan komunikasi adalahdua konsep yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini terletak pada proses atau metode komunikasi antar manusia atau kelompok yang menggunakan pesan (verbal maupun non verbal), dengan sendirinya kode ini selalu digunakan di semua lingkungan interaktif (Liliweri, 2003: 12). Artinya pola dan perilaku dalam budaya merupakan salah satu bentuk komunikasi yang dilakukan oleh individu dan kelompok, sehingga suatu interaksi terbentuk melalui tafsir dan pemahaman bersama. Proses yang terjadi adalah negosiasi dengan latar belakang budaya yang berbeda, namun tidak ada jaminan bahwa keduanya dapat saling memahami, menerima atau bahkan menolak. Menafsirkan komunikasi dalam budaya yang berbeda dapat menghasilkan sesuatu yang baik bila tidak adanya kesalahpahaman informasi dapat mengurangi konflik yang mungkin timbul. Munculnya perbedaan budaya adalah penggunaan adagium, yaitu semakin berbeda budaya peserta dalam pertukaran, semakin besar kemungkinan orang akan bias terhadap makna lintas budaya, dan semakin sedikit atau bahkan tidak ada bias terhadap makna. di antara mereka (Liliweri, 2003: 46).
18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam ... II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam Kajian Komunikasi Budaya 1.1.1 Komunikasi Antarbudaya Konsep

Aug 15, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam ... II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam Kajian Komunikasi Budaya 1.1.1 Komunikasi Antarbudaya Konsep

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Negosiasi Identitas Dalam Kajian Komunikasi Budaya

1.1.1 Komunikasi Antarbudaya

Konsep penggabungan budaya dan komunikasi adalahdua konsep yang

tidak dapat dipisahkan. Hal ini terletak pada proses atau metode komunikasi antar

manusia atau kelompok yang menggunakan pesan (verbal maupun non verbal),

dengan sendirinya kode ini selalu digunakan di semua lingkungan interaktif

(Liliweri, 2003: 12). Artinya pola dan perilaku dalam budaya merupakan salah

satu bentuk komunikasi yang dilakukan oleh individu dan kelompok, sehingga

suatu interaksi terbentuk melalui tafsir dan pemahaman bersama. Proses yang

terjadi adalah negosiasi dengan latar belakang budaya yang berbeda, namun tidak

ada jaminan bahwa keduanya dapat saling memahami, menerima atau bahkan

menolak.

Menafsirkan komunikasi dalam budaya yang berbeda dapat

menghasilkan sesuatu yang baik bila tidak adanya kesalahpahaman informasi

dapat mengurangi konflik yang mungkin timbul. Munculnya perbedaan budaya

adalah penggunaan adagium, yaitu semakin berbeda budaya peserta dalam

pertukaran, semakin besar kemungkinan orang akan bias terhadap makna lintas

budaya, dan semakin sedikit atau bahkan tidak ada bias terhadap makna. di antara

mereka (Liliweri, 2003: 46).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam ... II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam Kajian Komunikasi Budaya 1.1.1 Komunikasi Antarbudaya Konsep

9

Menurut GuoMing Chen danWilliam Stastada yang dikutip dalam buku

"Prejudice and Conflict", komunikasi lintas budaya adalah proses menceri

pesepakatan atau pertukaran simbol dan sistematis yang memandu kebiasaan

manusia dan membatasi perilakunya sebagai kelompok. Dapat melakukan

kegiatan pertukaran budaya, antara lain

1. bernegosiasi untuk mengikutkan orang dalam pertemuan budaya yang

berbeda membicarakan suatu isu (menyampaikan isu melalui simbol) yang

diperebutkan, simbol tersebut belum tentu berarti tetapi bermakna disuatu

situasi, arti tersebut dinegosiasikan atau dipertahankan.

2. Dengan pergantian simbol sesuai kesepakatan atau subjek yang terlibat

dalam komunikasi, diputuskan agar ikut serta dalam proses pemberian

makna yang sama.

3. Sebagai pedoman tingkah laku budaya yang tidak terprogram tetapi

berguna karena mempengaruhi tingkah laku.

4. memperlihatkan fungsi suatu kelompok agar kita bisa membedakan diri

kita dengan kelompok lain (Liliweri, 2005: 368).

Ketika dua pihak atau lebih mengalami makna komunikasi dan pengertian

yang sama, kesepakatan akan dicapai melalui komunikasi yang efektif. Kondisi

kehidupan masyarakat di Tarakan.Selama proses lamaran, suku Bulungan dan

suku Jawa saling bertukar pesan yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan

dalam dua budaya yang berbeda. Kedua suku tersebut terlibat dalam konflik

budaya yaitu perkawinan. Dengan cara demikian, tidak hanya akan mempengaruhi

internal kelompok keluarga, tetapi juga antar kelompok suku yang luas.Oleh

karena itu, dalam konsep ini terjadi proses negosiasi antara kedua budaya yang

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam ... II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam Kajian Komunikasi Budaya 1.1.1 Komunikasi Antarbudaya Konsep

10

telah menjadi hubungan simbolik antar suku. dua kelompok. berkomunikasi

dengan.

1.1.2 Negosiasi Identitas Dalam Komunikasi Budaya

Dalam masyarakat, manusia pasti mempunyai identitas sebagai dasar atau

konsep diri, dan komponen membentuk konsep diri ialah local budaya dari budaya

aslinya. Identitas tersebut didapat melalui proses berinteraksi sesama manusia di

lingkungan rumah. Dengan kata lain, setiap orang mempunyai konsep diri yang

tidak sama, yang bergantung pada budaya konsep diri mereka.

Menurut Stella Ting-Toomey konsep negosiasi diterangkan sebagai proses

interaksi perundingan disetiap individu antar budaya yang mencoba mengikat,

menerangkan, mengubah, mempertanyakan atau mempertahankan identitas yang

diinginkan pada diri sendiri atau pada orang lain. Negosiasi identitas adalah

kegiatan komunikatif, dikarena proses negosiasi identitas didalamnya ada proses

interaksi dan transaksi dari para pelakunya. Tentunya setiap orang dalam

lingkungan budaya tertentu secara sadar dan tidak sadar akan melakukan proses

tersebut, sehingga membentuk konsep diri atau identitas diri.

Ada 10 inti anggapan teoritis dalam teori yang dipaparkan oleh Ting

Tomey negosiasi identitas (dalam Littlejohn dan Foss, 2009):

1. Identitas sekelompok orang dan dinamika identitas utama dibentuk

melalui komunikasi simbolik dengan orang lain.

2. Kumpulan individu disebuah kelompok budaya atau suku apapun pada

dasarnya termotivasi untuk memperoleh identitas yang nyaman,

kepercayaan, partisipasi, hubungan, dan kemantapan pada tingkat identitas

individu dan kelompok.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam ... II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam Kajian Komunikasi Budaya 1.1.1 Komunikasi Antarbudaya Konsep

11

3. Setiap individu-individu lebih mengarah kepada adaptasi pada lingkungan

budaya yang akrab, atau sebaliknya, menjadi jati diri yang rapuh di

kondisi yang baru. Saat berinteraksi dengan orang lain yang memiliki

budaya yang sama atau menyerupai, setiap orang cenderung mengalami

kenyamanan Identitas Ketika saya merasa saya setuju dengan keyakinan

saya, dan sebaliknya, identitas saya bergetar ketika mengkomunikasikan

topik yang berbeda dari peraturan budaya.

4. Orang akan mendapatkan stabilitas identitas di bawah keadaan budaya

yang dapat diperkirakan, dan mendapatkan pergantian identitas atau

guncangan di bawah situasi budaya yang tidak diperkirakan sebelumnya.

5. Ruang lingkup budaya, individu dan berbagai keadaan akan memberi

dampak makna, pemahaman dan evaluasi dari subjek atau masalah

identitas.

6. Keputusan yang dihasilkan dari negosiasi identitas meliputi perasaan

dipahami, dihargai, dan disupport.

7. Komunikasi lintas budaya yang serius mementingkan pentingnya

menggabungkan pengetahuan, motivasi dan keterampilan lintas budaya

agar dapat melakukan komunikasi dengan puas, akurat dan efektif.

8. Dimensi budaya, pribadi dan ragam situasi mempengaruhi makna,

pemahaman dan evaluasi tema atau masalah identitas.

9. Keputusan yang dihasilkan dari negosiasi identitas melibatkan perasaan

dipahami, dihargai dan didukung.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam ... II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam Kajian Komunikasi Budaya 1.1.1 Komunikasi Antarbudaya Konsep

12

10. Komunikasi lintas budaya yang sadar menekankan pentingnya

mengintegrasikan pengetahuan, motivasi, dan teknologi antar budaya

untuk komunikasi yang memuaskan, akurat, dan efektif.

Ting Toomey (dalam Littlejohn dan Foss, 2011: 133) Ketika kita mampu

secara sadar dan mudah berbagi dari satu lingkungan budaya ke lingkungan lain,

dan ketika kita menyebutkan keadaan bikulturalisme fungsional atau budayaisme

fungsional, maka kita telah mencapai keadaan transformator budaya. Kunci untuk

memperoleh kondisi tersebut adalah kompetensi antar budaya. Kompetensi antar

budaya meliputi 3 komponen:

1. Pengetahuan (knowledge) adalah pemahaman tentang berartinya

karakteristik ras atau budaya, dan keahlian untuk memahami konten

penting orang lain. Dengan kata lain, memiliki pemahaman tentang

identitas budaya dan bisa membedakan segala perbedaan.

2. Kesadaran(mindfulness). Kesadaran hanya terlihat memperhatikan dan

menjadi sadar sepenuhnya.

3. Ability (keterampilan). Kemampuan merujuk pada kemampuan agar

menegosiasikan identitas dengan cara pengamatan yang cermat,

mendengarkan, empati, peka non-verbal, kesopanan, penataan ulang, dan

kolaborasi.

Sebagian orang memilih tidak keberatan ketika berhadapan dengan negosiasi

identitas, sementara yang lain lebih memperhatikan dinamika proses negosiasi

identitas. Kesadaran adalah proses konsentrasi kognitif yang didapatkan dengan

melatih keterampilan berulang. Ting Toomey (dalam Littlejohn dan Foss, 2009)

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam ... II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam Kajian Komunikasi Budaya 1.1.1 Komunikasi Antarbudaya Konsep

13

Menjelaskan komunikasi perhatian lintas budaya. Kesadaran berarti bersedia

mengubah kerangka acuan, bersedia memakai hal baru untuk memahami

pembedaan budaya atau etnis, dan bersedia mencoba peluang inovatif untuk

membuat keputusan dan memecahkan masalah. Di sisi lain, ketidaksadaran sangat

bergantung kepada bagan referensi yang sudah dikenal, kategori dan rutinitas

desain, dan cara-cara biasa dalam mengerjakan sesuatu. Standar komunikasi yang

perlu diperhatikan adalah:

1. Kecocokan : Ukuran agar tingkahlaku dilihat sesuai dan konsisten seperti

apa yang seharusnya dari budaya.

2. Efektivitas mengukur agar komunikator mendapatkan makna bersama dan

3. hasil yang diperoleh dalam keadaan tertentu.

Gambaran umum teori negosiasi identitas yang dikemukakan Ting Toomey di

atas adalah bahwa semua manusia mempunyai konsepsi diri (self-identity) yang

dibentuk oleh hasil berinteraksi sesama orang lain dalam domain budaya yang

sama. para individu akan mengingkari jati dirinya ketika sedang berada di tempat

nilai budaya yang tidak sama bisa juga ketika dihadapkan dengan individu lain

yang mempunyai nilai identitas berbeda.

1.1.3 Struktur Negosiasi

Struktur negosiasi memiliki beberapa tahap yang terjadi, hal tersebut seperti :

1. Persiapan

Dalam persiapan negosiasi mencakup :

a. Mencari tau inforrmasi

b. Tentukan tujuan

c. Mengatur pengutamaan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam ... II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam Kajian Komunikasi Budaya 1.1.1 Komunikasi Antarbudaya Konsep

14

d. Kembangkan cara negosiasi

e. Mencari tahu relevansi atau batas amanah yang dikasih.

f. Pertimbangkan konsekuensinya

2. Diskusi

Bernegosiasi diawali dengan pidato kemudian dibuka dengan

kedua belah pihak. Fase bernegosiasi meliputi komunikasi, presentasi,

analisis sinyal, dan ekspresi argumen.

3. Perundingan

Diskusi atau masalah tidak bisa terjadi terus menerus, dalam satu

tahap, berdiskusi untuk memperoleh jalan untuk meminta dan menawar.

4. Penutup dan Kesepakatan

Ditahap ini semua pihak mencari kesepahaman yang bisa mereka

terima bersama (Heron dan Vandenabeele 11-12 : 1998). Dari pernyataan

di atas terlihat bahwa ada empat tahapan dalam proses negosiasi, yaitu

persiapan, pembahasan atau musyawarah, dan negosiasi untuk

menyelesaikan perbedaan atau masalah dalam negosiasi dan mencapai

kesepakatan.

1.2 Identitas Budaya

Kata identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki ciri khas

yang membedakannya dengan seseorang atau sesuatu, tanda atau makna literal

dari identitas Ting Toomey mengartikan identitas berasal dari keluarga, jenis

kelamin, budaya nasional dan proses sosialisasi. Komunikasi yaitu perangkat agar

menciptakan identitas dan mekanisme perubahan. Identitas terbentuk dalam

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam ... II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam Kajian Komunikasi Budaya 1.1.1 Komunikasi Antarbudaya Konsep

15

interaksi dengan orang lain.Menurut Hecht, dikutip Littlejohn dan Foss

(2011:133) Identitas adalah sejenis kode yang mendefinisikan keanggotaan

berbagai kode yang tersusun dari simbol-simbol yang ada dalam masyarakat,

simbol-simbol tersebut antara lain pakaian (seperti bentuk pakaian) dan kata-kata

yang dimiliki (seperti deskripsi diri).

Kebudayaan berhubungan dengan tatanan hidup manusia, manusia belajar

untuk berfikir, merasakan, percaya dan mencari hal-hal yang sesuai dengan

budayanya. Bahasa, persahabatan, kebiasaan makan, metode komunikasi kegiatan

sosial, kegiatan ekonomi, politik dan teknis, dan berdasarkan pola budaya

(Mulyana dan Rakhmad 2014:18). Mulyana dan Rakhmad percaya bahwa budaya

maerupakan konsep yang merangsang ketertarikan. Kebudayaan secara formal

diartikan sebagai rangkaian pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap,

makna, hierarki, peran agama, waktu, dan hubungan spasial, konsep alam

semesta, dan urutan benda material dan properti yang diperoleh oleh suatu benda.

banyak orang. Melalui upaya individu dan kolektif, dari generasi ke generasi.

Inti dari identitas budaya adalah nilai-nilai, kepercayaan dan tradisi yang

ditanamkan dalam kurun waktu yang cukup lama untuk mengaitkannya dengan

identitas seseorang, namun identitas tersebut akan berubah seiring berjalannya

waktu, yang akan mempengaruhi komunikasi setiap orang.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam ... II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam Kajian Komunikasi Budaya 1.1.1 Komunikasi Antarbudaya Konsep

16

1.2.1 Komponen Identitas Budaya

Menurut Liliweri (2001:114-136), ada beberapa komponen yang

membentuk identitas budaya, yaitu:

1. Pembelajaran dan penenrimaan tradisi:

a. Melihat tentang kehidupan, kosmologi dan ontologi. Ketiga bagian

akan ada hadir di setiap budaya. Pandangan hidup ini dapat terlihat

dengan keyakinan, sikap dan nilai yang telah diajarkan.

b. Norma budaya menunjukan peraturan atau standar tingkah laku yang

diterapkan setiap orang dalam keadaan tertentu atau umumnya.

c. Setiap budaya memiliki konsep tentang masa lalu, sekarang, dan masa

depan. Mereka yang bukan anggota kelompok harus memiliki

pemahaman yang berbeda tentang konsep ruang dan waktu. Konsep

waktu melibatkan membagi nama tanggal menjadi periode waktu dan

membagi waktu menurut kegunaanya.

d. Setiap budaya mengajarkan anggotanya arah ruang dan jarak. Saat

berkomunikasi, ruang lebih terkait dengan kebutuhan sosial, tapi jarak

lebih terkait dengan jarak fisik.

2. Skema kognitif biasanya ditentukan oleh pandangan pribadi, dan

pandangan pribadi bergantung pada pengalaman kognitif seseorang dari

budayanya. Rencana tersebut mempengaruhi berbagai keputusan untuk

memprioritaskan fungsi objek sesuai dengan waktu dan lokasi. Setiap

budaya mengajarkan model kognitif yang berbeda. Misalnya, informasi

tentang pentingnya makanan, sandang, atau tempat tinggal tampaknya

telah menjadi kebutuhan dasar bagi semua budaya, dan informasi

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam ... II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam Kajian Komunikasi Budaya 1.1.1 Komunikasi Antarbudaya Konsep

17

semacam itu mungkin belum tentu mendapat prioritas yang sama dalam

skema kognitif komunikator.

3. Bahasa dan sistem simbol. Setiap budaya membuat bahasa menjadi media

untuk mengungkapkan doktrin, nilai dan norma budaya kepada

pendukungnya. Bahasa adalah mediator pemikiran, ucapan dan perilaku.

Bahasa adalah nilai dan norma, yaitu bahasa yang menerjemahkan

program kognitif manusia untuk mengartikan persepsi, sikap, dan

keyakinan manusia akan dunia. membahas bahasa tidak terlepas dari

pertanyaan tentang simbol. membahas tentang simbol berarti kita

berbicara tentang bagaimana memberi makna pada suatu objek. disemua

bangsa memiliki simbol budayanya sendiri untuk mengekspresikan

kepentingan tertentu.

4. Agama, mitologi, dan cara mengkomunikasikannya. Setiap budaya

memiliki tanda dan kejadian yang tidak bisa dijelaskan secara wajar, yang

tidak dapat dijelaskan hanya dengan iman. Setiap budaya mengajarkan

anggota komunitasnya tentang agama, mitologi, dan cara mengekspresikan

keragaman anggota etnis.

5. Hubungan sosial dan jaringan komunikasi. Keluarga selalu dibentuk

dalam komunitas kecil dan menjadi media sosialisasi budaya. Relasi dalam

masyarakat bisa berbentuk kerjasama atau kompetisi dan individualisme,

tergantung budaya lisan atau bacaan. Sebagian besar budaya membaca

dianggap sebagai budaya modern, bersifat personal, eksklusif, dan tidak

melibatkan komunisme.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam ... II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam Kajian Komunikasi Budaya 1.1.1 Komunikasi Antarbudaya Konsep

18

1.2.2 Pembentukan Identitas Budaya

Liliweri 2003: 35-46) memaparkan bahwa identitas kebudayaan

dikembangkan melalui proses yang meliputi beberapa tahap, yaitu:

1. Identitas budaya yang tidak sengaja

Pada titik inilah identitas budaya terbentuk secara tidak sengaja

atau tidak disadari. Dipengaruhi oleh budaya yang dominan, sehingga

orang bergabung dengan mereka membentuk identitas baru.

2. Pencarian identitas budaya

Pencarian identitas budaya mencakup proses memunculkan,

mempertanyakan, dan menguji identitas lain, seperti menemukan dan

memahaminya dengan mengerjakan penelitian mendalam, bertanya

kepada keluarga, teman, bahkan penelusuran ilmiah.

3. Identitas budaya yang diperoleh

Ini adalah salah satu bentuk identitas, identitas kita dibentuk

melalui interaksi budaya, dan kejelasan serta keyakinan kita pada

penerimaan diri sendiri dapat dijelaskan secara detail.

4. Konfirmitas: internalisasi

Proses membentuk identitas juga mampu digapai dengan internalisasi

yang membentuk confornitas. Dengan demikian, proses internalisasi

dan untuk memastikan bahwa standar yang dimiliki menjadi sama

(sesuai) dengan norma yang dominan atau mengasimilasi norma yang

dimiliki dalam budaya dominan.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam ... II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam Kajian Komunikasi Budaya 1.1.1 Komunikasi Antarbudaya Konsep

19

5. Resistensi dan separatism

Membentuk identitas kultur dari sebuah komunitas yang

berperilaku seksklusif untuk menolak norma kultur dominan.

6. Integrasi

Identitas baru yang dibentuk oleh seseorang atau sekelompok

orang merupakan hasil penggabungan berbagai budaya yang

bersumber dari komunitas atau masyarakat asalnya.

1.2.3 Pembentukan Identitas Etnis

Phinney (1990:171), dikutip Suharno, 2007) memaparkan identitas etnis

sebagai struktur yang kompleks, termasuk komitmen terhadap suatu kelompok

dan perasaan bersama (etnis), evaluasi positif terhadap kelompok, adanya minat

dan pengetahuan kelompok, dan partisipasi dalam kegiatan sosial kelompok etnis

tersebut. Identitas rasial sebagai konsep diri merupakan hasil bentukan

remaja.Pemuda dari sebagian besar etnis biasanya tidak menemui kesulitan dalam

proses pembentukannya, karena hanya menganut nilai-nilai suku mayoritas, akan

tetapi bagi remaja hal tersebut mengembangkan rasa identitas etnis Prosesnya

lebih rumit. Lebih spesifik mereka akan memilih pilihan tentang identifikasi diri

mereka sendiri, berdasarkan:

1. Sintesis multikultural; Secara pribadi dan kompeten mengidentifikasi diri

Anda secara efektif dengan lebih dari satu kelompok.

2. Kompeten multikultural dan berorientasi pada kelompoknya sendiri.

3. Kompeten multikultural dan berorientasi pada kelompok dominan

4. Identifikasi etnis yang kuat dari etnis atau etnis sendiri.

5. Afiliasi dan masak nilai, sikap, perasaan, dan perilaku kelompok dominan.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam ... II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam Kajian Komunikasi Budaya 1.1.1 Komunikasi Antarbudaya Konsep

20

1.2.4 Budaya Lamaran Dalam Masyarakat

Budaya tersebut berasal dari bentuk jamak dari bahasa Sansekerta,

buddhayah, buddha atau budi yang artinya penyebab. Kebudayaan adalah produk

dari rasionalitas manusia, yang menuntun manusia untuk bertindak sesuai dengan

naluri manusia, tidak sembarangan, murah hati, berilmu, dan sebagainya. Setelah

mengamalkan kebudayaan, kebudayaan pada akhirnya akan membentuk

peradaban (Kurnia, 2016: 6). Kebudayaan sudah menjadi kebiasaan yang

dilakukan dalam masyarakat, proses ini bisa menjadi sistem yang semakin kuat

atau sistem yang mengubah sifat aslinya.Budaya terbagi menjadi dua jenis:

budaya material dan budaya non material.

Lamaran nikah merupakan salah satu tradisi sebelum menikah. Tradisi ini

dilaksanakan atas dasar kepercayan masyarakat sebagai peninggalan nenek

moyang, sehingga kedepannya tetap menjaga keamanan dalam keluarga. Prosedur

lamaran sebelum menikah. Hidup dalam ikatan pernikahan antara dua tipe orang

yang berbeda. biasanya lamaran ini dilakukan setelah kencan yang cukup lama,

dan rasanya seperti ada kecocokan antara kedua belah pihak. Pada tahap lamaran

ini, keduanya berjanji akan menikah bersama.

Dalam agama Islam, penerapan bahasa Arab disebut khitbah, artinya

dalam istilah al-khitbab dan al-khathb. Al-khitbab artinya berbicara. Dikatakan

bahwa ini adalah takhabhaba, yang artinya dua orang sedang berbicara. Jika

diartikan sebagai khahabahu fi amr, artinya membicarakan masalah pernikahan.

Dan jika ditinjau dari akar kata khitbah arti pembicaraan yang berkaitan dengan

lamaran atau permintaan untuk menikah (Takariawan, 2009 : 28). Lamaran

merupakan bentuk ikatan yang dilakukan dengan cara mempertemukan antar

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam ... II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam Kajian Komunikasi Budaya 1.1.1 Komunikasi Antarbudaya Konsep

21

perwalian calon mempelai sebagai pembicaraan awal sebelum terjadinya

pernikahan. Seperti artian lamaran menurut istilah merupakan pinangan, atau

permintaan untuk menikah yang ditujukan kepada seorang yang dianggap calon,

dan adanya penerimaan dari proses awal pernikahan. Ketika kedua calon

mempelai telah merespon (diterima), maka dibuatlah lamaran agar mereka dapat

melanjutkan ke proses selanjutnya. Dengan penerapan seperti itu terdapat hikmah

yang harus diterapkan sebelum menikah, yaitu untuk lebih mempererat hubungan

pernikahan setelahnya, yang dapat diperkuat melalui “Hadits Nabi” Muhammad

bin Subah. Menurut makna yang diposting oleh al Tirmidzi dan al Nasaiy

Bahwa Nabi berkata kepada seorang yang telah meminang seorang

perempuan : “melihatlah kepadanya karena yang demikian akan lebih menuatkan

ikatan perkawinan” (Syarifuddin, 2006 : 50-51).

Menurut literatur, prosedur aplikasi dapat diklasifikasikan sebagai budaya.

Kultur memiliki tiga bentuk sebagai gejala, yaitu:

1. Bentuk budaya sebagai kompleks ide, gagasan, nilai, norma, aturan, dll.

2. Bentuk budaya sebagai kompleks dari model kegiatan dan tindakan manusia

dalam masyarakat.

3. Bentuk budaya sebagai benda yang diciptakan oleh manusia.

Keragaman budaya Indonesia menjadikan proses penerapan berbagai ras

dalam masyarakat menjadi fenomena umum. Karena pertemuan orang-orang dari

latar belakang budaya yang berbeda tidak mengecualikan perkawinan antar ras.

Penerapan budaya yang berbeda adalah proses pemenuhan dua budaya yang

berbeda, dengan tujuan menyatukan cara berpikir dan tradisi yang berbeda untuk

membentuk sebuah keluarga.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam ... II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam Kajian Komunikasi Budaya 1.1.1 Komunikasi Antarbudaya Konsep

22

1.2.5 Lamaran Bagi Masyarakat Suku Bulungan

Dalam prosesi pernikahan suku Bulungan ada beberapa rangkaian tradisi

yang harus dilaksanakan terlebih dulu. Sebelum melakukan pernikahan

masyarakat suku Bulungan diawali dengan beseruan yaitu pihak laki-laki dan

keluarga melakukan pembicaraan kepada pihak keluarga perempuan untuk

meminang anak gadisnya, dilanjutkan dengan pemberian sangot (jujuran). Sangot

(jujuran) adalah istilah dari suku Bulungan di daerah Tanjung Selor Kalimantan

Utara. jikapinangan dari pengantin laki-laki diterima oleh anak gadis dari pihak

perempuan maka dari pihak laki-laki menyerahkan sangot (jujuran) yaitu

sejumlah uang dan alat-alat seperti kain baju, kain selendang, tilam/kasur, ranjang,

dan lain-lain yang diberikan dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan. Jenis

dan besaran sangot tergantung permintaan orang tua dari pihak perempuan.

Kemudian dilanjutkan dengan penentuan hari baik dalam melaksanakan

pernikahan. Hal itu dipercaya dapat memberi kelancaran pada prosesi acara dan

berharap dapat memberikan peruntungan dalam bahtera rumah tangga. Lalu yang

terakhir menentukan pakaian pengantin berwarna emas yang menggambarkan ciri

khas dari pakaian adat dari suku Bulungan. Tradisi ini masih dilakukan bagi suku

Bulungan ketika seseorang ingin menikahi anak gadis dari suku Tersebut

(Nanang, 2008 14-15).

1.2.6 Lamaran Bagi Masyarakat Suku Jawa

Dalam adat istiadat pada suku Jawa memiliki kerumitan dalam

melaksanakan prosesi pernikahan. Dalam melangsungkan upacara pernikahan

pada adat suku Jawa memiliki makna atau simbol pada setiap prosesinya. Berawal

dari proses lamaran yang mempunyai 3 bagian yaitu:

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam ... II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam Kajian Komunikasi Budaya 1.1.1 Komunikasi Antarbudaya Konsep

23

a. Nontoni adalah langkah pertama untuk melakukan perikahan, seseorang

pria dengan orangtuanya pergi kerumah gadis untuk melihat dan

memutuskan untuk keinginannya melamar sang gadis.

b. Ngalamar merupakan penyampaian pesan yang dilakukan pihak laki-laki

kepada perempuan secara lisan atau tertulis.

c. Srah-srahan yaitu ketika sang gadis yang ingin dilamar menyetjui lamarannya

maka upacara srah-srhan akan dilaksanankan. Diawali dengan peningset yaitu

pemberian bermacam-macam hadiah yang diberikan oleh pihak laki-laki

kepada perempuan untuk menentukan tunangan. Hadiah yang diberi biasanya

berbagai pakaian, perhiasan, alat rumah tangga, uang dan lain-lainnya. Besar

dan jenis dari barang yng diberikan kepada pihak perempuan tergantung dari

kemampuan dari pihak laki-laki (Adams, 2001 : 3).

1.2.7 Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini, fokus penelitian digunakan Batasi ruang lingkup

penelitian agar tidak memperluas ruang lingkup pembahasan dan lebih terfokus

pada apa yang di maksud peneliti, yaitu negosiasi identitas dalam proses lamaran

pada suku Bulungan dengan suku Jawa.

Adapun yang peneliti maksud dengan negosiasi identitas dalam proses

lamaran pada penelitian ini adalah perundingan yang dilakukan oleh dua pihak

yang berbeda latar belakang yaitu suku Bulungan dengan suku Jawa untuk

mendapatkan kesepakatan dan kesepahaman dalam menentukan prosesi adat di

acara pernikahan. Hal-hal yang dirundingkan dalam lamaran pada suku Bulungan

dengan suku Jawa meliputi, penentuan hari dalam pelaksanaan pernikahan. Dalam

menentukan hari baik untuk melangsungkan pernikahan pada suku Jawa

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam ... II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam Kajian Komunikasi Budaya 1.1.1 Komunikasi Antarbudaya Konsep

24

menggunakan Primbon Jawa sebagai acuan menentukan tanggal dan bulan yang

dianggap baik untuk melangsungkan pernikahan. sedangkan pada suku Bulungan

sendiri mempercayai kepada yang di tuakan untuk menentukan hari yang

dianggap baik dalam melangsungkan acara pernikahan. Kemudian pada suku

Bulungan memiliki tradisi yang disebut dengan mengantar jujuran atau sangot

yang dimana jika pihak laki-laki melamar seorang perempuan bersuku Bulungan

maka pihak laki-laki tersebut wajib menyertakan jujuran atau sangot. Pada

lamaran yang terjadi pada suku Bulungan dengan suku Jawa merundingkan besar

dari jumlah yang akan diberi pada saat acara berlangsung.

Kemudian masing-masing pihak merundingkan rangkaian acara yang akan

dilakukan pada saat pernikahan seperti pada suku Bulungan memiliki tradisi pra

nikah yaitu bepupur yang dilakukan calon pengantin dan keluarga. acara ini

bermaksud untuk memeriahkan acara dengan membalurkan bedak basah ke

seluruh tubuh sang calon pengantin. Namun acara ini dapat dirundingkan apabila

keluarga kedua calon mempelai ingin melakukan acara tersebut sesudah

melakukan akad pernikahan. Berbeda dengan suku Jawa memiliki ritual pra

pernikahan yaitu siraman yang bermakna mensucikan atau membersihkan diri

yang dilakukan oleh calon pengantin. Acara ini dipercayai dapat meluruhkan

semua noda masa lalu untuk menyambut hari baru di kehidupan rumah tangga.

Pada proses perundingan juga membahas tentang pakaian pengantin yang

menjadi simbol pernikahan dari suku masing-masing calon mempelai. Pada suku

Bulungan sendiri memiliki pakaian pengantin yang memiliki ciri berwarna kuning

keemasan yang menunjukan strata pada keluarga dari suku tersebut. Kemudian

pada suku Jawa memiliki baju adat yaitu kebaya dengan warna hitam dan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam ... II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Negosiasi Identitas Dalam Kajian Komunikasi Budaya 1.1.1 Komunikasi Antarbudaya Konsep

25

bercorak emas. Proses perundingan pakaian adat pengantin ini dilakukan untuk

menentukan adat yang digunakan saat acara akad dan resepsi berlangsung.

Dikarenakan memiliki perbedaan dalam segi adat pada pernikahan, maka

proses perundingan dan mencari kesepahaman dalam lamaran dilakukan untuk

menyatukan dua latar belakang kemudian menentukan kesepakatan dalam

penggunaan rangkaian acara pada pernikahan.